T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru Sekolah Dasar Kabupaten Wonosobo T2 BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program
2.1.1 Konsep Evaluasi
Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones
dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an activity
which can contribute greatly to the understanding and
improvement of policy development and implementation”
(evaluasi
merupakan
suatu
kegiatan
yang
dapat
mengandung pengertian yang besar nilainya serta dapat
membantu
kebijakan
dalam
beserta
penyempurnaan
pelaksanaan
perkembangannya).
Pengertian
tersebut telah menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi
dapat mengetahui apakah pelaksanaan sebuah program
telah sesuai dengan tujuan utama, yang kemmudian
kegiatan evaluasi tersebut akan dapat menjadi patokan
atau tolak ukur mengenai apakah suatu kebijakan atau
kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan atau perlu
diperbaiki atau dihentikan kegiatannya.
Evaluasi merupakan bagian dari suatu sistem
manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan,
monotoring dan evaluasi. Tanpa adanya evaluasi, tentu
tidak akan diketahui bagaimana keadaan/kondisi objek
evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta
juga dengan hasilnya. Sedangkan menurut Arikunto
(2010)
evaluasi
merupakan
sebuah
proses
untuk
menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa
kegiatan yang direncanakan dan digunakan untuk
mendukung
tercapainya
sebuah
tujuan.
Kemudian
7
menurut Arifin (2010) menyatakan evaluasi adalah suatu
proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh
dari kegiatan evaluasi adalah kualitas, sesuatu, baik
yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan
kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu
adalah
evaluasi.
Dari
beberapa
pengertian
serta
penjelasan mengenai evaluasi yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli diatas maka dapat ditarik sebuah
benang
merah
merupakan
tentang
sebuah
evaluasi
proses
yang
yakni
evaluasi
dilakukan
oleh
seseorang guna bertujuan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan suatu program. Keberhasilan program itu
sendiri dapat dilihat dari dampak ataupun hasil yang
telah dicapai oleh program tersebut.
2.1.2 Konsep Program
Menurut Tayibnapis (2008) Program adalah segala
sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dengan harapan
akan mendatangkan pengaruh atau hasil. Jones 1996
menambahkan
dengan
definisi
program
yaitu
’’A
programme is collection of interrelated project designed to
harmonize and integrated various action an activities for
achieving averral policy objectives’’, yaitu bahwa suatu
program merupakan sekumpulan dari proyek-proyek
yang saling berhubungan yang telah disusun guna
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan
secara integrated bertujuan untuk mencapai sasaran
kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan.
Berdasarkan penjelasan dan uraian diatas maka
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa program adalah
suatu kesatuan kegiatan yang saling berhubungan yang
8
dilakukan oleh beberapa atau sekelompok orang yang
saling terkait dalam melaksanakan kebijakan untuk
mencapai sasaran tersebut secara keseluruhan.
2.1.3 Konsep Evaluasi Program
Evaluasi program adalah sebuah proses penetapan
yang secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas
atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ralp Tyler
dalam Karding (2008) mendefinisikan bahwa evaluasi
program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan
program sudah dapat terealisasi. Sedangkan Wahab
(1997)
mengemukakan
bahwa
evaluasi
program
merupakan proses penetapan secara sistematis tentang
tujuan, nilai dan efektifitas atau kecocokan sesuatu
sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan
atas perbandingan secara hati - hati terhadap data yang
diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang
telah dibakukan. Dari berbagai definisi yang telah
dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan evaluasi program adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
suatu program pemerintah, yang mana selanjutnya
informasi tersebut akan digunakan untuk menentukan
pilihan yang tepat dalam mengambil atau menentukan
sebuah keputusan yang akan diambil.
2.2. Tujuan Evaluasi Program
Sudjana (2006), menyebutkan bahwa terdapat 6
(enam) hal tujuan khusus evaluasi program, yaitu:
9
a. Memberikan masukan bagi perencanaan
suatu program;
b. Menyediakan masukan bagi pengambil
keputusan yang berkaitan dengan tindak
lanjut,
penerusan,
perluasan
atau
penghentian suatu program;
c. Memberikan masukan bagi pengambilan
keputusan
tentang
perbaikan
atau
pengembangan sebuah program ;
d. Memberikan masukan yang berkenaan
mengenai faktor penunjang ataupun faktor
pendukung serta faktor penghambat program
tersebut;
e. Memberikan
masukan
untuk
kegiatan
pembinaan (supervisi, pengawasan dan
monitoring) dan motivasi bagi penyelenggara,
pelaksana ataupun pelaksana program;
f. Menyajikan data mengenai konsep dasar
keilmuan bagi evaluasi program pendidikan
di luar sekolah.
Sedangkan menurut Arifin (2010) menyatakan
bahwa tujuan evalusi program adalah
supaya agar
dapat diketahui dengan pasti apakah pencapaian hasil,
kemajuan
dan
hambatan
yang
dijumpai
dalam
pelaksanaan program dapat dinilai dan dipelajari untuk
perbaikan pelaksanaan program dimasa yang akan
mendatang. Dari penjelasan tersebut dapat di intisarikan
bahwa evaluasi program bertujuan untuk memberikan
rekomendasi atau memberikan beberapa pertimbangan
bagi pengambil keputusan dengan masukan hasil dari
evaluasi program yang sedang dilaksanakan atau telah
dilaksanakan untuk melaksanakan kegiatan perbaikan
yang lebih lanjut.
10
2.3. Manfaat Evaluasi Program
Menurut Arikunto (2014) manfaat dari evaluasi
program
yaitu
a)
menghentikan
program
karena
dipandang bahwa program tersebut tidak berguna atau
kurang bermanfaat; b) merevisi program pada bagianbagian
yang
melanjutkan
tidak
program
sesuai
dengan
harapan;
karena
pelaksanaan
c)
program
sudah memberikan hasil atau menunjukkan bahwa
segala sesuatunya sudah sesuai dengan harapan; d)
menyebarluaskan
program
karena
program
telah
berhasil dilaksanakan dan sesuai dengan harapan maka
akan
sangat
baik
jika
program
tersebut
dapat
diimplementasikan di tempat lain.
Ruswati (2008) menambahkan dan menjelaskan
bahwa
manfaat
dari
evaluasi
program
adalah;
a)
Memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki;
b) Memberikan masukan tentang suatu program bahwa
apakah
program/proyek
diteruskan
atau
masukanapakah
tersebut
dihentikan;
program
hendak
c)
yang
akan
Memeberikan
sama
dapat
diimplementasikan atau diterapkan ditempat lain; d)
Memberitahukan teknik atau strategi mana yang pelu
diganti atau dihapus; e) memberikan masukan apakah
pendekatan/teori tentang suatu program dapat diteima
atau ditolak; f) Mmeberikan masukan kearah mana dana
harus dialokasikan.
Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut maka
dapat
ditarik
bermanfaat
kesimpulan
untuk
bahwa
memberikan
evaluasi
program
rekomendasi
atau
memberikan beberapa pertimbangan bagi pengambil
11
keputusan dengan masukan hasil dari evaluasi program
yang sedang dilaksanakan atau telah dilaksanakan.
2.4. Model Evaluasi
2.4.1 Pengertian Gap Analysis
Secara
harafiah
kata
“gap”
mengindikasikan
adanya suatu perbedaan (discrepancy) antara satu hal
dengan
hal
lainnya.
Model
Evaluasi
Discrepancy/
Kesenjangan (Provus, 1971 dalam Suciptoardi, 2011)
merupakan
suatu
model
evaluasi
program
yang
menekankan pentingnya pemahaman sistem sebelum
evaluasi. Model ini merupakan suatu prosedur problemsolving untuk mengidentifikasi kelemahan (termasuk
dalam
pemilihan
standar)
dan
untuk
mengambil
tindakan korektif. Dengan model ini, proses evaluasi
pada langkah-langkah dan isi kategori sebagai cara
memfasilitasi perbandingan capaian program standar,
sementara di waktu yang sama mengidentifikasi standar
untuk digunakan untuk perbandingan di masa depan.
Dapat diambil kesimpulan mengenai GAP analysis,
bahwa secara umum gap analysis dapat didefinisikan
sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kinerja suatu lembaga atau institusi.
Dengan kata lain, gap analysis merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari suatu
sistem yang sedang berjalan dengan system standar.
GAP
analysis
sering
digunakan
di
bidang
manajemen dan menjadi salah satu yang digunakan
untuk mengukur kualitas pelayanan (quality of services)
dan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja penyedia layanan. Analisis GAP
12
(Kesenjangan) adalah suatu metode/alat yang membantu
suatu
lembaga
dengan
membandingkan
performansi
potensi.
performansi
actual
Operasionalnya
dapat
diungkapkan dengan dua pertanyaan berikut: “Di mana
kita sekarang?” dan “Apa yang kita inginkan?” Model
yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan
Berry (1985) salah satu dari lima GAP (kesenjangan),
yaitu: kesenjangan antara standar pelayanan lembaga
dan pelayanan yang diberikan, kaitan dalam penelitian
ini adalah, bagaimana pelaksanaan Sertifikasi guru pada
Sekolah dasar. Dengan menggunakan GAP analysis
dapat diketahui semakin kecil kesenjangan tersebut,
semakin baik kualitas pelayanan. Gap akan bernilai (+)
positif bila nilai aktual lebih besar dari nilai target,
sebaliknya bernilai (-) negative apabila nilai target lebih
besar dari nilai aktual. Apabila nilai target semakin besar
dan nilai aktual semakin kecil maka akan diperoleh gap
yang semakin melebar.
Zaibaski
(2010)
berpendapat
bahwa
tujuan
analysis gap adalah untuk mengidentifikasi gap antara
alokasi optimis dan integrasi input, serta ketercapaian
sekarang. Analisis gap membantu organisasi/ lembaga
dalam mengungkapkan yang mana harus diperbaiki.
Proses analysis gap mencakup penetapan, dokumentasi,
dan sisi positif keragaman keinginan dan kapabilitas
(sekarang). Tujuan dilakukan gap analisis adalah untuk
melihat sejauh mana kesesuaian system yang sedang
dijalankan dengan standar terkait yg harus dipenuhi.
Secara singkat, GAP analysis bermanfaat untuk :
13
a. Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja
aktual dengan suatu standar kinerja yang diharapkan.
b. Mengetahui
peningkatan
kinerja
yang
diperlukan
untuk menutup kesenjangan tersebut,dan
c. Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan
terkait prioritas waktu dan biaya yang dibutuhkan
untuk
memenuhi
standar
pelayanan
yang
telah
ditetapkan.
Untuk
terlaksananya
suatu
program,
maka
instansi menetapkan kegiatan-kegiatan yang merupakan
penuangan
dari
program.
Untuk
menilai
berhasil
tidaknya suatu kegiatan maka penilaian dilakukan
terhadap indikator kinerja kegiatan. Langkah analisis
kesenjangan pada level indikator kinerja kegiatan sama
dengan langkah yang dilakukan pada analisis indaktor
kinerja program. Analisis kesenjangan (GAP analysis)
bertumpu pada evaluasi diri dan observasi subyek untuk
mendapatkan
gambaran
bagaimana
kondisi
dan
kenyataan dilapangan.
Dalam melakukan gap analysis, menurut Zaibaski
(2010) terdapat beberapa langkah utama yang perlu
dilakukan yaitu sebagai berikut ini.
1) Identifikasi komponen program yang akan dianalisis.
Program yang akan dianalisis dapat berupa program
secara umum ataupun program tertentu, misalnya
program di bidang pendidikan atau kesehatan, atau
program yang lebih spesifik.
14
2) Penentuan standar evaluasi program pelayanan.
Standar evaluasi program dapat dijabarkan ke dalam
beberapa indikator terkait dengan tujuan dan manfaat
dari program yang akan di evaluasi.
3) Penyebaran kuesioner atau wawancara terfokus
Isi kuesioner dan wawancara disesuaikan dengan
desain
gap
analysis
Pertanyaan
wawancara
aspek
dimensi
dan
yang
hendak
dilakukan.
dan
kuesioner
mencakup
yang
akan
diukur.
Dimensi
pelayanan misalnya adalah dimensi: fisik, dimensi
keterlibatan, dimensi ketepatan, dimensi keterjaminan
dan dimensi empati. Untuk memudahkan pengukuran
secara kuantitatif, maka setiap dimensi yang dinilai
diberi skala atau skor. Hasil kuesioner yang menarik
perlu
dibahas
melalui
wawancara
atau
diskusi
kelompok terfokus guna memperoleh data yang lebih
lengkap sekaligus memvalidasinya.
4) Analisis Data
Dengan
menggunakan
statistic
deskriptif
dapat
diketahui: rata-rata skor untuk setiap pasangan faktor
yang sedang dikalkulasi kesenjangan. Selain itu juga
untuk perhitungan kesenjangan untuk masing-masing
dimensi.
Perhitungan
kesenjangan
dimensi
masing-masing
menggunakan formula:
Kesenjangani (Gi) = Rata-rata expected servicei – Ratarata perceived servicei
15
Kriteria analisis kesenjangannya:
Jika Ḡ >Gi =
kualitas yang diharapkan masyarakat
lebih
tinggi
daripada
pelayanan
yang
masyarakat,
perlu
maka
kualitas
dirasakan
instansi
meningkatkan
terkait
kinerja
dan
kualitas pelayanan publik.
Jika Ḡ
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Evaluasi dan Evaluasi Program
2.1.1 Konsep Evaluasi
Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones
dalam Aprilia (2009) adalah “evaluation is an activity
which can contribute greatly to the understanding and
improvement of policy development and implementation”
(evaluasi
merupakan
suatu
kegiatan
yang
dapat
mengandung pengertian yang besar nilainya serta dapat
membantu
kebijakan
dalam
beserta
penyempurnaan
pelaksanaan
perkembangannya).
Pengertian
tersebut telah menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi
dapat mengetahui apakah pelaksanaan sebuah program
telah sesuai dengan tujuan utama, yang kemmudian
kegiatan evaluasi tersebut akan dapat menjadi patokan
atau tolak ukur mengenai apakah suatu kebijakan atau
kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan atau perlu
diperbaiki atau dihentikan kegiatannya.
Evaluasi merupakan bagian dari suatu sistem
manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan,
monotoring dan evaluasi. Tanpa adanya evaluasi, tentu
tidak akan diketahui bagaimana keadaan/kondisi objek
evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta
juga dengan hasilnya. Sedangkan menurut Arikunto
(2010)
evaluasi
merupakan
sebuah
proses
untuk
menentukan hasil yang telah dicapai dari beberapa
kegiatan yang direncanakan dan digunakan untuk
mendukung
tercapainya
sebuah
tujuan.
Kemudian
7
menurut Arifin (2010) menyatakan evaluasi adalah suatu
proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh
dari kegiatan evaluasi adalah kualitas, sesuatu, baik
yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan
kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu
adalah
evaluasi.
Dari
beberapa
pengertian
serta
penjelasan mengenai evaluasi yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli diatas maka dapat ditarik sebuah
benang
merah
merupakan
tentang
sebuah
evaluasi
proses
yang
yakni
evaluasi
dilakukan
oleh
seseorang guna bertujuan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan suatu program. Keberhasilan program itu
sendiri dapat dilihat dari dampak ataupun hasil yang
telah dicapai oleh program tersebut.
2.1.2 Konsep Program
Menurut Tayibnapis (2008) Program adalah segala
sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dengan harapan
akan mendatangkan pengaruh atau hasil. Jones 1996
menambahkan
dengan
definisi
program
yaitu
’’A
programme is collection of interrelated project designed to
harmonize and integrated various action an activities for
achieving averral policy objectives’’, yaitu bahwa suatu
program merupakan sekumpulan dari proyek-proyek
yang saling berhubungan yang telah disusun guna
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dan
secara integrated bertujuan untuk mencapai sasaran
kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan.
Berdasarkan penjelasan dan uraian diatas maka
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa program adalah
suatu kesatuan kegiatan yang saling berhubungan yang
8
dilakukan oleh beberapa atau sekelompok orang yang
saling terkait dalam melaksanakan kebijakan untuk
mencapai sasaran tersebut secara keseluruhan.
2.1.3 Konsep Evaluasi Program
Evaluasi program adalah sebuah proses penetapan
yang secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas
atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ralp Tyler
dalam Karding (2008) mendefinisikan bahwa evaluasi
program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan
program sudah dapat terealisasi. Sedangkan Wahab
(1997)
mengemukakan
bahwa
evaluasi
program
merupakan proses penetapan secara sistematis tentang
tujuan, nilai dan efektifitas atau kecocokan sesuatu
sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan
atas perbandingan secara hati - hati terhadap data yang
diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang
telah dibakukan. Dari berbagai definisi yang telah
dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan evaluasi program adalah kegiatan
untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
suatu program pemerintah, yang mana selanjutnya
informasi tersebut akan digunakan untuk menentukan
pilihan yang tepat dalam mengambil atau menentukan
sebuah keputusan yang akan diambil.
2.2. Tujuan Evaluasi Program
Sudjana (2006), menyebutkan bahwa terdapat 6
(enam) hal tujuan khusus evaluasi program, yaitu:
9
a. Memberikan masukan bagi perencanaan
suatu program;
b. Menyediakan masukan bagi pengambil
keputusan yang berkaitan dengan tindak
lanjut,
penerusan,
perluasan
atau
penghentian suatu program;
c. Memberikan masukan bagi pengambilan
keputusan
tentang
perbaikan
atau
pengembangan sebuah program ;
d. Memberikan masukan yang berkenaan
mengenai faktor penunjang ataupun faktor
pendukung serta faktor penghambat program
tersebut;
e. Memberikan
masukan
untuk
kegiatan
pembinaan (supervisi, pengawasan dan
monitoring) dan motivasi bagi penyelenggara,
pelaksana ataupun pelaksana program;
f. Menyajikan data mengenai konsep dasar
keilmuan bagi evaluasi program pendidikan
di luar sekolah.
Sedangkan menurut Arifin (2010) menyatakan
bahwa tujuan evalusi program adalah
supaya agar
dapat diketahui dengan pasti apakah pencapaian hasil,
kemajuan
dan
hambatan
yang
dijumpai
dalam
pelaksanaan program dapat dinilai dan dipelajari untuk
perbaikan pelaksanaan program dimasa yang akan
mendatang. Dari penjelasan tersebut dapat di intisarikan
bahwa evaluasi program bertujuan untuk memberikan
rekomendasi atau memberikan beberapa pertimbangan
bagi pengambil keputusan dengan masukan hasil dari
evaluasi program yang sedang dilaksanakan atau telah
dilaksanakan untuk melaksanakan kegiatan perbaikan
yang lebih lanjut.
10
2.3. Manfaat Evaluasi Program
Menurut Arikunto (2014) manfaat dari evaluasi
program
yaitu
a)
menghentikan
program
karena
dipandang bahwa program tersebut tidak berguna atau
kurang bermanfaat; b) merevisi program pada bagianbagian
yang
melanjutkan
tidak
program
sesuai
dengan
harapan;
karena
pelaksanaan
c)
program
sudah memberikan hasil atau menunjukkan bahwa
segala sesuatunya sudah sesuai dengan harapan; d)
menyebarluaskan
program
karena
program
telah
berhasil dilaksanakan dan sesuai dengan harapan maka
akan
sangat
baik
jika
program
tersebut
dapat
diimplementasikan di tempat lain.
Ruswati (2008) menambahkan dan menjelaskan
bahwa
manfaat
dari
evaluasi
program
adalah;
a)
Memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki;
b) Memberikan masukan tentang suatu program bahwa
apakah
program/proyek
diteruskan
atau
masukanapakah
tersebut
dihentikan;
program
hendak
c)
yang
akan
Memeberikan
sama
dapat
diimplementasikan atau diterapkan ditempat lain; d)
Memberitahukan teknik atau strategi mana yang pelu
diganti atau dihapus; e) memberikan masukan apakah
pendekatan/teori tentang suatu program dapat diteima
atau ditolak; f) Mmeberikan masukan kearah mana dana
harus dialokasikan.
Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut maka
dapat
ditarik
bermanfaat
kesimpulan
untuk
bahwa
memberikan
evaluasi
program
rekomendasi
atau
memberikan beberapa pertimbangan bagi pengambil
11
keputusan dengan masukan hasil dari evaluasi program
yang sedang dilaksanakan atau telah dilaksanakan.
2.4. Model Evaluasi
2.4.1 Pengertian Gap Analysis
Secara
harafiah
kata
“gap”
mengindikasikan
adanya suatu perbedaan (discrepancy) antara satu hal
dengan
hal
lainnya.
Model
Evaluasi
Discrepancy/
Kesenjangan (Provus, 1971 dalam Suciptoardi, 2011)
merupakan
suatu
model
evaluasi
program
yang
menekankan pentingnya pemahaman sistem sebelum
evaluasi. Model ini merupakan suatu prosedur problemsolving untuk mengidentifikasi kelemahan (termasuk
dalam
pemilihan
standar)
dan
untuk
mengambil
tindakan korektif. Dengan model ini, proses evaluasi
pada langkah-langkah dan isi kategori sebagai cara
memfasilitasi perbandingan capaian program standar,
sementara di waktu yang sama mengidentifikasi standar
untuk digunakan untuk perbandingan di masa depan.
Dapat diambil kesimpulan mengenai GAP analysis,
bahwa secara umum gap analysis dapat didefinisikan
sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kinerja suatu lembaga atau institusi.
Dengan kata lain, gap analysis merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mengetahui kinerja dari suatu
sistem yang sedang berjalan dengan system standar.
GAP
analysis
sering
digunakan
di
bidang
manajemen dan menjadi salah satu yang digunakan
untuk mengukur kualitas pelayanan (quality of services)
dan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja penyedia layanan. Analisis GAP
12
(Kesenjangan) adalah suatu metode/alat yang membantu
suatu
lembaga
dengan
membandingkan
performansi
potensi.
performansi
actual
Operasionalnya
dapat
diungkapkan dengan dua pertanyaan berikut: “Di mana
kita sekarang?” dan “Apa yang kita inginkan?” Model
yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan
Berry (1985) salah satu dari lima GAP (kesenjangan),
yaitu: kesenjangan antara standar pelayanan lembaga
dan pelayanan yang diberikan, kaitan dalam penelitian
ini adalah, bagaimana pelaksanaan Sertifikasi guru pada
Sekolah dasar. Dengan menggunakan GAP analysis
dapat diketahui semakin kecil kesenjangan tersebut,
semakin baik kualitas pelayanan. Gap akan bernilai (+)
positif bila nilai aktual lebih besar dari nilai target,
sebaliknya bernilai (-) negative apabila nilai target lebih
besar dari nilai aktual. Apabila nilai target semakin besar
dan nilai aktual semakin kecil maka akan diperoleh gap
yang semakin melebar.
Zaibaski
(2010)
berpendapat
bahwa
tujuan
analysis gap adalah untuk mengidentifikasi gap antara
alokasi optimis dan integrasi input, serta ketercapaian
sekarang. Analisis gap membantu organisasi/ lembaga
dalam mengungkapkan yang mana harus diperbaiki.
Proses analysis gap mencakup penetapan, dokumentasi,
dan sisi positif keragaman keinginan dan kapabilitas
(sekarang). Tujuan dilakukan gap analisis adalah untuk
melihat sejauh mana kesesuaian system yang sedang
dijalankan dengan standar terkait yg harus dipenuhi.
Secara singkat, GAP analysis bermanfaat untuk :
13
a. Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja
aktual dengan suatu standar kinerja yang diharapkan.
b. Mengetahui
peningkatan
kinerja
yang
diperlukan
untuk menutup kesenjangan tersebut,dan
c. Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan
terkait prioritas waktu dan biaya yang dibutuhkan
untuk
memenuhi
standar
pelayanan
yang
telah
ditetapkan.
Untuk
terlaksananya
suatu
program,
maka
instansi menetapkan kegiatan-kegiatan yang merupakan
penuangan
dari
program.
Untuk
menilai
berhasil
tidaknya suatu kegiatan maka penilaian dilakukan
terhadap indikator kinerja kegiatan. Langkah analisis
kesenjangan pada level indikator kinerja kegiatan sama
dengan langkah yang dilakukan pada analisis indaktor
kinerja program. Analisis kesenjangan (GAP analysis)
bertumpu pada evaluasi diri dan observasi subyek untuk
mendapatkan
gambaran
bagaimana
kondisi
dan
kenyataan dilapangan.
Dalam melakukan gap analysis, menurut Zaibaski
(2010) terdapat beberapa langkah utama yang perlu
dilakukan yaitu sebagai berikut ini.
1) Identifikasi komponen program yang akan dianalisis.
Program yang akan dianalisis dapat berupa program
secara umum ataupun program tertentu, misalnya
program di bidang pendidikan atau kesehatan, atau
program yang lebih spesifik.
14
2) Penentuan standar evaluasi program pelayanan.
Standar evaluasi program dapat dijabarkan ke dalam
beberapa indikator terkait dengan tujuan dan manfaat
dari program yang akan di evaluasi.
3) Penyebaran kuesioner atau wawancara terfokus
Isi kuesioner dan wawancara disesuaikan dengan
desain
gap
analysis
Pertanyaan
wawancara
aspek
dimensi
dan
yang
hendak
dilakukan.
dan
kuesioner
mencakup
yang
akan
diukur.
Dimensi
pelayanan misalnya adalah dimensi: fisik, dimensi
keterlibatan, dimensi ketepatan, dimensi keterjaminan
dan dimensi empati. Untuk memudahkan pengukuran
secara kuantitatif, maka setiap dimensi yang dinilai
diberi skala atau skor. Hasil kuesioner yang menarik
perlu
dibahas
melalui
wawancara
atau
diskusi
kelompok terfokus guna memperoleh data yang lebih
lengkap sekaligus memvalidasinya.
4) Analisis Data
Dengan
menggunakan
statistic
deskriptif
dapat
diketahui: rata-rata skor untuk setiap pasangan faktor
yang sedang dikalkulasi kesenjangan. Selain itu juga
untuk perhitungan kesenjangan untuk masing-masing
dimensi.
Perhitungan
kesenjangan
dimensi
masing-masing
menggunakan formula:
Kesenjangani (Gi) = Rata-rata expected servicei – Ratarata perceived servicei
15
Kriteria analisis kesenjangannya:
Jika Ḡ >Gi =
kualitas yang diharapkan masyarakat
lebih
tinggi
daripada
pelayanan
yang
masyarakat,
perlu
maka
kualitas
dirasakan
instansi
meningkatkan
terkait
kinerja
dan
kualitas pelayanan publik.
Jika Ḡ