SILABUS MATA KULIAH MATA KULIAH Praktiku
SILABUS MATA KULIAH
1. Profil Lulusan
MATA KULIAH
: Praktikum Taksonomi Hewan Rendah
BEBAN SKS
: 1 SKS
SEMESTER
: I (Satu)
KODE MK
: BIO 4420
PROGRAM STUDI
: Biologi
DOSEN
: Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si
:
1. Menjadi lulusan yang ahli dalam bidang biologi.
2. Menjadi lulusan yang mampu menjadi peneliti dalam bidang biologi.
2. Capaian Pembelajaran :
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya, menghargai
keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain.
3. Mampu menggali, memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya hayati berbasis kearifanlokal.
4. Menguasai konsep biologi.
5. Mampu mengaplikasikan konsep biologi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan aktual yang relevan dengan biologi.
6. Mampu beradaptasi terhadap dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang biologi, sosial dan lingkungan yang dihadapi.
3. Tujuan Pembelajaran :
1. Memberikan pengetahuan, prinsip dan konsep-konsep dasar taksonomi hewan rendah.
2. Memberikan keterampilan proses dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan rendah.
3. Memberikan pengalaman riset di lapangan sebagai calon peneliti bidang biologi
4. Deskripsi Mata Kuliah
:
Matakuliah ini akan mengkaji perihal taksonomi hewan rendah, yang terdiri atas FilumProtizoa, Porifera, Cnidaria, Plathyhelminthes,
Mollusca, Annelida, Nematoda,Arthropoda, dan Echinodermata.
5. Prasyarat
:
---
6. Strategi Pembelajaran Makro:
Pertemu
an
Kompetensi dasar
I
II
III
Indikator
keberhasilan
Materi pokok
Orientasi mata kuliah
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Protozoa berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Porifera berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
Rincian
materi
Kontrak
perkuliahan
Bangunan
karakter
Atribut
soft skill
Integra
si
tematik
Biologi
umum
Alo
Kasi
wakt
u
100’
Filum Protozoa
Biologi
umum
100’
Filum Porifera
Biologi
umum
100’
Sumber belajar
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
IV
V
VI
VII
VIII
IX
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Cnidaria berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Platyhelminthes
berdasarkan ciri-ciri
morfologi dan contohcontohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Mollusca berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Annelida berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Nematoda berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Arthropoda
berdasarkan ciri-ciri
morfologi dan contohcontohnya.
Filum Cnidaria
Biologi
umum
100’
Filum Platyhelminthes
Biologi
umum
100’
Filum Mollusca
Biologi
umum
100’
Filum Annelida
-
Biologi
umum
100’
Filum Nematoda
-
Biologi
umum
100’
Filum Arthropoda
-
Biologi
umum
100’
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Triplehorn &
Johnson, 2005
- Jurnal yang relevan
& internet
X
XI, XII
XIII
XIV
XV
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Echinodermata
berdasarkan ciri-ciri
morfologi dan contohcontohnya.
Mampu menulis
laporan ilmiah
Filum Echinodermata
-
Pendampingan
Penulisan Proposal
Mini Riset
Mampu menulis
laporan ilmiah
Mampu menulis
laporan ilmiah
Mampu
mengkomunikasikan
hasil penelitian
XVI
Biologi
umum
100’
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
-
200’
Kuliah Lapangan
-
100’
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Triplehorn &
Johnson, 2005
- Jurnal yang relevan
& internet
---
Identifikasi Spesimen
Yang Di Peroleh Dari
Kuliah Lapangan
-
100’
Presentasi Hasil
Kuliah Lapangan
-
Ujian Praktikum
-
---
TATA KELOLA PERKULIAHAN:
1. Perkuliahan ini menggunakan pendekatan penguasaan atas tujuan yang ditentukan, yang dinyatakan dalam bentuk:
100’
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Triplehorn &
Johnson, 2005
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Triplehorn &
Johnson, 2005
- Jurnal yang relevan
& internet
---
1. Menyelesaikan dengan baik semua tugas yang diberikan.
2. Mengikuti semua kegiatan praktikum. Bilamana karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat mengikuti (dengan pemberitahuan resmi
secara tertulis) tidak dapat mengikuti praktikum maka mahasiswa harus melakukan praktikum ulang sendiri didampingi oleh
asisten praktikum selambatnya 2 (dua) minggu setelah praktikum di kelas.
3. Mahasiswa dibagi dalam 8 kelompok dengan anggota disesuaikan dengan jumlah mahasiswa. Mahasiswa berperan aktif dalam
pelaksanaan praktikum dan forum diskusi. Dosen aktif mengikuti, mengarahkan diskusi, dan memberikan penjelasan atau ulasan
tentang topik yang dibahas.
4. Kerja sama dalam kelompok untuk mempresentasikan dan membahas topik yang telah ditentukan, dalam forum diskusi kelas.
2. Tugas-tugas yang tidak dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang disepakati akan memperoleh nilai ”E” atau nol.
3. Bilamana hari perkuliahan tepat pada hari libur nasional atau karena sesuatu hal perkuliahan tidak dapat diadakan, maka akan diganti pada
hari yang lain.
PENILAIAN HASIL BELAJAR:
Penilaian atas tingkat penguasaan dilakukan atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa dengan pembobotan sebagaimana
tercantum di bawah ini:
1. Laporan praktikum........................................................20%
2. Laporan mini riset.........................................................30%
3. Presentasi hasil mini riset..............................................20%
4. Ujian praktikum............................................................30%
---------------------------Jumlah
= 100%
KONTRAK KULIAH
Nama Mata Kuliah
:Praktikum Taksonomi Hewan Rendah
Kode Mata Kuliah
: BIO4420
Semester / TA
: I (Satu) / 2014-2015
Hari Pertemuan / Jam : Jum’at/ 14.10-15.50 WIB
Tempat/ Ruang Kuliah: Laboratorium Biologi/Laboratorium Taksonomi Hewan
Nama Dosen
Alamat
: Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si.
: Jalan Veteran Raya 3 Lau Dendang
Telp. / HP
: 0852 9699 9214
E-mail
:siregarel@gmail.com
1. Tujuan / Manfaat Mata Kuliah
Matakuliah inibertujuan memberikan pengetahuan, prinsip dan konsep-konsep dasar taksonomi hewan rendah, keterampilan proses dalam
mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan rendah, serta memberikan pengalaman riset di lapangan sebagai calon peneliti bidang biologi.
2. Deskripsi Perkuliahan
Dalam matakuliah ini dikaji perihal taksonomi hewan rendah, yang terdiri atas FilumProtizoa, Porifera, Cnidaria, Plathyhelminthes, Mollusca,
Annelida,Nematoda, Arthropoda, dan Echinodermata
3. Tujuan / Manfaat Mata Kuliah
Matakuliah inibertujuan memberikan pengetahuan, prinsip dan konsep-konsep dasar taksonomi hewan rendah, keterampilan proses dalam
mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan rendah, serta memberikan pengalaman riset di lapangan sebagai calon peneliti bidang biologi.
4. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran
Profil lulusan Program Studi Biologi adalah menjadi lulusan yang ahli dalam bidang biologi dan menjadi lulusan yang mampu menjadi peneliti dalam
bidang biologi.
Capaian pembelajaran adalah:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya, menghargai
keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain.
3. Mampu menggali, memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya hayati berbasis kearifanlokal.
4. Menguasai konsep biologi.
5. Mampu mengaplikasikan konsep biologi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan aktual yang relevan dengan biologi.
6. Mampu beradaptasi terhadap dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang biologi, sosial dan lingkungan yang dihadapi.
5. Analisis Instruksional dan Materi Kajian
Analisis instruksional dalam mata kuliah ini diawali dengan mahasiswa membaca literatur yang berhubungan dengan topik yang akan dipraktikumkan.
Kemudian menerapakan langkah-langkah ilmiah dalam praktikum. Setelah semua topik praktikum dilakukan, mahasiswa melakukan mini riset untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan di laboratorium. Luaran yang diharapkan pada mata kuliah ini, mahasiswa dapat membuat laporan
ilmiah yang baik dan benar.
Materi kajian pada matakuliah ini adalah Filum Protozoa, Porifera, Cnidaria, Plathyhelminthes, Mollusca , Annelida, Nematoda, Arthropoda,
danEchinodermata.
6. Strategi Makro Perkuliahan
Mata kuliah ini menggunakan pendekatan student centered, menggunakan model cooperative learning.
7. Materi Bahan Bacaan Perkuliahan / Sumber Belajar
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa: Damaring TW, Editor:
Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Triplehorn CA, Johnson NF. 2005. Borror and Delong’s Introduction to the Study of Insects. Belmont (US): Thomson.
4. Jurnal yang relevan dan internet.
8. Tugas – Tugas / Tagihan Perkuliahan
1.
2.
3.
4.
Laporan praktikum
Laporan mini riset
Presentasi hasil mini riset
Ujian praktikum
9. Kriteria Penilaian
Penilaian atas tingkat penguasaan dilakukan atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa dengan pembobotan sebagaimana tercantum di
bawah ini:
1. Laporan praktikum.......................................................20%
2. Laporan mini riset........................................................30%
3. Presentasi hasil mini riset.............................................20%
4. Ujian praktikum............................................................30%
Jumlah
= 100%
10. Jadwal Perkuliahan
Hari / Tanggal
Jum’at/29 Agst 2014
Topik Bahasan
Bacaan / Bab
Orientasi matakuliah dan kontrak
perkuliahan
---
Filum Protozoa
1,2, dan 4
Filum Porifera
1,2, dan 4
FilumCnidaria
1,2, dan 4
Filum Plathyhelminthes
1,2, dan 4
FilumMollusca
1,2, dan 4
FilumAnnelida
1,2, dan 4
Filum Nematoda
1,2, dan 4
FilumArthropoda
1,2, dan 4
FilumEchinodermata
1,2, 3, dan 4
Penulisan proposal mini riset
1,2, 3, dan 4
Kuliah lapang
---
Jum’at/21Nov 2014
Identifikasi & pembahasan hasil mini
riset / kuliah lapang
1,2, 3, dan 4
Jum’at/28Nov 2014
Laporan dan presentasi hasil mini
riset / kuliah lapang
---
Jum’at/05Des 2014
Ujian praktikum
---
Jum’at/05Sept 2014
Jum’at/12Sept2014
Jum’at/19Sept 2014
Jum’at/26Sept 2014
Jum’at/29 Agst 2014
Jum’at/03Okt 2014
Jum’at/10 Okt 2014
Jum’at/17 Okt 2014
Jum’at/24 Okt 2014
Jum’at/31 Okt 2014&
07Nov 2014
Jum’at/14 Nov 2014
11. Kontrak Etika
Dosen :
1.
2.
3.
4.
Dosen harus mengajar mahasiswa sesuai dengan jadwal perkuliahan.
Dosen harus mengajar paling sedikit 75% dari total pertemuan.
Dosen yang belum menjalankan perkuliahan minimal 75% tidak dapat melaksanakan ujian praktikum.
Dosen berhak mengganti jam perkuliahan yang tidak dapat dilaksanakan dengan catatan tidak mengganggu proses perkuliahan yang lain.
Hari/jam pengganti perkuliahan telah didiskusikan dengan mahasiswa peserta kuliah.
5. Dosen yang tidak hadir pada perkuliahan harus memberitahukan kepada mahasiswa melalui komisaris kelas/ asisten dosen/ pegawai di
lingkungan Jurusan Biologi.
6. Dosen yang terlambat hadir di kelas harus memberitahukan kepada mahasiswa melalui komisaris kelas/ asisten dosen/ pegawai di lingkungan
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Jurusan biologi.
Dosen harus mengoreksi tugas dan ujian formatif mahasiswa dengan sungguh-sungguh dan objektif.
Dosen harus mengembalikan tugas-tugas mahasiswa setelah dikoreksi dan menerima klarifikasi mahasiswa tentang hasil ujiannya.
Dosen harus menilai mahasiswa secara objektif.
Dosen harus bertutur kata yang sopan dan ilmiah.
Dosen harus berpakaian rapi.
Dosen berhak memberi sanksi pada mahasiswa yang melanggar kontrak kuliah.
Mahasiswa :
1. Kegiatan pembelajaran dimulai sesuai dengan jam perkuliahan pada jadwal. Mahasiswa harus sudah berada di dalam kelas paling lambat 5 menit
sebelum perkuliahan dimulai.
2. Mahasiswa yang terlambat masuk ke ruang kuliah maksimal 10 menit setelah perkuliahan dimulai, diizinkan mengikuti perkuliahan bila
memiliki alasan yang rasional.
3. Mahasiswa harus memakai pakaian yang sopan dan rapi, tidak memakai kaos oblong, dan sandal. Mahasiswa yang melanggar peraturan tersebut
4.
5.
6.
7.
tidak diizinkan mengikuti kuliah.
Mahasiswa tidak diizinkan makan dan minum di dalam ruang perkuliahan selama perkuliahan berlangsung.
Mahasiswa boleh meninggalkan ruang kuliah untuk kepentingan tertentu dengan izin dosen.
Mahasiswa harus bertutur kata yang santun ketika berkomunikasi dengan dosen maupun teman.
Mahasiswa harus mengikuti perkuliahan paling sedikit 75% dari total pertemuan pada satu semester. Mahasiswa yang kehadirannya kurang dari
75% tidak diizinkan mengikuti ujian praktikum.
8. Mahasiswa berhak mendapatkan pengajaran dari dosen paling sedikit 75% dari total pertemuan satu semester.
9. Mahasiswa harus mengerjakan dan menyerahkan tugas yang diberikan dosen sesuai dengan prosedur, jadwal dan ketentuan lain dengan
memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah.
10. Mahasiswa harus mengikuti semua ujian formatif yang diberikan dosen sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
11. Mahasiswa berhak untuk mendapatkan kertas ujian dan tugas yang telah diperiksa dosen serta berhak menyampaikan klarifikasi terhadap nilai
yang diberikan dosen dalam kertas ujian atau tugas dengan argumen yang kuat dan logis.
12. Mahasiswa berhak untuk mendapatkan nilai secara objektif.
13. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, nada dering HP mahasiswa harus dinonaktifkan atau digetarkan. Jika ada berita penting yang harus
diterima oleh mahasiswa, maka mahasiswa tersebut diizinkan menerima telepon di luar kelas dengan izin dosen.
14. Mahasiswa akan diberi sanksi oleh dosen jika melanggar kontrak kuliah ini.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : Filum Protozoa
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Protozoa berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan ciri-ciri Kelas Protozoa beserta contohnya
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Protozoa berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya
3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Protozoa.
II.
Peta Konsep
Kelas Rhizopoda (Sarcodina)
Kelas Flagellata (Mastigophora)
Protozoa
Kelas Cilliata (Infusoria)
Kelas Sporozoa
III.
Uraian Materi
Protozoa termasuk Kingdom Protista. Protozoa Protozoa merupakan unisel (bersel tunggal) dengan ukuran 3-1000µ, hidup sendiri atau hidup
dalam koloni, dan tidak terbentuk jaringan. Setiap individu Protozoa memiliki organel-organel yang digunakan untuk berpindah tempat, mendapatkan
makanan, menerima rangsangan, tanggap terhadap rangsangan perlindungann dan regulasi air. Beberapa Protozoa memiliki ciri-ciri bentuk, struktur, maupun
fisiologi mirip tumbuhan.
Reproduksi Protozoa dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terdiri atas pembelahan, sporulasi atau pembelahan multipel,
plasmotomi, dan pertunasan. Reproduksi seksual terjadi karena persatuan sel (isogamet atau heterogamet) membentuk individu baru. Atau, persatuan
sementara dan pertukaran inti (konyugasi) dari dua Protozoa untuk menghasilkan vigor hibrida. Beberapa spesies Protozoa mempunyai tahap aseksual dan
seksual dalam siklus hidupnya.
Protozoa dapat hidup secara bebas, misalnya bergerak bebas, mengapung secara bebas, atau menetap, dan tidak hidup dalam atau pada organisme
lainnya. Protozoa yang hidup bebas tersebar di air tawar, air payau, lautan, dan daratan yang lembab. Sebagian Protozoa hidup di dalam atau pada organisme
lainnya, yaitu dengan cara komensalisme, mutualisme, dan parasitisme. Nutrisi diperoleh Protozoa dengan cara holozoik (dimana makanan ditelan),
saprozoik (menyerap larutan bahan gizi), holofitik (menghasilkan makanan secara fotosintesis), dan miksotrofik (kombinasi antara cara holofitik dan
saprozoik).
Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu: (1) Rhizopoda (Sarcodina), dicirikan dengan tidak memiliki alat gerak
khusus, gerakan dilakukan dengan protoplasma yang membentuk kaki semu (pseudopodia); hidup bebas di air tawar atau laut yang mengandung bahan
organik, atau bersifat parasit baik pada tubuh hewan atau manusia; berkembangbiak dengan cara membelah diri.ContohnyaAmoeba proteus, Entamoeba
histolytica, dan Entamoeba coli. (2) Flagellata (Mastigophora), dicirikan dengan bentuk tubuh tetap walaupun tidak memiliki kerangka luar; tubuh
dilengkapi dengan alat gerak berupa flagella; hidup bebas di air laut, tawar, atau parasit pada hewan atau manusia; berkembangbiak secara vegetatif dengan
cara membelah diri.Contohnya: Euglena viridis, Tripanosoma sp., dan Trichomonas buccalis. (3) Cilliata (Infusoria), dicirikan dengan bentuk tubuh
bervariasi, dilengkapi dengan alat gerak berupa cilia (rambut getar); umumnya hidup di air tawar dan sebagian di air laut.Contohnya: Paramecium sp.,
Stentor sp., dan Vorticella campanula. (4) Sporozoa, dicirikan dengan tubuh bersel tunggal dantidak memiliki alat gerak; bersifat parasit pada hewan
maupun manusia; tidak memiliki vakuola kontraktil.Contohnya: Plasmodium falciparum (pada manusia), Eimeria stiedae (pada kelinci), dan Gregarina
asefalin (pada cacing tanah).
IV.
Strategi Pembelajaran Mikro
Learning Revolution
Tahapan
Pembelajaran
No
3
Pendahuluan
(Kegiatan Awal):
- Motivasi
- Appersepsi
- Tujuan
- Deskripsi
- Relevansi
1
Penyajian
(Kegiatan Inti) :
- Uraian
- Contoh
- Latihan
2
Penutup
(Kegiatan Akhir):
Simpulan
Umpan Balik
Tindak Lanjut
3
V.
Interaksi Belajar Mengajar
Alokasi Waktu
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Belajar
7
8
Dosen
Mahasiswa
4
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang topik
yang akan dibahas.
- Menyampaikan
deskripsi singkat tentang
Filum Protozoa.
- Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Menyampaikan
beberapa spesies
Protozoayang berperan
negatif bagi manusia.
Memfasilitasi kegiatan
praktikum
5
- Memperhatikan
dan
mendengarkan
penjelasan
dosen.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
6
Ceramah
Mengamati
preparat basah di
bawah mikroskop
Pengamatan
langsung
Preparat basah
Protozoa.
Mikroskop
- Membimbing
mahasiswa untuk
menyimpulkan Filum
Protozoa
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang ciriciri Protozoa beserta
contohnya.
- Mengarahkan
mahasiswa untuk
membuat laporan
- Menyimpulkan
Filum Protozoa
berdasarkan
pengamatannya
.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
- Mengerjakan
laporan
Ceramah
---
Evaluasi
Laporan praktikum
VI.
Metode
Pembelajara
n
Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Teori
Prak
tek
Lap
anga
n
---
9
10’
---
Laporan
---
80’
---
---
10’
LCD
Sumber Belajar
Atribut Soft
Skill/ Karakter
10
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
11
Menyimak
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mandiri,
bertanggung
jawab,
kerjasama,
terampil
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mengemukakan
pendapat, jujur,
cermat
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah.
Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat basah Protozoa.
Tata Kelola Perkuliahan:
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Laboratorium
II.
Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan
pelaksanaan tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim
dilakukan perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari
berbagai sumber belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
Kerjasama mahasiswa dibina melalui kegiatan belajar kelompok kecil untuk mengerjakan topik/tugas tertentu yang menuntut
kerjasama yang baik antar mahasiswa. Tanggung jawab terletak pada seluruh anggota kelompok. Konsep belajar kolaboratif
diterapkan agar setiap mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu
anggotanya. Melalui model belajar kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut
model pembelajaran ini diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin,
berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III. Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Preparat basah Protozoa
IV.
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa:
Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : Filum Porifera
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Porifera berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan:1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh Porifera
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Porifera berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya
3.
II.
Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Porifera.
Peta Konsep
Kelas Calcarea
Porifera
Kelas Hexactinellida
Kelas Demospongiae
III.
Uraian Materi
Porifera dikenal juga sebagai ‘spons’ dan bersifat menetap. Spons merupakan hewan basal; artinya hewan yang merepresentasikan garis keturunan
yang bermula di dekat akar pohon filogenetik hewan. Ukuran tubuh berkisar mulai beberapa milimeter hingga beberapa meter dan hidup di perairan tawar
maupun lautan. Spons merupakan pemakan suspensi (suspension feeder), partikel makanan yang tersuspensi di dalam air ditangkap ketika melewati
tubuhnya. Pada beberapa spesies, tubuh spons menyerupai kantong yang berpori-pori. Air ditarik melalui pori-pori ke dalam rongga tengah atau spongosol,
dan kemudian mengalir ke luar dari spons melalui bukaan yang lebih besar disebut oskulum.
Umumnya spons adalah hermaprodit dan hampir semua bersifat hermaproditisme sekuensial, yaitu berfungsi sebagai salah satu jenis kelamin dan
kemudian menjadi jenis kelamin yang satu lagi. Gamet spons muncul dari koanosit atau amubosit. Telur menetap di dalam mesohil, namun sperma dibawa
ke luar dari spons oleh aliran air. Fertilisasi silang dihasilkan dari beberapa sperma yang ditarik ke dalam individu-individu disekitarnya. Fertilisasi terjadi di
dalam mesohil, tempat zigot berkembang menjadi larva berflagela yang bisa berenang dan menyebar dari spons induk. Setelah menetap di substrat yang
cocok, larva berkembang menjadi dewasa yang sesil.
Spons tidak memiliki jaringan sejati. Tubuh spons mengandung beberapa tipe sel yang berbeda, misalnya lapisan interior spongosol disebut
koanosit berflagela atau sel kerah. Tubuh spons terdiri atas dua lapisan sel yang dipisahkan oleh wilayah bergelatin yang disebut mesohil. Sel-sel yang
mengembara melalui mesohil disebut amoebosit, yang berfungsi untuk mengambil makanan dari air dan koanosit, mencernanya dan mengankut nutrien
kesel-sel yang lain; dan serat rangka(skeleton) yang kokoh di dalam mesohil. Pada beberapa kelompok spons, serat-serat ini merupakan spikula tajam yang
tersusun dari kalsium karbonat atau silika. Spons yang lain menghasilkan serat-serat yang lebih fleksibel, tersusun atas protein yang disebut spongin; rangka
lentur ini dijual sebagai spons mandi yang lembut dan berwarna coklat.
Berdasarkan zat yang menyusun skeletonnya, Porifera dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu: (1) Calcarea/Calcispongiae (spon berkapur), spikula
terdiri atas kapur monoakson, bercabang -3 atau bercabang -4;permukaan tubuh kasar, warna biasanaya pudar;umumnya berukuran panjang kurang dari
15cm; hidup di air laut, dan dijumpai dalam bentuk askon, sikon, dan leukon. Contohnya: Leucosolenia sp., Scypha sp., dan Monosiga gracilis. (2)
Hexactinellida/Hyalospongiae (spon bersilikat), spikula terdiri atas silika (H2Si3O7) berjari-jari 6 (heksatin) dan beberapa selalu membentuk anyaman;badan
biasanya berbentuk silinder atau berbentuk corong;koanosit terdapat di dalam kamar berbentuk seperti jari (sikonoid); ukuran panjang sampai 90cm;hidup di
lautan pada kedalaman 90m hingga 5000m. Contohnya: Hyalonema sp. dan Euplectella aspergillum (keranjang bunga venus). (3) Demospongiae, spikula
terdiri dari silika atau spongin, atau kedua unsur tersebut, atau tanpa kerangka. Spikula jika ada berjari -6, umumnya monakson atau terakson. Tipe kanal
ialah leukonoid, umumnya hidup di air laut. Contoh: Microciona sp., Spongilla sp., dan Euspongia sp. (spons untuk mandi).
IV.
Strategi Pembelajaran Mikro
Learning Revolution
Tahapan
Pembelajaran
No
1
2
3
Interaksi Belajar Mengajar
Metode
Pembelajara
n
Alokasi Waktu
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Belajar
7
8
Dosen
Mahasiswa
3
Pendahuluan
(Kegiatan Awal):
- Motivasi
- Appersepsi
- Tujuan
- Deskripsi
- Relevansi
4
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang topik
yang akan dibahas.
- Menyampaikan
deskripsi singkat tentang
FilumPorifera.
- Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Menyampaikan manfaat
spesies Porifera dalam
Ekosistem.
5
- Memperhatikan
dan
mendengarkan
penjelasan
dosen.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
6
Ceramah
Penyajian
(Kegiatan Inti) :
- Uraian
- Contoh
- Latihan
Memfasilitasi kegiatan
praktikum
Mengamati
preparat awetan di
bawah mikroskop
Pengamatan
langsung
Preparat awetan
Porifera .
Mikroskop
Penutup
(Kegiatan Akhir):
Simpulan
Umpan Balik
Tindak Lanjut
- Membimbing
mahasiswa untuk
menyimpulkan Filum
Porifera.
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang ciriciri Porifera a beserta
contohnya.
- Mengarahkan
mahasiswa untuk
membuat laporan
- Menyimpulkan
Filum Porifera
berdasarkan
pengamatannya
.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
- Mengerjakan
laporan
Ceramah
---
V.
Laporan
Evaluasi
Teori
Prak
tek
Lap
anga
n
---
9
10’
---
Laporan
---
80’
---
---
10’
LCD
Sumber Belajar
Atribut Soft
Skill/ Karakter
10
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
11
Mendengarkan,
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mandiri,
bertanggung
jawab,
kerjasama,
terampil,
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mengemukakan
pendapat, jujur,
cermat
VI.
Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah.
Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Porifera.
Tata Kelola Perkuliahan:
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Laboratorium
II. Metode
1.
Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
Kerjasama mahasiswa dibina melalui kegiatan belajar kelompok kecil untuk mengerjakan topik/tugas tertentu yang menuntut
kerjasama yang baik antar mahasiswa. Tanggung jawab terletak pada seluruh anggota kelompok. Konsep belajar kolaboratif diterapkan
agar setiap mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu anggotanya. Melalui
model belajar kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut model pembelajaran ini
diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai
pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III. Perangkat Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
IV.
Mikroskop
Laptop
LCD Proyektor
Preparat awetan Porifera
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa: Damaring
TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : Filum Cnidaria
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Cnidaria berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan:1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Cnidaria.
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Cnidaria berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya
3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Cnidaria.
II.
Peta Konsep
Kelas Hydrozoa
Kelas Scyphozoa
Cnidaria
Kelas Cubozoa
Kelas Anthozoa
III.
Uraian Materi
Semua hewan, kecuali spons dan segelintir kelompok lain,tergolong ke dalam klad Eumetazoa, hewan dengan jaringan sejati. Salah satu garis
keturunan tertua di dalam klad ini adalah Filum Cnidaria. Sebagian besar Cnidaria masih menunjukkanbangun tubuh diploblastik radial yang relatif
sederhana.
Bangun tubuh dasar Cnidaria adalah kantong dengan kompartemen pencernaan pusat, rongga gastrovaskuler. Satu bukaan tunggal ke rongga ini
berfungsi sebagai mulut sekaligus anus. Ada dua variasi bentuk tubuh, yaitu polip yann sesil dan medusa yang motil. Polip berbentuk silindris yang melekat
ke substrat dengan ujung aboral tubuhnya (ujung yang berlawanan dengan mulut) sambil menjulurkan tentakelnya untuk menanti mangsa. Medusa
merupakan versi polip yang pipih dengan mulut di sebelah bawah. Medusa bergerak bebas di dalam air dengan kombiasi hanyutan pasif dan kontraksi
tubuhnya yang berbentuk lonceng.
Cnidaria termasuk karnivora, menggunakan tentakelnya yang yang tersusun melingkar di sekeliling mulut untuk menangkap mangsa dan
mendorong makanan ke dalam rongga gastrovaskuler, tempat dimulainya pencernaan. Sisa-sisa yang tidak tercerna dibuang melalui mulut/anus. Tentakel
dilengkapi dengan serangkaian knidosit (cnidocyte), sel-sel yang hanya dimiliki oleh Cnidaria yang berfungsi dalam pertahanann dan penangkapan mangsa.
Knidosit memiliki knide (dari kata Yunani cnide, jelatang), organel mirip kapsul yang mampu meletus ke luar, dan menjadi sumber nama Filum Cnidaria.
Knide terspesialisasi disebut nematokist (nematocyst) mengandung seuntai benang vpenyengat yang mampu menembus dinding tubuh mangsanya. Knideknide jenis lain memiliki benang-benang panjang yang menempel atau melilit mangsa kecil yang menabrak tentakel-tentakelnya.
Jaringan-jaringan kontraktil dan saraf-saraf terdapat dalam bentuk yang paling sederhana pada Cnidaria. Sel-sel epidermis (bagian luar) dan
gastrodermis (bagian dalam) memiliki berkas-berkas mikrofilamen yang tersusun ke dalam serabut-serabut kontraktil.rongga gastrovaskuler bertindak
ssebagai rangka hidrostatik tempat jaringan kontraktil bekerja. Ketika Cnidaria menutup mulutnya, volume rongga menjadi tetap, dan kontraksi sel-sel
tertentu menyebabkan Cnidaria berubah bentuk. Pergerakan dikoordinasi oleh jaringan saraf. Cnidaria tidak memiliki otak dan jaringan saraf yang tak
terpusat diasosiasikan dengan struktur-struktur indra yang tersebar secara radial di sekeliling tubuh. Dengan demikian, Cnidaria dapat mendeteksi dan
merespons stimulus dari semua arah.
Cnidaria dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu: (1)Hydrozoa, umumnya hidup di laut dan hanya sedikit di perairan tawar; kebanyakan
spesies memiliki tahap polip dan medusa; tahap polip seringkali membentuk koloni. Contohnya: Obelia sp., dan Hydra sp. (2) Scyphozoa, hidup di laut;
tidak memiliki tahap polip atau tereduksi; berenang bebas; medusa dapat berdiameter lebih dari 2m. Contoh: ubur-ubur (Aurelia aurita), dan jelatang laut. (3)
Cubozoa,semua hidup di laut; medusa berbentuk kotak; mata kompleks; sangat berbisa. Contohnya: tawon laut (Chironex fleckeri) dan ubur-ubur kotak. (4)
Anthozoa, semua hidup di laut; tidak ada tahap medusa sama sekali;kebanyakan sesil; banyak yang membentuk koloni. Contohnya: koral merah ( Corralium
rubrum), kipas laut (Gorgonea sp.), dan anemon laut (Metridium sp.).
IV.
Strategi Pembelajaran Mikro
Learning Revolution
Tahapan
No
Pembelajaran
3
Pendahuluan
(Kegiatan Awal):
-
1
Motivasi
Appersepsi
Tujuan
Deskripsi
Relevansi
Penyajian
(Kegiatan Inti) :
2
Interaksi Belajar Mengajar
Metode
Pembelajara
n
Dosen
Mahasiswa
4
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang topik
yang akan dibahas.
- Menyampaikan
deskripsi singkat tentang
FilumCoelentrata
- Menyampaikan tujuan
praktikum.
5
- Memperhatikan
dan
mendengarkan
penjelasan
dosen.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
6
Ceramah
Memfasilitasi kegiatan
praktikum
Mengamati
preparat awetan di
bawah mikroskop
Pengamatan
langsung
- Uraian
- Contoh
- Latihan
Penutup
(Kegiatan Akhir):
-
3
V.
Simpulan
Umpan Balik
Tindak Lanjut
- Membimbing
mahasiswa untuk
menyimpulkan
FilumCoelentrata
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang ciriciri Coelentrata beserta
contohnya.
- Mengarahkan
mahasiswa untuk
membuat laporan
- Menyimpulkan
FilumCoelentra
ta berdasarkan
pengamatannya
.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
- Mengerjakan
laporan
Evaluasi
Laporan
VI.
Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Ceramah
Atribut Soft
Alokasi Waktu
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Belajar
7
8
LCD
Preparat
awetanCoelentr
ata.
Mikroskop
---
Laporan
---
Teori
Prak
tek
Lap
anga
n
---
9
10’
---
---
80’
---
---
10’
---
Sumber Belajar
Skill/ Karakter
10
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
11
Mendengarkan,
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mandiri,
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
bertanggung
jawab,
kerjasama,
terampil,
Mengemukakan
pendapat, jujur,
cermat
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah.
Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetanCnidaria.
Tata Kelola Perkuliahan;
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Lababoratorium
II. Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
Kerjasama mahasiswa dibina melalui kegiatan belajar kelompok kecil untuk mengerjakan topik/tugas tertentu yang menuntut kerjasama
yang baik antar mahasiswa. Tanggung jawab terletak pada seluruh anggota kelompok. Konsep belajar kolaboratif diterapkan agar setiap
mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu anggotanya. Melalui model belajar
kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut model pembelajaran ini diperkirakan
akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai pendapat orang
lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III.
IV.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Preparat awetanCnidaria
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa: Damaring
TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : FilumPlatyhelminthes
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Platyhelminthes berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Platyhelminthes
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Platyhelminthes berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya.
3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Platyhelminthes.
II.
Peta Konsep
Kelas Turbellaria
Kelas Monogenea
Platyhelminthes
Kelas Trematoda
Kelas Cestoda
III.
Uraian Materi
Sebagian besar spesies hewan tergolong dalam Klad Bilateria, yang dicirikan dengan simetris tubuh bilateral, dan perkembangan tripoblastik.
Umumnya Bilateria merupakan selomata. Bilateria terdiri atas Klad Lophotrochozoa, Ecdysozoa, dan Deuterostomia. Klad Lophotrochozoa diidentifikasi
berdasarkan data molekuler, namun namanya berasal dari ciri-ciri yang ditemukan pada sejumlah anggotanya. Beberapa Lophotrochozoa mengembangkan
sebuah struktur yang disebut lofofor (lophophore), mahkota tentakel bersilia yang berfungsi untuk menangkap makanan, sedangkan yang lain, memiliki
tahap khas yang disebut larva trokofor (trochophore larva). Anggota yang lain dari kelompok ini tidak memiliki kedua ciri di atas. Lophotrochozoa
merupakan klad hewan yang memiliki bentuk tubuh paling beraneka ragam. Lophotrochozoa mencakup 18 Filum hewan, labih dari dua kali lipat dari jumlah
filum dalam Klad Bilateria yang lain. Pada praktikum Taksonomi Hewan Rendah, kita hanya membahas 3 filum yaitu Platyhelminthes, Mollusca, dan
Annelida.
Platyhelminthes hidup di habitat-habitat laut, perairan tawar, dan daratan yang lembab. Selain bentuk yang hidup bebas, Platyhelminthes banyak juga
yang bersifat parasit. Platyhelminthes dinamakan cacing pipih karena memiliki tubuh kurus yang memipih secara dorsoventral (antara permukaan dorsal dan
ventral). Cacing pipih yang paling kecil merupakan spesies yang hidup bebas dan berukuran hampir mikroskopik, dan beberapa cacing pipih ada yang
berukuran lebih dari 20m.
Cacing pipih bersifat tripoblastik dan aselomata (tidak memiliki rongga tubuh). Yubuhnya yang pipih menempatkan semua sel-selnya dekat dengan
air di lingkungan sekitar atau di saluran pencernaannya. Karena kedekatannya dengan air, pertukaran gas dan pembuangan zat sisa bernitrogen atau amonia
dapat terjadi melalui difusi menyeberangi permukaan tubuh. Cacing pipih tidak memiliki organ yang terspesialisasi untuk pertukaran gas, dan aparatus
ekskresinya sangat sederhana terutama berfungsi untuk menjaga keseimbangan osmotiknya dengan lingkungan. Aparatus ini terdiri atas protonefridia
(protonephridia), jejaring tubula dengan struktur bersilia yang disebut dengan sel api yang menarik cairan melalui saluran bercabang-cabang yang membuka
ke luar. Umumnya cacing pipih memiliki rongga gastrovaskular dengan hanya satu bukaan. Meskipun tidak memiliki sistem sirkulasi, cabang-cabang rongga
gastrovaskular yang halus mengedarkan makanan secara langsung ke sel-sel cacing pipih.
Platyhelminthes dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu: (1) Turbellaria, kebanyakan hidup bebas di laut, beberapa di air tawar, dan segelintir hidup
di darat; predator dan pemakan bangkai; permukaan tubuh bersilia. Contohnya: Planaria sp., Polycelis coromata, dan Dugesia tigrina. (2) Monogenea,
hidup parasit di laut dan perairan tawar;kebanyakan menginfeksi permukaan eksternal ikan; siklus hidup sederhana; larva bersilia memulai infeksi pada
inang. (3) Trematoda(cacing hati), hidup parasit terutama padavertebrata; dua pengisap melekat ke insang; kebanyakan siklus hidupnya mencakup inang
perantara dan inang akhir. Contohnya: Fasciola hepatica, Schistosoma sp., dan Opisthorchis sinensis. (4) Cestoda (cacing pita), hidup parasit pada
vertebrata;skoleks melekat ke insang; proglotid menghasilkan sel-sel telur dann putus setelah fertilisasi; tidak memiliki kepala atau sistem pencernaan; siklus
hidup dengan satu atau lebih inang perantara. Contohnya: Taenia solium, Moniezia expanza, dan Echinococcus granulosus.
IV.
Strategi Pembelajaran Mikro
Learning Revolution
Tahapan
Pembelajaran
No
1
2
3
Interaksi Belajar Mengajar
Metode
Pembelajara
n
Alokasi Waktu
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Belajar
7
8
Dosen
Mahasiswa
3
Pendahuluan
(Kegiatan Awal):
- Motivasi
- Appersepsi
- Tujuan
- Deskripsi
- Relevansi
4
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang topik
yang akan dibahas.
- Menyampaikan
deskripsi singkat tentang
Filum Platyhelminthes
- Menyampaikan tujuan
praktikum.
5
- Memperhatikan
dan
mendengarkan
penjelasan
dosen.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
6
Ceramah
Penyajian
(Kegiatan Inti) :
- Uraian
- Contoh
- Latihan
Memfasilitasi kegiatan
praktikum
Mengamati
preparat awetan
Platyhelminthes
di bawah
mikroskop
Pengamatan
langsung
Preparat awetan
Platyhelminthes
Mikroskop
Penutup
(Kegiatan Akhir):
Simpulan
Umpan Balik
Tindak Lanjut
- Membimbing
mahasiswa untuk
menyimpulkan Filum
PlatyhelminthesBertany
a kepada mahasiswa
tentang ciri-ciri
Platyhelminthes beserta
contohnya.
- Mengarahkan
mahasiswa untuk
membuat laporan
- Menyimpulkan
FilumPlatyhel
minthesberdasa
rkan
pengamatannya
.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
- Mengerjakan
laporan
Ceramah
---
V.
Laporan
Evaluasi
Teori
Prak
tek
Lap
anga
n
---
9
10’
---
Laporan
---
80’
---
---
10’
LCD
Sumber Belajar
Atribut Soft
Skill/ Karakter
10
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
11
Mendengarkan,
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mandiri,
bertanggung
jawab,
kerjasama,
terampil,
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mengemukakan
pendapat, jujur,
cermat
VI.
Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah.
Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Platyhelminthes.
Tata Kelola Perkuliahan;
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Lababoratorium
II. Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
Kerjasama mahasiswa dibina melalui kegiatan belajar kelompok kecil untuk mengerjakan topik/tugas tertentu yang menuntut
kerjasama yang baik antar mahasiswa. Tanggung jawab terletak pada seluruh anggota kelompok. Konsep belajar kolaboratif diterapkan
agar setiap mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu anggotanya. Melalui
model belajar kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut model pembelajaran ini
diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai
pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III. Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. LaptopL
3. CD Proyektor
4. Preparat awetanPlatyhelminthes
IV. Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa:
Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : FilumMollusca
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Mollusca berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Mollusca
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Mollusca berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya.
3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Mollusca.
II.
Peta Konsep
Kelas Polyplacophora
Kelas Gastropoda
Mollusca
Kelas Bivalvia
Kelas Chepalopoda
III.
Uraian Materi
Filum Mollusca hidup di laut, beberapa spesies hidup di perairan tawar, dan beberapa siput dan siput telanjanng hidup di daratan. Mollusca
merupakan hewan bertubuh lunak (berasal dari kata latin molluscus, lunak), namun sebagian besar menyekresikan cangkang pelindung keras yang terbuat
dari kalsium karbonat. Siput telanjang, cumi-cumi, dan gurita memiliki cangkang internal yang tereduksi atau telah kehilangan seluruh cangkangnya selama
evolusi.
Meskipun berbeda, semua Mollusca mempunyai bangun tubuh yang sama. Mollusca adalah selomata, dan memiliki tiga bagian utama, yaitu: kaki
yang berotot, biasanya digunakan untuk bergerak; massa viseral, yang terdiri dari sebagian besar organ internal; dan mantel, lipatan jaringann yang
membungkus massa viseral dan menyeakresikan cangkang (jika ada). Pada banyak Mollusca, mantel membentang melebihi massa viseral, menghasilkan
sebuah rongga yang berisi air, disebut rongga mantel yang menampung insang, anus, dan pori-ori ekskresi. Banyak Mollusca yang menangkap makanan
dengan organ pemarut yang mirip sabuk, disebut radula untuk menggerus makanan.
Kebanyakan Mollusca memiliki jenis kelamin yang terppisah, dan gonadnya (ovarium atau testis) terletak di dalam massa viseral. Akan tetapi
banyak siput merupakan hermaprodit. Siklus hidup kebanyakan Mollusca laut memiliki sebuah tahap larva bersillia, yaitu larva trokofor.
Berdasarkan bangun tubuhnya Mollusca dibedakan menjadi delapan kelas, namun pada praktikum Taksonomi Hewan Rendah akan dikaji 4 kelas,
yaitu: (1) Polyplacophora, hidup di laut; cangkang dengan delapan lempengan; lokomosi dengan kaki; memili radula; tidak berkepala. Contohnya:
Lepidopleurus sp. (tanpa keping insersio), Cryptochiton sp., dan Katherina sp. (karnivora). (2) Gastropoda, hidup di laut, perairan tawar, ataupun darat;
berkepala; tubuh simetris, biasanya dengan cangkang mengumpar; cangkang tereduksi atau tidak ada; lokomosi dengan kaki; memiliki radula. Contohnya:
Achatina sp. (keong racun), siput, siput telanjang. (3) Bivalvia, hidup di laut dan perairan tawar; cangkang pipih dengan dua belahan; kepala tereduksi;
insang berpasangan; tidak ada radula; kebanyakan merupakan pemakan suspensi; mantel membentuk sifon. Contohnya: Contoh: Odonanta woodiana (kijing
Taiwan), kima, kerang, remis, tiram. (4) Cephalopoda, hidup di laut; kepala dikelilingi oleh tentake
1. Profil Lulusan
MATA KULIAH
: Praktikum Taksonomi Hewan Rendah
BEBAN SKS
: 1 SKS
SEMESTER
: I (Satu)
KODE MK
: BIO 4420
PROGRAM STUDI
: Biologi
DOSEN
: Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si
:
1. Menjadi lulusan yang ahli dalam bidang biologi.
2. Menjadi lulusan yang mampu menjadi peneliti dalam bidang biologi.
2. Capaian Pembelajaran :
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya, menghargai
keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain.
3. Mampu menggali, memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya hayati berbasis kearifanlokal.
4. Menguasai konsep biologi.
5. Mampu mengaplikasikan konsep biologi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan aktual yang relevan dengan biologi.
6. Mampu beradaptasi terhadap dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang biologi, sosial dan lingkungan yang dihadapi.
3. Tujuan Pembelajaran :
1. Memberikan pengetahuan, prinsip dan konsep-konsep dasar taksonomi hewan rendah.
2. Memberikan keterampilan proses dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan rendah.
3. Memberikan pengalaman riset di lapangan sebagai calon peneliti bidang biologi
4. Deskripsi Mata Kuliah
:
Matakuliah ini akan mengkaji perihal taksonomi hewan rendah, yang terdiri atas FilumProtizoa, Porifera, Cnidaria, Plathyhelminthes,
Mollusca, Annelida, Nematoda,Arthropoda, dan Echinodermata.
5. Prasyarat
:
---
6. Strategi Pembelajaran Makro:
Pertemu
an
Kompetensi dasar
I
II
III
Indikator
keberhasilan
Materi pokok
Orientasi mata kuliah
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Protozoa berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Porifera berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
Rincian
materi
Kontrak
perkuliahan
Bangunan
karakter
Atribut
soft skill
Integra
si
tematik
Biologi
umum
Alo
Kasi
wakt
u
100’
Filum Protozoa
Biologi
umum
100’
Filum Porifera
Biologi
umum
100’
Sumber belajar
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
IV
V
VI
VII
VIII
IX
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Cnidaria berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Platyhelminthes
berdasarkan ciri-ciri
morfologi dan contohcontohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Mollusca berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Annelida berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Nematoda berdasarkan
ciri-ciri morfologi dan
contoh-contohnya.
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Arthropoda
berdasarkan ciri-ciri
morfologi dan contohcontohnya.
Filum Cnidaria
Biologi
umum
100’
Filum Platyhelminthes
Biologi
umum
100’
Filum Mollusca
Biologi
umum
100’
Filum Annelida
-
Biologi
umum
100’
Filum Nematoda
-
Biologi
umum
100’
Filum Arthropoda
-
Biologi
umum
100’
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Triplehorn &
Johnson, 2005
- Jurnal yang relevan
& internet
X
XI, XII
XIII
XIV
XV
Mampu membedakan
setiap kelas dari Filum
Echinodermata
berdasarkan ciri-ciri
morfologi dan contohcontohnya.
Mampu menulis
laporan ilmiah
Filum Echinodermata
-
Pendampingan
Penulisan Proposal
Mini Riset
Mampu menulis
laporan ilmiah
Mampu menulis
laporan ilmiah
Mampu
mengkomunikasikan
hasil penelitian
XVI
Biologi
umum
100’
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Jurnal yang relevan
& internet
-
200’
Kuliah Lapangan
-
100’
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Triplehorn &
Johnson, 2005
- Jurnal yang relevan
& internet
---
Identifikasi Spesimen
Yang Di Peroleh Dari
Kuliah Lapangan
-
100’
Presentasi Hasil
Kuliah Lapangan
-
Ujian Praktikum
-
---
TATA KELOLA PERKULIAHAN:
1. Perkuliahan ini menggunakan pendekatan penguasaan atas tujuan yang ditentukan, yang dinyatakan dalam bentuk:
100’
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Triplehorn &
Johnson, 2005
- Jurnal yang relevan
& internet
- Brusca & Brusca,
2003
- Campbellet al., 2012
- Triplehorn &
Johnson, 2005
- Jurnal yang relevan
& internet
---
1. Menyelesaikan dengan baik semua tugas yang diberikan.
2. Mengikuti semua kegiatan praktikum. Bilamana karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat mengikuti (dengan pemberitahuan resmi
secara tertulis) tidak dapat mengikuti praktikum maka mahasiswa harus melakukan praktikum ulang sendiri didampingi oleh
asisten praktikum selambatnya 2 (dua) minggu setelah praktikum di kelas.
3. Mahasiswa dibagi dalam 8 kelompok dengan anggota disesuaikan dengan jumlah mahasiswa. Mahasiswa berperan aktif dalam
pelaksanaan praktikum dan forum diskusi. Dosen aktif mengikuti, mengarahkan diskusi, dan memberikan penjelasan atau ulasan
tentang topik yang dibahas.
4. Kerja sama dalam kelompok untuk mempresentasikan dan membahas topik yang telah ditentukan, dalam forum diskusi kelas.
2. Tugas-tugas yang tidak dikerjakan sesuai dengan ketentuan yang disepakati akan memperoleh nilai ”E” atau nol.
3. Bilamana hari perkuliahan tepat pada hari libur nasional atau karena sesuatu hal perkuliahan tidak dapat diadakan, maka akan diganti pada
hari yang lain.
PENILAIAN HASIL BELAJAR:
Penilaian atas tingkat penguasaan dilakukan atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa dengan pembobotan sebagaimana
tercantum di bawah ini:
1. Laporan praktikum........................................................20%
2. Laporan mini riset.........................................................30%
3. Presentasi hasil mini riset..............................................20%
4. Ujian praktikum............................................................30%
---------------------------Jumlah
= 100%
KONTRAK KULIAH
Nama Mata Kuliah
:Praktikum Taksonomi Hewan Rendah
Kode Mata Kuliah
: BIO4420
Semester / TA
: I (Satu) / 2014-2015
Hari Pertemuan / Jam : Jum’at/ 14.10-15.50 WIB
Tempat/ Ruang Kuliah: Laboratorium Biologi/Laboratorium Taksonomi Hewan
Nama Dosen
Alamat
: Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si.
: Jalan Veteran Raya 3 Lau Dendang
Telp. / HP
: 0852 9699 9214
:siregarel@gmail.com
1. Tujuan / Manfaat Mata Kuliah
Matakuliah inibertujuan memberikan pengetahuan, prinsip dan konsep-konsep dasar taksonomi hewan rendah, keterampilan proses dalam
mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan rendah, serta memberikan pengalaman riset di lapangan sebagai calon peneliti bidang biologi.
2. Deskripsi Perkuliahan
Dalam matakuliah ini dikaji perihal taksonomi hewan rendah, yang terdiri atas FilumProtizoa, Porifera, Cnidaria, Plathyhelminthes, Mollusca,
Annelida,Nematoda, Arthropoda, dan Echinodermata
3. Tujuan / Manfaat Mata Kuliah
Matakuliah inibertujuan memberikan pengetahuan, prinsip dan konsep-konsep dasar taksonomi hewan rendah, keterampilan proses dalam
mengidentifikasi dan mengklasifikasi hewan rendah, serta memberikan pengalaman riset di lapangan sebagai calon peneliti bidang biologi.
4. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran
Profil lulusan Program Studi Biologi adalah menjadi lulusan yang ahli dalam bidang biologi dan menjadi lulusan yang mampu menjadi peneliti dalam
bidang biologi.
Capaian pembelajaran adalah:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya, menghargai
keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan orisinal orang lain.
3. Mampu menggali, memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya hayati berbasis kearifanlokal.
4. Menguasai konsep biologi.
5. Mampu mengaplikasikan konsep biologi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan aktual yang relevan dengan biologi.
6. Mampu beradaptasi terhadap dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang biologi, sosial dan lingkungan yang dihadapi.
5. Analisis Instruksional dan Materi Kajian
Analisis instruksional dalam mata kuliah ini diawali dengan mahasiswa membaca literatur yang berhubungan dengan topik yang akan dipraktikumkan.
Kemudian menerapakan langkah-langkah ilmiah dalam praktikum. Setelah semua topik praktikum dilakukan, mahasiswa melakukan mini riset untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan di laboratorium. Luaran yang diharapkan pada mata kuliah ini, mahasiswa dapat membuat laporan
ilmiah yang baik dan benar.
Materi kajian pada matakuliah ini adalah Filum Protozoa, Porifera, Cnidaria, Plathyhelminthes, Mollusca , Annelida, Nematoda, Arthropoda,
danEchinodermata.
6. Strategi Makro Perkuliahan
Mata kuliah ini menggunakan pendekatan student centered, menggunakan model cooperative learning.
7. Materi Bahan Bacaan Perkuliahan / Sumber Belajar
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa: Damaring TW, Editor:
Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Triplehorn CA, Johnson NF. 2005. Borror and Delong’s Introduction to the Study of Insects. Belmont (US): Thomson.
4. Jurnal yang relevan dan internet.
8. Tugas – Tugas / Tagihan Perkuliahan
1.
2.
3.
4.
Laporan praktikum
Laporan mini riset
Presentasi hasil mini riset
Ujian praktikum
9. Kriteria Penilaian
Penilaian atas tingkat penguasaan dilakukan atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa dengan pembobotan sebagaimana tercantum di
bawah ini:
1. Laporan praktikum.......................................................20%
2. Laporan mini riset........................................................30%
3. Presentasi hasil mini riset.............................................20%
4. Ujian praktikum............................................................30%
Jumlah
= 100%
10. Jadwal Perkuliahan
Hari / Tanggal
Jum’at/29 Agst 2014
Topik Bahasan
Bacaan / Bab
Orientasi matakuliah dan kontrak
perkuliahan
---
Filum Protozoa
1,2, dan 4
Filum Porifera
1,2, dan 4
FilumCnidaria
1,2, dan 4
Filum Plathyhelminthes
1,2, dan 4
FilumMollusca
1,2, dan 4
FilumAnnelida
1,2, dan 4
Filum Nematoda
1,2, dan 4
FilumArthropoda
1,2, dan 4
FilumEchinodermata
1,2, 3, dan 4
Penulisan proposal mini riset
1,2, 3, dan 4
Kuliah lapang
---
Jum’at/21Nov 2014
Identifikasi & pembahasan hasil mini
riset / kuliah lapang
1,2, 3, dan 4
Jum’at/28Nov 2014
Laporan dan presentasi hasil mini
riset / kuliah lapang
---
Jum’at/05Des 2014
Ujian praktikum
---
Jum’at/05Sept 2014
Jum’at/12Sept2014
Jum’at/19Sept 2014
Jum’at/26Sept 2014
Jum’at/29 Agst 2014
Jum’at/03Okt 2014
Jum’at/10 Okt 2014
Jum’at/17 Okt 2014
Jum’at/24 Okt 2014
Jum’at/31 Okt 2014&
07Nov 2014
Jum’at/14 Nov 2014
11. Kontrak Etika
Dosen :
1.
2.
3.
4.
Dosen harus mengajar mahasiswa sesuai dengan jadwal perkuliahan.
Dosen harus mengajar paling sedikit 75% dari total pertemuan.
Dosen yang belum menjalankan perkuliahan minimal 75% tidak dapat melaksanakan ujian praktikum.
Dosen berhak mengganti jam perkuliahan yang tidak dapat dilaksanakan dengan catatan tidak mengganggu proses perkuliahan yang lain.
Hari/jam pengganti perkuliahan telah didiskusikan dengan mahasiswa peserta kuliah.
5. Dosen yang tidak hadir pada perkuliahan harus memberitahukan kepada mahasiswa melalui komisaris kelas/ asisten dosen/ pegawai di
lingkungan Jurusan Biologi.
6. Dosen yang terlambat hadir di kelas harus memberitahukan kepada mahasiswa melalui komisaris kelas/ asisten dosen/ pegawai di lingkungan
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Jurusan biologi.
Dosen harus mengoreksi tugas dan ujian formatif mahasiswa dengan sungguh-sungguh dan objektif.
Dosen harus mengembalikan tugas-tugas mahasiswa setelah dikoreksi dan menerima klarifikasi mahasiswa tentang hasil ujiannya.
Dosen harus menilai mahasiswa secara objektif.
Dosen harus bertutur kata yang sopan dan ilmiah.
Dosen harus berpakaian rapi.
Dosen berhak memberi sanksi pada mahasiswa yang melanggar kontrak kuliah.
Mahasiswa :
1. Kegiatan pembelajaran dimulai sesuai dengan jam perkuliahan pada jadwal. Mahasiswa harus sudah berada di dalam kelas paling lambat 5 menit
sebelum perkuliahan dimulai.
2. Mahasiswa yang terlambat masuk ke ruang kuliah maksimal 10 menit setelah perkuliahan dimulai, diizinkan mengikuti perkuliahan bila
memiliki alasan yang rasional.
3. Mahasiswa harus memakai pakaian yang sopan dan rapi, tidak memakai kaos oblong, dan sandal. Mahasiswa yang melanggar peraturan tersebut
4.
5.
6.
7.
tidak diizinkan mengikuti kuliah.
Mahasiswa tidak diizinkan makan dan minum di dalam ruang perkuliahan selama perkuliahan berlangsung.
Mahasiswa boleh meninggalkan ruang kuliah untuk kepentingan tertentu dengan izin dosen.
Mahasiswa harus bertutur kata yang santun ketika berkomunikasi dengan dosen maupun teman.
Mahasiswa harus mengikuti perkuliahan paling sedikit 75% dari total pertemuan pada satu semester. Mahasiswa yang kehadirannya kurang dari
75% tidak diizinkan mengikuti ujian praktikum.
8. Mahasiswa berhak mendapatkan pengajaran dari dosen paling sedikit 75% dari total pertemuan satu semester.
9. Mahasiswa harus mengerjakan dan menyerahkan tugas yang diberikan dosen sesuai dengan prosedur, jadwal dan ketentuan lain dengan
memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah.
10. Mahasiswa harus mengikuti semua ujian formatif yang diberikan dosen sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
11. Mahasiswa berhak untuk mendapatkan kertas ujian dan tugas yang telah diperiksa dosen serta berhak menyampaikan klarifikasi terhadap nilai
yang diberikan dosen dalam kertas ujian atau tugas dengan argumen yang kuat dan logis.
12. Mahasiswa berhak untuk mendapatkan nilai secara objektif.
13. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, nada dering HP mahasiswa harus dinonaktifkan atau digetarkan. Jika ada berita penting yang harus
diterima oleh mahasiswa, maka mahasiswa tersebut diizinkan menerima telepon di luar kelas dengan izin dosen.
14. Mahasiswa akan diberi sanksi oleh dosen jika melanggar kontrak kuliah ini.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : Filum Protozoa
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Protozoa berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan ciri-ciri Kelas Protozoa beserta contohnya
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Protozoa berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya
3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Protozoa.
II.
Peta Konsep
Kelas Rhizopoda (Sarcodina)
Kelas Flagellata (Mastigophora)
Protozoa
Kelas Cilliata (Infusoria)
Kelas Sporozoa
III.
Uraian Materi
Protozoa termasuk Kingdom Protista. Protozoa Protozoa merupakan unisel (bersel tunggal) dengan ukuran 3-1000µ, hidup sendiri atau hidup
dalam koloni, dan tidak terbentuk jaringan. Setiap individu Protozoa memiliki organel-organel yang digunakan untuk berpindah tempat, mendapatkan
makanan, menerima rangsangan, tanggap terhadap rangsangan perlindungann dan regulasi air. Beberapa Protozoa memiliki ciri-ciri bentuk, struktur, maupun
fisiologi mirip tumbuhan.
Reproduksi Protozoa dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terdiri atas pembelahan, sporulasi atau pembelahan multipel,
plasmotomi, dan pertunasan. Reproduksi seksual terjadi karena persatuan sel (isogamet atau heterogamet) membentuk individu baru. Atau, persatuan
sementara dan pertukaran inti (konyugasi) dari dua Protozoa untuk menghasilkan vigor hibrida. Beberapa spesies Protozoa mempunyai tahap aseksual dan
seksual dalam siklus hidupnya.
Protozoa dapat hidup secara bebas, misalnya bergerak bebas, mengapung secara bebas, atau menetap, dan tidak hidup dalam atau pada organisme
lainnya. Protozoa yang hidup bebas tersebar di air tawar, air payau, lautan, dan daratan yang lembab. Sebagian Protozoa hidup di dalam atau pada organisme
lainnya, yaitu dengan cara komensalisme, mutualisme, dan parasitisme. Nutrisi diperoleh Protozoa dengan cara holozoik (dimana makanan ditelan),
saprozoik (menyerap larutan bahan gizi), holofitik (menghasilkan makanan secara fotosintesis), dan miksotrofik (kombinasi antara cara holofitik dan
saprozoik).
Berdasarkan alat geraknya, Protozoa dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu: (1) Rhizopoda (Sarcodina), dicirikan dengan tidak memiliki alat gerak
khusus, gerakan dilakukan dengan protoplasma yang membentuk kaki semu (pseudopodia); hidup bebas di air tawar atau laut yang mengandung bahan
organik, atau bersifat parasit baik pada tubuh hewan atau manusia; berkembangbiak dengan cara membelah diri.ContohnyaAmoeba proteus, Entamoeba
histolytica, dan Entamoeba coli. (2) Flagellata (Mastigophora), dicirikan dengan bentuk tubuh tetap walaupun tidak memiliki kerangka luar; tubuh
dilengkapi dengan alat gerak berupa flagella; hidup bebas di air laut, tawar, atau parasit pada hewan atau manusia; berkembangbiak secara vegetatif dengan
cara membelah diri.Contohnya: Euglena viridis, Tripanosoma sp., dan Trichomonas buccalis. (3) Cilliata (Infusoria), dicirikan dengan bentuk tubuh
bervariasi, dilengkapi dengan alat gerak berupa cilia (rambut getar); umumnya hidup di air tawar dan sebagian di air laut.Contohnya: Paramecium sp.,
Stentor sp., dan Vorticella campanula. (4) Sporozoa, dicirikan dengan tubuh bersel tunggal dantidak memiliki alat gerak; bersifat parasit pada hewan
maupun manusia; tidak memiliki vakuola kontraktil.Contohnya: Plasmodium falciparum (pada manusia), Eimeria stiedae (pada kelinci), dan Gregarina
asefalin (pada cacing tanah).
IV.
Strategi Pembelajaran Mikro
Learning Revolution
Tahapan
Pembelajaran
No
3
Pendahuluan
(Kegiatan Awal):
- Motivasi
- Appersepsi
- Tujuan
- Deskripsi
- Relevansi
1
Penyajian
(Kegiatan Inti) :
- Uraian
- Contoh
- Latihan
2
Penutup
(Kegiatan Akhir):
Simpulan
Umpan Balik
Tindak Lanjut
3
V.
Interaksi Belajar Mengajar
Alokasi Waktu
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Belajar
7
8
Dosen
Mahasiswa
4
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang topik
yang akan dibahas.
- Menyampaikan
deskripsi singkat tentang
Filum Protozoa.
- Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Menyampaikan
beberapa spesies
Protozoayang berperan
negatif bagi manusia.
Memfasilitasi kegiatan
praktikum
5
- Memperhatikan
dan
mendengarkan
penjelasan
dosen.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
6
Ceramah
Mengamati
preparat basah di
bawah mikroskop
Pengamatan
langsung
Preparat basah
Protozoa.
Mikroskop
- Membimbing
mahasiswa untuk
menyimpulkan Filum
Protozoa
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang ciriciri Protozoa beserta
contohnya.
- Mengarahkan
mahasiswa untuk
membuat laporan
- Menyimpulkan
Filum Protozoa
berdasarkan
pengamatannya
.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
- Mengerjakan
laporan
Ceramah
---
Evaluasi
Laporan praktikum
VI.
Metode
Pembelajara
n
Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Teori
Prak
tek
Lap
anga
n
---
9
10’
---
Laporan
---
80’
---
---
10’
LCD
Sumber Belajar
Atribut Soft
Skill/ Karakter
10
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
11
Menyimak
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mandiri,
bertanggung
jawab,
kerjasama,
terampil
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mengemukakan
pendapat, jujur,
cermat
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah.
Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat basah Protozoa.
Tata Kelola Perkuliahan:
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Laboratorium
II.
Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan
pelaksanaan tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim
dilakukan perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari
berbagai sumber belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
Kerjasama mahasiswa dibina melalui kegiatan belajar kelompok kecil untuk mengerjakan topik/tugas tertentu yang menuntut
kerjasama yang baik antar mahasiswa. Tanggung jawab terletak pada seluruh anggota kelompok. Konsep belajar kolaboratif
diterapkan agar setiap mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu
anggotanya. Melalui model belajar kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut
model pembelajaran ini diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin,
berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III. Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Preparat basah Protozoa
IV.
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa:
Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : Filum Porifera
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Porifera berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan:1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh Porifera
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Porifera berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya
3.
II.
Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Porifera.
Peta Konsep
Kelas Calcarea
Porifera
Kelas Hexactinellida
Kelas Demospongiae
III.
Uraian Materi
Porifera dikenal juga sebagai ‘spons’ dan bersifat menetap. Spons merupakan hewan basal; artinya hewan yang merepresentasikan garis keturunan
yang bermula di dekat akar pohon filogenetik hewan. Ukuran tubuh berkisar mulai beberapa milimeter hingga beberapa meter dan hidup di perairan tawar
maupun lautan. Spons merupakan pemakan suspensi (suspension feeder), partikel makanan yang tersuspensi di dalam air ditangkap ketika melewati
tubuhnya. Pada beberapa spesies, tubuh spons menyerupai kantong yang berpori-pori. Air ditarik melalui pori-pori ke dalam rongga tengah atau spongosol,
dan kemudian mengalir ke luar dari spons melalui bukaan yang lebih besar disebut oskulum.
Umumnya spons adalah hermaprodit dan hampir semua bersifat hermaproditisme sekuensial, yaitu berfungsi sebagai salah satu jenis kelamin dan
kemudian menjadi jenis kelamin yang satu lagi. Gamet spons muncul dari koanosit atau amubosit. Telur menetap di dalam mesohil, namun sperma dibawa
ke luar dari spons oleh aliran air. Fertilisasi silang dihasilkan dari beberapa sperma yang ditarik ke dalam individu-individu disekitarnya. Fertilisasi terjadi di
dalam mesohil, tempat zigot berkembang menjadi larva berflagela yang bisa berenang dan menyebar dari spons induk. Setelah menetap di substrat yang
cocok, larva berkembang menjadi dewasa yang sesil.
Spons tidak memiliki jaringan sejati. Tubuh spons mengandung beberapa tipe sel yang berbeda, misalnya lapisan interior spongosol disebut
koanosit berflagela atau sel kerah. Tubuh spons terdiri atas dua lapisan sel yang dipisahkan oleh wilayah bergelatin yang disebut mesohil. Sel-sel yang
mengembara melalui mesohil disebut amoebosit, yang berfungsi untuk mengambil makanan dari air dan koanosit, mencernanya dan mengankut nutrien
kesel-sel yang lain; dan serat rangka(skeleton) yang kokoh di dalam mesohil. Pada beberapa kelompok spons, serat-serat ini merupakan spikula tajam yang
tersusun dari kalsium karbonat atau silika. Spons yang lain menghasilkan serat-serat yang lebih fleksibel, tersusun atas protein yang disebut spongin; rangka
lentur ini dijual sebagai spons mandi yang lembut dan berwarna coklat.
Berdasarkan zat yang menyusun skeletonnya, Porifera dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu: (1) Calcarea/Calcispongiae (spon berkapur), spikula
terdiri atas kapur monoakson, bercabang -3 atau bercabang -4;permukaan tubuh kasar, warna biasanaya pudar;umumnya berukuran panjang kurang dari
15cm; hidup di air laut, dan dijumpai dalam bentuk askon, sikon, dan leukon. Contohnya: Leucosolenia sp., Scypha sp., dan Monosiga gracilis. (2)
Hexactinellida/Hyalospongiae (spon bersilikat), spikula terdiri atas silika (H2Si3O7) berjari-jari 6 (heksatin) dan beberapa selalu membentuk anyaman;badan
biasanya berbentuk silinder atau berbentuk corong;koanosit terdapat di dalam kamar berbentuk seperti jari (sikonoid); ukuran panjang sampai 90cm;hidup di
lautan pada kedalaman 90m hingga 5000m. Contohnya: Hyalonema sp. dan Euplectella aspergillum (keranjang bunga venus). (3) Demospongiae, spikula
terdiri dari silika atau spongin, atau kedua unsur tersebut, atau tanpa kerangka. Spikula jika ada berjari -6, umumnya monakson atau terakson. Tipe kanal
ialah leukonoid, umumnya hidup di air laut. Contoh: Microciona sp., Spongilla sp., dan Euspongia sp. (spons untuk mandi).
IV.
Strategi Pembelajaran Mikro
Learning Revolution
Tahapan
Pembelajaran
No
1
2
3
Interaksi Belajar Mengajar
Metode
Pembelajara
n
Alokasi Waktu
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Belajar
7
8
Dosen
Mahasiswa
3
Pendahuluan
(Kegiatan Awal):
- Motivasi
- Appersepsi
- Tujuan
- Deskripsi
- Relevansi
4
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang topik
yang akan dibahas.
- Menyampaikan
deskripsi singkat tentang
FilumPorifera.
- Menyampaikan tujuan
praktikum.
- Menyampaikan manfaat
spesies Porifera dalam
Ekosistem.
5
- Memperhatikan
dan
mendengarkan
penjelasan
dosen.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
6
Ceramah
Penyajian
(Kegiatan Inti) :
- Uraian
- Contoh
- Latihan
Memfasilitasi kegiatan
praktikum
Mengamati
preparat awetan di
bawah mikroskop
Pengamatan
langsung
Preparat awetan
Porifera .
Mikroskop
Penutup
(Kegiatan Akhir):
Simpulan
Umpan Balik
Tindak Lanjut
- Membimbing
mahasiswa untuk
menyimpulkan Filum
Porifera.
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang ciriciri Porifera a beserta
contohnya.
- Mengarahkan
mahasiswa untuk
membuat laporan
- Menyimpulkan
Filum Porifera
berdasarkan
pengamatannya
.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
- Mengerjakan
laporan
Ceramah
---
V.
Laporan
Evaluasi
Teori
Prak
tek
Lap
anga
n
---
9
10’
---
Laporan
---
80’
---
---
10’
LCD
Sumber Belajar
Atribut Soft
Skill/ Karakter
10
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
11
Mendengarkan,
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mandiri,
bertanggung
jawab,
kerjasama,
terampil,
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mengemukakan
pendapat, jujur,
cermat
VI.
Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah.
Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Porifera.
Tata Kelola Perkuliahan:
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Laboratorium
II. Metode
1.
Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
Kerjasama mahasiswa dibina melalui kegiatan belajar kelompok kecil untuk mengerjakan topik/tugas tertentu yang menuntut
kerjasama yang baik antar mahasiswa. Tanggung jawab terletak pada seluruh anggota kelompok. Konsep belajar kolaboratif diterapkan
agar setiap mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu anggotanya. Melalui
model belajar kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut model pembelajaran ini
diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai
pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III. Perangkat Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
IV.
Mikroskop
Laptop
LCD Proyektor
Preparat awetan Porifera
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa: Damaring
TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : Filum Cnidaria
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Cnidaria berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan:1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Cnidaria.
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Cnidaria berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya
3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Cnidaria.
II.
Peta Konsep
Kelas Hydrozoa
Kelas Scyphozoa
Cnidaria
Kelas Cubozoa
Kelas Anthozoa
III.
Uraian Materi
Semua hewan, kecuali spons dan segelintir kelompok lain,tergolong ke dalam klad Eumetazoa, hewan dengan jaringan sejati. Salah satu garis
keturunan tertua di dalam klad ini adalah Filum Cnidaria. Sebagian besar Cnidaria masih menunjukkanbangun tubuh diploblastik radial yang relatif
sederhana.
Bangun tubuh dasar Cnidaria adalah kantong dengan kompartemen pencernaan pusat, rongga gastrovaskuler. Satu bukaan tunggal ke rongga ini
berfungsi sebagai mulut sekaligus anus. Ada dua variasi bentuk tubuh, yaitu polip yann sesil dan medusa yang motil. Polip berbentuk silindris yang melekat
ke substrat dengan ujung aboral tubuhnya (ujung yang berlawanan dengan mulut) sambil menjulurkan tentakelnya untuk menanti mangsa. Medusa
merupakan versi polip yang pipih dengan mulut di sebelah bawah. Medusa bergerak bebas di dalam air dengan kombiasi hanyutan pasif dan kontraksi
tubuhnya yang berbentuk lonceng.
Cnidaria termasuk karnivora, menggunakan tentakelnya yang yang tersusun melingkar di sekeliling mulut untuk menangkap mangsa dan
mendorong makanan ke dalam rongga gastrovaskuler, tempat dimulainya pencernaan. Sisa-sisa yang tidak tercerna dibuang melalui mulut/anus. Tentakel
dilengkapi dengan serangkaian knidosit (cnidocyte), sel-sel yang hanya dimiliki oleh Cnidaria yang berfungsi dalam pertahanann dan penangkapan mangsa.
Knidosit memiliki knide (dari kata Yunani cnide, jelatang), organel mirip kapsul yang mampu meletus ke luar, dan menjadi sumber nama Filum Cnidaria.
Knide terspesialisasi disebut nematokist (nematocyst) mengandung seuntai benang vpenyengat yang mampu menembus dinding tubuh mangsanya. Knideknide jenis lain memiliki benang-benang panjang yang menempel atau melilit mangsa kecil yang menabrak tentakel-tentakelnya.
Jaringan-jaringan kontraktil dan saraf-saraf terdapat dalam bentuk yang paling sederhana pada Cnidaria. Sel-sel epidermis (bagian luar) dan
gastrodermis (bagian dalam) memiliki berkas-berkas mikrofilamen yang tersusun ke dalam serabut-serabut kontraktil.rongga gastrovaskuler bertindak
ssebagai rangka hidrostatik tempat jaringan kontraktil bekerja. Ketika Cnidaria menutup mulutnya, volume rongga menjadi tetap, dan kontraksi sel-sel
tertentu menyebabkan Cnidaria berubah bentuk. Pergerakan dikoordinasi oleh jaringan saraf. Cnidaria tidak memiliki otak dan jaringan saraf yang tak
terpusat diasosiasikan dengan struktur-struktur indra yang tersebar secara radial di sekeliling tubuh. Dengan demikian, Cnidaria dapat mendeteksi dan
merespons stimulus dari semua arah.
Cnidaria dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu: (1)Hydrozoa, umumnya hidup di laut dan hanya sedikit di perairan tawar; kebanyakan
spesies memiliki tahap polip dan medusa; tahap polip seringkali membentuk koloni. Contohnya: Obelia sp., dan Hydra sp. (2) Scyphozoa, hidup di laut;
tidak memiliki tahap polip atau tereduksi; berenang bebas; medusa dapat berdiameter lebih dari 2m. Contoh: ubur-ubur (Aurelia aurita), dan jelatang laut. (3)
Cubozoa,semua hidup di laut; medusa berbentuk kotak; mata kompleks; sangat berbisa. Contohnya: tawon laut (Chironex fleckeri) dan ubur-ubur kotak. (4)
Anthozoa, semua hidup di laut; tidak ada tahap medusa sama sekali;kebanyakan sesil; banyak yang membentuk koloni. Contohnya: koral merah ( Corralium
rubrum), kipas laut (Gorgonea sp.), dan anemon laut (Metridium sp.).
IV.
Strategi Pembelajaran Mikro
Learning Revolution
Tahapan
No
Pembelajaran
3
Pendahuluan
(Kegiatan Awal):
-
1
Motivasi
Appersepsi
Tujuan
Deskripsi
Relevansi
Penyajian
(Kegiatan Inti) :
2
Interaksi Belajar Mengajar
Metode
Pembelajara
n
Dosen
Mahasiswa
4
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang topik
yang akan dibahas.
- Menyampaikan
deskripsi singkat tentang
FilumCoelentrata
- Menyampaikan tujuan
praktikum.
5
- Memperhatikan
dan
mendengarkan
penjelasan
dosen.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
6
Ceramah
Memfasilitasi kegiatan
praktikum
Mengamati
preparat awetan di
bawah mikroskop
Pengamatan
langsung
- Uraian
- Contoh
- Latihan
Penutup
(Kegiatan Akhir):
-
3
V.
Simpulan
Umpan Balik
Tindak Lanjut
- Membimbing
mahasiswa untuk
menyimpulkan
FilumCoelentrata
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang ciriciri Coelentrata beserta
contohnya.
- Mengarahkan
mahasiswa untuk
membuat laporan
- Menyimpulkan
FilumCoelentra
ta berdasarkan
pengamatannya
.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
- Mengerjakan
laporan
Evaluasi
Laporan
VI.
Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Ceramah
Atribut Soft
Alokasi Waktu
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Belajar
7
8
LCD
Preparat
awetanCoelentr
ata.
Mikroskop
---
Laporan
---
Teori
Prak
tek
Lap
anga
n
---
9
10’
---
---
80’
---
---
10’
---
Sumber Belajar
Skill/ Karakter
10
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
11
Mendengarkan,
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mandiri,
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
bertanggung
jawab,
kerjasama,
terampil,
Mengemukakan
pendapat, jujur,
cermat
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah.
Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetanCnidaria.
Tata Kelola Perkuliahan;
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Lababoratorium
II. Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
Kerjasama mahasiswa dibina melalui kegiatan belajar kelompok kecil untuk mengerjakan topik/tugas tertentu yang menuntut kerjasama
yang baik antar mahasiswa. Tanggung jawab terletak pada seluruh anggota kelompok. Konsep belajar kolaboratif diterapkan agar setiap
mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu anggotanya. Melalui model belajar
kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut model pembelajaran ini diperkirakan
akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai pendapat orang
lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III.
IV.
Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. Laptop
3. LCD Proyektor
4. Preparat awetanCnidaria
Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa: Damaring
TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : FilumPlatyhelminthes
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Platyhelminthes berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Platyhelminthes
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Platyhelminthes berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya.
3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Platyhelminthes.
II.
Peta Konsep
Kelas Turbellaria
Kelas Monogenea
Platyhelminthes
Kelas Trematoda
Kelas Cestoda
III.
Uraian Materi
Sebagian besar spesies hewan tergolong dalam Klad Bilateria, yang dicirikan dengan simetris tubuh bilateral, dan perkembangan tripoblastik.
Umumnya Bilateria merupakan selomata. Bilateria terdiri atas Klad Lophotrochozoa, Ecdysozoa, dan Deuterostomia. Klad Lophotrochozoa diidentifikasi
berdasarkan data molekuler, namun namanya berasal dari ciri-ciri yang ditemukan pada sejumlah anggotanya. Beberapa Lophotrochozoa mengembangkan
sebuah struktur yang disebut lofofor (lophophore), mahkota tentakel bersilia yang berfungsi untuk menangkap makanan, sedangkan yang lain, memiliki
tahap khas yang disebut larva trokofor (trochophore larva). Anggota yang lain dari kelompok ini tidak memiliki kedua ciri di atas. Lophotrochozoa
merupakan klad hewan yang memiliki bentuk tubuh paling beraneka ragam. Lophotrochozoa mencakup 18 Filum hewan, labih dari dua kali lipat dari jumlah
filum dalam Klad Bilateria yang lain. Pada praktikum Taksonomi Hewan Rendah, kita hanya membahas 3 filum yaitu Platyhelminthes, Mollusca, dan
Annelida.
Platyhelminthes hidup di habitat-habitat laut, perairan tawar, dan daratan yang lembab. Selain bentuk yang hidup bebas, Platyhelminthes banyak juga
yang bersifat parasit. Platyhelminthes dinamakan cacing pipih karena memiliki tubuh kurus yang memipih secara dorsoventral (antara permukaan dorsal dan
ventral). Cacing pipih yang paling kecil merupakan spesies yang hidup bebas dan berukuran hampir mikroskopik, dan beberapa cacing pipih ada yang
berukuran lebih dari 20m.
Cacing pipih bersifat tripoblastik dan aselomata (tidak memiliki rongga tubuh). Yubuhnya yang pipih menempatkan semua sel-selnya dekat dengan
air di lingkungan sekitar atau di saluran pencernaannya. Karena kedekatannya dengan air, pertukaran gas dan pembuangan zat sisa bernitrogen atau amonia
dapat terjadi melalui difusi menyeberangi permukaan tubuh. Cacing pipih tidak memiliki organ yang terspesialisasi untuk pertukaran gas, dan aparatus
ekskresinya sangat sederhana terutama berfungsi untuk menjaga keseimbangan osmotiknya dengan lingkungan. Aparatus ini terdiri atas protonefridia
(protonephridia), jejaring tubula dengan struktur bersilia yang disebut dengan sel api yang menarik cairan melalui saluran bercabang-cabang yang membuka
ke luar. Umumnya cacing pipih memiliki rongga gastrovaskular dengan hanya satu bukaan. Meskipun tidak memiliki sistem sirkulasi, cabang-cabang rongga
gastrovaskular yang halus mengedarkan makanan secara langsung ke sel-sel cacing pipih.
Platyhelminthes dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu: (1) Turbellaria, kebanyakan hidup bebas di laut, beberapa di air tawar, dan segelintir hidup
di darat; predator dan pemakan bangkai; permukaan tubuh bersilia. Contohnya: Planaria sp., Polycelis coromata, dan Dugesia tigrina. (2) Monogenea,
hidup parasit di laut dan perairan tawar;kebanyakan menginfeksi permukaan eksternal ikan; siklus hidup sederhana; larva bersilia memulai infeksi pada
inang. (3) Trematoda(cacing hati), hidup parasit terutama padavertebrata; dua pengisap melekat ke insang; kebanyakan siklus hidupnya mencakup inang
perantara dan inang akhir. Contohnya: Fasciola hepatica, Schistosoma sp., dan Opisthorchis sinensis. (4) Cestoda (cacing pita), hidup parasit pada
vertebrata;skoleks melekat ke insang; proglotid menghasilkan sel-sel telur dann putus setelah fertilisasi; tidak memiliki kepala atau sistem pencernaan; siklus
hidup dengan satu atau lebih inang perantara. Contohnya: Taenia solium, Moniezia expanza, dan Echinococcus granulosus.
IV.
Strategi Pembelajaran Mikro
Learning Revolution
Tahapan
Pembelajaran
No
1
2
3
Interaksi Belajar Mengajar
Metode
Pembelajara
n
Alokasi Waktu
Media
Pembelajaran
Evaluasi
Belajar
7
8
Dosen
Mahasiswa
3
Pendahuluan
(Kegiatan Awal):
- Motivasi
- Appersepsi
- Tujuan
- Deskripsi
- Relevansi
4
- Bertanya kepada
mahasiswa tentang topik
yang akan dibahas.
- Menyampaikan
deskripsi singkat tentang
Filum Platyhelminthes
- Menyampaikan tujuan
praktikum.
5
- Memperhatikan
dan
mendengarkan
penjelasan
dosen.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
6
Ceramah
Penyajian
(Kegiatan Inti) :
- Uraian
- Contoh
- Latihan
Memfasilitasi kegiatan
praktikum
Mengamati
preparat awetan
Platyhelminthes
di bawah
mikroskop
Pengamatan
langsung
Preparat awetan
Platyhelminthes
Mikroskop
Penutup
(Kegiatan Akhir):
Simpulan
Umpan Balik
Tindak Lanjut
- Membimbing
mahasiswa untuk
menyimpulkan Filum
PlatyhelminthesBertany
a kepada mahasiswa
tentang ciri-ciri
Platyhelminthes beserta
contohnya.
- Mengarahkan
mahasiswa untuk
membuat laporan
- Menyimpulkan
FilumPlatyhel
minthesberdasa
rkan
pengamatannya
.
- Menjawab
pertanyaan
dosen.
- Mengerjakan
laporan
Ceramah
---
V.
Laporan
Evaluasi
Teori
Prak
tek
Lap
anga
n
---
9
10’
---
Laporan
---
80’
---
---
10’
LCD
Sumber Belajar
Atribut Soft
Skill/ Karakter
10
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
11
Mendengarkan,
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mandiri,
bertanggung
jawab,
kerjasama,
terampil,
---
- Brusca & Brusca.
2003.
- Campbellet al. 2012.
- Internet & jurnal
yang relevan
Mengemukakan
pendapat, jujur,
cermat
VI.
Bahan Ajar dan Media Pembeajaran
Bahan ajar pada mata kuliah ini adalah penuntun praktikum taksonomi hewan rendah.
Media bembelajaran terdiri atas LCD, mikroskop, preparat awetan Platyhelminthes.
Tata Kelola Perkuliahan;
I.
Kondisi Perkuliahan:
1. Karakterisitik Mahasiswa
2. Setting Kelas, Lababoratorium
II. Metode
1. Ceramah : Tatap Muka
Kegiatan tatap muka diterapkan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh serta mengenai aktivitas perkuliahan dan pelaksanaan
tugas-tugas. Materi yang diberikan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan selama satu semester. Sebagian diskusi tim dilakukan
perkuliahan tatap muka. Materi perkuliahan dimungkinkan untuk menjadi sumber pembahasan dan bersumber dari berbagai sumber
belajar mulai dari text book, jurnal, maupun website.
2. Belajar Terstruktur dan mandiri
Penerapan belajar mandiri dilaksanakan dengan mengikuti alur belajar mahasiswa, termasuk pelaksanaan seluruh tugas dan ujian.
Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan tatap muka. Mengerjakan tugas-tugas baik kelompok maupun individual. Setiap penyajian
tugas kelompok diharuskan setiap anggota tim harus hadir
3. Belajar Kolaboratif
Kerjasama mahasiswa dibina melalui kegiatan belajar kelompok kecil untuk mengerjakan topik/tugas tertentu yang menuntut
kerjasama yang baik antar mahasiswa. Tanggung jawab terletak pada seluruh anggota kelompok. Konsep belajar kolaboratif diterapkan
agar setiap mahasiswa dapat menyumbangkan konsep pemikirannya terhadap kemajuan kelompok dan individu anggotanya. Melalui
model belajar kolaborasi ini diharapkan kesulitan belajar dapat diatasi atas bantuan teman sejawat. Lebih lanjut model pembelajaran ini
diperkirakan akan menumbuhkan kemampuan dalam bekerja dengan tim, seperti kemampuan meminpin, berkomunikasi, menghargai
pendapat orang lain, menjungjung tinggi etika bergaul dan lain sebagainya.
III. Perangkat Pembelajaran
1. Mikroskop
2. LaptopL
3. CD Proyektor
4. Preparat awetanPlatyhelminthes
IV. Sumber Bacaan Perkuliahan :
1. Brusca RC, Brusca GJ. 2003. Invertebrates, Second Ed. Massachusetts (US): Sinauer Associates.
2. CampbellNA,Reece JB, Michael LC, Wasserman SA, Minorsky PV, Jackson RB. 2012. Biologi,Edisi 8 Jilid 2. Alih Bahasa:
Damaring TW, Editor: Wibi H.& Prinandita A. Jakarta (ID): Erlangga.
3. Jurnal yang relevan dan internet.
RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
(RPP)
I.
Identitas
Mata Kuliah
: Taksonomi Hewan Rendah
Semester
: Ganjil
Beban Studi
: 1 SKS
Pertemuan
: II
Pokok Bahasan : FilumMollusca
Standar Kompetensi
: Mampu menyelenggarakan pembelajaran dan penelitian dibidang Taksonomi Hewan Rendah
Kompetensi Dasar
: Mampu membedakan setiap kelas dari Filum Mollusca berdasarkan ciri-ciri morfologi dan contoh-contohnya.
Indikator Keberhasilan: 1. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan Mollusca
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan hewan Mollusca berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya.
3. Mahasiswa dapat menyusun laporan ilmiah tentang Mollusca.
II.
Peta Konsep
Kelas Polyplacophora
Kelas Gastropoda
Mollusca
Kelas Bivalvia
Kelas Chepalopoda
III.
Uraian Materi
Filum Mollusca hidup di laut, beberapa spesies hidup di perairan tawar, dan beberapa siput dan siput telanjanng hidup di daratan. Mollusca
merupakan hewan bertubuh lunak (berasal dari kata latin molluscus, lunak), namun sebagian besar menyekresikan cangkang pelindung keras yang terbuat
dari kalsium karbonat. Siput telanjang, cumi-cumi, dan gurita memiliki cangkang internal yang tereduksi atau telah kehilangan seluruh cangkangnya selama
evolusi.
Meskipun berbeda, semua Mollusca mempunyai bangun tubuh yang sama. Mollusca adalah selomata, dan memiliki tiga bagian utama, yaitu: kaki
yang berotot, biasanya digunakan untuk bergerak; massa viseral, yang terdiri dari sebagian besar organ internal; dan mantel, lipatan jaringann yang
membungkus massa viseral dan menyeakresikan cangkang (jika ada). Pada banyak Mollusca, mantel membentang melebihi massa viseral, menghasilkan
sebuah rongga yang berisi air, disebut rongga mantel yang menampung insang, anus, dan pori-ori ekskresi. Banyak Mollusca yang menangkap makanan
dengan organ pemarut yang mirip sabuk, disebut radula untuk menggerus makanan.
Kebanyakan Mollusca memiliki jenis kelamin yang terppisah, dan gonadnya (ovarium atau testis) terletak di dalam massa viseral. Akan tetapi
banyak siput merupakan hermaprodit. Siklus hidup kebanyakan Mollusca laut memiliki sebuah tahap larva bersillia, yaitu larva trokofor.
Berdasarkan bangun tubuhnya Mollusca dibedakan menjadi delapan kelas, namun pada praktikum Taksonomi Hewan Rendah akan dikaji 4 kelas,
yaitu: (1) Polyplacophora, hidup di laut; cangkang dengan delapan lempengan; lokomosi dengan kaki; memili radula; tidak berkepala. Contohnya:
Lepidopleurus sp. (tanpa keping insersio), Cryptochiton sp., dan Katherina sp. (karnivora). (2) Gastropoda, hidup di laut, perairan tawar, ataupun darat;
berkepala; tubuh simetris, biasanya dengan cangkang mengumpar; cangkang tereduksi atau tidak ada; lokomosi dengan kaki; memiliki radula. Contohnya:
Achatina sp. (keong racun), siput, siput telanjang. (3) Bivalvia, hidup di laut dan perairan tawar; cangkang pipih dengan dua belahan; kepala tereduksi;
insang berpasangan; tidak ada radula; kebanyakan merupakan pemakan suspensi; mantel membentuk sifon. Contohnya: Contoh: Odonanta woodiana (kijing
Taiwan), kima, kerang, remis, tiram. (4) Cephalopoda, hidup di laut; kepala dikelilingi oleh tentake