BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian evaluasi peran komite sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung, adalah 4 (empat) SD terdiri dari tiga sekolah negeri dan satu sekolah swasta. Sekolah tersebut adalah (1) SD Negeri Kowangan Kecamatan Temanggung, (2) SD Negeri Madureso Kecamatan Temanggung, (3) SD Negeri Guntur Kecamatan Temanggung, (4)
SD IT Temanggung.
1. SD Negeri Kowangan Kecamatan Temanggung Lokasi
Kowangan Kecamatan Temanggung terletak Jl. Stadion Bhumi Phala No. 13A Temanggung. Letak lokasi di tengah kota yang strategis memudahkan masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan mudah untuk menjangkaunya.
SD
Negeri
Tenaga pendidik dan karyawan termasuk kepala sekolah berjumlah 26 orang, memiliki siswa berjumlah 397 orang yang terbagi dalam 14 kelas. Siswa SD Negeri Kowangan Kecamatan Temanggung berasal dari wilayah
Kecamatan Teamanggung, Kecamatan Kranggan,
Kecamatan Kaloran, Kecamatan
Selopampang, Kecamatan Tembarak, dan Kecamatan Kedu. Keberadaan Komite Sekolah sangat mendukung dengan adanya jalinan kerjasama dan selalu memotivasi pelaksanaan KBM dan kegiatan lainnya mengimplementasikan visi dan misi serta mencapai tujuan sekolah.
2. SD Negeri Madureso Kecamatan Temanggung SD Negeri Madureso Kecamatan Temanggung didirikan dan beroperasi mulai tahun 1926. Berada di Desa Madureso dan mempunyai luas tanah 1.365 m. Jumlah guru/karyawan 12 orang dan siswa 180 orang yang terbagi dalam 6 rombel.
Untuk memimpin dan mengoperasikan sebuah organisasi dengan berhasil, perlu untuk mengarahkan dan mengendalikannya dengan cara sistematis dan transparan.
Keberhasilan dapat tercapai dari implementasi dan pemeliharaan sistem manajemen yang didesain untuk selalu memperbaiki kinerja sambil menanggapi kebutuhan semua pihak berkepentingan.
3. SD Negeri Guntur Kecamatan Temanggung SD Negeri Guntur Kecamatan Temanggung didirikan dan beroperasi mulai tahun 1985. Berada di Desa Guntur dan mempunyai luas tanah 1.000 m. Jarak dari pusat Kecamatan Temanggung 5 km.
Jumlah siswa 106 yang terbagi dalam 6 rombel dengan guru/karyawan berjumlah 6 orang
4. SDIT Cahaya Insani SDIT Cahaya Insani dikelola oleh Yayasan Fi Ahsani Taqwim. Lokasi sekolah di Jl. Dewi Sartika 5 C Temanggung,berdampingan dengan MAN Temanggung, Kantor Pelayanan Pajak, BRI Pratama, dan Kantor Satlantas Polres Temanggung. Didirikan pada tahun 2002 dengan jumlah siswa 31 orang. Seiring dengan perkembangannya, saat ini siswa berjumlah 483 orang dengan guru/ karyawan berjumlah 38 orang. SDIT Cahaya Insani Temanggung memadukan konsep ilmu pengetahuan yang selaras antara Imtaq dan Iptek, ilmu dan amal yang sesuai dengan pesan-pesan keTuhanan, serta memiliki skill serta prinsip yang kuat untuk bekal hidup. Pelaksanaan pendidikan dimulai pukul 07.00 s.d. pukul 16.00 dengan penambahan kegiatan materi keagaman.
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Sumber data yang diharapkan dalam penelitian evaluasi peran komite sekolah di Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung untuk setiap SD terdiri dari lima belas orang, yaitu (a) lima orang pengurus komite sekolah, (b) satu orang
Responden yang mendukung dalam memberikan informasi tentang peran Komite Sekolah dalam penelitian ini berjumlah 45 orang berasal dari pengurus komite sekolah, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan. Adapun responden tersebut berasal dari SD Negeri Kowangan Kecamatan Temanggung 13 orang, SD Negeri Madureso Kecamatan Temanggung 13 orang, SD Negeri Guntur Kecamatan Temanggung 12 orang, dan SD IT Cahaya Insani Temanggung 7 orang.
Sejalan dengan tujuan penelitian, berikut ini disajikan hasil penelitian evaluasi peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency), sebagai pendukung (supporting agency, sebagai pengontrol (controlling agency, dan sebagai mediator (mediator agency)
Data tentang peran Komite Sekolah diperoleh menggunakan instrumen angket dan wawancara terhadap 45 responden. Kode responden dari SD Negeri Kowangan adalah RK, SD Negeri Madureso adalah RM, SD Negeri Guntur adalah RG, dan SDIT Cahaya
Insani adalah RC. Angket peran Komite Sekolah akan dikelompokkan menjadi 4 dengan kode AA (advisory agency), SA (supporting agency), CA (controlling agency), dan MA (mediator agency). Hasil yang diperoleh dari penelitian evaluasi peran Komite Sekolah secara lengkap disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Peran Komite Sekolah
SD Negeri Kowangan Kecamatan Temanggung
CA MA SKOR
130x100% 1625x100%
=79,23 % =82,33 % Kriteria Berhasil
Berhasil Berhasil Berhasil
Sumber : Angket 13 responden SD Negeri Kowangan Temanggung
Evaluasi peran Komite Sekolah di SD Negeri Kowangan Temanggung didapat dari 13 responden. Peran sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency)
8 indikator diberi kode AA diperoleh skor 408 atau 78,46 %, peran sebagai pendukung (supporting agency)
10 indikator diberi kode SA diperoleh skor 555 atau 85,38 %, peran sebagai pengontrol (controlling agency)
5 indikator diberi kode SA diperoleh skor 272 atau 83,69 %, dan peran sebagai mediator (mediator agency)
2 indikator diberi kode MA diperoleh skor 103 atau 79,23 %. Total skor peran Komite Sekolah terdiri dari
25 indikator adalah 1.338 atau 82,33 %.
Tabel 4.2 Peran Komite Sekolah SD Negeri Madureso Kecamatan Temanggung
CA MA SKOR
130x100% 1625x100%
Berhasil Berhasil
Berhasil
Sumber : Angket 13 responden SD Negeri Madureso Temanggung
Evaluasi peran Komite Sekolah SD Negeri Madureso
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung didapat dari 13 responden. Peran sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) kode AA 8
Tabel 4.3 Peran Komite Sekolah SD Negeri Guntur Kecamatan Temanggung
CA MA SKOR
120x100% 1500x100%
Berhasil Berhasil
Berhasil
Sumber : Angket 12 responden SD Negeri Guntur Temanggung
Evaluasi peran Komite Sekolah SD Negeri Guntur Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung didapat dari 12 responden. Peran sebagai pemberi
Tabel 4.4
Peran Komite Sekolah
SDIT Cahaya Insani Kecamatan Temanggung
CA MA SKOR
60:70x 755:875x 100 % =
Kriteria Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil Berhasil
Sumber : Angket 7 responden SDIT Cahaya Insani Temanggung
Evaluasi peran Komite Sekolah SDIT Cahaya Insani
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung didapat dari 7 responden. Berdasar tabel
4.4 di atas, peran sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) terdiri dari 8 indikator diberi kode AA
60 atau 85,71 %. Total skor peran Komite Sekolah terdiri dari 25 indikator adalah 755 atau 86,28 %.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Peran Komite Sekolah Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung
AA SKOR SA CA MA
103 1.338 2 SDN Madureso
1 SDN Kowangan
109 1.434 3 SDN Guntur
93 1.289 4 SD IT Cahaya
Total Skor
450x 1125x
Berhasil Berhasil Berhasil
Sumber : Angket rekapitulasi Peran Komite Sekolah dari 45 responden Gugus Abimanyu Temanggung
Rekapitulasi peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung pada tabel 4.5 diperoleh dari 45 responden yang menyerahkan angket dan melakukan wawancara dengan peneliti. SD Negeri Kowangan 13 responden, SD Negeri Madureso 13 responden, SD
Negeri Guntur 12 responden, dan SDIT Cahaya Insani
7 responden. Rekapitulasi peran sebagai pemberi pertimbangan tabel 4.6 (advisory agency) 8 indikator kode AA diperoleh skor 1.480 atau 82,22 %, peran sebagai pendukung (supporting agency) 10 indikator kode SA diperoleh skor 1.994 atau 88,62 %, peran sebagai pengontrol (controlling agency) 5 indikator kode CA diperoleh skor 978 atau 86,93 %, dan peran sebagai mediator (mediator agency) 2 indikator kode MA diperoleh skor 365 atau 81,11 %. Total skor peran Komite Sekolah 25 indikator adalah 4.816 atau 85,62 %. Rekapitulasi peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (Advisory Agency) pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency)
NO
SD SKOR ITEM
1 SDN Kowangan 54 52 50 50 53 47 52 52 2 SDN Madureso
59 58 54 53 59 49 56 60 3 SDN Guntur
57 49 46 44 51 48 47 51 4 SD IT Cahaya I
193 171 182 194 Prosentase
Total Skor
Sumber : Angket rekapitulasi peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan di Gugus Abimanyu Temanggung
Berdasar tabel 4.6 di atas, peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency)
Tabel 4.7
Rekapitulasi Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung (Supporting Agency)
SKOR ITEM
NO SD
1 SDN 63 56 53 53 53 54 56 52 54 64 Kowangan 2 SDN
64 59 45 54 58 60 64 57 57 62 Madureso 3 SDN Guntur
59 56 56 52 53 50 48 58 58 59 4 SD IT Chy I
Total Skor
Sumber : Angket rekapitulasi peran Komite Sekolah sebagai Pendukung di Gugus Abimanyu Temanggung.
Berdasar tabel 4.7 di atas, rekapitulasi peran Komite Sekolah sebagai pendukung (Supporting Agency) di Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung terdiri 10 indikator, item 9 s.d. item 18. Skor tertinggi dengan kriteria sangat berhasil terdapat pada item 9 skor 220 atau 97,77 %, item 10 skor 203 atau 88,88 %, dan item 18 skor 209 atau 92,88 %. Sedangkan item 11, item 12, item 13,
Tabel 4.8 Rekapitulasi Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol (Controlling Agency)
NO SD SKOR ITEM
1 SDN Kowangan 54 55 55 53 54 2 SDN Madureso
58 62 59 57 56 3 SDN Guntur
52 60 43 47 43 4 SD IT Cahaya Insani
189 186 191 Prosentase
Total Skor
Sumber : Angket rekapitulasi peran Komite Sekolah sebagai Penngontrol di Gugus Abimanyu Temanggung.
Berdasar tabel 4.8 di atas, peran Komite Sekolah sebagai pengontrol (Controlling Agency) di Gugus Abimanyu
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung terdiri 5 indikator, item 19 s.d. item 23. Skor tertinggi dengan kriteria sangat berhasil terdapat pada item 20 skor 210 atau 93,33 %. Skor terendah dengan kriteria berhasil terdapat pada item 22 skor 186 atau 82,66 %.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Peran Komite Sekolah sebagai Mediator (Mediator Agency)
NO SD SKOR ITEM 24 25
1 SDN Kowangan 52 51 2 SDN Madureso
52 56 3 SDN Guntur
43 47 4 SD IT Cahaya Insani
185 Prosentase
Total Skor
Sumber : Angket rekapitulasi peran Komite Sekolah sebagai Mediator di Gugus Abimanyu Temanggung.
Berdasar tabel 4.9 di atas, peran Komite Sekolah sebagai mediator (Mediator Agency) di Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung terdiri 2 indikator, item 24 dan item 25. Skor tertinggi dengan kriteria berhasil terdapat pada item 25 skor 185 atau 82,22 %. Sedangkan skor terendah item 24 skor 176 atau 78,22 % berada pada kriteria berhasil.
Sebagai pendukung kinerja Komite Sekolah melaksanakan perannya, skor riil dan skor ideal fasilitas organisasi Komite Sekolah masing-masing sekolah disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Fasilitas Organisasi Komite Sekolah SD Negeri Kowangan Kecamatan Temanggung
RESPONDEN
SKOR RIIL
SKOR IDEAL
RK 1 69 86,25 RK 2
Sumber : Angket fasilitas organisasi Komite Sekolah SD Negeri Kowangan Temanggung.
Berdasar tabel 4.10 di atas, fasilitas organisasi Komite Sekolah di SD Negeri Kowangan Temanggung
Tabel 4.11 Fasilitas Organisasi Komite Sekolah SD Negeri Madureso Kecamatan Temanggung
RESPONDEN
SKOR RIIL
SKOR IDEAL
RM 1 40 50,00 RM 2
Sumber : Angket fasilitas organisasi Komite Sekolah SD Negeri Madureso Temanggung.
Berdasar tabel 4.11 di atas, fasilitas organisasi Komite Sekolah di SD Negeri Madureso Temanggung berada pada skor ideal 81,53 dengan kriteria berhasil.
Tabel 4.12
Fasilitas Organisasi Komite Sekolah SD Negeri Guntur Kecamatan Temanggung
RESPONDEN
SKOR RIIL
SKOR IDEAL
RG 1 66 82,50 RG 2
Sumber : Angket fasilitas organisasi Komite Sekolah SD Negeri Guntur Temanggung.
Berdasar tabel 4.12 di atas, fasilitas organisasi Komite Sekolah di SD Negeri Guntur Temanggung berada pada skor ideal 82,81 dengan kriteria berhasil.
Tabel 4.13
Fasilitas Organisasi Komite Sekolah SDIT Cahaya Insani Kecamatan Temanggung
RESPONDEN
SKOR RIIL
SKOR IDEAL
RC 1 62 77,50 RC 2
Sumber : Angket fasilitas organisasi Komite Sekolah SDIT Cahaya Insani Temanggung.
Berdasar tabel 4.13 di atas, fasilitas organisasi Komite Sekolah di SDIT Cahaya Insani Temanggung berada pada skor ideal 75,89 dengan kriteria berhasil.
Tabel 4.14 Rekapitulasi Fasilitas Organisasi Komite Sekolah Gugus Abimanyu Temanggung
NO SD
SKOR RIIL
SKOR IDEAL
1 SDN Kowangan
80,00 2 SDN Madureso
81,53 3 SDN Guntur
82,81 4 SD IT Cahaya Insani
Sumber : Angket rekapitulasi fasilitas organisasi Komite Sekolah Gugus Abimanyu Temanggung.
Berdasar tabel 4.14 di atas, fasilitas organisasi Komite Sekolah Gugus Abimanyu Temanggung rata- rata berada skor ideal 80,55 dengan kriteria berhasil. Skor ideal tertinggi SD Negeri Guntur Temanggung yaitu 82,81 dan skor ideal terendah SDIT Cahaya Insani yaitu 75,89.
Tabel 4.15
Rekapitulasi Skor Item Fasilitas Organisasi Komite Sekolah Gugus Abimanyu Temanggung
SKOR ITEM
NO SD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SDN 51 49 36 37 37 36 42 43 46 29 Kowangan
2 SDN 47 42 41 41 38 43 48 47 40 39 Madureso
3 SDN 40 42 39 39 35 43 45 44 41 42 Guntur
4 SDIT 22 22 18 17 18 21 25 25 18 18 Cahaya Insani
Total Skor 160
SKOR ITEM
NO SD 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 SDN 46 38 38 39 46 47 29 45 34 35 Kowangan
2 SDN 43 43 43 43 44 43 44 41 38 41 Madureso
3 SDN 43 38 38 37 35 35 39 41 37 40 Guntur 4 SDIT
23 23 22 22 20 21 24 24 18 23 Cahaya Insani
Total Skor 15 14 14 14 15 14 13 15 12 14 7 2 1 1 6 6 6 1 7 9 Prosentase
Sumber : Angket rekapitulasi item fasilitas organisasi Komite Sekolah Gugus Abimanyu Temanggung.
Berdasar tabel 4.15 fasilitas organisasi Komite Sekolah Gugus Abimanyu Temanggung rata-rata berada pada kriteria berhasil. Fasilitas organisasi Komite Sekolah terdiri dari 20 item. Skor tertinggi item
1 dan item 7 masing-masing dengan skor 160 atau 88,88 %. Item 1 data tentang dokumentasi pengurus dan anggota Komite Sekolah, item 7 data tentang dokumentasi daftar hadir rapat-rapat seperti rapat pengurus dan anggota. Skor terendah item 19 dengan skor 127 atau 70,55 %. Item 19 data tentang DUDI.
Langkah trianggulasi data peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency), pendukung (supporting agency), pengontrol (controlling agency) dan mediator MA (mediator agency) dilakukan dengan membandingkan skor hasil penelitian yang diperoleh melalui angket dan wawancara. Evaluasi kinerja Komite Sekolah diukur menggunakan instrumen dokumen, selanjutnya dibandingkan dengan angket dan wawancara hasil penelitian.
Skor keseluruhan Peran Komite Sekolah hasil penelitian dari instrumen angket terdiri dari 25 indikator diperoleh skor 4.816 atau 85,62 berada pada rentangan nilai antara 70-89 dengan kriteria berhasil. Kriteria tersebut sesuai dengan indikator berhasil bila kegiatan operasional dilaksanakan secara rutin, kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara
4.2 Pembahasan
4.2.1. Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency)
Berdasarkan data hasil angket yang dipaparkan di atas, peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung, diperoleh dari rata-rata skor 4 sekolah yang dijadikan lokasi penelitian. Angket peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan AA (advisory agency) terdiri dari 8 indikator item 1 s.d. item 8 dengan skor maksimal 450. Rata-rata skor adalah 370 atau 82,22 % termasuk kriteria berhasil. Data dari skor angket diperkuat oleh hasil wawancara dari 45 responden, yaitu SDN Kowangan 13 responden, SDN Madureso 13 responden, SDN Guntur 12 responden, dan SD IT Cahaya Insani 7 responden.
Terdapat perbedaan peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (Advisory Agency) antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Namun demikian, pada dasarnya aplikasi peran Komite Sekolah berorientasi untuk kemajuan sekolah.
Hasil penelitian, perolehan total skor aspek evaluasi peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) yang dilakukan pada empat sekolah di Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung sebagaimana disajikan pada tabel 4.5.
Pada tabel 4.5 ditunjukkan rekapitulasi peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) di lingkup Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung berada pada total skor 1.480 atau 82,22 % (berhasil) untuk 8 indikator aspek penilaian.
Analisis hasil penelitian menunjukkan pada tabel
4.6 perolehan rata-rata skor pada instrumen item 1 yaitu memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kebijakan dan program pendidikan. Total skor adalah 199 atau 88,44 % termasuk kriteria berhasil. Hal ini membuktikan bahwa Komite Sekolah telah berperan secara baik dalam memberikan pertimbangan dan rekomendasi mengenai kebijakan dan program pendidikan.
Pada instrumen item 2 yaitu memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai RAPBS, total skor adalah 190 atau 84,44 % termasuk kriteria berhasil. Hal ini
wawancara, responden menyatakan bahwa dalam peran Komite Sekolah dalam penyusunan RAPBS adalah memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan.
hasil
Pada instrumen item 3 dan 4 yaitu memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kriteria kinerja satuan pendidikan, dan tenaga kependidikan total skor adalah 180 atau 80,00 % dan 171 atau 76,00% termasuk kriteria berhasil. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, Komite Sekolah memberikan masukan tentang kinerja satuan yang diharapkan untuk meningkatkan kualitas. Selain itu satuan pendidikan diberi keleluasaan untuk menentukan kriteria tenaga kependidikan, sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Instrumen item 5 yaitu memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kriteria fasilitas pendidikan, total skor 193 atau 85,77 % termasuk kriteria berhasil. Hal ini membuktikan bahwa Komite Sekolah peduli dengan terpenuhinya fasilitas pendidikan sebagai sarana pendukung
kelancaran pelaksanaan proses pembelajaran. Instrumen item 6 memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan
muatan lokal disamakan satu wilayah kecamatan. Namun demikian Komite Sekolah sangat mendukung, utamanya muatan lokal yang berbasis tradisi daerah setempat.
menyampaikan
bahwa
Instrumen item 7 memberikan pertimbangan kepada
meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan (PAKEM), total skor 182 atau 80,88 % termasuk kriteria berhasil . Pertimbangan dari Komite Sekolah disampaikan secara sekilas pada pertemuan antara Komite Sekolah dengan guru. Namun demikian Komite Sekolah mendukung dan memberikan motivasi kepada sekolah dalam pelaksanaan proses PAKEM.
sekolah
untuk
Instrumen item 8 memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam menyusun visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah. Total skor 194 atau 86,22 % termasuk kiteria berhasil. Hal ini
optimal selama penyusunannya. Indikator peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) berjumlah 8 item keseluruhan termasuk kriteria baik. Skor tertinggi adalah 199 pada item 1 memberikan masukan,
telah dilakukan
secara
dan program pendidikan dan terendah adalah 171 pada item 4 memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kriteria tenaga kependidikan dan item 6 memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan
kinerja satuan pendidikan. Total skor 1.480 atau 82,22 % membuktikan bahwa peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) telah menerapkan komponen-komponen sebagaimana yang diuraikan Agus Haryanto dkk (2008:81) menjelaskan bahwa Komite Sekolah mengemban empat peran sebagai berikut, (1) pemberi pertimbangan (advisory agency), pemberi dukungan (supporting agency), (3) melakukan pengawasan (controlling agency), (4) mediator.
mengenai
criteria
Komite Sekolah memiliki peran sebagai advisory agency, badan yang memberikan pertimbangan kepada sekolah atau yayasan. Idealnya sekolah atau yayasan meminta pertimbangan kepada Komite Sekolah dalam merumuskan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah, termasuk dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah
Depdiknas (2012:54) menjelaskan peran komite sekolah sebagai mitra sekolah dalam MBS adalah untuk
ikut mengawasi penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien. Berdasarkan pasal 196 (1) PP nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Komite
membantu
dan
sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksaan kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan
Sekolah
berfungsi
Hasil wawancara tentang peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency), menunjukkan bahwa seluruh
informan telah memahami tentang tujuan yang akan dicapai terhadap peningkatan kualitas pendidikan melalui peran serta masyarakat. Hal ini didasari Kemendikbud (2012:16)
menyatakan bahwa paradigma MBS beranggapan bahwa satu-satunya jalan masuk terdekat menuju peningkatan mutu dan relevansi adalah demokratisasi, partisipasi, dan akuntabilitas pendidikan. Dengan konsep MBS, masyarakat akan merasa memiliki dan mereka akan tanggung jawab untuk keberhasilan di dalamnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa Komite Sekolah di Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung relatif lebih baik,
Hasil penelitian menunjukkan keberadaan SMA Negeri di Kota Binjai. Dalam pelaksanaan perannya hanya memberi pertimbangan dan pengawasan.
Berdasarkan tabel 4.5 peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dari instrumen angket terdiri dari 8 indikator diperoleh total skor 1.480 atau 82,22 berada pada rentangan nilai antara 70-89 dengan kriteria baik. Adapun wawancara terdiri dari 7 pertanyaan, diperoleh data bahwa pada umumnya responden telah melaksanakan perannya sesuai peraturan yang ditetapkan, maka termasuk
kriteria berhasil. Kriteria tersebut sesuai dengan indikator
kegiatan operasional dilaksanakan secara rutin, kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara optimal, hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
berhasil
bila
Komite Sekolah Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung
Kabupaten Temanggung memiliki komitmen bersama seluruh warga sekolah untuk keberhasilan melaksanakan perannya sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency). Dengan adanya komitmen tersebut, memastikan bahwa upaya
Manfaat yang diperoleh dari hasil skor penelitian tentang peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency),
adalah pada umumnya Komite Sekolah belum memberikan pertimbangan
dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal. Hal ini disebabkan permasalahan kurikulum telah dibahas bersama di tingkat UPT Dinas Pendidikan, sehingga Komite Sekolah seolah tidak ikut campur dengan permasalahan tersebut. Dengan demikian, instansi yang terkait dapat berperan lebih optimal dalam memberikan sosialisasi kepada Komite Sekolah sehingga penyusunan kurikulum muatan lokal dilaksanakan sesuai harapan.
kepada
sekolah
4.2.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung (Supporting Agency)
Angket peran Komite Sekolah sebagai pendukung supporting agency) terdiri dari 10 indikator item 9 s.d. item 18 dengan skor maksimal 50. Rata-rata skor adalah 498,50 atau 99,70% termasuk kriteria sangat berhasil. Data dari skor angket diperkuat oleh hasil wawancara dari 45 responden.
Hasil penelitian, perolehan total skor aspek evaluasi peran Komite Sekolah sebagai pendukung (supporting agency) yang dilakukan pada empat sekolah di Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung sebagaimana disajikan pada tabel 4.5.
Pada tabel 4.5 ditunjukkan rekapitulasi peran Komite Sekolah sebagai sebagai pendukung (supporting agency) di lingkup Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung berada pada total skor 1.994 atau 88,62 % (berhasil) untuk 10 indikator aspek penilaian. Skor ini tertinggi di antara skor peran Komite Sekolah lainnya.
Analisis hasil penelitian menunjukkan pada tabel 4.7 item 9 mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, skor 220 atau 92,77 % termasuk kriteria sangat berhasil. Komite Sekolah memotivasi dan menghimbau kalangan menengah ke atas untuk berpartisipasi bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah
Instrumen item 10 mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dan insidential dengan orang tua dan anggota masyarakat, total skor 203 atau 90,22 % termasuk kriteria sangat berhasil. Komite Sekolah mengadakan pertemuan berkala setiap 2 bulan sekali, untuk mengetahui permasalahan atau
Instrumen item 11 mencari bantuan dana dari dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, total skor 183 atau 81,33 % termasuk kriteria berhasil.
Komite Sekolah belum begitu berhasil sepenuhnya dalam kegiatan mencari bantuan dana dari dunia usaha dan industri, karena di sekitar sekolah belum ada DUDI yang bisa diminta bantuannya. Ada kalanya DUDI membantu ketika sekolah punya kegiatan pembangunan fisik. Hal tersebut sesuai hasil wawancara dengan responden (RM) yang menyatakan bahwa belum dilaksanakan, karena di sekitar sekolah belum ada DUDI yang signifikan, kalau ada kecil- kecilan dan belum peduli, apalagi keluarganya bukan siswa sekolah tersebut. Pernah ada yang membantu ketika sekolah punya kegiatan pembangunan fisik, tetapi hanya insidental dan relatif kecil. Komite Sekolah pernah menghubungi alumni yang memiliki dunia usaha di luar, tetapi responsnya belum
Instrumen item 12 menghimbau dan mengadakan pendekatan kepada orang tua dan masyarakat yang dipandang mampu untuk dapat menjadi narasumber dalam kegiatan intrakurikuler bagi peserta didik. Total skor 187 atau 88,11 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah mengadakan pendekatan kepada tokoh masyarakat yang dipandang SDMnya memadai.
Instrumen item 13 memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Total skor 195 atau 86,66 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah mendukung program dengan cara mengusahakan SDM pendukung kegiatan.
Instrumen item 14 memverifikasi RAPBS yang diajukan oleh kepala sekolah. Total skor 194 atau 82,22 % termasuk kriteria berhasil. Setelah RAPBS diajukan ke Komite Sekolah, maka Komite Sekolah mempelajari dan mencocokkan dengan program tahunan Komite Sekolah. Dimintakan klarifikasi hal- hal yang tidak cocok. Apabila klarifikasi dapat diterima, maka RAPBS yang diusulkan sekolah diterima, dan apabila klarifikasi ditemui rancangan yang tidak rasional, maka RAPBS yang diajukan disarankan kepada sekolah untuk direvisi.
Instrumen item 15 memberikan pengesahan terhadap RAPBS setelah proses verifikasi dalam rapat pleno KS. Total skor 201 atau 89,33 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah secara terbuka dan bersama-sama seluruh anggota secara aklamasi menyampaikan persetujuan terhadap RAPBS yang telah diverifikasi dalam rapat pleno. Kemudian Komite Sekolah akan menandatangi RAPBS yang telah disetujui untuk disahkan.
Pada instrumen item 16 memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Total skor 197 atau 87,55 % termasuk
bagi
upaya
Komite Sekolah menghimbau masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah
kriteria
berhasil.
Instrumen item 17 memberikan dukungan untuk pemeriksaan kesehatan anak-anak. Total skor 201 atau 89,33 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah menyarankan sekolah untuk membangun kerjasama dengan Puskesmas, dan RSU untuk pengobatan siswa, terutama terkait dengan kesehatan mata dan gigi.
Instrumen item 18 memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam
Total skor 1.994 atau 88,62 % membuktikan bahwa peran Komite Sekolah sebagai pendukung (supporting agency) sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 51, ayat (1) disebutkan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah. Penjelasan Pasal 51, ayat (1) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah adalah bentuk otonomi manajemen
pada satuan pendidikan, dalam hal ini kepala sekolah/madrasah
pendidikan
Selain itu Depdiknas (2012:54) menjelaskan peran komite sekolah sebagai mitra sekolah dalam MBS adalah untuk membantu dan ikut mengawasi penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien. Berdasarkan pasal 196 (1) PP nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Komite Sekolah berfungsi sebagai pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
Selanjutnya berdasarkan Pasal 196 (3) PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
Sekolah/Madrasah memperhatikan
bahwa
Komite
menindaklanjuti terhadap keluhan, saran, kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap satuan pendidikan. Peran Komite Sekolah dalam MBS mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna neningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan, menggalang dana masyarakat
dan
pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Penerapan peran Komite Sekolah sebagai pendukung (supporting agency) yang efektif dapat memastikan bahwa kegiatan-kegiatan dalam hal
dalam
rangka
pengelolaan pendidikan yang diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi,
meningkatkan mutu pendidikan yang diperoleh melalui partisipasi orangtua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas serta meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga
meningkatkan partisipasi masyarakat melalui peranserta orangtua murid dalam penyusunan dan pengawasan program.
kependidikan
sekolah,
4.7 membuktikan bahwa penerapan peran Komite Sekolah sebagai pendukung (supporting agency) yang dikelola secara optimal mengacu kaidah yang ditetapkan, menjadikan hubungan kerja yang efektif antara Komite Sekolah mewakili masyarakat dengan sekolah.
Data pada tabel
Berdasarkan tabel 4.5 peran Komite Sekolah sebagai pendukung (supporting agency) dari instrumen angket terdiri dari 86,82 berada pada rentangan nilai antara 70-89 dengan kriteria baik. Adapun wawancara terdiri dari 13 pertanyaan, diperoleh data bahwa pada umumnya responden telah melaksanakan perannya sesuai peraturan yang ditetapkan, termasuk kriteria berhasil.
Manfaat yang diperoleh dari hasil skor penelitian tentang peran Komite Sekolah sebagai sebagai pendukung (supporting agency), diketahui bahwa pada umumnya Komite Sekolah belum berhasil mendukung sekolah dalam hal mencari bantuan dana dari dunia usaha. Hal ini disebabkan karena di sekitar sekolah belum ada DUDI yang bisa diharapkan memberikan bantuan kepada sekolah untuk disalurkan guna pembebasan uang sekolah bagi siswa dari keluarga tidak mampu. Untuk mengatasi hal tersebut, Komite Sekolah mendukung pihak sekolah mengalokasikan dana BOS untuk kepentingan tersebut. Dengan demikian, maka permasalahan keuangan bagi siswa dari keluarga tidak mampu dapat diatasi.
4.2.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol (Controlling)
Angket peran Komite Sekolah sebagai sebagai pengontrol (controlling agency) terdiri dari 5 indikator item 19 s.d. item 23 dengan skor maksimal 50. Rata- rata skor tabel 4.5 adalah 244,5 atau 89,80 % termasuk kriteria berhasil. Data dari skor angket diperkuat oleh hasil wawancara dari 45 responden.
Pada tabel 4.8 termuat data tentang peran Komite Sekolah sebagai pengontrol (controlling agency). Pada instrumen item 19 melaksanakan konsep subsidi
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak lepas dari dana. Sementara itu, harus diakui anggaran pendidikan yang pada pemerintah (daerah) sangat terbatas. Karena itu pemanfaatan sumber-sumber anggaran pendidikan yang ada pada masyarakat menjadi kebutuhan yang mendesak.
Instrumen item 20 membantu sekolah dalam menciptakan hubungan dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Total skor 210 atau 93,33 % termasuk kriteria sangat berhasil. Dengan dilaksanakan pertemuan secara berkala, tercipta hubungan untuk membangun kerjasama.
Instrumen item 21 mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau insidential dengan kepala sekolah dan dewan guru. Total skor 189 atau 84,44 % termasuk kriteria berhasil.
Instrumen item 22 sering mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah, atau dengan dewan guru di sekolah. Total skor 186 atau 82,66 % termasuk
Instrumen item 23 meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa. Total skor 191 atau 84,88 % termasuk criteria berhasil. Hasil wawancara dengan RC menyatakan bahwa Komite Sekolah apabila mendapatkan penjelasan yang sudah sesuai, akan menerima. Apabila penjelasan dari sekolah ada yang kurang sesuai, maka
Komite Sekolah akan memberikan saran, pendapat, dan masukan. Hasil wawancara tersebut menunjukkan Komite Sekolah telah melaksanakan perannya sebagai pengontrol (controlling agency) sebagaimana tercantum pada item
22. Menurut Umaedi dkk (2013:4.8) berdasarkan kajian pelaksanaan maupun yang tersurat dan tersirat dalam kebijakan pemerintah dan Undang- undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003, serta aspirasi masyarakat yang berkembang setidaknya ada empat aspek yang tercakup sebagai tujuan MBS, yaitu kualitas (mutu) dan relevansi, keadilan, efektivitas dan efisiensi, serta akuntabilitas.
Berdasarkan tabel 4.5 peran Komite Sekolah sebagai pengontrol (controlling agency) dari instrumen angket terdiri dari 5 indikator diperoleh total skor 978 atau 88,62 berada pada rentangan nilai antara 70-89 dengan kriteria baik. Adapun wawancara terdiri dari 5 pertanyaan, diperoleh data bahwa pada umumnya responden telah melaksanakan perannya sesuai peraturan yang ditetapkan, termasuk kriteria berhasil.
Manfaat yang diperoleh dari hasil skor penelitian tentang peran Komite Sekolah sebagai pengontrol (controlling agency), adalah pada melaksanakan konsep subsidi silang dalam penarikan iuran dari orang tua siswa. Melalui himbauan kepada orang tua siswa yang mampu, agar memberikan dana melebihi yang sudah ditentukan maka kendala yang dihadapi sekolah dalam hal biaya pendidikan siswa dapat teratasi.
4.2.4 Peran Komite Sekolah sebagai Mediator (Mediator Agency).
Angket peran Komite Sekolah sebagai sebagai mediator (mediator agency) terdiri dari 2 indikator item
24 dan 25. Data dari skor angket diperkuat oleh hasil wawancara dari 45 responden. Hasil penelitian, perolehan total skor aspek evaluasi peran Komite Sekolah sebagai mediator (mediator agency) yang dilakukan pada empat sekolah di Gugus Abimanyu
Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung sebagaimana disajikan pada tabel 4.5.
Pada tabel 4.9 instrumen item 24 bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni. Total skor 176 atau 78,22 % termasuk kriteria berhasil. Instrumen item 25 mengadakan penjajagan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama atau MOU dengan lembaga lain untuk memajukan sekolah. Total skor 185 atau 82,22 % termasuk kriteria berhasil. Hasil wawancara dengan responden RM, belum sepenuhnya dilakukan, karena belum melihat lembaga mana yang sekiranya bisa diajak kerjasama, mengingat pihak sekolah belum bisa memberikan kontribusi ke pihak lain.
Keberhasilan peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency), pendukung (supporting agency), pengontrol (controlling agency), dan mediator (mediator agency), di antaranya disebabkan
Komite Sekolah mencakup panduan sistem terstandar yang bersifat fleksibel dan dapat diterapkan pada berbagai jenis satuan pendidikan. Kendala Komite Sekolah dalam mengaktualisasikan perannya, diatasi dengan kegiatan sosialisasi dan adanya komitmen bersama antara masyarakat, orang tua siswa, dan pihak sekolah.
karena
AD/ART
Manfaat yang diperoleh dari hasil skor penelitian tentang peran Komite Sekolah sebagai mediator (mediator agency), bekerjasama dengan pihak sekolah dalam penelusuran alumni. Kegiatan tersebut sudah dilaksanakan, hasilnya hanya sebatas memperoleh data alumni. Adapun tindak lanjut dari perolehan data tersebut belum memberikan kontribusi secara signifikan. Melalui himbauan alumni yang mampu, agar memberikan bantuan kepada sekolah yang pernah memberikan bekal ilmu dalam menjalani kehidupannya.
4.2.5 Fasilitas Organisasi Komite Sekolah
Untuk dapat melaksanakan perannya, Komite Sekolah memerlukan dukungan fasilitas organisasi yang memadai. Instrumen fasilitas organisasi Komite Sekolah, terdiri dari 20 item dengan skor tertinggi 4 sehingga skor ideal 80. Skor ideal ditentukan skor 90- 100 (sangat berhasil), skor ideal 70-89 (berhasil), skor ideal 60-69 (cukup berhasil), dan skor ideal < 60 (tidak berhasil). Adapun kriteria sebagai berikut : Instrumen yang digunakan terdiri dari 20 indikator terdiri dari 4 item dan skor ideal 80 Skor ideal diperoleh dari skor riil dibagi skor ideal. 1.Sangat berhasil (A)
a. Fasilitas ada dan digunakan secara rutin
c. Hasilnya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
2. Berhasil (B)
a. Fasilitas ada dan digunakan secara rutin
b. Fasilitas ada dan digunakan secara optimal
c. Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
3. Cukup berhasil (C)
a. Fasilitas ada dan digunakan tidak secara rutin
b. Fasilitas ada dan digunakan tidak secara optimal
c. Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
4. Tidak berhasil (D)
a. Fasilitas ada dan digunakan tidak secara rutin
b. Fasilitas ada dan digunakan tidak secara optimal
c. Hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
Berdasarkan data tabel 4.14 tentang fasilitas organisasi Komite Sekolah yang diperoleh dari 45 responden, rata-rata skor riil 750 dengan skor ideal 80,08 termasuk kriteria berhasil.
Pada tabel 4.15 diuraikan perolehan skor fasilitas organisasi Komite Sekolah terdiri dari 20 indikator. Instrumen item 1 Pengurus dan anggota Komite Sekolah. Total skor 160 atau 88,88 % termasuk kriteria
Instrumen item 2 tenaga administrasi dan keuangan. Total skor 155 atau 86,11 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah memiliki tenaga bidang administrasi dan keuangan untuk mendukung kegiatan. Segala sesuatunya dikerjakan secara bekerjasama dengan pihak sekolah.
Instrumen item 3 ruang kantor (bisa di sekolah). Total skor 134 atau 74,44 % termasuk kriteria berhasil. Kantor sekretariat Komite Sekolah disediakan oleh pihak sekolah. Pada instrumen item 4 meja kursi rapat. Total skor 134 atau 74,44 % termasuk kriteria berhasil. Sarana disediakan pihak sekolah. Pada instrumen item 5 papan tulis dan papan data. Total skor 128 atau 71,11 % termasuk kriteria berhasil. Sarana disediakan pihak sekolah.
Permasalahan sarana dan prasarana untuk Komite Sekolah selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan Selvi Mayarani dengan judul Peran Komite Sekolah dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana di SD Pucang
IV Sidoarjo . Hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini antara lain solusi Komite Sekolah dalam menghadapi hambatan pengadaan sarana dan prasarana yaitu melakukan rapat supaya kendala yang dihadapi dapat
Instrumen item 6 agenda dan fail surat keluar dan surat masuk. Total skor 143 atau 79,44 % termasuk kriteria berhasil. Pada instrumen item 7 daftar hadir rapat-rapat, seperti Rapat Pengurus dan Anggota. Total skor 160 atau 88,88 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah menyiapkan sarana untuk kepentingan kesekretariatan. Pada instrumen item 8 notulen rapat. Total skor 159 atau 88,33 % termasuk kriteria berhasil.
Instrumen item 9 buku kas. Total skor 145 atau 80,55 % termasuk kriteria baik. Pada instrumen item
10 rekening bank. Total skor 128 atau 71,11 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah memiliki rekening bank untuk mengatur sirkulasi keuangan.
Instrumen item 11 RAPBS. Total skor 157 atau 87,27 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah memiliki arsip RAPBS sebagai acuan untuk menentukan rancangan kegiatan dan biaya pada tahun berikutnya.
Instrumen item 12 dokumen AD/ART. Total skor 142 atau 78,33 % termasuk kriteria berhasil. Pada instrumen item 13 panduan umum. Total skor 141 atau 78,33 % termasuk kriteria berhasil. Komite
Sekolah memiliki AD/ART dan panduan umum sebagai dasar melakukan kegiatan.
Instrumen item 14 acuan operasional. Total skor 141 atau 78,33 % termasuk kriteria berhasil. Pada instrumen item 15 Kepmendiknas Nomor 044/U/2003. Total skor 156 atau 86,66 % termasuk kriteria berhasil. Pada instrumen item 16 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Total skor 146 atau 81,11 % termasuk kriteria berhasil.
Instrumen item 17 data sekolah. Total skor 136 atau 75,55 % termasuk kriteria berhasil. Pada instrumen item 18 data orang tua siswa. Total skor 151 atau 82,88 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah memiliki arsip data sekolah dan orang tua siswa. Selain itu mendokumentasikan profil sekolah yang telah disusun bersama-sama pihak sekolah.
Instrumen item 19 data DUDI. Total skor 127 atau 70,55 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah hanya mencatat sebatas yang diketahui oleh Komite Sekolah saja. Pada instrumen item 20 data hasil belajar siswa. Total skor 149 atau 82,77 % termasuk kriteria berhasil. Komite Sekolah menginventarisir rekapitulasi hasil belajar siswa diarsipkan dari buku induk sekolah.
Komponen fasilitas organisasi Komite Sekolah pada tabel 4.14 menunjukkan skor ideal berada pada 80,06
tersebut dapat dinyatakan bahwa fasilitas organisasi Komite Sekolah Gugus Abimanyu Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung secara umum berhasil dengan rata-rata skor 80,33 sehingga mendukung Komite Sekolah dalam melaksanakan perannya.
Berdasar hasil
penelitian
Pengendalian fasilitas organisasi Komite Sekolah berupa dokumen terus diperbaharui dan pengendalian dokumen harus mampu menjamin kemamputelusuran informasi pendidikan dan mudah didapatkan dengan segera.
Untuk mengelola dan mengoperasikan sebuah organisasi Komite Sekolah dengan berhasil, perlu untuk mengendalikannya dengan cara sistematis dan transparan.
Keberhasilan dapat tercapai dari implementasi dan pemeliharaan sistem manajemen yang didesain untuk selalu memperbaiki kinerja sambil menanggapi
pihak yang berkepentingan terutama sekolah dan masyarakat . Berdasar tabel 4.15, fasilitas organisasi Komite Sekolah Gugus Abimanyu Temanggung rata-rata
kebutuhan
semua
1 dan item 7 masing-masing dengan skor 160 atau 88,88 %. Item 1 data tentang dokumentasi pengurus dan anggota Komite Sekolah, item 7 data tentang dokumentasi daftar hadir rapat-rapat seperti rapat pengurus dan anggota. Skor terendah item 19 dengan skor 127 atau 70,55 %. Item 19 data tentang DUDI. Hal ini sesuai dengan langkah trianggulasi data dokumentasi fasilitas organisasi Komite Sekolah dilakukan dengan membandingkan skor hasil penelitian yang diperoleh melalui angket dan wawancara. Indikator tentang mencari bantuan dana dari DUDI untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa berasal dari keluarga tidak mampu, belum sepenuhnya berhasil dilakukan oleh Komite Sekolah.
92