T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru Sekolah Dasar Kabupaten Wonosobo T2 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program
2.1.1 Konsep Evaluasi
Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones
dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an activity
which can contribute greatly to the understanding and
improvement of policy development and implementation”
(evaluasi

merupakan

suatu

kegiatan

yang

dapat


mengandung pengertian yang besar nilainya serta dapat
membantu
kebijakan

dalam
beserta

penyempurnaan

pelaksanaan

perkembangannya).

Pengertian

tersebut telah menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi
dapat mengetahui apakah pelaksanaan sebuah program
telah sesuai dengan tujuan utama, yang kemmudian
kegiatan evaluasi tersebut akan dapat menjadi patokan
atau tolak ukur mengenai apakah suatu kebijakan atau

kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan atau perlu
diperbaiki atau dihentikan kegiatannya.
Evaluasi merupakan bagian dari suatu sistem
manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan,
monotoring dan evaluasi. Tanpa adanya evaluasi, tentu
tidak akan diketahui bagaimana keadaan/kondisi objek
evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta
juga dengan hasilnya. Sedangkan menurut Arikunto
(2010)

evaluasi

merupakan

sebuah

proses

untuk


menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa
kegiatan yang direncanakan dan digunakan untuk
mendukung

tercapainya

sebuah

tujuan.

Kemudian
7

menurut Arifin (2010) menyatakan evaluasi adalah suatu
proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh
dari kegiatan evaluasi adalah kualitas, sesuatu, baik
yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan
kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu
adalah


evaluasi.

Dari

beberapa

pengertian

serta

penjelasan mengenai evaluasi yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli diatas maka dapat ditarik sebuah
benang

merah

merupakan

tentang


sebuah

evaluasi

proses

yang

yakni

evaluasi

dilakukan

oleh

seseorang guna bertujuan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan suatu program. Keberhasilan program itu
sendiri dapat dilihat dari dampak ataupun hasil yang
telah dicapai oleh program tersebut.

2.1.2 Konsep Program
Menurut Tayibnapis (2008) Program adalah segala
sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dengan harapan
akan mendatangkan pengaruh atau hasil. Jones 1996
menambahkan

dengan

definisi

program

yaitu

’’A

programme is collection of interrelated project designed to
harmonize and integrated various action an activities for
achieving averral policy objectives’’, yaitu bahwa suatu
program merupakan sekumpulan dari proyek-proyek

yang saling berhubungan yang telah disusun guna
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan
secara integrated bertujuan untuk mencapai sasaran
kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan.
Berdasarkan penjelasan dan uraian diatas maka
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa program adalah
suatu kesatuan kegiatan yang saling berhubungan yang
8

dilakukan oleh beberapa atau sekelompok orang yang
saling terkait dalam melaksanakan kebijakan untuk
mencapai sasaran tersebut secara keseluruhan.
2.1.3 Konsep Evaluasi Program
Evaluasi program adalah sebuah proses penetapan
yang secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas
atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ralp Tyler
dalam Karding (2008) mendefinisikan bahwa evaluasi
program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan
program sudah dapat terealisasi. Sedangkan Wahab

(1997)

mengemukakan

bahwa

evaluasi

program

merupakan proses penetapan secara sistematis tentang
tujuan, nilai dan efektifitas atau kecocokan sesuatu
sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan
atas perbandingan secara hati - hati terhadap data yang
diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang
telah dibakukan. Dari berbagai definisi yang telah
dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan evaluasi program adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya

suatu program pemerintah, yang mana selanjutnya
informasi tersebut akan digunakan untuk menentukan
pilihan yang tepat dalam mengambil atau menentukan
sebuah keputusan yang akan diambil.
2.2. Tujuan Evaluasi Program
Sudjana (2006), menyebutkan bahwa terdapat 6
(enam) hal tujuan khusus evaluasi program, yaitu:

9

a. Memberikan masukan bagi perencanaan
suatu program;
b. Menyediakan masukan bagi pengambil
keputusan yang berkaitan dengan tindak
lanjut,
penerusan,
perluasan
atau
penghentian suatu program;
c. Memberikan masukan bagi pengambilan

keputusan
tentang
perbaikan
atau
pengembangan sebuah program ;
d. Memberikan masukan yang berkenaan
mengenai faktor penunjang ataupun faktor
pendukung serta faktor penghambat program
tersebut;
e. Memberikan
masukan
untuk
kegiatan
pembinaan (supervisi, pengawasan dan
monitoring) dan motivasi bagi penyelenggara,
pelaksana ataupun pelaksana program;
f. Menyajikan data mengenai konsep dasar
keilmuan bagi evaluasi program pendidikan
di luar sekolah.
Sedangkan menurut Arifin (2010) menyatakan

bahwa tujuan evalusi program adalah

supaya agar

dapat diketahui dengan pasti apakah pencapaian hasil,
kemajuan

dan

hambatan

yang

dijumpai

dalam

pelaksanaan program dapat dinilai dan dipelajari untuk
perbaikan pelaksanaan program dimasa yang akan
mendatang. Dari penjelasan tersebut dapat di intisarikan
bahwa evaluasi program bertujuan untuk memberikan
rekomendasi atau memberikan beberapa pertimbangan
bagi pengambil keputusan dengan masukan hasil dari
evaluasi program yang sedang dilaksanakan atau telah
dilaksanakan untuk melaksanakan kegiatan perbaikan
yang lebih lanjut.

10

2.3. Manfaat Evaluasi Program
Menurut Arikunto (2014) manfaat dari evaluasi
program

yaitu

a)

menghentikan

program

karena

dipandang bahwa program tersebut tidak berguna atau
kurang bermanfaat; b) merevisi program pada bagianbagian

yang

melanjutkan

tidak
program

sesuai

dengan

harapan;

karena

pelaksanaan

c)

program

sudah memberikan hasil atau menunjukkan bahwa
segala sesuatunya sudah sesuai dengan harapan; d)
menyebarluaskan

program

karena

program

telah

berhasil dilaksanakan dan sesuai dengan harapan maka
akan

sangat

baik

jika

program

tersebut

dapat

diimplementasikan di tempat lain.
Ruswati (2008) menambahkan dan menjelaskan
bahwa

manfaat

dari

evaluasi

program

adalah;

a)

Memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki;
b) Memberikan masukan tentang suatu program bahwa
apakah

program/proyek

diteruskan

atau

masukanapakah

tersebut

dihentikan;
program

hendak

c)

yang

akan

Memeberikan
sama

dapat

diimplementasikan atau diterapkan ditempat lain; d)
Memberitahukan teknik atau strategi mana yang pelu
diganti atau dihapus; e) memberikan masukan apakah
pendekatan/teori tentang suatu program dapat diteima
atau ditolak; f) Mmeberikan masukan kearah mana dana
harus dialokasikan.
Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut maka
dapat

ditarik

bermanfaat

kesimpulan

untuk

bahwa

memberikan

evaluasi

program

rekomendasi

atau

memberikan beberapa pertimbangan bagi pengambil
11

keputusan dengan masukan hasil dari evaluasi program
yang sedang dilaksanakan atau telah dilaksanakan.
2.4. Model Evaluasi
2.4.1 Pengertian Gap Analysis
Secara

harafiah

kata

“gap”

mengindikasikan

adanya suatu perbedaan (discrepancy) antara satu hal
dengan

hal

lainnya.

Model

Evaluasi

Discrepancy/

Kesenjangan (Provus, 1971 dalam Suciptoardi, 2011)
merupakan

suatu

model

evaluasi

program

yang

menekankan pentingnya pemahaman sistem sebelum
evaluasi. Model ini merupakan suatu prosedur problemsolving untuk mengidentifikasi kelemahan (termasuk
dalam

pemilihan

standar)

dan

untuk

mengambil

tindakan korektif. Dengan model ini, proses evaluasi
pada langkah-langkah dan isi kategori sebagai cara
memfasilitasi perbandingan capaian program standar,
sementara di waktu yang sama mengidentifikasi standar
untuk digunakan untuk perbandingan di masa depan.
Dapat diambil kesimpulan mengenai GAP analysis,
bahwa secara umum gap analysis dapat didefinisikan
sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kinerja suatu lembaga atau institusi.
Dengan kata lain, gap analysis merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari suatu
sistem yang sedang berjalan dengan system standar.
GAP

analysis

sering

digunakan

di

bidang

manajemen dan menjadi salah satu yang digunakan
untuk mengukur kualitas pelayanan (quality of services)
dan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja penyedia layanan. Analisis GAP
12

(Kesenjangan) adalah suatu metode/alat yang membantu
suatu

lembaga

dengan

membandingkan

performansi

potensi.

performansi

actual

Operasionalnya

dapat

diungkapkan dengan dua pertanyaan berikut: “Di mana
kita sekarang?” dan “Apa yang kita inginkan?” Model
yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan
Berry (1985) salah satu dari lima GAP (kesenjangan),
yaitu: kesenjangan antara standar pelayanan lembaga
dan pelayanan yang diberikan, kaitan dalam penelitian
ini adalah, bagaimana pelaksanaan Sertifikasi guru pada
Sekolah dasar. Dengan menggunakan GAP analysis
dapat diketahui semakin kecil kesenjangan tersebut,
semakin baik kualitas pelayanan. Gap akan bernilai (+)
positif bila nilai aktual lebih besar dari nilai target,
sebaliknya bernilai (-) negative apabila nilai target lebih
besar dari nilai aktual. Apabila nilai target semakin besar
dan nilai aktual semakin kecil maka akan diperoleh gap
yang semakin melebar.
Zaibaski

(2010)

berpendapat

bahwa

tujuan

analysis gap adalah untuk mengidentifikasi gap antara
alokasi optimis dan integrasi input, serta ketercapaian
sekarang. Analisis gap membantu organisasi/ lembaga
dalam mengungkapkan yang mana harus diperbaiki.
Proses analysis gap mencakup penetapan, dokumentasi,
dan sisi positif keragaman keinginan dan kapabilitas
(sekarang). Tujuan dilakukan gap analisis adalah untuk
melihat sejauh mana kesesuaian system yang sedang
dijalankan dengan standar terkait yg harus dipenuhi.
Secara singkat, GAP analysis bermanfaat untuk :

13

a. Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja
aktual dengan suatu standar kinerja yang diharapkan.
b. Mengetahui

peningkatan

kinerja

yang

diperlukan

untuk menutup kesenjangan tersebut,dan
c. Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan
terkait prioritas waktu dan biaya yang dibutuhkan
untuk

memenuhi

standar

pelayanan

yang

telah

ditetapkan.
Untuk

terlaksananya

suatu

program,

maka

instansi menetapkan kegiatan-kegiatan yang merupakan
penuangan

dari

program.

Untuk

menilai

berhasil

tidaknya suatu kegiatan maka penilaian dilakukan
terhadap indikator kinerja kegiatan. Langkah analisis
kesenjangan pada level indikator kinerja kegiatan sama
dengan langkah yang dilakukan pada analisis indaktor
kinerja program. Analisis kesenjangan (GAP analysis)
bertumpu pada evaluasi diri dan observasi subyek untuk
mendapatkan

gambaran

bagaimana

kondisi

dan

kenyataan dilapangan.
Dalam melakukan gap analysis, menurut Zaibaski
(2010) terdapat beberapa langkah utama yang perlu
dilakukan yaitu sebagai berikut ini.
1) Identifikasi komponen program yang akan dianalisis.
Program yang akan dianalisis dapat berupa program
secara umum ataupun program tertentu, misalnya
program di bidang pendidikan atau kesehatan, atau
program yang lebih spesifik.

14

2) Penentuan standar evaluasi program pelayanan.
Standar evaluasi program dapat dijabarkan ke dalam
beberapa indikator terkait dengan tujuan dan manfaat
dari program yang akan di evaluasi.
3) Penyebaran kuesioner atau wawancara terfokus
Isi kuesioner dan wawancara disesuaikan dengan
desain

gap

analysis

Pertanyaan

wawancara

aspek

dimensi

dan

yang

hendak

dilakukan.

dan

kuesioner

mencakup

yang

akan

diukur.

Dimensi

pelayanan misalnya adalah dimensi: fisik, dimensi
keterlibatan, dimensi ketepatan, dimensi keterjaminan
dan dimensi empati. Untuk memudahkan pengukuran
secara kuantitatif, maka setiap dimensi yang dinilai
diberi skala atau skor. Hasil kuesioner yang menarik
perlu

dibahas

melalui

wawancara

atau

diskusi

kelompok terfokus guna memperoleh data yang lebih
lengkap sekaligus memvalidasinya.
4) Analisis Data
Dengan

menggunakan

statistic

deskriptif

dapat

diketahui: rata-rata skor untuk setiap pasangan faktor
yang sedang dikalkulasi kesenjangan. Selain itu juga
untuk perhitungan kesenjangan untuk masing-masing
dimensi.
Perhitungan

kesenjangan

dimensi

masing-masing

menggunakan formula:
Kesenjangani (Gi) = Rata-rata expected servicei – Ratarata perceived servicei

15

Kriteria analisis kesenjangannya:
Jika Ḡ >Gi =

kualitas yang diharapkan masyarakat
lebih

tinggi

daripada

pelayanan

yang

masyarakat,
perlu

maka

kualitas
dirasakan

instansi

meningkatkan

terkait

kinerja

dan

kualitas pelayanan publik.
Jika Ḡ

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4