metode destilasi air minyak atsiri pada herba serai wangi andropogon nardus linn

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI
WANGI (Andropogon nardus Linn.)

Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari
Poltekkes Kemenkes Surakarta

ABSTRAK
Minyak atsiri merupakan minyak mudah menguap atau minyak terbang
yang umumnya berwujud cairan diperoleh dari bagian tanaman akar, kulit,
batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara destilasi. Tanaman
yang mengandung minyak atsiri dan berpotensi untuk dikembangkan adalah
tanaman serai wangi (Andropogon nardus Linn.). Minyak atsiri dari herba
serai wangi diperoleh dengan cara pengepresan. Selain itu, minyak atsiri herba
serai wangi diperoleh dengan cara destilasi air. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui isolasi minyak atsiri herba serai wangi dengan metode destilasi air.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan sampel
sebanyak 300 gram. Pengumpulan data diperoleh dari analisa parameter mutu
simplisia (kadar air), identifikasi minyak atsiri secara umum, dan analisa parameter
mutu minyak atsiri (rendemen, uji organoleptik, dan bobot jenis). Hasil analisa
parameter simplisia herba serai wangi diperoleh kadar air segar 42 % dan kering 6
%; hasil isolasi minyak atsiri dari 300 gram sampel herba serai wangi segar

diperoleh 2,01 ml dan kering diperoleh 2,16 ml dengan hasil rendemen minyak
atsiri herba serai wangi segar sebesar 0,67 % v/b dan kering sebesar 0,72 % v/b;
hasil identifikasi minyak atsiri secara umum menunjukkan herba serai wangi
mengandung minyak atsiri; bobot jenis minyak atsiri herba serai wangi segar
sebesar 0,872 gr/ml dan kering sebesar 0,878 gr/m. Isolasi minyak atsiri herba
serai wangi segar dan kering menggunakan metode destilasi air , dari hasil
pengujian rendemen, bobot jenis minyak atsiri sampel herba serai wangi kering
lebih bagus karena sesuai standar.
Kata Kunci: Minyak atsiri, serai wangi, parameter mutu simplisia, identifikasi
secara umum, parameter mutu minyak atsiri

dunia semakin meningkat seiring

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara
yang

memiliki

keanekaragaman


dengan meningkatnya perkembangan
industri

modern

seperti

industri

tumbuhan yang dapat dimanfaatkan

parfum, kosmetik, makanan, aroma

sebagai salah satu sumber minyak

terapi dan obat-obatan (Feriyanto,

atsiri. Kebutuhan


2013).

minyak atsiri

Minyak

atsiri

di

bidang

minyak atsiri yang sukar dipisahkan

kesehatan dapat digunakan sebagai

menjadi

komponen


antiseptik, antiinflamasi,

contohnya:

minyak

analgetik,

murninya,
nilam

dan

dan sedatif (Yuliani dan Satuhu,

minyak

2012). Minyak atsiri saat ini sudah

2004). Hasil


dikembangkan

menjadi

berbeda dipengaruhi oleh dua faktor,

komoditas ekspor Indonesia yang

yaitu umur tanaman dan jumlah

meliputi minyak atsiri dari nilam,

curah hujan (Guenther, 1990).

akar

wangi,

dan


kenanga (Sastrohamidjojo,
minyak atsiri yang

pala, cengkeh, serai

Tanaman yang mengandung

wangi, kenanga, kayu putih, cendana,

minyak atsiri dan berpotensi untuk

lada, dan kayu manis.

dikembangkan adalah tanaman serai

Minyak atsiri dikenal dengan

wangi. Tanaman serai wangi dibagi


istilah minyak mudah menguap atau

menjadi dua jenis, mahapengeri dan

minyak

merupakan

lenabatu. Mahapengeri mempunyai

senyawa yang umumnya berwujud

bentuk daun yang lebih pendek dan

cairan, diperoleh dari bagian tanaman

lebih luas dibandingkan dengan daun

akar, kulit, batang, daun, buah, biji,


lenabatu

maupun dari bunga dengan cara

2012). Serai wangi ( Andropogon

penyulingan. Minyak atsiri dapat

nardus Linn.), merupakan tanaman

diperoleh

ekstraksi

rumput-rumputan tegak, menahun

organik

dengan tinggi 50-100 cm. Herba


maupun dengan cara dipres atau

serai wangi mengandung saponin,

dikempa

flavonoid, polifenol,

terbang,

secara

menggunakan

pelarut

dan

secara


enzimatik.

(Yuliani

dan

dan

Satuhu,

minyak

Minyak atsiri dapat dibagi menjadi

atsiri (Depkes RI, 2001). Tanaman

dua kelompok:

minyak


serai wangi dapat digunakan untuk

dipisahkan

pengobatan dan dapat dimanfaatkan

menjadi komponen-komponen atau

sebagai bahan sabun, obat nyamuk,

penyusun

serta aroma terapi.

atsiri

yang

Pertama,
mudah

murninya, contohnya:

minyak serai, minyak daun cengkeh,
minyak

permen,

dan

minyak

terpentin. Kelompok kedua adalah

Minyak

atsiri

dari

herba

serai wangi diperoleh dengan cara
pengepresan. Selain

itu, minyak

atsiri

herba

dapat

Berdasarkan latar belakang di

destilasi.

atas peneliti tertarik untuk melakukan

Prinsip destilasi adalah untuk isolasi

penelitian dengan judul: Metode

atau

destilasi air minyak atsiri pada herba

diperoleh

serai

dengan

wangi
cara

pemisahan dua

atau

lebih

komponen zat cair berdasarkan titik

serai

didih, pada metode destilasi air ini

Linn.).

wangi (Andropogon nardus

bahan yang akan didestilasi kontak
langsung

dengan

air mendidih,

METODE

bahan tersebut mengapung diatas

Jenis

penelitian

yang

air atau terendam secara sempurna

digunakan

(Sastrohamidjojo, 2004).

deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

Hasil

destilasi

umumnya

bertujuan

adalah

untuk

penelitian

mendapatkan

berupa minyak atsiri kasar yang

gambaran yang akurat dari sejumlah

mengandung air,

karakteristik masalah yang diteliti

diperlukan proses

untuk penarikan air dari minyak atsiri
agar

kualitas

minyak

(Suyanto, 2011).

atsiri

Penelitian

ini

hanya

meningkat dan warna menjadi lebih

menggambarkan cara isolasi herba

jernih.

penelitian

serai wangi basah dan kering, serta

metode

untuk mengetahui hasil parameter

Hasil

Arswendiyumna

(2011),

penarikan air menggunakan Natrium

mutu

Sulfat (Na2SO4) anhidrat, dimana air

identifikasi

akan ditarik oleh

Na2SO4 anhidrat

umum dan parameter mutu minyak

dihasilkan minyak atsiri

atsiri (rendemen minyak atsiri, uji

hingga

dengan kemurnian yang

tinggi.

simplisia
minyak

(kadar
atsiri

air),
secara

organoleptik, dan bobot jenis).

Minyak atsiri yang sudah diisolasi

Alat. Satu set alat destilasi air, neraca

perlu dilakukan pemeriksaan minyak

analitik, botol vial, erlenmeyer, gelas

atsiri untuk mengidentifikasi secara

ukur, beker glass, Oven, cawan,

kualitatif dengan cara

neraca analitik, desikator, Kertas

identifikasi

minyak atsiri secara umum
dianalisa
atsiri.

dan

saring, Timbangan listrik, Kertas

parameter mutu minyak

saring, pipet, Piknometer, neraca
analitik, thermometer, bejana, labu

ukur.

didinginkan dalam eksikator dan

Bahan. Masing-masing herba serai

ditimbang, perlakuan ini diulangi

wangi basah dan kering 300gram,

sampai tercapai berat konstan. Kadar

Na2SO4 anhidrat, vasellin, Simplisia

air dihitung berdasarkan rumus:

herba serai wangi kering, Minyak
atsiri herba serai wangi basah dan
kering, Simplisia herba serai wangi
basah

dan

kering,

Aquades,

Tahap Persiapan Sampel Herba

Keterangan :
a = berat cawan dan sampel akhir (g)
b = berat cawan (g)
c = berat sampel awal (g)

Serai Wangi

Isolasi Minyak Atsiri

Panen dilakukan pagi hari untuk

Menimbang masing-masing bahan

menghindari

minyak

sebanyak 300 gram simplisia herba

dilakukan

serai wangi kering dan herba serai

sampai pangkal daun, kemudian

wangi segar, kemudian dilakukan

disortasi bahan herba serai wangi,

perajangan

dicuci, dan ditiriskan. Penanganan

bahan ±2 cm. Bahan herba serai

bahan herba serai wangi dengan

wangi segar dan kering dimasukan

pemisahan herba serai wangi segar

dalam labu destilasi diisi

dan

aquades

Bongkahan es, air,

atsiri.

penguapan

Pemangkasan

kering.

dikeringkan

Herba

serai

wangi

dengan cara diangin-

pada

sampai

masing-masing

dengan

seluruh

bahan

terendam dalam aquades selama 4,5

anginkan selama tiga hari.

jam. Minyak atsiri hasil destilasi

Tahap Pelaksanaan

ditambahkan

Analisa Parameter Mutu Simplisia

dengan

Pengukuran Kadar Air

erlenmeyer untuk menyerap aquades

Menimbang simplisia sebanyak 1-2

yang masih terdapat dalam minyak

gram dikeringkan dalam oven pada

atsiri. Minyak

atsiri

suhu 40˚C selama 5 jam tergantung

terpisah

aquades,

bahannya,

masing dipindahkan ke dalam botol

dalam

kemudian didinginkan

eksikator

dan

ditimbang.

Panaskan lagi dalam oven 30 menit,

dosis

dari

Na2SO4
2-5%

anhidrat
ke

dalam

yang

telah

masing-

vial dan dianalisa lebih lanjut.
Identifikasi Minyak Atsiri secara

Umum

tidak berbau, kemudian mencium

Meneteskan satu tetes minyak atsiri

aromanya.

pada sepotong kertas saring. Bila

c. Pengukuran Bobot Jenis Minyak

dibiarkan, maka minyak atsiri akan

Atsiri (B2P2T00T, 2008)

menguap dengan sempurna tanpa

Piknometer

meninggalkan noda transparan.

dalam keadaan bersih, setelah itu

Analisa Parameter Mutu Minyak

piknometer diisi dengan aquades

Atsiri

hingga penuh lalu direndam dalam

a. Pengukuran Rendemen Minyak

bejana yang berisi air es hingga

Atsiri (Arswendiyumna, 2011)

suhu

Minyak atsiri yang sudah terpisah

gelembung

dengan

dan dipindahkan

piknometer dan diambil dari bejana,

dalam botol vial, masing-masing

kemudian piknometer dilap dengan

minyak atsiri yang diperoleh dihitung

tisu

rendemennya.

piknometer yang berisi aquades.

b. Uji Organoleptik (Prayitno, 2006)

Piknometer kosong diisi

1)

atsiri

aquades

Bentuk. Uji

pengamatan

organoleptik

mencapai

ditimbang

25˚C

(hindari

udara),

hingga kering,

hingga penuh,

ditutup

ditimbang

minyak
dipasang

dilakukan

thermometer, setelah itu piknometer

dengan pengamatan secara langsung.

yang berisi minyak atsiri direndam

2)

warna

dalam bejana, amati suhu yang

dilakukan dengan cara visual atau

tertera pada thermometer, jika suhu

dengan kasat mata.

menunjukkan

3)

bentuk

kosong

Warna. Penentuan

Rasa.

Uji

25˚C

di

tutup

organoleptik

piknometer dan diambil dari bejana,

berdasarkan rasa dilakukan dengan

kemudian dilap dengan tisu hingga

mencampurkan satu tetes minyak

kering dan ditimbang. Hitung bobot

atsiri dengan sepuluh tetes aquades,

jenis minyak atsiri dengan rumus:

kemudian mencicipinya.
4)

Bau.

Uji

organoleptik

berdasarkan bau dilakukan dengan
meneteskan minyak atsiri sebanyak

Analisis Hasil

2 tetes di atas kertas saring yang

Data

yang

diperoleh

saat

pengumpulan

data

meliputi:

masing sebanyak 300 gram yang

Parameter mutu simplisia (kadar air),

diperoleh dari Etalase Jurusan Jamu

Identifikasi minyak atsiri

secara

Kemenkes

umum, dan Parameter mutu minyak

dilakukan

atsiri herba serai wangi (rendemen

menghindari

minyak atsiri, uji organoleptik, dan

atsiri dan pemangkasan dilakukan

bobot jenis).

sampai

Analisis data pada

Surakarta.
pagi

Panen

hari

untuk

penguapan

minyak

pangkal

daun,

sebelum

penelitian ini menggunakan analisis

dilakukan proses selanjutnya sampel

univariat yaitu menjelaskan atau

diperlukan perlakuan pendahuluan

mendeskripsikan karakteristik setiap

yaitu proses

variabel

meliputi penanganan bahan baku

penelitian

(Notoatmodjo,

pasca

panen

pencucian,

yang

2012). Data disajikan dalam bentuk

(sortasi),

penirisan,

persentase. Hasil -hasil pengukuran

perajangan, pemisahan sampel, dan

dibandingkan dengan standar yang

dikeringkan dengan cara diangin-

sudah ada atau standar SNI.

anginkan selama tiga hari.
Analisa Parameter Mutu Simplisia

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Kadar air herba serai wangi

Persiapan Sampel Herba Serai

Penentuan

Wangi.

dengan mengeringkan herba serai

kadar

air

dilakukan

yang digunakan dalam

wangi dalam oven pada suhu 40˚C

penelitian ini adalah herba serai

selama 5 jam, kemudian didinginkan

wangi segar dan kering masing-

dan ditimbang.

Sampel

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Air Simplisia Herba Serai Wangi

Berdasarkan

tabel

1,

dapat

bahwa kadar air simplisia herba

diketahui kadar air simplisia herba

serai wangi

serai wangi diperoleh kadar sebesar

Etalase

6 %, dari data di atas menunjukan

Kemenkes

yang diperoleh dari

Jurusan

Jamu

Poltekkes

RI Surakarta sudah

memenuhi standar

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22