KESEHATAN LINGKUNGAN PENCEMARAN LINGKUNG doc
TUGAS RESUME
DASAR – DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
Oleh :
I1A114066
Atin Magfirah
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU 2015
Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan
A. Jenis – Jenis Pencemaran Lingkungan
1. Beradasarkan Tempat Terjadinya
a) Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah dimasukkannya komponen lain ke dalam
udara baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau secra tidak langsung
maupun akibat proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai peruntukannya (1).
Sumber pencemaran udara dibagi menjadi dua yaitu :
1) Sumber pencemaran yang berasal dari kegiatan alam, contohnya
kebakaran hutan dan kegiatan gunung berapi.
2) Sumeber pencemaran yang berasal dari kegiatan manusia, contohnya
sisa pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor
berupa gas CO2, CO, NO dll, limbah industry, sisa pembakaran gas
alam, dan pembakaran sampah (1).
Dari beberapa macam komponen pencemar udara, maka yang paling
banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen berikut :
1) Karbon Monoksida (CO)
2) Nitrogen Oksida (NO2)
3) Belerang Oksida (SO2)
4) Hidrokarbon (HC)
5) Partikel (2).
b) Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau,sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke
tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai
peruntukannya.Danau, sungai,lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu dari siklus
hidrologi (3).
Komponen pencemar air dapat tersebut dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1) Bahan buangan padat
Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat,
baik yang kasar (butiran besar) maupun yang halus (butiran kecil).
Jika kedua macam bahan buangan padat tersebut dibuang ke air
lingkungan (sungai) maka kemungkinan yang dapat terjadi adalah
pelarutan bahan buangan padat oleh air, pengendapan bahan buangan
padat di dasar air dan pembentukan kooloidal yang melayang di
dalam air.
2) Bahan buangan organic
Pada umumnya bahan buangan organic berupa limbah yang dapat
membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme.
3) Bahan buangan anorganik
4) Bahan buangan anorganik pada umumnyaa berupa limbah yang tidak
dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme.
5) Bahan buangan olahan bahan makanan
Air lingkungan yang mengandung bahan buangan makanan akan
mengandung banyak mikroorganisme, termasuk pula di dalamnya
bakteri patogen.
6) Bahan buangan cairan berminyak
Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di
atas permukaan air. Bahan buangan cairan berminyak yang dibuang
ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Kalau
bahan buangan cairan berminyak mengandung senyawa yang volatile
maka akan terjadi penguapan dan luasan permukaan minyak yang
menutupi permukaan air akan menyusut.
7) Bahan buangan zat kimia
Bahan pencemar air berupa sabun (deterjen, sampo, dan bahan
pembersih lainnya), bahan pemberantas hama, zat warna kimia,
larutan penyamak kulit dan zat radioaktif (2).
c) Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran biasanya
terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya permukaan air tanah tercemar
kedalam lapisan sub permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak;
zat kimia atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi
syarat (ilegal dumping) (4).
Kerusakan pada tanah berarti menurunnya kualitas tanah sehingga
menyebabkan hilang atau berkurangnya kemampuan tanah dalam menunjang
kehidupan manusia, baik sebagai media tumbuhnya tanaman maupun fungsi
lainnya, baik yang disebabkan oleh bencana alam terutama hasil aktivitas
manusia. Menurut PP. No. 150 Tahun 2000, bahwa kerusakan tanah untuk
produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui
kriteria baku kerusakan tanah (4).
2. Berdasarkan Bahan Pencemar
a) Pencemaran kimiawi, contohnya pencemaran CO, NO2, SO2, dan HC di
uadara, pencemaran bahan industry seperti Pb, Cd, Cr dan Ni, pencemaran
sabun dan pemberantas hama di air (2).
b) Pencemaran biologi, contohnya pencemaran bahan buangan organic dan
bahan makanan di air (2).
c) Pencemaran fisik, contohnya pencemaran pasir dan bebatuan di sungai.
d) Pencemaran suara, contohnya kebisingan dari suara mesin pabrik, suara
kendaraan bermotor.
3. Berdasarkan Tingkat Pencemaran
a) Pencemaran ringan
b) Pencemaran kronis
c) Pencemaran akut
B. Indikator Pencemaran Lingkungan
Indikator biologis dalam hal ini merupakan petunjuk ada tidaknya kenaikan
keadaan lingkungan dari keadaan garis dasar, melalui analisis kandungan logam atau
kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat di dalam hewan maupun tanaman,
atau suati hasil dari hewan (susu, keju) atau tanaman. Indikator biologis dapat
ditentukan dari hewan atau tanaman yang terletak pada daur pencemaran lingkungan
sampai kepada manusia (2).
Indikator biologis dapat terjadi karena ada beberapa organisme atau bagian
organisme yang dapat berlaku sebagai biokonsentrasi logam atau senyawa kimia
tertentu. Contohnya hewan pemakan rumput merupakan organisme yang bersifat
biokonsentrasi terhadap iodium. Analisis iodium dapat dilakukan melalui analisis
darah hewan atau akan jauh lebih mudah bila dilakukan melalui analisis kelenjar
gondok hewan karena kelenjar gondok merupakan biokonsentrasi tertinggi untuk
iodium, dapat pula dilakukan analisis melalui anlisis susu hewan tersebut (2).
Apabila pencemaran lingkungan diperkirakan melaui jalur air maka indicator
biologisnya dapat ditentukan melaui hewan atau tanaman yang tumbuh di air.
Indikator biologis yang ada pada jalur air adalah Phytoplankton (plankton tanaman),
Zooplankton (plankton hewan), Mollusca,Crustacea (udang – uadangan), dan ikan.
Unsur kimia atau jenis logam ynag pernah dijumpai sebagai pencemar lingkungan
perairan yang terdeteksi melalui indicator biologis tersebut antara lain : Fe, Co, Ni,
(indicator biologis phytoplankton ), Mn, Sr, Y (indiaktor biologis zooplankton), Zn,
Ni, Cu (indicator biologis mollusca), Zn, Mn, H3 (indicator biologis crustacean) dan
Pu, Cs, Zr ( indicator biologis ikan) (2).
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :
1) Adanya perubahan suhu air
2) Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen.
3) Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air.
4) Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
5) Adanya mikroorganisme.
6) Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan (2).
C. Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia
dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas CO2disebabkan gas
beracun besar konsentrasinya dedalam atmosfirseperti CO2, H2S, CO, NH3, dan
CH4. Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat sistemik penyebab
adalah timah hitam, Cadmium,Flour dan insektisida . Beberapa jenis penyakit yang
disebabkan pencemaran partikel di udara adalah silikosis, asbestosis, bisinosis,
antrakosis, dan beriliosis (2).
2. Dampak Pencemaran Air
Pengaruh pencemaran air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit
menular dan tidak menular. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara
spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan
berpengaruh pada terjadinya penyakit penyakit umpama penyakit malaria karena
udara jelek dan tinggal disekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit
malaria terjadi karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di
rawa. Penyakit yang disebabkan pencemaran air antara lain hepatitis A, kolera, polio,
typus, dysentri amoeba, ascarisis, keracunan cadmium, keracunan kobalt, dan
keracunan air raksa (2).
Akibat penambangan menimbulkan dampak negatif yang signifikan adalah
terjadinya pencemaran air asam tambang yang dapat mcngakibatkan penurunan
terhadap nilai fungsi lingkungan dan bahkan merusak fungsi lingkungan hidup dan
ekosistem sekitarnya seperti komponen air dan tanah (Down, dan Stocks, 1978) (5).
3. Dampak Pencemaran Tanah
Dampak langsung dari pembuangan limbah padat organic yang berasal dari
kegiatan rumah tangga dan juga kegiatan industri olahan makanan dapat dirasakan
secara langsung. Limbah padat organic akan ddegradasu oleh mikroorganisme akan
menimbulkan bau yang tidak sedap akibat penguraian limbah tersebut menjadi
bagian – bagian yang lebih kecilyang disertai pelepasan gas yang berbau tidak sedap.
Timbunan limbah padat yang banyak dan menggunung karena belum diolah
menyebabkan pemandangan disekitar menjadi kotor,kesan kotor akan mempengaruhi
psikis penduduk disekitarnya (2).
Dampak tak langsung akibat pencemaran tanah adalah dampak yang dirasakan
oleh manusia melalui media lain yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah.
Contohnya, lalat pada umumnya berkembang biak di tempat di mana banyak terdapat
limbah padat organic, terlebih lagi limbah padat sisa olahan makanan yang banyak
mengandung protein, limbah organik yang mengandung protein merupakan sumber
makanan bagi lalat, sedangkan proses degradasi limbah akan memberikan panas yang
cukup untuk menetaskan telur – telur. Oleh karena itu tidak meherankan bila tempat
sampah organic yang berasal dari rumah tangga selalu banyak lalat. Penyakit menular
bagi manusia yang ditimbulkan oleh perantara lalat, tikus, dan nyamuk adalah
penyakit pes, kaki gajah, malaria dan demam berdarah (2).
D. Uapaya – Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
1. Penyajian informasi lingkungan
Penyajian informasi lingkungan merupakan gambaran awal tentang kegiatan
yang akan didiskusikan. PIL diberikan sebelum Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan(AMDAL) dilaksankan. Berdasarkan penyajian informasi lingkungan ini
akan diketahui secara cepat apakah AMDAL yang diusulkan perlu segera
dilaksanakan (2).
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL adalah suatu studi beberapa masalah yang berkaitan dengan rencana
kegiatan yang diusulkan. Dalam hal ini studi yang dilakuakn meliputi kemungkinan
terjadinya berbagai macam perubahan, baik perubahan social-ekonomi maupun
perubahan biofisik lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan yang diusulkan
tersebut. AMDAL bertujuan untuk menduga atau memperkirakan dampak yang
mungkin timbul sebagai akibat suatu kegiatan atau suatu proyek pembangunan yang
direncanakan (2).
3. Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
Perencanaan kawasan kegiatan industry dan teknologi dimaksudkan agar jika
terjadi pencemaran lingkungan dari kegiatan tersebut dapat dipantau dengan mudah
dan cepat sehingga penanggulangannya dapat dilakukann secara terpadu, dan daya
dukung alam lingkungan sekitarnya tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia.
Contohnya pemerintah menyediakan kawasan Pulo Gadung untuk kegiatan industry
dan kawasan Serpong untuk kegiatan teknologi (2).
4. Pengaturan dan penwasan kegiatan
Pengaturan dan pengawasan ini dimaksudkan agar segala persyaratan
keselamatan kerja dan keselamatan lingkungan dapat dipenuhi dengan baik sehingga
kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan dapat ditekan sekecil – kecilnya.
Contoh, ditetapkan UU No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan – ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup (2).
5. Mengubah proses
Apabila dalam suatu proses industry dan teknologi terdapat bahan buangan
(limbah) yang berupa zat –zat kimia, baik melalui pencemaram udara, air maupun
tanah. Keadaan ini harus dihindari, yaitu dengan mengubah proses yang ada dan
memenuhi kriteria yang ada.
Upaya lainnya adalah dengan mengganti sumber enrgi, mengelola limbah,
menambah alat bantu untuk mengurangi pencemaran seperti filter udara dan
pengendap silicon (2).
Upaya pencegahan maupun penanggu-langan pemcemaran laut telah diatur oleh
pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Repu-blik Indonesia nomor 19 tahun 1999
tentang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut. Adapun beberapa upaya
pencegahan pencemaran laut antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)
Tidak membuang sampah ke laut
Penggunaan pestisida secukupnya
Pembiasaan tidak membuang puntung rokok di sekitar laut
Mengurangi penggunaan plastic.
Tidak meninggalkan tali pancing, jala, atau sisa sampah dari kegiatan
memancing di laut.
6) Setiap industri atau pabrik menyediakan In-stalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).
7) Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
8) Pendaurulangan sampah organic.
9) Tidak menggunakan deterjen fosfat karena senyawa fosfat merupakan
ma-kanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air.
10) Penegakan hukum serta pembenahan kebi-jakan pemerintah (Choirun,
2013) (6).
Contoh pencemaran lingkungan akibat limbah penambangan emas di Desa
Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah dari hasil
penelitian didapat hasil yaitu Jumlah dan kandungan kimia Mercuridari limbah cair
hasil pengolahan emas yakni konsentrasi kadar 0,0039 mgll (ST.2), 0,0013 mgll
(ST.3), 0,0020 mg/l (ST.4), 0,0022 mg/l (ST.5), dan 0,0022 mg/l telah menurunkan
kadar kualitas air sungai pada daerah penelitian. Nilai tersebut telah melewati ambang
batas yang ditetapkan pernerintah dalam Peraturan Pernerintah Nomor 82 tahun 2001
yakni sebesar0,00l mg/l (7).
Contoh lainnya adalah pada budidaya ikan di Perairan Situbondo Berdasarkan
data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kadar logam berat (Pb, Cd, dan Hg)
pada contoh air dan ikan kerapu budidaya di perairan Situbondo masih sesuai dengan
nilai ambang batas (NAB) yang ditatapkan oleh KNLH,2004 untuk kepentingan biota
laut. Walaupun tercemar namun masih berada di nilai ambang batas sehingga belum
membahayakan (8).
DAFTAR PUSTAKA
1. Chandra.B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2014.
2. Wardhana.W.A. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : CV Andi Offset.
2004.
3. Arief.M. Pemetaan Muatan Padatan Tersuspensi Menggunakan Data Satelit
Landsat (Studi Kasus : Teluk Semangka) ( Total Suspenden Matter Mapping
Using Landsat Satelite Data ( Case Study : Semangka Gulf ). Jurnal Pengindraan
Jauh. 2012. 9(1) : 67-75.
4. Hernawati.D.,Istiqomah.I. Analisis Kandungan Kromium Pada Biji Padi (Oryza
Sativa l) Yang Ditanam Di Daerah Sukaregang Garut. Jurnal Pendidikan Biologi.
2014. 1(1) : 1-9.
5. Wijaya .R.A.E. Sistem Pengolahan Air Asam Tambang Pada Water Pond dan
Aplikasi Model Encapsulation In – Pit Disposal Pada Waste Dump Tambang
Batubara. Jurnala Manusia dan Lingkungan. 2010. 17(1): 1-10.
6. Siregar.C.N. Partisipasi Masyarakat dan Nelayan Dalam Nebgurangi Pencemaran
Air Laut di Kawasan Pantai Manado – Sulawesi Utara. Jurnla Sosiotaknologi.
2014. 13(1): 25 – 33.
7. Agus.C,dkk. Dampak Limbah Cair Hasil Pengolahan Emas Terhadap Kualitas
Air Sungai dan Cara Mengurangi Dampak Dengan Menggunakan Zeolit : Studi
Kasus Penambangan Emas Tradisional di Desa Jendi Kecamatan Selogiri
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Manusia dan Lingkungan.
2005. 12(1) : 13 – 19.
8. Handajani. Kandungan Logam Berat Pada Contoh Air dan Ikan Budidaya di
Perairan Situbondo. E-Journal UMM. 2011. 6(2) : 95-100.
DASAR – DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
Oleh :
I1A114066
Atin Magfirah
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU 2015
Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan
A. Jenis – Jenis Pencemaran Lingkungan
1. Beradasarkan Tempat Terjadinya
a) Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah dimasukkannya komponen lain ke dalam
udara baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau secra tidak langsung
maupun akibat proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai peruntukannya (1).
Sumber pencemaran udara dibagi menjadi dua yaitu :
1) Sumber pencemaran yang berasal dari kegiatan alam, contohnya
kebakaran hutan dan kegiatan gunung berapi.
2) Sumeber pencemaran yang berasal dari kegiatan manusia, contohnya
sisa pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor
berupa gas CO2, CO, NO dll, limbah industry, sisa pembakaran gas
alam, dan pembakaran sampah (1).
Dari beberapa macam komponen pencemar udara, maka yang paling
banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen berikut :
1) Karbon Monoksida (CO)
2) Nitrogen Oksida (NO2)
3) Belerang Oksida (SO2)
4) Hidrokarbon (HC)
5) Partikel (2).
b) Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau,sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke
tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai
peruntukannya.Danau, sungai,lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu dari siklus
hidrologi (3).
Komponen pencemar air dapat tersebut dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1) Bahan buangan padat
Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat,
baik yang kasar (butiran besar) maupun yang halus (butiran kecil).
Jika kedua macam bahan buangan padat tersebut dibuang ke air
lingkungan (sungai) maka kemungkinan yang dapat terjadi adalah
pelarutan bahan buangan padat oleh air, pengendapan bahan buangan
padat di dasar air dan pembentukan kooloidal yang melayang di
dalam air.
2) Bahan buangan organic
Pada umumnya bahan buangan organic berupa limbah yang dapat
membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme.
3) Bahan buangan anorganik
4) Bahan buangan anorganik pada umumnyaa berupa limbah yang tidak
dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme.
5) Bahan buangan olahan bahan makanan
Air lingkungan yang mengandung bahan buangan makanan akan
mengandung banyak mikroorganisme, termasuk pula di dalamnya
bakteri patogen.
6) Bahan buangan cairan berminyak
Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di
atas permukaan air. Bahan buangan cairan berminyak yang dibuang
ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Kalau
bahan buangan cairan berminyak mengandung senyawa yang volatile
maka akan terjadi penguapan dan luasan permukaan minyak yang
menutupi permukaan air akan menyusut.
7) Bahan buangan zat kimia
Bahan pencemar air berupa sabun (deterjen, sampo, dan bahan
pembersih lainnya), bahan pemberantas hama, zat warna kimia,
larutan penyamak kulit dan zat radioaktif (2).
c) Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran biasanya
terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya permukaan air tanah tercemar
kedalam lapisan sub permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak;
zat kimia atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi
syarat (ilegal dumping) (4).
Kerusakan pada tanah berarti menurunnya kualitas tanah sehingga
menyebabkan hilang atau berkurangnya kemampuan tanah dalam menunjang
kehidupan manusia, baik sebagai media tumbuhnya tanaman maupun fungsi
lainnya, baik yang disebabkan oleh bencana alam terutama hasil aktivitas
manusia. Menurut PP. No. 150 Tahun 2000, bahwa kerusakan tanah untuk
produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui
kriteria baku kerusakan tanah (4).
2. Berdasarkan Bahan Pencemar
a) Pencemaran kimiawi, contohnya pencemaran CO, NO2, SO2, dan HC di
uadara, pencemaran bahan industry seperti Pb, Cd, Cr dan Ni, pencemaran
sabun dan pemberantas hama di air (2).
b) Pencemaran biologi, contohnya pencemaran bahan buangan organic dan
bahan makanan di air (2).
c) Pencemaran fisik, contohnya pencemaran pasir dan bebatuan di sungai.
d) Pencemaran suara, contohnya kebisingan dari suara mesin pabrik, suara
kendaraan bermotor.
3. Berdasarkan Tingkat Pencemaran
a) Pencemaran ringan
b) Pencemaran kronis
c) Pencemaran akut
B. Indikator Pencemaran Lingkungan
Indikator biologis dalam hal ini merupakan petunjuk ada tidaknya kenaikan
keadaan lingkungan dari keadaan garis dasar, melalui analisis kandungan logam atau
kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat di dalam hewan maupun tanaman,
atau suati hasil dari hewan (susu, keju) atau tanaman. Indikator biologis dapat
ditentukan dari hewan atau tanaman yang terletak pada daur pencemaran lingkungan
sampai kepada manusia (2).
Indikator biologis dapat terjadi karena ada beberapa organisme atau bagian
organisme yang dapat berlaku sebagai biokonsentrasi logam atau senyawa kimia
tertentu. Contohnya hewan pemakan rumput merupakan organisme yang bersifat
biokonsentrasi terhadap iodium. Analisis iodium dapat dilakukan melalui analisis
darah hewan atau akan jauh lebih mudah bila dilakukan melalui analisis kelenjar
gondok hewan karena kelenjar gondok merupakan biokonsentrasi tertinggi untuk
iodium, dapat pula dilakukan analisis melalui anlisis susu hewan tersebut (2).
Apabila pencemaran lingkungan diperkirakan melaui jalur air maka indicator
biologisnya dapat ditentukan melaui hewan atau tanaman yang tumbuh di air.
Indikator biologis yang ada pada jalur air adalah Phytoplankton (plankton tanaman),
Zooplankton (plankton hewan), Mollusca,Crustacea (udang – uadangan), dan ikan.
Unsur kimia atau jenis logam ynag pernah dijumpai sebagai pencemar lingkungan
perairan yang terdeteksi melalui indicator biologis tersebut antara lain : Fe, Co, Ni,
(indicator biologis phytoplankton ), Mn, Sr, Y (indiaktor biologis zooplankton), Zn,
Ni, Cu (indicator biologis mollusca), Zn, Mn, H3 (indicator biologis crustacean) dan
Pu, Cs, Zr ( indicator biologis ikan) (2).
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui :
1) Adanya perubahan suhu air
2) Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen.
3) Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air.
4) Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
5) Adanya mikroorganisme.
6) Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan (2).
C. Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat
1. Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran udara yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia
dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas CO2disebabkan gas
beracun besar konsentrasinya dedalam atmosfirseperti CO2, H2S, CO, NH3, dan
CH4. Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat sistemik penyebab
adalah timah hitam, Cadmium,Flour dan insektisida . Beberapa jenis penyakit yang
disebabkan pencemaran partikel di udara adalah silikosis, asbestosis, bisinosis,
antrakosis, dan beriliosis (2).
2. Dampak Pencemaran Air
Pengaruh pencemaran air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit
menular dan tidak menular. Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara
spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan
berpengaruh pada terjadinya penyakit penyakit umpama penyakit malaria karena
udara jelek dan tinggal disekitar rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit
malaria terjadi karena tinggal pada rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di
rawa. Penyakit yang disebabkan pencemaran air antara lain hepatitis A, kolera, polio,
typus, dysentri amoeba, ascarisis, keracunan cadmium, keracunan kobalt, dan
keracunan air raksa (2).
Akibat penambangan menimbulkan dampak negatif yang signifikan adalah
terjadinya pencemaran air asam tambang yang dapat mcngakibatkan penurunan
terhadap nilai fungsi lingkungan dan bahkan merusak fungsi lingkungan hidup dan
ekosistem sekitarnya seperti komponen air dan tanah (Down, dan Stocks, 1978) (5).
3. Dampak Pencemaran Tanah
Dampak langsung dari pembuangan limbah padat organic yang berasal dari
kegiatan rumah tangga dan juga kegiatan industri olahan makanan dapat dirasakan
secara langsung. Limbah padat organic akan ddegradasu oleh mikroorganisme akan
menimbulkan bau yang tidak sedap akibat penguraian limbah tersebut menjadi
bagian – bagian yang lebih kecilyang disertai pelepasan gas yang berbau tidak sedap.
Timbunan limbah padat yang banyak dan menggunung karena belum diolah
menyebabkan pemandangan disekitar menjadi kotor,kesan kotor akan mempengaruhi
psikis penduduk disekitarnya (2).
Dampak tak langsung akibat pencemaran tanah adalah dampak yang dirasakan
oleh manusia melalui media lain yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah.
Contohnya, lalat pada umumnya berkembang biak di tempat di mana banyak terdapat
limbah padat organic, terlebih lagi limbah padat sisa olahan makanan yang banyak
mengandung protein, limbah organik yang mengandung protein merupakan sumber
makanan bagi lalat, sedangkan proses degradasi limbah akan memberikan panas yang
cukup untuk menetaskan telur – telur. Oleh karena itu tidak meherankan bila tempat
sampah organic yang berasal dari rumah tangga selalu banyak lalat. Penyakit menular
bagi manusia yang ditimbulkan oleh perantara lalat, tikus, dan nyamuk adalah
penyakit pes, kaki gajah, malaria dan demam berdarah (2).
D. Uapaya – Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
1. Penyajian informasi lingkungan
Penyajian informasi lingkungan merupakan gambaran awal tentang kegiatan
yang akan didiskusikan. PIL diberikan sebelum Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan(AMDAL) dilaksankan. Berdasarkan penyajian informasi lingkungan ini
akan diketahui secara cepat apakah AMDAL yang diusulkan perlu segera
dilaksanakan (2).
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL adalah suatu studi beberapa masalah yang berkaitan dengan rencana
kegiatan yang diusulkan. Dalam hal ini studi yang dilakuakn meliputi kemungkinan
terjadinya berbagai macam perubahan, baik perubahan social-ekonomi maupun
perubahan biofisik lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan yang diusulkan
tersebut. AMDAL bertujuan untuk menduga atau memperkirakan dampak yang
mungkin timbul sebagai akibat suatu kegiatan atau suatu proyek pembangunan yang
direncanakan (2).
3. Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi
Perencanaan kawasan kegiatan industry dan teknologi dimaksudkan agar jika
terjadi pencemaran lingkungan dari kegiatan tersebut dapat dipantau dengan mudah
dan cepat sehingga penanggulangannya dapat dilakukann secara terpadu, dan daya
dukung alam lingkungan sekitarnya tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia.
Contohnya pemerintah menyediakan kawasan Pulo Gadung untuk kegiatan industry
dan kawasan Serpong untuk kegiatan teknologi (2).
4. Pengaturan dan penwasan kegiatan
Pengaturan dan pengawasan ini dimaksudkan agar segala persyaratan
keselamatan kerja dan keselamatan lingkungan dapat dipenuhi dengan baik sehingga
kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan dapat ditekan sekecil – kecilnya.
Contoh, ditetapkan UU No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan – ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup (2).
5. Mengubah proses
Apabila dalam suatu proses industry dan teknologi terdapat bahan buangan
(limbah) yang berupa zat –zat kimia, baik melalui pencemaram udara, air maupun
tanah. Keadaan ini harus dihindari, yaitu dengan mengubah proses yang ada dan
memenuhi kriteria yang ada.
Upaya lainnya adalah dengan mengganti sumber enrgi, mengelola limbah,
menambah alat bantu untuk mengurangi pencemaran seperti filter udara dan
pengendap silicon (2).
Upaya pencegahan maupun penanggu-langan pemcemaran laut telah diatur oleh
pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Repu-blik Indonesia nomor 19 tahun 1999
tentang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut. Adapun beberapa upaya
pencegahan pencemaran laut antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)
Tidak membuang sampah ke laut
Penggunaan pestisida secukupnya
Pembiasaan tidak membuang puntung rokok di sekitar laut
Mengurangi penggunaan plastic.
Tidak meninggalkan tali pancing, jala, atau sisa sampah dari kegiatan
memancing di laut.
6) Setiap industri atau pabrik menyediakan In-stalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).
7) Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
8) Pendaurulangan sampah organic.
9) Tidak menggunakan deterjen fosfat karena senyawa fosfat merupakan
ma-kanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran air.
10) Penegakan hukum serta pembenahan kebi-jakan pemerintah (Choirun,
2013) (6).
Contoh pencemaran lingkungan akibat limbah penambangan emas di Desa
Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah dari hasil
penelitian didapat hasil yaitu Jumlah dan kandungan kimia Mercuridari limbah cair
hasil pengolahan emas yakni konsentrasi kadar 0,0039 mgll (ST.2), 0,0013 mgll
(ST.3), 0,0020 mg/l (ST.4), 0,0022 mg/l (ST.5), dan 0,0022 mg/l telah menurunkan
kadar kualitas air sungai pada daerah penelitian. Nilai tersebut telah melewati ambang
batas yang ditetapkan pernerintah dalam Peraturan Pernerintah Nomor 82 tahun 2001
yakni sebesar0,00l mg/l (7).
Contoh lainnya adalah pada budidaya ikan di Perairan Situbondo Berdasarkan
data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kadar logam berat (Pb, Cd, dan Hg)
pada contoh air dan ikan kerapu budidaya di perairan Situbondo masih sesuai dengan
nilai ambang batas (NAB) yang ditatapkan oleh KNLH,2004 untuk kepentingan biota
laut. Walaupun tercemar namun masih berada di nilai ambang batas sehingga belum
membahayakan (8).
DAFTAR PUSTAKA
1. Chandra.B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2014.
2. Wardhana.W.A. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : CV Andi Offset.
2004.
3. Arief.M. Pemetaan Muatan Padatan Tersuspensi Menggunakan Data Satelit
Landsat (Studi Kasus : Teluk Semangka) ( Total Suspenden Matter Mapping
Using Landsat Satelite Data ( Case Study : Semangka Gulf ). Jurnal Pengindraan
Jauh. 2012. 9(1) : 67-75.
4. Hernawati.D.,Istiqomah.I. Analisis Kandungan Kromium Pada Biji Padi (Oryza
Sativa l) Yang Ditanam Di Daerah Sukaregang Garut. Jurnal Pendidikan Biologi.
2014. 1(1) : 1-9.
5. Wijaya .R.A.E. Sistem Pengolahan Air Asam Tambang Pada Water Pond dan
Aplikasi Model Encapsulation In – Pit Disposal Pada Waste Dump Tambang
Batubara. Jurnala Manusia dan Lingkungan. 2010. 17(1): 1-10.
6. Siregar.C.N. Partisipasi Masyarakat dan Nelayan Dalam Nebgurangi Pencemaran
Air Laut di Kawasan Pantai Manado – Sulawesi Utara. Jurnla Sosiotaknologi.
2014. 13(1): 25 – 33.
7. Agus.C,dkk. Dampak Limbah Cair Hasil Pengolahan Emas Terhadap Kualitas
Air Sungai dan Cara Mengurangi Dampak Dengan Menggunakan Zeolit : Studi
Kasus Penambangan Emas Tradisional di Desa Jendi Kecamatan Selogiri
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Manusia dan Lingkungan.
2005. 12(1) : 13 – 19.
8. Handajani. Kandungan Logam Berat Pada Contoh Air dan Ikan Budidaya di
Perairan Situbondo. E-Journal UMM. 2011. 6(2) : 95-100.