Aplikasi Hubungan Interpersonal dalam Ke

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan

masyarakat

terhadap

kualitas

pelayanan

keperawatan

dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon cepat dan tepat oleh perawat
sebagai disiplin ilmu yang paling dekat dengan klien. Keperawatan adalah
bagian integral dari disiplin ilmu kesehatan (Fundamental). Menurut Gilles,
60% pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan1. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan belajar banyak
langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya2. Salah satunya adalah pada

saat penerimaan pasien baru yang sudah biasa dilakukan di setiap rumah sakit
di Indonesia. Ironisnya dengan segala aktivitas dan kegiatan yang menyertai
setiap hari rutinitas perawat di ruangan, penerimaan pasien baru tidak
dilaksakan belum dilakukan sesuai standar.
Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang komprehensif melibatkan klien dan keluarga, dimana sangat
mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien
dapat dimulai dengan adanya suatu upaya perencanaan tentang kebutuhan
asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang. Penerimaan pasien
baru yang belum dilakukan sesuai standar maka besar kemungkinan akan
menurunkan mutu suatu kualitas pelayanan yang pada akhirnya dapat
menurunkan tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan suatu Rumah
Sakit2,3,4.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat
dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses
penerimaan pasien baru sesuai standar2. Adanya faktor pengelolaan yang
optimal mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan2,3,5.
1


2
Keperawatan sebagai pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pelayanan
Keperawatan ke depannya diharapkan harus mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Proses keperawatan yang dijalankan berlandaskan dari penalaran klinis yang
dilakukan perawat untuk menemukan masalah keperawatan yang tepat sesuai
keadaan klien. Penalaran klinis adalah komponen penting dalam praktik
keperawatan6.
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks dalam
pelaksanaannya6. Pada prakteknya, perawat harus mengacu pada model
konsep dan teori keperawatan yang telah dimunculkan sebelumnya. Konsep
adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model
keperawatan7.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau
kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang
absolut atau bukti secara langsung. Teori keperawatan digunakan sebagai
dasar dalam menyusun suatu model konsep keperawatan, dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan8.
Pelaksanaan asuhan keperawatan tersebut merupakan aplikasi unsur dan
konsep dari beberapa teori dan model keperawatan yang diadopsi, digabung,
dikembangkan serta dilaksanakan. Kemungkinan diantaranya teori dan model
yang mewarnai asuhan keperawatan yaitu teori yang dikemukakan oleh
Hildegard E. Peplau yang dikenal dengan teori hubungan interpersonal7,8.
Hubungan interpersonal yang terjadi selama proses keperawatan adalah
antara perawat dan klien8. Pelayanan keperawatan yang dilakukan hendaknya

3
adalah pelayanan yang berkualitas sehingga perlu dilandasi oleh pemahaman
tentang masalah keperawatan yang dialami klien, masalah yang dialami klien
berbeda satu sama lain. Masalah keperawatan yang tepat dan sesuai hanya
bisa ditemukan dengan cara penalaran klinis yang baik dari setiap perawat6.
Penalaran


klinis

pada

praktik

keperawatan

membantu

dalam

menghadapi kebutuhan sistem pelayan yang kompleks dan dinamis yang
terjadi pada pasien. Praktik keperawatan membutuhkan perawat yang mampu
berpikir dan mengambil keputusan secara efektif. Perawat seharusnya
memiliki pengetahuan keperawatan dan medik, mampu menganalisis data
klinis dan data lain dari berbagai sumber, menyusun intervensi dan
mengevaluasi kondisi pasien, untuk keselamatan pasien6,9. Perawat harus
memiliki keterampilan penalaran klinik yang efektif agar mampu beradaptasi

terhadap perubahan lingkungan kerja yang serba cepat dan penuh tantangan10.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membuat uraian lebih jauh
mengenai Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau tentang Model
Keperawatan Hubungan Interpersonal serta aplikasinya pada penalaran klinis
melalui proses Penerimaan Pasien baru yang berkualitas.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau mengenai Model
Keperawatan Hubungan Interpersonal pada penalaran klinis melalui proses
Penerimaan Pasien baru yang berkualitas?
C. Tujuan
1. Memahami Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau tentang

Model

Keperawatan Hubungan Interpersonal
2. Mengetahui Aplikasi Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau tentang
Model Keperawatan Hubungan Interpersonal pada penalaran klinis melalui
proses Penerimaan Pasien baru yang berkualitas.

BAB II


TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dan konsep Hildegard E. Peplau “Model Keperawatan Hubungan

Interpersonal”
Pandangan teoritis dari teori keperawatan Hildegard E. Peplau tentang
model keperawatan hubungan interpersonal adalah menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain dengan
menggunakan dasar hubungan antar manusia. Menurut Peplau, proses
keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik karena melibatkan
interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan bersama11.
Profesi keperawatan yaitu suatu perihal yang berhubungan dengan
pekerjaan dengan tugas keperawatan dan kesehatan yang dimana seseorang
tersebut menjalankan asuhan keperawatan. Profesi keperawatan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang pada saat ini
semakin berkembang baik dari segi kualitas maupun kualifikasi tenaga. Segi
kualitas adalah adanya pergeseran sistem pemberian pelayanan keperawatan
dari yang bersifat intuition technical oriented menjadi pelayanan keperawatan
yang bersifat holistic dan unik kepada sistem klien, yaitu individu, keluarga,
kelompok khusus dan komunitas masyarakat dalam tiap tahap tumbuh

kembang sepanjang siklus kehidupan dengan pendekatan proses keperawatan.
1. Deskripsi konsep sentral keperawatan menurut Hildegard E. Peplau
a. Manusia, individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang
dengan caranya sendiri untuk megurangi ketegangan yang disebabkan
oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik,
mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan
penting untuk proses interpersonal11.
b. Lingkungan, budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menghadapi individu11.
c. Kesehatan, suatu perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan
yang berkesinambungan ke arah kehidupan yang kreatif, konstruktif
dan produktif11.

4

5

d. Keperawatan, suatu proses interpersonal yang bermakna. Proses
interpersonal merupakan maturing force dan alat edukatif baik bagi
perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi

interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien
dalam mencapai resolusi masalah11.
2. Tujuh (7) elemen utama keperawatan menurut Hildegard E. Peplau
a. Tujuan asuhan keperawatan :
Kepribadian yang berkembang melalui hubungan interpersonal yang
mendidik dalam pemenuhan kebutuhan klien
b. Klien
Sistem diri yang berkembang sendiri dari karakteristik :
1) Biokimia
2) Fisiologis
3) Interpersonal

dan

kebutuhan,

serta

berupaya


memenuhi

kebutuhannya
4) Mengintegrasikan berbagai pengalaman
Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses
interpersonal.
c. Peran perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal
dengan klien yang bersifat partisipatif, sedangkan klien mengandalkan
isi yang menjadi tujuan. Dalam hubungannya dengan klien, perawat
berperan sebagai :
1) Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada
pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan
pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan
hubungan yang memerlukan kerjasama yang harmonis atas dasar
kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.
2) Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang
spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan
selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan


6

bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas
dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
3) Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang
lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan,
dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi
masalah kesehatan.
4) Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang
demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat
harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan
masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif
klien.
5) Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar
tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik
interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien
untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau
rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
6) Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju

keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan
produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap
masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah
dilakukan11.
d. Sumber kesulitan/masalah
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan
pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas
terjadi apabila kominukasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologik dan biologik individu. Dalam model Peplau ansietas
merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung
dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas
meningkat, oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat
ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi
klien semakin membaik11.
e. Fokus intervensi

7

Ansietas

yang

disebabkan

oleh

hubungan

interpersonal

yang

mempengaruhi perkembangan kepribadian. 4 (empat) komponen sentral
yaitu Proses interpersonal, Perawat, Klien, dan Ansietas11.
f. Cara intervensi
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan
sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling
pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan
untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini
menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh
perawat. Menurut Peplau perawat dalam melakukan intervensi sesuai
dengan Proses interpersonal yaitu terdiri dari 4 fase: orientasi,
identifikasi, eksploitasi dan resolusi11.
1) Fase orientasi :
a) Lebih difokuskan

untuk

membantu

pasien

menyadari

ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan
perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien. Tahap ini ditandai dimana
perawat

melakukan

kontrak

awal

untuk

membangun

kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b) Selama fase ini, individu memiliki kebutuhan yang dirasakan
dan mencari bantuan profesional.
c) Penjelasannya: Perawat membantu individu untuk mengenali
dan memahami masalahnya dan menentukan kebutuhan
8

bantuan11.
2) Fase identifikasi
a) Terjadi ketika perawat menfasilitasi ekspresi perasaan klien dan
tetap

mampu

memberikan

asuhan

keperawatan

yang

diperlukan. Ekspresi perasaan tanpa penolakan diri perawat
memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu
kesempatan untuk mengorientasikan kembali perasaan dan

menguatkan bagian yang positif dari kepribadian klien. Respon
klien pada fase identifikasi dapat berupa :
i. Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat
ii. Individu mandiri terpisah dari perawat
iii. Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada
perawat
b) Pasien mengidentifikasi dengan mereka yang dapat membantu
Pasien.
c) Penjelasan: Perawat meminta izin mengeksplorasi perasaan
untuk membantu pasien dalam menjalani penyakit sebagai
sebuah pengalaman yang mengorientasikan ulang perasaan dan
memperkuat

kekuatan

positif

dalam

kepribadian

dan

memberikan kepuasan yang dibutuhkan11.
3) Fase eksploitasi
a) Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan
nilai hubungan sesuai pandangan atau persepsinya terhadap
situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu pasien dalam
memberikan gambaran kondisi pasien dan seluruh aspek yang
terlibat didalamnya
b) Penjelasan:
i. Selama fase ini, pasien mengupayakan untuk menurunkan
nilai penuh dari apa yang perawat / dia yang ditawarkan
9
melalui hubungan.
ii. Perawat dapat tujuan proyek baru yang akan dicapai melalui
usaha pribadi dan pergeseran kekuasaan dari perawat
kepada pasien sebagai gratifikasi pasien penundaan untuk
mencapai tujuan yang baru dibentuk11.
4) Fase resolusi
a) Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi
ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi
potensi

b)

Penjelasan: Pasien secara bertahap menyisihkan tujuan lama dan
mengadopsi tujuan-tujuan baru. Ini adalah proses dimana
pasien membebaskan diri dari identifikasi dengan perawat11.

Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan
dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang
tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dengan lingkungan
social.
g. Konsekuensi
Sistem diri dengan kepribadian yang berkembang ditandai dengan
ansietas yang berkurang karena kebutuhan yang terpenuhi dan fasilitas
pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi11.
3. Implementasi Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau tentang Model
Keperawatan Hubungan Interpersonal
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk
keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga
sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya kemudian mempublikasikan
teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana
dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang
10
bersifat terapeutik12,13.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien
mencari

bantuan,

pertama

perawat

mendiskusikan

masalah

dan

menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia14. Dengan berkembangnya
hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah
dan kemungkinan penyelesaian masalahnya 14. Dari hubungan ini klien
mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal
menurunkan

kecemasan

yang

berhubungan

dengan

masalah

kesehatannya14,15.
Teori Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan
kolaborasi perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan”
melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan

kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang
baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan
sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi,
identifikasi, penjelasan dan resolusi11,15.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk
praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan,
empati, instrumen perilaku, dan instrumen untuk mengevaluasi respon
verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau15,16.
B. Penerimaan Pasien Baru
1.

Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien
baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan,
medis dan tata tertib ruangan2.

2.

Tujuan
Tujuan dari proses penerimaan pasien baru adalah :
a. Menerima dan menyambut kedatangan klien dengan hangat dan
terapeutik
b. Meningkatkan komunikasi antara perawat dan klien
c. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
d. Menurunkan tingkat kecemasan klien saat masuk rumah sakit2.

3.

Peran Perawat dalam penerimaan Pasien Baru
a. Kepala Ruangan
Menerima pasien baru
b. Perawat Primer/Ketua Tim
1) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
3) Melakukan pengkajian pada pasien baru
4) Mengorientasikan klien pada ruangan

11

5) Memberi penjelasan mengenai perawat dan dokter yang bertanggung
jawab
6) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru
c. Perawat Asosiate/Perawat Pelaksana
Membantu Perawat Primer/Ketua Tim dalam pelaksanaan
Penerimaan Pasien baru2.
4.

Alur Penerimaan Pasien Baru
(Lampiran 1)

5.

Mekanisme kegiatan Penerimaan Pasien Baru
(Lampiran 2)

6.

Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Penerimaan Pasien Baru
(Lampiran 3)

7.

Lembar Penerimaan Pasien Baru
(Lampiran 4)

8.

Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Serah Terima Pasien Baru
(Lampiran 5)

9.

Lembar Serah Terima Pasien Baru
(Lampiran 6)

BAB III
PEMBAHASAN
A.

Analisis Penempatan Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau ”Model
Keperawatan Hubungan Interpersonal” Sebagai Micro Theory dalam
Level of Theorithical Thinking

Asumsi utama atau asumsi dasar dalam pengembangan model konsep
dan teori hubungan interpersonal oleh Peplau dibedakan menjadi asumsi
eksplisit dan implisit12,14,15.
1. Asumsi ekplisit dari memberi pandangan bahwa
a. Perawat akan membuat pasien belajar ketika pasien menerima
penanganan perawatan,
b. Menjalankan fungsi keperawatan dan pendidikan keperawatan dengan
membantu perkembangan pasien ke arah kedewasaan
c. Keperawatan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode yang
membimbing proses ke resolusi dari masalah interpersonal12,14,15.
2. Asumsi implisit
Mempertegas profesi keperawatan memiliki tanggung jawab legal dalam
penggunaan keperawatan secara efektif dan segala konsekuensinya kepada
pasien12,14,15.
Dari dasar asumsi di atas maka dapat kita simpulkan bahwa teori
hubungan interpersonal dari Hildegard E. Peplau teori sesuai dengan kriteria
dari micro range theory yaitu: memiliki batasan waktu dan ruang lingkup atau
aplikasi yang ketat, yang paling konkret dan aplikatif dari semua level.

13
B.

Aplikasi Teori Keperawatan Hildegard
12 E. Peplau ”Model Keperawatan
Hubungan Interpersonal” dalam Roleplay
1.

Nama Program
Tak Kenal, Maka Tak Sayang “Orientasikan Pasien, Bukti Pelayanan

Keperawatan Profesional”
2.
Pengertian
Metode Penerimaan pasien baru dengan menerima kedatangan pasien baru
pada suatu ruangan secara hangat dan menerapkan prinsif hubungan

Interpersonal perawat-pasien. Penyampaian informasi kepada pasien dan
keluarga mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib
ruangan.
3.

Tujuan
Memberikan pengalaman berkomunikasi yang lebih efektif antara perawat

dengan pasien demi kualitas perawatan yang profesional
4.
Desain
Komunikasi dua arah dengan metode diskusi secara interaktif antara
perawat dengan pasien beserta keluarga.
Skema Penerimaan Pasien baru dengan Mengaplikasikan Model
Komunikasi Interpersonal Hildegard E. Peplau
Penerimaan pasien baru :
Orientasi lingkungan
Tenaga Perawatan
Tenaga Medis
Tata tertib Ruangan

Pasien MRS

Ruang Perawatan

Perawat

Komunikasi Interpersonal

Pasien

14
5.

Feedback positif
dari pasien :
Pasien lain
Pasien lain
Prosedur
Pasien terbuka kepada perawat mengenai
Setiap pasien yang masuk ke ruang perawatan diterima oleh perawat
kondisinya
Orientasi terhadap
lingkungan, perawat,
lain
Pasien lain dua
primer/ketua
tim. Pengalaman
belajar secara Pasien
interaktif
komunikasi
medis dan tata tertib baik
arah dengan
metode
Patient safety
terjagadiskusi mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis
Pasien lain
Pasien lain

dan tata tertib ruangan.
6.
Pihak yang Terlibat
Perawat primer/ketua tim sebagai pemberi layanan keperawatan, pasien
7.

dan keluarga sebagai penerima layanan keperawatan.
Uraian Tugas
a. Perawat primer/ketua tim menjalankan orientasi terhadap pasien baru
beserta keluarga, menggali masalah yang terjadi secara komprehensif
dan mendiskusikan kemungkinan informasi yang diperlukan pasien.
b. Pasien dan keluarga menjalani orientasi sebagai pasien baru,
memberikan informasi mengenai kondisi yang sebenar-benarnya

8.

kepada perawat.
Evaluasi
a. Evaluasi Formatif

1) Pasien beserta keluarga dapat menyebutkan kembali mengenai

informasi yang telah disampaikan perawat terkait orientasi ruangan,
perawatan, medis dan tata tertib ruangan.
2) Pasien beserta keluarga bersedia menandatangani lembar penerimaan
pasien baru
b. Evaluasi Sumatif
1)
Pasien beserta keluarga memberikan penilaian terhadap kualitas
pelayan keperawatan yang diberikan selama masa perawatan.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan
proses Interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Pada
makalah ini diaplikasikan proses interaksi yang baik antara perawat dengan
pasien serta keluarga sehingga mampu meningkatkan penilaian klinis perawat
mengenai kondisi pasien. Proses komunikasi interpersonal yang baik akan
menumbuhkan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien sehingga
semua data terkait kondisi pasien dapat digali lebih dalam oleh perawat. Teori
dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan
hubungan antara perawat dengan pasien dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor, dan edukator bagi pasien yang memerlukan beberapa
informasi terkait kondisi penyakitnya. Pengaplikasian teori Peplau dalam
meningkatkan kemampuan penilaian klinik sangat baik karena perawat dapat
memutuskan masalah keperawatan yang tepat bagi pasien. Melihat

kemampuan interpersonal diantara pihak yang terlibat semakin baik sehingga
memudahkan arus belajar dari perawat kepada pasien untuk mendukung
kesembuhan pasien dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
profesional.
B. Saran
Perlu adanya penerapan yang berkelanjutan mengenai komunikasi
interpersonal perawat dan pasien demi tercapainya pengalaman belajar yang
baik untuk meningkatkan kemampuan penilaian klinis perawat dan
memberikan pasien pelayanan asuhan keperawatan professional yang
berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
15
1.

Gillies, Dee Ann. 1994. Nursing Management A System Approach,
3rd Edittion: USA, Saunders

2.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik
Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

3.

Rigolosi ELM. 2013. Management and Leadership in Nursing and Health
Care : An Experiential Approach. Third Edition. Springer Publishing
Company, New York.

4.

Sullivan EJ. 2013. Effective Leadership and Management in Nursing. Edition
8th. Pearson Education. USA.

5.

Marguiss, Huston. 2000. Leadership roles and management function in
nursing, Third edition, Lippincott, Philadelpia.

6.

Banning, M. 2008. Clinical reasoning and its application to nursing: concepts
and research studies. Nurse Educ Pract. 8, 177-183.

7.

Kozier, dkk. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Alih Bahasa Pemilih.
Jakarta : EGC ; 2011.

8.

Potter, Patrecia A., Perry, Anne Griffin. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 1 Ed 4. Jakarta : EGC ; 2005.

9.

Harjai, P.K. and Tiwari, R. 2009. Model of critical diagnostic reasoning:
Achieving expert clinician performance. Nurse Educ Pract. 30, 305-311.

10. Kautz, D. D., Kuiper, R., Pesut, D. J., Knight-Brown, P. & Daneker, D.
2005a. Promoting clinical reasoning in undergraduate nursing students:
application and evaluation of the Outcome-Present Test (OPT) model of
clinical reasoning. Int J Nurs Educ Scholarsh, 2, Article 2.
11. Currentnursing. 2013. Application of Interpersonal Theory in Nursing
Practice.
Diakses
10
November
2014.
http://currentnursing.com/nursing_theory/application_Peplau's_interpersonal_
theory.html
12. Tomey Ann Marriner, Alligood M.R. Nursing Theorists and Their work. 6
Ed. USA : Mosby Inc ; 2006.
13. Hidayat. 2004. Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta.
14. Fleischer, S et al. Nurse-patient interaction and communication: A systematic
literature review. J Public Health (2009) 17:339–353
15. Fitzpatrick, J.J. & Whall, A.L. Conceptual Models of Nursing, Analysis and
Application. 2nd edition. Norwalk: Appleton & Lange ; 1989.
16. Parker, M.E. Nursing theories and nursing practices (2nd ed.). Philadelphia:
F.A. Davis Company ; 2005

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................

i

DAFTAR ISI..................................................................................................

ii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

iii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................

1

B. Rumusan Masalah.................................................................

3

C. Tujuan Penelitian..................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dan konsep Hildegard E. Peplau “Model

Keperawatan Hubungan Interpersonal”...............................
B. Penerimaan Pasien Baru.......................................................

BAB III

4
10

PEMBAHASAN
A.

Analisis Penempatan Teori Keperawatan Hildegard E.
Peplau ”Model Keperawatan Hubungan Interpersonal”
Sebagai Micro Theory dalam Level of Theorithical
Thinking................................................................................

12

B.

Aplikasi Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau
”Model Keperawatan Hubungan Interpersonal” dalam

BAB VI

Roleplay...............................................................................
PENUTUP

13

A. Kesimpulan...........................................................................

15

B. Saran.....................................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN
ii

Lampiran
1.

Alur Penerimaan Pasien Baru

2.

Mekanisme kegiatan Penerimaan Pasien Baru

3.

Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Penerimaan Pasien Baru

4.

Lembar Penerimaan Pasien Baru

5.

Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Serah Terima Pasien Baru

6.

Lembar Serah Terima Pasien Baru

iii

TUGAS INDIVIDU
MATA AJAR FILSAFAT DAN TEORI KEPERAWATAN
DOSEN: Dra. Setyowati, SKp., MAppSc., PhD
Rita Hadi Widyastuti, S.Kp., M.Kep.
Muhamad Rofii, S.Kp., Ns., M.Kep.

Aplikasi Hubungan Interpersonal dalam
Kegiatan Penerimaan Pasien Baru
Tak Kenal, Maka Tak Sayang
“Orientasikan Pasien, Bukti Pelayanan Keperawatan Profesional”

Oleh :

Herry Setiawan
NIM. 22020114410007

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
LAMPIRAN 1. Alur Penerimaan Pasien Baru
Pra

Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

PP menyiapkan:
Lembar pasien masuk RS
Buku status dan lembar format
pengkajian pasien
Nursing kit
Informed concent sentralisasi obat
Lembar tata-tertib pasien dan
pengunjung
Lembar tingkat kepuasan pasien
Tempat tidur pasien baru

-------------------------------------------------------------------------------------------------KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

Pelaksanaan
PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum
dalam lembar penerimaan pasien baru

Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

-------------------------------------------------------------------------------------------------Post

Terminasi

Evaluasi

LAMPIRAN 2. Contoh Mekanisme kegiatan Penerimaan Pasien Baru
TAHAP
Persiapan

1.

2.

3.

4.
Pelaksanaan

1.

KEGIATAN
KARU meminta PP untuk
mengklarifikasi pasien baru
apakah
sudah
dilakukan
orientasi oleh perawat yang
bertugas sebelumnya
PP menyiapkan hal-hal
yang diperlukan dalam
penerimaan pasien baru,
diantaranya lembar pasien
masuk RS, lembar status
pasien, nursing kit, Booklet
untuk pasien baru, lembar tatatertib pasien dan PP meminta
bantuan PA untuk
mempersiapkannya
KARU menanyakan
kembali pada PP tentang
kelengkapan untuk penerimaan
pasien baru dan memeriksa
kelengkapan dokumen yang
telah disiapkan.
PP menyebutkan hal-hal
yang telah dipersiapkan
KARU dan PP
mendatangi pasien dan

TEMPAT
Ruang
Kepala
Ruangan

WAKTU
5 menit

Kamar
Pasien

20 menit

PELAKSANA
KARU
PP

KARU
PP
PA

2.

3.

4.

Penutup

1.

keluarga dengan memberi
salam serta menyampaikan
kepada pasien dan keluarga
bahwa PP dan PA akan
melakukan evaluasi
perkembangan perawatan
pasien baru dan menyampaikan
beberapa informasi penting
kepada pasien dan keluarga
PP dibantu PA
melakukan evaluasi
perkembangan perawatan
kemudian PP mengklarifikasi
kepada pasien dan keluarga
sesuai dengan yang tercantum
dalam lembar penerimaan
pasien baru masuk serta
menjelaskan beberapa hal yang
perlu disampaikan kepada
pasien dan keluarga. PP
menjelaskan hal yang
berkenaan dengan penyakit
yang diderita pasien, terapi
yang akan dijalani,
menjelaskan dokter yang
menangani pasien dan jadwal
visite, menjelaskan fasilitas
yang ada, aturan yang ada di
rumah sakit. Mengorientasikan
pasien pada ruangan /
lingkungan rumah sakit. PP
menanyakan kembali pada
pasien dan keluarga mengenai
hal-hal yang belum dimengerti,
kemudian PP dan PA mengajak
keluarga pasien untuk orientasi
PP, pasien dan
keluarga menandatangani
lembar penerimaan pasien baru
PP dan PA menemui
KARU dan melaporkan bahwa
evaluasi penerimaan pasien
baru telah selesai
KARU memeriksa

Pasien dan
Keluarga

Ruang

5 menit

KARU

kembali kelengkapan pengisian
dokumen penerimaan pasien
baru
2.
KARU memberikan
reward/reinforcement pada PP
dan PA
3.
PP merencanakan
intervensi keperawatan.

Kepala
Ruangan

PP
PA

LAMPIRAN 3. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Penerimaan Pasien Baru
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN
LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU (RM 1)
1. Pengisian nama pasien, no register, diagnosa medis, alamat dan no telp,
tanggal MRS dan jam.
2. Penjelasan mengenai:
a. Perkenalan diri, yaitu perkenalan perawat yang bertanggung jawab yaitu
kepala ruangan, perawat primer dan perawat associate
b. Penjelasan tentang penyakit yang diderita, terapi yang nantinya diberikan
c. Perkenalan dokter yang bertanggung jawab.
d. Penjelasan tentang aturan rumah sakit: fasilitas, jam berkunjung, penunggu
klien, waktu makan, tata cara pembayaran jasa rumah sakit.
e. Perkenalan ruangan/lingkungan: dapur, kamar mandi, ruang perawat, depo
farmasi. Penjelasan akan sistem sentralisasi obat.
f. Anjuran tidak membawa barang berharga.
g. Perkenalan klien baru dengan klien lain yang sekamar.

h. Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
diisi dengan check list.
3. Pemberian tanggal dan tanda tangan perawat primer dan pasien/keluarga.

LAMPIRAN 4. Lembar Penerimaan Pasien Baru
LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU
Nama/Umur :

Alamat/No. Tlp

:

No. RM

:

Tgl MRS/Jam

:

Dx. Medis

:

Penanggung Jawab :

Penjelasan tentang :
1.
2.

3.
4.
5.

Perkenalan diri
Perkenalan perawat yang bertanggung jawab :
a. Kepala Ruangan
b. Perawat Primer
c. Perawat Associate
Penjelasan tentang penyakit yang diderita, terapi yang akan diberikan dan
persiapannya, hal-hal yang diperbolehkan dan tidak bagi pasien.
Perkenalkan dokter yang bertanggung jawab dan tenaga non keperawatan
(administrasi, ahli gizi, dll)
Penjelasan tentang aturan Rumah sakit
a. Fasilitas
b. Jam berkunjung
c. Penunggu klien
1) penunggu adalah keluarga terdekat klien
2) masing-masing klien hanya boleh ditunggu 1 penunggu

7.

d. Waktu makan
e. Tata cara pembayaran jasa rumah sakit
f. Penjelasan akan sistem sentralisasi obat
Perkenalan ruangan/lingkungan
a. Dapur
c. Ruang Perawat
b. Kamar mandi
d. Depo Farmasi
Anjuran untuk tidak membawa barang berharga

8.

Perkenalkan klien baru dengan klien lain yang sekamar (bila ada)

6.

9.
Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
 Keterangan : Isi dengan “ “ jika sudah dilakukan
Banjarbaru, …….......………2014
Perawat Primer,
-------------------------

Klien/keluarga
-----------------------------------

LAMPIRAN 5. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Serah Terima Pasien
Baru
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN
LEMBAR SERAH TERIMA PASIEN BARU
1. Pengisian nama pasien, diagnosa medis, asal ruangan, tanggal dan waktu
kedatangan pasien
2. Kolom daftar serah terima obat diisi dengan nama obat dan jumlahnya
3. Kolom daftar serah terima alat diisi dengan nama alat dan jumlahnya
4. Jenis pemeriksaan penunjang diisi dengan jenis pemeriksaan yang telah
dilakukan
5. Catatan khusus berisikan catatan penting yang perlu ditambahkan dalam
penerimaan pasien baru.
6. Pada baris terakhir diisikan nama ruang perawat yang menyerahkan pasien
dan nama ruang perawat yang menerima pasien.
7. Menuliskan tanggal pasien baru diterima dan tanda tangan oleh perawat
pengirim pasien dan PP penerima pasien.

LAMPIRAN 6. Lembar Serah Terima Pasien Baru
LEMBAR SERAH TERIMA PASIEN BARU
A. Serah terima Pasien
Telah diterima pasien baru :
Nama
:
No. RM
:
Dx. Medis
:
Asal Ruangan
:

Umur
Tanggal
Waktu

B. Diagnosa keperawatan yang pernah muncul
No.
Diagnosa Keperawatan

Ditemukan

:
:
:

Teratasi

C. Serah terima obat dan alat
Daftar obat yang diterima

No.

Nama Obat

Jumlah

Nama Alat

Jumlah

Daftar alat yang diterima

No.

D. Jenis pemeriksaan penunjang
No.
Jenis Pemeriksaan Penunjang

Jumlah

E. Catatan khusus

Dari perawat ..................................... ke perawat................................sebagai
perawat primer.
Banjarbaru, ……………2014
Perawat asal ruangan,
PP Ruang X,
(..................................)

(..................................)