K E H I D U PA N S O S I A L E K O N O M I PE M U L U N G PE R E M PU A N DITEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA(TPSS) KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

  

K E H I D U PA N S O S I A L E K O N O M I PE M U L U N G PE R E M PU A N

DITEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH SEMENTARA(TPSS)

KELURAHAN TANAMODINDI KECAMATAN MANTIKULORE

KOTA PALU

  1*

Devi Faradila Asran

  2* 3*

Sunarto Amus& Hasdin

  1*

  Alumni Mahasiswa PPKn FKIP UNTAD

  2*

  Dosen PPKn FKIP UNTAD

  3*

  Dosen PPKn FKIP UNTAD

  Abstrak: Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan kehidupan sosial ekonomi

keluarga pemulung perempuan yang adadi tempat pembuangan sampah Sementara

  

(TPSS) Kelurahan Tanamodindi Kecamatan Mantikulore Kota Paludan

mendeskripsikan seperti apa implementtasi nilai kewarganegaraan yang dilakukan oleh

pemulungdi tempat pembuangan sampah Sementara (TPSS) Kelurahan Tanamodindi

Kecamatan Mantikulore Kota Palu.Adapun subjek/informan dalam penelitian ini

adalah kelompok pemulung perempuan yang ada di tempat pembuangan sampah

sementara (TPSS). Penetapan Informan menggunakan teknik purposive sampling yaitu

kriteria subyek penelitian pada teknik ini ditentukan terlebih dahulu, kriteria subyeknya

yaitu: pemulung perempuan yang bekerja ditempat Pembuangan Sampahsementara

(TPSS) di Kelurahan Tanamodindi.Pemulung perempuan yang berstatus sebagai istri

atau mempunyai anakatau yang sudah berkeluarga. Teknik Pengumpulan Data

digunakan teknikobservasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data melalui,

reduksi kata, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukan

bahwa Kehidupan sosial pemulung perempuan mempunyai tingkat pendidikan yang

hampir sama yaitu berada pada tingkat Sekolah Dasar, kehidupan ekonomi bagi

masyarakat pemulung tergolong ekonomi lemah, pemulung perempuan mempunyai

pendapatan yaitu sekitar Rp.100.000-Rp.300.000 perbulan. Adapula implementasi nilai

kewarganegaraan olehpemulung perempuan selaku warganegara Indonesia dalam

bentuk kemandirian, rasa tanggung jawab, dan partisipasi.

  Kata Kunci: Kehidupan Sosial Ekonomi;Pemulung Perempuan

  PE N D A H U L U A N

  Pemulung adalah seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai pencaribarang yang sudah tidak terpakai. Dalam kenyataan sehari-hari orang yang berkecimpung dalam proses pemulungan atau sebagai pemulung adalah orang yang bekerja sebagai pencari sampah, dimana ada sampah pasti ada pemulung dan dimana ada pemulung disitu ada sampa, sampah yang dimaksut adalah sampah yang dapat di olah kembali misalnya seperti botol-botol plastic.Menurut (Lukman, 1991: 51) Pemulung adalah orang yang memulung dan mencari nafkah dengan jalan memungut serta memanfaatkan barang– barang bekas (seperti puntung rokok, plastik, kardus bekas dan sebagainya) kemudian menjualnya kepada pengusaha yang akan mengolahnya kembali menjadi barang komoditi.Susanto (1997:14) menjelaskan sebagai berikut: “kehidupan sosial adalah kehidupan yang terdiri dari berbagai macam bentuk kehidupan yang dapat menjadikan suatu sistem yaitu rangkaian aktivitas manusia yang saling ketergantungan antara satu sama lain’.

  Pemulung perempuan umumnya didominasi oleh perempuan yang telah berkeluarga. Berdasarkan observasi awal diketahui bahwa pemulung perempuan mengumpulkan barang bekas dari masyarakat atau dari Tempat Pembuagan Sampah Sementara (TPSS) untuk dijual kepada pemasok dan menambah serta memenuhi kebutuhan keluarga. Salah satu tempat yang dijadikan lokasi pemulung di Palu adalah TPSS Kelurahan Tanamodindi Kecamatan Mantikolore Kota Palu.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pemulung perempuan menjelaskan alasan mereka melakukan pekerjaan sebagai pemulung adalah karena pekerjaan ini tidak menuntut untuk memiliki sebuah keterampilan yang khusus, pekerjaan sebagai pemulung adalah satu-satunya yang bisa dikerjakan karena sulitnya untuk mencari pekerjaan selain menjadi pemulung. Dan telah diketahui bahwa perempuan yang telah memiliki keluarga berusaha untuk membantu menambah penghasilan rumah tangganya dengan melakukan pekerjaan sebagai pemulung sampah.

  Berdasarkan dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengulas lebih lanjut tentang bagaimana Kehidupan Sosial Ekonomi KeluargaPemulung Perempuan dan bagaimana Implementasi Nilai Kewarganegaraan dalam Kehidupan Sosial Ekonomi oleh Pemulung di TPSS Kelurahan Tanamodindi Kecamatan Mantikulore Kota Palu.

  M E T O D E PE N E L I T I A N

  Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk menentukan cara mengumpulkan, mengolah data hasil penelitian. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas.Selanjutnya, penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sesuai dengan jenis penelitian bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan pendekatan populasi dan sampel tetapi yang digunakan adalah pendekatan secara intensif ke informan yang akan dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini (Sugiyono, 2009:8). Penelitian ini informan merupakan subjek yang menjadi sumber peneliti dalam mendapatkan informasi sebagai data yang diperlukan dengan permasalahan dan kebutuhan peneliti. Apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasa informasi maka peneliti tidak perlu lagi mencari informasi baru dan proses pengumpulan datapun dianggap selesai (Bungin, 2003:53). Dengan demikian penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah responden.Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan mulai dari tanggal 4 januari s/d 7 Febbuari 2018.Adapun subjek penelitian yang akan diambil sebanyak 3 pemulung perempuan yang bekerja di TPSS. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling (pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan sengaja), dimana subyek penelitian ini diketahui jumlahnya secara jelas. Kriteria subyek penelitian pada teknik ini ditentukan terlebih dahulu, kriteria subyeknya yaitu: Pemulungperempuan yang bekerja di TPSS.Pemulung perempuan yang berstatus sebagai istri dan mempunyai anakatau yang sudahberkeluarga.Pemulungperempuanyang memenuhi kriteria ini akan dijadikan subyek pada penelitian ini dan dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian.Langkah-langkah analisis data adalah:Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

HASIL PENELITIAN

  Kehidupan sosial ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan manusia memiliki rasa ketergantungan antara manusia satu dengan manusia yang lainnya, adanya hubungan sosial maka terjadi interaksi antara pemulung satu dengan pemulung perempuan yang lainnya. Dan dengan kehidupan ekonomi maka ada kegiatan yang dilakukan para pemulung perempuan yang mendapatkan pendapatan dari sumber- sumber daya yang ada pada lingkungan yang mereka manfaatkan untuk memenuhi hidupnya, oleh karena itu pemulung perempuan bekerja untuk mencari kehidupan baik untuk memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder.

  KehidupanSosial a.

  Pendidikan 1)

  Para pemulung pada kelurahan Tanamodindi sebagian besar berpendidikan Sekolah Dasar (SD) yakni sebanyak 2 orang bahkan ada pula yang menamatkan pendidikan sekolah pertama (SMP) yakni 1 orang atau Pada umumnya seluruh pemulung yang di Kelurahan Tanamodindi baik yang berpendidikan rendah maupun yang berpendidikan pertama tersebut mengerjakan pekerjaan yang sama, yaitu pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan analisis atau pemikiran, seperti hanya mengambil barang-barang bekas yang sudah dibuang masyarakat lalu bagi pemulung itu masih dapat terpakai dan masih banyak manfaatnya atau mengambil botol-botol plastik.

  Kesehatan 2)

  Pemulung perempuan yang bekerja di TPSS mempunyai gangguan kesehatan, ini di karenakan cara mereka bekerja yang menyebabkan pemulung perempuan terkena penyakit dan juga dikarenakan faktor usia dan juga faktor tempat pemulung perempuan bekerja. Setiap hari pemulung perempuan berjibaku dengan sampah, walaupun bau namun karena telah terbiasa maka pemulung perempuan tetap melakukan pekerjaannya.

  Interaksi sosial antar keluarga 3)

  Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, peran seorang pemulung perempuan dalam keluarga dalam hal merawat dan mendidik anak kebanyakan masih banyak yang dilakukan oleh pemulung perempuan, meskipun mereka bekerja, pemulung perempuan masih memberikan waktunya untuk sepenuhnya berperan dalam mengasuh anak, menyiapkan makanan dan juga mencuci.Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada pemulung perempuan yang masih memiliki suami, dapat diketahui bahwa interaksi sosial antar keluarga terjadi ketika istri dalam mengurus keperluan suami, sebagian masih dikerjakan oleh pemulung perempuan. Seperti misalnya memasak untuk suami, mengurus dan menyiapkan kebutuhan suami ini biasa dilakukan sebelum berangkat bekerja dan setelah pulang kerja memulung. Hal Ini menunjukan bahwa perempuan bekerja diluar rumah dalam membantu perekonomian keluarga, namun pemulung perempuan masih melaksanakan peran mereka dalam mengurus keperluan rumah tangga sepenuhnya.

  Interaksi Sosial Sesama Pemulung 4)

  Pemulung sering berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Hal ini karena mereka tinggal di lingkungan yang berdekatan dan memiliki kedekatan secara psikologis karena mereka sama-sama bekerja sebagai pemulung.Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa selama mereka bekerja belum pernah terjadi konflik antara pemulung perempuan. ini dikarenakan mereka telah bekerja sama dalam jangka waktu yang cukup lama dan juga sangat sering saling membantu satu dengan yang lainnya.

  Interaksi sosial antar Masyarakat 5)

  Pemulung perempuan yang ada di yempat pembuangan sampah sementara juga mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat walaupun mereka mengetahui pekerjaan ibu saida sebagai pemulung, namun tidak ada perlakuan yang semena-mena dari masyarakat sekitar, antara pemulung perempuan dengan masyarakat mempunyai hubungan yang baik.

  KehidupanEkonomi b.

  Keberadaan pemulung sampah di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) Kelurahan Tanamodindi mendorong anggota masyarakat untuk bekerja walaupun mereka hanya berstatus sebagai pemulung. Menurut hasil wawancara yang penulis lakukan, mereka bekerja sebagai pemulung sampah didorong oleh suatu keinginan untuk memperbaiki taraf hidupnya dan untuk keperluan sehari-hari, karena mengingat tinginya biaya hidup yang semakin tinggi, dengan demikian harapan akan kehidupan yang lebih baik akan segera tercipta dengan usahanya. Walaupun status mereka hanyalah seorang pemulung, tapi mereka dapat memenuhi kehidupan sehari- hari mereka. Hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Informan bahwa untuk mengetahui tingkat pendapatan informan di Kelurahan Tanamodindi dalam sebulanmempunyai pendapatan mencapai Rp. 100.000-200.000 perbulan, yakni sebanyak satu orang. Dengan pendapatan yang relatife rendah perbulannya, mengaibatkan masih banyak kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi, dimana kebutuhan primer harus diutamakan dan itupun hanya cukup untuk sebulannya, sehingga mereka tidak sempat memenuhi kebutuhan lainnya apalagi menyisihkan sebagian pendapatan unruk ditabung.Selanjutnya ada juga informan yang mempunyai pendapatan perbulan relatife sedang yakni diatas 300.000 perbulan, akan tetapi jumlahnya sangat sedikit yaitu hanya satu orang. Hasil dari pemulung yang didapatkan biasanya dikumpul kemudian dijual kepada tukang beli botol bekas yang biasanya datang ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara(TPSS) atau langsung datang kerumah yang ada di Kelurahan Tanamodindi. Adapun harga-harga dari barang-barang hasil memulung tersebut yaitu botol dan gelas aqua dijual dengan harga Rp.1800/kilo, sedangkan besi dijual dengan harga Rp.2.000-Rp.2.500 / kilo, kertas atau kardus dijual dengan harga Rp.1.000 / Kilo dan botol/botol kaca kecil 1.000 perbiji.

  Faktor-faktor yang Menjadi Pendorong Seorang PerempuanMenjadi c. Pemulung

  Keterbatasan kemamapuan pemulung 1)

  Seorang suami pada dasarnya bertanggung jawab dalam. Tetapi karena semakin banyaknya kebutuhan keluarga menyebabkan pendapatan suami menjadi sangat tidak mencukupi seluruh kebutuhan keluarga yang ada. Oleh karena itu tidak ada pekerjaan lain yang bisa mereka lakukan selain menjadi pemulung. Baik pemulung sebagai pekerjaan yang tetap maupun hanya pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan hidup keluarga.

  Keterbatasan akses dilapangan pekerjaan 2)

  Pemulung perempuan sulit untuk untuk mendapatkan pekerjaan yang formal karna tidak memiliki ijasah dan juga keterampilan yang biasanya dibutuhkan oleh orang lain dalam bekerja seperti dikantor yang harus pintar dalam hal teknologi agar bisa membantu, adapun pemulung perempuan mempunyai keterampilan yang sangat minim dikarenakan pemulung belum ada kesempatan yang diberikan untuk belajar keterampilan.

  Implementasi Nilai Kewarganegaraan dalam Kehidupan Sosial Ekonomi d. oleh Pemulung Sebagai Warga Negara Indonesia

  Implementasi nilai kewarganegaan yang dilakukan oleh pemulung sebagai warga negara Indonesia yang sering pemulung perempuan lakukan adalah : Mandiri

  1) Sikap mandiri merupakan prilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sedang dikerjakan, begitu juga dengan sikap mandiri seorang pemulung perempuan dalam hal mengerjakan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu maupun sebagai seorang istri yang mau bekerja untuk menambah atau memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

  Tanggung jawab 2)

  Tanggung jawab, yaitu kemampuan memikul tanggung jawab, kemampuan untuk menyelesaikan suatu tugas, mampu mempertanggung jawabkan hasil kerjanya, kemampuan menjelaskan peranan baru, memiliki prinsip mengenai apa yang benar dan salah dalam berfikir dan bertindak. Tanggung jawab merupakan Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.Bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri, seperti tetap memperhatikan kesehatan mereka, tetap memakai baju-baju yang bersih walaupun pekerjaan mereka sebagai pemulung.Bentuk tanggung jawab terhadap keluarga seperti tetap mengurus kebutuhan sehari-hari didalam rumah, membersihkan rumah, mengurus kebutuhan suami sehari-hari dan membantu meringankan pekerjaan suaminya dengan cara bekerja sebagai pemulung perempuan.Bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan, Pekerjaan pemulung turut membantu dalam mengurangi tumpukan sampah di tempat-tempat pembuangan. Bila tidak ada pemulung, maka jumlah sampah di tempat pembuangan akan semakin menggunung dan sampah-sampah yang sulit terurai seperti plastic akan semakin banyak di tempat pembuangan sampah. Keberadaan pemulung ini membantu tugas dinas kebersihan setempat.

  Partisipasi 3)

  Berdasarkan hasil wawancara dengan para pemulung bahwa mereka semua dalam memunguti sampah-sampah mereka mengambil barang-barang yang masih memiliki nilai jual beli sedangkan untuk barang-barang yang sudah tidak memiliki nilai jual seperti dedaunan,plastik yang sudah robek sudah tidak diambil lagi. Terkait dengan pekerjaan pemulung ini bahwa dalam kegiatannya mereka telah berpartisipasi dalam menciptakan kebersihan lingkungan baik yang meliputi tahap perencanaan, yaitu bahwa mereka selalu berencana untuk membersihkan lingkungan ditempat mereka mengambil sampah, pelaksanaan yaitu melaksanakan rencana kegiatan dengan memunggut dan mengambil sampah-sampah yang berserakan dijalan maupun tempat sampah. Pengawasan yang mereka lakukan selalu mengawasi keberadaan sampah-sampah .

  PEMBAHASAN

  Hasil yang telah diuraikan diatas, maka kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, memiliki banyak kecenderungan untuk berhubungan orang orang lain dalam rangka mewujudkan kebutuhan-kebutuhan hidup yang ingin capai pemulung perempuan, baik untuk keperluannya sendiri maupun keperluan untuk keluarganya. Manusia dalam masyarakat sosial, baik interaksi secara individual maupun secara berkelompok sama-sama mempunyai kebiasaan.dan hal itu juga berlaku untuk pemulung perempuan yang di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS). Dalam hal keadaan ekonominya para pemulung perempuan ini secara umum mereka berada pada kelas bawah karena mereka merupakan pekerja rendahan yang memiliki pendapatan rendah setiap harinya sehingga banyak dari mereka yang hidup berdasarkan tunjangan sosial.

  Pemulung ini tidak memiliki dasar-dasar seperti pendidikan, kekayaan, jabatan dan juga kehormatan yang dapat mereka jadikan sebagai ukuran untuk menentukan kelas sosial mereka dimasyarakat. Tapi bukan berarti mereka tidak boleh berada didalam suatu kelompok masyarakat hanya saja mereka mengganggap bahwa pemulung tidak pantas untuk berada ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidupnya berkecukupan karena itu bisa membuat masyarakat lain terganggu dan mereka lebih memilih untuk tidak banyak berinteraksi dengan masyarakat yang tidak menerima keberadaan mereka, dan jika ada masyarakat yang punya jiwa besar untuk mengenal lebih dekat tentang sosok mereka yaitu sosok pemulung maka mereka akan sangat terbuka karna menurut mereka itu mungkin saja kan sangat bisa membantu.

  Mengenai keadaan ekonomi para pemulung dapat dijelaskan bahwa penghasilan yang mereka peroleh setiap harinya tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan minimum para pemulung karena tingkat pendapatan yang kecil, situasi kekurangan yang terjadi semata-mata bukan karena kehendak para pemulung ini melainkan karena kekuatan yang tidak mereka miliki untuk melawan situasi yang sedang mereka hadapi. Hal ini juga berkaitan dengan rendahnya nilai tukar hasil produksi orang miskin. Selain itu ketidaksanggupan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari menyebabkan mereka pada standar tingkat hidup yang rendah. Demikian dengan keadaan ekonomi para pemulung yang ada di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) yang ada di Kelurahan Tanamodindi, karena keterbatasan faktor produksi yang dimiliki seperti tanah, uang, pendidikan keterampilan, dan keahlian yang membuat pemulung perempuan sangat kesulitan dalam memperoleh pendapatan yang maksimal. Rendahnya tingkat pendapatan yang mereka peroleh menyebabkan rendahnya standar hidup pemulung perempuan yaitu bahwa mereka tidak mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya termaksud untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkanhasilpenelitiantentangkehidupan social ekonomipemulungperempuan di tempatpembuangansampahsementara (TPSS) dapatditarikkesimpulansebagaiberikut: Bahwa kebanyakan wanita menjalankan tugas sesuai perannya didalam keluarga.

  1. Tugas yang biasa dilakukan yaitu memasak, menyediakan makanan, mencuci, membersihkan rumah, serta melayani suami. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa, dengan bekerja sebagai pemulung tidak mempengaruhi peran pemulung perempuan didalam keluarga untuk membantu mempertahankan kelangsungan hidup. dan dilihat dari kehidupan ekonomi penghasilan yang yang diperoleh pemulung perempuan belum cukup menjanjikan dan masih tergolong rendah. Nilai kewarganegaraaan mempunyai peran yang sangat penting dalam 2. pembentukan karakter dan moral seluruh rakyat indonesia agar dapat mewujudkan warga masyarakat yang berkualitas baik dalam kemampuan intelektual dan professional dalam tanggung jawab untuk dirinya sendiri untuk keluarga dan dimasyarakat. Implementasi nilai kewarganegaan bagi para pemulung dalam bentuk Kemandirian, rasa tanggung jawab,dan Partisipasi.

  Saran

  Berdasarkanhasilpenelitiandankesimpulandiatas, makapenelitimengemukakanbeberapa saran yaitusebagaiberikut: Sebaiknya pemulung perempuan juga harus menyadari akan pentingnya 1. pendidikan bagi anak mereka, karena dengan pendidikan maka akan ada keterampilan yang akan didapat anak, dan anak pemulungpun tidak akan mengikuti jejak orang tuanya yang bekerja sebagai pemulung.

  2. Pemerintah menyediakan program jaminan sosial melalui dinas sosial yang ada disetiap daerah terutama kesehatan dan pendidikan secara permanen terhadap keluarga pemulung. Serta sosialisasi atau kunjungan daripemerintah sesering mungkin untuk melihat langsung keadaan pemulung dan juga memberikan program-program pelatihan kepada warga miskin misalnya menjahit. Dan Hendaknya pemerintah bisa lebih membantu proses status kependudukan pemulung agar lebih mudah memperoleh pelayanan seperti pelayanan kesehatan, atau bantuan dari pemerintahan.

DAFTAR RUJUKAN

  Bungin Burhan. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Lukman Ali. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Moleong, Lexy J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta. Susanto. S. Astrid (1997). Pengantar Sosiologi dan Perubahan sosial. Bina Cipta.

  Jakarta.

Dokumen yang terkait

B E N T U K PE N GA W A S A N B E B A S V I S A K U N J U N G A N S I N G K A T ( B V K S ) O L E H K A N T O R K E I M I G R A S I A N K E P A D A W A R G A N E G A R A A S I N G Y A N G T I N G G A L D I I N D O N E S I A

0 4 15

E F E K T I V I T A S A B U S E K A M D A N Z E O L I T S E R T A P E N G U R A N G A N P U P U K N P K T E R H A D A P P R O D U K S I G A N D U M I N D O N E S I A P A D A ME D I A P A S I R A N

0 3 14

E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R M E N U L I S K A L I M A T E F E K T I F D A L A M P A R A G R A F A R G U M E N T A S I M E L A L U I K E G I A T A N P E E R C O R R E C T I O N P A D A S I S W A K E L A S X 1 S M A N E G E R I R A M B I P U

0 2 17

E V A L U A S I T E R H A D A P P E L A K S A N A A N R U JU K A N B E R JE N JA N G K A S U S K E G A WA T D A R U T A N M A T E R N A L D A N N E O N A T A L P A D A P R O G R A M JA M P E R S A L D I P U S K E S M A S K E N C O N G T A H U N 2012

0 2 19

I D E N T I F I K A S I P E N G A R U H L O K A S I U S A H A T E R H A D A P T I N G K A T K E B E R H A S I L A N U S A H A M I N I M A R K E T W A R A L A B A D I K A B U P A T E N J E M B E R D E N G A N S I S T E M I N F O R M A S I G E O G R A F I S

0 3 19

I M PL E M E N T A S I S PE K T R U M R E S PO N S G E M PA PA D A N G PA D A G E D U N G L A B O R M I C R O T E A C H I N G U N I V E R S I T A S N E G E R I PA D A N G D E N G A N M E T O D E A N A L I S I S S PE K T R U M R E S PO N S

0 4 10

I N V E S T A S I B I D A N G E N E R G I M I N Y A K D A N G A S B U M I P E R U S A H A A N M U L T I N A S I O N A L P E T R O C H I N A D I I N D O N E S I A

0 4 16

K E A N E K A R A G A M A N JE N I S I K A N D I B L O K B E D U L S E G O R O A N A K T A M A N N A S I O N A L A L A S PU R WO

0 2 17

R E S P O N TA N A M A N C A B E M E R A H T E R H A D A P P U P U K N K M A J E M U K YA N G D I A P L I K A S I K A N S E C A R A L A N G S U N G M E L A L U I TA N A M A N

0 0 10

M E D I A K O M U N I K A S I I N T E R N B A D A N G E O L O G I

0 0 48