Strategi Penerapan ManajemenPengetahuan Di Perguruan Tinggi Dalam Mendukung Publikasi Karya IlmiahLulusan S1 Di Stmik Atma Luhur

PENERAPAN TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN AHP Hilyah Magdalena

  Program Studi Sistem Informasi STMIK Atma Luhur Pangkalpinang

  E-mail Abstrak

  Adanya peraturan baru yang mewajibkan para lulusan sarjana mulai strata satu sampai strata tiga untuk mempublikasikan karya ilmiahnya adalah sebuah kemajuan dibidang penelitian perguruan tinggi di Indonesia. Publikasi karya ilmiah adalah salah satu bentuk pengolahan pengetahuan yang berupa explicit knowledge. Penelitian ini memaparkan kebijakan pemerintah ini sebenarnya berdampak positif ganda, yaitu memacu semangat dan gairah penelitian di perguruan tinggi Indonesia dan juga mengumpulkan pengetahuan yang didapat lulusan sarjana selama masa pendidikannya untuk dipublikasikan secara luas. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menyusun hirarki guna mendapatkan strategi yang paling memadai bagi pemanfaatan teknologi informasi berbasis web untuk mendukung publikasi karya ilmiah di lingkungan STMIK Atma Luhur Pangkalpinang. Hasil pengolahan data dari para responden ahli menunjukkan bahwa e-jurnal adalah pemanfaatan teknologi informasi terbaik dalam mendukung publikasi karya ilmiah dengan bobot mencapai 36%, kemudian peringkat kedua adalah menggunakan e-learning dengan bobot mencapai 33,4%, dan terakhir adalah e-library dengan bobot 30,6%.

  Kata kunci: explicit knowledge, publikasi karya ilmiah, Analytical Hierarchy Process, teknologi informasi berbasis web.

  Pendahuluan

  Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan yang cukup besar dalam banyak sendi kehidupan. Salah satu yang terkena pengaruh cukup besar adalah dunia pendidikan tinggi. Keinginan pemerintah untuk meningkatkan kualitas lulusan pendidikan tinggi dengan menerbitkan aturan mengenai publikasi hasil tulisan mahasiswa setingkat Strata Satu, Strata Dua, dan Strata Tiga sebagai salah satu syarat kelulusan.

  Walaupun masih menuai banyak kontroversi, sejatinya peraturan itu bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas karya ilmiah yang dipublikasikan. Dengan segala kelemahan dan kekurangan sarana dan prasarana, peraturan tersebut telah mendorong semangat para akademisi untuk mulai berbenah dan meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah yang berkualitasa dan tidak mengandung unsur plagiat.

  Saat ini STMIK Atma Luhur Pangkalpinang sedang bersiap untuk meluluskan angkatan pertama jenjang Strata Satu. Semangat untuk mempersiapkan lulusan yang berkualitas dilakukan dengan menyediakan fasilitas akademik dan penunjangnya termasuk fasilitas untuk publikasi karya ilmiah lulusan Strata Satu.

  Publikasi karya ilmiah untuk jenjang strata satu adalah terobosan baru yang cukup menantang dan memaksa banyak pihak terutama perguruan tinggi untuk segera berbenah meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian yang selama ini tertinggal dibandingkan dengan perguruan tinggi di negara lain di Asia.

  Kemajuan teknologi informasi yang berbasis web dapat dimanfaatkan untuk mendukung lancarnya publikasi karya ilmiah di perguruan tinggi. Perkembangan teknologi dibidang perpustakaan dalam bentuk perpustakaan elektronik (e-library) , lalu adanya jurnal elektronik (e-jurnal) yang dapat memudahkan publikasi, serta perkembangan pembelajaran yang didukung oleh pembelajaran elektronik (e-learning), adalah bentuk kemajuan teknologi informasi yang mendukung kelancaran publikasi karya ilmiah di perguruan tinggi.

  Pembatasan Masalah

  Penelitian ini membatasi masalah hanya untuk menentukan teknologi informasi berbasis web manakah yang paling berpengaruh dalam upaya mendukung publikasi karya ilmiah lulusan strata satu di STMIK Atma Luhur yaitu : a.

  Menentukan faktor – faktor apa yang mendukung lancarnya publikasi karya ilmiah di perguruan tinggi. b.

  Menyusun hirarki sesuai dengan rumusan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk melihat kriteria apa saja yang paling penting menurut para responden ahli.

  c.

  Kriteria – kriteria yang dihasilkan dapat digunakan untuk membantu pihak kampus untuk menyediakan fasilitas publikasi yang sesuai dengan kebutuhan.

  Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah : a. Mendukung upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan bentuk karya ilmiah lainnya yang dipublikasikan sebagai bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan tinggi.

  b.

  Memberikan kriteria – kriteria yang harus disiapkan oleh oleh perguruan tinggi untuk mengelola pengetahuan menggunakan sistem berbasis web.

  Manfaat penelitian ini adalah : a.

  Memberikan arah pengembangan dan peningkatan kualitas lulusan strata satu di STMIK Atma Luhur khususnya, terkait dengan kewajiban mempublikasikan karya ilmiah lulusan strata satu.

  b.

  Mempersiapkan fasilitas pendukung yang bersesuaian dengan kebutuhan mempublikasikan karya ilmiah, khususnya dengan menyediakan sistem yang berbasis web.

Landasan Teori a. Peraturan Pemerintah Tentang Publikasi Karya Ilmiah Mahasiswa

  Pada tanggal 27 Januari 2012 lalu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran bernomor 152/E/T/2012 terkait publikasi karya ilmiah.

  Dalam ketentuan baru ini, syarat kelulusan bagi mahasiswa program S-1, S-2, dan S-3 adalah publikasi karya ilmiah; Sarjana (jurnal ilmiah), Magister (jurnal ilmiah nasional), dan Doktor (jurnal ilmiah internasional). Ide di balik proyek ini adalah perbaikan kualitas. Maklum, dalam soal publikasi karya ilmiah dan hasil penelitian, kiprah dunia akademis Indonesia terbilang rendah. Dengan program ini, diharapkan terjadi peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi di Indonesia.

  b.

  

Menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai teknik pengambilan

keputusan

  Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.

  Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut : a. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.

  b.

  Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.

  c.

  Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.

  d.

Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan

  Proses pengambilan keputusan seperti yang dijelaskan oleh [Efrain Turban, 1990] mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan mempunyai empat tahapan, yaitu, kecerdasan, desain, pilihan, dan implementasi. Tahap intelijen menyelidiki keterlibatan lingkungan, baik bersifat sementara atau terus menerus. Sebagian besar masalah dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur adalah ketidakpastian, inkonsistensi, multi-kriteria keputusan, dan keputusan ketidakstabilan.

  Ketika keputusan yang akan diambil bersifat kompleks dengan risiko yang besar seperti perumusan kebijakan, pengambil keputusan sering memerlukan alat bantu dalam bentuk analisis yang bersifat ilmiah, logis, dan terstruktur/konsisten. Salah satu alat analisis tersebut adalah berupa

  

decision making model (model pembuatan keputusan) yang memungkinkan mereka untuk membuat

keputusan untuk masalah yang bersifat kompleks.

  AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L.

  

Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria

  yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif, seperti yang tampak pada gambar berikut :

  Gambar 1 Repserentasi abstrak untuk Hirarki Keputusan Karena sulitnya menentukan bobot-bobot ataupun prioritas-prioritas yang sering berubah- ubah, digunakan perbandingan berpasangan yang menggunakan data, pengetahuan, dan pengalaman untuk memperoleh prioritas. Prinsip ini berarti membuat penilaian berkenaan dengan pertimbangan relatif pentingnya satu elemen terhadap yang lain. Untuk itu diperlukan suatu skala perbandingan antar dua elemen, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pertanyaan biasanya diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah: a.

  Elemen mana yang lebih penting (penting/ disukai/ mungkin/…. )? b. Berapa kali lebih penting (penting/disukai/ mungkin/ ……)?

  Untuk kegiatan pembandingan antar sepasang objek, metode AHP memberikan sebuah standar nilai pembandingan antar dua objek sebagai berikut : Tabel 1 Nilai Perbandingan

  Pembanding Nilai

  Sangat diutamakan

  9 Lebih diutamakan menuju sangat diutamakan

  8 Lebih diutamakan

  7 Diutamakan menuju lebih diutamakan

  6 Diutamakan

  5 Cukup diutamakan menuju diutamakan

  4 Cukup diutamakan

  3 Setara menuju cukup diutamakan

  2 Setara

  1 AHP sebagai teknik penelitian memiliki kelebihan dan kelemahan, berikut adalah 10 kelebihan AHP , yaitu : kesatuan, kesepakatan, saling ketergantungan, penyusunan hierarki, pengukuran, konsistensi, sintesis, tawar – menawar, penilaian dan konsensus, serta pengulangan proses.

  Selain kelebihan, AHP juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut : a.

  Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli, selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

  b.

Model AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk

  Secara garis besar, ada tiga tahapan AHP dalam penyusunan prioritas, yaitu : dekomposisi dari masalah, penilaian untuk membandingkan elemen-elemen hasil dekomposisi, dan sintesis dari prioritas.

  Dalam menyusun prioritas, maka masalah penyusunan prioritas harus mampu didekomposisi menjadi tujuan (goal) dari suatu kegiatan, identifikasi pilihan-pilihan (options), dan perumusan kriteria (criteria) untuk memilih prioritas

  Secara singkat Analisis hierarki Proses (AHP) adalah suatu metode yang sering digunakan untuk menilai tindakan yang dikaitkan dengan perbandingan bobot kepentingan antara faktor serta perbandingan beberapa alternatif pilihan. AHP merupakan pendekatan dasar dalam pengambilan atau membuat keputusan. Tujuan dari AHP ini adalah menyelesaikan masalah yang kompleks atau tidak berkerangka dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit, mengatasi antara rasionalitas dan intuisi, memilih yang terbaik dari sejumlah alternatif yang telah dievaluasi dengan memperhatikan beberapa kriteria.

Metodologi Penelitian a. Jenis Penelitian

  Berdasarkan jenis informasi yang dikelola, jenis penelitian ini adalah Penelitian Kuantitaf, karena peneliti melakukan pengujian dari hipotesa dengan teknik-teknik statistik. Data statistik tersebut didapatkan dari kuisioner dengan menggunakan metode pendekatan Analitical Hierarchy

Process (AHP) dan kemudian diuji dengan menggunakan tool atau software Expert Choice 2000.

  b. Pemilihan Sampel

  Dalam pemilihan sampel, penelitian ini mengambil data dari populasi yang terbatas dengan pertimbangan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan berada di lingkungan akademik Atma Luhur. Responden yang diambil dalam pemilihan sampel ini adalah responden ahli yang berasal dari para pemangku kepentingan akademik, seperti dosen, kaprodi, kepala perpustakaan, kepala bagian sistem informasi, dan kepala PPM yang ada di STMIK Atma Luhur.

  c. Variabel Yang Diamati

  Rincian sub kriteria dalam penerapan teknik pengambilan keputusan dengan AHP di STMIK Atma Luhur adalah : a.

  Tri Dharma Perguruan Tinggi, (1) Pendidikan dan Pengajaran, (2) Penelitian, dan (3) Pengabdian pada Masyarakat b. Teknologi Berbasis Web, (1) Internet, (2) Intranet, (3) Web Blog, (4) Grup Diskusi.

  c.

  Dukungan Manajemen Puncak , (1) Struktur Organisasi, (2) Keuangan Yang Stabil, (3) Kebijakan Pemerintah, (4) Fasilitas Pembelajaran.

  Pembahasan Penelitian a. Teknik Analisa Data

  Teknik analisis data menghasilkan hirarki yang diperoleh berdasarkan tahap – tahapan di AHP

  Gambar 2 Kerangka rancangan pemilihan alternatif Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam Analytical Hierarchy Process adalah melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) terhadap kriteria (level 2) yang telah ditetapkan sebelumnya. Data-data yang diambil dari proses kuesioner terhadap 4 responden yang dipilih dengan teknik sampling jenuh akan dimasukkan ke dalam software Expert Choice 2000 untuk dilakukan proses perbandingan tersebut.

  0,00

  14. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dukungan Manajemen Puncak sub kriteria Fasilitas Pembelajaran 0,01

  13. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dukungan Manajemen Puncak sub kriteria Kebijakan Pemerintah 0,00

  12. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dukungan Manajemen Puncak sub kriteria Keuangan yang Stabil 0,01

  11. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dukungan Manajemen Puncak sub kriteria Struktur Organisasi 0,01

  0,00

  10. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi Berbasis Web sub kriteria Grup Diskusi

  0,00

  9. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi Berbasis Web sub kriteria Web Blog

  0,00

  8. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi Berbasis Web sub kriteria Intranet

  7. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi Berbasis Web sub kriteria Internet

  Hasil pengolahan kuesioner responden ahli selanjutnya diolah dengan tools pendukung AHP yaitu Expert Choice 2000. Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk tabel perbandingan elemen dan nilai consistency ratio (CR). Inconsistency ratio atau rasio inkonsistensi data responden merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Rasio inkonsistensi data dianggap baik jika nilai CR-nya ≤

  6. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Tri Dharma Perguruan Tinggi sub kriteria Pengabdian Pada Masyarakat 0,00

  5. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Tri Dharma Perguruan Tinggi sub kriteria Penelitian 0,00

  4. Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Tri Dharma Perguruan Tinggi sub kriteria Pendidikan dan Pengajaran 0,00

  3. Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Dukungan Manajemen Puncak 0,03

  3. Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Teknologi Berbasis Web 0,02

  2. Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Tri Dharma Perguruan Tinggi 0,04

  0,00

  1. Perbandingan elemen kriteria level I berdasarkan sasaran Penerapan Teknik Pengambilan Keputusan dengan AHP

  

Tabel 2 : Perbandingan elemen dan nilai CR

No. Matriks Perbandingan Elemen Nilai

CR

  0.1. Berikut ini ditampilkan nilai rasio inkonsistensi pada masing-masing matriks perbandingan

  Dapat disimpulkan bahwa perbandingan berpasangan yang diberikan responden ahli memiliki nilai rasio inkonsistensi yang lebih kecil dari 0,1 sebagai batas maksimum nilai rasio inkonsistensi. Berikut ini disajikan bobot masing-masing kriteria "Penerapan Teknik Pengambilan Putusan dengan AHP", yaitu

  Gambar 3 Hasil Pengolahan Data dengan Expert Choice 2000

  Kesimpulan

  Keinginan untuk meningkatkan kualitas lulusan sarjana di Indonesia dengan kewajiban mempublikasi karya ilmiahnya, memang masih menuai banyak kontroversi. Namun keinginan tersebut dapat didukung dengan menyediakan strategi yang sesuai dengan kemajuan teknologi berbasis web yang saat ini maju pesat. Dalam perguruan tinggi publikasi karya ilmiah adalah bagian dari kegiatan penelitian. Sehingga strategi yang dapat dipilih ada beberapa yaitu memanfaatkan e-learning, e-jurnal, atau e-library. Hasil dari pengolahan data responden ahli dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) menghasilkan penilaian yang menitikberatkan pada strategi e-jurnal dengan bobot 36% , lalu e-learning 33,4%, dan e-library 30,6%. Dari hasil tersebut tampak bahwa strategi yang paling sesuai untuk mendukung publikasi karya ilmiah para lulusan sarjana strata satu yang khususnya ada di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang adalah menggunakan e-jurnal. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan teknik AHP juga tampak bahwa tri dharma perguruan tinggi adalah kriteria paling menonjol dengan bobot mencapai 35,3%, lalu disusul oleh kriteria dukungan manajemen puncak dengan bobot 33,3%, dan terakhir kriteria teknologi berbasis web dengan bobot 31,4%. Dengan terlihatnya persentase kepentingan dan keutamaan kriteria – kriteria penyusunnya dan alternatif yang terpilih oleh para responden ahli, maka penelitian ini memberikan alternatif strategi untuk mendukung publikasi karya ilmiah sarjana strata satu di STMIK Atma Luhur dalam bentuk e-jurnal.

  Daftar pustaka

  Alanbay, Oyku, 2005. ERP Selection Using Expert Choice Software, (Online), (, diakses 18 Juni 2010)

  Nižetic I, Fertalj K, Milašinovic B, 2007. An Overview Of Decision Support System Concepts, (Online), ( diakses 25 Juli 2010 )

  Susila, Munadi, 2007. Penggunaan Analytical Hierarchy Process Untuk Penyusunan Prioritas

  Proposal Penelitian, (Online),

   diakses 5 April 2010)

  Wedhaswary, Dwi Inggried, 2012 “Publikasi Karya Ilmiah Sebaiknya Ditunda” di Kompas.com Selasa, 14 Februari 2012 nda diakses 20 April 2012

  Turban, E; Jay E.A, 1998, Decision Support System and Intelligent System, Fifth Edition, Prentice Hall International, Inev. New Jersey