BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi - Persepsi Ayah dan Ibu Tentang Pendidikan Seks Bagi Remaja Putra Dan Putri Di Kelurahan Sitataring Kecamatan Batang Ayumi Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

   Persepsi 2.1.1. Defenisi Persepsi

  Proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif (Walgito, 2010).

  Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indra manusia. persepsi manusia terdapat perbedaan susut pandang dalam pengindraan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi positif dan juga persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak nyata (Sugihartono, dkk 2007).

2.1.2. Syarat Terjadinya Persepsi

  Menurut Sunaryo (2004) syarat

  • – syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut: 1.

  Ada objek yang dipersepsi.

  2. Ada perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai persiapan dalam mengadakan persepsi.

  3. Adanya alat indra atau reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus.

  4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon. stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal Adalah faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.

1. Faktor Eksternal a.

  Kontras Cara termudah dalam menarik perhatian adalah dengan membuat kontras baik warna, ukuran, bentuk atau gerakan.

  b.

  Perubahan Intensitas Suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi akan menarik perhatian seseorang.

  c.

  Pengulangan (repetition) Dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak termasuk dalam rentang perhatian kita, maka akan mendapat perhatian kita.

  d.

  Sesuatu yang baru (novelty) Suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian kita dari pada sesuatu yang telah kita ketahui.

  e.

  Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak Suatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik perhatian seseorang. a.

  Pengalaman atau pengetahuan Pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang kita peroleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.

  b.

  Harapan (expectation) Harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi terhadap stimulus.

  c.

  Kebutuhan Kebutuhan akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara berbeda. misalnya seseorang yang mendapatkan undian sebesar 25 juta akan merasa banyak sekali jika ia hanya ingin membeli sepeda motor, tetapi ia akan merasa sangat sedikit ketika ia ingin membeli rumah.

  d.

  Motivasi Motivasi akan mempengaruhi persepsi seseorang. seseorang yang termotivasi untuk menjaga kesehatannya akan menginterpretasikan rokok sebagai sesuatu yang negatif.

  e.

  Emosi Emosi seseorang akan mempengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang ada. misalnya seseorang yang sedang jatuh cinta akan mempersepsikan semuanya serba indah. Budaya Seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan orang - orang di luar kelompoknya sebagai sama saja.

  2.1.3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi 1.

  Faktor struktural yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik dan proses neurofisiologik.

  2. Faktor fungsional yaitu faktor yang terdapat dalam diri dipengamat, seperti: kebutuhan, susana hati, pengalaman masa lampau dan sifat- sifat individual lainnya.

  2.1.4. Empat Aspek Yang Mempengaruhi Persepsi 1.

  Hal – hal yang diamati dari sebuah rngsangan bervariasi, tergantung pola dari keseluruhan dimana rangsang tersebut merupakan bagiannya.

  2. Persepsi dari orang ke orang dan dari waktu ke waktu.

  3. Persepsi bervariasi tergantung dari arah (Fokus) alat- alat indra.

  4. Persepsi cenderung berkebang ke arah tertentu dan sekali terbentuk kecenderungan itu biasanya akan menetap.

   Empat Tahap Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Persepsi 1.

  Persepsi tergantung pada proses pengambil keputusan.

  2. Proses pengambilan keputusan memanfaatkan tanda- tanda diskriminatif sehingga dimungkinkan untuk menempatkan masukan ke dalam kategori

  • kategori.

3. Proses pemanfaatan tanda-tanda melibatkan proses penyimpulan yang menuju pada penempatan suatu objek ke dalam suatu kategori tertentu.

  4. Suatu kategori adalah serangkaian sifat atau ketentuan khusus tentang jenis- jenis peristiwa secara bersama

  • – sama bisa dimasukkan ke dalam suatu kelompok.

2.2. Persepsi orangtua

  Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dengan panca indra yang mengalami proses sehingga seseorang dapat mengetahui sesuatu hal. (KBBI, 2000)

  Proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif (Robbins, 2006)

  Orangtua adalah pihak utama yang bertanggung jawab terhadap keselamatan putra dan putrinya dalam menjalani tahapan - tahapan fisik emosional, intelektual social, yang harus mereka lalui dari anak-anak hingga mereka dewasa tanggung jawab orang tua tidak hanya mencakup atau terbatasi aspek kehidupan anaknya, termasuk di dalamnya aspek pendidikan seksual.

  Persepsi orangtua adalah tanggapan pihak utama yang bertanggung jawab terhadap keselamatan putra dan putrinya baik dalam hal khususnya dalam hal seks bebas oleh karena itu orangtua harus mempunyai persepsi yang positif tentang pendidikan seks bagi remaja.

2.3. Remaja

2.3.1. Pengertian Remaja

  Remaja atau adolescence (inggris) bera sal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan social dan psikologis. sedangkan menurut World Health Organization (WHO), defenisi remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak-kanak dan dewasa. batasan usia remaja menuru WHO adalah 12-24 tahun. menurut menteri kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. (Widyastuti, 2011).

  Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. perubahan tubuh disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. yang dimaksud perubahan seks primer oleh keturunan anak. misalnya testis, kelenjar prostat, penis (remaja laki-laki) vagina, ovarium, uterus (remaja wanita) sedangkan perubahan seks sekunder ialah perubahan-perubahan organ seksual yang semakin seorang individu dapat melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis dan dapat memper tanda-tanda identitas seks seseorang yang diketahui melalui penampakan postur fisik akibat kematangan seks primer. untuk remaja laki-laki misalnya: jakun, bentuk tubuh (segitiga), suara membesar, kumis, jenggot, sedangkan remaja wanita misalnya: kulit halus, bentuk tubuh (guitar body), suara melengking tinggi dan rambut kemaluan pada vagina (Dariyo, 2004).

  Mengenai para remaja yang telah mencapai usia baligh dan kecenderungan seksual mereka yang mulai muncul, kelenjar-kelenjar seksual mulai beraktifitas dan memproduksi hormon-hormon yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan kejiwaan pada para remaja. hal tersebut mendapatkan sebuah kondisi yang mungkin sangat sulit untuk dihadapi oleh sebagian orangtua dan pendidik. perubahan kecenderungan terhadap lawan jenis dan kadang kecenderungan pada penyimpangan akan tampak, dan masalah ini sampai batas tertentu akan menyibukkan benak dan pikiran mereka. dari sisi ini, mereka tidak mengetahui reaksi yang seharusnya mereka tunjukkan dan cara bersikap terhadap kebutuhan dalam diri mereka (Samadi, 2004).

  Usia remaja merupakan usia transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. perubahan ini secara psikologis membuat anak-anak usia remaja selalu ingin mencoba tantangan baru yang belum pernah diperoleh di masa kanak-kanak. kecenderungan ingin mencoba hal baru, bahkan cenderung memberontak dari kemapanan, semakin diperparah dengan berbagai informasi dan tayangan media tanpa sensor yang dapat diperoleh dengan berbagai cara. berbeda dari pada orangtuanya. dewasa ini, kaum remaja lebih bebas mengekspresikan dirinya, dan telah mengembangkan kebudayaan dan bahasa khusus antara grupnya. sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas dan soal seks ternyata lebih liberal daripada orangtuanya, dengan jauh lebih banyak kesempatan mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan seks.

2.3.2. Perkembangan remaja dan ciri-cirinya

  Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa remaja ada tiga tahap : 1.

  Masa remaja awal (10 – 12 tahun ).

  a. tampak dan memang mersa lebih dekat dengan teman sebaya.

  b. tampak dan mersa ingin bebas.

  c. tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).

  2. Masa remaja tengah (13 – 15 tahun) a.

  Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.

  b.

  Ada keinginan untuk berkencan atau keterkaitan pada lawan jenis.

  c.

  Timbul perasaan cinta yang mendalam d.

  Kemampuan berpikir abstrak(berkhayal) makin berkembang.

  e.

  Berkhayal mengenai hal –hal yang berkaitan dengan seksual.

  3. Masa remaja akhir (16-19 tahun) a. menampakkan pengungkapan kebebasan diri. memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.

  d. dapat mewujudkan perasaan cinta.

  e. memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

2.3.3. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja 1.

  Mencapai hubungan social yang matang dengan teman sebaya baik dengan sejenis maupun dengan teman yang beda jenis kelamin.

  2. Dapat menjalankan peranan – peranan social menurut jenis kelamin masing

  • –masing.

  3. Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah serta menggunakannya seefektif mungkin dengan perasaan puas.

  4. Mencapai kebebasan emosioanal dari orangtua atau orang dewasa laiinnya tidak kekanak-kanakan lagi.

  5. Mencapai kebabasan ekonomi.

  6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan .

  7. Mempersipkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah tangga.

  8. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep – konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat.

  9. Memperlihatkan tingkah laku yang secara social sebagai orang dewasa yang dipertanggungjawabkan.

  10. Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakan- tindakannya dan sebagai pandangan hidup.

  Organ reproduksi wanita terdiri dari 2 bagian: 1.

  Bagian luar 2. Bagian dalam 1. Bagian luar terdiri dari: a.

  Bibir luar (labia mayora) b. Bibir dalam (labia minora ) c. Klitoris d. Uretra e. Vagina (lubang kemaluan) 2. Bagian dalam terdiri dari: a.

  Liang senggama b.

  Mulut rahim (serviks) c. Rahim (uterus) d.

  Saluran telur (tuba fallopi) e. Indung telur (ovarium)

  Organ reproduksi pria terdiri dari: a.

  Testis b.

  Saluran vas deferens yang menghubungkan testis dengan kelenjar prostat c.

  Kelenjar prostat d.

  Uretra e. Pada masa remaja itu, terjadi suatu pertubuhan fisik yang cepat yang disertai banyak perubahan termasuk didalamnya pertumbuhan organ

  • – organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yag ditunjukkn dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :

  1. Tanda-tanda seks primer adalah organ seks pada laki-laki gonad atau testes.organ itu terletak di dalam skrotum. pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran yang matang. setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama satu atau dua tahun, kemudian pertumbuhan menurun. testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. sebagai tanda bahwa fungsi organ

  • – organ pria matang. lazimnya terjadi mimpi basah artinya dia bermimpi mengenai hal
  • – hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma. semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda .berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. sebagai kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. ini adalah permulaan dari serangakai pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uteus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause bisa terjadi pada usia sekitar lima puluhan.
Pada laki-laki rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai membesar. ketika rambut kemaluan sudah tumbuh, maka menyusul rambut ketiak dan rambut di wajah, sepertinya halnya kumis dan cambang. kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar. kelenjar lemak di bawah kulit enjadi lebih aktif seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak meningkat aktivitas kelenjar keringat bertambah juga bertambah terutama bagian ketiak. Otot- otot pada remaja juga makin bertambah besar dan kuat. lebih-lebih dilakukan latihan otot, maka akan tampak member bentuk pada lengan, bahu dan tungkai kaki. suara juga berubah seirama dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan. mula-mula agak serak kemudian volume juga meningkat dan benjolan di dada akan muncul pada usia remaja 12-14 tahun di sekitar kelenjar susu. setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.

  Pada wanita rambut kemaluan juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki. tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting. pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. hal ini sebagai akibat mem besarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit. Payudara juga membesar seiiring pinggul membesar dan puting susu juga menonjol hal ini terjadi sesuai pula dengan berkembang dan makin berkembang dan makin Kulit juga menjadi lebih kasar, lebih tebal pori-pori membesar akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih lembut. kelenjar lemak dan juga kelenjar keringat menjadi lebih aktif. sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid. otot semakin membesar dan kuat menjelan akhir masa puber. akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki. suara juga semakin merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita (Widyastuti, 2011)

2.3.6. Perilaku Seksual Pada Remaja

  Sebagai kelompok remaja mengalami kebingungan untuk memahami tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan olehnya antara lain boleh atau tidaknya untuk melakukan pacaran, melakukan onani, nonton bersama atau ciuman. ada beberapa kenyataan

  • –kenyataan lain yang cukup membingungkan antara apa saja yang boleh dilakukan. kebingungan ini akan menimbulkan suatu perilaku seksual yang kurang sehat dikalangan remaja. perasaan bersalah atau berdosa tidak jarang dialami oleh kelompok remaja yang pernah melakukan onani dalam hidupnya. hal ini diakibatkan adanya pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang dipertentangkan dengan pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang dipertentangkan dengan pemahaman agama, yang sebenarnya harus saling menyokong.

  1. saat itu mereka tidak pernah memahami Waktu/saat mengalami pubertas tentang apa yang dialaminya.

  2. Kontrol sosial kurang tepat kurang ketat atau terlalu longgar.

  3. Frekuensi pertemuan dengan pacarnya. mereka mempunyai kesempatan untuk melakukan pertemuan yang makin sering tanpa kontrol yang baik sehingga hubungan akan makin mendalam.

  4. Hubungan antar mereka semakin romantis.

  5. Kondisi keluarga yang tak memungkinkan untuk mendidik anak – anak untuk memasuki remaja dengan baik.

  6. Kurangnya kontrol dari orangtua sibuk sehingga perhatian terhadap anak kurang baik.

  7. Status ekonomi mereka yang hidup dengan fasilitas yang berkecukupan akan mudah melakukan pesiar ke tempat-tempat rawan yang memungkinkan ada kesempatan melakukan hubungan seksual. sebaliknya kelompok yang ekonomi lemah tetapi banyak kebutuhan atau tuntuan, mereka mencari kesempatan untuk memanfatkan dorongan seks untuk mendapatkan sesuatu.

  8. Korban pelecehan seksual yang berhubungan dengan fasilitas antara lain sering mempergunakan kesempatan yang rawan misalnya pergi ke tempat-tempat sepi.

9. Tekanan dari teman sebaya.

  10.

  Mereka kehilangan kontrol sebab tidak tahu akan batas-batasnya mana boleh dan mana yang tidak boleh.

  12. Mereka merasa sudah saatnya untuk melakukan aktifitas seksual sebab mersa matang secara fisik.

  13. Adanya keinginan untuk menunjukkan cinta pada pacarnya.

  14. Penerimaan aktivitas seksual pacarnya.

  15. Sekedar menunjukkan kegagahan dan kemamuan fisiknya.

  16. Terjadi peningkatan rangsangan seksual akibat peningkatan kadar hormon reproduksi/seksual (Soetjingsih, 2004).

2.4. Seksualitas Remaja

  2.4.1. Pengertian Seksualitas

  Seks berarti jenis kelamin, sedangkan seksualitas segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. dan juga menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas di antaranya adalah dimensi biologis, psikologis, sosial, dan kultural.

  2.4.2. Tujuan Seksualitas 1.

  Tujuan umum Meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia.

2. Tujuan khusus a.

  Prokreasi (menciptakan dan meneruskan keturunan) b.

  Rekreasi (memperoleh kenikmatan biologis /seksual).

   Dimensi Pribadi Yang Terkait Dengan Seksualitas

  Ada tiga elemen yang terkait dengan seksualitas : 1.

  Harga diri Merupakan konsep individu tentang dirinya yang menggambarkan pemaknaan tentang diri serta seberapa jauh kepuasan yang didapatkan dari gambaran tentang diri tersebut sangat memengaruhi tingkah laku seseorang.

2. Kemampuan berkomunikasi

  Merupakan cara remaja untuk mengespresikan perasaan, keinginan, dan pendapatnya tentang masalah

  • –masalah yang berhubungan dengan seksualitasnya. bila remaja mampu mengomunikasikannya dengan baik, maka akan mempermudah dirinya dalam menanggulangi permasalah seksualitas yang dialaminya.

  3. Kemampuan mengambil keputusan sepanjang kehidupan, banyak keputusan mengenai seksualitas yang harus diambil, misalnya: perilaku seksual yang dipilih, memilih pasangan hidup, dan perencanaan kehamilan.

2.4.4. Sikap Positif Terhadap Seksualitas

  Tingkah laku yang menunjukkan sikap positif terhadap seksualitas adalah sebagai berikut :

  1. Menempatkan seks sesuai dengan fungsi dan tujuan.

  2. Tidak menganggap seks itu jijik, tabu, dan jorok.

  3.

  Mengikuti norma atau aturan dalam menggunakannya.

  5. Membicarakan seks dalam konteks ilmiah atau belajar untuk memahami diri dan orang lain serta pemanfaatan secara baik dan benar sesuai fungsi dan tujuan sakralnya (Kusmiran, 2012). Salah satu gejala yang harus menjadi keprihatinan bersama adalah perilaku seks bebas di kalangan remaja. Dari data yang dimiliki Badan Koordinasi

  Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka aborsi di kalangan remaja meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah ini tentu saja harus menjadi perhatian bersama karena remaja merupakan tulang punggung masa depan bangsa.

  Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.

   karena pertama remaja belum paham dengan informasi kesehatan reproduksinya, sebab orangtua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu. Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya. kedua, dari ketidakpahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diingdan sebagainya.

2.4.5. Bahaya - Bahaya Seks Bebas Dikalangan Remaja 1.

  Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids, Raja singa, dan penyakit lainnya. Penyakit ini tentu sudah diketahui sangat membahayakan dan sampai sekarang masih belum ada obatnya.

  2. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila seorang remajamasih kuliah atau sekolah tentu saja orangtua akan sangat kesal. Dan remaja pun takut untuk jujur kepada orang tua dan pasangan, akhirnya diapun memutuskan untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi ataupun bunuh diri.

  3. Apabila seorang anak menikah di usia muda, maka permasalahan yang belum siap dihadapi akan datang, seperti masalah keuangan, masalah kebiasaan, masalah anak.

  4. Nama baik keluarga akan tercoreng. Keluarga akan menghadapi masalah yang dibuat apabila seorang remaja mendapatkan efek buruk dari seks bebas ini.

  5. Apabila seorang remaja hamil diluar nikah dan pasangannya tidak mau bertanggung jawab, maka yang akan dilakukan adalah banyak pikiran buruk yang akan mengganggu,seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan mental.

   Pengertian Pendidikan Seks

  Pendidikan Seks adalah pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. ini mencakup mulai dari pertumbuhan jenis kelamin (laki-laki atau wanita). Bagaimana fungsi kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada wanita dan pada laki- laki. tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada timbulnya birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. termasuk nantinya masalah perkawinan, kehamilan dan sebagainya.

  Pendidikan seks mempunyai pengertian yang jauh lebih luas, yaitu upaya memberikan pengetahuan tentang perubahan biologis, psikologis, dan psikososial sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia. dengan kata lain, pendidikan seks pada dasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika serta komitmen agama agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.

  Pendidikan seks juga dapat diartikan sebagai semua cara pendidikan yang dapat membantu remaja untuk menghadapi persoalan hidup yang berpusat pada naluri seks, yang kadang-kadang timbul dalam bentuk tertentu dan merupakan pengalaman manusia yang normal. Dan juga menerangkan semua hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuknya yang wajar, tidak terbatas pada anatomi, fisiologi, penyakit kelamin dan juga membentuk sikap serta kematangan emosional terhadap seks.

  Pendidikan seks atau pendidikan mengenatau yang lebih trend- nya sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak informal. Ini penting untuk mencegah biasanya sex education maupun pengetahuan tentangngan remaja.

2.5.1. Pendidikan Seks Terdiri Dari Dua Segi 1.

  Pengetahuan secara biologis yang termasuk dalam pengetahuan alat-alat reproduksi perempuan dan laki-laki, proses reproduksi yaitu kehamilan dan kelahiran, serta pengetahuan dan pemahaman cara penularan PMS dan HIV/AIDS. Organ reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar dan dalam. bagian luar terdiri dari bibir luar (labia mayora) dan bibir dalam (labia minora ). bibir luar terdiri dari: klitoris, Uretra,Vagina (lubang kemaluan) bagian dalam terdiri dari: Liang senggama, Mulut rahim (serviks), Rahim (uterus), Saluran telur (tuba fallopi), Indung telur (ovarium). Organ reproduksi pria terdiri dari: testis, saluran vas deferens yang menghubungkan testis dengan kelenjar prostat, kelenjar prostat Uretra, kandung kencing (Bahiyatun, 2002).

  PMS merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi ( ISR) yang cara penularan utamanya adalah melalui hubungan kelamin tetapi dapat juga ditularkan melalui tranfusi darah atau kontak langsung dengan cairan darah dan dari ibu ke anak selama kehamilan, pada persalinan atau sesudah bayi lahir. Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit. Penyakit menular seksual yang banyak ditemukan pada saat ini adalah : sering sekali menyebabkan kemandulan. Pada perempuan, GO dapat diturunkan pada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang berakibat kebutaaan. Sifilis (raja singa) pada wanita hamil penyakit ini dapat ditularkan pada bayi yang dikandungnya seperti keterbelakangan mental, kelainan kulit,hati dan limpa.

  Klamidia pada wanita menyebabkan saluran telur cacat, kemandulan, radang saluran kencing, robeknya selaput ketuban yang menyebabkan kelahiran bayinya sebelum waktunya (prematur). Pada laki - laki dapat menyebabkan rusaknya saluran mani yang berakibat pada kemandulan serta radang saluran kencing. Pada bayi menyebakan penyakit mata dan saluran pernafasan.

  Herpes genetalis pada perempuan dapat menyebabkan kanker mulut rahim dalam beberapa tahun kemudiaan.Trikomoniasis Vaginalis pada perempuan dapat menyebabkan infeksi saluran tuba fallopi yang berakibat pada penyempitan saluran telur.

  Kandidiasis Vaginalis menimbulkan keputihan yang disertai rasa gatal dan panas. Kutil kelamin pada perempuan dapt mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit sekitar kelamin, sedangkan pada laki- laki gejalanya tidak terlihat sehingga mereka sering kali tidak menyadarinya (Pinem, 2009). Pengetahuan dengan pendekatan sosial/psikologis yang membahas soal seks yang mencakup bagaimana seks yang sehat sesuai dengan usia matang reproduksi, kemudian perkembangan diri yaitu bagaimana remaja bisa berfikir sehat untuk mendaya gunakan potensinya agar bisa lebih baik, selanjutnya mengenal perilaku seksual beresiko seperti HIV/AIDS serta penyakit menular lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual dan yang terahir yaitu hak-hak manusia untuk keselamatan reproduksinya misalnya hak untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi serta keputusan untuk melakukan hubungan seks kepada siapa dan kapan harus sesuai dengan usia matang reproduksi yaitu 20 tahun untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki.

2.5.2. Tujuan Pendidikan Seks 1.

  Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.

  2. Mengembangkan sikap objektif dan penuh pengertian tentang seks.

  3. Menanamkan pengertian tentang pentingnya nilai moral sebagai dasar mengambil keputusan.

  4. Memberikan informasi yang akurat tentang seksualitas .

  5. Meningkatkan pemahaman diri mengenai seksualitas sehingga menjadi percaya diri.

  6. Agar terhindar dari penyakit menular seksual.

  Mengembangkan keterampilan untuk mengelola masalah-masalah seksual.

2.5.3. Manfaat Mempelajari Pendidikan Seks 1.

  Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya. dengan diberikannya pendidikan seksualitas pada remaja, laki-laki diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula dengan perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi seorang perempuan seutuhnya. sehingga tidak ada lagi yang merasa tidak nyaman dengan peran jenis kelamin yang dimilikinya.

  2. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. seorang manusia sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Terutama saat mereka mulai memasuki masa pubertas, dimana perubahan fisik dan psikis mengalami tahap paling cepat dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya. Dengan diberikannya pendidikan seksualitas menjadikan mengerti dan paham tentang bagaimana mereka menyikapi perubahan- perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa asing, kaget, bingung, dan takut saat menghadapinya.

  3. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat. sebaiknya, orang-orang terdekat seperti orangtua dan guru bisa menjadi sosok yang menyenangkan bagi remaja untuk bisa memenuhi rasa ingin tahunya yang menggebu tentang banyak hal termasuk tentang seksualitas. Ini jawaban akan pertanyaan-pertanyaannya melalui teman, komik, VCD, ataupun media lainnya yang tidak menjamin remaja mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya.

  4. Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya.

  Percaya diri akan timbul jika seorang remaja sudah merasa nyaman dengan dirinya. remaja akan merasa nyaman pada dirinya jika telah mengetahui setiap bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian tersebut.

  5. Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta.

  Seorang remaja akan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta, setelah mempelajari pendidikan seks karena remaja telah mengetahui bahwa tujuan diciptakannya organ reproduksi adalah untuk mendapatkan keturunan.

2.5.4. Lima Aturan Bagi Orangtua Dalam Memberikan Pendidikan Seks 1.

  Mulailah seawal mungkin.

  2. Berikan informasinya setepat mngkin.

  3. Jawablah dengan jujur semua pertanyaan sesuai dengan kemampuan kita yang terbaik.

  4. Tunjukkan hubungan yang terbuka.

  5. Berikan contoh atau teladan yang bail tentang cinta sejati antara laki-laki dan perempuan. (Wuryani, 2008). Supaya informasi tentang seks dapat dipahami dengan baik oleh remaja, orangtua harus bersikap jujur berdasarkan pengalaman mereka sendiri dalam perkawinan yang memuaskan dan membahagiakan, sehingga remaja mengetahui bagaimana perilaku dua orang yang berbeda itu terhadap satu sama lain: saling menunjukkan cinta, saling menghormati dan saling menghargai. Sebelum orangtua memberikan pendidikan seks, mereka harus memperlengkapi diri dahulu dengan pengetahuan lain, yaitu tentang perkembangan psikoseksual pada masa remaja.

  Pendidikan seks memang memerlukan pengetahuan tentang seks dan seksualitas, tetapi yang paling penting mengajarkannya bagaimana cara pengetahuan itu ia gunakan dalam hidupnya. Dengan bijaksana, yakni secara ilmiah hal-hal yang mengenai seks dan seksualitas harus kita jelaskan kepada mereka, sehingga tidak menimbulkan perasaan takut dan reaksi negatif lainnya. Dalam memberikan pendidikan seks yang penting bagi remaja fakta-fakta biologis yang diterangkan kepada mereka itu mengatakan sesuatu yang hakiki tentang manusia: tentang masa lampaunya, tentang panggilannya, tentang tanggung jawabnya, dan juga tentang masa depannya. Penjelasan seksual baru benar jika da manfaatnya dan bisa menempatkan fakta-fakta biologis itu dalam keseluruhan apa yang merka lihat dan alami. Jadi, yang penting bagi kita sebagai orangtua mempunyai sikap yang tepat dalam hidup ini.

  Masa remaja merupakan masalah yang penting dalam hidup remaja, masa yang indah, masa dimana manusia mampu mencatat dan mengumpulkan nilai-nilai fundamental tertentu.dalam masa ini perlu diletakkan dasr yang kuat untuk pembentukan watak. Tapi pembentukan watak bukanlah masalah pengetahuan saja. Ini adalah masalah hidup, masalah penghayatan. Oleh karena itu remaja harus memperoleh pengalaman fundamental yang ia butuhkan. Jadi pada masa remaja ini tidak cukup hanya diberikan pengetahuan tentang fakta- fakta biologis, tetapi pembentukan watak dan pengetahuan seksual juga harus diberikan secara bersama-sama, sehingga mereka akan memperoleh kehidupan seksual yang baik dan sehat.

2.6. Masalah-Masalah Yang Timbul Akibat Seks Bebas

  PMS merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi (ISR) yang cara penularan utamanya adalah melalui hubungan kelamin tetapi dapat juga ditularkan melalui tranfusi darah atau kontak langsung dengan cairan darah dan dari ibu ke ank selama kehamilan, pada persalinan ata u sesudah bayi lahir. Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan parasit.penyakit menular seksual yang banyak ditemukan pada saat ini adalah: Gonore (GO atau kencing nanah) pada laki- laki dan perempuan sering sekali menyebabkan kemandulan. Pada perempuan, GO dapat diturunkan pada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang berakibat kebutaaan. Sifilis (raja singa) pada wanita hamil penyakit ini dapat ditularkan pada bayi yang dikandungnya seperti keterbelakangan mental, kelainan kulit,hati dan limpa.

  Klamidia pada wanita menyebabkan saluran telur cacat, kemandulan,

  • – laki dapat menyebabkan rusaknya saluran mani yang berakibat pada kemandulan serta radang saluran kencing. Pada bayi menyebakan penyakit mata dan saluran pernafasan. Herpes genetalis pada perempuan dapat menyebabkan kanker mulut rahim dalam beberapa tahun kemudiaan. Trikomoniasis Vaginalis pada perempuan dapat menyebabkan infeksi saluran tuba fallopi yang berakibat pada penyempitan saluran telur. Kandidiasis Vaginalis menimbulkan keputihan yang disertai rasa gatal dan panas. Kutil kelamin pada perempuan dapt mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit sekitar kelamin , sedangkan pada laki- laki gejalanya tidak terlihat sehingga mereka sering kali tidak menyadarinya (Pinem, 2009).

2.7. Kerangka Konsep

  Adapun kerangka konsep yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yang berjudul “ Persepsi Ayah dan Ibu Tentang Pendidikan Seks Bagi Remaja Putra Putri Di Kelurahan Batang Ayumi Julu Sitataring Kota Padangsidimpuan Tahun 2015 ’’ adalah sebagai berikut :

  Persepsi Orangtua (Ayah Dan Ibu) Tentang Pendidikan Seks Bagi Remaja Putra Dan Putri

Dokumen yang terkait

Perimbangan Kepentingan Pemerintah Pusat Dengan Daerah Dalam Divestasi Saham Di Perusahaan Pertambangan Mineral Dan Batubara Menurut Uu No 25 Tahun 2007

0 0 10

PENDAHULUAN Latar Belakang - Respon Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Beberapa Klon Tanaman Karet Terhadap Pemberian Berbagai Sumber Hormon Etilen

0 0 7

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Berdirinya Minimarket Kong Kali Kong - K3 : Kong Kali Kong(Studi Deskriptif Mengenai Strategi Pemasaran Minimarket Multifungsi Di Kota Medan)

0 0 21

BAB 1 PENDAHULUAN - K3 : Kong Kali Kong(Studi Deskriptif Mengenai Strategi Pemasaran Minimarket Multifungsi Di Kota Medan)

0 1 25

K3 : Kong Kali Kong(Studi Deskriptif Mengenai Strategi Pemasaran Minimarket Multifungsi Di Kota Medan)

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pendidikan 2.1.1 Pengertian Tingkat Pendidikan - Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pdam Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pdam Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan

0 0 12

Analisis Faktor Pengaruh Strategi Marketing Mix Dalam Keputusan Nasabah Menggunakan Jasa Asuransi Di Pt. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

0 0 24

Analisis Faktor Pengaruh Strategi Marketing Mix Dalam Keputusan Nasabah Menggunakan Jasa Asuransi Di Pt. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

0 0 12

KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI AYAH DAN IBU TENTANG PENDIDIKAN SEKS BAGI REMAJA PUTRA DAN PUTRI DI KELURAHAN BATANG AYUMI JULU SITATARING KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

0 0 34