Evolusi Pembelajaran TIK di Sekolah (1)

Evolusi TIK dalam Pendidikan
Barnawi
Dunia terus berubah secara massif. Tidak lagi dalam hitungan abad, tahun,
atau pun bulan, kini perubahan terjadi dalam hitungan detik. Di jalan raya mobil baru
dengan berbagai merk hilir mudik berseliweran setiap hari. Di catwalk model-model
cantik nan seksi mengenalkan tren fashion terbaru hampir setiap malam di berbagai
sudut dunia. Di lapangan hijau pesepakbola yang telah menjadi selebritis
memamerkan sepatu dan gaya rambut yang kemudian menjadi trend setter. Apalagi
perubahan dibidang piranti lunak, smart phone, dan sesuatu yang mengandung unsur
teknologi komunikasi perubahannya begitu cepat, bahkan dalam hitungan detik.
Setiap perubahan disikapi dengan berbagai macam, ada yang pesimis, ada
yang optimis, dan ada pula yang tidak peduli dengan perubahan. Bagi yang pro
status quo, perubahan adalah ancaman. Bagi yang pesimis, reaksi atas perubahan
disikapi dengan perilaku alienatif dan reaktif, dan bagi yang optimis perubahan
disikapi secara proaktif karena dalam perspektif mereka perubahan adalah peluang.
Peluang untuk belajar, peluang untuk memperoleh keuntungan ekonomis, peluang
untuk memudahkan kerja, dan lain sebagainya.
Secara etimologi evolusi berasal dari bahasa Latin yakni evolvo yang artinya
membentang. Ada pula yang menyatakan bahwa makna evolusi sebagai perubahan
secara berangsur dan pelan. Berbicara tentang evolusi tidak bisa lepas dari teori
Charles Darwin meskipun teori tentang biologi evolusioner ada sejak zaman

Aristoteles.
Evolusi dapat terjadi dalam semua bidang, astronomi, geografi, biologi,
budaya, dan lain sebagainya. Evolusi di bidang pendidikan merupakan evolusi
budaya karena pendidikan merupakan bagian dari budaya. Menurut Putri
Puspitaningrum (dalam academia.edu) menyatakan bahwa dalam konteks evolusi
budaya dibentuk melalui tiga tahapan. Tahap pertama adalah perkembangan unsur
kebudayaan yang biasanya dicirikan oleh tingkatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni. Tahap selanjutnya adalah hasil evolusi budaya dapat meningkatkan kualitas
masyarakatnya. Tahapan terakhir adalah peningkatan hasil evolusi budaya itu
membawa masyarakatnya pada tingkatan maju dalam perspektif masyarakat lain.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagian dari struktur kurikulum
pendidikan di sekolah sudah saatnya melakukan evolusi sebagai bentuk adaptasi
terhadap perubahan dan adaptasi perkembangan teknologi. Menurut Unesco,

klasifikasi penggunaan TIK dibagi menjadi empat macam. Pertama; emerging, pada
tahap ini orang baru menyadari akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dan
berupaya untuk menerapkannya. Kedua; applying,

pada tahap ini TIK telah


dijadikan objek untuk dipelajari ( mata pelajaran ). Ketiga; integrating, pada tahap
ini TIK telah diintegrasikan ke dalam kurikulum ( pembelajaran ). Dan keempat;
transforming, tahap ini merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah
menjadi katalis bagi perubahan pendidikan. TIK diaplikasikan secara penuh baik
untuk proses pembelajaran ( instructional purpose ) maupun untuk administrasi
(administrational purpose ).
Dalam konteks pendidikan nasional evolusi TIK berjalan dengan baik. Pada
K-I3 TIK tidak lagi menjadi mata pelajaran dan kenyataan ini menjadi polemik kecil
karena masalah persepsi yang berbeda. Yang menjadi persoalan adalah evolusi TIK
dalam pendidikan tidak merata, namun hal ini adalah hal yang wajar karena dalam
prinsip evolusi perubahan tidak terjadi secara merata. Yang terpenting adalah
kesadaran akan evolusi TIK terus disadari dan dilakukan dengan perencanaan yang
baik.
Sekolah sebagai lembaga yang membekali siswa untuk proaktif terhadap
perubahan harus mengkreasi kurikulum khususnya dalam pemanfaatan TIK agar
relevan dengan dinamika perubahan yang terjadi. Instituti yang gagap akan alienatif
dan reaktif yang justru merugikan eksistensinya sendiri. Evolusi TIK dalam
pendidikan harus direncanakan dan dilaksanakan secara kontinyu meskipun secara
bertahap karena prinsip evolusi berjalan secara berangsung dan pelan, syukur-syukur
dapat melakukan revolusi TIK dalam pendidikan.

Barnawi
Kepala Madrasah Aliyah Bina Cendekia Kab. Cirebon