Budaya Merokok Pada Mahasiswa di Era Kap

Budaya Merokok Pada Mahasiswa di Era Kapitalisasi
(Kajian Prespektif Psikoanalisis Perokok Aktif dalam Iklan Himbauan
Dampak Rokok di Lingkungan Kampus)

Dian Nurdiansyah
Fisipol Universitas Jenderal Soedirman Prodi Magister Ilmu Komunikasi,
Diannurdiansyah53@gmail.com

Abstract
The age of globalization is having a huge impact on change in all areas, including
the mass media. Advertising in the current era often focuses on creativity in the
design of visual forms and the variety of news content from newspaper
advertisements and electronic media. Advertising is part of the communication
media, which are still favored by the general public. Public service advertising is a
form of appreciation from stakeholders in the service of the community to create
public satisfaction.
Smokers in the age of globalization are unusual behaviors for them, they assume
that smoking is commonplace. In this study, the authors use a qualitative method
approach that at least gives the author the ability to find the right data to
understand the meaning of messages - messages to be conveyed to the audience.
And add an approach with an understanding of the theory of psychoanalysis as a

data analysis blade. In terms of psychoanalysis, which the author uses as the
analytical blade of this study, the fact that an individual is driven to risky actions
can be seen in the three main characteristics of the personality that are in the
psychoanalytic theory of id, ego, superego.
Keywords : Public Service Advertising, Smoking Culture, Qualitative Methods,
Psychoanalysis.

Pendahuluan
Kapitalisasi, globalisasi, Negara dunia ketiga atau negara berkembang, merupakan
salah satu faktor dari adanya arus perubahan perilaku individu manusia yang
sangat pesat dalam kehidupan bermasyarakat pada masa kini. Bukan hanya
masyarakat saja yang mengalami perubahan yang cepat, akan tetapi banyak
perusahaan – perusahaan

pelaku

bisnis

merevitalisasi


beragam

sistem

perusahaan guna mencapai suatu modernisasi agar tidak ketinggalan zaman,
oleh

karena

itu

banyak

dari

perusahaan

mengingingkan

pegawai


menyesuaikan diri dengan adanya perubahan tersebut.
Salah satu yang melakukan perombakan besar – besaran adalah perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang usaha atau bisnis tembakau, mereka
hampir semua merevitalisasi sistem perusahaannya, mulai dari rekrutmen
pegawai, sampai pada pengadaan barang yang harus standar tinggi guna
mencapai suatu daya beli tinggi yang tersebar di masyarakat pada nantinya.
Pembuatan beragam macam iklan yang menarik dan menantang selalu
disajikan oleh perusahaan – perusahaan tembakau. Hal ini sangat berdampak
pada sikologis para penonton yang menyasikan langsung iklan – iklan
tersebut. Seperti iklan dengan tagline atau jargon iklan tersebut “My Life My
Adventure”, Pria Punya Selera, Talk less do more, merupakan strategi para
perusahaan - perusahaan rokok agar masyarakat tertarik untuk membeli
produk – produk yang telah mereka ciptakan. Serta untuk melariskan pasar
mereka terkadang menjual dengan harga yang masih relatif mampu dibeli
oleh masyarakat kita secara bebas di pasaran. Secara umum satu batang
rokok mengandung banyak sekali zat – zat kimia yang sangat berbahaya
untuk tubuh manusia. Dikutip dari salah satu jurnal kesehatan “perilaku
merokok mahasiswi di kota makasar” (Tarupay,A,2013:hal 2) menuturkan bahwa
rokok merupakan barang berbahaya karena setiap batang rokok berisi 4000
bahan kimia diantaranya : karsinogenik, tar, karbonmonoksida, sianida, formalin,

nitrosamine. Sehingga jika kita melihat dan memahaminya bahwasanya rokok

yang mengandung beragam zat kimia di dalamnya seringkali menjadi sesuatu
dampak negatif bagi kesehatan manusia. Secara biologis, tubuh manusia yang
memiliki kebiasaan merokok dalam jangka pedek yaitu dapat menimbulkan
batuk-batuk, mudah lelah, nafas pendek, serta kurangnya kemampuan mencium
bau dan mengecap rasa. Sedangkan dampak jangka panjang yang dapat terjadi
adalah kanker (bibir, lidah, kerongkongan dan paru-paru), gangguan pernafasan,
TBC, jantung, hipertensi, osteoporosis, gangguan ginjal, gangguan kesuburan,
kulit keriput dan lain-lain.
Pemerintah melihat pada kondisi sekarang sebagian besar masyarakat yang
tergabung diberbagai kelompok usia mulai dari usia remaja, dewasa, dan lanjut
usia memiliki kebiasaan untuk mengkonsumsi rokok secara bebas dan
banyak

sekali

sebenarnya

hal


mereka
itu

merokok

dapat

di tempat

merusak

terbuka atau umum, dimana

kesehatan

orang

lain dan tentunya


menganggu keharmonisan bermasyarakat dan proses interaksi antar individu
yang berujung pada konflik. Langkah pemerintah dalam menanggulangi
permasalahan mengenai kebiasaan orang Indonesia merokok diberbagai usia
yaitu membuat iklan layanan masyarakat melalui kerjasama antar kementrian
(kementrian kesehatan, kementrian komunikasi dan informasi) dan juga
pengawasan melalui KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Yang menjadi suatu
pertanyaan adalah apakah iklan layanan masyarakat tersebut sudah efektif?.
Penelitian dengan metode kualitatif setidaknya dapat menjadi pilihan bagi
penulis dalam mendeskripsikan pesan dan makna yang ada dalam iklan
layanan masyarakat tersebut dan mengambil salah satu teori Sigmund Freud
yaitu teori psikoanalisis.
Sigmund Freud

merupakan filsuf psikologi asal Austria yang pertama kali

mengenalkan teori psikoanalisis sebagai khasanah ilmu pengetahuan. Banyak
para pakar ilmu komunikasi menggunakan atau mengimplementasikan teori
psikoanalis untuk menafsirkan pesan dan makna. Penelitian ini merupakan
penelitian berdasarkan pada prespektif teori psikoanalisis yang ada dalam


media komunikasi yaitu suatu iklan layanan masyarakat mengenai dampak
bahaya rokok. Penulis

melihat

dengan

adanya iklan layanan masyarakat

mengenai dampak rokok akan menimbulkan suatu pergeseran sikap dari para
audiens/masyarakat yang menonton iklan layanan masyarakat tersebut, oleh

karena itu penulis tertarik untuk meneliti beberapa sisi dari iklan layanan
masyarakat tersebut menggunakan pendekatan teori psikoanalisis Sigmund Freud
yang dilihat dari Id, Ego, dan Superego, sehingga peneliti mengambil judul
penelitian ini dengan “Budaya Merokok Pada Mahasiswa di Era Kapitalisasi
(Kajian Prespektif Psikoanalisis Perokok Aktif dalam Iklan Himbauan Dampak
Rokok)”, dimana rokok merupakan suatu hal yang tak tabu di kehidupan
bermasyarakat


khususnya

di Indonesia, sehingga

menjadi suatu kebiasaan

pemikiran tradisional masyarakat, yaitu dengan merokok mereka yakini dapat
menghilangkan penat dan stress. Berdasarkan temuan tersebut peneliti dapat
merangkaikan suatu permasalahan mengenai bagaimana prespektif sikologis
perokok aktif melihat iklan himbauan dampak dari rokok ?

Tinjauan Pustaka
Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

Psikoanalisis merupakan teori yang ditemukan pertama kali oleh Sigmund
Freud, salah satu filsuf asal Austria. Pada tahun 1923 Freud membedakan
pemahaman teori psikoanalisis milik dia menjadi tiga pengertian. Pertama,
istilah psikoanalisis dipakai untuk menunjukan suatu metode penelitian
terhadap proses – proses psikis (dalam mimpi) yang sebelumnya hampir tidak
terjangkau oleh penelitian secara ilmiah. Kedua, Psikoanalisis merupakan

istilah yang menunjukan bahwa psikoanalisis merupakan suatu teknik untuk
mengobati gangguan – gangguan psikis yang dialami oleh pasien neurosis, dan
ketiga psikoanlisis merupakan pengetahuan psikologis yang diperoleh melalui
metode dan teknik analisis pengobatan yang disebabkan beragam gangguan –
gangguan psikis pada

manusia, sehingga

dalam

perkembangannya

teori

psikoanalisis

terdapat

pemahaman


mengenai

teori

psikologi analitis dan

psikologi individual, yang diciptakan oleh Carl Gustav Jung dan Alfred Adler.
Dalam revisi Sigmund Freud mengenai teori psikoanalisis, dia mengungkapkan
bahwa dalam struktur kepribadian seorang manusia dibentuk dari tiga aspek
besar kepribadian yaitu Id, Ego, dan Superego.
Id dalam teori psikoanalisis freudian (Bertens, 200:hal 32) merupakan lapisan
psikis yang paling mendasar dan merupakan kawasan di mana naluri bawaan
dan keinginan yang direpresi. Dalam

kepribadian seorang manusia memiliki

sistem agresif, dimana sistem kerjanya bertujuan pada prinsip kesenangan.
Dalam Id tidak dikenal urutan menurut waktu sehingga hukum – hukum
logika tidak berlaku bagi Id.
Ego


adalah

bagian

dari

kepribadian

manusia

yang

terbentuk dengan

diferensiasi dari Id karena kontaknya dengan dunia luar, khususnya orang di
sekitanya seperti orang tua, teman, kerabat, kakak adik. Sehingga ego memiliki
sifat sadar seperti halnya terdapat persepsi lahiriah, persepsi batin, proses –
proses intelektual. Kepribadian yang bersifat dalam diri manusia memiliki
tugas sebagai pelaksana, sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai
realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan –
dorongan Id agar tidak terjadi suatu kesalahan yang berakibat adanya
gangguan dalam diri manusia tersebut.
Super Ego (Syam,2016:53), terbentuk melalui proses internalisasi, artinya
larangan – larangan atau perintah – perintah yang berasal dari luar diolah
sedemikian

rupa

sehingga

akhirnya

terpancar

dari

dalam

kepribadian

manusia itu sendiri. Superego merupaka dasar hati nurani moral pada diri
seseorang, oleh karenanya peran Superego seringkali menyatakan diri dalam
konflik

dengan Ego yang dirasakan

dalam emosi – emosi seperti rasa

menyesal, rasa bersalah, rasa sedih, dan lain sebagainya. Super Ego adalah
bagian moral dari kepribadian manusia, oleh karenanya super ego merupakan
bagian moral dari kepribadiaan manusia yang dapat menjadi filter dari

sensor baik atau buruk, salah-benar, boleh atau tidak boleh, sesuatu yang
terjadi karena adanya dorongan dari ego yang dimiliki oleh seorang manusia.
Iklan Layanan Masyarakat

Iklan adalah bagian dari media komunikasi yang hingga kini masih
disenangi

oleh

masyarakat

luas. Iklan

memiliki

tujuan

utama

yaitu

menyampaikan salah satu pesan yang ditujukan untuk audiens, dimana
audiens harus dapat dengan cepat memahami pesan yang disampaikan dalam
suatu iklan, baik itu iklan dalam media cetak maupun media elektronik. Era
globalisasi ini budaya dalam beriklanan acap kali menitik beratkan pada suatu
kreativitas dalam perancangan bentuk visual serta keberagaman isi pesan yang
disampaikan oleh iklan-iklan surat kabar dan media elektronik. Di Indonesia hal
tersebut sudah dilakukan sejak akhir abad ke-19 yang disebabkan karena
adanya faktor-faktor dari luar dan dari dalam industri pers maupun periklanan itu
sendiri. Faktor Eksternal disebabkan :

Pertama adalah terbukanya peluang

investasi modal swasta secara langsung dalam bidang industri dan perdagangan di
jawa.
Kebijaksanaan politik Liberalisasi perekonomian dari pemerintah jajahan telah
menyebabkan arus migrasi yang cukup besar dari warga kulit putih Eropa untuk
tinggal menetap di kota-kota besar di pulau Jawa. Menetapnya masyarakat kaum
pengusaha dan profesional kulit putih sebagai lapis atas pada masyarakat jajahan
di Jawa, telah membawa gaya hidup, sistem nilai, serta kebudayaan baru dari
barat yang disebut dengan kebudayaan modern, kemudian faktor kedua, pesatnya
pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi semakin memicu basarnya arus
penawaran aneka produk manufaktur atau komoditas industri dan jasa-jasa
modern

bagi

masyarakat

konsumennya

di

pulau

Jawa.

Pertumbuhan

perekonomian telah menambah pendapatan perkapita bagi lapisan masyarakat
terpelajar maupun pekerja yang terserap dalam kegiatan industri sehingga
memungkinkan terbentuknya suatu masyarakat konsumen yang menjadi pasar
potensial bagi pemasaran produk industri dan jasa modern di perkotaan Jawa,

kemudian faktor ketiga, kebijaksanaan politik etis oleh Pemerintah Hindia
Belanda dengan diselenggarakannya pendidikan modern Barat bagi kalangan
masyarakat pribumi telah melahirkan suatu lapisan sosial baru dalam masyarakat
di Jawa. Muncullah golongan menengah baru terpelajar dari kalangan masyarakat
pribumi yaitu golongan priyayi terpelajar, priyayi profesional, serta priyayi
birokrasi yang banyak terserap dan banyak berperan dalam biriokrasi pemerintah
jajahan Hindia Belanda serta sektor swasta industri dan perdagangan modern di
perkotaan. Faktor keempat, berkembangnya kota-kota pelabuhan lama dan kotakota pusat pemerintahan kerajaan tradisional di Jawa menjadi pusat kegiatan
industri dan perdagangan modern, seperti Batavia, Semarang, Surabaya, Bandung,
Yogyakarta, dan Surakarta.

Faktor kelima, perkembangan industri dan

perdagangan modern telah melahirkan sistem transportasi dan komunikasi modern
di perkotaan Jawa. Sarana transportasi modern seperti kereta api, kapal mesin,
mobil dan sepeda ataupun sarana komunikasi modern sperti radio, telepon,
telegraf, surat kabar, dan majalah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam
kehidupan sehari-hari golongan masyarakat menengah ke atas di kota-kota besar
jawa.
Faktor-faktor dari dalam (faktor internal) yang berpengaruh terhadap terhadap
bentuk dan isi iklan surat kabar adalah pertama, semakin pesatnya perkembangan
industri penerbitan surat kabar dan percetakan yang didukung teknologi
reproduksi modern untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akan informasi bagi
masyarakat terpelajar dari kota-kota besar di Jawa. Kedua, besarnya arus
penawaran produk-produk industri dan jasa modern bagi masyarakat konsumen di
kota-kota besar di Jawa yang semakin heterogen berakibat semakin ketatnya
kompetisi pasar, sehingga memerlukan jasa profesional komunikator untuk
memasarkan produk-produk jasa industri dan jasa tersebut melalui media yang
dipilih secara selektif dan efektif. Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang
diciptakan langsung oleh pihak lembaga yang berwenang di pemerintahan
guna

menciptakan

kesadaran

tinggi

dari

peranan pemerintah dalam melayani publik.

masyarkat

dalam

memahami

Budaya

Budaya berasal dari kata Cultura (Latin) la culture (Prancis), yang dapat
diartikan sebagai hasil proses interaksi antar intelektual pada diri manusia,
budaya adalah suatu konsep yang mencakup berbagai komponen yang
dipergunakan oleh individu manusia untuk mememnuhi kebutuhan dan
kepentingan hidupnya sehari – hari. Sedangkan dalam bahasa sanskerta kata
budaya (Buddhayah) memiliki arti

akal budi, terdiri

dari kognitif, afektif,

psikomotorik. Sedangkan Raymond Williams dari Cultural Studies Inggris
pada tahun 1921 (Purwasito,200:136)

mendefinisikan

budaya

mencakup

organisasi produksi, struktur keluarga, struktur lembaga, yang mengekspresikan
atau mengatur hubungan sosial, bentuk – bentuk berkomunikasi khas pada
setiap anggota masyarakat.
Manusia

pada

prinsipnya

memiliki

suatu

keinginan

dalam

mencapai

kepuasan dalam kehidupannya, dengan cara memenuhi kebutuhan dasar
mereka, seperti halnya: papan, sandang, dan pangan, serta

manusia

membutuhkan kebebasan untuk mengatur alur hidupnya dalam mencari suatu
kesenangan agar mereka dapat menghibur diri dan hal tersebut merupakan
bagian dari adanya unsur sikologis mereka.

Hasil dan Pembahasan
Pembuatan iklan layanan masyarakat mengenai bahaya rokok bagi kehidupan
manusia merupakan bagian dari tugas utama lembaga pemerintahan untuk
menekan kesedaran bermasyarakat akan bahaya rokok bagi kehidupan dia.
Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa rokok mengandung beragam
zat kimia berbahaya bagi tubuh manusia. Peran Iklan adalah sebagai
mediator

untuk

mengkomunikasikan

secara

tidak

langsung

mengenai

beberapa pesan yang harus sampai kepada audiens.
Pemilihan metode penelitian secara kualitatif merupakan pilihan dari peneliti
dalam mendeskripsikan pesan yang ada dalam iklan layanan masyarakat.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa penelitian dengan menggunakan
metode kualitatif untuk mendapatkan data. Penelitian yang bersifat kualitatif
adalah

pendekatan

yang

bertumpu

pada

pemahaman

penulis

sebagai

interpreter. Selain itu penulis menggunakan psikoanalisis sebagai pisau analisis
terhadap media iklan layanan bahaya rokok tersebut.
Berikut beberapa adegan yang penulis ambil dari video iklan layanan
masyarakat yang pernah ditayangkan di stasiun televisi nasional, yang
diambil penulis sebagai bagian dari penelitian ini, adegan tersebut dimasukan
dalam scene sebagai berikut :

Diambil dari ILM DEP.KEMENKES RI bekerja sama dengan GERMAS
Gambar 2.1

Diambil dari ILM DEP.KEMENKES RI bekerja sama dengan GERMAS
Gambar 2.2
Media iklan, khususnya iklan layanan masyarakat mengenai bahaya rokok yang
nampak pada gambar 2.1 dan gambar 2.2 merepresentasikan betapa bahayanya
sebatang rokok tersebut ketika dinyalakan, dihisap oleh individu manusia.

Asap rokok tersebut akan menyebar ke dalam tubuh dan masuk langsung ke
dalam paru – paru.
Mahasiswa dalam era globalisasi ini merokok adalah perilaku yang tak
lazim lagi buat mereka, mereka memiliki asumsi bahwa merokok itu adalah
hal yang biasa, sehingga

penulis

melihat

sikap

merokok

di

tantanan

masyarakat khususnya di Indonesia telah menjadi budaya trend di masa kini.
Dilihat

dari

aspek

sikologis

ini

merupakan

sesuatu

yang

dapat

menghilangkan budaya lama, dimana dalam budaya lama rokok sebelum
masuk era globalisasi tepatya di era kolonial, rokok atau tembakau hanya
dapat dinimakti oleh pihak – pihak yang memiliki kekayaan atau memiliki
uang, karena sebatang, sebungkus rokok di bandrol dengan harga yang tinggi,
sedangakan di era millenium ini entah itu anak, remaja, dewasa, dan lanjut
usia semua bisa merokok tanpa mengetahui akibat dari merokok di kemudian
hari.
Dilihat dari segi psikoanalisis yang dipakai penulis sebagai pisau analisis
penelitian ini, bahwasanya seorang individu terdorong untuk melakukan
tindakan beresiko dapat dilihat dari tiga ciri utama dalam kepribadian yang
ada dalam teori psikoanalisis milik Sigmund Freud, dimana kepribadian
individu manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu Id, Ego, Superego.
Perilaku merokok yang disebabkan dari perubahan sosial dan budaya
mengikuti trend masa kini merupakan suatu kesalahan besar dan hal ini menurut
teori psikoanalisis disebabkan dari adanya faktor ego yang berlebihan.
Karena adanya tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang berlebihan, maka
terkadang ego terpaksa mengambil cara yang ekstrem untuk menghilangkan atau
mereduksikan tegangan. Cara-cara itulah yang disebut dengan mekanisme
pertahanan. Menurut

Suryabrata

(dalam Brilinani, Soraya 2000:44) bentuk-

bentuk mekanisme pertahanan itu diantaranya :

a. Sublimasi
Terjadi

bila

tindakan-tindakan

yang

bermanfaat

secara

sosial

menggantikan perasaan tidak nyaman. Sublimasi sebenarnya adalah suatu
bentuk pengalihan. Freud menambahkan bahwa sublimasi adalah
perepresian tujuan genital eros dengan menggantinya dengan tujuan
kultural atau sosial yang lebih mulia. Tujuan yang tersublimasi ini
diekspresikan melalui hasil budaya yang kreatif seperti seni, musik,
maupun sastra.
b. Proyeksi

Mekanisme yang tidak disadari telah melindungi diri dari pengakuan pada
suatu kondisi dimana seseorang merasa benar akan tindakan yang ia
berikan kepada orang lain. Proyeksi terjadi bila individu ingin menutupi
kekurangan, masalah atau kesalahannya dilimpahkan kepada orang lain.
Dengan kata lain, ketika sebuah impuls internal memunculkan terlalu
banyak

kecemasan,

ego

mereduksi

kecemasan

tersebut

dengan

mengkarakterisasikan impuls yang tidak diinginkan kepada objek
eksternal atau pribadi lain.
c. Pengalihan

Freud menjelaskan bahwa pengalihan adalah upaya untuk mengalihkan
suatu perasaan yang dianggap tidak menyenangkan pada suatu objek ke
objek lainnya atau dengan kata lain mencari pelampiasan atas apa yang
tak dapat dicapai. Misal, adanya impuls-impuls agresif yang dapat
digantikan sebagai kambing hitam berupa manusia atau objek lain, yang
mana objek tersebut bukan dianggap sebagai sumber frustasi melainkan
sebagai sasaran.
d. Regresi,
Terdapat dua interpretasi mengenai regresi. Pertama, retrogressive
behavior ,

yaitu

perilaku

seseorang

yang

mengalami

semacam

kemunduran, bertingkah seperti anak kecil dengan tujuan memperoleh
rasa aman dan perhatian orang lain. Kedua, primitivation, yaitu suatu
keadaan dimana individu dewasa bersikap seperti individu yang tidak

berbudaya dan kehilangan kontrol sehingga tidak akan sungkan untuk
berkelahi.
e. Agresi dan Apatis

Perasaan marah terkait erat dengan ketegangan dan kegelisahan yang
dapat menjurus pada pengrusakan dan penyerangan. Agresi dapat
berbentuk langsung dan pengalihan. Agresi langsung (direct agression)
adalah agresi yang diungkapkan secara langsung kepada seseorang atau
objek yang merupakan sumber frustasi. Sedangkan agresi yang dialihkan
(displacement agression) adalah apabila seseorang mengalami frustasi
namun tidak dapat mengungkapkannya kepada sumber frustasi karena
tidak jelas atau tidak tersentuh. Apatis adalah bentuk lain dari reaksi
terhadap frustasi, yaitu dengan cara menarik diri dan bersikap seakanakan pasrah. Fantasi dan stereotype merupakan salah satu pencarian solusi
ketika seorang individu menghadapi suatu masalah yang bertumpuk
dengan cara “masuk” ke dalam dunia khayalan untuk mencari solusi
berdasarkan fantasi ketimbang realitas. Sedangkan stereotype merupakan
konsekuensi lain dari frustasi, yaitu dengan memperlihatkan perilaku
pengulangan secara terus menerus atau mengulangi perbuatan yang tidak
bermanfaat dan terkesan aneh.
Setelah melakukan testimoni terhadap beberapa individu masyarakat, mereka
memandang bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok
bagi kesehatan dirinya sendiri. Salah satu informan SB (24 Tahun) berpendapat
bahwa merokok dapat menghilangkan stress, dan dapat membawa suasana
hati mereka tenang atau rileks, “hal yang telah menjadi budaya mas bagi
masyarakat Indonesia”, tuturnya. Mengenai himbauan mengenai bahaya rokok
dari adanya iklan layanan masyarakat mereka memiliki suatu pandangan bahwa
iklan tersebut memang pada prinsipnya sangat berguna bagi penyadaran masal
melalui

media, bahwa

dalam setiap konten iklan bahaya merokok telah

meninterpresikan bahwa rokok memang berdampak buruk bagi kesehatan
seorang manusia, efek yang dirasakan dari menghisap rokok memang tidak

secara langsung tapi secara bertahap, hal ini terdapat dalam setiap scene iklan
bahaya iklan yang penulis lampirkan dalam gambar 2.1 dan 2.2.
Hal tersebut menafsirkan bahwa kondisi iklan layanan masyarakat pada
masa kini penulis melihat belum berjalan secara lancar dan sebagaimana
fungsi nya, asumsi

masyarakat

tentang

rokok

merupakan

bagian

dari

kebiasaan merupakan kondisi yang sangat mengkhawatirkan bagi generasi
masa kini dan hal itu tidak dapat dihindari oleh seluruh tantanan kehidupan
masyarakat luas khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kesimpulan
Iklan layanan masyarakat merupakan bagian perencanaan sekaligus peran
langsung pemerintah

menghadapi berbagai

permasalahan

yang ada di

masyarakat. Salah satunya iklan bahaya rokok. Iklan bahaya rokok memang
pada umumnya terealisasi penayangannya, akan tetapi durasi tayang dalam
media komunikasi seperti dalam skala televisi nasional masih minim tayang.
Merokok bagi mahasiswa di era globalisasi memiliki arti kebebasan dalam
mengekspresikan diri dan

telah

menjadi

suatu

budaya trend masa kini.

Pandangan dari teori psikoanalisis mengenai fenomena tersebut melihat
bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan sosial melakukan sikap merokok
dipengaruhi oleh sifat ego yang berlebih, dimana dalam teori psikoanalisis
kepribadian seseorang dilihat dari tiga aspek besar yaitu Id, Ego, dan
Superego. Pengetahuan audiens mengenai adanya iklan layanan bahaya rokok
di Indonesia

pada

umumnya

belum

berjalan

dengan

rutin. Sehingga

masyarakat khsususnya mahasiswa pemahaman mengenai kandungan rokok
dan bahaya rokok bagi kesehatan masih terbatas karena informasi bahaya rokok
kurang di demosiasi dalam siaran – siaran televisi nasional dan berbayar. Faktor
kepribadian sangat ditentukan oleh diri mereka sendiri, karena pada dasarnya
kepribadian merupakan sesuatu yang bersifat privasi.

Ada

satu

saran

untuk

para

perokok aktif

khususnya pada mahasiswa,

sebaiknya mulai dari sekarang segera mengurangi dalam aktivitas merokoknya,
karena pada dasarnya tidak ada hal yang menguntungkan bagi dirinya, karena
rokok sangat membahayakan kesehatan. Orang tua yang menginginkan anaknya
atau anggota keluarganya tidak merokok, maka berilah keteladanan dengan cara
tidak merokok dan tidak memberikan peluang kepada anak atau anggota
keluarganya merokok kelak dikemudian hari. Iklan bahaya rokok dalam setiap
siaran televisi baik nasional maupun berbayar ditelaah dan dicermati kembali
oleh para mahasiswa, karena hal tersebut mengandung himbauan yang sangat
berarti.

Referensi
Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. PT Gramedia Pustaka
Utama:Jakarta.
Brilinani Soraya, Friska. 2014.Kajian Psikoanalisis Tokoh Dalam Teks Film A LA
Folie..Pas Du Tout Karya Laetitia Colombani. Skripsi:UNY.

Purwasito, Andrik.2015. Komunikasi Multikultural. Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
Syam, Nina. 2016. Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Simbiosa Rekatama
Media:Bandung.
Tarupay Aditia, dkk. 2013. Perilaku Merokok Mahasiswi di Kota Makassar.
Jurnal:Unhas

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45