Literature Review Penerapan Pembelajaran musik

APRESIASI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Penerapan Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar Menggunakan Strategi
Pembelajaran Kooperatif

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Apresiasi Bahasa
Dan Sastra Indonesia

Oleh :
Dea Aprilia Choraya

1815163322

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018

Literature Review : Penerapan Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Abstrak :

Pada saat ini, sekolah dasar sudah menerapkan pembelajaran tematik
khususnya setelah ditetapkannya Kurikulum 2013. Dalam pembelajaran
tematik di kurikulum 2013 meliputi beberapa aspek, seperti aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Dengan adanya pembelajaran
menggunakan strategi “cooperative learning” ini siswa dapat menerapkan
secara maksimal pembelajaran dengan menerapkan sistem kerjasama
yang berlansung, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga.
Keyword: Pembelajaran Tematik, Strategi Cooperative Learning. Model
STAD, Model JIgsaw

Pendahuluan

Banyak literatur tentang pendidikan

Sekolah dasar sebagai lembaga

guru

pendidikan


sekolah

dasar

memberikan

dimaksudkan

(a)

sering

guru

memiliki

dasar

pemahaman yang lemah tentang


berupa

konten mereka mengajar (Ball,

pengetahuan, keterampilan, dan

1990; Eisenhart et al., 1993; Post,

sikap yang bermanfaat bagi dirinya

Harel, Behr & Lesh, 1991;Simon,

sesuai tingkat perkembangan, dan

1993); dan (b) bahwa terlepas dari

mempersiapkan

jenjang


upaya lembaga pendidikan guru,

pendidikan selanjutnya (Suharjo,

kekuatan yang paling berpengaruh

2006).

dalam

kepada

sekolah

kemampuan

menyarankan

anak


didik

ke

Pembelajaran terpadu di
dasar

mengembangkan
siswa
menjadi

yang
lebih

membantu
pemahaman

guru

preservice untuk mengajar konten

adalah

berakibat

siswa

mereka

terlibat

dalam

1998).

pembelajaran (Slekar, et al, 2003).

mempersiapkan

dengan


"magang
(Lortie,

observasi"
1975;

Pembelajaran
metode

Slekar

kooperatif
mengajar

tradisional

telah

mengevalusai


mengaitkan

beberapa

mata

metode belajar kelompok seperti

pelajaran

STAD (Student Team Achievement

memberikan

Devision), Jigsaw dan lain-lain.

bermakna

Menurut Slavin (1995) “lebih dari


Tema merupakan suatu gagasan

100

telah

pokok atau ide pikiran tentang

hasil

belajar

suatu hal, salah satunya dalam

belajar

dengan

membuat suatu tulisan (Wikipedia).


penelitian

membandingkan
/psiswa

yang

sehingga

dapat

pengalaman
kepada

metode-metode itu dengan yang

Sutirjo

belajar dengan metode tradisional


mengemukakan

dalam periode paling sedikit 4

dimaksud

minggu”. Meskipun sudah banyak

tematik adalah suatu usaha untuk

sekolah

mengintegrasikan

yang

menerapkan

dan

siswa.

Mamik

(2005),

bahwa

dengan

yang

pendekatan

pengetahuan,

pembelajaran tematik di sekolah

keterampilan,

dasar, namun siswa masih banyak

pembelajaran,

yang belum mampu melaksanakan

yang kreatif dengan menggunakan

kerjasama

tema. Jadi, tematik merupakan

dalam

melakukan

proses

pembelajaran.

adanya

strategi

Maka,

nilai

dan

serta

gabungan

sikap

pemikiran

dari

beberapa

pembelajaran

matapelajaran yang terkait dalam

kooperatif ini dimaksud agar siswa

satu tema tertentu, sehingga dapat

mampu melaksanakan kerjasama

memberi

yang

melalui

baik

serta

tidak

individualisme.

pemahaman

siswa

pembelajaran

yangn

berlangsung

nyata

dan

dapat

memahami matapelajaran secara
Pengertian

Pembelajaran

singkat.

Tematik
Pembelajaran

tematik

adalah

pembelajaran yang menggunakan
tema dalam

Pembelajaran
Sekolah Dasar

Tematik

di

Dengan

adanya

pembelajaran

kembali konsep-konsep baru dan

tematik, siswa diharapkan lebih

bisa

fokus

dalam

mengaitkan konsep yang sudah

tersebut.

Dengan

ada dengan konsep yang baru.

setiap

guru

Seperti teori yang dikemukakan

menyampaikan pembelajaran pada

oleh Jean Piaget bahwa setiap

hari itu, siswa diharapkan untuk

pembelajaran harus bermakna dan

memusatkan perhatiannya ketika

berorientasi dpada kebutuhan dan

pembelajaran berlangsung. Selain

perkembangan anak.

terhadap

pembelajaran
kata

lain,

tema

juga

mereka

mampu

itu, siswa juga mampu memahami
dan mengembangkan kompetensi

Prinsip-Prinsip

dari setiap matapelajaran dalam

Tematik

satu tema yang disampaikan oleh

Dalam proses penggalian tema-

guru. Siswa juga dapat merasakan

tema, perlu diperhatikan prinsip-

manfaat

prinsip

dalam

proses

pembelajaran karena pada proses
itu matapelajaran lebih dikaitkan

Pembelajaran

berikut ini:
1. Tema

hendaknya

tidak

dengan pengalaman pribadi siswa,

terlalu luas, namun dengan

sehingga siswa akan mendapatkan

mudah

pembeljaran yang bermakna dalam

untuk

dirinya.

pelajaran.

Pada

penerapan

pembelajaran

2. Tema

dapat

digunakan

memadukan

harus

mata

bermakna,

tematik siswa akan menjadi lebih

maksudnya

aktif,

dipilih untuk dikaji harus

karena

siswa

terlibat

langsung dalam kegiatan belajar,

memberikan

sehingga siswa dapat menemukan

siswa

sendiri

selanjutnya.

pengetahuan

dipahaminya.

Dari

untuk

pengalaman

tersebut, siswa dapat menemukan

tema

bekal

untuk

yand

bagi
belajar

3. Tema

harus

disesuaikan

dengan

mendominasi

tingkat

perkembangan siswa.

aktivitas

dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab

4. Tema yang dikembangkan

individu dan kelompok harus

harus mampu menunjukkan

jelas dalam setiap tugas

sebagian

yang

besar

minat

mahasiswa.
5. Tema

adanya

kerjasama kelompok.
yang

dipilih

3. Guru

perlu

bersikap

hendaknya

akomodatif terhadap ide-ide

mempertimbangkan

yang terkadang sama sekali

peristiwa-peristiwa

otentik

tidak

yang

dalam

perencanaan pembelajaran.

terjadi

di

rentang waktu belajar.
6. Tema

yang

dipilih

mempertimbangkan

Berikut:
berlaku

1. Memberi kempatan kepada

serta harapan masyarakat.
7. Tema

yang

siswa

dipilih

hendaknya
mempertimbangkan

disamping

2. Guru perlu mengajak para
sumber

siswa

pelaksanaan
tematik

untuk

menilai

dicapai berdasarkan kriteria

perlu

diperhatikan

keberhasilan
3.

prinsip-prinsip seperti berikut:

bersikap

diri

perolehan belajar yang telah

proses

1. Guru

melakukakn

bentuk penilaian lainnya.

belajar.

pembelajaran

untuk

penilaian

juga

ketersediaan

dalam

perlu diperhatikan prinsip-prinsip
seperti

yang

terpikirkan

Dalam proses penilaian tematik

hendaknya

kurikulum

Dalam

menuntut

Pengertian

hendaknya

tidak

otoriter

yang

Kooperatif

Pembelajaran

Metode

Pembelajaran

Royong

(Cooperative

Gotong
Learning)

Pelajar muda secara inheren aktif
untuk

menyelidiki

dan

berbagi

dapat didefinisikan sebagai suatu

dengan orang lain apa yang telah

sistem kerja atau belajar kelompok

mereka temukan (Tanner, 1997).

yang terstruktur (Lie, 2002. h.17).

Dengan kata lain selama kegiatan

Struktur tersebut mencakup lima

belajar anak tidak dianjurkan untuk

unsur

individual, anak juga diharapkan

pokok,

yaitu

saling

ketergantungan positif, tanggung

untuk

jawab

terhadap teman-temannya dikelas.

perseorangan,

interaksi

saling

personal, keahlian bekerja sama,

Hal

dan

kurikulum

evaluasi

(Johnson

proses

dan

kelompok

Johnson,

1994

ini

tolong

juga
yang

kopemtensi

menolong

menjadi

tujuan

tertera

dalam

dasar

dalam

dikutip Abdurrahman, 1999. h.121).

penunjuang pembelajaran dikelas.

Tujuan

Farrell ( 2014 ) juga mencatat

diterapkannya

pembelajaran kooperatif ini agar

bahwa

siswa dapat membantu temannya

kelompok , maka penting bagi

dalam situasi apapun, tidak bekerja

setiap peserta merasa bergairah

sendiri

kerjasama

tentang kelompok itu dan bahwa

disetiap kegiatan belajarnya. Hal

setiap anggota kelompok merasa

ini

tujuan

terhubung dengan satu sama lain

diadakannya pembelajaran tematik

supaya mereka nyaman berbagi

yang melibatkan seluruh siswa

ide ide mereka. Guru juga harus

bekerja

mampu

mengkondisikan

dengan

cara

melainkan

berpengaruh

aktif

pada

dalam

kegiatan

belajarnya.
Di

sisi

lain,

pembelajaran

ketika

kelompok

membentuk

mengatur

kecil

yang

kelas
setiap
akan

kooperatif mendorong siswa untuk

digunakan dalam kegiatan belajar

bekerja

tersebut.

dalam

mencapai

kelompok untuk

tujuan

bersama

(Johnson, Johnson & Smith, 2006).

menjadi

Memilih
tugas

menciptakan

kelompok
guru

untuk

kondufitas didalam

kelas. Namun, guru juga tidak

mengajar, sebagaimana ia mampu

boleh

menemukan

untuk

siswanya,

membeda-bedakan

dengan

dan

memiliki

lain

inovasi dalam kegiatan belajarnya.

bersifat

Siswa yang sudah antuias dalam

heterogen agar dapat mencapai

belajar akan menuju dalam berfikir

tujuan

pembelajaran.Pendidikan

aktif,

harus

menekankan

sesuatu yang ia temui, serta selalu

teknik

pembuatan

proses

(

kelompok

siswa

kata

ide

harus

rekayasa
rancangan

tau

tentang

segala

masalah-

masalah yang ia hadapi selama

hester , ; katehi 2007 , pearson &

kegiatan belajarnya. Melalui model

amp; feder , 2009 ) .Seorang

cooperative learning, siswa bukan

insinyur

hanya belajar dan menerima apa

teknik

&

mencari

mencoba

amp;

rancangan

cunningham

dapat

pembuatan

mengacu

pada

yang disajikan oleh guru dalam

pendekatan untuk mengenali dan

proses

pemecahan masalah , yang ( 1 )

melainkan 16 bisa juga belajar dari

sangat secara berulang; ( 2 )

siswa

terbuka untuk ide itu masalah

mempunyai

mungkin telah banyak mungkin

membelajarkan siswa yang lain.

solusi; ( 3 ) ilmiah konteks yang

Proses

berarti untuk belajar , konsep

model

matematika dan teknologi; dan ( 4 )

mampu

stimulus untuk system berpikir ,

menggugah potensi siswa secara

pemodelan , dan analisis ( katehi

optimal dalam

et al . , 2009 , p. 151 ). Didalam

dalam

strategi pembelajaran kooperatif ini

yang terdiri dari 2 sampai 6 orang

ada beberapa model yang menjadi

siswa

bagian

Adrian,

dari

pembelajaran

kooperatif

tersebut.

tergantung

pada

Hal
guru

belajar

lainnya,

mengajar,

dan

sekaligus

kesempatan

pembelajaran
cooperative

untuk

dengan

learning

merangsang

ini
dan

suasana belajar

kelompok-kelompok

Degeng,

dan

kecil

Utaya

ini

(2016:84) mengemuka-kan bahwa

yang

STAD adalah model pembelajaran

kooperatif

paling

sederhana

(1)

presentasi

kelas,

guru

dibandingkan model pembelajaran

menyajikan materi secara klasikal;

lain. STAD merupakan salah satu

(2) tim, guru membagi siswa ke

tipe

dari

kooperatif

model

pembelajaran

dalam beberapa kelompok secara

yang

dikembangkan

heterogen dan setiap kelompok

oleh Robert E. Slavin dan kawan-

diberi

kawannya

secara bersama-sama; (3) kuis,

di

Hopkins.

Universitas

John

Belajar

menyediakan

koperasi platform

untuk orang-

guru

tugas

untuk

memberikan

dikerjakan

kuis

untuk

dikerjakan siswa secara individual,

orang interaksi.Banyak studi yang

hasil

menyelidiki

mirip

menentukan skor yang diperoleh

pendekatan

kelompok; (4) skor perkembangan

umumnya

individu, guru menghitung skor

ditemukan kognitif dan manfaat

perolehan individu siswa dengan

afektif s. (For a meta-analysis of

membandingkan skor awal dan

such studies, see Lou, Abrami, and

skor akhir; (5) rekognisi tim, guru

d’Apollonia, 2001.) Pada bentuk

menjumlahkan skor kelompok dari

STAD ini memungkinkan bahwa

skor

adanya komunikasi dan interaksi

memberikan penghargaan kepada

antar

berlangsung

kelompok

selama kegiatan belajar dengan

diperoleh.

tujuan

Selanjutnya, selain pada model

interaktif
untuk

belajar
koperasi

belajar

siswa

agar

termotivasi

dan

telah

yang

siswa
dalam

saling
belajar,

STAD,

dari

kuis

individu

sesuai

tersebut

siswa

skor

pemebelajarn

akan

dan

yang

kooperatif

sehingga tidak ada kesenjangan

juga memiliki model ;lain, seperti

dalam belajar.

jigsaw. Menurut Rusman (2012)

Slavin

(2010:143-146)

pada

dasarnya

dalam

model

menjelaskan lima sintaks dalam

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

pembelajaran

ini guru membagi satuan informasi

kooperatif

tipe

STAD. Sintaks teresbut meliputi:

yang

besar

menjadi

komponenkomponen lebih

kecil.

Adapun

langkah-langkah

Selanjutnya guru membagi siswa

pembelajaran

kedalam

Sugiono (2008: 43) meliputi; a)

kelompok

belajar

JIGSAW

model
menurut

kooperatif yang terdiri dari empat

kelas

orang

setiap

kelompok. Setiap kelompok terdiri

siswa

sehingga

dibagi menjadi beberapa

anggota

bertanggung

jawab

dari empat sampai lima siswa

terhadap

penguasaan

setiap

dengan karakteristik siswa yang

yang

heterogen, b) meteri pembelajaran

ditugaskan guru dengan sebaik-

disajikan dalam bentuk teks/uraian,

baiknya. Siswa dari masing-masing

dan

kelompok yang bertanggung jawab

jawab untuk mempelajari suatu

terhadap

bagian

komponen/subtopik

subtopik

yang

sama

setiap

siswa

dari

bertanggung

bahan

akademik

membentuk kelompok lagi yang

tersebut, c) para anggota dari

terdiri atas dua atau tiga orang.

beberapa

Pada

yang

memiliki tanggung jawab untuk

diharapkan dari siswa ialah, iswa

mempelajari suatu bagian materi

mampu

yang sama. Kemudian berkumpul

model

jigsaw

ini,

bertanggungjawab

terhadap

tugasnya

atau materi

dan

tim

yang

mendiskusikan

berbeda

dalam

yang harus dikuasai, siswa juga

kelompok ahli, d) kemudian para

dapat

siswa dalam kelompok ahli kembali

berfikir

tentang

lebih

kritis

masalah

yangakan

diselesaikannya,

dalam

anggota,

yang

siswa

lagi

setiap
ditunjuk

ke

kelompok

semula

untuk

menularkan materi yang dipelajari
dalam

kelompok

ahli,

dan

e)

kelompok dapat

setelah diskusi dalam kelompok

bijaksana dalam memabagi tugas

asal mula, siswa dievaluasi secara

kepada

teman

sekelompoknya,

individu

namun

tetap

saling

Pembelajaran

sebagai ketua

menolong.

tolong-

memiliki
berikut :

model

keunggulan

jigsaw
sebagai

a. Siswa

tidak

sepenuhnya

tergantung pada guru
b. Peserta

didik

menumbuhkan inovasi serta
terangsang

berpeluang

tanpa

pendapatnya secara verbal

kesalahan.

menguji

berfikir

dan memecahkan masalah

mengungkapkan

dan

untuk

takut

membuat

serta

g. Peserta didik dapat menguji

membandingkannya dengan

ide dan pemahaman sendiri

pendapat orang lain dalam

serta

mampu

kelompoknya dan pendapat

menerjemahkan

umpan

dari kelompok lain.

balik dengan cekatan.

c. Peserta didik terlatih untuk

Namun,

selain

memiliki

tanggap kepada orang lain

keunggulan jigsaw juga memiliki

dengan

kelemahan, seperti :

menyadari

keterbatasan dirinya serta
menerima

segala

perbedaan.

bertanggung

jawab

hanya

unggul

pada siswa yang pandai

yang

b. Adanya perselisihan yang

atas

membuat

diberikan

kelompok

kepadanya.
e. Peserta

ini

saja

d. Peserta didik terbiasa untuk

tugas

a. Model

perpecahan
karena

ingin

mempertahankan pendapat
didik

meningkatkan

dapat

kemampuan

c. Keberhasilan

metode

ini

hanya dapat dilihat pada

menggunakan informasi dan

keberhasilan

yang

kelompok atau pada diri

membuat

abstrak

menjadi nyata.
f. Peserta

didik

memimpin

sendiri saja.
akan

Sehubung

masih

adanya

termotivasi lewat aktivitas

kelemahan

berinteraksi dengan orang

model ini, disisi lain hal ini yang

lain

menjadi

sehingga

yang

tugas

terjadi

guru

dalam

untuk

mendesain sebaik mungkin model-

Aktivitas belajar siswa dipengaruhi

model

diterapkan

oleh faktor internal dan faktor

dikelas. Guru juga harus mampu

eksternal. Faktor internal meliputi

memberi pegaruh positif terhadap

faktor

siswanya

Faktor fisiologis yaitu faktor yang

yang

akan

untuk

kegiatan

belajar

mencapai

tujuan

menjalankan
agar
dan

fisiologis

dan

psikologis.

dapat

berhubungan dengan kondisi fisik

menjadi

siswa, contohnya keadaan jasmani

pembelajaran yang bermakna.

siswa sangat mempengaruhi hasil
belajar

siswa.

Yang

termasuk

Simpulan

faktor psikologis siswa antara lain

aktivitas belajar siswa terdiri dari

kecerdasan/intelegensi

aktivitas fisik dan aktivitas mental

motivasi belajar, minat siswa, dan

yang saling berkaitan. Aktivitas

bakat siswa. Sedangkan faktor

fisik

internal merupakan faktor yang

merupakan

aktivitas

yang

siswa,

mudah

diamati,

sedangkan

mempengaruhi

aktivitas

mental

merupakan

siswa yang berasal dari luar diri

aktivitas internal yang tidak mudah

siswa. Faktor eksternal meliputi

diamati. Aktivitas fisik dan mental

lingkungan sosial dan lingkungan

saling berkaitan. Sebagai contoh

non

ketika

siswa terdiri dari lingkungan sosial

siswa

mengemukakan

hendak
pendapatnya,

sosial.

sekolah,
masyarakat.

alasan-alasan

lingkungan

memperkuat

dapat

Lingkungan

keluarga,

maka siswa tersebut akan berpikir
yang

aktivitas

belajar

sosial

dan

Sedangkan
non

sosial

meliputi

pendapatnya.

lingkungan alamiah yaitu kondisi

dalam

udara dan suaasana yang tenang

mengemukakan pendapat tersebut

untuk belajar, faktor instrumental

dapat

berupa

Aktivitas

siswa

berjalan

dengan

lancar

apabila terjadi sinkronisasi antara
aktivitas fisik dan aktivitas mental.

sarana

dan

prasarana

belajar serta kurikulum, dan faktor

materi pelajaran yang disesuaikan
dengan karakteristik usia siswa.
Dalam

pelaksanaan

Kurikulum

2013, pada jenjang Sekolah Dasar
(SD)

seluruhnya

pembelajaran

menggunakan

tematik.

Namun

pada kenyataannya masih belum
banyak sekolah yang menerapkan
pembelajaran

tematik

tersebut.

Meskipun ada tetapi belum efektif
dalam pelaksanaannya. Kurangnya
kerjasama

dalam

belajar

menjadi

hambatan

juga
dalam

mewujudkan pembelajaran yang
bermakna

dalam

penerapan

pembelajarn

tematik

ini.

Masih

seringkali guru hanya melihat dari
satu

sisi

sedangkan

siswa

yang

saja,
berada

Trianto, 2007. Model pembelajaran

didalam kelas termasuk heterogen.

Terpadu dalam Teori dan Praktik,

Hal

Jakarta: Prestasi Pustaka,

iniyang

siswa

nya

DAFTAR PUSTAKA

menjadi

tanggung

jawab guru dalam mendidik anak-

Sutirjo & Sri Istuti Mamik,2004.

anak bangsa agar memiliki jiwa

Tematik: Pembelajaran Tematik,

kepedulian yang tinggi terhadap

Malang: Bayumedia.

sesamanya.

Widyaningrum

Retno,

Model

Pembelajaran Tematik Di SD/MI,
Ponorogo, 2010
Nurul Ain & Maris Kurniawati,
Implementasi

Kurikulum

KTSP:

Pembelajaran Tematik Di Sekolah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol.

Dasar, Jurnal Inspirasi Pendidikan

4 No. 9 ISSN 2354-614X

Universitas Kanjuruhan Malang
Slekar, T. S., Lachance, A., Klein,

Jonhson, D. W. & Jonhson, R. T.

B. S., & Klein, K. W. (2003). The

(1994).

environmental thematic methods

Cooperative,

block: A model for technology

Individualistic Learning. Fourth 4th

immersion.

Edition. Allyn and Bacon, Boston.

in

Contemporary Issues

Technology

and

Learning

Together

Competitive

and

Teacher
International Electronic Journal of

Education, 3(2), 128-145.

Elementary Education, 2015, 8(1),
Hermawan,
Resmini.

A.H.,
2009.

dan

Novi

133-146

Pembelajaran

Terpadu

Tematik.

Direktorat

Jendral

Jakarta:
Pendidikan

Anita

Lie.

(2002).

Cooperative

Learning. Jakarta : PT. Gramedia

Islam Departemen Agama RI.

Widiasarana.

Hilda,

Farrell, S. C. Thomas Practicing

Karli.

Pembelajaran

2018.

Penerapan

Tematik

SD

di

Indonesia. Tanggal akses 12 April

What

We

Preach:

Teacher

Reflection Groups on Cooperative
Learning,

February

2016



ejournal.upi.edu/index.php/eduhum

Volume19, Number4

aniora/article/view/2752/1792

Susanti Yustin, Wahjoedin, Utayas

Nur M. Nilwati, Meningkatkan Hasil

Sugeng, Aktivitas Belajar Tematik

Belajar

Siswa Kelas V SD Melalui Model

Pembelajaran

Siswa
Kooperatif

Melalui
Tipe

Pembelajaran Kooperatif

STAD Pada Tema Lingkungan di
Kelas 1 SD Negeri 10 Tolitoli,

Adrian, Y., Degeng I.N.S., & Utaya,
S. 2016. Pengaruh Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Terhadap
Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V

Jacobs, G. M. (2017). Cooperative

Sekolah Dasar. Artikel disajikan

learning with one student? Yes.

dalam

IASCE Newsletter, 36(1), 11-13.

Prosiding

Seminar

Pendidikan Dasar
Luo
Nur,

Muhammad.

Pembelajaran
Timur:
Nasional

Kooperatif.

Yi.2015.

International

(2006).

Electronic Journal of Elementary

Jawa

Education, Design Fixation and

Departemen

Pendidikan

Cooperative

Direktorat

Pendidikan

Elementary

Dasar dan Menengah Lembaga

Learning
Engineering

in
Design

Project: A Case Study

Penjamin Mutu.
Deni Safitri, Erlisnawati, Munjiatun,
Trianto. 2011. Mendesain Model

jurnal

Pembelajaran

Pembelajaran

Inovatif-Progresif.

Jakarta : Kencana

Penerapan

Model

Kooperatif

Tipe

Jigsaw Untuk Meningkatan Hasi
Belajar Kompertensi Pengetahuan

Slavin,

Robert

Cooperative

E.

(1995).

Siswa Kelas VA SDN 034 Kuang

Learning.

Theory,

Rejo

Kecamatan

Tapung

Research, and Practice: Second

Kabupaten Kampar. Program Studi

Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Asma,

FKIP Universitas Riau, Pekanbaru.

Nur.

2006.

Model

Pembelajaran Kooperatif. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional

Huda,

M.

(2011).

Cooperative

Learning Metode Teknik Sruktur,
Agus Suprijono. 2010. Cooperative

dan

Learning

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Teori

dan

Aplikasi

PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar

Model

Penerapan.

Rusman.

(2012).

Pembelajaran

Model-Model

Slavin, R. E.2010. Cooperative

Mengembangkan

Learning Teori, Riset dan Praktik.

Profesionalisme Guru. Jakarta: PT

Bandung: Nusa Media.

Raja Grafindo Persada
Amri,

Sofan

S.pd.

Sihotang Mulyani, Jurnal Model

Pengembangan&model

Pembelajaran

Pembelajaran

Jigsaw

Dalam

dalam

2013.

Kurikulum

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar.

2013. Surabaya : Prestasi Pustaka

Universitas

Publisher.

Muhammadiyah

Sumatera Utara
https://widya57physicsedu.files.wor
Susilofi.(2010).

Model

Pembelajaran

Kooperatif.

http://www.Susilofi.wordpress.com/
2010/09/28/modelpembelajarankooperatif.

diakses

tanggal 01-Februari 2011

Mazjun.

(2009)

Tujuan

pembelajaran

model

Kooperative

http://www.mazjun.student.fkip.uns
.ac.id/2009/10/16/modelpembelajar
ank ooperatif diakses tanggal 28
Januari 2011.
Shoimin,

A.

Pembelajaran

2016.

68

Inovatif

Model
dalam

Kurikulum 2013. Yogyakarta: ArRuzz Media.

dpress.com/2010/12/no-29-widyawati-05-model-pembelajaran.pdf