View of Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Pada Mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Pada Mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan
Sunardjo
email: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain
nonequivalent control group design yang bertujuan untuk menguji (1) perbedaan
hasil belajar antara kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual dan kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional (2) perbedaan hasil belajar antara kelompok mahasiswa
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan kelompok mahasiswa yang
memiliki motivasi berprestasi rendah (3) interaksi antara penerapan strategi
pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional dengan tingkat
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada
mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
STKIP PGRI Bangkalan. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik random. Jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 74.
Data dikumpulkan diolah secara statistik inferensial dengan menggunakan teknik
analisis varian (anava) dua jalur 2 x 2.
Didasarkan pada statistik deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada
pengaruh penerapan strategi pembelajaran kontekstual (rerata 53,06) terhadap
hasil belajar mahasiswa dibandingkan dengan penerapan strategi pembelajaran
konvensional (rerata 48,76). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa strategi pembelajaran kontekstual dan tingkat motivasi berprestasi berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan mahasiswa STKIP

PGRI Bangkalan.
Kata Kunci: Hasil belajar, Motivasi berprestasi, pembelajaran konvensional, dan
Strategi pembelajaran kontekstual,
Abstract:This research was a quasi-experimental research with none quivalent
control group design that aims to test (1) The differences of learning out comes
between groups of students taught by contextual learning strategy and student
groups taught by conventional learning strategy (2)The learning outcome
difference between groups of students who have high achievement motivation and
a group of students who have low achievement motivation (3) The interaction
between contextual learning strategy implementation and conventional learning
strategy with a level of achievement motivation for learning outcomes on student
of citizenship education of STKIP PGRI Bangkalan. The subject of this research
was students of STKIP PGRI Bangkalan. The sample selection of this research
used random techniques. The number of included samples in the research was
74.The collected data were statistically processed using inferential statistic by
using variance (anava) two lanes 2 x 2 technique analysis.
Based on the descriptive statistics, the result showed that, there was an effect in
applying contextual learning strategies (mean 53.06) on the outcome learning of
students compared to the conventional learning strategy implementation (average


109

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125

48.76). The findings of this research indicated that contextual learning strategy
and level achievement motivation influence learning outcomes of citizenship
education of students at STKIP PGRI Bangkalan.
Keywords: Learning outcome,achievement motivation, conventional learning and
contextual learning strategy.

faatkan berbagai langkah dengan baik,

Pendahuluan
Pembelajaran mata kuliah pendidi-

dan belum maksimalnya pemanfaatan

kan kewarganegaraan belum menun-

pendekatan pembelajaran pendidikan


jukkan upaya maksimal untuk menca-

nilai moral yang ada secara maksimal.

pai tujuan pembelajaran yang sesuai

Persepsi mengenai kelemahan pende-

dengan tuntutan kurikulum. Muatan ni-

katan atau metode pembelajaran pen-

lai telah banyak terakomodasi dalam

didikan kewarganegaraan oleh sebagi-

kurikulum, namun dalam pelaksanaan

an besar dosen menjadi faktor berikut-


pembelajaran masih banyak terjadi pe-

nya yang menjadikan misi pendidikan

nyimpangan. Secara garis besar nilai-

kewarganegaraan untuk membentuk

nilai yang ada dalam dokumen kuriku-

warga negara yang demokratis dan par-

lum diajarkan oleh dosen dalam bentuk

tisipatif jauh dari harapan. Masalah

konsep nilai. Dosen lebih banyak mem-

yang terjadi ialah sebagian dosen


belajarkan definisi atau pengertian kon-

belum menerapkan pembelajaran kon-

sep dan nilai daripada berupaya meng-

tekstual atau menerapkan pendekatan

adakan proses pembelajaran untuk

pembelajaran relevan lainnya. Padahal,

menjadikan proses internalisasi, perso-

garda terdepan mencapai keberhasilan

nalisasi, dan aplikasi nilai terhadap diri

misi pendidikan kewarganegaraan pa-


mahasiswa dalam kehidupan sehari-

radigma baru terletak pada kerja keras

hari (Abdul & Sapriya, 2011). Keadaan

dosen untuk selalu inovatif dan kreatif

ini terlihat dari pembelajaran yang ma-

melakukan pengembangan pendekatan

sih dominan menggunakan pendekatan

pendidikan kewarganegaraan (Samsuri,

atau metode pembelajaran yang mono-

2011: 3). Melihat rendahnya hasil be-


ton tanpa memperhatikan karakteristik

lajar

yang dimiliki mahasiswa, belum meli-

dilakukan

batkan lingkungan sebagai sumber be-

perbaikan dalam pembelajaran di kelas

lajar secara maksimal, belum meman-

termasuk proses penilaiannya. Dalam

110

yang diperoleh, maka perlu

refleksi

dan

perbaikan-

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo

proses pembelajaran, perlu dipikirkan

by Doing, Learning by Discovery.

suatu pendekatan pembelajaran yang

Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan

dapat membangkitkan semangat dan

yang sarat dengan nilai-nilai moral


minat belajar siswa agar pembelajaran

yang membentuk karakter yang mulia

menjadi bermakna dan mudah untuk

akhlakul karimah tidak dapat dicapai

dipahami.

lewat serangkaian teori atau tugas yang

Untuk mengatasi hal tersebut di

tidak membangun pengetahuan baru

atas perlu disusun strategi pembela-

dan tak dapat direalisasikan dalam


jaran dan dicarikan alternatif yang da-

kehidupan nyata.

pat memperbaiki pembelajaran pendi-

Sebagai pembanding dari strategi

dikan kewarganegaraan tersebut. Salah

pembelajaran kontekstual adalah stra-

satu alternatif yakni digunakan strategi

tegi pembelajaran konvesional yang di-

pembelajaran kontekstual (Contextual

sebut juga metode pembelajaran tradi-


Teaching and Learning). Karena me-

sional atau disebut juga dengan metode

tode kontekstual adalah sebuah sistem

ceramah, karena sejak dulu metode ini

belajar yang didasarkan pada filosofi

telah dipergunakan sebagai alat komu-

bahwa siswa mampu menyerap pela-

nikasi lisan antara dosen dengan maha-

jaran apabila mereka menangkap mak-

siswa dalam proses belajar dan pem-

na dalam materi akademis yang mereka

belajaran. Dalam pembelajaran sejarah

terima, dan mereka menangkap makna

metode konvensional ditandai dengan

dalam tugas-tugas, jika mereka bisa

ceramah yang diiringi dengan penjelas-

mengaitkan informasi baru dengan pe-

an serta pembagian tugas dan latihan.

ngetahuan dan pengalaman yang sudah

Secara

etimologi,

pembelajaran

mereka miliki sebelumnya (Johnson,

kovensional merupakan proses pembe-

E.B. , 2007).

lajaran yang menekankan pada kebiasa-

Menurut pandangan peneliti, stra-

an, kesepakatan, persetujuan dan tata

tegi pembelajaran kontekstual adalah

cara, sehingga kegiatan belajar menga-

yang tepat dalam mata pelajaran pendi-

jar lebih terikat pada ketentuan, aturan,

dikan kewarganegaraan. Titik temunya

susunan yang diterapkan secara regular

adalah pengetahuan dan keterampilan

dalam pembelajaran sehari-hari, dan

baru yang didapat siswa bukan dengan

pengorganisasian waktu, materi dan

menghafal, tetapi melakukan Learning

111

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125

metode

belajar

setelah

ditemukan

berprestasi

tinggi

berbeda

secara

signifikan jika dibandingkan dengan

(Slavin, 2007).
Strategi pembelajaran konvensi-

mahasiswa yang memiliki motivasi

onal adalah suatu strategi pembelajaran

berprestasi rendah? 3). Apakah ada

yang berpusat pada dosen (teacher

interaksi antara strategi pembelajaran

centered instruction), yang melibatkan

dan motivasi berprestasi terhadap hasil

kegiatan-kegiatan yang berurutan dan

belajar mahasiswa?

terstruktur, yang secara jelas diarahkan

Untuk menyelesaikan ketiga per-

atau dipusatkan pada tujuan menstrans-

soalan ini, dikemukakan tiga teori yang

fer pengetahuan dari dosen kepada

dapat dijadikan dasar berpijak yakni;

mahasiswa Pengetahuan dapat dipin-

1). Strategi Pembelajaran Contextual

dahkan secara utuh dari pikiran dosen

Teaching and Learning (CTL), 2).

kepada pikiran mahasiswa”.

Teori Strategi Pembelejaran Konven-

Selain faktor metode pembelajaran

sional, dan 3). Teori Strategi Motivasi

bahwa tinggi atau rendahnya prestasi

Belajar. Ketiga teori tersebut akan

belajar disebabkan oleh adanya penga-

dipaparkan sebagai berikut.

ruh dari faktor internal dan eksternal

Pembelajaran kontekstual merupa-

(Degeng, 2001). Faktor internal yang

kan konsep belajar dan mengajar yang

berpengaruh dan erat kaitannya dengan

membantu dosen mengaitkan antara

prestasi belajar mahasiswa, diantaranya

materi yang diajarkannya dengan si-

adalah motivasi berprestasi yang di-

tuasi dunia nyata dan mendorong

miliki mahasiswa.

membuat hubungan antara pengetahuan

Berdasarkan uraian latar belakang

yang dimilikinya dengan penerapannya

permasalahan diatas, maka dirumuskan

dalam kehidupan mereka sebagai ang-

persalah

1).

gota keluarga, masyarakat, dan warga

Apakah hasil belajar mahasiswa yang

negara. Dengan demikian, pembela-

diajar menggunakan strategi pembela-

jaran kontekstual memungkinkan ma-

jaran

secara

hasiswa menghubungkan isi materi

signifikan, dibandingkan dengan diajar

dengan konteks kehidupan sehari-hari

menggunakan

untuk menemukan makna (Johnson,

penelitian

kontekstual

ini

yakni;

berbeda

strategi

pembelajaran

konvensional? 2). Apakah hasil belajar

E.B., 2007).

mahasiswa yang memiliki motivasi

112

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo

Pembelajaran kontekstual dalam

trasikan,

menciptakan

ide

dan

mata kuliah pendidikan kewargane-

sebagainya; 2) Inkuiri, artinya meru-

garaan mendasarkan pada filosofi kon-

muskan

struktivisme, yang beranggapan bahwa

melakukan observasi, menganalisis dan

pengetahuan adalah hasil konstruksi

menyajikan prestasi tulisan (gambar,

manusia. Manusia mengkonstruksi pe-

laporan, bagan, diagram, tabel dan

ngetahuan mereka melalui interaksi

karya lainnya); 3) Bertanya, artinya

mereka dengan objek, fenomena, pe-

kegiatan ini berguna untuk menggali

ngalaman, dan lingkungan mereka.

informasi,

Suatu pengetahuan dianggap benar bila

membangkitkan respon, mengetahui

pengetahuan itu dapat berguna untuk

sejauh mungkin keingintahuan maha-

menghadapi dan memecahkan per-

siswa; 4) Masyarakat Belajar, artinya

soalan atau fenomena yang sesuai

pembentukan kelompok kecil, pem-

(Glasersfeld,1996). Pembelajaran kon-

bentukan kelompok besar, bekerja

tekstual dalam pendidikan kewarga-

dengan kelas, bekerja dengan masya-

negaraan dikembangkan berdasarkan

rakat; 5) Permodelan, artinya mende-

beberapa teori belajar, diantaranya teori

monstrasikan

perkembangan kognitif dari Piaget

memberi contoh, mendatangkan model;

(1951), teori free discovery learning

6) Refleksi, artinya berupa pernyataan

dari Bruner (1977), teori meaningful

langsung tentang apa yang dipero-

learning , teori hukum genetik tentang

lehnya pada hari itu, catatan atau

perkembangan (genetic law of develop-

jurnal, kesan dan saran mengenai

ment) dan teori Zona perkembangan

pembelajaran; 7) Penilaian Autentik,

proksimal (zone of proximal develop-

artinya

ment) dari Vygotsky (1978).

sesudah proses pembelajaran berlang-

masalah,

mengamati

mengecek

pemahaman,

penggunaan

dilaksanakan

atau

selama

alat,

dan

Langkah-langkah dalam komponen

sung, bisa formatif maupun sumatif,

pendekatan Contextual Teaching and

yang diukur keterampilan dan dapat

Learning adalah sebagai berikut: 1)

digunakan sebagai umpan balik.

Kontruktivisme, artinya cara mereali-

Pembelajaran kontekstual tersebut

sasikannya di dalam kelas yaitu dalam

di atas berbeda dengan pembelajaran

bentuk bekerja, praktek, berlatih secara

konvensional yang lebih menekannkan

fisik, menulis karangan, mendemon-

pada kebiasaan, kesepakatan, perse-

113

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125

tujuan dan tata cara, sehingga kegiatan

lebih sering mengunakan menyampaian

belajar mengajar lebih terikat pada

materi pelajaran dengan ceramah, dan

ketentuan,

yang

latihan dengan mengikuti urutan materi

diterapkan secara regular dalam pem-

dalam kurikulum secara ketat. Dosen

belajaran sehari-hari, dan pengorga-

berasumsi bahwa keberhasilan program

nisasian waktu, materi dan metode

pembelajaran

belajar setelah ditemukan oleh guru

tasannya. Sumber belajar pada pembe-

(Slavin, 2007).

lajaran konvensional

aturan,

susunan

Menurut Brooks & Brooks (1993),
pembelajaran

dengan

penekannya

pada

konvensional

dilihat

dari

ketun-

lebih banyak

berupa informasi verbal yang diperoleh
dari buku teks dan penjelasan dosen.

yaitu

Selama ini pembelajaran konven-

penambahan pengetahuan dan belajar

sional lebih didominasi oleh dosen,

sebagai proses “meniru” kemudian

dengan penyampaian secara langsung,

sebagai evaluasi melalui kuis atau tes

kesempatan bagi siswa untuk mengem-

standar. Keberhasilan program pem-

bangkan kemampuannya sesuai dengan

belajaran konvensional menurut asumsi

bakat, minat dan gaya belajarnya

guru dilihat dari habisnya seluruh

sangat terbatas (Sanjaya, 2007). Selan-

materi yang terdapat di kurikulum telah

jutnya Slavin (2007) mengungkapkan

diinformasikan kepada siswa dan siswa

ciri-ciri dari pembelajaran konven-

diharapkan

sional adalah : (1) lingkungan belajar

kembali

tujuan

dapat
ketika

mengungkapkan
diberi

sejumlah

pertanyaan.

berpusat pada dosen (teacher centered
instruction),

(2)

dosen

memegang

Dilihat dari jalur modus penyam-

kontrol penuh atas kelas, (3) dosen

paian pesan pembelajaran penyeleng-

berkuasa dan bertangung jawab dalam

garaan pembelajaran dengan strategi

proses

konvensional lebih sering mengunakan

pembelajaran berlang-sung di dalam

modus pemberian informasi (telling),

kelas.

pembe-lajaran,

dan

(4)

menggunakan

Teori motivasi berprestasi dikem-

modus peragaan (demonstrating), dan

bangkan oleh Mc Clelland (dalam

memberikan kesempatan kepada siswa

Winardi,

untuk menampilkan unjuk kerja secara

Mereka menyatakan bahwa teori moti-

langsung. Dengan perkataan lain dosen

vasi berprestasi adalah teori nilai

ketimbang

dengan

114

2002).

kolega-koleganya.

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo

ekspektansi,

sebab

teori

motivasi

motivasional

ekstrinsik

(intensif-

berprestasi menekankan asumsi bahwa

intensif eksternal) seperti uang, kedu-

tendensi individu untuk terlibat dalam

dukan, status, atau prestise. Motivasi

penyelesaian suatu aktivitas berkaitan

dapat mempengaruhi apa yang kita

dengan kekuatan pengharapan kognitif

pelajarai, kapan kita belajar, dan

yaitu keyakinan bahwa tingkah lakunya

bagaimana cara belajar (Schunk,2012).

akan mengarah pada konsekuensi atau
prestasi tertentu.

Motivasi berprestasi didefinisikan
sebagai keinginan untuk mencapai

Teori motivasi berprestasi mengkon-

prestasi sesuai dengan standar yang

sepsitualisasikan bahwa setiap individu

telah

memiliki motivasi berprestasi maupun

Degeng, 2001) mendefinisikan moti-

motivasi menjauhi kegagalan. Kekua-

vasi berprestasi sebagai kecenderungan

tan kedua motivasi tersebut tidak sama

seseorang untuk melatih kekuatan,

pada setiap individu, sebab setiap

mengatasi

individu memiliki pengalaman yang

mengerjakan sesuatu yang sulit sebaik

berbeda dalam pencapaian prestasi.

dan secepat mungkin.

Motivasi berprestasi yang kuat akan

kakan

mengarahkan individu untuk mendekati

merupakan keinginan seseorang yang

situasi yang berkaitan dengan prestasi.

timbul dari kebutuhan untuk memburu

Sebaliknya, apabila yang kuat itu

yang terbaik, bekerja keras dalam

adalah motivasi menjauhi kegagalan,

mencapai tujuan tertentu atau kemam-

maka individu akan terdorong untuk

puan dalam menyelesaikan tugas yang

menjauhi situasi yang berkaitan dengan

sulit,

prestasi. Seperti diketahui, motivasi

dengan orang lain dengan standar

berprestasi

tinggi.

motivasi menjauhi kega-

galan memiliki relasi dengan faktorfaktor motivasional intrinsik,

kedua-

ditetapkan.

Murray

hambatan

bahwa

yang

dan berusaha

Juga dikemu-

motivasi

melibatkan

berprestasi

persaingan

Hasil belajar menurut
(Degeng,

2013),

(dalam

yaitu:

Bloom
1)

ranah

nya dipandang sebagai pemacu tingkah

kognitif yang berhubungan dengan

laku. Di lain pihak, individu juga

kemampuan berpikir, (2) ranah afektif

seringkali

yang

mendekati

situasi

yang

berhubungan

dengan

minat,

berkaitan dengan prestasi atau berusaha

perasaan, sikap, emosi, kepribadian

mencapai prestasi karena faktor-faktor

penghargaan, proses internalisasi dan

115

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125

pembentukan karakteristik diri, dan

kondisi

(3)

yang

diinginkan sebagai tujuan yang ingin

berhubungan dengan persoalan kete-

dicapai, yang sering mempengaruhi

rampilan motorik yang dikendalikan

keputusan perancangan pembelajaran

oleh kematangan psikologis. Dalam

dalam melakukan penetapan strategi,

taksonomi

kognitif

metode, maupun teknik yang diguna-

enam

kan dalam pembelajaran (Degeng,

ranah

psikomotorik

Bloom

diklasifikasikan

ranah
kedalam

jenjang, secara berturut dari jenjang

rendah

yakni:

pengetahuan,

dan

hasil

yang

2013).

kemampuan tinggi ke jenjang kemampuan

tertentu,

Lebih
Reigeluth

lanjut

dikatakan

(dalam

Degeng,

oleh
2013)

pemahaman, penerapan, analisis, sin-

bahwa hasil pembelajaran secara umum

tesa, dan evaluasi. Kemudian ranah

diklarifikasikan menjadi tiga bagian,

afektif membagi dalam lima jenjang.

yaitu: (1) keefektifan pembelajaran, (2)

Kelima

adalah:

efesiensi pembelajaran, dan (3) daya

penerimaan (receiving); penanggapan

tarik pembelajaran. Degeng (2010)

penghargaan (valuing);

menyatakan ruang lingkup pelaksanaan

jenjang

(responding)

tersebut

pengorganisasian (organizulion); dan

hasil

penjatidirian (characterization). Selan-

penilaian terhadap proses dan kema-

jutnya

juan

ranah psikomotorik membagi

belajar

siswa

belajar

meliputi:

siswa

pada

setiap

kedalam enam jenjang yakni: gerakan

kemampuan

refleks, gerakan badan yang mendasar,

materi yang sedang dipelajarinya, yang

kemampuan

berguna sebagai umpan balik untuk

fisik,

persepsi,

keterampilan

kemampuan
gerakan,

dan

Hasil pembelajaran adalah semua

terhadap

perbaikan pembelajaran selanjutnya,
(2)

komunikasi yang beraturan.

(kompetensi)

(1)

penilaian

kompetensi,

akhir
yang

pembelajaran

berguna

untuk

efek yang dijadikan sebagai indikator

mengetahui dan menetapkan tingkat

tentang nilai dari strategi pembelajaran

penguasaan

yang diorganisasikan di bawah kondisi

komptensi

yang berbeda. Hasil pembelajaran bisa

dasar

berupa hasil nyata, yaitu hasil yang

pembelajaran lebih lanjut, (3) penilaian

nyata dari penggunaan pengorgani-

akhir

sasian strategi pembelajaran di bawah

mengetahui tingkat penguasaan siswa

116

siswa
yang

untuk

terhadap

setiap

dipelajari

sebagai

menentukan

proses

pendidikan,

berguna

untuk

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo

dan

Diagram the Version of Non-

pelatihan sebagai dasar untuk menetap-

equivalent Control Group Design (cf.

kan kelulusan menempuh jenjang pen-

Tuckman, 1999: 172)

terhadap

program

pendidikan

didikan.
Dalam perkembangan selanjutnya
Blomm

(1981)

kemampuan

ranah

kognitif

mencakup dua demensi, yaitu demensi
proses dan demensi produk kognitif.
Dimensi proses kognitif mencakup
enam jenjang, yaitu: mengingat atau

menerapkan

Dalam

mengklasifikasikan

pada

remember (C1),

Hasil dan Pembahasan

memahami ( C2),

atau

apply

(C3),

menganalisis atau analys (C4), menilai
atau evaluate (C5), dan mencipta atau
create (C6). Produk kognitif mencakup

mengenai

bagian
deskripsi

berjumlah

74

terdiri

persepsi,

Strategi Pembelajaran

Motivasi Berprestasi
Rendah
Motivasi Berprestasi
Tinggi
Jumlah

Strategi
Pembelajaran

terpola.

Kontekstual

Metode Penelitian
berikut

Konvensional

ini.
K1: O1

X1

O2
Total

-----------------------K2: O3

X2

Strategi
Pembelaj
aran
Kontekst
ual

Strategi
Pembelaj
aran
Konvensi
onal

Jumlah

24

13

37

12

25

37

36

38

74

Rerata Skor dan Simpangan Baku
Hasil Postest.

keaslian, respon terbimbing, dan respon

Rancangan penelitian adalah

ini

Keadaan Sampel Penelitian Berdasarkan Motivasi Berprestasi dan
Strategi Pembelajaran.

menerima,

dari

Berikut

metode pembelajaran.

merespon, menghargai, mengorgani-

psikomotorik

orang.

berdasarkan motivasi berprestasi dan

knowledge. Ranah afektif terdiri dari

sasi, dan bertindak konsisten. Ranah

hasil

dipaparkan keadaan sampel penelitian

dural knowledge, dan metakog-nitif

yaitu:

umum

sis deskriptif sampel penelitian yang

ledge, compceptual knowledge, prose-

komponen,

dipaparkan

penelitian didasarkan pada hasil anali-

empat jenjang, yaitu: factual know-

lima

ini

O4

117

Motivasi
Berprestasi
Rendah

Mean
44,29

Std.
Deviati
on
7,664

24

N

Tinggi

61,83

9,094

12

Total

53,06

11,616

36

Rendah

47,15

4,981

13

Tinggi

50,36

6,291

25

Total

48,76

6,008

38

Rendah

45,30

6,908

37

Tinggi

54,08

9,017

37

Total

49,69

9,120

74

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125

Pengaruh Strategi Pembelajaran
terhadap Hasil Belajar.

sional. Hasil penelitian ini mendukung

Dari hasil perhitungan anava dua

penelitian strategi pembelajaran kon-

jalur terhadap data postes hasil belajar,

konsep, prinsip, ciri teoritis dan hasil

tekstual.
Simpulan dalam penelitian ini

mata kuliah pendidikan kewarganegaraan diperoleh hasil 0,000 dengan

menimbulkan

taraf signifikansi 0,05. Hal ini menun-

yaitu: 1) Seorang dosen pendidikan

jukkan bahwa taraf signifikansi 0,000

kewarganegaraan harus cermat dan

berada dibawah angka signifikansi 0,05

tepat dalam memilih, mengembangkan,

atau (0,00 < 0,05).

dan menerapkan strategi pembelajaran

Dengan demikian Ho ditolak. Ini
berarti

terdapat

perbedaan

yang

yang

sesuai

beberapa

dengan

implikasi,

rumpun

dan

karakteristik disiplin ilmunya. Hal ini

signifikan terhadap hasil belajar mata

sesuai

kuliah

pendidikan kewarganegaraan

pendidikan kewarganegaraan yaitu ,

antara

kelompok

yang

membekali dan melatih seperangkat

belajar dengan mengunakan strategi

pengetahuan, nilai, etika, dan keteram-

pembelajaran

dengan

pilan-keterampilan dasar sebagai warga

meng-

negara yang bertanggung jawab bagi

gunakan strategi pembelajaran konven-

kelangsungan dan keutuhan negaranya

sional. Dengan melihat rata-rata nilai

dan sekaligus menjadi warga negara

hasil belajarnya sebesar 53,06 lebih

yang baik. Dengan strategi

besar dari pada rata-rata nilai strategi

lajaran kontekstual pada hakekatnya

pembelajaran

dapat

kelompok

mahasiswa

kontekstual

mahasiswa

yang

konvensional

sebesar

dengan

melatih

misi

pembelajaran

mahasiswa

pembe-

untuk

mengatasi masalah dengan berpikir

48,76 (53,06 > 49,26).
Hal ini dapat disimpulkan secara

kritis dan kompleks dalam menemukan

umum bahwa hasil belajar mata kuliah

makna belajar bagi kehidupan nyata

pendidikan kewarganegaraan yang di-

sehari-hari; 2) Aplikasi strategi pembe-

capai mahasiswa yang belajar dengan

lajaran

menggunakan strategi

pembelajaran

pembelajaran mata kuliah pendidikan

kontekstual ada perbedaan pada maha-

kewarganegaraan memerlukan dosen

siswa yang belajar dengan mengguna-

yang mampu dan mau untuk menyusun

kan strategi pembelajaran konven-

tahap tahapan pembelajaran dalam

118

kontekstual

dalam

proses

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo

program pembelajaran yang sesuai

kegiatan menerima dan menghafalkan

dengan strategi pembelajaran konteks-

materi yang diberikan oleh dosen.

tual, dan 3) Di samping itu, diperlukan

Dalam kegiatan belajar bermakna

dosen yang mampu menyusun tahapan

memerlukan strategi pengorganisasian

pembelajaran

dengan

materi dan strategi penyampaian yang

tahapan-tahapan dalam strategi pembe-

spesifik. Degeng, (2000) mengemu-

lajaran kontekstual, sekaligus meng-

kakan bahwa pengemasan pembe-

implementasikan

lajaran dewasa ini sering berdasarkan

yang selaras

strategi

tersebut

secara akurat (sesuai dengan prosedur

asumsi-asumsi

standar model). Penerapan strategi

dengan

pembelajaran

dalam

orang yang belajar, dan hakikat

pembelajaran mata kuliah pendidikan

orang yang mengajar, sehingga kura-

kewarganegaraan menuntut kesiapan

ng mendorong belajar bermakna.

dosen yang tinggi, karena para dosen

Asumsi-asumsi ini mendorong maha-

harus mengamati setiap mahasiswa di

siswa pada belajar hafalan (rote style

dalam kelas agar memahami keadaan

learning).

emosi mahasiswa, gaya belajarnya,

dalam

kemampuannya

konteks

kewarganeraaan adalah mengembang-

budaya dan latar belakangnya dan

kan pengertian dan memikirkan strategi

situasi keuangan keluarganya.

apa yang digunakan untuk mengatasi

kontekstual

berbahasa,

Strategi pembelajaran kontekstual
mampu

mengaktifkan

yang tidak

hakikat

Bagian

sejalan

belajar,

yang

pembelajaran

hakikat

terpenting
pendidikan

masalah, hal ini tidak cukup bagi dosen

dalam

untuk mengerti dan tahu bagaimana

pembelajaran. Mahasiswa diberi ke-

menggunakan dan menerapkan konsep

sempatan untuk mengatasi masalah

mata kuliah pendidikan kewargane-

yang bersifat kontekstual dan mereka

garaan

bekerja

dalam keseharian. Smaldino, et al.

secara

kolaboratif

dalam

untuk

mengatasi

persoalan

suatu kelompok kecil, serta secara

(2005:8)

bergantian

hasil

learning leads to inert knowledge we

kerja mereka di depan kelas. Kegiatan

know something but never apply it

belajar seperti ini merupakan kegiatan

to real life". Ini merupakan kelemahan

belajar

pembelajaran yang menekankan pada

mempresentasikan

bermakna,

bukan

sekadar

produk

119

mengemukakan

(content

"...

based)

rote

dan

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125

mengabaikan proses, padahal pemaha-

tual

menggunakan masalah-masalah

man produk, tidak bisa dicapai tanpa

yang

kontekstual

memahami

memperolehnya.

pemecahannya. Para mahasiswa yang

Dalam strategi pembelajaran konteks-

belajar melalui pengalaman meme-

tual, kegiatan pembelajaran ditekankan

cahkan

pada

mahasiswa

belajar baik konten maupun strategi

mengalami kegiatan belajar yang lebih

berpikir. Dengan demikian strategi

mendalam melalui aktivitas mengatasi

pembelajaran kontekstual benar-benar

masalah, tidak sekedar tahu dan hafal

menyiapkan, melatih, dan membia-

isi materi pembelajaran.

sakan mahasiswa untuk selalu ber-

proses

proses,

sehingga

masalah,

untuk

dicarikan

mereka

dapat

Dalam penerapan strategi pembe-

pikir kritis menghadapi permasala-

lajaran kontekstual, mahasiswa difa-

han yang dihadapinya, mahasiswa

silitasi untuk mengkonstruksi pengeta-

belajar

huan, bukan sekadar merekam infor-

kompleks, bukan masalah yang hanya

masi. Rekonstruksi pengetahuan oleh

memiliki satu jawaban benar.

mahasiswa
mecahan

dilakukan
masalah,

melalui

mengorganisasikan

masalah

pe-

pengumpulan

informasi, diskusi, presentasi hasil

Pengaruh
Motivasi
terhadap Hasil Belajar

Berprestasi

pekerjaan, dan lain sebagainya. Dalam

Hasil uji hipotesis menunjukkan

pemecahan masalah pendidikan ke-

bahwa hasil belajar mahasiswa yang

warganegaraan

masalah-

memiliki motivasi berprestasi tinggi

masalah rutin belaka, melainkan pe-

berbeda secara signifikan dari pada

mecahan masalah yang membutuh-

mahasiswa yang memiliki motivasi

kan kebebasan, pertimbangan dan

berprestasi rendah. Dengan ungkapan

kreativitas serta pengetahuan-pengeta-

lain,

huan yang dimiliki oleh mahasiswa

motivasi berprestasi tinggi memperoleh

saat ini untuk membangun pengetahuan

hasil yang lebih baik dibandingkan

baru. Pembelajaran yang menggunakan

dengan

strategi

motivasi

bukanlah

pembelajaran

kontekstual

mahasiswa

mahasiswa
berprestasi

yang

yang

memiliki

memiliki

rendah.

Hasil

sangat selaras dengan situasi dimana

pengamatan peneliti di kelas terlihat

situasi

bahwa

yang

sebenarnya

terjadi,

karena strategi pembelajaran konteks-

mahasiswa

yang

memiliki

motivasi berprestasi tinggi lebih tekun,

120

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo

cermat dan agresif dalam mengikuti

kiran bahwa dalam suatu analisis

mata

varian faktorial, jika variabel bebas dan

kuliah

pendidikan

kewarga-

negaraan dan dalam mengerjakan soal-

variabel

soal mata kuliah pendidikan kewarga-

diduga kuat memberikan pengaruh

negaraan selalu selesai tepat waktu.

terhadap variabel terikat, maka penga-

moderator

masing-masing

ruh interaksi variabel bebas dan variaInteraksi antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
terhadap Hasil Belajar.

bel moderator terhadap variabel terikat tentulah diduga lemah dan tidak
signifikan.

Dengan uji analisis varian factorial 2x2, dapat diketahui pengaruh
utama (main effect) dan pengaruh
interaksi

(interaction

effect)

dari

Implikasi Hasil Penelitian terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan di
STKIP PGRI Bangkalan.

semua variabel perlakuan. Penga-ruh
Berdasarkan temuan-temuan pene-

utama variabel perlakuan telah dibahas,
selanjutnya dibahas pengaruh interaksi
variabel

perlakuan.

menunjukkan bahwa
antara

strategi

Hasil

analisis

ada interaksi

pembelajaran

dan

motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar

mahasiswa.

Temuan

ini

menguatkan temuan pertama bahwa
ada perbedaan hasil belajar maha-

litian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat memberikan beberapa
implikasi terhadap pembelajaran mata
kuliah pendidikan kewarga-negaraan.
Adapun implikasi-implikasi temuan
penelitian ini terhadap pembelajaran
mata

pendidikan

kewarga-

negaraan adalah sebagai berikut.
Pertama, untuk meningkatkan hasil

siswa dalam mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan yang diajar dengan

kuliah

belajar mahasiswa dalam mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan, strategi

strategi pembelajaran yang berbeda.
Temuan hasil analisis bahwa ada
interaksi antara strategi pembelajaran
dan motivasi berprestasi terhadap
hasil belajar mahasiswa sesuai dengan
hipotesis penelitian yang diajukan
penulis. Hal ini didasari oleh pemi-

pembelajaran

kontekstual

dapat

digunakan sebagai salah satu strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran
kontekstual dapat dimplementasikan
melalui pengajuan masalah yang harus
dipecahkan oleh mahasiswa di awal
pembelajaran. Masalah dapat dikon-

121

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125

struksi oleh dosen atau oleh maha-

Keempat, adanya perbedaan hasil

siswa itu sendiri. Melalui strategi ini

belajar antara kelompok mahasiswa

mahasiswa dituntut untuk berperan

yang bermotivasi berprestasi tinggi,

aktif memecahkan masalah, menggali

seharusnya membuat dosen menjadi

informasi,

dan

perhatian terhadap motivasi berprestasi

bekerja secara kolaboratif, sehingga

dan karakteristik mahasiswanya. Un-

mengalami

tuk itu, motivasi berprestasi dan

bertukar

proses

pikiran,

belajar

secara

karakteristik tetap menjadi acuan da-

bermakna.
Kedua, dosen harus mencermati

lam

merancang,

mengembangkan,

materi mata kuliah pendidikan ke-

mengelola, dan mengevaluasi pem-

warganegaraan,

belajaran.

kemudian

memilih

Kelima,

pokok-pokok bahasan yang mampu
memunculkan
salahan

permasalahan-perma-

kontekstual sesuai dengan

ada

interaksi

antara

strategi pembelajaran dan motivasi
berprestasi

terhadap

hasil

keadaan riil di lapangan. Dengan

mengindikasikan

demikian, permasalahan-permasalahan

utama strategi pembelajaran terhadap

yang

hasil belajar memang benar adanya.

dipecahkan

oleh

mahasiswa

Dengan

adalah masalah-masalah sehari-hari.

bahwa

belajar

perkataan

lain,

pengaruh

temuan

Ketiga, strategi pembelajaran kon-

penelitian ini menguatkan adanya

tekstual menuntut dosen dan maha-

perbedaan hasil belajar yang diajar

siswa yang aktif dan kreatif dalam

dengan strategi pembelajaran yang

pembelajaran. Artinya, baik dosen

berbeda. Berdasarkan temuan pene-

maupun mahasiswa harus mengerah-

litian

kan segala daya dan upaya, serta

memilih strategi pembelajaran yang

berperan secara maksimal sesuai peran

tepat dalam mengampu mata kuliah

masing-masing dalam pembelajaran.

pendidikan kewarganegaraan. Pemi-

Selain itu, dosen dan maha-siswa

lihan strategi pembelajaran yang tepat

dituntut untuk kreatif dalam mencip-

diharapkan dapat memberikan kon-

takan masalah kontekstual, mencari

tribusi terhadap peningkatan hasil

sumber informasi, dan memecahkan

belajar mahasiswa.

masalah.

122

ini,

para

dosen

hendaknya

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo

ada interaksi terhadap hasil belajar

Simpulan
Berdasarkan

deskripsi

umum,

mata kuliah pendidikan kewargane-

pengujian hipotesis, dan pembahasan

garaan pada mahasiswa semester tiga

dapat disimpulkan bahwa ada per-

tahun akademik 2014/2015 STKIP

bedaan hasil belajar pendidikan ke-

PGRI Bangkalan.

warganegaraan

pada

mahasiswa

semester tiga tahun akademik 2014
/2015 antara kelompok maha-siswa
yang diberi perlakuan meng-gunakan
strategi

pembelajaran

dibandingkan

kontekstual

dengan

kelompok

mahasiswa yang menggunakan strategi pembelajaran konven-sional. Penerapan pembelajaran dengan strategi
pembelajaran

kontek-stual

secara

signifikan ada perbedaan hasil belajar
dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Ada perbedaan
hasil belajar pendi-dikan kewarganegaraan pada maha-siswa semester
tiga

tahun

antara

akademik

kelompok

2014/2015

mahasiswa

yang

memiliki motivasi berpres-tasi tinggi
dan kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Kelompok mahasis-wa yang memiliki
motivasi

berprestasi

tinggi

secara

signifikan ada perbedaan hasil belajar
dibandingkan dengan kelompok mahasiswa

yang

memiliki

motivasi

berprestasi rendah. Antara strategi
pembelajaran dan motivasi berprestasi

Daftar Pustaka
Abdul, A.W. & Sapriya, 2011,
Teori
dan
Landasan
Pendidikan
Kewarganegaraan,
Bandung, Alfabeta CV.
Atkinson, J.W. (1957). Motivational
determinants of risk-taking
behavior. New York: D.Van
Nostrand.
Blomm. S. 1981. Taxonomy of
Educational
Objectives.
Handbook I : Cognitive
Domain. London: Logmans
Group
Brook, J.G & Brook, M.GT. 1993.
In Search of understanding:
the case for contructivist
claarooms.
Norfolk:
Associtaion forSuvervition
and curriculum Depelopment.
Budimansyah, D. 2010, Penguatan
Pendidikan
Kewarganegaraan
Untuk
Membangun
Karakter
Bangsa, Bandung: Widya
Aksara Press
Budiningsih, A. 2005. Belajar dan
pembelajaran. Rineka Cipta:
Jakarta.
Creswell, John W. 2010. Research
Design.
Ahmad
Fawaid
Research Design Pendekatan
Kualitatif, Mixed. Yogjakarta:
Pustaka Pelajar
Darma. S dan Putu.I. 2013 , Pengaruh
Pendekatan
Pembelajaran
Kontestual Terhadap Hasil
Belajar PKn Ditinjau Dari

123

Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125

Minat Belajar Siswa, Singaraja:
e-Jornal
Pascasarjana
Universitas Pendidikan
Degeng, I.N.S. 2001. Kumpulan Bahan
Pembelajaran, Menuju Pribadi
Unggul
Lewat
Perbaikan
Kualitas
Pembelajaran
di
Perguruan Tinggi. Malang:
Universitas Negeri Malang,
LP3.
Degeng, I.N.S. 2000. Paradigma baru
pendidikan
memasuki
era
demokratisasi belajar. Makalah
disajikan dalam Seminar dan
Diskusi
Panel
Nasional
Teknologi Pembelajaran V,
Program
Studi
Teknologi
Pembelajaran
Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Malang Bekerja Sama dengan
Ikatan
Profesi
Teknologi
Pendidikan Indonesia (IPTPI)
Cabang Malang, Malang, 7
Oktober.
Degeng,
I.N.S.
2013.
Ilmu
Pembelajaran:
Klasifikasi
Variabel Untuk Pengembangan
Teori dan Penelitian. Bandung:
Arasmedia
Dewey, J. 1916. Democracy and
Education: An Introduction to the
Philosophy of Education, New
York: Free Press.
Dick W dan Carey, 2001. The
Systematic Design of Intruction
Fifth edition. Nework: San
Francisco.
Donaldson, N. 2005. Addressing
misconceptions
in
a
constructivist, application-based
physics course. Paper presented
at The Thirty-Fifth Annual
Conference of the International
Society for Exploring Teaching
and Learning (ISETL), (online),
(http://www.isetl.org/conferenc
e/
presentation.cfm?pid=215,

diakses tanggal 20 Oktober
2007).
Johnson, E.B,
2007.
Contextual
Teaching
And
Learning
Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikan dan Bermakna.
Terjemahan:
Contextual
Teaching and Learning: what it
is and why it’s here to stay,
oleh: Setiawan, I. 2007,
Bandung: MLC
Joyce, B. & Weil M 2009. ModelModel Pengajaran. Terjemahan:
Models of Teaching. 6th edition.
Oleh: Fawaid, A & Mirza, A,
2011.
Yogjakarta:
Pustaka
Pelajar
Kerlinger, F. N., & Lee, H.B. 2000.
Foundation
of
behavioral
research. New York: Hotl,
Rinehart & Winston, Inc.
Komalasari, K. 2010. Pendidikan
Kewarganegaraan:
Dalam
Perspektif
Internasional
Konteks Teori Dan Profil
Pembelajaran. Bandung: Widya
Aksara Press
Lasmawan,
I.W.
2011
Telaah
Kurikulum (Sebuah pengantar
dalam pembelajaran PKn).
Singaraja;
Universitas
Pendidikan Ganesha.
Nurhadi,
2009.
Pembelajaran
Kontekstual (CTL). Malang:
Pascasarjana
Riyanto, Y.2008. Paradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media
Samsuri, 2011, Bahan Kajian Kuliah
Umum di Program Studi
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan
(PPKn)
FKIP
Universitas
Ahmad
Dahlan, Yogjakarta, 9 Mei
2011. Makalah disajikan dalam
diskusi tentang best pratices
pembelajaran PKn, dalam kajian
mandiri kewarganegaraan di

124

Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo

Program Studi PIPS Sekolah
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan
.Kencana
Prenada
Media
Group. Jakarta
Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan
.Kencana
Prenada
Media
Group. Jakarta
Schunk, D.H. 2012. Teori-teori
Pembelajaran:
Perspektif
Pendidikan.
Terjemahan:
Learning Theories, oleh:

125

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45