Etika Di Pasar kembang wirobrajan

ETIKA BISNIS DI
PASAR
Luxy Meida Happy Timami
Maju Valentino
Maryam Hafidhatul Izzah
Maya Tri Wardani
Mifta Rahayu Rezani

(150422602077)
(150422605187)
(150422606766)
(150422600683)
(150422601290)

Persaingan sempurna
.
Pasar bebas persaingan sempurna adalah pasar dimana tidak
ada pembeli atau penjual yang memiliki kekuatan cukup
signifikan untuk mampu mempengaruhi harga barang-barang
yang dipertukarkan


Karakteristik pasar bebas persaingan
sempurna
Jumlah pembeli
dan penjual
banyak

Penjual dan
pembeli bebas
meninggalkan
pasar

pembeli dan penjual
mengetahui
sepenuhnya apa
yang dilakukan oleh
pembeli dan para
penjual

Barang-barang yang
dijual di pasar

sangat mirip satu
sama lain

Biaya dan keuntungan
memproduksi atau
menggunakan barangbarang yang
dipertukarkan
sepenuhnya
ditanggung pihak-pihak
yang membeli dan
menjual

Pembeli dan penjual
adalah pemaksimal
utilitas

Tidak ada pihak luar yang
mengatur harga,
kuantitas, atau kualitas
dari barang-barang yang

diperjual belikan dalam
pasar

Kesetimbangan dalam Pasar Kompetitif
Sempurna

 
Sumber: Velasquez, Manuel G.2005. Etika Bisnis. Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Sumber: Velasquez, Manuel G.2005. Etika Bisnis. Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Etika dan Pasar Kompetitif Sempurna
Dalam proses ini pasar dikatakan mampu
mencapai
tiga
nilai moral
: mempertukarkan
Mendorong

pembeli utama
dan penjual
barang dengan cara yang adil
Memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual dengan
mendorong mereka mengalokasikan, menggunakan,
dan mendistribusikan barang-barang dengan efisiensi
sempurna
Mencapai tujuan dengan cara menghargai hak pembeli
dan penjual untuk melakukan pertukaran secara bebas

Sistem pasar kompetitif sempurna mencapai efisiensi
dalam tiga cara.

pasar kompetitif
sempurna
memotivasi
perusahaan
untuk
menginvestasika
n sumber daya

mereka dalam
industri-industri
yang tingakat
permintaanya,
tinggi dan
mengalihkan
sumber daya
dari sumber
industri-industri
yang
permintaanya

pasar kompetitif
sempurna
mendorng
perusahaan
untuk
meminimalkan
sumber daya
yang dikonsumsi

untuk
memproduksi
suatu komoditas
dan
menggunakan
teknologi paling
efisien yang
tersedia

pasar kompetitif
sempurna
mendistribusikan
komoditas diantara
pembeli dimana
semua pembeli
menerima
komoditas yang
paling memuaskan
yang dapat merka
peroleh, dalam

kaitannya dengan
komoditas yang
tersedia bagi
mereka serta uang
yang mereka miliki
untuk membelinya

Hal yang harus diperhatikan dalam
menginterpretasikan ciri-ciri moral
dalam persaingan sempurna:
 Pasar tidak mendukung bentuk keadilan lain
 Pasar kompetitif sempurna memaksimalkan utilitas
dari orang-orang yang mampu berpartisipasi
didalamnya sesuai dengan batasan anggaran mereka.
 Pasar bebas kompetitif mendukung hak-hak negatif
tertentu bagi pihak-pihak yang terlibat didalamnya
 Pasar bebas kompetitif mengabaikan dan bahkan
berkonflik dengan kewajiban untuk memberikan
perhatian
 Pasar bebas kompetitif memberikan pengaruh buruk

pada karakter moral individu
 Nilai keadilan kapitalis, utilitas, dan hak negatif yang
dihasilkan pasar bebas hanya diciptakan oleh pasar
bebas jika ketujuh karakteristik persaingan sempurna
terpenuhi

Persaingan Monopoli

Definisi Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah pasar dimana
hanya ada satu penjual dan penjual lain
tidak bisa masuk.

Karakteristik pasar
monopoli
1. Jumlah
penjual hanya
ada satu, dan
satu penjual ini
memiliki pangsa

pasar yang
substansial

2. Penjual lain
tidak bisa
masuk.

Persaingan Monopoli:
Keadilan, Utilitas, dan Hak
Pasar monopoli juga mengakibatkan
penurunan efisiensi dalam
proses alokasi dan distribusi barang seperti
misalnya:
1. Pasar monopoli
memungkinkan penggunaan sumber
daya dalam suatu cara.
2. Pasar monopoli tidak terdorong untuk
menekan biaya.
3. Pasar monopoli memungkinkan penjual
untuk menetapkan harga


Persaingan Monopoli: Keadilan,
Utilitas, dan Hak
Pasar monopoli juga menerapkan pembatasan atas hak-hak
negatif yang didukung oleh pasar persaingan sempurna:
Pasar monopoli menurut definisinya adalah pasar dimana penjual
lain tidak bisa masuk.
Pasar monopoli memungkinkan perusahaan monopoli memasok
barang-barang yang tidak diinginkan konsumen atau dalam jumlah
yang tidak mereka inginkan.
Pasar monopoli didominasi oleh penjual tunggal yang
keputusannyamenentukan harga dan jumlah komoditas yang
ditawarkan.

Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah pasar yang di
dalamnya terdapat sedikit penjual, yang
masing-masingnya menawarkan produk
yg serupa atau sama.


Beberapa hal yg merupakan pelanggaran
etika dalam persaingan pasar oligopoli:

Perjanjian
Tersembun
yi

Perjanjian
Eksplisit
Suap

Perjanjian eksplisit
Pertemuan antara beberapa manajer
perusahaan yang bergerak dalam bidang
yang sama untuk melakukan perjanjian
penetapan harga terkait barang yg di
produksi

Perjanjian-perjanjian lain yang
dianggap tindakan tidak etis

Penetapan
Harga

Manipulasi
Persediaan

Perjanjian
Ekslusif

Perjanjian
Mengikat

Perjanjian
Penetapan
Harga
Eceran

Diskrimina
si Harga

Beberapa industri dan organisasi cenderung mendorong
dilakukannya penetapan harga, karena alasan berikut
ini:

Pasar yg
penuh sesak
Sifat ‘job
order’ bisnis
Produk yang
tidak
terdiferensiasi
Budaya bisnis

Praktik Pribadi
Keputusan
Harga
Asosiasi
dagang
Staf hukum
perusahaan

Perjanjian Tersembunyi
 Perusahaan-perusahaan dalam industri Oligopoli
menganggap bahwa menurunkan harga malah akan
membuat rugi perusahaan, dan membuat kesimpulan
bahwa kerjasama adalah hal terbaik bagi semuanya.
 Dan akhirnya membuat kesepakatan apabila salah
satu perusahaan besar menaikkan harga, semua
perusahaan lain juga menaikkan harga.
 Dalam perjanjian itu selalu ada perusahaan “penentu
harga” dalam industri tertentu. Selanjutnya masingmasing perusahaan secara diam-diam menetapkan
harganya sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh
perusahaan “penentu harga” tersebut.

Suap
Perusahaan dalam pasar oligopoli
melakukan suap. Biasanya suap
tersebut diberikan kepada pemerintah
daerah agar perusahaan-perusahaan
lain yang ingin memasuki daerah
tersebut dipersulit terkait izin,
penjualan dll, yang pada akhirnya
perusahaan itu tidak bisa masuk ke
dalam daerah itu. Apabila hal itu terus
berlanjut, akan menyebabkan terjadinya
monopoli.

Oligopoli dan Kebijakan
Publik
Tingkat konsentrasi pasar yang tinggi dalam
industry oligopolilah yang memberikan
kekuasaan besar pada beberapa perusahaan
besar dan yang memungkinkan mereka
melakukan kolusi, baik secara terbuka atau
diam-diam.

Pandangan Tidak Melakukan Apa-apa

Sejumlah ekonom menyatakan bahwa tidak
ada yang perlu dilakukan tentang kekuasaan
ekonomi yang dimiliki perusahaanperusahaan oligopoli.
Sebagian menyatakan kekuasaan
perusahaan oligopoly sebenarnya tidak
sebesar yang terlihat.

Mendukung Pandangan

Meskipun
persaingan
menurun, namun
diganti oleh
persaingan antara
industry-industri
dengan produk
pengganti
Misalnya : industri
baja sekarang
bersaing dengan
industri semen dan
alumunium.

Kekuatan ekonomi
semua perusahaan
besar bisa
diimbangi dan
ditahan dengan
“kekuatan
pengimbang” dari
kelompok besar
lain dalam
masyarakat
Misalnya :
perusahaan baja
harus menjual
produk-produknya
ke perusahaan
mobil yang besar
juga.

Pandangan Antimonopoli
Menurut J. Fred Weston, diantaranya:












Jika suatu industry tidak atomistik dengan banyak pesaing kecil,
maka kemungkinan akan terjadi penetapan harga.
Konsentrasi menciptakan kesalingtergantungan
antarperusahaan, dengan tanpa adanya persaingan harga
dalam industri-industri yang terkonsentrasi.
Konsentrasi sebagian besar terjadi akibat merger karena skala
operasi yang paling efisien adalah tidak lebih dari 3 sampai 5
persen dari industri.
Ada korelasi positif antara konsentrasi dan profitabilitas yang
memberikan bukti adanya kekuatan monopoli dalam industryindustri yang terkonsentrasi kemampuan untuk menaikkan
harga dan tingkat keuntungan yang tinggi.
Konsentrasi semakin memburuk akibat diferensiasi dan iklan.
Iklan berkaitan dengan keuntungan yang tinggi.
Ada koordinasi oligopolistic melalui pemberitahuan pers
ataupun cara-cara lain.

Pandangan Regulasi
PerusahaanUntuk menjamin
perusahaan
bahwa konsumen
oligopoly tidak
tidak dirugikan
perlu dipecah
oleh perusahaan
karena ukuran
besar, lembagyang besar
lembaga pembuat
memberikan
peraturan perlu
akibat-akibat yang
memberikan
menguntungkan
batasan untuk
dan keuntungan
mengendalikan
ini akan hilang
aktivitas-aktivitas
apabila mereka perusahaan besar.
dipecah
Nasionalisasi bukanlah kepentingan publik

Kasus 1


Krisis Listrik Tahun 2008
Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT.
PLN) memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di
berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama
periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam
operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali
sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi
bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan
klasik, PLN berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya
listrik yang semakin parah karena adanya gangguan pasokan
batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu
di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap.
Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan
serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU
Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang.

Kasus 2


Belum Optimalnya kinerja PDAM
Berdasarkan data yang ada misalnya Perusahaan Daerah Air
Minum di beberapa kota besar belum sampai memenuhi 70%
penduduk kota tersebut, seperti PDAM kota Bandung baru
menjangkau 53% total rumah tangga yang ada, PDAM Jaya
kurang lebih 37%, PDAM Tirta Kertaraharja Tangerang malah
lebih parah baru sekitar 30% warganya yang terjangkau
instalasi PDAM. Kewenangan PDAM yang luar biasa besar
dalam menentukan tarif air bersih, serta keberadaannya yang
tanpa pesaing menimbulkan berbagai konsekuensi yang
negatif diantaranya adalah kecenderungan salah kelola,
inefisiensi,
hilang
atau
berkurangnya
kesejahteraan
konsumen, memburuknya kondisi makro ekonomi akibat
output real yang jauh dibawah potential output.

Analisis Kasus






Baik PT. PLN maupun PDAM sama-sama
tidak memiliki Perusahaan Pelapis.
Baik PT. PLN maupun PDAM sama-sama
tidak memiliki Perusahaan Kompetitor.
Permasalahan yang dialami PT. PLN dan
PDAM
tidak
dibarengi
dengan
penanggulangan yang tepat.

Saran


Sebaiknya Pemerintah sedikit merevisi
kebijakan atas PT. PLN dan PDAM yang
memonopoli sektor listrik dan air.
Dengan adanya Perusahaan swasta yang
memiliki hak untuk mengisi sektor ini
akan membuat PT. PLN dan PDAM
memiliki Perusahaan lain yang menjadi
kompetitor sekaligus pelapis mereka.
Dengan UU yang menyesuaikan dan
mengikat akan membuat kebijakan ini
berjalan dengan efektif.



Baik PT. PLN dan PDAM sebaiknya
perlahan-lahan membenahi apa yang
menjadi
“Masalah
Klasik”
dalam
perusahaan mereka. PT. PLN harusnya
bisa menyeimbangkan suplai listrik
kesetiap daerah dan tidak melakukan
tindakan yang akan merugikan elemen
lain. PDAM juga sudah sepatutnya
memperluas cakupan suplai air bersih
mereka untuk mempermudah aktifitas
semua masyarakat.

Kesimpulan


Setiap sistem persaingan di pasar adalah
sistem yang baik. Apapun sistem yang berjalan
asal sistem tersebut bisa menguntungkan
setiap elemen akan menjadi sistem yang baik.
Kondisi pasar akan menentukan sistem apa
yang layak digunakan. Ada kalanya pasar
monopoli ampuh digunakan, ada kalanya
persaingan sempurna justru baik digunakan,
dll. Semuanya kembali kepada kondisi pasar
yang mengharuskan sistem apa yang
sebaiknya digunakan.