BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk terbesar yang menempati urutan keempat didunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.Jumlah penduduk setiap tahunnya semakin meningkat.Kepadatan penduduk biasanya terjadi dikota-kota besar.Tahun 2013 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa Diakses pada tanggal 1 Juni 2013 pada jam 23:34).

  Dengan jumlah yang melojak setiap tahunnya diharapkan pemerintahmemecahkan permasalahan kuantitas penduduk Indonesia antara lain :

  1. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, penundaan perkawinan usia muda dan meningkatkan pendidikan.

  2. Pemerataan persebaran penduduk dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya, hal ini guna mencegah migrasi penduduk dari desa ke kota. Pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan. Diakses pada tanggal 31 Maret 2015 pada jam 20:37). Pemerataan erat kaitannya dengan pembangunan dan pembukaan lowongan kerja. Kenyataanya pembangunan hanya berpusat di pulau Jawa sehingga menarik penduduk wilayah lain untuk berpindah ke pulau Jawa. Maka tidak heran pulau Jawa menjadi magnet besar yang menarik penduduk untuk mengadu nasib meskipun mereka tidak memiliki modal baik skill seluruh negeri.

  Tujuan utama dari pelaksanaan transmigrasi antara lain adalah peningkatan taraf hidup, pembangunan daerah, keseimbangan penyebaran penduduk, pembangunan yang merata diseluruh Indonesia, pemanfaatan sumber-sumber alam dan tenaga manusia, serta kesatuan dan persatuan bangsa (Haris, 2002:57-58). Dengan adanya program transmigrasi, diharapkan kedepannya akan meratakan jumlah penduduk serta pembangunan daerah yang menjadi tempat tujuan transmigrasi. Adapun syarat-syarat untuk menjadi seorang transmigran antara lain:

  1. Warga Negara Indonesia adalah setiap warga negara yang berdomisili diwilayah Negara Republik Indonesia.

  2. Berkeluarga dibuktikan dengan suratnikah dan kartu keluarga.

  3. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.

  4. Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP), kecuali diatur lain dalam perjanjian kerjasama antar daerah.

  5. Belum pernah bertransmigrasi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah dimana pendaftar berdomisili.

  6. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter.

  7. Memiliki keterampilan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya yang tersedia dilokasi tujuan sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasama antar daerah.

8. Menandatangani suratpernyataan kesanggupan melaksanakan kewajiban sebagai 9.

  Lulus seleksi yang dibuktikan dengan suratketerangan lulus dari tim yang diberikan wewenang untuk melaksanakan seleksi.

  

  Diakses pada tanggal 11 November 2013 pada pukul 10.52 WIB).

  Penyelenggaraan transmigrasi mempunyai sasaran sebagai peningkatan dan kemampuan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun kemandirian dan mewujudkan integrasi dipemukiman transmigrasi sehingga diharapkan membawa implikasi positif secara ekonomi, sosial dan budaya pada daerah penerima transmigrasi.Dalam program transmigrasi, para transmigran mendapatkan fasilitas-fasilitas untuk memulai kehidupan baru mereka. Hal ini sesuai yang dikemukakan Disnakertrans baik dari daerah asal maupun daerah tujuan transmigrasi kepada warga transmigran nantinya akan mendapat lahan pekarangan 2.500 meter persegi, lahan usaha 7.500 meter persegi dan lahan usaha dua seluas satu hektar. Selain itu mereka juga mendapat jatah hidup selama dua tahun dengan perhitungan setelah itu mereka sudah bisa mandiri, serta mendapat fasilitas rumah ukuran 24 meter persegi dan fasilitas umum lainnya

  

   Diakses pada tanggal 17 Desember 2013 pukul 10:03 WIB).

  Luas lahan perkebunankelapa sawit terluas kedua di Jambi setelah perkebunan kelapa sawit Jambi merupakan keempat terluas di Sumatera setelah Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.Penanaman perkebunan kelapa sawit diawali pada tahun 1983 oleh PTPN VI diikuti oleh perusahaan swasta lainnya. Namun masa produktif dari tanaman kelapa sawit biasanya sampai pada usia tanam 25 tahun. Sudah selayaknya bagi tanaman yang berusia diatas kebun seluas 574.414 ha. Diakses pada tanggal 30

  ‎Januari ‎2015 pukul 15.31 WIB).

  Desa Ramin merupakan salah satu desa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi yang menjadi tujuan program transmigrasi.Transmigrasi yang ada didaerah Kabupaten Muaro Jambi ( Setiyorini, 2010) pertama kali dibangun oleh pemerintah daerah pada tahun 1983, didaerah ini sudah disiapkan bangunan untuk calon para transmigran beserta tanamannya yaitu berupa tanaman kelapa sawit yang sudah ditanam dan baru ditempati tiga tahun kemudian yaitu pada tahun 1986.Dengan semua keterbatasan tempat tinggal yang bahkan sudah ditumbuhi oleh alang-alang, rerumputan liar, jarak yang lumayan jauh antara rumah satu dengan rumah yang lainnya, lingkungan alam yang masih didominasi oleh tumbuhan liar serta banyak binatang buas yang berkeliaran.Komoditi unggulan Kabupaten Muaro Jambi yaitu sektor perkebunan dan jasa.Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub-sektor tanaman perkebunan dengan komoditi kelapa sawit, kakao, karet, kopi, kelapa, dan lada.Luas wilayahKecamatan Kumpeh Ulu adalah 820 km2 dengan penduduk 43.000 jiwa. Penduduk Desa Ramin terdapat beragam suku dan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan berkebun antara lain bercocok tanam padi, baik dimdarat maupun disawah. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman sumber mata pencaharian masyarakat.Hal ini didukung kondisi lahan yang satunya adalah tanaman kelapa sawit yang banyak membutuhkan air.Diakses pada tanggal 27 ‎Mei ‎2013 pukul 11:55 WIB).

  Letak Desa Ramin tidak begitu jauh dari sungai Batang Hari, sehingga saat musim hujan kelapa sawit milik warga serta jalan-jalan desa.Banjir membawa dampak yang sangat besar, salah satu yang ditimbulkan yaitujalan menjadi rusak dan licinsehingga menyulitkan warga untuk beraktivitas diluar rumah. Kondisi jalan yang rusak dan licin membuat mobil truk pengangkut buah kelapa sawit yang telah dipanen oleh pemiliknya tidak dapat masuk ke perkebunan. Biasanya setelah proses panen maka hasilnya ditimbang dan diangkut oleh truk untuk dibawa ke pabrik pengolahan. Dari kondisi tersebut maka masyarakat berinisiatif untuk menjadi buruh pengepul buah kelapa sawit, mereka menjadikannya sebagai sumber penghasilan tambahan.

  Para buruh tergabung dalam sebuah komunitas yang terbagi dalam beberapa kelompok. Jumlah dalam tiap kelompoknya bervariasi antara 5 hingga 8 orang. Tugas utama buruh pengepul buah kelapa sawit ini adalah mengeluarkan buah kelapa sawit yang telah dipanen oleh pemiliknya ke toke atau tengkulak untuk kemudian ditimbang. Jalan yang dilalui cukup jauh dan becek sehingga menjadi salah satu kendala yang menyulitkan bagi para buruh pengepul untuk mengepulbuah kelapa sawit. Dengan menggunakan sepeda motor yang telah dimodifikasi sedemikian rupa, buruh pengepul dapat membawa buah kelapa sawit dalam jumlah yang banyak ketempat penimbangan.Kemampuan masyarakat transmigran yang berprofesi sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit untuk dapat saling bekerjasama tidak terlepas dari adanya peranan mereka, karena di balik itu semua para buruh pengepul buah sawit memiliki tujuan yang sama. Hal ini sesuai yang dikemukakan Lesser dalam Kristiani (2009) mengatakan bahwasannya modal sosial dalam suatu komunitas penting karena:

  1. Mempermudah akses informasi bagi komunitas.

  Mengembangkan solidaritas.

  3. Memungkinkan mobilisasi sumber daya komunitas.

  4. Memungkinkan pencapaian bersama.

  5. Membentuk perilaku kebersamaan. Modal sosial merupakan suatu komitmen dari setiap individu untuk saling terbuka, saling percaya dan memberi kewenangan bagi setiap orang untuk berperan sesuai dengan tanggungjawabnya.Pada intinya modal sosial menjadi peluang yang dapat dioptimalkan oleh buruh pengepul dalam komunitasnya untuk mencapai tujuan mereka bersama.Pemanfaatan modal sosial yang dimiliki dapat menjadi peletak dasar dalam mengungkap dan mengembangkan modal yang lain, serta mengaplikasikan bentuk-bentukmodal sosial yang dapat membangun kerjasama dengan pihak luar yang dalam konteks ini adalah komunitas pengepul buah kelapa sawit yang lain. Dengan adanya modal sosial pula dapat mendorong kepedulian dan solidaritas diantara buruh pengepul kelapa sawit lainnya

  Menurut Burt dalam (James. 2013) mendefinisikan, modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi(berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain. Setiap manusia sudah pasti tidak dapat hidup sendiri akan tetapi membutuhkan manusia lainnya, begitu pula yang dialami para transmigran. Mereka pada Programtransmigrasi sudah pasti ada kendala, yaitu adanya masyarakat yang berpola pikir instan. Masyarakat transmigran utamanya ingin bekerja cepat yang langsung menghasilkan uang dan uangnya bisa langsung dibelikan barang. Pola pikir seperti itu sangat bertolak belakang dengan program transmigrasi yang harus mengelola lahan dari awal, dengan berbagai tanaman ekonomis kegigihan dalam menjalani program taransmigrasi, karena tidak jarang para transmigran tidak betah dan tidak tahan dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya dengan fasilitas yang masih sangat terbatas.

1.2. Perumusan Masalah Dalam sebuah penelitian sudah seharusnya ada suatu permasalahan yang ingin diteliti.

  Proses penelitian harusnya diawali dari perumusan masalah yakni sesuatu gejala yang tidak sesuai dengan citra peneliti yang memberikan kesan bahwa gejala tersebut merupakan suatu kesulitan atau dirasakan sebagai rintangan maka penelitian dilakukan (Nasution, 2008:29).

  Dari uraian dan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana bentuk-bentuk modal sosial yang terdapat pada komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi”.

  1.3.Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang diharapkan adalah:Untuk mengetahui bentuk modal sosial pada buruh pengepul tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

  1.4.Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu media informasi dan referensi bagi peneliti lain yang berkaitan dengan penelitian ini atau bidang sosiologi ekonomi, dan bagi peneliti serta semua pihak yang berkaitan dengan kajian modal sosial dalam buruh pengepul buah kelapa sawit.

  1.4.2 Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bagi peneliti mengenai permasalahan yang ditelitidan kemampuan untuk membuat karya tulis ilmiah.Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran terhadap pemerintah Kabupaten Muaro Jambi khususnya untuk lebih memperhatikan kondisi jalan yang ada di Desa Ramin Kecamatan Kumpeh Ulu.

1.5.Definisi Konsep

1.5.1 Modal Sosial

  Modal sosial dalam penelitian ini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit yang ada di Desa Ramin untuk membentuk suatu kerja sama melalui pemanfaatan kepercayaan, nilai dan norma, interaksi sosial dan jaringan sosial.

  a.

  Kepercayaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu untuk saling mempercayai yang dilandasi oleh unsur kejujuran, kemurahan hati, toleransi, dan sifat egaliter.

  b.

  Jaringan sosial merupakan kemampuan para individu maupun kelompok komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit dalam membangun hubungan kerja baik sesama anggota komunitas maupun dengan yang lainnya (sesama buruh pengepul dalam satu kelompok, buruh pengepul dengan pemilik kelapa sawit, buruh pengepul dengan toke, maupun buruh pengepul dengan buruh pengepul lain yang berbeda kelompok).

  c.

  Interaksi sosial dalam penelitian ini merupakan suatu kemampuan para individu untuk berhubungan dalam rangka melaksanakan pekerjaan mereka melalui rasa kekeluargaan dan kerja sama diantara mereka.

  d.

  Nilai dan norma merupakan seperangkat aturan yang dibuat oleh komunitas buruh pengepul kelapa sawit baik tertulis maupun tidak tertulis dalam menjalankan pekerjaan mereka sebagai buruh pengepul buah kelapa sawit.

  1.5.2 Komunitas

  Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota didalamnya memiliki suatu tujuan yang sama yang harus diraih. Proses pembentukan komunitas bersifat horizontal, karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara.Disamping itu secara fisik suatu komunitasbiasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis Diakses pada tanggal 27 September 2013 pada pukul 05:28 WIB).

  Dalam konsep ini, komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit muncul dikarenakan adanya kesamaan diantara mereka, baik dari segi kesamaan wilayah dan tujuan dari pekerjaan mereka yakni untuk mencari nafkah serta adanya kesempatan bagi mereka untuk menambah penghasilan dari keadaan jalan yang ada di Desa Ramin. Komunitas buruh pengepul buah kelapa sawit akan bertambah jumlahnya saat panenan kelapa sawit banyak dan musim banjir tiba. Dalam komunitas ini, buruh tergabung dalam satu ikatan dan membentuk suatu kerjasama yang terwujud pada aktivitas keseharian mereka dalam kegiatan pengepulan buah kelapa sawit.

  Mereka bersama-sama mengerjakan apa yang menjadi tugas mereka yaitu mengepul buah kelapa sawit.

  1.5.3 Kaveling Kaveling merupakan bagian tanah yang sudah dipetak-petak dengan ukuran tertentu. transmigran yaitu seluas 2 hektar yang telah ditanamkelapa sawit yang siap panen untuk kemudian hasilnya dimanfaatkan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

1.5.4 Daerah Transmigrasi

  merupakan salah satu tempat tujuan transmigrasi yang dilakukan oleh Pemerintah. Menurut pasal 1 huruf c Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1972 yang dimaksud daerah transmigrasi adalah daerah yang ditetapkan untuk penempatan transmigran (hukum.unsrat.ac.id//uu/uu_3_1972.html.Diakses pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 20.41 WIB).

Dokumen yang terkait

Prevalensi Manifestasi Oral Pengguna Narkoba di Panti Sosial Parmadi Putra (PSPP) Insyaf Sumatera Utara

0 1 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Narkoba dan Penggolongannya Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif berbahaya lainnya. Narkoba merupakan bahan atau zat yang dimasukkan ke tubuh manusia dengan cara diminum, dihirup

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Kekasaran Permukaan Dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

0 1 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Kekasaran Permukaan Dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

0 2 7

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Liquefied Petroleum Gas (LPG) 2.1.1. Definisi Umum LPG - Rancangan Sistem Pengontrolan dan Pengamanan Kebocoran LPG Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Menggunakan Media Informasi SMS

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis 2.1.1 Pengertian Analisis - Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Anak Putus Sekolah Di Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah

0 1 22

BAB II DESKRIPSI PROYEK - Siosar Islamic Research and Education Centre

0 0 55

BAB I PENDAHULUAN - Siosar Islamic Research and Education Centre

1 1 11

1. Kepercayaan (trust) Buruh Pengepul Kelapa Sawit - Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten M

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial - Modal Sosial Komunitas Buruh Pengepul Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Daerah Transmigrasi (Studi Deskriptif Pada Buruh Pengepul Kelapa Sawit di Desa Ramin Blok C Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jamb

0 0 13