MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL DIAJUKA. doc
MANAJEMEN KEUANGAN
INTERNASIONAL
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
KELOMPOK 1
DOSEN: Rusman Effendi
DISUSUN OLEH:
IRENE
201002075
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BUDDHI
TANGERANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hubungan ekonomi antar bangsa dan lintas wilayah negara sudah
berlangsung selama berabad-abad. Di masa lampau, bentuknya yang paling
umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang. Di beberapa wilayah,
terjadi pula transaksi jasa berupa penggunaan tenaga kerja dari bangsa lain
secara musiman.
Seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya di bidang transportasi
dan komunikasi, perdagangan yang bersifat antar bangsa dan lintas wilayah
mengalami pertumbuhan luar biasa selama dua abad terakhir. Perkembangan
terjadi dalam volume, nilai, serta ragam bentuk hubungan ekonomi. Hal yang
biasa disebut sebagai perdagangan internasional ini masih terus menunjukkan
kecenderungan (trend) peningkatan.
Volume dan nilai transaksi barang terus tumbuh, dan jenis barang yang
diperjualbelikan menjadi semakin banyak. Ada makanan, minuman, pakaian,
perabotan rumah tangga, obat-obatan, peralatan kantor, mesin produksi,
kendaraan bermotor, produk kimia, sampai dengan persenjataan. Sedangkan
transaksi jasa menjadi semakin populer, dengan aneka bentuk yang kompleks
serta menjangkau wilayah yang semakin luas. Transaksi jasa bahkan
cenderung tumbuh lebih cepat daripada transaksi barang. Transaksi jasa yang
populer antara lain meliputi: jasa transportasi, pariwisata, asuransi, keuangan,
perbankan, manajemen, alih teknologi, dan hiburan.
Selain transaksi barang dan transaksi jasa, ada jenis hubungan ekonomi
internasional yang disebut transaksi modal dan transaksi keuangan. Meski
baru belakangan dikenal luas, namun perkembangan nilainya sangat
spektakuler. Dilihat dari ciri pokok dan bentuk dasar hubungan ekonomi,
sebenarnya transaksi modal dan keuangan merupakan transaksi jasa. Namun
karena besaran dan ciri tertentu yang khas, serta untuk kemudahan analisa,
jenis perdagangan ini biasa dikategorikan secara tersendiri. Yang termasuk
jenis ini antara lain adalah transaksi utang piutang dan penanaman modal atau
investasi lintas negara.
Perkembangan pun terjadi dalam hal pelaku perdagangan internasional.
Kini, pelakunya adalah pemerintah, individu, perusahaan, serta lembagalembaga non negara. Beberapa lembaga bahkan tidak bernaung dalam
yurisdiksi suatu negara, melainkan bersifat internasional, seperti: Bank Dunia,
IMF, ADB, dan lain-lainnya.
Sebagian perusahaan telah bercirikan multinasional, sehingga biasa
disebut sebagai multi national corporation (MNC). MNC memiliki ciri-ciri
antara lain: dimiliki oleh banyak orang dengan kewarganegaraan berbeda;
wilayah operasionalnya mendunia; sekalipun berkantor pusat di suatu negara,
mereka memiliki banyak anak perusahaan di berbagai negara; dan ciri yang
terpenting adalah memiliki asset dan omset penjualan yang luar biasa besar
nilainya, yang melampaui nilai PDB banyak negara. Beberapa contoh MNC
yang terkenal adalah: Exxon mobil, Newmont, Ford, Toyota, Unilever, IBM,
Microsoft, Nokia, Samsung, City Bank dan Prudential.
Transaksi ekonomi yang bersifat internasional lazim dicatat secara
sistematis oleh setiap negara. Di kebanyakan negara, catatan itu direkapitulasi
dan dipublikasikan secara rutin, setiap tahun dan setiap tiga bulan. Pencatatan
dan penghitungan dilakukan dengan sudut pandang masing-masing negara.
Fokus utama pencatatan adalah keluar masuknya uang dalam denominasi mata
uang asing (devisa). Jadi yang hendak dicatat adalah seberapa banyak devisa
masuk dan keluar dalam kurun waktu tertentu, akibat adanya transaksi
ekonomi dengan luar negeri.
Di setiap negara, pencatatan ada yang dilaksanakan oleh suatu
departemen atau lembaga pemerintahan, dan ada pula yang dilakukan oleh
bank sentralnya. Perlu diketahui bahwa sebagian besar bank sentral saat ini
bersifat otonom dari pemerintahan dan dianggap sebagai suatu lembaga
negara. Di Indonesia pun pencatatan dan publikasi dilakukan oleh Bank
Indonesia. Dalam beberapa bagian tertentu ada pula yang dicatat dan
dipublikasikan oleh BPS, namun dengan sedikit perbedaan pendekatan.
Catatan sistematis atas nilai transaksi barang, biasanya untuk kurun
waktu satu tahun, disebut neraca perdagangan (trade balance). Ada pencatatan
tentang nilai ekspor, barang-barang yang dijual ke luar negeri; serta pencatatan
tentang nilai impor, barang-barang yang dibeli dari luar negeri. Istilah yang
dipakai untuk menunjukkan nilainya secara bersamaan disebut ekspor bersih
(neto), nilai ekspor dikurangi nilai impor.
Catatan sistematis atas nilai transaksi jasa selama satu tahun disebut
neraca jasa (services account). Sama seperti pada neraca perdagangan, yang
dicatat adalah nilai ekspor jasa-jasa dan impor jasa-jasa. Juga ada istilah
transaksi jasa bersih (neto), yang serupa dengan ekspor neto. Akan tetapi
kelaziman pencatatan sekarang adalah dengan memilah-milah lagi transaksi
jasa dan mencatatnya ke dalam beberapa neraca. Pencatatan Bank Indonesia
memilahnya menjadi: Jasa-jasa (services), Pendapatan (incomes), dan transfer
berjalan (current transfers). Dengan demikian pengertian neraca jasa dapat
berarti luas mencakup seluruh jasa, dan bisa berarti sempit sebagai kelompok
jenis jasa tertentu.
Dalam artian yang sempit menurut pencatatan Bank Indonesia, jasajasa terutama meliputi transportasi (barang maupun penumpang), travel
(wisata), dan jasa lainnya. Sebagai contoh adalah penggunaan armada asing
untuk mengangkut impor barang. penerimaan devisa dari turis mancanegara,
pengeluaran devisa turis domestik yang pergi ke luar negeri, jasa
telekomunikasi, pembelanjaan kedutaan/perwakilan negara asing, dan
pembiayaan kedutaan/perwakilan Indonesia di luar negeri.
Pendapatan meliputi kompensasi pekerja (compensation of employees)
dan pendapatan investasi (investment income). Pendapatan investasi terdiri
dari investasi langsung (direct investment), investasi portofolio (portfolio
investment), dan investasi lainnya. Pembayaran bunga utang luar negeri dan
keuntungan dari perusahaan asing yang dikirim ke luar negeri, dan
pembayaran bunga surat utang (obligasi) domestik yang dimiliki asing
termasuk ke dalam catatan ini.. Akan tetapi jangan dilupakan bahwa ada
penduduk Indonesia yang melakukan investasi di luar negeri, serta membeli
surat berharga (saham dan obligasi), yang memberikan pendapatan, sehingga
perlu dicatat dalam neraca yang sama secara berkebalikan.
Transfer berjalan meliputi transfer sektor pemerintah dan sektor
lainnya. Transaksinya lebih bersifat perpindahan uang, yang tidak secara
langsung terkait dengan balas jasa atas penggunaan faktor produksi, yang
disebut dengan pos transfer berjalan. Contoh macam transaksinya yang
terpenting adalah pengiriman transfer oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
bekerja di luar negeri, serta penerimaan hibah. Penerimaan hibah dari luar
negeri, misalnya untuk bantuan bencana alam, bantuan mengatasi masalah
kemanusiaan tertentu, dan sebagainya. Tentu saja dicatat secara berkebalikan,
transfer dari Indonesia keluar negeri untuk transaksi serupa.
Kedua jenis neraca yang telah dijelaskan tadi sering digabungkan,
disajikan dalam satu neraca yang disebut transaksi berjalan (current accounts).
Artinya, transaksi berjalan merupakan catatan gabungan dari neraca
perdagangan, neraca jasa, pendapatan dan transfer berjalan.
Di awal tulisan disinggung adanya jenis transaksi yang lebih
belakangan dikenal dunia, namun jumlahnya semakin dominan, yakni
transaksi modal. Catatan sistematis atas nilai transaksi modal selama satu
tahun disebut neraca modal (capital account) atau transaksi modal, yang
kadang disebut secara lengkap sebagai transaksi modal dan finansial. Yang
dicatat adalah transaksi yang berkenaan dengan utang piutang dan investasi,
yang bersifat internasional. Penerimaan utang baru dan pembayaran cicilan
pokok utang lama masuk ke dalam catatan ini. Ingat, pembayaran bunga utang
masuk ke dalam neraca jasa, karena dianggap balas jasa atas modal.
Logika yang sama dipakai untuk investasi langsung dan investasi
portofolio. Nilai keluar masuknya modal dicatat dalam transaksi modal,
sedangkan pembayaran keuntungan dari modal tersebut dicatat pada neraca
jasa. Yang dimaksud investasi langsung adalah penanaman modal yang secara
langsung dimaksudkan untuk menambah kapasitas produksi barang dan jasa,
seperti pendirian pabrik, penambahan mesin-mesin produksi, penambahan
tenaga kerja, peningkatan kualitas sumber daya manusia, perbaikan teknologi
produksi, upaya meningkatkan pemasaran, dan hal lain yang serupa.
Sedangkan investasi portofolio adalah penanaman modal dalam bentuk surat
berharga, seperti saham, obligasi negara, obligasi korporasi, SBI, dan
semacamnya.
Secara teknis biasa dijelaskan bahwa transaksi modal mencakup
transfer modal dan transaksi terkait aset nonfinansial tidak terbarukan (nonproduced, non-financial assets). Transfer modal berisikan transfer kepemilikan
atas aset tetap tanpa imbalan secara langsung, atau transfer dana yang terkait
dengan aset tetap, atau pembatalan klaim finansial dengan kesepakatan
bersama antara kreditur dan debitur (pengampunan utang—debt forgiveness).
Sementara itu, transaksi finansial memberi hak untuk menerima atau
kewajiban untuk menyediakan uang atau instrumen finansial lainnya.
Transaksi finansial terdiri dari transaksi yang terkait dengan perubahan
kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri Indonesia.
Selanjutnya kita dapat pula melihat catatan gabungan dari transaksi
berjalan dengan neraca atau lalu lintas modal, yang disebut dengan neraca
pembayaran internasional, seringkali disingkat dengan istilah neraca
pembayaran (balance of payments). Dengan kata lain, neraca pembayaran
suatu negara menggambarkan hasil bersih arus uang masuk dan ke luar
negaranya selama kurun waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Uang yang
dipakai adalah uang yang umum diterima sebagai alat pembayaran
internasional, biasa disebut dengan devisa. Saat ini, kebanyakan devisa berupa
emas, dolar Amerika, Euro, Poundsterling, Yen, dan SDR (mata uang IMF).
Secara
konvensional,
neraca
pembayaran
(termasuk
neraca
perdagangan, neraca jasa, dan transaksi berjalan) dinyatakan dalam dolar
Amerika. Sekalipun sebagian transaksi yang terjadi mungkin dibayar dengan
mata uang lain atau dengan emas, pencatatannya pada neraca pembayaran
dikonversikan ke dalam dolar. Berdasarkan konvensinya yang biasa diganakan
dalam sistem double entry bookkeeping, transaksi yang tercatat didalamnya
terdiri dari :
Credit entries (transaksi kredit)
Export of goods and services (ekspor barang dan jasa)
Income receivable (penerimaan dari hasil investasi)
Offset to real or financial resources provide in (transfer)
Increases in financial
Decreases in financial assets
Debit Entries (transaksi debit)
Import of Goods and services (impor barang dan jasa)
Income payable (pembayaran atas investasi)
Offset to real or financial resources provide out (transfer)
Dari uraian di atas, kita tegaskan kembali bahwa Neraca Pembayaran
Indonesia (NPI) merupakan pencatatan atas transaksi ekonomi yang terjadi
antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu periode
tertentu. Penduduk Indonesia didefinisikan sebagai unit institusional yang
memiliki pusat kepentingan ekonomi (center of economic interest) di
Indonesia. Suatu unit institusional dikatakan memiliki pusat kepentingan
ekonomi di Indonesia bila telah atau berencana terlibat dalam kegiatan dan
transaksi ekonomi (tinggal, berproduksi, mengonsumsi, berinvestasi, dan/atau
memperoleh penghasilan) di Indonesia selama satu tahun atau lebih.
Dalam statistik NPI, penduduk Indonesia terdiri dari: (1) Lembaga
pemerintah yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga
pemerintah nondepartemen. Kedutaan Besar dan Konsulat Indonesia di luar
negeri merupakan wilayah teritori Indonesia sehingga termasuk dalam definisi
penduduk Indonesia; sebaliknya Kedutaan Besar negara asing di Indonesia
bukan merupakan penduduk Indonesia; (2) Lembaga keuangan dan
perusahaan bukan lembaga keuangan yang mencakup semua perusahaan yang
terlibat dalam produksi barang dan jasa secara komersial dalam wilayah
teritori Indonesia. Perusahaan ini dapat berbentuk inkorporasi atau bukan
inkorporasi; dimiliki/dikontrol oleh pemerintah (BUMN/BUMD)/swasta
(BUMS); ataupun dimiliki/dikontrol oleh domestik/asing. Cabang perusahaan
asing di Indonesia merupakan penduduk Indonesia, sementara cabang
perusahaan Indonesia di luar negeri tidak termasuk penduduk Indonesia; (3)
Lembaga nirlaba, yaitu lembaga yang memproduksi barang dan jasa dalam
wilayah teritori Indonesia tidak dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan
finansial. Contohnya adalah lembaga keagamaan dan lembaga sosial. (4)
Rumah tangga dan perorangan, yaitu semua orang yang tinggal di dalam
wilayah teritori Indonesia selama satu tahun atau lebih dan pusat kepentingan
ekonominya ada di Indonesia. Dalam pengertian ini termasuk orang Indonesia
yang bepergian ke luar negeri untuk tujuan wisata, belajar, atau berobat; staf
diplomatik beserta keluarganya di kedubes atau konsulat Indonesia di luar
negeri; serta staf organisasi internasional (yang tidak berstatus diplomat) yang
bertugas di Indonesia.
Dalam menyusun statistik NPI, Bank Indonesia mengaku selalu
berusaha untuk mengikuti standar yang berlaku secara internasional, yaitu
Balance of Payments Manual (BPM). BPM diterbitkan oleh International
Monetary Fund (IMF) guna memberikan panduan bagi negara-negara
anggotanya dalam mengompilasi data neraca pembayaran dan posisi investasi
internasional
sehingga
data
satu
negara
dengan
lainnya
dapat
diperbandingkan. Edisi terkini (edisi kelima) manual tersebut (BPM5) terbit
pada tahun 1993. Bank Indonesia mulai menggunakan BPM5 sebagai referensi
penyusunan statistik NPI secara penuh sejak tahun 2004.
Format ringkas penyajian NPI saat ini adalah sebagai berikut:
I. Transaksi Berjalan
A. Barang, bersih (Neraca Perdagangan)
1. Ekspor, fob
2. Impor, fob
B. Jasa-jasa, bersih
C. Pendapatan, bersih
D. Transfer Berjalan, bersih
II. Transaksi Modal dan Finansial
A. Transaksi Modal
B. Transaksi Finansial
1. Investasi Langsung
a. Ke Luar Negeri, bersih
b. Di Indonesia (FDI), bersih
2. Investasi Portofolio
a. Aset, bersih
b. Kewajiban, bersih
3. Investasi Lainnya
a. Aset, bersih
b. Kewajiban, bersih
III. Jumlah (I + II)
IV. Selisih Perhitungan Bersih
V. Neraca Keseluruhan (III + IV)
VI. Cadangan Devisa dan yang Terkait
a. Perubahan Cadangan Devisa
b. Pinjaman IMF
Sebagai catatan, NPI hampir selalu mengalami surplus selama satu
dasawarsa terakhir, kecuali pada tahun 2001 dan 2008. Nilai surplusnya amat
berfluktuatif. Sebagai contoh, pada tahun 2004 dan 2005 hanya surplus
sebesar USD 0,3 milar dan USD 0,4 miliar. Pada tahun 2006 terjadi lonjakan
surplus yang mencapai lebih dari USD 14,5 miliar, serta masih bertahan
dengan surplus USD 12,7 miliar pada tahun 2007. Defisit pada tahun 2008
mencapai hampir USD 2 miliar. Pada tahun 2009, NPI kembali surplus sekitar
USD 13 miliar, namun rincian neraca belum dipublikasikan Bank Indonesia
ketika tulisan ini dibuat.
1.2 PEMBATASAN MASALAH
1. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang dua neraca yang penting
dalam neraca pembayaran
2. Beberapa
transaksi
yang
mempengaruhi
keseimbangan
neraca
pembayaran internasional
1.3 TUJUAN MASALAH
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai
berikut:
1.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-
langkah di bidang ekonomi. Bidang ekonomi di sini termasuk ekspor dan
impor, hubungan utang piutang, hubungan penanaman modal, dan hubungan
lainnya yang menyangkut neraca pembayaran.
2.
Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengambil kebijkan
di bidang moneter dan fiscal.
3.
Sebagai bahan pertimbnagan
bagi pemerintah untuk mengetahui
pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
4.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakn
di bidang politik perdagangan Internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Neraca pembayaran suatu negara adalah sebuah catatan yang sistematis
tentang transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, pinjaman)
yang terjadi di antara penduduk dalam negara itu dengan penduduk negara lain
dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun dan biasanya dinyatakan
dalam dolar AS. Nearca pembayaran ini sangat berguna karena menunjukan
struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional
dari suatu negara dengan begitu kita bisa mengetahui secara terperinci
rekening pembayaran negara. Rekening Neraca Pembayaran dalam upaya
mengetahui apa yang sedang berlangsung pada perdagangan internasional,
pemerintah mengawasi transaksi –transaksi negara yang disusun dalam
rekening neraca pembayaran.
Ada dua neraca yang penting dalam neraca pembayaran:
Neraca
Perdagangan
:
Neraca
yang
menunjukan
yang
menunjukan
perimbangan antara ekspor dan impor.
Neraca
Keseluruhan
:
Neraca
perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke
luar negeri dan keseluruhan penerimaan dari luar negeri.
Contoh
dari
Neraca
Perdagangan
Aktiva (penerimaan)
(Pembayaran)
Dalam trilliun rupiah
Passive (pembayaran)
A.Transaksi berjalan (current accout)
1.Impor barang
Rp 270 1. Ekspor barang
2.Impor jasa
40 2. Ekspor Jasa
jumlah
310 Jumlah
I.NeraCA Transaksi Berjalan
B.Lalu lintas modal (capital account)
4.Modal pemerintah Rp 20 4. Modal pemerintah
Rp 320
30
350
Rp + 40
Rp 50
5. Modal swasta
20 5. Modal swasta
40
Jumlah
40 Jumlah
90
Neraca lalu lintas
C.Gabungan neraca transaksi berjalan dan lalu lintas
Rp + 50
modal
Rp + 90
D.Selisih perhitungan
NERACA KESELURUHAN
+2
Rp - 92
Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang di catat
di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan
selisih perhitungan.
Sebagai contoh: Aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan ekonomi dan
prospek keteguhan sector moneter, tapi juga bergantung kepada kestabilan
politik dan sosial masyarakat, seterusnya neraca perdagangan yang bertambah
baik memerlukan perkembangan ekspor yang pesat.
Neraca Pembayaran Indonesia, Tahun Terpilih
Di antara 1969-1993
Jenis transaksi
A.Transaksi Berjalan
1969 1980
995 17.489
1985
49.901
1990
26.807
1993
37.186
995
14.427
29.198
10.875
1. Barang
a.Ekspor
9.962
b.Impor
2. Jasa-jasa
425
-5.537
__
20
284
-7.663
-8.592
__
__
__
748
1.773
4.783
633
5.583
71
-1.315
1.191
4.113
3.443
-70
2.478
1.823
1.506
-2.716
50
-788
247
293
-727
+20
-1.690
3. Pemberian
B.Lalu lintas modal
1. Modal pemerintah
2. Modal swasta
C.Jumlah (A) + (B)
-2.070
-2.099
D.Selisih perhitungan
Kedudukan
neraca
pembayaran
defisit
(+)/Surplus (-)
Terdapat dua ciri-ciri dalam neraca pembayaran:
Passive
Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang
menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negaranegara lain.
Aktiva
Dalam bagian aktiva dicatatkan transaksi-transaksi yang
mennyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara
lain.
Transaksi berjalan mencatat transaksi pembayaran yang muncul dari
perdagangan barang dan jasa serta dari pendapatan berupa bunga, keuntungan
dan deviden dari modal yang dimiliki di satu negara dan di investasikan di
negara lain. Sehingga neraca pembayaran harusal berimbang atau sama.
Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi:
Penerimaan ekspor dan pembayaran untuk impor barang
dan jasa.
Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran
penanaman modal ke luar negeri.
Aliran ke luar dan aliran masuk modal jangka pendek
(seperti mendepositkan uang di luar negeri).
Tujuan Utama Neraca Pembayaran adalah Untuk memberikan
informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan
ekonomi dengan negara lain serta membantu di dalam pengambilan
kebijaksanaan moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.
Adapun jenis-jenis neraca pembayaran internasional yaitu sebagai
berikut diantaranya:
Current Account (neraca transaksi berjalan)
Balance of Trade (neraca perdagangan)
Service Account (neraca jasa)
Unrequited Transfer
Unilateral Account (neraca transaksi sepihak)
Capital Account (neraca modal)
Reserve (cadangan)
Ada beberapa transaksi yang mempengaruhi keseimbangan neraca
pembayaran internasional yaitu:
Transaksi barang dan jasa
Persamaan penghasilan nasional :
Y=C+I+G+(X–M)
Keterangan :
Y = Penghasilan Nasional
C = Pengeluaran Konsumsi
I = Pengeluaran Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
( X - M ) merupakan neraca pembayaran (netto). Apabila (X – M)
positip berarti ( C + I + G ) < Y, implikasinya bahwa suatu negara
menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan sehingga
kelebihan
dijual di luar negeri, ( X – M ) bernilai negatip berarti negara itu
pengeluarannya lebih besar dari pada yang dihasilkan.
Transaksi Modal
a. Transaksi modal jangka pendek:
Kredit untuk perdagangan dari negara lain (kredit)
Kredit perdagangan kepada penduduk negara lain
(debet)
Deposit bank di LN (debet)
Deposit bank dalam negeri milik penduduk negara lain
(kredit)
Pembelian surat berharga LN jk. pendek (debet)
Penjualan surat berharga jk. pendek kpd penduduk LN
(kredit)
b.Transaksi modal jangka panjang:
Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet )
Investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit ).
Pembelian surat berharga jk. panjang penduduk LN
(debet)
Pembelian surat berharga jk. panjang DN oleh
penduduk LN (kredit)
Transaksi Satu Arah
Transaksi satu arah adalah transaksi yang tidak menimbulkan
kewajiban untuk melakukan pembayaran.
contoh: hadiah (gift) , bantuan (aid)
Negara memberi bantuan atau hadiah ke negara lain (debet) dan
sebaliknya
Selisih Perhitungan (errors and emission)
Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila transaksi transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi - transaksi
debet.
Lalu Lintas Moneter
Transaksi ini sering disebut “ accommodating” , sebab transaksi
yang timbul akibat dari adanya transaksi lain. Transaksi lain ini
sering disebut dengan “ autonomous “ sebab transaksi ini timbul
dengan sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain.
Konsep “balance” dalam neraca pembayaran memiliki arti yang
berbeda-beda. Pada dasarnya ada empat pengertian balance, yaitu:
Basic Balance
Terdiri dari balance dalam transaksi sedang berjalan ditambah
transaksi modal jangka panjang. Basic Balence memberikan
informasi tentang perubahan perekonomian terhadap aliran modal
jangka pendek.
Balance Transaksi ”Autonomous”
Terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran modal jangka
pendek. Dalam ini pemerintah seharusnya lebih memperhatikan
balance transaksi autonomous dari pada basic balance sebab
kenyataannya aliran modal jangka pendek jarang sekali sama
dengan nol (dalam arti, aliran modal masuk sama dengan aliran
modal keluar). Defisit (bila transaksi autonomous debet lebih besar
daripada transaksi autonomous kredit) atau surplus (transaksi
autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous debet)
suatu neraca pembayaran dilihat dari balance transaksi autonomous
yang kemudian akan tercermin dalam transaksi accommodating
(yakni aliran modal pemerintah jangka pendek). Transaksi
autonomous merupakan transaksi yang muncul dengan sendirinya
tanpa dipengaruhi oleh transaksi lain. yang termasuk dalam
transaksi autonomous adalah transaksi sedang berjalan, transaksi
kapital dan transaksi satu arah. Ketidakseimbangan antara transaksi
autonomous debit dan kredit menimbulkan transaksi lalu lintas
moneter seperti misalnya mutasi dalam hubungan dengan IMF,
pasiva luar negeri serta aktiva luar negeri. Defisit atau surplus
suatu
neraca
pembayaran
autonomous tersebut.
dapat
diketahui
dari
transaksi
Liquidity Balance
Konsep ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk mengukur
posisi neraca pembayarannya. Dimana jika suatu perusahaan
memiliki arus kas yang lancar, maka perusahaan tersebut dapat
dikatakan liquid.
Balace Transaksi Pemerintah Jangka Pendek
Neraca pembayaran terdiri dari penjumlahan basic balance, selisih
yang diperhitungkan dan rekening modal jangka pendek.
ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran
diseimbangkan dengan cadangan modal pemerintah.
Basic balance, balance transaksi autonomous, liquidity balance, dan
balance transaksi pemerintah jangka pendek merupakan hal yang sangat
membantu di dalam analisis suatu neraca pembayaran. Namun sangat sukar
untuk menentukan konsep balance yang relevan karena setiap konsep balance
menunjukkan aspek yang berbeda, misalnya untuk pengambilan keputusan
bagi pemerintah. Berikut ini ada beberapa masalah atau kekeliruan yang sering
timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain :
Seringkali mengabaikan saling hubungan antara transaksi
internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidak
seimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan
satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang
lain.
Surplus Transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik,
sebaliknya deficit dianggap jelek. Anggpan semacam ini tidak
selalu benar. Sebagi contoh, Amerika Serikat, penerimaan
keuntungan dari investasi luar negerinya lebih besar daripada
investasinya. Untuk mengimbangi aliran keuntungan yang
masuk, maka transaksi yang sedang berjalan harus deficit.
Dalam hal ini, bahwa deficit tidak selalu buruk.
Keputusan untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih
didasarkan pada kekuatan ekonomi Negara secara keseluruhan
bukan atas dasar pertimbangan neraca pembayaran. misalnya,
Indonesia mempunyai surplus neraca pembayaran dan inggris
menaglami deficit, tidak berarti Indonesia harus memberi
bantuan pada Inggris.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Neraca pembayaran suatu negara adalah sebuah catatan yang sistematis
tentang transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, pinjaman)
yang terjadi di antara penduduk dalam negara itu dengan penduduk negara lain
dalam jangka waktu tertentu. Atau neraca pembayaran internasional adalah
suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi
yang meliputi perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan dan moneter
antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the
world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi
ekonomi tersebut diklarifikasikan kedalam transaksi berjalan, transaksi modal,
dan lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri dari ekspor ataupun impor
barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor
pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa.
Dengan demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan
atau pengeluaran devisa serta perubahan netto cadangan devisa.
Balance of payment merupakan suatu catatan sistematis yang disusun
berdasarkan sistem akuntansi sehingga setiap transaksi internasional yang
terjadi akan tercatat dua kali yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai
transaksi debit dan biasanya konvensi yang digunakan dalam sistem double
entry bookkeeping (sistem akuntansi), transaksi yang tercatat didalamnya
adalah Credit entries (transaksi kredit), Export of goods and services (ekspor
barang dan jasa), Income receivable (penerimaan dari hasil investasi), Offset
to real or financial resources provide in (transfer), Increases in financial,
Decreases in financial assets, Debit Entries (transaksi debit), Import of Goods
and services (impor barang dan jasa), Income payable (pembayaran atas
investasi), dan Offset to real or financial resources provide out (transfer).
Pembayaran internasional terdiri dari Current Account (neraca
transaksi berjalan), Balance of Trade (neraca perdagangan), Service Account
(neraca jasa), Unrequited Transfer, Unilateral Account (neraca transaksi
sepihak), Capital Account (neraca modal), dan Reserve (cadangan). Serta yang
mepengaruhi keseimbangan neraca pembayaran internasional adalah transaksi
barang dan jasa, transaksi modal, transaksi satu arah, selisih perhitungan, dan
lalu lintas moneter.
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang
menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di
antara suatu Negara dengan Negara lain dalam suatu tahun tertentu. Neraca
pembayaran dapat di bedakan pada dua bagian utama, yaitu neraca berjalan
dan neraca modal.
Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal
ke luar negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke
Negara tersebut. Yang menyebabkan neraca pembayaran selalu seimbang
adalah ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal dan akan
di seimbangankan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh
bank sentral.
Nilai tukar valuta asing adalah harga dimana-dimana pembelian dan
penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang
dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing.
Tingkat nilai tukar ditentukan oleh perubahan dalam cita rasa
masyakarat, perubahan harga barang barang ekspor-ekspor, inflasi, aliran
modal, perkembangan ekonomi serta faktor politis dan psycologi.
Model perekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor di
namakan perekonomian empat sektor atau perekonomian terbuka.
Setiap
perubahan
ekspor
atau
impor
akan
secara
otomatis
menyebabkan perubahan dalam pendapatan nasional dan tingkat kegiatan
ekonomi Negara.
3.2 REKOMENDASI
Tujuan
penyusunan
neraca
pembayaran
ini
adalah
untuk
memberitahukan kepada pemerintah dan siapa saja yang membutuhkan atau
berkepentingan mengenai posisi internasional dari negara yang bersangkutan
secara keseluruhan. Data-data seperti ini sangat diperlukan bagi penyusunan
kebijakan-kebijakan moneter, fiscal, dan perdagangan. Bagi kalangan swasta,
data-data pada neraca pemabayaran itu juga penting untuk menyusun
perencanaan dan strategi bisnis. Tujuan analisa neraca pembayaran sangat
berbeda-beda dan perbedaan ini menentukkan pola analisanya. Kesukaraan
timbul dalam penentuan secara umum pola analisa tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. 2001.
Eachern. MA. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, PT. Salemba Empat
Jakarta. 2000.
Prayitno, Soediyono, Ekonomi Makro, BPFE. Yogyakarta. 2000.
Syahril, Ekonomi Internasional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996.
INTERNASIONAL
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
KELOMPOK 1
DOSEN: Rusman Effendi
DISUSUN OLEH:
IRENE
201002075
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BUDDHI
TANGERANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hubungan ekonomi antar bangsa dan lintas wilayah negara sudah
berlangsung selama berabad-abad. Di masa lampau, bentuknya yang paling
umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang. Di beberapa wilayah,
terjadi pula transaksi jasa berupa penggunaan tenaga kerja dari bangsa lain
secara musiman.
Seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya di bidang transportasi
dan komunikasi, perdagangan yang bersifat antar bangsa dan lintas wilayah
mengalami pertumbuhan luar biasa selama dua abad terakhir. Perkembangan
terjadi dalam volume, nilai, serta ragam bentuk hubungan ekonomi. Hal yang
biasa disebut sebagai perdagangan internasional ini masih terus menunjukkan
kecenderungan (trend) peningkatan.
Volume dan nilai transaksi barang terus tumbuh, dan jenis barang yang
diperjualbelikan menjadi semakin banyak. Ada makanan, minuman, pakaian,
perabotan rumah tangga, obat-obatan, peralatan kantor, mesin produksi,
kendaraan bermotor, produk kimia, sampai dengan persenjataan. Sedangkan
transaksi jasa menjadi semakin populer, dengan aneka bentuk yang kompleks
serta menjangkau wilayah yang semakin luas. Transaksi jasa bahkan
cenderung tumbuh lebih cepat daripada transaksi barang. Transaksi jasa yang
populer antara lain meliputi: jasa transportasi, pariwisata, asuransi, keuangan,
perbankan, manajemen, alih teknologi, dan hiburan.
Selain transaksi barang dan transaksi jasa, ada jenis hubungan ekonomi
internasional yang disebut transaksi modal dan transaksi keuangan. Meski
baru belakangan dikenal luas, namun perkembangan nilainya sangat
spektakuler. Dilihat dari ciri pokok dan bentuk dasar hubungan ekonomi,
sebenarnya transaksi modal dan keuangan merupakan transaksi jasa. Namun
karena besaran dan ciri tertentu yang khas, serta untuk kemudahan analisa,
jenis perdagangan ini biasa dikategorikan secara tersendiri. Yang termasuk
jenis ini antara lain adalah transaksi utang piutang dan penanaman modal atau
investasi lintas negara.
Perkembangan pun terjadi dalam hal pelaku perdagangan internasional.
Kini, pelakunya adalah pemerintah, individu, perusahaan, serta lembagalembaga non negara. Beberapa lembaga bahkan tidak bernaung dalam
yurisdiksi suatu negara, melainkan bersifat internasional, seperti: Bank Dunia,
IMF, ADB, dan lain-lainnya.
Sebagian perusahaan telah bercirikan multinasional, sehingga biasa
disebut sebagai multi national corporation (MNC). MNC memiliki ciri-ciri
antara lain: dimiliki oleh banyak orang dengan kewarganegaraan berbeda;
wilayah operasionalnya mendunia; sekalipun berkantor pusat di suatu negara,
mereka memiliki banyak anak perusahaan di berbagai negara; dan ciri yang
terpenting adalah memiliki asset dan omset penjualan yang luar biasa besar
nilainya, yang melampaui nilai PDB banyak negara. Beberapa contoh MNC
yang terkenal adalah: Exxon mobil, Newmont, Ford, Toyota, Unilever, IBM,
Microsoft, Nokia, Samsung, City Bank dan Prudential.
Transaksi ekonomi yang bersifat internasional lazim dicatat secara
sistematis oleh setiap negara. Di kebanyakan negara, catatan itu direkapitulasi
dan dipublikasikan secara rutin, setiap tahun dan setiap tiga bulan. Pencatatan
dan penghitungan dilakukan dengan sudut pandang masing-masing negara.
Fokus utama pencatatan adalah keluar masuknya uang dalam denominasi mata
uang asing (devisa). Jadi yang hendak dicatat adalah seberapa banyak devisa
masuk dan keluar dalam kurun waktu tertentu, akibat adanya transaksi
ekonomi dengan luar negeri.
Di setiap negara, pencatatan ada yang dilaksanakan oleh suatu
departemen atau lembaga pemerintahan, dan ada pula yang dilakukan oleh
bank sentralnya. Perlu diketahui bahwa sebagian besar bank sentral saat ini
bersifat otonom dari pemerintahan dan dianggap sebagai suatu lembaga
negara. Di Indonesia pun pencatatan dan publikasi dilakukan oleh Bank
Indonesia. Dalam beberapa bagian tertentu ada pula yang dicatat dan
dipublikasikan oleh BPS, namun dengan sedikit perbedaan pendekatan.
Catatan sistematis atas nilai transaksi barang, biasanya untuk kurun
waktu satu tahun, disebut neraca perdagangan (trade balance). Ada pencatatan
tentang nilai ekspor, barang-barang yang dijual ke luar negeri; serta pencatatan
tentang nilai impor, barang-barang yang dibeli dari luar negeri. Istilah yang
dipakai untuk menunjukkan nilainya secara bersamaan disebut ekspor bersih
(neto), nilai ekspor dikurangi nilai impor.
Catatan sistematis atas nilai transaksi jasa selama satu tahun disebut
neraca jasa (services account). Sama seperti pada neraca perdagangan, yang
dicatat adalah nilai ekspor jasa-jasa dan impor jasa-jasa. Juga ada istilah
transaksi jasa bersih (neto), yang serupa dengan ekspor neto. Akan tetapi
kelaziman pencatatan sekarang adalah dengan memilah-milah lagi transaksi
jasa dan mencatatnya ke dalam beberapa neraca. Pencatatan Bank Indonesia
memilahnya menjadi: Jasa-jasa (services), Pendapatan (incomes), dan transfer
berjalan (current transfers). Dengan demikian pengertian neraca jasa dapat
berarti luas mencakup seluruh jasa, dan bisa berarti sempit sebagai kelompok
jenis jasa tertentu.
Dalam artian yang sempit menurut pencatatan Bank Indonesia, jasajasa terutama meliputi transportasi (barang maupun penumpang), travel
(wisata), dan jasa lainnya. Sebagai contoh adalah penggunaan armada asing
untuk mengangkut impor barang. penerimaan devisa dari turis mancanegara,
pengeluaran devisa turis domestik yang pergi ke luar negeri, jasa
telekomunikasi, pembelanjaan kedutaan/perwakilan negara asing, dan
pembiayaan kedutaan/perwakilan Indonesia di luar negeri.
Pendapatan meliputi kompensasi pekerja (compensation of employees)
dan pendapatan investasi (investment income). Pendapatan investasi terdiri
dari investasi langsung (direct investment), investasi portofolio (portfolio
investment), dan investasi lainnya. Pembayaran bunga utang luar negeri dan
keuntungan dari perusahaan asing yang dikirim ke luar negeri, dan
pembayaran bunga surat utang (obligasi) domestik yang dimiliki asing
termasuk ke dalam catatan ini.. Akan tetapi jangan dilupakan bahwa ada
penduduk Indonesia yang melakukan investasi di luar negeri, serta membeli
surat berharga (saham dan obligasi), yang memberikan pendapatan, sehingga
perlu dicatat dalam neraca yang sama secara berkebalikan.
Transfer berjalan meliputi transfer sektor pemerintah dan sektor
lainnya. Transaksinya lebih bersifat perpindahan uang, yang tidak secara
langsung terkait dengan balas jasa atas penggunaan faktor produksi, yang
disebut dengan pos transfer berjalan. Contoh macam transaksinya yang
terpenting adalah pengiriman transfer oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang
bekerja di luar negeri, serta penerimaan hibah. Penerimaan hibah dari luar
negeri, misalnya untuk bantuan bencana alam, bantuan mengatasi masalah
kemanusiaan tertentu, dan sebagainya. Tentu saja dicatat secara berkebalikan,
transfer dari Indonesia keluar negeri untuk transaksi serupa.
Kedua jenis neraca yang telah dijelaskan tadi sering digabungkan,
disajikan dalam satu neraca yang disebut transaksi berjalan (current accounts).
Artinya, transaksi berjalan merupakan catatan gabungan dari neraca
perdagangan, neraca jasa, pendapatan dan transfer berjalan.
Di awal tulisan disinggung adanya jenis transaksi yang lebih
belakangan dikenal dunia, namun jumlahnya semakin dominan, yakni
transaksi modal. Catatan sistematis atas nilai transaksi modal selama satu
tahun disebut neraca modal (capital account) atau transaksi modal, yang
kadang disebut secara lengkap sebagai transaksi modal dan finansial. Yang
dicatat adalah transaksi yang berkenaan dengan utang piutang dan investasi,
yang bersifat internasional. Penerimaan utang baru dan pembayaran cicilan
pokok utang lama masuk ke dalam catatan ini. Ingat, pembayaran bunga utang
masuk ke dalam neraca jasa, karena dianggap balas jasa atas modal.
Logika yang sama dipakai untuk investasi langsung dan investasi
portofolio. Nilai keluar masuknya modal dicatat dalam transaksi modal,
sedangkan pembayaran keuntungan dari modal tersebut dicatat pada neraca
jasa. Yang dimaksud investasi langsung adalah penanaman modal yang secara
langsung dimaksudkan untuk menambah kapasitas produksi barang dan jasa,
seperti pendirian pabrik, penambahan mesin-mesin produksi, penambahan
tenaga kerja, peningkatan kualitas sumber daya manusia, perbaikan teknologi
produksi, upaya meningkatkan pemasaran, dan hal lain yang serupa.
Sedangkan investasi portofolio adalah penanaman modal dalam bentuk surat
berharga, seperti saham, obligasi negara, obligasi korporasi, SBI, dan
semacamnya.
Secara teknis biasa dijelaskan bahwa transaksi modal mencakup
transfer modal dan transaksi terkait aset nonfinansial tidak terbarukan (nonproduced, non-financial assets). Transfer modal berisikan transfer kepemilikan
atas aset tetap tanpa imbalan secara langsung, atau transfer dana yang terkait
dengan aset tetap, atau pembatalan klaim finansial dengan kesepakatan
bersama antara kreditur dan debitur (pengampunan utang—debt forgiveness).
Sementara itu, transaksi finansial memberi hak untuk menerima atau
kewajiban untuk menyediakan uang atau instrumen finansial lainnya.
Transaksi finansial terdiri dari transaksi yang terkait dengan perubahan
kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri Indonesia.
Selanjutnya kita dapat pula melihat catatan gabungan dari transaksi
berjalan dengan neraca atau lalu lintas modal, yang disebut dengan neraca
pembayaran internasional, seringkali disingkat dengan istilah neraca
pembayaran (balance of payments). Dengan kata lain, neraca pembayaran
suatu negara menggambarkan hasil bersih arus uang masuk dan ke luar
negaranya selama kurun waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Uang yang
dipakai adalah uang yang umum diterima sebagai alat pembayaran
internasional, biasa disebut dengan devisa. Saat ini, kebanyakan devisa berupa
emas, dolar Amerika, Euro, Poundsterling, Yen, dan SDR (mata uang IMF).
Secara
konvensional,
neraca
pembayaran
(termasuk
neraca
perdagangan, neraca jasa, dan transaksi berjalan) dinyatakan dalam dolar
Amerika. Sekalipun sebagian transaksi yang terjadi mungkin dibayar dengan
mata uang lain atau dengan emas, pencatatannya pada neraca pembayaran
dikonversikan ke dalam dolar. Berdasarkan konvensinya yang biasa diganakan
dalam sistem double entry bookkeeping, transaksi yang tercatat didalamnya
terdiri dari :
Credit entries (transaksi kredit)
Export of goods and services (ekspor barang dan jasa)
Income receivable (penerimaan dari hasil investasi)
Offset to real or financial resources provide in (transfer)
Increases in financial
Decreases in financial assets
Debit Entries (transaksi debit)
Import of Goods and services (impor barang dan jasa)
Income payable (pembayaran atas investasi)
Offset to real or financial resources provide out (transfer)
Dari uraian di atas, kita tegaskan kembali bahwa Neraca Pembayaran
Indonesia (NPI) merupakan pencatatan atas transaksi ekonomi yang terjadi
antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu periode
tertentu. Penduduk Indonesia didefinisikan sebagai unit institusional yang
memiliki pusat kepentingan ekonomi (center of economic interest) di
Indonesia. Suatu unit institusional dikatakan memiliki pusat kepentingan
ekonomi di Indonesia bila telah atau berencana terlibat dalam kegiatan dan
transaksi ekonomi (tinggal, berproduksi, mengonsumsi, berinvestasi, dan/atau
memperoleh penghasilan) di Indonesia selama satu tahun atau lebih.
Dalam statistik NPI, penduduk Indonesia terdiri dari: (1) Lembaga
pemerintah yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga
pemerintah nondepartemen. Kedutaan Besar dan Konsulat Indonesia di luar
negeri merupakan wilayah teritori Indonesia sehingga termasuk dalam definisi
penduduk Indonesia; sebaliknya Kedutaan Besar negara asing di Indonesia
bukan merupakan penduduk Indonesia; (2) Lembaga keuangan dan
perusahaan bukan lembaga keuangan yang mencakup semua perusahaan yang
terlibat dalam produksi barang dan jasa secara komersial dalam wilayah
teritori Indonesia. Perusahaan ini dapat berbentuk inkorporasi atau bukan
inkorporasi; dimiliki/dikontrol oleh pemerintah (BUMN/BUMD)/swasta
(BUMS); ataupun dimiliki/dikontrol oleh domestik/asing. Cabang perusahaan
asing di Indonesia merupakan penduduk Indonesia, sementara cabang
perusahaan Indonesia di luar negeri tidak termasuk penduduk Indonesia; (3)
Lembaga nirlaba, yaitu lembaga yang memproduksi barang dan jasa dalam
wilayah teritori Indonesia tidak dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan
finansial. Contohnya adalah lembaga keagamaan dan lembaga sosial. (4)
Rumah tangga dan perorangan, yaitu semua orang yang tinggal di dalam
wilayah teritori Indonesia selama satu tahun atau lebih dan pusat kepentingan
ekonominya ada di Indonesia. Dalam pengertian ini termasuk orang Indonesia
yang bepergian ke luar negeri untuk tujuan wisata, belajar, atau berobat; staf
diplomatik beserta keluarganya di kedubes atau konsulat Indonesia di luar
negeri; serta staf organisasi internasional (yang tidak berstatus diplomat) yang
bertugas di Indonesia.
Dalam menyusun statistik NPI, Bank Indonesia mengaku selalu
berusaha untuk mengikuti standar yang berlaku secara internasional, yaitu
Balance of Payments Manual (BPM). BPM diterbitkan oleh International
Monetary Fund (IMF) guna memberikan panduan bagi negara-negara
anggotanya dalam mengompilasi data neraca pembayaran dan posisi investasi
internasional
sehingga
data
satu
negara
dengan
lainnya
dapat
diperbandingkan. Edisi terkini (edisi kelima) manual tersebut (BPM5) terbit
pada tahun 1993. Bank Indonesia mulai menggunakan BPM5 sebagai referensi
penyusunan statistik NPI secara penuh sejak tahun 2004.
Format ringkas penyajian NPI saat ini adalah sebagai berikut:
I. Transaksi Berjalan
A. Barang, bersih (Neraca Perdagangan)
1. Ekspor, fob
2. Impor, fob
B. Jasa-jasa, bersih
C. Pendapatan, bersih
D. Transfer Berjalan, bersih
II. Transaksi Modal dan Finansial
A. Transaksi Modal
B. Transaksi Finansial
1. Investasi Langsung
a. Ke Luar Negeri, bersih
b. Di Indonesia (FDI), bersih
2. Investasi Portofolio
a. Aset, bersih
b. Kewajiban, bersih
3. Investasi Lainnya
a. Aset, bersih
b. Kewajiban, bersih
III. Jumlah (I + II)
IV. Selisih Perhitungan Bersih
V. Neraca Keseluruhan (III + IV)
VI. Cadangan Devisa dan yang Terkait
a. Perubahan Cadangan Devisa
b. Pinjaman IMF
Sebagai catatan, NPI hampir selalu mengalami surplus selama satu
dasawarsa terakhir, kecuali pada tahun 2001 dan 2008. Nilai surplusnya amat
berfluktuatif. Sebagai contoh, pada tahun 2004 dan 2005 hanya surplus
sebesar USD 0,3 milar dan USD 0,4 miliar. Pada tahun 2006 terjadi lonjakan
surplus yang mencapai lebih dari USD 14,5 miliar, serta masih bertahan
dengan surplus USD 12,7 miliar pada tahun 2007. Defisit pada tahun 2008
mencapai hampir USD 2 miliar. Pada tahun 2009, NPI kembali surplus sekitar
USD 13 miliar, namun rincian neraca belum dipublikasikan Bank Indonesia
ketika tulisan ini dibuat.
1.2 PEMBATASAN MASALAH
1. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang dua neraca yang penting
dalam neraca pembayaran
2. Beberapa
transaksi
yang
mempengaruhi
keseimbangan
neraca
pembayaran internasional
1.3 TUJUAN MASALAH
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai
berikut:
1.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-
langkah di bidang ekonomi. Bidang ekonomi di sini termasuk ekspor dan
impor, hubungan utang piutang, hubungan penanaman modal, dan hubungan
lainnya yang menyangkut neraca pembayaran.
2.
Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengambil kebijkan
di bidang moneter dan fiscal.
3.
Sebagai bahan pertimbnagan
bagi pemerintah untuk mengetahui
pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
4.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakn
di bidang politik perdagangan Internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Neraca pembayaran suatu negara adalah sebuah catatan yang sistematis
tentang transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, pinjaman)
yang terjadi di antara penduduk dalam negara itu dengan penduduk negara lain
dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun dan biasanya dinyatakan
dalam dolar AS. Nearca pembayaran ini sangat berguna karena menunjukan
struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional
dari suatu negara dengan begitu kita bisa mengetahui secara terperinci
rekening pembayaran negara. Rekening Neraca Pembayaran dalam upaya
mengetahui apa yang sedang berlangsung pada perdagangan internasional,
pemerintah mengawasi transaksi –transaksi negara yang disusun dalam
rekening neraca pembayaran.
Ada dua neraca yang penting dalam neraca pembayaran:
Neraca
Perdagangan
:
Neraca
yang
menunjukan
yang
menunjukan
perimbangan antara ekspor dan impor.
Neraca
Keseluruhan
:
Neraca
perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke
luar negeri dan keseluruhan penerimaan dari luar negeri.
Contoh
dari
Neraca
Perdagangan
Aktiva (penerimaan)
(Pembayaran)
Dalam trilliun rupiah
Passive (pembayaran)
A.Transaksi berjalan (current accout)
1.Impor barang
Rp 270 1. Ekspor barang
2.Impor jasa
40 2. Ekspor Jasa
jumlah
310 Jumlah
I.NeraCA Transaksi Berjalan
B.Lalu lintas modal (capital account)
4.Modal pemerintah Rp 20 4. Modal pemerintah
Rp 320
30
350
Rp + 40
Rp 50
5. Modal swasta
20 5. Modal swasta
40
Jumlah
40 Jumlah
90
Neraca lalu lintas
C.Gabungan neraca transaksi berjalan dan lalu lintas
Rp + 50
modal
Rp + 90
D.Selisih perhitungan
NERACA KESELURUHAN
+2
Rp - 92
Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang di catat
di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan
selisih perhitungan.
Sebagai contoh: Aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan ekonomi dan
prospek keteguhan sector moneter, tapi juga bergantung kepada kestabilan
politik dan sosial masyarakat, seterusnya neraca perdagangan yang bertambah
baik memerlukan perkembangan ekspor yang pesat.
Neraca Pembayaran Indonesia, Tahun Terpilih
Di antara 1969-1993
Jenis transaksi
A.Transaksi Berjalan
1969 1980
995 17.489
1985
49.901
1990
26.807
1993
37.186
995
14.427
29.198
10.875
1. Barang
a.Ekspor
9.962
b.Impor
2. Jasa-jasa
425
-5.537
__
20
284
-7.663
-8.592
__
__
__
748
1.773
4.783
633
5.583
71
-1.315
1.191
4.113
3.443
-70
2.478
1.823
1.506
-2.716
50
-788
247
293
-727
+20
-1.690
3. Pemberian
B.Lalu lintas modal
1. Modal pemerintah
2. Modal swasta
C.Jumlah (A) + (B)
-2.070
-2.099
D.Selisih perhitungan
Kedudukan
neraca
pembayaran
defisit
(+)/Surplus (-)
Terdapat dua ciri-ciri dalam neraca pembayaran:
Passive
Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang
menyebabkan negara itu melakukan pembayaran ke negaranegara lain.
Aktiva
Dalam bagian aktiva dicatatkan transaksi-transaksi yang
mennyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara
lain.
Transaksi berjalan mencatat transaksi pembayaran yang muncul dari
perdagangan barang dan jasa serta dari pendapatan berupa bunga, keuntungan
dan deviden dari modal yang dimiliki di satu negara dan di investasikan di
negara lain. Sehingga neraca pembayaran harusal berimbang atau sama.
Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi:
Penerimaan ekspor dan pembayaran untuk impor barang
dan jasa.
Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran
penanaman modal ke luar negeri.
Aliran ke luar dan aliran masuk modal jangka pendek
(seperti mendepositkan uang di luar negeri).
Tujuan Utama Neraca Pembayaran adalah Untuk memberikan
informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan
ekonomi dengan negara lain serta membantu di dalam pengambilan
kebijaksanaan moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.
Adapun jenis-jenis neraca pembayaran internasional yaitu sebagai
berikut diantaranya:
Current Account (neraca transaksi berjalan)
Balance of Trade (neraca perdagangan)
Service Account (neraca jasa)
Unrequited Transfer
Unilateral Account (neraca transaksi sepihak)
Capital Account (neraca modal)
Reserve (cadangan)
Ada beberapa transaksi yang mempengaruhi keseimbangan neraca
pembayaran internasional yaitu:
Transaksi barang dan jasa
Persamaan penghasilan nasional :
Y=C+I+G+(X–M)
Keterangan :
Y = Penghasilan Nasional
C = Pengeluaran Konsumsi
I = Pengeluaran Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
( X - M ) merupakan neraca pembayaran (netto). Apabila (X – M)
positip berarti ( C + I + G ) < Y, implikasinya bahwa suatu negara
menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan sehingga
kelebihan
dijual di luar negeri, ( X – M ) bernilai negatip berarti negara itu
pengeluarannya lebih besar dari pada yang dihasilkan.
Transaksi Modal
a. Transaksi modal jangka pendek:
Kredit untuk perdagangan dari negara lain (kredit)
Kredit perdagangan kepada penduduk negara lain
(debet)
Deposit bank di LN (debet)
Deposit bank dalam negeri milik penduduk negara lain
(kredit)
Pembelian surat berharga LN jk. pendek (debet)
Penjualan surat berharga jk. pendek kpd penduduk LN
(kredit)
b.Transaksi modal jangka panjang:
Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet )
Investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit ).
Pembelian surat berharga jk. panjang penduduk LN
(debet)
Pembelian surat berharga jk. panjang DN oleh
penduduk LN (kredit)
Transaksi Satu Arah
Transaksi satu arah adalah transaksi yang tidak menimbulkan
kewajiban untuk melakukan pembayaran.
contoh: hadiah (gift) , bantuan (aid)
Negara memberi bantuan atau hadiah ke negara lain (debet) dan
sebaliknya
Selisih Perhitungan (errors and emission)
Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila transaksi transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi - transaksi
debet.
Lalu Lintas Moneter
Transaksi ini sering disebut “ accommodating” , sebab transaksi
yang timbul akibat dari adanya transaksi lain. Transaksi lain ini
sering disebut dengan “ autonomous “ sebab transaksi ini timbul
dengan sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain.
Konsep “balance” dalam neraca pembayaran memiliki arti yang
berbeda-beda. Pada dasarnya ada empat pengertian balance, yaitu:
Basic Balance
Terdiri dari balance dalam transaksi sedang berjalan ditambah
transaksi modal jangka panjang. Basic Balence memberikan
informasi tentang perubahan perekonomian terhadap aliran modal
jangka pendek.
Balance Transaksi ”Autonomous”
Terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran modal jangka
pendek. Dalam ini pemerintah seharusnya lebih memperhatikan
balance transaksi autonomous dari pada basic balance sebab
kenyataannya aliran modal jangka pendek jarang sekali sama
dengan nol (dalam arti, aliran modal masuk sama dengan aliran
modal keluar). Defisit (bila transaksi autonomous debet lebih besar
daripada transaksi autonomous kredit) atau surplus (transaksi
autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous debet)
suatu neraca pembayaran dilihat dari balance transaksi autonomous
yang kemudian akan tercermin dalam transaksi accommodating
(yakni aliran modal pemerintah jangka pendek). Transaksi
autonomous merupakan transaksi yang muncul dengan sendirinya
tanpa dipengaruhi oleh transaksi lain. yang termasuk dalam
transaksi autonomous adalah transaksi sedang berjalan, transaksi
kapital dan transaksi satu arah. Ketidakseimbangan antara transaksi
autonomous debit dan kredit menimbulkan transaksi lalu lintas
moneter seperti misalnya mutasi dalam hubungan dengan IMF,
pasiva luar negeri serta aktiva luar negeri. Defisit atau surplus
suatu
neraca
pembayaran
autonomous tersebut.
dapat
diketahui
dari
transaksi
Liquidity Balance
Konsep ini dikembangkan di Amerika Serikat untuk mengukur
posisi neraca pembayarannya. Dimana jika suatu perusahaan
memiliki arus kas yang lancar, maka perusahaan tersebut dapat
dikatakan liquid.
Balace Transaksi Pemerintah Jangka Pendek
Neraca pembayaran terdiri dari penjumlahan basic balance, selisih
yang diperhitungkan dan rekening modal jangka pendek.
ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran
diseimbangkan dengan cadangan modal pemerintah.
Basic balance, balance transaksi autonomous, liquidity balance, dan
balance transaksi pemerintah jangka pendek merupakan hal yang sangat
membantu di dalam analisis suatu neraca pembayaran. Namun sangat sukar
untuk menentukan konsep balance yang relevan karena setiap konsep balance
menunjukkan aspek yang berbeda, misalnya untuk pengambilan keputusan
bagi pemerintah. Berikut ini ada beberapa masalah atau kekeliruan yang sering
timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain :
Seringkali mengabaikan saling hubungan antara transaksi
internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidak
seimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan
satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang
lain.
Surplus Transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik,
sebaliknya deficit dianggap jelek. Anggpan semacam ini tidak
selalu benar. Sebagi contoh, Amerika Serikat, penerimaan
keuntungan dari investasi luar negerinya lebih besar daripada
investasinya. Untuk mengimbangi aliran keuntungan yang
masuk, maka transaksi yang sedang berjalan harus deficit.
Dalam hal ini, bahwa deficit tidak selalu buruk.
Keputusan untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih
didasarkan pada kekuatan ekonomi Negara secara keseluruhan
bukan atas dasar pertimbangan neraca pembayaran. misalnya,
Indonesia mempunyai surplus neraca pembayaran dan inggris
menaglami deficit, tidak berarti Indonesia harus memberi
bantuan pada Inggris.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Neraca pembayaran suatu negara adalah sebuah catatan yang sistematis
tentang transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, pinjaman)
yang terjadi di antara penduduk dalam negara itu dengan penduduk negara lain
dalam jangka waktu tertentu. Atau neraca pembayaran internasional adalah
suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi
yang meliputi perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan dan moneter
antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the
world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi
ekonomi tersebut diklarifikasikan kedalam transaksi berjalan, transaksi modal,
dan lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri dari ekspor ataupun impor
barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor
pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa.
Dengan demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan
atau pengeluaran devisa serta perubahan netto cadangan devisa.
Balance of payment merupakan suatu catatan sistematis yang disusun
berdasarkan sistem akuntansi sehingga setiap transaksi internasional yang
terjadi akan tercatat dua kali yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai
transaksi debit dan biasanya konvensi yang digunakan dalam sistem double
entry bookkeeping (sistem akuntansi), transaksi yang tercatat didalamnya
adalah Credit entries (transaksi kredit), Export of goods and services (ekspor
barang dan jasa), Income receivable (penerimaan dari hasil investasi), Offset
to real or financial resources provide in (transfer), Increases in financial,
Decreases in financial assets, Debit Entries (transaksi debit), Import of Goods
and services (impor barang dan jasa), Income payable (pembayaran atas
investasi), dan Offset to real or financial resources provide out (transfer).
Pembayaran internasional terdiri dari Current Account (neraca
transaksi berjalan), Balance of Trade (neraca perdagangan), Service Account
(neraca jasa), Unrequited Transfer, Unilateral Account (neraca transaksi
sepihak), Capital Account (neraca modal), dan Reserve (cadangan). Serta yang
mepengaruhi keseimbangan neraca pembayaran internasional adalah transaksi
barang dan jasa, transaksi modal, transaksi satu arah, selisih perhitungan, dan
lalu lintas moneter.
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang
menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di
antara suatu Negara dengan Negara lain dalam suatu tahun tertentu. Neraca
pembayaran dapat di bedakan pada dua bagian utama, yaitu neraca berjalan
dan neraca modal.
Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal
ke luar negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke
Negara tersebut. Yang menyebabkan neraca pembayaran selalu seimbang
adalah ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal dan akan
di seimbangankan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh
bank sentral.
Nilai tukar valuta asing adalah harga dimana-dimana pembelian dan
penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang
dalam negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing.
Tingkat nilai tukar ditentukan oleh perubahan dalam cita rasa
masyakarat, perubahan harga barang barang ekspor-ekspor, inflasi, aliran
modal, perkembangan ekonomi serta faktor politis dan psycologi.
Model perekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor di
namakan perekonomian empat sektor atau perekonomian terbuka.
Setiap
perubahan
ekspor
atau
impor
akan
secara
otomatis
menyebabkan perubahan dalam pendapatan nasional dan tingkat kegiatan
ekonomi Negara.
3.2 REKOMENDASI
Tujuan
penyusunan
neraca
pembayaran
ini
adalah
untuk
memberitahukan kepada pemerintah dan siapa saja yang membutuhkan atau
berkepentingan mengenai posisi internasional dari negara yang bersangkutan
secara keseluruhan. Data-data seperti ini sangat diperlukan bagi penyusunan
kebijakan-kebijakan moneter, fiscal, dan perdagangan. Bagi kalangan swasta,
data-data pada neraca pemabayaran itu juga penting untuk menyusun
perencanaan dan strategi bisnis. Tujuan analisa neraca pembayaran sangat
berbeda-beda dan perbedaan ini menentukkan pola analisanya. Kesukaraan
timbul dalam penentuan secara umum pola analisa tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. 2001.
Eachern. MA. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, PT. Salemba Empat
Jakarta. 2000.
Prayitno, Soediyono, Ekonomi Makro, BPFE. Yogyakarta. 2000.
Syahril, Ekonomi Internasional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996.