Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012

(1)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

PERAMALAN JUMLAH KEBUTUHAN BERAS DAN

PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SIMALUNGUN

PADA TAHUN 2008-2012

TUGAS AKHIR

BINARA TUA JOSEN S

062407104

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

PERAMALAN JUMLAH KEBUTUHAN BERAS DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SIMALUNGUN

PADA TAHUN 2008-2012

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

BINARA TUA JOSEN S 062407104

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN JUMLAH KEBUTUHAN BERAS

DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2008 - 2012

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : BINARA TUA JOSEN S

Nomor Induk Mahasiswa : 062407104

Program Studi : DIPLOMA (DIII) STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2009

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc Drs Ramli Barus, M.Si


(4)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

PERNYATAAN

PERAMALAN JUMLAH KEBUTUHAN BERAS DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SIMALUNGUN

PADA TAHUN 2008-2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

BINARA TUA JOSEN S 062407104


(5)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

PERNYATAAN

PERAMALAN JUMLAH KEBUTUHAN BERAS DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SIMALUNGUN

PADA TAHUN 2008-2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

BINARA TUA JOSEN S 062407104


(6)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan 1 1.1Latar Belakang 1 1.2Identifikasi Masalah 2 1.3Maksud dan Tujuan 3 1.4Metodologi Penelitian 3 1.5Tinjauan Pustaka 4

1.6Sistematika Penulisan 5 Bab 2 Landasan Teori 7

2.1Pengertian-Pengertian 7 2.1.1 Peramalan 7

2.1.2 Luas Lahan Tani dan Luas Panen Tani 8 2.1.3 Lahan Sawah dan Lahan Kering 8 2.1.4 Padi Sawah dan Padi Kering 8 2.1.5 Produksi 9 2.1.6 Kebutuhan 9

2.2Pertumbuhan Penduduk 10

2.3Metode Regresi Linier Sederhana 11

Bab 3 Produksi Padi di Simalungun 13

3.1 Tahun 2003 13

3.2 Tahun 2004 14

3.3 Tahun 2005 15

3.4 Tahun 2006 15

3.5 Tahun 2007 16

Bab 4 Analisis Data 17

4.1Data Yang Dianalisis 17

4.2Peramalan Jumlah Penduduk 19


(7)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

4.4Analisis Kebutuhan Beras Dengan Jumlah Konsumsi Penduduk 26

Bab 5 Implementasi Sistem 29

5.1Pengertian Implementasi Sistem 29

5.2Microsoft Excel 30

5.3 Fungsi Regresi Linier Sederhana 31

Bab 6 Kesimpulan Dan Saran 34

6.1 Kesimpulan 34

6.2 Saran 35

Daftar Pustaka 36 Lampiran


(8)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.1 Penduduk Kabupaten Simalungun 1998 – 2007 17 Tabel 4.1.2 Produksi Padi Kabupaten Simalungun 1998 – 2007 18 Tabel 4.2.1 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk 21 Tabel 4.3.1 Peramalan dengan Metode Regresi Linier Sederhana 23 Tabel 4.3.2 Produksi Padi Tahun 1998 – 2007 dan

Peramalan 2008 – 2012 25

Tabel 4.4.1 Peramalan Produksi Padi, Produksi Beras dan Selisihnya


(9)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1.1 Diagram Garis Pertumbuhan Penduduk Kabupaten

Simalungun 18

Gambar 4.1.2 Diagram Garis Produksi Padi Kabupaten Simalungun 19

Gambar 5.2.1 Cara Pengaktifan Microsoft Excel 30

Gambar 5.2.2 Tampilan Awal Jendela Microsoft Excel 31 Gambar 5.3.1 Input Data Poduksi Padi Pada Microsoft Excel 31 Gambar 5.3.2 Cara Pengaktifan Jendela Data Analysis 32 Gambar 5.3.3 Tampilan Jendela Regression Dari Data Analysis 32 Gambar 5.3.4 Hasil Pengolahan Data Fungsi Regresi 33


(10)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tanaman padi merupakan komoditas pertanian yang terpenting dalam kehidupan penduduk Indonesia. Selain itu, sektor pertanian khususnya padi memegang peranan penting sebagai salah satu komoditas andalan penyumbang devisa negara dari sektor non migas.

Ditinjau dari segi motif dan latar belakang para petani menanam padi (khususnya petani di Kabupaten Simalungun), dapat dibedakan menjadi dua bagian:

a. Petani yang menanam padi hanya sekedar memenuhi kebutuhan untuk dikonsumsi sendiri.

b. Petani yang menanam padi sebagai sumber mata pencaharian, dengan menjual hasil panen yang didapatnya.

Semua komoditas padi yang ditanam oleh petani-petani di Indonesia memiliki kelebihan maupun kekurangan yang secara umum terletak pada hal-hal berikut :

a. Umur tanaman mulai disemai sampai dipanen. b. Banyaknya hasil panen.

c. Mutu beras yang dihasilkan.


(11)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Kebutuhan akan beras dan produksi beras adalah hal mutlak yang harus selalu mendapat perhatian pemerintah. Hal ini dikarenakan bila permintaan akan beras lebih besar dari hasil produksi para petani maka akan dapat mengakibatkan banyak masalah.

Dengan senantiasa memperhatikan perbandingan antara kebutuhan beras dan hasil produksi padi, diharapkan dapat menghindari terjadinya masalah tersebut. Oleh karena itu pulalah studi tentang peramalan hasil produksi padi dan kebutuhan penduduk ini telah menjadi subjek yang menarik untuk dibahas.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis memilih judul “ Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008 – 2012 ”

1.2Identifikasi Masalah

Sesuai dengan judul tersebut di atas, maka yang menjadi ruang lingkup permasalahan adalah bagaimana keadaan jumlah produksi padi di Kabupaten Simalungun pada tahun-tahun yang akan datang, akankah hasil produksi padi tersebut dapat memenuhi tingkat permintaan masyarakat akan beras atau akankah Pemerintah Daerah harus memasok beras dari daerah lain untuk memenuhi permintaan tersebut.


(12)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah :

1. Memperlihatkan tingkat pertumbuhan penduduk dan meramalkan jumlah penduduk Kabupaten Simalungun 5 tahun mendatang berdasarkan data tahun 1998-2007.

2. Untuk memperlihatkan data mengenai hasil produksi padi dan hasil peramalan jumlah produksi padi 5 tahun mendatang berdasarkan data tahun 1998-2007.

Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui berapa jumlah kebutuhan beras di Kabupaten Simalungun dan melihat perbandingannya dengan jumlah hasil produksi para petani. Dari hasil tersebut akan dapat dilihat apakah hasil produksi padi masih dapat mencukupi kebutuhan penduduk atau tidak sehingga diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca maupun pemerintah daerah dalam melakukan tindakan-tindakan selanjutnya yang nantinya dibutuhkan.

1.4Metodologi Penelitian

Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka penulis memperoleh data melalui riset atau pengambilan data di kantor BPS (Badan Pusat Statistik) yang berlokasi di Jl.Asrama No.179 Medan, Sumatera Utara.

Di dalam riset data, penulis juga menggunakan beberapa metode sebagai berikut :


(13)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

1. Metode Pengumpulan Data

Data yang diambil adalah data sekunder yaitu data yang dikutip oleh penulis dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) di Jl.Asrama No.179 Medan. 2. Metode Analisa

Metode analisa data yang penulis gunakan adalah Metode Analisa Regresi Linier, yang dimana digunakan untuk melihat dan meramalkan tingkat produksi padi serta membandingkannya dengan kebutuhan penduduk. Dan rumus untuk Metode Analisa Regresi Linier adalah :

= a + bX a = Y – bX b = 2 2 ) ( ) ( ) (

− − i i i i i i X X n Y X Y X n Keterangan : a = Intersep.

b = Koefisien regresi. n = Banyak sampel.

1.5Tinjauan Pustaka

Metode Statistika (Sudjana, 2001), Hubungan yang didapat pada 2 (dua) variabel dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antar variabel-variabel. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan


(14)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Pengantar Statistika (Ronald E Walpole, 1998), Persamaan matematik yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas disebut persamaan regresi.

Peramalan (Assauri, 1991) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Didalam peramalan salah satu hal yang paling penting adalah ketetapan peramalan yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu untuk suatu kumpulan data yang diberikan.

1.6Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini secara garis besarnya dibagi dalam 6 Bab yang masing-masing bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yaitu :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini meninjau mengenai informasi-informasi berupa penjelasan mengenai hal-hal yang menyangkut penyelesaian permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini.


(15)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

BAB 3 : PRODUKSI PADI DI SIMALUNGUN

Bab ini berisikan tentang perkembangan produksi padi di Kabupaten Simalungun selama 5 tahun terakhir, serta Kecamatan-kecamatan yang menjadi sentra produksi padi di Simalungun.

BAB 4 : ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini diuraikan tentang pengolahan data dan analisis data dengan menggunakan metode Regresi Linier Sederhana dan metode Pertumbuhan Eksponensial.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang bagaimana penggunaan Microsoft Excel sebagai alat analisis data secara komputerisasi yang digunakan untuk menganalisis data yang dibahas dalam Tugas Akhir ini.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup dari karya tulis ini yang berisi kesimpulan dan saran penulis sehubungan dengan uraian permasalahan pada bab-bab sebelumnya.


(16)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian – Pengertian

Berikut akan diterangkan secara lebih terperinci mengenai hal-hal yang menjadi topik pembahasan dalam penulisan tugas akhir ini, baik mengenai defenisi-defenisi, rumus-rumus yang akan digunakan maupun hal-hal yang berhubungan lainnya.

2.1.1 Peramalan

Peramalan adalah kegiatan yang memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tesebut dapat didasarkan atas bermacam-macam cara yang kita kenal dengan metode peramalan.

Metode peramalan adalah cara untuk memperkirakan secara kwantitatif apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Oleh karena metode peramalan didasarkan pada data relevan masa lalu, maka metode peramalan ini dipergunakan dalam peramalan yang objektif.


(17)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

2.1.2 Luas lahan tani dan luas panen tani

Luas lahan tani adalah : Total luas garapan, dimana kondisi lahan dapat menghasilkan atau berproduksi untuk memberikan hasil dari sektor pertanian.

Luas panen tani adalah : Total luas lahan yang telah menghasilkan atau berproduksi dari sektor pertanian.

2.1.3 Lahan sawah dan lahan kering

Lahan sawah adalah : Lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang bagaimana status kepemilikan lahan tersebut.

Lahan kering adalah : Semua lahan selain lahan sawah, juga lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah.

2.1.4 Padi sawah dan padi ladang

Padi sawah adalah : Padi yang ditanam pada tanah yang digenangi air selama 3-9 bulan. Tanaman padi sawah diantaranya : padi randengan, padi gogorancah, padi pasang surut, padi lebak, padi rambesan dan padi lainnya.

Padi ladang adalah : Padi yang ditanam pada tanah kering di hutan-hutan yang baru saja dibuka dan penanamannya tanpa menggunakan air irigasi.


(18)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

2.1.5 Produksi

Produksi padi merupakan suatu hasil dari bercocok tanam yang dimana dilakukan dengan penanaman bibit padi dan perawatan serta pemupukan yang teratur sehingga menghasilkan suatu hasil yang dapat dimanfaatkan atau yang disebut dengan beras.

2.1.6 Kebutuhan

Kebutuhan adalah suatu harapan yang harus dicukupi dimana keinginan itu merupakan suatu hal yang penting dalam membantu melancarkan pelaksanaan aktivitas.

Kebutuhan tersebut dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu : kebutuhan primer (pokok), kebutuhan sekunder dan kebutuhan tertier. Komoditas padi merupakan kebutuhan primer karena padi merupakan sumber kalori utama bagi penduduk Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Simalungun pada khususnya. Kebutuhan pokok harus dipenuhi untuk melaksanakan aktivitas. Jika hal tersebut tidak dipenuhi akan menghambat sebagian atau bahkan semua aktivitas yang sedang dilaksanakan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa komoditas padi memegang peranan penting demi kelanjutan aktivitas ataupun kelanjutan pelaksanaan pambangunan bangsa Indonesia pada umumnya dan kabupaten Simalungun khususnya.


(19)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

2.2 Pertumbuhan Penduduk

Penduduk adalah orang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka panjang, sedangkan pertumbuhan penduduk adalah keadaan yang dinamis antara jumlah penduduk yang bertambah dan jumlah penduduk yang berkurang. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh empat faktor yaitu kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar.

Angka pertumbuhan penduduk (r) menunjukkan rata-rata pertambahan penduduk per tahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen. Ada beberapa macam ukuran angka pertumbuhan penduduk yaitu:

1. Pertumbuhan Geometri:

Pt = Po.

(

1+r

)

t

2. Pertumbuhan Eksponensial: Pt = Po.ert

r =

e t

P P o t

log log 

    

dimana:

t

P = Jumlah penduduk pada tahun t

o

P = Jumlah penduduk pada tahun dasar r = Tingkat pertumbuhan penduduk


(20)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

t = Jangka waktu antara Po dan P t

e = Bilangan pokok dari sistem logaritma, besarnya 2,718282

2.3 Metode Regresi Linier Sederhana

Jika kita mempunyai data yang terdiri dari dua variabel atau lebih, adalah sewajarnya untuk mempelajari hubungan antar variable tersebut. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Studi yang membahas permasalahan tersebut adalah metode regresi. (Sudjana, 2001, hal: 310)

Regresi sederhana adalah suatu pola yang merupakan fungsi dimana hanya terdapat satu variabel yang menentukan atau disebut sebagai variabel bebas

(independent variable). Dengan notasi matematis, maka bentuk hubungan tersebut

adalah Y = f(X), dimana Y adalah variabel yang diramalkan atau yang dicari

(dependent variable) dan X adalah variabel bebas (independent variable).

Pada metode ini ramalan disusun atas dasar pola hubungan data yang relevan di masa lalu. Ada tiga kondisi yang dibutuhkan untuk dapat mempergunakan metode regresi ini yaitu :

a. Adanya informasi tentang keadaan masa lalu.

b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data.

c. Dapat dianggap atau diasumsikan bahwa pola hubungan yang ada dari data telah lalu akan berkelanjutan dimasa yang akan datang.


(21)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Dengan regresi liner sederhana dimaksudkan suatu pola hubungan yang berbentuk garis lurus antara suatu variabel yang diramalkan dengan satu variabel yang mempengaruhinya atau variabel bebas. Dalam penerapannya secara mudah dilakukan dengan menempatkan atau memplot titik-titik dari data observasi pada grafik untuk melihat asumsi yang dapat digunakan bagi analisa regresi. Selanjutnya digambarkan suatu garis yang tepat mewakili titik-titik tersebut. Notasi regresi sederhana yang merupakan pola garis lurus tersebut dinyatakan sebagai berikut :

Y = a + bX

Dimana Y adalah variabel yang diramalkan, X adalah variabel waktu serta a dan b adalah koefisien regresi.

Garis lurus yang dicari adalah garis lurus yang mendekati titik-titik dari data historis. Untuk mencari garis lurus tersebut, kita perlu mencari besaran a dan b, besaran tersebut merupakan nilai konstan yang tidak berubah-ubah didalam penganalisaan yang dilakukan. Artinya bila diperoleh nilai atau besaran a dan b, maka untuk setiap nlai X (variabel waktu) akan diperoleh besaran Y (ramalan) yang dicari untuk nilai X tersebut. Atau dapat dituliskan : = a + bX.

Dan untuk mendapatkan nilai-nilai a dan b, dapat digunakan rumus berikut : a = Y – bX

b =

(

)(

)

(

)

2

2

− −

i i

i i i

i

X X

n

Y X Y

X n


(22)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

BAB 3

PRODUKSI PADI DI SIMALUNGUN

Kabupaten Simalungun adalah salah satu Kabupaten yang cukup dikenal sebagai penghasil padi terbesar di Sumatera Utara, itulah sebabnya kabupaten ini merupakan daerah potensi yang harus dikembangkan dan ditingkatkan sehingga surplus beras dapat dipertahankan. Berikut adalah pemaparan singkat mengenai bagaimana perkembangan produksi padi di Simalungun dalam 5 tahun terakhir menurut data dan informasi yang tersedia dari Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara :

3.1. Tahun 2003

Kabupaten Simalungun sebagai penghasil padi terbesar di Sumatera Utara setelah Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2003, dapat menghasilkan padi sebanyak 495.436 ton yang terdiri dari padi sawah 438.761 ton dan padi ladang sebanyak 56.675 ton. Produksi padi tersebut dihasilkan dari 107.827 Ha luas panen dengan luas panen padi


(23)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

sawah sebesar 79,88 % dan luas panen padi ladang sebesar 20,12%. Rata-rata produktifitas untuk tanaman padi lebih besar disumbang oleh tanaman padi sawah sebesar 50,94 Kw/Ha dan padi ladang sebesar 26,12%.

Sentra produksi padi sawah terdapat di Kecamatan Siantar dengan produksi 79.405 ton, Kecamatan Tanah Jawa dengan produksi 62.941 ton, Kecamatan Hutabayu Raja dengan produksi 53.722 ton dan Kecamatan Pematang Bandar dengan produksi 50.983 ton. Sedangkan untuk produksi padi ladang, sentra produksinya terdapat di Kecamatan Dolok Silau dan Kecamatan Raya.

3.2. Tahun 2004

Pada tahun 2004, Kabupaten Simalungun merupakan penghasil padi terbanyak setelah Kabupaten Deli Serdang. Dimana di tahun ini Kabupaten Simalungun dapat menghasilkan padi sebanyak 481.617 ton yang terdiri dari padi sawah sebanyak 417.416 ton dan padi ladang sebanyak 64.201 ton. Produksi padi tersebut dihasilkan dari 106.934 Ha luas panen, dengan luas panen padi sawah sebesar 82.541% dan luas panen padi ladang sebesar 24.393 %. Rata-rata produktivitas untuk tanaman padi lebih besar disumbang oleh tanaman padi sawah sebesar 50,57 Kw/Ha dan padi ladang sebesar 26,32%.

Sentra produksi padi sawah terdapat di Kecamatan Dolok Panribuan dengan produksi 40.037 ton, Kecamatan Huta Bayu Raja dengan produksi 39.387 ton,


(24)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dengan produksi 37.449 ton, dan Kecamatan Tanah Jawa dengan produksi 32.681 ton. Sedangkan untuk produksi padi ladang, sentra produksi terdapat di Kecamaan Dolok Silou dan Kecamatan Raya.

3.3. Tahun 2005

Pada tahun 2005 Kabupaten Simalungun dapat menghasilkan padi sebanyak 440.991 ton yang terdiri dari padi sawah sebanyak 394.439 ton dan padi ladang sebanyak 46.552 ton. Produksi padi tersebut dihasilkan dari 95.629 Ha luas panen, dengan luas panen padi sawah sebesar 81,56 % dan luas panen padi ladang sebesar 18,44 %. Rata-rata produktivitas untuk tanaman padi lebih besar disumbang oleh tanaman padi sawah sebesar 50,57 Kw/Ha dan padi ladang sebesar 26,39 %.

Untuk tahun 2005, sentra produksi padi sawah terdapat di Kecamatan Hutabayu Raja dengan produksi 45.701 ton, Kecamatan Pematang Bandar dengan produksi 33.882 ton, Kecamatan Dolok Panribuan dengan produksi 28.109 ton, dan Kecamatan Tanah Jawa dengan produksi 19.552 ton. Sedangkan untuk produksi padi ladang, sentra produksinya terdapat di Kecamatan Raya dan Kecamatan Dolok Silou.


(25)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Kabupaten Simalungun yang cukup dikenal sebagai penghasil padi terbesar di Sumatera Utara setelah Kabupaten Deli Serdang merupakan daerah potensi yang harus dikembangkan dan ditingkatkan sehingga surplus beras dapat dipertahankan.

Pada tahun 2006, Kabupaten Simalungun dapat menghasilkan padi sebanyak 367.793 ton yang terdiri dari padi sawah 339.669 ton dan padi ladang sebanyak 28.124 ton. Produksi padi tersebut dihasilkan dari 84.696 Ha luas panen dengan luas panen padi sawah sebesar 87,29 % dan luas panen padi ladang sebesar 12,71%. Rata-rata produktifitas untuk tanaman padi lebih besar disumbang oleh tanaman padi sawah sebesar 45,95 Kw/Ha dan padi ladang sebesar 26,12%.

3.5 Tahun 2007

Pada tahun 2007, Kabupaten Simalungun berhasil menjadi penghasil padi terbesar di Sumatera Utara. Pada tahun tersebut, Kabupaten Simalungun menghasilkan padi sebanyak 483.645 ton yang terdiri dari padi sawah sebanyak 455.819 ton dan padi ladang sebanyak 27.826 ton. Produksi padi sawah berasal dari luas panen bersih sebesar 84.838 Ha dan produksi padi ladang berasal dari luas panen bersih sebesar 7.635 Ha.

Sentra produksi padi sawah terdapat di Kecamatan Tanah Jawa dengan produksi 56.310 ton, Kecamatan Hutabayu Raja dengan produksi 52.422 ton, Kecamatan Pematang Bandar dengan Produksi 40.108 ton, dan Kecamatan


(26)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Hatonduhan dengan produksi 34.702 ton. Sedangkan untuk produksi padi ladang, sentra produksinya terdapat di Kecamatan Dolok Silou dan Kecamatan Silimakuta.

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Data Yang Dianalisis

Pada dasarnya data adalah alat bagi pengambil keputusan sebagai bentuk-bentuk dasar pembuatan kesimpulan untuk memecahkan persoalan. Keputusan yang baik akan diperoleh jika didasari oleh data yang baik dan representatif.

Untuk membahas persoalan mengenai kebutuhan penduduk akan beras di Kabupaten Simalungun, penulis akan mengurutkan seluruh data yang diperlukan dalam melakukan analisis agar dapat diperoleh suatu kesimpulan.

Tabel 4.1.1 Penduduk Kabupaten Simalungun 1998 – 2007 Tahun Jumlah Penduduk


(27)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

(jiwa)

1998 867105

1999 827541

2000 855783

2001 863690

2002 808210

2003 808288

2004 823109

2005 831664

2006 841198

2007 846329

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Medan

Gambar 4.1.1 Diagram Garis Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Simalungun

Data selanjutnya yang diperlukan adalah data hasil produksi padi di Kabupaten Simalungun dari tahun 1998 – 2007 (bersumber dari BPS) yang juga disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1.2 Produksi Padi Kabupaten Simalungun 1998 - 2007

Tahun Produksi Padi (ton) Penduduk

770000 780000 790000 800000 810000 820000 830000 840000 850000 860000 870000 880000

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007


(28)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

1998 410356

1999 462317

2000 449796

2001 463890

2002 468367

2003 495436

2004 481617

2005 440991

2006 367793

2007 483645

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Medan

PRODUKSI PADI

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

PRODUKSI PADI

Gambar 4.1.2 Diagram Garis Produksi Padi Kabupaten Simalungun

4.2 Peramalan Jumlah Penduduk

Untuk melakukan perhitungan jumlah penduduk pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode Pertumbuhan Eksponensial dengan rumus :

rt o

t P e


(29)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

r =

e t P P o t log log       dimana: t

P = Jumlah penduduk pada tahun t

o

P = Jumlah penduduk pada tahun dasar r = Tingkat pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu antara Po dan Pt

e = Bilangan pokok dari sistem logaritma, besarnya 2,718282 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk :

=       = 2,718282 log 867105 827541 log 1999

r -0,0467 x 100 = -4,67

=       = 718282 , 2 log 827541 855783 log 2000

r 0,0336 x 100 = 3,36

=       = 718282 , 2 log 855783 863690 log 2001

r 0,0092 x 100 = 0,92

=       = 718282 , 2 log 863690 808210 log 2002

r -0,0664 x 100 = -6,64

=       = 718282 , 2 log 808210 808288 log 2003

r 0,0001 x 100 = 0,01

=       = 718282 , 2 log 808288 823109 log 2004


(30)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

=       = 718282 , 2 log 823109 831664 log 2005

r 0,0103 x 100 = 1,03

=       = 718282 , 2 log 831664 841198 log 2006

r 0,0114 x 100 = 1,14

=       = 718282 , 2 log 841198 846329 log 2007

r 0,0061 x 100 = 0,61

Tabel 4.2.1 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk

Tahun Penduduk Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Perubahan Jumlah Penduduk 1998 867105 2,718282

1999 827541 2,718282 -0,0467 -4,67

2000 855783 2,718282 0,0336 3,36

2001 863690 2,718282 0,0092 0,92

2002 808210 2,718282 0,0664 6,64

2003 808288 2,718282 0,0001 0,01

2004 823109 2,718282 0,0182 1,82

2005 831664 2,718282 0,0103 1,03

2006 841198 2,718282 0,0114 1,14

2007 846329 2,718282 0,0061 0,61

Rata-rata persentase perubahan jumlah penduduk : % 2 , 1 9 86 , 10

9 = =

Σ = r

r

Selanjutnya dilakukan peramalan jumlah penduduk dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial di atas, sebagai berikut :


(31)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

rt o

t P e

P = .

Maka perhitungan jumlah penduduk tersebut adalah : 1. Penduduk tahun 2008

1 . 012 , 0 2007

2008 P .2,718282 P = 1 . 012 , 0 2008 =846329.2,718282 P

856546 2008 =

P

2. Penduduk tahun 2009 adalah : 1 . 012 , 0 2008

2009 P .2,718282

P = 1 . 012 , 0 2009 =856546.2,718282 P

866886 2009 =

P

3. Penduduk tahun 2010 adalah : 1 . 012 , 0 2009

2010 P .2,718282 P = 1 . 012 , 0 2010 =866886.2,718282 P

877351 2010 =

P

4. Penduduk tahun 2011 adalah : 1 . 012 , 0 2010

2011 P .2,718282 P = 1 . 012 , 0 2011 =877351.2,718282 P

887942 2011 =


(32)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

5. Penduduk tahun 2012 adalah : 1 . 012 , 0 2011

2012 P .2,718282 P = 1 . 012 , 0 2012 =887942.2,718282 P

898661 2012 =

P

4.3 Peramalan Jumlah Produksi Padi

Dalam melakukan peramalan Jumlah Produksi Padi, penulis menggunakan Metode Analisis Regresi Linier Sederhana dengan rumus :

= a + bX.

Tabel 4.3.1 Peramalan dengan Metode Regresi Linier Sederhana

Tahun Periode

( )

i X

Produksi Padi

( )

Yi

( )

Xi

( )

Yi X 2

1998 1 410356 410356 1

1999 2 462317 924634 4

2000 3 449796 1349388 9

2001 4 463890 1855560 16

2002 5 468367 2341835 25

2003 6 495436 2972616 36

2004 7 481617 3371319 49

2005 8 440991 3527928 64

2006 9 367793 3310137 81

2007 10 483645 4836450 100

Jumlah 55 4524208 24900223 385

Dimana untuk mendapatkan nilai-nilai a dan b, dapat digunakan rumus berikut : b = 2 2 ) ( ) ( ) (

− − i i i i i i X X n Y X Y X n


(33)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

b =

(

) ( )(

)

( ) ( )

2 55 385 10 4524208 55 24900223 10 − − b = 3025 -3850 248831440 249002230− b = 825 170790

b = 207,02

X b Y

a= −

Y= n Yi

10 4524208 = Y

Y= 452420,8

n X

X =

i

10 55

=

X

X = 5,5

( )

5,5 02 , 207 8 , 452420 − = a 1138,61 8 , 452420 − = a 451282,19 = a

Dengan demikian, telah diperoleh masing-masing nilai untuk koefisien a dan b, sehingga dapat dibentuk persaamaan regresi linier Y atas X yaitu :


(34)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Menggunakan persamaan regresi tersebut di atas, maka dapat ditentukan peramalan tingkat produksi padi untuk tahun 2008 – 2012, yang perhitungannya adalah sebagi berikut :

1. Produksi padi untuk tahun 2008 : = 451282,19 + 207,02(11) = 453559,41

2. Produksi padi untuk tahun 2009 : = 451282,19 + 207,02(12) = 453766,43

3. Produksi padi untuk tahun 2010 : = 451282,19 + 207,02(13) = 453973,45

4. Produksi padi untuk tahun 2011 : = 451282,19 + 207,02(14) = 454180,47

5. Produksi padi untuk tahun 2012 : = 451282,19 + 207,02(15) = 454387,49

Dari hasil perhitungan di atas maka akan dapat dibentuk suatu tabel yang menggabungkan jumlah produksi padi pada tahun 1998 – 2007 beserta hasil peramalan produksi padi untuk tahun 2008 – 2012 sebagai berikut :


(35)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Tahun Periode Produksi Padi (ton)

1998 1 410356

1999 2 462317

2000 3 449796

2001 4 463890

2002 5 468367

2003 6 495436

2004 7 481617

2005 8 440991

2006 9 367793

2007 10 483645

2008* 11 453559,41 2009* 12 453766,43 2010* 13 453973,45 2011* 14 454180,47 2012* 15 454387,49

4.4 Analisis Kebutuhan Beras Dengan Jumlah Konsumsi Penduduk

Dari hasil perhitungan peramalan jumlah penduduk dan produksi padi di Kabupaten Simalungun di atas, maka dapat dilakukan suatu analisa untuk meramalkan jumlah kebutuhan penduduk akan beras untuk tahun 2008 – 2012.

Menurut data dari Dinas Pertanian Sumatera Utara bahwa jumlah konsumsi masyarakat akan beras di Kabupaten Simalungun adalah 136,85 kg perkapita pertahun. Sedangkan untuk konversi hasil produksi padi atau yang disebut gabah kering giling (GKG) ke beras adalah : 1 kg GKG = 0,64 kg beras.


(36)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Dengan ketetapan di atas, maka dapat dilakukan konversi jumlah produksi padi ke beras berikut jumlah konsumsi beras. Berikut contoh perhitungan konsumsi penduduk akan beras, yang didapat dengan mengalikan jumlah penduduk dengan besarnya konsumsi penduduk perkapita (136,85 kg):

1. Konsumsi beras tahun 1998 : 1998

Konsumsi = 867105 x 136,85

1998

Konsumsi = 118663319,3 kg

2. Konsumsi beras tahun 2012 : 2012

Konsumsi = 899661 x 136,85

2012

Konsumsi = 123118607,9 kg

Selanjutnya, contoh cara pengkonversian padi (GKG) menjadi beras, yang didapat dengan mengalikan jumlah produksi padi dengan ketetapan dari dinas pertanian (0,64) yaitu sebagai berikut :

1. Produksi beras tahun 1998 : 1998

Beras = 410356000 x 0,64

1998

Beras = 262627840 kg

2. Produksi beras tahun 2012 : 2012

Beras = 454387490 x 0,64

2012

Beras = 290807993,6 kg

Sesuai dengan contoh-contoh di atas, maka untuk tahun-tahun selanjutnya dapat dihitung dengan cara yang sama, sehingga dapat disusun dalam bentuk tabel seperti berikut :


(37)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Tabel 4.4.1 Peramalan Produksi Padi, Produksi Beras dan Selisihnya Serta Konsumsi Penduduk Kabupaten Simalungun

Tahun Penduduk (jiwa)

Prod. Padi (kg)

Prod. Beras (kg)

Konsumsi (kg)

Selisih (kg) 1998 867105 410356000 262627840 118663319,3 143964520,7 1999 827541 462317000 295882880 113248985,9 182633894,1 2000 855783 449796000 287869440 117113903,6 170755536,4 2001 863690 463890000 296889600 118195976,5 178693623,5 2002 808210 468367000 299754880 110603538,5 189151341,5 2003 808288 495436000 317079040 110614212,8 206464827,2 2004 823109 481617000 308234880 112642466,7 195592413,3 2005 831664 440991000 282234240 113813218,4 168421021,6 2006 841198 367793000 235387520 115117946,3 120269573,7 2007 846329 483645000 309532800 115820123,7 193712676,3 2008* 856546 453559410 290278022,4 117218320,1 173059702,3 2009* 866886 453766430 290410515,2 118633349,1 171777166,1 2010* 877351 453973450 290543008 120065484,4 170477523,7 2011* 887942 454180470 290675500,8 121514862,7 169160638,1 2012* 899661 454387490 290807993,6 123118607,9 167689385,8

Dari tabel di atas, dapat terlihat jelas bahwa pertumbuhan penduduk Kabupaten Simalungun setiap tahun terus mengalami peningkatan, yang bahkan mencapai 10.000 jiwa pertahun. Angka pertumbuhan yang cukup besar ini dapat menjadi suatu tolak ukur bagi pemerintah untuk mengawasi dan memperhatikan komoditas padi, khususnya yang dihasilkan oleh Kabupaten Simalungun sendiri, agar masyarakat Kabupaten Simalungun dapat selalu memenuhi kebutuhannya akan beras.

Suatu keuntungan bagi Kabupaten Simalungun ketika dimana peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan maningkatnya jumlah produksi padinya. Namun demikian, tabel di atas adalah hasil peramalan dan peramalan tersebut akan berubah


(38)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

apabila dalam kenyataannya ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi persamaan regresi linier seperti yang telah didapat di atas.

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM


(39)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dan yang telah disetujui, yang biasanya disajikan dalam bentuk komputerisasi.

Tujuan dari implementasi sistem adalah sebagai berikut :

1. Menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen sistem yang disetujui. 2. Menulis, menguji dan mendokumentasikan program-program dan

prosedur-prosedur yang diperlukan oleh dokumen desain sistem tersebut.

3. Memastikan bahwa orang lain dapat mengoperasikan sistem baru yang telah dibuat, untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang mereka hadapi yang disesuaikan dengan sistem yang telah dibuat.

4. Memperhitungkan bahwa sistem baru memenuhi permintaan pemakai lainnya.

5.2 Microsoft Excel

Dalam pengolahan data dan implementasi sistem untuk menyelesaikan permasalahan yang telah dibahas dalam Tugas Akhir ini, penulis menggunakan salah satu perangkat bagian dari Microsoft Office yaitu Microsoft Excel.

Microsoft Excel adalah salah satu software yang paling dikenal dan digemari untuk menyelesaikan persoalan-persoalan perhitungan. Hal ini juga didukung oleh


(40)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

fasilitas yang dimilikinya, dimana hampir semua program-program perhitungan statistik terkandung didalamnya, dan itulah alasan penulis memilih Microsoft Excel sebagai alat implementasi sistem.

Adapun cara untuk mengaktifkan Ms.Excel adalah : 1. Pada desktop, klik Start.

2. Kemudian pilih dan klik Programs.

3. Lalu pilih Microsoft Office, kemudian pilih dan klik Microsoft Office Excel, sehingga akan tampil jendela utama aplikasi Microsoft Office Excel pada layar monitor, seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar.5.2.1 Cara Pengaktifan Microsoft Excel


(41)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

5.3 Fungsi Regresi Linier Sederhana

Fungsi ini adalah fungsi yang dapat dilakukan untuk analisis data yang terdiri atas satu variabel bebas (X) dan satu variabel tak bebas (Y), dan cara penggunaan fungsi ini untuk menganalisis data hasil produksi padi pada bab 4 di atas adalah sebagai berikut :

1. Pertama-tama, masukkan data jumlah produksi beras (variabel Y), sedangkan untuk variabel X-nya adalah tahun produksi yang diubah menjadi urutan angka mulai 1 sampai dengan 10, seperti gambar berikut :

Gambar 5.3.1 Input Data Poduksi Padi Pada Microsoft Excel

2. Untuk menganalisis data tersebut, klik Tools lalu pilih dan klik Data Analysis. Namun bila opsi Data Analysis belum tersedia, maka sebelumnya klik Tools kemudian pilih dan klik Add Ins, pada jendela Add Ins tersebut centang opsi Analysis ToolPak dan klik Ok, dengan demikian maka opsi Data Analysis akan tersedia.


(42)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Gambar 5.3.2 Cara Pengaktifan Jendela Data Analysis

3. Pada jendela Data Analysis, pilih Regression dan klik Ok, sehingga akan tampil jendela Regression seperti berikut :

Gambar 5.3.3 Tampilan Jendela Regression Dari Data Analysis

4. Selanjutnya pada jendela Regresssion, masukkan range variabel Y pada ”Input Y range” dan range variabel X pada ”Input X range” (yaitu alamat variabel X dan Y pada lembar kerja), kemudian pada Output Options, pilih opsi New worksheet Ply, untuk menampilkan ’hasil analisis data pada sheet


(43)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Gambar 5.3.4 Hasil Pengolahan Data Fungsi Regresi

Dari hasil pengolahan data pada Microsoft Excel tersebut terlihat bahwa

Intercept (variabel a) pada sel B17 adalah 451282,2 dan Tahun (variabel b) pada sel B18 adalah 207, 0181818. Dengan demikian, dari hasil pengolahan Microsoft Excel tersebut didapat persamaan yang sama dengan perhitungan manual pada halaman 24 yaitu : = 451282,19 + 207,02X.

BAB 6


(44)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode peramalan yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk Kabupaten Simalungun adalah metode pertumbuhan penduduk secara eksponensial.

2. Metode peramalan yang digunakan untuk meramalkan jumlah produksi padi Kabupaten Simalungun adalah analisa regresi linier sederhana.

3. Untuk meramalkan jumlah penduduk Kabupaten Simalungun tahun 2008 – 2012, digunakan persamaan : Pt =Po.2,718282rt, sehingga untuk tahun 2008 adalah 856546, 2009 adalah 866886, 2010 adalah 877351, 2011 adalah 887942, 2012 adalah 899661.

4. Untuk meramalkan jumlah produksi padi Kabupaten Simalungun tahun 2008 – 2012, digunakan persamaan = 451282,19 + 207,02X , dimana untuk setiap variabel X untuk tahun yang diramalkan dimulai dari : 11 (2008) adalah 453559,41, 12 (2009) adalah 453766,43, 13 (2010) adalah 453973,45, 14(2011) adalah 454180,47, 15 (2012) adalah 454387,49.

5. Dengan menggunakan rumus konversi padi ke beras, maka dapat dihitung hasil produksi beras Kabupaten Simalungun tahun 2008 – 2012 sebagai berikut : 2008 = 290278022,4 kg beras, 2009 = 290410515,2 kg beras, 2010 =


(45)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

290543008 kg beras, 2011 = 290675500,8 kg beras, 2012 = 290807993,6 kg beras.

6. Dengan mengalikan jumlah penduduk dengan rata-rata konsumsi beras Kabupaten Simalungun, maka diperoleh jumlah konsumsi beras sebagai berikut : 2008 = 117218320,1 kg, 2009 = 118633349,1 kg, 2010 = 120065484,4 kg, 2011 = 121514862,7 kg, 2012 = 123118607,9 kg.

7. Dari tabel hasil permalan pada bab 4, produksi beras dari tahun 2008 – 2012 selalu mengalami peningkatan, dan terlihat juga bahwa setiap tahun Kabupaten Simalungun mengalami surplus beras.

6.2 Saran

1. Sebagai kabupaten yang terkenal dengan komoditas pertaniaan khususnya padi, pemerintah diharapkan selalu memperhatikan dan mengawasi harga padi di pasaran agar petani Simalungun selalu memilih padi sebagai komoditas unggulan untuk ditanam.

2. Sebagai Kabupaten dari sebuah Provinsi dengan konsumsi beras perkapita terbesar di Sumatera (menurut data dinas pertanian), Kabupaten Simalungun (Sumatera Utara) diharapkan dapat selalu diandalkan sebagai Kabupaten penghasil beras yang utama.


(46)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Sumatera Utara,BPS.2008.Simalungun Dalam Angka.BPS Sumatera Utara: Medan Sudjana. 2001. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.

Walpole Ronald E. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(1)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

5.3 Fungsi Regresi Linier Sederhana

Fungsi ini adalah fungsi yang dapat dilakukan untuk analisis data yang terdiri atas satu variabel bebas (X) dan satu variabel tak bebas (Y), dan cara penggunaan fungsi ini untuk menganalisis data hasil produksi padi pada bab 4 di atas adalah sebagai berikut :

1. Pertama-tama, masukkan data jumlah produksi beras (variabel Y), sedangkan untuk variabel X-nya adalah tahun produksi yang diubah menjadi urutan angka mulai 1 sampai dengan 10, seperti gambar berikut :

Gambar 5.3.1 Input Data Poduksi Padi Pada Microsoft Excel

2. Untuk menganalisis data tersebut, klik Tools lalu pilih dan klik Data Analysis. Namun bila opsi Data Analysis belum tersedia, maka sebelumnya klik Tools kemudian pilih dan klik Add Ins, pada jendela Add Ins tersebut centang opsi Analysis ToolPak dan klik Ok, dengan demikian maka opsi Data Analysis akan tersedia.


(2)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Gambar 5.3.2 Cara Pengaktifan Jendela Data Analysis

3. Pada jendela Data Analysis, pilih Regression dan klik Ok, sehingga akan tampil jendela Regression seperti berikut :

Gambar 5.3.3 Tampilan Jendela Regression Dari Data Analysis

4. Selanjutnya pada jendela Regresssion, masukkan range variabel Y pada ”Input Y range” dan range variabel X pada ”Input X range” (yaitu alamat variabel X dan Y pada lembar kerja), kemudian pada Output Options, pilih opsi New worksheet Ply, untuk menampilkan ’hasil analisis data pada sheet yang baru.


(3)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Gambar 5.3.4 Hasil Pengolahan Data Fungsi Regresi

Dari hasil pengolahan data pada Microsoft Excel tersebut terlihat bahwa Intercept (variabel a) pada sel B17 adalah 451282,2 dan Tahun (variabel b) pada sel B18 adalah 207, 0181818. Dengan demikian, dari hasil pengolahan Microsoft Excel tersebut didapat persamaan yang sama dengan perhitungan manual pada halaman 24 yaitu : = 451282,19 + 207,02X.

BAB 6


(4)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode peramalan yang digunakan untuk meramalkan jumlah penduduk Kabupaten Simalungun adalah metode pertumbuhan penduduk secara eksponensial.

2. Metode peramalan yang digunakan untuk meramalkan jumlah produksi padi Kabupaten Simalungun adalah analisa regresi linier sederhana.

3. Untuk meramalkan jumlah penduduk Kabupaten Simalungun tahun 2008 – 2012, digunakan persamaan : Pt =Po.2,718282rt, sehingga untuk tahun 2008 adalah 856546, 2009 adalah 866886, 2010 adalah 877351, 2011 adalah 887942, 2012 adalah 899661.

4. Untuk meramalkan jumlah produksi padi Kabupaten Simalungun tahun 2008 – 2012, digunakan persamaan = 451282,19 + 207,02X , dimana untuk setiap variabel X untuk tahun yang diramalkan dimulai dari : 11 (2008) adalah 453559,41, 12 (2009) adalah 453766,43, 13 (2010) adalah 453973,45, 14(2011) adalah 454180,47, 15 (2012) adalah 454387,49.

5. Dengan menggunakan rumus konversi padi ke beras, maka dapat dihitung hasil produksi beras Kabupaten Simalungun tahun 2008 – 2012 sebagai berikut : 2008 = 290278022,4 kg beras, 2009 = 290410515,2 kg beras, 2010 =


(5)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

290543008 kg beras, 2011 = 290675500,8 kg beras, 2012 = 290807993,6 kg beras.

6. Dengan mengalikan jumlah penduduk dengan rata-rata konsumsi beras Kabupaten Simalungun, maka diperoleh jumlah konsumsi beras sebagai berikut : 2008 = 117218320,1 kg, 2009 = 118633349,1 kg, 2010 = 120065484,4 kg, 2011 = 121514862,7 kg, 2012 = 123118607,9 kg.

7. Dari tabel hasil permalan pada bab 4, produksi beras dari tahun 2008 – 2012 selalu mengalami peningkatan, dan terlihat juga bahwa setiap tahun Kabupaten Simalungun mengalami surplus beras.

6.2 Saran

1. Sebagai kabupaten yang terkenal dengan komoditas pertaniaan khususnya padi, pemerintah diharapkan selalu memperhatikan dan mengawasi harga padi di pasaran agar petani Simalungun selalu memilih padi sebagai komoditas unggulan untuk ditanam.

2. Sebagai Kabupaten dari sebuah Provinsi dengan konsumsi beras perkapita terbesar di Sumatera (menurut data dinas pertanian), Kabupaten Simalungun (Sumatera Utara) diharapkan dapat selalu diandalkan sebagai Kabupaten penghasil beras yang utama.


(6)

Binara Tua Josen S : Peramalan Jumlah Kebutuhan Beras Dan Produksi Padi Di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2008-2012, 2009.

Sumatera Utara,BPS.2008.Simalungun Dalam Angka.BPS Sumatera Utara: Medan Sudjana. 2001. Metode Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.

Walpole Ronald E. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.