Asuhan Keperawatan Pada Anak BBLR
Asuhan Keperawatan Pada Anak BBLR
24 April 2015 Tinggalkan komentar
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir £ 2500 gr dan
mengalami masa gestasi yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari
yang diharapkan (Rosa M. Sacharin, 1996).
Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk kesakitan dan
kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan
(maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.
Angka kejadian (insidens) BBLR di negara berkembang seperti di Inggris dikatakan sekitar 7
% dari seluruh kelahiran. Sedangkan di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu
diperhatikan, karena di Indonesia angka kejadiannya masih tinggi.
Berkenaan dengan itu upaya pemerintah untuk pencegahan dan pengelolaan BBLR sangat
penting. Dengan penanganan yang lebih baik dan pengetahuan yang memadai tentang
pengelolaan BBLR, diharapkan angka kematian dan kesakitan dapat ditekan.
Peran serta perawat dalam pencegahan BBLR dengan meningkatkan kesejahteraan ibu dan
janin yang dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melalui pemantauan Ante Natal
Care dan pengelolaan BBLR dengan penanganan dan pengetahuan yang memadai dengan
menggunakan pendekatan asuhan keperawatan.
TUJUAN
Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
neonatus dengan BBLR.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian BBLR
Mengetahui defenisi BBLR
Mengetahui patofisiologi BBLR
Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada bayi BBLR
Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi dengan BBLR
Dapat menentukan intervensi BBLR
BAB II
PEMBAHASAN
DEFENISI
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram ( WHO, 1961 ).
Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan). Menurut Ribek
dkk. (2011).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang
pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine
kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau
sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren Perinatologi Eropa II
yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama dengan
2500 gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun
pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan atau keduanya.
Dalam hal in dapat dibedakan menjadi :
Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan
Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat
badannya kurang dari yang seharusnya umur kehamilan
Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan
Dismaturitas, yaitu suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan BB
tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi yang dengan gejala intrauterine
malnutrition or wasting.
Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan,
misalnya pada diabetes mellitus
ETIOLOGI
Penyebab berat badan lahir rendah belum diketahui, Menurut Huda dan Hardhi dalam
NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
Factor genetik atau kromosom
Infeksi
Bahan toksik
Insufisiensi atau disfungsi plasenta
Radiasi
Faktor nutrisi
Isufisiensi atau disfungsi plasenta
Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa kehamilan,
plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah yang
berhubungan, yaitu :
Faktor ibu
Paritas
Abortus spontan sebelumnya
Infertilitas
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
Faktor kehamilan
1. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
2. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
Infeksi congenital (missal : rubella)
. KLASIFIKASI BBLR
Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir rendah, yakni:
Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan 1501 sampai
2500 gram.
Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500
gram.
Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari
1000 gram.
PATOFISIOLOGI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi oleh
beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun
atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat,
penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan,
cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500
gram dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar,
kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,
pernapasan tak teratur dapat terjadi apnebiasanya terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi mekonium,
asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin, dismatur preterm
terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus
arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi,
gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC),
bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi kongineta.
MANIFESTASI KLINIS
1. Sebelum bayi lahir
Pada anamnesa sering dijumpai adanya Riwayat abortus, pertus prematurus dan lahir
mati
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya
Sering dijumpai dengan kehamilan oliradramnion gravidarum atau perdarahan
anterpartum
2. Setelah bayi lahir
Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine
Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine
Bayi premature kurang sempurna pettumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Tanda dangejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir Rendah antara lain :
1. Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar
kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3. Kepala lebih besar dari badan.
4. Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
5. Lemak sub kutan kurang.
6. Ubun – ubun dan sutura melebar
7. Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pada
wanita) pada pria testis
8. Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
9. Rambut halus dan tipis.
10. Banyak tidur dan tangis lemah.
11. Kulit tampak mengkilat dan licin
12. Pergerakan kurang dan lemah.
13. Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan
refleks batuk masih lemah.
PENATALAKSANAAN
Medis
Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
Keperawatan:
Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi
harus dilakukan didalam incubator
Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh.
Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d
370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang
dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara
seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan
sampai 300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat
dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam
incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan
berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang,
hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian,
observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang,
ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah
infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi.
Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya
hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui
kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat
lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan skor ballard
2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah.
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan
6. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
7. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
8. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
KOMPLIKASI
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin
Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN BBLR
1. PENGKAJIAN
2. Identitas Klien
Nama
:
Umur
:
Pendidikan
:
Suku bangsa
:
Pekerjaan
:
Penanggung jawab
:
Agama
:
Status perkawinan
:
Alamat
:
No. Medikal Record
:
Ruang rawat
:
Tanggal masuk
:
Diagnosa medic
:
Yang mengirim / merujuk
:
Tinggi / berat badan
:
Golongan darah
:
Sumber informasi
2. Tanda – tanda vital
:
Nadi
:120 x/menit
Tekanan darah
:
Pernafasan
:56 x/menit
Suhu
: 35,5 0C
3. Riwayat Kesehatan
4. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus
BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan
kongenital, riwayat persalinan preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan
periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate
atau preterm).
1. Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang
(narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
1. Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat,
AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm ³ 2500 gram lingkar
kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.
4. Pemeriksaaan Fisik
Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, biasanya keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan
membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus
dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan
sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi
neonatus yang baik.
Kulit
Biasanya warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm
terdapat lanugo dan verniks.
Kepala
Biasanya ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung
atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
Mata
Biasanya warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna
sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
Hidung
Biasanya terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
Mulut
Biasanya bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
Telinga
Biasanya tidak ada kelainan pada telinganya, tidak ada pembengkakan
Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
Thorax
Inspeksi :biasanya bentuk dada simetris, terdapat tarikan intercostals,
Palpasi : biasanya premitus simetris ki/ka
Perkusi : biasanya sonor
Auskultasi : biasanya vesikuler,suara tambahan wheezing
Jantung
Inspeksi : biasanya ictus cordis terlihat, frekuensi jantung > 100
Palpasi : biasanya ictus cordis teraba 1 jari di intercostal IV
Perkusi : biasanya pekak
Auskultasi : biasanya irama jantung tidak teratur
Abdomen
Inspeksi : biasanya bentuk silindris, perut cekung adanya hernia diafragma
Palpasi : biasanya hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah arcus coatae pada garis papilla
mamae, lien tidak teraba
Perkusi : biasanya jarang dilakukan perkusi pada bayi
Auskultasi : bising usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi
Umbilikus
Biasanya tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda infeksi
pada tali pusat.
Genitalia
Biasanya pada neonatus aterm testis turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada
neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi
mucus keputihan, kadang perdarahan.
Ekstremitas
Biasanya warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau
adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
Refleks
Biasanya pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek
moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah
tulang
5. Pola-Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah
aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai
dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk
mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. BAK :
frekwensi, jumlah
Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obatobatan tertentu terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu mengkonsumsi minuman
beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.
Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi
memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan
perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya
dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh,
penurunan jaringan lemak subkutan
3. Ketidakefektifan pola makan bayi b.d prematuritas
4. Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas
5. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis tidak adekuat
6. Iketrus neonates b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi.
1. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan
1 Resiko
ketidakseimbangan
suhu tubuh b.d
kegagalan
mempertahankan
suhu tubuh,
penurunan jaringan
lemak subkutan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
NOC :
NIC :
v Hydration
Temperature Regulation
(pengaturan suhu)
v Adherence Behavior
v Immune Status
v Infection status
Definisi : Risiko
kegagalan
v Risk control
mempertahankan suhu
–
jam
Monitor suhu minimal tiap 2
–
Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
tubuh dalam batas
normal.
Faktor factor resiko:
–
Perubahan
metabolisme dasar
Monitor warna dan suhu kulit
–
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya kehangatan
tubuh
v Risk detectio
–
Ketidakaktifan
atau aktivitas berat
Dehidrasi
–
Pemberian obat
penenang
–
Paparan dingin
atau hangat/lingkungan
yang panas
2
–
–
Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
–
Pakaian yang
tidak sesuai dengan
suhu lingkungan
–
Monitor TD, nadi, dan RR
–
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
–
Penyakit atau
trauma yang
mempengaruhi
pengaturan suhu
–
Pengobatan
pengobatan yang
menyebabkan
vasokonstriksi dan
vasodilatasi
–
Ketidakefektifan pola NOC :
makan bayi b.d
prematuritas
–
breastfeeding
establishment : infant
Definisi : Gangguan
kemampuan bayi
–
knowledge :
untuk menghisap atau breastfeeding
mengkoordinasikan
respons
–
breastfeeding
menghisap/menelan maintenance
yang mengakibatkan
ketidakadekuatan
Kriteria Hasil :
nutrisi oral untuk
kebutuhan metabolik –
klien dapat
–
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
–
Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari
kedinginan
–
Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
–
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
–
Berikan anti piretik jika perlu
NIC :
Breastfeeding assistance
–
fasilitasi kontak ibu dengan
bayi sawal mungkin (maksimal 2 jam
setelah lahir)
–
monitor kemampuan bayi
untuk menghisap
–
dorong orang tua untuk
meminta perawat untuk menemani
saat menyusui sebanyak 8-10
Batasan
karakteristik:
kali/hari
–
sediakan kenyamanan dan
privasi selama menyusui
–
ketidakmampuan
untuk
mengkoordinasikan
menghisap, menelan
dan bernafas
–
ketidakmampuan
untuk
mempertahankan
menghisap yang
efektif
–
ketidakmampuan
untuk memulai
menghisap yang
efektif
faktor yang
berhubungan
–
abnormalitas
anatomik
–
monitor kemampuan bayi
untuk mengapai putting
–
dorong ibu untuk tidak
membatasi bayi menyusu
–
monitor integritas kulit sekitar
putting
menyusui dengan efektif
–
memverbalisasikan
–
diskusikan penggunaan
teknik untuk mengatasi
pompa ASI kalau bayi tidak mampu
masalah menyusui
menyusu
–
bayi menandakan
kepuasaan menyusu
–
jelaskan penggunaan susu
formula hanya jika diperlukan
v
–
instruksikan ibu untuk makan
makanan bergizi selama menyusui
–
dorong ibu untuk minum jika
sudah merasa haus
–
gangguan
neurologis
hipersensitifitas
–
prematuritas
–
dorong ibu untuk menghindari
penggunaan rokok dan pil KB selama
menyusui
–
anjurkan ibu untuk memakai
Bra yang nyaman, terbuat dari cootn
dan menyokong payudara
–
status puasa
yang lama
–
dorong ibu untuk melanjutkan
laktasi setelah pulang bekerja/sekolah
–
3
Diskontinuitas
pemberian ASI b.d
prematuritas
–
monitor peningkatan
pengisian ASI
–
ibu menunjukkan
harga diri yang positif
dengan menyusui
–
keterlambatan
neurologis
–
oral
–
instruksikan perawatan
putting untuk mencegah lecet
Nj NOC:
NIC
v Breastfeding ineffective Bbottle feeding
Defenisi: penghentian
kontinuitas proses
pemberian ASI akibat
ketidak mampuan atau
kesalahan dalam
mengubah posisi bayi
pada payudara unttuk
menyusui
Batas karakteristik;
·
kurang
pengetahuan tentang
cara pemberian ASI
·
Kurang
pengetahuan tentang
cara penyimpanan ASI
·
Bayi tidak
mendapat nutrisi dari
payudara untuk
beberapa atau semua
pemberian makanan
·
Keinginan ibu
untuk untuk pada
akhirnya memberikan
ASI gguna memenuhi
kebutuhan nutrisi anak
·
Keinginan ibu
untuk
mempertahankan
pemberian ASI untuk
memenuhhi kebutuhan
nutrisi anak
·
Perpisahan ibu
dan anak
Faktor yang
berhubungan:
·
Konttraindikasi
terhadap
menyusui(mis.,agens
armaseutik tertentu)
v Breathing pattern
ineeffective
–
Posisikan bayi semi fowler
–
Leakkan pentil dot diatas
v Breasfeeding interupted lidah bayi
Kriteria hasil:
–
Monitor atau evaluasi reflek
menelan sebelum memberiakn susu
v Menyusui secara
mandiri
–
Tentukan sumber air yang
digunakan untuk mengencerkan susu
v Tetap mempertahankan formula yang kental atau dalam
bentuk bubuk
laktasi
–
Tentukan kandungan flouride
v Pertumbuhan dan
perkembangan bayi dalam air yang digunakan untuk
mengencerkan formula bubuk atau
batas normal
konsentrat dan rujukan penggunaan
v Mengetahui tanda tanda suplemen lour,jika diindikasikan
penurunan suplai ASI
–
Pantau berat badan bayi,jika
diperlukan
v Ibu mampu
mengumpulkan dan
–
Ingatkan orangtua atau
menyimpan ASI secara
pengasuh bayi tentang penggunaan
aman
oven microwave untuk
v Penyapihan pemberian menghangatkan formula
ASI diskontinuitas
Instruksikan dan
proggresi pemberian ASI –
demonstrasikan keadaan orangtua
v Kemampuan penyedia teknik membersihkan mulut bayi
setelah bayi diberikan susu
perawatan untuk
mencairkan,menghangatka
Lactation supresion
n,dan menyimpan ASI
secara aman
–
Fasilitasi proses bantuan
interakti untuk membantu
v Menunjukkan teknik
mempertahankan keberhasilan proses
dalam memompa ASI
pemberian ASI
v Berat badan bayi=masa
–
Sediakan informasi tentang
tubuh
laktasi dan teknik memompa
v Tidak ada respon aleri ASI(secara manual atau dengan
pompa elektrik),cara mengumpulkan
sistematik
dan menyimpan ASI
v Respirasi status: jalan
Tunjukkan dan
nafas,perttukaran gas,dan –
ventilasi naas bayi adekuat demonsttrasikan berbagai jenis
pompa payudara,tentang
biaya,keefektifan,dan ketersediaan
alat tersebut
–
Ajarkan pengasuh bayi
mengenai topik-tpoik,seperti
penyimpanan dan pencarian ASI dan
penghindaranmemberi susu botol
pada dua jam sebelum ibu pulang
·
Penyakit bayi
·
Prematuritas
·
Ibu bekerja
·
Penyakit ibu
–
Ajarkan orang tua
mempersiapkan,menyimpan,menghan
gatkan dan kemungkinan tambahan
pemberian susu formula
v Tanda-tanda vital bayi
dalam batas normal
·
Kebutuhan
untuk segera menyapih
bayi
–
Apabila penyapihan
diperlukan,inormasikan ibu mengenai
kembalinya proses ovulasi dan
seputar alat kontrasepsi yang sesuai
Lactation counseling
–
Menggunakan bantuan
interaktif untuk membantu ibu
mempertahankan keberhasilan proses
pemberian ASI
–
Beri dorongan untuk tetap
menyusui sepulang kerja atau sekolah
4
Resiko infeksi b.d
NOC
pertahanan imunologis
tidak adekuat
v Immune status
Infection control (kontrol infeksi):
–
Penurunan
hemoglobin
–
Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain
v Knowledge:infection
control
–
v Risk control
Imunosupresi(mis.imu
nitas didapat tidak
Kriteria hasil:
adekuat,agen
farmaseutikal termasuk v Klien bebas dari tanda
imunosupresan
dan gejala infeksi
steroid,antibodi
v Mendeskripsikan proses
–
Vaksinasi tidak penularan penyakit,faktor
adekuat
yang mempengaruhi
penularan serta
–
Pemajanan
NIC
–
Pertahankan teknik isolasi
–
Batasi pengunjungan
–
Mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien
–
Gunakan sabun anti mikrobia
untuk cuci tangan
–
Tingkatkan intake nutrisi
–
Berikan terapi antibiotik bila
perlu
penatalaksanaannya
terhadap patogen
v Menunjukkan
lingkungan meningkat
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
-wabah
infeksi
–
Prosedur
invasif
–
malnutrisi
v Jumlah leukosit dalam
batas normal
v Menunjukkan perilaku
hidup sehat
–
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
–
Monitor hitungan granulosit
–
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan,panas,drainase
–
Instruksi pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
–
Ajarkan keluarga tanda dan
gejala infeksi
–
Ajarkan cara menghindari
infeksi
–
5
Iketrus neonates b.d
bilirubin tak
terkonjugasi dalam
sirkulasi
Defenisi: kulit dan
membran mukosa
neonatus berwarna
kuning yang terjadi
setelah 24 jam
kehidupan sebagai
akibat bilirubin tak
terkonjugasi ada di
dalam sirkulasi
Batas karakteristik:
–
Proil darah
abnormal
(hemolisis;bilirubin
serum total
>2mg/dl;bilirubin
serum total pada
rentang resiko tinggi
NOC
v Breasfeeding infektif
Laporkan kecurigaan infeksi
NIC
Phototheraphy:neonatus
v Breasfeeding interupted –
Meninjau sejarah ibu dan bayi
faktor resiko untuk
hiperbilirubinemia
v Liver function,risk of
impaired
–
Amati tanda-tanda ikteris
v Blood glucose,risk or
unstable
–
Tempat bayi di isolette
Kriteria hasil:
v Menyusui secara
mandiri
–
Instruksi keluarga pada
prosedur fototerapi dan perawatan
–
Terapkan tambalan untuk
menutup mata,menghindari
v Tetap mempertahankan memonitor tanda-[tanda vital
perprotokol sesuai kebutuhan
laktasi
memantau tingkat bilirubin
perprotokolmengevaluasi status
v Pertumbuhan dan
perkembangan bayi dalam neurologi setiap 4 jam atau
perprotokol
batas normalrespirasi
menurut usia pada
nonmogram spesifikwaktu)
–
Memar kulit
abnormal
–
Membran
mukosa kuning
–
Kulit kuning
sampai orange
–
Sclera kuning
Factor yang
berhubungan:
status:jalan
nafas,pertukaran gas,dan
ventilasi naas bayi adekuat
v Penerimaan :kondisi
kesehatan
v Dapat mengontrol kadar
glukosa darah
v Dapat memanajement
–
Penurunan
dan mencegah penyakit
berat badan abnormal
semakin parah
(>7-8% pada bayi baru
lahir yang menyusui
v Tingkat pemahaman
ASI ;15% pada bayi
untuk dan pencegahan
cukup bulan)
komplikasi
–
Pola makanan
v Dapat meningkatkan
tidak ditetapkan
istirahat
dengan baik
v Status nutrisi adekuat
–
Bayi
menunjukkan kesulitan
v Control resiko proses
dalam transaksi ke
infeksi
kehidupan ekstrauterin
–
Usia neonatus
1-7 hari
–
Feses
(mekonium) terlambat
keluar
BAB IV
–
Dorong keluarga untuk
berpartisipasi dalam terapi cahaya
–
Instruksikan keluarga pada
fototerapi diruamh yang sesuai.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang
pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine
kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau
sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren Perinatologi Eropa II
yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama dengan
2500 gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun
pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan atau keduanya.
Dalam hal in dapat dibedakan menjadi :
Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan
Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat
badannya kurang dari yang seharusnya umur kehamilan
Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan
Dismaturitas, yaitu suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan BB
tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi yang dengan gejala intrauterine
malnutrition or wasting.
Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan,
misalnya pada diabetes mellitus
Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
1. Factor genetik atau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
5. Radiasi
6. Faktor nutrisi
7. Isufisiensi atau disfungsi plasenta
8. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa kehamilan,
plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
SARAN
1. Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari uraian yang
dipaparkan diatas, sehingga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan
tambahan.
2. Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan, baik dalam proses
penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi untuk membantu kelancaran dan
kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.
Doenges, E. Marilynn. (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta : EGC.
Huda , Amin N dan Hardhi Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA & NIC-NOC Jilid 1. Jakarta : EGC
Tambayong, (2000) . Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
24 April 2015 Tinggalkan komentar
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kongres Kedokteran Perinatologi Eropa Ke-2, 1970, mendefinisikan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir £ 2500 gr dan
mengalami masa gestasi yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari
yang diharapkan (Rosa M. Sacharin, 1996).
Berat Badan Lahir Rendah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk kesakitan dan
kematian karena BBLR mempunyai masalah terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan
(maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.
Angka kejadian (insidens) BBLR di negara berkembang seperti di Inggris dikatakan sekitar 7
% dari seluruh kelahiran. Sedangkan di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu
diperhatikan, karena di Indonesia angka kejadiannya masih tinggi.
Berkenaan dengan itu upaya pemerintah untuk pencegahan dan pengelolaan BBLR sangat
penting. Dengan penanganan yang lebih baik dan pengetahuan yang memadai tentang
pengelolaan BBLR, diharapkan angka kematian dan kesakitan dapat ditekan.
Peran serta perawat dalam pencegahan BBLR dengan meningkatkan kesejahteraan ibu dan
janin yang dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melalui pemantauan Ante Natal
Care dan pengelolaan BBLR dengan penanganan dan pengetahuan yang memadai dengan
menggunakan pendekatan asuhan keperawatan.
TUJUAN
Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
neonatus dengan BBLR.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian BBLR
Mengetahui defenisi BBLR
Mengetahui patofisiologi BBLR
Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada bayi BBLR
Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan bayi dengan BBLR
Dapat menentukan intervensi BBLR
BAB II
PEMBAHASAN
DEFENISI
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram ( WHO, 1961 ).
Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram
tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam setelah melahirkan). Menurut Ribek
dkk. (2011).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang
pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine
kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau
sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren Perinatologi Eropa II
yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama dengan
2500 gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun
pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan atau keduanya.
Dalam hal in dapat dibedakan menjadi :
Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan
Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat
badannya kurang dari yang seharusnya umur kehamilan
Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan
Dismaturitas, yaitu suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan BB
tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi yang dengan gejala intrauterine
malnutrition or wasting.
Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan,
misalnya pada diabetes mellitus
ETIOLOGI
Penyebab berat badan lahir rendah belum diketahui, Menurut Huda dan Hardhi dalam
NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
Factor genetik atau kromosom
Infeksi
Bahan toksik
Insufisiensi atau disfungsi plasenta
Radiasi
Faktor nutrisi
Isufisiensi atau disfungsi plasenta
Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa kehamilan,
plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan lahir rendah yang
berhubungan, yaitu :
Faktor ibu
Paritas
Abortus spontan sebelumnya
Infertilitas
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
Faktor kehamilan
1. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
2. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
Infeksi congenital (missal : rubella)
. KLASIFIKASI BBLR
Menurut Ribek dkk. (2011), ada 3 klasifikasi dari berat badan lahir rendah, yakni:
Berat badan lahir rendah sedang yaitu bayi lahir dengan berat badan 1501 sampai
2500 gram.
Berat badan lahir sangat rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500
gram.
Berat badan lahir sangat rendah sekali yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari
1000 gram.
PATOFISIOLOGI
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi oleh
beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun
atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat,
penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan,
cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500
gram dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar,
kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,
pernapasan tak teratur dapat terjadi apnebiasanya terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi mekonium,
asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin, dismatur preterm
terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus
arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi,
gangguan pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC),
bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi kongineta.
MANIFESTASI KLINIS
1. Sebelum bayi lahir
Pada anamnesa sering dijumpai adanya Riwayat abortus, pertus prematurus dan lahir
mati
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya
Sering dijumpai dengan kehamilan oliradramnion gravidarum atau perdarahan
anterpartum
2. Setelah bayi lahir
Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine
Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine
Bayi premature kurang sempurna pettumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
Tanda dangejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir Rendah antara lain :
1. Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar
kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
2. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3. Kepala lebih besar dari badan.
4. Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
5. Lemak sub kutan kurang.
6. Ubun – ubun dan sutura melebar
7. Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora (pada
wanita) pada pria testis
8. Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
9. Rambut halus dan tipis.
10. Banyak tidur dan tangis lemah.
11. Kulit tampak mengkilat dan licin
12. Pergerakan kurang dan lemah.
13. Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan
refleks batuk masih lemah.
PENATALAKSANAAN
Medis
Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
Keperawatan:
Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi
harus dilakukan didalam incubator
Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh.
Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d
370 C.Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal
tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi berat rendah yang
dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara
seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan
sampai 300C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat
dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam
incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan
berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang,
hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian,
observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
Pemberin oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang panjangakan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang,
ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah
infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
bayi.
Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya
hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui
kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat
lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi
preterm.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan skor ballard
2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah.
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan
6. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
7. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
8. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
KOMPLIKASI
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin
Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN BBLR
1. PENGKAJIAN
2. Identitas Klien
Nama
:
Umur
:
Pendidikan
:
Suku bangsa
:
Pekerjaan
:
Penanggung jawab
:
Agama
:
Status perkawinan
:
Alamat
:
No. Medikal Record
:
Ruang rawat
:
Tanggal masuk
:
Diagnosa medic
:
Yang mengirim / merujuk
:
Tinggi / berat badan
:
Golongan darah
:
Sumber informasi
2. Tanda – tanda vital
:
Nadi
:120 x/menit
Tekanan darah
:
Pernafasan
:56 x/menit
Suhu
: 35,5 0C
3. Riwayat Kesehatan
4. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus
BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple, kelainan
kongenital, riwayat persalinan preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan
periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate
atau preterm).
1. Riwayat natalkomplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang
(narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
1. Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat,
AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm ³ 2500 gram lingkar
kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial aesofagal.
4. Pemeriksaaan Fisik
Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, biasanya keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan akan
membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus
dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan
sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi
neonatus yang baik.
Kulit
Biasanya warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi preterm
terdapat lanugo dan verniks.
Kepala
Biasanya ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar cekung
atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
Mata
Biasanya warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna
sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
Hidung
Biasanya terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
Mulut
Biasanya bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
Telinga
Biasanya tidak ada kelainan pada telinganya, tidak ada pembengkakan
Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
Thorax
Inspeksi :biasanya bentuk dada simetris, terdapat tarikan intercostals,
Palpasi : biasanya premitus simetris ki/ka
Perkusi : biasanya sonor
Auskultasi : biasanya vesikuler,suara tambahan wheezing
Jantung
Inspeksi : biasanya ictus cordis terlihat, frekuensi jantung > 100
Palpasi : biasanya ictus cordis teraba 1 jari di intercostal IV
Perkusi : biasanya pekak
Auskultasi : biasanya irama jantung tidak teratur
Abdomen
Inspeksi : biasanya bentuk silindris, perut cekung adanya hernia diafragma
Palpasi : biasanya hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah arcus coatae pada garis papilla
mamae, lien tidak teraba
Perkusi : biasanya jarang dilakukan perkusi pada bayi
Auskultasi : bising usus timbul 1-2 jam setelah masa kelahiran bayi
Umbilikus
Biasanya tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda infeksi
pada tali pusat.
Genitalia
Biasanya pada neonatus aterm testis turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada
neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi
mucus keputihan, kadang perdarahan.
Ekstremitas
Biasanya warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang atau
adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
Refleks
Biasanya pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek
moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah
tulang
5. Pola-Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi gastrointentinal, muntah
aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai
dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk
mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. BAK :
frekwensi, jumlah
Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, ketergantungan obatobatan tertentu terutama jenis psikotropikaKebiasaan ibu mengkonsumsi minuman
beralkohol, kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.
Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi
memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan
perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya
dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh,
penurunan jaringan lemak subkutan
3. Ketidakefektifan pola makan bayi b.d prematuritas
4. Diskontinuitas pemberian ASI b.d prematuritas
5. Resiko infeksi b.d pertahanan imunologis tidak adekuat
6. Iketrus neonates b.d bilirubin tak terkonjugasi dalam sirkulasi.
1. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan
1 Resiko
ketidakseimbangan
suhu tubuh b.d
kegagalan
mempertahankan
suhu tubuh,
penurunan jaringan
lemak subkutan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
NOC :
NIC :
v Hydration
Temperature Regulation
(pengaturan suhu)
v Adherence Behavior
v Immune Status
v Infection status
Definisi : Risiko
kegagalan
v Risk control
mempertahankan suhu
–
jam
Monitor suhu minimal tiap 2
–
Rencanakan monitoring suhu
secara kontinyu
tubuh dalam batas
normal.
Faktor factor resiko:
–
Perubahan
metabolisme dasar
Monitor warna dan suhu kulit
–
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya kehangatan
tubuh
v Risk detectio
–
Ketidakaktifan
atau aktivitas berat
Dehidrasi
–
Pemberian obat
penenang
–
Paparan dingin
atau hangat/lingkungan
yang panas
2
–
–
Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
–
Pakaian yang
tidak sesuai dengan
suhu lingkungan
–
Monitor TD, nadi, dan RR
–
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
–
Penyakit atau
trauma yang
mempengaruhi
pengaturan suhu
–
Pengobatan
pengobatan yang
menyebabkan
vasokonstriksi dan
vasodilatasi
–
Ketidakefektifan pola NOC :
makan bayi b.d
prematuritas
–
breastfeeding
establishment : infant
Definisi : Gangguan
kemampuan bayi
–
knowledge :
untuk menghisap atau breastfeeding
mengkoordinasikan
respons
–
breastfeeding
menghisap/menelan maintenance
yang mengakibatkan
ketidakadekuatan
Kriteria Hasil :
nutrisi oral untuk
kebutuhan metabolik –
klien dapat
–
Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
–
Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negatif dari
kedinginan
–
Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
–
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
–
Berikan anti piretik jika perlu
NIC :
Breastfeeding assistance
–
fasilitasi kontak ibu dengan
bayi sawal mungkin (maksimal 2 jam
setelah lahir)
–
monitor kemampuan bayi
untuk menghisap
–
dorong orang tua untuk
meminta perawat untuk menemani
saat menyusui sebanyak 8-10
Batasan
karakteristik:
kali/hari
–
sediakan kenyamanan dan
privasi selama menyusui
–
ketidakmampuan
untuk
mengkoordinasikan
menghisap, menelan
dan bernafas
–
ketidakmampuan
untuk
mempertahankan
menghisap yang
efektif
–
ketidakmampuan
untuk memulai
menghisap yang
efektif
faktor yang
berhubungan
–
abnormalitas
anatomik
–
monitor kemampuan bayi
untuk mengapai putting
–
dorong ibu untuk tidak
membatasi bayi menyusu
–
monitor integritas kulit sekitar
putting
menyusui dengan efektif
–
memverbalisasikan
–
diskusikan penggunaan
teknik untuk mengatasi
pompa ASI kalau bayi tidak mampu
masalah menyusui
menyusu
–
bayi menandakan
kepuasaan menyusu
–
jelaskan penggunaan susu
formula hanya jika diperlukan
v
–
instruksikan ibu untuk makan
makanan bergizi selama menyusui
–
dorong ibu untuk minum jika
sudah merasa haus
–
gangguan
neurologis
hipersensitifitas
–
prematuritas
–
dorong ibu untuk menghindari
penggunaan rokok dan pil KB selama
menyusui
–
anjurkan ibu untuk memakai
Bra yang nyaman, terbuat dari cootn
dan menyokong payudara
–
status puasa
yang lama
–
dorong ibu untuk melanjutkan
laktasi setelah pulang bekerja/sekolah
–
3
Diskontinuitas
pemberian ASI b.d
prematuritas
–
monitor peningkatan
pengisian ASI
–
ibu menunjukkan
harga diri yang positif
dengan menyusui
–
keterlambatan
neurologis
–
oral
–
instruksikan perawatan
putting untuk mencegah lecet
Nj NOC:
NIC
v Breastfeding ineffective Bbottle feeding
Defenisi: penghentian
kontinuitas proses
pemberian ASI akibat
ketidak mampuan atau
kesalahan dalam
mengubah posisi bayi
pada payudara unttuk
menyusui
Batas karakteristik;
·
kurang
pengetahuan tentang
cara pemberian ASI
·
Kurang
pengetahuan tentang
cara penyimpanan ASI
·
Bayi tidak
mendapat nutrisi dari
payudara untuk
beberapa atau semua
pemberian makanan
·
Keinginan ibu
untuk untuk pada
akhirnya memberikan
ASI gguna memenuhi
kebutuhan nutrisi anak
·
Keinginan ibu
untuk
mempertahankan
pemberian ASI untuk
memenuhhi kebutuhan
nutrisi anak
·
Perpisahan ibu
dan anak
Faktor yang
berhubungan:
·
Konttraindikasi
terhadap
menyusui(mis.,agens
armaseutik tertentu)
v Breathing pattern
ineeffective
–
Posisikan bayi semi fowler
–
Leakkan pentil dot diatas
v Breasfeeding interupted lidah bayi
Kriteria hasil:
–
Monitor atau evaluasi reflek
menelan sebelum memberiakn susu
v Menyusui secara
mandiri
–
Tentukan sumber air yang
digunakan untuk mengencerkan susu
v Tetap mempertahankan formula yang kental atau dalam
bentuk bubuk
laktasi
–
Tentukan kandungan flouride
v Pertumbuhan dan
perkembangan bayi dalam air yang digunakan untuk
mengencerkan formula bubuk atau
batas normal
konsentrat dan rujukan penggunaan
v Mengetahui tanda tanda suplemen lour,jika diindikasikan
penurunan suplai ASI
–
Pantau berat badan bayi,jika
diperlukan
v Ibu mampu
mengumpulkan dan
–
Ingatkan orangtua atau
menyimpan ASI secara
pengasuh bayi tentang penggunaan
aman
oven microwave untuk
v Penyapihan pemberian menghangatkan formula
ASI diskontinuitas
Instruksikan dan
proggresi pemberian ASI –
demonstrasikan keadaan orangtua
v Kemampuan penyedia teknik membersihkan mulut bayi
setelah bayi diberikan susu
perawatan untuk
mencairkan,menghangatka
Lactation supresion
n,dan menyimpan ASI
secara aman
–
Fasilitasi proses bantuan
interakti untuk membantu
v Menunjukkan teknik
mempertahankan keberhasilan proses
dalam memompa ASI
pemberian ASI
v Berat badan bayi=masa
–
Sediakan informasi tentang
tubuh
laktasi dan teknik memompa
v Tidak ada respon aleri ASI(secara manual atau dengan
pompa elektrik),cara mengumpulkan
sistematik
dan menyimpan ASI
v Respirasi status: jalan
Tunjukkan dan
nafas,perttukaran gas,dan –
ventilasi naas bayi adekuat demonsttrasikan berbagai jenis
pompa payudara,tentang
biaya,keefektifan,dan ketersediaan
alat tersebut
–
Ajarkan pengasuh bayi
mengenai topik-tpoik,seperti
penyimpanan dan pencarian ASI dan
penghindaranmemberi susu botol
pada dua jam sebelum ibu pulang
·
Penyakit bayi
·
Prematuritas
·
Ibu bekerja
·
Penyakit ibu
–
Ajarkan orang tua
mempersiapkan,menyimpan,menghan
gatkan dan kemungkinan tambahan
pemberian susu formula
v Tanda-tanda vital bayi
dalam batas normal
·
Kebutuhan
untuk segera menyapih
bayi
–
Apabila penyapihan
diperlukan,inormasikan ibu mengenai
kembalinya proses ovulasi dan
seputar alat kontrasepsi yang sesuai
Lactation counseling
–
Menggunakan bantuan
interaktif untuk membantu ibu
mempertahankan keberhasilan proses
pemberian ASI
–
Beri dorongan untuk tetap
menyusui sepulang kerja atau sekolah
4
Resiko infeksi b.d
NOC
pertahanan imunologis
tidak adekuat
v Immune status
Infection control (kontrol infeksi):
–
Penurunan
hemoglobin
–
Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain
v Knowledge:infection
control
–
v Risk control
Imunosupresi(mis.imu
nitas didapat tidak
Kriteria hasil:
adekuat,agen
farmaseutikal termasuk v Klien bebas dari tanda
imunosupresan
dan gejala infeksi
steroid,antibodi
v Mendeskripsikan proses
–
Vaksinasi tidak penularan penyakit,faktor
adekuat
yang mempengaruhi
penularan serta
–
Pemajanan
NIC
–
Pertahankan teknik isolasi
–
Batasi pengunjungan
–
Mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung
meninggalkan pasien
–
Gunakan sabun anti mikrobia
untuk cuci tangan
–
Tingkatkan intake nutrisi
–
Berikan terapi antibiotik bila
perlu
penatalaksanaannya
terhadap patogen
v Menunjukkan
lingkungan meningkat
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
-wabah
infeksi
–
Prosedur
invasif
–
malnutrisi
v Jumlah leukosit dalam
batas normal
v Menunjukkan perilaku
hidup sehat
–
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
–
Monitor hitungan granulosit
–
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan,panas,drainase
–
Instruksi pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
–
Ajarkan keluarga tanda dan
gejala infeksi
–
Ajarkan cara menghindari
infeksi
–
5
Iketrus neonates b.d
bilirubin tak
terkonjugasi dalam
sirkulasi
Defenisi: kulit dan
membran mukosa
neonatus berwarna
kuning yang terjadi
setelah 24 jam
kehidupan sebagai
akibat bilirubin tak
terkonjugasi ada di
dalam sirkulasi
Batas karakteristik:
–
Proil darah
abnormal
(hemolisis;bilirubin
serum total
>2mg/dl;bilirubin
serum total pada
rentang resiko tinggi
NOC
v Breasfeeding infektif
Laporkan kecurigaan infeksi
NIC
Phototheraphy:neonatus
v Breasfeeding interupted –
Meninjau sejarah ibu dan bayi
faktor resiko untuk
hiperbilirubinemia
v Liver function,risk of
impaired
–
Amati tanda-tanda ikteris
v Blood glucose,risk or
unstable
–
Tempat bayi di isolette
Kriteria hasil:
v Menyusui secara
mandiri
–
Instruksi keluarga pada
prosedur fototerapi dan perawatan
–
Terapkan tambalan untuk
menutup mata,menghindari
v Tetap mempertahankan memonitor tanda-[tanda vital
perprotokol sesuai kebutuhan
laktasi
memantau tingkat bilirubin
perprotokolmengevaluasi status
v Pertumbuhan dan
perkembangan bayi dalam neurologi setiap 4 jam atau
perprotokol
batas normalrespirasi
menurut usia pada
nonmogram spesifikwaktu)
–
Memar kulit
abnormal
–
Membran
mukosa kuning
–
Kulit kuning
sampai orange
–
Sclera kuning
Factor yang
berhubungan:
status:jalan
nafas,pertukaran gas,dan
ventilasi naas bayi adekuat
v Penerimaan :kondisi
kesehatan
v Dapat mengontrol kadar
glukosa darah
v Dapat memanajement
–
Penurunan
dan mencegah penyakit
berat badan abnormal
semakin parah
(>7-8% pada bayi baru
lahir yang menyusui
v Tingkat pemahaman
ASI ;15% pada bayi
untuk dan pencegahan
cukup bulan)
komplikasi
–
Pola makanan
v Dapat meningkatkan
tidak ditetapkan
istirahat
dengan baik
v Status nutrisi adekuat
–
Bayi
menunjukkan kesulitan
v Control resiko proses
dalam transaksi ke
infeksi
kehidupan ekstrauterin
–
Usia neonatus
1-7 hari
–
Feses
(mekonium) terlambat
keluar
BAB IV
–
Dorong keluarga untuk
berpartisipasi dalam terapi cahaya
–
Instruksikan keluarga pada
fototerapi diruamh yang sesuai.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang
pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine
kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau
sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).
Menurut Hasan Rusepno (1995), berdasarkan hasil konggres kedoktren Perinatologi Eropa II
yang disebut bayi berat lahir rendah adalah bayi yang beratnya kurang atau sama dengan
2500 gram saat lahir.dianggap sebagai mengalami masa gestasi yang diperpendek, maupun
pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan atau keduanya.
Dalam hal in dapat dibedakan menjadi :
Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan
Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat
badannya kurang dari yang seharusnya umur kehamilan
Retardasi pertumbuhan janin intrauterine (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan
Dismaturitas, yaitu suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi yang lahir dengan BB
tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi yang dengan gejala intrauterine
malnutrition or wasting.
Large for date adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan,
misalnya pada diabetes mellitus
Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:
1. Factor genetik atau kromosom
2. Infeksi
3. Bahan toksik
4. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
5. Radiasi
6. Faktor nutrisi
7. Isufisiensi atau disfungsi plasenta
8. Factor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada masa kehamilan,
plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
SARAN
1. Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari uraian yang
dipaparkan diatas, sehingga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan
tambahan.
2. Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan, baik dalam proses
penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi untuk membantu kelancaran dan
kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.
Doenges, E. Marilynn. (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta : EGC.
Huda , Amin N dan Hardhi Kusuma. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa NANDA & NIC-NOC Jilid 1. Jakarta : EGC
Tambayong, (2000) . Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.