PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | - | Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi 7434 15618 1
PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Margaretha Puspita Arumsari, Mintasih Indriayu, Salman Alfarisy Totalia*
*Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
etha.arum@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016 melalui penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif Two Stay
Two Stray dengan Make A Match. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016
yang berjumlah 28 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray
dengan Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas XIIIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan
pada pra tindakan, siklus I dan siklus II bahwa hasil belajar siswa meningkat
setiap aspeknya. Hasil belajar siswa aspek kognitif pada pra tindakan dengan
persentase ketuntasan siswa 42,86%, siklus I 67,86%, dan siklus II 85,71%. Hasil
belajar siswa aspek afektif pada pra tindakan sebesar 42,85%, siklus I 78,58%,
dan siklus II 92,85%. Hasil belajar siswa aspek psikomotor pada pra tindakan
sebesar 0,00%, siklus I 57,14%, dan siklus II 85,71%.
Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Two Stay Two Stray, Make a
Match, Hasil Belajar.
ABSTRACK
The objective of this research are to improve the economic learning
outcomes in the XI-IIS 6 grade of SMA Negeri 8 Surakarta through the
application of combination of the cooperative learning model between Two Stay
Two Stray with Make A Match. This research used the Classroom Action
1
Research (CAR). The study was conducted in two cycles, with each cycle
consisted of planning, implementation, observation and reflection. The subjects
were 28 students in the XI-IIS 6 grade of SMA Negeri 8 Surakarta in academic
year 2015/2016. Data collection techniques are observation, test, documentation
and interview. The result of research can conclution that application of
combination of the cooperative learning model between two stay two stray with
make a match can improve the ecconomic learning outcomes in the XI-IIS 6 grade
of SMA Negeri 8 Surakarta in academic year 2015/2016. It proved from prioraction, cycle I and cycle II that the students learning outcomes is viewed from
increases every aspect. The proportion aspect cognitive of students learning
outcomes passing are 42.86% in prior action, 67.86% in cycle I, and 85.71% in
cycle II. Affective aspect of student learning outcomes were 42.85% in prior
action, 78.58% in cycle I and 92.85% in cycle II. The psychomotor aspect of
student learning outcomes were 0.00% in prior action, 57.14% in cycle I, and
85.71% in cycle II.
Keywords: Cooperative Leaning Model, Two Stay Two Stray, Make a Match,
Learning Outcomes.
PENDAHULUAN
Pendidikan
adalah
untuk mengembangkan potensi yang
salah
dimiliki.
satu faktor penting untuk kemajuan
Ilmu
negara. Menurut UU No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
teknologi
Nasional menyebutkan bahwa:
mengalami
pengetahuan
dari
tahun
dan
ke
tahun
perkembangan
dan
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara
aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian
diri,
kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, dan
masyarakat.
kemajuan.
Oleh karena itu, pendidikan memiliki
mengajar,
peranan penting bagi setiap individu
pembelajaran untuk meningkatkan
Sejalan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, upaya untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia harus dilakukan secara
terus
menerus.
memperbaiki
kualitas
dan
sumber
ditunjukkan
perubahan
2
Upaya
meningkatkan
daya
dengan
pola
untuk
kegiatan
pemilihan
manusia
adanya
belajar
model
sekolah.
dapat mengembangkan pembelajaran
Melalui model pembelajaran guru
secara maksimal. Melalui observasi
dapat
siswa
dan wawancara dengan guru mata
informasi,
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 8
hasil
belajar
siswa
di
membantu
mendapatkan
para
ide,
keterampilan,
cara
mengekspresikan
berpikir,
ide.
Surakarta diperoleh rata-rata hasil
dan
belajar
Model
mata
pelajaran
ekonomi
pembelajaran dapat diterapkan di
seperti berikut:
semua
Tabel 1.1 Data Nilai Rata-Rata
Ulangan Harian Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas XI-IIS SMA Negeri
8 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016.
No
Kelas
RataTingkat
Rata Ketuntasan
Nilai
1
XI-IIS 1
64
47%
2
XI-IIS 2
71
63%
3
XI-IIS 3
64
56%
4
XI-IIS 4
73
62%
5
XI-IIS 5
67
56%
6
XI-IIS 6
62
43%
(Sumber : Data Primer yang diolah,
2015)
jenjang
pendidikan
salah
satunya adalah di tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA).
SMA Negeri 8 Surakarta
merupakan
salah
satu
Sekolah
Menengah Atas di Kota Surakarta
yang berada di bawah pengawasan
Dinas
Pendidikan
Olahraga
Kota
Pemuda
Surakarta.
dan
SMA
Negeri 8 Surakarta adalah salah satu
sekolah sasaran yang diwajibkan
untuk menerapkan kurikulum 2013.
Data tabel 1.1 menunjukkan
Dalam perkembangannya kurikulum
2013
lebih
bagaimana
siswa
menekankan
membentuk
dalam
IIS 6 terendah dari 6 kelas XI-IIS di
karakter
SMA Negeri 8 Surakarta dengan
mengembangkan
pembelajaran.
sebagai
bahwa hasil belajar siswa kelas XI-
pada
Guru
rata-rata kelas 62. Berdasarkan nilai
diposisikan
fasilitator
ulangan harian ekonomi kelas XI-IIS
yang
6,
memonitoring perkembangan anak
didiknya.
Di
sini
fasilitator
tidak
guru
sebagai
berhenti
hanya
dari 28
mencapai
siswa
Kriteria
yang
belum
Ketuntasan
Minimal (KKM) sebanyak 16 siswa
siswa yang sudah mencapai KKM
menyediakan tempat belajar namun
belajar sebanyak 12 siswa.
juga menyediakan berbagai variasi
Ekonomi merupakan salah
pembelajaran yang cocok agar siswa
satu mata pelajaran yang penting
3
Permasalahan
untuk dipahami siswa khususnya
kelas IIS (Ilmu-Ilmu Sosial) karena
menunjukkan
di dalamnya mempelajari asas-asas
tercapainya
produksi,
yang
distribusi,
keuangan,
di
atas
bahwa
proses
efektif
belum
pembelajaran
sehingga
manajemen, koperasi, dan masih
menerapkan
banyak yang lain. Mata pelajaran
yang berpusat pada siswa (student
ekonomi sangat berhubungan dengan
centered learning) dan tepat sesuai
kehidupan sehari-hari yang tanpa
dengan kondisi siswa. Untuk itu
sengaja sudah dilakukan oleh siswa.
diperlukan suatu model pembelajaran
yang
Berdasarkan hasil observasi
yang
dilakukan
proses
peneliti
pembelajaran
model
perlu
mampu
partisipasi
selama
pembelajaran
meningkatkan
siswa,
meningkatkan
interaksi antara guru dan siswa dan
ekonomi,
kegiatan pembelajaran ekonomi di
menciptakan
kelas XI-IIS 6 adalah pembelajaran
kondusif
yang berpusat pada guru (teacher
sehingga selama proses pembelajaran
centered learning). Peneliti juga
siswa menjadi lebih aktif dalam
mengamati
menyampaikan
bahwa siswa kurang
pembelajaran
dan
yang
menyenangkan
pendapatnya
dan
berpartisipasi dalam pembelajaran.
tidak merasa bosan dalam proses
Pada saat guru menjelaskan materi,
pembelajaran. Salah satu usaha yang
sebagian besar siswa tidak fokus atau
dapat
tidak
menerapkan
memerhatikan
guru
tetapi
dilakukan
adalah
model
dengan
pembelajaran
mengobrol dengan temannya dan
kooperatif. Pembelajaran kooperatif
meletakkan kepala di meja sehingga
adalah model pembelajaran yang
susana
kurang
berfokus pada penggunaan kelompok
diberi
kecil siswa untuk bekerja sama
guru,
dalam
kondusif.
kesempatan
pembelajaran
Ketika
siswa
bertanya
oleh
memaksimalkan
kondisi
belajar dan hasil belajar siswa.
siswa cenderung pasif memilih diam,
Pembelajaran
tidak bertanya dan mengemukakan
kooperatif
pendapat. Kurang adanya interaksi
adalah salah satu pilihan yang dapat
dan timbal balik anatara siswa dan
digunakan oleh seorang guru. Trianto
guru.
(2011:
4
56)
mengemukakan,
“pembelajaran
kooperatif
muncul
kesempatan kepada kelompok untuk
dari konsep bahwa siswa akan
bediskusi membagikan hasil dan
mudah
dan
informasi kepada kelompok lain.
memahami konsep yang sulit jika
Model pembelajaran ini terdiri dari
mereka saling berdiskusi dengan
beberapa
temannya”
dan
kelompoknya terdiri dari 4 siswa.
sejawat
Dalam model pembelajaran ini ada
dalam
kegiatan bertamu dan menerima
menemukakan
Hakikat
pengunaan
menjadi
sosial
kelompok
aspek
utama
kelompok
tamu
mereka akan saling berkerjasama
informasi setelah mereka berdiskusi
dalam kelompok untuk memecahkan
dengan
masalah yang ada. Hal ini akan
Melalui
memberikan dampak positif bagi
diharapkan
siswa karena mereka saling berbagi,
partisipasi siswa untuk lebih aktif
yang belum paham dapat diberitahu
dalam
dan dapat bertukar pendapat dan
pendapatnya
berdampak hasil belajar mereka.
kemampuan mereka masing-masing
Melalui
sehingga
kooperatif,
teman
berdiskusi,
hasil belajar.
mengeluarkan
dengan
kelas
menjadi
dapat meningkatkan
Model
dan
ini
merangsang
sesuai
suasana
kelompoknya, kemudian berdiskusi
informasi,
sekelompoknya.
mampu
kondusif dan
suatu
hasil
model pembelajaran
siswa akan bekerja bersama dalam
tentang
membagikan
tiap
pembelajaran kooperatif sehingga
pembelajaran
untuk
yang
pembelajaran
kepada
kooperatif make a match merupakan
kelompok lain. Ada beberapa macam
pembelajaran dengan membagi kartu
model
kooperatif.
soal atau jawaban pada setiap siswa
model
dan mencari pasangan kartu tersebut
mengungkapkannya
pembelajaran
Diantaranya
adalah
pembelajaran kooperatif two stay two
dengan
stray dengan make a match.
Pembelajaran ini merupakan salah
Model
pembelajaran
waktu
yang
ditentukan.
satu teknik instruksional yang dapat
kooperatif two stay two stray yaitu
membantu
salah
mengingat apa yang telah mereka
satu
kooperatif
teknik
pembelajaran
yang
memberikan
pelajari
5
siswa
dan
dalam
dapat
hal
menguji
guru
karena melalui kombinasi model
menjelaskan materi pembelajaran.
pembelajaran ini siswa dituntut lebih
Menurut penelitian Muntoha yang
aktif memecahkan masalah dengan
berjudul
berbagi
pemahaman
siswa
setelah
Penerapan
Model
informasi,
dan
Pembelajaran Make A Match Untuk
menyampaikan kembali informasi
Meningkatkan
tersebut kepada kelompok masing-
Aktivitas
Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi
masing
Kelas X SMAN 14 Semarang dalam
sendiri serta diakhiri dengan guru
Economic
Analysis
memberi kartu permasalahan yang
Journal salah satu keunggulan model
berisi soal atau jawaban pada setiap
pembelajaran kooperatif make a
siswa.
match siswa mencari pasangan kartu
pasangan kartu yang sesuai dengan
sambil
suatu
kartunya untuk membantu siswa
konsep atau topik dalam suasana
dalam hal mengingat apa yang telah
yang
mereka pelajari dan dapat menguji
Education
belajar
mengenai
menyenangkan.
Sehingga
dengan
Siswa
bahasa
tersebut
mereka
mencari
dalam proses pembelajaran tidak
pemahaman
siswa
membosankan dan siswa akan lebih
menjelaskan
materi
interaktif. Model pembelajaran make
setelah
a match merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif two stay two
pembelajaran
stray.
yang
mampu
setelah
pembelajaran
diterapkan
Dalam
guru
model
kombinasi
model
pembelajaran ini diharapkan siswa
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan kombinasi model
akan lebih mendalami materi dan
pembelajaran kooperatif two stay two
berdampak pada hasil belajar yang
stray
meningkat.
dengan
dilakukan
make
dengan
a
match
Berdasarkan
belakang tersebut, maka dirumuskan
pertimbangan
karena selama ini banyak kegiatan
permasalahan
belajar
“Apakah
mengajar
yang
latar
diwarnai
sebagai
penerapan
berikut:
kombinasi
dengan kegiatan-kegiatan individu.
model pembelajaran kooperatif Two
Kombinasi
pembelajaran
Stay Two Stray dengan Make a
kooperatif two stay two stray dengan
Match dapat meningkatkan hasil
make a match ini menarik bagi siswa
belajar ekonomi siswa kelas XI-IIS 6
model
6
SMA Negeri 8 Surakarta Tahun
secara aktif untuk mencapai tujuan
Pelajaran 2015/2016?”.
pembelajaran dan memaksimalkan
Tujuan
penelitian
belajar dalam kelompok kecil.
yang
dilakukan oleh peneliti adalah untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil
Model Pembelajaran Kooperatif
belajar siswa kelas XI-IIS 6 pada
Two Stay Two Stray
mata pelajaran Ekonomi dengan
Model
menggunakan
kombinasi
pembelajaran
Two
Stay Two Stray merupakan salah satu
model
pembelajaran kooperatif Two Stay
model
Two Stray dengan Make a Match .
Model pembelajaran kooperatif two
pembelajaran
kooperatif.
stay two stray juga disebut model
KAJIAN PUSTAKA
pembelajaran kooperatif dua tinggal
Model Pembelajaran Kooperatif
dua tamu. Model pembelajaran ini
Weil
dikembangkan oleh Spencer Kagan
“model
pada tahun 1992 (Isjoni, 2012: 113).
pembelajaran adalah suatu rencana
Menurut Lie (2008: 60), “Model ini
atau pola yang dapat digunakan
dapat digunakan dalam semua mata
untuk
pelajaran dan untuk semua tingkat
Menurut
(Rusman,
Joyce
2012:
133)
membentuk
(rencana
&
kurikulum
pembelajaran
usia anak didik”.
jangka
Model pembelajaran two stay
panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran,
dan
two
membimbing
merupakan
pembelajaran
pembelajaran di kelas atau yang lain.
Pembelajaran
stray
memberi
kooperatif
model
yang
kesempatan
kepada
mengajar
kelompok untuk membagikan hasil
sebagai
dan informasi dengan kelompok
anggota kelompok kecil yang tingkat
lainnya dengan cara saling bertamu
kemampuannya
antar
adalah
dengan
strategi
belajar
sejumlah
siswa
berbeda
(Isjoni,
kelompok
untuk
berbagi
2012: 15). Dapat disimpulkan bahwa
informasi sehingga antar siswa saling
model
bekerjasama satu sama lain untuk
pembelajaran
kooperatif
adalah model pembelajaran yang
memecahkan
didalamnya
yang diberikan.
siswa
bekerja
sama
7
suatu
permasalahan
sesuai
Menurut Purmiati (2012: 5)
“Penggunaan model pembelajaran
Two
Stay
Two
Stray
dengan
kartu
yang
(2013:
41)
dipegangnya.”
Muntoha
akan
mengarahkan siswa untuk aktif, baik
menyebutkan
dalam
pembelajaran kooperatif make a
berdiskusi,
tanya
jawab,
mencari jawaban, menjelaskan dan
match
juga
keterampilan
menyimak
materi
yang
tujuan
adalah
model
untuk
siswa
membina
menemukan
informasi, kerjasama dengan orang
dijelaskan oleh teman.”
lain, dan memecahkan masalah yang
dihadapi melalui kartu permasalahan.
Model Pembelajaran Kooperatif
Make a Match
Model
pembelajaran
Kombinasi Model Pembelajaran
kooperatif make a match disebut juga
Kooperatif Two Stay Two Stray
dengan model pembelajaran mencari
dengan Make a Match
Model pembelajaran two stay
pasangan karena dalam model ini
siswa
harus
mencocokkan
two
atau
stray
adalah
suatu
model
kartu
pembelajaran kooperatif yang di
pertanyaan dan kartu jawaban yang
dalamnya terdapat kegiatan bertamu
tepat. Model ini dipopulerkan oleh
untuk
Lorna Curran (1994).
kelompok
mencari
pasangan
antara
Menurut
bertukar
informasi
sehingga
antar
menciptakan
Kusningsih (2014: 39): “Make a
suasana
Match merupakan sebuah model
pengalaman belajar siswa lebih luas,
pembelajaran dengan metode belajar
sedangkan model pembelajaran make
sambil bermain dimana siswa secara
a match adalah model pembelajaran
aktif
yang
bekerja
sama
dan
kelas
yang
dilakukan
aktif
dengan
dan
mencari
berkomunikasi dengan teman yang
pasangan melalui kartu soal dan
lain untuk mencari jawaban atas
kartu jawaban yang sama sambil
kartu yang dipegangnya serta berlatih
belajar suatu konsep sehingga terjadi
berpikir secara cepat, tepat, teliti
suasana belajar yang menyenangkan.
dalam mencari pasangan yang tepat
Untuk itu peneliti tertarik untuk
menerapkan
8
kombinasi
model
pembelajaran kooperatif two stay two
6. Hasil
diskusi
kelompok
stray dengan make a match untuk
dikumpulkan
meningkatkan hasil belajar siswa.
secara acak
Adapun langkah-langkah kombinasi
mempresentasikan
model pembelajaran two stay two
diskusinya dan kelompok lain
stray dengan make a match sebagai
memberikan tanggapan.
7. Guru
berikut:
dan
kemudian
dua kelompok
hasil
memberikan
tanggapan
materi
terhadap presentasi siswa berupa
pelajaran kepada siswa sesuai
pelurusan dari penjelasan siswa
dengan kompetensi dasar yang
yang kurang tepat dan tambahan
akan dicapai.
materi
1. Guru
menyampaikan
siswa
belum
jelaskan.
2. Guru membentuk kelompok yang
8. Setelah itu, guru memberikan
terdiri dari 4 atau 5 orang siswa.
3. Guru memberikan soal
yang
satu buah kartu soal atau jawaban
untuk
kepada setiap siswa.
dibahas dalam kelompok.
4. Selanjutnya, 2 orang siswa dari
9. Setiap siswa mencari pasangan
tiap kelompok berkunjung ke
yang mempunyai kartu yang
kelompok lain untuk mencatat
cocok dengan kartunya.
10. Selanjutnya, guru bersama-sama
hasil kerja dari kelompok lain
dan sisa kelompok tetap tinggal
siswa
di kelompoknya untuk menerima
kartu yang tepat.
11. Satu
siswa dari kelompok lain yang
mencocokkan
pasangan
pasangan
siswa
yang
bertamu ke kelompoknya sesuai
menenemukan pasangan kartu
dengan waktu yang ditentukan.
tercepat sebelum waktu akan
diberi penghargaan.
5. Siswa yang bertamu kembali ke
12. Kesimpulan.
kelompoknya masing-masing dan
menyampaikan hasil kunjungan
dan informasi kepada teman yang
Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2014: 5),
tinggal di kelompoknya. Hasil
kunjungan dibahas bersama dan
hasil
dicatat.
perbuatan,
9
belajar
adalah
nilai-nilai,
pola-pola
pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
Dalam penelitian ini hasil
keterampilan” Abdurahman (dalam
belajar mencakup tiga aspek yaitu:
Shofiya, 2013) mengatakan bahwa
kognitif, afektif, dan psikomotor.
hasil belajar merupakan kemampuan
Penilaian
yang diperoleh anak setelah melalui
dilakukan dilakukan dengan tes di
kegiatan belajar. Bloom (Suprijono,
akhir setiap siklusnya, sedangkan
2014: 6) berpendapat bahwa “hasil
hasil belajar siswa aspek afektif dan
belajar mencakup tiga aspek yaitu,
aspek psikomotor dilakukan dengan
aspek kemampuan kognitif, afektif,
menggunakan lembar obsevasi pada
dan psikomotorik.”
saat proses pembelajaran dengan
Penilaian
hasil
hasil
belajar
kognitif
beberapa indikator. Indikator hasil
belajar
dilakukan setelah siswa menerima
belajar
apa yang mereka pelajari. Menurut
ketekunan, percya diri, kejujuran,
Jihad
tanggungjawab,
dan
merupakan kegiatan yang dilakukan
Indikator
belajar
guru untuk memperoleh informasi
psikomotor yaitu kerjasama dalam
secara objektif, berkelanjutan dan
diskusi
menyeluruh tentang proses dan hasil
dalam
belajar yang dicapai siswa, yang
kemampuan dalam menyampaikan
hasilnya digunakan sebagai dasar
hasil diskusi, membuat rangkuman
untuk
dalam buku.
(2012:
54)
menentukan
penilaian
perlakuan
afektif
yaitu
hasil
kelompok,
spiritual,
santun.
aspek
kemampuan
mengeluarkan
pendapat,
selanjutnya. Hal ini berarti penilaian
tidak hanya mencapai satu target
Hipotesis Tindakan
saja, melainkan menyeluruh dan
Hipotesis tindakan dalam
mencakup aspek kognitif, afektif dan
penelitian ini dirumuskan sebagai
psikomotorik. Sudjana (2013: 22)
berikut:
mengatakan bahwa penilaian hasil
kombinasi
belajar adalah proses pemberian nilai
kooperatif Two Stay Two Stray
terhadap hasil-hasil belajar yang
dengan
dicapai
meningkatkan hasil belajar ekonomi
siswa
dengan
kriteria
“Melalui
model
Make
a
penerapan
pembelajaran
Match
dapat
siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8
tertentu.
10
Surakarta
Tahun
pengumpulan data pada penelitian ini
Pelajaran
melalui observasi, wawancara, tes
2015/2016.”
dan kajian dokumentasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
di SMA Negeri 8 Surakarta yang
Penelitian tindakan kelas ini
beralamat di di Jalan Sumbing VI/49
Mojosongo
Penelitian
Jebres,
ini
dilakukan di kelas XI-IIS 6 SMA
Surakarta.
termasuk
Negeri
dalam
pra tidakan, peneliti terlebih dahulu
siswa kelas XI-IIS 6 tahun pelajaran
melakukan observasi dan wawancara
2015/2016 dengan jumlah siswa 28
baik dari siswa maupun guru mata
terdiri 17 siswa perempuan dan 11
pelajaran
siswa laki-laki.
di
yang didapat dari proses pelaksanaan
juga
model
melakukan
mengumpulkan
data
XI-IIS 6 khususnya pada mata
pelajaran ekonomi.
Data dalam penelitian ini diperoleh
Hasil
dari nilai hasil belajar siswa yang
observasi
tersebut
adalah (a) Guru dalam mengelola
diperoleh dari jumlah nilai rata-rata,
informasi
Selain
dokumentasi hasil belajar siswa kelas
Two Stray dengan Make a Match.
dan
lapangan.
wawancara dan obseravasi, peneliti
dengan
pembelajaran kooperatif Two Stay
presentase
yang
mengetahui keadaan nyata yang ada
kelas ini adalah hasil belajar siswa
kombinasi
ekonomi
bersangkutan dengan tujuan untuk
Objek penelitian tindakan
menggunakan
Penelitian
dari tahap pra tindakan. Pada tahap
Subjek penelitian tindakan adalah
ekonomi
Surakarta.
dilakukan secara sistematis dimulai
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
pembelajaran
8
kelas kurang maksimal, guru kurang
hasil
tegas
pengamatan melalui lembar observasi.
suasana
Sumber data dalam penelitian ini
dalam
kelas
mengajar
sehingga
terkadang
diluar
kendali karena siswa ramai sendiri.
diperoleh dari guru mata pelajaran
Pada saat proses pembelajaran, guru
ekonomi dan siswa kelas XI-IIS 6
masih
SMA Negeri 8 Surakarta. Teknik
11
menggunakan
metode
hasil
meningkatkan hasil belajar siswa
pra
pada mata pelajaran ekonomi di
tindakan, hasil belajar siswa aspek
kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8
kognitif belum menunjukkan hasil
Surakarta tetapi belum maksimal.
yang maksimal. Dari 28 siswa kelas
Hasil belajar siswa
XI-IIS 6 sebanyak 12 siswa dengan
mengalami
persentase 42,86% dinyatakan tuntas
siswa yang tuntas sebanyak 19 dan
dan sebanyak 16 siswa dengan
siswa yang belum tuntas sebanyak 9,
persentase 57,14% dinyatakan tidak
dengan persentase tingkat ketuntasan
tuntas
ceramah
(b)
Berdasarkan
ulangan
harian
ekonomi
aspek kognitif
peningkatan
dimana
Berdasarkan
lembar
67,86%. Hasil belajar siswa aspek
penilaian
afektif
afektif mengalami peningkatan dari
berdasarkan kurikulum 2013 pra
42,85% pada pra tindakan menjadi
tindakan, hasil belajar siswa aspek
78,58%.
afektif belum menunjukkan hasil
memperoleh nilai dengan kriteria
yang maksimal ditunjukkan dengan
Sangat Baik (SB) dan Baik (B)
siswa yang tuntas memperoleh nilai
sebanyak
dengan kriteria Sangat Baik (SB) dan
siswa aspek psikomotor mengalami
Baik (B) sebanyak 12 siswa dengan
peningkatan dari 0,00% pada pra
persentase 42,85% (d) Berdasarkan
tindakan menjadi 57,14. Siswa yang
lembar
penilaian
memperoleh nilai dengan kriteria
psikomotor pra tindakan tidak ada
Sangat Baik (SB) dan Baik (B)
siswa yang tuntas atau memperoleh
sebanyak 21 siswa.
(c)
observasi
observasi
Siswa
yang
22 siswa. Hasil belajar
Berdasarkan
nilai dengan kriteria Sangat Baik
tuntas
data
hasil
(SB) dan Baik (B) dengan persentase
observasi pada siklus II, hasil belajar
0,00%.
siswa aspek kognitif
Berdasarkan
observasi
diketahui
pada
data
siklus
bahwa
I,
mengalami
hasil
peningkatan dimana ketuntasan hasil
dapat
belajar siswa pada siklus I 67,86%
meningkat menjadi
penerapan
85,71% pada
pembelajaran
siklus II. Siswa yang tuntas sebanyak
kooperatif Two Stay Two Stray
26 siswa dan siswa yang belum
dengan Make a Match
tuntas sebanyak 2 siswa. Hasil
kombinasi
model
dapat
12
belajar
siswa
afektif
belajar siswa aspek kognitif juga
mengalami peningkatan dari 78,58%
meningkatkan hasil belajar siswa
pada
menjadi
aspek afekif dan psikomotor karena
92,85% pada siklus II. Siswa yang
siswa lebih bersemangat belajar,
tuntas
melatih siswa untuk lebih mandiri.
siklus
I
aspek
menjadi
memperoleh nilai dengan
kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik
Temuan penting penelitian:
(B) sebanyak 26 siswa. Hasil belajar
1. Hasil belajar aspek
siswa aspek psikomotor mengalami
mengalami
peningkatan dari 57,14% pada siklus
siklus I, dan siklus II.
2. Hasil
I menjadi 85,71% pada siklus II.
kognitif
peningkatan
belajar
aspek
dari
afektif
Siswa yang memperoleh nilai dengan
mengalami
kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik
dilihat dari indikator afektif siswa
(B) sebanyak 24 siswa.
yaitu
Berdasarkan
peningkatan
spiritual,
yang
ketekunan,
percaya diri, kejujuran, tanggung
wawancara
jawab, dan santun.
yang dilakukan terhadap beberapa
3. Hasil belajar aspek psikomotor
siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8
Surakarta diketahui bahwa melalui
mengalami
penerapan
model
dilihat dari indikator psikomotor
pembelajaran Two Stay Two Stray
yaitu kerjasama dalam diskusi
dengan Make a Match meningkatkan
kelompok, kemampuan dalam
antusias
mengeluarkan
kombinasi
siswa
dalam
proses
peningkatan
pembelajaran, proses pembelajaran
kemampuan
menjadi menyenangkan dan tidak
menyampaikan
membosankan, siswa juga menjadi
membuat
lebih berani dalam mengemukakan
buku.
yang
pendapat,
dalam
hasil
diskusi,
rangkuman
dalam
pendapat, bertanya dan bertukar
informasi dalam diskusi kelompok.
KESIMPULAN
Sedangkan hasil wawancara dengan
1. Penerapan
kombinasi
model
guru diperoleh keterangan bahwa
pembelajaran
dengan model pembelajaran yang
Stay Two Stray dengan Make a
dilakukan selain meningkatkan hasil
Match dapat meningkatkan hasil
13
kooperatif
Two
belajar aspek kognitif siswa.
SARAN
Yang ditunjukkan dari tahap pra
1. Bagi Sekolah
tindakan
yang
meningkat
masih
mencapai
rendah
a. Sekolah
sebaiknya
67,85%
meningkatkan sarana berupa
pada siklus I dan 85,71 pada
jaringan wifi dan LCD setiap
siklus II.
kelas serta prasarana berupa
2. Penerapan
kombinasi
pembelajaran
kooperatif
model
perpustakaan yang memadai
Two
untuk mempermudah siswa
Stay Two Stray dengan Make a
memperoleh
Match dapat meningkatkan hasil
sehingga dapat meningkatkan
belajar aspek afektif siswa yang
hasil belajar siswa.
ditunjukkan
dengan
adanya
informasi
b. Sekolah
sebaiknya
peningkatan hasil belajar aspek
memfasilitasi
afektif siswa dari tahap pra
pelajaran
untuk
mengikuti
tindakan
pelatihan
atau
seminar
yang
meningkat
masih
mencapai
rendah
78,58%
guru
mata
berhubungan dengan model
pada siklus I dan 92,85% pada
pembelajaran yang inovatif.
siklus II.
2. Bagi Guru
3. Penerapan
kombinasi
model
a. Guru sebaiknya melakukan
Two
inovasi dalam penggunaan
Stay Two Stray dengan Make a
model pembelajaran dalam
Match dapat meningkatkan hasil
menyampaikan
belajar aspek psikomotor siswa
pelajaran,
yang ditunjukkan dengan adanya
tidak
peningkatan hasil belajar aspek
memahami materi yang telah
psikomotor siswa dari tahap pra
diajarkan.
pembelajaran
tindakan
meningkat
kooperatif
yang
masih
mencapai
rendah
materi
sehingga
merasa
bosan
siswa
dan
b. Guru sebaiknya lebih tegas
57,14%
terhadap
siswa,
sehingga
pada siklus I dan 85,71% pada
dapat
siklus II.
kedisiplinan dan tanggung
mengajarkan
jawab kepada siswa.
14
dapat
c. Guru sebaiknya melatih siswa
menambah
dalam
mengemukakan
pengetahuan
pendapat,
diskusi
materi
presentasi
dan
untuk
berkomunikasi
teman yang lain, misalnya
pendapat
menerangkan materi dengan
bahasa dan idenya sendiri.
d. Siswa
dan guru ketika pembelajaran
sebaiknya
berlangsung sehingga siswa
menghargai
lebih
proses
memahami
materi
jawab
lebih
dalam
dan
pada
tugas yang diberikan oleh
sebaiknya
aktif
guru
pembelajaran,
bertanggung
pelajaran.
berpartisipasi
di
dalam
diri
atau bertanya kepada teman
b. Siswa
yang
depan umum atau dengan
a. Siswa sebaiknya lebih berani
mengemukakan
pelajaran
c. Siswa sebaiknya melatih diri
3. Bagi Siswa
percaya
pada
dipelajari.
dengan
memberikan tugas.
dan
siswa
saat
guru.
proses pembelajaran sehingga
DAFTAR PUSTAKA
(2011).
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Trianto.
Berorientasi
Kusningsih. (2014). Peningkatan
Hasil Belajar Tema Keluarga
Melalui Model Cooperative
Learning tipe Make A Match
pada Siswa Kelas I SDN
Grobog Kulon 03 Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal
semester 2 tahun pelajaran
2013/2014. Jurnal Penelitian
Tindakan Kelas, 16(2), 40-45.
Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Isjoni.
(2012).
Pembelajaran
Kooperatif
Meningkatkan
Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lie, A. (2008). Cooperatif Learning.
Jakarta: PT Grasindo
Jihad, Asep & Abdul Haris. (2012).
Evaluasi
Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta
Muntoha, Happy
Dwi Yunia.
(2013). Penerapan
Model
Pembelajaran Make a Match
15
Shofiya, Arum Rahma. (2013).
Penerapan
Model
Pembelajaran kooperatif Tipe
Make
A
Match
Untuk
Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Sosiologi Siswa
Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3
Wonogiri Tahun Pelajaran
2012/2013.. Skripsi Tidak
Dipublikasikan.
FKIP
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X
SMAN
14
Semarang.
Economic Education Analysis
Journal, 2(2), 39-45.
Permendiknas No.20 Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta : Depdiknas
Purmiati. (2012). Penerapan Metode
Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray
Untuk
Peningkatan
Aktivitas Belajar IPA Siswa di
SMP Negeri 7 Purworejo.
Jurnal Radiasi, 1(1), 5.
Sudjana, Nana. (2013). Penilaian
Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya
Rusman. (2012). Model- Model
Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada
Suprijono,
Agus.
(2014).
Cooperative Learning Teori &
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar
16
TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Margaretha Puspita Arumsari, Mintasih Indriayu, Salman Alfarisy Totalia*
*Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
etha.arum@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016 melalui penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif Two Stay
Two Stray dengan Make A Match. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016
yang berjumlah 28 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray
dengan Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas XIIIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan
pada pra tindakan, siklus I dan siklus II bahwa hasil belajar siswa meningkat
setiap aspeknya. Hasil belajar siswa aspek kognitif pada pra tindakan dengan
persentase ketuntasan siswa 42,86%, siklus I 67,86%, dan siklus II 85,71%. Hasil
belajar siswa aspek afektif pada pra tindakan sebesar 42,85%, siklus I 78,58%,
dan siklus II 92,85%. Hasil belajar siswa aspek psikomotor pada pra tindakan
sebesar 0,00%, siklus I 57,14%, dan siklus II 85,71%.
Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Two Stay Two Stray, Make a
Match, Hasil Belajar.
ABSTRACK
The objective of this research are to improve the economic learning
outcomes in the XI-IIS 6 grade of SMA Negeri 8 Surakarta through the
application of combination of the cooperative learning model between Two Stay
Two Stray with Make A Match. This research used the Classroom Action
1
Research (CAR). The study was conducted in two cycles, with each cycle
consisted of planning, implementation, observation and reflection. The subjects
were 28 students in the XI-IIS 6 grade of SMA Negeri 8 Surakarta in academic
year 2015/2016. Data collection techniques are observation, test, documentation
and interview. The result of research can conclution that application of
combination of the cooperative learning model between two stay two stray with
make a match can improve the ecconomic learning outcomes in the XI-IIS 6 grade
of SMA Negeri 8 Surakarta in academic year 2015/2016. It proved from prioraction, cycle I and cycle II that the students learning outcomes is viewed from
increases every aspect. The proportion aspect cognitive of students learning
outcomes passing are 42.86% in prior action, 67.86% in cycle I, and 85.71% in
cycle II. Affective aspect of student learning outcomes were 42.85% in prior
action, 78.58% in cycle I and 92.85% in cycle II. The psychomotor aspect of
student learning outcomes were 0.00% in prior action, 57.14% in cycle I, and
85.71% in cycle II.
Keywords: Cooperative Leaning Model, Two Stay Two Stray, Make a Match,
Learning Outcomes.
PENDAHULUAN
Pendidikan
adalah
untuk mengembangkan potensi yang
salah
dimiliki.
satu faktor penting untuk kemajuan
Ilmu
negara. Menurut UU No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
teknologi
Nasional menyebutkan bahwa:
mengalami
pengetahuan
dari
tahun
dan
ke
tahun
perkembangan
dan
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara
aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian
diri,
kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, dan
masyarakat.
kemajuan.
Oleh karena itu, pendidikan memiliki
mengajar,
peranan penting bagi setiap individu
pembelajaran untuk meningkatkan
Sejalan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, upaya untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia harus dilakukan secara
terus
menerus.
memperbaiki
kualitas
dan
sumber
ditunjukkan
perubahan
2
Upaya
meningkatkan
daya
dengan
pola
untuk
kegiatan
pemilihan
manusia
adanya
belajar
model
sekolah.
dapat mengembangkan pembelajaran
Melalui model pembelajaran guru
secara maksimal. Melalui observasi
dapat
siswa
dan wawancara dengan guru mata
informasi,
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 8
hasil
belajar
siswa
di
membantu
mendapatkan
para
ide,
keterampilan,
cara
mengekspresikan
berpikir,
ide.
Surakarta diperoleh rata-rata hasil
dan
belajar
Model
mata
pelajaran
ekonomi
pembelajaran dapat diterapkan di
seperti berikut:
semua
Tabel 1.1 Data Nilai Rata-Rata
Ulangan Harian Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas XI-IIS SMA Negeri
8 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016.
No
Kelas
RataTingkat
Rata Ketuntasan
Nilai
1
XI-IIS 1
64
47%
2
XI-IIS 2
71
63%
3
XI-IIS 3
64
56%
4
XI-IIS 4
73
62%
5
XI-IIS 5
67
56%
6
XI-IIS 6
62
43%
(Sumber : Data Primer yang diolah,
2015)
jenjang
pendidikan
salah
satunya adalah di tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA).
SMA Negeri 8 Surakarta
merupakan
salah
satu
Sekolah
Menengah Atas di Kota Surakarta
yang berada di bawah pengawasan
Dinas
Pendidikan
Olahraga
Kota
Pemuda
Surakarta.
dan
SMA
Negeri 8 Surakarta adalah salah satu
sekolah sasaran yang diwajibkan
untuk menerapkan kurikulum 2013.
Data tabel 1.1 menunjukkan
Dalam perkembangannya kurikulum
2013
lebih
bagaimana
siswa
menekankan
membentuk
dalam
IIS 6 terendah dari 6 kelas XI-IIS di
karakter
SMA Negeri 8 Surakarta dengan
mengembangkan
pembelajaran.
sebagai
bahwa hasil belajar siswa kelas XI-
pada
Guru
rata-rata kelas 62. Berdasarkan nilai
diposisikan
fasilitator
ulangan harian ekonomi kelas XI-IIS
yang
6,
memonitoring perkembangan anak
didiknya.
Di
sini
fasilitator
tidak
guru
sebagai
berhenti
hanya
dari 28
mencapai
siswa
Kriteria
yang
belum
Ketuntasan
Minimal (KKM) sebanyak 16 siswa
siswa yang sudah mencapai KKM
menyediakan tempat belajar namun
belajar sebanyak 12 siswa.
juga menyediakan berbagai variasi
Ekonomi merupakan salah
pembelajaran yang cocok agar siswa
satu mata pelajaran yang penting
3
Permasalahan
untuk dipahami siswa khususnya
kelas IIS (Ilmu-Ilmu Sosial) karena
menunjukkan
di dalamnya mempelajari asas-asas
tercapainya
produksi,
yang
distribusi,
keuangan,
di
atas
bahwa
proses
efektif
belum
pembelajaran
sehingga
manajemen, koperasi, dan masih
menerapkan
banyak yang lain. Mata pelajaran
yang berpusat pada siswa (student
ekonomi sangat berhubungan dengan
centered learning) dan tepat sesuai
kehidupan sehari-hari yang tanpa
dengan kondisi siswa. Untuk itu
sengaja sudah dilakukan oleh siswa.
diperlukan suatu model pembelajaran
yang
Berdasarkan hasil observasi
yang
dilakukan
proses
peneliti
pembelajaran
model
perlu
mampu
partisipasi
selama
pembelajaran
meningkatkan
siswa,
meningkatkan
interaksi antara guru dan siswa dan
ekonomi,
kegiatan pembelajaran ekonomi di
menciptakan
kelas XI-IIS 6 adalah pembelajaran
kondusif
yang berpusat pada guru (teacher
sehingga selama proses pembelajaran
centered learning). Peneliti juga
siswa menjadi lebih aktif dalam
mengamati
menyampaikan
bahwa siswa kurang
pembelajaran
dan
yang
menyenangkan
pendapatnya
dan
berpartisipasi dalam pembelajaran.
tidak merasa bosan dalam proses
Pada saat guru menjelaskan materi,
pembelajaran. Salah satu usaha yang
sebagian besar siswa tidak fokus atau
dapat
tidak
menerapkan
memerhatikan
guru
tetapi
dilakukan
adalah
model
dengan
pembelajaran
mengobrol dengan temannya dan
kooperatif. Pembelajaran kooperatif
meletakkan kepala di meja sehingga
adalah model pembelajaran yang
susana
kurang
berfokus pada penggunaan kelompok
diberi
kecil siswa untuk bekerja sama
guru,
dalam
kondusif.
kesempatan
pembelajaran
Ketika
siswa
bertanya
oleh
memaksimalkan
kondisi
belajar dan hasil belajar siswa.
siswa cenderung pasif memilih diam,
Pembelajaran
tidak bertanya dan mengemukakan
kooperatif
pendapat. Kurang adanya interaksi
adalah salah satu pilihan yang dapat
dan timbal balik anatara siswa dan
digunakan oleh seorang guru. Trianto
guru.
(2011:
4
56)
mengemukakan,
“pembelajaran
kooperatif
muncul
kesempatan kepada kelompok untuk
dari konsep bahwa siswa akan
bediskusi membagikan hasil dan
mudah
dan
informasi kepada kelompok lain.
memahami konsep yang sulit jika
Model pembelajaran ini terdiri dari
mereka saling berdiskusi dengan
beberapa
temannya”
dan
kelompoknya terdiri dari 4 siswa.
sejawat
Dalam model pembelajaran ini ada
dalam
kegiatan bertamu dan menerima
menemukakan
Hakikat
pengunaan
menjadi
sosial
kelompok
aspek
utama
kelompok
tamu
mereka akan saling berkerjasama
informasi setelah mereka berdiskusi
dalam kelompok untuk memecahkan
dengan
masalah yang ada. Hal ini akan
Melalui
memberikan dampak positif bagi
diharapkan
siswa karena mereka saling berbagi,
partisipasi siswa untuk lebih aktif
yang belum paham dapat diberitahu
dalam
dan dapat bertukar pendapat dan
pendapatnya
berdampak hasil belajar mereka.
kemampuan mereka masing-masing
Melalui
sehingga
kooperatif,
teman
berdiskusi,
hasil belajar.
mengeluarkan
dengan
kelas
menjadi
dapat meningkatkan
Model
dan
ini
merangsang
sesuai
suasana
kelompoknya, kemudian berdiskusi
informasi,
sekelompoknya.
mampu
kondusif dan
suatu
hasil
model pembelajaran
siswa akan bekerja bersama dalam
tentang
membagikan
tiap
pembelajaran kooperatif sehingga
pembelajaran
untuk
yang
pembelajaran
kepada
kooperatif make a match merupakan
kelompok lain. Ada beberapa macam
pembelajaran dengan membagi kartu
model
kooperatif.
soal atau jawaban pada setiap siswa
model
dan mencari pasangan kartu tersebut
mengungkapkannya
pembelajaran
Diantaranya
adalah
pembelajaran kooperatif two stay two
dengan
stray dengan make a match.
Pembelajaran ini merupakan salah
Model
pembelajaran
waktu
yang
ditentukan.
satu teknik instruksional yang dapat
kooperatif two stay two stray yaitu
membantu
salah
mengingat apa yang telah mereka
satu
kooperatif
teknik
pembelajaran
yang
memberikan
pelajari
5
siswa
dan
dalam
dapat
hal
menguji
guru
karena melalui kombinasi model
menjelaskan materi pembelajaran.
pembelajaran ini siswa dituntut lebih
Menurut penelitian Muntoha yang
aktif memecahkan masalah dengan
berjudul
berbagi
pemahaman
siswa
setelah
Penerapan
Model
informasi,
dan
Pembelajaran Make A Match Untuk
menyampaikan kembali informasi
Meningkatkan
tersebut kepada kelompok masing-
Aktivitas
Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi
masing
Kelas X SMAN 14 Semarang dalam
sendiri serta diakhiri dengan guru
Economic
Analysis
memberi kartu permasalahan yang
Journal salah satu keunggulan model
berisi soal atau jawaban pada setiap
pembelajaran kooperatif make a
siswa.
match siswa mencari pasangan kartu
pasangan kartu yang sesuai dengan
sambil
suatu
kartunya untuk membantu siswa
konsep atau topik dalam suasana
dalam hal mengingat apa yang telah
yang
mereka pelajari dan dapat menguji
Education
belajar
mengenai
menyenangkan.
Sehingga
dengan
Siswa
bahasa
tersebut
mereka
mencari
dalam proses pembelajaran tidak
pemahaman
siswa
membosankan dan siswa akan lebih
menjelaskan
materi
interaktif. Model pembelajaran make
setelah
a match merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif two stay two
pembelajaran
stray.
yang
mampu
setelah
pembelajaran
diterapkan
Dalam
guru
model
kombinasi
model
pembelajaran ini diharapkan siswa
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan kombinasi model
akan lebih mendalami materi dan
pembelajaran kooperatif two stay two
berdampak pada hasil belajar yang
stray
meningkat.
dengan
dilakukan
make
dengan
a
match
Berdasarkan
belakang tersebut, maka dirumuskan
pertimbangan
karena selama ini banyak kegiatan
permasalahan
belajar
“Apakah
mengajar
yang
latar
diwarnai
sebagai
penerapan
berikut:
kombinasi
dengan kegiatan-kegiatan individu.
model pembelajaran kooperatif Two
Kombinasi
pembelajaran
Stay Two Stray dengan Make a
kooperatif two stay two stray dengan
Match dapat meningkatkan hasil
make a match ini menarik bagi siswa
belajar ekonomi siswa kelas XI-IIS 6
model
6
SMA Negeri 8 Surakarta Tahun
secara aktif untuk mencapai tujuan
Pelajaran 2015/2016?”.
pembelajaran dan memaksimalkan
Tujuan
penelitian
belajar dalam kelompok kecil.
yang
dilakukan oleh peneliti adalah untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil
Model Pembelajaran Kooperatif
belajar siswa kelas XI-IIS 6 pada
Two Stay Two Stray
mata pelajaran Ekonomi dengan
Model
menggunakan
kombinasi
pembelajaran
Two
Stay Two Stray merupakan salah satu
model
pembelajaran kooperatif Two Stay
model
Two Stray dengan Make a Match .
Model pembelajaran kooperatif two
pembelajaran
kooperatif.
stay two stray juga disebut model
KAJIAN PUSTAKA
pembelajaran kooperatif dua tinggal
Model Pembelajaran Kooperatif
dua tamu. Model pembelajaran ini
Weil
dikembangkan oleh Spencer Kagan
“model
pada tahun 1992 (Isjoni, 2012: 113).
pembelajaran adalah suatu rencana
Menurut Lie (2008: 60), “Model ini
atau pola yang dapat digunakan
dapat digunakan dalam semua mata
untuk
pelajaran dan untuk semua tingkat
Menurut
(Rusman,
Joyce
2012:
133)
membentuk
(rencana
&
kurikulum
pembelajaran
usia anak didik”.
jangka
Model pembelajaran two stay
panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran,
dan
two
membimbing
merupakan
pembelajaran
pembelajaran di kelas atau yang lain.
Pembelajaran
stray
memberi
kooperatif
model
yang
kesempatan
kepada
mengajar
kelompok untuk membagikan hasil
sebagai
dan informasi dengan kelompok
anggota kelompok kecil yang tingkat
lainnya dengan cara saling bertamu
kemampuannya
antar
adalah
dengan
strategi
belajar
sejumlah
siswa
berbeda
(Isjoni,
kelompok
untuk
berbagi
2012: 15). Dapat disimpulkan bahwa
informasi sehingga antar siswa saling
model
bekerjasama satu sama lain untuk
pembelajaran
kooperatif
adalah model pembelajaran yang
memecahkan
didalamnya
yang diberikan.
siswa
bekerja
sama
7
suatu
permasalahan
sesuai
Menurut Purmiati (2012: 5)
“Penggunaan model pembelajaran
Two
Stay
Two
Stray
dengan
kartu
yang
(2013:
41)
dipegangnya.”
Muntoha
akan
mengarahkan siswa untuk aktif, baik
menyebutkan
dalam
pembelajaran kooperatif make a
berdiskusi,
tanya
jawab,
mencari jawaban, menjelaskan dan
match
juga
keterampilan
menyimak
materi
yang
tujuan
adalah
model
untuk
siswa
membina
menemukan
informasi, kerjasama dengan orang
dijelaskan oleh teman.”
lain, dan memecahkan masalah yang
dihadapi melalui kartu permasalahan.
Model Pembelajaran Kooperatif
Make a Match
Model
pembelajaran
Kombinasi Model Pembelajaran
kooperatif make a match disebut juga
Kooperatif Two Stay Two Stray
dengan model pembelajaran mencari
dengan Make a Match
Model pembelajaran two stay
pasangan karena dalam model ini
siswa
harus
mencocokkan
two
atau
stray
adalah
suatu
model
kartu
pembelajaran kooperatif yang di
pertanyaan dan kartu jawaban yang
dalamnya terdapat kegiatan bertamu
tepat. Model ini dipopulerkan oleh
untuk
Lorna Curran (1994).
kelompok
mencari
pasangan
antara
Menurut
bertukar
informasi
sehingga
antar
menciptakan
Kusningsih (2014: 39): “Make a
suasana
Match merupakan sebuah model
pengalaman belajar siswa lebih luas,
pembelajaran dengan metode belajar
sedangkan model pembelajaran make
sambil bermain dimana siswa secara
a match adalah model pembelajaran
aktif
yang
bekerja
sama
dan
kelas
yang
dilakukan
aktif
dengan
dan
mencari
berkomunikasi dengan teman yang
pasangan melalui kartu soal dan
lain untuk mencari jawaban atas
kartu jawaban yang sama sambil
kartu yang dipegangnya serta berlatih
belajar suatu konsep sehingga terjadi
berpikir secara cepat, tepat, teliti
suasana belajar yang menyenangkan.
dalam mencari pasangan yang tepat
Untuk itu peneliti tertarik untuk
menerapkan
8
kombinasi
model
pembelajaran kooperatif two stay two
6. Hasil
diskusi
kelompok
stray dengan make a match untuk
dikumpulkan
meningkatkan hasil belajar siswa.
secara acak
Adapun langkah-langkah kombinasi
mempresentasikan
model pembelajaran two stay two
diskusinya dan kelompok lain
stray dengan make a match sebagai
memberikan tanggapan.
7. Guru
berikut:
dan
kemudian
dua kelompok
hasil
memberikan
tanggapan
materi
terhadap presentasi siswa berupa
pelajaran kepada siswa sesuai
pelurusan dari penjelasan siswa
dengan kompetensi dasar yang
yang kurang tepat dan tambahan
akan dicapai.
materi
1. Guru
menyampaikan
siswa
belum
jelaskan.
2. Guru membentuk kelompok yang
8. Setelah itu, guru memberikan
terdiri dari 4 atau 5 orang siswa.
3. Guru memberikan soal
yang
satu buah kartu soal atau jawaban
untuk
kepada setiap siswa.
dibahas dalam kelompok.
4. Selanjutnya, 2 orang siswa dari
9. Setiap siswa mencari pasangan
tiap kelompok berkunjung ke
yang mempunyai kartu yang
kelompok lain untuk mencatat
cocok dengan kartunya.
10. Selanjutnya, guru bersama-sama
hasil kerja dari kelompok lain
dan sisa kelompok tetap tinggal
siswa
di kelompoknya untuk menerima
kartu yang tepat.
11. Satu
siswa dari kelompok lain yang
mencocokkan
pasangan
pasangan
siswa
yang
bertamu ke kelompoknya sesuai
menenemukan pasangan kartu
dengan waktu yang ditentukan.
tercepat sebelum waktu akan
diberi penghargaan.
5. Siswa yang bertamu kembali ke
12. Kesimpulan.
kelompoknya masing-masing dan
menyampaikan hasil kunjungan
dan informasi kepada teman yang
Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2014: 5),
tinggal di kelompoknya. Hasil
kunjungan dibahas bersama dan
hasil
dicatat.
perbuatan,
9
belajar
adalah
nilai-nilai,
pola-pola
pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
Dalam penelitian ini hasil
keterampilan” Abdurahman (dalam
belajar mencakup tiga aspek yaitu:
Shofiya, 2013) mengatakan bahwa
kognitif, afektif, dan psikomotor.
hasil belajar merupakan kemampuan
Penilaian
yang diperoleh anak setelah melalui
dilakukan dilakukan dengan tes di
kegiatan belajar. Bloom (Suprijono,
akhir setiap siklusnya, sedangkan
2014: 6) berpendapat bahwa “hasil
hasil belajar siswa aspek afektif dan
belajar mencakup tiga aspek yaitu,
aspek psikomotor dilakukan dengan
aspek kemampuan kognitif, afektif,
menggunakan lembar obsevasi pada
dan psikomotorik.”
saat proses pembelajaran dengan
Penilaian
hasil
hasil
belajar
kognitif
beberapa indikator. Indikator hasil
belajar
dilakukan setelah siswa menerima
belajar
apa yang mereka pelajari. Menurut
ketekunan, percya diri, kejujuran,
Jihad
tanggungjawab,
dan
merupakan kegiatan yang dilakukan
Indikator
belajar
guru untuk memperoleh informasi
psikomotor yaitu kerjasama dalam
secara objektif, berkelanjutan dan
diskusi
menyeluruh tentang proses dan hasil
dalam
belajar yang dicapai siswa, yang
kemampuan dalam menyampaikan
hasilnya digunakan sebagai dasar
hasil diskusi, membuat rangkuman
untuk
dalam buku.
(2012:
54)
menentukan
penilaian
perlakuan
afektif
yaitu
hasil
kelompok,
spiritual,
santun.
aspek
kemampuan
mengeluarkan
pendapat,
selanjutnya. Hal ini berarti penilaian
tidak hanya mencapai satu target
Hipotesis Tindakan
saja, melainkan menyeluruh dan
Hipotesis tindakan dalam
mencakup aspek kognitif, afektif dan
penelitian ini dirumuskan sebagai
psikomotorik. Sudjana (2013: 22)
berikut:
mengatakan bahwa penilaian hasil
kombinasi
belajar adalah proses pemberian nilai
kooperatif Two Stay Two Stray
terhadap hasil-hasil belajar yang
dengan
dicapai
meningkatkan hasil belajar ekonomi
siswa
dengan
kriteria
“Melalui
model
Make
a
penerapan
pembelajaran
Match
dapat
siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8
tertentu.
10
Surakarta
Tahun
pengumpulan data pada penelitian ini
Pelajaran
melalui observasi, wawancara, tes
2015/2016.”
dan kajian dokumentasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
di SMA Negeri 8 Surakarta yang
Penelitian tindakan kelas ini
beralamat di di Jalan Sumbing VI/49
Mojosongo
Penelitian
Jebres,
ini
dilakukan di kelas XI-IIS 6 SMA
Surakarta.
termasuk
Negeri
dalam
pra tidakan, peneliti terlebih dahulu
siswa kelas XI-IIS 6 tahun pelajaran
melakukan observasi dan wawancara
2015/2016 dengan jumlah siswa 28
baik dari siswa maupun guru mata
terdiri 17 siswa perempuan dan 11
pelajaran
siswa laki-laki.
di
yang didapat dari proses pelaksanaan
juga
model
melakukan
mengumpulkan
data
XI-IIS 6 khususnya pada mata
pelajaran ekonomi.
Data dalam penelitian ini diperoleh
Hasil
dari nilai hasil belajar siswa yang
observasi
tersebut
adalah (a) Guru dalam mengelola
diperoleh dari jumlah nilai rata-rata,
informasi
Selain
dokumentasi hasil belajar siswa kelas
Two Stray dengan Make a Match.
dan
lapangan.
wawancara dan obseravasi, peneliti
dengan
pembelajaran kooperatif Two Stay
presentase
yang
mengetahui keadaan nyata yang ada
kelas ini adalah hasil belajar siswa
kombinasi
ekonomi
bersangkutan dengan tujuan untuk
Objek penelitian tindakan
menggunakan
Penelitian
dari tahap pra tindakan. Pada tahap
Subjek penelitian tindakan adalah
ekonomi
Surakarta.
dilakukan secara sistematis dimulai
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
pembelajaran
8
kelas kurang maksimal, guru kurang
hasil
tegas
pengamatan melalui lembar observasi.
suasana
Sumber data dalam penelitian ini
dalam
kelas
mengajar
sehingga
terkadang
diluar
kendali karena siswa ramai sendiri.
diperoleh dari guru mata pelajaran
Pada saat proses pembelajaran, guru
ekonomi dan siswa kelas XI-IIS 6
masih
SMA Negeri 8 Surakarta. Teknik
11
menggunakan
metode
hasil
meningkatkan hasil belajar siswa
pra
pada mata pelajaran ekonomi di
tindakan, hasil belajar siswa aspek
kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8
kognitif belum menunjukkan hasil
Surakarta tetapi belum maksimal.
yang maksimal. Dari 28 siswa kelas
Hasil belajar siswa
XI-IIS 6 sebanyak 12 siswa dengan
mengalami
persentase 42,86% dinyatakan tuntas
siswa yang tuntas sebanyak 19 dan
dan sebanyak 16 siswa dengan
siswa yang belum tuntas sebanyak 9,
persentase 57,14% dinyatakan tidak
dengan persentase tingkat ketuntasan
tuntas
ceramah
(b)
Berdasarkan
ulangan
harian
ekonomi
aspek kognitif
peningkatan
dimana
Berdasarkan
lembar
67,86%. Hasil belajar siswa aspek
penilaian
afektif
afektif mengalami peningkatan dari
berdasarkan kurikulum 2013 pra
42,85% pada pra tindakan menjadi
tindakan, hasil belajar siswa aspek
78,58%.
afektif belum menunjukkan hasil
memperoleh nilai dengan kriteria
yang maksimal ditunjukkan dengan
Sangat Baik (SB) dan Baik (B)
siswa yang tuntas memperoleh nilai
sebanyak
dengan kriteria Sangat Baik (SB) dan
siswa aspek psikomotor mengalami
Baik (B) sebanyak 12 siswa dengan
peningkatan dari 0,00% pada pra
persentase 42,85% (d) Berdasarkan
tindakan menjadi 57,14. Siswa yang
lembar
penilaian
memperoleh nilai dengan kriteria
psikomotor pra tindakan tidak ada
Sangat Baik (SB) dan Baik (B)
siswa yang tuntas atau memperoleh
sebanyak 21 siswa.
(c)
observasi
observasi
Siswa
yang
22 siswa. Hasil belajar
Berdasarkan
nilai dengan kriteria Sangat Baik
tuntas
data
hasil
(SB) dan Baik (B) dengan persentase
observasi pada siklus II, hasil belajar
0,00%.
siswa aspek kognitif
Berdasarkan
observasi
diketahui
pada
data
siklus
bahwa
I,
mengalami
hasil
peningkatan dimana ketuntasan hasil
dapat
belajar siswa pada siklus I 67,86%
meningkat menjadi
penerapan
85,71% pada
pembelajaran
siklus II. Siswa yang tuntas sebanyak
kooperatif Two Stay Two Stray
26 siswa dan siswa yang belum
dengan Make a Match
tuntas sebanyak 2 siswa. Hasil
kombinasi
model
dapat
12
belajar
siswa
afektif
belajar siswa aspek kognitif juga
mengalami peningkatan dari 78,58%
meningkatkan hasil belajar siswa
pada
menjadi
aspek afekif dan psikomotor karena
92,85% pada siklus II. Siswa yang
siswa lebih bersemangat belajar,
tuntas
melatih siswa untuk lebih mandiri.
siklus
I
aspek
menjadi
memperoleh nilai dengan
kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik
Temuan penting penelitian:
(B) sebanyak 26 siswa. Hasil belajar
1. Hasil belajar aspek
siswa aspek psikomotor mengalami
mengalami
peningkatan dari 57,14% pada siklus
siklus I, dan siklus II.
2. Hasil
I menjadi 85,71% pada siklus II.
kognitif
peningkatan
belajar
aspek
dari
afektif
Siswa yang memperoleh nilai dengan
mengalami
kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik
dilihat dari indikator afektif siswa
(B) sebanyak 24 siswa.
yaitu
Berdasarkan
peningkatan
spiritual,
yang
ketekunan,
percaya diri, kejujuran, tanggung
wawancara
jawab, dan santun.
yang dilakukan terhadap beberapa
3. Hasil belajar aspek psikomotor
siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8
Surakarta diketahui bahwa melalui
mengalami
penerapan
model
dilihat dari indikator psikomotor
pembelajaran Two Stay Two Stray
yaitu kerjasama dalam diskusi
dengan Make a Match meningkatkan
kelompok, kemampuan dalam
antusias
mengeluarkan
kombinasi
siswa
dalam
proses
peningkatan
pembelajaran, proses pembelajaran
kemampuan
menjadi menyenangkan dan tidak
menyampaikan
membosankan, siswa juga menjadi
membuat
lebih berani dalam mengemukakan
buku.
yang
pendapat,
dalam
hasil
diskusi,
rangkuman
dalam
pendapat, bertanya dan bertukar
informasi dalam diskusi kelompok.
KESIMPULAN
Sedangkan hasil wawancara dengan
1. Penerapan
kombinasi
model
guru diperoleh keterangan bahwa
pembelajaran
dengan model pembelajaran yang
Stay Two Stray dengan Make a
dilakukan selain meningkatkan hasil
Match dapat meningkatkan hasil
13
kooperatif
Two
belajar aspek kognitif siswa.
SARAN
Yang ditunjukkan dari tahap pra
1. Bagi Sekolah
tindakan
yang
meningkat
masih
mencapai
rendah
a. Sekolah
sebaiknya
67,85%
meningkatkan sarana berupa
pada siklus I dan 85,71 pada
jaringan wifi dan LCD setiap
siklus II.
kelas serta prasarana berupa
2. Penerapan
kombinasi
pembelajaran
kooperatif
model
perpustakaan yang memadai
Two
untuk mempermudah siswa
Stay Two Stray dengan Make a
memperoleh
Match dapat meningkatkan hasil
sehingga dapat meningkatkan
belajar aspek afektif siswa yang
hasil belajar siswa.
ditunjukkan
dengan
adanya
informasi
b. Sekolah
sebaiknya
peningkatan hasil belajar aspek
memfasilitasi
afektif siswa dari tahap pra
pelajaran
untuk
mengikuti
tindakan
pelatihan
atau
seminar
yang
meningkat
masih
mencapai
rendah
78,58%
guru
mata
berhubungan dengan model
pada siklus I dan 92,85% pada
pembelajaran yang inovatif.
siklus II.
2. Bagi Guru
3. Penerapan
kombinasi
model
a. Guru sebaiknya melakukan
Two
inovasi dalam penggunaan
Stay Two Stray dengan Make a
model pembelajaran dalam
Match dapat meningkatkan hasil
menyampaikan
belajar aspek psikomotor siswa
pelajaran,
yang ditunjukkan dengan adanya
tidak
peningkatan hasil belajar aspek
memahami materi yang telah
psikomotor siswa dari tahap pra
diajarkan.
pembelajaran
tindakan
meningkat
kooperatif
yang
masih
mencapai
rendah
materi
sehingga
merasa
bosan
siswa
dan
b. Guru sebaiknya lebih tegas
57,14%
terhadap
siswa,
sehingga
pada siklus I dan 85,71% pada
dapat
siklus II.
kedisiplinan dan tanggung
mengajarkan
jawab kepada siswa.
14
dapat
c. Guru sebaiknya melatih siswa
menambah
dalam
mengemukakan
pengetahuan
pendapat,
diskusi
materi
presentasi
dan
untuk
berkomunikasi
teman yang lain, misalnya
pendapat
menerangkan materi dengan
bahasa dan idenya sendiri.
d. Siswa
dan guru ketika pembelajaran
sebaiknya
berlangsung sehingga siswa
menghargai
lebih
proses
memahami
materi
jawab
lebih
dalam
dan
pada
tugas yang diberikan oleh
sebaiknya
aktif
guru
pembelajaran,
bertanggung
pelajaran.
berpartisipasi
di
dalam
diri
atau bertanya kepada teman
b. Siswa
yang
depan umum atau dengan
a. Siswa sebaiknya lebih berani
mengemukakan
pelajaran
c. Siswa sebaiknya melatih diri
3. Bagi Siswa
percaya
pada
dipelajari.
dengan
memberikan tugas.
dan
siswa
saat
guru.
proses pembelajaran sehingga
DAFTAR PUSTAKA
(2011).
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Trianto.
Berorientasi
Kusningsih. (2014). Peningkatan
Hasil Belajar Tema Keluarga
Melalui Model Cooperative
Learning tipe Make A Match
pada Siswa Kelas I SDN
Grobog Kulon 03 Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal
semester 2 tahun pelajaran
2013/2014. Jurnal Penelitian
Tindakan Kelas, 16(2), 40-45.
Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Isjoni.
(2012).
Pembelajaran
Kooperatif
Meningkatkan
Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lie, A. (2008). Cooperatif Learning.
Jakarta: PT Grasindo
Jihad, Asep & Abdul Haris. (2012).
Evaluasi
Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta
Muntoha, Happy
Dwi Yunia.
(2013). Penerapan
Model
Pembelajaran Make a Match
15
Shofiya, Arum Rahma. (2013).
Penerapan
Model
Pembelajaran kooperatif Tipe
Make
A
Match
Untuk
Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Sosiologi Siswa
Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3
Wonogiri Tahun Pelajaran
2012/2013.. Skripsi Tidak
Dipublikasikan.
FKIP
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X
SMAN
14
Semarang.
Economic Education Analysis
Journal, 2(2), 39-45.
Permendiknas No.20 Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta : Depdiknas
Purmiati. (2012). Penerapan Metode
Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray
Untuk
Peningkatan
Aktivitas Belajar IPA Siswa di
SMP Negeri 7 Purworejo.
Jurnal Radiasi, 1(1), 5.
Sudjana, Nana. (2013). Penilaian
Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya
Rusman. (2012). Model- Model
Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada
Suprijono,
Agus.
(2014).
Cooperative Learning Teori &
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar
16