Daya Tarik Pondok Pesantren Sebagai Pili

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | i

Jurnal
Paedagogy
Volume
2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Volume
2
Nomor
2015
Jurnal Fakultas2 Edisi
Ilmu Oktober
Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

ISSN 2355-7761


JURNAL PAEDAGOGY
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Dewan Redaksi

Keuangan

Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, MA., Ph.D
Dra. Ni Ketut Alit Suarti, M.Pd
Drs.Wayan Tamba, M.Pd.
1. M. Arief Rizka, M.Pd.
2. Hariadi Ahmad, M.Pd.
: Junain Huri

Penyunting Ahli

:

Penyunting Pelaksana

:


Pelaksana Ketatalaksanaan

:

Distribusi
Desain Cover

:
:

Pelindung dan Penasihat
Penanggung Jawab
Ketua Penyunting
Sekertaris Penyunting

:
:
:
:


1. Prof. Dr. Azis Abdul Wahab, M.Pd.
2. Prof. Dr. Gede Sedamayasa, M.Pd.
3. Prof. Dr. Wayan Maba
4. Dr. Hj. Jumailiyah, M.M.
5. Dr. Gunawan, M.Pd.
1. Muh. Husein Baysha, S.Pd., M.Pd.
2. Mujiburrahman, M.Pd.
3. M. Ary Irawan, M.Pd.
4. Endah Resnandari Puji Astuti, S.Pd.,M.Pd.
5. Restu Wibawa, M.Pd.
6. Wiwien Kurniawati, M.Pd.
1. Hardiansyah, S.Pd., MM.Pd.
2. Jien Tirta Raharja, M.Pd.
Nuraeni, M.Si.
Muh. Husein Basyha, S.Pd., M.Pd.

Alamat Redaksi:
Redaksi Jurnal Paedagogy
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Gedung Dwitiya, Lt.3. Jalan Pemuda No.59 A Mataram
Telp.(0370) 638991
Email: jurnal.fip.ikipmataram@gmail.com
Jurnal Paedagogy menerima naskah tulisan penulis yang original (belum pernah
diterbitkan sebelumnya) dalam bentuk soft file, office word document (CD/
Flashdisk/ Email).
Diterbitkan Oleh: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram.

Halaman | ii

Jurnal
Paedagogy
Volume
2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Volume
Nomor 2 Ilmu
Edisi Oktober
2015
Jurnal 2Fakultas
Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

ISSN 2355-7761

JURNAL PAEDAGOGY
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Daftar Isi

Halaman

Hadi Gunawan Sakti
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
VERSUS
PEMBELAJARAN
LANGSUNG
DAN
MOTIVASI
BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN KONSEP
DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA ………………………..…
Zulfakar

PERANAN
PIMPINAN
PERGURUAN
TINGGI
DALAM
MENINGKATKAN MUTU DOSEN ………………………………………...
Zinnurain
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TATA CARA SHOLAT
UNTUK KELAS II SEKOLAH DASAR ………………………………………
Rudi Hariawan dan M. Faqih
DAYA TARIK PONPES YANMU NW PRAYA SEBAGAI PILIHAN
MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ANAK DI KABUPATEN
LOMBOK TENGAH ………………………………………………...………….
Yessi Yosari dan Mujiburrahman
PENGARUH TEKNIK HOMEWORK BEHAVIORISTIK TERHADAP
KEMANDIRIAN SISWA SMP NEGERI 1 BRANG ENE KABUPATEN
SUMBAWA BARAT …………………………………….………………………
Agus Fahmi
MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DAN MUTU PENDIDIKAN DI

SEKOLAH ……………………………………………………………………….
Ni Ketut Alit Suarti
BERMAIN PUZZLE MEMUPUK SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK
USIA DINI ………………………………………………………………………..
Wawan Sukmawansyah dan Jien Tirta Raharja
HUBUNGAN PERGAULAN SOSIAL REMAJA DENGAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA PADA SMA ISLAM AL-AZHAR NW KAYANGAN
…………………………...………………………………………………………...
Made Piliani dan Anak Agung Rai Sunanjaya
HUBUNGAN MANAJEMEN HUMAS DENGAN PEMBANGUNAN
CITRA SEKOLAH DI SMP IT TUNAS CENDEKIA MATARAM
……………………………………………………………………………………………..
Junaidi Zultoni dan Farida Herna Astuti
PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDU TERHADAP
PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS XI DI SMAN 2 PRINGGARATA
…………………………………………………………………………………….

82 – 100
101 – 112


113 – 121

122 – 130

131 – 133
134 – 141
142 – 150

151 – 156

157 – 163

164 – 170

Halaman | iii

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
DAYA TARIK PONPES YANMU NW PRAYA SEBAGAI PILIHAN

MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ANAK
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Rudi Hariawan dan M. Faqih
Program Studi Administrasi Pendidikan FIP IKIP Mataram
Email : rudi.ikipmataram@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang daya tarik pondok pesantren
sebagai pilihan utama masyarakat Lombok Tengah dalam pendidikan anak yang difokuskan
pada pengelolaan Ponpes dan alasan masyarakat memilih Ponpes. Metode penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus, sedangkan analisis data
menggunakan interaktif dari Miles & Huberman. Dari hasil dan pembahasan penelitian dapat
disimpulkan bahwa (1) Daya tarik pondok pesantren dikarenakan, pertama , adanya program
unggulan pondok pesantren bidang pendidikan agama Islam dan pendidikan umum; kedua ,
para santri prampil berbahasa asing (arab-inggris); ketiga , tersedianya sarana dan prasarana
yang memadai dan cukup modern, (2) alasan masyarakat memilih ponpes Yanmu NW Praya,
karena; pertama, tebangungnya hubungan sosial dan keagamaan yang saling menguntungkan
antara Ponpes dengan stakeholder atau masyarakat; kedua, ponpes menyampaikan dan
menampilkan prestasi para santriwan/wati kepada masyarakat sebagai bentuk
tanggungjawabnya kepada masyarakat khususnya para wali murid dalam berbagai kegiatan,
baik yang dilaksanakan di luar maupun di dalam Ponpes.


Kata kunci: Daya Tarik Pondok Pesantren dan Pendidikan Anak
PENDAHULUAN
Pondok pesantren (Ponpes) merupakan
salah satu organisasi sosial yang
bergerak
di
bidang
pendidikan
khususnya
pendidikan
yang
bernafaskan
Islam.
Lingkup
kegiatannya meliputi semua jalur,
jenjang dan jenis pendidikan dalam
membantu
memenuhi
kebutuhan
masyarakat. Pengelolaan pendidikan

baik melalui jalur formal dan
nonformal, dari jenjang pendidikan
dasar sampai dengan perguruan tinggi
tersedia di Ponpes, sedangkan jenis
pendidikan dari PAUD, MI, MTs,
MA/SMK,
sampai
Universitas
diselenggarakan di Ponpes.
Ponpes memiliki sejarah yang
sangat panjang dan sampai saat ini
masih dianggap sebagai lembaga
pendidikan “kelas dua dan marginal”
(Marno, 2008:143). Ponpes lebih
banyak diminati oleh masyarakat
menengah
kebawah
dan
belum
sepenuhnya menjadi pilihan pertama
(sekolah favorit) bagi masyarakat

menengah ke atas. Fenomena seperti di
atas menurut Marno (2008) setidaknya
dipengaruhi oleh dua hal: yaitu
kaitannya dengan parental choice of
education
dan problem internal
kelembagaan yaitu popularitas dan
marginalitas lembaga pendidikan sangat
ditentukan oleh sejauh mana lembaga
pendidikan
bersangkutan
mampu
merespon dan mengakomodasi aspirasi
masyarakat dan seberapa jauh lembaga
pendidikan
dapat
menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
internal
kelembagaan kearah profesionalisme
penyelenggaraan pendidikan.
Permasalahan
internal
kelembagaan
Ponpes
sangat
ditententukan oleh sumber daya
manusia yang mengelola Ponpes
tersebut, dikatakan oleh Halim dkk
(2005) kuantitas dan kualitas SDM
adalah dua aspek yang berkontribusi
penting mengelola Ponpes. Kuantitas
menyangkut jumlah SDM yang
umumnya dianggap kurang penting
kontribusinya terhadap pembangunan
Halaman | 122

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
masyarakat,
dibandingkan
aspek
kualitas. Kuantitas SDM tanpa disertasi
kualitas
akan
menjadi
beban
pembangunan.
Karena
itu
pembangunan SDM secara kuantitas
dan kualitas tidak dapat dilaksanakan
secara terpisah.
Pergeseran masyarakat dalam
menentukan pilihan pendidikan sangat
dipengaruhi
oleh
loncatan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berakibat pada: pertama
hubungan sosial masyarakat lebih
dilihat dari sudut kegunaan dan
kepentingan yang lebih fungsioanal
semata. Kedua masyarakat padat
informasi. Ketiga kehidupan yang
terbuka dan sistematis (Fajar, 1999)
Kondisi tersebut mengubah cara
pandang dan fikir masyarakat dalam
memilih lembaga pendidikan yang
dapat memberikan kemampuan secara
teknologi,
fungsional,
individual,
informatif dan terbuka (Marno, 2008).
Kebutuhan kemampuan etika, moral
dan spiritual yang tidak kalah penting
sebagai daya dukung dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dengan melihat problem internal
kelembagaan Ponpes seperti yang telah
diuraikan di atas dan dikaitkan dengan
social choice of education, dimana
masyarakat semakin kritis, terbuka dan
berfikir jauh ke depan dalam
menentukan pilihan pendidikan bagi
anak-anaknya, keluarga ataupun untuk
dirinya sendiri, jika tidak memperbaiki
internal kelembagaan dari segi kuantitas
dan kualitas, maka Ponpes akan tetap
menjadi pilihan kedua dan menjadi
sekolah yang dimarginalkan oleh
masyarakatnya sendiri.
Ponpes yang tesebar di Lombok
sangat banyak walaupun belum ada data
secara statistik yang dimiliki oleh
peneliti,
namun
sepanjang
pengamatannya selama ini masyarakat
lebih fokus pada tiga Ponpes, dua
diantaranya
berada
di
wilayah
Kabupaten Lombok Barat yaitu Ponpes

Al-Aziziyah di Kapek Gunung Sari dan
Ponpes Nurul Hakim di Kediri,
sedangkan Ponpes Munirul Arifin
(YANMU) NW Praya di kabupaten
Lombok tengah
Ponpes tersebut dikenal oleh
masyarakat luas tidak hanya oleh
masyarakat lokal Lombok atau Propinsi
Nusa Tenggara Barat saja, tetapi
dikenal secara Nasional sampai ke
Flores, Bali, dan Pulau Jawa, hal ini
disebabkan karena Ponpes tersebut
memiliki daya tariknya sendiri.
Sehingga pada setiap awal tahun ajaran
baru tidak pernah khawatir dengan
jumlah peserta didik baru, yang dimana
pada Ponpes lainnya akan mengatur
berbagai macam strategi untuk menarik
minat masyarakat agar melanjutkan
pendidikan di lembaga pendidikannya.
Yayasan
Pondok
Pesantren
YANMU NW Praya sepanjang
keberadaannya selama ini selalu
menjadi pilihan masyarakat NTB
khususnya, sehingga pihak Ponpes
sering menolak sebagian siswa dengan
alasan terbatasnya tempat dan fasilitas
jika diterima semua, proses penerimaan
peserta didik barupun dilakukan melalui
banyak tahapan seleksi, mulai dari tes
tulis, tes wawancara dan tes baca AlQur’an serta tes kesiapan peserta didik
jika telah diterima di ponpes tersebut.
Berdasarkan fenomena pilihan
masyarakat
dalam
menentukan
pendidikannya tersebut itulah yang
menjadi
pertimbangan
peneliti
mengkaji secara mendalam tentang
“Daya Tarik Ponpes YANMU NW
Praya
Sebagai
Pilihan
Utama
Masayarakat Lombok Tengah Dalam
Pendidikan Anak”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan rangcangan penelitian
studi kasus. Dipilihnya rancangan ini
untuk mengungkap secara alami tentang
fenomena yang terjadi di Pondok
Pesantren YANMU NW Praya Lombok
Halaman | 123

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Tengah. Pengumpulan data penelitian
menggunakan metode wawancara, dan
dokumentasi.
Dalam
wawancara
peneliti sendiri sebagai instrumen
utama (key instrument) secara langsung
kepada informan kunci yaitu Pimpinan
Ponpes, Guru, Siswa/Santri dan Wali
murid. Sedangkan dokumentasi sebagai

pendukung informasi dari hasil
wawancara berupa photo, gambar,
video, dan dokumen kegiatan program
pesantren pondok pesantren. Desain
analisis data kualitatif menggunakan
Model Interaktif dari Miles &
Huberman (1984) dapat dilihat pada
gambar berikut.

Keabsahan data merupakan hal
yang sangat penting dalam penelitian
kualitatif. Informasi yang telah berhasil
dikumpulkan oleh peneliti dan akan
dijadikan data dalam penelitian ini perlu
diperiksa kredibilitasnya, sehingga data
penelitian
tersebut
dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat
dalam menarik kesimpulan. Bogdan &
Biklen (1990) mengatakan bahwa

dalam penelitian dengan pendekatan
kualitatif, peneliti merupakan instrumen
utamanya. Oleh karena peneliti sebagai
instrumen utamanya maka uji validitas
dan reabilitas instrumen penelitian
bukan dengan cara menguji cobakan
instrumen,
melainkan
melalui
pemeriksaan
kredibiltas
dan
pengauditan datanya.

HASIL PENELITIAN
a. Temuan Penelitian
1) Pengelolaan Ponpes YANMU
NW Praya
Dari
uraian
paparan
data
ditemukan bahwa pengelolaan pondok
pesantren YANMU NW Praya sangat
dipengaruhi aspek, yaitu (1) Ketokohan
Tuan Guru sebagai pimpinan dan
pengasuh pondok pesantren yang
inovatif dan visioner dalam mengelola
program pondok pesantren yang sesuai
kebutuhan
masyarakat,
(2)
Menyelenggarakan program unggulan
khusus dan umum sebagai ciri khas
pondok pesantren (a) Jenis program
pendidikan SMA Plus; gabungan
kurikulum pemerintah dan kurikulum

ponpes, (b) penyelenggaraan program
bakat & minat pada bidang ilmu agama
Islam meliputi; Tahfizul Qur‟an, Seni
baca Al-Qur’an, Kaligrafi, Seni Musik
Qasidah, Band Islami, Pidato & Debat
Bahasa Arab dan Inggris, Olimpiade,
Pramuka, Seni Bela Diri, dan Private
Matematika. (c) Program keterampilan:
Komputer, Elektronik, Meubler, Pertukangan,
dan
Menjahit.
(d)
Pengembangan bahasa Arab dan bahasa
Inggris sebagai bahasa komunikasi
sehari-hari di lingkungan Pondok
Pesantren. (e) Program wajib tutorial:
Mengkaji Kitab Kuning, Kutubussittah,
dan pengetahuan dasar-dasar Diniyah
(3) Menyediakan sarana dan prasana
pendukung yang memadai dan cukup
Halaman | 124

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
modern, (4) Mambangun jaringan
tingkat
lokal,
nasional
dan
internasional.
Selanjutnya
temuan-temuan
tersebut di atas, disusun menjadi
proposisi tentang pengelolaan pondok
pesantren, yang diformulasikan sebagai
berikut: Pengelolaan pondok pesantren
dilaksanakann dengan (1) Ketokohan
Tuan Guru sebagai pimpinan dan
pengasuh pondok pesantren yang
inovatif dan visioner, (2) menyelengga-

rakan program unggulan khusus dan
umum sebagai ciri khas pondok
pesantren, (3) Menye-diakan sarana dan
prasana pendukung yang memadai dan
cukup modern, (4) Mambangun
jaringan tingkat lokal, nasional dan
internasional
Selanjutnya agar lebih jelas,
formulasi temuan penelitian di atas,
dapat dilihat dalam Gambar 2 di bawah
ini.

Membangun network yang
lebih luas

Ketersedian Sapras yang
memadai & Modern

Program Unggulan
sebagai Kekhasan

Ketokohan Pimpinan yang
Inovatif & Visioner

PENGELOLAAN PONPES

Gambar 2. Formulasi Temuan Penlitian Pada Tujuan Pertama
2) Alasan masyarakat memilih Ponpes
YANMU NW Praya
Dari
uraian
paparan
data
ditemukan beberapa aspek yang melatar
belakangi masyarakat dalam memilih
pondok pesantren sebagai pilihan utama
bagi pendidikannya, antara lain sebagai
berikut (1) Program pendidikan yang
mencakup ilmu umum dan agama
Islam. (2) Membangun Hubungan ke
luar dan ke dalam (hubungan dua arah),
yaitu (a) Hubungan ke luar, pengajian
secara lansung ditengah masyarakat,
menghadiri
undangan
yang
diselenggarakan
oleh
masyarakat
maupun pribadi, Menghadiri undangan
sholat Jenazah oleh masyarakat. (b)
Hubungan ke dalam di Ponpes berupa
pengajian umum dan PHBI, Ultah
Organisasi dan Ponpes, Menghadirkan
network Ponpes dengan tokoh besar
tingkat
local,
nasional,
dan
Internasional, mengadakan Nikah dan

Sunatan Masal. (3) berbagai prestasi
yang diraih oleh Santriwan/wati dalam
Bidang Ilmu agama dan umum.
Selanjutnya
temuan-temuan
tersebut di atas, disusun menjadi
proposisi tentang daya tarik pondok
pesantren, yang diformulasikan sebagai
berikut: Alasan masyarakat dalam
memilih pondok pesantren sebagai
pilihan utama bagi pendidikannya,
antara lain sebagai berikut (1) Program
pendidikan yang mencakup ilmu umum
dan agama Islam. (2) Membangun
hubungan ke luar dan ke dalam
(hubungan dua arah), yaitu (a)
Hubungan keluar, dengan menghadiri
undangan atau kegiatan keagamaan dan
umum yang diselenggarakan oleh
masyarakat maupun pribadi. (b)
Hubungan ke dalam Mengundang para
Wali murid dan masyarakat umum,
Tokoh-tokoh lokal, nasional, dan
internasional untuk menghadiri acara
Halaman | 125

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
atau kegiatan di pondok pesantren. (3)
Menyampaikan
dan
menampilkan
prestasi santriwan/wati diberbagai
bidang ilmu agama dan umum.
Pendidikan
SMA Plus

Alasan Memilih
Pondok Pesantren

Membangun
Hubungan Keluar
dan Kedalam

Unjuk prestasi
santri/wati

Selanjutnya agar lebih jelas,
formulasi temuan penelitian di atas,
dapat dilihat dalam Gambar 3 di bawah
ini.
Konsep Pendidikan Umum dan
dengan Kekhasan Ponpes
Hubungan ke luar:
Menghadiri undangan yang kegiatan
keagamaan dan umum yang
diselenggarakan oleh masyarakat
Hubungan
dalam:
maupun ke
pribadi
Mengundang para Wali murid dan
masyarakat umum, Tokoh-tokoh lokal,
nasional, dan internasional menghadiri
acara kegiatan di pondok pesantren
Menyampaikan dan menampilkan
perkembangan prestasi para
santriwan/wati dalam kegiatankegiatan besar di ponpes dan di
ditengah masyarakat

Gambar 3. Formulasi Temuan Penlitian pada Tujuan kedua.
Pembahasan tentang temuan
penelitian yang diperoleh di Ponpes
YANMU
NW
Paraya.
Urutan
pembahasan disesuaikan dengan fokus
penelitian, yaitu: (1) Pengelolan Pondok
Pesantren YANMU NW Praya, (2)
Alasan masyarakat memilih Pondok
Pesantren YANMU NW Praya.
Pengelolan
Pondok
Pesantren
YANMU NW Praya.
Pembahasan temuan penelitian
tentang pengelolaan pondok pesantren
secara berurutan pada paragraf berikut
dimulai dari pertama, ketokohan dan
kepemimpinan tuan guru yang inovatif
dan visioner. Ketokohan Tuan Guru
atau Kyai di pondok pesantren masih
menjadi medan magnet yang kuat
melalui kharisma yang melekat
padanya,
Edi
Susanto(2007)
menjelaskan Kyai dijadikan imam
dalam bidang „ubûdiyyah dan sering
diminta
kehadirannya
untuk
menyelesaikan problem yang menimpa
masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kharisma kyai memperoleh
dukungan masyarakat hingga batas

tertentu karena dia dipandang memiliki
kemantapan moral dan kualitas iman
yang melahirkan model kepribadian
magnetis bagi para pengikutnya.
Dengan
kharisma
yang
dimilikinya,
Kyai
tidak
hanya
dikategorikan sebagai elit agama, tetapi
juga sebagai elit pesantren dan tokoh
masyarakat yang memiliki otoritas
tinggi
dalam
menyimpan
dan
menyebarkan pengetahuan keagamaan
Islam serta berkompeten dalam
mewarnai
corak
dan
bentuk
kepemimpinan,
terutama
dalam
pesantren.
Kharisma yang melekat
pada dirinya menjadi tolok ukur
kewibawaan pesantren.
Kedua
menyelenggarakan
program unggulan khusus dan umum
sebagai ciri khas pondok pesantren.
Sebagai
lembaga
pendidikan
keagamaan, pesantren tidak dapat
melepaskan atribut nilai-nilai agama,
kultur social masyarakat tradisional
yang melekat padanya, meskipun
program
yang
diselenggarakan
merupakan program pendidikan umum.
Halaman | 126

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Pesantren
mampu
memadukan
kurikulum pendidikan nasional dengan
kurikulum pondok pesantren sebagai
pembeda dengan lembaga pendidikan
umum.
Sebagai lembaga pendidikan
Islam tradisional yang telah berurat akar
di Indonesia, pondok pesantren telah
diakui memiliki pengaruh tersendiri
dalam
kehidupan
bermasyarakat
(Haedari, 2004:213). Dilihat dari aspek
tradisi dan budaya pesantren, pendiri
pondok pesantren adalah orang yang
memiliki kemampuan spritual hebat.
Oleh karena itu, karakteristik seperti ini
yang belum pernah dibangun pada
sistem pendidikan manapun.
Ketiga Menyediakan sarana dan
prasana pendukung yang memadai dan
modern, untuk dapat memaksimalkan
penyelenggaraan pendidikan memang
harus didukung dengan fasilitas yang
memadai, karaktristik sebagai lembaga
pendidikan Islam tradisional, tidak
berarti anti dengan pemanfaatan
kemajuan teknologi. Sarana dan
Prasarana pendidikan sebagai salah satu
penunjang keberhasilan pendidikan
yang mengacu pada Standar sarana dan
prasarana yang dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri, seringkali menjadi kendala
dalam
proses
penyelenggaraan
pendidikan di Sekolah, (Djamarah, dkk
2000). Memang pada Kenyataannya
sapras memiliki pengaruh yang positif
tercapainya tujuan pendidikan di
pondok pesantren, dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sadiman, Arief S.,
dkk (2007) menunjukkkan bahwa ada
pengaruh positif yang signifikan antara
kelengkapan sarana dan prasarana
terhadap kinerja guru dan kepuasan
siswa, sedangkan besarnya kontribusi
kelengkapan sarana dan prasarana
sebesar 6,76%, sehingga terdapat
pengaruh positif yang signifikan secara
simultan antara kelengkapan sarana dan
prasarana, kinerja guru, dan metode
pembelajaran terhadap kepuasan siswa.

Sedangkan
pembahasan
pengelolaan pada point keempat,
mambangun jaringan tingkat local,
nasional dan internasional. Fungsi
manajemen hubungan masyarakat di
pondok pesantren sebagai penghubung
antara pondok pesantren dengan
masyarakat. Membangun jaringan atau
kemitraan
dengan
masyarakat.
Kemitraan tidak sekedar diterjemahkan
sebagai sebuah kerjasama, akan tetapi
kemitraan memiliki pola, memiliki nilai
strategis,
dalam
mewujudkan
keberhasilan suatu lembaga dan
masyarakat atau saling menguntungkan
(simbiosis mutualisme) (Kamis, 2014).
Hubungan yang dibangun oleh
pondok pesantren adalah hubungan
social keagamaan, pondok pesantren
yang memiliki modal moral dan
kualitas Iman Islam yang tinggi
berkewajiban
untuk
membimbing
masyarakatnya dalam menyelesaikan
berbagai problematika agama dan social
masyarakat. Begitupun masyarakat
akan menjadikan pondok pesantren
sebagai mitra untuk membantu berbagai
kebutuhan pondok pesantren sesuai
dengan
kadar
kemampuannya.
Kemitraan yang saling mengutungkan
ini yang mampu membuat pondok
pesantren dapat bertahan seperti
sekarang ini.
Dengan demikian keberhasilan
dalam mengelola pondok pesantren
sangat
dipengaruhi
oleh
kekharismatikan,
kecakapan,
dan
kemampuan
pemimpin
dalam
memenuhi kebutuhan masya-rakat
dengan keunikan dan keunggulan
program
pendidikan
yang
diselenggarakan,
didukung
oleh
sumberdaya manusia dan alam yang
memadai
dan
modern,
serta
membangun hubungan masyarakat
dengan pola kemitraan yang saling
menguntungkan
(simbiosis
mutualisme).

Halaman | 127

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Alasan masyarakat memilih Pondok
Pesantren YANMU NW Praya
Alasan
masyarakat
dalam
memilih pondok pesantren sebagai
pilihan utama bagi pendidi-kannya,
yang akan diuaraikan dalam paragraf
secara berurutan, dimulai dari pertama ,
program pendidikan yang mencakup
ilmu umum dan agama Islam. Daya
tarik
pondok
pesantren
diawal
sebenarnya sudah menjadi bagian dari
bahasan ini, tetapi akan lebih diperjelas
lagi dari sudut pandang yang berbeda.
Pondok pesantren dikatakan sebagai
lembaga pendidikan “kelas dua dan
marginal” (Marno, 2008:143). Bahkan
lebih lanjut dikatakan Ponpes lebih
banyak diminati oleh masyarakat
menengah ke bawah dan belum
sepenuhnya menjadi pilihan pertama
(sekolah favorit) bagi masyarakat
menengah ke atas (Marno, 2008).
Hal ini tidak berlaku untuk semua
pondok pesantren, lembaga pendidikan
yang
mampu
menyelesaikan
permasalahan internal dan eksternalnya,
ia akan tetap bertahan bahkan akan
mampu
mengalahkan
lembaga
pendidikan umum. Masalah internal
biasanya
muncul
diantaranya
sumberdaya manusia yang kurang
kompeten sampai dengan minimnya
sumberdaya
pendukung
penting
lainnya, seperti sarana dan prasana yang
kurang memadai seerta program
pendidikan yang kurang mendapat
respon positif masyarakat.
Berdasarkan temuan penelitian
bahwa pandangan Marno di atas tidak
berlaku untuk semua pondok pesantren,
nyatanya Ponpes YANMU NW Praya
mampu menjadi magnet bagi masyarakat di pulau Lombok, program
pendidikan
yang
diselenggarakan
menggabungkan kurikulum pendidikan
nasional dengan kurikulum pondok
pesantren sehingga menjadi program
unggulan yang tidak dimiliki oleh
lembaga pendidikan umum lainnya.

Kedua , membangun hubungan ke
luar dan ke dalam (hubungan dua arah),
yaitu (a) Hubungan ke luar, Menghadiri
undangan atau kegiatan keagamaan dan
umum yang diselengga-rakan oleh
masyarakat maupun pribadi. (b)
Hubungan ke dalam, Mengundang para
Wali murid dan masyarakat umum,
Tokoh-tokoh lokal, nasional, dan
internasional menghadiri acara kegiatan di pondok pesantren. (3)
Menyampaikan
dan
menampilkan
prestasi santriwan/wati diberbagai
bidang ilmu agama dan umum.
Keberhasilan pondok pesantren
membangun
hubungan
dengan
masyarakat karena adanya kerjasama
saling menguntungkan. Hubungan dua
arah
dialakukan
sebagai
media
memperkenal-kan kepada masyarakat
mengenai program pendidikan yang
diselenggarakan di pondok pesan-tren,
menyampaikan dan menampilkan ouput
lembaganya baik yang secara langsung
dilingku-ngan masyarakatnya dalam
kegiatan social dan keaagamaan
maupun
melibatkan
masyarakat
dilingkungan pondok pesantren dalam
acara-acara keagamaan.
Guna memperkuat kepercayaan
masyarakat terhadap peran pondok
pesantren
sebagai
penyelenggara
pendidikan. Maka pondok pesantren
akan memanfaatkan pengaruhnya untuk
memobilisasi masyarakat, mengundang
para
tokoh
masyarakat
yang
berpengaruh di tingkat local, dan
nasional
bahkan
Internasional.
Kehadiran para tokoh besar ini juga
menjadi magnet yang kuat dan secara
tidak
langsung
menumbuhkan
kepercayaan yang mendalam kepada
pondok pesantren.
Pembahasan
temuan
akhir
penelitian tentang daya dari pondok
pesantren YANMU NW Praya sebagai
pilihan utama pendidikan di Lombok
Tengah yang sangat ditentukan oleh
pertama pengelolaan pondok pesantren
yang
menyelenggarakan
program
Halaman | 128

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
unggulan pondok pesantren dan
menjadi keunikan dari lembaga
pendidikan
keagamaan,
didukung
dengan sapras yang memadai dan cukup
modern, membangun hubungan yang
saling menguntungkan antara pondok
pesantren
dengan
masyarakat

menggunakan pendekatan tradisional
social keagamaan. Kedua menyampaikan dan menampilkan prestasi
kepada masyarakat dalam berbagai
kegiatan yang dilaksanakan di luar
maupun di dalam pondok pesantren.
Proses ini digambarkan sebagai berikut.
PEMIMPIN KHARISMATIK

PENGELOLAAN
PESANTREN

PROGRAM
UNGGULAN
PESANTREN

MANAJEMEN

HUMAS

PENGARUH TOKOH
NASIONALINTERNASIONAL

MASYARAKAT/
STAKEHOLDER

PRESATASI
SANTRI
TRADISIONAL
SOSIAL-KEAGAMAAN

Gambar 4. Proses Pembentukan Pesanteren Favorit Bagi Masyarakat.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan
pemhasasan tentang studi daya tarik
pondok pesantren YANMU NW Praya
di Lombok Tengah, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Daya tarik pondok pesantren
dikarenakan, pertama , adanya
program
unggulan
pondok
pesantren bidang pendidikan
agama Islam dan pendidikan
umum; kedua , para santri prampil
berbahasa asing (arab-inggris);
ketiga , tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai dan
cukup modern,
b. Alasan
masyarakat
memilih
ponpes Yanmu NW Praya,
karena; pertama, tebangungnya
hubungan sosial dan keagamaan
yang saling menguntungkan
antara Ponpes dengan stakeholder
atau masyarakat; kedua, ponpes
menyampaikan dan menampilkan
prestasi
para
santriwan/wati
kepada
masyarakat
sebagai
bentuk tanggungjawabnya kepada
masyarakat khususnya para wali

murid dalam berbagai kegiatan,
baik yang dilaksanakan di luar
maupun di dalam Ponpes.
SARAN
Beberapa
saran
yang
dapat
direkomendasikan kepada pihak-pihak
terkait: pertama, bagi Penyelenggara
Ponpes agar senantiasa memelihara
serta meningkatkan program pendidikan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat; kedua , bagi penyelenggara
lembaga pendidikan Ponpes lain agar
memunculkan program unggulan yang
unik sebagai pembeda dengan pondok
pesantren yang lainnya; dan ketiga,bagi
program studi administrasi pendidikan,
dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran
untuk mengkaji secara mendalam
tentang
implementasi
manajemen
humas yang bersifat mutualisme antara
penyelengara
pendidikan
dengan
stakeholder.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. 1990.
Riset
Kualitatif
Untuk
Halaman | 129

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Pendidikan. Terjemahan oleh
Muhandir. Jakarta: Depdikbud
Fajar, A. M. 1998. Madrasah dan
tantangan modernitas. Bandung:
Mizan.
Haedari, A. (2004a), Masa Depan
Pesantren, Dalam Tantangan
Modernitas
dan
Tantangan
Kompleksitas Global, Jakarta,
IRD Press.
Haedari, A.(2006b), Transformasi
Pesantren, Pengembangan Aspek
Halim,
dkk.
2005.
Manajemen
Pesantren. Yogyakarta: Pustaka
Pesantren
Marno. & Triyo S. 2008. Manajemen
dan Kepemimpinan Pendidikan

Islam. Bandung: PT Refika
Aditama.
Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1992.
Analisis
Data
Kualitatif.
Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi
Rohidi. Jakarta: UI-Press.
Rahim, Husni, (2001), Arah Baru
Pendidikan Islam di Indonesia ,
Jakarta : Logos.
TIM Dosen Administrasi Pendidikan
Univesitas Pendidikan Indonesia.
(2009). Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Tilaar.
2000.
Paradigma
Baru
Pendidikan Nasional. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Halaman | 130

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Jurnal Paedagogy
Gedung Dwitiya Lt.3. Jln Pemuda 59A Mataram-NTB 83125 Tlp (0370) 638991.
e-mail: jurnal.fip.ikipmataram@gmail.com

PEDOMAN PENULISAN
1.
2.
3.
4.

5.

Naskah merupakan hasil penelitian atau kajian kepustakaan di bidang
pendidikan, pengajaran dan pembelajaran,
Naskah merupakan tulisan asli penulis dan belum pernah dipublikasikan
sebelumnya dalam jurnal ilmiah lain,
Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
Penulisan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Margin kiri 3.17 cm
Program
MS Word
Margin kanan 3.17 cm
Font
Times New Roman
Margin atas 2.54 cm
Size
12
Margin bawah 2.54 cm
Spasi
1.0
Maksimum 20 halaman
Ukuran kertas A4
Naskah ditulis dengan sistematika sebagai berikut: Judul (huruf biasa dan
dicetak tebal), nama-nama penulis (tanpa gelar akademis), instansi penulis
(program studi, jurusan, universitas), abstrak, kata kunci, pendahuluan (tanpa
sub-judul), metode penelitian (tanpa sub-judul), hasil dan pembahasan,
simpulan dan saran (tanpa sub-judul), dan daftar pustaka.
Judul secara ringkas dan jelas menggambarkan isi tulisan dan ditulis dalam
huruf kapital. Keterangan tulisan berupa hasil penelitian dari sumber dana
tertentu dapat dibuat dalam bentuk catatan kaki. Fotokopi halaman pengesahan
laporan penelitian tersebut harus dilampirkan pada draf artikel.
Nama-nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis.
Alamat instansi penulis ditulis lengkap berupa nama sekolah atau program
studi, nama jurusan dan nama perguruan tinggi. Penulis yang tidak berafiliasi
pada sekolah atau perguruan tinggi dapat menyertakan alamat surat elektronik.
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia. Panjang abstrak tidak lebih dari 200
kata.
Kata kunci (key words) dalam bahasa sesuai bahasa yang dipergunakan dalam
naskah tulisan dan berisi 3-5 kata yang benar-benar dipergunakan dalam naskah
tulisan.
Daftar Pustaka ditulis dengan berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah IKIP Mataram.

Halaman | 171

Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 2