192 61 294 1 10 20170830
ISSN 20880030
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN
KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2
BANGKINANG TAHUN 2014
RIANI
Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau
ABSTRAK
Timbulnya masalah kesehatan reproduksi wanita pada umumnya disebabkan karena
wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan serta bagaimana cara merawat agar
organ reproduksi tetap sehat. Masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami
wanita adalah keputihan. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita
menunjukkan 75% wanita didunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali
seumur hidup. Keputihan didefenisikan sebagai keluarnya cairan vagina. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya hubungan masalah kebersihan
vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014. Desain
penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Tehnik pengambilan
sampel yang digunakan adalah proposional stratified random sampling yaitu
menggambil siswi secara berstrata kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Bangkinang
tahun 2014 yaitu sebanyak 205 orang. Analisa data yang di gunakan adalah univariat
dan bivariat. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa kebersihan vulva siswi SMA
Negeri 2 Bangkinang pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden (
82,9%), sedangkan yang mengalami keputihan yang tidak normal yaitu sebanyak 120
responden (58,5%). Berdasarkan uji statistic chi_square yaitu 0,039% (p dari chisquare tabel maka Ho ditolak.
Page 65
ISSN 20880030
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Berdasarkan Probabilitas :Jika
Probabilitas (p) ≤ α (0,05) Ho
ditolak
HASIL
PENELITIAN
Karakteristik responden
Karakteristik responden pada
penelitian ini terdiri dari umur
dan kelas, secara spesifik dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 :Distribusi frekuensi
responden berdasarkan umur
Umur
Frekuensi
Persentasi
15-16
17-18
Total
128
77
205
62,44%
37,56%
100%
Seperti yang di sajikan pada tabel 4.1
diatas dapat terlihat bahwa sebagian
besar responden berada pada rentang
umur 15-16 tahun sebanyak 128 orang
(62,44%).
Analisa Univariat
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka didapatkan hasil
distribusi
frekuensi
berdasarkan
masalah kebersihan vulva, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini. Adapun
hasilnya diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Masalah
Kebersihan Vulva Pada Siswi SMA
Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014.
No
1
2
Total
Kebersihan
vulva
Bersih
frekuensi
Presentasi
35
17,1%
Tidak
bersih
170
82.9%
205
100%
pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa
dari
205
responden,
melakukan
kebersihan vulva masih berada pada
kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170
responden (82,9%).
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka didapatkan hasil
distribusi frekuensi berdasarkan kejadian
keputihan, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini. Adapun hasil nya yang
diperoleh sebagai berikut :
Tabel
4.3
:
Distribusi Frekuensi
Responden
Berdasarkan
kejadian
Keputihan Pada Siswi SMA Negeri 2
Bangkinang
Tahun
2014
No
Keputihan
frekuensi
Presentasi
1
Normal
85
41,5%
2
Tidak
normal
120
58,5%
205
100%
Total
Seperti yang di sajikan pada tabel 4.3
diatas dapat dilihat bahwa lebih
dariseparoh
responden
mengalami
keputihan yang tidak normal yaitu 120
orang (58,5%) dan lebih dari separoh
responden mengalami keputihan yang
normal sebanyak 85 orang (41,5%).
Analisi bivariat
Analisa Bivariat adalah analisa untuk
melihat hubungan antara variabel
independent dan variabel dependent. Uji
yang dilakukan adalah Uji Chi-square
dengan ketentuan p value < 0,05 maka
Ho ditolak artinya kedua variabel secara
statistic menunjukkan hubungan yang
bermakna, apabila p value > dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima, artinya kedua variabel tersebut
tidak menunjukkan hubungan yang
bermakna.
Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau
Page 66
ISSN 20880030
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Tabel 4.4 : Hubungan masalah
kebersihan vulva dengan kejadian
keputihan pada siswi SMA Negeri 2
Bangkinang tahun 2014
N
o
Kebers
ihan
vulva
Kejadian Keputihan
Normal
N
%
Jumlah
Tidak
normal
N
%
N
%
17,1
%
82,9
%
1
Bersih
20
9,8%
15
7,3%
35
2
Tidak
bersih
65
31,7
%
10
5
51,2
%
17
0
Jumla
h
85
41,5
%
12
0
58,5
%
20
5
100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji statistik
chi square
Seperti yang disajikan
pada tabel 4.4 bahwa dari 170 (82,9%)
responden yang lebih dominan masalah
kebersihan vulva responden dalam
kategori tidak bersih, sebagian responden
mengalami keputihan yang tidak normal
105 responden (51,2%) dan 65
responden
(41,5%)
responden
mengalami keputihan yang normal.
Untuk melihat ada tidaknya hubungan
masalah kebersihan vulva dengan
kejadian keputihan pada siswi SMA
Negeri 2 Bangkinang tahun 2014
dilakukan uji statistic diperoleh nilai P
value= 0,039 jadi nilai (P value < 0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara
hubungan masalah kebersihan vulva
dengan kejadian keputihan di SMA
Negeri 2 Bangkinang tahun 2014.
PEMBAHASAN
Masalah Kebersihan Vulva
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat
bahwa lebih dari separoh responden,
melakukan kebersihan vulva masih
berada pada kategori tidak bersih yaitu
sebanyak 170 responden (82,9%).
Menurut analisa peneliti berasumsi
bahwa kurangnya menjaga kebersihan
dapat menyebabkan terjadinya
X²vulva
P
hit Va
Banyak responden yang tidak
unkeputihan.
lue
gmelakukan cara vulva hygiene dengan
baik,
sebagian
besar
responden
4,2 0,0
melakukan kebersihan vulva yang tidak
75 39
tepat. Sebagaimana yang telah peneliti
temukan di lapangan bahwa masih
banyak responden yang salah dalam
melakukan
kebersihan
daerah
kewanitaannya, responden juga masih
banyak yang menggunakan sabun mandi
sebagai sabun pembilas vagina dan juga
masih
banyak
responden
yang
menggunakan air yang tergenang di
ember saat membilas daerah kewanitaan
nya, bahkan sebagian responden juga
banyak mencuci daerah kewanitaan dari
arah belakang kedepan.
Hal ini di karenakan kurangnya
informasi yang di dapatkan siswi tentang
bagaimana seharusnya menjaga organ
reproduksi dengan baik dan sehat.
Sebagian responden juga tidak pernah
mendapatkan
penyuluhan
tentang
kesehatan
khususnya
kesehatan
reproduksi.
Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa kurangnya informasi
yang benar tentang kesehatan reproduksi
merupakan penyebab yang paling
berperan terhadap terjadinya berbagai
masalah kesehatan reproduksi terutama
pada kelompok usia muda. Hal yang
paling membahayakan ialah apabila
informasi yang didapatkan tidak benar
Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau
Page 67
ISSN 20880030
dimana hal ini menyebabkan munculnya
masalah kesehatan reproduksi seperti
masalah keputihan pada remaja puteri
(Mohammad, 1998).
Timbulnya penyakit reproduksi
wanita pada umumnya di sebabkan
karena wanita kurang mengerti cara
menjaga kebersihan sebagaimana perlu
yang harus dilakukan agar organ
reproduksi tetap sehat. Oleh sebab itu
mendapatkan informasi yang memadai
mengenai
kesehatan
reproduksi
khususnya keputihan agar mereka tahu
bagaimana
seharusnya
melalukan
kebersihan vulva dengan baik dan
apakah berprilaku sehat atau tidak
(Depkes, 2002).
A. Hubungan Masalah Kebersihan
Vulva Dengan Keputihan
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan donatila tahun 2011 yang
berjudul “ Hubungan antara menjaga
kebersihan genetalia eksterna dengan
kejadian keputihan pada SMA Negeri 4
Semarang” diperoleh kesimpulan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara
menjaga kebersihan genetalia eksterna
dengan kejadian keputihan (p value
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN
KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2
BANGKINANG TAHUN 2014
RIANI
Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau
ABSTRAK
Timbulnya masalah kesehatan reproduksi wanita pada umumnya disebabkan karena
wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan serta bagaimana cara merawat agar
organ reproduksi tetap sehat. Masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami
wanita adalah keputihan. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita
menunjukkan 75% wanita didunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali
seumur hidup. Keputihan didefenisikan sebagai keluarnya cairan vagina. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya hubungan masalah kebersihan
vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014. Desain
penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Tehnik pengambilan
sampel yang digunakan adalah proposional stratified random sampling yaitu
menggambil siswi secara berstrata kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Bangkinang
tahun 2014 yaitu sebanyak 205 orang. Analisa data yang di gunakan adalah univariat
dan bivariat. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa kebersihan vulva siswi SMA
Negeri 2 Bangkinang pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden (
82,9%), sedangkan yang mengalami keputihan yang tidak normal yaitu sebanyak 120
responden (58,5%). Berdasarkan uji statistic chi_square yaitu 0,039% (p dari chisquare tabel maka Ho ditolak.
Page 65
ISSN 20880030
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Berdasarkan Probabilitas :Jika
Probabilitas (p) ≤ α (0,05) Ho
ditolak
HASIL
PENELITIAN
Karakteristik responden
Karakteristik responden pada
penelitian ini terdiri dari umur
dan kelas, secara spesifik dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 :Distribusi frekuensi
responden berdasarkan umur
Umur
Frekuensi
Persentasi
15-16
17-18
Total
128
77
205
62,44%
37,56%
100%
Seperti yang di sajikan pada tabel 4.1
diatas dapat terlihat bahwa sebagian
besar responden berada pada rentang
umur 15-16 tahun sebanyak 128 orang
(62,44%).
Analisa Univariat
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka didapatkan hasil
distribusi
frekuensi
berdasarkan
masalah kebersihan vulva, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini. Adapun
hasilnya diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Masalah
Kebersihan Vulva Pada Siswi SMA
Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014.
No
1
2
Total
Kebersihan
vulva
Bersih
frekuensi
Presentasi
35
17,1%
Tidak
bersih
170
82.9%
205
100%
pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa
dari
205
responden,
melakukan
kebersihan vulva masih berada pada
kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170
responden (82,9%).
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka didapatkan hasil
distribusi frekuensi berdasarkan kejadian
keputihan, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini. Adapun hasil nya yang
diperoleh sebagai berikut :
Tabel
4.3
:
Distribusi Frekuensi
Responden
Berdasarkan
kejadian
Keputihan Pada Siswi SMA Negeri 2
Bangkinang
Tahun
2014
No
Keputihan
frekuensi
Presentasi
1
Normal
85
41,5%
2
Tidak
normal
120
58,5%
205
100%
Total
Seperti yang di sajikan pada tabel 4.3
diatas dapat dilihat bahwa lebih
dariseparoh
responden
mengalami
keputihan yang tidak normal yaitu 120
orang (58,5%) dan lebih dari separoh
responden mengalami keputihan yang
normal sebanyak 85 orang (41,5%).
Analisi bivariat
Analisa Bivariat adalah analisa untuk
melihat hubungan antara variabel
independent dan variabel dependent. Uji
yang dilakukan adalah Uji Chi-square
dengan ketentuan p value < 0,05 maka
Ho ditolak artinya kedua variabel secara
statistic menunjukkan hubungan yang
bermakna, apabila p value > dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima, artinya kedua variabel tersebut
tidak menunjukkan hubungan yang
bermakna.
Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau
Page 66
ISSN 20880030
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Tabel 4.4 : Hubungan masalah
kebersihan vulva dengan kejadian
keputihan pada siswi SMA Negeri 2
Bangkinang tahun 2014
N
o
Kebers
ihan
vulva
Kejadian Keputihan
Normal
N
%
Jumlah
Tidak
normal
N
%
N
%
17,1
%
82,9
%
1
Bersih
20
9,8%
15
7,3%
35
2
Tidak
bersih
65
31,7
%
10
5
51,2
%
17
0
Jumla
h
85
41,5
%
12
0
58,5
%
20
5
100
Ket : Hasil penelitian dilakukan dengan uji statistik
chi square
Seperti yang disajikan
pada tabel 4.4 bahwa dari 170 (82,9%)
responden yang lebih dominan masalah
kebersihan vulva responden dalam
kategori tidak bersih, sebagian responden
mengalami keputihan yang tidak normal
105 responden (51,2%) dan 65
responden
(41,5%)
responden
mengalami keputihan yang normal.
Untuk melihat ada tidaknya hubungan
masalah kebersihan vulva dengan
kejadian keputihan pada siswi SMA
Negeri 2 Bangkinang tahun 2014
dilakukan uji statistic diperoleh nilai P
value= 0,039 jadi nilai (P value < 0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara
hubungan masalah kebersihan vulva
dengan kejadian keputihan di SMA
Negeri 2 Bangkinang tahun 2014.
PEMBAHASAN
Masalah Kebersihan Vulva
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat
bahwa lebih dari separoh responden,
melakukan kebersihan vulva masih
berada pada kategori tidak bersih yaitu
sebanyak 170 responden (82,9%).
Menurut analisa peneliti berasumsi
bahwa kurangnya menjaga kebersihan
dapat menyebabkan terjadinya
X²vulva
P
hit Va
Banyak responden yang tidak
unkeputihan.
lue
gmelakukan cara vulva hygiene dengan
baik,
sebagian
besar
responden
4,2 0,0
melakukan kebersihan vulva yang tidak
75 39
tepat. Sebagaimana yang telah peneliti
temukan di lapangan bahwa masih
banyak responden yang salah dalam
melakukan
kebersihan
daerah
kewanitaannya, responden juga masih
banyak yang menggunakan sabun mandi
sebagai sabun pembilas vagina dan juga
masih
banyak
responden
yang
menggunakan air yang tergenang di
ember saat membilas daerah kewanitaan
nya, bahkan sebagian responden juga
banyak mencuci daerah kewanitaan dari
arah belakang kedepan.
Hal ini di karenakan kurangnya
informasi yang di dapatkan siswi tentang
bagaimana seharusnya menjaga organ
reproduksi dengan baik dan sehat.
Sebagian responden juga tidak pernah
mendapatkan
penyuluhan
tentang
kesehatan
khususnya
kesehatan
reproduksi.
Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa kurangnya informasi
yang benar tentang kesehatan reproduksi
merupakan penyebab yang paling
berperan terhadap terjadinya berbagai
masalah kesehatan reproduksi terutama
pada kelompok usia muda. Hal yang
paling membahayakan ialah apabila
informasi yang didapatkan tidak benar
Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau
Page 67
ISSN 20880030
dimana hal ini menyebabkan munculnya
masalah kesehatan reproduksi seperti
masalah keputihan pada remaja puteri
(Mohammad, 1998).
Timbulnya penyakit reproduksi
wanita pada umumnya di sebabkan
karena wanita kurang mengerti cara
menjaga kebersihan sebagaimana perlu
yang harus dilakukan agar organ
reproduksi tetap sehat. Oleh sebab itu
mendapatkan informasi yang memadai
mengenai
kesehatan
reproduksi
khususnya keputihan agar mereka tahu
bagaimana
seharusnya
melalukan
kebersihan vulva dengan baik dan
apakah berprilaku sehat atau tidak
(Depkes, 2002).
A. Hubungan Masalah Kebersihan
Vulva Dengan Keputihan
Vol 5, ed 2, Oktober 2014
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan donatila tahun 2011 yang
berjudul “ Hubungan antara menjaga
kebersihan genetalia eksterna dengan
kejadian keputihan pada SMA Negeri 4
Semarang” diperoleh kesimpulan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara
menjaga kebersihan genetalia eksterna
dengan kejadian keputihan (p value