Penerapan Metode CTL Contextual Teaching (1)

Judul

: Penerapan Metode CTL (Contextual Teaching and

Learning) Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Pada Materi Alat Peredaran Darah Manusia Di Kelas V SD Negeri
3 Cileduglor Kec. Ciledug Kab. Cirebon
Nama / NIM : SARTRIA NUGRAHA / 818153208
Email
: ca2t_mesin@yahoo.co.id

Abstrak
Situasi belajar di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor selama ini masih belum
menunjukkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan komunikatif. Hal ini ditunjukkan
dengan kurangnya antusiasme siswa dalam proses pembelajaran di kelas, ketika
pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung siswa terkesan belum siap menerima
pelajaran, konsentrasi siswa pun masih kurang karena siswa disibukkan dengan kegiatan
mereka masing-masing. Matode yang penulis terapkan dalam pembelajaran pun masih
belum bervariasi, terkadang penulis lebih banyak menggunakan metode ceramah dan
dan tanya jawab. Bahkan, penulis belum memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam
pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan nilai rata-rata hasil evaluasi pada akhir

proses pembelajaran yang diperoleh siswa masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mata pelajaran IPA karena kurang dari 50 % siswa yang mencapai
nilai di atas 62.
Penulis melaksanakan penelitian ini dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui apakah penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning)
dapat meningkatkan pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam
pembelajaran IPA, khususnya pada materi alat peredarah darah manusia.
2. Mengetahui bagaimana penerapan metode CTL (Contextual Teaching and
Learning) di kelas dalam upaya memotivasi minat belajar siswa pada
pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.
3. Mengetahui apakah dengan penerapan metode CTL (Contextual Teaching and
Learning) di kelas dapat membangun keterampilan berpikir kritis awal pada
siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam pembelajaran IPA.
Penulis melaksanakan penelitian di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor. SD
Negeri 3 Cileduglor terletak di desa Cileduglor Kec. Ciledug Kab. Cirebon. Banyaknya
siswa yang penulis teliti 26 anak. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 siswa dan jumlah
siswa perempuan sebanyak 11 siswa. Perbaikan dilakukan pada mata pelajaran IPA yang
dilaksanakan dari tanggal 3 Oktober sampai dengan 17 Oktober 2013 Penelitian ini
dilakukan pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.
Jika kita analisis dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II

terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu dari 15 siswa
atau 58% menjadi 24 siswa atau 92%. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan sebanyak
9 siswa atau 34%. Maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penerapan metode
CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran IPA khususnya pada
materi alat peredaran darah manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
SD Negeri 3 Cileduglor.

1

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah
Pembelajaran secara klasikal merupakan pembelajaran yang berpusat
pada guru (Teacher Centered). Dengan kata lain siswa hanya menerima apa yang
disampaikan oleh guru, siswa dianggap sebagai kertas putih yang harus siap diberi
tulisan atau warna apapun oleh guru. Siswa juga hanya sebagai pendengar yang
baik ketika guru menyampaikan materi di kelas (passive learning). Hal ini
menunjukkan

bahwa


siswa

tidak

dapat

berkreasi,

berinisiatif,

dan

mengemukkakan pendapatnya dalam proses pembelajaran di kelas.
Pada hakikatnya dalam proses belajar membutuhkan interaksi dan
komunikasi antara guru dengan siswa, maupun siswa yang satu dengan siswa
yang lain agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendidik juga harus menyadari
bahwa setiap siswa sudah memiliki pengetahuan awal yang mereka peroleh dari
lingkungannya. Pendidik harus dapat merencanakan suatu proses pembelajaran
yang efektif namun tidak membuat jenuh peserta didik.

Situasi belajar di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor selama ini masih
belum menunjukkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan komunikatif. Hal ini
ditunjukkan dengan kurangnya antusiasme siswa dalam proses pembelajaran di
kelas, ketika pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung siswa terkesan
belum siap menerima pelajaran, konsentrasi siswa pun masih kurang karena siswa
disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing.
Matode yang penulis terapkan dalam pembelajaran pun masih belum
bervariasi, terkadang penulis lebih banyak menggunakan metode ceramah dan dan
tanya jawab. Bahkan, penulis belum memanfaatkan media sebagai alat bantu
dalam pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan nilai rata-rata hasil evaluasi
pada akhir proses pembelajaran yang diperoleh siswa masih belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA karena kurang dari 50 %
siswa yang mencapai nilai di atas 62.
2. Analisis Masalah

2

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis mencoba menganalisis
masalah-masalah yang penulis hadapi di kelas. Masalah-masalah tersebut antara
lain :

a. Pembelajaran di kelas kurang komunikatif.
b. Siswa merasa jenuh di kelas.
c. Kurangnya konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.
d. Prosentase ketuntasan belajar siswa masih belum memuaskan.
e. Dalam proses pembelajaran di kelas belum menggunakan media
pembelajaran.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah yang telah penulis laksanakan, terdapat
lima masalah pembelajaran yang harus penulis pecahkan. Dari kelima masalah
tersebut ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang menurut penulis dapat
mengatasi masalah-masalah di atas.
Alternatif yang pertama menggunakan metode CTL (Contextual
Teaching and Learning) dalam pembelajaran di kelas. Penulis memilih metode ini
karena dalam metode CTL (Contextual Teaching and Learning) siswa akan lebih
aktif dan lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa juga
akan terlibat langsung dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan
materi, sehingga mereka dapat membangun pengetahuannya secara mandiri.
Alternatif kedua yaitu,

menambahkan alat peraga yang relevan


dengan materi. Seperti kita ketahui bersama fungsi dari alat peraga atau media
pembelajaran adalah untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi
kepada siswa, sehingga siswa pun akan lebih mudah memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Alat peraga atau media juga dapat membantu siswa untuk
berkonsentrasi, karena biasanya dengan adanaya alat peraga dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas dapat menarik perhatian siswa. Dengan adanya alat
peraga siswa tidak hanya mengetahui nama alat peredaran darah manusia, tetapi
juga dapat langsung melihat letak dan bentuk alat-alat tersebut dari media gambar
yang dipajang oleh guru.
Dari

dua

alternatif

pemecahan

masalah


tersebut,

penulis

memprioritaskan pada aspek penerapan metode CTL (Contextual Teaching and

3

Learning). Alasannya, dalam metode CTL (Contextual Teaching and Learning)
siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman
mengamati gambar alat-alat peredarah manusia, jadi dengan menerapkan metode
ini secara otomatis penulis juga harus menggunakan alat peraga dalam
menyampaikan materi kepada siswa.
Maka, dalam penelitian ini penulis akan mengangkat judul
“Penerapan Metode CTL (Contextual Teaching and Learning) Dalam Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Alat Peredaran Darah
Manusia Di Kelas V SD Negeri 3 Cileduglor Kec. Ciledug Kab. Cirebon”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat

meningkatkan pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam
pembelajaran IPA, khususnya pada materi alat peredarah darah manusia ?
2. Bagaimana penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) di

kelas dalam upaya memotivasi minat belajar siswa pada pembelajaran IPA
di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor ?
3. Apakah dengan penerapan metode CTL (Contextual Teaching and
Learning) di kelas dapat membangun keterampilan berpikir kritis awal
pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam pembelajaran IPA ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penulis melaksanakan penelitian ini dengan tujuan untuk :
4. Mengetahui apakah penerapan metode CTL (Contextual Teaching and
Learning) dapat meningkatkan pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 3
Cileduglor dalam pembelajaran IPA, khususnya pada materi alat peredarah
darah manusia.
5. Mengetahui bagaimana penerapan metode CTL (Contextual Teaching and
Learning) di kelas dalam upaya memotivasi minat belajar siswa pada
pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.
6. Mengetahui apakah dengan penerapan metode CTL (Contextual Teaching

and Learning) di kelas dapat membangun keterampilan berpikir kritis awal
pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam pembelajaran IPA.

4

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya, adapun manfaat tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Manfaat bagi guru
a. Dapat dijadikan masukan bagi guru lain atau pembaca dalam proses
belajar mengajar di kelasnya masing-masing.
b. Sebagai alternatif pemecahan masalah bagi pembaca yang mempunyai
2.

masalah seperti yang penulis hadapi.
Manfaat bagi sekolah
a. Dapat memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh sekolah.
b. Dapat menjadi nilai tambah dalam penilaian akreditasi sekolah.

Dapat membantu dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.

II. Kajian Pustaka
Piaget dan Vigotsky berpendapat bahwa rancangan kegiatan
pembelajaran di kelas harus dibagi dimana ada saat anak diberi kesempatan
menemukan dan membangun pemahamannya (discovery learning), tetapi guru
tetap harus berperan memperluas dan meningkatkan efektifitas belajarnya dengan
bantuan arahan sehingga anak dapat meningkatkan pengetahuan untuk menjadi
daerah kemampuan aktualnya. (website http://blog.tp.ac.id).
Selain itu Piaget juga menjelaskan bahwa perlunya menunggu
kesiapan anak dan pemberian bantuan dari orang dewasa untuk meningkatkan
kemampuan anak jangan dipandang sebagai sesuatu yang kontradiktif, tetapi
dipahami

sebagai

batasan

dalam


menetapkan

kriteria

Developmentally

Appropriate Practice. Pendidik perlu meneliti sejauh mana kompetensi dasar usia
tertentu, sekaligus mencoba meningkatkan kemampuannya dengan tetap
memperhatikan kondisi psikologi anak dan tanpa mematikan anak untuk
mencintai belajar. (website http://blog.tp.ac.id).
Dengan demikian, pendidik harus memahami perkembangan anak
pada usia sekolah dasar. Menurut Erickson dan Gardner tahapan perkembangan
anak usia dini adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan Moral

5

o

Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan

o

Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua

o

Menghargai memberi dan menerima

o

Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya

b. Perkembangan Fisik
o

Pertumbuhan fisik yang cukup pesat

o

Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku
motorik .

o

Energik dan aktif

o

Membedakan perabaan

o

Masih memerlukan waktu yang banyak

o

Tertarik pada makanan

c. Perkembangan Bahasa
o

Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 - 10 kata

o

Mengetahui dan meniru suara-suara

o

Mengerti terhadap kalimat perintah

o

Mengajukan pertanyaan

o

Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi

o

Memecahkan masalah dengan berdialog

d. Perkembangan Kognitif
o

Mengelompokkan benda- yang sejenis

o

Mengemlompokkan bentuk

o

Membedakan rasa

o

Membedakan bau

o

Membedakan warna

o

Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10)

o

Rasa inign tahu yang tinggi

o

Imajinatif

e. Perkembangan Sosial dan Emosi

6

o

Mengenal aturan

o

Orientasi bermain

o

Egosentris

o

Belajar tentang kerja sama dan berbagi

o

Belajar ke kamar mandi sendiri (Toilet training)

o

Selalu ingin mencoba sendiri

o

Menunjukkan ekspresi emosi

o

Responsif terhadap dorongan dan pujian

o

Mengembangkan konsep diri

o

Belajar menerima tanggung jawab pribadi dan kemandirian

f. Perkembangan Seni
o

Mendengarkan musik

o

Mengikuti irama

o

Bernyanyi

o

Mencipatakan irama

o

Menggambar
(Artikel ini disalin dari : http://blog.tp.ac.id/teori-perkembangan-anakerickson-dan-gardner#ixzz1p3orUsQM)

Selain teori-teori di atas penulis juga akan menjelaskan beberapa
istilah yang berkaitan dengan penelitian yang penulis laksanakan. Istilah-istilah
terebut antara lain :
1. Metode CTL (Contextual Teaching and Learning)

Metode atau Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan
dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat
diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a
particular educational goal (J. R. David, 1976). Sedangkan menurut kamus
Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

7

mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu
Method artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah
tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer
yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan
dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan
perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan
menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih tim
sepakbola akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat
memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan
hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar
hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. Strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995).
Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan
hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam
proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran, yakni:


Strategi pengalatisasian pembelajaran



Strategi penyampaian pembelajaran



Strategi pengelolaan pembelajaran.

8

Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan metode pembelajaran merupakan
bagian dari strategi instruksional. Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Penulisan mengenai
metode di bawah ini tidak mengikuti suatu urutan tertentu, tetapi dilakukan secara
acak. Diungkapkan pula kapan baiknya metode tersebut dilaksanakan serta
keunggulan dan kekurangan metode tersebut.
Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses
pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat
makna

didalam

materi

akademik

yang

mereka

pelajari

dengan

cara

menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan
keseharian mereka.
Jadi pengertian CTL dari pendapat para tokoh-tokoh diatas dapat kita
simpulkan

bahwa

CTL

adalah

konsep

belajar

yang

membantu

guru

menghubungkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Metode CTL adalah :
1. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk
memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan menghubungkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa
memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan
dari permasalahan kepermasalahan lainya.
2. Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar
menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman

9

3. Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman
siswa.
4. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir
kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan
menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
5. Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan
bermakna
6. Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu
aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks jehidupan seharihari
7. Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara indinidu dapat
menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat
menjadikan informasi itu miliknya sendiri.
Berdasarkan Center for

Occupational

Research

and

Development (CORD)

Penerapan strategi pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:
a. Relating
Belajar dikatakan dengan konteks dengan pengalaman nyata, konteks merupakan
kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta didik agar yang
dipelajarinya bermakna.
b. Experiencing
Belajar adalah kegiatan “mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan
hal yang dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang
dikaji,berusaha menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang
dipelajarinya.
c. Applying
Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki
dengan dalam konteks dan pemanfaatanya.
d. Cooperative
Belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok,
komunikasi interpersonal atau hubunngan intersubjektif.
e. Trasfering
Belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan
pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.
(http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-tujuan-dan-strategi.html)

10

2. Alat Peredaran Darah Manusia

Sistem

peredaran

darah atau sistem

kardiovaskular adalah

suatu

sistem alat yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong

stabilisasi

suhu

dan

pH

tubuh

(bagian

dari homeostasis).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darah)

Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga
bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup alatisme, didukung oleh
metabolisme

setiap sel dalam

tubuh

dan

mempertahankan

sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon
dioksida dalam arah yang berlawanan. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang
berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam
jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka,
diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau alat-alat ekskresi (ginjal dan usus
besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan
bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
3. Penerapan Metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam

Pembelajaran IPA Mengenai Alat Peredaran Darah Manusia.
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru menghubungkan
antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
dalam kehidupan sehari-hari.

11

Dalam penerapannya pada proses pembelajaran IPA mengenai
kompetensi alat peredaran darah manusia ada beberapa prinsip dasar yang harus
diperhatikan oleh pendidik, adapun prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar
 Siswa belajar dari mengalami, tidak hanya sekedar menghafal
 Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan sesuatu yang teralatisasi.

 Proses belajar dapat merubah struktur kognisi di otak
 Pengetahuan merupakan keterampilan yang dapat diterapkan
 Siswa terbiasa menghadapi dan memecahkan masalah
b. Hal-hal yang berkaitan dengan transfer belajar
 Hasil belajar siswa tidak diperoleh dari pemberian orang lain
 Keterampilan dan pengetahuan dapat ditingkatkan, sedikit demi sedikit
 Penting dipahami oleh siswa “untuk apa” ia belajar, dan “bagaimana” ia

menggunakan pengetahuan dan keterampilannya.
c. Siswa adalah manusia yang mampu belajar
 Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dan menekuni bidang
tertentu
 Untuk mempelajari hal-hal tertentu dibutuhkan strategi belajar
 Peran guru adalah membantu menghubungkan apa yang telah diketahui
siswa dengan pengetahuan yang akan dipelajari
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri
d. Pentingnya lingkungan belajar
 Pembelajaran akan lebih bermakna jika berpusat pada siswa.
 Siswa bekerja dan berkarya, guru mengarahkan
 Guru mengarahkan “bagaimana memperoleh pengetahuan” dan “bagaimana
menerapkan pengetahuannya”
 Bekerja dalam kelompok kecil lebih efektif
 Assessment (pengukuran hasil belajar) yang benar akan membantu siswa.

12

Sehingga dalam proses pembelajaran di kelas, siswa diajak untuk
membangun pengetahuannya sendiri baik berdasarkan pengalaman dari hasi;
mengamati alat peredaran darah manusia atau pun dari hasil mempraktekkan cara
mengetahui letak alat peredaran darah manusia.
III. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor. SD
Negeri 3 Cileduglor terletak di desa Cileduglor Kec. Ciledug Kab. Cirebon.
Banyaknya siswa yang penulis teliti 26 anak. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 15
siswa dan jumlah siswa perempuan sebanyak 11 siswa. Perbaikan dilakukan pada
mata pelajaran IPA yang dilaksanakan dari tanggal 3 Oktober sampai dengan 17
Oktober 2013 Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA di kelas V SD
Negeri 3 Cileduglor.
Karakteristik siswa SD Negeri 3 Cileduglor jika dilihat dari keadaan sosial
ekonomi masyarakat sekitar tergolong pada masyarakat berekonomi menengah ke
bawah dengan mata pencaharian yang bervariatif diantaranya yaitu buruh,
wiraswasta, bertani, pegawai negeri sipil dan lain-lain
Walaupun keadaan ekonomi mereka demikian, namun bagi mereka
pendidikan menjadi perioritas utama, sehingga hampir semua masyarakat pernah
menempuh pendidikan meskipun hanya sampai pendidikan sekolah dasar, agama
yang dianut adalah agama islam, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
sunda. Meskipun demikian jika dilihat dari kemampuan akademik mereka
termasuk siswa-siswi yang memiliki IQ sedang.
Batasan wilayah SD Negeri 3 Cileduglor :
Barat

: Desa Ciledug Tengah

Timur

: Desa Bojongnegara

Utara

: Desa Bojongnegara

Selatan

: Desa Ciledug Tengah

13

Penulis melaksanakan penelitian ini dari proses perencanaan sampai
tahapan perbaikan pembelajaran kurang lebih membutuhkan waktu 30 hari,
adapun penelitian perbaikan pembelajaran ini dalam terbagi dalam 2 siklus,
adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

No.
1.
2.
3.

Tahapan
Perencanaan, dan pengumpulan data awal
Siklus I
Siklus II

Waktu Pelaksanaan
15 – 27 September 2013
Kamis, 3 Oktober 2013
Kamis, 17 Oktober 2013

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus I
Berdasarkan Jurnal bimbingan dengan supervisor 2 pada pelaksanaan
pembelajaran pra-siklus, pelaksanaan pembelajaran belum sempurna dan masih
banyak kekurangan. Maka penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran
siklus I. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I penulis akan
mendeskripsikan langkah-langkah sebagai berikut :

a.

Rencana Perbaikan Pembelajaran
Penulis akan melakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran

IPA, khususnya pada materi alat peredaran darah manusia. Dalam perbaikan
pembelajaran siklus I penulis akan menerapkan tanya jawab dan penugasan.
Setelah menentukan metode yang akan di gunakan pada RPP
perbaikan siklus I, kemudian penulis membuat RPP siklus I dan membuat lembar
observasi supervisor 2. Langkah selanjutnya penulis akan meminta kesediaaan
dari supervisor 2 untuk mengamati penulis ketika melaksanakan perbaikan
pembelajaran, serta memberikan penilaian dan saran pada lembar observasi yang
telah penulis buat.

14

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 3
Oktober Maret 2013. Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran pada jam
pelajaran ke-1, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dimana kegiatan awal 10
menit, kegiatan inti 45 menit, dan kegiatan akhir 15 menit. Perbaikan
pembelajaran siklus I ini dilaksanakan di dalam ruangan kelas V.
Pada kegiatan awal penulis mencoba menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan. Pada kegiatan inti penulis memberikan rangsangan
pengetahuan dengan bertanya jawab. Lalu penulis memberikan penguatan dengan
tujuan untuk membantu siswa agar lebih memahami materi. Pada kegiatan akhir
penulis memberikan soal evaluasi dan memberikan penilaian serta bersama siswa
menyimpulkan materi.
2. Siklus II
Seperti langkah yang telah penulis laksanakan pada siklus I, pada
siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2013, penulis juga akan
mendeskripsikan langkah-langkah dalam melakukan perbaikan pembelajaran.
Langkah-langkah tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a.

Rencana Perbaikan Pembelajaran
Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran dan melakukan refleksi

terhadap perbaikan pembelajaran siklus I, penulis akan melaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus II. Berdasarkan Jurnal dan lembar observasi supervisor 2
pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, ada beberapa hal yang masih
harus penulis perbaiki. Hal-hal yang masih kurang sempurna dalam perbaikan
pembelajaran siklus I antara lain penulis harus dapat mengkondisikan siswa dalam
proses pembelajaran, penggunaan metode yang belum tepat.
Selain itu, dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran juga belum
memanfaatkan media gambar yang dapat membantu siswa dalam proses
pembelajaran. Maka, pada siklus II penulis akan menerapkan metode CTL

15

(Contextual Teaching and Learning) dan menggunakan media gambar. Dengan
penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dan media gambar
diharapkan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dalam proses
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 17
Oktober 2013. Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran pada jam pelajaran
ke-3, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dimana kegiatan awal 10 menit,
kegiatan inti 45 menit, dan kegiatan akhir 15 menit. Perbaikan pembelajaran
siklus II ini dilaksanakan di dalam ruangan kelas V.
Pada kegiatan awal penulis mencoba menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan. Pada kegiatan inti penulis memberikan beberapa masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan alat peredaran darah manusia.
Kemudian penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba
menganalisis penyebab dan mencari solusi dari permasalahan tersebut, serta
mengemukakan pemikirannya. Lalu penulis memberikan permasalahan lain dan
meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil analisisnya di depan kelas.
Pada kegiatan akhir penulis memberikan soal evaluasi dan memberikan penilaian,
serta memberikan penguatan dan menyimpulkan materi.
C. Teknik Analisis Data
1. Siklus I
a.

Pengamatan/Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan merupakan jenis data

kuantitatif yang diperoleh dari nilai hasil evaluasi siswa dan data kualitatif yang
diperoleh dari hasil pengamatan supervisor 2.
b. Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan salah satu upaya evaluasi penulis
terhadap perbaikan pembelajaran yang telah penulis laksanakan. Jika hasil yang

16

didapat pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis akan
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
c.

Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam siklus I pada

penilitian ini adalah lembar soal evaluasi dalam bentuk soal isian. Adapun soal
evaluasi tersebut adalah sebagai berikut :
Isilah titik-titik bawah ini !
1. Jantung terbagi menjadi empat ruang, yaitu ...................
2. Bagian jantung yang berfungsi memompa darah ke paru-paru adalah
bilik ...............
3. Peredaran darah dari jantung ke suluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung
disebut peredaran darah ...................
4. Pembuluh darah dibedakan menjadi dua macam, yaitu ............... dan .........
5. Denyut tidak terasa dan katupnya terdapat disepanjang pembuluh adalah
ciri-ciri dari pembuluh ..............
6. Fungsi jantung adalah ...................
7. Pembuluh balik terbesar yaitu ....................... dan ......................
8. Darah yang keluar dari jantung dialirkan melalui pembuluh .................
9. Tempat pertukaran karbon dioksida dan oksigen pada proses peredaran
darah manusia terjadi pada .......................
10. Otot dinding jantung bagian bilik lebih tebal karena harus memompa darah
ke .........................
2. Siklus II
a.

Pengamatan/Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data

kuantitatif yang diperoleh dari nilai hasil evaluasi seluruh siswa kelas V SD
Negeri 3 Cileduglor dan hasil observasi supervisor 2. Adapun teknik
pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes atau evaluasi pada akhir

17

proses perbaikan pembelajaran siklus II dan memberikan lembar pengamatan atau
observasi kepada supervisor 2.
b. Refleksi
Penelitian ini dibatasi sampai siklus II. Sehingga berhasil atau
tidaknya penelitian ini harus ditentukan pada siklus ini. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini penulis hanya melaksanakan sampai dengan siklus II.
c.

Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam siklus II pada

penilitian ini adalah lembar soal evaluasi dalam bentuk soal isian. Jumlah soal ada
10 butir. Adapun soal tersebut adalah sebagai berikut :
Isilah titik-titik bawah ini !
1. Jantung terbagi menjadi empat ruang, yaitu ...................
2. Bagian jantung yang berfungsi memompa darah ke paru-paru adalah
bilik ...............
3. Peredaran darah dari jantung ke suluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung
disebut peredaran darah ...................
4. Pembuluh darah dibedakan menjadi dua macam, yaitu ............... dan .........
5. Denyut tidak terasa dan katupnya terdapat disepanjang pembuluh adalah
ciri-ciri dari pembuluh ..............
6. Fungsi jantung adalah ...................
7. Pembuluh balik terbesar yaitu ....................... dan ......................
8. Darah yang keluar dari jantung dialirkan melalui pembuluh .................
9. Tempat pertukaran karbon dioksida dan oksigen pada proses peredaran
darah manusia terjadi pada .......................
10. Otot dinding jantung bagian bilik lebih tebal karena harus memompa darah
ke .........................
IV.

Hasil dan Pembahasan

18

A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan dalam dua
siklus, dan didukung oleh data awal pada kegiatan pra-siklus, maka penulis akan
menampilkan data tersebut sebagai berikut :
Tabel 2

Data Hasil Pra-Siklus,Perbaikan Pembelajaran Siklus I, dan Siklus
II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Nama Siswa
Pra-Siklus Siklus I Siklus II
MUHAMAD IQBAL
50
60
70
AKBAR FIRNANDO
40
60
70
ALFA RIYANI
60
70
80
ALYAA JAURA KHOIRUNISA
80
80
100
ASEP IWAN HERMAWAN
70
80
100
ALDI
50
60
70
ADI NUROHMAH
70
70
90
COKO IRAWAN
60
70
90
FADILAH HAMZAH
50
60
70
FIKY RAHMAN HAKIM
40
60
80
ILHAM MAULANA
60
70
90
IBNU FATUROHMAH
50
60
70
MUHAMAD ALFIN NU’MANA
40
50
70
MUHAMMAD NAHDI
60
80
100
MUHAMMAD NURFAUJI
70
80
90
MARSELA
50
70
80
MUHAMMAD FAUZAN
40
50
60
NURHAYATI
30
50
70
PIPIT BRILIANI
80
90
100
REVINA ROMANDIDI
50
70
80
RINADH SEPIA M.
50
50
60
SRI DEWI
60
70
90
SITI HABIBAH
70
80
100
TUTI ALIYAH
60
70
80
TRIYANA
40
70
80
WIDIA NENGSIH
30
50
70
Jumlah
1410
1730
2110
Rata-rata
54,23
66,54
81,15

19

Setelah dianalisis, maka penulis akan menampilkan rekap nilai siswa
pada pra-siklus. Rekap nilai tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3

Rekap Nilai Siswa Pra-Siklus
Nilai
Jumlah Siswa

10
-

20
-

30
2

40
5

50
7

60
6

70 80
4 2

90 100
-

Jika data di atas ditampilkan dalam bentuk diagram adalah sebagai
berikut :
Diagram 1
Data Nilai Pra- Siklus

Data diatas merupakan dasar penulis untuk melaksanakan perbaikan
pada proses pembelajaran. Di dalam penelitian ini penulis melaksanakan
penelitian sampai dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Agar lebih jelas
20

lagi data-data hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II, penulis akan
menampilkannya baik dalam bentuk tabel nilai, tabel rekap, diagram, serta lembar
obsevasi siswa dan guru.
1. Siklus I
Setelah menganalisis data hasil evaluasi pada perbaikan pembelajaran
siklus I penulis dapat menampilkan data dalam bentuk rekap sebagai berikut :
Tabel 4
Rekap Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Nilai

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Jumlah siswa

-

-

-

-

5

6

9

5

1

-

Jika data di atas ditampilkan dalam bentuk diagram adalah sebagai
berikut :
Diagram 2
Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I

2. Siklus II
Setelah menganalisis data hasil evaluasi pada perbaikan pembelajaran
siklus II penulis dapat menampilkan data dalam bentuk rekap sebagai berikut :
Tabel 5
Rekap Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II

Nilai

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

21

Jumlah siswa

-

-

-

-

-

2

8

6

5

5

Jika data di atas ditampilkan dalam bentuk diagram adalah sebagai
berikut :

Diagram 3
Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II

B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran
Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II,
penulis melihat adanya peningkatan nilai siswa kelas V khususnya dalam materi
alat peredaran darah pada manusia dibandingkan dengan hasil pada siklus I,
dimana KKM untuk mata pelajaran IPA di kelas V adalah 60. Pada siklus I jumlah
anak yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 15 siswa atau 58 % yaitu 9 siswa

22

mendapat nilai 70, 5 siswa mendapat nilai 80, dan 1 siswa mendapat nilai 90.
Sedangkan jumlah anak yang memperoleh nilai di bawah KKM adalah 11 anak
atau 42 % dimana 5 siswa mendapat nilai 50 dan 6 siswa mendapat nilai 60.
Pada siklus II jumlah anak yang memperoleh nilai diatas KKM adalah
24 siswa atau 92 % yaitu, 8 siswa mendapat nilai 70, 6 siswa mendapat nilai 80, 5
siswa mendapat nilai 90, dan 5 siswa mendapat nilai 100. Sedangkan jumlah anak
yang memperoleh nilai dibawah KKM ada 2 atau 8 % dari jumlah siswa kelas V
SD Negeri 3 Cileduglor, yaitu 2 siswa mendapat nilai 60.
Jika kita analisis dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus
II terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu dari
15 siswa atau 58% menjadi 24 siswa atau 92%. Hal ini berarti telah terjadi
peningkatan sebanyak 9 siswa atau 34%. Pada lembar pengamatan supervisor 2
terhadap perbaikan pembelajaran siklus II juga tidak lagi menunjukan adanya
kekurangan dalam proses perbaikan pembelajaran. Maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning)
dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi alat peredaran darah manusia
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.
Adapun data peningkatan ketuntasan belajar dari pra-siklus, siklus 1, dan siklus II
jika ditampilkan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :
Diagram 4
Data Hasil Nilai Pra-Siklus, Perbaikan Pembelajaran Siklus I, dan Siklus II

23

V. Kesimpulan dan Saran Tindak Lanjut
A. Kesimpulan
Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode CTL (Contextual
Teaching and Learning), adapun langkah-langkah yang penulis lakukan adalah
sebagai berikut :
a.

Menentukan permasalahan yang berkaitan baik dengan kehidupan sehari-hari
siswa maupun dengan materi yang akan disampaikan pada proses
pembelajaran.

b.

Menentukan dan memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi,
agar mempermudah dalam penyampaian materi dan juga dapat membantu
siswa dalam memadukan pengetahuannya dengan pengetahuan baru yang
akan mereka terima.

c.

Menguji keterkaitan antara materi yang akan disampaikan dengan
permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa di lingkungannya.

d.

Berlatih mengeksplorasi kemampuan menganalisis, mengidentifikasi, dan
kemampuan berkomunikasi siswa, serta memecahkan suatu permasalahan
dengan bertanya jawab.

e.

Merancang skenario pembelajaran yang sesuai untuk ditampilkan di kelas
agar pelaksanaan

pembelajaran

dengan menggunakan

metode

CTL

24

(Contextual Teaching and Learning) berjalan lancar dan sesuai dengan
harapan, serta tidak menyimpang dari konsep atau materi yang akan
disampaikan.
f.

Dalam proses pembelajaran diharapkan siswa ikut terlibat langsung dalam
mengidentifikasi, menganalisis, mengkomunikasikan suatu pengetahuan,
serta memecahkan permasalahan berdasarkan pengalaman mereka.

g.

Memberikan

penguatan

agar

tercipta

kebermaknaan

dalam

proses

pembelajaran, sehingga siswa dapat memadukan pengetahuan awal mereka
dengan pengetahuan baru yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Dengan

demikian,

setelah

melaksanakan

proses

perbaikan

pembelajaran siklus II, penulis melihat adanya peningkatan nilai siswa kelas V
khususnya dalam materi alat peredaran darah manusia dibandingkan dengan hasil
pada siklus I, dimana KKM untuk mata pelajaran IPA di kelas V adalah 60. Pada
siklus I jumlah anak yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 15 siswa atau 58
% yaitu 9 siswa mendapat nilai 70, 5 siswa mendapat nilai 80, dan 1 siswa
mendapat nilai 90. Sedangkan jumlah anak yang memperoleh nilai di bawah
KKM adalah 11 anak atau 42 % dimana 5 siswa mendapat nilai 50 dan 6 siswa
mendapat nilai 60.
Pada siklus II jumlah anak yang memperoleh nilai diatas KKM adalah
24 siswa atau 92 % yaitu, 8 siswa mendapat nilai 70, 6 siswa mendapat nilai 80, 5
siswa mendapat nilai 90, dan 5 siswa mendapat nilai 100. Sedangkan jumlah anak
yang memperoleh nilai dibawah KKM ada 2 atau 8 % dari jumlah siswa kelas V
SD Negeri 3 Cileduglor, yaitu 2 siswa mendapat nilai 60.
Jika kita analisis dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus
II terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu dari
15 siswa atau 58% menjadi 24 siswa atau 92%. Hal ini berarti telah terjadi
peningkatan sebanyak 9 siswa atau 34%. Pada lembar pengamatan supervisor 2
terhadap perbaikan pembelajaran siklus II juga tidak lagi menunjukan adanya
kekurangan dalam proses perbaikan pembelajaran. Maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning)

25

dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi alat peredaran darah manusia
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan,
maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1.

Kepada rekan-rekan guru diharapkan untuk mencoba metode CTL
(Contextual Teaching and Learning) dalam melaksanakan proses belajar
mengajar IPA.

2.

Kepada kepala sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan
metode CTL (Contextual Teaching and Learning) kepada rekan-rekan guru di
sekolah lain.

3.

Penelitian ini hanya mengambil konsep Relasi dan Fungsi dimana materinya
terbatas, maka penulis menyarankan untuk dicoba pada pokok bahasan lain
yang materinya cukup bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

26

Faresnawati, N. (2003). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah IPA
Siswa SMU Melalui Teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagai Ide (PTK).
Skripsi FPMPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Ruseffendi, E.T. (2001). Dasar-dasar Penelitian Dan Bidang Non Eksakta
Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.
Setya, I Wayan (2007). Pembelajaran Inovatif Model Kolaboratif, Basis Proyek,
dan Orientasi NOS. Makalah FPMIPA UNDIKSHA : tidak diterbitkan.
Subiyanto. (1990). Strategi Belajar Mengajar IPA. Malang: IKIP Malang.
Wardani, S. (2002). Pembelajaran Pemecahan Masalah IPA Melalui Model
Kooperatif Tipe Jigsaw. Tesis UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Yuhana, H. (2003). Model Pembelajaran Kooperatif. Modul pada pelatihan
Metodologi Guru Mata Pelajaran IPA-Fisika SLTP Swasta, Bandung.
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-tujuan-dan strategi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darah

27