PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | - | Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi 7434 15618 1

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Margaretha Puspita Arumsari, Mintasih Indriayu, Salman Alfarisy Totalia*
*Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
etha.arum@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016 melalui penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif Two Stay
Two Stray dengan Make A Match. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016
yang berjumlah 28 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
melalui penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray

dengan Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas XIIIS 6 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan
pada pra tindakan, siklus I dan siklus II bahwa hasil belajar siswa meningkat
setiap aspeknya. Hasil belajar siswa aspek kognitif pada pra tindakan dengan
persentase ketuntasan siswa 42,86%, siklus I 67,86%, dan siklus II 85,71%. Hasil
belajar siswa aspek afektif pada pra tindakan sebesar 42,85%, siklus I 78,58%,
dan siklus II 92,85%. Hasil belajar siswa aspek psikomotor pada pra tindakan
sebesar 0,00%, siklus I 57,14%, dan siklus II 85,71%.
Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Two Stay Two Stray, Make a
Match, Hasil Belajar.
ABSTRACK
The objective of this research are to improve the economic learning
outcomes in the XI-IIS 6 grade of SMA Negeri 8 Surakarta through the
application of combination of the cooperative learning model between Two Stay
Two Stray with Make A Match. This research used the Classroom Action
1

Research (CAR). The study was conducted in two cycles, with each cycle
consisted of planning, implementation, observation and reflection. The subjects
were 28 students in the XI-IIS 6 grade of SMA Negeri 8 Surakarta in academic
year 2015/2016. Data collection techniques are observation, test, documentation

and interview. The result of research can conclution that application of
combination of the cooperative learning model between two stay two stray with
make a match can improve the ecconomic learning outcomes in the XI-IIS 6 grade
of SMA Negeri 8 Surakarta in academic year 2015/2016. It proved from prioraction, cycle I and cycle II that the students learning outcomes is viewed from
increases every aspect. The proportion aspect cognitive of students learning
outcomes passing are 42.86% in prior action, 67.86% in cycle I, and 85.71% in
cycle II. Affective aspect of student learning outcomes were 42.85% in prior
action, 78.58% in cycle I and 92.85% in cycle II. The psychomotor aspect of
student learning outcomes were 0.00% in prior action, 57.14% in cycle I, and
85.71% in cycle II.
Keywords: Cooperative Leaning Model, Two Stay Two Stray, Make a Match,
Learning Outcomes.
PENDAHULUAN
Pendidikan

adalah

untuk mengembangkan potensi yang

salah


dimiliki.

satu faktor penting untuk kemajuan

Ilmu

negara. Menurut UU No 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan

teknologi

Nasional menyebutkan bahwa:

mengalami

pengetahuan

dari


tahun

dan

ke

tahun

perkembangan

dan

Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara
aktif
mengembangkan
potensi

dirinya
untuk
memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian
diri,
kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, dan
masyarakat.

kemajuan.

Oleh karena itu, pendidikan memiliki

mengajar,

peranan penting bagi setiap individu

pembelajaran untuk meningkatkan


Sejalan

dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, upaya untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia harus dilakukan secara
terus

menerus.

memperbaiki
kualitas

dan

sumber


ditunjukkan
perubahan

2

Upaya

meningkatkan
daya

dengan
pola

untuk

kegiatan

pemilihan

manusia

adanya
belajar
model

sekolah.

dapat mengembangkan pembelajaran

Melalui model pembelajaran guru

secara maksimal. Melalui observasi

dapat

siswa

dan wawancara dengan guru mata

informasi,


pelajaran ekonomi di SMA Negeri 8

hasil

belajar

siswa

di

membantu

mendapatkan

para

ide,

keterampilan,


cara

mengekspresikan

berpikir,
ide.

Surakarta diperoleh rata-rata hasil

dan

belajar

Model

mata

pelajaran

ekonomi


pembelajaran dapat diterapkan di

seperti berikut:

semua

Tabel 1.1 Data Nilai Rata-Rata
Ulangan Harian Mata Pelajaran
Ekonomi Kelas XI-IIS SMA Negeri
8 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016.
No
Kelas
RataTingkat
Rata Ketuntasan
Nilai
1
XI-IIS 1
64
47%
2
XI-IIS 2
71
63%
3
XI-IIS 3
64
56%
4
XI-IIS 4
73
62%
5
XI-IIS 5
67
56%
6
XI-IIS 6
62
43%
(Sumber : Data Primer yang diolah,
2015)

jenjang

pendidikan

salah

satunya adalah di tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA).
SMA Negeri 8 Surakarta
merupakan

salah

satu

Sekolah

Menengah Atas di Kota Surakarta
yang berada di bawah pengawasan
Dinas

Pendidikan

Olahraga

Kota

Pemuda

Surakarta.

dan
SMA

Negeri 8 Surakarta adalah salah satu
sekolah sasaran yang diwajibkan
untuk menerapkan kurikulum 2013.

Data tabel 1.1 menunjukkan

Dalam perkembangannya kurikulum
2013

lebih

bagaimana
siswa

menekankan
membentuk

dalam

IIS 6 terendah dari 6 kelas XI-IIS di

karakter

SMA Negeri 8 Surakarta dengan

mengembangkan

pembelajaran.
sebagai

bahwa hasil belajar siswa kelas XI-

pada

Guru

rata-rata kelas 62. Berdasarkan nilai

diposisikan

fasilitator

ulangan harian ekonomi kelas XI-IIS

yang

6,

memonitoring perkembangan anak
didiknya.

Di

sini

fasilitator

tidak

guru

sebagai

berhenti

hanya

dari 28

mencapai

siswa
Kriteria

yang

belum

Ketuntasan

Minimal (KKM) sebanyak 16 siswa
siswa yang sudah mencapai KKM

menyediakan tempat belajar namun

belajar sebanyak 12 siswa.

juga menyediakan berbagai variasi

Ekonomi merupakan salah

pembelajaran yang cocok agar siswa

satu mata pelajaran yang penting
3

Permasalahan

untuk dipahami siswa khususnya
kelas IIS (Ilmu-Ilmu Sosial) karena

menunjukkan

di dalamnya mempelajari asas-asas

tercapainya

produksi,

yang

distribusi,

keuangan,

di

atas

bahwa
proses

efektif

belum

pembelajaran

sehingga

manajemen, koperasi, dan masih

menerapkan

banyak yang lain. Mata pelajaran

yang berpusat pada siswa (student

ekonomi sangat berhubungan dengan

centered learning) dan tepat sesuai

kehidupan sehari-hari yang tanpa

dengan kondisi siswa. Untuk itu

sengaja sudah dilakukan oleh siswa.

diperlukan suatu model pembelajaran
yang

Berdasarkan hasil observasi
yang

dilakukan

proses

peneliti

pembelajaran

model

perlu

mampu

partisipasi

selama

pembelajaran

meningkatkan

siswa,

meningkatkan

interaksi antara guru dan siswa dan

ekonomi,

kegiatan pembelajaran ekonomi di

menciptakan

kelas XI-IIS 6 adalah pembelajaran

kondusif

yang berpusat pada guru (teacher

sehingga selama proses pembelajaran

centered learning). Peneliti juga

siswa menjadi lebih aktif dalam

mengamati

menyampaikan

bahwa siswa kurang

pembelajaran
dan

yang

menyenangkan

pendapatnya

dan

berpartisipasi dalam pembelajaran.

tidak merasa bosan dalam proses

Pada saat guru menjelaskan materi,

pembelajaran. Salah satu usaha yang

sebagian besar siswa tidak fokus atau

dapat

tidak

menerapkan

memerhatikan

guru

tetapi

dilakukan

adalah

model

dengan

pembelajaran

mengobrol dengan temannya dan

kooperatif. Pembelajaran kooperatif

meletakkan kepala di meja sehingga

adalah model pembelajaran yang

susana

kurang

berfokus pada penggunaan kelompok

diberi

kecil siswa untuk bekerja sama

guru,

dalam

kondusif.
kesempatan

pembelajaran
Ketika

siswa

bertanya

oleh

memaksimalkan

kondisi

belajar dan hasil belajar siswa.

siswa cenderung pasif memilih diam,

Pembelajaran

tidak bertanya dan mengemukakan

kooperatif

pendapat. Kurang adanya interaksi

adalah salah satu pilihan yang dapat

dan timbal balik anatara siswa dan

digunakan oleh seorang guru. Trianto

guru.

(2011:

4

56)

mengemukakan,

“pembelajaran

kooperatif

muncul

kesempatan kepada kelompok untuk

dari konsep bahwa siswa akan

bediskusi membagikan hasil dan

mudah

dan

informasi kepada kelompok lain.

memahami konsep yang sulit jika

Model pembelajaran ini terdiri dari

mereka saling berdiskusi dengan

beberapa

temannya”

dan

kelompoknya terdiri dari 4 siswa.

sejawat

Dalam model pembelajaran ini ada

dalam

kegiatan bertamu dan menerima

menemukakan

Hakikat

pengunaan
menjadi

sosial

kelompok
aspek

utama

kelompok

tamu

mereka akan saling berkerjasama

informasi setelah mereka berdiskusi

dalam kelompok untuk memecahkan

dengan

masalah yang ada. Hal ini akan

Melalui

memberikan dampak positif bagi

diharapkan

siswa karena mereka saling berbagi,

partisipasi siswa untuk lebih aktif

yang belum paham dapat diberitahu

dalam

dan dapat bertukar pendapat dan

pendapatnya

berdampak hasil belajar mereka.

kemampuan mereka masing-masing

Melalui

sehingga

kooperatif,

teman

berdiskusi,

hasil belajar.

mengeluarkan
dengan

kelas

menjadi

dapat meningkatkan

Model

dan

ini

merangsang

sesuai

suasana

kelompoknya, kemudian berdiskusi
informasi,

sekelompoknya.

mampu

kondusif dan

suatu

hasil

model pembelajaran

siswa akan bekerja bersama dalam

tentang

membagikan

tiap

pembelajaran kooperatif sehingga

pembelajaran

untuk

yang

pembelajaran

kepada

kooperatif make a match merupakan

kelompok lain. Ada beberapa macam

pembelajaran dengan membagi kartu

model

kooperatif.

soal atau jawaban pada setiap siswa

model

dan mencari pasangan kartu tersebut

mengungkapkannya

pembelajaran

Diantaranya

adalah

pembelajaran kooperatif two stay two

dengan

stray dengan make a match.

Pembelajaran ini merupakan salah

Model

pembelajaran

waktu

yang

ditentukan.

satu teknik instruksional yang dapat

kooperatif two stay two stray yaitu

membantu

salah

mengingat apa yang telah mereka

satu

kooperatif

teknik

pembelajaran

yang

memberikan

pelajari

5

siswa

dan

dalam

dapat

hal

menguji

guru

karena melalui kombinasi model

menjelaskan materi pembelajaran.

pembelajaran ini siswa dituntut lebih

Menurut penelitian Muntoha yang

aktif memecahkan masalah dengan

berjudul

berbagi

pemahaman

siswa

setelah

Penerapan

Model

informasi,

dan

Pembelajaran Make A Match Untuk

menyampaikan kembali informasi

Meningkatkan

tersebut kepada kelompok masing-

Aktivitas

Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi

masing

Kelas X SMAN 14 Semarang dalam

sendiri serta diakhiri dengan guru

Economic

Analysis

memberi kartu permasalahan yang

Journal salah satu keunggulan model

berisi soal atau jawaban pada setiap

pembelajaran kooperatif make a

siswa.

match siswa mencari pasangan kartu

pasangan kartu yang sesuai dengan

sambil

suatu

kartunya untuk membantu siswa

konsep atau topik dalam suasana

dalam hal mengingat apa yang telah

yang

mereka pelajari dan dapat menguji

Education

belajar

mengenai

menyenangkan.

Sehingga

dengan

Siswa

bahasa

tersebut

mereka

mencari

dalam proses pembelajaran tidak

pemahaman

siswa

membosankan dan siswa akan lebih

menjelaskan

materi

interaktif. Model pembelajaran make

setelah

a match merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif two stay two

pembelajaran

stray.

yang

mampu

setelah

pembelajaran

diterapkan

Dalam

guru

model

kombinasi

model

pembelajaran ini diharapkan siswa

meningkatkan hasil belajar siswa.
Penerapan kombinasi model

akan lebih mendalami materi dan

pembelajaran kooperatif two stay two

berdampak pada hasil belajar yang

stray

meningkat.

dengan

dilakukan

make

dengan

a

match

Berdasarkan

belakang tersebut, maka dirumuskan

pertimbangan

karena selama ini banyak kegiatan

permasalahan

belajar

“Apakah

mengajar

yang

latar

diwarnai

sebagai

penerapan

berikut:
kombinasi

dengan kegiatan-kegiatan individu.

model pembelajaran kooperatif Two

Kombinasi

pembelajaran

Stay Two Stray dengan Make a

kooperatif two stay two stray dengan

Match dapat meningkatkan hasil

make a match ini menarik bagi siswa

belajar ekonomi siswa kelas XI-IIS 6

model

6

SMA Negeri 8 Surakarta Tahun

secara aktif untuk mencapai tujuan

Pelajaran 2015/2016?”.

pembelajaran dan memaksimalkan

Tujuan

penelitian

belajar dalam kelompok kecil.

yang

dilakukan oleh peneliti adalah untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil

Model Pembelajaran Kooperatif

belajar siswa kelas XI-IIS 6 pada

Two Stay Two Stray

mata pelajaran Ekonomi dengan

Model

menggunakan

kombinasi

pembelajaran

Two

Stay Two Stray merupakan salah satu

model

pembelajaran kooperatif Two Stay

model

Two Stray dengan Make a Match .

Model pembelajaran kooperatif two

pembelajaran

kooperatif.

stay two stray juga disebut model
KAJIAN PUSTAKA

pembelajaran kooperatif dua tinggal

Model Pembelajaran Kooperatif

dua tamu. Model pembelajaran ini

Weil

dikembangkan oleh Spencer Kagan

“model

pada tahun 1992 (Isjoni, 2012: 113).

pembelajaran adalah suatu rencana

Menurut Lie (2008: 60), “Model ini

atau pola yang dapat digunakan

dapat digunakan dalam semua mata

untuk

pelajaran dan untuk semua tingkat

Menurut
(Rusman,

Joyce

2012:

133)

membentuk

(rencana

&

kurikulum

pembelajaran

usia anak didik”.

jangka

Model pembelajaran two stay

panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran,

dan

two

membimbing

merupakan

pembelajaran

pembelajaran di kelas atau yang lain.
Pembelajaran

stray

memberi

kooperatif

model
yang

kesempatan

kepada

mengajar

kelompok untuk membagikan hasil

sebagai

dan informasi dengan kelompok

anggota kelompok kecil yang tingkat

lainnya dengan cara saling bertamu

kemampuannya

antar

adalah
dengan

strategi

belajar

sejumlah

siswa

berbeda

(Isjoni,

kelompok

untuk

berbagi

2012: 15). Dapat disimpulkan bahwa

informasi sehingga antar siswa saling

model

bekerjasama satu sama lain untuk

pembelajaran

kooperatif

adalah model pembelajaran yang

memecahkan

didalamnya

yang diberikan.

siswa

bekerja

sama

7

suatu

permasalahan

sesuai

Menurut Purmiati (2012: 5)
“Penggunaan model pembelajaran
Two

Stay

Two

Stray

dengan

kartu

yang

(2013:

41)

dipegangnya.”
Muntoha

akan

mengarahkan siswa untuk aktif, baik

menyebutkan

dalam

pembelajaran kooperatif make a

berdiskusi,

tanya

jawab,

mencari jawaban, menjelaskan dan

match

juga

keterampilan

menyimak

materi

yang

tujuan

adalah

model

untuk
siswa

membina
menemukan

informasi, kerjasama dengan orang

dijelaskan oleh teman.”

lain, dan memecahkan masalah yang
dihadapi melalui kartu permasalahan.

Model Pembelajaran Kooperatif
Make a Match
Model

pembelajaran

Kombinasi Model Pembelajaran

kooperatif make a match disebut juga

Kooperatif Two Stay Two Stray

dengan model pembelajaran mencari

dengan Make a Match
Model pembelajaran two stay

pasangan karena dalam model ini
siswa

harus

mencocokkan

two

atau

stray

adalah

suatu

model

kartu

pembelajaran kooperatif yang di

pertanyaan dan kartu jawaban yang

dalamnya terdapat kegiatan bertamu

tepat. Model ini dipopulerkan oleh

untuk

Lorna Curran (1994).

kelompok

mencari

pasangan

antara

Menurut

bertukar

informasi

sehingga

antar

menciptakan

Kusningsih (2014: 39): “Make a

suasana

Match merupakan sebuah model

pengalaman belajar siswa lebih luas,

pembelajaran dengan metode belajar

sedangkan model pembelajaran make

sambil bermain dimana siswa secara

a match adalah model pembelajaran

aktif

yang

bekerja

sama

dan

kelas

yang

dilakukan

aktif

dengan

dan

mencari

berkomunikasi dengan teman yang

pasangan melalui kartu soal dan

lain untuk mencari jawaban atas

kartu jawaban yang sama sambil

kartu yang dipegangnya serta berlatih

belajar suatu konsep sehingga terjadi

berpikir secara cepat, tepat, teliti

suasana belajar yang menyenangkan.

dalam mencari pasangan yang tepat

Untuk itu peneliti tertarik untuk
menerapkan

8

kombinasi

model

pembelajaran kooperatif two stay two

6. Hasil

diskusi

kelompok

stray dengan make a match untuk

dikumpulkan

meningkatkan hasil belajar siswa.

secara acak

Adapun langkah-langkah kombinasi

mempresentasikan

model pembelajaran two stay two

diskusinya dan kelompok lain

stray dengan make a match sebagai

memberikan tanggapan.
7. Guru

berikut:

dan

kemudian

dua kelompok
hasil

memberikan

tanggapan

materi

terhadap presentasi siswa berupa

pelajaran kepada siswa sesuai

pelurusan dari penjelasan siswa

dengan kompetensi dasar yang

yang kurang tepat dan tambahan

akan dicapai.

materi

1. Guru

menyampaikan

siswa

belum

jelaskan.

2. Guru membentuk kelompok yang

8. Setelah itu, guru memberikan

terdiri dari 4 atau 5 orang siswa.
3. Guru memberikan soal

yang

satu buah kartu soal atau jawaban

untuk

kepada setiap siswa.

dibahas dalam kelompok.
4. Selanjutnya, 2 orang siswa dari

9. Setiap siswa mencari pasangan

tiap kelompok berkunjung ke

yang mempunyai kartu yang

kelompok lain untuk mencatat

cocok dengan kartunya.
10. Selanjutnya, guru bersama-sama

hasil kerja dari kelompok lain
dan sisa kelompok tetap tinggal

siswa

di kelompoknya untuk menerima

kartu yang tepat.
11. Satu

siswa dari kelompok lain yang

mencocokkan

pasangan

pasangan

siswa

yang

bertamu ke kelompoknya sesuai

menenemukan pasangan kartu

dengan waktu yang ditentukan.

tercepat sebelum waktu akan
diberi penghargaan.

5. Siswa yang bertamu kembali ke

12. Kesimpulan.

kelompoknya masing-masing dan
menyampaikan hasil kunjungan
dan informasi kepada teman yang

Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2014: 5),

tinggal di kelompoknya. Hasil
kunjungan dibahas bersama dan

hasil

dicatat.

perbuatan,

9

belajar

adalah

nilai-nilai,

pola-pola
pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

Dalam penelitian ini hasil

keterampilan” Abdurahman (dalam

belajar mencakup tiga aspek yaitu:

Shofiya, 2013) mengatakan bahwa

kognitif, afektif, dan psikomotor.

hasil belajar merupakan kemampuan

Penilaian

yang diperoleh anak setelah melalui

dilakukan dilakukan dengan tes di

kegiatan belajar. Bloom (Suprijono,

akhir setiap siklusnya, sedangkan

2014: 6) berpendapat bahwa “hasil

hasil belajar siswa aspek afektif dan

belajar mencakup tiga aspek yaitu,

aspek psikomotor dilakukan dengan

aspek kemampuan kognitif, afektif,

menggunakan lembar obsevasi pada

dan psikomotorik.”

saat proses pembelajaran dengan

Penilaian

hasil

hasil

belajar

kognitif

beberapa indikator. Indikator hasil

belajar

dilakukan setelah siswa menerima

belajar

apa yang mereka pelajari. Menurut

ketekunan, percya diri, kejujuran,

Jihad

tanggungjawab,

dan

merupakan kegiatan yang dilakukan

Indikator

belajar

guru untuk memperoleh informasi

psikomotor yaitu kerjasama dalam

secara objektif, berkelanjutan dan

diskusi

menyeluruh tentang proses dan hasil

dalam

belajar yang dicapai siswa, yang

kemampuan dalam menyampaikan

hasilnya digunakan sebagai dasar

hasil diskusi, membuat rangkuman

untuk

dalam buku.

(2012:

54)

menentukan

penilaian

perlakuan

afektif

yaitu

hasil

kelompok,

spiritual,

santun.
aspek

kemampuan

mengeluarkan

pendapat,

selanjutnya. Hal ini berarti penilaian
tidak hanya mencapai satu target

Hipotesis Tindakan

saja, melainkan menyeluruh dan

Hipotesis tindakan dalam

mencakup aspek kognitif, afektif dan

penelitian ini dirumuskan sebagai

psikomotorik. Sudjana (2013: 22)

berikut:

mengatakan bahwa penilaian hasil

kombinasi

belajar adalah proses pemberian nilai

kooperatif Two Stay Two Stray

terhadap hasil-hasil belajar yang

dengan

dicapai

meningkatkan hasil belajar ekonomi

siswa

dengan

kriteria

“Melalui
model

Make

a

penerapan
pembelajaran

Match

dapat

siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8

tertentu.

10

Surakarta

Tahun

pengumpulan data pada penelitian ini

Pelajaran

melalui observasi, wawancara, tes

2015/2016.”

dan kajian dokumentasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

di SMA Negeri 8 Surakarta yang

Penelitian tindakan kelas ini

beralamat di di Jalan Sumbing VI/49
Mojosongo
Penelitian

Jebres,
ini

dilakukan di kelas XI-IIS 6 SMA

Surakarta.

termasuk

Negeri

dalam

pra tidakan, peneliti terlebih dahulu

siswa kelas XI-IIS 6 tahun pelajaran

melakukan observasi dan wawancara

2015/2016 dengan jumlah siswa 28

baik dari siswa maupun guru mata

terdiri 17 siswa perempuan dan 11

pelajaran

siswa laki-laki.

di

yang didapat dari proses pelaksanaan

juga

model

melakukan

mengumpulkan

data

XI-IIS 6 khususnya pada mata
pelajaran ekonomi.

Data dalam penelitian ini diperoleh

Hasil

dari nilai hasil belajar siswa yang

observasi

tersebut

adalah (a) Guru dalam mengelola

diperoleh dari jumlah nilai rata-rata,
informasi

Selain

dokumentasi hasil belajar siswa kelas

Two Stray dengan Make a Match.

dan

lapangan.

wawancara dan obseravasi, peneliti

dengan

pembelajaran kooperatif Two Stay

presentase

yang

mengetahui keadaan nyata yang ada

kelas ini adalah hasil belajar siswa

kombinasi

ekonomi

bersangkutan dengan tujuan untuk

Objek penelitian tindakan

menggunakan

Penelitian

dari tahap pra tindakan. Pada tahap

Subjek penelitian tindakan adalah

ekonomi

Surakarta.

dilakukan secara sistematis dimulai

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

pembelajaran

8

kelas kurang maksimal, guru kurang

hasil

tegas

pengamatan melalui lembar observasi.

suasana

Sumber data dalam penelitian ini

dalam
kelas

mengajar

sehingga

terkadang

diluar

kendali karena siswa ramai sendiri.

diperoleh dari guru mata pelajaran

Pada saat proses pembelajaran, guru

ekonomi dan siswa kelas XI-IIS 6

masih

SMA Negeri 8 Surakarta. Teknik

11

menggunakan

metode

hasil

meningkatkan hasil belajar siswa

pra

pada mata pelajaran ekonomi di

tindakan, hasil belajar siswa aspek

kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8

kognitif belum menunjukkan hasil

Surakarta tetapi belum maksimal.

yang maksimal. Dari 28 siswa kelas

Hasil belajar siswa

XI-IIS 6 sebanyak 12 siswa dengan

mengalami

persentase 42,86% dinyatakan tuntas

siswa yang tuntas sebanyak 19 dan

dan sebanyak 16 siswa dengan

siswa yang belum tuntas sebanyak 9,

persentase 57,14% dinyatakan tidak

dengan persentase tingkat ketuntasan

tuntas

ceramah

(b)

Berdasarkan

ulangan

harian

ekonomi

aspek kognitif

peningkatan

dimana

Berdasarkan

lembar

67,86%. Hasil belajar siswa aspek

penilaian

afektif

afektif mengalami peningkatan dari

berdasarkan kurikulum 2013 pra

42,85% pada pra tindakan menjadi

tindakan, hasil belajar siswa aspek

78,58%.

afektif belum menunjukkan hasil

memperoleh nilai dengan kriteria

yang maksimal ditunjukkan dengan

Sangat Baik (SB) dan Baik (B)

siswa yang tuntas memperoleh nilai

sebanyak

dengan kriteria Sangat Baik (SB) dan

siswa aspek psikomotor mengalami

Baik (B) sebanyak 12 siswa dengan

peningkatan dari 0,00% pada pra

persentase 42,85% (d) Berdasarkan

tindakan menjadi 57,14. Siswa yang

lembar

penilaian

memperoleh nilai dengan kriteria

psikomotor pra tindakan tidak ada

Sangat Baik (SB) dan Baik (B)

siswa yang tuntas atau memperoleh

sebanyak 21 siswa.

(c)

observasi

observasi

Siswa

yang

22 siswa. Hasil belajar

Berdasarkan

nilai dengan kriteria Sangat Baik

tuntas

data

hasil

(SB) dan Baik (B) dengan persentase

observasi pada siklus II, hasil belajar

0,00%.

siswa aspek kognitif
Berdasarkan

observasi
diketahui

pada

data

siklus

bahwa

I,

mengalami

hasil

peningkatan dimana ketuntasan hasil

dapat

belajar siswa pada siklus I 67,86%
meningkat menjadi

penerapan

85,71% pada

pembelajaran

siklus II. Siswa yang tuntas sebanyak

kooperatif Two Stay Two Stray

26 siswa dan siswa yang belum

dengan Make a Match

tuntas sebanyak 2 siswa. Hasil

kombinasi

model

dapat

12

belajar

siswa

afektif

belajar siswa aspek kognitif juga

mengalami peningkatan dari 78,58%

meningkatkan hasil belajar siswa

pada

menjadi

aspek afekif dan psikomotor karena

92,85% pada siklus II. Siswa yang

siswa lebih bersemangat belajar,

tuntas

melatih siswa untuk lebih mandiri.

siklus

I

aspek

menjadi

memperoleh nilai dengan

kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik

Temuan penting penelitian:

(B) sebanyak 26 siswa. Hasil belajar

1. Hasil belajar aspek

siswa aspek psikomotor mengalami

mengalami

peningkatan dari 57,14% pada siklus

siklus I, dan siklus II.
2. Hasil

I menjadi 85,71% pada siklus II.

kognitif

peningkatan

belajar

aspek

dari

afektif

Siswa yang memperoleh nilai dengan

mengalami

kriteria Sangat Baik (SB) dan Baik

dilihat dari indikator afektif siswa

(B) sebanyak 24 siswa.

yaitu

Berdasarkan

peningkatan

spiritual,

yang

ketekunan,

percaya diri, kejujuran, tanggung

wawancara

jawab, dan santun.

yang dilakukan terhadap beberapa

3. Hasil belajar aspek psikomotor

siswa kelas XI-IIS 6 SMA Negeri 8
Surakarta diketahui bahwa melalui

mengalami

penerapan

model

dilihat dari indikator psikomotor

pembelajaran Two Stay Two Stray

yaitu kerjasama dalam diskusi

dengan Make a Match meningkatkan

kelompok, kemampuan dalam

antusias

mengeluarkan

kombinasi

siswa

dalam

proses

peningkatan

pembelajaran, proses pembelajaran

kemampuan

menjadi menyenangkan dan tidak

menyampaikan

membosankan, siswa juga menjadi

membuat

lebih berani dalam mengemukakan

buku.

yang

pendapat,
dalam
hasil

diskusi,

rangkuman

dalam

pendapat, bertanya dan bertukar
informasi dalam diskusi kelompok.

KESIMPULAN

Sedangkan hasil wawancara dengan

1. Penerapan

kombinasi

model

guru diperoleh keterangan bahwa

pembelajaran

dengan model pembelajaran yang

Stay Two Stray dengan Make a

dilakukan selain meningkatkan hasil

Match dapat meningkatkan hasil
13

kooperatif

Two

belajar aspek kognitif siswa.

SARAN

Yang ditunjukkan dari tahap pra

1. Bagi Sekolah

tindakan

yang

meningkat

masih

mencapai

rendah

a. Sekolah

sebaiknya

67,85%

meningkatkan sarana berupa

pada siklus I dan 85,71 pada

jaringan wifi dan LCD setiap

siklus II.

kelas serta prasarana berupa

2. Penerapan

kombinasi

pembelajaran

kooperatif

model

perpustakaan yang memadai

Two

untuk mempermudah siswa

Stay Two Stray dengan Make a

memperoleh

Match dapat meningkatkan hasil

sehingga dapat meningkatkan

belajar aspek afektif siswa yang

hasil belajar siswa.

ditunjukkan

dengan

adanya

informasi

b. Sekolah

sebaiknya

peningkatan hasil belajar aspek

memfasilitasi

afektif siswa dari tahap pra

pelajaran

untuk

mengikuti

tindakan

pelatihan

atau

seminar

yang

meningkat

masih

mencapai

rendah
78,58%

guru

mata

berhubungan dengan model

pada siklus I dan 92,85% pada

pembelajaran yang inovatif.

siklus II.

2. Bagi Guru

3. Penerapan

kombinasi

model

a. Guru sebaiknya melakukan

Two

inovasi dalam penggunaan

Stay Two Stray dengan Make a

model pembelajaran dalam

Match dapat meningkatkan hasil

menyampaikan

belajar aspek psikomotor siswa

pelajaran,

yang ditunjukkan dengan adanya

tidak

peningkatan hasil belajar aspek

memahami materi yang telah

psikomotor siswa dari tahap pra

diajarkan.

pembelajaran

tindakan
meningkat

kooperatif

yang

masih

mencapai

rendah

materi

sehingga

merasa

bosan

siswa
dan

b. Guru sebaiknya lebih tegas

57,14%

terhadap

siswa,

sehingga

pada siklus I dan 85,71% pada

dapat

siklus II.

kedisiplinan dan tanggung

mengajarkan

jawab kepada siswa.

14

dapat

c. Guru sebaiknya melatih siswa

menambah

dalam

mengemukakan

pengetahuan

pendapat,

diskusi

materi

presentasi

dan

untuk

berkomunikasi

teman yang lain, misalnya

pendapat

menerangkan materi dengan
bahasa dan idenya sendiri.
d. Siswa

dan guru ketika pembelajaran

sebaiknya

berlangsung sehingga siswa

menghargai

lebih

proses

memahami

materi

jawab

lebih
dalam
dan
pada

tugas yang diberikan oleh

sebaiknya
aktif

guru

pembelajaran,

bertanggung

pelajaran.

berpartisipasi

di

dalam

diri

atau bertanya kepada teman

b. Siswa

yang

depan umum atau dengan

a. Siswa sebaiknya lebih berani

mengemukakan

pelajaran

c. Siswa sebaiknya melatih diri

3. Bagi Siswa

percaya

pada

dipelajari.

dengan

memberikan tugas.

dan

siswa

saat

guru.

proses pembelajaran sehingga

DAFTAR PUSTAKA
(2011).

Model-model

Pembelajaran

Inovatif

Trianto.

Berorientasi

Kusningsih. (2014). Peningkatan
Hasil Belajar Tema Keluarga
Melalui Model Cooperative
Learning tipe Make A Match
pada Siswa Kelas I SDN
Grobog Kulon 03 Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal
semester 2 tahun pelajaran
2013/2014. Jurnal Penelitian
Tindakan Kelas, 16(2), 40-45.

Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka
Isjoni.
(2012).
Pembelajaran
Kooperatif
Meningkatkan
Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Lie, A. (2008). Cooperatif Learning.
Jakarta: PT Grasindo

Jihad, Asep & Abdul Haris. (2012).
Evaluasi
Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta

Muntoha, Happy
Dwi Yunia.
(2013). Penerapan
Model
Pembelajaran Make a Match

15

Shofiya, Arum Rahma. (2013).
Penerapan
Model
Pembelajaran kooperatif Tipe
Make
A
Match
Untuk
Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Sosiologi Siswa
Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3
Wonogiri Tahun Pelajaran
2012/2013.. Skripsi Tidak
Dipublikasikan.
FKIP
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas X
SMAN
14
Semarang.
Economic Education Analysis
Journal, 2(2), 39-45.
Permendiknas No.20 Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta : Depdiknas
Purmiati. (2012). Penerapan Metode
Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray
Untuk
Peningkatan
Aktivitas Belajar IPA Siswa di
SMP Negeri 7 Purworejo.
Jurnal Radiasi, 1(1), 5.

Sudjana, Nana. (2013). Penilaian
Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya

Rusman. (2012). Model- Model
Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada

Suprijono,
Agus.
(2014).
Cooperative Learning Teori &
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar

16

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 19

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Mojolaban.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 17

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2016/2017.

1 5 239