MAKALAH SKENARIO BAHAN AJAR BIPA UNTUK KETERAMPILAN BERBAHASA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya
tulis dengan tepat waktu.
Pada makalah ini akan dibahas tentang skenario bahan ajar BIPA untuk
keterampilan berbahasa.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan keritik serta saran yang membangun dari pembaca
penulis harapkan agar kedepannya makala ini dapat jauh lebih baik lagi.

Penulis

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii

Bab I


Bab II

Pendahuluan ........................................................................................1
1.1

Latar Belakang Masalah .............................................................1

1.2

Rumusan Masalah ......................................................................2

1.3

Sistematika Penulisan ................................................................2

Skenario Bahan Ajar BIPA Untuk Keterampilan Berbahasa .................3
2.1

Posisi Bahasa Indonesia ..............................................................3


2.2

Selayang Pandang Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Orang Asing ..... 3

2.3

Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) ..........3

2.4

Kesulitan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing .................................. 5

2.5

Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Asing ........... 6

2.6

Penambahan Impresi Pada Awal Tatap Muka ...................................... 7


Bab III Kesimpulan ...........................................................................................8
Daftar Pustaka ...................................................................................................10

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Pembelajaran BIPA pada dasarnya merupakan suatu proses perilaku belajar

yang mengarah pada pembangkitan dan pengkondisian motivasi peserta didik
untuk mampu menguasai bahasa Indonesia secara baik dan benar. Penguasaan
bahasa Indonesia ini baik meliputi kemampuan penguasaan kosa kata, pengucapan
lafal, tata bahasa, ataupun penguasaan struktur bahasa Indonesia. Berdasarkan
kemampuannya, peserta didik dalam pembelajaran BIPA dapat diklasifikasikan
atas tiga tingkatan, yakni siswa tingkat dasar (pemula), menengah, dan mahir.

Hanya saja dalam makalah ini mengutamakan pembelajaran BIPA bagi peserta
didik tingkat dasar (pemula). Peserta didik BIPA tingkat dasar (pemula) adalah
siswa asing yang belum memiliki kemampuan berbahasa Indonesia atau baru
memiliki sedikit kemampuan dasar berbahasa Indonesia.
Pada pembelajaran BIPA metode serta media pembelajaran merupakan hal
penting yang harus diperhatikan bagi pengajar. Pasalnya dengan tidak adanya
metode serta media pembelajaran yang efektif dan efisien, maka pembelajaran
bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak akan tersampaikan. Makalah ini akan
menyajikan materi pembelajaran BIPA untuk peserta didik tingkat pemula,
dengan menyajikan materi yang beragam terkait pencapaian kompetensi
berbahasa Indonesia. Pencapaian kompetensi kosa kata, pengucapan lafal, tata
bahasa, ataupun penguasaan struktur bahasa Indonesia, baik dalam aspek
keterampilan berbahasa menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Penyajian
bahan ajar ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu uraian materi (pengertian
teori), teks bacaan, kosa kata, ataupun latihan soal yang bertujuan untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan kompetensi yang sedang diajarkan.
Materi yang akan diajarkan dalam pembuatan bahan ajar ini mengulas topik
tentang Kegiatan dan Peristiwa. Dengan dipilahnya topik tersebut, peserta didik
(tingkat pemula) mampu menguasai bahasa Indonesia melalui keanekaragaman
materi yang terkait tentang kegiatan dan peristiwa. Proses pembelajarannya,

dibagi atas dua tahap pertemuan: pertemuan pertama, yaitu pencapaian

iii

keterampilan menyimak dan berbicara dengan tujuan peserta didik diharapkan
mampu menguasai kosa kata, pengucapan lafal yang ada dalam bahasa Indonesia.
Pertemuan kedua, pencapaian keterampilan membaca dan menulis, dengan tujuan
peserta didik diharapkan mampu menguasai tata bahasa dan struktur yang ada
dalam bahasa Indonesia.
Pada makalah ini akan diuraikan bagaimana skenario bahan ajar BIPA untuk
keterampilan berbahasa.

1.2

Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas menghasilkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana posisi bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana Pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur Asing (BIPA) ?
3. Apa saja kesulitan bahasa indonesia bagi penutur asing ?
4. Bagaimana strategi pembelajaran bahasa indonesia sebagai bahasa asing?

5. Bagaimana penambahan impresi pada awal tatap muka ?

1.3

Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
1.4 Latar Belakang Masalah
1.5 Rumusan Masalah
1.6 Sistematika Penulisan
Bab II Penjelasan
2.7 Posisi Bahasa Indonesia
2.8 Selayang Pandang Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Orang Asing
2.9 Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA)
2.10

Kesulitan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

2.11

Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Asing


2.12

Penambahan Impresi Pada Awal Tatap Muka

Bab III Kesimpulan
Daftar Pustaka

iv

BAB II
SKENARIO BAHAN AJAR BIPA UNTUK
KETERAMPILAN BERBAHASA

2.1

Posisi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki peluang menjadi bahasa pengantar dalam
berbagai keperluan,seperti pernigaan dan penyampaian informasi.masalahnya

ialahsudah siapkah bahasa Indonesia bersaing dengan bahasa-bahasa lain dalam
mengemban peran tersebut?jawaban itu akan kembali kepada seluruh rakyat
Indonesia.
Jumlah penutur bahasa Indonesia,jika diukur dari jumlah penduduk
Indonesia yaitu ada pada urutan ke empat Negara perpenduduk besar di
dunia,tentu merupakan kekuatan besar dalam penempatan posisi bahasa Indonesia
diantara bahasa-bahasa lain.dengan demikian,factor politik ekonomi,social budaya
dan mutu sumbear daya manusia lebih memainkan peran dalam penentuan posisi
suatu bangsa dalam tatanan kehidupan global berbagai hal diatas telah
menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang penting dalam
jajaran bahasa-bahasa didunia.kenyataan itu telah mendorong bangsa-bangsa lain
mempelajari bahasa Indonesia.

2.2

Selayang Pandang Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Orang Asing

Dari pengamatan sementara dapat ditemukan dengan mudah beberapa
metode


pengajaran

bahasa

Indonesia

bagi

anglofon(penutur

Bahasa

inggris),penutur bahasa jepang,penutur bahasa jerman frankofon(penutur bahasa
perancis).
Implikasi dari criteria diatas adalah kebutuhan bahan ajar yang mampu
memupuk percaya diri si pembelajar dalam mempelajari bahasa Indonesia

2.3

Pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur Asing (BIPA)

Permasalahan-permasalahan tentang pembalajaran bahasa Indonesia bagi penutur

asing memberikan gambaran betapa penting upaya peningkatan jumlah dan mutu
pembelajaran bahasa Indonesia untuk bangsa-bangsa Indonesia bangsa lain yang akan
mempelajari bahasa Indonesia dalam persiapan memasuki kehidupan baru.dalam upaya

v

pelayanan

informasi

tentang

pariwisata.mengungkapkan

Indonesia.menteri

gagasan


pembentukan

Negara
pusat-pusat

kebudayaan

dan

budaya

luar

di

negeri.gagasan ini patut disambut dengan gembira.salah satu aktivitas pusat kebudayaan
itu adalah penyelenggaraan bahasa Indonesia.ini merupakan salah satu peluang pengelola
pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing,disamping BIPA.
Untuk berbagai kepentingan itu diperlukan kebijakan nasional tentang pengajaran
bahasa Indonesia untuk orang asing.kebijakan itu antara lain,kurikulum,bahan ajar,tenaga
pengajar,sarana.
a.

Kurikulum
Kurikulum merupakan landasan berpijak dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

Indonesia.berbagai perkembangan telah terjadi dalam dunia pengajaran,baik dalam
pendekatan,metode,teknik,bahan ajar

maupun perkembangan perilaku kehidupan

masyarakat penutur Indonesia.
b.

Bahan Ajar
Salah satu cara yang dapat ditempuh ialah penyusunan bahan ajar yang didasarkan

pada kebutuhan orang yang akan belajar bahasa tersebut. Ada dua jenis penggunaan
bahasa, yaitu penggunaan bahasa resmi dan penggunaan bahasa tek resmi.
Sebagai sebuah system, bahasa Indonesia harus dipandang sebagai salah satu
kesatuaan yang utuh. Oleh karena itu bahan ajar tatabahasa diitegrasiksn dengan bahan
ajar aspek lain; begitu juga system tulis (ejaan). Aspek belajar bahasa lisan (menyimak
dan berbicara) serta aspek belajar bahasa tulis (membaca dan menulis) dilakukan secara
terintegrasi pula.
c.

Tenaga Pengajar
Kebutuhan akan tenaga pengajar dapat dirasakan mengingat berbagai keperluan

perluasan dan peningkatan baik jumlah maupun mutu penyelenggaraan BIPA, baik di
tanah air maupun di luar negeri terealisasi. Dalam bulletin Pengajaran BIPA volume 1/1
(1999:1) dinyatakan bahwa :
“Pokok permasalahan BIPA adalah sumber daya manusia (SDM) yang tidak
terlatih . Kita belum memiliki tenaga pengajar BIPA yang memiliki kualifikasi karena
program BIPA memang belum menjadi salah satu program study LPTK. Pengajarpengajar BIPA yang ada sekarang tidak pernah mengenal lelah untuk belajar dan

vi

mencoba berbagai kiat pengajaran. Mereka itu seperti seorang bayi yang hendak belajar
berjalan tidak lelah untuk bangkit kembali setelah kaki mereka terpeleset.”
d.

Sarana
Berbagai upaya peningkatan mutu pengajaran BIPA perlu diimbangi dengan

penyediaan sarana yang memadai. Bahan ajar dalam bentuk buku teks saja tidak menarik
perhatian. Bahan ajar itu perlu dikemas dalam bentuk audio atau audio-visual / CD Rom,
bahkan dapat dimanfaatkan teknologi informatika, seperti internet.
Keberhasilan penggunaan Bahasa Indonesia dalam proses belajar tersebut terlihat
dari hasil tes yang mereka jalani. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan itu, diperlukan
sarana uji kemahiran berbahasa. Untuk itu Pusat Bahasa telah memiliki Sarana Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebagai salah satu sarana pengukur keberhasilan
dalam belajar Bahasa Indonesia. UKBI ini dapat dijadikan standar evaluasi dalam bahan
ajar BIPA.
2.4

Kesulitan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
Berkaitan dengan beberapa kesulitan pengajaran BIPA, Sunendar (2000)

menyatakan beberapa permasalahan pada pengajaran BIPA, yaitu :


Kurangnya penanaman impresi yang baik



Kesulitan menentukan / menemukan materi-materi



Pengajar dan pembelajar terperangkap pada masalah struktur / tatabahasa



Pembelajar memiliki latar belakang bahasa yang memiliki karakter huruf berbeda
dengan bahasa Indonesia (Karakter huruf latin)
Hidayat (2001) mengemukakan pula berbagai kendala yang menyebabkan peserta

didik asing kurang menguasai struktur kalimat bahasa Indonesia. Yaitu :
a.

Kandungan makna yang terdapat dalam struktur kalimat BI masih kurang mereka
pahami

b.

Pemahaman terhadap konsep struktur kalimat BI masih samar-samar

c.

Satuan-satuan linguistic yang menjadi unsur pembangun kalimat BI belum mereka
kuasai

d.

Kerancuan pemahaman terhadap posisi fungsi, kategori, dan peran dalam sebuah
kalimat

e.

Penggunaan BI masih dipengaruhi kebiasaan penggunaan bahasa ibunya

vii

f.

Struktur pola kalimat BI berbeda dengan struktur kalimat bahasa ibu mereka

g.

Penggunaan kosakata dan proses pembentukannya belum banyak mereka ketahui

h.

Penguasaan membaca buku-buku kebiasaan masih kurang

Kalimat dapat dikatakan efektif apabila memiliki :
a.

Kesatuan gagasan

b.

Koherensi yang kompak

c.

Diksi yang cocok

d.

Ragam atau variasi

e.

Paralelisme

f.

Kelogisan ynag runtut dan runtun

g.

Penekanan, dan

h.

Kehematan

2.5

Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing
Penelitian yang dilakukan oleh Lengkanawati (1997) menunjukkan beberapa

strategi belajar mandiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pembelajaran dalam keempat keterampilan berbahasa, yaitu:


Ketrampialan menyimak, yaitu :
a. Mentranskipsi bahan tugas menyimak untuk meningkatkan pemahamannya
dalam menyimak dan sekaligus dapat meningkatkan kemampuan dalam
melafalakan bunyi-bunyi bahasa target sehingga mendekati pelafalan menurut
asli
b. Memperhatikan pengajaran dengan seksama tatkala pengajar mengoreksi
kesalahan tuturan dirinya atau tuturan pelajaran lainnya.
c. Menyimak tuturan penutur asli dengan seksama baik dari media elektronik
maupun dari tuturan langsung
d. Memperhatikan isi maupun bentuk bahasa yang digunakan pengajar di kelas



Ketrampilan berbicara, yaitu :
a.

Meniru dan melafalkan kata – kata atau frase –frase yang digunakan penutur
asli dalam rekaman .

viii

b.

Mencoba mengingat pola kalimat yag benar yang ditemukannya sewaktu
mentranskripsikan wacana bahasa target yang didengarnya.

c.

Menggunakan pola kalimat yang baik yang digunakan oleh para penulis yang
baik yang dikemukakan dalam teks yang dibacanya untuk digunakan dalam
berbicara.

d.

Pada tahap awal, memaksa diri utnuk menggunakan bahasa target dengan
tidak terlalu khawatir melakukan kesalahan dalam menggunakan bahasa
tersebut.



Ketrampilan membaca, yaitu banyak membaca berbagai macam wacanan untuk
meningkatkan kemampuan membacanya dan memperluas kosakata bahasa target.



Ketrampilan menulis, yaitu :
a. Menggunakan kemampuan menulis untuk meningkatkan kemampuan menulis
dalam bahasa target.
b. Meniru gaya tulisan dan pola kalimat yang digunakan para penulisa yang baik
yang

ditemukannya sewaktu

membaca teks

berbahasa target

untuk

digunakannya dalam membuat tulisan dalam bahasa target.

2.6

Penambahan Impresi pada Awal Tatap Muka
Pada umumnya tuntutan pembelajar asing pemula ketika mempelajari bahasa

Indonesia adalah Bahasa Lisan.Impresi pembelajar terhadap pelajaran – pelajaran
pertama, selain dipengaruhi faktor – faktor lainnya , banyak ditentukan oleh materi atau
bahan ajar yang diberikan.Keberhasilan seleksi materi dilihat dari mengalirnya kontak
antara pengajar dan peserta didik dalam suasana belajar yang menyenangkan. Dengan
perkataan lain, penumbuhan materi –materi awal yang baik, yang ikut menentukan
keberhasilan pengajaran bahasa Indonesia pada tahap selanjutnya.
Pemberian materi – materi awal ini dilakukan melalui suatu mekanisme regular
seperti: dialog, struktur, latihan – latihan struktur, dan latihan menulis. Model urutan
materi demikian diberikan di INALCO (Institut Nasional des Langues et Civilisations
Orientales ) Paris pada jurusan Bahasa Timur Jauh, termasuk bahasa Indonesia, yang
menggunakan M thode d’Indon sien (1985) karangan Pierre Labrousse.

ix

BAB III
KESIMPULAN

Era globalisasi dan internasionalisasi member peluang yang luas bagi bangsa
ini untuk mengembangkan diri. Tentunya hal itu haruslah didukung oleh sumber
daya manusia yang handal inilah yang akan menjadi tulang punggung bagi
keberhasilan bangsa.
Situasi ini sangat menguntungkan bagi para pengajar Bahasa Indonesia untuk
penutur asing. Pada awalnya pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing ini
hanya sebagai bentuk pelayanan bagi beberapa peserta didik berasak dari luar
negeri yang ingin belajar Bahasa Indonesia. Saat ini pengajaran Bahasa Indonesia
mulai dilirik dan diminati oleh warga Negara lain, terutama yang berada di zona
asia-pasifik.
Populasi penduduk, letak geografis, keindahan alam, kebudayaana yang kaya,
dan perusahaan asing yang berinvestasi, menjadi beberapa alasan yang
menyebabkan banyak orang asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia.
Memang pada awal tahun 1999, ketika krisis ekonomi dan moneter, kemudian
krisis politik dan kepemimpinan dan menyeruak di tanah air ini, pemianat bahasa
Indonesia pun sedikit berkurang, ditambanh lagi dengan kondisi keamanan yang
tidak kondusif hamper diseluruh tanah air. Gencarnya Travel Warning yang
disampingkan oleh banyak pemerintah Negara asal peserta didik membuat
pelajaran Bahasa Indonesia. Bagi penutur asing (BIPA) kurang peminatnya. Hal
ini tidak hanya dirasakan oleh pengajar BIPA di tanah air saja, tetapi juga dapat
dirasakan oleh pengajar BIPA di luar negeri.
Namun demikian, peminat Bahasa Indonesia berangsur-angsur bertambah. Di
beberapa sekolah umum yang ada di luar negeri, bahasa Indonesia tetap menjadi
salah satu mata pelajaran bahasa asing yang dipelajari. Misalnya di Perancis,
Selandia Baru, Australia dan Jepang. Di beberapa Perguruan Tinggi Negara Jiran,
Bahasa Indonesia mennjadi salah satu jurusan bahasa asing yang secara
berangsur-angsur diminati.
Kemajuan teknologi yang pesat pada masa kini menjadi salah satu alternative
perguruan bahasa, selain dipelajari di sekolah umum atau perpengajaran tinggi.

x

Pengajaran BIPA pun ditawarkan melalui media internet. Penggunaan media
internet sangat membantu penyebaran dana informasi seputar Bahasa Indonesia.
Banyak Website atau situs yang menawarkan pembelajaran Bahasa Indonesia
yang gratis. Pembelajaran ini sangat menguntungkan bagi pelajar dan pembelajar
yang tidak dapat mengikuti pembelajaaran Bahasa Indonesia di kelas.
Terlepas dari kemajuan teknologi penunjang atau sarana pembelajaran yang
canggih dan suasana politik yang terjadi, strategi dan pendekatan pengajaran
bahasa sangat penting untuk dibicarakan. Ada beberapa metode dan pendekatan
yang dapat kita gunakan utnuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa.

xi

DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, Heru. Buku Latihan 3: Bahasa Indonesia. Sydney: Satya Wacana
Christian University.
Ragam Media dalam Pembelajaran BIPA. http://gindayinda.blogspot.com/.
(Diakses 23 Mei 2011).
Upaya Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media
Gambar. http://gudangmakalah.blogspot.com/.(Diakses 23 Mei 2011).
White, Lan J. Bahasa Tetanggaku: Stage Two. Coursebook.
http://embunisd.blogspot.com/

xii

MAKALAH
SKENARIO BAHAN AJAR BIPA UNTUK
KETERAMPILAN BERBAHASA

Disusun Oleh :
Nama : Neng Sarifah
NIM

: 0921210200

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP SUBANG
2013

xiii