168749261 Juknis Penyelenggaran SKS Di SMA Final
Naskah Final 7 Des 2011
COVER
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
PENYELENGGARAAN SKS DI SMA
1
Naskah Final 7 Des 2011
KATA PENGANTAR
2
Naskah Final 7 Des 2011
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Ruang Lingkup Kegiatan
D.
Unsur yang Terlibat
E.
Referensi
F.
Pengertian dan Konsep
G.
Uraian Prosedur Kerja
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Alur Prosedur Kerja
Lampiran 2: Instruksi Kerja
Lampiran 3: Contoh-Contoh
Lampiran 4: Contoh Jadwal Persiapan Penyelenggaraan SKS Tahun 2012-2013
GLOSARIUM
3
Naskah Final 7 Des 2011
PETUNUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN SKS DI SMA
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Departemen Pendidikan
Nasional menjelaskan dalam visinya bahwa kecerdasan mencakup cerdas
intelektual,
cerdas
emosional,
dan
cerdas
spiritual.
Sementara
itu,
kemandirian merupakan salah satu dari tugas perkembangan yang harus
dicapai siswa dari sejumlah tugas perkembangan lainnya.
Undang-Undang
Nomor
20
Tahun
2003
menjamin
hak
peserta
didik
mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kebutuhan,
dan kecepatan belajarnya. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
mewajibkan sekolah kategori mandiri untuk melaksanakan sistem kredit
semester (SKS) pada tingkat SMA, sedangkan sekolah kategori standar
dibolehkan untuk melaksanakan SKS. Sementara itu, Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 mewajibkan SMA bertaraf
internasional untuk melaksanakan SKS.
Panduan penyelenggaraan SKS yang diterbitkan BSNP telah menjelaskan
kebijakan, konsep, dan prinsip penyelenggaraan SKS di sekolah. Penjelasan
panduan tersebut masih bersifat umum sehingga sekolah masih banyak
mengalami kendala di antaranya dalam menentukan beban belajar, menyusun
struktur kurikulum, menfasilitasi pilihan beban beban belajar dan mata
pelajaran, dan menyusun jadwal pelajaran fleksibel dengan pola on/off untuk
mata pelajaran tertentu. Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi
keragaman
peserta
didik
dalam
hal
kecepatan
belajarnya
sehingga
memungkinkan mereka menyelesaikan studi dalam waktu yang beragam. Oleh
karena itu diperlukan penjelasan teknis lebih rinci, bertahap, dan terarah.
Sebagai
respon
atas
temuan
dan
masukan
tersebut,
Direktorat
Pembinaan SMA perlu menyusun Petunjuk teknis Penyelenggaraan SKS di SMA
yang memuat panduan penyelenggaraan, pembelajaran, dan penilaian.
4
Naskah Final 7 Des 2011
B. Tujuan
Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan dan pedoman bagi SMA untuk
melaksanakan SKS.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan penyelenggaraan SKS terdiri atas:
1. Persiapan;
2. Pelaksanaan;
3. Ujian dan Kelulusan.
D. Unsur yang Terlibat
1. Kepala SMA;
2. Tim Penyusun Kurikulum (TPK) Sekolah;
3. Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah;
4. Pembimbing Akademik;
5. Konselor/BK; dan
6. Komite Sekolah.
E. Referensi
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Pasal 11;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
17
Tahun
2010
tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
5
Naskah Final 7 Des 2011
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun
2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional;
14. Panduan Penyusunan KTSP, 2007. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan;
15. Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester, 2010. Jakarta: Badan
Standar Nasional Pendidikan;
16. Pedoman Penatalaksanaan Psikologis Layanan Pendidikan Khusus untuk
Peserta Didik Cerdas Istimewa, 2010. Jakarta: Depdiknas;
17. Petunjuk Teknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan, 2010.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA;
18. Petunjuk Teknis Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan
Tugas Mandiri Tidak Terstruktur, 2010. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA;
dan
19. Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Hasil Belajar, 2010. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA.
6
Naskah Final 7 Des 2011
F. Pengertian dan Konsep
1. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang siswanya menentukan sendiri beban belajar dan
mata
pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam
satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam
pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam
kegiatan mandiri tidak terstruktur(Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi);
2. Beban belajar merupakan ukuran yang menunjukkan kuantitas yang harus
dilakukan oleh siswa mengikuti tugas-tugas pembelajaran dalam bentuk
kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam rangka mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata
pelajaran. Beban belajar menuntut konsekuensi siswa meluangkan waktu dan
tenaga untuk melakukan kegiatan yang telah didesain dalam silabus mata
pelajaran yang waktunya telah ditentukan. Beban belajar dengan kredit
lebih besar menuntut pengorbanan lebih banyak untuk melakukan tugas
pembelajaran. Beban belajar mata pelajaran dihitung untuk kegiatan tiap
semester dan dinyatakan dalam satuan kredit semeter;
3. Prinsip penyelenggaraan SKS di SMA:
a. Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran
yang diikuti pada setiap semester sesuai dengan kemampuan, bakat,
dan minatnya;
b. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat
mempersingkat waktu penyelesaian studinya dari periode belajar yang
ditentukan dengan tetap memperhatikan ketuntasan belajar;
c. Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam
belajar secara mandiri;
d. Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar dengan
lebih fleksibel. Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih
program studi dan mata pelajaran sesuai dengan potensinya;
e. Peserta didik dapat pindah (transfer) kredit ke sekolah lain yang
sejenis yang menggunakan SKS dan semua kredit yang telah diambil
dapat dipindahkan ke sekolah yang baru;
7
Naskah Final 7 Des 2011
f. Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai
secara teknis dan administratif;
g. Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi
kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta didik yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
h. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya;
4. Penentuan sendiri beban belajar dan mata pelajaran tiap semester dilakukan
dengan penjadwalan pola on/off
5. Penyelenggaraan SKS di SMA pada sekolah kategori standar, sekolah kategori
mandiri, dan sekolah bertaraf internasional harus didukung persiapan yang
mengacu
pada
pemenuhan
delapan
standar
nasional
pendidikan.
Implementasi pelaksanaan SKS yang bersifat fleksibel terdapat pada proses
pembelajaran dan pengelolaan yang mengakomodasi peserta didik sesuai
dengan potensi, minat, kebutuhan, dan kecepatan belajarnya;
6. SMA Bertaraf Internasional dan SMA Kategori Mandiri wajib melaksanakan
SKS, sedangkan SMA Kategori Standar dapat melaksanakan SKS;
7. Persiapan penyelenggaraan SKS terdiri atas persiapan dokumen kurikulum
dan sumber daya;
8. Persiapan dokumen kurikulum yang dimaksud terdiri atas struktur kurikulum
dan beban belajar, peraturan akademik, kalender akademik, dan pedoman
pendukung pelaksanaan, serta perangkat pembelajaran dan penilaian;
9. Persiapan sumber daya terdiri atas sumber daya pendidik dan tenaga
kependidikan dan sarana prasarana;
10. Sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk
mendukung penyelenggaraan SKS terdiri atas guru, pembimbing akademik,
konselor, dan tenaga administrasi akademik. Sumber daya tersebut harus
memiliki pengetahuan yang memadai tentang implementasi SKS dan standar
nasional pendidikan pada umumnya. Jumlah guru cukup dan sesuai dengan
latar belakang pendidikan;
11. Sumber
daya
sarana
prasarana
mampu
memfasilitasi
pelaksanaan
pembelajaran berbasis TIK, pembelajaran berbasis mata pelajaran (subject
based classroom), dan penjadwalan pembelajaran yang fleksibel;
8
Naskah Final 7 Des 2011
12. Pembelajaran dengan pola on/off adalah penjadwalan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik memilih atau tidak memilih mata pelajaran
tertentu pada semester tertentu.
13. Struktur kurikulum dan beban belajar memuat mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri. Beban belajar seluruh mata pelajaran dan
muatan lokal dinyatakan dengan satuan kredit semester (sks), yaitu minimal
114 sks dan maksimal 126 sks. Penetapan beban belajar seluruh mata
pelajaran dan masing-masing mata pelajaran dilakukan oleh sekolah dengan
mengacu pada panduan penyelenggaraan SKS dari BSNP dan petunjuk teknis
penyelenggaraan SKS dari Direktorat Pembinaan SMA (Dit. PSMA);
14. Dasar penetapan beban belajar berpedoman pada perhitungan kesetaraan
pada sistem paket dan SKS, yaitu 1 sks setara dengan 1,88 – 2 jam pelajaran
dan analisis konteks potensi dan kebutuhan sekolah. Rentang beban belajar
tiap mata pelajaran seperti pada tabel 1, 2, dan 3;
Tabel 1. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA
Program IPA
No
Mata Pelajaran
Beban Belajar (sks)
Minimum
Maksimum
1.
Pendidikan Agama
5
8
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
5
7
3.
Bahasa Indonesia
11
13
4.
Bahasa Inggris
11
13
5.
Matematika
11
13
6.
Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan
4
6
7.
Sejarah
2
4
8.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
4
6
9
Seni Budaya
4
6
10.
Keterampilan/Bahasa Asing
4
6
11.
Fisika
10
12
12.
Kimia
10
12
13.
Biologi
10
12
14.
Ekonomi*
2
3
15.
Sosiologi*
2
3
16.
Geografi*
2
3
17.
Muatan Lokal
4
6
9
Naskah Final 7 Des 2011
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
Tabel 2. Rentang Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat
SMA Program IPS
No
Mata Pelajaran
Beban Belajar (sks)
Minimum
Maksimum
1.
Pendidikan Agama
5
8
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
5
7
3.
Bahasa Indonesia
11
13
4.
Bahasa Inggris
11
13
5.
Matematika
11
13
6.
Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan
4
6
7.
Sejarah
4
6
8.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
4
6
9
Seni Budaya
4
6
10.
Keterampilan/Bahasa Asing
4
6
11.
Fisika*
2
3
12.
Kimia*
2
3
13.
Biologi*
2
3
14.
Ekonomi
10
12
15.
Sosiologi
8
10
16.
Geografi
7
9
17.
Muatan Lokal
4
6
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
Tabel 3. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA Program
Bahasa
No
Mata Pelajaran
Beban Belajar (sks)
Minimum
Maksimum
1.
Pendidikan Agama
5
8
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
5
7
3.
Bahasa Indonesia
13
15
4.
Sastra Indonesia
7
9
5.
Bahasa Inggris
13
15
6.
Matematika
10
11
10
Naskah Final 7 Des 2011
No
Beban Belajar (sks)
Minimum
Maksimum
Mata Pelajaran
7.
Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan
4
6
8.
Sejarah
5
7
9
Teknologi Informasi dan Komunikasi
4
6
10.
Seni Budaya
4
6
11.
Bahasa Asing
11
13
12.
Antropologi
5
7
13.
Fisika*
2
3
14.
Kimia*
2
3
15.
Biologi*
2
3
16.
Ekonomi*
2
3
17.
Sosiologi*
2
3
18.
Geografi*
2
3
19.
Muatan Lokal
4
6
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
15. Sekolah menetapkan serial mata pelajaran sehingga pembelajaran dapat
dilaksanakan secara fleksibel dengan pola on/off bagi peserta didik untuk
melaksanakan
layanan
pendidikan
yang
mengakomodasi
keragaman
kecepatan belajar peserta didik dan variasi pilihan beban belajar dan mata
pelajaran;
16. Mata pelajaran disusun maksimal dalam empat seri untuk mengakomodasi
kebutuhan peserta didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa yang berhak
menyelesaikan masa studi paling cepat dua tahun (empat semester). Masa
studi paling lama adalah 5 tahun (10 semester);
17. Penyusunan
serial
mata
pelajaran
mempertimbangkan
potensi
dan
kebutuhan sekolah, serta mengacu pada standar isi dan standar kompetensi
lulusan. Setiap seri mata pelajaran memuat standar kompetensi lulusan (SKL
Mata Pelajaran) dan standar isi (SK-KD) sesuai dengan Permendiknas Nomor
22 dan 23 Tahun 2006. Contoh serial mata pelajaran disajikan pada tabel 4;
Tabel 4. Contoh serial Mata Pelajaran
No
Mata Pelajaran
Jumlah
1.
Pendidikan Agama
6 sks
1
2 sks
Seri Mata Pelajaran
2
3
2 sks
4
2 sks
11
Naskah Final 7 Des 2011
2.
Matematika
13 sks
2 sks
4 sks
4 sks
3 sks
3.
Penjas Orkes
4 sks
1 sks
1 sks
1 sks
1 sks
4.
Fisika
11 sks
2 sks*
3 sks
3 sks
3 sks
5.
Ekonomi
11 sks
2 sks*
3 sks
3 sks
3 sks
6.
Bahasa Asing
4 sks
2 sks
2 sks
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
18. Penyusunan kembali seluruh SK-KD sesuai standar isi pada serial mata
pelajaran dilakukan dengan cara mengurutkan SK-KD tersebut sesuai dengan
urutan seri dan beban belajarnya (sks). Contoh SK-KD serial mata pelajaran
disajikan pada contoh 3b.
19. Peserta didik pada semua program jurusan wajib mengikuti mata pelajaran
yang kontennya (SK-KD) tercantum pada semester 1 dan 2 (sesuai standar isi
sistem paket). Sekolah memfasilitasi penjadwalan fleksibel dengan pola on/
off, Contoh penjadwalan fleksibel dengan pola on/off disajikan pada
lampiran 3a;
20. Penetapan beban belajar dan struktur kurikulum melibatkan unsur guru,
konselor, tim penyusun kurikulum, dan kepala sekolah dalam rapat kerja
sekolah. Contoh beban belajar dan struktur kurikulum disajikan pada
lampiran 3b;
21. Peraturan akademik menjelaskan ketentuan tentang mekanisme pilihan
beban belajar dan mata pelajaran, mekanisme penilaian, penjurusan, dan
kelulusan;
22. Mekanisme pilihan beban belajar dan mata pelajaran dilakukan pada awal
semester dengan cara mengisi kartu rencana studi (KRS)
yang disetujui
pembimbing akademik (PA) dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pilihan beban belajar dan mata pelajaran pada semester satu dilakukan
dalam bentuk paket dengan jumlah tertentu. Peserta didik dengan bakat
dan kecerdasan istimewa (sesuai hasil seleksi) berhak memilih beban
belajar dan mata pelajaran melebihi peserta didik lainnya;
b. Beban belajar dan mata pelajaran pada semester dua dan seterusnya
mempertimbangkan hasil indeks prestasi (IP) semester sebelumnya,
yaitu:
12
Naskah Final 7 Des 2011
(1)
IP < 5,0 dapat mengambil maksimal 8 sks
(2)
IP 5,0 s.d 5,9 dapat mengambil maksimal 10 sks
(3)
IP 6,0 s.d 6,9 dapat mengambil maksimal 16 sks
(4)
IP 7,0 s.d 7,4 dapat mengambil maksimal 20 sks
(5)
IP 7,5 s.d 7,9 dapat mengambil maksimal 24 sks
(6)
IP 8,0 s.d 8,5 dapat mengambil maksimal 28 sks
(7)
IP > 8,5 dapat mengambil maksimal 32 sks
23. Mekanisme penilaian menjelaskan kriteria ketuntasan, teknik penilaian dan
pengolahan hasil penilaian, dan mekanisme perbaikan nilai melalui remedial
dan/atau semester pendek;
24. Mekanisme penjurusan menjelaskan kriteria penjurusan, waktu pelaksanaan
penjurusan, dan tahap penetapan penjurusan;
25. Penjurusan dapat dilakukan mulai semester satu berdasarkan potensi, minat,
kebutuhan, dan prestasi akademik. Data potensi diperoleh melalui psikotes.
Data minat dan kebutuhan diperoleh melalui wawancara atau isian
kuesioner. Data prestasi akademik diperoleh melalui tes seleksi penerimaan
peserta didik baru;
26. Penjurusan disarankan mulai semester dua agar informasi yang dijadikan
pertimbangan penentuan jurusan lebih lengkap setelah diamati selama satu
semester.
27. Tahapan penjurusan dilakukan secara bertahap dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Jika hasil belajar semester satu sesuai dengan minat, potensi dan
kebutuhannya, peserta didik dapat memilih program jurusan sesuai
dengan pilihannya mulai semester dua. Dalam hal ini peserta didik
memilih beban belajar dan mata pelajaran sesuai dengan ciri khas
program jurusan (IPA, IPS, atau Bahasa);
b. Peserta didik yang belum dapat memenuhi persyaratan penjurusan di
awal semester dua dapat memperbaiki hasil belajar semester satu
melalui
kegiatan
semester
pendek
agar
memperoleh
penetapan
penjurusan paling lambat di awal semester tiga. Dalam hal ini peserta
13
Naskah Final 7 Des 2011
didik tidak berhak memilih beban belajar dan mata pelajaran ciri khas
jurusan pada semester dua;
c. Peserta didik diberi hak untuk pindah jurusan paling lambat di awal
semester tiga. Mekanisme pindah jurusan dilakukan setelah mendapat
persetujuan PA dan Konselor/BK dengan mempertimbangkan ketuntasan
mata pelajaran prasyarat jurusan.
Skema mekasnisme penjurusan disajikan pada lampiran 2a
28. Persyaratan prestasi akademik untuk penjurusan ditentukan oleh sekolah
melalui rapat kerja sekolah dengan mengacu pada panduan penyusunan
laporan hasil belajar dari Dit. PSMA (Surat Edaran Dirjen Mandikdasmen
Nomor 12/C/KEP/TU/2008):
a. Persyaratan program IPA adalah lulus mata pelajaran fisika, kimia, dan
biologi;
b. Persyaratan program IPS adalah lulus mata pelajaran ekonomi, sosiologi,
dan geografi;
c. Persyaratan program Bahasa adalah lulus mata pelajaran bahasa
Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa asing;
29. Kriteria lulus mata pelajaran adalah mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan kehadiran minimal 90%, memiliki sikap baik, dan memperoleh nilai
mata pelajaran sekurang-kurangnya sama dengan nilai KKM;
30. Sekolah penyelenggara SKS dapat memberikan layanan bagi siswa cerdas
istimewa (SCI) dengan pembelajaran khusus sesuai dengan kemampuan dan
daya dukung. Pembelajaran khusus bagi siswa cerdas istimewa dapat
dilakukan dengan merekonstruksi secara khusus strategi tatap muka dan
tugas terstruktur. Sekolah dapat menyusun kriteria beban belajar secara
khusus bagi siswa cerdas istimewa seperti pada contoh lampiran 3g;
31. Kriteria penentuan siswa cerdas istimewa dilakukan oleh sekolah dengan
mengacu pada karakteristik SCI, yaitu:
a. Memiliki tingkat kecerdasan intelegensi tinggi di atas rata-rata secara
konsisten;
b. Memiliki riwayat belajar istimewa secara konsisten;
c. Memiliki karakter mandiri, cepat memahami, gemar membaca, dan
motivasi tinggi dalam belajar; dan
14
Naskah Final 7 Des 2011
d. Memiliki keingintahuan dan kreativitas tinggi serta komitmen tinggi
dalam melaksanakan tugas yang ditunjukan dengan skor kreativitas (CQ)
dan komitmen tugas (TC)
32. Kriteria kelulusan menjelaskan kriteria dan mekanisme penentuan kelulusan,
yaitu lulus penilaian mata pelajaran dan lulus dari satuan pendidikan.
Penentuan kriteria kelulusan ditentukan oleh sekolah dalam rapat kerja
sekolah;
33. Kalender akademik memuat informasi hari dan jam belajar, hari libur,
kegiatan ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, jadwal
pengisian kartu rencana studi (KRS), kegiatan semester pendek, dan jadwal
ujian sekolah;
34. Pedoman pendukung pelaksanaan menjelaskan informasi yang diperlukan
untuk memperjelas dan memudahkan pelaksanaan penyelengaraan SKS.
Pedoman pendukung terdiri atas , pedoman moving class, pedoman PA, dan
pedoman Konselor/BK. Pedoman tersebut disusun oleh sekolah dengan
melibatkan unsur guru, konselor/BK, tim penyusun kurikulum, dan kepala
sekolah;
35. Pelaksanaan penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap dengan strategi
phasing in/out dimulai tahun pertama, sedangkan peserta didik lainnya yang
duduk di kelas XI dan XII tetap menggunakan sistem paket. Pada tahun kedua
terdapat dua angkatan yang menggunakan SKS sedangkan peserta didik kelas
XII masih menggunakan sistem paket. Pada tahun ketiga seluruh peserta
didik di sekolah menggunakan SKS;
36. Untuk menyelengarakan SKS di sekolah pada tahap awal:
a. Tersedia KTSP yang memuat struktur kurikulum dengan sistem paket dan
SKS yang telah ditandatangani Dinas Pendidikan Provinsi;
b. Tersedia perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) sesuai dengan serial
mata pelajaran, minimal untuk tahun pertama;
c. Tersedia jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi PA dan Konselor/
BK;
d. Mendapat izin tertulis dari dinas pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau
Provinsi. Izin tersebut kemudian dilaporkan kepada Direktorat PSMA;
e. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dan orangtua;
15
Naskah Final 7 Des 2011
37. Jadwal mata pelajaran mengakomodasi kebutuhan dan potensi peserta didik,
dan daya dukung sekolah. ;
38. Jadwal mata pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran tatap muka
dan penugasan terstruktur yang ditetapkan pada awal semester;
39. Sekolah merancang pilihan beban belajar dan mata pelajaran sampai
semester enam untuk mengakomodasi kebutuhan distribusi tugas mengajar.
Contoh pilihan beban belajar dan mata pelajaran disajikan dalam lampiran
3b;
40. Kegiatan semester pendek dilaksanakan hanya untuk perbaikan nilai bagi
mereka yang belum mencapai kelulusan mata pelajaran sampai akhir
semester. Ketentuan tentang semester pendek;
a. Jadwal ditentukan oleh sekolah dengan waktu pelaksanaan disesuaikan
dengan kebutuhan dan daya dukung;
b. Waktu belajar dilaksanakan pada sore hari setelah jadwal belajar
berakhir atau pada jeda antar semester.
c. Pembelajaran semester pendek mengacu pada hasil ketuntasan standar
kompetensi (SK) mata pelajaran;
d. Jumlah kegiatan dilakukan dalam 8 pertemuan yang diakhiri dengan
penilaian;
e. Guru yang mengajar di semester pendek adalah guru mata pelajaran
terkait yang mendapat tugas dari kepala sekolah;
41. Pembimbing Akademik (PA) adalah guru yang diberi tugas untuk membimbing
perkembangan prestasi akademik peserta didik sampai akhir masa studinya.
PA membimbing peserta didik maksimal 20 orang dengan tugas sebagai
berikut:
a. Memantaudan
melakukan analisis terhadap data potensi, kebutuhan,
minat, dan prestasi yang diperoleh dari Konselor/BK, serta memberikan
rekomendasi konstruktif selama mengikuti pendidikan di sekolah agar
peserta didik berkembang potensi akademiknya secara maksimal;
b. Membimbing siswa pada saat pengisian kartu rencana studi (KRS),
pemilihan jurusan, pembagian laporan hasil belajar (LHB), dan/ atau
melaksanakan konsultasi akademik;
16
Naskah Final 7 Des 2011
c. Mengelola hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian berdasarkan
hasil penilaian dari guru mata pelajaran pendidikan agama dan
pendidikan kewarganegaraan dan masukan guru mata pelajaran lainnya;
d. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orangtua, Konselor/BK, dan
guru mata pelajaran;
42. PA memberikan layanan konsultasi akademik minimal enam kali dalam tiap
semester.
43. Konselor/BK
adalah
pendidik
profesional
yang
bertugas
memberikan
pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan formal;
Konselor/BK memberikan bimbingan dan konsultasi pada peserta didik
(konseli)
agar
mampu
mengembangkan
potensi
dan
mandiri
dalam
mengambil keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang
produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Dalam pelaksanaan
SKS, Konselor/BK membimbing siswa dengan jumlah minimal 150 orang
selama masa studi dengan tugas sebagai berikut:
a. Memantau, menghimpun dan mendokumentasi data, serta melakukan
analisis potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi peserta didik;
b. Memantau, mendeteksi, dan memberikan rekomendasi konstruktif agar
peserta didik mampu mencapai tugas perkembangannya melalui
kegiatan pengembangan diri di sekolah termasuk peserta didik yang
membutuhkan layanan khusus;
c. Memberikan bimbingan siswa pada saat kegiatan layanan dan kosultasi
kelompok sesuai jadwal layanan, serta layanan individu sesuai dengan
kebutuhan peserta didik; dan
d. Melaporkan hasil penilaian kegiatan pengembangan diri tiap semester;
e. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, PA, dan guru
mata peajaran;
44. Konselor/BK melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konsultasi
kelompok minimal enam kali dalam tiap semester.
45. Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
Penilaian oleh pendidik dilakukan melalui tes dan nontes dalam kegiatan
ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS), dan ulangan akhir
semester (UAS). Penilaian oleh satuan pendidikan dilakukan melalui ujian
17
Naskah Final 7 Des 2011
sekolah (US). Penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui ujian nasional
(UN);
46. Penilaian hasil belajar pada tiap mata pelajaran oleh pendidik mengukur
pencapaian kompetensi tiap KD dan/atau SK untuk diakumulasi menjadi nilai
mata pelajaran.
47. Penilaian hasil belajar dalam penyelenggaraan SKS menyertakan indeks
prestasi (IP) pada laporan hasil belajar.
Perhitungan indeks prestasi menggunakan rumus:
IP
( N i xBi )
Bi
IP = Indeks Prestasi
Ni = Nilai tiap mata pelajaran
Bi = Beban belajar tiap mata pelajaran (sks)
48. Laporan hasil belajar (LHB) memuat hasil penilaian mata pelajaran yang
terdiri atas pengetahuan, praktik, dan sikap, disertai dengan deskripsi
pencapaian standar kompetensi. LHB juga melaporkan hasil pengembangan
diri dan akhlak mulia/kepribadian, serta hasil indeks prestasi semester dan
kumulatifnya. Contoh LHB disajikan pada lampiran 3m;
49. Pengelolaan, pengorganisasian, dan kontrol data penilaian, serta pencetakan
laporan hasil belajar (LHB) menerapkan sistem administrasi akademik
berbasis TIK;
50. Kriteria lulus satuan pendidikan (lulus SMA) adalah menyelesaikan seluruh
program pembelajaran dengan beban belajar minimal yang ditentukan
satuan pendidikan, memiliki sikap yang baik, lulus ujian sekolah, dan lulus
ujian nasional;
51. Ujian sekolah dilaksanakan dua kali setiap tahun yaitu pada semester ganjil
dan genap. Sekolah memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengikuti ujian
sekolah mata pelajaran tertentu setelah menyelesaikan seluruh serial mata
pelajaran. Dengan demikian peserta didik berhak untuk mengikuti ujian
sekolah secara bertahap;
52. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada beberapa mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
18
Naskah Final 7 Des 2011
teknologi.
Pemerintah memfasilitasi ujian nasional (UN) dua kali setiap
tahun, yaitu pada semester ganjil dan genap. Peserta didik juga berhak
untuk mengikuti ujian nasional secara bertahap;
G. Uraian Prosedur Kerja
1. Persiapan
1.1. Kepala sekolah mensosialisasikan dasar filosofis, landasan hukum,
dan implementasi secara umum pelaksanaan SKS kepada pendidik
dan tenaga kependidikan, serta pengurus komite sekolah;
1.2. Kepala SMA mengundang dan menugaskan Tim Penyusun Kurikulum
(TPK) Sekolah serta memberi pengarahan teknis untuk melakukan
persiapan penyelenggaraan SKS (Contoh Persiapan Penyelenggaraan
SKS tahun 2012-2013 disajikan pada lampiran 4). Arahan sekurangkurangnya berisi:
a. Dasar pelaksanaan SKS;
b. Tujuan dan manfaat penyelenggaraan SKS ;
c. Hasil yang diharapkan;
d. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugas TPK sekolah;
1.3. TPK sekolah menyusun draf rencana dan jadwal pertemuan,
uraian
kegiatan,
dokumen
dan
sasaran/hasil
sumber
daya
untuk
melakukan
pendukung
lainnya,
persiapan
sekurang-
kurangnya berisi:
a. Rincian pembagian tugas kerja;
b. Jadwal pertemuan awal TPK, pembahasan draf di tingkat TPK,
pembahasan pleno rapat kerja, finalisasi dokumen, validasi, dan
sosialisasi kepada masyarakat;
c. Draf dokumen yang perlu disiapkan;
d. Jadwal pertemuan MGMP untuk menyusun SK-KD serial mata
pelajaran dan merivisi silabus-RPP;
1.4. TPK menyiapkan program aplikasi administrasi akademik berbasis
TIK
1.5. Kepala sekolah bersama Komite membahas draf jadwal dan
anggaran kegiatan;
19
Naskah Final 7 Des 2011
1.6. TPK menyusun draf dokumen: (1) struktur kurikulum dan beban
belajarl (2) peraturan akademik; (3) panduan PA; (4) panduan BK,
dan (5) draf KTSP yang menggunakan SKS untuk tahun pertama dan
sistem paket untuk kelas XI dan XII;
1.7. TPK melakukan pertemuan dengan guru dan konselor yang
dipimpin oleh Kepala Sekolah untuk:
a. Menyampaikan draf dokumen beban belajar dan struktur
kurikulum, peraturan akademik, panduan PA dan BK dan
panduan pendukung lainnya agar dicermati, ditelaah, diberikan
masukan, dan koreksi untuk penyempurnaan;
b. Menyampaikan tugas MGMP untuk memetakan SKL dan SK-KD
serial mata pelajaran serta merevisi silabus dan RPP satu
tahun pelajaran;
c. Menyampaikan
tugas
Konselor/BK
menyusun rancangan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling serta jadwal
konsultasi;
1.8. MGMP memetakan SKL dan SK-KD serial mata pelajaran dan
merevisi Silabus-RPP.
1.9. Konselor/BK menyusun rancangan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling serta jadwal konsultasi;
1.10. TPK menghimpun masukan dan koreksi terhadap draf dokumen
beban belajar dan struktur kurikulum, dan peraturan akademik,
untuk dibahas dengan kepala sekolah;
1.11. Kepala
sekolah
menetapkan
beban
belajar
dan
struktur
kurikulum, dan peraturan akademik, untuk disosialisaikan
kepada warga sekolah;
1.12. TPK menyusun dokumen final KTSP menggunakan SKS tahun
pertama dan sistem paket kelas XI dan XII untuk dikonsultasikan
dengan instansi terkait (Dinas Pendidikan, LPMP, atau Perguruan
Tinggi);
1.13. TPK menyiapkan daftar PA, desain pilihan mata pelajaran,
kalender akademik, dan jadwal mata pelajaran;
20
Naskah Final 7 Des 2011
a. Pemilihan calon PA didasarkan pada kecakapan, integritas, dan
keteladanan guru untuk mau menjadi perintis dan volenteer;
b. Calon PA angkatan pertama adalah guru yang mengajar mulai
semester pertama dan menjadi perintis secara bertahap sampai
seri terakhir mata pelajaran.
1.14. Kepala Sekolah dan ketua Komite Sekolah menandatangani KTSP,
kemudian mengirimkan dokumen KTSP ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Provinsi sekaligus meminta izin tertulis
penyelenggaraan SKS;
1.15. Kepala Sekolah mensosialisaikan pelaksanaan SKS kepada warga
sekolah, komite, dan masyarakat.
2. Pelaksanaan
2.1.
Kepala Sekolah:
a. Menetapkan pembagian tugas guru, PA dan BK;
b. Mensosialisasikan penyelenggaraan SKS kepada peserta didik baru
melalui kegiatan masa orientasi peserta didik baru (MOPD).
2.2.
TPK dan Kepala Sekolah menetapkan rombongan belajar angkatan
pertama semester satu:
a. Setiap rombongan belajar dengan jumlah 32 orang peserta didik
ditetapkan dua orang PA, sehingga masing-masing PA akan
membimbing dan mendampingi 16 orang peserta didik sampai
mereka menyelesaikan studinya;
b. Setiap rombongan belajar diberikan identitas misalnya 1A, 1B,
1C, dan seterusnya. Angka 1 menunjukan semester satu dan A, B,
C, dan seterusnya menunjukan pada rombongan belajar yang
berbeda;
c. Setiap 4 – 5 rombongan belajar atau 150 orang peserta didik
ditetapkan seorang Konselor/BK.;
2.3. Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
jadwal mata pelajaran dan melakukan penilaian serta tindak
lanjutnya;
21
Naskah Final 7 Des 2011
2.4. Guru melaksanakan ulangan harian dalam bentuk tes atau tugas-tugas
termasuk penilaian praktik atau produk untuk mengukur ketuntasan
KD;
a. Hasil penilaian tiap KD mencakup aspek pengetahuan, penilaian
sikap, dan/atau praktik;
b. Hasil ketuntasan KD segera diinformasikan kepada peserta didik
agar segera ditindaklanjuti, misalnya dengan kegiatan remedial
bagi peserta didik yang belum tuntas;
c. Hasil remedial segera diinformasikan kepada peserta didik;
2.5. PA dan BK melaksanakan kegiatan konsultasi sesuai dengan jadwal
konsultasi;
2.6. TPK mengatur, memantau, dan mendampingi kegiatan MGMP untuk
merevisi Silabus dan RPP sesuai serial mata pelajaran untuk tahun
kedua dan seterusnya;
2.7. Konselor/BK
menghimpun
dan
mendokumentasi
data
potensi,
kebutuhan, dan minat peserta didik, kemudian menganalisis dan
menyajikan informasi sistematis, ringkas, dan mudah untuk digunakan
oleh PA, guru mata pelajaran, dan TPK ;
2.8. TPK
mengatur dan memantau kegiatan MGMP dalam menyiapkan
instrumen ulangan tengah semester (UTS);
2.9. Setelah kegiatan UTS:
a. Guru mata pelajaran melaporkan ketuntasan KD dan SK dan
menindaklanjuti
dengan
kegiatan
remedial
berdasarkan
ketuntasan SK;
b. TPK melakukan evaluasi keterlaksanaan, menghimpun data
potensi, kebutuhan, dan minat peserta didik dari konselor/BK,
memetakan komposisi awal klasifikasi peserta didik berdasarkan
program jurusan IPA/IPS/Bahasa;
c. PA menghimpun data prestasi akademik, minat, dan kebutuhan
peserta didik, serta menganalisis data potensi, minat dan
kebutuhan dari Konselor/BK;
2.10. TPK dan MGMP menyiapkan instrumen ulangan akhir semester (UAS);
2.11. Setelah UAS:
22
Naskah Final 7 Des 2011
a. Guru mata pelajaran melaporakan nilai mata pelajaran setelah
dilakukan remedial berdasarkan ketuntasan SK;
b. PA dan Konselor/BK melaporkan data awal komposisi peserta
didik pada jurusan IPA/IPS/Bahasa;
c. PA melaporkan hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian;
d. BK melaporkan hasil penilaian pencapaian tugas perkembangan
termasuk kegiatan pengembangan diri;
2.12. Dalam mengolah dan menganalisis ketuntasan mata pelajaran:
a. Hasil ketuntasan mata pelajaran dihitung berdasarkan hasil ratarata ketuntasan dari tiap SK;
b. Hasil ketuntasan tiap SK dihitung berdasarkan hasil rata-rata
ketuntasan tiap KD;
Contoh penghitungan ketuntasan disajikan dalam lampiran (3l)
2.13. TPK menyiapkan perangkat pengisian KRS semester dua;
2.14. Pada saat pengisian KRS:
a. PA menginformasikan data potensi dan prestasi akademik (IP
sementara) kepada peserta didik;
b. Peserta didik memilih beban belajar dan mata pelajaran untuk
semester dua berdasarkan pertimbangan data potensi dan
prestasi akademik dengan cara mengisi KRS. Peserta didik yang
memenuhi persyaratan akademis sesuai dengan potensi, minat,
dan kebutuhannya dapat memilih beban belajar dan mata
pelajaran program jurusan. Peserta didik yang belum memenuhi
persyaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan
kebutuhannya tidak dapat memilih beban belajar dan mata
pelajaran program jurusan;
c. PA membimbing, memberikan pertimbangan, dan menyetujui
KRS peserta didik;
2.15. TPK dibantu tenaga administrasi akademik mencetak LHB untuk
ditandatangani oleh PA dan Kepala Sekolah;
2.16. PA membagikan laporan hasil belajar (LHB) semester satu yang
mencakup indeks prestasi (IP). Contoh LHB disajikan dalam lampiran
3m ;
23
Naskah Final 7 Des 2011
2.17. Pada saat pembagian LHB, PA menyampaikan informasi umum
tentang hasil belajar semester satu dan konsekuensinya di semester
dua, kriteria dan mekanisme penjurusan, dan mekanisme kegiatan
semester pendek;
2.18. TPK menyusun rombongan belajar dan jadwal mata pelajaran untuk
semester dua:
a. Peserta didik yang memiliki kesamaan pilihan beban belajar dan
mata pelajaran dikelompokkan dalam rombongan belajar yang
sama;
b. Pengelompokan rombongan belajar yang mungkin terjadi terdiri
atas program IPA/IPS/Bahasa dan rombongan belajar netral
(belum mendapat identitas program jurusan);
c. Rombongan belajar diberi identitas, misalnya 2A, 2B, dan
seterusnya. Angka 2 menunjukan mereka ada di semester dua,
sedangkan A, B, dan seterusnya sebagai kelompok peserta didik
yang memiliki pilihan beban belajar dan mata pelajaran yang
sama;
d. Peserta didik yang memilih beban belajar dan mata pelajaran
lebih banyak disediakan jadwal khusus sampai sore hari;
e. Peserta didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa difasilitasi
pembelajaran khusus;
2.19. Kepala sekolah menetapkan jadwal mata pelajaran semester dua;
2.20. Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran semester
dua sesuai dengan jadwal mata pelajaran;
2.21. PA dan Konselor/BK melaksanakan kegiatan konsultasi sesuai dengan
jadwal konsultasi;
2.22. Pada saat kegiatan konsultasi di semester dua:
a. PA mengingatkan, memantau, dan membimbing peserta didik
mengikuti kegiatan semester pendek untuk memperbaiki nilai
mata pelajaran yang belum tuntas dan memenuhi persyaratan
akademis sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhannya;
b. BK membimbing, memberi pertimbangan, dan mendorong siswa
agar
mampu
dan
mandiri
dalam
mengambil
keputusan,
24
Naskah Final 7 Des 2011
mengembangkan potensi, melaksanakan kegiatan pengembangan
diri untuk mencapai prestasi akademik yang maksimal;
2.23. TPK mengatur, menyusun, dan memantau jadwal dan kegiatan
semester pendek:
a. Menugaskan
guru
mata
pelajaran
tertentu
melaksanakan
pembelajaran semester pendek berdasarkan hasil ketuntasan
kompetensi dan melaksanakan penilaian pada akhir kegiatan.;
b. Menghimpun,
mengolah,
dan
menganalisis
hasil
penilaian
kegiatan semester pendek;
c. Hasil penilaian kegiatan semester pendek disampaikan kepada
peserta didik.
d. Peserta didik yang belum lulus pada tahap pertama diberikan
kesempatan mengikuti kegiatan semester pendek tahap kedua
setelah UTS;
2.24. Setelah pelaksanaan UAS semester dua:
a. TPK menghimpun hasil akhir kegiatan semester pendek untuk
menetapkan peserta didik pada program IPA/IPS/Bahasa sesuai
dengan potensi, minat, dan kebutuhannya;
b. Jika masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi
persayaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan
kebutuhan,
TPK
menyampaikan
meminta
data
PA
dan
pendukung
Konselor/BK
yang
akan
untuk
dijadikan
pertimbangan dalam rapat pleno penentuan penjurusan;
c. Kepala Sekolah memimpin rapat pleno dewan pendidik untuk
menetapkan penjurusan peserta didik di semester tiga. Dalam
hal
ini
tidak
ada
rapat
pleno
kenaikan
kelas
dalam
penyelenggaraan SKS;
3. Ujian dan Kelulusan
3.1.
Kepala
Sekolah
menugaskan
TPK
untuk
memberikan
arahan
melakukan
persiapan
pelaksanaan ujian;
3.2.
Kepala
sekolah
persyaratan,
baik
ujian
sekolah
tentang
maupun
ujian
mekanisme
nasional
dan
yang
25
Naskah Final 7 Des 2011
dilaksanakan tiap semester sehingga memungkinkan peseta didik dapat
mengikuti sebagian atau seluruh mata pelajaran yang diujikan;
3.3.
TPK menyiapkan rencana kerja dan jadwal
a. Ujian sekolah yang terdiri atas ujian tertulis dan ujian praktik
sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran;
b. Ujian sekolah dan ujian nasional yang dilaksanakan dua kali dalam
satu tahun, yaitu pada semester ganjil dan semester genap;
c. Mata pelajaran yang diujikan yaitu mata pelajaran yang sudah
diikuti sampai seri terakhir;
3.4.
Kepala sekolah mengecek dan menetapkan rencana kerja dan jadwal
ujian;
3.5.
Kepala sekolah melalui TPK menginformasikan pelaksanaan ujian yang
berisi:
a. jadwal ujian
b. persyaratan peserta ujian
c. prosedur dan mekanisme ujian;
3.6.
Guru/MGMP menyusun perangkat ujian sekolah:
a. perangkat ujian tertulis terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu
telaah, lembar soal, dan kunci jawaban;
b. perangkat ujian praktik terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu
telaah, lembar soal, alat-bahan praktik, dan format penilaian yang
disertai rubrik;
3.7.
PA dan BK mengidentifikasi peserta didik yang dapat mengikuti ujian.
3.8.
PA menyetujui peserta didik yang mendaftarkan diri mengikuti ujian;
3.9.
TPK menginformasikan data peserta ujian untuk dikonfirmasi oleh
peserta didik dan PA
3.10. Kepala sekolah menetapkan peserta ujian
3.11. Setelah pelaksanaan ujian (US dan/ atau UN):
a. Kepala Sekolah mengumumkan hasil ujian;
b. peserta didik yang belum lulus wajib mengikuti ujian pada
semester berikutnya hingga lulus;
c. data hasil ujian disimpan untuk diakumulasi seluruh mata
pelajaran sebagai bagian persyaratan kelulusan satuan pendidikan
3.12. Kepala Sekolah menugaskan TPK untuk merancang mekanisme
kelulusan, dengan kegiatan sebagai berikut:
26
Naskah Final 7 Des 2011
a. mendata peserta didik yang telah menyelesaikan beban
belajar yang dipersyaratkan;
b. mendata peserta didik yang memiliki sikap baik
c. mendata peserta didik yang lulus ujian sekolah;
d. mendata peserta didik yang lulus ujian nasional
3.12. Kepala Sekolah memimpin rapat pleno dewan pendidik untuk
menetapkan kelulusan peserta didik.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS
Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS Tahun
Pertama
Lampiran 1c: Alur Pelaksanaan Ujian Sekolah
Lampiran 2A: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan
Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas Istimewa
Lampiran 2c: Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran
Lampiran 2d: Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester Pendek
Lampiran 3a: Contoh Strutur Kurikulum dan Beban Belajar
Lampiran 3b: Contoh Penyusunan SK-KD Serial Mata Pelajaran
Lampiran 3c: Contoh Penjadwalan Fleksibel dengan Pola On/Off bagi
Peserta Didik
Lampiran 3d: Contoh Jadwal Mata Pelajaran
Lampiran 3e: Contoh Kartu Rencana Studi (KRS)
Lampiran 3f: Contoh Kalender Akademik
Lampiran 3g: Contoh Beban Belajar Siswa Cerdas Istimewa
Lampiran 3h: Contoh Pemetaan Alokasi Waktu
Lampiran 3i: Contoh Silabus Pembelajaran SKS di SMA
Lampiran 3j : Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SKS di SMA
Lampiran 3k
: Contoh Penentuan Ketuntasan Mata Pelajaran
Lampiran 3l
: Contoh Laporan Hasil Belajar
27
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 4:
Contoh Jadwal Persiapan Penyelenggaraan SKS Tahun 20122013
28
Naskah Final 7 Des 2011
GLOSARIUM
Konselor/BK adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan pelayanan bimibingan
dan konseling pada satuan pendidikan formal
Pembelajaran dengan pola on/off adalah penjadwalan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik memilih atau tidak memilih mata pelajaran tertentu pada semester
tertentu
Pembimbing akademik (PA) adalah guru yang diberi tugas pembimbingan akademik terhadap
sejumlah siswa dalam menyelesaikan studinya pada satuan pendidikan
Persiapan dokumen kurikulum yang dimaksud terdiri atas struktur kurikulum dan beban
belajar, peraturan akademik, kalender akademik, dan pedoman pendukung pelaksanaan,
serta perangkat pembelajaran dan penilaian
Persiapan penyelenggaraan SKS terdiri atas: persiapan dokumen kurikulum dan sumber daya
Persiapan sumber daya terdiri atas sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan dan
sarana prasarana
Sekolah bertaraf internasional (SBI) adalah sekolah yang telah memenuhi delapan standar
nasional yang diperkaya dengan standar pendidikan dari negara maju
Sekolah kategori mandiri (SKM) atau sekolah standar nasional (SSN) adalah sekolah yang telah
memenuhi atau hampir memenuhi delapan standar nasional pendidikan
Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
siswanya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap
semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem
kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks
meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu
jam kegiatan mandiri tidak terstruktur
29
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS
INPUT
UU No. 20/2003
PP No.19/2005
Peraturan Menteri
Panduan KTSP
Panduan SKS
KTSP SMA
Kriteria SKM, SBI
Analisis Konteks
Pembelajaran
Moving Kelas
KEPALA SEKOLAH
KOMITE
Sosialisasi
Pemahaman SKS
Pengarahan dan
Penugasan TPK
PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT
TPK
GURU
KONSELOR/BK
OUTPUT
Menyusun jadwal
Menyusun draf
dokumen
Menyiapkan program
aplikasi
Pembahasan Draf Dokumen
Finalisasi beban
belajar dan
struktur kurikulum
Revisi KTSP
Menandatangani KTSP
Mengajukan izin
tertulis kepada Dinas
Pendidikan
Finalisasi seluruh
dokumen yang
diperlukan
Menyusun SKL-SK/
KD Seri Mata
Pelajaran, Silabus,
dan RPP
Menyusun
rancangan kegiatan
layanan bimbingan
dan Konselong
Dokumen
KTSP
Panduan
PA, BK,
Moving
kelas, dan
Peraturan
akademik
30
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS Tahun Pertama
INPUT
Semester Pertama
KTSP SKS dan
sistem paket
Dokumen
Pendukung
Silabus -RPP
KEPALA SEKOLAH
Sosialisasi,
penugasan,
pemantauan
PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT
GURU
TPK
Menetapkan guru,
PA, BK
Menyusun jadwal
mapel, kalender
akademik
Menyusun desain
pilihan MP
Melaksanakan KBM,
UH, UTS, UAS
melaksanakan
remedial
kompetensi
Melaporkan hasil
penilaian SK-KD
Revisi Silabus-RPP
PA
melaksanakan
konsultasi
Menghimpun data
minat, kebutuhan,
prestasi
memetakan
penjurusan dll
KONSELOR/BK
menghimpun data
potensi, minat,
kebutuhan,
prestasi
melaksanakan
layanan BK
memetakan
penjurusan, dll
Rekomendasi peta penjurusan
Merekap rombel smt
2 hasil KRS
Menyusun Jadwal
Menyetujui KRS
OUTPUT
Rombongan
IPA/IPS/Bahasa dan
Netral
Jadwal MP
smt 2
Silabus-RPP
Semester Kedua
Rombongan
IPA/IPS/Bahasa dan
Netral
Jadwal MP
smt 2
Silabus-RPP
Menetapkan Rombel
dan Jadwal
Memberikan
pengarahan
Menyusun dan
memantau jadwal
keg MGMP,
semester pendek, dll
Merekap laporan
penilaian dan hasil
SP, dll
Melaksanakan KBM,
kegiatan MGMP, SP,
dll
Melaksanakan
konsultasi, control
kehadiran, dll
Menyetujui KRS
Melaksanakan
konsultasi, control
pengembangan diri
dll
Hasil akhir
rombel
IPA/IPS/
Bahasa
jadwal
semester 3
Rapat penetapan akhir penjuruan IPA/IPS/Bahasa
31
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 1c
INPUT
Kepala Sekolah
PP No 19 Tahun 2005
Juknis SKS
Data Hasil Belajarr
(Transkip Nilai)
Menugaskan dan
memberikan
pengarahan mekanisme
dan persiapan Ujian
Sekolah
Menetapkan Jadwal
Ujian
: Alur Pelaksanaan Ujian dan Kelulusan
PROSES/UNSUR YANG TERLIBAT
TPK
Guru/MGMP
Menyusun jadwal Ujian
Memandu MGMP menyusun
perangkat US
Menghimpun perangkat Ujian
Menyusun perangkat Ujian
praktik dan tertulis
OUTPUT
PA/BK
Mendata Transkip Nilai
peserta didik yang
memenuhi persyaratan
US
Menginformasikan jadwal dan mekanisme Ujian
Merekap data peserta Ujian
Menetapkan peserta Ujian
Data peserta didik yang
telah mengikuti US/UN
Menugaskan TPK untuk
persiapan rapat pleno
kelulusan
Merancang kriteria kelulusan
dan jadwal rapat
Mendata transkip, data nilai
akhlak mulia, hasil Ujian
(US-UN)
Rapat Pleno Kelulusan
Menyetujui pendaftaran
Peserta Didik ikut Ujian
Ujian (US-UN)
Siap
dilaksanakan
Data Siswa
Lulus Satuan
Pendidikan
32
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 2a: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan
Penerimaan Peserta
Didik Baru
Peserta didik mengikuti seluruh mata
pelajaran seri 1 IPA (fisika, kimia,
biologi), IPS (ekonomi, sosiologi,
geografi), Bahasa (bahasa Indonesia,
bahasa Inggris), matematika,
pendidikan agama, dan penjas orkes.
Rombongan
belajar Semester
satu
KBM semester satu
Observasi, Psikotes,
Himpun Data
Analisis kesesuaian
potensi, minat,
kebutuhan dan prestasi
akademik
YA
Sesuai?
TIDAK
Masuk Jurusan
IPA/IPS/Bahasa
Smt 2
Peserta didik tidak boleh
memilih beban belajar dan
mata pelajaran seri 2 ciri khas
program jurusan
Rombongan belajar
non jurusan di smt
2
Kegiatan Semester
Pendek atau Klinik
Lulus?
TIDAK
YA
Masuk Jurusan
IPA/IPS/Bahasa
Smt 3
Rapat Dewan Pendidik penentuan Jurusan paling lambat di
awal semester 3
33
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas Istimewa
Penerimaan
peserta didik
baru
`
Rombongan belajar
semester satu
Cek data potensi,
minat, dan prestasi
semester 1
Sesuai
kriteria SCI
YA
KBM dengan desain
khusus SCI mulai
semester 2 dan
seterusnya
TIDAK
KBM biasa dengan beban
maksimum 24 sks di
semester 2 dan seterusnya
Non SCI, dapat
menyelesaikan studi
paling cepat 5 semester
SCI, dapat
menyelesaikan studi
paling cepat 4 semester
34
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 2c
: Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran
Proses Pembelajaran
Penilaian KD melalui Tugas
(PR, produk, proyek),Tes
(UH), dan/ atau praktik
Tuntas
(KKM)?
TIDAK
Hasil penilaian KD
mencakup tiga aspek
(pengetahuan, sikap,
dan/atau praktik)
Remedial KD
YA
Penilaian KD Berikutnya
`
Tuntas
(KKM)?
TIDAK
Remedial KD
Hasil penilaian
KD berikutnya
YA
Penilaian SK melalui
UTS/UAS
Tuntas
(KKM)?
TIDAK
Remedial SK
Penggabungan nilai SK dari
tiap KD
YA
Nilai SK dari
Penilaian UTS/UAS
Penggabungan nilai SK
Nilai SK dari seluruh
penilaian (UH,
UTS/UAS)
Nilai mata pelajaran mencakup
aspek pengetahuan, sikap, dan/
atau praktik dan gabungan ratarata SK dalam satu nilai untuk
menyatakan indeks prestasi (IP)
Nilai SK dari
penilaian harian
Data mencakup nilai
pengetahuan, sikap, dan/atau
praktik disertai nilai gabungan
pengetahuan dan praktik
menjadi satu nilai SK
Penggabungan beberapa nilai SK untuk
mendapatkan nilai Mata Pelajaran
35
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 2d
: Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester Pendek
Penilaian KD melalui UH,
tugas-tugas. dll
Tuntas?
YA
TIDAK
YA
Data Nilai KD
Remedial KD
Tuntas?
TIDAK
Penggabungan nilai tiap KD
dengan nilai SK dari
UTS/UAS
YA
Tuntas?
TIDAK
Data Nilai SK
Remedial SK
YA
Tuntas?
TIDAK
Penggabungan nilai tiap SK
menjadi nilai Mata Pelajaran
(satu nilai)
Data LHB
(IP Semester)
Finish
YA
Lulus?
TIDAK
Kegiatan Semester Pendek (SP)
Data LHB
(IPK Semester
berikutnya)
YA
A
Lulus?
TIDAK
Kegiatan SP Ulang
36
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 3a: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar
PROGRAM IPA
No
Beban Belajar (sks)
Mata Pelajaran
1
2
3
4
Jumlah
1.
Pendidikan Agama
2
2
2
6
2.
Pendidik
COVER
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
PENYELENGGARAAN SKS DI SMA
1
Naskah Final 7 Des 2011
KATA PENGANTAR
2
Naskah Final 7 Des 2011
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
C.
Ruang Lingkup Kegiatan
D.
Unsur yang Terlibat
E.
Referensi
F.
Pengertian dan Konsep
G.
Uraian Prosedur Kerja
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Alur Prosedur Kerja
Lampiran 2: Instruksi Kerja
Lampiran 3: Contoh-Contoh
Lampiran 4: Contoh Jadwal Persiapan Penyelenggaraan SKS Tahun 2012-2013
GLOSARIUM
3
Naskah Final 7 Des 2011
PETUNUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN SKS DI SMA
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Departemen Pendidikan
Nasional menjelaskan dalam visinya bahwa kecerdasan mencakup cerdas
intelektual,
cerdas
emosional,
dan
cerdas
spiritual.
Sementara
itu,
kemandirian merupakan salah satu dari tugas perkembangan yang harus
dicapai siswa dari sejumlah tugas perkembangan lainnya.
Undang-Undang
Nomor
20
Tahun
2003
menjamin
hak
peserta
didik
mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kebutuhan,
dan kecepatan belajarnya. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
mewajibkan sekolah kategori mandiri untuk melaksanakan sistem kredit
semester (SKS) pada tingkat SMA, sedangkan sekolah kategori standar
dibolehkan untuk melaksanakan SKS. Sementara itu, Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 mewajibkan SMA bertaraf
internasional untuk melaksanakan SKS.
Panduan penyelenggaraan SKS yang diterbitkan BSNP telah menjelaskan
kebijakan, konsep, dan prinsip penyelenggaraan SKS di sekolah. Penjelasan
panduan tersebut masih bersifat umum sehingga sekolah masih banyak
mengalami kendala di antaranya dalam menentukan beban belajar, menyusun
struktur kurikulum, menfasilitasi pilihan beban beban belajar dan mata
pelajaran, dan menyusun jadwal pelajaran fleksibel dengan pola on/off untuk
mata pelajaran tertentu. Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi
keragaman
peserta
didik
dalam
hal
kecepatan
belajarnya
sehingga
memungkinkan mereka menyelesaikan studi dalam waktu yang beragam. Oleh
karena itu diperlukan penjelasan teknis lebih rinci, bertahap, dan terarah.
Sebagai
respon
atas
temuan
dan
masukan
tersebut,
Direktorat
Pembinaan SMA perlu menyusun Petunjuk teknis Penyelenggaraan SKS di SMA
yang memuat panduan penyelenggaraan, pembelajaran, dan penilaian.
4
Naskah Final 7 Des 2011
B. Tujuan
Petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan dan pedoman bagi SMA untuk
melaksanakan SKS.
C. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan penyelenggaraan SKS terdiri atas:
1. Persiapan;
2. Pelaksanaan;
3. Ujian dan Kelulusan.
D. Unsur yang Terlibat
1. Kepala SMA;
2. Tim Penyusun Kurikulum (TPK) Sekolah;
3. Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah;
4. Pembimbing Akademik;
5. Konselor/BK; dan
6. Komite Sekolah.
E. Referensi
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Pasal 11;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
17
Tahun
2010
tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
5
Naskah Final 7 Des 2011
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana Prasarana Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun
2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional;
14. Panduan Penyusunan KTSP, 2007. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan;
15. Panduan Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester, 2010. Jakarta: Badan
Standar Nasional Pendidikan;
16. Pedoman Penatalaksanaan Psikologis Layanan Pendidikan Khusus untuk
Peserta Didik Cerdas Istimewa, 2010. Jakarta: Depdiknas;
17. Petunjuk Teknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan, 2010.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA;
18. Petunjuk Teknis Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur, dan
Tugas Mandiri Tidak Terstruktur, 2010. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA;
dan
19. Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Hasil Belajar, 2010. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA.
6
Naskah Final 7 Des 2011
F. Pengertian dan Konsep
1. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang siswanya menentukan sendiri beban belajar dan
mata
pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam
satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam
pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam
kegiatan mandiri tidak terstruktur(Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi);
2. Beban belajar merupakan ukuran yang menunjukkan kuantitas yang harus
dilakukan oleh siswa mengikuti tugas-tugas pembelajaran dalam bentuk
kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam rangka mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata
pelajaran. Beban belajar menuntut konsekuensi siswa meluangkan waktu dan
tenaga untuk melakukan kegiatan yang telah didesain dalam silabus mata
pelajaran yang waktunya telah ditentukan. Beban belajar dengan kredit
lebih besar menuntut pengorbanan lebih banyak untuk melakukan tugas
pembelajaran. Beban belajar mata pelajaran dihitung untuk kegiatan tiap
semester dan dinyatakan dalam satuan kredit semeter;
3. Prinsip penyelenggaraan SKS di SMA:
a. Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran
yang diikuti pada setiap semester sesuai dengan kemampuan, bakat,
dan minatnya;
b. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat
mempersingkat waktu penyelesaian studinya dari periode belajar yang
ditentukan dengan tetap memperhatikan ketuntasan belajar;
c. Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam
belajar secara mandiri;
d. Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar dengan
lebih fleksibel. Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih
program studi dan mata pelajaran sesuai dengan potensinya;
e. Peserta didik dapat pindah (transfer) kredit ke sekolah lain yang
sejenis yang menggunakan SKS dan semua kredit yang telah diambil
dapat dipindahkan ke sekolah yang baru;
7
Naskah Final 7 Des 2011
f. Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai
secara teknis dan administratif;
g. Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi
kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta didik yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan;
h. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya;
4. Penentuan sendiri beban belajar dan mata pelajaran tiap semester dilakukan
dengan penjadwalan pola on/off
5. Penyelenggaraan SKS di SMA pada sekolah kategori standar, sekolah kategori
mandiri, dan sekolah bertaraf internasional harus didukung persiapan yang
mengacu
pada
pemenuhan
delapan
standar
nasional
pendidikan.
Implementasi pelaksanaan SKS yang bersifat fleksibel terdapat pada proses
pembelajaran dan pengelolaan yang mengakomodasi peserta didik sesuai
dengan potensi, minat, kebutuhan, dan kecepatan belajarnya;
6. SMA Bertaraf Internasional dan SMA Kategori Mandiri wajib melaksanakan
SKS, sedangkan SMA Kategori Standar dapat melaksanakan SKS;
7. Persiapan penyelenggaraan SKS terdiri atas persiapan dokumen kurikulum
dan sumber daya;
8. Persiapan dokumen kurikulum yang dimaksud terdiri atas struktur kurikulum
dan beban belajar, peraturan akademik, kalender akademik, dan pedoman
pendukung pelaksanaan, serta perangkat pembelajaran dan penilaian;
9. Persiapan sumber daya terdiri atas sumber daya pendidik dan tenaga
kependidikan dan sarana prasarana;
10. Sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk
mendukung penyelenggaraan SKS terdiri atas guru, pembimbing akademik,
konselor, dan tenaga administrasi akademik. Sumber daya tersebut harus
memiliki pengetahuan yang memadai tentang implementasi SKS dan standar
nasional pendidikan pada umumnya. Jumlah guru cukup dan sesuai dengan
latar belakang pendidikan;
11. Sumber
daya
sarana
prasarana
mampu
memfasilitasi
pelaksanaan
pembelajaran berbasis TIK, pembelajaran berbasis mata pelajaran (subject
based classroom), dan penjadwalan pembelajaran yang fleksibel;
8
Naskah Final 7 Des 2011
12. Pembelajaran dengan pola on/off adalah penjadwalan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik memilih atau tidak memilih mata pelajaran
tertentu pada semester tertentu.
13. Struktur kurikulum dan beban belajar memuat mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri. Beban belajar seluruh mata pelajaran dan
muatan lokal dinyatakan dengan satuan kredit semester (sks), yaitu minimal
114 sks dan maksimal 126 sks. Penetapan beban belajar seluruh mata
pelajaran dan masing-masing mata pelajaran dilakukan oleh sekolah dengan
mengacu pada panduan penyelenggaraan SKS dari BSNP dan petunjuk teknis
penyelenggaraan SKS dari Direktorat Pembinaan SMA (Dit. PSMA);
14. Dasar penetapan beban belajar berpedoman pada perhitungan kesetaraan
pada sistem paket dan SKS, yaitu 1 sks setara dengan 1,88 – 2 jam pelajaran
dan analisis konteks potensi dan kebutuhan sekolah. Rentang beban belajar
tiap mata pelajaran seperti pada tabel 1, 2, dan 3;
Tabel 1. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA
Program IPA
No
Mata Pelajaran
Beban Belajar (sks)
Minimum
Maksimum
1.
Pendidikan Agama
5
8
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
5
7
3.
Bahasa Indonesia
11
13
4.
Bahasa Inggris
11
13
5.
Matematika
11
13
6.
Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan
4
6
7.
Sejarah
2
4
8.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
4
6
9
Seni Budaya
4
6
10.
Keterampilan/Bahasa Asing
4
6
11.
Fisika
10
12
12.
Kimia
10
12
13.
Biologi
10
12
14.
Ekonomi*
2
3
15.
Sosiologi*
2
3
16.
Geografi*
2
3
17.
Muatan Lokal
4
6
9
Naskah Final 7 Des 2011
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
Tabel 2. Rentang Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat
SMA Program IPS
No
Mata Pelajaran
Beban Belajar (sks)
Minimum
Maksimum
1.
Pendidikan Agama
5
8
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
5
7
3.
Bahasa Indonesia
11
13
4.
Bahasa Inggris
11
13
5.
Matematika
11
13
6.
Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan
4
6
7.
Sejarah
4
6
8.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
4
6
9
Seni Budaya
4
6
10.
Keterampilan/Bahasa Asing
4
6
11.
Fisika*
2
3
12.
Kimia*
2
3
13.
Biologi*
2
3
14.
Ekonomi
10
12
15.
Sosiologi
8
10
16.
Geografi
7
9
17.
Muatan Lokal
4
6
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
Tabel 3. Beban Belajar Mata Pelajaran dan Muatan Lokal Tingkat SMA Program
Bahasa
No
Mata Pelajaran
Beban Belajar (sks)
Minimum
Maksimum
1.
Pendidikan Agama
5
8
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
5
7
3.
Bahasa Indonesia
13
15
4.
Sastra Indonesia
7
9
5.
Bahasa Inggris
13
15
6.
Matematika
10
11
10
Naskah Final 7 Des 2011
No
Beban Belajar (sks)
Minimum
Maksimum
Mata Pelajaran
7.
Pendidikan Jasmani Olagraga dan
Kesehatan
4
6
8.
Sejarah
5
7
9
Teknologi Informasi dan Komunikasi
4
6
10.
Seni Budaya
4
6
11.
Bahasa Asing
11
13
12.
Antropologi
5
7
13.
Fisika*
2
3
14.
Kimia*
2
3
15.
Biologi*
2
3
16.
Ekonomi*
2
3
17.
Sosiologi*
2
3
18.
Geografi*
2
3
19.
Muatan Lokal
4
6
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
15. Sekolah menetapkan serial mata pelajaran sehingga pembelajaran dapat
dilaksanakan secara fleksibel dengan pola on/off bagi peserta didik untuk
melaksanakan
layanan
pendidikan
yang
mengakomodasi
keragaman
kecepatan belajar peserta didik dan variasi pilihan beban belajar dan mata
pelajaran;
16. Mata pelajaran disusun maksimal dalam empat seri untuk mengakomodasi
kebutuhan peserta didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa yang berhak
menyelesaikan masa studi paling cepat dua tahun (empat semester). Masa
studi paling lama adalah 5 tahun (10 semester);
17. Penyusunan
serial
mata
pelajaran
mempertimbangkan
potensi
dan
kebutuhan sekolah, serta mengacu pada standar isi dan standar kompetensi
lulusan. Setiap seri mata pelajaran memuat standar kompetensi lulusan (SKL
Mata Pelajaran) dan standar isi (SK-KD) sesuai dengan Permendiknas Nomor
22 dan 23 Tahun 2006. Contoh serial mata pelajaran disajikan pada tabel 4;
Tabel 4. Contoh serial Mata Pelajaran
No
Mata Pelajaran
Jumlah
1.
Pendidikan Agama
6 sks
1
2 sks
Seri Mata Pelajaran
2
3
2 sks
4
2 sks
11
Naskah Final 7 Des 2011
2.
Matematika
13 sks
2 sks
4 sks
4 sks
3 sks
3.
Penjas Orkes
4 sks
1 sks
1 sks
1 sks
1 sks
4.
Fisika
11 sks
2 sks*
3 sks
3 sks
3 sks
5.
Ekonomi
11 sks
2 sks*
3 sks
3 sks
3 sks
6.
Bahasa Asing
4 sks
2 sks
2 sks
*) Wajib diikuti pada semester tertentu sesuai dengan SK-KD semester 1 dan 2 pada sistem
paket
18. Penyusunan kembali seluruh SK-KD sesuai standar isi pada serial mata
pelajaran dilakukan dengan cara mengurutkan SK-KD tersebut sesuai dengan
urutan seri dan beban belajarnya (sks). Contoh SK-KD serial mata pelajaran
disajikan pada contoh 3b.
19. Peserta didik pada semua program jurusan wajib mengikuti mata pelajaran
yang kontennya (SK-KD) tercantum pada semester 1 dan 2 (sesuai standar isi
sistem paket). Sekolah memfasilitasi penjadwalan fleksibel dengan pola on/
off, Contoh penjadwalan fleksibel dengan pola on/off disajikan pada
lampiran 3a;
20. Penetapan beban belajar dan struktur kurikulum melibatkan unsur guru,
konselor, tim penyusun kurikulum, dan kepala sekolah dalam rapat kerja
sekolah. Contoh beban belajar dan struktur kurikulum disajikan pada
lampiran 3b;
21. Peraturan akademik menjelaskan ketentuan tentang mekanisme pilihan
beban belajar dan mata pelajaran, mekanisme penilaian, penjurusan, dan
kelulusan;
22. Mekanisme pilihan beban belajar dan mata pelajaran dilakukan pada awal
semester dengan cara mengisi kartu rencana studi (KRS)
yang disetujui
pembimbing akademik (PA) dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Pilihan beban belajar dan mata pelajaran pada semester satu dilakukan
dalam bentuk paket dengan jumlah tertentu. Peserta didik dengan bakat
dan kecerdasan istimewa (sesuai hasil seleksi) berhak memilih beban
belajar dan mata pelajaran melebihi peserta didik lainnya;
b. Beban belajar dan mata pelajaran pada semester dua dan seterusnya
mempertimbangkan hasil indeks prestasi (IP) semester sebelumnya,
yaitu:
12
Naskah Final 7 Des 2011
(1)
IP < 5,0 dapat mengambil maksimal 8 sks
(2)
IP 5,0 s.d 5,9 dapat mengambil maksimal 10 sks
(3)
IP 6,0 s.d 6,9 dapat mengambil maksimal 16 sks
(4)
IP 7,0 s.d 7,4 dapat mengambil maksimal 20 sks
(5)
IP 7,5 s.d 7,9 dapat mengambil maksimal 24 sks
(6)
IP 8,0 s.d 8,5 dapat mengambil maksimal 28 sks
(7)
IP > 8,5 dapat mengambil maksimal 32 sks
23. Mekanisme penilaian menjelaskan kriteria ketuntasan, teknik penilaian dan
pengolahan hasil penilaian, dan mekanisme perbaikan nilai melalui remedial
dan/atau semester pendek;
24. Mekanisme penjurusan menjelaskan kriteria penjurusan, waktu pelaksanaan
penjurusan, dan tahap penetapan penjurusan;
25. Penjurusan dapat dilakukan mulai semester satu berdasarkan potensi, minat,
kebutuhan, dan prestasi akademik. Data potensi diperoleh melalui psikotes.
Data minat dan kebutuhan diperoleh melalui wawancara atau isian
kuesioner. Data prestasi akademik diperoleh melalui tes seleksi penerimaan
peserta didik baru;
26. Penjurusan disarankan mulai semester dua agar informasi yang dijadikan
pertimbangan penentuan jurusan lebih lengkap setelah diamati selama satu
semester.
27. Tahapan penjurusan dilakukan secara bertahap dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Jika hasil belajar semester satu sesuai dengan minat, potensi dan
kebutuhannya, peserta didik dapat memilih program jurusan sesuai
dengan pilihannya mulai semester dua. Dalam hal ini peserta didik
memilih beban belajar dan mata pelajaran sesuai dengan ciri khas
program jurusan (IPA, IPS, atau Bahasa);
b. Peserta didik yang belum dapat memenuhi persyaratan penjurusan di
awal semester dua dapat memperbaiki hasil belajar semester satu
melalui
kegiatan
semester
pendek
agar
memperoleh
penetapan
penjurusan paling lambat di awal semester tiga. Dalam hal ini peserta
13
Naskah Final 7 Des 2011
didik tidak berhak memilih beban belajar dan mata pelajaran ciri khas
jurusan pada semester dua;
c. Peserta didik diberi hak untuk pindah jurusan paling lambat di awal
semester tiga. Mekanisme pindah jurusan dilakukan setelah mendapat
persetujuan PA dan Konselor/BK dengan mempertimbangkan ketuntasan
mata pelajaran prasyarat jurusan.
Skema mekasnisme penjurusan disajikan pada lampiran 2a
28. Persyaratan prestasi akademik untuk penjurusan ditentukan oleh sekolah
melalui rapat kerja sekolah dengan mengacu pada panduan penyusunan
laporan hasil belajar dari Dit. PSMA (Surat Edaran Dirjen Mandikdasmen
Nomor 12/C/KEP/TU/2008):
a. Persyaratan program IPA adalah lulus mata pelajaran fisika, kimia, dan
biologi;
b. Persyaratan program IPS adalah lulus mata pelajaran ekonomi, sosiologi,
dan geografi;
c. Persyaratan program Bahasa adalah lulus mata pelajaran bahasa
Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa asing;
29. Kriteria lulus mata pelajaran adalah mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan kehadiran minimal 90%, memiliki sikap baik, dan memperoleh nilai
mata pelajaran sekurang-kurangnya sama dengan nilai KKM;
30. Sekolah penyelenggara SKS dapat memberikan layanan bagi siswa cerdas
istimewa (SCI) dengan pembelajaran khusus sesuai dengan kemampuan dan
daya dukung. Pembelajaran khusus bagi siswa cerdas istimewa dapat
dilakukan dengan merekonstruksi secara khusus strategi tatap muka dan
tugas terstruktur. Sekolah dapat menyusun kriteria beban belajar secara
khusus bagi siswa cerdas istimewa seperti pada contoh lampiran 3g;
31. Kriteria penentuan siswa cerdas istimewa dilakukan oleh sekolah dengan
mengacu pada karakteristik SCI, yaitu:
a. Memiliki tingkat kecerdasan intelegensi tinggi di atas rata-rata secara
konsisten;
b. Memiliki riwayat belajar istimewa secara konsisten;
c. Memiliki karakter mandiri, cepat memahami, gemar membaca, dan
motivasi tinggi dalam belajar; dan
14
Naskah Final 7 Des 2011
d. Memiliki keingintahuan dan kreativitas tinggi serta komitmen tinggi
dalam melaksanakan tugas yang ditunjukan dengan skor kreativitas (CQ)
dan komitmen tugas (TC)
32. Kriteria kelulusan menjelaskan kriteria dan mekanisme penentuan kelulusan,
yaitu lulus penilaian mata pelajaran dan lulus dari satuan pendidikan.
Penentuan kriteria kelulusan ditentukan oleh sekolah dalam rapat kerja
sekolah;
33. Kalender akademik memuat informasi hari dan jam belajar, hari libur,
kegiatan ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, jadwal
pengisian kartu rencana studi (KRS), kegiatan semester pendek, dan jadwal
ujian sekolah;
34. Pedoman pendukung pelaksanaan menjelaskan informasi yang diperlukan
untuk memperjelas dan memudahkan pelaksanaan penyelengaraan SKS.
Pedoman pendukung terdiri atas , pedoman moving class, pedoman PA, dan
pedoman Konselor/BK. Pedoman tersebut disusun oleh sekolah dengan
melibatkan unsur guru, konselor/BK, tim penyusun kurikulum, dan kepala
sekolah;
35. Pelaksanaan penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap dengan strategi
phasing in/out dimulai tahun pertama, sedangkan peserta didik lainnya yang
duduk di kelas XI dan XII tetap menggunakan sistem paket. Pada tahun kedua
terdapat dua angkatan yang menggunakan SKS sedangkan peserta didik kelas
XII masih menggunakan sistem paket. Pada tahun ketiga seluruh peserta
didik di sekolah menggunakan SKS;
36. Untuk menyelengarakan SKS di sekolah pada tahap awal:
a. Tersedia KTSP yang memuat struktur kurikulum dengan sistem paket dan
SKS yang telah ditandatangani Dinas Pendidikan Provinsi;
b. Tersedia perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) sesuai dengan serial
mata pelajaran, minimal untuk tahun pertama;
c. Tersedia jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi PA dan Konselor/
BK;
d. Mendapat izin tertulis dari dinas pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau
Provinsi. Izin tersebut kemudian dilaporkan kepada Direktorat PSMA;
e. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat dan orangtua;
15
Naskah Final 7 Des 2011
37. Jadwal mata pelajaran mengakomodasi kebutuhan dan potensi peserta didik,
dan daya dukung sekolah. ;
38. Jadwal mata pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran tatap muka
dan penugasan terstruktur yang ditetapkan pada awal semester;
39. Sekolah merancang pilihan beban belajar dan mata pelajaran sampai
semester enam untuk mengakomodasi kebutuhan distribusi tugas mengajar.
Contoh pilihan beban belajar dan mata pelajaran disajikan dalam lampiran
3b;
40. Kegiatan semester pendek dilaksanakan hanya untuk perbaikan nilai bagi
mereka yang belum mencapai kelulusan mata pelajaran sampai akhir
semester. Ketentuan tentang semester pendek;
a. Jadwal ditentukan oleh sekolah dengan waktu pelaksanaan disesuaikan
dengan kebutuhan dan daya dukung;
b. Waktu belajar dilaksanakan pada sore hari setelah jadwal belajar
berakhir atau pada jeda antar semester.
c. Pembelajaran semester pendek mengacu pada hasil ketuntasan standar
kompetensi (SK) mata pelajaran;
d. Jumlah kegiatan dilakukan dalam 8 pertemuan yang diakhiri dengan
penilaian;
e. Guru yang mengajar di semester pendek adalah guru mata pelajaran
terkait yang mendapat tugas dari kepala sekolah;
41. Pembimbing Akademik (PA) adalah guru yang diberi tugas untuk membimbing
perkembangan prestasi akademik peserta didik sampai akhir masa studinya.
PA membimbing peserta didik maksimal 20 orang dengan tugas sebagai
berikut:
a. Memantaudan
melakukan analisis terhadap data potensi, kebutuhan,
minat, dan prestasi yang diperoleh dari Konselor/BK, serta memberikan
rekomendasi konstruktif selama mengikuti pendidikan di sekolah agar
peserta didik berkembang potensi akademiknya secara maksimal;
b. Membimbing siswa pada saat pengisian kartu rencana studi (KRS),
pemilihan jurusan, pembagian laporan hasil belajar (LHB), dan/ atau
melaksanakan konsultasi akademik;
16
Naskah Final 7 Des 2011
c. Mengelola hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian berdasarkan
hasil penilaian dari guru mata pelajaran pendidikan agama dan
pendidikan kewarganegaraan dan masukan guru mata pelajaran lainnya;
d. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orangtua, Konselor/BK, dan
guru mata pelajaran;
42. PA memberikan layanan konsultasi akademik minimal enam kali dalam tiap
semester.
43. Konselor/BK
adalah
pendidik
profesional
yang
bertugas
memberikan
pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan formal;
Konselor/BK memberikan bimbingan dan konsultasi pada peserta didik
(konseli)
agar
mampu
mengembangkan
potensi
dan
mandiri
dalam
mengambil keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang
produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Dalam pelaksanaan
SKS, Konselor/BK membimbing siswa dengan jumlah minimal 150 orang
selama masa studi dengan tugas sebagai berikut:
a. Memantau, menghimpun dan mendokumentasi data, serta melakukan
analisis potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi peserta didik;
b. Memantau, mendeteksi, dan memberikan rekomendasi konstruktif agar
peserta didik mampu mencapai tugas perkembangannya melalui
kegiatan pengembangan diri di sekolah termasuk peserta didik yang
membutuhkan layanan khusus;
c. Memberikan bimbingan siswa pada saat kegiatan layanan dan kosultasi
kelompok sesuai jadwal layanan, serta layanan individu sesuai dengan
kebutuhan peserta didik; dan
d. Melaporkan hasil penilaian kegiatan pengembangan diri tiap semester;
e. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, PA, dan guru
mata peajaran;
44. Konselor/BK melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konsultasi
kelompok minimal enam kali dalam tiap semester.
45. Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.
Penilaian oleh pendidik dilakukan melalui tes dan nontes dalam kegiatan
ulangan harian (UH), ulangan tengah semester (UTS), dan ulangan akhir
semester (UAS). Penilaian oleh satuan pendidikan dilakukan melalui ujian
17
Naskah Final 7 Des 2011
sekolah (US). Penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui ujian nasional
(UN);
46. Penilaian hasil belajar pada tiap mata pelajaran oleh pendidik mengukur
pencapaian kompetensi tiap KD dan/atau SK untuk diakumulasi menjadi nilai
mata pelajaran.
47. Penilaian hasil belajar dalam penyelenggaraan SKS menyertakan indeks
prestasi (IP) pada laporan hasil belajar.
Perhitungan indeks prestasi menggunakan rumus:
IP
( N i xBi )
Bi
IP = Indeks Prestasi
Ni = Nilai tiap mata pelajaran
Bi = Beban belajar tiap mata pelajaran (sks)
48. Laporan hasil belajar (LHB) memuat hasil penilaian mata pelajaran yang
terdiri atas pengetahuan, praktik, dan sikap, disertai dengan deskripsi
pencapaian standar kompetensi. LHB juga melaporkan hasil pengembangan
diri dan akhlak mulia/kepribadian, serta hasil indeks prestasi semester dan
kumulatifnya. Contoh LHB disajikan pada lampiran 3m;
49. Pengelolaan, pengorganisasian, dan kontrol data penilaian, serta pencetakan
laporan hasil belajar (LHB) menerapkan sistem administrasi akademik
berbasis TIK;
50. Kriteria lulus satuan pendidikan (lulus SMA) adalah menyelesaikan seluruh
program pembelajaran dengan beban belajar minimal yang ditentukan
satuan pendidikan, memiliki sikap yang baik, lulus ujian sekolah, dan lulus
ujian nasional;
51. Ujian sekolah dilaksanakan dua kali setiap tahun yaitu pada semester ganjil
dan genap. Sekolah memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengikuti ujian
sekolah mata pelajaran tertentu setelah menyelesaikan seluruh serial mata
pelajaran. Dengan demikian peserta didik berhak untuk mengikuti ujian
sekolah secara bertahap;
52. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada beberapa mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
18
Naskah Final 7 Des 2011
teknologi.
Pemerintah memfasilitasi ujian nasional (UN) dua kali setiap
tahun, yaitu pada semester ganjil dan genap. Peserta didik juga berhak
untuk mengikuti ujian nasional secara bertahap;
G. Uraian Prosedur Kerja
1. Persiapan
1.1. Kepala sekolah mensosialisasikan dasar filosofis, landasan hukum,
dan implementasi secara umum pelaksanaan SKS kepada pendidik
dan tenaga kependidikan, serta pengurus komite sekolah;
1.2. Kepala SMA mengundang dan menugaskan Tim Penyusun Kurikulum
(TPK) Sekolah serta memberi pengarahan teknis untuk melakukan
persiapan penyelenggaraan SKS (Contoh Persiapan Penyelenggaraan
SKS tahun 2012-2013 disajikan pada lampiran 4). Arahan sekurangkurangnya berisi:
a. Dasar pelaksanaan SKS;
b. Tujuan dan manfaat penyelenggaraan SKS ;
c. Hasil yang diharapkan;
d. Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugas TPK sekolah;
1.3. TPK sekolah menyusun draf rencana dan jadwal pertemuan,
uraian
kegiatan,
dokumen
dan
sasaran/hasil
sumber
daya
untuk
melakukan
pendukung
lainnya,
persiapan
sekurang-
kurangnya berisi:
a. Rincian pembagian tugas kerja;
b. Jadwal pertemuan awal TPK, pembahasan draf di tingkat TPK,
pembahasan pleno rapat kerja, finalisasi dokumen, validasi, dan
sosialisasi kepada masyarakat;
c. Draf dokumen yang perlu disiapkan;
d. Jadwal pertemuan MGMP untuk menyusun SK-KD serial mata
pelajaran dan merivisi silabus-RPP;
1.4. TPK menyiapkan program aplikasi administrasi akademik berbasis
TIK
1.5. Kepala sekolah bersama Komite membahas draf jadwal dan
anggaran kegiatan;
19
Naskah Final 7 Des 2011
1.6. TPK menyusun draf dokumen: (1) struktur kurikulum dan beban
belajarl (2) peraturan akademik; (3) panduan PA; (4) panduan BK,
dan (5) draf KTSP yang menggunakan SKS untuk tahun pertama dan
sistem paket untuk kelas XI dan XII;
1.7. TPK melakukan pertemuan dengan guru dan konselor yang
dipimpin oleh Kepala Sekolah untuk:
a. Menyampaikan draf dokumen beban belajar dan struktur
kurikulum, peraturan akademik, panduan PA dan BK dan
panduan pendukung lainnya agar dicermati, ditelaah, diberikan
masukan, dan koreksi untuk penyempurnaan;
b. Menyampaikan tugas MGMP untuk memetakan SKL dan SK-KD
serial mata pelajaran serta merevisi silabus dan RPP satu
tahun pelajaran;
c. Menyampaikan
tugas
Konselor/BK
menyusun rancangan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling serta jadwal
konsultasi;
1.8. MGMP memetakan SKL dan SK-KD serial mata pelajaran dan
merevisi Silabus-RPP.
1.9. Konselor/BK menyusun rancangan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling serta jadwal konsultasi;
1.10. TPK menghimpun masukan dan koreksi terhadap draf dokumen
beban belajar dan struktur kurikulum, dan peraturan akademik,
untuk dibahas dengan kepala sekolah;
1.11. Kepala
sekolah
menetapkan
beban
belajar
dan
struktur
kurikulum, dan peraturan akademik, untuk disosialisaikan
kepada warga sekolah;
1.12. TPK menyusun dokumen final KTSP menggunakan SKS tahun
pertama dan sistem paket kelas XI dan XII untuk dikonsultasikan
dengan instansi terkait (Dinas Pendidikan, LPMP, atau Perguruan
Tinggi);
1.13. TPK menyiapkan daftar PA, desain pilihan mata pelajaran,
kalender akademik, dan jadwal mata pelajaran;
20
Naskah Final 7 Des 2011
a. Pemilihan calon PA didasarkan pada kecakapan, integritas, dan
keteladanan guru untuk mau menjadi perintis dan volenteer;
b. Calon PA angkatan pertama adalah guru yang mengajar mulai
semester pertama dan menjadi perintis secara bertahap sampai
seri terakhir mata pelajaran.
1.14. Kepala Sekolah dan ketua Komite Sekolah menandatangani KTSP,
kemudian mengirimkan dokumen KTSP ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Provinsi sekaligus meminta izin tertulis
penyelenggaraan SKS;
1.15. Kepala Sekolah mensosialisaikan pelaksanaan SKS kepada warga
sekolah, komite, dan masyarakat.
2. Pelaksanaan
2.1.
Kepala Sekolah:
a. Menetapkan pembagian tugas guru, PA dan BK;
b. Mensosialisasikan penyelenggaraan SKS kepada peserta didik baru
melalui kegiatan masa orientasi peserta didik baru (MOPD).
2.2.
TPK dan Kepala Sekolah menetapkan rombongan belajar angkatan
pertama semester satu:
a. Setiap rombongan belajar dengan jumlah 32 orang peserta didik
ditetapkan dua orang PA, sehingga masing-masing PA akan
membimbing dan mendampingi 16 orang peserta didik sampai
mereka menyelesaikan studinya;
b. Setiap rombongan belajar diberikan identitas misalnya 1A, 1B,
1C, dan seterusnya. Angka 1 menunjukan semester satu dan A, B,
C, dan seterusnya menunjukan pada rombongan belajar yang
berbeda;
c. Setiap 4 – 5 rombongan belajar atau 150 orang peserta didik
ditetapkan seorang Konselor/BK.;
2.3. Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
jadwal mata pelajaran dan melakukan penilaian serta tindak
lanjutnya;
21
Naskah Final 7 Des 2011
2.4. Guru melaksanakan ulangan harian dalam bentuk tes atau tugas-tugas
termasuk penilaian praktik atau produk untuk mengukur ketuntasan
KD;
a. Hasil penilaian tiap KD mencakup aspek pengetahuan, penilaian
sikap, dan/atau praktik;
b. Hasil ketuntasan KD segera diinformasikan kepada peserta didik
agar segera ditindaklanjuti, misalnya dengan kegiatan remedial
bagi peserta didik yang belum tuntas;
c. Hasil remedial segera diinformasikan kepada peserta didik;
2.5. PA dan BK melaksanakan kegiatan konsultasi sesuai dengan jadwal
konsultasi;
2.6. TPK mengatur, memantau, dan mendampingi kegiatan MGMP untuk
merevisi Silabus dan RPP sesuai serial mata pelajaran untuk tahun
kedua dan seterusnya;
2.7. Konselor/BK
menghimpun
dan
mendokumentasi
data
potensi,
kebutuhan, dan minat peserta didik, kemudian menganalisis dan
menyajikan informasi sistematis, ringkas, dan mudah untuk digunakan
oleh PA, guru mata pelajaran, dan TPK ;
2.8. TPK
mengatur dan memantau kegiatan MGMP dalam menyiapkan
instrumen ulangan tengah semester (UTS);
2.9. Setelah kegiatan UTS:
a. Guru mata pelajaran melaporkan ketuntasan KD dan SK dan
menindaklanjuti
dengan
kegiatan
remedial
berdasarkan
ketuntasan SK;
b. TPK melakukan evaluasi keterlaksanaan, menghimpun data
potensi, kebutuhan, dan minat peserta didik dari konselor/BK,
memetakan komposisi awal klasifikasi peserta didik berdasarkan
program jurusan IPA/IPS/Bahasa;
c. PA menghimpun data prestasi akademik, minat, dan kebutuhan
peserta didik, serta menganalisis data potensi, minat dan
kebutuhan dari Konselor/BK;
2.10. TPK dan MGMP menyiapkan instrumen ulangan akhir semester (UAS);
2.11. Setelah UAS:
22
Naskah Final 7 Des 2011
a. Guru mata pelajaran melaporakan nilai mata pelajaran setelah
dilakukan remedial berdasarkan ketuntasan SK;
b. PA dan Konselor/BK melaporkan data awal komposisi peserta
didik pada jurusan IPA/IPS/Bahasa;
c. PA melaporkan hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian;
d. BK melaporkan hasil penilaian pencapaian tugas perkembangan
termasuk kegiatan pengembangan diri;
2.12. Dalam mengolah dan menganalisis ketuntasan mata pelajaran:
a. Hasil ketuntasan mata pelajaran dihitung berdasarkan hasil ratarata ketuntasan dari tiap SK;
b. Hasil ketuntasan tiap SK dihitung berdasarkan hasil rata-rata
ketuntasan tiap KD;
Contoh penghitungan ketuntasan disajikan dalam lampiran (3l)
2.13. TPK menyiapkan perangkat pengisian KRS semester dua;
2.14. Pada saat pengisian KRS:
a. PA menginformasikan data potensi dan prestasi akademik (IP
sementara) kepada peserta didik;
b. Peserta didik memilih beban belajar dan mata pelajaran untuk
semester dua berdasarkan pertimbangan data potensi dan
prestasi akademik dengan cara mengisi KRS. Peserta didik yang
memenuhi persyaratan akademis sesuai dengan potensi, minat,
dan kebutuhannya dapat memilih beban belajar dan mata
pelajaran program jurusan. Peserta didik yang belum memenuhi
persyaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan
kebutuhannya tidak dapat memilih beban belajar dan mata
pelajaran program jurusan;
c. PA membimbing, memberikan pertimbangan, dan menyetujui
KRS peserta didik;
2.15. TPK dibantu tenaga administrasi akademik mencetak LHB untuk
ditandatangani oleh PA dan Kepala Sekolah;
2.16. PA membagikan laporan hasil belajar (LHB) semester satu yang
mencakup indeks prestasi (IP). Contoh LHB disajikan dalam lampiran
3m ;
23
Naskah Final 7 Des 2011
2.17. Pada saat pembagian LHB, PA menyampaikan informasi umum
tentang hasil belajar semester satu dan konsekuensinya di semester
dua, kriteria dan mekanisme penjurusan, dan mekanisme kegiatan
semester pendek;
2.18. TPK menyusun rombongan belajar dan jadwal mata pelajaran untuk
semester dua:
a. Peserta didik yang memiliki kesamaan pilihan beban belajar dan
mata pelajaran dikelompokkan dalam rombongan belajar yang
sama;
b. Pengelompokan rombongan belajar yang mungkin terjadi terdiri
atas program IPA/IPS/Bahasa dan rombongan belajar netral
(belum mendapat identitas program jurusan);
c. Rombongan belajar diberi identitas, misalnya 2A, 2B, dan
seterusnya. Angka 2 menunjukan mereka ada di semester dua,
sedangkan A, B, dan seterusnya sebagai kelompok peserta didik
yang memiliki pilihan beban belajar dan mata pelajaran yang
sama;
d. Peserta didik yang memilih beban belajar dan mata pelajaran
lebih banyak disediakan jadwal khusus sampai sore hari;
e. Peserta didik dengan bakat dan kecerdasan istimewa difasilitasi
pembelajaran khusus;
2.19. Kepala sekolah menetapkan jadwal mata pelajaran semester dua;
2.20. Guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan pembelajaran semester
dua sesuai dengan jadwal mata pelajaran;
2.21. PA dan Konselor/BK melaksanakan kegiatan konsultasi sesuai dengan
jadwal konsultasi;
2.22. Pada saat kegiatan konsultasi di semester dua:
a. PA mengingatkan, memantau, dan membimbing peserta didik
mengikuti kegiatan semester pendek untuk memperbaiki nilai
mata pelajaran yang belum tuntas dan memenuhi persyaratan
akademis sesuai dengan potensi, minat, dan kebutuhannya;
b. BK membimbing, memberi pertimbangan, dan mendorong siswa
agar
mampu
dan
mandiri
dalam
mengambil
keputusan,
24
Naskah Final 7 Des 2011
mengembangkan potensi, melaksanakan kegiatan pengembangan
diri untuk mencapai prestasi akademik yang maksimal;
2.23. TPK mengatur, menyusun, dan memantau jadwal dan kegiatan
semester pendek:
a. Menugaskan
guru
mata
pelajaran
tertentu
melaksanakan
pembelajaran semester pendek berdasarkan hasil ketuntasan
kompetensi dan melaksanakan penilaian pada akhir kegiatan.;
b. Menghimpun,
mengolah,
dan
menganalisis
hasil
penilaian
kegiatan semester pendek;
c. Hasil penilaian kegiatan semester pendek disampaikan kepada
peserta didik.
d. Peserta didik yang belum lulus pada tahap pertama diberikan
kesempatan mengikuti kegiatan semester pendek tahap kedua
setelah UTS;
2.24. Setelah pelaksanaan UAS semester dua:
a. TPK menghimpun hasil akhir kegiatan semester pendek untuk
menetapkan peserta didik pada program IPA/IPS/Bahasa sesuai
dengan potensi, minat, dan kebutuhannya;
b. Jika masih terdapat peserta didik yang belum memenuhi
persayaratan akademis sesuai dengan potensi, minat, dan
kebutuhan,
TPK
menyampaikan
meminta
data
PA
dan
pendukung
Konselor/BK
yang
akan
untuk
dijadikan
pertimbangan dalam rapat pleno penentuan penjurusan;
c. Kepala Sekolah memimpin rapat pleno dewan pendidik untuk
menetapkan penjurusan peserta didik di semester tiga. Dalam
hal
ini
tidak
ada
rapat
pleno
kenaikan
kelas
dalam
penyelenggaraan SKS;
3. Ujian dan Kelulusan
3.1.
Kepala
Sekolah
menugaskan
TPK
untuk
memberikan
arahan
melakukan
persiapan
pelaksanaan ujian;
3.2.
Kepala
sekolah
persyaratan,
baik
ujian
sekolah
tentang
maupun
ujian
mekanisme
nasional
dan
yang
25
Naskah Final 7 Des 2011
dilaksanakan tiap semester sehingga memungkinkan peseta didik dapat
mengikuti sebagian atau seluruh mata pelajaran yang diujikan;
3.3.
TPK menyiapkan rencana kerja dan jadwal
a. Ujian sekolah yang terdiri atas ujian tertulis dan ujian praktik
sesuai dengan karakteristik kompetensi mata pelajaran;
b. Ujian sekolah dan ujian nasional yang dilaksanakan dua kali dalam
satu tahun, yaitu pada semester ganjil dan semester genap;
c. Mata pelajaran yang diujikan yaitu mata pelajaran yang sudah
diikuti sampai seri terakhir;
3.4.
Kepala sekolah mengecek dan menetapkan rencana kerja dan jadwal
ujian;
3.5.
Kepala sekolah melalui TPK menginformasikan pelaksanaan ujian yang
berisi:
a. jadwal ujian
b. persyaratan peserta ujian
c. prosedur dan mekanisme ujian;
3.6.
Guru/MGMP menyusun perangkat ujian sekolah:
a. perangkat ujian tertulis terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu
telaah, lembar soal, dan kunci jawaban;
b. perangkat ujian praktik terdiri atas kisi-kisi, kartu soal, kartu
telaah, lembar soal, alat-bahan praktik, dan format penilaian yang
disertai rubrik;
3.7.
PA dan BK mengidentifikasi peserta didik yang dapat mengikuti ujian.
3.8.
PA menyetujui peserta didik yang mendaftarkan diri mengikuti ujian;
3.9.
TPK menginformasikan data peserta ujian untuk dikonfirmasi oleh
peserta didik dan PA
3.10. Kepala sekolah menetapkan peserta ujian
3.11. Setelah pelaksanaan ujian (US dan/ atau UN):
a. Kepala Sekolah mengumumkan hasil ujian;
b. peserta didik yang belum lulus wajib mengikuti ujian pada
semester berikutnya hingga lulus;
c. data hasil ujian disimpan untuk diakumulasi seluruh mata
pelajaran sebagai bagian persyaratan kelulusan satuan pendidikan
3.12. Kepala Sekolah menugaskan TPK untuk merancang mekanisme
kelulusan, dengan kegiatan sebagai berikut:
26
Naskah Final 7 Des 2011
a. mendata peserta didik yang telah menyelesaikan beban
belajar yang dipersyaratkan;
b. mendata peserta didik yang memiliki sikap baik
c. mendata peserta didik yang lulus ujian sekolah;
d. mendata peserta didik yang lulus ujian nasional
3.12. Kepala Sekolah memimpin rapat pleno dewan pendidik untuk
menetapkan kelulusan peserta didik.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS
Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS Tahun
Pertama
Lampiran 1c: Alur Pelaksanaan Ujian Sekolah
Lampiran 2A: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan
Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas Istimewa
Lampiran 2c: Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran
Lampiran 2d: Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester Pendek
Lampiran 3a: Contoh Strutur Kurikulum dan Beban Belajar
Lampiran 3b: Contoh Penyusunan SK-KD Serial Mata Pelajaran
Lampiran 3c: Contoh Penjadwalan Fleksibel dengan Pola On/Off bagi
Peserta Didik
Lampiran 3d: Contoh Jadwal Mata Pelajaran
Lampiran 3e: Contoh Kartu Rencana Studi (KRS)
Lampiran 3f: Contoh Kalender Akademik
Lampiran 3g: Contoh Beban Belajar Siswa Cerdas Istimewa
Lampiran 3h: Contoh Pemetaan Alokasi Waktu
Lampiran 3i: Contoh Silabus Pembelajaran SKS di SMA
Lampiran 3j : Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SKS di SMA
Lampiran 3k
: Contoh Penentuan Ketuntasan Mata Pelajaran
Lampiran 3l
: Contoh Laporan Hasil Belajar
27
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 4:
Contoh Jadwal Persiapan Penyelenggaraan SKS Tahun 20122013
28
Naskah Final 7 Des 2011
GLOSARIUM
Konselor/BK adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan pelayanan bimibingan
dan konseling pada satuan pendidikan formal
Pembelajaran dengan pola on/off adalah penjadwalan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik memilih atau tidak memilih mata pelajaran tertentu pada semester
tertentu
Pembimbing akademik (PA) adalah guru yang diberi tugas pembimbingan akademik terhadap
sejumlah siswa dalam menyelesaikan studinya pada satuan pendidikan
Persiapan dokumen kurikulum yang dimaksud terdiri atas struktur kurikulum dan beban
belajar, peraturan akademik, kalender akademik, dan pedoman pendukung pelaksanaan,
serta perangkat pembelajaran dan penilaian
Persiapan penyelenggaraan SKS terdiri atas: persiapan dokumen kurikulum dan sumber daya
Persiapan sumber daya terdiri atas sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan dan
sarana prasarana
Sekolah bertaraf internasional (SBI) adalah sekolah yang telah memenuhi delapan standar
nasional yang diperkaya dengan standar pendidikan dari negara maju
Sekolah kategori mandiri (SKM) atau sekolah standar nasional (SSN) adalah sekolah yang telah
memenuhi atau hampir memenuhi delapan standar nasional pendidikan
Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
siswanya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap
semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem
kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks
meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu
jam kegiatan mandiri tidak terstruktur
29
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 1a: Alur Prosedur Kerja Persiapan Penyelenggaraan SKS
INPUT
UU No. 20/2003
PP No.19/2005
Peraturan Menteri
Panduan KTSP
Panduan SKS
KTSP SMA
Kriteria SKM, SBI
Analisis Konteks
Pembelajaran
Moving Kelas
KEPALA SEKOLAH
KOMITE
Sosialisasi
Pemahaman SKS
Pengarahan dan
Penugasan TPK
PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT
TPK
GURU
KONSELOR/BK
OUTPUT
Menyusun jadwal
Menyusun draf
dokumen
Menyiapkan program
aplikasi
Pembahasan Draf Dokumen
Finalisasi beban
belajar dan
struktur kurikulum
Revisi KTSP
Menandatangani KTSP
Mengajukan izin
tertulis kepada Dinas
Pendidikan
Finalisasi seluruh
dokumen yang
diperlukan
Menyusun SKL-SK/
KD Seri Mata
Pelajaran, Silabus,
dan RPP
Menyusun
rancangan kegiatan
layanan bimbingan
dan Konselong
Dokumen
KTSP
Panduan
PA, BK,
Moving
kelas, dan
Peraturan
akademik
30
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 1b: Alur Prosedur Kerja Pelaksanaan Penyelenggaraan SKS Tahun Pertama
INPUT
Semester Pertama
KTSP SKS dan
sistem paket
Dokumen
Pendukung
Silabus -RPP
KEPALA SEKOLAH
Sosialisasi,
penugasan,
pemantauan
PROSEDUR/UNSUR TERLIBAT
GURU
TPK
Menetapkan guru,
PA, BK
Menyusun jadwal
mapel, kalender
akademik
Menyusun desain
pilihan MP
Melaksanakan KBM,
UH, UTS, UAS
melaksanakan
remedial
kompetensi
Melaporkan hasil
penilaian SK-KD
Revisi Silabus-RPP
PA
melaksanakan
konsultasi
Menghimpun data
minat, kebutuhan,
prestasi
memetakan
penjurusan dll
KONSELOR/BK
menghimpun data
potensi, minat,
kebutuhan,
prestasi
melaksanakan
layanan BK
memetakan
penjurusan, dll
Rekomendasi peta penjurusan
Merekap rombel smt
2 hasil KRS
Menyusun Jadwal
Menyetujui KRS
OUTPUT
Rombongan
IPA/IPS/Bahasa dan
Netral
Jadwal MP
smt 2
Silabus-RPP
Semester Kedua
Rombongan
IPA/IPS/Bahasa dan
Netral
Jadwal MP
smt 2
Silabus-RPP
Menetapkan Rombel
dan Jadwal
Memberikan
pengarahan
Menyusun dan
memantau jadwal
keg MGMP,
semester pendek, dll
Merekap laporan
penilaian dan hasil
SP, dll
Melaksanakan KBM,
kegiatan MGMP, SP,
dll
Melaksanakan
konsultasi, control
kehadiran, dll
Menyetujui KRS
Melaksanakan
konsultasi, control
pengembangan diri
dll
Hasil akhir
rombel
IPA/IPS/
Bahasa
jadwal
semester 3
Rapat penetapan akhir penjuruan IPA/IPS/Bahasa
31
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 1c
INPUT
Kepala Sekolah
PP No 19 Tahun 2005
Juknis SKS
Data Hasil Belajarr
(Transkip Nilai)
Menugaskan dan
memberikan
pengarahan mekanisme
dan persiapan Ujian
Sekolah
Menetapkan Jadwal
Ujian
: Alur Pelaksanaan Ujian dan Kelulusan
PROSES/UNSUR YANG TERLIBAT
TPK
Guru/MGMP
Menyusun jadwal Ujian
Memandu MGMP menyusun
perangkat US
Menghimpun perangkat Ujian
Menyusun perangkat Ujian
praktik dan tertulis
OUTPUT
PA/BK
Mendata Transkip Nilai
peserta didik yang
memenuhi persyaratan
US
Menginformasikan jadwal dan mekanisme Ujian
Merekap data peserta Ujian
Menetapkan peserta Ujian
Data peserta didik yang
telah mengikuti US/UN
Menugaskan TPK untuk
persiapan rapat pleno
kelulusan
Merancang kriteria kelulusan
dan jadwal rapat
Mendata transkip, data nilai
akhlak mulia, hasil Ujian
(US-UN)
Rapat Pleno Kelulusan
Menyetujui pendaftaran
Peserta Didik ikut Ujian
Ujian (US-UN)
Siap
dilaksanakan
Data Siswa
Lulus Satuan
Pendidikan
32
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 2a: Instruksi Kerja Penentuan Penjurusan
Penerimaan Peserta
Didik Baru
Peserta didik mengikuti seluruh mata
pelajaran seri 1 IPA (fisika, kimia,
biologi), IPS (ekonomi, sosiologi,
geografi), Bahasa (bahasa Indonesia,
bahasa Inggris), matematika,
pendidikan agama, dan penjas orkes.
Rombongan
belajar Semester
satu
KBM semester satu
Observasi, Psikotes,
Himpun Data
Analisis kesesuaian
potensi, minat,
kebutuhan dan prestasi
akademik
YA
Sesuai?
TIDAK
Masuk Jurusan
IPA/IPS/Bahasa
Smt 2
Peserta didik tidak boleh
memilih beban belajar dan
mata pelajaran seri 2 ciri khas
program jurusan
Rombongan belajar
non jurusan di smt
2
Kegiatan Semester
Pendek atau Klinik
Lulus?
TIDAK
YA
Masuk Jurusan
IPA/IPS/Bahasa
Smt 3
Rapat Dewan Pendidik penentuan Jurusan paling lambat di
awal semester 3
33
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 2b: Instruksi Kerja Identifikasi dan Layanan Siswa Cerdas Istimewa
Penerimaan
peserta didik
baru
`
Rombongan belajar
semester satu
Cek data potensi,
minat, dan prestasi
semester 1
Sesuai
kriteria SCI
YA
KBM dengan desain
khusus SCI mulai
semester 2 dan
seterusnya
TIDAK
KBM biasa dengan beban
maksimum 24 sks di
semester 2 dan seterusnya
Non SCI, dapat
menyelesaikan studi
paling cepat 5 semester
SCI, dapat
menyelesaikan studi
paling cepat 4 semester
34
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 2c
: Instruksi Kerja Penentuan Nilai Mata Pelajaran
Proses Pembelajaran
Penilaian KD melalui Tugas
(PR, produk, proyek),Tes
(UH), dan/ atau praktik
Tuntas
(KKM)?
TIDAK
Hasil penilaian KD
mencakup tiga aspek
(pengetahuan, sikap,
dan/atau praktik)
Remedial KD
YA
Penilaian KD Berikutnya
`
Tuntas
(KKM)?
TIDAK
Remedial KD
Hasil penilaian
KD berikutnya
YA
Penilaian SK melalui
UTS/UAS
Tuntas
(KKM)?
TIDAK
Remedial SK
Penggabungan nilai SK dari
tiap KD
YA
Nilai SK dari
Penilaian UTS/UAS
Penggabungan nilai SK
Nilai SK dari seluruh
penilaian (UH,
UTS/UAS)
Nilai mata pelajaran mencakup
aspek pengetahuan, sikap, dan/
atau praktik dan gabungan ratarata SK dalam satu nilai untuk
menyatakan indeks prestasi (IP)
Nilai SK dari
penilaian harian
Data mencakup nilai
pengetahuan, sikap, dan/atau
praktik disertai nilai gabungan
pengetahuan dan praktik
menjadi satu nilai SK
Penggabungan beberapa nilai SK untuk
mendapatkan nilai Mata Pelajaran
35
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 2d
: Instruksi Kerja Kegiatan Remedial dan Semester Pendek
Penilaian KD melalui UH,
tugas-tugas. dll
Tuntas?
YA
TIDAK
YA
Data Nilai KD
Remedial KD
Tuntas?
TIDAK
Penggabungan nilai tiap KD
dengan nilai SK dari
UTS/UAS
YA
Tuntas?
TIDAK
Data Nilai SK
Remedial SK
YA
Tuntas?
TIDAK
Penggabungan nilai tiap SK
menjadi nilai Mata Pelajaran
(satu nilai)
Data LHB
(IP Semester)
Finish
YA
Lulus?
TIDAK
Kegiatan Semester Pendek (SP)
Data LHB
(IPK Semester
berikutnya)
YA
A
Lulus?
TIDAK
Kegiatan SP Ulang
36
Naskah Final 7 Des 2011
Lampiran 3a: Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar
PROGRAM IPA
No
Beban Belajar (sks)
Mata Pelajaran
1
2
3
4
Jumlah
1.
Pendidikan Agama
2
2
2
6
2.
Pendidik