Persepsi Pasien Umum Tentang Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gayo Lues Tahun 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadaan sehat adalah keadaan yang wajib dimiliki oleh seseorang, karena
kesehatan sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang. Kebanyakan orang
mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang
dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan
yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian
sehat menurut UU Republik Indonesia No.36 tahun 2009, Bab I Pasal 1 Kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Ketika masyarakat merasa tidak dalam keadaan sehat, maka masyarakat
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Banyak fasilitas pelayanan yang ada di
Indonesia, seperti puskesmas, poliklinik, bahkan rumah sakit. Dalam mendapat
fasilitas pelayanan terkadang masyarakat menginginkan pelayanan yang sesuai
dengan yang mereka keluarkan. Soejadi yang dikutip oleh Tarigan (2005)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara mutu pelayanan
kesehatan dengan pelayanan pasien. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kecepatan
pelayanan yang diberikan, kemudian prosedur serta keramahan petugas. Sehingga
kepuasan seorang pasien terhadap pelayanan kesehatan selalu dikaitkan dengan mutu
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Universitas Sumatera Utara
2
Pandangan atau persepsi seseorang mengenai suatu pelayanan kesehatan
terbentuk setelah adanya pengamatan apakah berupa pengalaman langsung menjadi
pasien atau keluarga pasien atau melalui informasi yang diperoleh melalui media
massa maupun dari orang yang pernah menjadi pasien atau keluarga pasien di sarana
pelayanan kesehatan tersebut. Persepsi yang terbentuk akan diikuti dengan
pembentukan sikap. Selanjutnya sikap akan diikuti oleh tindakan terhadap pelayanan
kesehatan tersebut bila memerlukannya apakah ada minat untuk memanfaatkannya
atau tidak.
Kepuasan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain mutu pelayanan.
Mutu pelayanan merupakan suatu empati, respek dan tenggap akan kebutuhan pasien
dan masyarakat. Untuk mengelola mutu pelayanan yang berkesinambungan,
diperlukan peran
aktif dari manajemen unit
pelayanan kesehatan dalam
mempersiapkan sumber daya yang diperlukan untuk mengukur, menganalisis dan
meningkatkan mutu sehingga dapat memuaskan pasien dan keluarganya (Saladung,
2002)
Menurut Parasuraman yang dikutip Ririne (2002), yang menjadi ukuran mutu
pelayanan kesehatan yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien adalah, (1)
Berwujud (tangible), yang menjadi tampilan fisik atau kerapian petugas, kondisi
kebersihan dan kenyamanan lingkungan, (2) Kehandalan (Reability) yaitu
keterampilan petugas kesehatan dalam memberikan perawatan, (3) Ketanggapan
(Responsiveness) yaitu kecepatan petugas kesehatan dalam memberikan tanggapan
terhadap keluhan pasien, (4) jaminan pelayanan (Assurance) yaitu jaminan keamanan
Universitas Sumatera Utara
3
yang ditunjukan oleh petugas kessehatan, Empati (Empathy) yaitu sikap peduli yang
ditunjukkan oleh petugas kesehatan yang dapat mempengaruhi tingkat emosi pasien.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hutabatat (2013) yang meneliti tentang
persepsi masyarakat tentang perawat di puskesmas diperoleh hasil bahwa persepsi
masyarakat tentang perawat di puskesmas didapat kelemahan dalam pelayanan
perawat puskesmas Sei Agul yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi,
dan melakukan tugas non keperawatan
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan fasilitas kesehatan yang terbesar.
Namun terkadang di rumah sakit banyak ditemukan beberapa masalah termasuk
berbagai tanggapan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Dalam pengalaman
sehari-hari ketidakpuasan pasien yang paling sering dikemukakan dalam kaitannya
dengan sikap dan perilaku petugas Rumah Sakit, antara lain: keterlambatan pelayanan
dokter dan perawat, dokter sulit ditemui, lamanya proses masuk rawat, keterbatasan
obat dan peralatan ketersediaan sarana (toilet, tong sampah) serta ketertiban dan
kebersihan rumah sakit (Muninjaya, 2012).
Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
memenuhi standar pelayanan yang optimal,salah satu bagian integral penting dari
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit adalah pelayanan keperawatan. Keperawatan
adalah subsistem dari sistem pelayanan kesehatan yang merupakan hasil pendidikan,
pelatihan, serta penelitian. Pelayanan keperawatan secara aktif harus mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitative
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
Universitas Sumatera Utara
4
khusus dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan
secara optimal, sehingga mandiri dalam pencapaian upaya kesehatan (Effendi, 1998)
Perawat yang bekerja di Rumah Sakit lebih banyak memanfaatkan waktu
kerjanya untuk melakukan kegiatan diluar pelayanan keperawatan. Hal itu didukung
dengan penelitian tentang waktu kerja produktif personil Rumah Sakit di Indonesia
ditemukan bahwa waktu kerja produktif personil adalah 53,2% dan sisanya 46,8%
digunakan untuk kegiatan non produktif. Dari 53,2% kinerja produktif, hanya 13,3%
waktu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan, sedangkan sisanya 39,9%
digunakan untuk kegiatan penunjang pelayanan kesehatan (Ilyas, 2001)
Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu Kabupaten yang berada di
Provinsi Aceh. Kabupaten ini telah memiliki Rumah Sakit Umum Daerah yang
memiliki tipe D. RSUD ini merupakan pengembangan dari Rumah Sakit Kontainer.
Rumah Sakit ini merupakan satu-satunya Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Gayo
Lues yang melayani pasien umum, JKA, askes, dan lain-lain.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, permasalahan
yang paling mendasar di RSUD ini adalah kualitas pelayanan yang tidak memenuhi
harapan pasien. Hal ini didasarkan dari terdapatnya keluhan dari pasien terhadap
pelayanan yang diberikan oleh perawat dan dokter, dan umumnya menyatakan
petugas kesehatan kurang tanggap atau tidak cepat memberikan pelayanan terhadap
pasien. Banyak keluhan mengenai kualitas pelayanan di RSUD Gayo Lues yang tidak
baik seperti keterlambatan dalam menangani pasien, ketidakjelasan informasi tentang
tindakan medis yang di berikan kepada pasien, pelayanan obat-obatan, dan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
5
administrasi, hal ini mengakibatkan masyarakat mencari rumah sakit lain yang bisa
memenuhi harapan mereka.
Dari gambaran di atas dapat dianalisa mengapa terjadi perubahan persepsi di
masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi tersebut terjadi karena
perbedaan antara harapan masyarakat tentang kinerja perawat sebagai pemberi
pelayanan kesehatan dengan situasi kenyataan yang didapati masyarakat dilapangan
atau Rumah sakit, sehingga masyarakat menilai peran perawat sama saja dengan
profesi kesehatan lainnya. Kondisi ini didukung pula dengan pekerjaan perawat yang
mengerjakan pekerjaan dokter, sehingga menimbulkan pemahaman masyarakat
tentang kinerja perawat sebagai pembantu dokter (Kompas, 2007 dalam hutabarat
2013).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah adalah
bagaimana persepsi pasien umum tentang perawat pelaksana diruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gayo Lues tahun 2013.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui persepsi pasien umum tentang perawat pelaksana diruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gayo Lues tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Gayo
Lues.
Universitas Sumatera Utara
6
2. Untuk mengetahui persepsi pasien tentang perawat pelaksana di ruang rawat inap
rumah sakit, berdasarkan : perilaku caring perawat pelaksana.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi pihak RSUD Kabupaten Gayo Lues.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal pelayanan
kesehatan khususnya di rumah sakit.
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian yang berbeda terhadap masalah yang berhubungan
dengan persepsi pasien terhadap perawat.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadaan sehat adalah keadaan yang wajib dimiliki oleh seseorang, karena
kesehatan sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang. Kebanyakan orang
mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang
dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan
yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian
sehat menurut UU Republik Indonesia No.36 tahun 2009, Bab I Pasal 1 Kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Ketika masyarakat merasa tidak dalam keadaan sehat, maka masyarakat
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Banyak fasilitas pelayanan yang ada di
Indonesia, seperti puskesmas, poliklinik, bahkan rumah sakit. Dalam mendapat
fasilitas pelayanan terkadang masyarakat menginginkan pelayanan yang sesuai
dengan yang mereka keluarkan. Soejadi yang dikutip oleh Tarigan (2005)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara mutu pelayanan
kesehatan dengan pelayanan pasien. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kecepatan
pelayanan yang diberikan, kemudian prosedur serta keramahan petugas. Sehingga
kepuasan seorang pasien terhadap pelayanan kesehatan selalu dikaitkan dengan mutu
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Universitas Sumatera Utara
2
Pandangan atau persepsi seseorang mengenai suatu pelayanan kesehatan
terbentuk setelah adanya pengamatan apakah berupa pengalaman langsung menjadi
pasien atau keluarga pasien atau melalui informasi yang diperoleh melalui media
massa maupun dari orang yang pernah menjadi pasien atau keluarga pasien di sarana
pelayanan kesehatan tersebut. Persepsi yang terbentuk akan diikuti dengan
pembentukan sikap. Selanjutnya sikap akan diikuti oleh tindakan terhadap pelayanan
kesehatan tersebut bila memerlukannya apakah ada minat untuk memanfaatkannya
atau tidak.
Kepuasan pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain mutu pelayanan.
Mutu pelayanan merupakan suatu empati, respek dan tenggap akan kebutuhan pasien
dan masyarakat. Untuk mengelola mutu pelayanan yang berkesinambungan,
diperlukan peran
aktif dari manajemen unit
pelayanan kesehatan dalam
mempersiapkan sumber daya yang diperlukan untuk mengukur, menganalisis dan
meningkatkan mutu sehingga dapat memuaskan pasien dan keluarganya (Saladung,
2002)
Menurut Parasuraman yang dikutip Ririne (2002), yang menjadi ukuran mutu
pelayanan kesehatan yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien adalah, (1)
Berwujud (tangible), yang menjadi tampilan fisik atau kerapian petugas, kondisi
kebersihan dan kenyamanan lingkungan, (2) Kehandalan (Reability) yaitu
keterampilan petugas kesehatan dalam memberikan perawatan, (3) Ketanggapan
(Responsiveness) yaitu kecepatan petugas kesehatan dalam memberikan tanggapan
terhadap keluhan pasien, (4) jaminan pelayanan (Assurance) yaitu jaminan keamanan
Universitas Sumatera Utara
3
yang ditunjukan oleh petugas kessehatan, Empati (Empathy) yaitu sikap peduli yang
ditunjukkan oleh petugas kesehatan yang dapat mempengaruhi tingkat emosi pasien.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hutabatat (2013) yang meneliti tentang
persepsi masyarakat tentang perawat di puskesmas diperoleh hasil bahwa persepsi
masyarakat tentang perawat di puskesmas didapat kelemahan dalam pelayanan
perawat puskesmas Sei Agul yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi,
dan melakukan tugas non keperawatan
Rumah sakit merupakan pusat pelayanan fasilitas kesehatan yang terbesar.
Namun terkadang di rumah sakit banyak ditemukan beberapa masalah termasuk
berbagai tanggapan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Dalam pengalaman
sehari-hari ketidakpuasan pasien yang paling sering dikemukakan dalam kaitannya
dengan sikap dan perilaku petugas Rumah Sakit, antara lain: keterlambatan pelayanan
dokter dan perawat, dokter sulit ditemui, lamanya proses masuk rawat, keterbatasan
obat dan peralatan ketersediaan sarana (toilet, tong sampah) serta ketertiban dan
kebersihan rumah sakit (Muninjaya, 2012).
Rumah Sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
memenuhi standar pelayanan yang optimal,salah satu bagian integral penting dari
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit adalah pelayanan keperawatan. Keperawatan
adalah subsistem dari sistem pelayanan kesehatan yang merupakan hasil pendidikan,
pelatihan, serta penelitian. Pelayanan keperawatan secara aktif harus mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitative
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
Universitas Sumatera Utara
4
khusus dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan
secara optimal, sehingga mandiri dalam pencapaian upaya kesehatan (Effendi, 1998)
Perawat yang bekerja di Rumah Sakit lebih banyak memanfaatkan waktu
kerjanya untuk melakukan kegiatan diluar pelayanan keperawatan. Hal itu didukung
dengan penelitian tentang waktu kerja produktif personil Rumah Sakit di Indonesia
ditemukan bahwa waktu kerja produktif personil adalah 53,2% dan sisanya 46,8%
digunakan untuk kegiatan non produktif. Dari 53,2% kinerja produktif, hanya 13,3%
waktu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan, sedangkan sisanya 39,9%
digunakan untuk kegiatan penunjang pelayanan kesehatan (Ilyas, 2001)
Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu Kabupaten yang berada di
Provinsi Aceh. Kabupaten ini telah memiliki Rumah Sakit Umum Daerah yang
memiliki tipe D. RSUD ini merupakan pengembangan dari Rumah Sakit Kontainer.
Rumah Sakit ini merupakan satu-satunya Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Gayo
Lues yang melayani pasien umum, JKA, askes, dan lain-lain.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, permasalahan
yang paling mendasar di RSUD ini adalah kualitas pelayanan yang tidak memenuhi
harapan pasien. Hal ini didasarkan dari terdapatnya keluhan dari pasien terhadap
pelayanan yang diberikan oleh perawat dan dokter, dan umumnya menyatakan
petugas kesehatan kurang tanggap atau tidak cepat memberikan pelayanan terhadap
pasien. Banyak keluhan mengenai kualitas pelayanan di RSUD Gayo Lues yang tidak
baik seperti keterlambatan dalam menangani pasien, ketidakjelasan informasi tentang
tindakan medis yang di berikan kepada pasien, pelayanan obat-obatan, dan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
5
administrasi, hal ini mengakibatkan masyarakat mencari rumah sakit lain yang bisa
memenuhi harapan mereka.
Dari gambaran di atas dapat dianalisa mengapa terjadi perubahan persepsi di
masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi tersebut terjadi karena
perbedaan antara harapan masyarakat tentang kinerja perawat sebagai pemberi
pelayanan kesehatan dengan situasi kenyataan yang didapati masyarakat dilapangan
atau Rumah sakit, sehingga masyarakat menilai peran perawat sama saja dengan
profesi kesehatan lainnya. Kondisi ini didukung pula dengan pekerjaan perawat yang
mengerjakan pekerjaan dokter, sehingga menimbulkan pemahaman masyarakat
tentang kinerja perawat sebagai pembantu dokter (Kompas, 2007 dalam hutabarat
2013).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah adalah
bagaimana persepsi pasien umum tentang perawat pelaksana diruang rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gayo Lues tahun 2013.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui persepsi pasien umum tentang perawat pelaksana diruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gayo Lues tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Gayo
Lues.
Universitas Sumatera Utara
6
2. Untuk mengetahui persepsi pasien tentang perawat pelaksana di ruang rawat inap
rumah sakit, berdasarkan : perilaku caring perawat pelaksana.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi pihak RSUD Kabupaten Gayo Lues.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal pelayanan
kesehatan khususnya di rumah sakit.
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian yang berbeda terhadap masalah yang berhubungan
dengan persepsi pasien terhadap perawat.
Universitas Sumatera Utara