Descriptive Statistics Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri
peserta didik di SMPN 24 Padang terlebih dahulu diberikan skor pada setiap
jawaban subjek dalam angket yang berguna untuk melihat gambaran dari
hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri peserta didik di sekolah.
Penskoran untuk tiap pernyataan menggunakan Skala Likert. Hasil penskoran
secara umum tergambar pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Descriptive Statistics Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Pola_Asuh_Orang tua
73
104
155
134,53
10,860
Konsep_Diri
73
95
160
130,44
13,034
Valid N (listwise)
73
Sumber: dari hasil pencarian dari SPSS 20
Berdasarkan Tabel Descriptive Statistics di atas, kemudian dilakukan
kategorisasi subjek secara normatif guna memberi interpretasi terhadap skor
skala. Kategorisasi yang digunakan adalah kategorisasi jenjang yang
berdasarkan pada model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah
menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur.
58
59
1. Pola Asuh Orang Tua
Hasil penskoran pola asuh orang tua secara umum tergambar pada
Tabel Descriptive Statistics berikut:
Tabel 4.2
Descriptive Statistics Pola Asuh Orang Tua
Descriptive Statistics
N
Minimum
Pola_Asuh_Orang tua
73
Valid N (listwise)
73
Maximum
104
155
Mean
134,53
Std. Deviation
10,860
Sumber: hasil pencarian dari SPSS 20
Berdasarkan Tabel Descriptive Statistics hasil penskoran di atas
maka pola asuh orang tua dapat dikategorikan menjadi kategori sangat
baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Untuk menentukan
kategori tersebut dibutuhkan interval skor melalui perhitungan berikut:
Interval= =
=
155−31
5
=
Skor Ideal −Skor Minimum
Alternatif Jawaban
124
5
=
31 5 −31(1)
5
= 24,8
Berdasarkan interval skor tersebut maka jenjang pola asuh orang
tua dapat dikategori sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
Tabel 4.3
Interval Skor Pola Asuh Orang Tua
Interval Skor
Kategori
130,2 – 155
Sangat Baik
105,4– 129,2
Baik
80,6 – 104,4
Cukup Baik
55,8 – 79,6
Kurang Baik
31- 54,8
Tidak Baik
60
Berdasarkan perhitungan di atas, kelompok subjek pada skala pola
asuh orang tua dikategorikan “Sangat Baik” jika interval skor 130,2 – 155,
“Baik” jika interval skor 105,4– 129,2, “Cukup Baik” jika interval skor
80,6 – 104,4, “Kurang Baik” jika interval skor 55,8 – 79,6 dan “ Tidak
baik” jika interval 31- 54,8.
Kategori pola asuh orang tua peserta didik secara rinci tergambar
pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Kategori Pola Asuh Orang Tua Peserta Didik
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
INISIAL
JUMLAH KATEGORI
RESPONDEN
EPR
119
Baik
DFA
149
Sangat Baik
MA
138
Sangat Baik
EPD
137
Sangat Baik
APP
135
Sangat Baik
124
KFS
Baik
136
GAD
Sangat Baik
139
AR
Sangat Baik
138
DK
Sangat Baik
MAPS
142
Sangat Baik
DT
121
Baik
WRA
155
Sangat Baik
FJ
122
Baik
MZP
140
Sangat Baik
ODA
136
Sangat Baik
MZ
130
Baik
DF
137
Sangat Baik
MCK
130
Baik
NS
137
Sangat Baik
SDL
132
Sangat Baik
138
AFB
Sangat Baik
140
RZ
Sangat Baik
111
SA
Baik
146
LZ
Sangat Baik
TM
135
Sangat Baik
DYP
140
Sangat Baik
IA
143
Sangat Baik
NO
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
INISIAL
RESPONDEN
LAP
W
G
WM
N
VF
JS
AM
RM
OHP
AD
RA
RS
NA
UYP
JNP
YH
RYP
YG
SNR
V
RMR
SR
MIF
ACA
JS
S
JUMLAH
KATEGORI
148
130
136
132
126
155
145
146
137
142
132
135
104
132
133
138
130
128
147
145
128
150
145
138
134
105
136
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Cukup Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Cukup Baik
Sangat Baik
61
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
AN
IS
SN
GR
DPS
MFI
TRP
TLV
AA
FF
130
143
113
126
142
115
118
135
136
136
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
65
66
67
68
69
70
71
72
73
WF
W
TIC
FSD
INH
MZA
T
HM
AZ
𝑵 = 73
145
145
152
126
130
136
119
147
120
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
∑𝑿 = 9821
Berdasarkan tabel kategori di atas, maka kategori pola asuh orang
tua dapat dipersentasekan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Persentasi Kategori Pola Asuh Orang Tua
No
1
2
3
4
5
Interval Skor
130,2 – 155
105,4– 129,2
80,6 – 104,4
55,8 – 79,6
31- 54,8
Jumlah
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Frekuensi
50
21
2
0
0
73
Persentase
68
29
3
0
0
100%
Berdasarkan kategori skor pola asuh orang tua pada tabel 4.5 di
atas dibagi menjadi 5 kelas interval. Dapat diuraikan dari 73 orang sampel
bahwa 50 orang peserta didik dari keseluruhan peserta didik memiliki
rentang skor antara 130,2- 155, sehingga dapat dikategorikan bahwa pola
asuh orang tua adalah sangat baik dengan persentase 68%. Sedangkan 21
orang peserta didik memiliki rentang skor 105,4- 129,2 sehingga dapat
dikategorikan bahwa pola asuh orang tua adalah baik dengan persentase
29%. Serta 2 orang peserta didik memiliki rentang skor 80,6- 104,4
dikategorikan cukup dengan persentase 3%.
62
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di
SMPN 24 Padang memilki pola asuh orang tua yang sangat baik dengan
persentase 68%
Para ahli membagi pola asuh ke dalam tiga bagian yaitu
demokratis, permissif dan otoriter. Berdasarkan hasil penelitian ini
masing-masing pola asuh tersebut dapat dipersentase sebagai berikut:
Tabel 4.6
Persentase Subvariabel Pola Asuh Orang Tua
Pola Asuh
Jumlah Item
Pernyataan
Jumlah
Rata-rata
Skor
Persentase
Demokratis
Permisif
Otoriter
Jumlah
16
7
8
31
5130
2216
2475
9821
52
22
26
100%
320.62
316.57
309.37
316.80
Berdasarkan Tabel 4.6 maka pola asuh demokratis memperoleh
persentase tertinggi yaitu 52%, diurutan berikutnya pola asuh otoriter 26%,
dan pola asuh permisif 22%.
2. Konsep Diri Peserta Didik
Hasil penskoran konsep diri peserta didik secara umum tergambar
pada Descriptive Statistics berikut:
Tabel 4.7
Descriptive Statistics Konsep Diri
Descriptive Statistics
N
Minimum
Konsep_Diri
73
Valid N (listwise)
73
95
Maximum
160
Mean
130,44
Sumber: Hasil pencarian dari SPSS 20
Std. Deviation
13,034
63
Berdasarkan Tabel Descriptive Statistics hasil penskoran di atas
maka konsep diri peserta didik dapat dikategorikan menjadi kategori
sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
dan tidak baik. Untuk
menentukan kategori tersebut dibutuhkan
interval skor melalui
perhitungan berikut:
Interval =
=
170−34
5
Skor Ideal −Skor Minimum
=
Alternatif Jawaban
136
5
=
34 5 −34(1)
5
= 27,2
Berdasarkan interval skor tersebut maka jenjang konsep diri dapat
dikategori sebagai berikut:
Tabel 4.8
Interval Skor Konsep Diri
No
1
2
3
4
5
Interval Skor
142.8 – 170
115.6– 141.8
88,4– 114.6
61,2 – 87,4
34- 60,2
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Berdasarkan perhitungan di atas, kelompok subjek pada skala
konsep diri peserta didik dikategorikan sangat baik jika interval skor 142.8
– 170, Baik jika interval skor 115.6– 141.8, Cukup Baik jika interval skor
88,4– 114.6, kurang baik jika interval skor 64,8 – 92,6 dan tidak baik jika
interval skor 34- 60,2.
Kategori konsep diri peserta didik secara rinci tergambar pada
Tabel berikut:
64
Tabel 4.9
Kategori Konsep Diri Peserta Didik
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
INISIAL
JUMLAH KATEGORI
RESPONDEN
EPR
138
Baik
DFA
125
Baik
Baik
MA
124
Baik
EPD
126
APP
153
Sangat Baik
KFS
100
Cukup Baik
GAD
124
Baik
AR
133
Baik
DK
136
Baik
143
MAPS
Sangat Baik
140
DT
Baik
Sangat Baik
WRA
154
Baik
FJ
124
Sangat Baik
MZP
143
Baik
ODA
127
Baik
MZ
124
Sangat
Baik
DF
146
MCK
127
Baik
NS
123
Baik
Sangat Baik
SDL
156
Cukup Baik
115
AFB
122
RZ
Baik
Baik
138
SA
LZ
117
Baik
TM
129
Baik
DYP
133
Baik
IA
135
Baik
AN
128
Baik
IS
128
Baik
SN
135
Baik
GR
122
Baik
DPS
160
Sangat Baik
MFI
134
Baik
TRP
132
Baik
TLV
140
Baik
AA
130
Baik
FF
119
Baik
NO
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
INISIAL
JUMLAH KATEGORI
RESPONDEN
Baik
LAP
131
Baik
W
135
Sangat Baik
G
149
WM
121
Baik
N
124
Baik
Baik
VF
141
JS
131
Baik
Sangat Baik
150
AM
RM
123
Baik
OHP
134
Baik
AD
141
Baik
RA
141
Baik
RS
105
Cukup Baik
NA
147
Sangat Baik
Cukup Baik
105
UYP
Baik
121
JNP
YH
132
Baik
RYP
123
Baik
YG
133
Baik
SNR
143
Sangat Baik
V
117
Baik
RMR
139
Baik
Cukup Baik
SR
111
MIF
124
Baik
ACA
137
Baik
JS
119
Baik
S
125
Baik
Cukup Baik
WF
114
W
139
Baik
TIC
132
Baik
Sangat Baik
144
FSD
Baik
119
INH
Cukup Baik
111
MZA
Baik
T
132
Sangat Baik
HM
151
Cukup Baik
AZ
95
65N=73
∑𝑿 =9522
65
Berdasarkan Tabel kategori di atas, maka kategori konsep diri
peserta didik dapat dipersentasekan sebagai berikut:
Tabel 4.10
Persentase Kategori konsep diri Peserta Didik
No
1
2
3
4
5
Interval Skor
142.8 – 170
115.6– 141.8
88,4– 114.6
61,2 – 87,4
34- 60,2
Jumlah
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang baik
Tidak baik
Frekuensi
12
52
9
0
0
73
Persentase
16.43
71.23
12.32
0
0
100%
Berdasarkan kategori skor pola asuh orang tua pada tabel 4.10 di
atas dibagi menjadi 5 kelas interval. Dapat diuraikan dari 73 orang sampel
bahwa 12 orang peserta didik dari keseluruhan peserta didik memiliki
rentang skor antara 142,8- 170, sehingga dapat dikategorikan bahwa
konsep diri peserta didik adalah sangat baik dengan persentase 16,43%.
Sedangkan 52 orang peserta didik memiliki rentang skor 115,6- 141,8
sehingga dapat dikategorikan bahwa konsep diri peserta didik adalah baik
dengan persentase 71,23%. Serta 9 orang peserta didik memiliki rentang
skor 88,8- 114,6 dikategorikan cukup baik dengan persentase 12,32%.
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di
SMPN 24 Padang memilki konsep diri yang baik dengan persentase
71,23%
Variabel konsep diri peserta didik memiliki sub variabel, yaitu:
aspek fisik, aspek sosial, aspek moral dan aspek psikis. Berdasarkan skor
pada tiap-tiap sub variabel maka dapat dipersentasekan sebagai berikut:
66
Tabel 4.11
Persentase sub variabel konsep diri Peserta Didik
Konsep Diri
Jumlah Item
Pernyataan
Jumlah
Skor
Rata-rata Persentase
Aspek fisik
Aspek sosial
Aspek moral
12
8
9
3191
2205
2583
265,91
275.62
287
35.29
23.52
26.47
Aspek psikis
Jumlah
5
34
1543
9522
308.6
280,05
14.70
100%
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas Aspek fisik sebesar memperoleh
persentasi tertinggi yaitu 35.29%, kemudian diurutan berikutnya aspek
moral 26.47% , aspek sosial 23.52% dan aspek psikis 14,70%.
3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Peserta Didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel X yaitu pola asuh orang tua terhadap variabel Y yaitu konsep diri
peserta didik. Penelitian ini untuk menguji hipotesis, yaitu Hipotesis
Alternatif (Ha) : “terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh
orang tua dengan konsep diri peserta didik” dan Hipotesis Nihil (Ho):
“Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua
dengan konsep diri peserta didik”. Pengujian ini dilakukan dengan teknik
korelasi pearson atau yang disebut juga dengan korelasi product moment.
67
Tabel 4.12
Hasil Korelasi Menggunakan Aplikasi SPSS 20
Correlations
Pearson Correlation
Pola_Asuh_Orang tua
Konsep_Diri
Pola_Asuh_Ora Konsep_Diri
ng tua
*
1
,275
Sig. (2-tailed)
,019
N
Pearson Correlation
73
*
,275
Sig. (2-tailed)
,019
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
73
73
1
73
Sumber: Hasil pencarian dari SPSS 20
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat hubungan pola asuh orang tua
dengan konsep diri peserta didik diperoleh pearson correlation pada r
hitung sebesar = 0,275 yang memiliki tingkat korelasi
“lemah atau
rendah”. Selain dengan menggunakan program SPSS, pengujian juga
dilakukan dengan mengolahan data korelasi secara manual.
68
Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Hasil Korelasi Manual Pola Asuh Orang Tua
dengan Konsep Diri Peserta Didik
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Pola Asuh
Orang tua (X)
119
149
138
137
135
124
136
139
138
142
121
155
122
140
136
130
137
130
137
132
138
140
111
146
135
140
143
130
143
113
126
142
115
118
135
136
136
148
Konsep
diri (Y)
138
125
124
126
153
100
124
133
136
143
140
154
124
143
127
124
146
127
123
156
115
122
138
117
129
133
135
128
128
135
122
160
134
132
140
130
119
131
XY
X2
Y2
16422
18625
17112
17262
20655
12400
16864
18487
18768
20306
16940
23870
15128
20020
17272
16120
20002
16510
16851
20592
15870
17080
15318
17082
17415
18620
19305
16640
18304
15255
15372
22720
15410
15576
18900
17680
16184
19388
14161
22201
19044
18769
18225
15376
18496
19321
19044
20164
14641
24025
14884
19600
18496
16900
18769
16900
18769
17424
19044
19600
12321
21316
18225
19600
20449
16900
20449
12769
15876
20164
13225
13924
18225
18496
18496
21904
19044
15625
15376
15876
23409
10000
15376
17689
18496
20449
19600
23716
15376
20449
16129
15376
21316
16129
15129
24336
13225
14884
19044
13689
16641
17689
18225
16384
16384
18225
14884
25600
17956
17424
19600
16900
14161
17161
69
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
130
136
132
126
155
145
146
137
142
132
135
104
132
133
138
130
128
147
145
128
150
145
138
134
105
136
145
145
152
126
130
136
119
147
135
149
121
124
141
131
150
123
134
141
141
105
147
105
121
132
123
133
143
117
139
111
124
137
119
125
114
139
132
144
119
111
132
151
17550
20264
15972
15624
21855
18995
21900
16851
19028
18612
19035
10920
19404
13965
16698
17160
15744
19551
20735
14976
20850
16095
17112
18358
12495
17000
16530
20155
20064
18144
15470
15096
15708
22197
16900
18496
17424
15876
24025
21025
21316
18769
20164
17424
18225
10816
17424
17689
19044
16900
16384
21609
21025
16384
22500
21025
19044
17956
11025
18496
21025
21025
23104
15876
16900
18496
14161
21609
18225
22201
14641
15376
19881
17161
22500
15129
17956
19881
19881
11025
21609
11025
14641
17424
15129
17689
20449
13689
19321
12321
15376
18769
14161
15625
12996
19321
17424
20736
14161
12321
17424
22801
73
120
95
N=73
∑X= 9821
∑Y= 9522
11400
∑XY=
1283838
14400
∑X2=
1329753
9025
∑Y2=
1254266
70
Kemudian dimasukkan dalam rumus korelasi prodact moment:
𝑟𝑥𝑦 =
=
=
=
=
=
rxy
𝑁. ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑁. ∑ 𝑋 2 − ∑ 𝑥
2
𝑁. ∑ 𝑦 2 − ∑ 𝑦
2
73.1283838 −(9821)(9522)
73.1329753 − 9821 2 73.1254266 − 9522 2
93.720.174−93515562
97071969 −96452041 [91561418 −90668484
204.612
619928 [892934 ]
204612
553554788752
204612
744012 ,62674232
= 0,275
Hasil korelasi SPSS dengan korelasi manual didapat hasil yang
sama. Dalam memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi
product moment secara sederhana pada umumnya dipergunakan pedoman
sebagai berikut:
a. skor rxy < r Tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
konsep diri peserta didik di SMPN 24 Padang.
b. Jika skor rxy > r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
konsep diri peserta didik di SMPN 24 Padang 1
Interprestasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment
dengan langkah sebagai berikut:
1
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2006, hal.192
71
Mencari derajat bebas atau degrees of freedom (df) dengan rumus :
df = N-2
df = 73– 2 =71
Setelah itu cek tabel korelasi “r” product Moment:
Tabel 4.14
Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment
35
40
45
50
Taraf Signifikan
5%
1%
0,325
0,418
0,304
0,393
0,288
0,372
0,273
0,354
60
70
0,250
0,232
N
0,325
0,302
Berdasarkan tabel di atas untuk df = 71 untuk signifikan 1 % =0,302
dan 5% = 0,232. Jika rxy > rtabel maka Ha diterima, sebaliknya apabila rxy < rtabel
maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil pengolahan di atas tampak bahwa rxy = 0,275 lebih
besar dari rtabel untuk signifikan 1 % = 0,302 dan untuk signifikan 5% = 0,232,
maka Ha diterima dan H0 ditolak. Koefisien korelasi menunjukkan arah
korelasi yang positif, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola
asuh orang tua dengan konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin baik pola asuh orang tua maka
semakin baik pula konsep diri peserta didik.
72
Dalam penelitian ini juga dilakukan hasil pengujian korelasi antara
sub variabel pola asuh orang tua dengan konsep diri. Hasil pengujian korelasi
antara sub varibel pola asuh orang tua dengan konsep diri , memperoleh hasil
ada beberapa sub varibel pola asuh orang tua yang memiliki pengaruh
signifikan dengan konsep diri.
1. Hubungan pola asuh demokratis dengan konsep diri peserta didik
kelas VIII SMPN 24 Padang
Tabel 4.15
Correlations
Pola Asuh
Konsep Diri
Demokratis
Pearson Correlation
Pola_asuh_
Demokratis
Sig. (2-tailed)
N
Konsep_diri
1
*
,047
73
73
*
1
Pearson Correlation
,234
Sig. (2-tailed)
,047
N
,234
73
73
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat hubungan pola
asuh orang tua demokratis dengan konsep diri peserta didik diperoleh
pearson correlation pada r hitung sebesar = 0,234. Dengan demikian
tergambar adanya hubungan positif antara pola asuh demokrasi
dengan konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang. Hal ini
dapat diartikan, semakin baik pola asuh demokrasi maka semakin baik
pula konsep diri peserta didik, sebaliknya semakin rendah pola asuh
demokrasi maka semakin rendah pula konsep diri peserta didik.
73
2. Hubungan pola asuh permisif dengan konsep diri peserta didik
kelas VIII SMPN 24 Padang
Tabel 4.16
Correlations
Pola Asuh
Konsep Diri
permisif
Pearson Correlation
Pola_asuh_
permisif
Sig. (2-tailed)
N
Konsep_diri
1
*
,043
73
73
*
1
Pearson Correlation
,230
Sig. (2-tailed)
,043
N
,238
73
73
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat dilihat hubungan pola
asuh orang tua permisif dengan konsep diri peserta didik diperoleh
pearson correlation pada r hitung sebesar = 0,230. Dengan
demikian tergambar adanya hubungan positif antara pola asuh
permisif dengan konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24
Padang
74
3. Hubungan pola asuh otoriter dengan konsep diri peserta didik
kelas VIII SMPN 24 Padang
Tabel 4.17
Correlations
Pola Asuh
Konsep Diri
Otoriter
Pearson Correlation
Pola_Asuh_
Otoriter
1
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Konsep_ diri Sig. (2-tailed)
N
,192
,104
73
73
,192
1
,104
73
73
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat hubungan pola
asuh orang tua permisif dengan konsep diri peserta didik diperoleh
pearson correlation pada r hitung sebesar = 0,192. Dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
pola asuh otoriter konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24
Padang.
B. Pembahasan
1. Pola Asuh Orang tua
Pola asuh merupakan gaya pendidikan orang tua terhadap anak atau
perlakuan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pola
asuh merupakan interaksi sosial awal yang berguna untuk mengenalkan
75
anak pada aturan dan norma, tata nilai yang berlaku di masyarakat sekitar
anak.2
Pola asuh adalah semua interaksi antara orang tua dengan anak,
interaksi disini termasuk ekspresi sikap, perhatian dalam pembimbing,
mengurus dan melatih anak.
Sumber-sumber permasalahan pada diri anak banyak terletak di
luar sekolah. Hal ini disebabkan anak lebih lama berada di rumah daripada
di sekolah. Karena anak lebih lama berada di rumah, maka orang tualah
yang bertugas mendidik dan mengasuh anak. Anak-anak tumbuh dan
berkembang dibawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak
beradaptasi dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup
yang berlaku di lingkungannya. Orang tua merupakan dasar pertama bagi
pembentukan pribadi anak dan membentuk baik-buruknya perilaku anak.
Pola asuh yang diberikan oleh orang tua pada anak bisa dalam
bentuk perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin dalam tutur kata,
sikap, perilaku dan tindakan yang diberikan. Orang tua diharapkan dapat
memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi anak, yang bertujuan
mengoptimalkan perkembangan anak dan yang paling utama pola asuh
yang diterapkan bertujuna menanamkan nilai-nilai agama pada anak.
Hal di atas menguatkan hasil penelitian yang penulis lakukan,
bahwa 73 peserta didik yang menjadi sampel penelitian mempunyai pola
asuh yang berbeda- beda, ada yang sangat baik, baik dan cukup baik. Atau
2
Hurlock, Perkembangan Anak, ( Jakarta: Erlangga, 2012 ), jilid 2
76
dalam penghitungan statistik yang dilakukan terdapat 50 orang peserta
didik dari keseluruhan peserta didik memiliki rentang skor antara 130,2155, sehingga dapat dikategorikan bahwa pola asuh orang tua adalah
sangat baik dengan persentase 68%. Sedangkan 21 orang peserta didik
memiliki rentang skor 105,4- 129,2 sehingga dapat dikategorikan bahwa
pola asuh orang tua adalah baik dengan persentase 29%. Serta 2 orang
peserta didik memiliki rentang skor 80,6- 104,4 dikategorikan cukup
dengan persentase 3%.
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di
SMPN 24 Padang memilki pola asuh orang tua yang sangat baik dengan
persentase 68%.
2. Konsep Diri Peserta Didik
Salah satu penentu keberhasilan dalam pekembangan adalah
konsep diri. Konsep diri merupakan suatu bagian yang terpenting dalam
setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan
sifat yang unik pada diri manusia sehingga dapat digunakan untuk
membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.3
Berdasarkan hasil penelitian variabel konsep diri peserta didik
maka diperoleh kategori sangat baik, baik, dan cukup baik. Jumlah subjek
yang termasuk kategori konsep diri sangat baik diperoleh 12 orang peserta
didik atau persentase sebanyak 16,43%, yang masuk dalam kategori baik
diperoleh 52 orang peserta didik atau persentase sebanyak 71,23%, dan
3
Syamsul Bahri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2010), h. 121
77
yang masuk dalam kategori cukup baik diperoleh 9 orang peserta didik
atau persentase sebanyak 12,32%.
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di
SMPN 24 Padang memilki konsep diri yang baik dengan persentase
71,23%.
3. Hubungan Pola Asuh Orang tua Dengan Konsep Diri Peserta Didik
Pola asuh yang diberikan orang tua akan dapat mempengaruhi
terhadap konsep diri peserta didik. Zulfan Saam dan Sri Wahyuni
mengatakan, dalam pembentukan konsep diri peranan orang tua sangatlah
penting. Cara orang tua mengasuh anaknya akan berpengaruh terhadap
anak dalam menilai dirinya. Jika anak dapat pengalaman baik dalam
keluarga, maka ia akan dapat mengembangkan dan menilai dirinya secara
baik pula. Penelitian Symond menyimpulkan bahwa adanya kehangatan
dalam keluarga berperan penting bagi perkembangan konsep diri anak.
Adanya rasa kehangatan dalam hubungan anak dengan orang tua maka
anak mempunyai sikap sosial, koperatif, emosinya stabil, menerima
dirinya sendiri dan menghargai oran lain, sedangkan anak yang tidak
merasakan kehangatan dengan orang tuanya, akan merasa tidak aman, sulit
menyesuaikan diri, merasa rendah diri dan kurang menghargai orang lain.
Jadi pengalaman- pengalaman yang diterima anak dalam keluarga akan
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan konsep diri anak.4
4
Zulfan Saam dan Sri Wahyuni, Psikologi Keperawatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012).h. 97- 98
78
Berdasarkan penjelasan di atas membuktikan bahwa hasil
penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri
peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang dengan menggunakan data
statistik, bahwa rxy = 0,275 lebih besar dari rtabel untuk signifikan 1 % =
0,302 dan untuk signifikan 5% = 0,232, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Koefisien korelasi menunjukkan arah korelasi yang positif, artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang.
Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin baik pola asuh orang tua maka semakin
baik pula konsep diri peserta didik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri
peserta didik di SMPN 24 Padang terlebih dahulu diberikan skor pada setiap
jawaban subjek dalam angket yang berguna untuk melihat gambaran dari
hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri peserta didik di sekolah.
Penskoran untuk tiap pernyataan menggunakan Skala Likert. Hasil penskoran
secara umum tergambar pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Descriptive Statistics Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Pola_Asuh_Orang tua
73
104
155
134,53
10,860
Konsep_Diri
73
95
160
130,44
13,034
Valid N (listwise)
73
Sumber: dari hasil pencarian dari SPSS 20
Berdasarkan Tabel Descriptive Statistics di atas, kemudian dilakukan
kategorisasi subjek secara normatif guna memberi interpretasi terhadap skor
skala. Kategorisasi yang digunakan adalah kategorisasi jenjang yang
berdasarkan pada model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah
menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur.
58
59
1. Pola Asuh Orang Tua
Hasil penskoran pola asuh orang tua secara umum tergambar pada
Tabel Descriptive Statistics berikut:
Tabel 4.2
Descriptive Statistics Pola Asuh Orang Tua
Descriptive Statistics
N
Minimum
Pola_Asuh_Orang tua
73
Valid N (listwise)
73
Maximum
104
155
Mean
134,53
Std. Deviation
10,860
Sumber: hasil pencarian dari SPSS 20
Berdasarkan Tabel Descriptive Statistics hasil penskoran di atas
maka pola asuh orang tua dapat dikategorikan menjadi kategori sangat
baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Untuk menentukan
kategori tersebut dibutuhkan interval skor melalui perhitungan berikut:
Interval= =
=
155−31
5
=
Skor Ideal −Skor Minimum
Alternatif Jawaban
124
5
=
31 5 −31(1)
5
= 24,8
Berdasarkan interval skor tersebut maka jenjang pola asuh orang
tua dapat dikategori sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
Tabel 4.3
Interval Skor Pola Asuh Orang Tua
Interval Skor
Kategori
130,2 – 155
Sangat Baik
105,4– 129,2
Baik
80,6 – 104,4
Cukup Baik
55,8 – 79,6
Kurang Baik
31- 54,8
Tidak Baik
60
Berdasarkan perhitungan di atas, kelompok subjek pada skala pola
asuh orang tua dikategorikan “Sangat Baik” jika interval skor 130,2 – 155,
“Baik” jika interval skor 105,4– 129,2, “Cukup Baik” jika interval skor
80,6 – 104,4, “Kurang Baik” jika interval skor 55,8 – 79,6 dan “ Tidak
baik” jika interval 31- 54,8.
Kategori pola asuh orang tua peserta didik secara rinci tergambar
pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Kategori Pola Asuh Orang Tua Peserta Didik
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
INISIAL
JUMLAH KATEGORI
RESPONDEN
EPR
119
Baik
DFA
149
Sangat Baik
MA
138
Sangat Baik
EPD
137
Sangat Baik
APP
135
Sangat Baik
124
KFS
Baik
136
GAD
Sangat Baik
139
AR
Sangat Baik
138
DK
Sangat Baik
MAPS
142
Sangat Baik
DT
121
Baik
WRA
155
Sangat Baik
FJ
122
Baik
MZP
140
Sangat Baik
ODA
136
Sangat Baik
MZ
130
Baik
DF
137
Sangat Baik
MCK
130
Baik
NS
137
Sangat Baik
SDL
132
Sangat Baik
138
AFB
Sangat Baik
140
RZ
Sangat Baik
111
SA
Baik
146
LZ
Sangat Baik
TM
135
Sangat Baik
DYP
140
Sangat Baik
IA
143
Sangat Baik
NO
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
INISIAL
RESPONDEN
LAP
W
G
WM
N
VF
JS
AM
RM
OHP
AD
RA
RS
NA
UYP
JNP
YH
RYP
YG
SNR
V
RMR
SR
MIF
ACA
JS
S
JUMLAH
KATEGORI
148
130
136
132
126
155
145
146
137
142
132
135
104
132
133
138
130
128
147
145
128
150
145
138
134
105
136
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Cukup Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Cukup Baik
Sangat Baik
61
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
AN
IS
SN
GR
DPS
MFI
TRP
TLV
AA
FF
130
143
113
126
142
115
118
135
136
136
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
65
66
67
68
69
70
71
72
73
WF
W
TIC
FSD
INH
MZA
T
HM
AZ
𝑵 = 73
145
145
152
126
130
136
119
147
120
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Baik
∑𝑿 = 9821
Berdasarkan tabel kategori di atas, maka kategori pola asuh orang
tua dapat dipersentasekan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Persentasi Kategori Pola Asuh Orang Tua
No
1
2
3
4
5
Interval Skor
130,2 – 155
105,4– 129,2
80,6 – 104,4
55,8 – 79,6
31- 54,8
Jumlah
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Frekuensi
50
21
2
0
0
73
Persentase
68
29
3
0
0
100%
Berdasarkan kategori skor pola asuh orang tua pada tabel 4.5 di
atas dibagi menjadi 5 kelas interval. Dapat diuraikan dari 73 orang sampel
bahwa 50 orang peserta didik dari keseluruhan peserta didik memiliki
rentang skor antara 130,2- 155, sehingga dapat dikategorikan bahwa pola
asuh orang tua adalah sangat baik dengan persentase 68%. Sedangkan 21
orang peserta didik memiliki rentang skor 105,4- 129,2 sehingga dapat
dikategorikan bahwa pola asuh orang tua adalah baik dengan persentase
29%. Serta 2 orang peserta didik memiliki rentang skor 80,6- 104,4
dikategorikan cukup dengan persentase 3%.
62
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di
SMPN 24 Padang memilki pola asuh orang tua yang sangat baik dengan
persentase 68%
Para ahli membagi pola asuh ke dalam tiga bagian yaitu
demokratis, permissif dan otoriter. Berdasarkan hasil penelitian ini
masing-masing pola asuh tersebut dapat dipersentase sebagai berikut:
Tabel 4.6
Persentase Subvariabel Pola Asuh Orang Tua
Pola Asuh
Jumlah Item
Pernyataan
Jumlah
Rata-rata
Skor
Persentase
Demokratis
Permisif
Otoriter
Jumlah
16
7
8
31
5130
2216
2475
9821
52
22
26
100%
320.62
316.57
309.37
316.80
Berdasarkan Tabel 4.6 maka pola asuh demokratis memperoleh
persentase tertinggi yaitu 52%, diurutan berikutnya pola asuh otoriter 26%,
dan pola asuh permisif 22%.
2. Konsep Diri Peserta Didik
Hasil penskoran konsep diri peserta didik secara umum tergambar
pada Descriptive Statistics berikut:
Tabel 4.7
Descriptive Statistics Konsep Diri
Descriptive Statistics
N
Minimum
Konsep_Diri
73
Valid N (listwise)
73
95
Maximum
160
Mean
130,44
Sumber: Hasil pencarian dari SPSS 20
Std. Deviation
13,034
63
Berdasarkan Tabel Descriptive Statistics hasil penskoran di atas
maka konsep diri peserta didik dapat dikategorikan menjadi kategori
sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
dan tidak baik. Untuk
menentukan kategori tersebut dibutuhkan
interval skor melalui
perhitungan berikut:
Interval =
=
170−34
5
Skor Ideal −Skor Minimum
=
Alternatif Jawaban
136
5
=
34 5 −34(1)
5
= 27,2
Berdasarkan interval skor tersebut maka jenjang konsep diri dapat
dikategori sebagai berikut:
Tabel 4.8
Interval Skor Konsep Diri
No
1
2
3
4
5
Interval Skor
142.8 – 170
115.6– 141.8
88,4– 114.6
61,2 – 87,4
34- 60,2
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Berdasarkan perhitungan di atas, kelompok subjek pada skala
konsep diri peserta didik dikategorikan sangat baik jika interval skor 142.8
– 170, Baik jika interval skor 115.6– 141.8, Cukup Baik jika interval skor
88,4– 114.6, kurang baik jika interval skor 64,8 – 92,6 dan tidak baik jika
interval skor 34- 60,2.
Kategori konsep diri peserta didik secara rinci tergambar pada
Tabel berikut:
64
Tabel 4.9
Kategori Konsep Diri Peserta Didik
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
INISIAL
JUMLAH KATEGORI
RESPONDEN
EPR
138
Baik
DFA
125
Baik
Baik
MA
124
Baik
EPD
126
APP
153
Sangat Baik
KFS
100
Cukup Baik
GAD
124
Baik
AR
133
Baik
DK
136
Baik
143
MAPS
Sangat Baik
140
DT
Baik
Sangat Baik
WRA
154
Baik
FJ
124
Sangat Baik
MZP
143
Baik
ODA
127
Baik
MZ
124
Sangat
Baik
DF
146
MCK
127
Baik
NS
123
Baik
Sangat Baik
SDL
156
Cukup Baik
115
AFB
122
RZ
Baik
Baik
138
SA
LZ
117
Baik
TM
129
Baik
DYP
133
Baik
IA
135
Baik
AN
128
Baik
IS
128
Baik
SN
135
Baik
GR
122
Baik
DPS
160
Sangat Baik
MFI
134
Baik
TRP
132
Baik
TLV
140
Baik
AA
130
Baik
FF
119
Baik
NO
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
INISIAL
JUMLAH KATEGORI
RESPONDEN
Baik
LAP
131
Baik
W
135
Sangat Baik
G
149
WM
121
Baik
N
124
Baik
Baik
VF
141
JS
131
Baik
Sangat Baik
150
AM
RM
123
Baik
OHP
134
Baik
AD
141
Baik
RA
141
Baik
RS
105
Cukup Baik
NA
147
Sangat Baik
Cukup Baik
105
UYP
Baik
121
JNP
YH
132
Baik
RYP
123
Baik
YG
133
Baik
SNR
143
Sangat Baik
V
117
Baik
RMR
139
Baik
Cukup Baik
SR
111
MIF
124
Baik
ACA
137
Baik
JS
119
Baik
S
125
Baik
Cukup Baik
WF
114
W
139
Baik
TIC
132
Baik
Sangat Baik
144
FSD
Baik
119
INH
Cukup Baik
111
MZA
Baik
T
132
Sangat Baik
HM
151
Cukup Baik
AZ
95
65N=73
∑𝑿 =9522
65
Berdasarkan Tabel kategori di atas, maka kategori konsep diri
peserta didik dapat dipersentasekan sebagai berikut:
Tabel 4.10
Persentase Kategori konsep diri Peserta Didik
No
1
2
3
4
5
Interval Skor
142.8 – 170
115.6– 141.8
88,4– 114.6
61,2 – 87,4
34- 60,2
Jumlah
Kategori
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang baik
Tidak baik
Frekuensi
12
52
9
0
0
73
Persentase
16.43
71.23
12.32
0
0
100%
Berdasarkan kategori skor pola asuh orang tua pada tabel 4.10 di
atas dibagi menjadi 5 kelas interval. Dapat diuraikan dari 73 orang sampel
bahwa 12 orang peserta didik dari keseluruhan peserta didik memiliki
rentang skor antara 142,8- 170, sehingga dapat dikategorikan bahwa
konsep diri peserta didik adalah sangat baik dengan persentase 16,43%.
Sedangkan 52 orang peserta didik memiliki rentang skor 115,6- 141,8
sehingga dapat dikategorikan bahwa konsep diri peserta didik adalah baik
dengan persentase 71,23%. Serta 9 orang peserta didik memiliki rentang
skor 88,8- 114,6 dikategorikan cukup baik dengan persentase 12,32%.
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di
SMPN 24 Padang memilki konsep diri yang baik dengan persentase
71,23%
Variabel konsep diri peserta didik memiliki sub variabel, yaitu:
aspek fisik, aspek sosial, aspek moral dan aspek psikis. Berdasarkan skor
pada tiap-tiap sub variabel maka dapat dipersentasekan sebagai berikut:
66
Tabel 4.11
Persentase sub variabel konsep diri Peserta Didik
Konsep Diri
Jumlah Item
Pernyataan
Jumlah
Skor
Rata-rata Persentase
Aspek fisik
Aspek sosial
Aspek moral
12
8
9
3191
2205
2583
265,91
275.62
287
35.29
23.52
26.47
Aspek psikis
Jumlah
5
34
1543
9522
308.6
280,05
14.70
100%
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas Aspek fisik sebesar memperoleh
persentasi tertinggi yaitu 35.29%, kemudian diurutan berikutnya aspek
moral 26.47% , aspek sosial 23.52% dan aspek psikis 14,70%.
3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Peserta Didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel X yaitu pola asuh orang tua terhadap variabel Y yaitu konsep diri
peserta didik. Penelitian ini untuk menguji hipotesis, yaitu Hipotesis
Alternatif (Ha) : “terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh
orang tua dengan konsep diri peserta didik” dan Hipotesis Nihil (Ho):
“Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua
dengan konsep diri peserta didik”. Pengujian ini dilakukan dengan teknik
korelasi pearson atau yang disebut juga dengan korelasi product moment.
67
Tabel 4.12
Hasil Korelasi Menggunakan Aplikasi SPSS 20
Correlations
Pearson Correlation
Pola_Asuh_Orang tua
Konsep_Diri
Pola_Asuh_Ora Konsep_Diri
ng tua
*
1
,275
Sig. (2-tailed)
,019
N
Pearson Correlation
73
*
,275
Sig. (2-tailed)
,019
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
73
73
1
73
Sumber: Hasil pencarian dari SPSS 20
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat hubungan pola asuh orang tua
dengan konsep diri peserta didik diperoleh pearson correlation pada r
hitung sebesar = 0,275 yang memiliki tingkat korelasi
“lemah atau
rendah”. Selain dengan menggunakan program SPSS, pengujian juga
dilakukan dengan mengolahan data korelasi secara manual.
68
Hasil pengolahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Hasil Korelasi Manual Pola Asuh Orang Tua
dengan Konsep Diri Peserta Didik
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Pola Asuh
Orang tua (X)
119
149
138
137
135
124
136
139
138
142
121
155
122
140
136
130
137
130
137
132
138
140
111
146
135
140
143
130
143
113
126
142
115
118
135
136
136
148
Konsep
diri (Y)
138
125
124
126
153
100
124
133
136
143
140
154
124
143
127
124
146
127
123
156
115
122
138
117
129
133
135
128
128
135
122
160
134
132
140
130
119
131
XY
X2
Y2
16422
18625
17112
17262
20655
12400
16864
18487
18768
20306
16940
23870
15128
20020
17272
16120
20002
16510
16851
20592
15870
17080
15318
17082
17415
18620
19305
16640
18304
15255
15372
22720
15410
15576
18900
17680
16184
19388
14161
22201
19044
18769
18225
15376
18496
19321
19044
20164
14641
24025
14884
19600
18496
16900
18769
16900
18769
17424
19044
19600
12321
21316
18225
19600
20449
16900
20449
12769
15876
20164
13225
13924
18225
18496
18496
21904
19044
15625
15376
15876
23409
10000
15376
17689
18496
20449
19600
23716
15376
20449
16129
15376
21316
16129
15129
24336
13225
14884
19044
13689
16641
17689
18225
16384
16384
18225
14884
25600
17956
17424
19600
16900
14161
17161
69
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
130
136
132
126
155
145
146
137
142
132
135
104
132
133
138
130
128
147
145
128
150
145
138
134
105
136
145
145
152
126
130
136
119
147
135
149
121
124
141
131
150
123
134
141
141
105
147
105
121
132
123
133
143
117
139
111
124
137
119
125
114
139
132
144
119
111
132
151
17550
20264
15972
15624
21855
18995
21900
16851
19028
18612
19035
10920
19404
13965
16698
17160
15744
19551
20735
14976
20850
16095
17112
18358
12495
17000
16530
20155
20064
18144
15470
15096
15708
22197
16900
18496
17424
15876
24025
21025
21316
18769
20164
17424
18225
10816
17424
17689
19044
16900
16384
21609
21025
16384
22500
21025
19044
17956
11025
18496
21025
21025
23104
15876
16900
18496
14161
21609
18225
22201
14641
15376
19881
17161
22500
15129
17956
19881
19881
11025
21609
11025
14641
17424
15129
17689
20449
13689
19321
12321
15376
18769
14161
15625
12996
19321
17424
20736
14161
12321
17424
22801
73
120
95
N=73
∑X= 9821
∑Y= 9522
11400
∑XY=
1283838
14400
∑X2=
1329753
9025
∑Y2=
1254266
70
Kemudian dimasukkan dalam rumus korelasi prodact moment:
𝑟𝑥𝑦 =
=
=
=
=
=
rxy
𝑁. ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑁. ∑ 𝑋 2 − ∑ 𝑥
2
𝑁. ∑ 𝑦 2 − ∑ 𝑦
2
73.1283838 −(9821)(9522)
73.1329753 − 9821 2 73.1254266 − 9522 2
93.720.174−93515562
97071969 −96452041 [91561418 −90668484
204.612
619928 [892934 ]
204612
553554788752
204612
744012 ,62674232
= 0,275
Hasil korelasi SPSS dengan korelasi manual didapat hasil yang
sama. Dalam memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi
product moment secara sederhana pada umumnya dipergunakan pedoman
sebagai berikut:
a. skor rxy < r Tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
konsep diri peserta didik di SMPN 24 Padang.
b. Jika skor rxy > r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
konsep diri peserta didik di SMPN 24 Padang 1
Interprestasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment
dengan langkah sebagai berikut:
1
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2006, hal.192
71
Mencari derajat bebas atau degrees of freedom (df) dengan rumus :
df = N-2
df = 73– 2 =71
Setelah itu cek tabel korelasi “r” product Moment:
Tabel 4.14
Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment
35
40
45
50
Taraf Signifikan
5%
1%
0,325
0,418
0,304
0,393
0,288
0,372
0,273
0,354
60
70
0,250
0,232
N
0,325
0,302
Berdasarkan tabel di atas untuk df = 71 untuk signifikan 1 % =0,302
dan 5% = 0,232. Jika rxy > rtabel maka Ha diterima, sebaliknya apabila rxy < rtabel
maka Ho ditolak.
Berdasarkan hasil pengolahan di atas tampak bahwa rxy = 0,275 lebih
besar dari rtabel untuk signifikan 1 % = 0,302 dan untuk signifikan 5% = 0,232,
maka Ha diterima dan H0 ditolak. Koefisien korelasi menunjukkan arah
korelasi yang positif, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola
asuh orang tua dengan konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin baik pola asuh orang tua maka
semakin baik pula konsep diri peserta didik.
72
Dalam penelitian ini juga dilakukan hasil pengujian korelasi antara
sub variabel pola asuh orang tua dengan konsep diri. Hasil pengujian korelasi
antara sub varibel pola asuh orang tua dengan konsep diri , memperoleh hasil
ada beberapa sub varibel pola asuh orang tua yang memiliki pengaruh
signifikan dengan konsep diri.
1. Hubungan pola asuh demokratis dengan konsep diri peserta didik
kelas VIII SMPN 24 Padang
Tabel 4.15
Correlations
Pola Asuh
Konsep Diri
Demokratis
Pearson Correlation
Pola_asuh_
Demokratis
Sig. (2-tailed)
N
Konsep_diri
1
*
,047
73
73
*
1
Pearson Correlation
,234
Sig. (2-tailed)
,047
N
,234
73
73
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat hubungan pola
asuh orang tua demokratis dengan konsep diri peserta didik diperoleh
pearson correlation pada r hitung sebesar = 0,234. Dengan demikian
tergambar adanya hubungan positif antara pola asuh demokrasi
dengan konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang. Hal ini
dapat diartikan, semakin baik pola asuh demokrasi maka semakin baik
pula konsep diri peserta didik, sebaliknya semakin rendah pola asuh
demokrasi maka semakin rendah pula konsep diri peserta didik.
73
2. Hubungan pola asuh permisif dengan konsep diri peserta didik
kelas VIII SMPN 24 Padang
Tabel 4.16
Correlations
Pola Asuh
Konsep Diri
permisif
Pearson Correlation
Pola_asuh_
permisif
Sig. (2-tailed)
N
Konsep_diri
1
*
,043
73
73
*
1
Pearson Correlation
,230
Sig. (2-tailed)
,043
N
,238
73
73
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat dilihat hubungan pola
asuh orang tua permisif dengan konsep diri peserta didik diperoleh
pearson correlation pada r hitung sebesar = 0,230. Dengan
demikian tergambar adanya hubungan positif antara pola asuh
permisif dengan konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24
Padang
74
3. Hubungan pola asuh otoriter dengan konsep diri peserta didik
kelas VIII SMPN 24 Padang
Tabel 4.17
Correlations
Pola Asuh
Konsep Diri
Otoriter
Pearson Correlation
Pola_Asuh_
Otoriter
1
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Konsep_ diri Sig. (2-tailed)
N
,192
,104
73
73
,192
1
,104
73
73
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat hubungan pola
asuh orang tua permisif dengan konsep diri peserta didik diperoleh
pearson correlation pada r hitung sebesar = 0,192. Dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
pola asuh otoriter konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24
Padang.
B. Pembahasan
1. Pola Asuh Orang tua
Pola asuh merupakan gaya pendidikan orang tua terhadap anak atau
perlakuan orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pola
asuh merupakan interaksi sosial awal yang berguna untuk mengenalkan
75
anak pada aturan dan norma, tata nilai yang berlaku di masyarakat sekitar
anak.2
Pola asuh adalah semua interaksi antara orang tua dengan anak,
interaksi disini termasuk ekspresi sikap, perhatian dalam pembimbing,
mengurus dan melatih anak.
Sumber-sumber permasalahan pada diri anak banyak terletak di
luar sekolah. Hal ini disebabkan anak lebih lama berada di rumah daripada
di sekolah. Karena anak lebih lama berada di rumah, maka orang tualah
yang bertugas mendidik dan mengasuh anak. Anak-anak tumbuh dan
berkembang dibawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak
beradaptasi dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup
yang berlaku di lingkungannya. Orang tua merupakan dasar pertama bagi
pembentukan pribadi anak dan membentuk baik-buruknya perilaku anak.
Pola asuh yang diberikan oleh orang tua pada anak bisa dalam
bentuk perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin dalam tutur kata,
sikap, perilaku dan tindakan yang diberikan. Orang tua diharapkan dapat
memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi anak, yang bertujuan
mengoptimalkan perkembangan anak dan yang paling utama pola asuh
yang diterapkan bertujuna menanamkan nilai-nilai agama pada anak.
Hal di atas menguatkan hasil penelitian yang penulis lakukan,
bahwa 73 peserta didik yang menjadi sampel penelitian mempunyai pola
asuh yang berbeda- beda, ada yang sangat baik, baik dan cukup baik. Atau
2
Hurlock, Perkembangan Anak, ( Jakarta: Erlangga, 2012 ), jilid 2
76
dalam penghitungan statistik yang dilakukan terdapat 50 orang peserta
didik dari keseluruhan peserta didik memiliki rentang skor antara 130,2155, sehingga dapat dikategorikan bahwa pola asuh orang tua adalah
sangat baik dengan persentase 68%. Sedangkan 21 orang peserta didik
memiliki rentang skor 105,4- 129,2 sehingga dapat dikategorikan bahwa
pola asuh orang tua adalah baik dengan persentase 29%. Serta 2 orang
peserta didik memiliki rentang skor 80,6- 104,4 dikategorikan cukup
dengan persentase 3%.
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di
SMPN 24 Padang memilki pola asuh orang tua yang sangat baik dengan
persentase 68%.
2. Konsep Diri Peserta Didik
Salah satu penentu keberhasilan dalam pekembangan adalah
konsep diri. Konsep diri merupakan suatu bagian yang terpenting dalam
setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan
sifat yang unik pada diri manusia sehingga dapat digunakan untuk
membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.3
Berdasarkan hasil penelitian variabel konsep diri peserta didik
maka diperoleh kategori sangat baik, baik, dan cukup baik. Jumlah subjek
yang termasuk kategori konsep diri sangat baik diperoleh 12 orang peserta
didik atau persentase sebanyak 16,43%, yang masuk dalam kategori baik
diperoleh 52 orang peserta didik atau persentase sebanyak 71,23%, dan
3
Syamsul Bahri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2010), h. 121
77
yang masuk dalam kategori cukup baik diperoleh 9 orang peserta didik
atau persentase sebanyak 12,32%.
Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa peserta didik di
SMPN 24 Padang memilki konsep diri yang baik dengan persentase
71,23%.
3. Hubungan Pola Asuh Orang tua Dengan Konsep Diri Peserta Didik
Pola asuh yang diberikan orang tua akan dapat mempengaruhi
terhadap konsep diri peserta didik. Zulfan Saam dan Sri Wahyuni
mengatakan, dalam pembentukan konsep diri peranan orang tua sangatlah
penting. Cara orang tua mengasuh anaknya akan berpengaruh terhadap
anak dalam menilai dirinya. Jika anak dapat pengalaman baik dalam
keluarga, maka ia akan dapat mengembangkan dan menilai dirinya secara
baik pula. Penelitian Symond menyimpulkan bahwa adanya kehangatan
dalam keluarga berperan penting bagi perkembangan konsep diri anak.
Adanya rasa kehangatan dalam hubungan anak dengan orang tua maka
anak mempunyai sikap sosial, koperatif, emosinya stabil, menerima
dirinya sendiri dan menghargai oran lain, sedangkan anak yang tidak
merasakan kehangatan dengan orang tuanya, akan merasa tidak aman, sulit
menyesuaikan diri, merasa rendah diri dan kurang menghargai orang lain.
Jadi pengalaman- pengalaman yang diterima anak dalam keluarga akan
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan konsep diri anak.4
4
Zulfan Saam dan Sri Wahyuni, Psikologi Keperawatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012).h. 97- 98
78
Berdasarkan penjelasan di atas membuktikan bahwa hasil
penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri
peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang dengan menggunakan data
statistik, bahwa rxy = 0,275 lebih besar dari rtabel untuk signifikan 1 % =
0,302 dan untuk signifikan 5% = 0,232, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Koefisien korelasi menunjukkan arah korelasi yang positif, artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
konsep diri peserta didik kelas VIII SMPN 24 Padang.
Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin baik pola asuh orang tua maka semakin
baik pula konsep diri peserta didik.