T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Perencanaan Karir Melalui Media Film Dokumenter pada Anak Didik Persatuan Sepak Bola Anak Sinoman Salatiga (SFC) T1 BAB II

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1

Perencanaan Karir

2.1.1 Teori Perencanaan Karir
Williamson (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) menguraikan
sejarah perkembangan bimbingan jabatan dan proses lahirnya konseling
jabatan

yang berpegang pada teori

Trait-Factor .

Frank Parsons

menunjukkan tiga langkah yang harus diikuti dalam memilih suatu
pekerjaan yang sesuai yaitu : (1) pemahaman diri yang jelas mengenai
kemampuan otak, bakat, minat, berbagai kelebihan dan kelemahan serta

ciri-ciri lainnya. (2) pengetahuan tentang keseluruhan tentang persyaratan
yang harus dipenuhi sepaya dapat mencapai sukses dalam berbagai
pekerjaan, serta tentang balas kerja dan kesempatan untuk maju dalam
berbagai bidang pekerjaan. (3) berfikir secara rasional mengenai hubungan
antara kedua kelompok fakta di atas. Jadi, langkah yang pertama
menggunakan analisis diri, langkah kedua memanfaatkan informasi jabatan
(vocational information), langkah yang ketiga menerapkan kemampuan
untuk berfikir rasional guna menemukan kecocokan antara ciri-ciri
kepribadian yang memiliki relevansi terhadap kesuksesan atau kegagalan
dalam suatu pekerjaan atau jabatan dengan tuntutan kualifikasi dan
kesempatan yang terkandung dalam suatu pekerjaan atau jabatan.

10

Williamson (dalam Winkel dan Hastuti, 2006) merumuskan pula
sejumlah asumsi yang mendasari Trait-Factor Counseling : (a) setiap
individu memiliki sejumlah kemampuan dan potensi, seperti taraf
intelegensi umum, bakat khusus, taraf kretifitas, wujud minat serta
keterampilan yang bersama-sama membentuk suatu pola yang khas untuk
individu itu. Kemampuan dan variasi potensi itu merupakan ciri-ciri

kepribadian (traits), yang telah agak stabil sesudah masa remaja lewat dan
dapat diidentifikasikan melalui tes-tes psikologis. Data hasil testing
memberikan gambaran deskriptif tentang individualitas seseorang yang
lebih dapat diandalkan daripada intropeksi atau refleksi terhadap diri
sendiri. (b) pola kemampuan dan potensi yang tampak pada seseorang
menunjukkan

hubungan

yang

berlainan

dengan

kemampuan

dan

ketrampilan yang dituntut pada sorang pekerja di berbagai bidang

pekerjaan. Juga wujud minat yang dimiliki seseorang menunjukkan
hubungan yang berlain-lainan denagn pola minat yang ditemukan pada
orang berkarir diberbagai bidang pekerjaan. Dengan demikian dibutuhkan
informasi

pekerjaan

(vocatianal

information),

yang

tidak

hanya

mendeskripsikan tugas-tugas yang dilakukan, tetapi menggambarkan pula
pola kualifikasi dalam kepribadian pekerja, yang harus dipenuhi supaya
mencapai sukses dalam suatu bidang pekerjaan. (c) sesuai dengan pola

berfikir pada butir b, kurikulum suatu program studi menurut sejumlah
kualifikasi tertentu. Siswa akan belajar lebih mudah dan dengan hasil yang
lebih memuaskan, kalau pola kemampuan dan minatnya sesuai dengan pola

11

kualifikasi tertentu yang dituntut dari seseorang (maha) siswa yang
mengikuti program studi tertentu. Dengan demikian informasi pendidikan
(educatian information) yang dibutuhkan bukan hanya mendeskripsikan isi
dari suatu program studi, tetapi juga menggambarkan pola kualifikasi
(human capacities) yang dituntut. (d) setiap individu mampu, derkeinginan
dan berkecenderungan untuk mengenal diri sendiri serta memanfaatkan
pemahaman diri itu dengan berfikir baik-baik, sehingga dia akan
menggunakan keseluruhan kemampuannya semaksimal mungkin dan
dengan demikian mengatur kehidupannya sendiri secara memuaskan.
Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan bahwa, tujuan dari
perencanaan karir

ini adalah supaya siswa menempatkan diri dalam


program studi akademik dan lingkup non akademik, yang menunjang
perkembangannya dan semakin merealisasikan rencana masa depannya,
atau melibatkan diri dalam lingkup suatu jabatan yang diharapkan cocok
baginya dan memberikan kepuasan kepadanya. Jika kegiatan layanan
penempatan jauh lebih kompleks dan mencakup unsur-unsur (1)
perencanaan masa depan, (2) pengambilan keputusan, (3) pemasukan
kesalah

satu

ekstrakulikuler,

jalur

akademik

program

maupun


persiapan

non

jabatan,

akademik,
(4)

program

pemantapan,

(5)

pengumpulan data.
Semua aspek tersebut mencakup satu hal yaitu penempatan
(placement) yang merupakan salah satu komponen bimbingan. Ragam
bimbingan karir adalah suatu saluran realisasi komponen bimbingan ini dan


12

sesuai dengan perluasan bimbingan karir mencakup semua aspek
perkembangan jabatan. Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan bahwa
penempatan adalah saling keterkaitan antara perencanaan jalur pendidikan
(formal dan non formal), perkembangan pribadi, pilihan jabatan dan gaya
hidup.
2.1.2 Jenis Perencanaan Karir
Menurut Winkel & Hastuti (2006) perencanaan yang matang
menurut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam
jangka panjang (long range goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai
dalam jangka pendek (short rang goal). Secara idea, tujuan yang terakhir
ini menjadi tujuan intermediary yang semakin mendekatkan siswa kepada
tujuan jangka panjang. Gaya hidup (life style) yang ingin dicapai temasuk
tujuan jangka panjang misalanya, nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin
direalisasikan dalam hidup. Sertifikat, ijasah, dan kemampuan yang
dipersiapkan untuk memegang suatu rencana pekerjaan dimasa depan,
termasuk tujuan dalam jangka pendek.
Winkel
paerencanaan


&
karir

Hastuti
diamsa

(2006)
depan

mengemukakan
adalah

untuk

kegunaan

dari

meminimalkan


kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih alternatialternatif yang ada. Seandainya siswa hanya memikirkan tujuan jangka
pendek saja, tanpa jelas menghubungkan dengan suatu tujuan jangka
panjang (karir dimasa depan) terdapat kemungkinan bahwa suatu tujuan
jangka pendek yang telah dicapai tenyata tidak salaras dengan tujuan

13

jangka panjang. Kematangan perencanaan karir untuk jangka panjang juga
tergantung dari corak pendidikan yang diterima dari dalam keluarga.
Winkel & Hastuti (2006) menyatakan hasil dari perencanaan ialah
suatu keputusan yang dipilih secara sadar, bisanya dari antara jumlah
tingkat pertama, lain juga disekolah lanjut tingkat atas dan lain pula
dijenjang perguruan tinggi dan pendidikan non formal. Namun
kebanyakan pilihan itu menyangkut tujuan jangka pendek, yang
merupakan tujuan penunjang dari tujuan jangka panjang. Setelah membuat
keputusan siswa mendaftarkan diri untuk diterima dalam suatu program
akademik, suatu pendidikan latihan prajabatan atau suatu program
ekstrakulikuler. Siswa tersebut diterima atau tidak dalam program yang
dipilih , bukan keputusan siswa tersebut melainkan keputusan dari instansi

atau pejabat yang berwenang. Keputusan ini akan semakin dimdahkan bila
instansi yakin bahwa pilihan siswa telah berfikir secara matang dan
merupakan suatu hasil perencanaan, bukan sekedar langkah yang
mengawang-awang atau hanya mancoba saja.

2.1.3 Panduan Operasional Pelaksanaan
Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan
di sekolah yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata
pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan khusus
yang lebih bersifat psikopedagogik, yakni melalui bimbingan dan
konseling. Berbagai aktivitas bimbingan dan konseling dapat diupayakan
untuk

mengembangkan potensi dan kompetensi hidup peserta

14

didik/konseli yang efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik,
terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul
mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.

Dalam implementasi Kurikulum 2013 terdapat muatan peminatan yang
merupakan bagian dari struktur kurikulum pada satuan pendidikan.
Muatan peminatan meliputi peminatan akademik, kejuruan, dan muatan
pilihan lintas minat/pendalaman minat. Peminatan peserta didik/konseli
merupakan suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh
peserta didik/konseli yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan
peluang yang ada.
Dalam konteks tersebut bimbingan dan konseling membantu
peserta

didik/konseli

untuk

memahami,

menerima,

mengarahkan,

mengambil keputusan, dan merealisasikan
keputusan dirinya secara bertanggungjawab. Di samping itu, bimbingan
dan konseling membantu peserta didik/konseli dalam memilih, meraih dan
mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan
sejahtera lahir batin.
Dalam mewujudkan maksud di atas, pada satuan pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMA)

diupayakan memfasilitasinya

melalui tiga komponen pendidikan, yaitu: (1) Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan.
2 kepemimpinan yang melaksanakan manajemen pendidikan secara
proaktif dan fasilitatif, terutama diselenggarakan oleh Kepala Sekolah

15

beserta staff; (2) pembelajaran yang mendidik yang diselenggarakan oleh
guru mata pelajaran/bidang studi; dan (3) bimbingan dan konseling yang
memandirikan yang diselenggarakan guru bimbingan dan konseling atau
konselor. Ini berarti bimbingan dan konseling merupakan bagian integral
dari program pendidikan di SMA.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor bekerja dalam tim
bersama guru mata pelajaran, ketua atau koordinator kelompok guru
(normatif, adaptif, keahlian/produktif), kepala sekolah, dunia usaha dan
industri, orangtua, dan masyarakat untuk menciptakaan kondisi belajar
yang kondusif, yang akan membantu semua peserta didik/konseli
mencapai perkembangan optimal dan berhasil dalam kehidupan masa
depannya. Saat ini, peserta didik/konseli berhadapan dengan tantangantantangan

yang unik

dan

bervariasi,

yang berdampak terhadap

perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir mereka. Untuk membantu
peserta didik/konseli menjadi generasi yang siap menghadapi kondisi
tersebut dibutuhkan dukungan berbagai pihak secara sinergis, termasuk di
dalamnya guru bimbingan dan konseling atau konselor. Setiap peserta
didik/konseli di SMA harus terpenuhi berbagai kebutuhannya, sejalan
dengan perkembangan dan tantangan yang pesat dalam menjalani
kehidupannya.
Masa bersekolah di SMA merupakan waktu yang terbaik bagi
peserta didik/konseli untuk mengembangkan jatidiri (identitas) sebagai
pribadi yang unik dan efektif, pembelajar sepanjang hayat, insan yang

16

produktif, dan manusia yang hidup harmonis dalam keragaman.
Pengembangan jatidiri tersebut dapat diupayakan dalam program
bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan dan konseling
pribadi, belajar, karir, dan sosial. Program bimbingan dan konseling
memberikan layanan yang terintegrasi dengan program pengembangan
semua aspek hidup peserta didik/konseli di sekolah. Bimbingan dan
konseling di SMA diupayakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bidang
pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan aktivitas esensial dalam
menghadapi rintangan dalam mencapai prestasi sesuai potensi masingmasing peserta didik/konseli. Oleh karena itu, panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling Sekolah

Menengah

Kejuruan. 3 pemenuhan kebutuhan pribadi, sosial, belajar, dan karir
merupakan

kunci

keberhasilan

bagi

keberhasilan

hidup

peserta

didik/konseli selanjutnya. Kebutuhan kehidupan saat ini menghendaki
adanya peranan layanan bimbingan dan konseling yang komprehensif pada
satuan pendidikan SMA, mengingat kompleksitas dan keragaman program
pendidikannya. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik/konseli
SMA, kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling semakin
mendesak.
Ekspektasi kinerja guru bimbingan dan konseling atau konselor di SMA
berbeda dengan guru bimbingan dan konseling atau konselor di satuan
pendidikan sekolah menengah lainnya. Dengan kata lain, guru bimbingan
dan konseling atau konselor juga perlu berperan-serta secara produktif di

17

SMA. Penyiapan panduan penyelengggaraan bimbingan dan konseling di
SMA merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, sejak
awal satuan pendidikan memiliki arah yang jelas yang akan diikuti oleh
setiap penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di SMA.
Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan efektif mengintegrasikan
tiga komponen sistem pendidikan yang meliputi komponen manajemen
dan kepemimpinan, komponen pembelajaran yang mendidik, serta
komponen bimbingan dan konseling yang memandirikan. Ketiga
komponen tersebut memiliki wilayah garapan sendiri-sendiri yang saling
melengkapi dalam upaya tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Kejelasan wilayah garapan antara guru mata pelajaran dengan guru
bimbingan dan konseling atau konselor dapat dilihat pada tabel 1 berikut
ini.
Tabel 2.1.
Keunikan dan Keterkaitan Pelayanan Guru Mata Pelajaran dengan
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
NO DIMENSI
1

Wilayah Gerak

2

Tujuan Umum

3

Konteks Tugas

a. Fokus
kegiatan

Guru Mata Pelajaran
Jenjang pendidikan dasar
dan pendidikan
menengah
Pencapaian tujuan
pendidikan nasional
Pembelajaran yang
mendidik melalui mata
pelajaran dengan skenario
guru
Pengembangan
kemampuan penguasaan
bidang studi dan

18

Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor
Jenjang pendidikan dasar
dan pendidikan menengah
Pencapaian tujuan
pendidikan nasional
Pelayanan yang
memandirikan dengan
skenario konseli dan
konselor.
Pengembangan potensi diri
bidang pribadi, sosial,
belajar, karir, dan masalah-

masalah-masalahnya.

4

5

b. Hubungan
Alih tangan (referal)
kerja
Target Intervensi
Minim
a. Individual
b. Kelompok
Pilihan strategis
c. Klasikal
Utama
Ekspektasi Kinerja

masalahnya.
Alih tangan (referal)
Utama
Pilihan strategis
Minim

- Kemandirian dalam
kehidupan
1) Pencapaian Standar
- Lebih bersifat kualitatif
2) Kompetensi Lulusan
a. Ukuran
yang unsur
3) Lebih bersifat
keberhasilan
- unsurnya saling terkait
kuantitatif
(ipsatif)
Pengenalan diri dan
lingkungan oleh konseli
Pemanfaatan dampak
dalam rangka pengatasan
pembelajaran dan
b. Pendekatan
masalah pribadi, sosial,
dampak penyerta melalui
umum
belajar, dan karir. Skenario
pembelajaran yang
tindakan merupakan hasil
mendidik.
transaksi yang merupakan
keputusan konseli.
Kebutuhan belajar
Kebutuhan pengembangan
c. Perencanaan
ditetapkan terlebih dahulu diri ditetapkan dalam proses
tindakan
untuk ditawarkan kepada transaksional oleh konseli
intervensi
peserta didik/konseli.
difasilitasi oleh konselor
Penyesuaian proses
Penyesuaian proses
d. Pelaksanaan
berdasarkan respons
berdasarkan respons unik
tindakan
ideosinkratik peserta
konseli dalam transaksi
intervensi
didik/konseli yang lebih
makna yang lebih lentur dan
terstruktur.
terbuka.
Sumber: Disain Induk Pengelenggaraan Bimbingan dan Konseling (2016).

2.1.4

Teori Perkembangan Karir Donald Super
Donald Super (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) mencanangkan
sutu pendangan tentang perkembangan karir yang berlingkup luas, karena
perkembangan karir siswa itu mencakup beberapa faktor. Faktor tersebut

19

sebagian terdapat pada diri individu sendiri dan sebagian terdapat dari
lingkungan hidupnya, yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan
bersama-sama membentuk proses perkembangan karir seseorang.
Perencanaan karir merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor
pada individu seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian serta kemampuan
intelektualdan banyak faktor dari luar individu., seperti taraf kehidupan
sosial ekonomi keluarga, variasi tuntutan dan lingkungan kebudayaan dan
kesempatan/kelonggaran yang muncul. Akan tetapi, faktor yang paling
terpenting adalah dariindividu sendiri. Unsur dasar dalam pandangan
Donald Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan
pekerjaan yang akan dilakukan (perencaan karir) dan jabatan yang akan
dilakukan. Gambaran diri menumbuhkan dorongan internal yang
mengarahkan

seseorang

kepada

suatu

bidang

pekerjaan

yang

memungkinkan untuk mencapai kepuasan atau sukses. Dengan demikian,
individu mewujudkan diri dalam gambaran suatu bidang pekerjaan yang
paling memungkinkan untuk mengekprsikan dirinya sendiri, misal
seseorang siswa memandang diringa sebagai orang yang berkemampuan
tinggi dan rela mengorbankan dirinya, serta dibesarkan dalam keluarga
yang telah mencetak beberapa dokter, akhirnya membentuk gambaran diri
yang membenyangkan dirinya sendiri sebagai dokter yang ulung dan ulet.
Donal Super membagi tahap perkembangan karir menjadi lima,
tahapan perkembangan karir dibagi berdasarkan usia seseorang yaitu dari
seseorang lahir sampai dengan masa pensiunnya. Berikut ini adalah proses

20

perkembangan karir Donald Super dibagi menjadi lima tahap (Winkel &
Sri Hastuti, 2006) yaiyu :
1) Pertumbuhan (Growth), yaitu dari saat lahir sampai umur kurang lebih
15 tahun, dimana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan
khas, sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam
struktur gambaran diri.
2) Fase Eksplorasi (Exploration) dari umur 15 tahun sampai dengan umur
24 tahun, dimana seseorang memikirkan berbagai alternatif karir tetapi
belum mengambil keputusan yang mengikat.
3) Fase pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai dengan 44
tahun, dimana seseorang berusaha untuk memantapkan diri melalui
seluk beluk pengalaman yang telah diperoleh.
4) Fase pembinaan (Maintenance) dari umur 45 sampai 64 tahun, dimana
seseorang sudah dewasa menyesuwaikan diri dalam bentuk
penghayatan jabatannya.
5) Fase kemunduran (Decline) bila seseorang memasuki masa pensiun
dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan
jabatannya.
Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikapsikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu karir yang
tampak dalam tugas-tugas perkembangan karir. Pada masa tertentu dalam
hidupnya individu dihadapkan pada tugas perkembangan karir tertentu.
Perencanaan karir garis besar masa depan (crystalization) 14-18 tahun
yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi
kehudupannya. Penentu (specification) antara tahun 18-24 tahun, yang
bercirikan mengarah diri kepada bidang pekerjaan tertentu dan
menemuinya. Pemantapan (estabilishment) antara umur 24-35 tahun, yang
bercirikan mampu memegang suatu pekerjaan tertentu. Pengakaran
(consilidation) sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun, yang
bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas.

21

Donald

Super

dalam

(Winkel

&

Sri

Hastuti,

2006)

mengembangkan konsep kematangan vokasional (career, maturity,
vocational maturity) yang menunjukkan pada keberhasilan seseorang

menyelesaikan tugas perkembangannnya. Indikasi yang relevan dalam
kematangan vokasional adalah :
1) Kemampuan membuat rencana
2) Kerelaan memikul tanggung jawab
3) Serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang
dipertimbangkan dalam membuat suatu perencanaan.
Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan
karir dan konseling karir yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang
gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pengangan bagi
seorang tenaga pendiri bila meracangkan pendidikan karir dan bimbingan
karir, yang membawa siswa kepemahaman diri dan pengolahan informasi
tentang dunia kerja, selaras dengan tahap perkembangan karir tertentu.
Dengan demikian program pendidikan karir di SD, SMP, dan SMA harus
bertujuan secara berangsur-angsur mengangkat siswa kepemahaman diri
dan pengolahan informasi yang lebih tinggi dan matang.

2.1.5

Aspek-aspek Perencanaan Karir
Kunci bagi perencanaan yang matang dan keputusan yang
bijaksana terletak pada pengolahan informasi tentang diri dan pemahaman
tentang lingkungan hidupnya. Dengan kata lain siswa memiliki gambaran
tentang informasi yang relevan dan menafsirkan makna bagi dirinya

22

sendiri dan membuat pilihan-piliahan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Oleh karena itu kanselor harus membantu siswa dalam memperoleh
informasi yang relevan dan memberikan informasi kepada siswa baik
melalui kegiatan bimbingan karir dalam bentuk kelompok maupun
individual.
Donald Super (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2006) mengemukakan
beberapa faktor yang diperlukan dalam membuat perancanaan karir siswa :
a) Informasi tentang diri sendiri yaitu meliputi data tentang : (1)
kemampuan intelektual, (2) bakat khusus dibidang studi akademik, (3)
minat-minat baik yang besifat luas maupun lebih khusus, (4) hasil
belajar dari berbagai bidang studi inti, (5) sifat-sifat kepribadian yang
mempunyai relefansi terhadap suatu program studi akademik, suatu
program latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani
berbicara dan bbertindak, kooperatif, sopan dan dapat diandalakan,
bijaksana, rajin, berpotensi, rapi tekun, toleran, tahan dalam situasi
yang penuh ketegangan, terbuka, jujur, dan berwatak baik, (6)
perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan mengatur arus
pikiran sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan, kemampuan
menguraikan secara lisan dan tertulis, kemampuan mengatur dirinya
sendiri, memampuan memahami dan berbicara asing dan kemampuan
menghadap orang lain, (7) nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa
depan, (8) bekal berupa keterampilan khusus yang dimiliki dalam
bidang administrasi/tata usaha, kesenian, olahraga, mekanik, serta
koordinasi motorik, yang senuanya sangat relefan bagi program
perencanaan karir yang diinginkan, (9) kesehatan fisik serta mental,
(10) kematangan vokasional.
b) Data tentang keadaan keluarga dekat juga dimasukan dalam lingkup
informasi tentang gambaran diri sendiri yang sebenarnya termasuk
data sosial. Namun, keadaan keluarga sebagai lingkungan hidup yang
palng bermakna bagi individu yang sehari-hari bersama keluarga ikut
berpengarug besar terhadap pembentukan gambaran diri. Keadaan
keluarga dekat ini meliputi tentang : (1) posisi anak dalam keluarga,
(2) pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laiki-laki dan
perempuan, (3) harapan keluarga untuk masa depan anak, (4) taraf
sosial ekonomi kehiduapan keluarga, (5) gaya hidup dan suasana
keluarga, (6) taraf pendidikan orang tua, (7) sumber konflik orang tua
dan anak, (8) status perkawinan, (9) siapa yang tinggal dirumah selain
orang tua sendiri dan kakak adik.

23

Konsep diri merupakan benang merah dalam menciptakan satu
kesatuan yang terpadu dan seluruh proses perkembangan karir,
termasuk perencanaan karir dan pengambilan keputusan. Penilaian
siswa terhadap diri sendiri tentang kemampuan intelektual, bakat
khusus dibidang studi akademik dan berbagai keterampilan khusus
mempunyai relevansi terhadap perencanaan karir siswa, karena jika
siswa telah menilai gambaran tentang dirinya sendiri maka siswa
cenderung berperilaku sesuai dengan persepsinya.
c) Informasi tentang lingkunya hidup yang relevansi bagi perencanaan
karir, khususnya informasi pendidikan (education information) dan
informasi jabatan (vocational information), yang bersama-sama
dikenal dengan informasi karir (career information). Pemberian
informasi ini bertujuan agar siswa mempunyai pemehaman tentang
jenis-jenis pekerjaan yang ada didalam masyarakat, mengenai
informasi-informasi jenis-jenis pendidikan kelanjutan studi dan
mengenai prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat
dimasa depan.
Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada
teori trait-factor konseling oleh Donald Super (dalam Winkel & Sri
Hastuti, 2006) yang didalamnya terdapat aspek-aspek perencanaan karir
yang semuanya mendukung didalam penelitian penulis.
2.1.6

Langkah-langkah Dalam Perencanaan Karir
Konselor dalam membantu siswa membuat perencanaan karir
siswa tidaklah mudah, karena konselor harus mempertimbangkan beberapa
aspek yang ada didalam diri siswa. Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan
beberapa tantangan konselor dalam membantu perencanaan karir siswa
yaitu :
1) Harus mempertimbangkan taraf vokasional siswa.
2) Harus menghindari bahaya yang terkandung dalam memberikan saran
tentang pilihan yang dibuat, karena sebaiknya mungkin tidak
dimengerti oleh siswa dan hanya mengikuti saran saja.
3) Harus menghindari ramalan yang bersifat dogmatik tentang
kemungkinan konseli akan berhasil atau gagal dalam mengambil suatu
jalur. Setelah siswa mendapat penjelasan tentang makna data yang
tersedia tentang diri sendiri dan tentang lingkungan hidupnya, dia tetap
bebas memilih.

24

4) Harus dihindari memberikan kesan hanya terdapat satu karir yang
cocok bagi konseli dan akan memuaskan baginaya. Maka dapat
dianggap bijaksana jika seorang siswa membuat beberapa alternative
dalam urutan prioritas : pilihan pertama, kedua dan seterusnya.
5) Harus dijaga apabila siswa membuat pilihan hanya atas dasar
keinginan saja. Alternatif yang tersedia selain ditinjau dari sudut
pandang yang diinginkan, juga harus ditinjau dari sudut pandang
apakah dimungkinkan, dan dapat membaa hasil yang diharapkan
seandainya dipilih.
Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada
teori trait-factor konseling oleh Donald Super (dalam Winkel & Sri
Hastuti, 2006) yang didalamnya terdapat langkah-langkah perencanaan
karir yang semuanya mendukung dalam penelitian penulis.
2.2

Film Dokumenter

2.2.1

Pengertian Media BK
Kata media berasal dari bahasa Latin medius, merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar.

Menurut

AECT

(

The

Association

for

Educational

Comunications and Technology, dalam Azhar Arsyadi, 2011) media

adalah sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses
penyaluran pesan. Miarso menyatakan media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Gagne (
dalam Sadiman, dkk 2002 ) menyatakan bahwa media adalah berbagai
jenis kompenen dalam lingkungan siswa dapat merangsangnya untuk
belajar. Briggs (dalam Sadiman dkk, 2003) berpendapat bahwa media
adalah sebagai alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2011)

25

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
adalah peralatan yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang
perkembangan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, kreatifitas dan bahasa
anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar
pada diri anak.
Arti media bagi konselor yang mempunyai tugas spesial yaitu
memberikan layanan bimbingan dan konseling? Pengertian media dalam
bimbingan konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau
pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK, misalnya
konselor ketika melaksanakan konseling individu memerlukan ruang
konseling, media konseling yang bisa berupa media elektronik maupun
non elektronik. Bimbingan dan konseling sebagai suatu proses pemberian
bantuan kepada individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam
layanan. Layanan tersebut saat ini, pada saat jaman semakin berkembang,
tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tapi juga
bisa dengan memanfaatkan media atau teknologi informasi yang ada.
Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada
teori AECT ( The Association for Educational Comunications and
Technology, dalam Azhar Arsyad, 2011) yang di dalamnya terdapat aspek-

aspek tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah

26

satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam
penelitian penulis.
2.2.2. Fungsi Media
Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011) mengemukakan bahwa
pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan & minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar & bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi
pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran &
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan
menarik & terpercaya, memudahkan penafsiran data & memadatkan
informasi.
Media pengajaran, menurut Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad,
2011) dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya,
yaitu:
1.

2.

Memotivasi minat atau tindakan
Untuk memotivasi minat atau tindakan siswa, media pengajaran
dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang
diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau
pendengar untuk bertindak.
Menyajikan informasi
Media pengajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian
informasi dihadapkan sekelompok siswa. Isi dan penyajian bersifat
umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau
pengetahuan latar belakang.

27

3.

Memberi instruksi
Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang
terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau
mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga
pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih
sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar
dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan,
media pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan & memahami kebutuhan perorangan siswa.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada
teori AECT ( The Association for Educational Comunications and
Technology, dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat

fungsi tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah
satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya mendukung dalam
penelitian penulis.

2.2.3. Manfaat Media
Sudjana dan Rival (dalam Azhar Arsyad, 2011) mengemukakan
manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1.
2.

3.

4.

Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pengajaran.
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar
pada setiap jam pelajaran.
Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

28

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada
teori Sudjana dan Rival (dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya
terdapat manfaat tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling
yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya
mendukung dalam penelitian penulis.

Encyclopedia of Education Research (dalam Azhar Arsyad, 2011)
merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
Memperbesar perhatian siswa.
Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh
karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa.
Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui
gambar hidup.
Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain,
dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam
belajar.
Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada

teori Encyclopedia of Education Research (dalam Azhar Arsyadi, 2011)
yang di dalamnya terdapat manfaat tentang media pembelajaran
bimbingan dan konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter
dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

29

2.2.4. Peran Media Elektronik Dalam Bimbingan dan Konseling
Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong
konselor perlu mengembangkan pemahaman, dan penerapannya dalam
perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk
membantu siswa memenuhi kebutuhan yang serupa. Layanan bimbingan
dan konseling menjadi sangat penting karena langsung berhubungan
langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang
pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang
tua/keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana
pengaruhnya dengan pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman,
saudara baik di sekolah dan di rumah. Dan tentu saja dengan prestasinya di
bidang akademik dan non akademik.
Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari tersedianya data yang
akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut
didapatkan dari sistem komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh
masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam
bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT
(Information and Communications Technology) atau dengan kata lain harus
melibatkan teknologi informasi, khususnya teknologi informasi dalam
bimbingan dan konseling. Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada
pengembangan media konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka,
konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai
berikut;

30

1. Konseling melalui telepon
2. Konseling berbantuan komputer
3. Konseling melalui internet
Pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru
BK di sekolah memberikan pelayanan berkaitan pengembangan diri, sesuai
minat dan bakat serta mempertimbangkan tahapan tugas perkembangan
peserta didik dalam lingkup sekolah, mengingat adanya keberagaman
individu (individual deferencies). Melihat kebutuhan diatas maka bimbingan
dan konseling dalam melakukan proses pelayanannya menggunakan
berbagai pelayanan dengan berbagai pertimbangan melihat dari sudut
kebutuhan

konseli.

Mengikuti

perkembangan

zaman

maka

dalam

melakukan pelayanan atau proses konseling bimbingan dan konseling pun
menggunakan sistem teknologi informasi dalam melakukan proses
konseling, agar mempermudah komunikasi.
Tujuan bimbingan dan konseling menggunakan teknologi informasi
kedalam melakukan pelayanannya, yaitu;
1. Easy to use (mudah digunakan)
2. Easy to manage (mudah di atur)
3. Simple (tidak rumit)
4. Dynamic (dinamis)

31

2.2.5. Media Elektronik Dalam Bimbingan dan Konseling
Adapun bentuk-bentuk media elektronik yang dapat di jadikan media
dalam bimbingan dan konseling, yaitu;
1) Surat magnetik (disket ke disket)
Meskipun pelayanan konseling dengan menggunakan fasilitas ini
sudah dianggap sebagai fasilitas komunikasi “ tradisional”, tetapi
fasilitas ini adalah awal mula terciptanya gagasan penggunaan
teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Dalam
penggunaan fasilitas ini, konseli dan konselor saling berkomunikasi
dengan berkirim surat atau berkomunikasi melalui buku catatan yang
bertujuan untuk membantu anak agar lebih dapat mengekspresikan diri
melalui tulisan (bagian dari konseling biblio), meskipun fasilitas ini
pada zamannya tidak begitu populer, namun sering dilakukan oleh
beberapa guru pembimbing atau konselor.
2) Telepon
Kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk
memenuhi kebutuhan para konseli yang menuntut pemberian layanan
bimbingan dan konseling yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh
konseli. Konseling melalui telepon biasanya disebut konseling telepon.
Di bawah ini dikemukakan etika dalam penggunaan teknologi telepon
dalam layanan konseling. Adapun etika pelayanan konseling
menggunakan telepon;
a. Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien
b. Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang
bersahabat
c. Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata
klien apalagi pada tahap awal pembicaraan.
d. Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif tentang
siapapun yang menelepon
e. Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian
f. Memfokuskan pembicaraan guna menefektifkan penggunaan media
komunikasi
g. Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan
hubungan komunikasi selanjutnya
3) Komputer
Proses konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer
Assisted Counseling (CAC) merupakan konseling mandiri, juga disebut
konseling komputer pasif atau biasa juga disebut dengan standalone.
Konseli mencari pemecahan masalah atau kebutuhannya melalui
program interaktif konseling (software) dalam bentuk CD yang
dirancang khusus agar konseli tersebut dapat mengeksplorasi
permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari sejumlah
informasi yang disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan

32

masalah yang ditawarkan. Dalam penggunaan fasilitas ini, konseli
dimungkin untuk tidak perlu bertemu dengan konselor. CAC ini juga
dapat dilakukan secara blended, memperdalam materi-materi yang
terdapat dalam program konseling, dan memilih tindakan selanjutnya.
Kelebihannya:
1) Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik
terhadap berbagai tanggug jawab managerial yang memakan
waktu.
2) Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat
mengungkapkan berbagai kebutuhan khusus siswa
3) Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima
pelajaran karena ia dapat memberikan iklim yang lebih efektif
dengan cara yang lebih individual tidak pernah lupa, tidak pernah
bosan sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang
diinginkan program yang digunakan.
4) Komuter dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan
melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi. hal ini karena
tersedianya animasi grafik warna dan musik dalam komputer
sehingga dapat menambah realisme.
5) Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan
belajara siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
6) Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti
compact disc video tape dan lain-lain
Kekurangannya:
1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin
menurun (murah) namun pengembangan perangkat lunaknya masih
relatif mahal
2) Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan
keterampilan khusus tentang komputer.
3) Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan
program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok
dengan model yang lainnya.

Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada
teori AECT ( The Association for Educational Comunications and
Technology, dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat

media elektronik tentang media pembelajaran bimbingan dan konseling
yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya
mendukung dalam penelitian penulis.

33

2.2.6. Presentasi Multimedia
Mayer (2009) mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi
dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar yang dimaksud
dengan kata disini adalah materinya disajikan dengan verbal form atau
bentuk verbal. Pada awalnya istilah multimedia itu bukan dari komputer
melainkan dari teater. Pertunjukan yang menampilkan lebih dari satu
medium disebut dengan pertunjukan multimedia. Namun dengan seiring
berjalannya waktu, multimedia pun menggunakan komputer untuk
mendapatkan output yang jauh lebih kaya. Manfaat multimedia pun
beragam karena memang multimedia ini sangat bermanfaat. Multimedia
merupakan kombinasi yang terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan
video yang diterima oleh pengguna melalui komputer. Multimedia dapat
diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk
menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio,
animasi dan video
Adapun kelebihan dan kekurangan pada presentasi multimedia ini
menurut Mayer (2009), sebagai berikut :
Kelebihan :
1) Cukup menyampaikan materi satu kali saja. Hal ini karena dalam satu
kali presentasi, peserta didik secara menyeluruh akan mudah
memperhatikan.
2) Bahan materi yang disampaikan bisa digunakan lain waktu. Misal guru
yang mempresentasikan materi bisa mengguakannya untuk di kelas
lain.
3) Lebih menarik. Hal ini karena teknologi dan media yang digunakan
dalam presentasi dapat menyajikan materi secara beragam.

34

4) Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Selain yang presentasi si
peserta didik kepada teman-temannya sehinngga siswa aktif, juga dapat
merangsang diskusi secara aktif antara penyaji dengan audience.
Kelemahan:
1) Sulit diterapkan untuk beberapa siswa. Tidak semua peserta didik
mampu dan berani mempresentasikan di depan dengan baik. Selain itu,
tidak semua peserta didik mampu berdiskusi setelah presentasi
disampaikan.
2) Berpotensi membosankan bagi beberapa siswa. Bagi siswa yang kurang
mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran ini, akan terasa
sangat membosankan.
3) Membutuhkan persiapan lebih. Penyaji harus mempersiapkan secara
lebih untuk menampilkan materi yang baik untuk di sampaikan.
Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada
teori Mayer (dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya terdapat
presentasi multimedia tentang media pembelajaran bimbingan dan
konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya
mendukung dalam penelitian penulis.

2.2.7. Rekaman video
Azhar Arsyad (2011) menyatakan bahwa rekaman video merupakan
gambar- gambar dalam frame, di mana frame demi frame diproyeksikan
melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar
hidup. Video merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat
menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara
alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar
hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,
mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan

35

mempengaruhi sikap. Dalam layanan bimbingan dan konseling, media
rekaman video biasa digunakan untuk kegiatan psikodrama, sosiodrama,
simulasi bimbingan pribadi-sosial, belajar dan karir.

2.2.8. Film
Menurut Marcel Danesi (2010) film adalah teks yang memuat
serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan
tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan menurut Himawan Pratista
(2008) sebuah film terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur naratif dan unsur
sinematik. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film.
Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif dan setiap cerita
pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu,
serta lainnya- lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif
secara keseluruhan. Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu
merupakan elemen-elemen pokok pembentuk suatu narasi. Setiap film
bersifat menarik dan menghibur, serta membuat para audiens berpikir.
Setiap hasil karya yang ada bersifat unik dan menarik sehingga ada banyak
cara yang dapat digunakan dalam suatu film dokumenter untuk
menyampaikan ide-ide tentang dunia nyata.
Manfaat atau kelebihan lain dari media video atau film dalam media
proses pembelajaran menurut Himawan Pratista (2008), di antaranya adalah
1. Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
2. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
3. Mengembangkan imajinasi
4. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih
realistik

36

5. Video memungkinkan siswa untuk mengamati peristiwa yang mungkin
membahayakan ketika dilihat secara lamgsung. Misalnya gerhana
matahari, letusan gunung merapii atau peperangan
Kelemahan dari media video atau film dalam media proses
pembelajaran diantaranya adalah
1. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya untuk menampilkan
gambar dari sebuah video di butuhkan alat pendukung lainnya
2. Memerlukan tenaga listrik
3. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya
4. Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif
melalui telepon/sms)
Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada
teori Marcel Danesi (dalam Azhar Arsyadi, 2011) yang di dalamnya
terdapat aspek-aspek film tentang media pembelajaran bimbingan dan
konseling yang salah satunya meliputi film dokumenter dimana semuanya
mendukung dalam penelitian penulis.

2.2.9 Media berbasis IT
Moh.

Surya

(2006)

mengemukakan bahwa

sejalan dengan

perkembangan teknologi komputer, interaksi antara konselor dengan konseli
tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga
dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet dalam
bentuk

“cybercounseling”.

Layanan

bimbingan

dan

konseling

ini

merupakan salah satu model pelayanan konseling yang inovatif dalam upaya
menunjukkan pelayanan yang praktis dan bisa dilakukan dimana saja

37

asalkan ada koneksi atau terhubung dengan internet. Dari beberapa
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Cybercounseling
adalah salah satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat virtual atau
konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Adapun
beberapa model strategi layanan bimbingan dan konseling dalam bentuk
cybercounseling yaitu:
Film dokumenter berbeda dengan film fiksi, Film yang berisi
rekaman peristiwa ini tentu diambil dari kejadian yang benar-benar terjadi.
Dan yang menarik, sudut pandang yang unik terhadap sebuah fakta
peristiwa dan penyajiannya yang kreatif jadi hal yang menarik untuk
mengindikasi kualitas para sineas dalam membesut karya dokumentrnya.
Teks Non-Fiksi yang menggunakan footage–footage yang aktual, di mana
termasuk di dalamnya perekaman langsung dari peristiwa yang akan
disajikan dan materi-materi riset yang berhubungan dengan peristiwa itu,
misalnya hasil wawancara, statistik, dlsb. Teks-teks seperti ini biasanya
disuguhkan dari sudut pandang tertentu dan memusatkan perhatiannya pada
sebuah isu-isu sosial tertentu yang sangat memungkinkan untuk dapat
menarik perhatian penontonnya (Paul Wells)
Steve Blandford, Barry Keith Grant dan Jim Hillier (The Film
Studies Dictionary) menyatakan, pembuatan film yang subyeknya adalah
masyarakat, peristiwa atau suatu situasi yang benar-benar terjadi di dunia
realita dan di luar dunia sinema. Selain itu, menurut para ahli, kekuatan
film documenter dalam menyakinkan penontonya agar setuju atau

38

setidaknya berpikir terhadap sebuah fakta yang ditampilkan juga menjadi
tanda film
Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film nonfiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan
definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka
merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada
dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film
dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.
2.2.10 Langkah-langkah pembuatan film documenter

Dalam pembuatan film dokumenter ada langkah-langkah dan kiat
bagaimana film dokumenter yang kita produksi akan disenangi oleh
penonton dan tentunya tidak memakan biaya

yang besar saat

memproduksinya. Langkah yang harus kita tempuh dalam membuat film
dokumenter menurut Moh.Surya (2006) sebagai berikut:
1. menentukan ide.
Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi jauh-jauh dan
memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di
sekeliling kita, di pinggir jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa
ini yang menjadi sebuah ide yang menarik dan bagus diproduksi. Jadi
mulailah kita untuk bepfikir supaya peka terhadap kejadian yang
terjadi.
2. menuliskan film statement.
Film statement yaitu penulisan ide yang sudah ke kertas, sebagai
panduan kita dilapangan saat pengambilan Angel. Jadi pada langkah
kedua ini kita harus menyelesaikan skenario film dan memperbanyak
referensi sehingga film yang kita buat telah kita kuasai seluk-beluknya.
3. membuat treatment atau outline.
Outline disebut juga script dalam bahasa teknisnya. Script adalah cerita
rekaan tentang film yang kita buat. script juga suatu gambar kerja
keseluruhan kita dalam memproduksi film, jadi kerja kita akan lebih
terarah.

39

Ada beberapa fungsi script :
 script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan
referensi dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan
script kamu dapat mengkomunikasikan ide film ke seluruh crew
produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif.
 script penting untuk kerja kameramen karena dengan membaca
script kameramen akan menangkap mood peristiwa ataupun
masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya kameramen.
 script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan
membaca script dapat diketahui kebutuhan dan yang kita butuhkan
untuk memproduksi film.
 script juga menjadi guide bagi editor karena dengan script kita bisa
memperlihatkan struktur flim kita yang kita buat. Kelima, dengan
script kita akan tahu siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita
butuhkan sebagai narasumber.
4. mencatat shooting.
Dalam langkah keempat ini ada dua yang harus kita catat yaitu shooting
list dan shooting schedule. Shooting list yaitu catatan yang berisi
perkiraan apa saja gambar yang dibutuhkan untuk flim yang kita buat.
jadi saat merekam kita tidak akan membuang pita kaset dengan gambar
yang tidak bermanfaat untuk film kita. Sedangkan shooting schedule
adalah mencatat atau merencanakan terlebih dahulu jadwal shooting
yang akan kita lakukan dalam pembuatan film.
5. editing script.
Langkah kelima ini sangat penting dalam pembuatan film. Biasa orang
menyebutnya dengan pasca produksi dan ada juga yang bilang film ini
terjadinya di meja editor. Dalam melakukan pengeditan kita harus
menyiapkan tiga hal adalah menbuat transkip wawancara, membuat
logging gambar, dan membuat editing script. Dalam membuat
transkipsi wawancara kita harus menuliskan secara mendetail dan
terperinci data wawancara kita dengan subjek dengan jelas.
Berdasarkan kutipan dari para ahli di atas penulis mengacu pada
teori Moh. Surya yang diadopsi oleh Azhar Arsyadi yang di dalamnya
terdapat langkah-langkah pembuatan film dokumenter tentang media
pembelajaran bimbingan dan konseling yang salah satunya meliputi film
dokumenter dimana semuanya mendukung dalam penelitian penulis.

40

2.2.11 Kelebihan dan kekurangan film documenter
Menurut Moh. Surya (2006), adapun kelebihan dan kekurangan
film dokumenter sebagai berikut :
A) Kelebihan film dokumetnter
1. D

Dokumen yang terkait

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4