KOMPARASI METODE TWO STAY TWO STRAY DAN METODE MAKE A MATCH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Rahmaniasari | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 4024 8956 1 SM
KOMPARASI METODE TWO STAY TWO STRAY DAN METODE MAKE
A MATCH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR
SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Ida Rahmaniasari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan penggunaan
metode Two Stay Two Stray dan metode Make a Match terhadap hasil belajar
sosiologi siswa (2) pengaruh penggunaan metode Two Stay Two Stray dan metode
Make a Match terhadap hasil belajar sosiologi siswa (3) seberapa besar pengaruh
penggunaan metode Two Stay Two Stray dan metode Make a Match terhadap hasil
belajar sosiologi siswa.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian
semu.Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Kutowinangun
Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel penelitian sebanyak dua kelas diambil
dengan teknik multistage cluster random sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
analisis variansi 1 jalur.
Kesimpulan penelitian iini adalah ada perbedaan penggunaan metode Two
Stay Two Stray dan metode Make a Match terhadap hasil belajar sosiologi siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kutowinangun. Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis data yang menunjukkan rata-rata metode Two Stay Two Stray sebesar
24.438 dan rata-rata metode Make a Match sebesar 22.719 dengan ρ= 0.002
(sangat signifikan). Metode belajar memberikan pengaruh sangat signifikan
terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang
menunjukkan harga F= 10.840; ρ = 0.002 (sangat signifikan). Selanjutnya
metode belajar memberikan pengaruh sebesar 15% terhadap hasil belajar
sosiologi siswa. Hal ini dapat dilihat R2 sebesar 15% sedangkan 85% dipengaruhi
oleh faktor lain selain metode belajar.
Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Two Stay Two Stray, Metode Make
a Match
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd
Drs.H. M Haryono, M. Si
NIP. 19511215 198301 1 001
NIP. 19510101 1981 03 1 005
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah
pengajaran (Oemar Hamalik,
2008: 81).
satu
Kegiatan belajar
aspek
merupakan
pembangunan
syarat
mutlak
yang
mengajar
untuk
harus dapat menempatkan siswa
mewujudkan pembangunan nasional.
sebagai subyek sekaligus obyek di
Kualitas
dalam pengajaran, sehingga dalam
pendidikan
ditingkatkan
demi
harus
tercapainya
proses
pengajaran
merupakan
sumber daya manusia yang lebih
kegiatan
baik
mendukung
mencapai suatu tujuan pengajaran.
pembangunan
Saiful Sagala (2009) mengemukakan
nasional.Salah satu upaya untuk
siswa adalah penentu terjadi atau
meningkatkan kualitas pendidikan
tidaknya proses belajar. Berhasil atau
adalah dengan melakukan inovasi
gagalnya
dalam bidang pendidikan, terutama
pendidikan tergatung pada proses
pengembangan pembelajaran yang
belajar dan mengajar yang dialami
digunakan
siswa dan pendidik. Proses belajar
dan
tercapainya
dapat
tujuan
di
lembaga-lembaga
sekolah.
Sekolah merupakan lembaga
formal, yang secara sistematis
telah
merencanakan
bermacam lingkungan, yakni
lingkungan pendidikan yang
menyediakan
bermacam
kesempatan bagi siswa untuk
melakukan berbagai macam
kegiatan belajar sehingga
para
siswa
memperoleh
pengalaman
pendidikan.
Dengan demikian, dapat
mendorong pertumbuhan dan
perkembangannya ke arah
suatu tujuan yang ingin
dicapai. Lingkungan tersebut
disusun
dalam
bentuk
kurikulum
dan
metode
belajar
siswa
dalam
pencapaian
mengajar
di
kelas
tujuan
umumnya
menempatkan guru sebagai subjek
sedangkan
siswa
sebagai
objek.
Banyak metode pembelajaran yang
dapat digunakan oleh guru di dalam
proses pembelajaran. Akan tetapi
metode yang biasa digunakan oleh
sebagian guru Sosiologi di Sekolah
Menengah
Atas
(SMA)
adalah
metode ceramah. Dalam metode
ceramah
siswa
mendengarkan
hanya
bertugas
penjelasan
guru
dengan mencatat pokok bahasan
penting
yang
guru
kemukakan.
Karena itu metode ini membiasakan
“Cooperatif Learning adalah suatu
siswa untuk pasif di kelas karena
model pembelajaran dimana siswa
siswa hanya perlu mendengarkan dan
belajar dan bekerja dalam kelompok-
memperhatikan guru ceramah di
kelompok kecil secara kolaboratif
depan kelas. Selain itu Saeful Sagala
yang anggotanya
(2003:
sampai 6 siswa, dengan struktur
202)
“metode
menyatakan
ceramah
tidak
bahwa
dapat
terdiri
kelompoknya bersifat
dari 4
heterogen”.
memberikan kesempatan pada siswa
(Isjoni,2012: 13). Melalui model
untuk
pembelajaran
berdiskusi
memecahkan
kooperatif
dengan
masalah sehingga proses menyerap
metode
pengetahuan kurang tajam”.
Make a Match diharapkan mampu
Karena
pengembangan
itu
diperlukan
pengajaran
yang
dapat membangun keaktifan siswa
dalam
proses
melalui
belajar
alternatif
pembelajaran,
yakni
Two Stay Two Stray dan
membuat siswa berperan aktif di
kelas yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
mengajar
Metode Two Stay Two Stray
metode
(TSTS) dikembangkan oleh Spencer
metode
Kagan
(1992).
Metode
TSTS
pembelajaran yang berpusat pada
merupakan
siswa dimana peran guru hanya
cara menyusun siswa bekerja dalam
sebagai fasilitator bukan lagi sumber
kelompok-kelompok
belajar artinya guru lebih banyak
memberikan
sebagai orang yang membantu siswa
kelompok lain untuk membagikan
untuk belajar. Salah satu metode
hasil dan informasi dengan kelompok
pembelajaran yang dapat digunakan
lain, saling membantu memecahkan
oleh guru yaitu metode Two Stay
masalah dan mendorong siswa untuk
Two Stray dan metode Make a
saling berprestasi (Agus Suprijono,
Match. Metode Two Stay Two Stray
2009). Metode TSTS dimulai dengan
dan
siswa melakukan diskusi kelompok
metode
Make
a
Match
merupakan salah satu metode dalam
yang
model
kelompok.
pembelajaran
kooperatif.
Slavin (1984) mengatakan bahwa
pembelajaran
terdiri
belajar
kesempatan
dari
dengan
dan
kepada
4
anggota
Kemudian
setelah
melakukan diskusi intra kelompok,
dua anggota dari masing-masing
menyenangkan dam menumbuhkan
kelompok bertamu ke kelompok lain
keaktifan siswa. Dengan
untuk saling menyampaikan hasil
siswa akan termotivasi untuk belajar.
kerja
Metode
Adanya motivasi belajar pada siswa
menuntut
akan berpengaruh pada pencapaian
kelompoknya.
pembelajaran
TSTS
adanya kegiatan diskusi berulang
sehingga
siswa
mendalami
akan
materi.
begitu,
hasil belajar siswa.
lebih
METODE
Sedangkan
Penelitian
ini
merupakan
metode Make a Match merupakan
penelitian kuantitatif dengan desain
metode
eksperimen
pembelajaran
mencari
Quasi
Eksperimen
pasangan. “Siswa mencari pasangan
Research. Populasi dalam penelitian
sambil mempelajari suatu konsep
ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri
atau topik tertentu dalam suasana
1 Kutowinangun Tahun Pelajaran
yang
2013/2014. Sampel dalam penelitian
2011:
menyenangkan”.
223).
(Rusman,
siswa
ini
kartu
penggunaan metode yang berbeda.
(pertanyaan atau jawaban). Siswa
Kelas XI IPS 2 sebagai kelas dengan
yang
kartu
penggunaan metode Two Stay Two
jawaban,
Stray dan kelas XI IPS 1 sebagai
memikirkan jawaban atau pertanyaan
kelas dengan penggunaan metode
dari kartu yang dipegang. Kemudian
Make a
setiap siswa mencari pasangan kartu
dengan teknik multistage cluster
yang cocok dengan kartunya sesuai
random
dengan waktu yang telah ditetapkan.
pengumpulan
Mencari kartu pasangan ini dapat
metode tes, angket dan dokumentasi.
membantu siswa untuk aktif dalam
Metode
pembelajaran. Selain itu, siswa dapat
memperoleh
berinteraksi dengan teman-temannya
Sosiologi pada siswa. Metode angket
sekelasnya.
digunakan memperoleh data sikap
mendapatkan
sudah
pertanyaan
Setiap
satu
buah
mendapatkan
atau
Aktivitas
dalam
yakni
pembelajaran Make a Match dapat
guru
menciptakan
belajar.
pembelajaran
yang
dua
kelas
dengan
Match.. Sampel dipilih
sampling.
tes
dalam
data
Teknik
menggunakan
digunakan
data
hasil
penerapan
Metode
untuk
belajar
metode
dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data
Jika ρ > 0.05 sebaran data yang
siswa dan sekolah.
diperoleh normal, maka Ho diterima.
Sebelum melakukan analisis
Jika ρ < 0.05 sebaran data yang
data, dilakukan dua uji prasyarat.
diperoleh tidak normal, maka Ho
Pertama , uji normalitas digunakan
ditolak.
untuk menunjukkan bahwa data yang
Hasil uji normalitas data dapat dilihat
dianalisis
pada Tabel 1.
mempunyai
sebaran
normal. Kedua, uji homogenitas
digunakan
bahwa
untuk
subjek
penelitian
dalam
dilakukan untuk menguji perbedaan
belajar
menguji
siswa
pengaruh
dan
untuk
dan
besar
pengaruhnya metode belajar terhadap
hasil belajar siswa menggunakan uji
analisis variansi 1 jalur.
Uji prasyarat yang pertama adalah uji
normalitas. Uji normalitas digunakan
untuk menunjukkan bahwa data yang
mempunyai
sebaran
normal. Data pada penelitian ini
adalah kelas XI IPS 2 sebagai kelas
Two Stay Two Stray
sebanyak 32
siswa) dan kelas XI IPS 2 sebagai
kelas Make a Match sebanyak 32
siswa. Untuk mendapatkan normal
tidaknya
fo - fh
(fo - fh)2
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
3
10
11
18
9
11
2
0
0.63
2.41
7.12
13.57
16.55
13.57
7.12
2.41
0.63
-0.63
0.59
2.88
-2.57
1.45
-4.57
3.88
-0.41
-0.63
0.40
0.35
8.31
6.59
2.10
20.87
15.08
0.17
0.40
distribusi
64 64.00
0.00
Tot
al
Rerata
= 23.578
S. B = 2.245
Kai Kuadrat = 6.920
db = 8
ρ = 0.545
(�� − �ℎ )2
�ℎ
0.63
0.15
1.17
0.49
0.13
1.54
2.12
0.07
0.63
6.92
IBM/IN, 2014)
Hasil Uji Prasyarat Analisis
atau
fh
(Sumber: Hasil olahan data SPS versi
HASIL DAN PEMBAHASAN
dianalisis
fo
menunjukkan
keadaan homogen. Analisis data
hasil
Kelas
data
digunakan kriteria sebagai berikut :
Berdasarkan hasil olah data pada
Tabel 1. menunjukkan ρ = 0.545 Hal
ini berarti ρ > 0.05. Karena ρ > 0.05
maka H0 diterima. Artinya bahwa
sampel yang diambil dari populasi
tersebut sebarannya normal.
Uji prasyarat yang kedua
adalah uji homogenitas data. Uji
homogenitas
digunakan
untuk
menunjukkan
bahwa
subjek
penelitian dalam keadaan homogen.
Untuk menetapkan homogen atau
tidaknya
hubungan
data
besarnya pengaruh metode belajar
kriteria
sebagai
terhadap hasil belajar dengan analisis
menggunakan
berikut :
variansi 1 jalur
Jika
nilai
dari
uji
Data nilai mean atau rata-rata hasil
homogenitas lebih besar dari α
belajar berdasarkan tes yang telah
(Sig.>α) maka H0 diterima sehingga
dilakukan oleh peneliti untuk kelas
dapat
Two
Sig
dikatakan
bahwa
data
Stay
Stray
(TSTS)
sebesar
24.438
Two
homogen. α = 0.05. Jika nilai Sig dari
diperoleh
uji homogenitas lebih kecil dari α
dengan
(Sig. 0.05 sehingga Ho
Sumber
Rerata
A1
A2
Rerata
24.438
22.719
A1
24.438
0.000
3.292
P
1.000
0.002
A2
22.719
-3.292
0.000
P
0.002
1.000
(Sumber: Hasil olahan data SPS
diterima. Dengan demikian dapat
IBM/IN, 2014)
IBM/IN, 2014)
Berdasarkan
Tabel
2.
diatas
menunjukkan nilai Sig = 0.912 yang
diambil
kesimpulan
bahwa
data
homogen.
Dari tabel 4.5 diatas dapat
diketahui bahwa terdapat perbedaan
Hasil Analisis Data
Setelah
uji
mean atau rata-rata hasil belajar
prasyarat
terpenuhi, dilakukan uji analisis data.
Analisis
data
dilakukan
menguji
perbedaan
hasil
untuk
belajar
siswa dan menguji pengaruh serta
diantara kedua metode yakni Metode
Two Stay Two Stray dan metode
Make
a
signifikansi
Match
dengan
tingkat
ρ
0.002
(sangat
=
signifikan). Dengan demikian dapt
disimpulkan bahwa ada perbedaan
tingkat signifikansi ρ = 0.002 (sangat
yang sangat meyakinkan antara kelas
signifikan).. Dengan demikian dapat
Two Stay Two Stray (TSTS) dengan
disimpulkan bahwa ada pengaruh
kelas Make a Match dilihat dari nilai
yang sangat signifikan antara metode
rata-rata hasil belajar. Dimana nilai
belajar dengan rata-rata hasil belajar
rata-rata kelas Two Stay Two Stray
siswa.
(TSTS)
lebih tinggi dibandingkan
kelas Make a Match 24/22.
Analisis
menguji
belajar
berikutnya
pengaruh
dan
Besar
yakni
besarnya
pengaruh
terhadap
metode
rata-rata
hasil
belajar sosiologi dapat dilihat pada
Tabel
4.
R2
Kolom
yang
pengaruh metode belajar terhadap
menunjukkan 0.149. Hal ini berarti
hasil belajar siswa. Hasil analisis
metode belajar berpengaruh terhadap
variansi 1 Jalur dapat dilihat pada
hasil belajar sosiologi siswa sebesar
tabel 4.
15%,
Tabel 4.
Rangkuman Analisis
Regresi
Su
mb
er
Ant
ar
A
Dal
am
JK
D RK
b
F
R2
ρ
47.2
66
1
47.
266
X2
175.
563
1
270.
344
1,07
1.87
5
3.17
6
2
6
2
175
.56
3
4.3
60
17.
288
10.
84
0
10.
15
5
--
0.
14
9
0.
14
1
--
0.
00
2
0.
00
3
--
--
--
--
X2
Tot
al
X1
X2
dipengaruhi
oleh
yaitu
85%
faktor
selain
metode belajar.
Var
iabe
l
X1
X1
selebihnya
PEMBAHASAN
Pada kelas
1,24
7.43
8
6
3
6
3
Two Stay Two
Stray, siswa belajar secara kelompok
untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan dalam materi belajar.
Kegiaan kelompok tersebut dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam
berpendapat saat berkelompok dan
--
--
--
--
penguasaan konsep materi pada saat
--
--
--
--
diskusi
(Sumber: Hasil olahan data SPS
2004 versi IBM/IN, 2014)
Berdasarkan tabel 4.6 Hasil
berlangsung.
Kegiatan
selanjutnya siswa saling bertukar
informasi kepada kelompok lain.
Sehingga
siswa
dapat
lebih
analisis variansi 1 jalur menunjukkan
memaksimalkan kemampuan dirinya
harga F sebesar 10.840 dengan
dalam memahami materi belajar
melalui
kegiatan
yang
menunjukkan harga F sebesar 10.840
dilakukan siswa sebanyak dua kali
dengan tingkat signifikansi 0.002
yakni diskusi intra kelompok dan
(sangat signifikan). Dengan demikian
diskusi
disimpulkan
dengan
diskusi
kelompok
lain.
ada
pengaruh
yang
Disamping itu metode ini dapat
sangat meyakinkan antara metode
melatih siswa untuk berkomunikasi
belajar (Two Stay Two Stray dan
dan bekerjasama tidak hanya pada
Make a Match) terhadap rata-rata
kelompoknya sendiri tetapi juga
hasil belajar siswa.
kelompok yang lain. Hal tersebut
yang
dapat
meningkatkan
Besar
pengaruh
metode
hasil
belajar terhadap hasil belajar siswa
belajar dalam penggunaan metode
yaitu sebesar 15%, selebihnya sekitar
Two Stay Two Stray.Sedangkan pada
85%
kelas Make a Match siswa belajar
(variabel) selain metode belajar.
dengan cara mencari pasangan dari
Variabel-variabel lain inilah yang
setiap kartu yang berupa pertanyaan
tidak diteliti oleh peneliti.
dipengaruhi
dan jawaban. Siswa dapat belajar
oleh
Keberhasilan
faktor
siswa
dalam
dengan suasana yang menyenangkan
hasil belajar tidak hanya dipengaruhi
sambil belajar mengenai konsep atau
oleh metode belajar. Banyak faktor
topik. Oleh karenan itu penggunaan
yang mempengaruhi hasil belajar
metode Two Stay Two Stray hasil
siswa, hal ini sesuai dengan pendapat
belajarnya lebih tinggi dari pada
dari
penggunaan metode Make a Match.
menyatakan faktor-faktor yang dapat
Artinya nilai hasil belajar kelas Two
mempengaruhi
Stay Two Stray lebih baik daripada
dikelompokkan menjadi dua yakni
kelas Make a Match
faktor internal dan faktor eksternal.
Selanjutnya hasil penelitian
ini
menunjukkan
secara
umum
Slameto
(2003
:54)
prestasi
yang
belajar
Faktor internal merupakan faktor
yang menyangkut seluruh pribadi
metode belajar (Two Stay Two Stray
termasuk
dan Make a Match) memberikan
mental atau psikis yang meliputi
pengaruh
kondisi
terhadap
hasil
belajar
siswa. Hasil analisis variansi 1 jalur
kondisi
fisiologis
fisik
secara
maupun
umum,
kondisi psikologis, kondisi panca
indera, intelegensi/kecerdasan dan
siswa yang meliputi strategi dan
bakat. Sedangkan faktor eksterna
metode yang digunakan siswa untuk
merupakan faktor yang bersumber
melakukan kegiatan pembelajaran
dari
yang
materi-materi pelajaran.
faktor
Metode
luar
diri
bersangkutan
individu
meliputi
belajar
termasuk
lingkungan (lingkungan alami dan
dalam
lingkungan
Dalam penelitian ini faktor metode
sosial)
dan
instrumental
faktor
(perangkat
keras/hardware
dan
lunak/software).
Senada
belajar
faktor pendekatan belajar.
berpengaruh
pada
hasil
perangkat
belajar sebesar 15%. Sedangkan
dengan
sisanya yakni 85% faktor diluar
pendapat dari Slameto, Purwanto
metode belajar yang tidak diteliti
(2009: 104) menyatakan faktor yang
dalam penelitian ini.
mempengaruhi keberhasilan belajar
DAFTAR PUSTAKA
dibedakan menjadi
Agus Suprijono. (2009). Cooperative
Learning
Teori
dan
Aplikasinya:
Yogyakarta
:Pustaka Pelajar.
dua golongan
yakni faktor yang ada pada diri
organisme itu sendiri atau faktor
individual dan faktor yang ada diluar
individu atau faktor sosial.
Muhibbin Syah (2012: 145)
juga menyatakan bahwa
faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yakni faktor internal ,
faktor
eksternal
dan
pendekatan
belajar. Faktor internal merupakan
faktor dari dalam siswa
yaitu
keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa. Faktor eksternal (faktor dari
luar siswa), yaitu kondisi lingkungan
sekitar
siswa.
Sedangkan
faktor
pendekatan belajar (approach to
learning), yaitu jenis upaya belajar
Anita
Lie. (2005).
Cooperatif
Learning,
Mempraktekan
Cooperatif Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta:
Penerbit
PT
Gramedia
Widiasarana.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Baharuddin, H dan Esa. (2010).
Teori
Belajar
dan
Pembelajaran. Jakarta. ArRuzz Media.
Daryanto dan Muljo. (2012). Model
Pembelajaran
Inovatif.
Jogjakarta : Gava Media
Dimyati dan Mujiono. (2009).
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta
Djamarah & Aswan,Zain (2010).
Startegi Belajar Mengajar .
Jakarta : Rineka Cipta : Edisi
Revisi
Hamruni.
(2011).
Startegi
Pembelajaran.
Yogyakarta:
Insanmadani.
Isjoni.
(2012).
Model-model
Pembelajaran
“Mengembangakan
Profesionalisme
Guru”.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Santoso,
E.B. (2011). Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe Two Stay Two Stray
(TSTS). Diperoleh tanggal
20 Maret 2014,dari :
http//raseko.blogspot.com/2011/05/
model
pembelajarankooperatif-tipe-two.html.
Slameto.
(2013). Belajar Dan
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Belajar .
Jakarta: RinekaCipta.
Slavin.
(2011).
Cooperative
Learning Teori, Riset dan
Praktik. Bandung : Media
Nusa
(2010).
Pembelajaran
Kooperatif: Meningkatkan
Kecerdasan
Komunikasi
Antar
Peserta
Didik:
Yogyakarta:
Pustaka
Belajar.
Miftahul Huda. (2013). Cooperative
Learning Metode, Teknik,
dan
Model
Terapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moh.
Rusman.
Nazir.
(1999).
Metode
Penelitian. Cetakan Ketiga,
Jakarta, Ghalia Indonesia.
Muhibbin Syah. (2012). Psikologi
Belajar . Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Saiful Sagala. 2003. Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung :
Alfabeta
Nana Sudjana. (2009). Penilaian
Hasil
Proses
Belajar
Mengajar .
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2004. Metode Research
(Penelitian Ilmiah). Jakarta:
Bumi Aksara
Oemar Hamalik. (2013).
Proses
Belajar Mengajar . Jakarta: Bumi
Aksara.
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil
Belajar . Surakarta: Pustaka pelajar.
Soerjono Soekanto. (2010). Sosiologi
Suatu Pengantar . Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyanto. (2009). Model-Model
Pembelajaran
Inovatif.
Surakarta: Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13 Surakarta.
Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi
Researh, Jilid3. Yogyakarta.
Andi Offset.
Wina
Sanjaya. (2009). Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Y.
Slamet . (2006). Metode
Penelitian Sosial. Surakarta.
UNS Press.
A MATCH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR
SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Ida Rahmaniasari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan penggunaan
metode Two Stay Two Stray dan metode Make a Match terhadap hasil belajar
sosiologi siswa (2) pengaruh penggunaan metode Two Stay Two Stray dan metode
Make a Match terhadap hasil belajar sosiologi siswa (3) seberapa besar pengaruh
penggunaan metode Two Stay Two Stray dan metode Make a Match terhadap hasil
belajar sosiologi siswa.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian
semu.Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Kutowinangun
Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel penelitian sebanyak dua kelas diambil
dengan teknik multistage cluster random sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
analisis variansi 1 jalur.
Kesimpulan penelitian iini adalah ada perbedaan penggunaan metode Two
Stay Two Stray dan metode Make a Match terhadap hasil belajar sosiologi siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kutowinangun. Hal ini dapat dilihat dari hasil
analisis data yang menunjukkan rata-rata metode Two Stay Two Stray sebesar
24.438 dan rata-rata metode Make a Match sebesar 22.719 dengan ρ= 0.002
(sangat signifikan). Metode belajar memberikan pengaruh sangat signifikan
terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang
menunjukkan harga F= 10.840; ρ = 0.002 (sangat signifikan). Selanjutnya
metode belajar memberikan pengaruh sebesar 15% terhadap hasil belajar
sosiologi siswa. Hal ini dapat dilihat R2 sebesar 15% sedangkan 85% dipengaruhi
oleh faktor lain selain metode belajar.
Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Two Stay Two Stray, Metode Make
a Match
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd
Drs.H. M Haryono, M. Si
NIP. 19511215 198301 1 001
NIP. 19510101 1981 03 1 005
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah
pengajaran (Oemar Hamalik,
2008: 81).
satu
Kegiatan belajar
aspek
merupakan
pembangunan
syarat
mutlak
yang
mengajar
untuk
harus dapat menempatkan siswa
mewujudkan pembangunan nasional.
sebagai subyek sekaligus obyek di
Kualitas
dalam pengajaran, sehingga dalam
pendidikan
ditingkatkan
demi
harus
tercapainya
proses
pengajaran
merupakan
sumber daya manusia yang lebih
kegiatan
baik
mendukung
mencapai suatu tujuan pengajaran.
pembangunan
Saiful Sagala (2009) mengemukakan
nasional.Salah satu upaya untuk
siswa adalah penentu terjadi atau
meningkatkan kualitas pendidikan
tidaknya proses belajar. Berhasil atau
adalah dengan melakukan inovasi
gagalnya
dalam bidang pendidikan, terutama
pendidikan tergatung pada proses
pengembangan pembelajaran yang
belajar dan mengajar yang dialami
digunakan
siswa dan pendidik. Proses belajar
dan
tercapainya
dapat
tujuan
di
lembaga-lembaga
sekolah.
Sekolah merupakan lembaga
formal, yang secara sistematis
telah
merencanakan
bermacam lingkungan, yakni
lingkungan pendidikan yang
menyediakan
bermacam
kesempatan bagi siswa untuk
melakukan berbagai macam
kegiatan belajar sehingga
para
siswa
memperoleh
pengalaman
pendidikan.
Dengan demikian, dapat
mendorong pertumbuhan dan
perkembangannya ke arah
suatu tujuan yang ingin
dicapai. Lingkungan tersebut
disusun
dalam
bentuk
kurikulum
dan
metode
belajar
siswa
dalam
pencapaian
mengajar
di
kelas
tujuan
umumnya
menempatkan guru sebagai subjek
sedangkan
siswa
sebagai
objek.
Banyak metode pembelajaran yang
dapat digunakan oleh guru di dalam
proses pembelajaran. Akan tetapi
metode yang biasa digunakan oleh
sebagian guru Sosiologi di Sekolah
Menengah
Atas
(SMA)
adalah
metode ceramah. Dalam metode
ceramah
siswa
mendengarkan
hanya
bertugas
penjelasan
guru
dengan mencatat pokok bahasan
penting
yang
guru
kemukakan.
Karena itu metode ini membiasakan
“Cooperatif Learning adalah suatu
siswa untuk pasif di kelas karena
model pembelajaran dimana siswa
siswa hanya perlu mendengarkan dan
belajar dan bekerja dalam kelompok-
memperhatikan guru ceramah di
kelompok kecil secara kolaboratif
depan kelas. Selain itu Saeful Sagala
yang anggotanya
(2003:
sampai 6 siswa, dengan struktur
202)
“metode
menyatakan
ceramah
tidak
bahwa
dapat
terdiri
kelompoknya bersifat
dari 4
heterogen”.
memberikan kesempatan pada siswa
(Isjoni,2012: 13). Melalui model
untuk
pembelajaran
berdiskusi
memecahkan
kooperatif
dengan
masalah sehingga proses menyerap
metode
pengetahuan kurang tajam”.
Make a Match diharapkan mampu
Karena
pengembangan
itu
diperlukan
pengajaran
yang
dapat membangun keaktifan siswa
dalam
proses
melalui
belajar
alternatif
pembelajaran,
yakni
Two Stay Two Stray dan
membuat siswa berperan aktif di
kelas yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
mengajar
Metode Two Stay Two Stray
metode
(TSTS) dikembangkan oleh Spencer
metode
Kagan
(1992).
Metode
TSTS
pembelajaran yang berpusat pada
merupakan
siswa dimana peran guru hanya
cara menyusun siswa bekerja dalam
sebagai fasilitator bukan lagi sumber
kelompok-kelompok
belajar artinya guru lebih banyak
memberikan
sebagai orang yang membantu siswa
kelompok lain untuk membagikan
untuk belajar. Salah satu metode
hasil dan informasi dengan kelompok
pembelajaran yang dapat digunakan
lain, saling membantu memecahkan
oleh guru yaitu metode Two Stay
masalah dan mendorong siswa untuk
Two Stray dan metode Make a
saling berprestasi (Agus Suprijono,
Match. Metode Two Stay Two Stray
2009). Metode TSTS dimulai dengan
dan
siswa melakukan diskusi kelompok
metode
Make
a
Match
merupakan salah satu metode dalam
yang
model
kelompok.
pembelajaran
kooperatif.
Slavin (1984) mengatakan bahwa
pembelajaran
terdiri
belajar
kesempatan
dari
dengan
dan
kepada
4
anggota
Kemudian
setelah
melakukan diskusi intra kelompok,
dua anggota dari masing-masing
menyenangkan dam menumbuhkan
kelompok bertamu ke kelompok lain
keaktifan siswa. Dengan
untuk saling menyampaikan hasil
siswa akan termotivasi untuk belajar.
kerja
Metode
Adanya motivasi belajar pada siswa
menuntut
akan berpengaruh pada pencapaian
kelompoknya.
pembelajaran
TSTS
adanya kegiatan diskusi berulang
sehingga
siswa
mendalami
akan
materi.
begitu,
hasil belajar siswa.
lebih
METODE
Sedangkan
Penelitian
ini
merupakan
metode Make a Match merupakan
penelitian kuantitatif dengan desain
metode
eksperimen
pembelajaran
mencari
Quasi
Eksperimen
pasangan. “Siswa mencari pasangan
Research. Populasi dalam penelitian
sambil mempelajari suatu konsep
ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri
atau topik tertentu dalam suasana
1 Kutowinangun Tahun Pelajaran
yang
2013/2014. Sampel dalam penelitian
2011:
menyenangkan”.
223).
(Rusman,
siswa
ini
kartu
penggunaan metode yang berbeda.
(pertanyaan atau jawaban). Siswa
Kelas XI IPS 2 sebagai kelas dengan
yang
kartu
penggunaan metode Two Stay Two
jawaban,
Stray dan kelas XI IPS 1 sebagai
memikirkan jawaban atau pertanyaan
kelas dengan penggunaan metode
dari kartu yang dipegang. Kemudian
Make a
setiap siswa mencari pasangan kartu
dengan teknik multistage cluster
yang cocok dengan kartunya sesuai
random
dengan waktu yang telah ditetapkan.
pengumpulan
Mencari kartu pasangan ini dapat
metode tes, angket dan dokumentasi.
membantu siswa untuk aktif dalam
Metode
pembelajaran. Selain itu, siswa dapat
memperoleh
berinteraksi dengan teman-temannya
Sosiologi pada siswa. Metode angket
sekelasnya.
digunakan memperoleh data sikap
mendapatkan
sudah
pertanyaan
Setiap
satu
buah
mendapatkan
atau
Aktivitas
dalam
yakni
pembelajaran Make a Match dapat
guru
menciptakan
belajar.
pembelajaran
yang
dua
kelas
dengan
Match.. Sampel dipilih
sampling.
tes
dalam
data
Teknik
menggunakan
digunakan
data
hasil
penerapan
Metode
untuk
belajar
metode
dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data
Jika ρ > 0.05 sebaran data yang
siswa dan sekolah.
diperoleh normal, maka Ho diterima.
Sebelum melakukan analisis
Jika ρ < 0.05 sebaran data yang
data, dilakukan dua uji prasyarat.
diperoleh tidak normal, maka Ho
Pertama , uji normalitas digunakan
ditolak.
untuk menunjukkan bahwa data yang
Hasil uji normalitas data dapat dilihat
dianalisis
pada Tabel 1.
mempunyai
sebaran
normal. Kedua, uji homogenitas
digunakan
bahwa
untuk
subjek
penelitian
dalam
dilakukan untuk menguji perbedaan
belajar
menguji
siswa
pengaruh
dan
untuk
dan
besar
pengaruhnya metode belajar terhadap
hasil belajar siswa menggunakan uji
analisis variansi 1 jalur.
Uji prasyarat yang pertama adalah uji
normalitas. Uji normalitas digunakan
untuk menunjukkan bahwa data yang
mempunyai
sebaran
normal. Data pada penelitian ini
adalah kelas XI IPS 2 sebagai kelas
Two Stay Two Stray
sebanyak 32
siswa) dan kelas XI IPS 2 sebagai
kelas Make a Match sebanyak 32
siswa. Untuk mendapatkan normal
tidaknya
fo - fh
(fo - fh)2
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
3
10
11
18
9
11
2
0
0.63
2.41
7.12
13.57
16.55
13.57
7.12
2.41
0.63
-0.63
0.59
2.88
-2.57
1.45
-4.57
3.88
-0.41
-0.63
0.40
0.35
8.31
6.59
2.10
20.87
15.08
0.17
0.40
distribusi
64 64.00
0.00
Tot
al
Rerata
= 23.578
S. B = 2.245
Kai Kuadrat = 6.920
db = 8
ρ = 0.545
(�� − �ℎ )2
�ℎ
0.63
0.15
1.17
0.49
0.13
1.54
2.12
0.07
0.63
6.92
IBM/IN, 2014)
Hasil Uji Prasyarat Analisis
atau
fh
(Sumber: Hasil olahan data SPS versi
HASIL DAN PEMBAHASAN
dianalisis
fo
menunjukkan
keadaan homogen. Analisis data
hasil
Kelas
data
digunakan kriteria sebagai berikut :
Berdasarkan hasil olah data pada
Tabel 1. menunjukkan ρ = 0.545 Hal
ini berarti ρ > 0.05. Karena ρ > 0.05
maka H0 diterima. Artinya bahwa
sampel yang diambil dari populasi
tersebut sebarannya normal.
Uji prasyarat yang kedua
adalah uji homogenitas data. Uji
homogenitas
digunakan
untuk
menunjukkan
bahwa
subjek
penelitian dalam keadaan homogen.
Untuk menetapkan homogen atau
tidaknya
hubungan
data
besarnya pengaruh metode belajar
kriteria
sebagai
terhadap hasil belajar dengan analisis
menggunakan
berikut :
variansi 1 jalur
Jika
nilai
dari
uji
Data nilai mean atau rata-rata hasil
homogenitas lebih besar dari α
belajar berdasarkan tes yang telah
(Sig.>α) maka H0 diterima sehingga
dilakukan oleh peneliti untuk kelas
dapat
Two
Sig
dikatakan
bahwa
data
Stay
Stray
(TSTS)
sebesar
24.438
Two
homogen. α = 0.05. Jika nilai Sig dari
diperoleh
uji homogenitas lebih kecil dari α
dengan
(Sig. 0.05 sehingga Ho
Sumber
Rerata
A1
A2
Rerata
24.438
22.719
A1
24.438
0.000
3.292
P
1.000
0.002
A2
22.719
-3.292
0.000
P
0.002
1.000
(Sumber: Hasil olahan data SPS
diterima. Dengan demikian dapat
IBM/IN, 2014)
IBM/IN, 2014)
Berdasarkan
Tabel
2.
diatas
menunjukkan nilai Sig = 0.912 yang
diambil
kesimpulan
bahwa
data
homogen.
Dari tabel 4.5 diatas dapat
diketahui bahwa terdapat perbedaan
Hasil Analisis Data
Setelah
uji
mean atau rata-rata hasil belajar
prasyarat
terpenuhi, dilakukan uji analisis data.
Analisis
data
dilakukan
menguji
perbedaan
hasil
untuk
belajar
siswa dan menguji pengaruh serta
diantara kedua metode yakni Metode
Two Stay Two Stray dan metode
Make
a
signifikansi
Match
dengan
tingkat
ρ
0.002
(sangat
=
signifikan). Dengan demikian dapt
disimpulkan bahwa ada perbedaan
tingkat signifikansi ρ = 0.002 (sangat
yang sangat meyakinkan antara kelas
signifikan).. Dengan demikian dapat
Two Stay Two Stray (TSTS) dengan
disimpulkan bahwa ada pengaruh
kelas Make a Match dilihat dari nilai
yang sangat signifikan antara metode
rata-rata hasil belajar. Dimana nilai
belajar dengan rata-rata hasil belajar
rata-rata kelas Two Stay Two Stray
siswa.
(TSTS)
lebih tinggi dibandingkan
kelas Make a Match 24/22.
Analisis
menguji
belajar
berikutnya
pengaruh
dan
Besar
yakni
besarnya
pengaruh
terhadap
metode
rata-rata
hasil
belajar sosiologi dapat dilihat pada
Tabel
4.
R2
Kolom
yang
pengaruh metode belajar terhadap
menunjukkan 0.149. Hal ini berarti
hasil belajar siswa. Hasil analisis
metode belajar berpengaruh terhadap
variansi 1 Jalur dapat dilihat pada
hasil belajar sosiologi siswa sebesar
tabel 4.
15%,
Tabel 4.
Rangkuman Analisis
Regresi
Su
mb
er
Ant
ar
A
Dal
am
JK
D RK
b
F
R2
ρ
47.2
66
1
47.
266
X2
175.
563
1
270.
344
1,07
1.87
5
3.17
6
2
6
2
175
.56
3
4.3
60
17.
288
10.
84
0
10.
15
5
--
0.
14
9
0.
14
1
--
0.
00
2
0.
00
3
--
--
--
--
X2
Tot
al
X1
X2
dipengaruhi
oleh
yaitu
85%
faktor
selain
metode belajar.
Var
iabe
l
X1
X1
selebihnya
PEMBAHASAN
Pada kelas
1,24
7.43
8
6
3
6
3
Two Stay Two
Stray, siswa belajar secara kelompok
untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan dalam materi belajar.
Kegiaan kelompok tersebut dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam
berpendapat saat berkelompok dan
--
--
--
--
penguasaan konsep materi pada saat
--
--
--
--
diskusi
(Sumber: Hasil olahan data SPS
2004 versi IBM/IN, 2014)
Berdasarkan tabel 4.6 Hasil
berlangsung.
Kegiatan
selanjutnya siswa saling bertukar
informasi kepada kelompok lain.
Sehingga
siswa
dapat
lebih
analisis variansi 1 jalur menunjukkan
memaksimalkan kemampuan dirinya
harga F sebesar 10.840 dengan
dalam memahami materi belajar
melalui
kegiatan
yang
menunjukkan harga F sebesar 10.840
dilakukan siswa sebanyak dua kali
dengan tingkat signifikansi 0.002
yakni diskusi intra kelompok dan
(sangat signifikan). Dengan demikian
diskusi
disimpulkan
dengan
diskusi
kelompok
lain.
ada
pengaruh
yang
Disamping itu metode ini dapat
sangat meyakinkan antara metode
melatih siswa untuk berkomunikasi
belajar (Two Stay Two Stray dan
dan bekerjasama tidak hanya pada
Make a Match) terhadap rata-rata
kelompoknya sendiri tetapi juga
hasil belajar siswa.
kelompok yang lain. Hal tersebut
yang
dapat
meningkatkan
Besar
pengaruh
metode
hasil
belajar terhadap hasil belajar siswa
belajar dalam penggunaan metode
yaitu sebesar 15%, selebihnya sekitar
Two Stay Two Stray.Sedangkan pada
85%
kelas Make a Match siswa belajar
(variabel) selain metode belajar.
dengan cara mencari pasangan dari
Variabel-variabel lain inilah yang
setiap kartu yang berupa pertanyaan
tidak diteliti oleh peneliti.
dipengaruhi
dan jawaban. Siswa dapat belajar
oleh
Keberhasilan
faktor
siswa
dalam
dengan suasana yang menyenangkan
hasil belajar tidak hanya dipengaruhi
sambil belajar mengenai konsep atau
oleh metode belajar. Banyak faktor
topik. Oleh karenan itu penggunaan
yang mempengaruhi hasil belajar
metode Two Stay Two Stray hasil
siswa, hal ini sesuai dengan pendapat
belajarnya lebih tinggi dari pada
dari
penggunaan metode Make a Match.
menyatakan faktor-faktor yang dapat
Artinya nilai hasil belajar kelas Two
mempengaruhi
Stay Two Stray lebih baik daripada
dikelompokkan menjadi dua yakni
kelas Make a Match
faktor internal dan faktor eksternal.
Selanjutnya hasil penelitian
ini
menunjukkan
secara
umum
Slameto
(2003
:54)
prestasi
yang
belajar
Faktor internal merupakan faktor
yang menyangkut seluruh pribadi
metode belajar (Two Stay Two Stray
termasuk
dan Make a Match) memberikan
mental atau psikis yang meliputi
pengaruh
kondisi
terhadap
hasil
belajar
siswa. Hasil analisis variansi 1 jalur
kondisi
fisiologis
fisik
secara
maupun
umum,
kondisi psikologis, kondisi panca
indera, intelegensi/kecerdasan dan
siswa yang meliputi strategi dan
bakat. Sedangkan faktor eksterna
metode yang digunakan siswa untuk
merupakan faktor yang bersumber
melakukan kegiatan pembelajaran
dari
yang
materi-materi pelajaran.
faktor
Metode
luar
diri
bersangkutan
individu
meliputi
belajar
termasuk
lingkungan (lingkungan alami dan
dalam
lingkungan
Dalam penelitian ini faktor metode
sosial)
dan
instrumental
faktor
(perangkat
keras/hardware
dan
lunak/software).
Senada
belajar
faktor pendekatan belajar.
berpengaruh
pada
hasil
perangkat
belajar sebesar 15%. Sedangkan
dengan
sisanya yakni 85% faktor diluar
pendapat dari Slameto, Purwanto
metode belajar yang tidak diteliti
(2009: 104) menyatakan faktor yang
dalam penelitian ini.
mempengaruhi keberhasilan belajar
DAFTAR PUSTAKA
dibedakan menjadi
Agus Suprijono. (2009). Cooperative
Learning
Teori
dan
Aplikasinya:
Yogyakarta
:Pustaka Pelajar.
dua golongan
yakni faktor yang ada pada diri
organisme itu sendiri atau faktor
individual dan faktor yang ada diluar
individu atau faktor sosial.
Muhibbin Syah (2012: 145)
juga menyatakan bahwa
faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yakni faktor internal ,
faktor
eksternal
dan
pendekatan
belajar. Faktor internal merupakan
faktor dari dalam siswa
yaitu
keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa. Faktor eksternal (faktor dari
luar siswa), yaitu kondisi lingkungan
sekitar
siswa.
Sedangkan
faktor
pendekatan belajar (approach to
learning), yaitu jenis upaya belajar
Anita
Lie. (2005).
Cooperatif
Learning,
Mempraktekan
Cooperatif Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta:
Penerbit
PT
Gramedia
Widiasarana.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Baharuddin, H dan Esa. (2010).
Teori
Belajar
dan
Pembelajaran. Jakarta. ArRuzz Media.
Daryanto dan Muljo. (2012). Model
Pembelajaran
Inovatif.
Jogjakarta : Gava Media
Dimyati dan Mujiono. (2009).
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta
Djamarah & Aswan,Zain (2010).
Startegi Belajar Mengajar .
Jakarta : Rineka Cipta : Edisi
Revisi
Hamruni.
(2011).
Startegi
Pembelajaran.
Yogyakarta:
Insanmadani.
Isjoni.
(2012).
Model-model
Pembelajaran
“Mengembangakan
Profesionalisme
Guru”.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Santoso,
E.B. (2011). Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe Two Stay Two Stray
(TSTS). Diperoleh tanggal
20 Maret 2014,dari :
http//raseko.blogspot.com/2011/05/
model
pembelajarankooperatif-tipe-two.html.
Slameto.
(2013). Belajar Dan
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Belajar .
Jakarta: RinekaCipta.
Slavin.
(2011).
Cooperative
Learning Teori, Riset dan
Praktik. Bandung : Media
Nusa
(2010).
Pembelajaran
Kooperatif: Meningkatkan
Kecerdasan
Komunikasi
Antar
Peserta
Didik:
Yogyakarta:
Pustaka
Belajar.
Miftahul Huda. (2013). Cooperative
Learning Metode, Teknik,
dan
Model
Terapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moh.
Rusman.
Nazir.
(1999).
Metode
Penelitian. Cetakan Ketiga,
Jakarta, Ghalia Indonesia.
Muhibbin Syah. (2012). Psikologi
Belajar . Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Saiful Sagala. 2003. Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung :
Alfabeta
Nana Sudjana. (2009). Penilaian
Hasil
Proses
Belajar
Mengajar .
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2004. Metode Research
(Penelitian Ilmiah). Jakarta:
Bumi Aksara
Oemar Hamalik. (2013).
Proses
Belajar Mengajar . Jakarta: Bumi
Aksara.
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil
Belajar . Surakarta: Pustaka pelajar.
Soerjono Soekanto. (2010). Sosiologi
Suatu Pengantar . Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyanto. (2009). Model-Model
Pembelajaran
Inovatif.
Surakarta: Panitia Sertifikasi
Guru Rayon 13 Surakarta.
Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi
Researh, Jilid3. Yogyakarta.
Andi Offset.
Wina
Sanjaya. (2009). Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Y.
Slamet . (2006). Metode
Penelitian Sosial. Surakarta.
UNS Press.