View of Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Pada Mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Pada Mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan
Sunardjo
email: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain
nonequivalent control group design yang bertujuan untuk menguji (1) perbedaan
hasil belajar antara kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual dan kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional (2) perbedaan hasil belajar antara kelompok mahasiswa
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan kelompok mahasiswa yang
memiliki motivasi berprestasi rendah (3) interaksi antara penerapan strategi
pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional dengan tingkat
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada
mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
STKIP PGRI Bangkalan. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik random. Jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 74.
Data dikumpulkan diolah secara statistik inferensial dengan menggunakan teknik
analisis varian (anava) dua jalur 2 x 2.
Didasarkan pada statistik deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada
pengaruh penerapan strategi pembelajaran kontekstual (rerata 53,06) terhadap
hasil belajar mahasiswa dibandingkan dengan penerapan strategi pembelajaran
konvensional (rerata 48,76). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa strategi pembelajaran kontekstual dan tingkat motivasi berprestasi berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan mahasiswa STKIP
PGRI Bangkalan.
Kata Kunci: Hasil belajar, Motivasi berprestasi, pembelajaran konvensional, dan
Strategi pembelajaran kontekstual,
Abstract:This research was a quasi-experimental research with none quivalent
control group design that aims to test (1) The differences of learning out comes
between groups of students taught by contextual learning strategy and student
groups taught by conventional learning strategy (2)The learning outcome
difference between groups of students who have high achievement motivation and
a group of students who have low achievement motivation (3) The interaction
between contextual learning strategy implementation and conventional learning
strategy with a level of achievement motivation for learning outcomes on student
of citizenship education of STKIP PGRI Bangkalan. The subject of this research
was students of STKIP PGRI Bangkalan. The sample selection of this research
used random techniques. The number of included samples in the research was
74.The collected data were statistically processed using inferential statistic by
using variance (anava) two lanes 2 x 2 technique analysis.
Based on the descriptive statistics, the result showed that, there was an effect in
applying contextual learning strategies (mean 53.06) on the outcome learning of
students compared to the conventional learning strategy implementation (average
109
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
48.76). The findings of this research indicated that contextual learning strategy
and level achievement motivation influence learning outcomes of citizenship
education of students at STKIP PGRI Bangkalan.
Keywords: Learning outcome,achievement motivation, conventional learning and
contextual learning strategy.
faatkan berbagai langkah dengan baik,
Pendahuluan
Pembelajaran mata kuliah pendidi-
dan belum maksimalnya pemanfaatan
kan kewarganegaraan belum menun-
pendekatan pembelajaran pendidikan
jukkan upaya maksimal untuk menca-
nilai moral yang ada secara maksimal.
pai tujuan pembelajaran yang sesuai
Persepsi mengenai kelemahan pende-
dengan tuntutan kurikulum. Muatan ni-
katan atau metode pembelajaran pen-
lai telah banyak terakomodasi dalam
didikan kewarganegaraan oleh sebagi-
kurikulum, namun dalam pelaksanaan
an besar dosen menjadi faktor berikut-
pembelajaran masih banyak terjadi pe-
nya yang menjadikan misi pendidikan
nyimpangan. Secara garis besar nilai-
kewarganegaraan untuk membentuk
nilai yang ada dalam dokumen kuriku-
warga negara yang demokratis dan par-
lum diajarkan oleh dosen dalam bentuk
tisipatif jauh dari harapan. Masalah
konsep nilai. Dosen lebih banyak mem-
yang terjadi ialah sebagian dosen
belajarkan definisi atau pengertian kon-
belum menerapkan pembelajaran kon-
sep dan nilai daripada berupaya meng-
tekstual atau menerapkan pendekatan
adakan proses pembelajaran untuk
pembelajaran relevan lainnya. Padahal,
menjadikan proses internalisasi, perso-
garda terdepan mencapai keberhasilan
nalisasi, dan aplikasi nilai terhadap diri
misi pendidikan kewarganegaraan pa-
mahasiswa dalam kehidupan sehari-
radigma baru terletak pada kerja keras
hari (Abdul & Sapriya, 2011). Keadaan
dosen untuk selalu inovatif dan kreatif
ini terlihat dari pembelajaran yang ma-
melakukan pengembangan pendekatan
sih dominan menggunakan pendekatan
pendidikan kewarganegaraan (Samsuri,
atau metode pembelajaran yang mono-
2011: 3). Melihat rendahnya hasil be-
ton tanpa memperhatikan karakteristik
lajar
yang dimiliki mahasiswa, belum meli-
dilakukan
batkan lingkungan sebagai sumber be-
perbaikan dalam pembelajaran di kelas
lajar secara maksimal, belum meman-
termasuk proses penilaiannya. Dalam
110
yang diperoleh, maka perlu
refleksi
dan
perbaikan-
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
proses pembelajaran, perlu dipikirkan
by Doing, Learning by Discovery.
suatu pendekatan pembelajaran yang
Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan
dapat membangkitkan semangat dan
yang sarat dengan nilai-nilai moral
minat belajar siswa agar pembelajaran
yang membentuk karakter yang mulia
menjadi bermakna dan mudah untuk
akhlakul karimah tidak dapat dicapai
dipahami.
lewat serangkaian teori atau tugas yang
Untuk mengatasi hal tersebut di
tidak membangun pengetahuan baru
atas perlu disusun strategi pembela-
dan tak dapat direalisasikan dalam
jaran dan dicarikan alternatif yang da-
kehidupan nyata.
pat memperbaiki pembelajaran pendi-
Sebagai pembanding dari strategi
dikan kewarganegaraan tersebut. Salah
pembelajaran kontekstual adalah stra-
satu alternatif yakni digunakan strategi
tegi pembelajaran konvesional yang di-
pembelajaran kontekstual (Contextual
sebut juga metode pembelajaran tradi-
Teaching and Learning). Karena me-
sional atau disebut juga dengan metode
tode kontekstual adalah sebuah sistem
ceramah, karena sejak dulu metode ini
belajar yang didasarkan pada filosofi
telah dipergunakan sebagai alat komu-
bahwa siswa mampu menyerap pela-
nikasi lisan antara dosen dengan maha-
jaran apabila mereka menangkap mak-
siswa dalam proses belajar dan pem-
na dalam materi akademis yang mereka
belajaran. Dalam pembelajaran sejarah
terima, dan mereka menangkap makna
metode konvensional ditandai dengan
dalam tugas-tugas, jika mereka bisa
ceramah yang diiringi dengan penjelas-
mengaitkan informasi baru dengan pe-
an serta pembagian tugas dan latihan.
ngetahuan dan pengalaman yang sudah
Secara
etimologi,
pembelajaran
mereka miliki sebelumnya (Johnson,
kovensional merupakan proses pembe-
E.B. , 2007).
lajaran yang menekankan pada kebiasa-
Menurut pandangan peneliti, stra-
an, kesepakatan, persetujuan dan tata
tegi pembelajaran kontekstual adalah
cara, sehingga kegiatan belajar menga-
yang tepat dalam mata pelajaran pendi-
jar lebih terikat pada ketentuan, aturan,
dikan kewarganegaraan. Titik temunya
susunan yang diterapkan secara regular
adalah pengetahuan dan keterampilan
dalam pembelajaran sehari-hari, dan
baru yang didapat siswa bukan dengan
pengorganisasian waktu, materi dan
menghafal, tetapi melakukan Learning
111
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
metode
belajar
setelah
ditemukan
berprestasi
tinggi
berbeda
secara
signifikan jika dibandingkan dengan
(Slavin, 2007).
Strategi pembelajaran konvensi-
mahasiswa yang memiliki motivasi
onal adalah suatu strategi pembelajaran
berprestasi rendah? 3). Apakah ada
yang berpusat pada dosen (teacher
interaksi antara strategi pembelajaran
centered instruction), yang melibatkan
dan motivasi berprestasi terhadap hasil
kegiatan-kegiatan yang berurutan dan
belajar mahasiswa?
terstruktur, yang secara jelas diarahkan
Untuk menyelesaikan ketiga per-
atau dipusatkan pada tujuan menstrans-
soalan ini, dikemukakan tiga teori yang
fer pengetahuan dari dosen kepada
dapat dijadikan dasar berpijak yakni;
mahasiswa Pengetahuan dapat dipin-
1). Strategi Pembelajaran Contextual
dahkan secara utuh dari pikiran dosen
Teaching and Learning (CTL), 2).
kepada pikiran mahasiswa”.
Teori Strategi Pembelejaran Konven-
Selain faktor metode pembelajaran
sional, dan 3). Teori Strategi Motivasi
bahwa tinggi atau rendahnya prestasi
Belajar. Ketiga teori tersebut akan
belajar disebabkan oleh adanya penga-
dipaparkan sebagai berikut.
ruh dari faktor internal dan eksternal
Pembelajaran kontekstual merupa-
(Degeng, 2001). Faktor internal yang
kan konsep belajar dan mengajar yang
berpengaruh dan erat kaitannya dengan
membantu dosen mengaitkan antara
prestasi belajar mahasiswa, diantaranya
materi yang diajarkannya dengan si-
adalah motivasi berprestasi yang di-
tuasi dunia nyata dan mendorong
miliki mahasiswa.
membuat hubungan antara pengetahuan
Berdasarkan uraian latar belakang
yang dimilikinya dengan penerapannya
permasalahan diatas, maka dirumuskan
dalam kehidupan mereka sebagai ang-
persalah
1).
gota keluarga, masyarakat, dan warga
Apakah hasil belajar mahasiswa yang
negara. Dengan demikian, pembela-
diajar menggunakan strategi pembela-
jaran kontekstual memungkinkan ma-
jaran
secara
hasiswa menghubungkan isi materi
signifikan, dibandingkan dengan diajar
dengan konteks kehidupan sehari-hari
menggunakan
untuk menemukan makna (Johnson,
penelitian
kontekstual
ini
yakni;
berbeda
strategi
pembelajaran
konvensional? 2). Apakah hasil belajar
E.B., 2007).
mahasiswa yang memiliki motivasi
112
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
Pembelajaran kontekstual dalam
trasikan,
menciptakan
ide
dan
mata kuliah pendidikan kewargane-
sebagainya; 2) Inkuiri, artinya meru-
garaan mendasarkan pada filosofi kon-
muskan
struktivisme, yang beranggapan bahwa
melakukan observasi, menganalisis dan
pengetahuan adalah hasil konstruksi
menyajikan prestasi tulisan (gambar,
manusia. Manusia mengkonstruksi pe-
laporan, bagan, diagram, tabel dan
ngetahuan mereka melalui interaksi
karya lainnya); 3) Bertanya, artinya
mereka dengan objek, fenomena, pe-
kegiatan ini berguna untuk menggali
ngalaman, dan lingkungan mereka.
informasi,
Suatu pengetahuan dianggap benar bila
membangkitkan respon, mengetahui
pengetahuan itu dapat berguna untuk
sejauh mungkin keingintahuan maha-
menghadapi dan memecahkan per-
siswa; 4) Masyarakat Belajar, artinya
soalan atau fenomena yang sesuai
pembentukan kelompok kecil, pem-
(Glasersfeld,1996). Pembelajaran kon-
bentukan kelompok besar, bekerja
tekstual dalam pendidikan kewarga-
dengan kelas, bekerja dengan masya-
negaraan dikembangkan berdasarkan
rakat; 5) Permodelan, artinya mende-
beberapa teori belajar, diantaranya teori
monstrasikan
perkembangan kognitif dari Piaget
memberi contoh, mendatangkan model;
(1951), teori free discovery learning
6) Refleksi, artinya berupa pernyataan
dari Bruner (1977), teori meaningful
langsung tentang apa yang dipero-
learning , teori hukum genetik tentang
lehnya pada hari itu, catatan atau
perkembangan (genetic law of develop-
jurnal, kesan dan saran mengenai
ment) dan teori Zona perkembangan
pembelajaran; 7) Penilaian Autentik,
proksimal (zone of proximal develop-
artinya
ment) dari Vygotsky (1978).
sesudah proses pembelajaran berlang-
masalah,
mengamati
mengecek
pemahaman,
penggunaan
dilaksanakan
atau
selama
alat,
dan
Langkah-langkah dalam komponen
sung, bisa formatif maupun sumatif,
pendekatan Contextual Teaching and
yang diukur keterampilan dan dapat
Learning adalah sebagai berikut: 1)
digunakan sebagai umpan balik.
Kontruktivisme, artinya cara mereali-
Pembelajaran kontekstual tersebut
sasikannya di dalam kelas yaitu dalam
di atas berbeda dengan pembelajaran
bentuk bekerja, praktek, berlatih secara
konvensional yang lebih menekannkan
fisik, menulis karangan, mendemon-
pada kebiasaan, kesepakatan, perse-
113
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
tujuan dan tata cara, sehingga kegiatan
lebih sering mengunakan menyampaian
belajar mengajar lebih terikat pada
materi pelajaran dengan ceramah, dan
ketentuan,
yang
latihan dengan mengikuti urutan materi
diterapkan secara regular dalam pem-
dalam kurikulum secara ketat. Dosen
belajaran sehari-hari, dan pengorga-
berasumsi bahwa keberhasilan program
nisasian waktu, materi dan metode
pembelajaran
belajar setelah ditemukan oleh guru
tasannya. Sumber belajar pada pembe-
(Slavin, 2007).
lajaran konvensional
aturan,
susunan
Menurut Brooks & Brooks (1993),
pembelajaran
dengan
penekannya
pada
konvensional
dilihat
dari
ketun-
lebih banyak
berupa informasi verbal yang diperoleh
dari buku teks dan penjelasan dosen.
yaitu
Selama ini pembelajaran konven-
penambahan pengetahuan dan belajar
sional lebih didominasi oleh dosen,
sebagai proses “meniru” kemudian
dengan penyampaian secara langsung,
sebagai evaluasi melalui kuis atau tes
kesempatan bagi siswa untuk mengem-
standar. Keberhasilan program pem-
bangkan kemampuannya sesuai dengan
belajaran konvensional menurut asumsi
bakat, minat dan gaya belajarnya
guru dilihat dari habisnya seluruh
sangat terbatas (Sanjaya, 2007). Selan-
materi yang terdapat di kurikulum telah
jutnya Slavin (2007) mengungkapkan
diinformasikan kepada siswa dan siswa
ciri-ciri dari pembelajaran konven-
diharapkan
sional adalah : (1) lingkungan belajar
kembali
tujuan
dapat
ketika
mengungkapkan
diberi
sejumlah
pertanyaan.
berpusat pada dosen (teacher centered
instruction),
(2)
dosen
memegang
Dilihat dari jalur modus penyam-
kontrol penuh atas kelas, (3) dosen
paian pesan pembelajaran penyeleng-
berkuasa dan bertangung jawab dalam
garaan pembelajaran dengan strategi
proses
konvensional lebih sering mengunakan
pembelajaran berlang-sung di dalam
modus pemberian informasi (telling),
kelas.
pembe-lajaran,
dan
(4)
menggunakan
Teori motivasi berprestasi dikem-
modus peragaan (demonstrating), dan
bangkan oleh Mc Clelland (dalam
memberikan kesempatan kepada siswa
Winardi,
untuk menampilkan unjuk kerja secara
Mereka menyatakan bahwa teori moti-
langsung. Dengan perkataan lain dosen
vasi berprestasi adalah teori nilai
ketimbang
dengan
114
2002).
kolega-koleganya.
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
ekspektansi,
sebab
teori
motivasi
motivasional
ekstrinsik
(intensif-
berprestasi menekankan asumsi bahwa
intensif eksternal) seperti uang, kedu-
tendensi individu untuk terlibat dalam
dukan, status, atau prestise. Motivasi
penyelesaian suatu aktivitas berkaitan
dapat mempengaruhi apa yang kita
dengan kekuatan pengharapan kognitif
pelajarai, kapan kita belajar, dan
yaitu keyakinan bahwa tingkah lakunya
bagaimana cara belajar (Schunk,2012).
akan mengarah pada konsekuensi atau
prestasi tertentu.
Motivasi berprestasi didefinisikan
sebagai keinginan untuk mencapai
Teori motivasi berprestasi mengkon-
prestasi sesuai dengan standar yang
sepsitualisasikan bahwa setiap individu
telah
memiliki motivasi berprestasi maupun
Degeng, 2001) mendefinisikan moti-
motivasi menjauhi kegagalan. Kekua-
vasi berprestasi sebagai kecenderungan
tan kedua motivasi tersebut tidak sama
seseorang untuk melatih kekuatan,
pada setiap individu, sebab setiap
mengatasi
individu memiliki pengalaman yang
mengerjakan sesuatu yang sulit sebaik
berbeda dalam pencapaian prestasi.
dan secepat mungkin.
Motivasi berprestasi yang kuat akan
kakan
mengarahkan individu untuk mendekati
merupakan keinginan seseorang yang
situasi yang berkaitan dengan prestasi.
timbul dari kebutuhan untuk memburu
Sebaliknya, apabila yang kuat itu
yang terbaik, bekerja keras dalam
adalah motivasi menjauhi kegagalan,
mencapai tujuan tertentu atau kemam-
maka individu akan terdorong untuk
puan dalam menyelesaikan tugas yang
menjauhi situasi yang berkaitan dengan
sulit,
prestasi. Seperti diketahui, motivasi
dengan orang lain dengan standar
berprestasi
tinggi.
motivasi menjauhi kega-
galan memiliki relasi dengan faktorfaktor motivasional intrinsik,
kedua-
ditetapkan.
Murray
hambatan
bahwa
yang
dan berusaha
Juga dikemu-
motivasi
melibatkan
berprestasi
persaingan
Hasil belajar menurut
(Degeng,
2013),
(dalam
yaitu:
Bloom
1)
ranah
nya dipandang sebagai pemacu tingkah
kognitif yang berhubungan dengan
laku. Di lain pihak, individu juga
kemampuan berpikir, (2) ranah afektif
seringkali
yang
mendekati
situasi
yang
berhubungan
dengan
minat,
berkaitan dengan prestasi atau berusaha
perasaan, sikap, emosi, kepribadian
mencapai prestasi karena faktor-faktor
penghargaan, proses internalisasi dan
115
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
pembentukan karakteristik diri, dan
kondisi
(3)
yang
diinginkan sebagai tujuan yang ingin
berhubungan dengan persoalan kete-
dicapai, yang sering mempengaruhi
rampilan motorik yang dikendalikan
keputusan perancangan pembelajaran
oleh kematangan psikologis. Dalam
dalam melakukan penetapan strategi,
taksonomi
kognitif
metode, maupun teknik yang diguna-
enam
kan dalam pembelajaran (Degeng,
ranah
psikomotorik
Bloom
diklasifikasikan
ranah
kedalam
jenjang, secara berturut dari jenjang
rendah
yakni:
pengetahuan,
dan
hasil
yang
2013).
kemampuan tinggi ke jenjang kemampuan
tertentu,
Lebih
Reigeluth
lanjut
dikatakan
(dalam
Degeng,
oleh
2013)
pemahaman, penerapan, analisis, sin-
bahwa hasil pembelajaran secara umum
tesa, dan evaluasi. Kemudian ranah
diklarifikasikan menjadi tiga bagian,
afektif membagi dalam lima jenjang.
yaitu: (1) keefektifan pembelajaran, (2)
Kelima
adalah:
efesiensi pembelajaran, dan (3) daya
penerimaan (receiving); penanggapan
tarik pembelajaran. Degeng (2010)
penghargaan (valuing);
menyatakan ruang lingkup pelaksanaan
jenjang
(responding)
tersebut
pengorganisasian (organizulion); dan
hasil
penjatidirian (characterization). Selan-
penilaian terhadap proses dan kema-
jutnya
juan
ranah psikomotorik membagi
belajar
siswa
belajar
meliputi:
siswa
pada
setiap
kedalam enam jenjang yakni: gerakan
kemampuan
refleks, gerakan badan yang mendasar,
materi yang sedang dipelajarinya, yang
kemampuan
berguna sebagai umpan balik untuk
fisik,
persepsi,
keterampilan
kemampuan
gerakan,
dan
Hasil pembelajaran adalah semua
terhadap
perbaikan pembelajaran selanjutnya,
(2)
komunikasi yang beraturan.
(kompetensi)
(1)
penilaian
kompetensi,
akhir
yang
pembelajaran
berguna
untuk
efek yang dijadikan sebagai indikator
mengetahui dan menetapkan tingkat
tentang nilai dari strategi pembelajaran
penguasaan
yang diorganisasikan di bawah kondisi
komptensi
yang berbeda. Hasil pembelajaran bisa
dasar
berupa hasil nyata, yaitu hasil yang
pembelajaran lebih lanjut, (3) penilaian
nyata dari penggunaan pengorgani-
akhir
sasian strategi pembelajaran di bawah
mengetahui tingkat penguasaan siswa
116
siswa
yang
untuk
terhadap
setiap
dipelajari
sebagai
menentukan
proses
pendidikan,
berguna
untuk
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
dan
Diagram the Version of Non-
pelatihan sebagai dasar untuk menetap-
equivalent Control Group Design (cf.
kan kelulusan menempuh jenjang pen-
Tuckman, 1999: 172)
terhadap
program
pendidikan
didikan.
Dalam perkembangan selanjutnya
Blomm
(1981)
kemampuan
ranah
kognitif
mencakup dua demensi, yaitu demensi
proses dan demensi produk kognitif.
Dimensi proses kognitif mencakup
enam jenjang, yaitu: mengingat atau
menerapkan
Dalam
mengklasifikasikan
pada
remember (C1),
Hasil dan Pembahasan
memahami ( C2),
atau
apply
(C3),
menganalisis atau analys (C4), menilai
atau evaluate (C5), dan mencipta atau
create (C6). Produk kognitif mencakup
mengenai
bagian
deskripsi
berjumlah
74
terdiri
persepsi,
Strategi Pembelajaran
Motivasi Berprestasi
Rendah
Motivasi Berprestasi
Tinggi
Jumlah
Strategi
Pembelajaran
terpola.
Kontekstual
Metode Penelitian
berikut
Konvensional
ini.
K1: O1
X1
O2
Total
-----------------------K2: O3
X2
Strategi
Pembelaj
aran
Kontekst
ual
Strategi
Pembelaj
aran
Konvensi
onal
Jumlah
24
13
37
12
25
37
36
38
74
Rerata Skor dan Simpangan Baku
Hasil Postest.
keaslian, respon terbimbing, dan respon
Rancangan penelitian adalah
ini
Keadaan Sampel Penelitian Berdasarkan Motivasi Berprestasi dan
Strategi Pembelajaran.
menerima,
dari
Berikut
metode pembelajaran.
merespon, menghargai, mengorgani-
psikomotorik
orang.
berdasarkan motivasi berprestasi dan
knowledge. Ranah afektif terdiri dari
sasi, dan bertindak konsisten. Ranah
hasil
dipaparkan keadaan sampel penelitian
dural knowledge, dan metakog-nitif
yaitu:
umum
sis deskriptif sampel penelitian yang
ledge, compceptual knowledge, prose-
komponen,
dipaparkan
penelitian didasarkan pada hasil anali-
empat jenjang, yaitu: factual know-
lima
ini
O4
117
Motivasi
Berprestasi
Rendah
Mean
44,29
Std.
Deviati
on
7,664
24
N
Tinggi
61,83
9,094
12
Total
53,06
11,616
36
Rendah
47,15
4,981
13
Tinggi
50,36
6,291
25
Total
48,76
6,008
38
Rendah
45,30
6,908
37
Tinggi
54,08
9,017
37
Total
49,69
9,120
74
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
Pengaruh Strategi Pembelajaran
terhadap Hasil Belajar.
sional. Hasil penelitian ini mendukung
Dari hasil perhitungan anava dua
penelitian strategi pembelajaran kon-
jalur terhadap data postes hasil belajar,
konsep, prinsip, ciri teoritis dan hasil
tekstual.
Simpulan dalam penelitian ini
mata kuliah pendidikan kewarganegaraan diperoleh hasil 0,000 dengan
menimbulkan
taraf signifikansi 0,05. Hal ini menun-
yaitu: 1) Seorang dosen pendidikan
jukkan bahwa taraf signifikansi 0,000
kewarganegaraan harus cermat dan
berada dibawah angka signifikansi 0,05
tepat dalam memilih, mengembangkan,
atau (0,00 < 0,05).
dan menerapkan strategi pembelajaran
Dengan demikian Ho ditolak. Ini
berarti
terdapat
perbedaan
yang
yang
sesuai
beberapa
dengan
implikasi,
rumpun
dan
karakteristik disiplin ilmunya. Hal ini
signifikan terhadap hasil belajar mata
sesuai
kuliah
pendidikan kewarganegaraan
pendidikan kewarganegaraan yaitu ,
antara
kelompok
yang
membekali dan melatih seperangkat
belajar dengan mengunakan strategi
pengetahuan, nilai, etika, dan keteram-
pembelajaran
dengan
pilan-keterampilan dasar sebagai warga
meng-
negara yang bertanggung jawab bagi
gunakan strategi pembelajaran konven-
kelangsungan dan keutuhan negaranya
sional. Dengan melihat rata-rata nilai
dan sekaligus menjadi warga negara
hasil belajarnya sebesar 53,06 lebih
yang baik. Dengan strategi
besar dari pada rata-rata nilai strategi
lajaran kontekstual pada hakekatnya
pembelajaran
dapat
kelompok
mahasiswa
kontekstual
mahasiswa
yang
konvensional
sebesar
dengan
melatih
misi
pembelajaran
mahasiswa
pembe-
untuk
mengatasi masalah dengan berpikir
48,76 (53,06 > 49,26).
Hal ini dapat disimpulkan secara
kritis dan kompleks dalam menemukan
umum bahwa hasil belajar mata kuliah
makna belajar bagi kehidupan nyata
pendidikan kewarganegaraan yang di-
sehari-hari; 2) Aplikasi strategi pembe-
capai mahasiswa yang belajar dengan
lajaran
menggunakan strategi
pembelajaran
pembelajaran mata kuliah pendidikan
kontekstual ada perbedaan pada maha-
kewarganegaraan memerlukan dosen
siswa yang belajar dengan mengguna-
yang mampu dan mau untuk menyusun
kan strategi pembelajaran konven-
tahap tahapan pembelajaran dalam
118
kontekstual
dalam
proses
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
program pembelajaran yang sesuai
kegiatan menerima dan menghafalkan
dengan strategi pembelajaran konteks-
materi yang diberikan oleh dosen.
tual, dan 3) Di samping itu, diperlukan
Dalam kegiatan belajar bermakna
dosen yang mampu menyusun tahapan
memerlukan strategi pengorganisasian
pembelajaran
dengan
materi dan strategi penyampaian yang
tahapan-tahapan dalam strategi pembe-
spesifik. Degeng, (2000) mengemu-
lajaran kontekstual, sekaligus meng-
kakan bahwa pengemasan pembe-
implementasikan
lajaran dewasa ini sering berdasarkan
yang selaras
strategi
tersebut
secara akurat (sesuai dengan prosedur
asumsi-asumsi
standar model). Penerapan strategi
dengan
pembelajaran
dalam
orang yang belajar, dan hakikat
pembelajaran mata kuliah pendidikan
orang yang mengajar, sehingga kura-
kewarganegaraan menuntut kesiapan
ng mendorong belajar bermakna.
dosen yang tinggi, karena para dosen
Asumsi-asumsi ini mendorong maha-
harus mengamati setiap mahasiswa di
siswa pada belajar hafalan (rote style
dalam kelas agar memahami keadaan
learning).
emosi mahasiswa, gaya belajarnya,
dalam
kemampuannya
konteks
kewarganeraaan adalah mengembang-
budaya dan latar belakangnya dan
kan pengertian dan memikirkan strategi
situasi keuangan keluarganya.
apa yang digunakan untuk mengatasi
kontekstual
berbahasa,
Strategi pembelajaran kontekstual
mampu
mengaktifkan
yang tidak
hakikat
Bagian
sejalan
belajar,
yang
pembelajaran
hakikat
terpenting
pendidikan
masalah, hal ini tidak cukup bagi dosen
dalam
untuk mengerti dan tahu bagaimana
pembelajaran. Mahasiswa diberi ke-
menggunakan dan menerapkan konsep
sempatan untuk mengatasi masalah
mata kuliah pendidikan kewargane-
yang bersifat kontekstual dan mereka
garaan
bekerja
dalam keseharian. Smaldino, et al.
secara
kolaboratif
dalam
untuk
mengatasi
persoalan
suatu kelompok kecil, serta secara
(2005:8)
bergantian
hasil
learning leads to inert knowledge we
kerja mereka di depan kelas. Kegiatan
know something but never apply it
belajar seperti ini merupakan kegiatan
to real life". Ini merupakan kelemahan
belajar
pembelajaran yang menekankan pada
mempresentasikan
bermakna,
bukan
sekadar
produk
119
mengemukakan
(content
"...
based)
rote
dan
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
mengabaikan proses, padahal pemaha-
tual
menggunakan masalah-masalah
man produk, tidak bisa dicapai tanpa
yang
kontekstual
memahami
memperolehnya.
pemecahannya. Para mahasiswa yang
Dalam strategi pembelajaran konteks-
belajar melalui pengalaman meme-
tual, kegiatan pembelajaran ditekankan
cahkan
pada
mahasiswa
belajar baik konten maupun strategi
mengalami kegiatan belajar yang lebih
berpikir. Dengan demikian strategi
mendalam melalui aktivitas mengatasi
pembelajaran kontekstual benar-benar
masalah, tidak sekedar tahu dan hafal
menyiapkan, melatih, dan membia-
isi materi pembelajaran.
sakan mahasiswa untuk selalu ber-
proses
proses,
sehingga
masalah,
untuk
dicarikan
mereka
dapat
Dalam penerapan strategi pembe-
pikir kritis menghadapi permasala-
lajaran kontekstual, mahasiswa difa-
han yang dihadapinya, mahasiswa
silitasi untuk mengkonstruksi pengeta-
belajar
huan, bukan sekadar merekam infor-
kompleks, bukan masalah yang hanya
masi. Rekonstruksi pengetahuan oleh
memiliki satu jawaban benar.
mahasiswa
mecahan
dilakukan
masalah,
melalui
mengorganisasikan
masalah
pe-
pengumpulan
informasi, diskusi, presentasi hasil
Pengaruh
Motivasi
terhadap Hasil Belajar
Berprestasi
pekerjaan, dan lain sebagainya. Dalam
Hasil uji hipotesis menunjukkan
pemecahan masalah pendidikan ke-
bahwa hasil belajar mahasiswa yang
warganegaraan
masalah-
memiliki motivasi berprestasi tinggi
masalah rutin belaka, melainkan pe-
berbeda secara signifikan dari pada
mecahan masalah yang membutuh-
mahasiswa yang memiliki motivasi
kan kebebasan, pertimbangan dan
berprestasi rendah. Dengan ungkapan
kreativitas serta pengetahuan-pengeta-
lain,
huan yang dimiliki oleh mahasiswa
motivasi berprestasi tinggi memperoleh
saat ini untuk membangun pengetahuan
hasil yang lebih baik dibandingkan
baru. Pembelajaran yang menggunakan
dengan
strategi
motivasi
bukanlah
pembelajaran
kontekstual
mahasiswa
mahasiswa
berprestasi
yang
yang
memiliki
memiliki
rendah.
Hasil
sangat selaras dengan situasi dimana
pengamatan peneliti di kelas terlihat
situasi
bahwa
yang
sebenarnya
terjadi,
karena strategi pembelajaran konteks-
mahasiswa
yang
memiliki
motivasi berprestasi tinggi lebih tekun,
120
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
cermat dan agresif dalam mengikuti
kiran bahwa dalam suatu analisis
mata
varian faktorial, jika variabel bebas dan
kuliah
pendidikan
kewarga-
negaraan dan dalam mengerjakan soal-
variabel
soal mata kuliah pendidikan kewarga-
diduga kuat memberikan pengaruh
negaraan selalu selesai tepat waktu.
terhadap variabel terikat, maka penga-
moderator
masing-masing
ruh interaksi variabel bebas dan variaInteraksi antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
terhadap Hasil Belajar.
bel moderator terhadap variabel terikat tentulah diduga lemah dan tidak
signifikan.
Dengan uji analisis varian factorial 2x2, dapat diketahui pengaruh
utama (main effect) dan pengaruh
interaksi
(interaction
effect)
dari
Implikasi Hasil Penelitian terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan di
STKIP PGRI Bangkalan.
semua variabel perlakuan. Penga-ruh
Berdasarkan temuan-temuan pene-
utama variabel perlakuan telah dibahas,
selanjutnya dibahas pengaruh interaksi
variabel
perlakuan.
menunjukkan bahwa
antara
strategi
Hasil
analisis
ada interaksi
pembelajaran
dan
motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar
mahasiswa.
Temuan
ini
menguatkan temuan pertama bahwa
ada perbedaan hasil belajar maha-
litian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat memberikan beberapa
implikasi terhadap pembelajaran mata
kuliah pendidikan kewarga-negaraan.
Adapun implikasi-implikasi temuan
penelitian ini terhadap pembelajaran
mata
pendidikan
kewarga-
negaraan adalah sebagai berikut.
Pertama, untuk meningkatkan hasil
siswa dalam mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan yang diajar dengan
kuliah
belajar mahasiswa dalam mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan, strategi
strategi pembelajaran yang berbeda.
Temuan hasil analisis bahwa ada
interaksi antara strategi pembelajaran
dan motivasi berprestasi terhadap
hasil belajar mahasiswa sesuai dengan
hipotesis penelitian yang diajukan
penulis. Hal ini didasari oleh pemi-
pembelajaran
kontekstual
dapat
digunakan sebagai salah satu strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran
kontekstual dapat dimplementasikan
melalui pengajuan masalah yang harus
dipecahkan oleh mahasiswa di awal
pembelajaran. Masalah dapat dikon-
121
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
struksi oleh dosen atau oleh maha-
Keempat, adanya perbedaan hasil
siswa itu sendiri. Melalui strategi ini
belajar antara kelompok mahasiswa
mahasiswa dituntut untuk berperan
yang bermotivasi berprestasi tinggi,
aktif memecahkan masalah, menggali
seharusnya membuat dosen menjadi
informasi,
dan
perhatian terhadap motivasi berprestasi
bekerja secara kolaboratif, sehingga
dan karakteristik mahasiswanya. Un-
mengalami
tuk itu, motivasi berprestasi dan
bertukar
proses
pikiran,
belajar
secara
karakteristik tetap menjadi acuan da-
bermakna.
Kedua, dosen harus mencermati
lam
merancang,
mengembangkan,
materi mata kuliah pendidikan ke-
mengelola, dan mengevaluasi pem-
warganegaraan,
belajaran.
kemudian
memilih
Kelima,
pokok-pokok bahasan yang mampu
memunculkan
salahan
permasalahan-perma-
kontekstual sesuai dengan
ada
interaksi
antara
strategi pembelajaran dan motivasi
berprestasi
terhadap
hasil
keadaan riil di lapangan. Dengan
mengindikasikan
demikian, permasalahan-permasalahan
utama strategi pembelajaran terhadap
yang
hasil belajar memang benar adanya.
dipecahkan
oleh
mahasiswa
Dengan
adalah masalah-masalah sehari-hari.
bahwa
belajar
perkataan
lain,
pengaruh
temuan
Ketiga, strategi pembelajaran kon-
penelitian ini menguatkan adanya
tekstual menuntut dosen dan maha-
perbedaan hasil belajar yang diajar
siswa yang aktif dan kreatif dalam
dengan strategi pembelajaran yang
pembelajaran. Artinya, baik dosen
berbeda. Berdasarkan temuan pene-
maupun mahasiswa harus mengerah-
litian
kan segala daya dan upaya, serta
memilih strategi pembelajaran yang
berperan secara maksimal sesuai peran
tepat dalam mengampu mata kuliah
masing-masing dalam pembelajaran.
pendidikan kewarganegaraan. Pemi-
Selain itu, dosen dan maha-siswa
lihan strategi pembelajaran yang tepat
dituntut untuk kreatif dalam mencip-
diharapkan dapat memberikan kon-
takan masalah kontekstual, mencari
tribusi terhadap peningkatan hasil
sumber informasi, dan memecahkan
belajar mahasiswa.
masalah.
122
ini,
para
dosen
hendaknya
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
ada interaksi terhadap hasil belajar
Simpulan
Berdasarkan
deskripsi
umum,
mata kuliah pendidikan kewargane-
pengujian hipotesis, dan pembahasan
garaan pada mahasiswa semester tiga
dapat disimpulkan bahwa ada per-
tahun akademik 2014/2015 STKIP
bedaan hasil belajar pendidikan ke-
PGRI Bangkalan.
warganegaraan
pada
mahasiswa
semester tiga tahun akademik 2014
/2015 antara kelompok maha-siswa
yang diberi perlakuan meng-gunakan
strategi
pembelajaran
dibandingkan
kontekstual
dengan
kelompok
mahasiswa yang menggunakan strategi pembelajaran konven-sional. Penerapan pembelajaran dengan strategi
pembelajaran
kontek-stual
secara
signifikan ada perbedaan hasil belajar
dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Ada perbedaan
hasil belajar pendi-dikan kewarganegaraan pada maha-siswa semester
tiga
tahun
antara
akademik
kelompok
2014/2015
mahasiswa
yang
memiliki motivasi berpres-tasi tinggi
dan kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Kelompok mahasis-wa yang memiliki
motivasi
berprestasi
tinggi
secara
signifikan ada perbedaan hasil belajar
dibandingkan dengan kelompok mahasiswa
yang
memiliki
motivasi
berprestasi rendah. Antara strategi
pembelajaran dan motivasi berprestasi
Daftar Pustaka
Abdul, A.W. & Sapriya, 2011,
Teori
dan
Landasan
Pendidikan
Kewarganegaraan,
Bandung, Alfabeta CV.
Atkinson, J.W. (1957). Motivational
determinants of risk-taking
behavior. New York: D.Van
Nostrand.
Blomm. S. 1981. Taxonomy of
Educational
Objectives.
Handbook I : Cognitive
Domain. London: Logmans
Group
Brook, J.G & Brook, M.GT. 1993.
In Search of understanding:
the case for contructivist
claarooms.
Norfolk:
Associtaion forSuvervition
and curriculum Depelopment.
Budimansyah, D. 2010, Penguatan
Pendidikan
Kewarganegaraan
Untuk
Membangun
Karakter
Bangsa, Bandung: Widya
Aksara Press
Budiningsih, A. 2005. Belajar dan
pembelajaran. Rineka Cipta:
Jakarta.
Creswell, John W. 2010. Research
Design.
Ahmad
Fawaid
Research Design Pendekatan
Kualitatif, Mixed. Yogjakarta:
Pustaka Pelajar
Darma. S dan Putu.I. 2013 , Pengaruh
Pendekatan
Pembelajaran
Kontestual Terhadap Hasil
Belajar PKn Ditinjau Dari
123
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
Minat Belajar Siswa, Singaraja:
e-Jornal
Pascasarjana
Universitas Pendidikan
Degeng, I.N.S. 2001. Kumpulan Bahan
Pembelajaran, Menuju Pribadi
Unggul
Lewat
Perbaikan
Kualitas
Pembelajaran
di
Perguruan Tinggi. Malang:
Universitas Negeri Malang,
LP3.
Degeng, I.N.S. 2000. Paradigma baru
pendidikan
memasuki
era
demokratisasi belajar. Makalah
disajikan dalam Seminar dan
Diskusi
Panel
Nasional
Teknologi Pembelajaran V,
Program
Studi
Teknologi
Pembelajaran
Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Malang Bekerja Sama dengan
Ikatan
Profesi
Teknologi
Pendidikan Indonesia (IPTPI)
Cabang Malang, Malang, 7
Oktober.
Degeng,
I.N.S.
2013.
Ilmu
Pembelajaran:
Klasifikasi
Variabel Untuk Pengembangan
Teori dan Penelitian. Bandung:
Arasmedia
Dewey, J. 1916. Democracy and
Education: An Introduction to the
Philosophy of Education, New
York: Free Press.
Dick W dan Carey, 2001. The
Systematic Design of Intruction
Fifth edition. Nework: San
Francisco.
Donaldson, N. 2005. Addressing
misconceptions
in
a
constructivist, application-based
physics course. Paper presented
at The Thirty-Fifth Annual
Conference of the International
Society for Exploring Teaching
and Learning (ISETL), (online),
(http://www.isetl.org/conferenc
e/
presentation.cfm?pid=215,
diakses tanggal 20 Oktober
2007).
Johnson, E.B,
2007.
Contextual
Teaching
And
Learning
Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikan dan Bermakna.
Terjemahan:
Contextual
Teaching and Learning: what it
is and why it’s here to stay,
oleh: Setiawan, I. 2007,
Bandung: MLC
Joyce, B. & Weil M 2009. ModelModel Pengajaran. Terjemahan:
Models of Teaching. 6th edition.
Oleh: Fawaid, A & Mirza, A,
2011.
Yogjakarta:
Pustaka
Pelajar
Kerlinger, F. N., & Lee, H.B. 2000.
Foundation
of
behavioral
research. New York: Hotl,
Rinehart & Winston, Inc.
Komalasari, K. 2010. Pendidikan
Kewarganegaraan:
Dalam
Perspektif
Internasional
Konteks Teori Dan Profil
Pembelajaran. Bandung: Widya
Aksara Press
Lasmawan,
I.W.
2011
Telaah
Kurikulum (Sebuah pengantar
dalam pembelajaran PKn).
Singaraja;
Universitas
Pendidikan Ganesha.
Nurhadi,
2009.
Pembelajaran
Kontekstual (CTL). Malang:
Pascasarjana
Riyanto, Y.2008. Paradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media
Samsuri, 2011, Bahan Kajian Kuliah
Umum di Program Studi
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan
(PPKn)
FKIP
Universitas
Ahmad
Dahlan, Yogjakarta, 9 Mei
2011. Makalah disajikan dalam
diskusi tentang best pratices
pembelajaran PKn, dalam kajian
mandiri kewarganegaraan di
124
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
Program Studi PIPS Sekolah
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan
.Kencana
Prenada
Media
Group. Jakarta
Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan
.Kencana
Prenada
Media
Group. Jakarta
Schunk, D.H. 2012. Teori-teori
Pembelajaran:
Perspektif
Pendidikan.
Terjemahan:
Learning Theories, oleh:
125
Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Pada Mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan
Sunardjo
email: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain
nonequivalent control group design yang bertujuan untuk menguji (1) perbedaan
hasil belajar antara kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kontekstual dan kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional (2) perbedaan hasil belajar antara kelompok mahasiswa
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan kelompok mahasiswa yang
memiliki motivasi berprestasi rendah (3) interaksi antara penerapan strategi
pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran konvensional dengan tingkat
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada
mahasiswa STKIP PGRI Bangkalan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
STKIP PGRI Bangkalan. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik random. Jumlah sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 74.
Data dikumpulkan diolah secara statistik inferensial dengan menggunakan teknik
analisis varian (anava) dua jalur 2 x 2.
Didasarkan pada statistik deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada
pengaruh penerapan strategi pembelajaran kontekstual (rerata 53,06) terhadap
hasil belajar mahasiswa dibandingkan dengan penerapan strategi pembelajaran
konvensional (rerata 48,76). Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa strategi pembelajaran kontekstual dan tingkat motivasi berprestasi berpengaruh terhadap perolehan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan mahasiswa STKIP
PGRI Bangkalan.
Kata Kunci: Hasil belajar, Motivasi berprestasi, pembelajaran konvensional, dan
Strategi pembelajaran kontekstual,
Abstract:This research was a quasi-experimental research with none quivalent
control group design that aims to test (1) The differences of learning out comes
between groups of students taught by contextual learning strategy and student
groups taught by conventional learning strategy (2)The learning outcome
difference between groups of students who have high achievement motivation and
a group of students who have low achievement motivation (3) The interaction
between contextual learning strategy implementation and conventional learning
strategy with a level of achievement motivation for learning outcomes on student
of citizenship education of STKIP PGRI Bangkalan. The subject of this research
was students of STKIP PGRI Bangkalan. The sample selection of this research
used random techniques. The number of included samples in the research was
74.The collected data were statistically processed using inferential statistic by
using variance (anava) two lanes 2 x 2 technique analysis.
Based on the descriptive statistics, the result showed that, there was an effect in
applying contextual learning strategies (mean 53.06) on the outcome learning of
students compared to the conventional learning strategy implementation (average
109
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
48.76). The findings of this research indicated that contextual learning strategy
and level achievement motivation influence learning outcomes of citizenship
education of students at STKIP PGRI Bangkalan.
Keywords: Learning outcome,achievement motivation, conventional learning and
contextual learning strategy.
faatkan berbagai langkah dengan baik,
Pendahuluan
Pembelajaran mata kuliah pendidi-
dan belum maksimalnya pemanfaatan
kan kewarganegaraan belum menun-
pendekatan pembelajaran pendidikan
jukkan upaya maksimal untuk menca-
nilai moral yang ada secara maksimal.
pai tujuan pembelajaran yang sesuai
Persepsi mengenai kelemahan pende-
dengan tuntutan kurikulum. Muatan ni-
katan atau metode pembelajaran pen-
lai telah banyak terakomodasi dalam
didikan kewarganegaraan oleh sebagi-
kurikulum, namun dalam pelaksanaan
an besar dosen menjadi faktor berikut-
pembelajaran masih banyak terjadi pe-
nya yang menjadikan misi pendidikan
nyimpangan. Secara garis besar nilai-
kewarganegaraan untuk membentuk
nilai yang ada dalam dokumen kuriku-
warga negara yang demokratis dan par-
lum diajarkan oleh dosen dalam bentuk
tisipatif jauh dari harapan. Masalah
konsep nilai. Dosen lebih banyak mem-
yang terjadi ialah sebagian dosen
belajarkan definisi atau pengertian kon-
belum menerapkan pembelajaran kon-
sep dan nilai daripada berupaya meng-
tekstual atau menerapkan pendekatan
adakan proses pembelajaran untuk
pembelajaran relevan lainnya. Padahal,
menjadikan proses internalisasi, perso-
garda terdepan mencapai keberhasilan
nalisasi, dan aplikasi nilai terhadap diri
misi pendidikan kewarganegaraan pa-
mahasiswa dalam kehidupan sehari-
radigma baru terletak pada kerja keras
hari (Abdul & Sapriya, 2011). Keadaan
dosen untuk selalu inovatif dan kreatif
ini terlihat dari pembelajaran yang ma-
melakukan pengembangan pendekatan
sih dominan menggunakan pendekatan
pendidikan kewarganegaraan (Samsuri,
atau metode pembelajaran yang mono-
2011: 3). Melihat rendahnya hasil be-
ton tanpa memperhatikan karakteristik
lajar
yang dimiliki mahasiswa, belum meli-
dilakukan
batkan lingkungan sebagai sumber be-
perbaikan dalam pembelajaran di kelas
lajar secara maksimal, belum meman-
termasuk proses penilaiannya. Dalam
110
yang diperoleh, maka perlu
refleksi
dan
perbaikan-
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
proses pembelajaran, perlu dipikirkan
by Doing, Learning by Discovery.
suatu pendekatan pembelajaran yang
Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan
dapat membangkitkan semangat dan
yang sarat dengan nilai-nilai moral
minat belajar siswa agar pembelajaran
yang membentuk karakter yang mulia
menjadi bermakna dan mudah untuk
akhlakul karimah tidak dapat dicapai
dipahami.
lewat serangkaian teori atau tugas yang
Untuk mengatasi hal tersebut di
tidak membangun pengetahuan baru
atas perlu disusun strategi pembela-
dan tak dapat direalisasikan dalam
jaran dan dicarikan alternatif yang da-
kehidupan nyata.
pat memperbaiki pembelajaran pendi-
Sebagai pembanding dari strategi
dikan kewarganegaraan tersebut. Salah
pembelajaran kontekstual adalah stra-
satu alternatif yakni digunakan strategi
tegi pembelajaran konvesional yang di-
pembelajaran kontekstual (Contextual
sebut juga metode pembelajaran tradi-
Teaching and Learning). Karena me-
sional atau disebut juga dengan metode
tode kontekstual adalah sebuah sistem
ceramah, karena sejak dulu metode ini
belajar yang didasarkan pada filosofi
telah dipergunakan sebagai alat komu-
bahwa siswa mampu menyerap pela-
nikasi lisan antara dosen dengan maha-
jaran apabila mereka menangkap mak-
siswa dalam proses belajar dan pem-
na dalam materi akademis yang mereka
belajaran. Dalam pembelajaran sejarah
terima, dan mereka menangkap makna
metode konvensional ditandai dengan
dalam tugas-tugas, jika mereka bisa
ceramah yang diiringi dengan penjelas-
mengaitkan informasi baru dengan pe-
an serta pembagian tugas dan latihan.
ngetahuan dan pengalaman yang sudah
Secara
etimologi,
pembelajaran
mereka miliki sebelumnya (Johnson,
kovensional merupakan proses pembe-
E.B. , 2007).
lajaran yang menekankan pada kebiasa-
Menurut pandangan peneliti, stra-
an, kesepakatan, persetujuan dan tata
tegi pembelajaran kontekstual adalah
cara, sehingga kegiatan belajar menga-
yang tepat dalam mata pelajaran pendi-
jar lebih terikat pada ketentuan, aturan,
dikan kewarganegaraan. Titik temunya
susunan yang diterapkan secara regular
adalah pengetahuan dan keterampilan
dalam pembelajaran sehari-hari, dan
baru yang didapat siswa bukan dengan
pengorganisasian waktu, materi dan
menghafal, tetapi melakukan Learning
111
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
metode
belajar
setelah
ditemukan
berprestasi
tinggi
berbeda
secara
signifikan jika dibandingkan dengan
(Slavin, 2007).
Strategi pembelajaran konvensi-
mahasiswa yang memiliki motivasi
onal adalah suatu strategi pembelajaran
berprestasi rendah? 3). Apakah ada
yang berpusat pada dosen (teacher
interaksi antara strategi pembelajaran
centered instruction), yang melibatkan
dan motivasi berprestasi terhadap hasil
kegiatan-kegiatan yang berurutan dan
belajar mahasiswa?
terstruktur, yang secara jelas diarahkan
Untuk menyelesaikan ketiga per-
atau dipusatkan pada tujuan menstrans-
soalan ini, dikemukakan tiga teori yang
fer pengetahuan dari dosen kepada
dapat dijadikan dasar berpijak yakni;
mahasiswa Pengetahuan dapat dipin-
1). Strategi Pembelajaran Contextual
dahkan secara utuh dari pikiran dosen
Teaching and Learning (CTL), 2).
kepada pikiran mahasiswa”.
Teori Strategi Pembelejaran Konven-
Selain faktor metode pembelajaran
sional, dan 3). Teori Strategi Motivasi
bahwa tinggi atau rendahnya prestasi
Belajar. Ketiga teori tersebut akan
belajar disebabkan oleh adanya penga-
dipaparkan sebagai berikut.
ruh dari faktor internal dan eksternal
Pembelajaran kontekstual merupa-
(Degeng, 2001). Faktor internal yang
kan konsep belajar dan mengajar yang
berpengaruh dan erat kaitannya dengan
membantu dosen mengaitkan antara
prestasi belajar mahasiswa, diantaranya
materi yang diajarkannya dengan si-
adalah motivasi berprestasi yang di-
tuasi dunia nyata dan mendorong
miliki mahasiswa.
membuat hubungan antara pengetahuan
Berdasarkan uraian latar belakang
yang dimilikinya dengan penerapannya
permasalahan diatas, maka dirumuskan
dalam kehidupan mereka sebagai ang-
persalah
1).
gota keluarga, masyarakat, dan warga
Apakah hasil belajar mahasiswa yang
negara. Dengan demikian, pembela-
diajar menggunakan strategi pembela-
jaran kontekstual memungkinkan ma-
jaran
secara
hasiswa menghubungkan isi materi
signifikan, dibandingkan dengan diajar
dengan konteks kehidupan sehari-hari
menggunakan
untuk menemukan makna (Johnson,
penelitian
kontekstual
ini
yakni;
berbeda
strategi
pembelajaran
konvensional? 2). Apakah hasil belajar
E.B., 2007).
mahasiswa yang memiliki motivasi
112
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
Pembelajaran kontekstual dalam
trasikan,
menciptakan
ide
dan
mata kuliah pendidikan kewargane-
sebagainya; 2) Inkuiri, artinya meru-
garaan mendasarkan pada filosofi kon-
muskan
struktivisme, yang beranggapan bahwa
melakukan observasi, menganalisis dan
pengetahuan adalah hasil konstruksi
menyajikan prestasi tulisan (gambar,
manusia. Manusia mengkonstruksi pe-
laporan, bagan, diagram, tabel dan
ngetahuan mereka melalui interaksi
karya lainnya); 3) Bertanya, artinya
mereka dengan objek, fenomena, pe-
kegiatan ini berguna untuk menggali
ngalaman, dan lingkungan mereka.
informasi,
Suatu pengetahuan dianggap benar bila
membangkitkan respon, mengetahui
pengetahuan itu dapat berguna untuk
sejauh mungkin keingintahuan maha-
menghadapi dan memecahkan per-
siswa; 4) Masyarakat Belajar, artinya
soalan atau fenomena yang sesuai
pembentukan kelompok kecil, pem-
(Glasersfeld,1996). Pembelajaran kon-
bentukan kelompok besar, bekerja
tekstual dalam pendidikan kewarga-
dengan kelas, bekerja dengan masya-
negaraan dikembangkan berdasarkan
rakat; 5) Permodelan, artinya mende-
beberapa teori belajar, diantaranya teori
monstrasikan
perkembangan kognitif dari Piaget
memberi contoh, mendatangkan model;
(1951), teori free discovery learning
6) Refleksi, artinya berupa pernyataan
dari Bruner (1977), teori meaningful
langsung tentang apa yang dipero-
learning , teori hukum genetik tentang
lehnya pada hari itu, catatan atau
perkembangan (genetic law of develop-
jurnal, kesan dan saran mengenai
ment) dan teori Zona perkembangan
pembelajaran; 7) Penilaian Autentik,
proksimal (zone of proximal develop-
artinya
ment) dari Vygotsky (1978).
sesudah proses pembelajaran berlang-
masalah,
mengamati
mengecek
pemahaman,
penggunaan
dilaksanakan
atau
selama
alat,
dan
Langkah-langkah dalam komponen
sung, bisa formatif maupun sumatif,
pendekatan Contextual Teaching and
yang diukur keterampilan dan dapat
Learning adalah sebagai berikut: 1)
digunakan sebagai umpan balik.
Kontruktivisme, artinya cara mereali-
Pembelajaran kontekstual tersebut
sasikannya di dalam kelas yaitu dalam
di atas berbeda dengan pembelajaran
bentuk bekerja, praktek, berlatih secara
konvensional yang lebih menekannkan
fisik, menulis karangan, mendemon-
pada kebiasaan, kesepakatan, perse-
113
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
tujuan dan tata cara, sehingga kegiatan
lebih sering mengunakan menyampaian
belajar mengajar lebih terikat pada
materi pelajaran dengan ceramah, dan
ketentuan,
yang
latihan dengan mengikuti urutan materi
diterapkan secara regular dalam pem-
dalam kurikulum secara ketat. Dosen
belajaran sehari-hari, dan pengorga-
berasumsi bahwa keberhasilan program
nisasian waktu, materi dan metode
pembelajaran
belajar setelah ditemukan oleh guru
tasannya. Sumber belajar pada pembe-
(Slavin, 2007).
lajaran konvensional
aturan,
susunan
Menurut Brooks & Brooks (1993),
pembelajaran
dengan
penekannya
pada
konvensional
dilihat
dari
ketun-
lebih banyak
berupa informasi verbal yang diperoleh
dari buku teks dan penjelasan dosen.
yaitu
Selama ini pembelajaran konven-
penambahan pengetahuan dan belajar
sional lebih didominasi oleh dosen,
sebagai proses “meniru” kemudian
dengan penyampaian secara langsung,
sebagai evaluasi melalui kuis atau tes
kesempatan bagi siswa untuk mengem-
standar. Keberhasilan program pem-
bangkan kemampuannya sesuai dengan
belajaran konvensional menurut asumsi
bakat, minat dan gaya belajarnya
guru dilihat dari habisnya seluruh
sangat terbatas (Sanjaya, 2007). Selan-
materi yang terdapat di kurikulum telah
jutnya Slavin (2007) mengungkapkan
diinformasikan kepada siswa dan siswa
ciri-ciri dari pembelajaran konven-
diharapkan
sional adalah : (1) lingkungan belajar
kembali
tujuan
dapat
ketika
mengungkapkan
diberi
sejumlah
pertanyaan.
berpusat pada dosen (teacher centered
instruction),
(2)
dosen
memegang
Dilihat dari jalur modus penyam-
kontrol penuh atas kelas, (3) dosen
paian pesan pembelajaran penyeleng-
berkuasa dan bertangung jawab dalam
garaan pembelajaran dengan strategi
proses
konvensional lebih sering mengunakan
pembelajaran berlang-sung di dalam
modus pemberian informasi (telling),
kelas.
pembe-lajaran,
dan
(4)
menggunakan
Teori motivasi berprestasi dikem-
modus peragaan (demonstrating), dan
bangkan oleh Mc Clelland (dalam
memberikan kesempatan kepada siswa
Winardi,
untuk menampilkan unjuk kerja secara
Mereka menyatakan bahwa teori moti-
langsung. Dengan perkataan lain dosen
vasi berprestasi adalah teori nilai
ketimbang
dengan
114
2002).
kolega-koleganya.
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
ekspektansi,
sebab
teori
motivasi
motivasional
ekstrinsik
(intensif-
berprestasi menekankan asumsi bahwa
intensif eksternal) seperti uang, kedu-
tendensi individu untuk terlibat dalam
dukan, status, atau prestise. Motivasi
penyelesaian suatu aktivitas berkaitan
dapat mempengaruhi apa yang kita
dengan kekuatan pengharapan kognitif
pelajarai, kapan kita belajar, dan
yaitu keyakinan bahwa tingkah lakunya
bagaimana cara belajar (Schunk,2012).
akan mengarah pada konsekuensi atau
prestasi tertentu.
Motivasi berprestasi didefinisikan
sebagai keinginan untuk mencapai
Teori motivasi berprestasi mengkon-
prestasi sesuai dengan standar yang
sepsitualisasikan bahwa setiap individu
telah
memiliki motivasi berprestasi maupun
Degeng, 2001) mendefinisikan moti-
motivasi menjauhi kegagalan. Kekua-
vasi berprestasi sebagai kecenderungan
tan kedua motivasi tersebut tidak sama
seseorang untuk melatih kekuatan,
pada setiap individu, sebab setiap
mengatasi
individu memiliki pengalaman yang
mengerjakan sesuatu yang sulit sebaik
berbeda dalam pencapaian prestasi.
dan secepat mungkin.
Motivasi berprestasi yang kuat akan
kakan
mengarahkan individu untuk mendekati
merupakan keinginan seseorang yang
situasi yang berkaitan dengan prestasi.
timbul dari kebutuhan untuk memburu
Sebaliknya, apabila yang kuat itu
yang terbaik, bekerja keras dalam
adalah motivasi menjauhi kegagalan,
mencapai tujuan tertentu atau kemam-
maka individu akan terdorong untuk
puan dalam menyelesaikan tugas yang
menjauhi situasi yang berkaitan dengan
sulit,
prestasi. Seperti diketahui, motivasi
dengan orang lain dengan standar
berprestasi
tinggi.
motivasi menjauhi kega-
galan memiliki relasi dengan faktorfaktor motivasional intrinsik,
kedua-
ditetapkan.
Murray
hambatan
bahwa
yang
dan berusaha
Juga dikemu-
motivasi
melibatkan
berprestasi
persaingan
Hasil belajar menurut
(Degeng,
2013),
(dalam
yaitu:
Bloom
1)
ranah
nya dipandang sebagai pemacu tingkah
kognitif yang berhubungan dengan
laku. Di lain pihak, individu juga
kemampuan berpikir, (2) ranah afektif
seringkali
yang
mendekati
situasi
yang
berhubungan
dengan
minat,
berkaitan dengan prestasi atau berusaha
perasaan, sikap, emosi, kepribadian
mencapai prestasi karena faktor-faktor
penghargaan, proses internalisasi dan
115
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
pembentukan karakteristik diri, dan
kondisi
(3)
yang
diinginkan sebagai tujuan yang ingin
berhubungan dengan persoalan kete-
dicapai, yang sering mempengaruhi
rampilan motorik yang dikendalikan
keputusan perancangan pembelajaran
oleh kematangan psikologis. Dalam
dalam melakukan penetapan strategi,
taksonomi
kognitif
metode, maupun teknik yang diguna-
enam
kan dalam pembelajaran (Degeng,
ranah
psikomotorik
Bloom
diklasifikasikan
ranah
kedalam
jenjang, secara berturut dari jenjang
rendah
yakni:
pengetahuan,
dan
hasil
yang
2013).
kemampuan tinggi ke jenjang kemampuan
tertentu,
Lebih
Reigeluth
lanjut
dikatakan
(dalam
Degeng,
oleh
2013)
pemahaman, penerapan, analisis, sin-
bahwa hasil pembelajaran secara umum
tesa, dan evaluasi. Kemudian ranah
diklarifikasikan menjadi tiga bagian,
afektif membagi dalam lima jenjang.
yaitu: (1) keefektifan pembelajaran, (2)
Kelima
adalah:
efesiensi pembelajaran, dan (3) daya
penerimaan (receiving); penanggapan
tarik pembelajaran. Degeng (2010)
penghargaan (valuing);
menyatakan ruang lingkup pelaksanaan
jenjang
(responding)
tersebut
pengorganisasian (organizulion); dan
hasil
penjatidirian (characterization). Selan-
penilaian terhadap proses dan kema-
jutnya
juan
ranah psikomotorik membagi
belajar
siswa
belajar
meliputi:
siswa
pada
setiap
kedalam enam jenjang yakni: gerakan
kemampuan
refleks, gerakan badan yang mendasar,
materi yang sedang dipelajarinya, yang
kemampuan
berguna sebagai umpan balik untuk
fisik,
persepsi,
keterampilan
kemampuan
gerakan,
dan
Hasil pembelajaran adalah semua
terhadap
perbaikan pembelajaran selanjutnya,
(2)
komunikasi yang beraturan.
(kompetensi)
(1)
penilaian
kompetensi,
akhir
yang
pembelajaran
berguna
untuk
efek yang dijadikan sebagai indikator
mengetahui dan menetapkan tingkat
tentang nilai dari strategi pembelajaran
penguasaan
yang diorganisasikan di bawah kondisi
komptensi
yang berbeda. Hasil pembelajaran bisa
dasar
berupa hasil nyata, yaitu hasil yang
pembelajaran lebih lanjut, (3) penilaian
nyata dari penggunaan pengorgani-
akhir
sasian strategi pembelajaran di bawah
mengetahui tingkat penguasaan siswa
116
siswa
yang
untuk
terhadap
setiap
dipelajari
sebagai
menentukan
proses
pendidikan,
berguna
untuk
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
dan
Diagram the Version of Non-
pelatihan sebagai dasar untuk menetap-
equivalent Control Group Design (cf.
kan kelulusan menempuh jenjang pen-
Tuckman, 1999: 172)
terhadap
program
pendidikan
didikan.
Dalam perkembangan selanjutnya
Blomm
(1981)
kemampuan
ranah
kognitif
mencakup dua demensi, yaitu demensi
proses dan demensi produk kognitif.
Dimensi proses kognitif mencakup
enam jenjang, yaitu: mengingat atau
menerapkan
Dalam
mengklasifikasikan
pada
remember (C1),
Hasil dan Pembahasan
memahami ( C2),
atau
apply
(C3),
menganalisis atau analys (C4), menilai
atau evaluate (C5), dan mencipta atau
create (C6). Produk kognitif mencakup
mengenai
bagian
deskripsi
berjumlah
74
terdiri
persepsi,
Strategi Pembelajaran
Motivasi Berprestasi
Rendah
Motivasi Berprestasi
Tinggi
Jumlah
Strategi
Pembelajaran
terpola.
Kontekstual
Metode Penelitian
berikut
Konvensional
ini.
K1: O1
X1
O2
Total
-----------------------K2: O3
X2
Strategi
Pembelaj
aran
Kontekst
ual
Strategi
Pembelaj
aran
Konvensi
onal
Jumlah
24
13
37
12
25
37
36
38
74
Rerata Skor dan Simpangan Baku
Hasil Postest.
keaslian, respon terbimbing, dan respon
Rancangan penelitian adalah
ini
Keadaan Sampel Penelitian Berdasarkan Motivasi Berprestasi dan
Strategi Pembelajaran.
menerima,
dari
Berikut
metode pembelajaran.
merespon, menghargai, mengorgani-
psikomotorik
orang.
berdasarkan motivasi berprestasi dan
knowledge. Ranah afektif terdiri dari
sasi, dan bertindak konsisten. Ranah
hasil
dipaparkan keadaan sampel penelitian
dural knowledge, dan metakog-nitif
yaitu:
umum
sis deskriptif sampel penelitian yang
ledge, compceptual knowledge, prose-
komponen,
dipaparkan
penelitian didasarkan pada hasil anali-
empat jenjang, yaitu: factual know-
lima
ini
O4
117
Motivasi
Berprestasi
Rendah
Mean
44,29
Std.
Deviati
on
7,664
24
N
Tinggi
61,83
9,094
12
Total
53,06
11,616
36
Rendah
47,15
4,981
13
Tinggi
50,36
6,291
25
Total
48,76
6,008
38
Rendah
45,30
6,908
37
Tinggi
54,08
9,017
37
Total
49,69
9,120
74
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
Pengaruh Strategi Pembelajaran
terhadap Hasil Belajar.
sional. Hasil penelitian ini mendukung
Dari hasil perhitungan anava dua
penelitian strategi pembelajaran kon-
jalur terhadap data postes hasil belajar,
konsep, prinsip, ciri teoritis dan hasil
tekstual.
Simpulan dalam penelitian ini
mata kuliah pendidikan kewarganegaraan diperoleh hasil 0,000 dengan
menimbulkan
taraf signifikansi 0,05. Hal ini menun-
yaitu: 1) Seorang dosen pendidikan
jukkan bahwa taraf signifikansi 0,000
kewarganegaraan harus cermat dan
berada dibawah angka signifikansi 0,05
tepat dalam memilih, mengembangkan,
atau (0,00 < 0,05).
dan menerapkan strategi pembelajaran
Dengan demikian Ho ditolak. Ini
berarti
terdapat
perbedaan
yang
yang
sesuai
beberapa
dengan
implikasi,
rumpun
dan
karakteristik disiplin ilmunya. Hal ini
signifikan terhadap hasil belajar mata
sesuai
kuliah
pendidikan kewarganegaraan
pendidikan kewarganegaraan yaitu ,
antara
kelompok
yang
membekali dan melatih seperangkat
belajar dengan mengunakan strategi
pengetahuan, nilai, etika, dan keteram-
pembelajaran
dengan
pilan-keterampilan dasar sebagai warga
meng-
negara yang bertanggung jawab bagi
gunakan strategi pembelajaran konven-
kelangsungan dan keutuhan negaranya
sional. Dengan melihat rata-rata nilai
dan sekaligus menjadi warga negara
hasil belajarnya sebesar 53,06 lebih
yang baik. Dengan strategi
besar dari pada rata-rata nilai strategi
lajaran kontekstual pada hakekatnya
pembelajaran
dapat
kelompok
mahasiswa
kontekstual
mahasiswa
yang
konvensional
sebesar
dengan
melatih
misi
pembelajaran
mahasiswa
pembe-
untuk
mengatasi masalah dengan berpikir
48,76 (53,06 > 49,26).
Hal ini dapat disimpulkan secara
kritis dan kompleks dalam menemukan
umum bahwa hasil belajar mata kuliah
makna belajar bagi kehidupan nyata
pendidikan kewarganegaraan yang di-
sehari-hari; 2) Aplikasi strategi pembe-
capai mahasiswa yang belajar dengan
lajaran
menggunakan strategi
pembelajaran
pembelajaran mata kuliah pendidikan
kontekstual ada perbedaan pada maha-
kewarganegaraan memerlukan dosen
siswa yang belajar dengan mengguna-
yang mampu dan mau untuk menyusun
kan strategi pembelajaran konven-
tahap tahapan pembelajaran dalam
118
kontekstual
dalam
proses
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
program pembelajaran yang sesuai
kegiatan menerima dan menghafalkan
dengan strategi pembelajaran konteks-
materi yang diberikan oleh dosen.
tual, dan 3) Di samping itu, diperlukan
Dalam kegiatan belajar bermakna
dosen yang mampu menyusun tahapan
memerlukan strategi pengorganisasian
pembelajaran
dengan
materi dan strategi penyampaian yang
tahapan-tahapan dalam strategi pembe-
spesifik. Degeng, (2000) mengemu-
lajaran kontekstual, sekaligus meng-
kakan bahwa pengemasan pembe-
implementasikan
lajaran dewasa ini sering berdasarkan
yang selaras
strategi
tersebut
secara akurat (sesuai dengan prosedur
asumsi-asumsi
standar model). Penerapan strategi
dengan
pembelajaran
dalam
orang yang belajar, dan hakikat
pembelajaran mata kuliah pendidikan
orang yang mengajar, sehingga kura-
kewarganegaraan menuntut kesiapan
ng mendorong belajar bermakna.
dosen yang tinggi, karena para dosen
Asumsi-asumsi ini mendorong maha-
harus mengamati setiap mahasiswa di
siswa pada belajar hafalan (rote style
dalam kelas agar memahami keadaan
learning).
emosi mahasiswa, gaya belajarnya,
dalam
kemampuannya
konteks
kewarganeraaan adalah mengembang-
budaya dan latar belakangnya dan
kan pengertian dan memikirkan strategi
situasi keuangan keluarganya.
apa yang digunakan untuk mengatasi
kontekstual
berbahasa,
Strategi pembelajaran kontekstual
mampu
mengaktifkan
yang tidak
hakikat
Bagian
sejalan
belajar,
yang
pembelajaran
hakikat
terpenting
pendidikan
masalah, hal ini tidak cukup bagi dosen
dalam
untuk mengerti dan tahu bagaimana
pembelajaran. Mahasiswa diberi ke-
menggunakan dan menerapkan konsep
sempatan untuk mengatasi masalah
mata kuliah pendidikan kewargane-
yang bersifat kontekstual dan mereka
garaan
bekerja
dalam keseharian. Smaldino, et al.
secara
kolaboratif
dalam
untuk
mengatasi
persoalan
suatu kelompok kecil, serta secara
(2005:8)
bergantian
hasil
learning leads to inert knowledge we
kerja mereka di depan kelas. Kegiatan
know something but never apply it
belajar seperti ini merupakan kegiatan
to real life". Ini merupakan kelemahan
belajar
pembelajaran yang menekankan pada
mempresentasikan
bermakna,
bukan
sekadar
produk
119
mengemukakan
(content
"...
based)
rote
dan
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
mengabaikan proses, padahal pemaha-
tual
menggunakan masalah-masalah
man produk, tidak bisa dicapai tanpa
yang
kontekstual
memahami
memperolehnya.
pemecahannya. Para mahasiswa yang
Dalam strategi pembelajaran konteks-
belajar melalui pengalaman meme-
tual, kegiatan pembelajaran ditekankan
cahkan
pada
mahasiswa
belajar baik konten maupun strategi
mengalami kegiatan belajar yang lebih
berpikir. Dengan demikian strategi
mendalam melalui aktivitas mengatasi
pembelajaran kontekstual benar-benar
masalah, tidak sekedar tahu dan hafal
menyiapkan, melatih, dan membia-
isi materi pembelajaran.
sakan mahasiswa untuk selalu ber-
proses
proses,
sehingga
masalah,
untuk
dicarikan
mereka
dapat
Dalam penerapan strategi pembe-
pikir kritis menghadapi permasala-
lajaran kontekstual, mahasiswa difa-
han yang dihadapinya, mahasiswa
silitasi untuk mengkonstruksi pengeta-
belajar
huan, bukan sekadar merekam infor-
kompleks, bukan masalah yang hanya
masi. Rekonstruksi pengetahuan oleh
memiliki satu jawaban benar.
mahasiswa
mecahan
dilakukan
masalah,
melalui
mengorganisasikan
masalah
pe-
pengumpulan
informasi, diskusi, presentasi hasil
Pengaruh
Motivasi
terhadap Hasil Belajar
Berprestasi
pekerjaan, dan lain sebagainya. Dalam
Hasil uji hipotesis menunjukkan
pemecahan masalah pendidikan ke-
bahwa hasil belajar mahasiswa yang
warganegaraan
masalah-
memiliki motivasi berprestasi tinggi
masalah rutin belaka, melainkan pe-
berbeda secara signifikan dari pada
mecahan masalah yang membutuh-
mahasiswa yang memiliki motivasi
kan kebebasan, pertimbangan dan
berprestasi rendah. Dengan ungkapan
kreativitas serta pengetahuan-pengeta-
lain,
huan yang dimiliki oleh mahasiswa
motivasi berprestasi tinggi memperoleh
saat ini untuk membangun pengetahuan
hasil yang lebih baik dibandingkan
baru. Pembelajaran yang menggunakan
dengan
strategi
motivasi
bukanlah
pembelajaran
kontekstual
mahasiswa
mahasiswa
berprestasi
yang
yang
memiliki
memiliki
rendah.
Hasil
sangat selaras dengan situasi dimana
pengamatan peneliti di kelas terlihat
situasi
bahwa
yang
sebenarnya
terjadi,
karena strategi pembelajaran konteks-
mahasiswa
yang
memiliki
motivasi berprestasi tinggi lebih tekun,
120
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
cermat dan agresif dalam mengikuti
kiran bahwa dalam suatu analisis
mata
varian faktorial, jika variabel bebas dan
kuliah
pendidikan
kewarga-
negaraan dan dalam mengerjakan soal-
variabel
soal mata kuliah pendidikan kewarga-
diduga kuat memberikan pengaruh
negaraan selalu selesai tepat waktu.
terhadap variabel terikat, maka penga-
moderator
masing-masing
ruh interaksi variabel bebas dan variaInteraksi antara Metode Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
terhadap Hasil Belajar.
bel moderator terhadap variabel terikat tentulah diduga lemah dan tidak
signifikan.
Dengan uji analisis varian factorial 2x2, dapat diketahui pengaruh
utama (main effect) dan pengaruh
interaksi
(interaction
effect)
dari
Implikasi Hasil Penelitian terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan di
STKIP PGRI Bangkalan.
semua variabel perlakuan. Penga-ruh
Berdasarkan temuan-temuan pene-
utama variabel perlakuan telah dibahas,
selanjutnya dibahas pengaruh interaksi
variabel
perlakuan.
menunjukkan bahwa
antara
strategi
Hasil
analisis
ada interaksi
pembelajaran
dan
motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar
mahasiswa.
Temuan
ini
menguatkan temuan pertama bahwa
ada perbedaan hasil belajar maha-
litian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat memberikan beberapa
implikasi terhadap pembelajaran mata
kuliah pendidikan kewarga-negaraan.
Adapun implikasi-implikasi temuan
penelitian ini terhadap pembelajaran
mata
pendidikan
kewarga-
negaraan adalah sebagai berikut.
Pertama, untuk meningkatkan hasil
siswa dalam mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan yang diajar dengan
kuliah
belajar mahasiswa dalam mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan, strategi
strategi pembelajaran yang berbeda.
Temuan hasil analisis bahwa ada
interaksi antara strategi pembelajaran
dan motivasi berprestasi terhadap
hasil belajar mahasiswa sesuai dengan
hipotesis penelitian yang diajukan
penulis. Hal ini didasari oleh pemi-
pembelajaran
kontekstual
dapat
digunakan sebagai salah satu strategi
pembelajaran. Strategi pembelajaran
kontekstual dapat dimplementasikan
melalui pengajuan masalah yang harus
dipecahkan oleh mahasiswa di awal
pembelajaran. Masalah dapat dikon-
121
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
struksi oleh dosen atau oleh maha-
Keempat, adanya perbedaan hasil
siswa itu sendiri. Melalui strategi ini
belajar antara kelompok mahasiswa
mahasiswa dituntut untuk berperan
yang bermotivasi berprestasi tinggi,
aktif memecahkan masalah, menggali
seharusnya membuat dosen menjadi
informasi,
dan
perhatian terhadap motivasi berprestasi
bekerja secara kolaboratif, sehingga
dan karakteristik mahasiswanya. Un-
mengalami
tuk itu, motivasi berprestasi dan
bertukar
proses
pikiran,
belajar
secara
karakteristik tetap menjadi acuan da-
bermakna.
Kedua, dosen harus mencermati
lam
merancang,
mengembangkan,
materi mata kuliah pendidikan ke-
mengelola, dan mengevaluasi pem-
warganegaraan,
belajaran.
kemudian
memilih
Kelima,
pokok-pokok bahasan yang mampu
memunculkan
salahan
permasalahan-perma-
kontekstual sesuai dengan
ada
interaksi
antara
strategi pembelajaran dan motivasi
berprestasi
terhadap
hasil
keadaan riil di lapangan. Dengan
mengindikasikan
demikian, permasalahan-permasalahan
utama strategi pembelajaran terhadap
yang
hasil belajar memang benar adanya.
dipecahkan
oleh
mahasiswa
Dengan
adalah masalah-masalah sehari-hari.
bahwa
belajar
perkataan
lain,
pengaruh
temuan
Ketiga, strategi pembelajaran kon-
penelitian ini menguatkan adanya
tekstual menuntut dosen dan maha-
perbedaan hasil belajar yang diajar
siswa yang aktif dan kreatif dalam
dengan strategi pembelajaran yang
pembelajaran. Artinya, baik dosen
berbeda. Berdasarkan temuan pene-
maupun mahasiswa harus mengerah-
litian
kan segala daya dan upaya, serta
memilih strategi pembelajaran yang
berperan secara maksimal sesuai peran
tepat dalam mengampu mata kuliah
masing-masing dalam pembelajaran.
pendidikan kewarganegaraan. Pemi-
Selain itu, dosen dan maha-siswa
lihan strategi pembelajaran yang tepat
dituntut untuk kreatif dalam mencip-
diharapkan dapat memberikan kon-
takan masalah kontekstual, mencari
tribusi terhadap peningkatan hasil
sumber informasi, dan memecahkan
belajar mahasiswa.
masalah.
122
ini,
para
dosen
hendaknya
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
ada interaksi terhadap hasil belajar
Simpulan
Berdasarkan
deskripsi
umum,
mata kuliah pendidikan kewargane-
pengujian hipotesis, dan pembahasan
garaan pada mahasiswa semester tiga
dapat disimpulkan bahwa ada per-
tahun akademik 2014/2015 STKIP
bedaan hasil belajar pendidikan ke-
PGRI Bangkalan.
warganegaraan
pada
mahasiswa
semester tiga tahun akademik 2014
/2015 antara kelompok maha-siswa
yang diberi perlakuan meng-gunakan
strategi
pembelajaran
dibandingkan
kontekstual
dengan
kelompok
mahasiswa yang menggunakan strategi pembelajaran konven-sional. Penerapan pembelajaran dengan strategi
pembelajaran
kontek-stual
secara
signifikan ada perbedaan hasil belajar
dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Ada perbedaan
hasil belajar pendi-dikan kewarganegaraan pada maha-siswa semester
tiga
tahun
antara
akademik
kelompok
2014/2015
mahasiswa
yang
memiliki motivasi berpres-tasi tinggi
dan kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Kelompok mahasis-wa yang memiliki
motivasi
berprestasi
tinggi
secara
signifikan ada perbedaan hasil belajar
dibandingkan dengan kelompok mahasiswa
yang
memiliki
motivasi
berprestasi rendah. Antara strategi
pembelajaran dan motivasi berprestasi
Daftar Pustaka
Abdul, A.W. & Sapriya, 2011,
Teori
dan
Landasan
Pendidikan
Kewarganegaraan,
Bandung, Alfabeta CV.
Atkinson, J.W. (1957). Motivational
determinants of risk-taking
behavior. New York: D.Van
Nostrand.
Blomm. S. 1981. Taxonomy of
Educational
Objectives.
Handbook I : Cognitive
Domain. London: Logmans
Group
Brook, J.G & Brook, M.GT. 1993.
In Search of understanding:
the case for contructivist
claarooms.
Norfolk:
Associtaion forSuvervition
and curriculum Depelopment.
Budimansyah, D. 2010, Penguatan
Pendidikan
Kewarganegaraan
Untuk
Membangun
Karakter
Bangsa, Bandung: Widya
Aksara Press
Budiningsih, A. 2005. Belajar dan
pembelajaran. Rineka Cipta:
Jakarta.
Creswell, John W. 2010. Research
Design.
Ahmad
Fawaid
Research Design Pendekatan
Kualitatif, Mixed. Yogjakarta:
Pustaka Pelajar
Darma. S dan Putu.I. 2013 , Pengaruh
Pendekatan
Pembelajaran
Kontestual Terhadap Hasil
Belajar PKn Ditinjau Dari
123
Jurnal Pendidikan Volume 7, Nomor 2, Desember 2015, hlm 109 --- 125
Minat Belajar Siswa, Singaraja:
e-Jornal
Pascasarjana
Universitas Pendidikan
Degeng, I.N.S. 2001. Kumpulan Bahan
Pembelajaran, Menuju Pribadi
Unggul
Lewat
Perbaikan
Kualitas
Pembelajaran
di
Perguruan Tinggi. Malang:
Universitas Negeri Malang,
LP3.
Degeng, I.N.S. 2000. Paradigma baru
pendidikan
memasuki
era
demokratisasi belajar. Makalah
disajikan dalam Seminar dan
Diskusi
Panel
Nasional
Teknologi Pembelajaran V,
Program
Studi
Teknologi
Pembelajaran
Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Malang Bekerja Sama dengan
Ikatan
Profesi
Teknologi
Pendidikan Indonesia (IPTPI)
Cabang Malang, Malang, 7
Oktober.
Degeng,
I.N.S.
2013.
Ilmu
Pembelajaran:
Klasifikasi
Variabel Untuk Pengembangan
Teori dan Penelitian. Bandung:
Arasmedia
Dewey, J. 1916. Democracy and
Education: An Introduction to the
Philosophy of Education, New
York: Free Press.
Dick W dan Carey, 2001. The
Systematic Design of Intruction
Fifth edition. Nework: San
Francisco.
Donaldson, N. 2005. Addressing
misconceptions
in
a
constructivist, application-based
physics course. Paper presented
at The Thirty-Fifth Annual
Conference of the International
Society for Exploring Teaching
and Learning (ISETL), (online),
(http://www.isetl.org/conferenc
e/
presentation.cfm?pid=215,
diakses tanggal 20 Oktober
2007).
Johnson, E.B,
2007.
Contextual
Teaching
And
Learning
Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikan dan Bermakna.
Terjemahan:
Contextual
Teaching and Learning: what it
is and why it’s here to stay,
oleh: Setiawan, I. 2007,
Bandung: MLC
Joyce, B. & Weil M 2009. ModelModel Pengajaran. Terjemahan:
Models of Teaching. 6th edition.
Oleh: Fawaid, A & Mirza, A,
2011.
Yogjakarta:
Pustaka
Pelajar
Kerlinger, F. N., & Lee, H.B. 2000.
Foundation
of
behavioral
research. New York: Hotl,
Rinehart & Winston, Inc.
Komalasari, K. 2010. Pendidikan
Kewarganegaraan:
Dalam
Perspektif
Internasional
Konteks Teori Dan Profil
Pembelajaran. Bandung: Widya
Aksara Press
Lasmawan,
I.W.
2011
Telaah
Kurikulum (Sebuah pengantar
dalam pembelajaran PKn).
Singaraja;
Universitas
Pendidikan Ganesha.
Nurhadi,
2009.
Pembelajaran
Kontekstual (CTL). Malang:
Pascasarjana
Riyanto, Y.2008. Paradigma Baru
Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media
Samsuri, 2011, Bahan Kajian Kuliah
Umum di Program Studi
Pendidikan
Pancasila
dan
Kewarganegaraan
(PPKn)
FKIP
Universitas
Ahmad
Dahlan, Yogjakarta, 9 Mei
2011. Makalah disajikan dalam
diskusi tentang best pratices
pembelajaran PKn, dalam kajian
mandiri kewarganegaraan di
124
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi, Sunardjo
Program Studi PIPS Sekolah
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan
.Kencana
Prenada
Media
Group. Jakarta
Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan
.Kencana
Prenada
Media
Group. Jakarta
Schunk, D.H. 2012. Teori-teori
Pembelajaran:
Perspektif
Pendidikan.
Terjemahan:
Learning Theories, oleh:
125