Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pengungkapan Laporan Perusahaan Berbasis Web Pada Perusahaan Non Keuangan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN MELALUI
WEBSITE

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjajaran

Disusun oleh :
Dimas Dwi Pratama
NPM 120110120104

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2015

ABSTRAK
Penggunaan internet dalam dunia bisnis telah mempengaruhi bentuk tradisional penyajian

informasi perusahaan dan juga menciptakan cara baru yang mempermudah perusahaan untuk
berkomunikasi dengan stakeholder. Pengungkapan laporan perusahaan melalui media website
ditujukan perusahaan sebagai bentuk komunikasi antara perusahaan dengan stakeholder yang
membutuhkan informasi dari laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan, terutama adalah bagi investor. Pengungkapan informasi pada website perusahaan juga
merupakan suatu sinyal dari perusahaan pada pihak luar bahwa informasi keuangan yang disajikan
merupakan informasi yang dapat dipercaya sehingga diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian
mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Pelaporan informasi keuangan melalui internet
kepada investor biasa disebut Internet Financial Reporting (IFR).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran auditor, terhadap tingkat pengungkapan laporan
keuangan berbasis website pada perusahaan nonkeuangan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan
perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 40
perusahaan sebagai sampel yang dipilih menggunakan metode proportional stratified random
sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yang berupa
laporan tahunan perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 serta observasi
terhadap website yang dimiliki perusahaan.
Kata kunci: Website, Internet, Tingkat Pengungkapan, IFR, pengungkapan berbasis website.

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat termasuk di dalamnya teknologi informasi
dan komunikasi. Perkembangan teknologi ini mempengaruhi hampir seluruh aktivitas manusia
termasuk aktivitas bisnis. Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi, kebutuhan akan
informasi oleh stakeholder semakin beragam dan semakin luas cakupannya. Perusahaan dituntut
untuk memberikan informasi secara fleksibel, relevan, dan tepat waktu, dimana stakeholder mampu
memperoleh informasi dari perusahaan dengan cara yang lebih mudah dan tidak menghabiskan
waktu (AICPA: 1994).
Salah satu perkembangan terbesar di bidang teknologi informasi dan komunikasi adalah
perkembangan internet. Internet adalah teknologi yang mempunyai kekuatan untuk mengubah
laporan eksternal secara besar-besaran (Jones dan Xiao, 2004). Pesatnya perkembangan teknologi
informasi di dalam dunia bisnis ditandai dengan banyaknya perusahaan yang memiliki website
pribadi. Pada mulanya halaman web atau lebih dikenal dengan website biasa digunakan perusahaan
sebagai media pemasaran produk yang dihasilkan perusahaan (Seetharaman dkk., 2005). Saat ini
website juga digunakan perusahaan sebagai media komunikasi antara perusahaan, shareholders,
stakeholder dan user lainnya dalam menyebarkan informasi baik yang bersifat finansial dan
nonfinansial (Ashbaugh et al., 1999).
Fenomena penyebaran informasi keuangan melalui website dengan teknologi internet disebut
Internet Financial Reporting (IFR). Indonesia yang merupakan negara berkembang juga

terpengaruh oleh fenomena IFR. Menurut Kusumawardani (2011) perusahaan-perusahaan yang ada
di Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan mengkomunikasikan informasi
keuangan dan nonkeuangan untuk memberikan rasa puas kepada stakeholder, termasuk investor.
Dengan diterapkannya IFR, investor dapat mengakses informasi yang dibutuhkan sebagai dasar
pertimbangan pengambilan keputusan secara lebih cepat dengan cara mengakses website
perusahaan atau website-website lain yang menyediakan informasi tersebut (Davey dan Homkajohn,
2004).

Di beberapa negara berkembang, seperti halnya Indonesia, penyebaran informasi keuangan
melalui website dengan teknologi internet biasa disebut Internet Financial Reporting (IFR)
merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela karena belum ada regulasi yang mengatur secara
spesifik mengenai publikasi laporan keuangan melalui internet. Belum adanya regulasi yang
mengatur secara spesifik ini menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas pengungkapan melalui
website antar perusahaan dan dapat mempengaruhi keputusan stakeholder.
Dalam mengadopsi IFR, perusahaan memiliki motif atau alasan penerapan IFR pada
perusahaannya masing-masing. Adapun motif penerapan IFR seperti penggunaan IFR ini
menyebabkan pelaporan keuangan menjadi lebih cepat dan mudah, sehingga dapat diakses oleh
siapa pun, kapan pun dan dimana pun (Debreceny et al., 2002). Selain itu adapula motif dalam
rangka menarik investor dan memberikan image yang baik bagi perusahaan (Ettredge et al. 2001).
Manfaat penerapan IFR menurut Kusumawardani (2011), penggunaan teknologi internet

dalam pelaporan keuangan perusahaan dapat meningkatkan nilai (value) dan kompetensi perusahaan
ditengah persaingan bisnis yang semkain kompetitif. Selain itu menurut Hanifa dan Rashid (2005)
penerapan IFR dapat menurunkan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan terkait pelaporan
keuangan karena adanya pengalihan sistem penyajian informasi dari paper-based reporting system
ke paper-less reporting system.
IFR dianggap sebagai alat komunikasi yang mampu meningkatkan efektivitas proses
komunikasi antara perusahaan dengan pihak dalam maupun pihak luar perusahaan, khususnya pihak
luar perusahaan seperti investor dan kreditor berkaitan dengan pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan investasi dan pinjaman. IFR merupakan respon dari perusahaan untuk menjalin
komunikasi dengan stakeholder dengan lebih baik dan lebih cepat (Ashbaugh et al., 1999).
Meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan IFR ini, terdapat beberapa
perusahaan di Indonesia yang belum atau tidak menerapkan IFR ini. Perusahan tentu akan
menimbang antara cost dan benefit dari penerapan IFR ini. Hal yang perlu diingat adalah setiap
perusahaan memiliki alasannya masing-masing untuk menerapkan atau tidak menerapkan pelaporan
melalui media website.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
perusahaan berkaitan dengan penerapan IFR. Adapun teori yang secara umum digunakan dalam

literatur akuntansi untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan berkaitan

dengan penerapan IFR adalah teori agensi dan teori sinyal. Beberapa variabel telah digunakan
dalam penelitian sebelumnya yang didasarkan pada penelitian tentang pengungkapan laporan
perusahaan. Variabel-variabel tersebut yaitu ukuran perusahaan, leverage, likuiditas, listing age,
profitabilitas, tipe auditor, dan asset berwujud. Bukti-bukti empiris dari hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kulitas pengungkapan laporan
perusahaan berbasis internet.
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan melakukan penelitian untuk menguji dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kulitas pengungkapan laporan keuangan perusahaan
berbasis website. Peneliti berkeinginan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan
tersebut memanfaatkan internet untuk

meningkatkan kemampuan mereka mengkomunikasikan

informasi yang dimiliki perusahaan.. Peneliti juga berkeinginan untuk mengetahui kualitas
pelaporan berbasis website pada perusahaan-perusahaan nonkeuangan yang listing di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015. Penelitian ini dilakukan untuk untuk melihat konsistensi dari penelitianpenelitian sebelumnya
Peneliti menggunakan teori agensi dan teori sinyal dalam penenelitian ini untuk menganalisis
dan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan berkaitan dengan penerapan IFR. Faktorfaktor yang akan dianalisis dan diuji adalah pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage,
dan ukuran auditor (reputasi auditor) eksternal terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan
berbasis website pada perusahaan nonkeuangan di Indonesia.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya.
Pertama, menambahkan variabel tingkat kepemilikan saham oleh publik (Public
Ownership) dan tingkat kepemilikan saham oleh pihak asing (Foreign Ownership) .
Dimana variabel tersebut masih jarang diteliti. Yang kedua yaitu populasi, waktu dan
tempat penelitian sampel yang digunakan yaitu perusahaan-perusahaan non keuangango
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015.

1.2.

Rumusan Masalah
Dalam merumuskan masalah ini, penulis akan mengemukakan beberapa permasalahan yang

berkaitan dengan latar belakang di atas, yaitu sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan perusahaan
berbasis internet melalui website?
2. Apakah tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap terhadap kualitas
pengungkapan laporan perusahaan berbasis internet melalui website?
3. Apakah tingkat leverage perusahaan berpengaruh terhadap terhadap kualitas pengungkapan
laporan perusahaan berbasis internet melalui website?
4. Apakah tingkat ukuran auditor (reputasi auditor) eksternal yang dipilih perusahaan

berpengaruh terhadap terhadap kualitas pengungkapan laporan perusahaan berbasis internet
melalui website?
1.3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas pengungkapan laporan
perusahaan berbasis berbasis internet melalui website.
2. Menganalisis tingkat profitabilitas perusahaan terhadap kualitas pengungkapan laporan
perusahaan berbasis berbasis internet melalui website.
3. Menganalisis tingkat leverage perusahaan terhadap kualitas pengungkapan laporan
perusahaan berbasis berbasis internet melalui website.
4. Menganalisis tingkat ukuran auditor (reputasi auditor) eksternal yang dipilih perusahaan
berpengaruh terhadap terhadap kualitas pengungkapan laporan perusahaan berbasis internet
melalui website

1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
i.

Bagi pengembangan pengetahuan di bidang akuntansi, terutama yang berkaitan
dengan penerapan Internet Financial Reporting (IFR)


2. Manfaat Praktis
i.

Bagi perusahaan agar dapat menerapkan dan memanfaatkan praktik kualitas
pengungkapan dalam pelaporan berbasis internet dengan baik sehingga dapat
membantu meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak, khususnya investor.

ii.

Bagi pengguna laporan keuangan dalam melakukan pencarian informasi keuangan
yang lebih praktis dan efisien melalui pengungkapan laporan keuangan dalam
website perusahaan.

iii.

Bagi peneliti selanjutnya sebagai sumber referensi dan informasi untuk
memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik ini.

1.5. Sistematika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang landasan teori yang merupakan penjabaran dari kerangka
yang berkaitan dengan kualitas pengungkapan serta penelitian terdahulu, kerangka
pemikiran dan hipotesis penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian, unit analisis data, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, hasil analisis dan
pembahasan.
BAB V. PENUTUP
Bab ini berisi penjelasan mengenai kesimpulan dari hasil yang diperoleh setelah
dilakukan penelitian. Selain itu disajikan keterbatasan serta saran yang dapat menjadi
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasar Teori
2.1.1. Teori Keagenan
Prinsip utama teori keagenan adalah menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak
yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang
(agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama (Kusumawardani, 2011). Menurut
Godfrey et al. (2010), kedua belah pihak dalam kontrak baik pemegang saham (investor)
ataupun manajemen (agen) merupakan utility maximizer yang berarti masing-masing pihak
berusaha memaksimalkan kepentingan pribadi terlebih dahulu. Kondisi ini merupakan
konsekuensi dari pemisahan fungsi pengelola dengan fungsi kepemilikan atau biasa disebut
dengan separation on decision making (Jensen dan Meckling, 1976).
Pada dasarnya agent tidak selalu bertindak untuk mendahulukan kepentingan
principal, karena agent tidak menanggung resiko atas kerugian atau kesalahan dalam
pengambilan keputusan melainkan principal yang menanggung keseluruhan kerugian yang
terjadi. Kejadian ini kemudian disebut dengan agency problem. Teori keagenan muncul
karena

adanya

perbedaan


kepentingan

sehingga

masing-masing

pihak

berusaha

memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Jika pihak-pihak tersebut bertindak untuk
kepentingannya sendiri, maka hal tersebut akan menimbulkan konflik antara agen dan
principal. Ada tiga perbedaan utama yang menimbulkan asimetris antara principal dan agent
menurut Saam (2007), yaitu:
 Asimetri informasi
Asimetri informasi muncul karena principal tidak dapat mengontrol kompetensi,
intensi, pengetahuan, dan tindakan dari agent, atau mungkin dapat memonitor
dengan biaya yang tinggi
 Perbedaan preferensi resiko
Principal dan agent memiliki perilaku yang berbeda terhadap resiko terkait skema
kompensasi yang berbeda.

 Konflik tujuan
Tujuan dari Agent adalah ingin memaksimalkan pendapatannya, sedangkan principal
ingin memaksimalkan imbal hasilnya
. Untuk mengatasi hal tersebut principal dapat membatasi perbedaan kepentingan itu
dengan membuat suatu insentif bagi manajemen dengan membuat biaya pengawasan yang
dirancang untuk mengawasi dan membatasi tindakan menyimpang yang mungkin dilakukan
oleh manajemen (Godfrey et al., 2010)
Banyak literatur akuntansi tentang pengungkapan seringkali mengacu pada konsep
keagenan dalam menjelaskan dorongan untuk melakukan pengungkapan wajib maupun
sukarela terhadap laporan keuangan Dorongan ini ditunjukkan pada literatur sebagai alat
penggerak yang digunakan untuk mengurangi asimetri informasi antara prinsipal dan agen.
keuangan meruapakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Sehingga sebagai
wujud pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan prinsipal,
dalam hal ini adalah pengungkapan sukarela yang lebih luas (Kusumawardani, 2011).
2.1.2. Teori Sinyal
Salah satu mekanisme umum untuk mengatasi permasalah teori agensi adalah
melalui signaling. Teori sinyal membahas bagaimana sebaiknya dan seharusnya sebuah
perusahaan harus memberikan sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan kepada pihak
eksternal. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi baik keuangan maupun non keuangan pada pihak eksternal (Saam ,
2007)
Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat assimetri
informasi antara manajer perusahaan dan pihak luar, hal ini disebabkan karena manajer
perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan
datang daripada pihak luar. (Wolk et al., 2000). Perusahaan akan berusaha terus menerus
meningkatkan nilai perusahaannya dengan cara mengurangi asimetri informasi tersebut.
untuk mengurang asimetri informasi tersebut perusahaan akan memberikan sinyal pada
pihak luar berupa , berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya yang akan

mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang sehingga dapat
meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan (Wolk et al., 2000)
2.1.3. Pengungkapan Laporan Keuangan
Perusahaan dapat memberikan sinyal kepada pihak luar dengan cara mengungkapkan
informasi yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Hal itu dapat dilakukan perusahaan
untuk melindungi hak dari investor untuk menghindari asimetri informasi dari pihak
manajemen. Healy dan Palepu (2001) menyatakan bahwa pengungkapan berperan dalam
mengurangi permasalahan yang timbul dalam hubungan antara manajer dan investor.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus transparan dan dapat mewakili,
guna memprediksi kondisi keuangan, arus kas, dan profitabilitas di masa depan. Hanny dan
Chariri (2012) mengidentifikasi konsep mengenai pengungkapan sehubungan dengan
kualitas laporan keuangan menjadi tiga, yaitu:
1. Adequate disclosure (cukup)
Tingkat pengungkapan yang memadai adalah pengungkapan yang harus dipenuhi
agar laporan keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan bagi pemakai dalam
mengambil keputusan .
2. Fair disclosure (wajar)
Tingkat pengungkapan yang wajar adalah tingkat yang harus dicapai agar semua
pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasi yang sama.
3. Full disclosure (lengkap)
Tingkat pengungkapan yang penuh menuntut penyajian secara penuh terhadap
semua informasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
2.1.4. Pengungkapan Wajib
Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan mengenai
informasi-informasi penting yang menyangkut aktivitas dan kondisi perusahaan secara riil yang
bersifat wajib dan diatur dalam peraturan hukum (Suwardjono, 2005). Peraturan terkait dengan
pelaporan wajib diatur dalam SAK yang disusun oleh DSAK dan diatur dalam regulasi lainnya yang
mengatur seperti peraturan OJK

2.1.5. Pengungkapan Sukarela
Pelaporan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar
apa yang telah diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas
(Suwardjono, 2005). Perusahaan mempunyai hak untuk memberikan informasi
tambahan yang sifatnya sukarela, artinya perusahaan dapat secara sukarela
memberikan informasi tertentu diluar yang diwajibkan kepada stakeholder. Luas
pengungkapan sukarela tergantung pada kebijakan perusahaan, yang mana kebijakan
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain akan berbeda. Pengungkapan
sukarela diperbolehkan asalkan tidak bertentangan dengan item-item dalam
mandatory disclosure. Pelaporan keuangan perusahaan di internet melalui website
pribadi perusahaan (IFR) merupakan bentuk pelaporan sukarela yang tidak diatur
dalam standar akuntansi atau peraturan lainnya.
Terdapat lima manfaat pengungkapan sukarela menurut Gray dan Roberts
(1989 dalam Almilia, 2008) yaitu:
1. memperbaiki reputasi perusahaan,
2. menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih
baik bagi investor,
3. memperbaiki akuntabilitas,
4. memperbaiki prediksi risiko yang dilakukan oleh investor, dan
5. menyajikan kewajaran harga saham yang lebih baik.
Sedangkan biaya dari pengungkapan sukarela meliputi:
1. biaya competitive disadvantage, dan
2. biaya untuk mengumpulkan dan memproses.
2.1.6. Internet Financial Reporting (IFR).
Internet Financial Reporting adalah suatu cara baru yang dilakukan perusahaan dalam
kegiatan pelaporan dengan cara mencantumkan laporan keuangannya melalui media website
memanfaatkan teknologi internet. Ettredge et al. (2001) menyatakan bahwa IFR membantu
perusahaan dalam menyebarluaskan informasi mengenai keunggulan-keunggulan perusahaan yang
merupakan sinyal positif perusahaan untuk menarik investor.

Venter (2002) dalam Kusumawardani (2011) terdapat tiga cara penyajian laporan keuangan
melalui website, yaitu :
i. Membuat duplikat laporan keuangan yang sudah dicetak ke dalam format
electronic paper.
ii. Mengkonversi laporan keuangan ke dalam format HTML.
iii. Meningkatkan pencantuman laporan keuangan melalui website sehingga
lebih mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan daripada laporan
keuangan dalam format cetak.
Keuntungan dalam penerapan IFR menurut Almilia, (2008).
 Menawarkan ketepatan waktu dalam penyebaran serta akses informasi sehingga
informasi lebih relevan karena tepat waktu (aspek timeliness)
 Memungkinkan perusahaan untuk mengeksploitasi manfaat teknologi internet untuk
lebih membuka diri dengan menginformasikan laporan keuangannya (aspek
disclosure)
Kekurangan dalam penerapan IFR :
 Biaya untuk membangun serta merawat website terkadang melebihi atas manfaat yang
didapat (Ashbaugh et al. 1999).
 Sehubungan dengan market competition, dengan diungkapkannya informasi secara luas,
perusahaan akan berpotensi kehilangan keunggulan kompetitifnya Adanya kerugian
persaingan dari pengungkapan informasi terjadi bila informasi yang diungkapkan nantinya
dapat melemahkan daya saing perusahaan karena informasi tersebut digunakan competitor
untuk memperkuat daya saing mereka(Ashbaugh et al. 1999).
 Belum adanya standar khusus yang mengatur pengungkapan informasi keuangan dalam
website perusahaan (Seetharman, 2006)
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengungkapan laporan perusahaan melalui internet sudah pernah
dilakukan oleh peneliti lainnya. Secara garis besar variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian memiliki kemiripan. Namun adanya penambahan variabel yang digunakan dan perbedaan
tempat dan waktu penelitian memungkinkan hasil penelitian menghasilkan kesimpulan yang
berbeda. Berikut ringkasan dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnnya.

PENELITI

VARIABEL

HASIL PENELITIAN

Craven and Marston
(1999)

Ukuran perusahaan dan
jenis industri

Ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap IFR

Ettredge et. al. (2002)

Ukuran perusahaan,
reputasi perusahaan dan
penyajian informasi
sukarela.

Debrecency et al.
(2002)

Ukuran perusahaan,
teknologi informasi,
tempat listing saham
dan IFR
Ukuran perusahaan,
likuiditas, leverage,
ukuran auditor,
profitabilitas, tipe
industri, umur listing
dan IFR

Ukuran perusahaan dan
reputasi perusahaan
berpengaruh terhadap
penyajian semua
informasi yang bersifat
sukarela.
Ukuran perusahaan,
teknologi informasi dan
perusahaan yang
terdaftar pada NY
Ukuran perusahaan,
likuiditas, leverage,
ukuran auditor, umur
listing berpengaruh
terhadap praktek IFR.

Chariri dan Lestari
(2007)

Kusumawardhani
(2011)

Ukuran perusahaan,
profitabilitas, likuiditas,
jenis industri, leverage,
reputasi auditor, umur
listing perusahaan, public
ownership, serta foreign
ownership terhadap luas
penerapan praktik
Internet Financial
Reporting (IFR) oleh
perusahaan

variabel profitabilitas
dan public ownership
berpengaruh secara
positif dan signifikan
terhadap praktik
pelaporan keuangan
melalui internet
(Internet Financial
Reporting)

Boubaker et al. (2012)

Ukuran perusahaan,
Profitabilitas, leverage,
Cross-listing, ukuran
auditor, ownership
dispersion, industri IT,
equity offering, dan
indeks pengungkapan
berbasis website
ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, ukuran auditor,
kepemilikan publik, jenis industri TIK
dan penawaran saham baru

Variabel Ukuran
perusahaan, ownership
dispersion, industri IT,
dan equity offering
berpengaruh secara
signifikan pada
pengungkapaan laporan
berbasis website.
variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas dan jenis
industri TIK berpengaruh signifikan
dan positif terhadap tingkat
pengungkapan laporan berbasis
website, lainnya tidak

Akbar (2014)

Tabel 2.2-1

2.3. Kerangka Pemikrian
Kerangka pemikiran menjelaskan secara singkat gambaran permasalahan yang diteliti.
Kerangka pemikiran juga menjelaskan hubungan antar variabel. Kemajuan teknologi saat ini
mempengaruhi penggunaan internet dalam perusahaan-perusahaan salah satunya sebagai sarana
pelaporan perusahaan. Keberadaaan internet mendukung perusahaan untuk menyajikan laporan
perusahaan baik finansial maupun nonfinansial melalui media baru yaitu internet. Penelitian ini
mencoba meneliti faktor yang mempengaruhi kualitas pengungkapan laporan perusahaan di internet.
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar dibawah ini:

ukuran
perusahaan
(X1)
profitabilitas
(X2)

Pengungkapan laporan perusahaan berbasis website
(Y)

leverage
(X3)

ukuran auditor
(reputasi auditor)
eksternal
(X4)

gambar 2.3-1 kerangka pemikiran

2.4. Pengembangan Hipotesis

2.4.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan Perusahaan Melalui
Website
Perusahaan yang ukurannya besar tentunya memerlukan sumber daya yang besar pula,
termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia yang berperan sebagai manajemen (agen)
perusahaan. Semakin banyak jumlah agen, maka perusahaan harus membayar biaya agen (cost
agency) yang semakin besar. Perusahaan yang ukurannya besar akan memiliki stakeholder yang
besar pula, sehingga tuntutan untuk menyediakan informasi akan semakin besar dan semakin luas.
Perusahaan yang ukurannya besar akan cenderung memiliki aktivitas yang lebih kompleks
dibandingkan dengan perusahaan yang ukurannya kecil, sehingga tuntutan untuk memiliki sistem
informasi yang lebih tertata dan lebih lengkap akan lebih tinggi dibanding perusahaan kecil.
Perusahaan yang ukurannya besar akan cenderung menjadi pusat perhatian para investor
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, sehingga tuntutan untuk memuaskan investor
dalam hal pengungkapan informasi akan jauh lebih tinggi. Hal itu dapat dilakukan perusahaan
dengan menerapkan pengungkapan berbasis website.
Investor akan lebih sensitif atas isi informasi dan cara pengemesan informasi kepada
perusahaan yang ukurannya besar dibanding perusahaan yang ukurannya kecil. Untuk menciptakan
image yang baik, perusahaan dapat menerapkan pengungkapan berbasis website dengan tetap
menjaga relevansi dan keandalan informasi dengan memerhatikan ketepatan waktu.
Penelitian Boubaker et al. (2012) menunjukkan variabel ukuran perusahaan berpengaruh
secara signifikan terhadap pengungkapan laporan berbasis website pada perusahaan di Perancis.
Sementara peneltian Akbar (2014) ) menunjukkan variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap pengungkapan laporan berbasis website pada perusahaan di Indonesia. Maka
hipotesis yang diajukan adalah :
X1:

Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
dalam laporan perusahaan melalui website.

2.4.2. Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan Perusahaan
Melalui Website
Pada umumnya profit merupakan tujuan dari sebuah perusahaan. Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam satu periode tertentu. Profitabilitas
perusahaan sering kali digunakan sebagai indikator penilaian kinerja dari sebuah perusahaan.
Profitabilitas yang tinggi akan menarik perhatian investor. Perusahaan dapat memberikan sinyal
kepada investor tentang profitabilitas perusahaan memanfaatkan teknologi internet melalui media
website. Selain itu perusahaan dapat menciptakan image yang baik atas nama perusahaan
berdasarkan profitabilitas perusahaan dan menyebarluaskan nama baik tersebut melalui website
perusahaan
Penelitian Kusumawardani (2011) dan Akbar (2014) membuktikan adanya hubungan positif
antara profitabilitas dengan pengungkapan laporan keuangan melalui internet. Maka hipotesis yang
diajukan:
X2:

Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan dalam
laporan perusahaan melalui website

2.4.3. Pengaruh Leverage Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan Perusahaan
Melalui Website
Leverage adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar jumlah hutang yang digunakan
perusahaan dari kreditur untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan maupun ekspansi yang
dijalankan perusahaan. Semakin besar dana yang diterima dari kreditur (leverage semakin tinggi)
maka semakin besar kewajiban perusahaan untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka
panjang (Chow, 2007 dalam Kusumawardani, 2011)
Di dalam teori sinyal, tingkat leverage yang tinggi merupakan salah satu sinyal badnews
yang menunjukkan kinerja buruk perusahaan tersebut (Septiasari, 2013). Tingkat leverage yang
tinggi dapat mempengaruhi asumsi kreditor dan investor akan keberlangsungan (going concern) dari
perusahaan. Baik investor maupun kreditor akan menuntut penyebaran informasi keuangan dari
perusahaan. Salah satu cara penyebarluasan informasi ini dapat dilakukan melalui pelaporan
perusahaan melalui website.

Chariri dan Lestari (2007) dalam penelitiannya membuktikan adanya pengaruh positif dan
signifikan antara leverage perushaan dengan pengungkapan laporan keuangan melalui internet.
Maka hipotesis yang diajukan:
X3

:

Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan dalam
laporan perusahaan melalui website

2.4.4. Pengaruh Reputasi Auditor Eksternal yang dipilih Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Laporan Perusahaan Melalui Website
KAP bereputasi tinggi dikatakan lebih baik dalam mendeteksi kecurangan pelaporan
keuangan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli pada
reputasi mereka, memiliki sumber daya yang lebih besar berkaitan dengan kompensasi individu dan
teknologi maju yang dimiliki serta memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik (Razaee, 2003
dalam Chariri dan Lestari, 2012). Big four adalah KAP yang dianggap memiliki reputasi yang
tinggi. Penggunaan KAP Big four untuk mengaudit perusahaan akan mendapatkan nilai tambah dari
investor dan kreditor. Nilai tambah itu tercipta dari rasa kepercayaan dari investor dan kreditor.
Selain mendapat nilai tambah atas laporan keuangan perusahaan, nama baik perusahaan pun dapat
tetap terjaga akibat perspektif yang ditimbulkan dari para pengguna laporan keuangan.
Perusahaan yang menggunakan jasa Big four akan lebih percaya diri untuk melaporkan
informasi perusahaan secara transparan melalu website guna menarik minat para kreditur dan
investor. Hal tersebut juga akan menaikkan citra perusahaan di kalangan publik (Akbar 2014)
Chariri dan Lestari (2007) dan Akbar (2014) dalam penelitiannya membuktikan adanya
pengaruh positif dan antara reputasi auditor perusahaan dengan pengungkapan laporan keuangan
melalui internet. Maka hipotesis yang diajukan:
X4

:

reputasi auditor berpengaruh positif dan terhadap pengungkapan dalam
laporan perusahaan melalui website

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
pengungkapan dalam website perusahaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian atas hipotesishipotesis analisis yang dirancang sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti agar memperoleh
hasil yang akurat. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu kualitas pengungkapan
laporan perusahaan di internet sebagai variabel dependen dan ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, dan reputasi auditor sebagai variabel independen.
3.1.1. Tingkat Pengungkapan Laporan Perusahaan Berbasis Website
Laporan berbasis website adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan
laporan perusahaan melalui internet, yaitu melalui website yang dimiliki perusahaan. Literatur
akuntansi yang ada menyatakan bahwa pengungkapan laporan perusahaan termasuk laporan
keuangan dikenal sebagai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), bukan karena isi
pengungkapannya tetapi karena alat yang digunakan.
Pengukuran kualitas pengungkapan laporan di internet menggunakan indeks pengungkapan
tidak berbobot (unweight) yang disusun oleh Boubaker et al. (2012) yang dibuat berdasarkan
literatur yang ada. Indeks tersebut dikembangkan untuk mengukur kualitas pengungkapan yang
terdiri dari 100 item yang berbentuk daftar dan dihitung berdasarkan sampel yang akan diteliti yaitu
perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham di Indonesia. Item ini mencakup dua komponen
pelaporan dalam website, yaitu informasi yang berkaitan dengan konten (67 item) dan fitur-fitur
format presentasi website (33 item).
Skor konten dalam indeks tersebut akan menilai pengungkapan laporan pada situs web yang
dibagi menjadi tiga kategori: informasi umum (8 item) dan informasi yang berhubungan dengan
investor (17 item); informasi keuangan (27 item); tata kelola perusahaan (9 item) dan tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) (6 item). Skor format presentasi terdiri dari 33 item yang berkaitan
dengan kemudahan bagi pengguna laporan. Bagian dalam dimensi presentasi ini penting

karena meliputi perangkat yang berhubungan dengan Timeliness/ketepatan waktu yang cenderung
meningkatkan kualitas keterbukaan informasi (Debreceny et al., 2002). Berikut ini adalah item yang
digunakan dalam indeks penelitian pengungkapan laporan berbasis website :
Informasi Umum (8 item)
1) Piagam Perusahaan
2) Situs web menyajikan keuntungan dari memegang saham perusahaan
3) Informasi tentang agen bursa transfer perusahaan (alamat, e-mail, situs
web, dll.)
4) Sebuah link data saham pada IDX dan website saham lain
5) Statistik industri atau data mengenai industri
6) Tinjauan sejarah perusahaan
7) bagan organisasi
8) Ticker Saham
Informasi hubungan investor (17 item)
9) Peristiwa material tahun lalu
10) Resolusi pertemuan pemegang saham tahun lalu
11) Resolusi dewan direksi atau dewan pengawas tahun lalu
12) Keputusan rapat pemegang saham tahun berjalan
13) Resolusi tahun berjalan dewan direksi dan dewan pengawas
14) Peristiwa material Tahun berjalan
15) E-mail ke hubungan investor
16) Nomor telepon, fax atau alamat untuk hubungan investor
17) Dokumentasi pers dan analisis konferensi
18) Teks pidato dan presentasi ("road show", AGM, RUPSLB, dll)
19) Daftar analis atau link ke analis perusahaan
20) Transkripsi dari panggilan konferensi, audio atau video
21) Ringkasan berita atau link ke ringkasan berita (press release dan berita
umum)
22) Pesan pimpinan perusahaan
23) Harga saham historis
24) Kinerja harga saham dalam kaitannya dengan indeks pasar saham

25) Penilaian dari analis atau perkiraan analis terhadap harga saham
Informasi keuangan (27 item)
26) Laporan Triwulanan tahun berjalan
27) Laporan triwulanan 2 tahun terakhir
28) Laporan setengah tahun dari tahun sekarang ( laporan interim )
29) Laporan setengah tahun dari 2 tahun terakhir ( laporan interim )
30) Laporan Tahunan tahun berjalan ( teks lengkap )
31) Laporan Tahunan 2 tahun terakhir ( teks lengkap )
32) Laporan Tahunan tahun berjalan ( kutipan )
33) Laporan Tahunan 2 tahun terakhir ( kutipan )
34) Laporan Auditor tahun berjalan ( opini audit : B )
35) Laporan Auditor 2 tahun terakhir
36) Neraca tahun berjalan
37) Neraca 2 tahun terakhir
38) Laporan laba rugi tahun berjalan ( laba-rugi )
39) Laporan laba rugi 2 tahun terakhir
40) Pernyataan CF tahun berjalan
41) Pernyataan CF dari 2 tahun terakhir
42) Catatan atas laporan keuangan tahun berjalan
43) Catatan atas laporan keuangan 2 tahun terakhir
44) Laporan manajemen / analisa dan pembahasan manajemen
45) Laporan tahunan amandemen tahun berjalan
46) Pelaporan segmental oleh lini bisnis di tahun berjalan
47) Pelaporan segmental menurut wilayah tahun berjalan
48) Ringkasan rasio kunci selama setidaknya tiga tahun
49) Ikhtisar data keuangan selama setidaknya tiga tahun
50) Penjualan atau pangsa pasar produk utama
51) Perkiraan laba atau perkiraan penjualan
52) Informasi tentang rencana reinvestasi dividen
Tata Kelola Perusahaan (9 item)
53) Kepemilikan lima pemegang saham teratas

54) Perubahan ekuitas dalam tahun berjalan
55) CV dari para anggota manajemen atau dewan pengawas
56) Kompensasi anggota dewan manajemen atau dewan pengawas
57) Informasi tentang director dealing
58) Informasi tentang program opsi saham
59) Kegiatan sampingan dari anggota dewan manajemen
60) Informasi tentang komite kompensasi/remunerasi
61) Informasi tentang komite audit
Corporate social responsibility (6 item)
62) Laporan Lingkungan atau halaman web khusus
63) Informasi tentang karyawan / keselamatan / kesehatan / atau laporan
Sosial
64) Informasi telah mensponsori suatu kegiatan
65) Keterlibatan masyarakat lokal (misalnya dukungan untuk lembaga
swadaya masyarakat, kegiatan seni, dll)
66) Kode etik
67) Piagam kualitas
User-friendly dan teknologi (18 item)
68) halaman Web Inggris
69) Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
70) Ikon Bantuan /informasi
71) Peta situs (site map)
72) Menu pull-down
73) Menu klik-over
74) Mesin pencari internal
75) Menu halaman berikutnya/sebelumnya untuk menavigasi secara berurutan
76) Hyperlink e-mail ke hubungan investor
77) Informasi layanan investor online
78) mailing list atau media sosial milik perusahaan
79) Kontak ke webmaster
80) Penggunaan frame (halaman web dibagi menjadi beberapa frame)

81) Satu klik untuk mendapatkan informasi tentang hubungan investor
82) Satu klik untuk mendapatkan berita atau siaran pers
83) Batas-batas yang jelas untuk laporan tahunan
84) Beranda halaman dapat muncul dalam waktu kurang dari sepuluh detik
85) Dapat dicetak dalam format yang ramah
Teknologi (8 item)
86) Situs web memungkinkan navigasi dalam modus teks saja
87) Laporan tahunan berisi hyperlink (misalnya ke situs web pihak ketiga, ke
bagian lain dari situs web perusahaan, atau informasi lain dalam laporan)
88) Data keuangan dalam spreadsheet yang kompatibel (misalnya xls)
89) Laporan tahunan dalam PDF atau format HTML
90) Chat room
91) Gambar grafis
92) File suara atau video
93) Data dalam format XBRL
Timeliness (7 item)
94) Siaran pers saat ini atau berita terbaru (seperti pembelian kembali saham,
rilis tentang penghasilan, dll)
95) Harga saham saat ini (harga saham pada hari yang sama)
96) Kalender kegiatan investor (seperti tanggal rilis laba, rapat umum
tahunan, konferensi analis, konferensi pers, dll)
97) Informasi tentang update terbaru
98) Penjualan bulanan atau mingguan atau data operasi
99) Situs web baru diperbarui (minggu lalu)
100) Surat kabar atau e-mail alert
Nilai indeks akan digunakan untuk menghitung pengungkapan bagi perusahaan sampel
dengan 100 item yang diungkapkan pada situs web perusahaan. Setiap item menggunakan
penghitungan dikotomis yang akan memberikan nilai 1 jika diungkapkan dan 0 jika tidak
diungkapkan. Untuk menghindari penghitungan ganda maka item yang muncul dua atau lebih dalam
website akan dianggap satu item dalam pengukuran indeks.

3.1.2. Ukuran Perusahaan
Perusahaan yang ukurannya besar tentunya memerlukan sumber daya yang besar pula,
termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia yang berperan sebagai manajemen (agen)
perusahaan. Semakin banyak jumlah agen, maka perusahaan harus membayar biaya agen (cost
agency) yang semakin besar. Perusahaan yang ukurannya besar akan memiliki stakeholder yang
besar pula, sehingga tuntutan untuk menyediakan informasi akan semakin besar dan semakin luas.
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset
(Boubaker et al., 2012).
���� = �� ����� �����

3.1.3. Ukuran Perusahaan
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam satu periode
tertentu. Profitabilitas perusahaan sering kali digunakan sebagai indikator penilaian kinerja dari
sebuah perusahaan. Profitabilitas yang tinggi akan menarik perhatian investor. Perusahaan dapat
memberikan sinyal kepada investor tentang profitabilitas perusahaan memanfaatkan teknologi
internet melalui media website.
ROA=

Net profit
total asset

3.1.4. Leverage
Leverage adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar jumlah hutang yang digunakan
perusahaan dari kreditur untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan maupun ekspansi yang
dijalankan perusahaan. Tingkat leverage yang tinggi dapat mempengaruhi asumsi kreditor dan
investor akan keberlangsungan (going concern) dari perusahaan. Baik investor maupun kreditor
akan menuntut penyebaran informasi keuangan dari perusahaan. Salah satu cara penyebarluasan
informasi ini dapat dilakukan melalui pelaporan perusahaan melalui website.
Leverage=

total kewajiban
total ekuitas

3.1.5. Ukuran Auditor
Penggunaan KAP Big four untuk mengaudit perusahaan akan mendapatkan nilai tambah dari
investor dan kreditor. Nilai tambah itu tercipta dari rasa kepercayaan dari investor dan kreditor.
Selain mendapat nilai tambah atas laporan keuangan perusahaan, nama baik perusahaan pun dapat
tetap terjaga akibat perspektif yang ditimbulkan dari para pengguna laporan keuangan. Perusahaan
yang menggunakan jasa Big four akan lebih percaya diri untuk melaporkan informasi perusahaan
secara transparan melalu website guna menarik minat para kreditur dan investor.
Ukuran auditor diukur dengan menggunakan variable dummy dengan melihat apakah KAP
tersebut berafiliasi dengan KAP Big Four atau tidak (Boubaker et al., 2012). Kode 1 untuk KAP Big
Four (Ernst & Young, Deloiitte Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Coopers) dan
kode 0 untuk KAP Non Big Four.

3.2. Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan nonkeuangan yang memiliki website serta
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013. Perusahaan keuangan dikeluarkan dari populasi
karena perusahaan keuangan memiliki persyaratan pelaporan yang berbeda dengan perusahaan nonkeuangan. Pemilihan tahun 2013 didasarkan pada tahun terbaru dalam pelaporan perusahaan.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan formula Babbie
(1983, dalam Kusumawardani, 2011):
n=

n x p xq
B2
( N −1 ) + p x q
4

n = Jumlah sampel yang diinginkan.
N = Populasi.
p = Probable value = 0,5 untuk meminimumkan risiko sampling.
q = (1-p) = 0,5
B = Bound of error atau kelonggaran kesalahan diperkirakan berinterval range tidak lebih dari 10%.

Sampel dipilih dengan menggunakan metode proportional stratified sampling dimana
populasi yang akan dijadikan sampel penelitian dikelompokkan menjadi beberapa golongan sesuai
dengan jenis industrinya kecuali industry keuangan kemudian diambil beberapa perusahaan sesuai
dengan proporsi besarnya jumlah perusahaan dalam suatu industri dibandingkan dengan jumlah
keseluruhan populasi. Penggunaan teknik sampel tersebut agar dapat merepresentasikan keseluruhan
populasi karena mencakup keseluruhan industri perusahaan yang tercatat pada bursa efek Indonesia.

3.3. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh dari
dokumen-dokumen yang sudah ada. Alasan penggunaan data sekunder antara lain:
1. Lebih mudah diperoleh jika dibandingkan dengan data primer,
2. Tidak memakan banyak biaya,
3. Data sekunder berupa laporan keuangan lebih dapat dipercaya karena telah
diaudit oleh akuntan
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan yang
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber data penelitian ini diperoleh dari :
a. Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2015
b. Website perusahaan
c. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2015
d. Bursa Efek Indonesia (BEI)
e. Berbagai artikel, buku, dan beberapa penelitian terdahulu dari
berbagai sumber

3.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode :
a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen. Dalam hal ini data diperoleh
melalui Indonesia Stock Exchange (IDX) 2015 dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
2015
b. Studi pustaka yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian terdahulu. Dalam
hal ini data diperoleh melalui buku-buku, penelitian terdahulu, serta sumber tertulis lainnya yang
berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan
c. Observasi website perusahaan dengan tahap- tahap :
 Melihat alamat website perusahaan yang tercantum dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) 2015
dan Kontan.co,id
 Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk keperluan pengumpulan data
 Website perusahaan yang tidak tercantum dalam IDX Fact, peneliti menggunakan search engine
yang umum digunakan seperti Google
 Apabila tidak ditemukan website melalui IDX Fact, kontan.co.id dan search engine, maka
perusahaan dianggap tidak mempunyai website
 Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi dalam websitenya akan
dilakukan observasi menggunakan indeks yang

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45