Sesi 7 ANALISIS LINGKUNGAN MIKRO

ANALISIS
LINGKUNGAN
EKSTERNAL
- LINGKUNGAN MIKRO -

Dosen pengampu :
Adi Robith
Setiana
Lati Sari Devi

SESI - 7

Lingkungan Mikro seringkali disebut sebagai
sebagai task environment atau lingkungan tugas.
Lingkungan tersebut terdiri dari pelanggan
(customers), pesaing (competitors), pemasok
(collaborators) dan pemberi pinjaman (creditors).
Untuk memudahkan mengingat, seringkali
lingkungan mikro atau lingkungan tugas disingkat
menjadi 4C.


CUSTOMERS (MARKET)
■ Perusahaan pada dasarnya melayani
ANALYSIS

dua jenis pelanggan, yaitu pelanggan
akhir atau pelanggan individual,
dimana pelanggan jenis ini membeli
produk / jasa untuk dikonsumsi sendiri.
Jenis pelanggan kategori ini seringkali
disebut sebagai customer market.
Perusahaan yang melayani pasar
seperti ini seringkali disebut sebagai
B2C atau Business to Customers.

■ Contoh perusahaan yang melayani
pasar seperti ini produsen menjual
produk langsung pada pengecer seperti

Pelanggan jenis kedua adalah pelanggan
korporasi atau sering disebut sebagai business

market. Pelanggan korporasi adalah pelanggan
perusahaan yang melakukan pembelian produk/
jasa perusahaan untuk diperjualbelikan kembali
dalam rangka mendapatkan keuntungan
Perusahaan yang melayani pasar seperti ini
seringkali disebut B2B atau Business to
Business.
Contoh perusahaan yang melayani pasar ini
adalah perusahaan yang bertransaksi hanya
dengan agen , distributor dan pengecer.

Template Analisis Pelanggan (Pasar) Perusahaan

Wilayah
Pemasaran

Nama Pelanggan
Bisnis

Jenis Produk

yang dibeli

Kategori
Pelanggan
(Kelas Low,
Medium, high)

COMPETITORS (INDUSTRY) ANALYSIS
Analisis pesaing dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu :
1. Analisis industri
(Porter’s Forces Model of
Industry Competition)
2. Analisis kelompok strategic
(Strategic Groups Analysis)
3. Analisis factor kunci
keberhasilan
(Key Success Factors Analysis)

Industry Analysis

■ Dalam melakukan pengamatan industri, perusahaan
harus menilai pentingnya limakekuatan dalam
persaingan industri, yaitu :
1. Threat of New Entrants (Ancaman pendatang
baru)
2. Rivalry Among Existing Firms (Persaingan di
antara perusahaan yang telah ada)
3. Threat of Substitute Products or Services
(ancaman produk atau jasa pengganti)
4. Bargaining Power of Buyer (Kekuatan penawaran
pembeli)

Threat of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)
■ Kekuatan ini menentukan seberapa mudah (atau sulit) untuk
masuk ke industri tertentu. Jika Industri tersebut bisa
mendapatkan profit yang tinggi dengan sedikit hambatan maka
pesaing akan segera bermunculan.
■ Semakin banyak perusahaan saingan (kompetitor) yang bersaing
pada market yang sama maka profit atau laba akan semakin
menurun. Sebaliknya, semakin tinggi hambatan masuk bagi

pendatang baru maka posisi perusahaan kita yang bergerak di
industri tersebut akan semakin diuntungkan.
■ Beberapa hambatan bagi para pendatang baru diantaranya
adalah seperti :
– Memerlukan dana atau modal yang tinggi
– Teknologi yang tinggi
– Hak Paten, Merek dagang
– Skala Ekonomi

Rivalry among existing competitors (Tingkat
Persaingan dengan Kompetitor)
■ Kekuatan ini adalah penentu utama, perusahaan harus
bersaing secara agresif untuk mendapatkan pangsa
pasar yang besar. Perusahaan kita akan semakin
diuntungkan apabila posisi perusahaan kita kuat dan
tingkat persaingan pada pasar (Market) yang sama
tersebut yang rendah.
■ Persaingan semakin ketat akan terjadi apabila banyak
pesaing yang merebut pangsa pasar yang sama,
loyalitas pelanggan yang rendah, produk dapat dengan

cepat digantikan dan banyak kompetitor yang memiliki
kemampuan yang sama dalam menghadapi
persaingan.

Threat of substitutes (Hambatan bagi
Produk Pengganti)
■Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila
pembeli/konsumen mendapatkan produk
pengganti yang lebih murah atau produk
pengganti yang memiliki kualitas lebih baik
dengan biaya pengalihan yang rendah. Semakin
sedikit produk pengganti yang tersedia di
pasaran akan semakin menguntungkan
perusahaan kita.

Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)
■ Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok
untuk menjual bahan baku pada harga yang tinggi
ataupun menjual bahan baku yang berkualitas rendah
kepada pembelinya.

■ Dengan demikian, keuntungan perusahaan akan menjadi
rendah karena memerlukan biaya yang tinggi untuk
membeli bahan baku yang berkualitas tinggi. Sebaliknya,
semakin rendah daya tawar pemasok, semakin tinggi
pula keuntungan perusahaan kita.
■ Daya tawar pemasok menjadi tinggi apabila hanya
sedikit pemasok yang menyediakan bahan baku yang
diinginkan sedangkan banyak pembeli yang ingin
membelinya, hanya terdapat sedikit bahan baku

Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)
■ Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan
penawaran dari pembeli/konsumen, semakin tinggi
daya tawar pembeli dalam menuntut harga yang lebih
rendah ataupun kualitas produk yang lebih tinggi,
semakin rendah profit atau laba yang akan didapatkan
oleh perusahaan produsen.
■ Harga produk yang lebih rendah berarti pendapatan
bagi perusahaan juga semakin rendah. Di satu sisi,
Perusahaan memerlukan biaya yang tinggi dalam

menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pembeli maka
semakin menguntungkan bagi perusahaan kita.
■ Daya tawar pembeli tinggi apabila jumlah produk

Contoh :
Analisa 5 Forces dalam
Perusahaan Retail Hypermart

Threat of New Entrants (Ancaman
baru)
pendatang
Di dalam bisnis retail supermarket ini, bukan rahasia umum

lagi bahwa persaingan yang terjadi begitu ketat. Terlebih
dengan ancaman akan hadirnya calon pendatang baru yang
dapat semakin meramaikan persaingan yang telah ada.
 Namun, bagi pihak calon pendatang baru itu sendiri tidaklah
mudah untuk dapat masuk begitu saja ke dalam
industri/bisnis retail ini. Untuk memasuki industri/bisnis retail

supermarket ini, pendatang baru dihadapkan pada
keharusannya untuk mampu menyetarakan diri atau bahkan
mengungguli perusahaan-perusahaan yang telah terlebih
dahulu menggeluti bisnis ini, agar tidak kalah saing dan agar
bisnisnya mampu berkembang.
 Dibutuhkan modal yang besar dan strategi yang efektif, serta
dibutuhkan suatu “keunikan” yang harus dimiliki pendatang
baru ini agar antara perusahaannya dengan perusahaan
yang lain yang sudah terlebih dahulu berada didalam bisnis
retail supermarket ini dapat memiliki suatu perbedaan,  yang
mana perbedaan tersebut tentunya merupakan perbedaan

Rivalry Among Existing Firms
(Persaingan di antara perusahaan yang telah ada)
■ Persaingan antar perusahaan di dalam industri bisnis retail supermarket
dewasa ini sangatlah ketat. Terdapat beberapa perusahaan lain selain
Hypermart yang juga menggeluti bisnis retail ini, sebut saja Carrefour,
Hero, Giant dan Lotte Mart yang merupakan perusahaan-perusahaan
terbesar dalam bisnis retail supermarket di Indonesia.
■ Tingkat pertumbuhan masing-masing perusahaan pun setiap tahunnya

cenderung sama, seolah saling mengejar satu sama lain agar tidak
tertinggal. Hypermart pada tahun ini telah membuka gerainya yang ke-78,
angka ini sekaligus menunjukkan secara tidak langsung bahwa Hypermart
masih memiliki posisi yang kuat dalam persaingannya dengan
perusahaan-perusahaan yang lain, sehingga masih mampu untuk terus
memperluas kerajaan bisnisnya di Indonesia.
■ Dalam persaingan antar perusahaan sejenis ini, keunikan, tingkat
pelayanan, produksi produk sendiri, pengelolaan manajemen, keamanan
serta kemudahan merupakan poin-poin penting yang menjadi kunci
persaingan utama dalam menarik hati pelanggan, sebab dari segi
persediaan/jenis produk yang ditawarkan/diperjual belikan adalah

Threat of Substitute Products or Services
(ancaman produk atau jasa pengganti)
■ Pada bisnis retail supermarket, ancaman produk pengganti atau
substitusi dapat dikatakan  bersifat “cukup  kuat” karena sudah
terdapat  jauh sebelum adanya industri ritel modern.
■ Ancaman produk pengganti ini berasal dari  pasar dan juga toko
tradisional. Yang mana menyediakan berbagai kebutuhan pokok yang
diperlukan oleh para konsumen untuk kehidupan sehari-hari seperti

sembako, makanan kecil, minuman ringan, peralatan/perlengkapan
rumah tangga, dan lain-lain.
■ Keunggulan dari adanya pasar dan  toko tradisional ini adalah harganya
yang relatif lebih murah dan juga lokasinya yang lebih dekat dengan
tempat tinggal para penduduk terutama bagi kalangan menengah ke
bawah. Oleh karena itu peritel modern seperti Hypermart ini
menentukan segmentasi pasarnya sendiri, yaitu untuk kalangan
menengah ke atas.
■ Selain itu adanya produk pengganti lain yang mulai berkembang saat

Bargaining Power of Buyer
(Kekuatan penawaran pembeli)
■ Kekuatan posisi tawar menawar dari pembeli bersifat “kuat” karena
mereka biasanya cenderung tidak loyal  pada satu ritail tertentu dan
dengan mudahnya merubah pola kebiasaan berbelanja sesuai dengan
keinginan mereka.
■ Dalam penjualan produknya, perusahaan yang bergerak di bisnis retail
supermarket seperti Hypermart ini menempatkan posisi konsumennya
sebagai konsumen akhir, sehingga konsumennya pun menjadi prioritas
utama yang memegang kekuatan.
■ Perusahaan harus menetapkan harga yang tepat serta pelayanan yang
tepat pula untuk para konsumennya, guna memberikan kepuasan bagi
para konsumennya tersebut. Kekuatan yang dimiliki pembeli mampu
memaksa harga untuk turun dan meningkatnya pelayan dan kualitas
oleh perusahaan.
■ Dalam penetapan harga, Hypermart tidak secara langsung menentukan
harga, harga sepenuhnya ditentukan oleh para pemasoknya dan harga

Bargaining Power of Supplier
(Kekuatan penawaran pemasok)
■ Kekuatan posisi supermarket Hypermart lebih lemah
dibandingkan dengan pemasoknya. Hal ini dikarenakan
Hypermart merupakan terwaralaba dari PT. Matahari Putra Prima,
dengan demikian supply barang Hypermart seratus persen
berasal dari PT. Matahari Putra Prima dengan beberapa suppliers
yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu ≥ 850 pemasok.
■ Dalam hal ini, Hypermart memiliki posisi baik dalam menentukan
produk yang akan dijualnya. Dilihat dari jumlah pemasok yang
banyak, pembelian barang dengan skala yang besar, produk
pemasok pun terdiferensiasi secara merata.

Strategic Groups
■ Sejumlah unit bisnis atau sejumlah perusahaan yang
menggunakan strategi yang sama dengan sumber daya
yang sama.
■ Kelompok strategis dapat dipetakan dengan
mengelompokkan ke dalam beberapa kategori, misalnya
perusahaan yang menawarkan produk sejenis dari range
harga (murah, medium, mahal) dan dari jenis variasi lini
produk (sedikit, banyak)
■ Kelompok strategis tersebut dipetakan dalam suatu
matriks yang terdiri dari garis horizontal (jenis variasi lini
produk yang terdiri dari sedikit dan banyak) dan garis
vertical (harga produk murah, medium dan mahal).

Key Success Factors Analysis
■Key Success Factors merupakan variable
yang secara signifikan mempengaruhi posisi
persaingan suatu perusahaan di dalam suatu
industri.
■Untuk melakukan analisis kunci keberhasilan
perusahaan dilakukan dengan menyusun
matriks industri (industry matrix). Matriks ini
disusun dengan terlebih dahulu menganalisa
berbagai factor kunci yang akan menentukan
kesuksesan perusahaan dalam sebuah

Penyusunan Tabel KSFA

COLLABORATORS (SUPPLIERS) ANALYSIS
 Untuk memudahkan pemahaman dalam analisis
situasional perusahaan berhubungan dengan
pemasok, maka dilakukan penyederhanaan
dengan menggunakan istilah “collaborator”
untuk pemasok.
 Collaborator adalah pihak yang bekerjasama
dengan perusahaan dalam memperlancar
aktivitas usaha, dalam hal ini yaitu pemasok.
 Untuk analisis ini dilakukan dengan cara :
1. Analisis rantai pasokan

Supply Chain Analysis
■ Proses analisis aktivitas perusahaan yang
berkaitan dengan pengadaan input, proses
produksi, dan operasional untuk menjadi barang
dan jasa, dan menyalurkannya kepada
konsumen melalui suatu system distribusi.
■ Perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk
mendapatkan pasokan bahan baku atau sumber
daya input sebagai bahan produksi atau operasi
perusahaan. Selanjutnya perusahaan harus
memiliki kemampuan untuk mendapatkan
pelanggan yang menuntungkan perusahaan.

Template Analisis Rantai Pasokan
Nama Pemasok

Produsen Produk
Sejenis

Nama
Distributor

Nama Pengecer
(Penjual Produk)

Industry Value Chain Analysis

Analisis rantai nilai industri dapat
dilakukan pada dua arus, yaitu
industri yang berada di hulu
(upstream) dan hilir (downstream).
Suatu industri dapat dianalisis
margin labanya pada setiap rantai
nilainya.

Template Analisis Rantai Nilai
Nama Pemasok

Produsen Produk

Nama
Distributor

Nama Pengecer
(Penjual Produk)

CREDITORS (FINANCIAL INSTITUTIONS & MARKET)
ANALYSIS
Perusahaan yang sukses seringkali
memerlukan dana yang berkesinambungan.
Mereka dapat memperoleh dana sumber
eksternal melalui tiga cara :
 Melalui institusi keuangan (institutional
markets) yang menerima simpanan (savings)
dan mendistribusikannya pada yang
memerlukanya.
 Melalui pasar keuangan (financial market),
yaitu suatu forum terstruktur dimana
penyedia dana dan yang memerlukan dana
dapat bertemu untuk bertransaksi.

Institusi Keuangan yang utama adalah bank komersial,
lembaga kredit, perusahaan asuransi, dana pension, dan
mutual funds (reksadana). Pasar keuangan terdiri dari pasar
uang dan pasar modal (Gitman & Zutter 20012 : 35)
 Pasar uang adalah tempat untuk bertransaski
instrument hutang jangka pendek atau marketable
securities (surat berharga yang bias diperjualbelikan)
 Pasar modal adalah pasar yang memungkinkan peminat
dan penyedia dana jangka panjang untuk melakukan
transaksi. Termasuk securities yang dikeluarkan
pemerintah dan perusahaan (Surat Utang Negara atau
obligasi pemerintah dan Surat Berharga Negara)