Bimbingan Konseling ABK id. docx

Bimbingan konseling abk
“bk abk”

sri karmila sari
1245040066
Plb/c

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas curahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah dengan judul bimbingan konseling untuk abk
.

Salawat dan Salam senantiasa terhaturkan kepada Baginda Nabi


Muhammad SAW yang telah memperjuangkan umat manusia, sehingga
kita mampu membedakan antara yang benar dan yang salah.
Saya memahami sepenuhnya bahwa makalah

ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari segi bahasa, sistematik penulisan dan isi yang
terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, tak ada
manusia tanpa kelemahan, tentunya saya sebagai penulis tidak terlepas
dari kekeliruan dan kesalahan. Karenanya, saya sebagai penulis menerima
dengan lapang dada setiap nasihat dan kritik yang membangun demi
perbaikan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
saya sebagai penulis dan bagi kita semua. Amin.

Makassar, Mei 2015
Penulis.

PEMBAHASAN


Anak dengan gangguan kebutuhan khusus merupakan anak-anak yang mengalami
gangguan (disfungsi) secara fisik, mental/intelektual, sosial dan emosional. Keadaan
gangguan itu akan mempengaruhi psikis dan prestasi belajar anak. Meski demikian, dengan
segala keadaannya, bukan berarti mereka kehilangan kesempatan untuk memperoleh hidup
dan pendidikan seperti anak-anak lain pada umumnya. Anak-anak dengan label kehususan ini
tetap harus mendapat ruang hidup yang layak dan kesempatan yang sama untuk
mengembangkan potensi mereka.
Dalam kurikulum 2004, secara tegas dikemukakan bahwa : sekolah berkewajiban
memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa yang menyangkut tentang pribadi, sosial,
belajar, karier. Dengan adanya kata kewajiban maka setiap sekolah mutlak harus
menyelenggarakan bimbingan konseling.
Thompson (2004) menyatakan bahwa pandangan atau penilaian dari lingkungan
terhadap ABK dan keluarga merupakan tantangan terbesar selain kecatatan yang disandang
oleh ABK itu sendiri dan dampaknya dapat dirasakan langsung oleh ABK itu sendiri beserta
keluarga yang bersangkutan. Bahkan cara pandang masyarakat yang negatif menjadi stigma
yang berkepanjangan (Rahardja, 2006).
Salah satu cara untuk membantu anak berkebutuhan yaitu Bimbingan konseling
dengan memberikan layanan berupa bimbingan belajar dimana bimbingan dalam rangka
untuk membantu siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya ;

bimbingan pribadi sosial dimana bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan
dimaksudkan untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi,
budaya, serta alam yang ada, dan bimbingan karier yaitu bimbingan dalam rangka
merencanakan masa depan mempersiapkan diri untuk langkah yang dipilihnya setelah
tamat belajar pada sekolah menengah serta kariernya di masa depan.

Diharapkan dengan adanya ketiga layanan tersebut anak berkebutuhan khusus dapat
mengembangkan potensi, meningkat prestasi belajar dan dapat bersosialisasi dengan anakanak normal lainnya dan mengetahui tentang pribadinya sebagai individu maupun secara
anggota masyarakat.
Peranan bimbingan konseling dalam memberdayakan anak berkebutuhan khusus tidak
terlepas dari semua pihak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak
berkebutuhan khusus seperti guru, konselor maupun orang tuanya sendiri. Dalam manajemen
bimbingan dan konseling akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya
manusia yang profesional untuk mengoprasikan sekolah, metode dan pembelajaran yang
sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan komitmen
tenaga pendidik dalam yang handal, sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal di atas
tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka
efektitas dan efisiensi pengelolaan kelas kurang optimal.
Hal yang perlu dilakukan oleh konselor dan guru untuk memberdayakan anak

berkebutuhan khusus yaitu (1) menghilangkan stigma negatif bahwa mereka anak yang
terbelakang dan anak yang membuat masalah. (2) tidak adanya diskriminasi yang antara anak
yang tidak normal dan normal. (3) melibatkan anak berkebutuhan dalam semua kegiatan yang
ada di sekolah sehingga anak menjadi rasa percaya diri dan dapat meningkatkan prestasi
belajar dan (4) perlu adanya kerjasama yang baik antara guru dan orang tua dalam memantau
perkembangan belajar anak. Diharapkan dengan adanya kerja sama yang baik antara
konselor, guru dan orang tua maka anak berkebutuhan khusus dapat memberdayakan potensi
yang dimiliki serta rasa percaya diri dan dapat meningkatkan prestasi belajar yang baik.
Menurut Gysber dan Handerson (1988) dalam rangka merancang suatu program
bimbingan konseling, ada dua hal yang dilakukan yaitu (1) merumuskan tujuan (2) memilih

strategi yang cocok. Sedangkan menurut Slameto (1987) menyebutkan langkah-langkah
dalam penyusunan bimbingan adalah; (a)Menginventarisasi masalah dan kebutuhan yang ada.
Seharusnya diperhatikan adalah masalah yang riil yang dihadapi murid atau kebutuhan murid
sehubungan dengan masa perkembangannya. Inventarisasi hendaknya didasarkan pada
pengamatan yang teliti atau menggunakan metode kuesioner, wawancara, checklist dan
sebagainya, (b) Menentukan prioritas masalah atau kebutuhan yang akan ditangani lewat
program bimbingan. Prioritas ini perlu ditentukan mengingat kemampuan dan tenaga yang
ada, (c) Menentukan teknik atau kegiatan dan pendekatan menolong yang tepat dengan
masalah dan kebutuhan yang hendak ditangani tadi, (d) Menentukan pelaksana untuk masingmasing kegiatan yang hendak dilakukan dalam rangka pelaksanaan program bimbingan, (e)

Evaluasi kerja dilakukan setelah lewat kurun waktu kerja yang telah ditentukan, apakah untuk
jangka waktu satu semester ataukah satu tahun.
Pembuatan perencanaan bimbingan konseling di sekolah hendaknya dapat melibatkan
seluruh personil yang ikut dalam pelaksanaan kegiatan. Bimbingan konseling memberikan
dampak pada hubungan yang lebih akrab antara konselor, guru dan siswa di sekolah. Setiap
guru mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam menyusun rencana kegaitan atau
program sekolah, oleh karena itu mereka harus diikutsertakan secara maksimal dalam
penyusunan perencanaan secara keseluruhan maupun sesuai dengan bidang kerja masingmasing (Nawawi, 1985). Di dalam penyusunanan bimbingan konseling, kegiatan yang
pertama-tama dimulai dari meneliti kebutuhan siswa, yang meliputi informasi belajar yang
dibutuhkan dan kebutuhan siswa dengan cara melihat prestasi belajarnya.
Agar layanan BK di sekolah dapat berjalan dan berhasil dengan baik,
maka perlu disusun suatu program atau rencana kerja yang sebaik-baiknya dan juga perlu ada
pelaksanaan yang jelas serta membantu siswa untuk memahami dirinya, (Lapan2000, Mikpa

1989). Dalam Bimbingan dan konseling sebagai layanan sedikitnya memerlukan empat
pendekatan (pendekatan krisis, remedial, pencegahan, dan perkembangan).

Anak berkebutuhan khusus mengalami kesulitan dalam bimbingan belajar yaitu:
Kesulitan


dalam

memecahkan

masalah

belajar

melalui

kegiatan

bimbingan belajar antara lain: (a) kesulitan dalam upaya meningkatkan motif belajar baik
secara kelompok maupun secara individual, (b) Kesulitan dalam upaya meningkatkan motif
belajar. Tidak jarang anak yang enggan belajar, malas untuk memulai belajar dan bahkan
seringkali tidak siap untuk belajar akibatnya anak asal-asalan saja dengan hasil yang
tidak memuaskan, (c) Kesulitan dalam cara memahami dan menggunakan buku pelajaran dan
kemudahan

lainnya


yang

telah

tersedia

(d) Kesulitan dalam menyelesaikan tugas-

tugas

dipusat
sekolah,

sumber
baik

belajar
tugas


disekolah,
yang

harus

dilakasanakan secara individual maupun yang harus dikerjakan melalui kelompok terbatas,
(e) Kesulitan dalam mempersiapkan diri menghadapi ulangan dan ujian, (f) Kesulitan dalam
memilih pelajaran yang cocok dengan minat, bakat, dan kondisi nyata dari siswa,
(g) Kesulitan yang ditemui siswa dalam bidang studi khusus seperti matematika, olahraga,
menggambar dan lainnya, (h) kesulitan dalam mengembangkan cara-cara belajar yang baik,
(i) kesulitan dalam membagi waktu belajar diantara kegiatan lainnya baik disekolah maupun
diluar sekolah, (j) kesulitan dalam menentukan pilihan kegiatan tambahan yang termasuk
dalam kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.
-

Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan pribadi sosial dalam hal ini siswa dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan. Penyesuaian diri merupakan salah satu tugas perkembangan siswa. Siswa
dituntut untuk dapat menyesuaikan dirinya, baik dengan dirinya sendiri, keluarga, lingkungan

sekolah, dteman sebaya dan masyarakat luas.

Penyesuain diri dengan sekolah berarti bahwa anak berkebutuhan khusus harus
mampu menyesuaikan diri dengan tata tertib sekolah, bersikap hormat terhadap guru dan
personl lainnya, serta mampu mengerjakan tugas dan bergaul secara harmonis dengan temantemannya.Banyak masalah penyesuaian diri ini pada anak-anak berkebutuhan khusus
dibanding dengan yang ditemukan pada anak-anak normal. Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. Kadang-kadang masyarakat bersikap acuh tak acuh terhadap anak
berkebutuhan khusus, sering juga terjadi sebaliknya. Seringkali masyarakat menempatkan
mereka sebagai anak yang harus dikasihani., karena mereka menganggap bahwa anak
berkebutuhan khusus tidak mungkin dan tidak akan pernah dapat berdiri sendiri tanpa
pertolongan orang lain. Dapat pula terjadi karena anak yang berkebutuhan itu sendiri merasa
”giris” (kurang memiliki keberanian) merasa rendah diri dan merasa takut tidak bisa diterima
oleh lingkungan. Kepada anak berkebutuhan khusus semacam ini perlu diberikan
bimbingan baik dilakukan secara individu maupun dengan cara kelompok.
Menumbuhkan kepercayaan kapada diri sendiri, membimbing dalam bidang sosial,
penyuluhan pribadi, diajak berperan serta dalam kegiatan kelompok dan dibiasakan bergaul
dengan masyarakat luas akan membawa mereka pada kemampuan dan kesanggupan untuk
sanggup berdiri sendiri secara wajar ditengah-tengah masyarakat umum.
-


Bimbingan karier
Bimbingan karier untuk anak berkebutuhan khusus mempunyai peranan yang sangat

penting dalam mengembangkan karier di masa yang akan datang. Bimbingan karier terutama
ditunjukan untuk: (a) Membantu anak berkebutuhan khusus dalam menialai kemampuan
dasar yang dimilkinya, minatnya, sikap serta kecakapan khusus yang mereka miliki,
(b) Mengarahkan anak berkebutuhan khusus kepada kemungkinan-kemungkinan pekerjaan
yang sesuai dengan keterbatasan yang ditimbulkan karena kecacatan yang disandangnya, (c)
Memberikan bimbungan khusus bagi anak luar biasa yang mendapat kesulitan dalam

menentukan kariernya dimasa yang akan datang, (d) Memberikan bantuan dan petunjuk bagi
anak berkebutuhan khusus tentang kemungkinan-kemungkinan

dipangan kerja yang dapat

dimasuki dan dimana merka dapat menyalurkan keingunan bila telah selesai mengikuti
latihan kerja tertentu.
Jelaslah, bahwa bimbingan vokasional bagi anak berkebutuhan khusus terutama
ditunjukan kepada penyiapan mereka dalam menentukan pilihan bijaksana tentang pekerjaan
atau


karier

setelah

mereka

dididik

atau

dilatih

dalam

lembaga pendididkan khusus bekerja. Misalnya.: dengan latihan kerja di asrama, magang dik
antor atau latihan secara khusus dibalai latihan kerja.
Adapun tugas masing-masing personil dalam sekolah adalah sebagai berikut:
-

Kepala Sekolah;

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah termasuk layanan bimbingan
tugas kepala sekolah sebagai berikut; (a) Mengkoordinasikan kegiatan layanan bimbingan,
(b) Menyediakan tenaga, sarana , dan fasilitas yang diperlukan, (c) Melakukan supervisi
terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan layanan bimbingan.
-

Guru Mata Pelajaran
(a) Melaksanakan bimbingan belajar melalui proses belajar mengajar sesuai dengan

mata pelajaran yang

menjadi tanggung

jawabnya, (b)

Berkonsultasi

dengan

guru

kelas/pembimbing dalam hal masalah-masalah yang berkaitan dengan bimbingan, (c)
Berkoordinasi dengan guru kelas/pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/
terpadu, (d) Memberikan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian proses dan hasil
belajar, (e) Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah belajar yang
dialaminya, (f) Mengevaluasi keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.

-

Konselor/Guru Pembimbing

(a) merencanakan program bimbingan, (b) melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan
guru mata pelajaran (c) melaksanakan kegiatan layanan bimbingan (d) menilai proses dan
hasil layanan bimbingan (e)menganalisis hasil penilaian layanan bimbingan (f) melaksanakan
tindak lanjut berdasarkan hasil kegiatan, (g) Membantu siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler,
(h) menyusun dan menyebarkan angket kepada siswa dan guru untuk mengetahui kebutuhan
bimbingan belajar.
-

Tugas bersama konselor dan guru bidang studi
(a) Mengelola data angketuntuk mengetahui tingkat kebutuhan siswa terhadap bimbingan

belajar, (b)Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan kepada staf sekolah, (c) Merancang
teknik pelaksanaan bimbingan (Metode Pelaksanaan, Waktu dan tempat pelaksanaan, dan pel
aksana(team work), (d) Menyediakan sarana dan prasaran penunjang, (e) Mengadakan
evaluasi: Selama proses kegiatan bimbingan (proses), Pada akhir kegiatan bimbingan (akhir),
Mengadakan follow up, Merancang metode follow upkegaiatan bimbingan, Melaksanakan
bimbingan follow up, Menyusun laporan kegiatan bimbingan dan melaporkan kepala sekolah.

Layanan Bimbingan Konseling Bagi Anak Tunanetra
Bimbingan konseling bagi tunanetra adalah suatu pemberian bantuan pada individu
maupun kelompok agar ia bisa mandiri yang dilakukan melalui pembicaraan, interaksi,
nasihat, gagasan atau arahan-arahan dan asuhan yang memperhatikan norma yang berlaku
sehingga ia bisa mandiri.
Sebagaimana telah dikemukakan, pengembangan kemanusiaan hendaknya mencapai
pribadi- pribadi yang pendiriannya matang dengan kemampuan social yang mengejutkan,
kesusilaan yang tinggi,dan keimanan serta ketakwan yang dalam. Tetapi kenyataan yang
sering dijumpai adalah keadaan pribadi yang kurang berkembang dan rapuh, kesosialan yang

pans dan sangar, kesusilaan yang rendah, dan keimana yang dangkal, Hal ini banyak dijumpai
pada tuna netra sehingga akan berpengaruh pada aspek akademiknya kedepan
Anak Tunanetra cenderung memiliki berbagai masalah , baik yang berhubungan
dengan masalah pendidikan, social, emosi , kesehatan , pengisi waktu luang maupun
pekerjaan. Semua permasalahan tersebut perlu diantisipasi dengan memberikan pelayanan
pendidikan , arahan, bimbingan, latihan, dan kesempatan yang luas bagi anak, sehingga
permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam berbagai aspek tersebut dapat
ditanggulangi sedini mungkin.

Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Anak Tunanetra
1.

Layanan Orientasi
Anak Tunanetra memiliki keterbatasan atau ketidak mampuan dalam

menerima

rangsang atau informasi dari luar melalui indera penglihatannya. Penerimaan rangsang hanya
dapat dilakukan melalui pemanfaatan indera lainnya.
Sehingga Anak Tunanetra perlu sekali adanya layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan anak tersebut dapat memahami lingkungan termasuk sekolah yang baru
dimasuki. Hal ini untuk mempermudah dan memperlancar berperannya di lingkungan yang
baru.
Kegiatan orientasi ini memungkinkan Anak Tunanetra mengetahui dengan posisinya,
mengetahui posisi tujuan dan obyek disekitarnya serta mengetahui cara bagiman untuk
mencapai tujuan obyek tersebut.

2.

Layanan Informasi
Indera

pendengaran

sebagai

saluran

yang

utama

penerima

informasi

Keterbatasan atau bahkan ketidak mampuan fungsi indra penglihatan, sebagai penggantinya.

Layanan Informasi ini memungkinkan anak tuna netra menerima dan memahami bebagai
informasi

3.

Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan ini dimaksud agar pembagian dapat dikonsentrasikan tepat dan tidak ada

kesalahan penempatan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, program latihan ,
magang, kegiatan ko/ekstra-kurkuler yang sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta
kondisi pribadinya.

4.

Layanan Konselling Perorangan
Anak Tuna netra memiliki keterbatasan dalam visualisasi. Akibatnya anak tersebut

mempunyai berbagai permasalahan.Sehingga Anak tersebut memerlukan layanan konseling
perorangan .Layanan ini memungkinkan anak Tuna Netra untuk mendapatkan secara
langsung tatap muka dengan Guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi yang dialaminya.

5.

Layanan Pembelajaran
Layanan Bimbingan dan Konselling bagi Anak Tunanetra yang memungkinkan dapat

mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi yang
cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya.

6.

Layanan Bimbingan Kelompok.
Anak Tunanetra bersama sama dengan anak lainnya secara bersama-sama melalui

dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan nara sumber terutama Guru Pembimbing

dan atau membahas secara bersama sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk
menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari hari dan atau untuk perkembangan dirinya
baik sebagai individu, maupun sebagai pelajar , dan untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan atau tidakan tertentu.

7.

Layanan Konseling Kelompok
Anak

Tuna

Netra

memungkinkan

memperoleh

layanan

bimbingan

dan

konseling untuk memperoleh kesempatan pembahasan dan kesempatan permasalahan yang
dialaminya melalui dinamika kelompok . Masalah yang dibahas itu adalah masalah pribadi
yang dialami oleh masing masing anggota kelompok .

Pada dasarnya anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki permasalahan yang relatif
sama dengan anak pada umunya. Sehingga diperlukan adanya seorang konselor untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi anak baik permasalahan akademik ataupun
permasalahan non akademik.
Oleh karena itu, diperlukan BK bagi ABK untuk memberdayakan potensi secara
optimal dan meningkatkan prestasi belajar bagi anak. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
konselor adalah (1) menghilangkan stigma masyarakat negatif sehingga ABK bisa diterima
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat (2) mengembangkan potensi yang dimiliki, (3)
pendidikan inklusi sangat penting bagi ABK sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan
anak-anak normal lainnya (4) memberikan rasa percaya diri sehingga mereka dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/211714784/PEMBERDAYAAN-ANAK-BERKEBUTUHANKHUSUS-MELALUI-BIMBINGAN-KONSELING#scribd diakses 14 Mei 2015
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195505161981011MUSYAFAK_ASSYARI/Konseling_ABK/Masalah_ABK.pdf diakses 14 Mei 2015
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/197004171994022IMAS_DIANA_APRILIA/BAH_PRESENTASI_5.pdf diakses 14 Mei 2015