Hak cipta buku elektronik (E-Book) ditijau dari undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak Atas Kekayaan Intelektual berasal dari istilah asing yaitu Intelectual
Property Right. Istilah Hak Atas Kekayaan Intelektual biasa disingkat dengan
beberapa ejaan diantaranya HKI, Menurut David I Bainbridge, Hak Kekayaan
Intelektual adalah hak atas kekayaan yang berasal dari karya intelektual manusia,
yaitu hak yang berasal dari hasil kreatif yaitu kemampuan daya pikir manusia yang
diekspresikan dalam berbagai bentuk karya yang bermanfaat serta berguna untuk
menunjang kehidupan manusia dan mempunyai nilai ekonomi.1
Sedangkan saat ini, HKI telah diubah menjadi KI sebagaimana Peraturan
Presiden (Perpres) No. 44 Tahun 2015 pada tanggal 22 April 2015 lalu
ditandatangani Presiden Joko Widodo tentang Kementerian Hukum dan HAM
(Kemenkumham). Dalam Perpres tersebut, setidaknya terdapat dua Direktorat
Jenderal (Ditjen) di lingkungan Kemenkumham yang namanya berubah.
Pemahaman mengenai Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disingkat
dengan HKI) adalah mengenai hak atas kekayaan yang timbul atau lahir dari
kemampuan intelektual manusia. HKI dapat dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu
Hak Cipta (Copy Rights) dan Hak milik Perindustrian (Industrial Property Rights)
yang terdiri dari Paten (Patent), Merek (Trademark), Desain Industri (Industrial

1

Muhammad Djumhana dan R.Djubaedillah, Hak Milik Intelektual (Sejarah Teori dan
Prakteknya di Indonesia), Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2003, hal. 16

1

Universitas Sumatera Utara

2

Design), Rahasia Dagang (Trade Secret) dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(Integrated Circuit Lay Out Design).
Permasalahan mengenai HKI saat ini menjadi bahan pengkajian dan sorotan
yang mendapat perhatian dari berbagai pihak. HKI sangat penting terutama di bidang
industri dan perdagangan baik nasional maupun internasional.2 HKI tidak berkaitan
dengan hukum saja melainkan erat hubungannya dengan masalah perdagangan,
ekonomi dan pengembangan teknologi serta menjadi landasan bagi usaha untuk
memajukan kultural bangsa dan masyarakat pada umumnya.
Salah satu permasalahan yang timbul dan sering dihadapi negara-negara

berkembang pada umumnya, termasuk Indonesia adalah persoalan perlindungan dan
kepastian hukum. Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah melakukan upaya
perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan salah satunya adalah hak cipta
melakukan perubahan Undang-Undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014. Adapun
tujuan perlindungan hukum dalam upaya perlindungan hak cipta adalah dalam
meningkatkan pendapatan ekonomi sekaligus menumbuh kembangkan kreatifitas
pencipta di dalam menciptakan dan menjamin perklindungan karya cipta seseorang
terutama dalam bentuk pelanggaran atas karya cipta. Hukum mengakui bahwa hak
cipta lahir sejak saat ciptaan selesai diwujudkan. Ciptaan sebagaimana ditegaskan
dalam Undang-Undang Hak Cipta adalah hasil setiap karya pencipta dalam bentuk
yang khas dan menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan
sastra.3

2
3

Dwi Rezki Sri Astarini, Penghapusan Merek Terdaftar, Bandung: Alumni, 2009, hal. 1.
Ajib Rosidi, Undang-Undang Hak Cipta Pandangan Awam, Jakarta: Djambatan, 2002, hal. 18

Universitas Sumatera Utara


3

Pokok persoalannya menyangkut norma pengaturan yang menegaskan bahwa
ide tidak mendapatkan perlindungan hukum. Sebaliknya yang berhak mendapatkan
perlindungan hukum adalah ekspresi yang berupa wujud akhir ciptaan. Ini berarti
untuk mendapatkan pengakuan dan memperoleh perlindungan hukum, ide tersebut
harus telah selesai diwujudkan atau diekspresikan dalam karya yang nyata sesuai
dengan bentuk dan sifat ciptaan. Yang perlu ditegaskan adalah bahwa ide harus
bersifat asli atau orisinil sehingga memberi ciri khas ciptaan. Apabila tindakan itu
dilakukan secara tanpa izin, hukum mengaggapnya sebagai pelanggaran hak cipta.
Perlindungan hukum bagi pencipta adalah merupakan suatu upaya untuk mendorong
kemajuan di bidang karya cipta dengan memberikan peningkatan kreatifitas pencipta.
Sesuai dengan tujuan dari perlindungan hukum hak cipta yaitu untuk
mencegah terjadinya suatu peristiwa hukum yang merugikan pencipta. 4
Meskipun Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta telah
memberikan perlindungan hukum terhadap hak cipta, tetapi di dalam pelaksanaannya
banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran hak cipta dan bagi pelanggaran hak tersebut
dapat dituntut atas perbuatannya.5
Untuk melakukan penindakan bagi pelanggaran hak cipta haruslah memenuhi

unsur-unsur sebagaimana diatur dalam pasal Undang-Undang Nomor 28 Tahum 2014
tentang Hak Cipta yaitu antara lain :
1. Seseorang yang tanpa persetujuannya :
a. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptaan itu.
4
5

Mieke Komar Kantaadmadja dan Ahmad M. Ramli, Ibid, hal. 40
Op.Cit, hal. 45

Universitas Sumatera Utara

4

b. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya.
c. Mengganti atau mengubah judul ciptaan itu.
d. Mengubah isi ciptaan itu.
2. Hak cipta memberikan hak untuk menyita benda yang diumumkan
bertentangan dengan hak cipta itu serta memperbanyak yang tidak
diperbolehkan dengan cara dan dengan memperhatikan ketentuan yang

ditetapkan untuk penyitaan benda bergerak baik dengan menuntut penyerahan
benda tersebut menjadi miliknya ataupun menuntut supaya benda itu
dimusnahkan atau dirusak sehingga tidak dapat dipakai lagi.
Hak cipta tersebut juga memberi hak yang sama untuk penyitaan dan penuntut
terhadap jumlah uang tanda masuk yang dipungut untuk menghadiri ceramah
pertunujukan atau pameran yang melanggar hak cipta itu.
Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra, terdiri atas :
a.

Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil
karya tulis lainnya.
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya.
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks
e. Drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomime
f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase
g. Karya seni terapan.

h. Peta.
i. Karya seni batik atau seni motif lain.
j. Karya fotografi.
k. Potret.
l. Karya arsitektur.
m. Karya sinematografi..
n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi,
aransemen, modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi.
o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modihkasi ekspresi
budaya tradisional.
p. Kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca
dengan Program Komputer maupun media lainnya.

Universitas Sumatera Utara

5

q.
r.
s.


Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan karya yang asli.
Permainan video.
Program Komputer.6

Hasil karya yang tidak dilindungi Hak Cipta meliputi :
a.
b.

c.

Hasil karya yang belum diwujudkan dalam bentuk nyata.
Setiap ide, prosedur, sistem, metode, konsep, prinsip, temuan atau data
walaupun telah diungkapkan, dinyatakan, digambarkan, dijelaskan, atau
digabungkan dalam sebuah Ciptaan.
Alat, benda, atau produk yang diciptakan hanya untuk menyelesaikan
masalah teknis atau yang bentuknya hanya ditujukan untuk kebutuhan
fungsional.7


Melihat pada uraian mengenai apa saja yang termasuk ciptaan sebagaimana
disebut di atas, dapat dilihat bahwa buku merupakan salah satu ciptaan yang
dilindungi, begitupula adaptasi. Dalam bagian Penjelasan Pasal 40 ayat (1) huruf n
UUHC 2014 disebutkan yang dimaksud dengan “adaptasi” adalah mengalih
wujudkan suatu ciptaan menjadi bentuk lain.
E-Book juga merupakan Ciptaan yang dilindungi karena merupakan adaptasi
dari ciptaan awal berbentuk buku yang masing-masing memiliki hak cipta sendiri
setelah diwujudkan dalam bentuk nyata. Hal ini juga sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 40 ayat (2) UUHC 2014 yang menyatakan: Ciptaan sebagaimana
dimaksud

pada ayat

(1)

dilindungi sebagai

Ciptaan

tersendiri dengan


tidak

mengurangi Hak Cipta atas Ciptaan asli.
Tak seperti Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (UUHC
2002), UUHC 2014 telah menegaskan pemberian hak eksklusif kepada Pencipta
6
7

Undang- Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014, Pasal 40 hal. 18.
Undang- Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014, Pasal 41 hal. 18

Universitas Sumatera Utara

6

untuk melakukan pengadaptasian atas karya Ciptaannya dan orang lain yang ingin
melakukan pengadaptasian atas Ciptaan tersebut harus meminta izin dari Pencipta. 8
Ada 2 (dua) hak yang tercakup dalam hak cipta yaitu: hak moral dan hak
ekonomi. Hak moral adalah hak yang harus tetap di lekatkan secara abadi pada hasil

ciptaan yang dilahirkan oleh pencipta sedangkan hak ekonomi ialah hak yang
memberi manfaat ekonomi kepada pencipta. Kedua hak ini dalam Undang-undang
Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 diatur dalam passal-pasal yang berbeda. Meskipun
kedua hak tersebut diatur terpisah namun undang-undang menyebutkan kedua hak itu
adalah bersifat eksklusif.9
Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak
ekonomi.10 Yang dimaksud dengan hak “eksklusif” adalah hak yang hannya
diperuntukan bagi Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain dapat memanfaatkan hak
tersebut tanpa izin Pencipta. Pemegang Hak Cipta yang bukan Pencipta hanya
memiliki sebagian dari hak eksklusif berupa hak ekonomi.11
Adapun salah satu contoh studi kasus yang terjadi dalam permasalahan Hak
Cipta yaitu adalah permasalahan Karya Tulis. Pada awalnya “Arie Manurung”
mendaftarkan karya tulis ciptaannya yang berjudul “Goldgram” kepada Direktorat
Jenderal Hak kekayaan Intelektual dengan No. C00201003818 tanggal 28 Oktober

8

Hukum
online
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54b88cf7c9de6/hukumpembuatan-iE-Book-i-dan-iaudio-book-i.

9
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), Edisi
Revisi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015, hal. 222

Universitas Sumatera Utara

7

2010, terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan sebagaimana tertulis dalam Surat
Pendaftaran Ciptaan No.050094 tanggal 15 Maret 2011.
Pada awal bulan Januari 2011, “Arie Manurung” , menemukan media di
internet berupa karya tulis berbentuk Electronic Book (E-Book) yang berjudul
“Investasi Cerdas Ala Rencana Emas” , dimana dalam Ebook tersebut tercantum
nama Pencipta yaitu “ Indra Sjuriah “ sebagai Pencipta dan frasa “ Hak Cipta
dilindungi oleh Undang-Undang dengan kode ID: 121107738, ISBN : 978-977-529963-8”. Ternyata karya tulis “Indra Sjuriah” yang berjudul “Investasi Cerdas Ala
Rencana Emas“, isinya secara kesuluruhan menjiplak dan mengakui karya tulis milik
“Arie Manurung” yang berjudul “ Goldgram “ adalah miliknya. Selanjutnya, Karya
Tulis yang berjudul “Investasi Cerdas Ala Rencana Emas” tidak terdaftar dalam
Daftar Umum Ciptaan dan nama “Indra Sjuriah” tidak tercatat sebagai Pencipta,
selain itu ID : 121107738, ISBN : 978-977-52-9963-8 bukan nomor registrasi
pencatatan ciptaan yang dikenal Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual,
sehingga tidak benar bila karya tulis itu mencantumkan frasa “ Hak Cipta dilindungi
oleh Undang-Undang”.
Arie Manurung selaku pemilik karya tulis “Goldgram” menuding bahwa
karya tulis milik Indra Sjuriah tidak didaftarkan berdasarkan itikad baik karena ada
maksud untuk menebeng ketenaran karya tulis miliknya. Pembaca akan mengira
bahwa karya tulis milik “Indra Sjuriah” tersebut sama dengan miliknya dan tidak ada
perbedaan mengenai isi dan feature yang ditawarkannya dan merasa karya cipta
miliknya yang berjudul “Goldgram” mengenai sistem investasi emas/logam mulia

Universitas Sumatera Utara

8

dan transaksi jual-beli emas/logam mulia dengan menggunakan media internet , tidak
mendapatkan kepastian dan perlindungan hukum, dan oleh karena itu “Arie
Manurung“ mengajukan gugatan aquo yaitu memohon kepada hakim untuk
mempertimbangkan seadil-adilnya. Tudingan tersebut dibantah oleh “ Indra Sjuriah”
karena menganggap karya tulisnya yang dipublikasikan pada internet diambil dari
beberapa sumber bukan bermaksud menjiplak karya tulis miik “Arie Manurung “ dan
berhak mendapatkan perlindungan hukum karena karya tulis tersebut telah terdaftar
dalam Dirjen HKI.
Jika dilihat dari sudut pandang pelanggaran Hak Ekonomi, dapat disimpulkan
bahwa Indra Sjuriah melakukan pengumuman, pendistribusian, komunikasi Ciptaan
tidak didasarkan atas ijin oleh “Arie Manurung”. Maka dari itu “Indra Sjuriah”
dilarang menggandakan dan menggunakan secara komersial Ciptaan sebagaimana
diatur dalam Pasal 9 ayat (3) UUHC 2014. Hal ini sangat merugikan Arie Indra
karena “ Indra Sjuriah” secara diam-diam mengambil keuntungan ekonomi dari karya
tulisnya tersebut tanpa seizin dari “Arie Manurung” karena orang akan beranggapan
bahwa karya tulis milik “Indra Sjuriah” yaitu “Investasi Cerdas Ala Rencana Emas”
sama dengan karya tulis milik “Arie Manurung“ yang berjudul “Goldgram”. Dimana
karena tindakannya tersebut sesuai Pasal 113 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta Indra Sjuriah mendapati hukuman pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).12

12

Hukum
online
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt54b88cf7c9de6/hukumpembuatan-iE-Book-i-dan-iaudio-book-i-untuk-penyandang-disabilitas di unduh tanggal 24 mei 2016.

Universitas Sumatera Utara

9

Keputusan yang di ambil atas kasus tersebut adalah, Hakim Menolak
permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : INDRA SJURIAH tersebut, menghukum
Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini
sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah). Demikianlah diputuskan dalam rapat
permusyawaratan Majelis Hakim pada Mahkamah Agung, pada hari Kamis, tanggal
31 Januari 2013, oleh I Made Tara, Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua
Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Djafni Djamal dan Takdir Rahmadi,
Hakim Agung masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh
Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Barita Sinaga.13
Sesuai dengan tujuan dari perlindungan hukum hak cipta yaitu untuk
mencegah terjadinya suatu peristiwa hukum yang merugikan pencipta. 14
Penelitian ini dilatar belakangi karena banyaknya kasus mengenai
pelanggaran hak cipta yang merugikan pencipta dikarenakan adanya perbanyakan dan
pengumuman hak cipta tanpa izin pencipta dan pemegang hak cipta. Dengan
demikian Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta adalah
melindungi karya-karya cipta tersebut terhadap pelanggaran hak cipta yaitu
perbanyakan dan pengumuman hak cipta tanpa izin pencipta dan pemegang hak cipta.

13

PUTUSAN No. 444 K/Pdt.Sus/2012
Mieke Komar Kantaatmadja dan Ahmad M, Ramli, Perlindungan Atas Hak Kekayaan
Intelektual Masa Kini dan tantangan meghadapi era globalisasi abad 21, Bandung: Alumni, 2008,
hal. 40.
14

Universitas Sumatera Utara

10

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bermaksud melakukan analisa
tentang aturan Hak Cipta Atas Buku Elektronik Tentang UUHC 2014.
B. Rumusan Masalah
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikaji tentang berbagai pokok
permasalahan yaitu :
1. Bagaimanakah perlindungan Hukum Buku elektronik Sebagai Karya Cipta
Menurut Undang-Undang Hak Cipta No.28 Tahun 2014 dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2016 Tentang Perubahan Undang
Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Teknologi?
2. Bagaimanakah perlindungan hukum yang diberikan dalam perjanjian lisensi
dalam buku elektronik (E-Book)?
3. Bagaimana perlindungan hukum Hak Cipta atas buku elektronik (E-Book) bila
di bajak di Luar Negeri menurut Konvensi Internasional?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan thesis ini adalah :
1. Untuk mengetahui perlindungan Hukum Buku elektronik Sebagai Karya Cipta
Menurut Undang-Undang Hak Cipta No.28 Tahun 2014 dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2016 Tentang Perubahan Undang
Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Teknologi.
4. Untuk mengetahui perlindungan hukum yang diberikan dalam perjanjian
lisensi dalam buku elektronik (E-Book)?

Universitas Sumatera Utara

11

2. Untuk mengetahui perlindungan hukum Hak Cipta atas buku elektronik (EBook) bila di bajak di Luar Negeri menurut Konvensi Internasional.
D. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara
teoritis maupun secara praktis.
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini memberikan sumbang saran dalam khasanah ilmu
pengetahuan hukum, khususnya di bidang perlindungan hukum terhadap hak
kekayaan intelektual pada buku elektronik.
b. Memberi masukan-masukan kepada masyarakat yang ingin mengetahui
tentang perlindungan hukum atas hak kekayaan intelektual pada buku
elektronik.
2. Secara Praktis
a. Bermanfaat kepada masyarakat umum khususnya kepada pencipta dan
masyarakat agar mendapatkan keterangan tentang hak kekayaan intelektual
pada buku elektronik.
b. Mengungkapkan berbagai permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan serta alternative solusi permasalahan tersebut.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan sebelumnya pada
perpustakaan Sekolah Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Universitas Sumatera

Universitas Sumatera Utara

12

Utara di Medan, penelitian tentang Hak Cipta Buku Elektronik (E-Book) Ditinjau
Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta” merupakan hal
yang baru, belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian
penelitian

ini

adalah

asli,

dan

secara

akademis

penelitian

ini

dapat

dipertanggungjawabkan keasliannya dan kalaupun ada lokasinya berbeda maka
keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Dan juga
terbuka untuk kritikan-kritikan yang sifatnya membangun sehubungan dengan topik
dan permasalahan dalam penelitian ini.
Namun penelitian yang berkaitan tentang Hak Cipta Buku Elektronik (EBook) Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
memang sudah ada yang meneliti atau membahas, namun secara substansi pokok
permasalahan yang dibahas berbeda dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang
berkaitan dengan Hak Cipta Buku Elektronik (E-Book) Ditinjau Dari Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang pernah dilakukan sekaligus
menjadikan literatur tersebut sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini, adalah:
Penegakan Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Perdagangan Melalui
Media Elektronik, oleh: Rizka Syafriana (NIM. 087011094)
a) Bagaimanakah kesepakatan antara pelaku usaha dan konsumen dalam
perdagangan melalui media elektronik ?
b) Bagaimanakah tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen dalam
perdagangan elektronik?

Universitas Sumatera Utara

13

c) Bagaimanakah penegakan hukum perlindungan konsumen dalam perdagangan
elektronik?
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1.

Kerangka Teori
Teori adalah untuk menerangkan dan mejelaskan gejala spesifik untuk proses

tertentu terjadi,15 Dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada faktafakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya.16
Menetapkan landasan teori pada waktu diadakan penelitian ini tidak salah
arah. Sebelumnya diambi rumusan landasan teori seperti yang dikemukakan M. Solly
Lubis, yang menyebutkan :
“Bahwa landasan teori adalah suatu kerangka pemikiran atau butir-butir
pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan yang
dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin disetujui
ataupun tidak disetujui yang dijadikan masukan dallam membuat kerangka
berpikir dalam penulisan”17
Menurut Satjipto Raharjo, ”Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan
cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka
kepentingannya tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur,
dalam arti, ditentukan keluasan dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah
yang disebut hak. Tetapi tidak di setiap kekuasaan dalam masyarakat bisa disebut

15

J.J.J M. Wuisman dengan penyunting M. Hisman. “Penelitian ilmu-ilmu Sosial”, Jilid 1
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal. 203
16
Ibid, hal. 216
17
M. Solly Lubis, “Filsafat Ilmu Dan Penelitian”, Mandar Madju Bandung, 1994, hal. 80

Universitas Sumatera Utara

14

sebagai hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu yang menjadi alasan melekatnya
hak itu pada seseorang.18
Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk
melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak
sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman
sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.19
Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi
individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang
menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam
pergaulan hidup antar sesama manusia.20
Perlindungan hukum merupakan suatu hal yang melindungi subyek-subyek
hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan
pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:21
a. Perlindungan Hukum Preventif
Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah
sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundangundangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta

18

Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-V 2000). hal. 53.
Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta; Magister Ilmu Hukum Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004) hal. 3.
20
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta;
magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003), hal. 14.
21
Ibid, hal.20
19

Universitas Sumatera Utara

15

memberikan rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan sutu
kewajiban.
b. Perlindungan Hukum Represif.
Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi
seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah
terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.
Dalam penelitian ini perlindungan hukum dapat diartikan sebagai suatu
perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum “Buku Elektronik (E-Book)
untuk memberikan kejelasan hukum hubungan antara hasil

karya cipta dengan

pencipta atau pemegang hak cipta atau orang yang menggunakan ciptaan, adanya
kejelasan hukum akan memberikan kemudahan pada penegakan hukum.
2.

Konsepsi
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Karena konsep adalah

sebagai penghubung yang menerangkan sesuatu yang sebelumnya hanya baru ada
dalam pikiran. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia
teori dan observasi, antara abstraksi dan realitas.
Dengan demikian konsepsi dapat diartikan pula sebagai sarana untuk
mengetahui gambaran umum pokok penelitian yang akan dibahas sebelum memulai
penelitian masalah yang akan diteliti. Konsep diartikan pula sebagai kata yang
menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal khusus yang disebut
definisi operasional.22

22

Sumadi Surya Brata, Meteodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 28

Universitas Sumatera Utara

16

Dalam penelitian ini, ada beberapa konsep dasar dalam rangka menyamakan
persepsi untuk dapat menjawab permasalahan penelitian, antara lain:
a. Buku Elektronik (E-Book) adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada
umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar,
maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud
teks atau gambar.23
b. Undang-Undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama presiden. 24
c. Hak Cipta adalah hak privat. Hak keperdataan yang melekat pada diri si
pencipta. Pencipta boleh pribadi, kelompok irang, badan hukum publik atau
badan hukum privat.25
d. Perlindungan adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia
yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada
masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh
hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya
hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan
rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai
ancaman dari pihak manapun.26

23

https://id.wikipedia.org/wiki/Buku_elektronik, diakses tanggal 19 Desember 2016
Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
25
OK. Saidin, Op.Cit., 2015, hal 191
24

26

Satjipto Rahardjo, 2003, Sisi-Sisi Lain Dari Hukum Di Indonesia, Kompas, Jakarta, hal. 121.

Universitas Sumatera Utara

17

G. Metode Penelitian
1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

normatif, dimana penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah
untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dipandang dari sisi
normatifnya.27
Penelitian hukum normatif yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
penelitian yuridis normatif, yakni dengan melakukan analisis terhadap permasalahan
pendekatan yuridis normatif, yakni dengan melakukan analisis terhadap asas-asas
hukum yang mengacu pada norma-norma atau kaidah-kaidah posotif yang berlaku.
Penelitian hukum pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan
pada metode sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari
satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya.28
2.

Sifat dan Pendekatan
Jenis penelitian ini termasuk kategori pendekatan penelitian bersifat analisis

deskriptif yaitu dengan menggambarkan keadaan atau suatu fenomena yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.29 Penelitian deskriptif ini
dimulai dengan pengumpulan data yang berhubungan dengan pembahasan di atas,
lalu

menyusun,
27

mengklasifikasi

dan

mengalisisnya

serta

kemudia

Odhebora. Wordpress.com/2011/05/17/hak-kekayaan-intelektual/diakses tanggal 16 april

2016
28

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Surabaya: Bayu Media
Publishing, 2005, hal. 46
29
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa, hal. 36

Universitas Sumatera Utara

18

menginterprestasikan datan sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang
fenomena yang diteliti.
Pendekatannya bersifat yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan
dengan mengumpulkan data sekunder30 berupa perundang-undangan dan bahan yang
relevan dengan permasalahan dalam thesis ini.
3.

Sumber Data
Jenis dan penelitian ini adlah data sekunder yang bersumber dari :
a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum berupa peraturan perundangundangan yang berkaitan berupa Undang-Undang Dasar 1945, UndangUndang Nomoor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Undang-Undang, UU
Nomor 14 tahun 2001 tentang paten, UU nomor 15 tahun 2001 tentang merek.
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan
hukum primer berupa buku-buku yang berhubungan dengan objek yang
diteliti.
c. Bahan hukum tertier, yakni yang memberikan informasi lebih lanjut mengenai
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum.

4.

Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh suatau kebenaran ilmiah dalam penulisan thesis, maka

digunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan (library
research) yaitu penelitian yang dilaksanakan melalui tinjauan kepustakaan atau data
sekunder yang meliputi bahan hukum primer untuk memperoleh informasi dan data
30

Ibid, hal. 37

Universitas Sumatera Utara

19

yand dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian dan analisa terhadap masalah
yang akan dibahas di penelitian ini. Adapun data-data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain berasal dari buku-buku, makalah ilmiah, majalah, internet,
peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan
materi yang dibahas dalam thesis ini.31
5.

Analisis data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisa dengan menggunakan

metode kualitatif dengan yang pada hakikatnya menekankan pada metode deduktif
sebagai pegangan utama yaitu penelitian dilakukan dengan menganalisis terhadap
data-data dan studi kasus. Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua data yang dikumpulkan. Metode kualitatif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan
menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari suatu penelitian
yang dilakukan dengan cara menjelaskan dengan kalimat sendiri dari data yang ada
baik primer, sekunder maupun tertier, sehingga menghasilkan klasifikasi yang sesuai
dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, untuk memperoleh jawaban
yang jelas atas permasalahan dan tujuan penelitian. Selanjutnya, ditarik kesimpulan
dengan metode deduktif, yakni berfikir dari hal yang umum menuju kepada hal yang
khusus atau spesifik dengan menggunakan perangkat normatif sebagai jawaban yang
benar dalam pembahasan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini.

31

Soejano Soekanto, Op.cit, h..24

Universitas Sumatera Utara