BAB 2 LANDASAN TEORI - Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras dan Produksi Padi di Kabupaten Simalungun Tahun 2013-2017 dengan Metode Smoothing Eksponensial Ganda Brown

BAB 2 LANDASAN TEORI

  2.1 Produksi

  Produksi padi merupakan salah satu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan penanaman bibit padi dan perawatan serta pemupukan secara teratur sehingga menghaslkan suatu produksi padi yang bermanfaat. Padi tersebut kemudian diproses menjadi beras, yang mana beras itu sendiri akan diolah menjadi nasi.

  Nasi merupakan sumber kalori utama yang banyak mengandung unsur karbohidrat yang sangat tinggi sehingga sangat bermanfaat dan sangat mempengaruhi aktivitas manusia khususnya bangsa Indonesia terlebih lagi masyarakat di Kabupaten Simalungun yang menjadikan nasi sebagai bahan pangan utama.

  2.2 Kebutuhan

  Kebutuhan adalah suatu hal penting yang harus dipenuhi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup makhluk hidup khususnya manusia.

  Kebutuhan menurut intensitas/tingkatan dapat dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:

  1. Kebutuhan Primer (Kebutuhan Pokok)

  2. Kebutuhan Sekunder (Kebutuhan Tambahan/Pelengkap)

  3. Kebutuhan Tersier Kebutuhan pokok (primer) merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mendukung aktivitas hidup sehari-hari. Jika hal tersebut tidak dipenuhi maka akan dapat menghambat semua semua atau sebagian dari aktivitas manusia tersebut, serta dapat mengurangi keejahteraan hidup manusia itu sendiri.

  Kebutuhan akan komoditi padi itu sendiri memegang peranan penting bagi kehidupan bangsa Indonesia pada umumnya dan bagi masyarakat Simalungun pada khususnya. Kebutuhana akan padi dan beras sangat mempengaruhi bidang kehidupan masyarakat seperti bidang kesehatan, pendidikan, olahraga, ekonomi, dan lainnya. Oleh karena itu, kebutuhan akan komoditi padi ini sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut.

2.3 Uji Kecukupan Sampel

  Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, pengguna perlu melakukan suatu penarikan sampel.Hal ini dikarenakan tidak selamanya pengguna dapat melakukan pengamatan seluruhnya pada populasi tersebut. Di samping itu juga, terdapat faktor-faktor yang tidak memungkinkan antara lain ketersediaan dana, tenaga, dan waktu penulis yang terbatas.

  Sampel yang baik adalah sampel yang representatif, artinya sampel tersebut harus dapat menggambarkan atau menerangkan sifat-sifat karakteristik dari populasinya.Hal ini dapat diketahui dengan melihat kecukupan sampel yang dikumpulkan. Suatu sampel dikatakan sudah mencukupi atau mewakili populasinya apabila N’<N, dengan N adalah banyaknya sampel yang kita kumpulkan , adalah data yang dikumpukan, dan N’ adalah sampel yang diperoleh dari rumus :

  ⎧ ∑ ⎫ − (∑ )

  = ∑

  ⎨ ⎬ ⎩ ⎭

  Keterangan : ′ = banyak sampel (hasil uji kecukupan sampel) = banyak sampel (tahun) yang digunakan

  = Produksi padi pada tahun ke-i

2.4 Peramalan

2.4.1 Pengertian Peramalan

  Peramalan (Sofyan Assauri,1991) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan dibutuhkan untuk mengetahui/memperkirakan kapan suatu peristiwa akan tejadi atau berapa jumlah suatu kebutuhan tertentu di masa mendatan. Dengan peramalan kita juga dapat memperkirakan bagaimana suatu peristiwa yang ingin kita ketahui dapat terjadi di masa yang akan datang.

  Dengan demikian peramalan sangat bermanfaat bagi kita untuk melakukan suatu persiapan untuk menghadapi masa yang akan datang, serta dapat membantu kita dalam mengambil kebijakan dan tindakan-tindakan penting tentang sesuatu hal.

2.5 Jenis-jenis Peramalan

  Peramalan dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan sudut pandang kita melihatnya. Bila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :

  1. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan pada data yang relevan dari masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik atau metode-metode dalam penganalisaan data tersebut.

  2. Peramalan Subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan pada perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya.

  Jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

  1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari 3,5 Tahun atau 3 Semester.

  2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari 1,5 Tahun atau 3 Semester.

  Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun maka peramalan dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

  1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitaif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan oleh pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan, serta pengalaman penyusunnya.

  2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Peramalan kuantitatif sangat mengandalkan data historis yang ada. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode-metode yang digunakan dalam peramalan tersebut.

  Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut:

  1. Adanya informasi tentang keadaan masa lalu.

  2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data.

  3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

  Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik statistik dan teknik deterministik.Teknik statistik menitik beratkan pada pola, perubahan pola, dan faktor gangguan yang disebabkan oleh pengaruh random.Yang termasuk dalam teknik ini adalah smoothing, dekomposisi, dan BoxJenkins. Teknik deterministik mencakup identifikasi dan penentuan hubungan antarvariabel yang akan diperkirakan dengan variabel-variabel lain yang akan mempengaruhinya. Yang termasuk dalam teknik ini adalah teknik regresi sederhana, regresi berganda, autoregresi, dan model input-output.

  2.4.3 Prosedur dalam Penelitian

  Kualitas hasil peramalan sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Peramalan yang baik adalah peramalan yang mengikuti langkah- langkah atau prosedur penyusunan yang baik. Pada dasarnya ada tiga prosedur/langkah penting dalam peramalan : a) Menganalisis data yang lalu.

  Analisa ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi data yang lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data tersebut.

  b) Menentukan metode yang akan digunakan.

  Masing-masing metode akan memberikan hasil peramalan yang berbeda. Metode peramalan yang bik adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidk jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Dengan kata lain, metode peramalan yang baik akan menghasilkan penyimpangan (bias) yang sekecil mungkin antara hasil peramalan dengan data yang sebenarnya atau kenyataan yang ada.

  c) Memproyeksikan data yang lalu dngan menggunakan metode yang telah ditentukan.

  Hasil inilah yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.

  2.4.4 Menghitung Kesalahan Peramalan

  Hasil proyeksi yang akurat adalah peramalan (forecast) yang biasanya meminimalkan kesalahan meramal (forecast error). Besarnya kesalahan meramal

  (forecast error) dihitung dengan mengurangkan data yang sebenarnya dengan data yang diperoleh dari hasil peramalan.

  Rumusnya :Error = data yang sebenarnya-data hasil peramalan = −

  Keterangan: = data sebenarnya pada periode ke-t = hasil peramalan pada periode ke-t

  Dalam menghitung forest error digunakan:

  a. Mean Absolute Error (MAE) Mean Absolute Error adalah rata-rata absolut dari kesalahan meramal, tanpa menghiraukan tanda positif atau tanda negatif.

  = ∑ | − |

  b. Mean Squared Error (MSE) Mean Squared Error adalah rata-rata kesalahan meramal dikuadratkan.

  =

  ∑

  c. Menentukan Besarnya Konstanta (a

  

t

  ) = −

  d. Menentukan Besarnya Slope (b t ) =

  

  ( −

  ) e. Menentukan Besarnya Forecast (F t+m ) = + ( ) Dimana m adalah periode ke depan yang ingin diramalkan.

  Dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah ada, maka penulis ingin melakukan suatu peramalan terhadap tingkat produksi padi untuk beberapa tahun ke depan, yaitu tahun 2013-2017. Untuk meramalkan jumlah produksi padi tersebut, penulis memilih menggunakan Metode Smoothing Eksponensial dengan alasan penulis melihat adanya selisih produksi padi yang tidak begitu konstan pada setiap tahunnya, dengan kata lain selalu mengalami naik-turun. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode Smoothing Eksponensial Ganda akan dilakukan pemulusan/pelicinan ramalan terhadap terhadap produksi padi dari tahun ke tahun.

2.5 Metode Analisa

  Untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh, penulis menggunakan rumus laju pertumbuhan eksponensial dan metode smoothing eksponensial.

2.5.1 Metode Laju Pertumbuhan Eksponensial

  Tingkat pertumbuhan eksponensial (Spyros Makidakis dan Steven C Wheelright, 1993) adalah suatu pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara terus- menerus.Dengan menggunakan metode tersebut maka dapat dilakukan suatu peramalan terhadap jumlah penduduk untuk tahun 2013-2017. Adapun rumus yang digunakan adalah :

  = . Keterangan:

  = Jumlah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada awal r = tingkat pertumbuhan penduduk t = jangka waktu antara dan e = bilangan pokok dari system logaritma (besarnya 2,718282)

2.5.2 Metode Smoothing Eksponensial Ganda

  Peramalan dengan metode smoothing eksponensial ganda membutuhkan tiga buah nilai data dan satu nilai alfa (+). Metode smoothing (pemulusan) merupakan teknik meramal dengan cara mengambil rata-rata dari nilai beberapa periode yang lalu untuk menaksir nilai suatu periode yang akan datang.

  Dalam metode ini historis digunakan untuk memperoleh angka yang dihitung menggunakan metode Smoothing Eksponensial Ganda.Peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus-menerus dengan menggunakan data yang terbaru.Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar.

  Pada peramalan tingkat produksi padi tahun 2013-2017 dengan Smoothing Eksponensial Ganda memiliki beberapa tahapan. Persamaan-persamaan yang digunakan dalam Smoothing Eksponensial Ganda adalah sebagai berikut : a. Menentukan Smoothing Pertama ( )

  = + (1-α) b. Menentukan Smoothing Kedua ( ′′ ) ′′ =∝ ′ + ( −∝) ′′

  c. Menentukan Besarnya Konstanta ( )

  ′′ = ′ + ( ′ − ′′ ) = ′ − ′′

  d. Menentukan Besarnya Slope ( ) =

  ∝ ∝

  ( ′ − ′′ )

  e. Menentukan Besarnya Forecast ( )

  = + m Dimana: m = Jumlah periode didepan yang diramalkan

  ′ = Nilai eksponensial smoothing tunggal

  ′′ = Nilai eksponensial smoothing ganda = Parameter Pemulusan Eksponensial a t , b t = Konstanta pemulusan = Hasil peramalan untuk m periode ke depan

  Rumus-rumus tersebut diatas akan digunakan untuk meramalkan jumlah produksi padi Kabupaten Simalungun untuk Tahun 2013-2017. Alasan penulis memilih Metode Smoothing Eksponensial Ganda sebagai metode peramalan yang akan digunakan adalah karena penulis melihat bahwa selisih produksi padi dari tahun ke tahun tidak konstan atau mengalami naik-turun, sehingga penulis menggunakan metode tersebut untuk melakukan pemulusan padi dari tahun ke tahun sebelum melakukan peramalan terhadap produksi padi untuk beberapa tahun ke depan.