MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPO (1)

MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
GEOPOLITIK DI INDONESIA

Disusun oleh:
Kelas: A
Kelompok 7
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama
Yosi Prayoga
Christian Agung Pribadi
Fandy Saputra
Ayub Hendry Yuwono
Bagas Virgantama

Miftahus Salam

NPM
122150046
122150062
122150064
122150073
122150078
122150082

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1


Latar Belakang
Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad

terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah
berbangsa membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di
kenal dengan Negara. Dalam perkembangannya pengertian tidak saja diartikan
sebagai intuisi yang secara minimal meliputi unsur wilayah, rakyat, dan
pemerintah yang berkuasa. Unsur rakyat suatu negara disamping warga negara
juga meliputi bukan warga negara. Agar negara mencapai tujuan nasional aman
dan

sejahtera

(Pembukaan

UUD

’45


Alinea

IV)

perlu

pendidikan

kewarganegaraan. Pendidikan yang dimaksud agar warga negara Indonesia tahu
tentang hak dan kewajiban, serta mampu berdiri dan tetap menjaga dirinya di
tengah arus globalisasi.
Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan sidang
BPUPKI bahwa orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyat tak dapat
dipisahkan dari bumi yang ada dibawah kakinya. Oleh karena itu, setelah
membangsa

orang

menyatakan


tempat

tinggal

sebagai

negara.

Dalam

perkembangan selanjutnya pengertian negara tidak hanya tempat tinggal, tetapi
diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu

pemerintah, rakyat,

kedaulatan, dan lain-lain. Karena orang dan tempat tinggalnya tak dapat
dipisahkan, ruang yang menjadi hal yang menimbulkan konflik antar manusia,
keluarga, masyarakat, dan bangsa hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara
fisik maupun non fisik. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya, suatu
bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan

nasional. Para ilmuan politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang
merupakan kepanjangan dari geografi politik.

1.2
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, yaitu :
Apakah yang dimaksud dengan geopolitik ?
Apa sajakah unsur utama yang ada dalam geopolitik?
Bagaimana teori geopolitik yang ada di negara-negara besar dunia?

4.
5.
1.3
1.
2.
3.

4.
5.

Bagaimana geopolitik yang ada di Indonesia?
Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah?
Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan ini, yaitu :
Untuk mengetahui pengertian geopolitik.
Untuk mengetahui unsur-unsur geopolitik.
Untuk mengetahui teori geopolitik yang ada di negara-negara besar dunia.
Untuk mengetahui geopolitik yang ada di Indonesia.
Untuk mengetahui maksud dari otonomi daerah.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Geopolitik
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa yunani) yang


berarti bumi dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang
menjadi wilayah hidup.Sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara; dan teia yang berrti urusan
(politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa (sunarso, 2006:
195). Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas
(prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau
tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai
makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu
rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Maka dari itu makna geopolitik
sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian
yang menganalisa masalah geografi, sejarah, dan ilmu sosial di dalam hubungan
internasional. Geopolitik mengkaji mengenai tentang kestrategisan suatu wilayah
dan nilai politiknya, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah
tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu keadaan
geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik,
serta unsur kebijaksanaan.
Dalam perkembangannya, istilah geopolitik diartikan Frederich Ratzel

sebagai ilmu bumi politik (political geography), yang kemudian diperluas oleh
Rudolf kjellen menjadi geographical politic

dan disingkat gepolitik. Adapun

perbedaan istilah tersebut yaitu terletak pada tititk perhatian dan tekanannya,
apakah pada bidang geografi atau bidang politik. Ilmu bumi politik mempelajari
fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari
fenomena politik dari aspek geografi. Selain itu, Haushofer disamping berisi
paham Ekspansionisme juga mengandung ajaran Rasialisme, ia berpendapat

bahwa pada hakekatnya dunia terbagi dalam empat benua (Pan Region) dan
dipimpin oleh negara unggul.
2.2

Unsur Utama Yang Ada Dalam Geopolitik
Geopolitik menjadi prasarat doktrin dari suatu negara, bila telah disepakati

oleh bangsa. Sebagai doktrin dasar negara, geopolitik mengandung empat unsur
utama, yakni konsepsi ruang, konsepsi frontier, politik kekuatan, dan keamanan

negara dan bangsa (Sunardi, 2004).
2.2.1 Konsepsi Ruang
Konsepsi ini diperkenalkan oleh Karl Haushofer yang menyimpulkan
bahwa ruang merupakan wadah dinamika politik dan militer. Teori ini disebut pula
sebagai teori kombinasi ruang dan kekuatan.

Realitanya kekuatan politik

menghendaki penguasaan ruang dan sebaliknya penguasaan secara de facto dan de
jure akan memberikan legitimasi kekuasaan politik.
2.2.2 Konsepsi Frontier
Frontier merupakan batas imajiner dari dua negara. Frontier terjadi karena
pengaruh dari negara di luar boundary (batas resmi dua negara). Sifatnya sangat
dinamis dan dapat digeser-geser dan berada diantara masyarakat bangsa. Secara
politis pengaruh efektif dari pemerintah pusat tidak lagi

mencakup seluruh

wilayah kedaulatan tetapi dikurangi luas wilayah sampai dengan batas frontier
yang sudah dipengaruhi kekuasaan asing dari sebrang boundary.

2.2.3 Konsepsi politik kekuatan
Politik kekuatan menjadi salah satu faktor dalam melaksanakan konsepsi
geopolitik yang terkait langsung dengan kepentingan nasiional. Sedangkan
kepentingan nasioal. Sedangkan kepentingan nasional harus kita pertahankan
demi tercapainya cita-cita bangsa dan negara, dan hendaknya dilandasi atas
kekuatan politik, ekonomi dan militer.
2.2.4 Konsepsi keamanan negara dan bangsa
Pada konsep ini pada umumnya adalah konsep ketahanan nasional. Kini
dikembangkan pula konsep daerah penyangga (buffer zone) yang dapat digunakan
untuk menghadapi ancaman fisik dari luar.
2.3

Teori Geopolitik Yang ada Dinegara-negara besar

2.3.1 Teori-teori geopolitik sebelum Perang Dunia II
1.

Teori Geopolitik Jerman
Semasa Perang Dunia, Jerman melakukan kebijakan geopolitiknya dengan


berbasis pada teori lebensraum yang dikemukakan oleh Karl Haushofer. Teori ini
pun dijadikan Jerman sebagai justifikasi untuk melakukan ekspansi ke wilayah
lain. Adalah salah seorang murid Haushofer, Rudolf Hess, yang menyuguhkan
teori ini kepada Hitler. Saat itu Hitler berambisi untuk membangkitkan
kembali Holy Roman Empire sehingga menjadikan Jeman sebagai negara yang
ekspansionis selama Perang Dunia II (Routledge, 1998). Frederich Ratzel (18441904) berpendapat, bahwa pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang hidup yang mencukpi agar dapat tumbuh
dengan subur. Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.
Rudolf Kjellen (1864-1922) yang menyatakan dengan tegas bahwa negara
adalah suatu organisme bukan hanya mirip seperti pendapat Ratzel, negara satuan
politik yang menyeluruh, batas negara bersifat sementara.Karl Haushofer (18961946) menyatakan teori ruang dan kekuatan : “Lebensrum” cukup mengikuti
hukum alam; swasembada / autarkhi. Implementasinya adalah berupa pembagian
wilayah ( Pan Regionalisme):


Pan Amerika (Monroe Doctrine, USA)



Pan Asia Timur (Doktrin Hoka I Chiu, Jepang)



Pan Rusia India (Wilayah Asia Barat dan Eropa Timur, Rusia)



Pan Eropa Afrika (Eropa Barat – tidak termasuk Inggris dan Rusia,Jerman)

2. Teori Geopolitik Inggris
Kebijakan geostrategi yang diterapkan Inggris berbasiskan pada teori
Alfred

T.

Mahan

mengenai sea

power, dimana

negara

ini

berupaya

memaksimalkan dan menguasai wilayah laut. Konsep sea power ini dilakukan
untuk menguasai sektor perdagangan yang dahulunya kerap menggunakan laut
sebagai instrumennya. Sir Walter Raleight (1554 – 1618) lebih menekankan pada

wawasan maritim. yaitu penguasaan laut yang bertujuan untuk menguasai
perdagangan. Dengan tujuan tersebut maka akan dengan sendirinya terjadi
penguasaan kekayaan dunia. Geoplitik demikian pada akhirnya bertujuan akhir
terhadap penguasaan dunia, dan untuk itu diperlukan keseriusan dalam
pembangunan armada laut.
Sir Hal ford Mackinder (1861 – 1947) mempunyai konsepsi geopolitik
yang lebih strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah ‘jantung’ dunia,
sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung. Untuk menguasai
dunia, maka harus menguasai daerah jantung sebab dunia terdiri dari 9/12 air, 2/12
pulau dunia, dan 1/12 pulau. Menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung
karenanya membutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Adapun
daerah jantung dunia yang dimaksudkan Mackinder, yaitu :


Bulan Sabit Dalam, meliputi daerah-daerah pantai pulau dunia



Bulan Sabit Luar, meliputi Inggris, Amerika, Afrika Selatan, Indonesia,
Australia, Oceania
3. Teori Geopolitik Amerika
Alfred Thayer Mahan (1840 – 1914) mengembangkan lebih lanjut dari

konsepsi

geopolitiknya

Raleight

dengan

memperhatikan

perlunya

mempertahankan serta memanfaatkan sumber daya laut, termasuk akses ke laut.
Sehingga tidak hanya pembangunan armada laut saja yang diperlukan, namun
lebih luas juga membangun kekuatan maritim. Guilio Douhet (1869 – 1930),
mewakili teori geopolitik Italia dan William Mitchel (1878 – 1939) mempunyai
pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya, dimana ia lebih melihat
kekuatan dirgantara sangat berperan dalam memenangkan peperangan melawan
musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau
angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara rnemungkinkan
beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Disamping itu angkatan
udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis
belakang medan peperangan. Memperhatikan ileksibilitas dan fungsionalitas dari
angkatan udara yang sedemikian itu, maka tidak mengherankan bila kemenangan

terakhir ada pada angkatan udara. Nicholas J. Spijkman (1879 – 1936) terkenal
dengan teori Daerah Batas, yaitu membagi dunia dalam empat wiiayah atau area :


Pivot area, mencakup wiiayah daerah jantung



Offshore continent land, mencakup wiiayah pantai benua Eropa-Asia



Oceanic Belt, mencakup wiiayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika Selatan



New World, mencakup wiiayah Amerika
Terhadap pembagian tersebut, Spijkman mcnyarankan pentingnya

penguasaan daerah pantai Eurasia, yaitu Rimland. Menurutnya Pan Amerika
merupakan daerah yang ideal karena dibatasi oleh batas alamiah dan USA
diperkirakan akan menjadi negara kuat. Atas pembagian dunia menjadi empat
wilayah ini, Spijkman memandang diperlukan kekuatan kombinasi dari Angkatanangkatan Perang untuk dapat menguasai wilayah-wilayah dimaksud.
2.3.2 Teori-Teori Geopolitik era Perang Dunia II
1. Teori geopolitik Inggris
Pada era ini, Inggris menerapkan teori geopolitik daerah batas yang
diimplementasikan melalui semboyan “The British rules the waves “. Pelaksanaan
dari teori daerah batas diwujudkan dengan menjadikan daerah pantai Eurasia
sebagai daerah penyangga. Penerapan atas dasar geostrateginya mensyaratkan
Inggris harus mencegah Rusia keluar dari Eurasia, sehingga Inggris akan mampu
menguasai dunia.
2. Teori geopolitik Perancis
Perancis menerapkan teori wawasan benua sebagai upaya menghadapi
ancaman dari Prusia dan Rusia serta jajahannya di benua lain. Atas dasar demiki
an maka Perancis menetapkan untuk tetap kuasai daerahnya sendiri.
3. Teori .geopolitik Jerman.
Berdasarkan pemikiran integralistik, Jennan membentuk Pan Jennan.
Secara Geostrategi maka Jennan menggunakan teori Haushoffer (penekanan pada
wilayah strategis) untuk merebut Polandia dan wilayah tetangga yang lain yang
dilakukan secara kilat (“blitzkrieg”).

4. Teori geopolitik Jepang
Jepang memakai teori wawasan kemakmuran bagi negara-negara di Asia
Timur melalui semboyan ” Asia untuk bangsa Asia”, sehingga penguasaan negaranegara di Asia Timur oleh Jepang untuk maksud kemakmuran Asia Timur.
Pada Perang Dunia II, secara geopolitik maka terdapat dua kekuatan besar negaranegara yang saling berhadapan, yaitu Sekutu (meliputi Inggris, Perancis, USA)
meiawan Axis (meliputi Jerman, Italia, Jepang). Sekutu memakai kekuatan
armada AL untuk melakukan blokade terhadap Jepang dan Jerman. Secara
geostrategi Sekutu dalam peperangan ini bukan untuk menguasai negara lain,
namun untuk memerdekakan Eropa Barat. Strategi yang demikian menjadikan
USA negara yang kuat dan negerinya tidak terjamah perang (kecuali Hawii). Di
lain sisi, akibat penerapan geostrategi demikian menimbulkan dua blok di Eropa.
2.3.3 Teori- teori Geopolitik pasca Perang Dunia II
Teori geopolitik sesudah Perang Dunia II merupakan refleksi dari
pengalaman semasa Perang Dunia II. Atas pengalaman itu, maka teori geopolitik
yang dikembangkan bertumpu pada realitas yang terjadi, yaitu:
1.

Kekuatan nyata sesaat belum menjamin kemenangan akhir.

2.

Kekuatan ekonomi dan industri tanpa dukungan SDA tidak menentukan
kemenangan perang.

3.

Kesediaan SDA sangat tergantung pada luas dan ancaman.

4.

Faktor manusia (kesadaran BN) sangat berpengaruh yang disebut partisan

5.

Perkembangan Iptek akan mempengaruhi bangsa mengembangkan
wawasan geopolitiknya.

6.

Untuk memelihara kekuatan militer didukung faktor alamiah; geografi,
sumber daya alam dan penduduk (hanya USA dan US).

7.

Terjadi bi-polar yakni sekutu (Inggris, USA, Prancis dan Eropa Barat)
melawan Blok Timur (Uni Sofiet, Polandia, Eropa Timur kemudian RRC).

Atas dasar hal di atas, geopolitik pasca Perang Dunia II dalam strateginya
(geostrategi) maka USA menggunakan wawasan maritim untuk menguasai daerah

bulan sabit dengan tujuan agar Uni Soviet tidak keluar dari benua Eurasia. Namun
gagasan membendung Uni Soviet ini agak terlambat karena mengutamakan
penghancuran Jerman dari arah Perancis. Di pihak lain, Uni Soviet menerapkan
wawasan buana untuk tetap menjaga wilayah-wilayah penguasaannya, namunupaya gerakan penguasaan wilayah di daerah panas (Afganistan, Etiopia, Congo)
kurang berhasil.
2.4

Geopolitik di Indonesia
Bangsa Indonesia tidak dapat menerima rumusan Karl Haushofer dan

rumusan-rumusan lain yang pada prinsipnya sama karena bertentangan dengan
pancasila. Bagi bangsa Inndonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam
mempertimbangkan factor-faktor geografis wilayah Negara untuk mencapai
tujuan nasionalnya. Geopolitik bangsa Indonesia, adalah kebijakan dalamrangka
mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis
Negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut. Secara
geografis Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra (India dan
Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia), dibawah orbit Geostationary Satelite
Orbit (GSO). Indonesia merupakan Negara kepulauan yang disebut nusantara
(nusa diantara air), sehingga bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia.
Berdasarkan itulah Indonesia mengembangkan geopolitik nasionalnya, yaitu
Wawasan Nusantara.
Wawasan nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai
dengan pancasila, oleh sebab itu Wawasan Nusantara tidak mengandung unsurunsur ekspansionisme maupun kekerasan. Geopolitik bagi bangsa Indonesia,
hanya merupakan pembenaran dari kepentingan-kepentingan dan cita-cita
nasional. Agar berhasil guna, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuankemampuan statis maupun dinamis dibidang kesejahteraan dan keamanan.
Wawasan Nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan artinya
pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggapan inderawi. Selain menunjukan
kegiatan untuk mengetahui serta arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan

berbangsa juga menggambarkan cara pandang, cara tinjau, cara lihat atau cara
tanggap inderawi.
Nasional merupakan kata sifat, ruang lingkup, bentuk yang berasal dari
kata nation yang berarti bangsa yang telah mengidentikkan diri dalam kehidupan
menegara atau secara ringkas padat, dikatakan bangsa yang telah menegara.
Nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan
gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara Samudra Pasifik dan
Saamudra Indonesia serta antara Benua Asia dan Benua Australia. Dengan
demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang Bangsa
indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang
dilandasi pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi Bangsa Indonesia
yang merdeka, berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak
kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara juga
sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara
bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil
interaksi proses psikologis, sosiokultural, dengan aspek-aspek Astragatra (lihat
pada uraian geostrategi). Wawasan nusantara memiliki asas keterpaduan yang
berciri manunggal, utuh dan menyeluruh, meliputi :
1.

Satu kesatuan wilayah nusantara yang meencakup dataran, perairan dan
dirgantara secara terpadu.

2.

Satu kesatuan politik dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya
serta satu ideologi dan identitas nasional.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti :
1.

Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah. Ruang hiddup dan kesatuan mitra
seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik berssama bangsa.

2.

Bahwa Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.

3.

Bahwa secara psikologis, Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad
didalam mencapai cita-cita bangsa.

4.

Bahwa pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan
Negara, yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.

5.

Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum dalam
arti bahwa hanya ada satu hokum yang mengabdi kepada kepentingan
nasional.

6.

Satu kesatuan sosial budaya atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya, dalam
arti :
1.

Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang sama, merata, dan seimbang serta adanya keselarasan
kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.

2.

Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi
modal dan landasn. Pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasilhasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.

3.

Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan
asas kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti :
1.

Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensi maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari
harus tersedia merata diseluruh wilayah tanah air.

2.

Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi ddan seimbang diseluruh
daerah, tanpa meninggalkan cirri-ciri khas yang dimilikioleh daerah-daerah
dalam mengembangkan ekonominya.

3.

Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem terpadu
(sishankamrata).

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan,
dalam arti :
1.

Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakekatnya merupakan
ancaman bagi seluruh bangsa dan Negara.

2.

Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
didalam pembelaan Negara.

3.

Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.

Wawasan nusantara sebagai cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya merupakan fenomena (gejala) social yang dinamis memiliki 3
unsur dasar, yaitu : wadah, isi dan tata laku.
1.

Wadah
Untuk memahami wadah kita perlu meninjau arti dari “asas archipelago”

yaitu kumpulan pulau-pulau dan lautan sebagai kesatuan archipelago yang
menunjukan satu kesatuan wilayah, yang batas-batasnya ditentukan oleh laut,
dalam lingkungan tersebut terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau.
2.

Bentuk wujud
Bentuk wujudnya adalah berupa kepulauan nusantara, yang mempunyai

kedudukan geografis yang khas yaitu berada pada posisi silang dunia serta
mempunyai pengaruh besar dalam tata kehidupan dan sifat perikehidupan
nasional. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut diantaranya :


Menjadi lalu lintas aspek-aspekkehidupan sosial dunia.



Hubungan antar bangsa akan lancar, apabila kepentingan nasionalnya
terpenuhi atau minimal tidak dirugikan.



Wilayah nusantara mempunyai kekayaan alam yang melimpah, tenaga
manusia banyak serta murah. Hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri

bagi Negara-negara yang tidak memiliki unsu-unsur dimaksud, sehingga
merupakan sumber yang tidak menguntungkan bagi nusantara.
Bentuk wujud nusantara memiliki sifat yang manunggal, utuh dan
menyeluruh, meliputi : manunggal bidang wilayah, bangsa, ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, hankam, psikologi, kehidupan. Batas ruang lingkup
wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat gugusan
ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan. Baik laut maupun
selat serta dirgantara diatasnya, yang merupakan satu kesatuan ruang wilayah.
Oleh karenanya, nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan
oleh perairan dalamnya. Letak geografis Negara, berada diposisi dunia antara dua
samudera yakni samudera pasifik dan samudera hindia, serta dua benua yakni
benua asia dan benua Australia.
Letak Geografis Negara, berada diposisi dunia ini berpengaruh besar
terhadap aspek-aspek kehidupan nasional Indonesia. Perwujudan wilayah
nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, social-budaya dan
pertahanan keamanan. Undang-undang Dasar 1945 tidak menentukan batas
wilayah Republik Indonesia, hanya tercantum segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam pengumuman pemerintah tanggal 13
Desember 1957, telah ditetapkan Asas Nusantara yang memandang nusantara
sebagai suatu kesatuan bulat. Asas Nusantara ini, sesuai dengan archiplegic
principle yang mulai diterima berlakunya, berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah
Internasional Tahun 1951. Pada Tahun 1969, Pemerintah Indonesia mengeluarkan
pengumuman tentang landas kontinen Indonesia sampai kedalam laut 200 meter,
yang memuat pokok-pokok sebagai berikut :


Segala sumber kekayaan alam yang terdapat kontinen Indonesia, adalah
milik eksklusif Negara RI.



Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan dari gaaris batas landas
kontinen dengan Negara-negara tetangga melalui perundingan.

Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landasan kontinen



Indonesia ialah satu garis yang ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar
Indonesia dan titik terluar wilayah Negara tetangga.
Tuntutan (claim) tersebut, tidak mempengaruhi sifat serta status dari



perairan diatas landas kontinen serta udara diatas perairan itu.
Demi kepastian hukum dan untuk mendukung kebijakan pemerintah, asasasas pokok diatas, dituangkan dalam Undang-undang nomor 1 Tahun 1973,
tentang Landas Kontinental Indonesia. Disamping itu UU Nomor 1 tahun 1973,
juga member dasar bagi pengaturan serta penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam
di landas kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkannya. Tanggal 21 Maret
1980, pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang Zona Ekonomi
Eklusif (ZEE). Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar
laut

wilayah

Indonesia.

Adanya

batas

ZEE

ini,

dikuatkan

dengan

ditandatanganinya Konvensi “The United Nation Convention on the Law of the
Sea” (UNCLOS), yang mengakui asas Negara kepulauan (Archipelagic State
Principle)

dengan

menetapkan

asas-asas

pengukuran

ZEE

selanjutnya,

dikeluarkanlah Undang-udang nomor 5 Tahun 1983 tentang ZEE dan Undangundang nomor 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi (UNCLOS).
1.

Tatanan susunan pokok\tata inti organisasi.
Sarana untuk mengetahui organisasi suatu negara ialah dengan
mempelajari Undang-Undang Dasarnya. Demikian halnya untuk negara
indonesia harus dilihat pada UUD 1945, tata inti organisasi yang dimaksud
menyangkut :

2.

Bentuk kedaulatan
Negara kesatuan yang berbentuk republik, kedaulatan ada ditangan rakyat.

3.

Kekuasaan pemerintahan negara
Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Udang
dasar.

3.

Sistem pemerintahan negara dan sistem perwakilan

Bagi Indonesia tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem
pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan berada ditangan rakyat,
sistem pemerintahannya dengan sistem presidensial.
4. Tata susunan pelengkap/kelengkapan organisasi
wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran
bernegara yang harus dimiliki oleh organisasi masyarakat, antara lain:
5.

Aparatur negara
Aparatur

negara

harus

mampu

mendorong

menggerakkan

serta

mengarahkan usaha-usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan
untuk kepentingan rakyat banyak berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
6.

Kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari masyarakat
Organisasi negara harus mampu untuk meningkatkan kesadaran politik dan
kesadaran bernegara dari masyarakat, serta mampu menampung aspirasi
politik masyarakat, baik sebagai perseorangan maupun organisasi
politik/organisasi masyarakat dalam rangka meningkatkan stabilitas politik.

2.

Isi
Aspirasi bangsa Indonesia sebagai “isi” dari wawasan nusantara dapat

dirinci menjadi: cita-cita proklamasi, asas/sifat dan ciri-ciri serta cara kerja.
3.

Tata laku
Tata laku sebagai unsur dari wawasan nusantara adalah tindakan prilaku

Bangsa Indonesia dalam melaksanakan aspirasinya guna mewujudkan Indonesia
sebagai satu kesatuan yang utuh menyeluruh dalam mencapai tujuan nasional.
Tata laku terdiri dari lata laku batiniah (yang berwujud pengalaman falsafah
Pancasila) dan tata laku lahiriah (yang berupa tata perencanaan, tata pelaksanaan,
dan tata pengawasan)
Dari uraian di atas maka unsur-unsur Wawasan Nusantara dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1.

Wadah dari wawasan nusantara adalah wilayah negara kesatuan RI yang
berupa nusantara dan organisasi negara RI sebagai satu kesatuan yang utuh.

2.

Isi dari wawasan nusantara adalah aspirasi bangsa indonesia berupa citacita nasional berdasarkan pancasila UUD 1945.

3.

Tata laku dari wawasan nusantara adalah kegiatan\tindakan perilaku
bangsa indonesia untuk melaksanakan falsafah pancasila dan UUD 1945 yang
apabila dilaksanakan berdasarkan wawasan nusantara dapat menghabiskan
ketahanan Nasional Indonesia.

2.5

Otonomi Daerah
Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem otonomi daerah

dalam pelaksanaan pemerintahannya. Pelaksanaan otonomi daerah mulai di
berlakukan

sejak

tahun

1999

yang

diharapkan

dapat

membantu

dan

mempermudah penyelengaraan negara. Dengan adanya otonomi daerah, memiliki
hak untuk mengatur daerahnya sendiri namun tetap dikontrol oleh pemerintah
pusat dan undang-undang.
Secara umum pengertian otonomi daerah adalah hak,wewenang dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus diri sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan praturan
perundang-undangan. Istilah otonomi daerah bukan hal yang baru bagi bangsa dan
negara RI sebab sejak Indonesia merdeka sudah dikenal dengan Komite Nasional
Indonesia Daerah (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan pemerintahan daerah
dan melaksanakan tugas mengatur rumah tangga daerahnya.
1.

Pengertian Otonomi Daerah Secara Etimologi
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti auto, dan nomous.
Auto berarti sendiri, dan nomous berarti hukum atau peraturan. Jadi
pengertian otonomi daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri.

2.

Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian otonomi darah. Macammacam pendapat para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Menurut Undang-Undang Daerah nomor 32 Tahun 2004
Pengertian otonomi daerah menurut undang-undang nomor 32 tahun 2004
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan praturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Menurut Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah
Pengertian otonomi daerah menurut kamus hukum dan glosarium otonomi
darah adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan asfirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Menurut Encyclopedia of Social Scince
Pengertian otonimi daerah menurut encyclopedia of social scince adalah hak
sebuah organisasi sosial untuk mencukupi diri sendiri dan kebebasan
aktulalnya
4. Menuru Pendapat Para Ahli
Pengertian otonomi daerah menurut pendapat para ahli adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan asfirasi masyarakat dalam ikatan NKRI.
5. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pengertian otonomi daerah menurut kamus besar bahasa indonesia adalah
hak,wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri dengan praturan prundang-undangan yang berlaku.
3.

Hakikat Otonomi Daerah

Berdasarkan pengertian-pengertian otonomi daerah tersebut dapat disimpulkan
bahwa hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut:

1.

Daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri, baik, jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan
masyarakat yang sesuai kebutuhan darah masing-masing.

2.

Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, baik kewenangan mengatur maupun mengurus rumah
tangga pemerintahan sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

3.

Tujuan Otonomi Daerah

Maksud dan tujuan otonomi daerah adalah sebagai berikut:
1.

Agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada tingkat
pusat sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan berjalan lancar

2.

Agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintahan pusat, tetapi
daerahpun tetap diberi hak mengurus sendiri kebutuhannya

3.

Agar kepertingan umum sutau daerah dapat diurus lebih baik dengan
memperhatikan sifat dan keadaan daerah yang mempunyai kekuasaan sendiri.

4.

Perinsip Otonomi Daerah

Perinsip otonomi daerah menggunakn perinsip otonomi seluas-luasnya, perinsip
otonomi yang nyata, dan berperinsip otonomi yang bertanggung jawab. Jadi,
kewenangan otonomi yang di berikan terhadap daerah adalah kewenangan
otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab, berikut prinsip-prinsip otonomi
daerah:
6.

Prinsip otonomi daerah seluas-luasnya, artinya daerah diberikan
kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan yang
mencakup kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan
terhadap bidang polotik luar negri, keamanan, moneter, agama, peradilan dan
keamanan serta fisikal nasional.

7.

Perinsip otonomi nyata, artinya daerah diberikan kewenangan untuk
menangani urusan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban
yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan
berkembang sesuai dengan potensi kekhasan daerah.

8.

Perinsip otonomi yang bertanggung jawab adaah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus bener-bener sejalan dengan tujuan dan maksud
pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah
termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama
dari tujuan nasional.

4.

Asas Otonomi Daerah
Pedoman pemerintahan di atur dalam pasal 20 Undang-Undang nomor 32

tahun 2004. Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum
penyelenggaraan negara yang terdiri atas sebagi berikut
1.

Asas kepastian hukum adalah asas yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggaran negara.

2.

Asas tertib penyelenggara adalah asas menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.

3.

Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang asfiratif, akomodatif, dan selektif.

4.

Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaran negara dengan tetap memperhatikan perlindungan
atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

5.

Asas proporsinalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban.

6.

Asas profesionaliats adalah asas yang mengutamakan keadilan yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perumdang-undangan yang
berlaku.

7.

Asas akuntabulitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
mempertanggungjawabkan

kedapa

masyarakat

atau

rakyat

sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

8.

Asas efisiensi dan efektifitas adalah asas yang menjamin terselenggaranya
kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya tersedia secara
optimal dan bertanggung jawab (efisiensi/ketepatgunaan, kedayagunaan,
efektivitas/berhasil guna)

Adapun penyelengaraan otonomi daerah menggunakan tiga asas antara lain
sebagai berikut :
1.

Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI

2.

Asas dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat daerah.

3.

Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah
dan desa, dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang
disertai pembiayaan, sarana, dan prasarana serta sumber daya manusia
dengan

kewajiban

melaporkan

pelaksanaannya

dan

mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1

Kesimpulan
Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam

wujud kebijaksanaan dan strateginasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi,
wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan
dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara.
Sebaliknya, politik Negara itu secaralangsung akan berdampak pada geografi

Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum
geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu
yang dianggaprelevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Kami mengaharapkan agar pemerintah Indonesia dapat lebih tegas dalam
menyegerakan penyelesaian permasalahan Geopolitik yang ada di Indonesia.
Karena hal ini dapat menunjukkan Sistem Geopolitik Indonesia yang kuat kepada
seluruh dunia. Supaya mereka tidak dengan mudah meremehkan martabat bangsa
Indonesia. Indonesia telah merdeka, maka sepatutnya kita menghapuskan segala
praktek yang bertautan dengan asas kemerdekaan yang telah direnggut bangsa
Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia sendiri, jangan mudah terpengaruh untuk
melakukan aksi kekerasan dan takberetika demi mengungkapkan aspirasinya
terhadap permasalahan yang dimaksud. Kita harus tetap berkepala dingin dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan, bukankah itu adalah hal yang paling baik
untuk tidak menebar kebencian dan kerusakan di muka bumi ini. Untuk itu
selesaikanlah kasus ini dengan cara damai mencapai jalan keluar yang saling
menguntungkan Indonesia dengan negara serumpunnya.
3.2

Saran

3.2.1

Konsep geopolitik ini hendaknya terus diterapkan dan dikembangkan agar

dapat mencapai tujuan-tujuan wawasan nusantara yang telah ditetapkan, yaitu
mewujudkan kesejahteraan, ketenteraman dan keamanan bagi Bangsa Indonesia,
dengan demikian ikut serta juga dalam membina kebahagiaan dan perdamaian
bagi seluruh umat manusia di dunia.
3.2.2

Dalam penyusunan makalah ini kami yakin ada kesalahan dalam

pembuatannya, maka dari itu kami mengharapkan partisipasi dari teman-teman
semua untuk memberikan kritik dan saran atas makalah yang telah kami buat, dan
kami akan sangat merasa senang apabila teman mahasiswa sekalian bisa
mengkritik atau memberi saran guna memperbaiki ketidak sempurnaan kami
dalam membuat malalah ini.