T2__ BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pada Pendidikan SDN Kecamatan Dempet Kabupaten Demak T2 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah
satu

pilar

Indonesia.

pokok

pembangunan

Pendidikan

yang

pendidikan
bermutu


di

akan

menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
cerdas dan kompetitif sesuai dengan Visi Kementerian
Pendidikan Nasional Tahun 2025. Untuk mewujudkan
visi tersebut diperlukan upaya peningkatan mutu
pendidikan secara berkelanjutan oleh semua pihak.
Mutu pendidikan mengacu pada standar yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Standar nasional pendidikan adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang

berfungsi

sebagai


dasar

bagi

perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan pada setiap
satuan

pendidikan

pendidikan

nasional

dalam

rangka


yang

bermutu.

mewujudkan
SNP

berisi

ketentuan tentang delapan standar yang dicita-citakan
dapat terwujud di semua satuan pendidikan pada
kurun waktu tertentu.
Mengingat bahwa kondisi satuan pendidikan pada
saat ini masih sangat beragam, dan sebagian besar
kualitasnya masih berada di bawah SNP, maka perlu
dicari

strategi

untuk


mencapai
1

SNP

secara

bertahap.Upaya ini dilakukan dengan menetapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan
tingkat layanan minimal yang harus dipenuhi oleh
setiap satuan pendidikan. Apabila SPM Pendidikan
telah tercapai maka indikator tingkat (mutu) layanan
akan dinaikkan dan waktu ke waktu hingga pada
akhirnya mencapai tingkatan yang ditetapkan dalam
SNP. Oleh karena itu, SPM Pendidikan dapat diartikan
sebagai strategi untuk mencapai SNP secara bertahap
dan

merupakan


sasaran

antara

untuk

menuju

pemenuhan SNP.
Sistem

Penjaminan

Mutu

Pendidikan

(SPMP)


didefinisikan sebagai kegiatan sistemik dan terpadu
oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara
pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan
masyarakat untuk melaksanakan upaya peningkatkan
mutu

pendidikan

secara

berkesinambungan.

Penjaminan mutu pendidikan dimaksudkan untuk
memastikan bahwa setiap satuan pendidikan berusaha
memenuhi SPM dan SNP, dan apabila SNP telah
tercapai maka satuan pendidikan tersebut akan terus
meningkatkan mutu untuk melampaui atau berada di
atas SNP. Standar mutu pendidikan di atas SNP dapat
berupa, antara lain, (a) Standar mutu yang berbasis
keunggulan


lokal,

mengadopsi

dan

dan/atau

(b)

Standar

mutu

mengadaptasi

yang

standar


internasional tertentu.
Untuk dapat mencapai acuan mutu pendidikan
tersebut di atas, setiap satuan pendidikan perlu
menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau
Rencana

Kerja

Sekolah/Madrasah

(RKS/M)

yang

memuat

upaya

peningkatan


berkelanjutan.RKS/M

disusun

mutu
secara

secara

partisipatif

dengan melibatkan semua stakeholder termasuk kepala
sekolah/madrasah, guru, komite sekolah/madrasah,
dan orangtua siswa. RKS/M akan menjadi acuan untuk
melaksanakan perbaikan dalam proses pembelajaran,
manajemen sekolah/madrasah, sarana-prasarana dan
aspek sekolah yang penting lainnya.
Evaluasi pendidikan adalah salah satu tugas
penting yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan

pendidikan, melalui evaluasi dapat diketahui sejauh
mana tujuan pendidikan dapat tercapai.Informasi atau
data yang digunakan dalam evaluasi mempunyai peran
besar terhadap ketepatan memberikan nilai. Evaluasi
yang menggunakan data yang mencakup berbagai
aspek

akan

keberadaan

menghasilkan
nilai

obyek

penggambaran
yang

tentang


dievaluasi

lebih

komprehensip.
Kenyataan

menunjukkan

referensi-referensi

dan

masih

kajian-kajian

langkanya
ilmiah

dan

komprehensif tentang evaluasi pendidikan di Indonesia
baik berdasarkan perspektif teoritis, filosofis maupun
metodologis praktis, diantara impliksinya adalah masih
langkanya

hasil

karya

ilmiah

yang

mengungkap

tentang evaluasi pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk

mewujudkan

pembelajaran

agar

mengembangkan
kekuatan

belajar

peserta

didik

potensi

spiritual

kepribadian,

suasana

dirinya

keagamaan,

kecerdasan,

dan

proses

secara

untuk

memiliki

pengendalian

akhlak

aktif

mulia,

diri,
serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Dalam kehidupan suatu negara,
peranan pendidikan (ilmu pengetahuan) dan teknologi,
memegang

peranan

menjamin

kelangsungan

negara.Karena
merupakan

ilmu

wahana

mengembangkan

yang

amat

penting,

hidup

bangsa

pengetahuan
untuk

kualitas

untuk

dan

dan

teknoogi

meningkatkan

sumber

daya

dan

manusia.

Pendidikan juga dipandang sebagai salah satu dari
berbagai investasi manusia yang dapat menjadi kunci
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia

di

masa

mendatang,

oleh

sebab

itu

pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan
pendidikan nasional yang bermutu dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat Indonesia, hak warga
negara untuk memperoleh pendidikan ini dipertegas
lagi dalam UU No. 20 tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 5 ayat (1) yang
menyatakan bahwa, “Setiap warga negara mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu” dan ayat (5) yang menyatakan bahwa,
“Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat”. Masalah
pendidikan merupakan agenda penting yang harus
diselenggarakan oleh semua pemerintah di dunia. Di
bawah

lembaga

internasional

yaitu

Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNICEF sebagai badan
yang

berkompetensi

di

bidang

pendidikan

dalam

kaitannya dengan hak dasar manusia akan perlunya
pendidikan dasar, UNICEF telah menetapkan dalam
Millenium Development Goals (MDG) 2003 hingga

tahun

2015

di

bidang

pendidikan

yaitu

berupa

komitmen semua negara anggota PBB wajib untuk:
“Mencapai pendidikan dasar secara universal yaitu
memastikan

bahwa

semua

anak,

baik

laki-laki

maupun perempuan menamatkan pendidikan dasar”.
Pendidikan

merupakan

salah

satu

usaha

manusia, untuk mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran, dengan cara yang diakui oleh
masyarakat.

Didalam

pembangunan

Nasional

Indonesia pendidikan bertujuan membangun manusia
Indonesia

seutuhnya

masyarakat

dan

Indonesia

membangun

guna

mendukung

seluruh
upaya

penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak dan didukung
oleh Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan
Tujuan Pendidikan adalah memberikan peluang pada
peserta didik untuk mengembangkan: (1) Pengetahuan
(knowledge), agar mampu mengerti (to enable to
understand), (2) Keterampilan (know how),agar mampu
berbuat

(to

enable

to

do),

(3)

Kebijaksanaan

(wisdom),agar mampu menetapkan prioritas (to enable
to set priorities), (4) Karakter (character), agar dapat
bekerjasama, mempunyai ketekunan, dan menjadi
anggota

masyarakat

yang

dihormati

dan

dapat

dipercaya (to enable, to cooperate, to persevere, and to
be respected and trusted)(Indrakusuma Amir Daien,
1973).
Di Indonesia diwujudkan dengan pelaksanaan
program pemberantasan buta huruf. Wujud lain dari
keseriusan

dari

pemerintah

untuk

mencerdaskan

kehidupan masyarakat terutama pada kemampuan

yang

paling

dasar

yaitu

membaca

dan

menulis

sederhana (kemelekaksaraan) yang dituangkan dalam
PP No. 7 tahun 2005 tentang RPJM 2004-2009, salah
satu

target

pembangunan

pendidikan

adalah

menurunkan angka buta aksara penduduk 15 tahun
ke atas menjadi 5

persen di tahun 2009. Secara

operasional perhatian khusus mengenai buta aksara
ditindaklanjuti dalam Inpres RI No. 5 tahun 2006
tentang “Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun
dan Pemberantasan Buta Aksara”.
Di Indonesia pembangunan bidang pendidikan
sebenarnya telah menampakan hasil, bila dilihat dari
peningkatan

jumlah

penduduk

yang

mampu

menempatkan pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi.Namun

bila

dibandingkan

dengan

jumlah

penduduk secara keseluruhan, persentase penduduk
yang mengenyam pendidikan di Indonesia masih
rendah.Dalam kondisi seperti ini terdapat persepsi
yang berkembang luas bahwa penyediaan layanan di
Indonesia belum terlaksana dengan baik. Diperparah
lagi dengan adanya krisis ekonomi tahun 1998 yang
mengakibatkan dunia pendidikan mengalami krisis,
sehingga imbasnya penduduk makin sulit memperoleh
akses pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dan banyak
penduduk

putus

sekolah,

serta

penyelenggaraan

pendidikan semakin tidak berkualitas.
Berdasarkan penelusuran laporan BPS (2006)
terlihat bahwa di perkotaan penduduk baik laki-laki
atau perempuan yang tamat pendidikan SM/sederajat
23,38%, SD/sederajat 20,63% dan jumlah penduduk
yang tamat PT 6,58%. Adapun untuk daerah pedesaan

terlihat bahwa jumlah penduduk tamat pendidikan
SD/sederajat paling banyak yaitu 8,27% dan PT
1,35%. Kondisi ini memperlihatkan bahwa secara
keseluruhan tingkat pendidikan penduduk Indonesia
masih rendah.
Masalah pendidikan di Indonesia disamping
secara

kuantitas

masih

rendah,

demikian

juga

kualitasnya rendah, hal ini dapat diketahui dari
laporan Bank Dunia (Indopov: 2006) yang menyatakan
bahwa: “Walaupun jumlah siswa yang terdaftar di
Sekolah Dasar di Indonesia cukup tinggi, perbedaan
yang begitu jauh di bidang infrastruktur sekolah,
tingkat kehadiran, dan metode pengajaran merupakan
hal-hal yang membuat kita perlu prihatin. “Sedangkan
data lain tentang rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia dapat dikemukakan dari sebuah buku yang
berjudul Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup
(Life Skil Education) yang diterbitkan oleh TimBroad
Based Education Departemen Pendidikan Nasional
(2002: 2) sebagai berikut: “Dari kompersi Internasional,
mutu

pendidikan

di

Indonesia

juga

kurang

menggembirakan. Human Develovment Index (HDI)
Indonesia menduduki peringkat 102 dari 106 negara
yang disurvei, satu

peringkat di bawah Vietnam”.

Survei The Political Economic Vietnam Risk Consultation
(PERC) melaporkan Indonesia berada diperingkat ke 12
dari 12 negara yang disurvei, juga sutu peringkat di
bawah Vietnam. Dengan kondisi demikian sangat
memperhatinkan apabila penyelenggaraan pendidikan
tidak segera dibenahi karena akan mengakibatkan
kualitas

sumber

daya

manusia

Indonesia

kalah

bersaing dengan negara-negara lain dalam peraturan
dunia di segala aspek kehidupan.
Evaluasi pada penyelenggaraan pendidikan SD N
Harjowinangun

2

Demak,

didasari

yang

KecamatanDempet
pada

Kabupaten

masalah

Standar

Pelayanan Minimal (SPM) sangat penting, karena
merupakan
kualitas

paradigma
pelayanan

kenyataannya
Kecamatan
menghadapi

baru

dalam

pendidikan

penyelenggaraan
Dempet

yang

dalam

pendidikan

Kabupaten

berbagai

peningkatan

kendala,

di

Demak

masih

sehingga

belum

mencapai kinerja yang diharapkan.
Fenomena permasalahan yang nampak dalam
penyelenggaraan pendidikan di Kecamatan Dempet
Kabupaten

Demak,

adalah

penyelenggaraan

sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM),
dengan

permasalahan

dalam

tidak
terkait

penyelenggaraan

pendidikan SDN Harjowinangun 2 KecamatanDempet
Kabupaten Demak tersebut, maka wilayah penelitian
dilakukan di Kecamatan Dempet Kabupaten Demak
dengan

lingkup

pengkajian

penelitian

faktor-faktor

keberhasilan
Harjowinangun

difokuskan
yang

penyelenggaraan
2

dalam

mempengaruhi
pendidikan

KecamatanDempet

SDN

Kabupaten

Demak dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM).

1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat
dirumuskan permasalahan:

1. Bagaimanakah

pelaksanaan

penyelenggaraan

pendidikan di SDN Harjowinangun 2 Kecamatan
Dempet

Kabupaten

Demak

dalam

hal

Standar

Pelayanan Minimal (SPM)?
2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) SD N
Harjowinangun 2 Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak?

1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk

mengetahui

pendidikan

pelaksanaan

Sekolah

Dasar

penyelenggaraan

Standar

Pelayanan

Minimal (SPM) di SD N Harjowinangun 2Kecamatan
Dempet Kabupaten Demak.
2. Untuk

mengetahui

faktor-faktor

mendukung/menghambat

yang

penyelenggaraan

pendidikan Sekolah Dasar dalam Standar Pelayanan
Minimal

(SPM)

di

SDN

Harjowinangun

2

KecamatanDempet Kabupaten Demak.

1.4. Manfaat Penelitian
Ada dua kegunaan yang diharapkan dari evaluasi
penyelenggaraan pendidikan di Kecamatan Dempet
Kabupaten Demak, yaitu:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil
(SPM)

evaluasi

tentang

Standar

Pelayanan

penyelenggaraan

Minimal

pendidikan

Kecamatan Dempet Kabupaten Demak

di

diharapkan

dapat menambah pengetahuan penulis atau peneliti
berupa pengetahuan empiris dari studi kebijakan

pendidikan,

khususnya

tentang

pelaksanaan

penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan dengan
Standar Pelayanan Minimal padalembaga pendidikan
di tingkat Sekolah Dasar (SD).
2. Kegunaan Praktis
Hasil evaluasi Standar Pelayanan Minimal,
tentang

penyelenggaraan

pendidikan

SDN

Harjowinangun 2 Kecamatan Dempet Kabupaten
Demak ini, diharapkan dapat dijadikan masukan
bagi penyelenggara pendidikan Sekolah Dasar, untuk
menyempurnakan

kinerja

pada

penyelenggaraan

pendidikan khususnya tingkat SDN Harjowinangun 2
KecamatanDempet

Kabupaten

Demak,

sehingga

dapat diwujudkan pelayanan pendidikan Sekolah
Dasar yang berkualitas.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45