ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HOLDING PERIOD SAHAM BIASA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERCATAT DALAM INDEX LQ45

ABSTRACT

The aim of this study is to know and analyze variables influencing holding period of common stock on public firm listed in LQ 45 Index, that are firms generally have good performance assessed based on both market performance and firm fundamental, then analyzing the dominance influencing variable.

This study is conducted in Jakarta Stock Exchange with population of stocks listed in LQ 45 index in period of 2000 – 2001 with the total of 64 firms. The Sample Taking Method is purposive sampling with the criteria that the firms at least listed twice in LQ45 index on the study period. The Analysis method used to analyze independent variables: spread, market value, variance return, and dividend pay out ratio and dependent variable: holding period is two stage least squares multiple regression model, since there is possibility that the correlation of bid-ask spread from the current period and bid-ask spread and holding period from the previous period for every stock take place simultaneously.

Results show that partially bid-ask spread variable that constitutes the different value between the highest price provided paid by buyer with the lowest price offered by seller has significance positive correlation on holding period of common stock and there is inverse correlation/significance negative between variance return variable that reflect the risk rate from stock effected by fluctuation of stock price and holding period of common stock. While, simultaneously, there is no significance correlation between dependent variable and independent variable that means bid- ask spread, market value, variance return and dividend pay out ratio can’t describe variation from holding period variable.

Keywords: holding period, common stock.

PENDAHULUAN

mal ataupun perubahan –perubahan yang dilakukan merupakan usaha

Akhir –akhir ini peranan pasar menggali potensi yang belum tergarap modal di Indonesia semakin dirasakan

maksimal. Akses dana dari pasar modal peran pentingnnya dalam memobilisasi

telah mengundang banyak perusahaan dana untuk menunjang pembangunan

untuk menyerap dana dari masyarakat nasional. Kerjasama antara Bursa Efek

guna meningkatkan pro-duktivitas kerja Jakarta (BEJ) dengan Jawa Post,

melalui ekspansi usaha dan/atau sosialisasi Bursa Efek Surabaya di Mal –

mengadakan

pembenahan

struktur struktur

langsung dalam aktiva riil yang Pasar

modal di

Indonesia,

diperlukan untuk investasi.

walaupun instrumen –instrumennya Dalam proses pelaksanaannya (pe- yang memung-kinkan memobilisasi

mindahan dana), pasar modal Indonesia dana masih relatif terbatas jika

menggunakan order driven market dibanding di negara –negara maju

system dan continous ouction system. sehingga pasar modal mampu menjadi

Order driven market system berarti penggerak ekonomi, tetapi dalam

bahwa penjual dan pembeli sekuritas usianya yang relatif muda telah menjadi

yang ingin melakukan transaksi harus wahana penting di luar perbankan

melalui seorang broker. Investor tidak apalagi setelah sektor perbankan tidak

dapat secara langsung melakukan lagi menjalankan fungsi intermediasi

transaksi di lantai bursa dan hanya dengan normal.

seorang broker yang dapat melakukan Serangkaian

transaksi jual-beli di lantai bursa ekonomi yang dikenal dengan paket

paket

kebijakan

berdasarkan perintah atau instruksi dari Desember 1987 (Pakdes 1987), paket

investor.

Oktober 1988 (Pakto 1988), serta paket Pada sistem otomatisasi yang telah Desember 1988 (Pakdes 1988) telah

diterapkan di Bursa Efek Jakarta yaitu memberikan dampak pada pertumbuhan

dengan Jakarta Automated Trading pasar modal di Indonesia, khususnya di

broker Bursa Efek Jakarta (BEJ) bisa dilihat

System (JATS),

seorang

memasukkan order dari investor ke dari pertumbuhan jumlah perusahaan

work station di lantai bursa untuk yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

kemudian diproses oleh komputer. beserta nilai kapitalisasinya. Jumlah

JATS yang akan mempertemukan harga perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

transaksi yang cocok dengan mem- Jakarta beserta kapitalisasi pasar

pertimbangkan urutan dan waktu dari meningkat yaitu dari 123 emiten dengan

order tersebut. Di sisi lain seorang nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp. 14,2

broker akan mendapatkan imbalan trilyun pada tahun 1990 menjadi 253

berupa fee atas jasa-jasa yang telah emiten dengan nilai kapitalisasi pasar

diberikan kepada investor sebesar sebesar Rp. 215,0 trilyun pada tahun

kesepakatan yang telah di tetapkan 1996 dan sedikit menurun menjadi

sebelumnya dengan pemodal.

203,3 trilyun pada tahun 1998 (PT.

continous auction Bursa Efek Jakarta : 1998).

Sedangkan

system atau yang biasa disebut dengan Perkembangan pasar modal yang

sistem lelang kontinyu adalah bahwa semakin baik memiliki peran penting

harga transaksi yang terjadi atas suatu dalam meningkatkan pertumbuhan eko-

saham tertentu ditentukan oleh tingkat nomi karena pasar modal mempunyai 2

tingkat fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

penawaran (supply)

dan

permintaan (demand) dari para investor. keuangan (Husnan, 1995). Dalam

Bagi calon investor mengajukan melak-sanakan fungsi ekonomi, pasar

instruksi beli kepada broker untuk modal menyediakan fasilitas untuk

melakukan pembelian atas saham memindahkan dana dari pihak yang

tertentu dengan harga, jumlah, jenis mempunyai ke-lebihan dana (pemodal)

order dan jenis saham yang ditentukan ke pihak yang memerlukan dana.

oleh investor. Demikian juga untuk Sementara dalam melaksanakan fungsi

order beli, cara yang sama akan keuangan, pasar modal menyediakan

diterapkan oleh investor.

dana yang diperlukan oleh pihak –pihak Pada mekanisme sistem transaksi yang memerlukan dana, dan pihak yang

ini dapat terjadi apa yang dinamakan mempunyai

kelebihan

dana

dengan bid price, yaitu harga tertinggi dengan bid price, yaitu harga tertinggi

secara membeli dan ask price, yaitu harga

informasi

didistribusikan

asimetri kepada para pelaku pasar.

terendah yang ditawarkan penjual untuk Studi yang dilakukan oleh Atkins menjual. Besarnya selisih antara bid

dan Dyl (1997) yang meneliti faktor – price dan ask price yang selanjutnya

faktor yang mempengaruhi keputusan disebut dengan bid-ask spread tersebut

investasi saham biasa oleh investor dipengaruhi

lamanya pertimbangan keputusan investasi yang

kepemilikan suatu saham. Penelitian ini dilakukan oleh investor dalam rangka

berlandaskan teori yang disimpulkan mendapatkan gain atau net return yang

oleh Amihud dan Mendelson (1986) optimal dan mengurangi tingkat resiko

bahwa aset dengan transaction cost serendah-rendahnya.

yang lebih tinggi akan ditahan/dimiliki investor pemegang saham biasa,

Bagi

seorang

lebih lama oleh investor dan sebaliknya besarnya spread atau selisih antara bid

aset dengan transaction cost lebih price dan ask price akan sangat

rendah akan ditahan/dimiliki oleh mempengaruhi

investor dalam waktu yang relatif investor

lamanya

seorang

pendek. Hasil studi Atkins dan Dyl memegang aset yang dimilikinya.

dalam menahan

atau

(1997) yang dilakukan di New York Perbedaan harga saham jual (ask

Stock Exchange (NYSE) dan Nasdaq price ) dan harga beli (bid price)

periode 1975 hingga 1991 dengan mempengaruhi tingkat likuiditas saham

jumlah sampel 32.000 perusahaan tersebut. Semakin kecil perbedaan

menemukan bahwa lamanya investor (spread) harga saham, maka semakin

(holding period) memegang saham likuid saham tersebut, sehingga akan

biasa dipengaruhi oleh bid-ask spread, diminati oleh pasar, dan pada akhirnya

market value dan variance return. dapat meningkatkan harga saham pada

Selain itu pula hubungan antara kedua periode selanjutnya.

variabel tersebut lebih kuat di Nasdaq Teori tentang bid ask spread

besar mengemukakan bahwa pelaku pasar

yang

spread nya

lebih

di NYSE yang mempersiapkan spread untuk menutup

dibandingkan

spread nya lebih kecil.

tiga tipe biaya: biaya pemrosesan

yang pesanan (order processing cost), biaya

Sedangkan

penelitian

dilakukan Lenny dan Indriantoro (1999) pengendalian persediaan (inventory

lamanya control cost ), dan biaya yang timbul

menyimpulkan

bahwa

kepemilikan suatu saham biasa di Bursa akibat menghindari kerugian (adverse

Efek Jakarta periode 1995 sampai 1996 selection cost ). Biaya pemrosesan

bid-ask pesanan meliputi biaya –biaya dalam

dipengaruhi

faktor-faktor

spread, market value dan variance mempertahankan keberadaan dealer

return serta menemukan bahwa market secara terus menerus di pasar dan biaya

value merupakan faktor yang paling administrasi dari perubahan nama.

lamanya Biaya pengendalian persediaan terdiri

berpengaruh

terhadap

kepemilikan suatu saham, yang berarti dari biaya opportunity dan resiko harga

perusahaan, jual-beli, pencatatan transaksi-transaksi,

semakin besar

nilai

investor-investor di BEJ akan semakin dan

lama dalam menahan kepemilikan lainnya. Biaya untuk menghindari

aktivitas-aktivitas

pembukuan

sahamnya. Hal ini tidak konsisten kerugian

dengan penelitian sebelumnya yang kepada dealer untuk resiko perdagangan

memberikan

kompensasi

dilakukan oleh Atkins dan Dyl (1997) dengan

yang menghasilkan kesimpulan bid ask memiliki informasi lebih baik tentang

individu-individu

yang

spread yang merupakan fungsi dari harga keseimbangan sekuritas. Dengan

transaction cost dan return yang kata lain biaya ini muncul karena

menunjukkan

volatilitas

(fluktuasi (fluktuasi

mengetahui pengaruh variabel – sahamnya. Maka dari itu peneliti

variabel bid – ask spread, market tertarik

value , variance return dan dividend pay penelitian Atkins dan Dyl (1997).

untuk menguji

kembali

out ratio secara simultan maupun Variabel

parsial terhadap holding period saham berpengaruh terhadap holding period

lain yang

diduga

biasa pada perusahaan go public yang investor terhadap saham biasa adalah

tercatat dalam index LQ45; (2) kebijakan dividen (dividend policy)

mengetahui variabel yang paling perusahaan, dalam hal ini dividend pay

berpengaruh terhadap holding period out ratio. Penelitian yang dilakukan

saham biasa pada perusahaan go public oleh Howe dan Lin (1992), Chiang dan

yang tercatat dalam index LQ45.

Venkatesk (1988), Helman (1998), Akhigbe dan Madura (1996), Mitra dan Rasyid (1997) membuktikan adanya

KERANGKA KONSEP DAN

hubungan negatif signifikan antara

HIPOTESIS

kebijakan dividen dengan bid-ask spread yang berarti saham-saham

yang perusahaan yang membagikan dividen

Kerangka

konseptual

mendasari penelitian ini disajikan pada akan lebih liquid dibandingkan dengan

Gambar 1. Lamanya seorang investor perusahaan yang tidak membagikan

menahan dananya pada saham tertentu dividen. Jika hal ini dikaitkan dengan

untuk waktu tertentu merupakan hal penelitian yang dilakukan Suharsono

yang menarik untuk diteliti. Ini (1999) bahwa keputusan pembelian

investor/pemilik saham di kalangan investor lokal

dikarenakan

para

saham bebas untuk memilih jenis saham dipengaruhi

selain besar serta lamanya memegang pembelian saham, dan di antara motif

oleh faktor

motif

dengan pembelian saham yang paling banyak

financial

asset tersebut

pertimbangan untuk mengurangi resiko mewarnai adalah motif pendapatan

untuk yaitu investor mengharap penghasilan

sampai

serendah-rendahnya

mendapatkan gain yang optimal. dari dividen yang memadai, sehingga

Penelitian tentang faktor-faktor yang dengan

mempengaruhi keputusan investasi dilakukan diharapkan investor akan

kebijakan dividen

yang

saham biasa oleh investor khususnya memegang / menahan sekuritas tersebut

terhadap lamanya kepemilikan suatu dalam jangka waktu pendek/panjang.

saham yang dilakukan Atkin dan Dyl Masalah penelitian ini dirumuskan

(1997) menunjukkan bahwa panjangnya sebagai: (1) Apakah variabel –variabel

holding period investor berhubungan bid – ask spread, market value,

positif dengan bid –ask spread, yang variance return dan dividend pay out

ditemukannya ratio berpengaruh secara simultan

dibuktikan

dengan

hubungan yang lebih kuat antara kedua maupun parsial terhadap holding period

variabel tersebut di NASDAQ yang saham biasa pada perusahaan go public

mempunyai spread lebih besar daripada yang tercatat dalam index LQ45; (2)

di NYSE. Hal ini konsisten dengan Manakah diantara variabel – variabel

penelitian yang dilakukan Amihud dan bid – ask spread, market value,

Mendelson (1986) yang membuktikan variance return dan dividend pay out

bahwa asset dengan spread lebih besar ratio yang paling berpengaruh terhadap

pada suatu portofolio akan mempunyai holding period saham biasa pada

peluang holding period lebih panjang, perusahaan go public yang tercatat

juga sebaliknya asset dengan bid –ask dalam index LQ45.

spread lebih

kecil

akan

di di

perusahaan pendek.

Besarnya

ukuran

mempunyai hubungan negatif dengan Pada

beta ( ), yaitu tingkat resiko portofolio Demsetz (1968) menguji pentingnya

penelitian

sebelumnya

pasar. bid-ask spread terhadap keputusan

Perusahaan besar dianggap mempunyai investasi,

dengan menghubungkan resiko lebih kecil dibandingkan dengan antara spread dengan transaction cost

perusahaan kecil, karena perusahaan yang memprediksikan bahwa asset yang

besar dianggap lebih mempunyai akses memiliki spread yang lebih besar

ke pasar modal (Jogiyanto, 1998). Hal menghasilkan expected return yang

ini diperkuat dengan temuan Lenny dan lebih tinggi pula, dan bahwa terjadi

Indriantoro (1999), Subali (2001) dalam clientele effect dimana investor dengan

penelitiannya tentang faktor-faktor yang holding period yang lebih lama memilih

mempengaruhi lamanya kepemilikan asset yang memiliki spread besar. Hasil

pada saham biasa di Bursa Efek Jakarta dari penelitian ini menunjukkan bahwa

menunjukkan bahwa market value yang expected return akan meningkat seiring

menunjukkan ukuran perusahaan adalah dengan

merupakan faktor yang paling dominan konsekwensinya asset yang memiliki

holding

period dan

lamanya spread besar menghasilkan net return

dalam

menentukan

kepemilikan (holding period) saham yang lebih besar kepada pemegangnya.

biasa, makin besarnya market value, Akibatnya

makin lama pula saham ditahan dan holding period yang panjang dapat

menahan asset yang memiliki spread Di Bursa Efek Jakarta kebanyakan besar.

investor masih menganggap bahwa Studi yang berhubungan dengan

perusahaan besar biasanya lebih stabil faktor penentu bid-ask spread oleh

keuangannya serta didukung oleh Tinic (1972), Benston dan Hagerman

analis-analis yang kompeten sehingga (1974), dan Stoll (1978), kemudian

mampu menghasilkan laporan dan Branch dan Freed (1977), Hamilton

yang (1976) dan Marsh dan Rock (1986) juga

informasi

keuangan

antara menulis artikel tentang besarnya bid-ask

memperpendek

jarak

pengharapan investor dengan yang spread di berbagai pasar. Selanjutnya

sebenarnya terjadi di perusahaan. Selain Stoll dan Whaley (1983), Keim (1989)

itu dengan berinvestasi di perusahaan dan Atkins dan Dyl (1990) meneliti

yang lebih besar, biasanya beresiko peran bid-ask spread dalam penjelasan

lebih kecil dan sahamnya juga memiliki terhadap anomali pasar modal. Dari

kestabilan yang lebih besar dalam keseluruhan penelitian di atas dapat di

parameter distribusi return investor. ambil kesimpulan sementara bahwa bid-

investor ask spread mempengaruhi frekuensi

Hal ini

memungkinkan

membutuhkan lebih sedikit portofolio perdagangan dan menyebabkan investor

penyeimbang kembali dengan saham mengharapkan untuk menahan lebih

perusahaan besar dan rata-rata waktu panjang (pendek) asset yang memiliki

kepemilikannya akan lebih panjang, biaya transaksi tinggi (rendah). Maka

ini dalam penelitian ini dirumuskan

dikembangkan hipotesis alternatif hipotesis alternatif sebagai berikut:

sebagai berikut:

H1.1: Diduga bid –ask

H1.2: Diduga market value mempunyai mempunyai

spread

signifikan positifsignifikan

terhadap holding period saham holding period saham biasa pada

terhadap

biasa pada perusahaan go public perusahaan go public yang

yang tercatat dalam index LQ45. tercatat dalam index LQ45.

menunjukkan tingkat informasi asimetri yang terjadi antara pasar di satu pihak

Ketidakseimbangan

informasi

yang lebih tinggi menyebabkan spread dan manajemen

lebih besar sehingga dari keadaan ini mengakibatkan harga saham dinilai

investor mengharapkan return yang terlalu rendah (undervalue) berarti

peneliti informasi tidak menguntungkan, dan

membuktikan bahwa kebijakan dividen akan dinilai terlalu tinggi (overvalue)

negatif berarti

mempunyai

hubungan

informasi menguntungkan. signifikan dengan bid-ask spread Sehingga

(Howe dan Lin (1992), dan Helman menyampaikan sinyal informasi ke

manajemen

perlu

saham pasar mengenai masa depan yang

perusahaan yang membagikan dividen menguntungkan dengan suatu cara yang

akan lebih disukai daripada saham dapat dipercaya.

perusahaan yang tidak Pembayaran dividen merupakan

membagikan dividen sehingga investor alat komunikasi paling langsung dan

diharapkan akan memegang/menahan penting

saham tersebut dalam waktu yang kesehatan ekonomi (economic health)

kepada pasar

mengenai

relatif lama. Suharsono (1999) juga sebagian perusahaan. Brigham dan

memperkuat pendapat di atas dengan Gapenski (1993) mengemukakan bahwa

penelitiannya yang menunjukkan bahwa dividen adalah contoh klasik dari

saham manajer untuk memberikan informasi

merupakan variabel yang paling sebagai sinyal. Hal ini dibuktikan oleh

mengambil penelitian Akhigbe dan Madura (1996)

berpengaruh

dalam

keputusan membeli saham, dimana terhadap perusahaan yang membagikan

motif pendapatan merupakan motivasi dividen menunjukkan panjang akan

yang paling banyak mewarnai yaitu tidak menguntungkan untuk perusahaan

memperoleh lebih kecil, perusahaan yang memiliki

investor

mengharap

pendapatan dari dividen. Dari penelitian kelebihan

di atas dapat dikembangkan hipotesis mempunyai kinerja relatif jelek sebelum

alternatif sebagai berikut:

pembagian dividen serta pengurangan H1.3: Diduga Dividen pay out ratio dividen yang relatif besar atau tidak

mempunyai pengaruh positif membagikan dividen dalam jangka

holding waktu

signifikan

terhadap

biasa pada menguntungkan untuk perusahaan yang

panjang akan

perusahaan go public yang relatif besar. Chiang dan Venkatesh

tercatat dalam index LQ45.

(1988) dalam penelitiannya juga

PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERCATAT DALAM INDEX LQ45

Spread Masa Lalu Market Value Variance Return

Dividend Pay Out Ratio

HOLDING PERIOD SAHAM BIASA

PANJANG

PENDEK

Gambar 1. Kerangka Konseptual

pengambilan merupakan hal yang dipertimbangkan

Trade-off antara resiko dan return

digunakan

dalam

keputusan. Hal ini dibuktikan Atkin dan dalam melakukan investasi, semakin

Dyl (1997), Lenny dan Indriantoro besar resiko yang ditanggung semakin

(1999) dalam penelitiannya yang besar pula return yang dikompen-

menunjukkan bahwa variance return sasikan. Resiko investasi di pasar modal

yang menunjukkan tingkat resiko yang pada prinsipnya semata-mata berkaitan

diakibatkan fluktuasi harga saham dengan

berhubungan terbalik dengan lamanya fluktuasi harga (price volatility) yang

kemungkinan

terjadinya

kepemilikan saham oleh investor. Ini berupa resiko daya beli, resiko bisnis,

berarti semakin tinggi tingkat resiko resiko tingkat bunga, resiko pasar dan

suatu saham maka investor akan resiko likuidiatas (Siamat, 2001).

memegang sekuritas tersebut dalam Dalam kaitannya dengan pertim-

waktu relatif pendek dan sebaliknya bangan investasi khususnya keputusan

semakin rendah tingkat resiko suatu untuk menahan atau melepas suatu

saham investor akan menahan sekuritas kepemilikan (holding period), resiko

tersebut dalam waktu yang relatif dan

panjang, sehingga pada penelitian ini pertimbangan tambahan yang dapat

return merupakan

bahan bahan

perubahan atau tidak ada perlakuan H1.4: Diduga variance return mempu-

khusus terhadap variabel-variabel yang nyai pengaruh negatif signifikan

diteliti atau non experimental (Hasan, ter-hadap holding period saham

2002). Tujuan dari Penelitian ini biasa pada perusahaan go public

Menurut yang tercatat dalam index

bersifat

eksplanatory.

Singarimbun dan Effendi (1987), LQ45.

(explanatory H1 : Diduga bid-ask spread, market

penelitian penjelasan

research) adalah menjelaskan hubungan value, variance return dan di-

variabel –variabel vidend pay out ratio secara

kausal

antara

penelitian melalui pengujian hipotesis. bersama-sama mempunyai pe-

Selain hal tersebut di atas penelitian ini ngaruh terhadap holding period

juga merupakan pengembangan dari saham biasa pada perusahaan go

beberapa penelitian terdahulu atau public yang tercatat dalam index

bersifat extended replication.

LQ45. Populasi dalam penelitian ini Di Indonesia penelitian tentang

adalah perusahaan yang go public dan faktor yang mempengaruhi holding

tercatat dalam index LQ45 periode period saham biasa membuktikan

2000 –2001 sebanyak 64 perusahaan. bahwa market value yang menunjukkan

Pemilihan sampel dalam penelitian ukuran perusahaan (Atkin dan Dyl,

dilakukan dengan metode purposive 1997) merupakan faktor yang paling

sampling , dengan kriteria saham berpengaruh

perusahaan yang sekurang-kurangnya keputusan, hal ini terjadi karena

dalam

pengambilan

dua kali tercatat dalam index LQ 45 perusahaan besar dianggap lebih

periode 2000-2001.

mempunyai akses ke pasar modal,

yang sehingga dianggap mempunyai resiko

Variabel

penelitian

digunakan dalam penelitian ini meliputi yang lebih kecil. (Jogiyanto, 1998). Hal

variabel dependen yaitu Holding Period yang sama juga di kemukakan oleh

dan variabel independen terdiri dari Lenny dan Indriantoro (1999) serta

bid –ask spread, market value,variance Subali (2001) yang menyatakan bahwa

return,dividen pay out ratio.

investor di Indonesia lebih cenderung Holding Period adalah rata-rata untuk mencari perusahaan-perusahaan

panjangnya waktu yang digunakan relatif besar karena dianggap sahamnya

investor dalam menyimpan/memegang memiliki tingkat kestabilan lebih tinggi.

suatu sekuritas selama periode waktu Dari

tertentu. Rata-rata holding period dikembangan

penelitian di

atas

dapat

investor untuk setiap tahun dihitung sebagai berikut:

hipotesis

alternatif

dengan membagi jumlah saham beredar H2: Market value diduga merupakan

(share outstanding) dengan volume variabel

perdagangan saham i tahun ke t (Atkins berpengaruh terhadap holding

yang

paling

dan Dyl, 1997).

period saham

biasa

pada

perusahaan go public yang

Saham Beredar Tahun ke-t

tercatat dalam index LQ45.

HP it = -------------------------------------

Volume Perdagangan Tahun ke-t

Spread adalah perbedaan harga tertinggi yang dibayarkan oleh seorang Berdasarkan

METODE PENELITIAN

pembeli dengan harga terendah yang digunakan penelitian ini termasuk jenis

teknik

yang

bersedia ditawarkan oleh penjual. penelitian survei (survey research),

Konsep perhitungan spread adalah Konsep perhitungan spread adalah

Dividend Dividend per share

spread harian untuk tiap jenis saham Pay Out Ratio = ------------------------- yang diteliti selama periode observasi.

Earning per share

Dengan mengacu pada penelitian Atkins dan Dyl (1997) spread

Data yang digunakan dalam dirumuskan sebagai berikut :

penelitian ini diambil dari Bursa Efek Jakarta

yaitu informasi yang Spread =

ask it bid

secondary data

it

it

sudah tersedia dalam perusahaan itu.

t 1 ( ask it bid it ) / 2 Untuk menguji hubungan antara bid –

ask spread, market value, variance Market value adalah harga saham

return dan dividen pay out ratio dengan yang terjadi di pasar pada saat tertentu

average holding period untuk saham yang di tentukan oleh pelaku pasar,

biasa yang tercatat dalam index LQ45 yaitu merupakan rata –rata harga saham

periode 2000 –2001 digunakan model selama satu tahun dikalikan dengan

regresi berganda kwadrat terkecil dua jumlah saham beredar per akhir tahun.

tahap (two –stage least square multiple Mengacu penelitian Atkin dan Dyl

regression).

Alasan dipilihnya model

regresi berganda kwadrat terkecil dua sebagai berikut:

(1997) market value dirumuskan

tahap adalah adanya kemungkinan bahwa hubungan bid –ask spread

Mrk Val it = Rata-rata harga saham periode ini dengan bid-ask spread dan dalam satu tahun x Jumlah saham

holding period periode terdahulu untuk beredar per akhir tahun

setiap saham terjadi secara simultan (Atkin dan Dyl, 1997). Untuk

Variance return adalah tingkat mengetahui hubungan tersebut, maka resiko yang terjadi dari suatu kegiatan

kedua variabel diuji dengan persamaan investasi, terutama akibat transaksi

regresi sebagai berikut:

saham di pasar bursa yang disebabkan adanya volatilitas harga saham. Rata-

Spread it = + 1 HP it-1 + 2 Spread it-1 rata Return saham dihitung dengan menggunakan rata-rata aritmatika dari

hubungan data harian selama periode observasi. (

Untuk

mengetahui

antara bid-ask spread dan holding Fabozzi, 2000).

Variance return period dilakukan pengujian dengan uji dirumuskan sebagai berikut:

F-test dengan taraf signifikan ( ) 10%. ( P P

menghasilkan kesimpulan bahwa bid- P t 1

ask spread dan holding period tahun RA = [ R1 + R2 + R3 + … + Rm ] / m

lalu tidak mempunyai pengaruh secara

2 2 simultan terhadap bid-ask spread tahun n x ( x ) Variance = ini maka pengujian hubungan antara

holding period

variabel dependen, dengan bid-ask spread,

sebagai

market value, variance return dan

Dividend Pay Out Ratio

dividend pay out ratio akan dilakukan Adalah jumlah dividen – dividen

dengan model ordinary least square yang telah dibayar pada tahun tersebut

dihasilkan dibagi dengan laba per lembar saham

kesimpulan bahwa bid-ask spread dan pada akhir tahun. (Husnan, 1998).

holding period tahun lalu mempunyai pengaruh secara simultan terhadap bid-

ask spread tahun ini maka pengujian ask spread tahun ini maka pengujian

2 Mrk stages least square (TSLS).

HP it

1 Spread it

Val it +

Dengan mengacu pada penelitian

3 Var Ret it + 4 Dev it + it

Atkins dan Dyl (1997) tentang faktor yang

mempengaruhi

lamanya

kepemilikan (holding period) pada saham biasa, bid –ask spread diestimasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

dengan regresi tahap pertama. Regresi tahap pertama :

Holding Period

Holding period yaitu rata-rata

panjangnya waktu investor dalam Val it + 3 Var Ret it + 4 Dev it + it

Spread it = + 1 Spread it - 1 + 2 Mrk

menahan atau memegang sahamnya selama periode waktu tertentu, yang

Selanjutnya spread hasil estimasi dinyatakan dengan membandingkan dijadikan variabel independen untuk

antara jumlah saham beredar akhir mengestimasi

tahun dengan total volume transaksi holding period pada regresi tahap dua,

variabel

dependen

akhir tahun untuk masing-masing jenis dengan persamaan:

saham. Rata-rata holding period pada perusahaan yang tercatat dalam index LQ45

ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata holding period saham perusahaan sample

Holding Period

>Rata-rata Sampel

<Rata-rata Sampel

dibuktikan adanya kenaikan yang holding period dari 39 perusahaan

Secara keseluruhan

rata-rata

sangat besar dari tahun 2000 sebesar adalah 7,658. Ada 9 perusahaan yang

134,531 (mil. shares) menjadi 148,381 mempunyai rata-rata holding period

(mil. shares).

melebihi rata-rata sampel atau sebesar 23,08% dan sisanya sebanyak 30

Spread

perusahaan atau sebesar 76,92% adalah Spread yaitu selisih harga beli ter- perusahaan yang mem-punyai rata-rata

tinggi yang menyebabkan investor holding period dibawah rata-rata

setuju untuk membeli dengan harga jual sampel. Hal ini menunjukkan bahwa

terendah yang menyebabkan investor pada tahun 2001 investor tidak suka

setuju untuk menjual. Tabel berikut menahan kepemilikan atas saham biasa

spread lebih lama atau dengan kata lain volume

menunjukkan

rata-rata

perusahaan-perusahaan yang tercatat perdagangan atas saham tersebut relatif

dalam index LQ45 untuk periode tinggi (aktif diper-dagangkan), hal ini

penelitian.

Tabel 2. Rata-rata spread saham perusahaan sample

Perush. Spread

>Rata-rata Sampel

<Rata-rata Sampel

temuan Amihud dan Mendelson (1986) mempunyai rata-rata spread di atas

Jumlah perusahaan

yang

juga Atkin dan Dyl (1997) yang rata-rata

11 menyatakan bahwa asset dengan spread perusahaan atau sebesar 28,21% dengan

sampel sebanyak

lebih besar pada suatu portofolio akan rata-rata spread 0,0293. Sedangkan

mempunyai peluang holding period sisanya adalah

lebih panjang, juga sebaliknya asset mempunyai rata-rata spread di bawah

perusahaan

yang

dengan spread lebih kecil akan di tahan rata-rata

sampel sebanyak

28 dalam waktu relatif pendek.

perusahaan atau sebesar 71,79%. Berdasarkan teori, hal ini menunjukkan

Market Value

bahwa investor yang memegang saham Dalam penelitian ini market value perusahaan tersebut memiliki rata-rata

dinyatakan dengan rata-rata harga spread yang didalamnya terdapat biaya

saham dalam satu tahun dikalikan transaksi, biaya kepemilikan dan biaya

dengan jumlah saham yang beredar per asimetri informasi relatif rendah. Jika

akhir tahun. Rata-rata market value

untuk perusahaan yang tercatat dalam menghasilkan rata-rata holding period

dikaitkan dengan tabel 2 yang

index LQ45 pada periode penelitian ada relatif kecil, hal ini konsisten dengan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata market value saham perusahaan sampel

Market Value

Mark.Val.

>Rata-rata Sampel

<Rata-rata Sampel

Jumlah perusahaan yang memiliki perusahaan disebabkan oleh adanya rata-rata market value yang merupakan

perubahan fluktuasi dari harga saham. cerminan besarnya perusahaan di atas

Sehingga tabel ini menunjukkan bahwa rata-rata sampel adalah sebanyak 8

pada tahun 2001 sebagian besar perusahaan atau sebesar 20,51%.

perusahaan sampel mempunyai harga Sedangkan 31 perusahaan atau sebesar

pasar saham relatif rendah atau dengan 79,49% adalah

perusahaan yang kata lain resiko portofolio relatif besar mempunyai rata-rata market value di

sebab asset size yang mencerminkan bawah rata-rata sampel. Perubahan rata-

besarnya rata nilai pasar dari masing-masing

atau sebagai

pengukur

perusahaan

mempunyai

hubungan hubungan

Variance Return

terhadap pasar saham, semakin besar Variance return adalah tingkat perusahaan dianggap mempunyai resiko

resiko yang terjadi dari suatu kegiatan yang lebih kecil atau sebaliknya nilai

investasi, terutama akibat transaksi pasar saham yang rendah dianggap

saham di pasar bursa. Rata-rata mempunyai resiko yang lebih besar

variance return pada perusahaan (Jogiyanto, 1998).

sampel terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata variance return saham perusahaan sampel

Return sampel

Perush.

Var. Ret.

>Rata-rata Sampel

<Rata-rata Sampel

mempunyai tingkat resiko rendah mempunyai rata-rata variance return di

Jumlah perusahaan

yang

karena harga saham yang tidak terlalu atas rata-rata sampel sebanyak 14

berfluktuasi.

perusahaan atau sebesar 35,90%. Hal ini

menunjukkan bahwa

tingkat

Dividend Pay Out Ratio

penyimpangan return realisasi yang Dividend pay out ratio merupakan terjadi tinggi, sehingga investor yang

prosentase dari laba yang dibagikan memiliki

dalam bentuk cash. Dalam penelitian ini mempunyai tingkat resiko yang tinggi

saham perusahaan

ini

dividend pay out ratio dihitung dengan yang diakibatkan harga saham yang

membagi dividen per lembar saham terlalu

dengan laba per lembar saham. Rata- sebanyak 25 perusahaan atau sebesar

berfluktuasi.

Sedangkan

rata dividend pay out ratio perusahaan 64,10% adalah saham perusahaan yang

sampel dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata dividend pay out ratio saham perusahaan sampel

Dividend Pay Out

Ratio (Dev)

Perush. sampel

Dev.

>Rata-rata Sampel

<Rata-rata Sampel

Rata-rata dividend pay out ratio Hasil-hasil perhitungan sangat seluruh sampel sangat rendah, karena

jelas menunjukkan bahwa kondisi dari 39 sampel yang membagikan

investasi khususnya pada saham biasa dividen hanya 18 perusahaan atau

kurang sebesar 46,15%. Hal ini disebabkan

di Bursa Efek

Jakarta

menguntungkan. Hal ini bisa terlihat kondisi krisis yang terjadi di Indonesia

dari tingkat resiko yang sangat besar sehingga banyak perusahaan yang tidak

sehingga perusahaan tidak mampu mampu mem-bagikan dividen.

membagikan dividen kepada pemegang membagikan dividen kepada pemegang

Bid-Ask Spread

jangka waktu relatif lama, ini juga Pengujian ini dilakukan untuk didukung dengan rendahnya nilai pasar

mengetahui apakah antara variabel saham

holding period masa lalu dan bid-ask perusahaan. Sedangkan nilai spread

sebagai ukuran

besarnya

spread masa lalu terjadi hubungan yang yang rendah adalah merupakan bukti

secara simultan mempengaruhi bid-ask bahwa investor di Indonesia lebih

spread masa sekarang. Pada pengujian menyukai

ini periode yang diuji adalah bid-ask sprekulatif sehingga broker tidak akan

bertransaksi

secara

spread sedangkan holding period dan meminta spread yang besar.

bid-ask spread digunakan sebagai variabel explanatory. Hasil pengujian

Pembahasan Umum

yang dilakukan terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Analisis regresi

Variabel

Koefisien Reg.

Standart Error

R Square

Adjusted R Square

F. Test

Signifikan F

Hasil analisis berupa persamaan tertentu sesuai dengan prosedur yang regresi berikut:

telah direncanakan. Analisis hasil penelitian merupakan langkah yang Spread 01 = 1,213E-02 - 3,521E-06 HP 00 harus

upaya + 0,818 Spread 00 pembuktian hipotesis tersebut. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui

ditempuh

dalam

variabel antara holding period dan bid-ask

Secara simultan ada hubungan

independend (spread, market value, spread masa lalu dengan bid-ask spread

variance return dan dividend pay out tahun sekarang, sehingga kesimpulan

ratio ) terhadap variabel dependend ini dijadikan dasar untuk pengujian

(holding period). Analisis regresi yang analisis selanjutnya yang dilakukan

telah dilakukan dalam pengujian ini dengan alat analisis two stages least

adalah model regresi kwadrat terkecil square (TSLS).

dua tahap (two stages least square multiple regresion ) yang bertujuan

Hasil Analisis TSLS (Two Stages untuk menguji hipotesa yang telah Least Square)

diajukan. Hasil regresi dua tahap tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.

Pembuktian hipotesis yang telah dirumuskan memerlukan suatu cara

Tabel 7. Hasil Analisis regresi tahap pertama

Variabel

Koefisien Reg.

Standart Error.

Market Value

Var. Return

Dev.Pay Out Ratio

R Square

Adjusted R Square

F. Test

Signifikan F

* signifikan level ( = 0.05)

Hasil analisis regresi menunjukkan alat uji TSLS. Selanjutnya hasil bahwa spread tahun 2000 mempunyai

estimasi spread tahun 2001 tersebut pengaruh besar terhadap spread dengan

yang dicerminkan dalam variabel Fit 3 tingkat signifikansi 0,0001. Hal ini

variabel mendukung pengujian yang telah

digunakan

sebagai

independend pada regresi tahap kedua. dilakukan sebelumnya terhadap bid-ask

Hasil estimasi regresi tahap kedua spread dan holding period yang

ditunjukkan pada Tabel 8.

digunakan sebagai alasan penggunaan

Tabel 8. Hasil Analisis regresi tahap ke dua

Variabel

Koefisien Reg.

Stand. Err.

Market Value

Var. Return

Dev. Pay Out Ratio

R Square

Adjusted R Square

F. Test

Signifikan F

**) signifikan level ( = 0,1)

Berdasarkan data hasil regresi pada

Pengujian Hipotesa Pertama

Tabel 9, maka diperoleh persamaan

hipotesa regresi sebagai berikut:

Untuk

membuktikan

pertama yaitu “ Diduga bid-ask spread, market value, variance return dan

HP 01 = 1,6357 + 8,2300 Spread 01 +

dividend pay out ratio secara bersama- 0,0964 MrkVal 01 + -148,2854 Var Ret 01 sama mempunyai pengaruh terhadap

+ 0,1205 Dev 01 + holding period saham biasa pada + 0,1205 Dev 01 + holding period saham biasa pada

dengan hasil penelitian Amihud dan menggunakan kriteria signifikansi 10%.

index LQ45”

dengan

Mendelson (1986), Atkin dan Dyl Berdasarkan hasil pengujian secara

(1997), Lenny dan Indriyantoro (1999) statistik yang dilakukan dengan uji F

bahwa holding period mempunyai diketahui nilai signifikansi F adalah

hubungan positif signifikan terhadap 0,3424 lebih besar dari sebesar 10%.

besarnya spread saham biasa, yang Hal ini berarti variabel-variabel bid-ask

berarti besarnya biaya transaksi, biaya spread, market value, variance return

asimetri dan dividend pay out ratio secara

informasi merupakan salah faktor yang simultan atau bersama-sama tidak

keputusan mempunyai pengaruh terhadap holding

digunakan

mengambil

tentang panjang/pendeknya investor period saham biasa. Dengan demikian

memegang suatu financial asset di hipotesa

pertama ditolak.

Hasil

Bursa Efek Jakarta.

penelitian ini tidak konsisten dengan

2. Dari hasil analisis regresi penelitian-penelitian

diperoleh koefisien market value diduga disebabkan adanya beberapa

sebelumnya,

sebesar 0,0964 dengan tanda positif, variabel yang mempunyai pengaruh

artinya jika variabel yang lain dianggap sangat kecil pada variabel dependen

tetap maka setiap ada kenaikan dalam sehingga untuk

market value 1 satuan maka akan diikuti bersama-sama akan menghasilkan nilai

pengaruh

secara

dengan pertambahan masa kepemilikan yang tidak signifikan. Pada tabel 9

pada saham biasa sebesar 0,0964 terlihat koefisien untuk variabel market

satuan. Hal ini sesuai dengan teori yang value sebesar 0,0964 dengan nilai

menyatakan bahwa investor lebih signifikan T 0,4765 dan variabel

menyukai menanamkan sahamnya pada dividend pay out ratio dengan nilai

perusahaan yang relatif besar karena koefisien 0,1206 dengan signifikan T

diduga mempunyai resiko yang lebih sebesar 0,7798.

kecil serta mempunyai akses lebih besar Dari hasil uji secara parsial untuk

ke pasar modal daripada perusahaan masing-masing variabel adalah sebagai

kecil (Jogiyanto, 1998). Jika dilihat dari berikut:

angka signifikan T sebesar 0,5359

1. Koefisian regresi untuk spread dengan alpha 10%, maka T sig , adalah positif 8,2300. Hasil ini sesuai

sehingga H 0 diterima atau menolak H i . dengan teori yang menyatakan bahwa

Dengan demikian secara statistik investor dengan holding period relatif

market value mempunyai pengaruh panjang akan mengharap spread yang

positif terhadap holding period tetapi besar pula. Sedangkan tanda positif ini

tidak signifikan pada taraf 10%.

menunjukkan apabila spread naik 1 Hasil penelitian ini tidak konsisten satuan akan mengakibatkan naiknya

dengan penelitian yang dilakukan holding period (masa kepemilikan) atas

sebelumnya pada Bursa Efek Jakarta saham biasa sebesar 8,23 satuan,

oleh Lenny dan Indriyantoro (1999) variabel yang lain dianggap konstan.

bahwa market value yang merupakan Jika dilihat dari angka signifikan T

cerminan besarnya perusahaan adalah diperoleh

paling berpengaruh menunjukkan peluang kesalahan yang

terhadap keputusan investor dalam mungkin, angka ini lebih kecil dari

memegang saham biasa. Hal ini alpha 10% berarti secara statistik

disebabkan pada tahun 2001 banyak spread mempunyai pengaruh positif

melakukan signifikan dalam menentukan lamanya

perusahaan

yang

penambahan jumlah sahamnya dalam kepemilikan saham biasa oleh investor,

jumlah yang besar sehingga akan

sehingga H i diterima atau menolak H 0 .

mempengaruhi nilai pasar sahamnya.

Penerbitan saham baru ini tidak selalu

lamanya di respon positif oleh investor tapi hal

kepemilikan saham oleh investor ini bisa ditangkap oleh investor sebagai

sebesar 0,1206 satuan. Jika dilihat dari sinyal negatif bahwa perusahaan

hasil uji T diperoleh nilai signifikan T mengalami

sebesar 0,7798 lebih besar dari alpha sehingga investor tidak suka menahan

kesulitan

keuangan

10%, yang berarti secara statistik kepemilikan atas sahamnya dalam

dividend pay out ratio mempunyai waktu yang relatif lama. Kondisi krisis

hubungan positif dengan holding period ekonomi

dan ketidakmampuan saham biasa tetapi tidak signifikan pada perusahaan

taraf 10%, maka hipotesa ditolak. merupakan hal yang ikut mendukung

membayar

dividen

Hubungan yang tidak signifikan antara persepsi investor bahwa perusahaan

holding period dengan dividend pay out mengalami kondisi sulit sehingga perlu

ratio ini terjadi, diduga karena untuk

banyaknya perusahaan sampel yang keuangannya.

membenahi

struktur

tidak mampu membayar dividen pada

3. Dari hasil analisis ditemukan tahun 2001 sehingga menjadikan bahwa koefisien regresi variance return

variabel bebas ini (dividend pay out adalah sebesar –148,2854 yang artinya

ratio ) tidak mampu menjelaskan variance return berpengaruh terhadap

variabel terikatnya (holding period).

lamanya kepemilikan saham biasa sebesar -148,2854 satuan atau dengan

Hipotesis ke dua

kata lain apabila ada kenaikan tingkat

hipotesa resiko sebesar satu satuan maka akan

Untuk

membuktikan

kedua yaitu “market value diduga menyebabkan menurunnya holding

merupakan variabel yang paling period sebesar 148,2854 satuan.

berpengaruh terhadap holding period Berdasarkan hasil uji T diperoleh angka

saham biasa pada perusahaan go public signifikan 0,0711 kurang dari alpha

yang tercatat dalam index LQ45” 10%. Sehingga secara statistik variance

dengan menggunakan kriteria 10%. return mempunyai hubungan negatif

Untuk mengetahui variabel bebas yang signifikan

terhadap

lamanya

paling berpengaruh terhadap variabel kepemilikan saham biasa, maka H i terikat dilihat dari nilai koefisien

correlation partial -nya yaitu dengan penelitian ini mendukung penelitian-

diterima atau menolak H 0 . Hasil

melihat nilai terbesar. Variabel variance penelitian terdahulu, antara lain Atkin

return mempunyai koefisien tertinggi dan Dyl (1997) yang membuktikan

sebesar 148,2854, sehingga H 0 diterima bahwa

atau H I ditolak. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat resiko yang terjadi

variance

return yang

tidak konsisten dengan penelitian yang akibat

dilakukan di Bursa Efek Jakarta oleh mempunyai hubungan terbalik dengan

fluktuasi harga

saham

Lenny dan Indriyantoro (1996) bahwa lamanya kepemilikan saham biasa,

market value merupakan variabel yang semakin tinggi tingkat resiko suatu

paling berpengaruh terhadap holding saham maka investor akan memegang

period saham biasa. Dari hasil analisis saham tersebut relatif lebih pendek dan

variabel market value tidak berpengaruh sebaliknya semakin rendah tingkat

lamanya resiko investor akan memegang saham

signifikan

terhadap

kepemilikan saham biasa. Hal ini tersebut relatif panjang.

disebabkan karena perbedaan kondisi

4. Koefisien regresi dividend pay yang terjadi. Penelitian yang dilakukan out ratio yang ditemukan sebesar

(1996) 0,1206 dengan tanda positif. Hal ini

dilakukan pada saat Indonesia belum berarti setiap kenaikan dividend pay out

mengalami krisis ekonomi sehingga ratio sebesar 1 satuan akan berdampak

investor dalam mengambil keputusan investor dalam mengambil keputusan

variance return dan spread. Variance yang akan terjadi tetapi lebih pada

return mempunyai hubungan negatif keuntungan yang akan didapat baik dari

signifikan terhadap holding period, dividen maupun capital gain. Sehingga

spread mempunyai investor akan menahan sahamnya relatif

sedangkan

hubungan positif signifikan terhadap lama pada perusahaan-perusahaan yang

holding period pada 10%.

3. Di antara variabel spread, perusahaan yang besar dianggap

mempunyai nilai pasar baik karena

market value, variance return dan mempunyai tingkat kestabilan yang

dividend pay out ratio yang merupakan tinggi.

variabel paling berpengaruh adalah Sedangkan pada kondisi krisis

variance return yang merupakan investor lebih condong untuk menahan

cerminan dari tingkat resiko akibat kepemilikan atas sahamnya relatif

fluktuasi harga saham.

pendek untuk menghindari resiko yang

4. Di Bursa Efek Jakarta, faktor lebih besar yang diakibatkan oleh

psikologi investor diduga merupakan fluktuasi harga saham dan besarnya

faktor yang paling banyak menjadi biaya yang harus ditanggung, baik biaya

dalam transaksi, biaya kepemilikan dan biaya

bahan

pertimbangan

tentang asimetri informasi. Besarnya nilai

pengambilan

keputus-an

menahan/melepas suatu saham biasa.

market value tidak

selalu

mencerminkan bahwa

kondisi

Saran-saran

perusahaan dalam keadaan baik tetapi sebaliknya bisa menjadi sinyal negatif

1. Bagi Investor

bahwa perusahaan mengalami kesulitan Dengan adanya hasil penelitian ini keuangan.

maka disarankan kepada investor, bahwa dalam mengambil keputusan tentang lamanya memegang/menahan

KESIMPULAN DAN SARAN

suatu saham biasa di Bursa Efek Jakarta terutama perusahaan-perusahaan yang

Kesimpulan tercatat dalam index LQ45 hendaknya

1. Lamanya kepemilikan investor melihat juga kondisi secara makro pada saham biasa untuk perusahaan go

terutama kondisi ekonomi. Pada public yang tercatat dalam index LQ45

keadaan kondisi ekonomi yang sulit pada tahun 2000-2001 umumnya relatif

keputusan untuk menahan kepemilikan pendek walaupun ada peningkatan dari

terhadap saham biasa harus sangat hati- nilai pasar sahamnya (market value),

hati karena faktor resiko akan lebih hal ini diduga karena

dominan. Hal ini bisa tercermin dengan menangkap kejadian ini sebagai sinyal

investor

banyaknya perusahaan yang tidak dapat negatif perusahaan mengalami kesulitan

membayar dividen kepada pemegang keuangan guna memperbaiki struktur

bisa modalnya.

2. Secara bersama-sama variabel keputusan adalah dengan kepemilikan spread, market value, variance return

jangka pendek yaitu dengan melihat dan dividend pay out ratio tidak

saham yang mempunyai spread kecil berpengaruh terhadap holding period

sehingga investor tidak menanggung atau lamanya kepemilikan saham biasa

biaya yang terlalu besar. Besarnya nilai pada perusahaan go public yang tercatat

pasar saham (market value) tidak dapat dalam index LQ45. Sedangkan secara

ukuran bahwa parsial ada

dijadikan sebagai

kondisi berpengaruh

dua variabel

keuangan yang stabil dan dapat keuangan yang stabil dan dapat

on the australian stock exchange: pengharapan investor dengan yang

antara

cross sectional analysis, Journal of sebenarnya terjadi karena kenaikan nilai

Accounting and Finance, 36, May, market value dapat terjadi karena

51-64.

perusahaan menerbitkan saham baru Akhigbe, Aigbe dan Jeff Madura. 1996. yang tujuannya untuk memenuhi

Dividend policy and corporate kebutuhan pendanaan yang disebabkan

performance, Journal of Bisiness kesulitan keuangan. Dari hal ini maka

Finance and Accounting, 23, investor perlu menganalisis baik secara

Desember, 1267-1287.

teknikal atau fundamental. Amihud,Yakov, dan Haim Mendelson. 1986. Asset pricing and the bid-

2. Bagi Peneliti Berikutnya ask spread, Journal of Financial Model two stages least square ini

Economics, No. 17, p. 223-249.

cukup akurat untuk penelitian ini, tetapi Atkins, Allens B. dan Edward A Dyl. belum tentu untuk sampel yang lain

1990. Price reverals, bid-ask sehingga disarankan bagi peneliti

spread and market efficiency, selanjutnya untuk melakukan penelitian