Daun Binahong sebagai Obat Diabetes Mili

Daun Binahong sebagai Obat Diabetes Militus
Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat , Warta Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Industri, tanaman binahong (Anredera Cordifolia) adalah tanaman obat potensial
yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berasal dari Cina dengan nama
asalnya adalah Dheng Shan Chi. Di Indonesia tanaman ini belum banyak dikenal, sedangkan
di Vietnam tanaman ini merupakan suatu makanan wajib bagi masyarakat di sana. Binahong
tumbuh menjalar dan panjangnya dapat mencapai 5 meter, berbatang lunak berbentuk
silindris dan pada sela-sela daun dan tangkai terdapat seperti umbi yang bertekstur kasar.
Daunnya tunggal dan mempunyai tangkai pendek, bersusun berselang-seling dan berbentuk
jantung. Panjang daun antara 5 - 10 cm dan mempunyai lebar antara 3 - 7 cm. Seluruh bagian
tanaman binahong dapat dimanfaatkan, mulai dari akar, batang, daun, umbi dan bunganya.
Tanaman binahong ini termasuk dalam famili Basellaceae yang merupakan salah satu
tanaman obat, karena dari tanaman ini masih banyak yang perlu digali sebagai bahan
fitofarmaka. Tanaman ini sebenarnya berasal dari Cina dan menyebar ke Asia Tenggara. Di
negara Eropa maupun Amerika, tanaman ini cukup dikenal, tetapi para ahli di sana belum
tertarik untuk meneliti serius dan mendalam, padahal beragam khasiat sebagai obat telah
diakui.

Gambar Daun Binahong
Tanaman Binahong dapat (Anredera cordifolia Steen.). dimanfaatkan sebagai obat
tradisional untuk diabetes mellitus.


Bagian daun tanaman Binahong digunakan sebagai

pengobatan alternatif untuk penyakit Diabetes Mellitus dengan mengambil 11 helai (50 g)
daun binahong kemudian dibersihkan dengan air mengalir dan direndam dalam air hangat
selama 10 menit kemudian disaring, kemudian diminum sekali habis ada juga dengan
menggunakan daun Binahong sebagai lalapan. Kandungan utama daun binahong adalah

flavonoid. Senyawa ini merupakan senyawa fenol sebagai antioksidan. Antioksidan yang
melindungi dan mencegah kerusakan beta pankreas akibat radikal bebas (racun). Sel itu akan
mengalami regenerasi sehingga kembali dapat memproduksi insulin dan menurunkan kadar
gula dalam darah. Sehingga diabetes melitus pun tersembuhkan.
Penelitian eksperimental laboratorium menggunakan hewan coba mencit galur Swiss
Webster dengan bahan uji ekstrak daun binahong. Mencit galur Swiss Webster diinduksi
menjadi diabetes melitus dengan pemberian aloksan satu kali, urin diperiksa setiap hari
dengan menggunakan stik glukosa sampai dinyatakan diabetes yang terlihat dari warna stik
menjadi hijau. Mencit yang positif diabetes dipuasakan selama 15-16 jam kemudian diambil
darahnya dan ditentukan sebagai kadar glukosa awal. Mencit model diabetes ini
dikelompokan menjadi 6 kelompok. Pada kelompok kontrol positif diberi pembawa yaitu
suspensi tragakan, kelompok kontrol negatif diberi air suling, kelompok pembanding diberi

glibenklamid dan kelompok uji diberi ekstrak daun binahong . Sediaan uji diberikan secara
peroral satu kali sehari terhadap semua kelompok perlakuan selama 14 hari. Pengambilan
cuplikan darah dilakukan dari ekor mencit. Sediaan uji diberikan selama 14 hari secara oral
dan pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari ke 1, 7, dan 14. Pada akhir
perlakuan, mencit dikorbankan dan dilakukan pengambilan organ pankreas dan selanjutnya
difiksasi dalam dapar formalin 40%, dehidrasi, penjernihan (clearing), infiltrasi parafin,
penanaman jaringan (embedding), pemotongan (section), pewarnaan (staining), perlekatan
sediaan (mounting) dan pembuatan fotomikrograf. Pewarnaan dilakukan dengan teknik
pewarnaan imunohistokimia. Proses pewarnaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel β didalam
Pulau Langerhans menggunakan antibodi monoklonal insulin. Prinsip pewarnaan ini adalah
ikatan antigen (insulin dalam sel β) dan antibodi monoklonal insulin yang divisualisasikan
dengan diaminobenzidine (DAB) berupa endapan coklat.
Dosis 50 mg/kg bb menunjukkan dosis yang optimum untuk penurunan kadar glukosa
darah. Mengingat zat uji dalam bentuk ekstrak, kemungkinan mengandung campuran
senyawa aktif dan antagonisnya sehingga dalam dosis yang lebih tinggi yaitu 100 mg/kg bb
terjadi penurunan efek anti diabetes karena efek antagonis naik, tetapi pada dosis yang lebih
tinggi lagi yaitu 200 mg/kg bb efek antagonis tidak meningkat (tidak dose dependent)
sehingga efek zat aktif antidiabetes terlihat lagi. Oleh karena itu histopatologi hanya
dilakukan untuk dosis 50 dan 200 mg/kg bb.


Refferensi :
Makalalag, Indri .W., et al., 2013, Uji Ekstrak Daun Binahong ( Anredera cordifolia Steen.)
Terhadap kadar Gula Darah Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar ( Rattus
norvegicus) yang Diinduksi Sukrosa, Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01.
Sukandar, Elin .Y., et al., 2011, EFFECT OF METHANOL EXTRACT HEARHLEAF
MADEIRAVINE (Anredera cordifolia (TEN.) STEENIS) LEAVES ON BLOOD SUGAR
IN DIABETES MELLITUS MODEL MICE, Jurnal Medika Planta - Vol. 1 No. 4.