PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
NOMOR : 3 TAHUN 2005

TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
IBU KOTA KABUPATEN SOLOK SELATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SOLOK SELATAN
Menimbang :

a.

b.

c.

Mengingat

:

1.


2.

3.

4.

5.

bahwa untuk menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Ibu Kota
Kabupaten Solok Selatan perlu perencanaan yang matang sesuai
dengan kondisi Daerah;
bahwa penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Ibu Kota
Kabupaten Solok Selatan untuk menata, mengatur tata ruang, letak
pembangunan kantor dan bangunan lainnya sehingga sesuai dengan
pengaturan Tata Ruang;
bahwa untuk memenuhi maksud huruf a dan b di atas perlu
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah

( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25 );
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor );
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046);
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3186);
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

15

6.
7.

8.

9.
10.

11

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.
19.


16

Pidana(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Pemukiman;
Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3504);
Undang-undang Nomor 23 Tahun 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkunngan Hidup;
Undang-undang Nomor 41 tentang Kehutanan;
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang pembentukan
Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten
Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4348) ;
Undang - undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang - undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor);
Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 );
Undang - undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 ) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 Tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3292);
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan
Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor
39 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3294);
Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan
Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat Dalam Penataan Ruang;
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000);

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah;

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

20.

21.

22.
23.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata
Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang
di Daerah;
Keputusan Menteri Da1am Negeri Nomor 134 Tahun 1998 tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Propinsi dan Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat Nomor
13 Tahun 1994;

Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN SOLOK SELATAN
dan
BUPATI SOLOK SELATAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBUKOTA
KABUPATEN SOLOK SELATAN
BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.

Kabupaten adalah Kabupaten Solok Selatan.

2.

Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Solok Selatan.

3.

Pemerintah Daerah adalah Bupati dan masyarakat daerah sebagai unsur penyelanggara
pemerintah daerah.

4.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Solok Selatan.

5.


Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Solok Selatan.

6.

Rencana Tata Ruang Wilayah Ibukota Kabupaten Solok Selatan yang selanjutnya
disingkat RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan adalah rencana struktur tata ruang
ibukota yang mengatur struktur dan pola tata ruang wilayah ibukota Kabupaten Solok
Selatan.

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

17

7.

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara,
sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dan
melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.Tata Ruang adalah
wujud strukturan dan pola pemanfaatan baik direncanakan maupun tidak.


8.

Rencana Tata Ruana adalah hasil perencanaan tata ruang yang dikerjakan oleh Konsultan
Perencana.

9.

Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

10. Ibukota adalah pusat kota Kabupaten Solok Selatan
11. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau
aspek fungsional.
12. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau budi daya
13. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
dan sumber daya buatan.
14. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi untuk melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya

Buatan.
15. Kawasan Hutan adalah kawasan tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
16. Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
17. Kawasan Hutan Suaka Alam adalah kawasan hutan yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam.
18. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukungperikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
19. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
20. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh,
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktifitas lingkungan hidup.
21. Daerah Resapan Air adalah suatu wilayah tertentu yang berfungsi sebagai resapan air hujan.
22. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu wilayah tertentu
yang bentuk dan sifat alamnya merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sebagainya yang berfungsi menampung air yang berasal dan curah hujan dan sumber
air lainnya dan kemudian mengalirkannya melalui sungai utama kelaut.

18

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

23. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disingkat PKL adalah pusat kegiatan yang
mempunyai potensi sebagai pusat jasa, pusat pengolahan, dan simpul transportasi yang
mempunyai pelayanan satu kabupaten atau beberapa kecamatan.
24. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar
dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, kedalam
proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
25. Peran serta masyarakat adalah sebagai kegiatan masyarakat yang timbul atas kehendak
dan prakarsa masyarakat, untuk berminat dan bergerak dalam penyelenggaraan
penataan ruang.

BAB II

AZAS, TUJUAN, SASARAN DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Azas
Pasa1 2
RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan berdasarkan atas azas :
a. Manfaat yaitu pemanfaatan ruang secara optimal, yang tercermin dalam penentuan
jenjang fungsi pelayanan kegiatan dan sitem jaringan.
b. Keseimbangan dan keserasian yaitu menciptakan keseimbangan dan keserasian fungsi
dan intensitas pemanfaatan ruang dalam suatu kawasan.
c. Kelestarian yaitu menciptakan hubungan yang serasi antar dan lingkungan yang tercermin
dari pola intensitas pemanfaatan ruang.
d. Berkelanjutan yaitu bahwa penataan ruang menjamin kelestarian, kemampuan daya
dukung sumber daya alam dengan memperhatikan kepentingan lahir dan bathin antar
generasi.
e. Keterbukaan yaitu bahwa setiap orang/pihak dapat memperoleh keterangan mengenai
produk perencanaan tata ruang serta proses yang ditempuh dalam penataan ruang.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
Tujuan Penyusunan RTRW lbukota Kabupaten Solok Selatan adalah :
a. Terwujudnya pemanfaatan ruang kawasan pusat kota, pusat pemerintah, pusat
perkotaan dan daerah pinggir-pinggiran kota yang serasi dan optimal, serta
mengarahkan pemanfaatan ruang yang terbebas dari batas-batas operasional, berikut
penyebaran fasilitas dan utilitas secara tepat dan merata sesuai dengan kebutuhan
masyarakatnya tanpa mengabaikan usaha peningkatan kualitas lingkungan kehidupan
kawasan sesuai dengan norma yang berlaku.
PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

19

b.

Menjaga keseimbangan pertumbuhan antar kawasan melalui keterpaduan perencanaan
dan sinkronisasi pembangunan di wilayah ibukota kabupaten Solok Selatan.
Bagian Ketiga
Sasaran dan Fungsi
Pasa1 4

(1) Sasaran RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan adalah untuk :
a. Terwujudnyastrategi penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan.
b. Tersusunnya Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Ibukota Kabupaten Solok
Selatan.
c. Terwujudnya Pola dan Intensitas pemanfaatan lahan/ruang.
d. Terwujudnya Pengembangan prasarana dan sarana kawasan
e. Tersusunnya Program Pembangunan Kawasan dalam jangka waktu 10 tahun.
f. Merumuskan mekanisme kelembagaan penanganan dan pengendalian pembangunan
berupa peraturan
g. Tersusunnya tata ruang yang terpadu dan menyeluruh, serta memiliki legalitas
hukum
(2) Fungsi RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan adalah :
a. Memberikan kebijakan pokok tentang pemanfaatan ruang Wilayah Ibukota Kabupaten
Solok Selatan, sesuai dengan kondisi kawasan dan berazaskan pembangunan yang
berkelanjutan
b. Sebagai perwujudan dan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan
antar sector di dalam Wilayah Kabupaten Solok Selatan.
c. Sebagai arahan dan dasar pemberian ijin lokasi investasi yang dilakukan pemerintah,
swasta dan masyarakat.

BAB III
KEDUDUKAN, WILAYAH, SUBSTANSI RENCANA
DAN JANGKA WAKTU RENCANA

Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 5
Kedudukan RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan adalah :
a. Dasar pertimbangan dalam penyusunan tata ruang wilayah ibukota Kabupaten Solok
Selatan.
b. Penyelaras bagi kebijakan penataan ruang Kabupaten Solok Selatan.
c. Pedoman bagi pelaksanaan perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang di kabupaten Solok Selatan.

20

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

Bagian Kedua
Wilayah
Pasal 6
(1) Lingkup wilayah adalah daerah dengan batas yang ditentukan berdasarkan aspek
administratif mencakup wilayah darat serta udara.
(2) Batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Kecamatan Sangir Batang Hari
- Sebelah Timur : Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi
- Sebelah Selatan : Kecamatan Sungai Pagu
- Sebelah Barat : Kecamatan Sangir Jujuan dan Propinsi Jambi
Bagian Ketiga
Substansi Rencana
Pasal 7
(1) Substansi RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan mencakup kebijakan penataan
ruang, rencana tata ruang wilayah, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang Ibukota kabupaten Solok Selatan.
(2) Kebijakan penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini meliputi :
a. Kebijakan Perencanaan Tata Ruang Ibukota.
b. Kebijakan Pemanfaatan Ruang.
c. Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
(3) Rencana tata ruang wilayah ibukota Kabupaten Solok Selatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pasal ini meliputi :
a. Rencana struktur Tata Ruang, meliputi pola pengembangan infrastruktur
kota/wilayah, rencana pengembangan kawasan kantor pemerintahan.
b. Rencana Pola Pemanfaatan Tata Ruang, meliputi pola rencana tata ruang kota,
rencana pola tata ruang kawasan budidaya, dan rencana daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
(4) Pemanfaatan Ruang, sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini meliputi program,
kegiatan, tahapan dan pembiayaan pemanfaatan ruang yang didasarkan atas rencana
pola tata ruang.
(5) Pengendalian Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini meliputi
kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang.
Bagian Keempat
Jangka Waktu Rencana
Pasa1 8
Jangka waktu RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan direncanakan untuk tahun 2005
sampai dengan tahun 2015 (untuk jangka waktu 10 tahun kedepan).
PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

21

BAB IV
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TATA RUANG
Bagian Pertama
Kebijakan Perencanaan Tata Ruang

Pasal 9
Kebijakan perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal 7 adalah :
a. Penyusunan dan peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah Ibukota kabupaten
Solok Selatan dilakukan melalui pendekatan partisipatif.
b. RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan dapat ditinjau kembali dan atau disempurnakan
bilamana RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan tidak mampu lagi mengakomodasikan dinamika perkembangan yang disebabkan oleh faktor eksternal dan atau internal.
c. RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan perlu ditindak lanjuti kedalam rencana terperinci.
d. RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan agar ditindak lanjuti dengan penyusunan
petunjuk operasional RTR W Ibukota Kabupaten Solok Selatan yang ditetapkan oleh
Bupati.
Pasal 10
(1) Pendekatan partisipatif sebagaimana dimaksud dalam huruf a pasal 9 Peraturan Daerah
ini dilakukan melalui penyelenggaraan forum dialog, penyebaran angket dan kesepakatan
yang melibatkan unsur Pemerintah Daerah dan DPRD di Tingkat Kabupaten, Tokoh
Masyarakat, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Dunia Usaha.
(2) Peninjauan kembali dan atau penyempurnaan RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan
sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 9 Peraturan Daerah ini dilakukan secara
berkala menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku atau sesuai kebutuhan.
(3) Rencana terperinci sebagai dimaksud dalam huruf c Pasal 9 Peraturan Daerah ini
adalah rencana tata ruang wilayah Ibukota Kabupaten Solok Selatan.
(4) Petunjuk operasional sebagaimana dimaksud dalam huruf d Pasal 9 Peraturan Daerah ini
meliputi kriteria standar teknis yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan penataan ruang.
Pasal 11
Rencana Tata Ruang Wilayah Ibukota Kabupaten Solok selatan perlu disesuaikan dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Solok Selatan untuk menjamin keterpaduan dan
keserasian penataan ruang.
Bagian Kedua
Kebijakan Pemanfaatan Ruang Umum
Pasal 12
(1) Kebijakan pemanfaatan ruang diwujudkan berdasarkan kebijakan struktur tata ruang
dan pola tata ruang.

22

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

(2) Kebijakan struktur tata ruang diwujudkan untuk mencapai pemerataan pertumbuhan
wilayah dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan dan ketersediaan sumberdaya alam.
(3) Kebijakan pola tata ruang diwujudkan dengan memperhatikan daya dukung fisik dan
lingkungan hidup. Kebijakan pola tata ruang tersebut meliputi kebijakan pola tata ruang
kawasan lindung, kawasan budidaya serta daya dukung fisik dan lingkungan.
(4) Pelaksanaan pemanfaatan ruang dijabarkan dalam program dan kegiatan pembangunan
yang memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkan di dalam RTRW
Ibukota Kabupaten Solok Selatan.
(5) Kegiatan pemanfaatan ruang perlu didukung oleh pembiayaannya meliputi sumber,
prioritas dan alokasi pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan.
Pasal 13
Ibu Kota Kabupaten Solok Selatan berkedudukan di Padang Aro dengan pengembangan
kawasan berada diwilayah sekitarnya.
Pasal 14
Pengembangan kawasan pusat kota terdiri dari rencana pemanfaatan lahan, rencana
penyediaan fasilitas umum dan rencana struktur ruang kawasan yang mendukung aktifitas
kota.
Bagian Ketiga
Kemampuan Daya Dukung Fisik dan Lingkungan
Pasal 15
Untuk mewujudkan pola tata ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) Pasal 12
Peraturan Daerah ini, maka kebijakan daya dukung fisik dan lingkungan adalah
meningkatkan daya dukung lingkungan alamiah dan buatan serta menjaga keseimbangan
daya tampung lingkungan hidup untuk menjaga proses pembangunan berkelanjutan.
Bagian Keempat
Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pasal 16
(1) Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui pengawasan dan penertiban
yang didasarkan kepada RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan.
(2) Pemberian izin pemanfaatan ruang sebagai salah satu alat pengendalian pemanfaatan
ruang dan merupakan kewenangan Kabupaten Solok Selatan agar memperhatikan dan
mempertimbangkan RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan.

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

23

Pasal 17
Koordinasi pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan oleh Badan Koordinasi Penataan
Ruang Daerah Kabupaten Solok Selatan yang ditetapkan oleh Bupati
BAB V
RENCANA TATA RUANG WILAYAH

Bagian Pertama
Rencana Struktur Tata Ruang
Paragraf 1
Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Pasal 18
Rencana pengembangan infrastruktur wilayah terdiri dari pengembangan infrastruktur
transportasi darat, prasarana sumberdaya air, energi, telekomunikasi, serta prasarana perumahan
dan pemukiman.
Pasal 19
Rencana pengembangan infrastruktur transportasi darat meliputi :
(1) Pengembangan sistem jaringan arteri primer dengan kriteria-kriteria dan ciri-ciri :
a. Jalan Arteri Primer di disain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam
puluh) kilo meter per jam (km/h) dengan lebar badan jalan paling rendah 11
(sebelas) meter serta dilengkapi dengan median jalan.
b. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi secara efisien, jarak antar jalan
masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 500 meter dengan kapasitas
yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.
c. Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai
dengan volume lalu lintasnya dan harus perlengkapan jalan yang cukup seperti :
rambu, marka jalan, lampu penerangan jalan dan lain-lain.
d. Jalan Arteri Primer merupakan jalan yang melalui atau menuju kawasan primer.
e. Lalu lintas jarak jauh pada jalan arteri primer adalah lalulintas regional, yang tidak
boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik dan lalu lintas lokal dari kegiatan lokal.
f. Kendaraan angkutan barang berat dari kendaraan umum bus dapat melalui jalan ini.
g. Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan tidak diizinkan.
h. Jalan arteri primer dilengkapi dengan tempat istirahat pada setiap jarak 25 km.
(2) Pengembangan sistem jaringan arteri sekunder dengan kriteria-kriteria dan ciri-ciri :
a. Jalan Arteri Sekunder di disain berdasarkan kecepatan rencana yang paling rendah
30 (tiga puluh) kilo meter per jam (km/h) dengan lebar badan jalan paling rendah 11
(sebelas) meter.
b. Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari 250 meter.
c. Persimpangan jalan pada jalan arteri sekunder diatur dengan pengaturan tertentu

24

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

yang sesuai dengan volume lalulintasnya dan harus mempunyai perlengkapan jalan
yang cukup seperti rambu, marka jalan, lampu pengatur lalu lintas, lampu jalan dan
lain-lain.
d. Jarak selang dengan kelas jalan yang sejenis yang lebih besar dari jarak selang
dengan kelas jalan yang lebih rendah.
e. Jalan arteri sekunder menghubungkan :
i. Kawasan Primer dan Kawasan Sekunder kesatu
ii. Antar Kawasan Sekunder kesatu
iii. Kawasan Sekunder kesatu dengan Kawasan Sekunder kedua
iv. Jalan Arteri/Kolektor Primer dengan Kawasan Sekunder kesatu.
f. Lalu lintas cepat pada jalan arteri sekunder tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
lambat dan kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan kota dapat
diizinkan melalui jalan ini.
g. Lokasi berhenti dan parkir pada jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan
pada jam sibuk.
(3) Pengembangan sistem jaringan jalan kolektor dengan kriteria-kriteria dan ciri-ciri :
a. Jalan kolektor di disain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 (empat
puluh) kilo meter per jam (km/h) dengan lebar jalan kolektor paling rendah 9
(sembilan) meter clan mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari volume
lalu lintas rata-rata.
b. Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor dibatasi secara efisien, jarak antar jalan
masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 400 meter.
c. Persimpangan pada jalan kolektor diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai
dengan volume lalu lintasnya dan harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup
seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas dan lampu penerangan jalan.
d. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari jalan arteri
primer.
e. Dianjurkan tersedianya jalur khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan
kendaraan lambat lainnya.
f. Jalan kolektor dalam kota merupakan terusan jalan kolektor luar kota dan melalui
atau menuju kawasan primer atau arteri primer.
g. Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.
h. Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan pada
jam sibuk.
(4) Pengembangan sistem jalan lokal dengan kriteria dan ciri-ciri :
a. Jalan Lokal di disain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh)
kilo meter per jam (km/h) dengan lebar badan jalan paling rendah 6,5 (enam
setengah) meter serta besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling
rendah dari pada sitem primer.
b. Jalan lokal dalam kota merupakan terusan jalan lokal luar kota dan lokal melalui
atau menuju kawasan primer atau jalan primer lainnya.

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

25

Pasal 20
Rencana pengembangan prasarana sumberdaya air meliputi :
a. pengembangan bendungan, air/bak penampung dalam rangka penyediaan air baku serta
konservasi sumber air ;
b. pengembangan prasarana, jaringan drainase untuk pengendali banjir ;
c. pengembangan jaringan air bersih untuk kebutuhan penduduk.
Pasal 21
Rencana pengembangan prasarana energi dan telekomunikasi meliputi :
a. pengembangan instalasi listrik untuk meningkatkan pasokan daya ;
b. pengembangan energi alternatif ;
c. pengembangan fasilitas telekomunikasi.
Pasa1 22
Rencana pengembangan perumahan dan pemukiman adalah penyediaan infrastruktur prasarana
yang memiliki skala pelayanan kota.
Pasa1 23
Peraturan mengenai Penataan Ruang Wilayah Ibukota kabupaten Solok Selatan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detil Tata Ruang Ibukota Kabupaten Solok Selatan.
Bagian Kedua
Rencana Pola Tata Ruang
Paragraf 1
Kawasan Lindung
Pasa1 24
Peta pola tata ruang kawasan lindung adalah :
a. Menetapkan kawasan yang berfungsi lindung baik yang di dalam kawasan hutan maupun
di luar kawasan hutan.
b. Mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis
untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan
c. Mengendalikan pemanfaatan ruang di luar kawasan lindung sehingga tetap ber fungsi
lindung.
Pasal 25
(1) Kawasan yang berfungsi lindung didalam kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a pasal 24 Peraturan Daerah ini terdiri dari hutan konservasi dan hutan lindung.
(2) Kawasan yang berfungsi lindung di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a pasal 24 Peraturan daerah ini terdiri dari kawasan lainnya di luar kawasan hutan
yang menunjang fungsi lindung diwilayah darat.

26

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

Pasal 26
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasa124 Peraturan daerah ini terdiri dari
a. Kawasan penyangga Primer berfungsi sebagai penyangga bagi kawasan perkotaan,
terdiri atas :
1. Kawasan hutan yang berfungsi lindung ;
2. Kawasan resapan air.
b. Kawasan penyangga Sekunder terdiri atas :
1. Sempadan sungai ;
2. Daerah Aliran Sungai dan Limpasan Air ;
3. Kawasan sekitar mata air.
c. Kawasan suaka alam, terdiri atas :
1. Kawasan cagar alam ;
2. Kawasan suaka margasatwa
d. Kawasan pelestarian alam adalah meliputi Kawasan Taman nasional
e. Kawasan perlindungan plasma nutfah
f. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
g. Kawasan rawan bencana alam, terdiri atas
1. Kawasan rawan bencana gunung berapi ;
2. Kawasan rawan gempa ;
3. Kawasan rawan gerakan tanah ;
4. Kawasan rawan banjir.
Pasal 27
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan kawasan penyangga primer dan
penyangga sekunder sebagaimana dimaksud dalam huruf a Pasa1 26 Peraturan daerah ini
meliputi :
a. Kawasan hutan yang berfungsi lindung yang terletak di Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)
b. Kawasan resapan air.
Pasal 28
Kawasan lindung setempat sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 26 Peraturan daerah
ini meliputi
a. Sempadan sungai terletak di Seluruh daerah Aliran Sungai ;
b. Kawasan sekitar daerah Limpasan Air ;
c. Kawasan sekitar mata air, tersebar di daerah Ibukota Kabupaten Solok Selatan.
Pasa129
Kawasan suaka alam sebagaimana dimaksud dalam huruf c pasal 26 Peraturan Daerah ini
meliputi :
a. Kawasan cagar alam ;
b. Kawasan suaka margasatwa

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

27

Pasa1 30
Kawasan pelestarian sebagaimana dimaksud dalam hurf d Pasal 26 Peraturan Daerah ini
meliputi Kawasan Taman Nasional, yaitu : Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) terletak
di sebelah selatan Kabupaten Solok Selatan.
Paragraf 2
Rencana Pola Tata Ruang Kawasan Budidaya
Pasa1 31
(1) Kawasan budidaya a terdiri dari kawasan budidaya di dalam kawasan hutan dan di luar
kawasan hutan.
(2) Kawasan budidaya di dalam kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
pasal ini adalah hutan produksi.
(3) Kawasan budidaya diluar kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal
ini terdiri dari kawasan pemukiman perkotaan dan pedesaan, industri, perkebunan,
pertanian, pertambangan, pariwisata, dan kawasan lainnya di luar kawasan hutan.
Pasal 32
Rencana pola tata ruang kawasan budidaya adalah :
a. Mempertahankan fungsi lahan di kawasan pertanian lahan basah, terutama lahan sawah
beririgasi teknis;
b. Meningkatkan produktivitas lahan sawah melalui upaya intensifikasi dan ;
c. Pengembangan infrastruktur sember daya air untuk menjamin ketersediaan air dan
jaringan irigasi.
Paragraf 3
Kawasan Budidaya Lahan Pertanian
Pasa1 33
Untuk mempertahankan lahan sawah terutama yang beririgasi teknis, program pengembangannya adalah sebagai berikut :
a. Pengukuhan kawasan pertanian lahan basah khususnya lahan sawah beririgasi teknis ;
b. Peningkatan pelayanan infrastruktur pertanian untuk mempertahankan keberadaan fungsi
lahan sawah beririgasi teknis ;
c. Mengendalikan alih fungsi sawah.
d. Mempertahankan lahan sawah sebagaimana dimaksud dalam Pasa134 Peraturan Daerah
ini, pelaksanaannya dilakukan sejak awal tahun perencanaan.
Pasa1 34
(1) Pengukuhan kawasan pertanian lahan basah khususnya lahan sawah beririgasi teknis
sebagaimana dimaksud dalam huruf a pasal 34 Peraturan daerah ini, dilakukan melalui
kegiatan pemetaan dan penetapan lahan sawah beririgasi teknis.
28

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

(2) Peningkatan pelayanan infrastruktur pertanian untuk mempertahankan keberadaan
fungsi lahan sawah beririgasi teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 34
Peraturan daerah ini, diprioritaskan melalui kegiatan peningkatan jaringan irigasi, baik
pada irigasi primer, sekunder dan tersier, termasuk irigasi desa.
(3) Pengendalian alih fungsi lahan sawah sebagaimana dimaksud huruf c Pasal 34 Peraturan
daerah ini, dilakukan melalui mekanis perizinan pemanfaatan ruang.
Pasa1 35
(1) Dalam rangka mempertahankan kawasan sawah khususnya yang beririgasi teknis,
didukung oleh pembiayaan yang ber sumber dari anggaran pemerintah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah kabupaten/Kota dan masyarakat serta dunia usaha atau dalam
bentuk kerjasama pembiayaan.
(2) Bentuk-bentuk kerjasama pembiayaan akan diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
Paragraf 4
Rencana Daya Dukung dan daya Tampung Lingkungan Hidup
Pasal 36
Rencana daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup adalah :
a. Mengendalikan pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam ;
b. Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk ;
c. Mewujudkan distribusi penduduk sesuai dengan daya tampungnya ;
d. Mengendalikan pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi penduduk sesuai dengan
daya dukungnya.
BAB VI
PEMANFAATAN RUANG

Bagian Pertama
Struktur Tata Ruang
Pasal 37
Untuk mewujudkan suatu kawasan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi bagi
kawasan tersebut dan kawasan sekitarnya, pengembangan kawasan andalan dilaksanakan
melalui program :
a. Pengembangan agribisnis
b. Pengembangan industri
c. Pengembangan Pariwisata
d. Pengembangan jasa
e. Pengambangan Sumberdaya manusia

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

29

Bagian Kedua
Pembiayaan Pembangunan
Pasal 38
Untuk mewujudkan proposi kawasan lindung sebesar 45% program, pengembangan
kawasan lindung adalah sebagai berikut :
a. pengukuran kawasan lindung.
b. rehabilitasi dan konservasi kawasan di kawasan lindung guna mengembalikan
meningkatkan fungsi lindung.
c. pengendalian kawasan lindung.
d. pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan lindung.
e. Peningkatan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan.
f. Pengembangan pola intensif dan disintensif pengelolaan kawasan lindung.
Pasal 39
(1) Dalam rangka menjamin terselenggaranya pemanfaatan ruang di kawasan lindung
secara seimbang dan berkeadilan didukung oleh pembagian peran antar pelaku dan
pembiayaan yang bersumber dari anggaran Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten, masyarakat dan atau dalam bentuk kerjasama pembiayaan.
(2) Bentuk-bentuk kerjasama pembiayaan diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Bagian pertama
Umum
Pasal 40
Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan
penertiban terhadap pemanfaatan ruang.
Pasal 41
Koordinasi pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan oleh Bupati melalui Tim Koordinasi
Penataan Ruang Daerah (TKPRD) Kabupaten, bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten/
Kota dan melibatkan peran serta masyarakat.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasa142
(1) Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 43
Peraturan Daerah ini, diselenggarakan melalui kegiatan pemantauan, pelaporan dan
evaluasi rutin.

30

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

(2) Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah kabupaten melakukan pengawasan pemanfaatan
ruang yang berhubungan dengan program, kegiatan pembangunan, dan pemberian izin
pemanfaatan ruang.
(3) Sistem pelaporan dan materi laporan perkembangan struktur dan pola tata ruang adalah
sebagai berikut :
1. Perkembangan pemanfaatan ruang ;
2. Perkembangan perubahan fungsi dan pemanfaatan ruang serta izin pemanfaatan
ruang ;
3. Masalah-masalah pemanfaatan ruang yang perlu diatasi
4. Masalah-masalah pemanfaatan ruang yang akan muncul dan perlu diantisipasi
Bagian Ketiga
Penertiban
Pasa143
(1) Penertiban terhadap pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 43
Peraturan Daerah ini, dilakukan berdasarkan laporan perkembangan pemanfaatan ruang
hasil pengawasan.
(2) Penertiban terhadap pemanfaatan ruang dilakukan oleh aparat pemerintah Daerah Solok
Selatan yang berwenang terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang.
(3) Bentuk penertiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini berupa pemberian
sanksi yang ter diri dari sanksi administratif dan sanksi pidana.
BAB VIII

PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 44
(1) Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan dilakukan melalui pemberian
informasi berupa data, bantuan pemikiran dan keberatan, yang disampaikan dalam
bentuk dialog, angket, internet dan melalui media lainnya baik langsung maupun tidak
langsung.
(2) Peran serta masyarakat dalam proses pengendalian pemanfaatan ruang dapat dilakukan
melalui :
a. Pengawasan dalam bentuk pemantauan terhadap pemanfaatan ruang dan pemberian
informasi atau laporan pelaksanaan ruang ;
b. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan penertiban pemanfaatan
ruang.
Pasal 45
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah masyarakat berhak :
a. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang ;

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

31

b. Mengetahui secara terbuka RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan ;
c. Menikmati pemanfaatan ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari
penataan ruang ;
d. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
Pasal 46
(1) Untuk mengetahui rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam huruf b Pasal 48
peraturan Daerah ini, masyarakat dapat mengetahui RTRW Ibukota Kabupaten Solok
Se latan dari Lembaran Daerah kabupaten Solok Selatan, pengumuman atau penyebar
luasan oleh pemerintah Kabupaten Solok Selatan pada tempat-tempat yang
memungkinkan masyarakat mengetahui dengan mudah.
(2) Pengumuman atau penyebarluasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini
diketahui masyarakat melalui penempelan/pemasangan peta rencana tata ruang yang
bersangkutan pada tempat-tempat umum dan kantor-kantor yang secara fungsional
menangani rencana tata ruang tersebut.
Pasal 47
(1) Dalam menikmati manfaat ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam huruf c Pasal 48 Peraturan Daerah ini,
pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Untuk menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumberdaya alam yang terkandung
didalamnya, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berupa manfaat ekonomi,
sosial dan lingkungan dilaksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian
hak tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan ataupun atas hukum adat dan
kebiasaan yang berlaku atas ruang pada masyarakat setempat.
Pasal 48
(1) Untuk memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai
akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan RTRW Ibukota
kabupaten Solok Selatan sebagaimana dimaksud dalam huruf d dalam pasal 48
Peraturan Daerah ini, diselenggarakan secara musyawarah dengan pihak yang
berkepentingan.
(2) Dalam hal tidak dicapai kesepekatan mengenai penggantian yang layak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 49
Dalam kegiatan penataan ruang wilayah Ibukota Kabupaten Solok Selatan, masyarakat
wajib :
a. Berperan serta dalam memelihara kualitas ruang ;
32

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

b. Berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata ruang,
pemantaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang ;
c. Mentaati RTRW Ibukota Kabupaten Solok Selatan yang telah didetapkan.
Pasal 50
(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud
dalam pasal 52 Peraturan Daerah ini, dilaksanakan dengan mematuhi clan menerapkan
kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan penataan ruang ditetapkan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Kaidah dan aturan pemantaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat secara turun
temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-fakltor daya dukung
lingkungan, estetika lingkungan dan struktur pemantaatan ruang serta dapat menj amin
pemantaatan ruang yang serasi, selaras dan seimbang.

BAB IX

PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH
Pasal 51
(1) Rencana Tata Ruang Wilayah Ibukota Kabupaten Solok Selatan dapat ditinjau kembali
(dievaluasi) setelah 5 (lima) tahun dan apabila diperlukan, direvisi dapat dilaksanakan
sesuai dengan hasil yang diperoleh.
(2) Perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pada pasal ini ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.

BAB X

SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 52
(1) Sanksi administratif dikenakan atas pelanggaran pemanfaatan ruang yang ber akibat
pada : terhambatnya pelaksanaan program pemanfaatan ruang.
(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berupa :
a. Penghentian sementara pelayan administratif ;
b. Penghentian sementara pemanfaatan ruang di lapangan ;
c. Denda administratif ;
d. Pengurangan luas pemantaatan ruang ;
e. Pencabutan izin pemanfaatan ruang

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

33

BAB XI

KETENTUAN PIDANA
Pasal 53
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasa127, Pasa128, Pasa129, Pasal 30 dan Pasal 33 Peraturan Daerah ini, diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,(lima juta rupiah).
(2) Selain tindak pidana pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini,
tindak pidana atas pelanggaran pemanfaatan ruang yang mengakibatkan perusakan dan
pencemaran lingkungan serta kepentingan umum lainnya dikenakan ancaman pidana
sesuai dengan per aturan perundangundangan yang berlaku..

BAB XII

PENYIDIKAN
Pasal 54
(1) Selain pejabat penyidik POLRI yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidik atas
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, dapat juga d Daerah
Solok Selatan yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
(2) Dalam pelaksanaan tugas penyidikan, para Pejabat Penyidik sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ;
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan
pemeriksaan ;
c. Menyuruh berhenti tersangka dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka ;
d. Melakukan penyitaan benda atau surat ;
e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang ;
f. Memanggil seseorang untuk dijadikan ter sangka atau saksi ;
g. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dalam pemeriksaan
perkara ;
h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyelidik Umum bahwa
tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana
dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada
Penuntut Umum, tersangka dan keluarganya.

34

PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 55
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, semua Peraturan Daerah dan Peraturan
Pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang yang telah ada, tetap berlaku sepanjang
tidak dipertentangkan dengan Peraturan Daerah ini.
BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 56
Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Kabupaten Solok Selatan tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Ibukota kabupaten Solok Selatan Nomor 3 Tahun 2005. Maka Peraturan
daerah ini dinyatakan berlaku dan sah.
Pasal 57
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 58
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Solok Selatan.
Ditetapkan di : Padang Aro
Pada tanggal : 6 Oktober 2005
BUPATI SOLOK SELATAN,
dto.
SYAFRIZAL
Diundangkan di :
Pada tanggal
:

Padang Aro
6 Oktober 2005

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
dto.
ROSMAN EFFENDI, SE,SH,MM,MBA.
NIP. 010 122 943

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2005 NOMOR 3
PERDA No.3 Th. 2005 : RENCANA TATA RUANG WILAYAH IBU KOTA KAB. SOLOK SELATAN

35