Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Penerimaan Teknologi Sistem Informasi Manajemen Pemerintah dan Dampaknya terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan)

14, 4 Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Surachman

Diterima, Agustus 2016

Direvisi, September 20 16

Sunaryo

Oktober 20 16 Disetujui, Desember 20 16

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: This study aimed to analyze the factors that affect the acceptability ofGovernment technology management information system and also to examine and analyze the impact of technology acceptance on employee performance, with job satisfaction as mediation. The factorare transformational leadership, systemquality,and facilitating conditions.The popu- lation in this study were 1872 people users SPAN at the Directorate General of the Treasury. Total sample were 240 users taken by simple random sampling techniques.This study were analyzed using descriptive analysis and Partial Least Square analysis (PLS).The results showed that the factors that affect the technology acceptance of SPAN aresystem quality and facilitating conditions, whereas transformational leadership has been unable to signifi- cantly affect the technology acceptance. The technology acceptance on employee perfor- mance successfully mediated by employee satisfaction, because that direct effect has not shown significant results.

Keywords: transformational leadership, system quality, facilitating conditions, technology acceptance, employee satisfaction, employee performance, information system

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi Sistem Informasi Manajemen Pemerintah dan juga menguji dan menganalisis dampak penerimaan teknologi terhadap kinerja karyawan, dengan kepuasan kerja karyawan sebagai mediasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan tersebut yaitu kepemimpinan transformasional, kualitas sistem dan juga kondisi-kondisi pemfasilitasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 1872 orang pengguna SPAN pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang dengan memakai teknik simple random sampling, dan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 240 users. Model analisis menggunakan analisis

Jurnal Aplikasi

deskriptif dan menggunakan teknik Partial Least Square Analysis (PLS). Hasil menunjukkan

Manajemen ( JAM) Vol 14 No 4, 20 16

bahwa faktor-faktor yang mampu mempengaruhi dari penerimaan teknologi SPAN adalah kondisi-

Terindek s dalam

kondisi pemfasilitasi dan kualitas sistem, sedangkan kepemimpinan transformasional belum

Google Scholar

mampu berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan teknologi. Kepuasan kerja karyawan berhasil memediasi secara penuh antara penerimaan teknologi terhadap kinerja karyawan, karena pengaruh langsungnya belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Alamat Korespondensi: Rino Radiansyah, Pascasar- jana Fakultas Ekonomi dan

Kata Kunci: kepemimpinan transformasional, kualitas sistem, kondisi-kondisi pemfasilitasi,

Bisnis Universitas Brawijaya,

penerimaan teknologi, kepuasan kerja, kinerja karyawan, sistem informasi

DOI: http://dx.doi.org/10. 18202/jam23026332.14.4.09

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 683

Rino Radiansyah, Surachman, Sunaryo

JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016 684 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016

Kemajuan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan dampak yang sangat besar dan signifikan dalam kehidupan manusia. Perkem- bangan TIK merupakan dasar dari pembangunan sebuah perekonomian baik di tingkat makro dan mikro, karenanya mereka yang gagal berpartisipasi dalam perkembangannya akan tersingkirkan (Spanos, et al., 2002). Pengaruh perkembangan dan juga penggunaan TIK pun semakin meluas keberbagai aspek kehi- dupan, tidak hanya memiliki peran penting dalam sektor industri, pendidikan, dan bisnis namun juga dimanfaatkan untuk menunjang pelaksanaan tata kelola pemerintahan.Bertambahnya proses tata kelola pada paradigma pemerintahan baru yang didukung oleh TIK, muncul karena pesatnya kemajuan dalam TIK, globalisasi, dan bertambahnya pengaruh organi- sasi non-pemerintah (Estevez dan Janowski, 2013). Sektor publik menggunakan sistem informasi untuk membantu mengatasi masalah pelayanan publik yang tidak efisien dan pengiriman informasi pada sektor publik (Hussein, et al., 2007). Peran dari pemanfaatan TIK pada sektor publik inilah yang nantinya akan menentukan keberhasilan tata kelola pemerintahan yang baik.

Penggunaan dan pemanfaatan TIK dalam bidang pemerintahan dikenal dengan istilah E-Government. E-Government merupakan penggunaan TIK di sektor publik yang bertujuan meningkatkan penyampaian jasa dan informasi, mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan membuat sektor pemerintah lebih akuntabel, transparan dan efektif (Onuigbo, et al., 2015). Sedangkan pengertian menurut World Bank (2015), E-Government mengacu pada penggunaanTIK untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas pemerintah. E-Governmentbertujuan memberikan arus informasi secara terbuka dan mudah kepada masyarakat juga untuk mendukung terciptanya pemberian layanan yang cepat dan nyaman, peningkatan efisiensi biaya dan waktu dan aksesesibilitas pelayanan publik yang lebih baik untuk terciptanya kepemerintahan yang lebih demokratis. Di Indonesia sendiri peraturan yang men- dasari penerapan E-Government di lingkup pemerin- tahan adalah Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengem- bangan E-Government.

Salah satu fungsi utama dari pemerintah adalah memberikan pelayanan publik sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pengadaan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.Upaya pening- katan dan perbaikan kinerja aparatur negara, diharap- kan bisa memberikan dan mewujudkan pelayanan yang cepat, transparan, murah, mudah, dan akuntabel yang bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan dinamika perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Era reformasi birokrasi merupa- kan perbaikan kualitas pelayanan publik yang bersih dan bebas KKN yang dimulai secara efektif pada tahun 2004 dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 mengenai Percepatan Pem- berantasan Korupsi.

Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu kementerian yang dipilih sebagai pelopor dalam melaksanakan program reformasi birokrasi dengan mengusung Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai salah satu bentuk peman- faatan TIK dalam program reformasi keuangan. Pembangunan sistem aplikasi E-Government sebagai salah satu wujud pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan ditandai dengan telah dibangunnya suatu sistem keuangan yang dinamakan dengan SPAN yang merupakan suatu sistem yang berbasis teknologi informasi yang dirancang untuk mendukung proses pengelolaan keuangan negara yang dimulai dari penganggaran sampai dengan pro- ses pelaporan laporan keuangan pemerintah, meng- integrasikan proses bisnis yang selama ini terpisah- pisah. Sistem SPAN dibangun dan dikembangkan dengan mengacu pada prinsip-prinsip E-Government yang pada nantinya akan dicapai sebuah profesionali- tas dan kualitas pengelolaan pengelolaan Keuangan Negara yang baik. Direktorat Jenderal Perbendahara- an yang merupakan salah satu unit leading insti- tusions di lingkungan Kementerian Keuangan yang mengelola SPAN, memiliki tugas dalam penyeleng- garaan perumusan juga melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis dalam bidang perbendaharaan Negara.Peran dari TIK merupakan alat penting untuk mendukung proses transformasi tata kelola pemerin- tahan melalui fenomena pengembangan E-Govern- ment dan pengembangan bentuk-bentuk inovatif dari

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Penerimaan Teknologi Sistem Informasi Manajemen Pemerintah

pemberian layanan oleh pemerintah (Misuraca, et al., hal ini juga akan mempengaruhi kepuasan kerja 2011).

karyawan (Mariani, et al., 2013) dan kepuasan kerja Instansi pemerintah harus tahu dan mengerti inilah pada akhirnya akan dapat mempengaruhi bagaimana rencana strategi E-Government dikem- motivasi karyawan yang pada akhirnya akan bangkan, dikomunikasikan dan diintegrasikan ke dalam mempengaruhi kinerja mereka (Rothmann et al., lingkungan kerja. Tanpa pemahaman yang tepat ten- 2002). tang pentingnya penerapan E-Government, karyawan

Setiap implementasi dan penerapan suatu innovasi sebagai user tidak akan memiliki nilai yang berarti bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi mela- dalam pelaksanaannya (Koh et al., 2006). Keber- lui kinerja karyawan. Tujuan tersebut bisa dicapai, hasilan penggunaan suatu sistem informasi tidak jika inovasi bisa diterima oleh pemakai atau user. terlepas dari penerimaan dan penggunaan oleh para Manusia berinteraksi menggunakan sistem teknologi individual-individual yang mengoperasikan dan informasi dan interaksi inilah yang menimbulkan menggunakannya.Sehingga manfaat dan dampak permasalahan perilaku.Salah satu teori yang banyak langsung dari penerapan sistem teknologi informasi mendominasi literatur-literatur penelitian terhadap tersebut terhadap para individu pemakai nantinya akan perilaku individu pada penerimaan sistem informasi meningkatkan produktifitas organisasi. Penelitian adalah model TAM (Technology Acceptance Davis (1989) merupakan teori pertama dan banyak Model ). Model Penerimaan Teknologi (Davis, et al., dijadikan acuan oleh para peneliti lainnya menguji 1989) merupakan salah satu model yang sering mengenai model penerimaan teknologi (Technology digunakan dan telah tervalidasi dengan baik dalam Acceptance Model/TAM ).

kontek literatur penelitian mengenai Teknologi Ada beberapa faktor penting keberhasilan dalam Informasi, dan ada kesesuaian pemikiran yang sama implementasi sistem informasi manajemen pemerintah di kalangan peneliti bahwa model ini sangat kom- menurut Indrayani dan Gatiningsih (2013) yaitu komit- prehensif dan sederhana digunakan untuk menyeli- men pimpinan, efektifitas hubungan penggunanya, diki mengenai penerimaan teknologi (Elkhani, et al., dukungan teknis kelembagaan yang baik, rumusan 2013). pembuatan sistem informasi yang sesuai dan logis,

Menurut Park dan Rainey (2012) dalam pene- aksesibilitas yang baik juga tersedianya pemograman rapan E-Government, kepemimpinan yang memiliki aplikasi standart Industri. Penulis membagi menjadi visi dan strategi yang kuat akan menjadi faktor keber- tiga faktor penting utama yaitu kepemimpinan, hasilan yang penting untuk menentukan dan mengem- kualitas sistem juga kondisi-kondisi pemfasilitasi yang bangkan nilai-nilai, ide-ide, pencapaian tujuan dan baik. Kepemimpinan transformasional dipilih oleh strategi yang akan dilaksanakan untuk dibagikan kepada penulis karena perilaku seorang pemimpin transfor- seluruh pemangku kepentingan. Kualitas kepemim- masional sangat penting untuk dapat mengkomuni- pinan sangat penting dalam merubah organisasi dan kasikan perlunya sebuah perubahan (Wahyudi dan hal lainnya. Oleh karena itu pemimpin organisasi Park, 2014).

memiliki peran utama dalam mengelola baik dalam Penerapan SPAN diharapkan untuk dapat me- proses organisasi maupun sumber daya dalam orga- ningkatkan pelayanan publik melalui penggunaan nisasi (Eisenbach, et al., 1999) untuk menciptakan sebuah sistem informasi yang baik. Houger (2006) kesuksesan.Salah satu gaya kepemimpinan yang menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan organisasi, banyak menjadi perhatian banyak peneliti adalah setiap pemimpin organisasi harus memastikan bahwa mengenai gaya kepemimpinan transformasional. Cho, seluruh karyawan dapat menerima penggunaan tek- et al. (2011) menilai bahwa kesuksesan dari pene- nologi yang dipakai di tempat kerja sebagai perangkat rapan sistem informasi dipengaruhi oleh gaya kepe- yang dapat mendukung untuk meningkatkan kinerja- mimpinan transformasional. Kepemimpinan transfor- nya. Suatu perubahan dalam adopsi sistem informasi masional menurut Robbins (2006) adalah pemimpin baru, mengakibatkan perubahan dalam proses bisnis, yang menginspirasi para bawahannya untuk tidak praktek kerja dan juga hubungan dengan rekan kerja,

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 685

Rino Radiansyah, Surachman, Sunaryo

mementingkan kepentingan sendiri demi kebaikan organisasi, karakteristik pekerjaan dan hubungan organisasi, dan memiliki dampak yang luar biasa dalam antara rekan kerja. Akibat dari perubahan ini, ke- mempengaruhi pribadi bawahannya.

puasan kerja dapat dipengaruhi (Mariani, et al., 2013). Kualitas sistem (System Quality) merupakan Robbins dan Judge (2009) mengatakaan bahwa salah salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan dan satu indikator keberhasilan manajemen mengelola kepuasan pengguna dari teknologi informasi (Saba, Sumber Daya Manusia adalah tingkat kepuasan kerja 2013; dan Tajuddin, et al., 2013) dan merupakan karyawan. Luthans (2011) berpendapat kepuasan faktor kunci dalam penerimaan suatu sistem informasi, kerja adalah seperangkat peraturan berkaitan dengan karena pengalaman individu dalam hal kualitas sistem perasaan menyenangkan dan tidak menyenangkan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kese- yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. diaan usersuntuk menerima suatu sistem informasi

(Park, et al., 2012). Kualitas sistem informasi menurut HIPOTESIS PENELITIAN

DeLone dan McLean (1992) diwujudkan dalam kinerja Cho, et al. (2011) menilai bahwa kesuksesan dari sistem secara keseluruhan dan diukur dengan persepsi penerapan sistem informasi dipengaruhi oleh gaya

individu. kepemimpinan transformasional. Penelitian yang Kumi, et al. (2012) berpendapat bahwa kondisi- dilakukan oleh Schepers, et al. (2005), menunjukkan

kondisi pemfasilitasi akan meminimalisir atau bahkan bahwa hanya hubungan antara kepemimpinan trans- akan menghilangkan hambatan akan penggunaan formasional dan manfaat yang dirasakan yang menun- suatu sistem informasi yang pada akhirnya akan mem- jukkan hasil yang signifikan, sedangkan hubungan pengaruhi ekspektasi kinerja pengguna sistem tersebut.

kepemimpinan transformasional dengan persepsi ke- Dukungan yang disediakan oleh organisasi baik berupa mudahan penggunaan menunjukkan hasil sebaliknya. infrastruktur maupun organisasional untuk mendukung Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan

kesuksesan penerapan sistem informasi juga mempe- oleh Elkhani, et al. (2013) yang menunjukkan bahwa ngaruhi atas keberhasilan implementasi suatu sistem kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh teknologi informasi hal inilah yang dinamakan oleh

langsung yang signifikan baik terhadap manfaat yang kondisi-kondisi pemfasilitasi. Menurut Venkatesh, et dirasakan maupun terhadap persepsi kemudahan al. (2003), kondisi-kondisi pemfasilitasi merupakan penggunaan dari dimensi TAM. Maka dirumuskan

sejauhmana seseorang percaya bahwa infrastruktur hipotesis penelitian pertama sebagai berikut: teknikal dan organisasional tersedia dalam mendu- H kung sistem informasi. Kondisi-kondisi ini termasuk

1 : Terdapat pengaruh yang siqnifikan antara kepemimpinan transformasional dengan

aspek lingkungan organisasi dan teknologi yang penerimaan teknologi SPAN.

dirancang untuk meminimalisir atau menghilangkan Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan hambatan dari penggunaan sistem.

dan kepuasan pengguna dari teknologi informasi ada- Hubungan antara teknologi informasi dan kinerja lah kualitas sistem informasi (Saba, 2013; dan Tajuddin,

individu telah menjadi banyak perhatian dalam et al ., 2013). Penelitian terdahulu oleh Kim, et al. penelitian sistem informasi (Goodhue dan Thomson, (2008), Cheng (2013), Alshibly (2014) menemukan

1995). Sistem informasi dianggap memiliki dampak terdapat hubungan yang signifikan terhadap konstruk yang siqnifikan pada pekerjaan pengguna sistem, be- pada TAM. Sehingga dirumuskan hipotesis penelitian berapa penelitian menegaskan bahwa sistem infor- kedua sebagai berikut: masi dapat meningkatkan produktivitas dan mening-

2 : Terdapat pengaruh yang siqnifikan antara kualitas sistem dengan penerimaan teknologi

katkan hasil dan kinerja (Abugabah, et al. (2009).

Menurut Goodhue dan Thomson (1995) menyatakan

SPAN.

bahwa pencapaian kinerja individu berkaitan dengan Kondisi-kondisi pemfasilitasi akan meminimalisir pencapaian atas rangkaian tugas-tugas dengan atau bahkan akan menghilangkan hambatan akan

dukungan sistem informasi yang ada. penggunaan suatu sistem informasi (Kumi, et al., Implementasi dan pelaksanaan sistem informasi 2012). Penelitian oleh Teo (2010), Gu, et al. (2009)

menghasilkan perubahan dalam praktek kerja, proses dan Sambasivan, et al. (2010) menemukan bahwa

686 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016 Nama Orang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Penerimaan Teknologi Sistem Informasi Manajemen Pemerintah

terdapat hubungan yang signifikan pada konstruk kan kepuasan kerja karyawan terhadap perangkat model penerimaan teknologi. Maka untuk hipotesis yang mendukung proses kerjanya yang pada akhirnya yang ketiga adalah:

juga akan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan

H 3 : Terdapat pengaruh yang siqnifikan antara kepuasan kerja yang tinggi diharapkan karyawan kondisi-kondisi pemfasilitasi dengan peneri- memberikan kinerja yang tinggi pula sehingga akan maan teknologi SPAN.

tercapai tujuan organisasi. Maka untuk hipotesis Perubahan dalam adopsi sistem informasi baru ketujuh dirumuskan seperti berikut: yang mengakibatkan perubahan dalam proses bisnis, H 7 : Terdapat pengaruh yang siqnifikan antara praktek kerja dan juga hubungan dengan rekan kerja

penerimaan teknologi SPAN dengan Kepuasan sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan

kerja Karyawan melalui mediasi Kepuasan kerja karyawan (Mariani, et al., 2013). Penelitian

Kerja

Mariani, et al. (2013) dan juga Wamba dan

Bhattacharya (2015) menemukan hubungan yang METODE

signifikan antara penerapan dan penerimaan teknologi Penelitian dengan menggunakan explanatory terhadap kepuasan kerja individu. Sehingga untuk

reseach dimaksudkan untuk memperoleh data popu- hipotesis keempat dirumuskan: lasi yang telah diambil sampel sehingga dapat dilihat H4 : Terdapat pengaruh yang siqnifikan antara pe- hubungan-hubungan antara variabel, yang pada akhir-

nerimaan teknologi SPAN dengan kepuasan nya akan diperoleh kesimpulan maupun penjelasan kerja karyawan.

atas masalah yang diteliti. Penelitian ini menggunakan Robbins (2006) menyatakan bahwa kepuasan

metode email survei dengan alat bantu kuisoner online kerja di tempat kerja akan berpengaruh terhadap menggunakan skala Likert bobot 1 sampai dengan 5. kinerja. Maharani, et al. (2013), Hayati dan Chaniago Metode email survei dipilih peneliti karena memiliki

(2012) dan Barakat, et al. (2015) menemukan bahwa kelebihan dapat mengumpulkan banyak informasi kepuasan kerja memiliki hubungan yang positif dan dengan biaya yang efektif, mencakup wilayah geo- signifikan terhadap kinerja karyawan. Hipotesis

grafis yang luas dan didapatkan waktu penyelengga- kelima dirumuskan: raan yang relatif cepat. Pendekatan penelitian ini

H 5 : Terdapat pengaruh yang siqnifikan antara menggunakan pendekatan cross sectional dalam kepuasan kerja dengan kinerja karyawan.

pengumpulan data.

Pimpinan organisasi harus memastikan bahwa Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan karyawan mereka menerima penggunaan teknologi

Perbendaharaan Negara (KPPN) yang berada di wila- di tempat kerja sebagai perangkat yang mendukung yah Indonesia yang sudah menerapkan SPAN dalam dalam meningkatkan kinerja karyawan untuk men- proses bisnisnya. Kantor Pelayanan dan Perbendaha-

capai tujuan organisasi mereka (Houger, 2006). Pene- raan Negara merupakan ujung tombak pelayanan dari litian oleh Ahearne, et al. (2008) dan juga Ali dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan ke pada para Younes (2013) menemukan bahwa penerimaan

pihak stakeholder/satuan kerja yang juga telah meng- teknologi berpengaruh signifikan terhadap kinerja implementasikan SPAN dalam proses bisnis kerjanya karyawan. maka hipotesis keenam dirumuskan seba- dan merupakan instansi vertikal di Direktorat Jenderal

gai berikut: Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertang-

H 6 : Terdapat pengaruh yang siqnifikan antara gungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat penerimaan teknologi SPAN dengan Kinerja

Jenderal Perbendaharaan.Jumlah Populasi yang Karyawan menjadi objek penelitian adalah seluruh pegawai pada Menurut Rothmann, et al. (2002), kepuasan KPPN di 179 KPPN yang tersebar di seluruh wilayah

karyawan dalam aspek pekerjaan mereka dapat mem- Indonesia dengan jumlah pegawai yang memiliki user pengaruhi motivasi yang pada akhirnya akan mempe- ID SPAN sebanyak 1872 pegawai. Sampel dari pene- ngaruhi kinerja mereka. Dengan pengembangan

litian ini adalah pegawai yang memiliki user ID SPAN, sistem informasi oleh organisasi yang mampu diterima karena tidak semua pegawai di KPPN memiliki user oleh para penggunanya diharapkan akan meningkat- ID . Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 687

Rino Radiansyah, Surachman, Sunaryo

berjumlah 240 users. dibawah 0,60 dianggap tidak reliabel. Model analisa data yang dipakai dalam penelitian

Untuk hasil uji koefisien jalur sesuai tabel 1, nilai ini adalah SEM (Structural Equation Modelling) t-statistic yang melebihi nilai kritis sebesar 1.96 melalui pendekatan PLS (Partial Least Square) dinyatakan signifikan dan sebaliknya yang kurang dari menggunakan program SmartPLS 3.0. Untuk peng- nilai kritis dibawah 1.96 dinyatakan tidak signifikan. ujian efek mediasi menggunakan kaidah Baron dan Secara keseluruhan, nilai t-statistic dari hubungan Kenny (1986), yaitu pengujian efek mediasi dapat antara dua variabel pada tabel 1 tersebut menunjuk- dilakukan jika efek utama (hubungan langsung variabel kan bahwa terdapat empat pengaruh yang signifikan independen terhadap dependen) adalah signifikan.

dan dua pengaruh yang tidak signifikan pada masing- masing hubungan antar variabel pada model penelitian

HASIL

ini pada gambar 1.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner online Koefisien jalur antara kepemimpinan transforma- kepada para responden melalui email KPPN diperoleh sional dengan penerimaan teknologi SPAN berpe-

jumlah responden yang telah mengisi kuesioner seba- ngaruh positif sebesar 0,132, dan hubungan tersebut tidak signifikan pada level 0,05 karena nilai t-

nyak 284 responden namun hanya sebesar 240 res-

Statistik

lebih kecil dari 1,96 yakni ditemukan sebesar 1,512; ponden yang bisa digunakan dan dapat diolah. Tingkat

response-rate dari email survey tersebut cukup sehingga Hipotesis 1 dalam hal ini adalah ditolak, rendah bila dibandingkan dengan jumlah seluruh user karena temuan hasil menunjukkan bentuk pengaruh SPAN di KPPN yang berjumlah 1872 user, dengan positif namuntidak signifikan diantara kepemimpinan

transformasional dan penerimaan teknologi SPAN. persentase sebesar 15,17%. Koefisien jalur antara kepemimpinan transfor- Hasil uji validitas dan reabilitas instrument pene-

litian dari masing-masing indikator pada variabel masional dengan Kualitas Sistem dengan Penerimaan dinyatakan valid dan reliable. hasil uji menunjukkan Teknologi SPAN berpengaruh positif sebesar 0,532, bahwa besarnya koefesien korelasi yang didapat dari dan hubungan tersebut signifikan pada level 0,05

hasil perhitungan koefesien korelasi (rxy) seluruhnya Statistik lebih besar dari 1,96 yakni ditemu-

karena nilai t-

mempunyai r Hipotesis 2 dalam hal ini

kan sebesar 6,393; sehingga

hitung yang lebih besar dari 0,3 sehingga dapat dikatakan seluruh pertanyaan dinyatakan valid. adalah diterima karena temuan hasil menunjukkan

Uji validitas instrumen dari seluruh pertanyaan masing- bentuk pengaruh yang positif signifikan antara Kualitas masing variabel dinyatakan valid jika jika r

mini- hitung Sistem dengan Penerimaan Teknologi SPAN. Koefisien jalur antara Kondisi-Kondisi Pemfasi-

mal 0,3 atau r hitung lebih besar dari r tabel. Hasil uji Uji litasi dengan Penerimaan Teknologi SPAN karyawan reliabilitas konsistensi internal (internal consistency) dari seluruh variabel mempunyai nilai alphadiatas berpengaruh positif sebesar 0,213, dan hubungan

0,60. Konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila tersebut signifikan pada level 0,05 karena nilai t- Statistik mempunyai nilai alphadiatas 0,60 dan sebaliknya jika lebih besar dari 1,96 yakni ditemukan sebesar 2,167;

Tabel 1. Hasil pengujian hipotesis pengaruh langsung

Variabel

Koefisien β

Hipotesis Parsial

Kepemimpinan Transformasional (X1)

Tidak Signifikan Kualitas Sistem (X2)

Penerimaan

Signifikan Kondisi-kondisi

Teknologi SPAN

Signifikan Penerimaan Teknologi

(X4)

pemfasilitasi (X3)

Signifikan Penerimaan Teknologi

Kepuasan Kerja

SPAN (X4)

(Z)

0,117226 0,981 Tidak SPAN (X4)

Signifikan Kepuasan Kerja (Z)

Kinerja Karyawan

Signifikan Sumber data: Hasil Pengolahan Analisis Data dengan SmartPLS (2016)

(Y)

688 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016 Nama Orang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Penerimaan Teknologi Sistem Informasi Manajemen Pemerintah

K ond isi-ko nd isi

Pem f asilita s i (X 3 )

β = 0,2 13 (S ig )

Ku alitas

β = 0,1 17 (N S ) Kine r ja S iste m

P e ne rim aa n

β = 0 ,11 7(N S) T e kno lo gi

Kar y a wa n

K ep ua san

Gambar 1. Diagram Jalur Hasil Pengujian Hipotesis

Sumber data: Hasil Pengolahan Analisis Data dengan SmartPLS (2016) sehingga Hipotesis 3 dalam hal ini adalah diterima sehingga Hipotesis 6 dalam hal ini adalah ditolak

karena temuan hasil menunjukkan bentuk Kondisi- karena temuan hasil menunjukkan bentuk pengaruh Kondisi Pemfasilitasi dengan Penerimaan Teknologi positif tidak signifikan diantara Penerimaan Teknologi SPANpositif dan signifikan.

SPAN terhadap kinerja karyawan. Koefisien jalur antara Penerimaan Teknologi

Hasil dari tabel 2 menunjukkan bahwa koefisien SPAN dengan kepuasan kerja karyawan berpengaruh jalur hubungan Penerimaan teknologi SPAN terhadap positif sebesar 0,595; dan hubungan tersebut bersifat kinerja karyawan yang dimediasi oleh kepuasan kerja signifikan pada level 0,05 karena nilai t- Statistik lebih adalah sebesar 0,280 dan bertanda positif. Nilai ini besar dari 1,96 yakni ditemukan sebesar 9,071; sehingga diperoleh dari hasil perkalian nilai koefisien jalur Hipotesis 4 dalam hal ini adalah diterima karena hubungan penerimaan teknologi SPAN terhadap temuan hasil menunjukkan bentuk pengaruh positif kepuasan kerja (0,595) dengan nilai koefisien jalur signifikan diantara penerimaan Teknologi SPAN hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dengan kepuasan kerja karyawan.

(0,470). Nilai ini terbukti lebih tinggi daripada nilai Koefisien jalur antara Kepuasan kerja dengan pengaruh langsung penerimaan teknologi SPAN terha- kinerja karyawan berpengaruh positif sebesar 0,470; dap kinerja sebesar 0,117 dan nilai tstatistik sebesar dan hubungan tersebut bersifat signifikan pada level 4,430 lebih tinggi dari nilai cut-off 1,96. Berdasarkan 0,05 karena nilai t- Statistik lebih besar dari 1,96 yakni hasil tersebut, diperoleh bahwa kepuasan kerja berha- ditemukan sebesar 4,190; sehingga Hipotesis 5 dalam sil memediasi antara penerimaan teknologi SPAN ke hal ini adalah diterima karena temuan hasil menun- kinerja karyawan sehingga Hipotesis 7dalam hal ini jukkan bentuk pengaruh positif signifikan diantara adalah diterima. Pada pengujian efek mediasi dengan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan.

kaidah Baron dan Kenney (1989) dengan teknik Koefisien jalur antara Penerimaan Teknologi regresi hierarki diketahui bahwa kepuasan kerja SPAN dengan kinerja karyawan berpengaruh positif menjadi full/perfect mediation karena pada uji pada sebesar 0,117; dan hubungan tersebut bersifat tidak efek utama (hubungan langsung variabel penerimaan signifikan pada level 0,05 karena nilai t- Statistik lebih teknologi SPAN ke kinerja karyawan) adalah tidak kecil dari 1,96 yakni ditemukan sebesar 0,981; signifikan tetapi pengaruhnya signifikan ketika meli-

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 689

Rino Radiansyah, Surachman, Sunaryo

JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016 690 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016

batkan variabel kepuasan kerja sebagai mediasi.

PEMBAHASAN Pengaruh Kepemimpinan Transformasional

terhadap Penerimaan Teknologi SPAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemim- pinan transformasional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi SPAN. Arti- nya bahwa semakin tinggi atau kuatnya kepemim- pinan transformasional tidak menjamin atau tidak mempengaruhi pada tingginya atau baiknya peneri- maan teknologi SPAN. Kepemimpinan transformasio- nal di Direktorat Jenderal Perbendaharaan belum mampu memotivasi para user SPAN yang rata-rata berusia 35-45 tahun untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam mempelajari sistem informasi baru. Faktor usia ini merupakan faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi penggunaan sebuah sistem informasi baru, semakin tua usia seseorang dalam mempelajari sebuah sistem informasi maka akan semakin sulit dalam memproses stimuli kompleks dan mengalokasikan perhatian terhadap informasi (Jogiyanto, 2007).Seorang pemimpin transformasional harus memiliki visi dan strategi yang kuat sehingga menjadi faktor keberhasilan dalam menentukan dan mengembangkan ide-ide, nilai-nilai dalam pencapaian tujuan dan strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan sebuah sistem informasi baru ini. Hal inilah yang belum ditunjukkan dari kepemimpinan transformasional di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Elkhani, et al. (2013) yang menunjukkan bahwa peran dari kepemimpinan trans- formasional memiliki pengaruh langsung yang signifi- kan terhadap penerimaan teknologi. Peran motivator dan insprirator pimpinandan juga latar belakang responden yang merupakan Pegawai Negeri Sipil dan mayoritas berusia 30 tahun keatas menyebabkan tidak adanya pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap penerimaan teknologi SPAN dari penelitian ini.

Pengaruh Kualitas Sistem terhadap Penerimaan Teknologi SPAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sistem memiliki pengaruh signifikan terhadap peneri- maan teknologi SPAN. makna dari temuan ini adalah dengan semakin tingginya dan semakin baiknya kuali- tas sistem dari SPAN maka semakin tinggi atau baik pula penerimaan teknologi SPAN. Tingkat keamanan yang baik dan tinggi dari sebuah sistem SPAN meru- pakan hal paling penting yang dari Sistem Informasi Manajemen Keuangan Negara yang menyediakan basis data dari semua transaksi-transaksi keuangan negara karena harus aman dari semua bentuk-bentuk penyalahgunaan yang menyebabkan terjadinya keru- gian keuangan negara maupun kebocoran informasi data dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Sistem yang handal dengan kinerja sistem yang baik dalam memproses dan mengolah data juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi hubungan penga- ruh kualitas sistem terhadap penerimaan teknologi

Tabel 2. Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung

Sumber data: Hasil Pengolahan Analisis Data (2016)

Jalur Koefisien β

Hipotesis Parsial

Keterangan t-stat

Cut

off

Penerimaan Tekno logi SPAN (X4) terhadap Kepuasan Kerja (Y)

0,595 9,0 71

1,96

Signifikan Kepuasan Kerja (Y) terhadap Kinerja

Karyawan (Z)

0,470 4,1 90

1,96

Signifikan Penerimaan Tekno logi SPAN (X4) terhadap

Kinerja karyawan (Z)

0,117 0,9 81

1,96

Tidak Signifikan Penerimaan Teknologi SPAN (X4) terhadap

Kinerja Karyawan (Z) melalui Kepuasan Kerja (Y)

Signifikan/Full med iation

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Penerimaan Teknologi Sistem Informasi Manajemen Pemerintah

SPAN. mendukung pekerjaan mereka. Manfaat yang dirasakan Temuan ini mendukung dari penelitian Kim, et dengan menggunakan SPAN dapat meningkatkan al. (2008), Cheng (2013) dan Alshibly (2014) yang kelancaran pekerjaan dan menjadikan pekerjaan lebih menunjukkan bahwa kualitas sistem berpengaruh mudah sehingga kepuasan kerja akan meningkat. signifikan terhadap penerimaan teknologi.

Temuan ini mendukung penelitian dari Mariani, et al. (2013) dan juga Wamba dan Bhattacharya Pengaruh Kondisi-Kondisi Pemfasilitasi (2015) yang menemukan bahwa penerimaan teknologi

terhadap Penerimaan Teknologi SPAN

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Hasil penelitian membuktikan bahwa kondisi- kondisi pemfasilitasi memiliki pengaruh signifikan

terhadap penerimaan teknologi SPAN, hal ini menun- Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja jukkan bahwa semakin baik kondisi-kondisi pemfasi- Karyawan

litasi secara teknikal maupun organisasional yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan disediakan dan diberikan oleh organisasi, semakin baik kerja karyawan memiliki pengaruh signifikan terhadap dan tinggi pula penerimaan teknologi SPAN di ling- kinerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa sema- kungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pesepsi kin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan akan responden dalam hal indikator yang memiliki peran semakin tinggi pula kinerja karyawan. Robbins (2009) penting dari pengaruh kondisi-kondisi pemfasilitasi menyatakan bahwa kepuasan kerja di tempat kerja dengan penerimaan teknologi adalah ketersediaan akan berpengaruh terhadap kinerja. Rekan kerja buku panduan. Responden berpendapat bahwa dalam merupakan indikator penting dari dari kepuasan kerja mempelajari sebuah sistem informasi baru terasa lebih untuk meningkatkan kinerja karyawan, responden mudah jika tersedia buku panduan sebagai media beranggapan bahwa kekompakan dan dukungan dari pembelajaran langsung.

rekan kerja berpengaruh kuat terhadap terciptanya Indikator lain yang merupakan faktor penting ada- kenyamanan dalam bekerja sehingga akan timbul ke- lah ketersediaan bantuan seseorang atau kelompok puasan bekerja dan pada akhirnya akan meningkatkan ahli. Hal ini mengindikasikan bahwa bantuan tenaga kinerja individu. Faktor penting yang memiliki loading ahli dalam mempelajari SPAN diperlukan untuk mem- factor tinggi dari terciptanya pengaruh kepuasan berikan bimbingan ataupun memberikan solusi terhadap kerja terhadap kinerja adalah komunikasi antara permasalahan yang muncul secara tepat dan cepat. antasan dan bawahan. Komunikasi yang baik akan

Temuan ini mendukung hasil penelitian oleh Teo meminimalisir terjadinya konflik dan menunjang ke- (2010), Gu, et al. (2009) dan Sambasivan, et al. lancaran dalam bekerja dan juga menciptakan suasana (2010) yang menunjukkan bahwa kondisi-kondisi yang kondusif sehingga tercipta kinerja yang tinggi pemfasilitasi berpengaruh signifikan terhadap peneri- pula. maan teknologi.

Temuan ini mendukung penelitian dari Maharani, et al. (2013), Hayati dan Chaniago (2012) dan Barakat Pengaruh Penerimaan Teknologi SPAN terha- et al. (2015) yang menemukan bahwa kepuasan kerja

dap Kepuasan Kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan Pengaruh Penerimaan Teknologi SPAN terhadap

teknologi SPAN memiliki pengaruh signifikan terhadap

Kinerja Karyawan

kepuasan kerja karyawan, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik penerimaan teknologi SPAN, akan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja karyawan teknologi SPAN tidak memiliki pengaruh yang signi- di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. fikan terhadap kinerja karyawan, hal ini berarti Persepsi responden dan juga loading factor tertinggi semakin tinggi tingkat penerimaan teknologi SPAN yang juga merupakan faktor penting adalah manfaat tidak mempengaruhi tingginya kinerja karyawan di yang dirasakan dari pentingnya sistem SPAN dalam lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Res-

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 691

Rino Radiansyah, Surachman, Sunaryo

ponden beranggapan bahwa sistem SPAN masih karyawan enggan atau tidak senang menggunakan belum cukup mudah digunakan, tidak mudah dipelajari dan memanfaatkan sistem informasi, maka akan me- karena membutuhkan usaha yang lebih dalam mempe- nurun kepuasan kerja yang dirasakan. Kepuasan kerja lajari SPAN dan juga sangat berbeda dengan sistem/ yang tinggi inilah yang akan menimbulkan semangat aplikasi lama yang sebelumnya digunakan. Kendala- dan gairah dalam bertindak mencapai kinerja yang kendala inilah yang mengganggu dan menghambat lebih tinggi pula (As’ad, 2000). penerimaan teknologi SPAN yang mengakibatkan

Karyawan di Direktorat Jenderal Perbendaha- kinerja para karyawan tidak dapat meningkat.

raan merasa bahwa jika mereka semakin baik dalam Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian menerima dan menggunakan teknologi SPAN, maka yang dilakukan oleh Ahearne, et al. (2008) dan Ali akan semakin puas pula karyawan terhadap pekerja- dan Younes (2013) yang menemukan pengaruh yang annya sehingga pada pada akhirnya akan meningkat- positif signifikan antara penerimaan teknologi dengan kan kinerja mereka untuk itu sebaiknya pimpinan di kinerja individu/karyawan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan lebih memperha- tikan tingkat kepuasan kerja dari para pegawainya,

Pengaruh Penerimaan Teknologi SPAN karena kepuasan kerja yang tinggi mampu mening- terhadap Kinerja Karyawan melalui Mediasi katkan kinerja karyawan atas penerimaan sebuah

Kepuasan Kerja

sistem baru yang diimplementasikan dan digunakan di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Pengembangan sistem informasi oleh organisasi

yang mampu diterima oleh para penggunanya diharap- IMPLIKASI PENELITIAN DAN KETERBA-

kan akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan

terhadap perangkat yang mendukung proses kerjanya TASAN PENELITIAN yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kinerja Implikasi Teoritis

karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke- Model ini mampu menjelaskan variabel-variabel puasan kerja memediasi penerimaan teknologi SPAN keberhasilan implementasi Sistem Informasi Mana-

terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan pengujian jemen Pemerintah (SIMP) yang berpengaruh penting pengaruh langsung antara penerimaan teknologi terhadap penerimaan teknologi, dan pada akhirnya SPAN ke kinerja menunjukkan hasil yang tidak signi- berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Model fikan, dan pengujian tidak langsung melalui mediasi penelitian ini diharapkan membangun sebuah model variabel kepuasan kerja menunjukkan hasil yang baru mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi signifikan maka menurut Baron dan Kenny (1986) kesuksesan implementasi SIMP yang mungkin bisa terjadi full/perfect mediation.

diterapkan pada objek lainnya. Berdasarkan temuan yang ada, kepuasan kerja

Hasil penelitian juga membuktikan bahwa kualitas merupakan variabel penting yang berhasil mediasi sistem dan kondisi-kondisi pemfasilitasi yang baik

penerimaan teknologi SPAN terhadap kinerja karya- merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan wan. Hal ini berarti karyawan yang bisa mengadopsi penerimaan sebuah sistem teknologi di sebuah organi- teknologi SPAN dengan baik akan meningkatkan ke- sasi. Temuan dari penelitian juga didapatkan bahwa puasan kerja pengguna sistem tersebut sehingga pada untuk meningkatkan kinerja karyawan pada organisasi akhirnya kinerjanya juga akan meningkat. Penggunaan yang menghadapi sebuah perubahan dalam adopsi dan pemanfaatan dari sistem informasi baru akibat teknologi Informasi diperlukan tingkat kepuasan kerja perubahan adopsi sistem informasi baru akan meng- yang tinggi untuk membangun hubungan keduanya. akibatkan perubahan dalam bekerja sehingga akan

mempengaruhi kepuasan kerja pengguna itu sendiri Implikasi Praktis

(Mariani et al., 2012). Semakin baik dan senang se- seorang karyawan menggunakan dan memanfaatkan

Kualitas sistem dan kondisi-kondisi pemfasilitasi sistem informasi, akan semakin tinggi pula kepuasan memiliki pengaruh terhadap penerimaan teknologi.

kerja yang didapatkan. Sebaliknya jika seseorang Hal ini mengindikasikan bahwa Direktorat Jenderal

692 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 4 | DESEMBER 2016 Nama Orang

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Penerimaan Teknologi Sistem Informasi Manajemen Pemerintah

Perbendaharaan harus mampu meningkatkan kualitas peningkatan penerimaan teknologi SPAN. sistem SPAN dan menyediakan kondisi-kondisi pem- 3. Penerimaan teknologi sistem SPAN secara lang-

fasilitasi yang lebih baik lagi dalam implementasi sung tidak berpengaruh terhadap peningkatan SPAN, sehingga dapat meningkatkan pada penerimaan

kinerja karyawan namun harus melalui kepuasan teknologi SPAN.

kerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan Kepuasan kerja sangat diperlukan untuk mening-

semakin tingginya tingkat penerimaan teknologi katkan kinerja karyawan dari implementasi sebuah

SPAN, semakin tinggi pula kepuasan karyawan sistem teknologi baru karena semakin tinggi dan baik

di Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan pada tingkat penerimaan teknologi SPAN, maka akan

akhirnya akan mempengaruhi kinerja karyawan semakin tinggi pula kepuasan kerja karyawan yang

yang tinggi pula. Kepuasan kerja mampu meme- pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan.

diasi penerimaan teknologi SPAN terhadap Karyawan akan merasa lebih puas jika mereka dapat

kinerja karyawan.

menerima sebuah teknologi secara lebih baik sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.

Saran

Berdasarkan pembahasan penelitian dan wa-

Keterbatasan Penelitian

wancara yang telah dilakukan, saran yang dapat Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keter- diberikan dari penelitian ini, yaitu: batasan seperti survey tidak langsung dikirim ke email 1. Kelancaran dan kenyamanan dalam bekerja akan masing-masing users, kendala birokrasi dan data email

mempengaruhi kelancaran dan kenyamanan users yang bersifat rahasia maka kuesioner online

pelayanan terhadap stakeholder yang dilayani hanya dapat dikirim kepada email masing-masing

sehingga kualitas pelayanan yang di lakukan juga KPPN sehingga masih terdapat sampling error yang

akan meningkat. Pengingkatan kualitas akses dan cukup besar dan tingkat pengisian yang rendah.

jaringan yang cepat dan stabil, bantuan tenaga Variabel kepemimpinan perlu menggunakan

ahli/helpdesk yang responsive dan mampu beberapa macam jenis dari teori kepemimpinan tidak

menyelesaikan setiap permasalahan yang ada dan hanya kepemimpinan transformasional saja, sehingga

peningkatan keamanan sistem dirasa akan me- didapatkan jenis kepemimpinan yang seperti apa yang

ningkatkan penerimaan teknologi SPAN. bisa mempengaruhi keberhasilan penerimaan sebuah 2. Perilaku seorang pemimpin harus dapat me-

sistem teknologi dalam suatu organisasi. nunjukkan usaha dan motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan sebuah perubahan yang cukup besar

KESIMPULAN DAN SARAN

dari dampak penerapan sebuah sistem informasi

Kesimpulan yang benar-benar baru, sehingga karyawan yakin

dan dapat tergerak untuk bekerja lebih keras lagi Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesim-

untuk berhasil dan sukses melalui fase-fase kritis pulan sebagai berikut:

dalam menghadapi bentuk-bentuk perubahan

1. Peningkatan kualitas sistem SPAN dan juga tersebut. Seorang pemimpin harus lebih fokus kondisi-kondisi pemfasilitasi yang baik dan leng-

pada perubahan dan memiliki sikap optimis yang kap mampu meningkatkan penerimaan teknologi

tinggi bahwa perubahan yang berjalan akan berhasil SPAN. Kedua variabel tersebut merupakan fak-

dan sukses dengan terus memberikan dukungan tor yang mempengaruhi kesuksesan dari imple-

dan usaha yang lebih tinggi lagi sehingga akan mentasi sebuah Sistem Informasi Manajemen

menjadikan panutan dan contoh keteladanan Pemerintahan.

bawahannya untuk bisa bekerja lebih giat lagi.

2. Faktor kepemimpinan transformasional tidak me- 3. Bagi para pengembang aplikasi/sistem informasi miliki pengaruh terhadap penerimaan teknologi

hendaknya mengembangkan sistem aplikasi SPAN. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

dengan mengutamakan kemudahan penggunaan sebagus dan sebaik apapun tingkat kepemimpinan

(user friendly), memperhitungkan fitur yang transformasional tidak akan mempengaruhi

sesuai kebutuhan pengguna dan user interface

TERAKREDITASI SK NO. 36a/E/KPT/2016 ISSN: 1693-5241 693

Rino Radiansyah, Surachman, Sunaryo

design yang menarik sehingga pengguna sistem Systems on user Performance: An Exploratory Study. akan menimbulkan perasaan suka terhadap sis-

Journal of Knowledge Management, Economics and tem tersebut dan karyawan dapat dengan mudah

Information Technology (issue 2). mempelajari dan dan mudah beralih dari sistem Alshibly, H. 2014. An Empirical Investigation into Factors

lama ke sistem yang baru. Influencing the Intention to Use E-learning System: An Extended Technology Acceptance Model. British

4. Program pendidikan dan pelatihan/training yang Journal of Applied Science & Technology, Vol.4

dilaksanakan sebaiknya harus dilakukan secara

(No.17), pp.2440-2457.

berkala dan rutin dan mencakup pada seluruh As’ad, M. 2000. Psikologi Industri. Yogyakarta: Penerbit pengguna sistem tanpa terkecuali baik karyawan

Liberty

pelaksana maupun karyawan pejabat eselon Barakat, L.L., Lorenz, M.P., Ramsey, J.R., & Cretoiu, S.L. untuk meningkatkan keterampilan.

2015. Global managers An analysis of the impact of

5. Peningkatan kepuasan kerja sangat diperlukan cultural intelligence on job satisfaction and perfor- bagi karyawan di Direktorat Jenderal Perbenda-

mance. International Journal of Emerging Markets, haraan mengingat variabel ini merupakan variabel

Vol.10 (No.4), pp.781-800.

penting untuk meningkatkan kinerja karyawan Baron, R., & Kenny, D. 1986. The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research:

dari implementasi sebuah perubahan penggunaan Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations.

sistem informasi baru. Para pembuat kebijakan Journal of Personality and Social Psychology, Vol.51 tertinggi harus lebih memperhatikan kepuasan

(No.6), pp.1173-1182.

kerja karyawan seperti meningkatkan gaji/kom- Cheng, K.M. 2013. Evaluation of RFID Door Security Sys- pensasi berupa pemberian insentif ataupun peng-

tem At Taipei Arena Ice Land Based on Technology hargaan lainnya, pengembangan karir dan keahli-

Acceptance Model. International Journal of Man- an, pemberian keamanan dan perlindungan kerja

agement& Information Systems–Second Quarter yang memadai, mutasi/relokasi ke lokasi/tempat

2013, Vol.17 (No.2), pp.117-130. kerja yang diinginkan maupun diberikan bentuk Cho, J., Park, I., & Michel, J. 2011. How does leadership

pendidikan dan pelatihan untuk mendukung affect information systems success? The role of trans- formational leadership. Information & Management,

keahlian ataupun kemampuan yang dimilikinya

Vol.48 , pp.270-277.

sehingga karyawan merasa dihargai atas hasil Davis, F. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of kerja keras mereka.

Use, and User Acceptance of Information Technol-

6. Penelitian mendatang juga diharapkan dapat ogy. MIS Quarterly, Vol.13 (No.3), pp.319-340. menggunakan peran kepemimpinan yang lain DeLone, W., & McLean, E. 1992. Information Systems Suc- seperti kepemimpinan transaksional dan juga

cess: The Quest for the Dependent Variabel. Infor- menambahkan variabel penelitian seperti kualitas

mation Systems Research, 3:1 , pp.60-95. informasi sebagai variabel yang mempengaruhi Eisenbach, R., Watson, K., & Pillai, R. 1999. Transforma- keberhasilan implementasi sistem informasi.

tional leadership in the context of organizational change. Journal of Organizational Change Man- agement, Vol.12 (No.2), pp.80-88.

DAFTAR RUJUKAN

Elkhani, N., Soltani, S., & Ahmad, M.N. 2014. The effects Abugabah, A., Sanzogni, L., & Poropat, A. 2009. The im-

of transformational leadership and ERP system self- pact of information systems on user performance: A

efficacy on ERP system usage. Journal of Enterprise critical r eview an d th eor etical model. 20th