Chapter I Compressive Strength Resin Akrilik Polimerisasi Panas Setelah Penambahan Serat Kaca 1% dengan Metode yang Berbeda
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Resin Akrilik sudah digunakan di kedokteran gigi sejak pertengahan tahun
1940an. Resin akrilik atau lebih dikenal dengan nama polimetil metakrilat (PMMA)
adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan di bidang kedokteran gigi
untuk berbagai keperluan seperti untuk splinting, pelapis estetis, bahan pembuat
mahkota gigi tiruan dan anasir gigi tiruan, piranti ortodonti, bahan reparasi dan bahan
pembuat basis gigi tiruan lepasan.1-3
Resin akrilik yang digunakan dikedokteran gigi umumnya dibedakan menjadi 3
jenis yaitu resin akrilik swapolimerisasi, resin akrilik polimerisasi sinar, dan resin
akrilik polimerisasi panas.3 Hingga saat ini, resin akrilik polimerisasi panas menjadi
bahan yang sering dipilih karena memiliki banyak keuntungan diantaranya kualitas
estetis, warna, tekstur mirip dengan gingiva, daya serap air relatif rendah, perubahan
dimensi kecil, konduktivitas termal yang baik, mudah dimanipulasi dan harga relatif
yang murah.1-3
Selain mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan, resin akrilik polimerisasi
panas mempunyai kelemahan.2 Kelemahan resin akrilik polimerisasi panas adalah
mudah patah dan patahnya basis gigi tiruan disebabkan karena adaptasi gigitiruan
yang tidak baik, tidak adanya keseimbangan oklusi, fatique maupun jatuh.4 Selain itu
resin akrilik polimerisasi panas dapat menimbulkan bermacam-macam porositas
sehingga mudah distorsi jika disimpan dalam keadaan kering.5
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, telah banyak
penelitian yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya fraktur dan meningkatkan
kekuatan basis gigitiruan, salah satunya yaitu dengan penambahan serat penguat.
Hasil penelitian tentang serat penguat seperti serat karbon, metal, serat polietilen dan
serat kaca menghasilkan hasil yang bervariasi di dalam meningkatkan kekuatan basis
gigitiruan.6,7 Pemakaian serat karbon atau serat metal sebagai penguat memiliki
2
kekurangan dalam segi estetis.3 Serat penguat yang umum digunakan pada basis
gigitiruan resin akrilik adalah serat kaca karena dapat menambah kekuatan basis
gigitiruan resin akrilik, mudah dimanipulasi, memiliki estetis yang baik, dan memiliki
ikatan kimia yang baik dengan resin akrilik.6 Serat kaca merupakan material yang
terbuat dari serabut-serabut yang sangat halus dari kaca. Serat kaca sangat estetis dan
dapat beradhesi dengan matriks polimer resin akrilik sehingga memiliki kekuatan
yang baik dengan resin akrilik, oleh karena itu serat kaca menjadi pilihan untuk
ditambahkan ke dalam resin akrilik sebagai bahan penguat. 8
Berdasarkan penelitian sebelumnya penambahan serat dapat meningkatkan sifat
fisis dan mekanik resin akrilik. Salah satu syarat mekanis dari resin akrilik memiliki
compressive strength (kekuatan tekan) yang baik. Compressive strength atau
kekuatan tekan suatu material didefinisikan sebagai kemampuan material dalam
menahan beban atau gaya mekanis sampai terjadinya kegagalan. Compressive
strength (kekuatan tekan) merupakan salah satu syarat penting yang harus dimiliki
bahan basis gigi tiruan. Syarat tersebut sangat penting dalam proses mastikasi, karena
sebagian besar kekuatan pada proses mastikasi adalah kekuatan tekan.9-11 Kurniawan
C, dkk (2011), kuat tekan resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat
kaca 6 mm memiliki nilai yang paling optimum dibandingkan dengan ukuran lainnya
dengan besar kuat tekan 88,9 MPa, meningkat dari nilai kuat tekan resin akrilik yaitu
75 MPa. Secara umum penambahan serat kaca berukuran kecil pada resin akrilik
berhasil meningkatkan kuat tekan sebesar 5,6 % - 25,6 % dibandingkan tanpa
penambahan serat kaca. 10,12
Berdasarkan bentuknya serat kaca dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu
batang, anyaman dan potongan kecil. Pemakaian serat kaca berbentuk potongan kecil
lebih praktis dan lebih tersebar merata pada resin akrilik.13,14 Sitorus Z dan Dahar E
(2012) Serat kaca potongan kecil berukuran 6 mm sebanyak 1% dari total berat yang
ditambahkan kedalam resin akrilik polimerisasi panas akan memberikan sifat fisis
dan mekanik yang paling optimum.3
Salah satu metode penambahan serat kaca adalah merendam serat kaca tersebut
dalam metal
metakrilat selama 15 menit sebelum diaduk dalam polimer dan
3
monomer. Metode penambahan lain adalah dengan menambahkan serat kaca langsung tanpa
perendaman dalam campuran polimer dan monomer yang baru diaduk.15
Dari uraian yang telah disebutkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan compresive strength (kekuatan tekan) resin akrilik polimerisasi panas setelah
penambahan serat kaca potongan kecil 1% dengan kedua metode penambahan serat kaca
yang berbeda tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan compressive strength (kekuatan tekan) antara resin akrilik
polimerisasi panas dengan metode penambahan serat kaca potongan kecil 1% yang berbeda.
1.3 Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan compressive strength (kekuatan tekan) antara resin akrilik polimerisasi
panas dengan metode penambahan serat kaca potongan kecil 1% yang berbeda.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan compressive strength (kekuatan tekan) antara resin akrilik
polimerisasi panas yang ditambahkan serat kaca potongan kecil 1% dengan metode berbeda
yaitu dengan perendaman serat kaca di dalam monomer dan tanpa perendaman.
1.5 Manfaat Penelitian
1.
Untuk mengetahui perbedaan compressive strength (kekuatan tekan) dari resin akrilik
polimerisasi panas sehingga dapat memilih metode yang lebih baik untuk meningkatkan
kualitas hasil resin akrilik polimerisasi panas.
2.
Sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki kelemahan sifat mekanis bahan
basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.
3.
Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
ilmu material dan teknologi kedokteran gigi.
4.
Sebagai bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut terhadap basis gigi tiruan resin
akrilik polimerisasi panas yang ditambahkan serat kaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Resin Akrilik sudah digunakan di kedokteran gigi sejak pertengahan tahun
1940an. Resin akrilik atau lebih dikenal dengan nama polimetil metakrilat (PMMA)
adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan di bidang kedokteran gigi
untuk berbagai keperluan seperti untuk splinting, pelapis estetis, bahan pembuat
mahkota gigi tiruan dan anasir gigi tiruan, piranti ortodonti, bahan reparasi dan bahan
pembuat basis gigi tiruan lepasan.1-3
Resin akrilik yang digunakan dikedokteran gigi umumnya dibedakan menjadi 3
jenis yaitu resin akrilik swapolimerisasi, resin akrilik polimerisasi sinar, dan resin
akrilik polimerisasi panas.3 Hingga saat ini, resin akrilik polimerisasi panas menjadi
bahan yang sering dipilih karena memiliki banyak keuntungan diantaranya kualitas
estetis, warna, tekstur mirip dengan gingiva, daya serap air relatif rendah, perubahan
dimensi kecil, konduktivitas termal yang baik, mudah dimanipulasi dan harga relatif
yang murah.1-3
Selain mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan, resin akrilik polimerisasi
panas mempunyai kelemahan.2 Kelemahan resin akrilik polimerisasi panas adalah
mudah patah dan patahnya basis gigi tiruan disebabkan karena adaptasi gigitiruan
yang tidak baik, tidak adanya keseimbangan oklusi, fatique maupun jatuh.4 Selain itu
resin akrilik polimerisasi panas dapat menimbulkan bermacam-macam porositas
sehingga mudah distorsi jika disimpan dalam keadaan kering.5
Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, telah banyak
penelitian yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya fraktur dan meningkatkan
kekuatan basis gigitiruan, salah satunya yaitu dengan penambahan serat penguat.
Hasil penelitian tentang serat penguat seperti serat karbon, metal, serat polietilen dan
serat kaca menghasilkan hasil yang bervariasi di dalam meningkatkan kekuatan basis
gigitiruan.6,7 Pemakaian serat karbon atau serat metal sebagai penguat memiliki
2
kekurangan dalam segi estetis.3 Serat penguat yang umum digunakan pada basis
gigitiruan resin akrilik adalah serat kaca karena dapat menambah kekuatan basis
gigitiruan resin akrilik, mudah dimanipulasi, memiliki estetis yang baik, dan memiliki
ikatan kimia yang baik dengan resin akrilik.6 Serat kaca merupakan material yang
terbuat dari serabut-serabut yang sangat halus dari kaca. Serat kaca sangat estetis dan
dapat beradhesi dengan matriks polimer resin akrilik sehingga memiliki kekuatan
yang baik dengan resin akrilik, oleh karena itu serat kaca menjadi pilihan untuk
ditambahkan ke dalam resin akrilik sebagai bahan penguat. 8
Berdasarkan penelitian sebelumnya penambahan serat dapat meningkatkan sifat
fisis dan mekanik resin akrilik. Salah satu syarat mekanis dari resin akrilik memiliki
compressive strength (kekuatan tekan) yang baik. Compressive strength atau
kekuatan tekan suatu material didefinisikan sebagai kemampuan material dalam
menahan beban atau gaya mekanis sampai terjadinya kegagalan. Compressive
strength (kekuatan tekan) merupakan salah satu syarat penting yang harus dimiliki
bahan basis gigi tiruan. Syarat tersebut sangat penting dalam proses mastikasi, karena
sebagian besar kekuatan pada proses mastikasi adalah kekuatan tekan.9-11 Kurniawan
C, dkk (2011), kuat tekan resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat
kaca 6 mm memiliki nilai yang paling optimum dibandingkan dengan ukuran lainnya
dengan besar kuat tekan 88,9 MPa, meningkat dari nilai kuat tekan resin akrilik yaitu
75 MPa. Secara umum penambahan serat kaca berukuran kecil pada resin akrilik
berhasil meningkatkan kuat tekan sebesar 5,6 % - 25,6 % dibandingkan tanpa
penambahan serat kaca. 10,12
Berdasarkan bentuknya serat kaca dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu
batang, anyaman dan potongan kecil. Pemakaian serat kaca berbentuk potongan kecil
lebih praktis dan lebih tersebar merata pada resin akrilik.13,14 Sitorus Z dan Dahar E
(2012) Serat kaca potongan kecil berukuran 6 mm sebanyak 1% dari total berat yang
ditambahkan kedalam resin akrilik polimerisasi panas akan memberikan sifat fisis
dan mekanik yang paling optimum.3
Salah satu metode penambahan serat kaca adalah merendam serat kaca tersebut
dalam metal
metakrilat selama 15 menit sebelum diaduk dalam polimer dan
3
monomer. Metode penambahan lain adalah dengan menambahkan serat kaca langsung tanpa
perendaman dalam campuran polimer dan monomer yang baru diaduk.15
Dari uraian yang telah disebutkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan compresive strength (kekuatan tekan) resin akrilik polimerisasi panas setelah
penambahan serat kaca potongan kecil 1% dengan kedua metode penambahan serat kaca
yang berbeda tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan compressive strength (kekuatan tekan) antara resin akrilik
polimerisasi panas dengan metode penambahan serat kaca potongan kecil 1% yang berbeda.
1.3 Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan compressive strength (kekuatan tekan) antara resin akrilik polimerisasi
panas dengan metode penambahan serat kaca potongan kecil 1% yang berbeda.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan compressive strength (kekuatan tekan) antara resin akrilik
polimerisasi panas yang ditambahkan serat kaca potongan kecil 1% dengan metode berbeda
yaitu dengan perendaman serat kaca di dalam monomer dan tanpa perendaman.
1.5 Manfaat Penelitian
1.
Untuk mengetahui perbedaan compressive strength (kekuatan tekan) dari resin akrilik
polimerisasi panas sehingga dapat memilih metode yang lebih baik untuk meningkatkan
kualitas hasil resin akrilik polimerisasi panas.
2.
Sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki kelemahan sifat mekanis bahan
basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas.
3.
Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
ilmu material dan teknologi kedokteran gigi.
4.
Sebagai bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut terhadap basis gigi tiruan resin
akrilik polimerisasi panas yang ditambahkan serat kaca.