EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMB (1)

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DI KELURAHAN GADING
KASRI DAN KELURAHAN TLOGOWARU
KOTA MALANG TAHUN 2013
Galuh Rimadevi, Mar’atul Makhmudah, Wawan Kuswandoro
Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Brawijaya, Malang
Email : galuhrimadevi@gmail.com
Abstract : A research titled of “National Program Policy Evaluation of Utilize
Independent People on Gading Kasri and Tlogowaru District in Malang City
2013” based by real experience of poverty that the complexity of occurring events
has been known well. It suppose to be a significant matter despite these had been
so many government program implemented at the field with such a successive
rate. The main objective of the research itself is to find such an information and
experimental evidence related on the field focused only to Gading Kasri and
Tlogowaru District for policy implementation of poverty eradication that had been
conducted on Malang City. There is no any mean for in this research not to
conduct several Government Policy Evaluation. Considering it is essential stage
for the stake holder in order to conduct the policy evaluation for the next periode.
In this research there are two region which is one of them located on the center
heart of Malang City, Gading Kasri and one near from the border of city that is

Tlogowaru. Two of them are being use as the comparison of PNPM applying. So
there are conclusion that can be form about the PNPM and a measurement of
successive rate for those who receive it.

Keyword : Implementation, Policy Evaluation, Poverty Eradication, PNPM
Abstrak : Penelitian yang berjudul “Evaluasi Kebijakan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kelurahan Gading Kasri dan
Kelurahan Tlogowaru Kota Malang Tahun 2013” ini bermula dari gambaran
secara nyata mengenai kemiskinan yang dirasa cukup kompleks di Indonesia
dewasa ini. Artinya ini akan menjadi sebuah permasalahan yang cukup signifikan
meskipun sebenarnya berbagai macam bantuan dari pemerintah telah berhasil
diimplementasikan di lapangan. Secara lebih mendalam penelitian ini bertujuan
untuk menggali informasi dan temuan - temuan di lapangan tepatnya di Kelurahan
Gading Kasri dan Kelurahan Tlogowaru terkait implementasi kebijakan
pengentasan kemiskinan Kota Malang yang telah terlaksana. Bukan berarti dalam
penelitian ini tidak dilakukan serangkaian evaluasi kebijakan pemerintah. Karena
dalam tahapan ini menjadi sangat penting sebagai acuan untuk melakukan
evaluasi kebijakan mendatang.

Dalam penelitian ini terdapat dua wilayah salah satunya berada di pusat perkotaan

yaitu Gading Kasri kemudian Tlogowaru di perbatasan Kota dan Kabupaten
Malang. Kedua wilayah tersebut dijadikan sebagai sebagai perbandingan untuk
penerapan PNPM. Sehingga dapat disimpulkan mengenai bentuk PNPM dan
pengukuran mengenai sejauh mana keberhasilan PNPM pada masyarakat
penerima manfaat atau KSM di dua wilayah tersebut.

Kata Kunci : Implementasi, Evaluasi Kebijakan, Penanggulangan Kemiskinan,
PNPM

Pendahuluan
Pengentasan
kemiskinan
perlu dilakukan secara bertahap,
terus – menerus, dan terpadu yang
didasarkan
pada
kemandirian.
Artinya yaitu kemampuan penduduk
miskin untuk menolong diri mereka
sendiri.

Ini
berarti
program
pengentasan
kemiskinan
harus
dilandaskan
pada
peningkatan
kemampuan masyarakat miskin
untuk melakukan kegiatan produktif.
Sehingga mampu menghasilkan nilai
tambah yang lebih tinggi dan
pendapatan yang lebih besar dari
suatu kegiatan. Dalam hal ini istilah
peranan merupakan hal yang sangat
penting untuk memberikan motivasi
dalam kemajuan dalam rangka
mengentaskan kemiskinan pada
masyarakat.

Oleh sebab itu, berkaitan pula
dengan hal di atas sebuah peranan
menjadi suatu arti yang penting
untuk diperhatikan dalam rangka
mewujudkan
masyarakat
yang
sejahtera khususnya pengentasan
kemiskinan
pada
masyarakat
pinggiran perkotaan. Peranan disini
adalah serangkaian perilaku yang
diharapkan pada seseorang atau
sekelompok orang sesuai dengan

posisi sosial yang diberikan baik
secara formal maupun secara
informal.
Peranan didasarkan pada

ketentuan dan harapan peran yang
menerangkan apa yang harus
dilakukan oleh individu dalam suatu
situasi tertentu agar dapat memenuhi
harapan-harapan mereka sendiri atau
harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut (Friedman,
1998 : 286). Di dalam suatu lembaga
atau organisasi peranan merupakan
suatu hal yang berpengaruh terhadap
kemajuan organisasi atau lembaga
tersebut. Peran dapat merubah segala
sesuatu termasuk lingkungan di
tempat tersebut.
Istilah peranan pada Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) berfokus pada pengaruh
program tersebut pada kesejahteraan
masyarakat. Pada tahun 2007
pemerintah

Indonesia
mulai
meluncurkan
sebuah
program
berbasis pemberdayaan masyarakat
secara mandiri yang bernama PNPM.
PNPM
merumuskan
mengenai
mekanisme upaya penanggulangan
kemiskinan yang melibatkan unsur
masyarakat
mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga

pemantauan, dan evaluasi.
Pada tahun 2008 PNPM
Mandiri diperluas dengan melibatkan
Program

Infrastruktur
Sosial
Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk
mengintegrasikan
pusat-pusat
pertumbuhan
ekonomi
dengan
daerah sekitarnya. PNPM Mandiri
diperkuat dengan berbagai program
pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan
oleh
berbagai
departemen/sektor dan pemerintah
daerah. Pelaksanaan PNPM Mandiri
2008 juga diprioritaskan pada desadesa tertinggal.
Tinjauan Pustaka
1.
Evaluasi Terhadap

Implementasi Kebijakan
Publik
Kebijakan publik merupakan
kebijakan yang mengatur kehidupan
bersama atau kehidupan publik,
bukan kehidupan seorang atau
golongan.
Kebijakan
publik
mengatur semua yang ada di domain
lembaga
administratur
publik.
Kebijakan publik mengatur masalah
bersama atau masalah pribadi atau
golongan, yang sudah menjadi
masalah bersama dari seluruh
masyarakat di daerah itu (Riant
Nugroho, 2006 : 25).
Bila kebijakan dipandang

sebagai suatu pola kegiatan yang
berurutan, maka evaluasi kebijakan
merupakan tahap akhir dalam proses
kebijakan (Budi Winarno, 2007 :
225). Namun ada beberapa ahli yang
mengatakan
sebaliknya
bahwa
evaluasi bukan merupakan tahap
akhir dari proses kebijakan publik.
Pada dasarnya kebijakan publik
dijalankan dengan maksud tertentu,
untuk meraih tujuan-tujuan tertentu
yang berangkat dari masalah-

masalah yang telah dirumuskan
sebelumnya. Evaluasi kebijakan
publik digunakan untuk melihat
sebab-sebab
kegagalan

suatu
kebijakan atau untuk mengetahui
apakah kebijakan yang telah
dijalankan meraih dampak atau
maksud yang diinginkan (Budi
Winarno, 2007 : 226). Secara singkat
evaluasi merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk menilai manfaat
suatu kebijakan.
Dunn menjelaskan beberapa
pertanyaan atas tipe kriteria - kriteria
yang dibutuhkan untuk melakukan
sebuah evaluasi kebijakan publik.
Beliau menyebutkan kriteria tersebut
menjadi 6 bagian. Yaitu dari sudut
efektifitas, efisiensi, kecukupan,
perataan,
responsivitas
dan
ketepatan.

2.

Kemiskinan
dalam
Pendekatan
Ekonomi
Politik
Di dalam konteks strategi
penanggulangan
kemiskinan,
pendefinisian
kemiskinan
dikemukakan sebagai kondisi di
mana seseorang atau sekelompok
orang laki-laki dan perempuan, tidak
terpenuhi hak-hak dasarnya dalam
mempertahankan
dan
mengembangkan kehidupan yang
bermartabat. Hak-hak dasar tersebut
terdiri dari hak-hak yang dipahami
masyarakat miskin sebagai hak
mereka untuk dapat menikmati
kehidupan yang bermartabat dan hak
yang diakui dalam peraturan
perundang-undangan (Bappeda, 2012
: 6).
Masalah kemiskinan dapat
dijelaskan melalui teori kemiskinan
dengan pendekatan Ekonomi Politik.
Dimana para tokoh melihat suatu

permasalahan kemiskinan tidak
hanya karena dari faktor ekonomi,
namun juga dari faktor sosial,
budaya, dan politik (konspirasi). Dari
berbagai
macam
teori-teori
kemiskinan dengan pendekatan
Ekonomi Politik dapat dibagi
menjadi tiga perspektif besar yaitu
Konservatif, Liberal dan Strukturalis.
Pengentasan
kemiskinan
ditempatkan
dalam
kerangka
pelaksanaan pembangunan yang
berencana
yaitu
pembangunan
jangka panjang 25 tahun, jangka
menengah 5 tahun, dan jangka
pendek tahunan. Keseluruhan itu
merupakan proses yang saling
terkait. Perencanaan jangka panjang
bersifat filosofis dan strategis karena
memberikan wawasan mengenai
wujud masyarakat Indonesia yang
ingin dicapai. Selain itu juga
merupakan upaya antisipasi sejak
dini atas permasalahan yang akan
dihadapi dalam 25 tahun mendatang,
baik yang berasal dari dalam maupun
luar negeri.
Perencanaan lima
tahun
bersifat indikatif yaitu memberikan
arah umum yang dituju, sasaran yang
hendak dicapai, serta skala prioritas
yang ditempuh. Sasaran yang
diperkirakan tidaklah kaku, tetapi
dapat berubah sesuai dengan
perkembangan keadaaan. Rencana
pembangunan ini dituangkan dalam
bentuk program kegiatan dan proyek
pembangunan di dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
Metode Penelitian
Secara khusus metode yang
akan dipakai dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Lokasi penelitian yaitu

berada di Kelurahan Gading Kasri,
Kelurahan Tlogowaru dan Bappeda
Kota Malang. Jenis data primer
diperoleh melalui sumber hasil
pengamatan atau observasi langsung
dari
lapangan
penelitian,
dokumentasi hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan secara
langsung kepada
subjek
dan
informan penelitian. Sedangkan jenis
data sekunder diperoleh melalui
melalui data – data atau buku – buku
yang memuat informasi berkaitan
dengan pengentasan kemiskinan
serta program – programnya.
Adapun yang menjadi fokus
penelitian adalah hasil dan dampak
yang diperoleh secara nyata dari
penerapan
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan di Gading Kasri dan
Tlogowaru erat kaitannya dengan
upaya pemerintah pusat untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
Pembahasan
1.
Implementasi
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri di
Kota Malang
Di
dalam
pelaksanaan
penelitian yang dilakukan oleh
penulis kurang lebih dalam jangka
waktu selama 1 bulan, dapat dilihat
secara nyata bahwa Pemerintah Kota
Malang memang telah melaksanakan
program – program dalam upaya
untuk
mengentaskan
angka
kemiskinan di Kota Malang dari
tahun
ke
tahun.
Pemerintah
khususnya TKPK telah memiliki
berbagai macam program dalam
rangka
mengurangi
angka
kemiskinan pada masyarakat Kota
Malang. Bantuan itu pun bermacam-

macam dari bantuan langsung
sampai bantuan dana bergulir untuk
masyarakat yang nantinya akan
digunakan sebagai motivasi usaha
mereka atau yang disebut sebagai
masyarakat
mandiri.
Bantuan
langsung dapat berupa sembako,
jaminan kesehatan, bedah rumah,
bantuan pembangunan toilet umum
untuk warga, jembatan, dan sarana
prasarana yang lainnya.
Di setiap kelurahan yang
diteliti oleh penulis, yaitu Kelurahan
Tlogowaru dan Kelurahan Gading
Kasri terdapat masing-masing 1
Badan Keswadayaan Masyarakat
(BKM). Ketua BKM bertugas untuk
mengkoordinasikan
anggotaanggotanya agar pelaksanaan PNPM
dari
Pemerintah
Pusat
dapat
terkoordinir dengan baik. Selain itu
dana
yang
didapatkan
dari
pemerintah secara cermat digunakan
untuk pembangunan fasilitas umum
dan
keperluan
yang
sangat
dibutuhkan bagi masyarakat yang
tergolong di dalam warga yang
sangat tidak mampu contohnya yaitu
bedah rumah.
Penulis juga mewawancarai
staf bidang sosial budaya dan
ekonomi yaitu Bapak Moch.
Zainurridho, SH, MM. Beliau
menyampaikan
bahwa
angka
kemiskinan di Kota Malang setiap
tahunnya mengalami penurunan yang
signifikan. Artinya disini adalah
usaha pemerintah Kota Malang
untuk mengentaskan kemiskinan di
Kota Malang dapat dikatakan
berhasil. Selain itu Kota Malang
menempati urutan nomor dua setelah
Kota Batu di tingkat Provinsi dalam
hal mengentaskan kemiskinan secara
drastis.

2.

Implementasi
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri
Perkotaan di Kelurahan
Gading Kasri Kecamatan
Klojen Kota Malang
Usaha
mendorong
kemandirian
dan
kemitraan
masyarakat dalam menanggulangi
kemiskinan di perkotaan khususnya
di
Kelurahan
Gading
Kasri
Kecamatan Klojen Kota Malang
telah dilakukan melalui Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan. Yang mana misi
dari PNPM adalah membangun
masyarakat mandiri yang mampu
menjalin kebersamaan dan sinergi
dengan
pemerintah
maupun
kelompok peduli setempat dalam
menanggulangi kemiskinan secara
efektif serta mampu mewujudkan
terciptanya lingkungan pemukiman
yang tertata, sehat, produktif dan
berkelanjutan.
BKM Gading Kasri sebagai
lembaga masyarakat mampu menjadi
wadah perjuangan kaum miskin,
yang mandiri dan berkelanjutan
dalam menyuarakan aspirasi dan
kebutuhan masyarakat Kelurahan
Gading Kasri, terutama untuk warga
miskin.
Melihat
kondisi
dan
perkembangan
waktu
dari
pelaksanaan PNPM – MP di
Kelurahan Gading Kasri sampai saat
ini telah berjalan cukup baik yang
kesemuanya merupakan hasil kerja
keras
dari
partisipasi
warga
Kelurahan Gading Kasri umumnya,
dan Pimpinan Kolektif (PK) BKM
dan Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) khususnya. Namun tidak ada
satupun program yang sempurna
dilihat dari aspek keberhasilannya,

begitu juga dengan pelaksanaan
PNPM – MP di wilayah Kelurahan
Gading Kasri juga memiliki banyak
kekurangan dan hambatan dalam
pelaksanaannya.
Dalam
melaksanakan
kegiatan – kegiatan penanggulangan
kemiskinan serta mempertahankan
keberlanjutan
dalam
proses
pembelajaran bagi masyarakat, BKM
Gading Kasri memiliki unit – unit
pengelola kegiatan sebagai unit
pelaksana kebijakan dan keputusan
yang telah ditetapkan BKM Gading
Kasri yaitu Unit Pengelola Keuangan
(UPK). Unit Pengelola Lingkungan
(UPL) dan Unit Pengelola Sosial
(UPS).
Dalam upaya pelaksanaan
Program
Penanggulangan
Kemiskinan, BKM Gading Kasri
bersama – sama dengan masyarakat
telah melalui tahapan review
partisipatif yang merupakan media
masyarakat untuk merefleksi dan
mereview
kembali
perjalanan
pelaksanaan
program
tersebut.
Lingkup dan aspek – aspek review
partisipatif tersebut adalah Review
Program, Review Keuangan dan
Review
Kelembagaan.
Melalui
Bantuan
Langsung
Masyarakat
(BLM), BKM Gading Kasri telah
melaksanakan beberapa kegiatan,
baik kegiatan infrastruktur, sosial
dan ekonomi produktif. Pada tahun
2011 s/d Desember 2013 BKM
Gading Kasri mendapatkan Dana
BLM PNPM – MP.
BKM Gading Kasri juga
telah mengadakan audit internal
maupun eksternal untuk Pelaporan
Keuangan BKM Gading Kasri.
Untuk audit internal telah diadakan
review keuangan oleh Tim Review
Keuangan yang dilaksanakan pada

hari Sabtu 21 Desember 2013 yang
tersaji dalam laporan hasil kegiatan
review keuangan. Untuk kegiatan
audit eksternal Tahun Buku 2013
yang ditunjuk sebagai auditor adalah
Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs.
A. Ghonie Abubakar dengan
auditornya adalah Drs. Maramis S.
Ghozi.
Upaya pembinaan KSM
Ekonomi
Produktif
telah
dilaksanakan BKM Gading Kasri
pada Bulan Nopember 2012 – Maret
2013 hasil channeling dengan
Direktorat Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (DPPM) Universitas
Muhammadiyah Malang adalah :
a) Bentuk pembinaan yang
dilakukan adalah Pelatihan
dan
Pembinaan
KSM
Ekonomi Produktif dalam
Perencanaan
Keuangan
Keluarga dan Penyusunan
Laporan
Keuangan
sederhana.
b) Kegiatan pemanfaatan kain
perca menjadi usaha kreatif
yang dapat meningkatkan
pendapatan.
Tujuan yang ingin dicapai
untuk memotivasi KSM agar lebih
hati – hati dan lebih professional
dalam mengelola usahanya, terutama
dalam penggunaan modal usaha yang
diperoleh dari pinjaman bergulir
BKM Gading Kasri.
3.

Implementasi
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri
Perkotaan di Kelurahan
Tlogowaru
Kecamatan
Kedungkandang
Kota
Malang
Di dalam setiap pelaksanaan
PNPM Mandiri Perkotaan terdapat

satu lembaga yang dirancang untuk
membangun kembali kehidupan
masyarakat yang mandiri dan
mampu
mengatasi
berbagai
permasalahannya, lembaga tersebut
bernama
Badan
Keswadayaan
Masyarakat (BKM). BKM ini
mengemban
misi
untuk
menumbuhkan kembali ikatan –
ikatan sosial dan menggalang
solidaritas sesama warga agar saling
bekerja sama demi kebaikan
bersama.
Pada tanggal 18 Januari
bertempat di Kantor Kelurahan
Tlogowaru
Kecamatan
Kedungkandang, penulis melakukan
wawancara terhadap salah satu
narasumber di BKM tepatnya Ketua
BKM yaitu Bapak Kadis. Beliau
mengatakan bahwa banyak sekali
masyarakat miskin yang berhak
memperoleh bantuan di kelurahan
tersebut.
Wilayah
Kelurahan
Tlogowaru ini termasuk wilayah
perbatasan
Kabupaten
Malang
dengan Kota Malang. Jika terus
menuju ke arah selatan kita sudah
menemui wilayah Kabupaten Malang
tepatnya Desa Tangkilsari. Selain itu
Pak Kadis menjelaskan bahwa pada
tahun 2007 ada kunjungan langsung
dari luar negeri yang melihat
bagaimana penerapan PNPM di
Tlogowaru. Mereka cukup prihatin
dengan keadaan masyarakat disana.
Namun berdasarkan hasil
penelitian yang penulis lakukan di
Kelurahan Tlogowaru sendiri, dapat
dikatakan belum cukup berhasil
dalam membangun infrastruktur serta
fasilitas di daerah tersebut. Hal ini
terlihat pada implementasinya di
lapangan, masih ada fasilitas jalan
yang belum diperbaiki dikarenakan
luas wilayah Kelurahan Tlogowaru

yang sangat besar. Mayoritas mata
pencaharian penduduknya terdapat
pada
bidang
pertanian
dan
perdagangan. Luas area sawahnya
dikatakan cukup besar sehingga
mampu menjadikan sumber mata
pencaharian
bagi
penduduk
Kelurahan Tlogowaru.
Evaluasi Kebijakan Pemerintah
dalam
Program
Percepatan
Pengentasan Kemiskinan Kota
Malang Tahun 2013
Efektifitas merupakan suatu
ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas,kualitas dan
waktu) yang telah dicapai oleh suatu
manajemen, yang mana target
tersebut sudah ditentukan terlebih
dahulu. Oleh karena itu penulis
mencoba menganalisis tinjauan teori
pokok dengan permasalahan yang
ada di dalam penelitian terkait
dengan percepatan pengentasan
kemiskinan yaitu Program Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat
di
Kelurahan Gading Kasri dan
Kelurahan
Tlogowaru.
Dalam
analisis berikut ini akan digunakan
teori yang telah dijelaskan oleh
William N. Dunn yaitu kriteria
keputusan dalam evaluasi kebijakan
publik :
a. Efektifitas
Dari
usaha
pemerintah
selama kurun waktu tahun 2013,
proses
implementasi
kebijakan
pengentasan kemiskinan sudah dapat
terlaksana dengan baik sesuai dengan
rencana strategis penanggulangan
kemiskinan Kota Malang. Namun
jika ditinjau lebih mendalam pada
lokasi penelitian masih ada beberapa
aspek yang belum tertangani dengan
baik melalui bantuan PNPM
Mandiri. Misalnya saja pada

pembangunan
infrastruktur
di
Kelurahan
Tlogowaru.
Pada
gambaran umumnya masih jelas
bahwa jalan perkampungan belum
diperbaiki dengan baik. Namun
seiring berjalannya waktu aspek
yang lainnya seperti fasilitas umum
sudah diperbarui dengan baik.
Sehingga masyarakat Tlogowaru
dapat memenuhi kebutuhan sehari –
harinya serta lebih meningkatkan
kegiatan perekonomian melalui
bantuan dana bergulir dari PNPM
Mandiri Perkotaan.
b. Efisiensi
Hal ini berkaitan dengan
bagaimana lembaga – lembaga sosial
yang ada di dalam Kelurahan
Tlogowaru dan Gading Kasri
berusaha
untuk
mengentaskan
permasalahan warganya dari jeratan
kemiskinan. Oleh sebab itu di dalam
setiap kelurahan terdapat Badan
Keswadayaan Masyarakat yang
bekerja secara sukarela dalam
membantu
warganya
untuk
meningkatkan perekonomian, baik
itu dengan bantuan dana bergulir
yang diluncurkan oleh pemerintah
pusat maupun dana langsung yang
berguna untuk menyejahterakan
masyarakatnya
dari
aspek
pendidikan, sosial dan ekonomi
khususnya warga miskin.
Usaha – usaha BKM untuk
membantu masyarakatnya yang ada
di 2 kelurahan tersebut dinilai sudah
cukup maksimal dalam kinerjanya.
Hal ini ditinjau secara lebih
mendalam
melalui
wawancara
dengan Ketua BKM Tlogowaru yaitu
Bapak
Kadis.
Beliau
mengungkapkan
bahwa
BKM
Tlogowaru yang terdiri dari 9 orang
anggota tersebut telah bekerja secara

maksimal
untuk
melakukan
perubahan secara fisik di daerahnya
c. Kecukupan
Dengan adanya program
pengentasan
kemiskinan
dari
pemerintah pusat yaitu PNPM
Mandiri Perkotaan, berkaitan dengan
hal tersebut dapat dijelaskan
mengenai keberhasilan pelaksanaan
PNPM di Kelurahan Tlogowaru dan
Kelurahan Gading Kasri. Dalam
pelaksanaannya
yang
sudah
diimplementasikan di lapangan,
banyak warga yang tergolong kurang
mampu yang sudah dapat terpenuhi
hak atau kebutuhan dasarnya seperti
makanan dan rumah yang layak. Hal
ini dapat dibuktikan dengan bantuan
langsung oleh pemerintah berupa
raskin, bantuan dari program PNPM
berupa fasilitas umum (perbaikan
infrastruktur,
MCK,
sanitasi),
bantuan bedah rumah. Selain itu
yang penulis temui di lapangan yaitu
pelaksanaan bedah rumah yang
masih
dalam
tahap
proses
pembangunan.
d. Perataan
Apabila berbicara mengenai
perataan pendistribusian biaya yang
dikucurkan oleh pemerintah pusat
secara langsung, hal ini belum dapat
diperkirakan lebih mendetail apakah
biaya tersebut benar – benar merata
di setiap kelompok masyarakat.
Akan tetapi sejauh yang penulis
temui di lapangan yaitu Kelurahan
Gading
Kasri
dan
kelurahan
Tlogowaru, dapat ditarik kesimpulan
bahwa setiap BKM berusaha untuk
memberikan bantuan secara merata
ke tiap warga yang termasuk
masyarakat miskin. Selain itu, biaya
untuk PNPM sendiri adalah berawal
dari pengajuan proposal dari
masyarakat. Sehingga besarnya dana

juga tergantung dari pemerintah
pusat yang berhak mengeluarkan
jumlah dana untuk masyarakat
penerima manfaat tersebut.
e. Responsivitas
Dengan
diberlakukannya
PNPM Mandiri Perkotaan sebagai
salah satu program pengentasan
kemiskinan yang dikeluarkan oleh
pemerintah
pusat,
masyarakat
penerima pun tentu memiliki respon
yang bermacam – macam. Akan
tetapi yang penulis temui sebagian
besar penerima manfaat dapat
merasakan hasil dari usahanya
setelah menerima bantuan PNPM
Mandiri. Misalnya
saja
Unit
Pelaksana Sosial di Kelurahan
Gading Kasri. Kelompok masyarakat
ini melaksanakan bimbingan belajar
bagi anak SD untuk menambah jam
belajar di luar jam sekolah. Orang
tua para murid ini pun tentu sangat
berantusias karena selain tidak
dipungut biaya terlalu mahal seperti
di lembaga bimbingan belajar,
tempat pelaksanaan kegiatannya pun
sangat dekat dari rumah. Selain itu
pengajar sendiri berasal dari warga
Kelurahan Gading Kasri yang
berkompetensi untuk mengajar mata
pelajaran murid SD.
f. Ketepatan
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan ini dinilai cukup efektif
untuk mengentaskan kemiskinan di
beberapa wilayah yang masih
terdapat keluarga yang tergolong
miskin. Sasaran penerima manfaat
dapat diketahui dengan melakukan
survey langsung. Yaitu dengan
mendatangi rumah masyarakat tidak
mampu tersebut. Dengan melakukan
survey langsung, pemerintah tidak
melakukan
kesalahan
sasaran

sehingga pelaksanaan PNPM di Kota
Malang khususnya di Kelurahan
Gading Kasri dan Kelurahan
Tlogowaru berjalan dengan efektif
dengan melihat kondisi lapangan
yang sebenarnya.
Kesimpulan
Dengan
diberlakukannya
Peraturan
Presiden
Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
tentang Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
(RPJMN) Tahun 2010 – 2014 dan
Peraturan
Presiden
Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2010
tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan,
Pemerintah
Kota
Malang telah melaksanakan program
penanggulangan kemiskinan seperti
Program Blockgrant bagi masyarakat
kelurahan,
Jamkesda,
Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat
dan sebagainya. Program-program
tersebut memperhatikan besarnya
perhatian pemerintah dalam upaya
penanggulangan
kemiskinan.
Besarnya anggaran dalam rangka
penanggulangan kemiskinan dapat
dikedepankan sebagai salah satu
bukti keseriusan pemerintah untuk
menangani masalah kemiskinan.
Oleh karena itu terkait dengan
penelitian yang dilakukan oleh
penulis, dapat disimpulkan beberapa
point yang menarik terhadap apa
yang ditemukan dalam penelitian di
lapangan, kesimpulan tersebut antara
lain :
1.
Dalam
pengorganisasian
penanggulangan kemiskinan
dengan pendekatan hak-hak
dasar memerlukan pemihakan
dari organisasi dan lembaga
pemerintah mulai dari tingkat
kelurahan, kecamatan, tingkat

2.

3.

kota bahkan sampai tingkat
pusat, ada lembaga yang
dapat
mendukung
terlaksananya rencana aksi.
Berdasarkan
keputusan
Walikota Malang Nomor :
188.45/132/35.73.112/2012
tahun 2012 tentang Tim
Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Kota
Malang
yaitu
wadah
koordinasi lintas sektor dan
lintas pemangku kepentingan
untuk
penanggulangan
kemiskinan di Kota Malang.
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri
Perkotaan
merupakan
salah
satu
program pemerintah pusat
yang
berupaya
untuk
menanggulangi kemiskinan
di daerah – daerah. Dengan
adanya pelaksanaan PNPM di
Kota Malang khususnya di
Kelurahan Gading Kasri dan
Kelurahan
Tlogowaru,
masyarakat dapat terangkat
perekonomiannya
dengan
bantuan – bantuan yang
dikucurkan oleh pemerintah
pusat tersebut.
Di Kelurahan Gading Kasri
sebelum
adanya
PNPM
Mandiri Perkotaan, warga
daerah tersebut masih banyak
yang
hidup
dalam
keterbatasan
ekonomi.
Terutama
warga
yang
dianggap masih berada dalam
golongan kurang mampu.
Namun setelah adanya PNPM
Mandiri pada tahun 2008,
sedikit demi sedikit kegiatan
perekonomian serta fasilitas
umum dapat memadai. Hal

4.

tersebut dapat berpengaruh
pada
kesejahteraan
masyarakat di Kelurahan
Gading Kasri.
Efektifitas Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri
Perkotaan
di
Kelurahan
Tlogowaru
Kecamatan Kedungkandang
dapat berjalan cukup baik
pada tahun 2013. Hal ini
dibuktikan dengan adanya
pembangunan yang dilakukan
terus – menerus terkait
kegiatan
perekonomian
warga,
perbaikan
jalan,
fasilitas
umum
dan
pembangunan rumah bagi
warga
miskin.
Menurut
penulis pelaksanaan PNPM di
Kelurahan Tlogowaru ini
sudah mengalami progress
dalam
pembangunan
kesejahteraan masyarakatnya.
Karena sebelum dilaksanakan
PNPM
tahun
2007,
berdasarkan wawancara yang
dilakukan
oleh
penulis
terhadap
Ketua
BKM
Kelurahan
Tlogowaru
kehidupan
perekonomian
sangatlah memprihatinkan.
Sulitnya penerangan jalan
serta minimnya air bagi
kebutuhan
warganya
membuat daerah Tlogowaru
tergolong daerah yang sangat
membutuhkan bantuan dari
pemerintah.

Rekomendasi
Dari seluruh hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh penulis,
tentunya ada beberapa kelemahan
yang menjadi fokus utama dalam
penelitian ini. Tentunya apa yang

diutarakan penulis dapat menjadi
masukan yang berarti bagi pihak –
pihak yang terkait dengan penelitian
ini terutama pemerintah pusat yang
mempunyai
kebijakan
dalam
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan.
Berikut ini merupakan rekomendasi
yang diberikan oleh penulis terkait
penelitian yang berjudul Evaluasi
Kebijakan
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Gading
Kasri dan Kelurahan Tlogowaru
Kota Malang Tahun 2013.
1.
Pelaksanaan PNPM di Kota
Malang hendaknya dilakukan
secara teliti dan hati – hati
agar masyarakat penerima
manfaat benar – benar berasal
dari keluarga yang tergolong
masyarakat miskin. Hal ini
diperlukan agar dana dari
pemerintah pusat benar –
benar
berguna
untuk
menanggulangi kemiskinan
di Indonesia khususnya di
Kota Malang.
2.
Diperlukan adanya sosialiasi
mengenai lembaga – lembaga
yang terkait dengan upaya
pemerintah pusat
dalam
menanggulangi kemiskinan.

Karena selama ini masyarakat
belum benar – benar paham
dan mengerti secara jelas
mengenai istilah – istilah
BKM, KSM, LPMK, Dana
Hibah dan yang lainnya.
Yang masyarakat pahami
selama ini sedikit banyak
hanyalah bantuan langsung
dari pemerintah baik itu
berupa
sembako
dan
kebutuhan pangan lainnya.
Padahal berbagai bantuan
yang
diberikan
oleh
pemerintah pusat bentuknya
bermacam – macam. Hal ini
yang perlu diperhatikan oleh
lembaga – lembaga atau tim
penanggulangan kemiskinan
di setiap daerah.

Daftar Pustaka
Buku
Abdul Wahab, Solichin. 2011. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Penerbit
UMM press : Malang.
Andrianus, Toni. 2006. Mengenal Teori-Teori Politik. Penerbit Nuansa :
Bandung.
Budiardjo, Miriam. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.

Dhewanto, Wawan. 2013. Inovasi dan Kewirausahaan Sosial. Penerbit Alfabeta,
cv : Bandung.
Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Penerbit Gadjah
Mada University Press : Yogyakarta.
Goldsmith, James. 1993, 1994. Perangkap. Yayasan Obor Indonesia anggota
IKAPI : Jakarta.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Bumi Aksara :
Jakarta.
Marbun, B.N. 2007. Kamus Politik. Pustaka Sinar Harapan : Jakarta.
Nogi S. Tangkilisan, Hessel. 2003. Evaluasi Kebijakan Publik. Penerbit
Balairung : Yogyakarta.
Nugroho, Riant. 2006. Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang.
Penerbit PT Elex Media Komputindo : Jakarta.
Sitepu, Anthonius. 2012. Teori-Teori Politik. Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta.
Sumodiningrat, Gunawan. Dr. M. Ec. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat :
Yogyakarta.
Suyanto, Bagong. Dr. 2013. Anatomi Kemiskinan dan Strategi Penanganannya.
Penerbit In Trans Publishing Wisma Kali Metro : Malang.
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Penerbit : Media
Pressindo : Yogyakarta.
Jurnal, Hasil Penelitian dan Tesis
Amaluddin, Moh. 1987. Kemiskinan dan Polarisasi Sosial (Studi Kasus di Desa
Bulugede, Kabupaten Kendal Jawa Tengah). Fakultas Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor : Bogor
Dokumen Resmi
Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2012. Kota Malang dalam Angka. Badan
Pusat Statistik : Malang.
Bappeda Kota Malang. 2012. Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
Kota Malang Tahun 2013-2017 : Malang.