Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai) Chapter III VI

31

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah yang menjadi tempat penelitian adalah desa Pekan Tanjung Beringin yang
ditentukan secara purposive (disengaja), daerah ini merupakan daerah yang
mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Jumlah penduduk yang
berprofesi sebagai nelayan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Pekan
Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten
Serdang Bedagai tahun 2016
Jumlah Kepala Keluarga
Desa

Pekan
Tanjung
Beringin
Total


Nelayan
(Jiwa)

Nelayan
Pemilik
Kapal
(Jiwa)

Pegawai
(Jiwa)

Petani
(Jiwa)

Pedagang
(Jiwa)

TNI (Jiwa)

4.227


45

345

1.325

1.237

6

7.265

Sumber : Kantor Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017
3.2 Metode Penentuan Sampel
Jumlah populasi dalam dalam penelitian ini adalah sebesar 45, jumlah ini
berdasarkan nelayan yang memiliki kapal sendiri, dari jumlah populasi tersebut
maka besarnya sampel dapat dihitung dengan metode Slovin, yaitu :

dimana

n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)

31
Universitas Sumatera Utara

32

Berdasarkan perhitungan dengan metode Slovin tersebut, maka besarnya sampel
adalah 31 nelayan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data yaitu:
- Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada nelayan
yang menjadi sampel dengan menggunakan daftar pertayaan yang telah dibuat.
- Data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau diambil dari Kantor Kecamatan,
Dinas Perikanan, dan instansi lain yang ada kaitannya dengan penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
a. Untuk tujuan 1
Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan nelayan ikan

tangkap, dianalisis dengan persamaan regresi liner berganda (Multiple Linier
Regression).
Secara matematis fungsi regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 + a4 X4 + a5 X5 + e
Dimana :
Y

= Produksi ikan tangkap (Kg)

a0

= Koefesien Intercept

a1 a2 a3......

= Koefesien Regresi

X1

= Pendidikan (Tahun)


Universitas Sumatera Utara

33

X2

= Pengalaman Melaut (Tahun)

X3

=Jumlah Tenaga Kerja (Jiwa)

X4

= Modal (Rp)

X5

= Frekuensi Melaut (Jam/hari)


e

= error

3.5. Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu
dibuat defenisi dan batasan operasianal
3.5.1

Definisi

1) Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan
yang dimiliki dilihat dalam tahun.
2). Pengalaman melaut adalah nelayan yang telah lama menjadi nelayan dan
sering melakukan menangkap ikan di laut untuk menghasilkan produksi
dilihat dalam tahun.
3). Jumlah tenaga kerja adalah orang yang bekerja di kapal yang bekerja untuk
menghasilkan produksi ikan dari laut dilihat dalam jiwa.
4). Modal adalah biaya yang digunakan nelayan untuk menghasilkan produksi

dilihat dalam rupiah.
5). Frekuensi melaut adalah jumlah keberangkatan nelayan dalam melakukan
penangkapan ikan di laut dalam kondisi (cuaca) normal dilihat dalam
jam/hari.
6). Nelayan ikan tangkap adalah orang yang menangkap ikan dan yang
menghasilkan produksi ikan dengan menggunakan kapal sendiri

Universitas Sumatera Utara

34

7). Produksi adalah seluruh hasil tangkapan ikan yang dihasilkan oleh nelayan
dalam jumlah kg.
8). Penerimaan adalah hasil penjualan hasil tangkapan nelayan sebelum dikurangi
biaya produksi dilihat dalam rupiah.
9). Pendapatan adalah hasil penjualan hasil produksi / penerimaan nelayan yang
dikurangi dengan biaya produksi dilihat dalam rupiah.
10). Biaya Produksi adalah biaya yang dapat dihitung langsung dengan
menjumlahkan biaya tetap maupun biaya variabel dilihat dalam rupiah.
3.5.2


Batasan Operasional

1). Penelitian dilakukan di Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung
Beringin.
2). Sampel penelitian adalah nelayan ikan tangkap yang memiliki kapal sendiri
di daerah penelitian.
3). Waktu penelitian pada tahun 2017

Universitas Sumatera Utara

35

BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
DAN KARAKTERISTIK NELAYAN SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Letak Geografis, Batas, dan Luas Wilayah


Gambar 4.1 Peta Desa Pekan Tanjung Beringin
Desa Pekan Tanjung Beringin terdiri dari 15 (Lima Belas) dusun, memiliki luas
wilayah 330 Ha atau 600 Km 2 dengan jumlah penduduk sebanyak 13.080 jiwa,
desa Pekan Tanjung beringin terletak di ibukota kecamatan. Penduduk Desa
Pekan Tanjung Beringin rata-rata bekerja sebagai nelayan ikan tangkap dan tidak
ada produksi nelayan yang membudidayakan ikan sendiri. Rincian Luas dusunnya
dapat dilihat pada Tabel 4.1.

35
Universitas Sumatera Utara

36

Tabel 4.1 Luas Daerah di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Dusun
Tahun 2016
No
Dusun
Luas (Ha)
Persentase (%)
1

I
50
15,2
2
II
14
4,2
3
III
50
15,2
4
IV
20
6,1
5
V
10
3
6

VI
16
4,9
7
VII
9
2,7
8
VIII
8
2,4
9
IX
15
4,5
10
X
13
3,9
11
XI
10
3
12
XII
12
3,6
13
XIII
18
5,4
14
XIV
40
12,1
15
XV
45
13,6
Jumlah
330
100
Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017
4.1.2 Batas Administrasi Desa Pekan Tanjung Beringin
Batas-batas Wilayah desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin
Kabupaten Serdang Bedagai:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Bedagai
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pematang Cermai
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tebing Tinggi
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah
Jarak Desa Pekan Tanjung Beringin dengan :
 Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan)

: ± 75 Km

 Ibu Kota Kabupaten Serdang Bedagai (Sei Rampah)

: ± 8 Km

 Ibu Kota Kecamatan Tanjung Beringin (Tanjung Beringin) : ± 300 m
(Kantor Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017)

Universitas Sumatera Utara

37

4.1.3 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk desa ini adalah 13.080 jiwa, yang terdiri atas 6.624 Jiwa laki –
laki dan 6.456 Jiwa perempuan. Jumlah penduduk desa Pekan Tanjung Beringin
dapat di lihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2016
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Penduduk (Jiwa)
1
Laki – laki
6.624
50,6
2
Perempuan
6.456
49,4
Jumlah
13.080
100
Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017
Penduduk di desa Pekan Tanjung Beringin tersebar di setiap dusun yang terdapat
di desa tersebut, yaitu di 15 dusun.
Distribusi penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut
Dusun Tahun 2016
No
Dusun
Jumlah
Persentase (%)
Penduduk (jiwa)
1
I
1222
9,3
2
II
362
2,8
3
III
1254
9,6
4
IV
745
5,7
5
V
1900
14,5
6
VI
1193
9,1
7
VII
368
2,8
8
VIII
542
4,1
9
IX
1267
9,6
10
X
490
3,7
11
XI
554
4,2
12
XII
481
3,7
13
XIII
1135
8,7
14
XIV
1000
7,6
15
XV
767
5,9
Jumlah
13.080
100
Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017

Universitas Sumatera Utara

38

Dari Tabel 4.3 kita dapat melihat bahwa jumlah penduduk terbesar berada di
dusun V yaitu sebesar 1900 jiwa (14,5%), sedangkan jumlah penduduk terkecil
berada di dusun II yaitu sebesar 362 jiwa (2,8%)
Mata pencaharian utama penduduk desa Pekan Tanjung Beringin adalah nelayan,
bertani, berdagang, PNS, dan pegawai.
Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut
Mata Pencaharian Tahun 2016
No
Mata Pencaharian
Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1
Nelayan
4.227
58,18
2
Petani
1.325
18,24
3
Pedagang
1.237
17,03
4
PNS
125
1,72
5
TNI
6
0.08
6
Pegawai
345
4,75
Jumlah
7.265
100
Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017
Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mata pencaharian yang
paling dominan ditekuni oleh masyarakat Desa Pekan Tanjung Beringin adalah
nelayan dengan persentase 58,18% atau 4.227 jiwa.
Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut
Pendidikan Tahun 2016
No
Pendidikan
Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1
Belum Sekolah
4.598
37,17
2
SD
2.934
23,71
3
SMP
2.163
17,48
4
SMA
2.305
18,63
5
Perguruan Tinggi
370
3
Jumlah
12.370
100
Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 diketahui bahwa tingkat pendidikan di Desa
Pekan Tanjung Beringin didominasi oleh kategori belum sekolah. Dalam kategori

Universitas Sumatera Utara

39

tersebut juga termasuk penduduk yang tidak sekolah/tidak tamat bersekolah. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Pekan Tanjung Beringin
masih rendah.
Komposisi penduduk menurut suku dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.6 Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin menurut
Suku Tahun 2016
No
Suku
Jumlah (jiwa)
Persentasi (%)
1
Melayu
8.558
65,42
2
Jawa
1,716
13,12
3
Batak
2.333
17,85
4
Minangkabau
88
0,67
5
Banjar
131
1
6
Nias
12
0,09
7
Lainnya
242
1,85
Jumlah
13.080
100
Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa suku yang paling dominan di Desa
Pekan Tanjung Beringin adalah suku melayu dengan persentase 65,42% atau
sebanyak 8.558 jiwa.
4.2 Karakteristik Nelayan Sampel
Karateristik nelayan sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur, pendidikan,
pengalaman melaut, frekuensi melaut, jumlah tanggungan dan kapasitas kapal.
Karakteristik nelayan sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7 Karakteristik Nelayan Sampel
No
Uraian
Satuan
1
Umur
Tahun
2
Pendidikan
Tahun
3
Pengalaman melaut
Jiwa
4
Frekuensi melaut
Jam
5
Jumlah tanggungan
jiwa
6
Kapasitas kapal
Gross Ton (GT)
Sumber : Analisis Data Primer

Range
30 – 62
0 – 12
5 – 54
10 – 18
2–7
0,5 – 4

Rata – rata
47,87
7,25
26,38
13,87
4,45
1,38

Universitas Sumatera Utara

40

Umur seseorang menentukan kinerja dari orang tersebut. Semakin tua umur
seseorang, maka pekerjaan berat yang akan dilakukan akan semakin sedikit dan
begitu pula sebaliknya. Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa umur nelayan
sampel di daerah penelitian berkisar antara 30 – 62 tahun dengan rata-rata umur
nelayan 47,87. Dapat dilihat bahwa nelayan masih berada pada kategori umur
produktif

yang

masih

cukup

berpotensi

dalam

mengoptimalkan

hasil

tangkapannya.
Pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam
penangkapan ikan, dimana respon nelayan terhadap teknologi yang sedang
berkembang sangat bergantung dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi
tingkat pendidikan nelayan, maka akan semakin mudah untuk mengadaptasi
teknologi dalam menjalankannya. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat sebagian
besar nelayan berpendidikan formal rendah. Tingkat pendidikan formal nelayan
sampel tergolong rendah, tingkat pendidikan formal nelayan sampel di daerah
penelitian berkisar antara 0-12 tahun rata-rata 7,25 tahun. Dari data ini dapat
dikatakan bahwa tingkat pendidikan nelayan masih rendah, yaitu hanya tamatan
SD.
Semakin lama pengalaman nelayan menangkap ikan, maka akan semakin baik
pula nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapannya. Nelayan didaerah
penelitian sudah 5 – 54 tahun menjalani usaha penangkapan ikan tangkap dengan
rata-rata pengalaman selama 26,38 tahun. Dari rata-rata ini dapat dilihat bahwa
nelayan sudah memiliki pengalaman untuk meningkatkan hasil tangkapannya.
Frekuensi melaut seorang nelayan menentukan hasil tangkapan nelayan tersebut,
semakin lama nelayan melaut maka hasil tangkapan akan semakin besar, begitu

Universitas Sumatera Utara

41

juga sebaliknya. Dari tabel 4.5 kita dapat melihat bahwa frekuensi melaut nelayan
sampel di daerah penelitian berkisar antara 10 – 18 jam dengan rata-rata frekuensi
melaut sebesar 13,87. Dari rata – rata ini dapat dilihat bahwa frekuensi melaut
nelayan cukup tinggi.
Kapasitas kapal yang digunakan nelayan di daerah penelitian akan berpengaruh
terhadap jumlah penerimaan, pendapatan, dan biaya yang akan dikeluarkan dalam
penangkapan ikan. Semakin besar kapasitas kapal yang digunakan maka akan
semakin besar jumlah tangkapan yang didapat, begitu juga sebaliknya. Kapasitas
kapal yang digunakan nelayan sampel berkisar antara 0,5 – 4 GT dengan rata –
rata 1,38 GT. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kapasitas kapal yang
digunakan nelayan masih tergolong kecil.

Universitas Sumatera Utara

42

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap
5.1.1. Biaya Produksi
Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh nelayan ikan tangkap per trip
dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut:
Tabel 5.1 Total Rata – Rata Biaya Produksi Nelayan Ikan Tangkap Per Trip
No
Jenis Biaya
Per Trip
1. Biaya Variabel
- Solar (Rp/l)
369.290
- Makanan/Bekal (Rp)
160.000
- Es (Rp)
50.645
- Tenaga Kerja (Rp)
125.806
2. Biaya Tetap
- Penyusutan Alat (Rp)

440.452
1.146.194

Total
Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2

Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya produksi nelayan ikan
tangkap per trip adalah sebesar Rp. 1.146.194 dengan rata – rata biaya solar yaitu
Rp.369.290, biaya makanan Rp.160.000, biaya es Rp.50.645, biaya tenaga kerja
Rp.125.806, biaya penyusutan Rp. 440.452.
a. Biaya Variabel
Biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan nelayan ikan tangkap didaerah
penelitian terdiri atas biaya solar, makanan/bekal, es, dan tenaga kerja. Adapun
masing – masing biaya variabel akan dijelaskan sebagai berikut:

42
Universitas Sumatera Utara

43

1. Biaya Solar
Nelayan ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin memperoleh solar dari
pedagang atau SPBU yang berada di Desa Pekan Tanjung Beringin. Jenis bahan
bakar yang digunakan yaitu jenis bahan bakar premium yang didapatkan di
SPBU.
Harga bahan bakar solar yang digunakan nelayan yaitu Rp.6000/liter dan total rata
– rata biaya yang dikeluarkan nelayan berdasarkan hasil penelitian adalah sebesar
Rp.369.290.
2. Biaya Makanan
Nelayan didaerah penelitian umumnya pergi melaut dalam jangka waktu yang
cukup lama, sehingga memerlukan bekal makanan. Berdasarkan hasil penelitian
biaya makanan yang dikeluarkan oleh nelayan tergantung oleh jumlah nelayan
yang berangkat dalam satu trip. Biaya rata – rata yang dikeluarkan nelayan untuk
makanan adalah sebesar Rp. 160.000.
3. Biaya Es
Es merupakan salah satu faktor penentu kualitas hasil tangkapan nelayan.
Perjalanan yang jauh dan memerlukan waktu lama merupakan penyebab
diperlukannya es untuk menjaga ketahanan ikan hasil tangkapan nelayan sebelum
sampai ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hal ini bertujuan agar kualitas ikan
tetap terjaga ketika dalam perjalanan. Berdasarkan hasil penelitian rata – rata
biaya yang dikeluarkan nelayan untuk es adalah sebesar Rp.50.645.
4. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan nelayan untuk membayar upah
tenaga kerja dalam sekali trip. Sistem pengupahan didaerah penelitian adalah

Universitas Sumatera Utara

44

sistem harian dengan upah pria rata-rata sebesar Rp. 50.000/hari . Berdasarkan
hasil penelitian biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh nelayan pada adalah
sebesar Rp. 125.806.
b. Biaya Tetap
1. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan akibat adanya penurunan nilai
dari alat yang mengalami penyusutan. Ada beberapa alat yang mengalami
penyusutan yaitu alat-alat dan perlengkapan milik nelayan. Alat-alat dan
perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapal, aki, vibber,
jangkar, jaring. Berdasarkan hasil penelitian biaya rata-rata penyusutan alat yang
dikeluarkan oleh nelayan pada adalah sebesar Rp.440.452.
5.1.2 Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap
Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan yang diperoleh nelayan
dikurangi dengan jumlah biaya produksi selama proses produksi berlangsung.
Berikut ini diperlihatkan rata-rata pendapatan bersih nelayan ikan tangkap di
daerah penelitian:
Tabel 5.2 Total Rata - Rata Pendapatan Nelayan
Penelitian
No
Keterangan
1
Penerimaan (Rp)
2
Biaya Produksi (Rp)
3
Pendapatan (Rp)
Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 6
Tabel diatas memperlihatkan

bahwa

Per Trip di Daerah
Total (Rp)
1.379.338
1.146.194
233.144

pendapatan per nelayan dalam satu trip

adalah sebesar Rp 233.144. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan bersih
nelayan yang telah dikurang dengan seluruh biaya produksi yaitu biaya solar,
makanan, es tenaga kerja dan biaya penyusutan.

Universitas Sumatera Utara

45

5.2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap
di Daerah Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat 5 (lima ) faktor yang mempengaruhi pendapatan
yaitu pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal dan frekuensi
melaut. Akan tetapi, sebelum dilakukannya pengujian dengan menggunakan
SPSS, harus diketahui jika data yang digunakan dalam penelitian ini sebaiknya
tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE (Best, Linier, Unbiased, dan
Estimator). Untuk menguji hal tersebut, maka digunakan Uji Asumsi Klasik yang
terdiri dari Uji Normalitas, Heterokedastisitas, dan Multikolinieritas.
5.2.1. Uji Asumsi Klasik (Ordinary Least Square)
1. Uji Normalitas

Gambar 5.1. Grafik Histogram

Universitas Sumatera Utara

46

Grafik Histogram pada Gambar 5.1. menunjukkan bahwa pola distribusi data
adalah normal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.

Gambar 5.2. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 5.2. menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Tabel 5.4. Hasil Uji Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parametersa,b

Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

31
Mean
Std. Deviation

0E-7
36041.17690790

Absolute

.203

Positive

.113

Negative

-.203
1.129
.157

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Tabel 5.4. menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov yang terdapat pada
tabel di atas adalah 0,157 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima H1

Universitas Sumatera Utara

47

ditolak, yang berarti distribusi sampel tidak berbeda nyata dengan distribusi
normal atau sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil Uji Normalitas, baik dengan menggunakan metode Grafik
Histogram, dengan Normal P-Plot of Regression Standardized Residul, maupun
dengan menggunakan Tabel Kolmogrov – Smirnov Test, maka diperoleh hasil
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga dapat diproses
dengan uji selanjutnya.
2. Uji Heterokedastisitas
Tabel 5.5 Hasil Uji t-Statistik Unstandardized Residual Analisis Regresi
Linier Berganda
Coefficientsa
Model

1

T

Sig.

(Constant)

4.752

.000

Pendidikan

-.099

.922

Pengalaman melaut

-.946

.353

jumlah tenaga kerja

1.425

.167

Modal

-.929

.362

.001

.999

Frekuensi melaut
a. Dependent Variable: ln

Tabel 5.5. menunjukkan bahwa tingkat signifikansi seluruh variabel bebas lebih
besar dari α (0,05). Signifikansi variabel pendidikan 0,922 > α (0,05), Pengalaman
melaut 0,353 > α (0,05), Jumlah tenaga kerja 0,167 > α (0,05), Modal 0,362 > α
(0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1ditolak, yang berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi atau model regresi merupakan
homokedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

48

3. Uji Multikolinieritas
Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model

Collinearity Statistics
Tolerance

VIF

(Constant)
Pendidikan

.618

1.618

Pengalaman melaut

.585

1.709

Jumlah tenaga kerja

.173

1.683

Modal

.178

1.878

Frekuensi melaut

.489

2.045

1

a. Dependent Variable: ln

Berdasarkan Tabel 5.6. menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai
tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier
pada penelitian ini bebas dari gejala multikolineritas.
Setelah dilakukan pengujian Uji Asumsi Klasik, maka diketahui bahwa data tidak
menyimpang dari asumsi BLUE (Best, Linier, Unbiased, dan Estimator) sehingga
dapat diteruskan dengan Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit).
5.2.2 Uji Kesesuain Model (Test of Goodness of Fit)
Setelah diuji menggunakan SPSS diketahui bahwa pengaruh variabel bebas
(pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal dan frekuensi
melaut) terhadap variabel terikat (pendapatan) seperti terlihat pada tabel di bawah
ini:

Universitas Sumatera Utara

49

Tabel 5.7. Hasil Analisis Regresi Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap Di Daerah Penelitian
No
1
2
3
4
5
6

Variabel

Konstanta
Pendidikan
Pengalaman Melaut
Jumlah Tenaga Kerja
Modal
Frekuensi Melaut
R Square
Sumber : Analisis Data Primer

Koef. Regresi
-74169.482
1013.121
607.738
-68453.185
.484
3871.923
0,905

Sig.
.336
.762
.545
.025
.000
.446

Dari Tabel 5.7. diperoleh persamaan:
Y = -74169.48 + 1013.12X1 + 607.74X2 - 68453.19X3 +.48X4 + 3871.92X5
Dimana :
Y

= Produksi ikan tangkap

X1

= Pendidikan

X2

= Pengalaman Melaut

X3

= Jumlah Tenaga Kerja

X4

= Modal

X5

= Frekuensi Melaut

1. Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa nilai koefisien determinasi R2 (R Square) yang
diperoleh adalah sebesar 0,905. Hal ini menujukkan bahwa sebesar 90,5%
variabel terikat (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (pendidikan,
pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal dan frekuensi melaut). Sedangkan
sisanya 9,5% dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang belum dimasukkan
kedalam model.

Universitas Sumatera Utara

50

2. Hasil Uji Serempak (Uji Statistik F)
Berdasarkan Tabel Anova pada Lampiran 7, didapat signifikansi F sebesar 0,000
< α (0,05). Hal ini menujukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti
variabel bebas (pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal dan
frekuensi melaut) berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (pendapatan).
3. Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t)
a. Pengaruh Pendidikan Terhadap Pendapatan Nelayan
Hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien regresi X1 (pendidikan) bernilai
1013.121, artinya setiap kenaikan pendidikan sebesar 1 tahun, maka pendapatan
nelayan akan naik sebesar Rp. 1013.121 dengan asumsi variabel lain konstan.
Namun, nilai signifikansi t pendidikan (X1) adalah sebesar 0,762 > α (0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas
pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.
Variabel pendidikan tidak berpengaruh signfikan terhadap pendapatan nelayan
ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin. Karena berdasarkan hasil
penelitian, nelayan di daerah penelitian sudah ada yang mulai melaut sejak kecil
hingga ada nelayan yang tidak selesai sekolah, hanya untuk melaut. Hal ini
dikarenakan dalam melaut nelayan hanya membutuhkan ketrampilan dan modal.
sehingga tinggi rendahnya pendidikan nelayan di daerah penelitian tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan nelayan tersebut.
Hal ini bertentangan dengan teori pendidikan yang menyatakan, pendidikan
diyakini sangat berpengaruh terhadap kecakapan, tingkah laku dan sikap
seseorang, dan hal ini semestinya terkait dengan tingkat pandapatan seseorang.
Artinya secara rata-rata makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin

Universitas Sumatera Utara

51

memungkinkan orang tersebut memperoleh pendapatan yang lebih tinggi
(Robinson, 2006).
b. Pengaruh Pengalaman Melaut Terhadap Pendapatan Nelayan
Hasil estimasi menunjukkan bahwa X2 (pengalaman melaut) bernilai 607.738,
artinya setiap kenaikan pengalaman 1 tahun, maka pendapatan nelayan akan naik
sebesar Rp. 607.738 dengan asumsi variabel lain konstan. Nilai signifikansi t
pengalaman melaut (X2) adalah sebesar 0,545 > α (0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas pengalaman
melaut tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.
Variabel pengalaman melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
nelayan ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin. Karena berdasarkan hasil
penelitian, dengan semakin berpengalamannya seorang nelayan hanya akan
meningkatkan keterampilan nelayan dalam melaut bukan mempengaruhi hasil
tangkapan yang diperoleh nelayan tersebut. Karena hasil tangkapan tangkapan
dipengaruhi oleh besarnya kapasitas kapal yang digunakan nelayan. Itulah
sebabnya pengalaman melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
nelayan ikan tangkap.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujarno (2008) yang
menyatakan bahwa secara parsial (statistik) variabel bebas pengalaman melaut
tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan di daerah penelitian.
c. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Nelayan
Hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien regresi X3 (jumlah tenaga kerja)
bernilai -68453.185, artinya setiap kenaikan jumlah tenaga kerja 1 orang, maka

Universitas Sumatera Utara

52

pendapatan nelayan akan berkurang sebesar Rp. 68453.185 dengan asumsi
variabel lain konstan. Namun, nilai signifikansi t jumlah tenaga kerja (X3) adalah
sebesar 0,025 < α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak,
yang berarti variabel bebas jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap
pendapatan nelayan.
Variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan
ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin. Karena berdasarkan hasil
penelitian, jumlah tenaga kerja akan mempengaruhi pendapatan nelayan karena
dengan semakin banyak tenaga kerja yang digunakan akan berpengeruh signifikan
terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujarno (2008) yang
menyatakan bahwa secara parsial (statistik) variabel bebas jumlah tenaga kerja
berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan di daerah penelitian.
d. Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Nelayan
Hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien regresi X4 (modal) bernilai .484,
artinya setiap kenaikan modal sebesar 1 rupiah, maka pendapatan nelayan akan
naik sebesar Rp. .484 dengan asumsi variabel lain konstan. Namun, nilai
signifikansi t modal (X4) adalah sebesar 0,000 < α (0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel bebas modal
berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.
Variabel modal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap
di Desa Pekan Tanjung Beringin. Karena berdasarkan hasil penelitian, dengan
semakin besarnya modal yang dimiliki nelayan akan membantu nelayan
memperoleh hasil tangkapan yang lebih besar. Karena dengan modal yang besar,

Universitas Sumatera Utara

53

nelayan akan memiliki kapal dengan kapasitas yang lebih besar serta dapat
menggunakan jaring penangkap ikan yang lebih besar. Sehingga dengan
menggunakan kapasitas dan jaring kapal yang lebih besar akan dapat
meningkatkan produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan
nelayan ikan tangkap. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil modal yang dimiliki
nelayan maka kapasitas dan jaring kapal yang digunakan akan semakin kecil.
Sehingga jumlah tangkapan akan semakin kecil dan pendapatan yang di dapat
nelayan rendah.
Hal tersebut sesuai dengan teori Hidayat (2000) bahwa dalam perekonomian,
secara umum pemanfaatan modal yang tepat akan mendorong peningkatan
produksi. Meningkatnya jumlah modal yang digunakan akan meningkatkan
pendapatan. Oleh karena itu, modal merupakan alat pendorong yang kuat untuk
meningkatkan hasil produksi yang akhirnya akan dapat menentukan pendapatan
usaha.
e. Pengaruh Frekuensi Melaut Terhadap Pendapatan Nelayan
Hasil estimasi

menunjukkan bahwa koefisien regresi X5 (frekuensi melaut)

bernilai 3871.923, artinya setiap kenaikan frekuensi 1 jam, maka pendapatan
nelayan akan naik sebesar Rp. 3871.923 dengan asumsi variabel lain konstan.
Namun, nilai signifikansi t jumlah tenaga kerja (X3) adalah sebesar 0,446 > α
(0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti
variabel bebas jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan
nelayan.
Variabel frekuensi melaut tidak berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan
nelayan ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin. Hal ini berarti bahwa

Universitas Sumatera Utara

54

frekuensi melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan ikan
tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin. Kontribusi frekuensi melaut dalam satu
hari belum tentu dapat meningkatkan tingkat pendapatan nelayan ikan tangkap
karena yang menentukan frekuensi melaut adalah para nelayan sehingga mereka
dapat mengatur sendiri frekuensi melaut untuk memperoleh pendapatannya.
Nelayan ikan tangkap tidak terikat dengan frekuensi melaut, para nelayan
mempunyai cara pandang yang fleksibel dalam hal penentuan frekuensi melaut.
Nelayan beranggapan belum tentu frekuensi melaut yang pendek atau panjang
akan meningkatkan pendapatan sehingga para nelayan sudah mempunyai
pengaturan frekuensi melaut meyesuaikan kondisi dari nelayan tersebut.
Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak
frekuensi melaut yang dilakukan oleh nelayan, maka jumlah hasil tangkapan kapal
yang diperoleh juga lebih besar, dan hal ini akan mempengaruhi penerimaan
perkapal yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan
(Sari, 2005).
5.3 Masalah – Masalah Yang Dihadapi Nelayan Ikan Tangkap Di Daerah
Penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa masalah yang dihadapi
nelayan ikan tangkap di daerah penelitian yaitu:
1) Kekurangan modal sehingga harus bergantung pada pemilik modal dan
peralatan dalam melaut. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal
tersebut adalah melakukan pinjaman kepada koperasi unit desa ataupun
kelompok nelayan yang tersedia di Desa Pekan Tanjung Beringin sehingga

Universitas Sumatera Utara

55

diharapkan modal merupakan alat pendorong yang kuat untuk meningkatkan
hasil produksi yang akhirnya akan dapat menentukan pendapatan usaha.
2) Masalah nelayan kecil memang sangat rumit. Mereka tidak berkembang
karena tingginya peredaran narkoba di desa Pekan Tanjung Beringin. Banyak
nelayan yang terjebak dalam penyalahgunaan narkoba tersebut. Sehingga
diharapkan adanya upaya yang lebih dari pemerintah agar dapat memberantas
peredaran narkoba tersebut, agar dapat meningkatkan taraf hidup nelayan di
daerah penelitian.
3) Di Desa Pekan Tanjung Beringin, ditemukan bahwa para nelayan harus
sesegera mungkin menjual hasil tangkapannya agar tidak rusak walaupun
dengan harga yang rendah sekalipun. Upaya yang dapat dilakukan dalam hal
ini adalah diharapakan pemerintah dapat menyediakan alat yang dapat
membantu nelayan untuk meningkatkan ketahanan hasil tangkapan seperti
mesin pengolah ikan, mesin pengawet ikan atau alat distribusi yang cepat dan
berdaya jangkau luas.

Universitas Sumatera Utara

56

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1) Modal dan jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan
nelayan ikan tangkap di daerah penelitian. Sedangkan pendidikan, pengalaman
melaut, dan frekuensi melaut tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan
nelayan ikan tangkap.
2) Semua variabel bebas (pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja,
modal, dan frekuensi melaut) berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan
ikan tangkap
3) Masalah yang dihadapi nelayan ikan tangkap di daerah penelitian yaitu
kekurangan modal dan peralatan sehingga harus bergantung pada pemilik
modal dan peralatan. Adapun masalah lainnya yang berasal dari faktor internal
(penyalahgunaan narkoba) dan eksternal (kebijakan pemerintah) di daerah
penelitian.
6.2 Saran
1) Kepada nelayan
Diharapkan untuk membentuk koperasi untuk dapat membantu menghadapi
masalah permodalan yang dihadapi dan lebih memperhatikan efisiensi
penggunaan tenaga kerja untuk meningkatkan pendapatan.

56

Universitas Sumatera Utara

57

2) Kepada pemerintah
Diharapkan agar pemerintah lebih memperhatikan nelayan kecil, untuk dapat
meningkatkan taraf hidup mereka dengan membantu masalah – masalah yang
dihadapi nelayan .
3) Kepada peneliti selanjutnya
Diharapkan untuk lebih memperdalam meneliti tentang aspek pendidikan dan
beberapa aspek lain dalam usaha nelayan ikan tangkap.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 5 100

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 1 13

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 1

Peran Ganda Istri Nelayan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus: Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 6

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 13

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 2

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 6

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 24

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 3 3

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 11