Redesain Pasar Pancur Batu

BAB II
DESKRIPSI PROYEK

Universitas Sumatera Utara



BAB II
DESKRIPSI PROYEK

2.1.

Deskripisi Proyek
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah :
a. Judul Proyek

: Redesain Pasar Pasar Pancur Batu

b. Tema Proyek

: Arsitektur Hijau


c. Lokasi Proyek : Jalan Lenjend. Jamin Ginting, Kecamatan Pancur Batu,
Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara, Indonesia.
d. Batas Site

 Utara

: Jalan Pelita I dan rumah penduduk

 Timur

: Jalan Lau Buatan dan rumah penduduk

 Selatan : Jalan Pelita II dan rumah penduduk
 Barat

: Rumah penduduk

e. Luas Site


 Pasar Atas

: 63 m x 80 m = 5040 m2

 Terminal

: 17 m x 130 m = 2210 m2

 Pasar Bawah : 100 m x 130 m = 13000 m2
f. Status Proyek

: Fiktif

g. Pemilik Proyek : Swasta

2.2.

Lokasi Proyek
Lokasi proyek Tugas Akhir “Redesain Pasar Pancur Batu” ini terletak di Jalan
Lenjend. Jamin Ginting, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang,

Propinsi Sumatera Utara, Indonesia.

No
1

Kriteria Pemilihan Lokasi

Keterangan

Tinjauan terhadap arsitektur Lokasi yang dipilih berada di bagian

Universitas Sumatera Utara | 7



kota

pusat kota, dengan pertimbangan unsur
sejarah kawasan, komersil dan berskala
kota


2

Pencapaian

Lokasi
berbagai

harus
arah

dapat
dan

dicapai
dengan

dari
segala


alternative (kendaraan umum, pribadi
dan pejalan kaki)
3

Area pelayanan

Lokasi memiliki area pelayanan ±1 km
dari berbagai fasilitas umum

4

Persyaratan lain

Lokasi harus jelas kepemilikannya,
terkait

dengan

pembebasan


lahan,

potensi dan peraturan yang berlaku
Tabel 2.1. Kriteria pemilihan proyek

Gambar 2.1. Lokasi Proyek

Universitas Sumatera Utara | 8



2.3.

Terminologi Judul


Redesain/Redesign,

adalah


sebuah

proses

perencanaan

dan

perancangan untuk melakukan suatu perubahan pada struktur dan
fungsi suatu benda, bangunan, maupun sistem untuk manfaat yang
lebih baik dari desain sebelumnya.


Pasar, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, antara lain :

 Tempat orang berjual-beli; pekan, tempat berjual beli yang
diadakan oleh perkumpulan dan sebagainya dengan maksud
mencari derma.

 Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk

beberapa hari lamanya.


Pancur Batu, salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang
memiliki luas wilayah 122.53 km2. Kecamatan ini berjarak sekitar 18
km dari Medan.

Jadi Redesain Pasar Pancur Batu adalah perencanaan dan
perancangan kembali Pasar Tradisional Pancur Batu dengan tujuan
meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan tersebut.

2.4.

Tinjauan Umum

2.4.1. Pengertian Pasar
Pasar sebagai area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih
dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional,
pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
(Peraturan Presiden Republik Indonesia no. 112 thn. 2007).

Pasar dalam pengertian ekonomi adalah situasi seseorang atau lebih
pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan
transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga

Universitas Sumatera Utara | 9



terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kualitas tertentu yang
menjadi objek transaksi.
Jadi, berdasarkan pernyataan diatas pasar adalah area tempat jual-beli
barang/jasa antara dua orang atau lebih, yang didalamnya terjadi proses
interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) sehingga
menetapkan harga dan jumlah yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

2.4.2. Fungsi Pasar
Pasar berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk pelayanan bagi
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi atau bidang,
diantaranya :
a. Segi ekonomi

Merupakan tempat transaksi atara produsen dan konsumen yang
merupakan komoditas untuk mewadahi kebutuhan sebagai demand
dan supply.
b. Segi sosial budaya
Merupakan kontrak sosial secara langsung yang menjadi tradisi
suatu masyarakat yang meruoakan interaksi antara komunitas pada
sektor informal dan formal.
c. Arsitektur
Menunjukan ciri khas daerah yang menampilkan bentuk-bentuk
fisik bangunan dan artefak yang dimiliki.

2.4.3. Klasifikasi Pasar
o Berdasarkan jenis pelayanannya, yaitu :


Pasar Tradisional; Pasar yang ada pada masa kini, yang masih
memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana salah satu
adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan pembeli




yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.
Pasar Modern; Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan
dengan fasilitas yang terencanana sebagai suatu kesatuan

Universitas Sumatera Utara | 10



kelompok, untuk memberikan pelayanan perbelanjaan yang


maksimal.
Pasar Wisata; Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata
dan tercipta dari perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang
didukung oleh faktor-faktor lingkungan yang mendukung

o Berdasarkan luas jangkauannya, yaitu :


Pasar Lingkungan; Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu
lingkungan kira-kira seluas satu kelurahan atau beberapa kelompok
perumahan



di

sekitar

pasar

tersebut

dan

jenis

barang

diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari.
Pasar Perumahan; Merupakan toko-toko yang menempel pada
rumah tinggal melayani kebutuhan rumah tangga di daerah



sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT.
Pasar Wilayah; Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi
beberapa lingkungan permukiman dan barang-barang yang




diperjual belikan lebih lengkap dari pasar lingkungan.
Pasar Kota; Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi
wilayah kota dimana barang-barang yang diperjualbelikan lengkap.
Pasar Regional; Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi
daerah kota dan sekitarnya.

o Berdasarkan jenis barang yang dijual, yaitu :




Pasar Eceran; Pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran
barang atau jasa secara kecil atau eceran.
Pasar Grosir; Pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran
dalam jumlah besar.
Pasar Induk; Pasar yang merupakan pusat pengumpulan, pusat
pelelangan dan pusat penyimpanan bahan-bahan sandang pangan



untuk disalurkan kepada grosir-grosir dan pusat-pusat.
Pasar Khusus; Pasar yang menjual atau sejenis barang tertentu,
misalnya: pasar tekstil, bunga, buah, dll.

Universitas Sumatera Utara | 11



o Berdasarkan waktu berlangsungnya jual-beli, yaitu :







Pasar Siang; Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 s/d 18.00
WIB.
Pasar Malam; Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 s/d
05.00 WIB.
Pasar Siang Malam; Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan
malam hari.
Pasar Pekan; Kegiatan pasar hanya dilakukan pada akhir pekan.
Pasar Tumpah; yaitu pasar yang menggunakan jalanan umum
atau tempat umum tertentu atas penentapan kepala daerah dan
diadakan pada saat peringatan hari-hari tertentu.

o Berdasarkan sifatnya pasar di bagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya:


Pasar Nyata; Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk
membeli barang-barang dagangan secara langsung. Contoh: pasar



buah, ikan, sayur, dll.
Pasar Abstrak; Barang yang diperdagangkan tidak sampai di
pasar, jual beli berlangsung tetapi hanya menurut contoh barang.
Contoh: pasar bursa, obligasi, dll.

o Berdasarkan status kepemiliknnya, pasar digolongkan menjadi :




Pasar Pemerintah; Pasar yang dimiliki dan dikuasai oleh
pemerintah pusat maupun daerah.
Pasar Swasta; Pasar yang dimiliki dan dikuasai oleh badan hukum
yang diijinkan oleh pemerintah daerah.
Pasar Liar; Pasar yang aktivitasnya diluar pemerintahan daerah,
yang

kehadirannya

disebabkan

karena

kurangnya

fasilitas

perpasaran yang ada dan letak pasar tidak merata, biasanya
dikelola oleh perorangan.

Universitas Sumatera Utara | 12



2.5.

Tinjaun Khusus Pasar

2.5.1. Pengertian Pasar Tradisional
Pasar tradisional sebagai pasar yang dibangun dan dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan
Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimilki/ dikelola oleh
pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi dengan
usaha skal kecil, menegah, dengan usaha skala kecil, modal kecil dan
dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.
(Peraturan Presiden no. 12 th. 2007).

2.5.2. Ciri-ciri Pasar Tradisional
Ciri-ciri pasar tradisional adalah sebagai berikut :

 Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh pemerintah
daerah.

 Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli
Tawar menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk di dalam
pasar. Hal ini yang dapat menjalin hubungan sosial antara pedagang
dan pembeli yang lebih dekat.

 Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama
Meskipun semua berada pada lokasi yang sama, barang dagangan
setiap penjual menjual barang yang berbeda-beda. Selain itu juga
terdapat pengelompokan dagangan sesuai dengan jenis dagangannya
seperti kelompok pedagang ikan, sayur, buah, bumbu, dan daging.

 Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal

Barang dagangan yang dijual di pasar tradisonal ini adalah hasil bumi
yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Meskipun ada beberapa
dagangan yang diambil dari hasil bumi dari daerah lain yang berada
tidak jauh dari daerah tersebut namun tidak sampai mengimport hingga
keluar pulau atau negara.

Universitas Sumatera Utara | 13



2.5.3. Klasifikasi Pasar Tradisional
a. Klasifikasi pasar berdasarkan kelasnya
 Kelas I

Luas lahan dasaran minimal 2000 m2. Tersedia fasilitas seperti :
tempat parkir, tempat bongkar muat, tempat promosi, tempat
pelayanan kesehatan, tempat ibadah, kantor pengelola, KM/WC,
sarana pengamanan, sarana pengolahan kebersihan, sarana air
bersih, instalasi listrik, dan penerangan umum.

 Kelas II

Luas lahan dasaran minimal 1500 m2. Tersedia fasilitas seperti :
tempat parkir, tempat promosi, tempat pelayanan kesehatan, tempat
ibadah, kantor pengelola, KM/WC, sarana pengamanan, sarana
pengolahan kebersihan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan
penerangan umum.

 Kelas III

Luas lahan dasaran minimal 1000 m2. Tersedia fasilitas seperti :
tempat promosi, tempat ibadah, kantor pengelola, KM/WC, sarana
pengamanan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan penerangan
umum.

 Kelas IV
Luas dasaran minimal 500 m2. Tersedia fasilitas seperti : tempat
promosi, kantor pengelola, KM/WC, sarana pengamanan, sarana
air bersih, instalasi listrik, dan penerangan umum.

 Kelas V

Luas dasaran minimal 50 m2. Tersedia fasilitas seperti : sarana
pengamanan dan sarana pengelola kebersihan.

b. Klasifikasi pasar berdasarkan dengan jenis dagangannya
 Golongan A

Universitas Sumatera Utara | 14



Barang : logam mulia, batu mulia, permata, tekstil, kendaraan
bermotor, kebutuhan sehari-hari dan yang dipersamakan.
Jasa : penukaran uang (money changer ), perbankan dan yang
dipersamakan.

 Golongan B

Barang : pakaian/sandang, pakaian tradisional, pakaian pengantin,
aksesoris pengantin, sepatum sandal, tas, kacamata, arloji,
aksesoris, souvenir , kelontong, barang pecah belah, barang plastik,
obat-obatan, bahan kimia, bahan bangunan bekas/baru, dos, alat
tulis, daging, bumbu, ikan basah, ikan asin, dan yang
dipersamakan.
Jasa : wartel, titipan kilat, salon, kemasan, agen tiket, koperasi,
penitipan barang, jasa timbang, dan yang dipersamakan.

 Golongan C

Barang : beras, ketan, palawija, jagng, ketela, terigu, gula, telur,
minyak goreng, susu, garam, bumbu, berbagai jenis makanan,
melinjo, kripik emping, kering-keringan mentah, mie, minuman,
teh, kopi, buah-buahan, kolang kaling, sayur mayur, kentang,
jajanan, bahan jamu tradisonal, tembakau, bumbu rokok, kembang,
daun, unggas hidup, hewan peliharaan, makanan hewan, sangkar,
obat-obatan hewan, tanaman hias, pupuk, obat tanaman, pot, ikan
hias, akuarium, elektronik baru/bekas, onderdil baru/bekas, alat
pertukangan baru/bekas, alat pertanian baru/bekas, kerajinan
anyaman,gerabah,

ember,

seng,

kompor

minyak,

sepeda

baru/bekas, goni, karung gandum, majalah baru/bekas, koran,
arang, dan yang dipersamakan.
Jasa : penjahit, tukang cukur, sablon, gilingan dan yang
dipersamakan.

 Golongan D

Barang : rombongan, rongsokan, kertas bekas, koran bekas, dan
yang dipersamakan.

Universitas Sumatera Utara | 15



Jasa : sol sepatu, jasa patri, dan yang dipersamakan.

2.5.4. Komponen Pasar Tradisional
a. Pelaku Kegiatan
 Pedagang

Pedagang pasar adalah pihak ketiga yang melakukan kegiatan
dengan menjual atau membeli barang dan atau jasa yang
menggunakan pasar sebagai tempat kegiatannya.

 Pembeli

Pembeli atau konsumen pasar adalah semua golongan yang datang
dengan tujuan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya
dengan harga murah dan dengan pelayanan langsung.

 Penunjang




Penunjang pasar yaitu:
Pemerintah sebagai pemberi izin berdirinya dan beroperasinya
pasar.
Swasta pedagang penyewa tempat, pekaksana pembangunan
pasar
Pengelola melaksanakan pembangunan, pengelola pemasaran
tempat, pengelola kebersihan, pengelola distribusi barang dan



stabilitas harga
Bank memperlancar kegiatan ekonomi

b. Objek Kegiatan
Objek dalam kegiatan perdagangan suatu hasil produksi yang
memiliki

implikasi

tuntutan

akan

transportasi,

komunikasi,

pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, dan materi perdagangan
dikelompokan dalam tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara | 16



No
1

Kriteria
Jenis komoditi

Jenis Barang Komoditi
Bahan pangan : hasil pertanian/kebun, peternakan,
bumbu-bumbuan, bahan pangan mentah yang
diproses/matang.
Bahan sandang
Barang kelontong dan peralatan rumah tangga
Barang-barang standar
Barang-barang khusus atau mewah

2

Sifat komoditi

Tingkat kebauan
-

Bau, sangat menusuk,misal: ikan.

-

Tidak terlalu bau, mempunyai bau tapi tidak
menusuk hidung, misal: sayur-sayuran.

-

Tidak bau, misal: pakaian, mainan, alat-alat
rumah tangga.

Tingkat keawetan
-

Awet, tidak akan membusuk, misal: pakaian

-

Tidak terlalu awet, mempunyai waktu
keawetan tertentu, misal: sayuran, buah,
bungan, makanan kemasan.

-

Tidak awet, misal: ikan segar, daging.

Tingkat kekeringan

3

Tingkat
kepentingan

-

Kering, misal: pakaian.

-

Sedikit basah, misal : sayuran, buah, bunga.

-

Basah: ikan segar, daging.

Barang kebutuhan sehari-hari
Barang keperluan berkala
Barang kebutuhan khusus

4

5

Waktu
penggunaan

Barang yang dapat lama digunakan

Maksud
penggunaan

Barang-barang industri

Barang yang dapat habis digunakan

Barang-barang penunjang hasil produksi

Universitas Sumatera Utara | 17



Barang-barang konsumen
6

7

Cara
pengangkutan

Barang pecah belah

Cara penyajian

Penyajian sederhana, misal: sayur, ikan, bumbu

Barang bukan pecah belah

Penyajian sedang, misal: beras, dan semua yang
diproses
Penyajian baik, misal: alat-alat rumah tangga
Penyajian khusus, misal: perhiasan, pakaian,
arloji, kacamata.
Tabel 2.2. Tabel kriteria objek yang dijual di pasar

2.5.5. Kegiatan Pasar


Kegiatan Umum Dalam Pasar Tradisional
Kegiatan perdagangan di pasar pada garis besarnya meliputi :
 Kegiatan penyaluran materi perdagangan.

 Sirkulasi, transportasi, dan dropping barang.

 Distribusi barang dagangan ke setiap unit penjualan di dalam pasar
Kegiatan pelayanan jual-beli meliputi :

 Kegiatan jual-beli antara pedagang dengan konsumen.
 Kegiatan penyimpanan barang dagangan

 Kegiatan pergerakan dan perpindahan penghujung :
-

Dari luar lingkungan ke dalam bangunan pasar

-

Dari unit penjualan ke unit penjualan (dari jalur lintasan jualbeli)

Kegiatan transportasi pencapaian dari dan ke lokasi bangunan pasar

Kegiatan pelayanan atau servis atau penunjang:
 Pelayanan bank

 Pelayanan pembersihan

Universitas Sumatera Utara | 18



 Pelayanan pemeliharaan


Kegiatan Utama Dalam Pasar Tradisional
 Jenis Kegiatan Pasar

Unsur-unsur kegiatan yang menujang pelayanan jual beli adalah :
-

Distribusi barang

-

Penyimpanan barang dagangan

-

Penyajian barang dagangan

-

Sifat Kegiatan Pasar

-

Bersifat dinamis dan luwes (kegiatan tawar menawar tanpa

 Kegiatan jual beli

ikatan yang baku).
-

Terbuka (konsumen dapat langsung melihat dan memilih
barang dagangannya, penjual

menawarkan dagangannya

kepada semua yang lewat.
-

Akrab (antara penjual dan pembeli terlihat dalam transaksi jualbeli).

2.5.6. Fasilitas Pasar


Fasilitas Fisik Pasar Tradisional
 Elemen utama

Salah satu elemen utama yang terdapat pada pasar yaitu ruang
terbuka. Area ini biasanya digunakan sebagai tempat los-los
pedagang non-permanen atau area parkir liar yang mulai marak
muncul pada saat ini.
Elemen utama yang lainnya yaitu ruang tertutup. Ruang tertutup
yang dimaksud adalah ruangan yang tertutup atap namun tidak
tertutup sepenuhnya oleh dinding atau penyekat ruangan lainnya.
Contohnya seperti toko, kios, los, dasaran, kamar mandi, dan
gudang.

 Elemen penunjang

Universitas Sumatera Utara | 19



Contoh elemen-elemen penunjang pada pasar tradsional yaitu area
bongkar muat barang dagangan, dan pos penjaga.

 Elemen pendukung

Beberapa elemen pendukung yang ada di pasar adalah pusat
pelayanan kesehatan, penitipan anak, pelayanan jasa, kantor
pengelola pasar, koperasi pasar, tempat ibadah seperti mushola
atau masjid.

 Pencapaian

 Jaringan angkutan manusia dan barang
 Jaringan utilitas

Jaringan utilitas yang dimaksud adalah saluran listrik, air bersih,
hydrant, komunikasi, dan sampah. Selain itu terdapat saluran-

saluran air kotor dan limbah yang memenuhi kebutuhan pasar.

 Area parkir

 Fasilitas sosial
Fasilitas sosial seringkali terlupakan pada pasar tradisional saat ini.
Salah satu contoh sederhana

fasilitas sosial

yang dapat

diaplikasikan pada pasar tradisional yaitu teras yang dapat
digunakan sebagai interaksi sosial. Selain itu, pemberian vegetasi
yang dapat dijadikan tempat berteduh dan menjalin interaksi sosial.


Fasilitas Non Fisik Pasar
Selain fasilitas fisik yang terdapat pada pasar tradisional, ada pula
fasilitas non-fisik yang terdapat pada pasar tradisional seperti
pengelolaan pasar, pelayanan dan pengawasan kesehatan dan
kelengkapan komoditi yang tersedia dalam pasar.

2.5.7. Persyaratan, Kebutuhan, Standart Perencanaan dan Perancangan Pasar
Tradisional
a. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar

Universitas Sumatera Utara | 20



Berdasarkan KMK No. 59 Tentang Pedoman Penyelanggaraan
Pasar Sehat thn. 2008 adalah sebagai berikut :


Lokasi
-

Lokasi sesuai dengan rencana umum tata ruang setempat

-

Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti
bantaran sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir, dsb.

-

Tidak terletak pada daerah awan kecelakaan atau daerah
jalur pendaratan penerbangan termasuk sempadan jalan.

-

Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir
sampah atau bekas lokasi pertambangan.

-

Memiliki batas wilayah yang jelas antara pasar dan
lingkungannya.



Bangunan

 Umum
Bangunan dan rancangan bangun harus dibuat sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

 Penataan Ruang Dagang
-

Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai
dengan sifat dan kalsifikasinya seperti basah, kering,
penjual unggas hidup, pemotongan unggas dll.

-

Pembagian zoning yang diberi identitas.

-

Tempat penjual daging, karkas unggas,dan ikan
ditempatkan di tempat khusus.

-

Setiap los memiliki lorong yang lebarnya minimal 1,5
meter.

-

Setiap los memiliki papan identitas yaitu nomor, nama
pemilik, dan mudah dilihat.

-

Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas
dengan bangunan pasar utama minimal 10 m atau

Universitas Sumatera Utara | 21



dibatasi dengan tembok pembatas minimal ketinggian
1,5 meter.

 Ruang Kantor Pengelola
-

Ruang kantor memiliki ventilasi minimal 20% dari luas
lantai.

-

Tingkat pencahayaan ruangan minimal 100 lux.

-

Tersedia ruangan bagi pengelola dengan tinggi langitlangit sesuai ketentuan yang berlaku.

-

Tersedia toilet terpisah bagi laki-laki dan perempuan.

-

Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun
air yang mengalir.

 Tempat Penjual Bahan Pangan dan Makanan
Tempat Penjual Bahan Pangan Basah
-

Mempunyai meja tempat jualan dengan permukaan
yang rata dengan kemiringan yang cukup sehingga
tidak menimbulkan genangan air dan tersedia lubang
pembuangan air, setiap sisi memiliki sekat pembatas
dan mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm
dari lantai dan terbuat dari bahan tahan karat dan bukan
dari kayu.

-

Penyajian karkas daging harus digantung

-

Alas

pemotong

tidak

terbuat

dari

kayu,

tidak

mengandung bahan beracun, kedap air, dan mudah
dibersihkan.
-

Tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan
peralatan.

-

Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir.

-

Tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan
peralatan.

Universitas Sumatera Utara | 22



-

Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir.

-

Saluran

pembuangan

limbah

tertutup,

dengan

kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku dan tidak
melewati area penjualan.
-

Tersedia tempah sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup dan mudah diangkat.

-

Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan
tempat perindukannya seperti lalat, kecoa, tikus, dan
nyamuk.

Tempat Penjual Bahan Pangan Kering
-

Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan
yang rata dan mudah dibersihkan, dengan tinggi
minimal 60 cm dari lantai.

-

Meja tempat penjualan terbuat dari bahan yang tahan
karat dan bukan dari kayu.

-

Tersedia tempah sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup dan mudah diangkat.

-

Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir.

-

Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan
tempat perindukannya seperti lalat, kecoa, tikus, dan
nyamuk.

Tempat Penjual Makanan Jadi/Siap Saji
-

Tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan
yang rata dan mudah dibersihkan dengan tinggi
minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bahan yang
tahan karat dan bukan dari kayu.

Universitas Sumatera Utara | 23



-

Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun dan air yang mengalir.

-

Tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yang kuat,
aman, tidak mudah berkarat, dan mudah dibersihkan.

-

Saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian
harus tertutup dengan kemiringan yang cukup.

-

Tersedia tempah sampah kering dan basah, kedap air,
tertutup dan mudah diangkat.

-

Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan
tempat perindukannya seperti lalat, kecoa, tikus, dan
nyamuk.

 Area Parkir
-

Adanya pemisah yang jelas pada batas wilayah pasar

-

Adanya parkir yang terpisah berdasarkan alat angkut
seperti mobil, motor, sepeda, andong, dan becak

-

Tersedia area parkir khusus pengangkut hewan hidup
dan hewan mati.

-

Tersedia bongkar muat khusus yang terpisah dari
tempat parkir dan pengunjung.

-

Tidak ada genangan air

-

Tersedia tempat sampah terpisah antara sampah kering
dan basah dalam jumlah yang cukup, minimal setiap
radius 10 meter.

-

Adanya tanda masuk dan keluar kendaraan secara jelas.

-

Adanya tanaman penghijauan.

-

Adanya resapan air dipelataran parkir.

 Konstruksi
Atap
-

Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat
berkembangnya binatang penular penyakit.

Universitas Sumatera Utara | 24



-

Kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan
langit-langit.

-

Ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku.

-

Atap yang mempunyai ketinggian 10 meter atau lebih
harus dilengkapi dengan penangkal petir.

Dinding
-

Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan
berwarna terang.

-

Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air
harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

-

Pertemuan lantai dan dinding serta pertemuan dua
dinding lainya harus berbentuk lengkung ( conus).

Lantai
-

Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaaan
rata, tidak licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan.

-

Lantai yang selalu terkena air harus mempunyai
kemirigan ke arah saluran pembuangan air.

Tangga
-

Tinggi lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

-

Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga.

-

Terbuat dari bahan kuat dan tidak licin.

-

Memilki pencahayaan minimal 100 lux.

Ventilasi
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20% dari luas
lantai dan saling berhadapan (cross ventilation).

Universitas Sumatera Utara | 25



Pencahayaan
Pencahayaan cukup terang dan dapat dilihat barang
dagangan dengan jelas minimal 100 lux.

Pintu
Khusus untuk pintu los penjual daging, ikan dan bahan
makanan yang berbau tajam agar menggunakan pintu yang
dapat membuka dan menutup pintu sendiri atau tirai plastik.


Sanitasi

 Air bersih
-

Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap
harinya secara berkesinambungan, minimal 40 liter per
pedagang.

-

Tersedia tandon air bersih dilengkapi dengan kran air
yang tidak bocor.

-

Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah
minimal 10 meter.

 Kamar mandi
-

Tersedia kamar mandi laki-laki dan perempuan yang
terpisah dilengkapi dengan simbol yang jelas dengan
proporsi sebagai berikut :

No

Jumlah Pedagang

Jumlah Kamar Mandi

1

s.d. 25

1

2

26-50

2

3

51-100

3

Tabel 2.3. Proporsi jumlah pedagang dan jumlah kamar mandi

*Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah satu kamar mandi

Universitas Sumatera Utara | 26



-

Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup
yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.

-

Air limbah dibuang ke septick tank , riol atau lubang
peresapan yang tidak mencemari tanah dengan jarak 10
meter dari sumber air bersih.

-

Luas ventilasi minimal 20% dari luas lantai dengan
pencahayaan 100 lux.

 Pengelolaan Sampah
-

Setiap kios/lorong/ los tersedia tempat sampah basah
dan kering.

-

Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan
berjarak minimal 10 meter dari bangunan pasar.

 Drainase
-

Selokan /drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi-kisi
yang terbuat dari logam sehingga mudah dibersihkan.



Tidak ada bangunan los/kios diatas saluran drainase.

Keamanan

 Pemadam Kebakaran
-

Tersedia

pemadam

kebakaran

yang

cukup

dan

berfungsi.
-

Tersedia hydran air dengan jumlah cukup menurut
ketentuan berlaku.

 Security

Tersedia pos keamanan yang dilengkapi dengan personil
dan peralatannya.


Fasilitas Lain

 Tempat Sarana Ibadah
-

Tersedia tempat ibadah dan tempat wudhu dengan
lokasi yang mudah dijangkau dengan sarana bersih.

Universitas Sumatera Utara | 27



-

Ventilasi dan pencahayaan sesuia dengan persyaratan.

-

Tersedia tempat khusus yang terpisah dari pasar utama.

-

Mempunyai akses masuk dan keluar kendaraan

 Tempat Penjualan Unggas Hidup

pengangkut unggas.
-

Tersedia fasilitas pemotongan unggas umum yang
memenuhi

persyaratan

yang

ditetapkan

oleh

Departemen Pertanian.
-

Tersedia tempat cuci tangan.

-

Tersedia saluran pembuangan limbah.

-

Tersedia penampungan sampah yang terpisah dari
sampah pasar.

b. Perencanaan Tapak
Perencanaan tapak yang baik perlu memperhatikan lima aspek
utama di dalamnya yaitu kebutuhan ruang, sirkulasi pedagang,
sirkulasi sampah, sirkulasi udara, dan pencahayaan. Selain itu ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :


Penentuan lokasi
Penentuan lokasi pasar tradisional perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
-

Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota
dan rencana detail tata ruang termasuk zonasinya

-

Lahan merupakan milik pemerintah daerah yang dibuktikan
dengan dokumen yang sah.

-

Memiliki sarana jalan dan transportasi yang mudah dilalui.

-

Dekat dengan pemukiman penduduk atau pusat kegiatan
ekonomi.



Rasio perbandingan antara tempat terbuka dengan bangunan
pasar diusahakan minimal 30:70 (dalam persentase).

Penataan tapak pasar

Universitas Sumatera Utara | 28



 Penataan terkait kebutuhan ruang pasar
Kios/los pasar
-

Penataan kios yang baik sebagai berikut:

-

Letak kios tidak menutupi arah angin

-

Peletakan kios sebagai pembatas jalan umum dan area pasar
dapat dibuat dua muka.

Kantor pengelola
-

Letaknya mudah dijangkau oleh pedagang dan pengunjung.

-

Memiliki papan penanda identitas.

Toilet
-

Jauh dari sumber air bersih.

-

Jumlahnya tergantung pada luasan pasar.

-

Pemisahan laki-laki dan perempuan.

Area parkir
Jika luasan pasar memungkinkan area parkir berada tidak jauh
dari akses masuk utama dan ada perbedaan parkir untuk
pedagang.

Mushola
-

Ditempatkan di salah satu sudut pasar yang strategis.

Pos keamanan
-

Ditempatkan dekat pintu masuk dan keluar pasar.

Tempat penampungan sampah sementara dan tempat sampah
-

Tempat penampungan sampah semntara diletakan jauh dari
aktivitas pasar.

Universitas Sumatera Utara | 29



-

Tempat sampah diletakan di beberapa titik sepanjang
koridor antara los/kios.

 Penataan terkait sirkulasi pedagang
-

Pengelompokan pedagang pasar berdasarkan sifat atau jenis
dagangannya.

-

Los atau kios yang menghadap keluar sebaiknya diperuntukan
kios atau los non sembako seperti tekstil dan alat kebutuhan
rumah tangga. Los yang berada ditengah-tengah antara toko
dan kios diperuntukan sayur, daging, ayam, ikan basah serta
sembako lainnya.

-

Komoditas ayam barkas, ikan basah, dan daging diletakkan
terpisah dari komoditas lainnya dan disediakan air bersih.

 Penataan terkait sirkulasi sampah
-

Tersedianya tempat sampah di beberapa titik lokasi sepanjang
koridor.

-

Tersedianya tepat penampungan sampah sementara pada setiap
kelompok kios.

 Penataan terkait sirkulasi udara
-

Posisi bangunan kios atau los dalam pasar disesuaikan dengan
arah mata angin yang bertiup.

-

Ventilasi udara dengan batasan batasan plafond yang cukup
tinggi sehingga memperlancar sirkulasi udara.

 Penataan terkait aspek pencahayaan
-

Pencahayaan dalam bangunan pasar hendaknya memperhatikan
arah matahari terbit.

-

Pencahayaan buatan melalui instalasi pasokan listrik yang
cukup bagi keseluruhan bangunan pasar.

Universitas Sumatera Utara | 30





Bangunan fisik pasar
Aspek utama yang perlu diperhatikan dalam bangunan fisik pasar yaitu
struktur dan bentuk bangunan. Sebaiknya konsep desain yang baik
merupakan konsep pasar terbuka. Contohnya los dan kios didesain dua
muka dan pedagang saling bertolak belakang. Selain itu struktur pasar
juga salah satu aspek utama yang perlu diperhatikan. Bangunan los dan
kios untuk pasar hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

 Desain sederhana, efisien, memenuhi kebutuhan fungsional tetapi
tetap memperhatikan suatu ciri daerah yang dapat dimasukan
kedalam bangunan.

 Struktur rangka sebaiknya bermaterial besi galvanis karena
material ini tidak mudah rusak (anti karat) dan ringan.

 Atap los dan kios sebaiknya memenuhi kaiidah dibawah ini :

2.6.

-

Atap bagian atas dipasang bahan material tembus cahaya.

-

Atap didesain dengan karakter daerah pasar tersebut dibangun.

-

Atap dapat menahan terik matahari dan hujan.

Tinjauan Fungsi

2.6.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan
Pengguna Pasar Pancur Batu terdiri dari beberapa kelompok, yaitu :
a. Pedagang Kios
Pedagang ini sudah mempunyai kios yang bisa dibuka dan ditutup,
pada umumnya pedagang ini menjual barang dagangan siap pakai,
kering dan tahan lama seperti sepatu, kain, alat kosmetik, kaset dan
lain-lain.
b. Pedagang Loods
Pedagang ini mempunyai loods tetap sesuai dengan ukuran yang
ditentukan pengelola. Umumnya pedagang ini menjual barang-barang
semi basah maupun basah, berbau, yang menghasilkan limbah sampah

Universitas Sumatera Utara | 31



paling banyak. Contohnya : sayur-mayur, ikan, daging dan lain-lain.
Pedagang jenis ini biasanya membawa pulang barang dagangan atau
menitipkan pada pemilik toko sekitar, selain itu ada juga sistem
penyimpanan di dalam peti kayu.
c. Pedagang Informal
Pedagang jenis ini lebih dikenal dengan sebutan pedagang kaki lima.
Mereka mengambil jalur-jalur sirkulasi untuk tempat dagangan mereka
seperti trotoar yang merupakan area pejalan kaki.
d. Pedagang Ruko
Pedagang ini biasanya menempati toko yang juga digunakan untuk
rumah tinggal. Ruko-ruko ini merupakan milik pribadi pada umumnya.
e. Pembeli
Selain pedagang, terdapat juga pembeli yang bebas mencari kebutuhan
yang diperlukan. Pembeli lebih menyukai pasar tradisional karena
tentu saja barang dagangan yang dapat ditawar, selain itu juga
kebiasaan berlanggananan pada suatu pedagang yang sesuai dengan
kenyamanan masing-masing pembeli. Pembeli dengan sistem ini
diuntungkan dengan penawaran harga lebih murah oleh pedagang
tersebut selain itu juga pedagang diuntungkan karena tidak perlu kuatir
tidak ada pelanggan.
f. Pengelola
Pihak yang bertugas mengawasi, mengelola dan memberikan
pelayanan fasilitas kepada para pedagang di pasar.

2.6.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruang dari pasar tradisional ini dikelompokkan menjadi empat
bagian, yaitu sebagai berikut :
a. Utama
-

Kios, yaitu area berjualan bagi para pedagang berupa ruang dengan
luas tertentu dipakai untuk berjualan barang-barang seperti beras,

Universitas Sumatera Utara | 32



kelontong, aksesoris, barang pecah-belah, sepatu, tas, perhiasan,
pakaian dan lain sebagainya.
-

Loods, yaitu area berjualan berupa deretan meja-meja yang
permanen dan dilengkapi dengan saluran air serta saluran
pembuangan limbah.

b. Pendukung
-

Kantor Pengelola, yaitu ruang yang disediakan untuk pengelola,
dalam hal ini kepala pasar dan staf-stafnya.

-

Pujasera, yaitu tempat berjualan berbagai makanan seperti nasi,
mie, makanan ringan, minuman dan lain sebagainya.

c. Pelengkap
-

Open Space, yaitu ruang terbuka seperti pedestrian, taman dan lain

sebagainya.
-

Toilet umum

-

Mushola

-

Tempat Pengelolaan Sampah

d. Servis
-

R. Cek Barang
Tempat melakukan penyortiran terhadap barang yang sudah busuk,
pengetesan untuk mengetahui kandungan bahan adiktif, serta
pengawasan terhadap masa kadaluwarsanya.

-

Ruang Kontrol, meskipun pasar tidak terlalu membutuhkan
penerangan buatan aliran listrik diutamakan pada kegiatan yang
membutuhkan listrik seperti salon, penjahit, pedagang elektronik
dan minuman, dll.

-

Gudang berupa gudang biasa dengan suhu normal dan tidak ada
tikus atau bintang perusak lainnya dan cold storage untuk bahan
yang tidak tahan lama.

-

Dok bongkar muat, dengan pola bongkar muat yang tersebar,
sehingga dapat menekan biaya dan mempermudah material
handling. Akan tetapi harus ditetapkan ketentuan bongkar muat.

Universitas Sumatera Utara | 33



Antara lain, setelah bongkar muat kendaraan tidak boleh parkir
ditempat.
-

Tempat

Pembuangan

Sampah

Sementara

(TPSS),

tempat

pembuangan sampah sebelum diangkut keluar pasar terletak di
belakang dan terpisah dari bangunan pasar.

2.7.

-

Ruang Genset

-

Pos Jaga (Security)

-

Area Parkir

Terminal

2.7.1. Pengertian Terminal
Terminal adalah titik pertemuan antara penumpang dan barang yang
memasuki serta meninggalkan suatu sistem transportasi. Terminal bukan
saja merupakan komponen fungsional utama dari sistem transportasi tetapi
juga merupakan prasarana yang merupakan biaya yang besar dan titik
kemacetan yang terjadi (Morlok E.K, 1995).
Direktur Jendral Perhubungan Darat (1995) menyatakan bahwa
terminal angkutan umum merupakan titik simpul dalam sistem jaringan
transportasi jalan tempat terjadinya putus arus yang merupakan prasarana
angkutan yang berfungsi pokok sebagai pelayanan umum, berupa tempat
kendaraan umum menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau
barang, bongkar muat barang, sebagai tempat berpindahnya penumpang
baik intra maupun antar moda transportasi yang terjadi sebagai akibat
adanya arus pergerakan manusia dan barang serta adanya tuntutan efisiensi
transportasi.
Berdasarkan Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat No.31
Tahun 1993 tentang terminal transportasi jalan, terminal berfungsi sebagai
berikut :
a. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan
menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan
yang satu ke moda atau kendaraan yang lain, tempat tersedianya

Universitas Sumatera Utara | 34



fasilitas-fasilitas dan informasi (pelataran parkir, ruang tunggu, papan
informasi, toilet, toko, loket, dll) serta fasilitas parkir bagi kendaraan
pribadi atau kendaraan penumpang.
b. Fungsi terminal bagi pemerintah, antara lain adalah dari segi
perencanaan dan manajemen lalu lintas dan menghindari kemacetan,
sebagai sumber pemungutan restribusi dan sebagai pengendali arus
kendaraan.
c. Fungsi terminal bagi operator / pengusaha jasa angkutan adalah untuk
pengaturan pelayanan operasi bus, menyediakan fasilitas istirahat dan
informasi awak bus dan fasilitas pangkalan.

2.7.2. Klasifikasi Terminal
Dalam

rancangan

Peraturan

Pemerintah

Pedoman

Teknis

Pembangunan dan Penyelenggaraan Terminal Angkutan Penumpang dan
Barang

No.43

Tahun

1993,

terminal

menurut

jenis

angkutan

diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Terminal Penumpang, yaitu tempat melayani pergantian moda
angkutan penumpang ditambah barang bawaan untuk perjalanan antar
kota dan dalam kota.
b. Terminal barang, yaitu tempat bergantinya moda angkutan bagi barang
pada jenis terminal tertentu, sekaligus sebagai terminal barang dan
terminal penumpang.

Berdasarkan Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat No.31
Tahun 1993, mengklasifikasikan terminal menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut :
a. Terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum
untuk Angkutan Kota Antar Propinsi (AKAP), dan atau angkutan lalu
lintas batas antar Negara, Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP),
Angkutan Antar Kota (Angkot), dan Angkutan Pedesaan (Ades).

Universitas Sumatera Utara | 35



b. Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum
untuk Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota
(Angkot), dan atau Angkutan Pedesaan (Ades).
c. Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum
untuk Angutan Pedesaan (Ades).

2.7.3. Penentuan Lokasi Terminal
Menurut Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 1993 penetapan lokasi
terminal angkutan penumpang perlu mempertimbangkan :
a. Rencana umum tata ruang.
b. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan disekitar terminal.
c. Keterpaduan moda transportasi baik udara maupun antar moda.
d. Kondisi topografi terminal.
e. Kelestarian lingkungan.

2.7.4. Persyaratan Lokasi Terminal
Berdasarkan area pelayananya, maka disarankan terminal tipe A
mempunyai akses ke jalan arteri , terminal tipe B mempunyai akses jalan
arteri dan kolektor dan terminal tipe C mempunyai akses ke jalan kolektor
atau lokal (Manajemen Jalan Raya, 2005).

Persyaratan lokasi terminal tipe A adalah sebagai berikut :
a. Terletak di Ibu kota propinsi, kotamadya/kabupaten dalam jaringan
trayek bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Antar Kota Dalam
Propinsi (AKDP) dan Angkutan Lintas Batas Negara.
b. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III
A.
c. Jarak antar dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km
di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatra, dan 50 km di pulau lainnya.
d. Tersedia luas lahan sekurang-kurangnya 5 Ha untuk terminal di pulau
Jawa dan Sumatra dan 3 Ha di pulau lainnya.

Universitas Sumatera Utara | 36



e. Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sekurang-kurangnya
berjarak 100 meter di Pulau Jawa dan 50 meter di pulau lainnya.

Persyaratan lokasi terminal tipe B adalah sebagai berikut :
a. Terletak di kotamadya/kabupaten dalam jaringan trayek angkutan kota
dalam propinsi.
b. Terletak di jalan arteri / kolektor dan kelas jalan sekurang-kurangnya
kelas III B.
c. Jalan antar dua terminal penumpang tipe B / dengan terminal tipe A
sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa, 30 km di pulau lainnya.
d. Tersedia luas lahan sekurang-kurangnya 3 Ha untuk terminal di Pulau
Jawa dan Sumatra dan 2 Ha di pulau lainnya.
e. Mempunyai jalan akses masuk / jalan keluar ke dan dari terminal
sekurang-kurangnya berjarak 50 meter di pulau Jawa dan 30 meter di
pulau lainnya.
f. Tersedia luas lahan sekurang-kurangnya 3 Ha untuk terminal di pulau
Jawa dan Sumatra dan 2 Ha di pulau lainnya.
g. Mempunyai jalan akses masuk / jalan keluar ke dan dari terminal
sekurang-kurangnya berjarak 50 meter di pulau Jawa dan 30 meter di
pulau lainnya.

Persyaratan lokasi terminal tipe C adalah sebagai berikut :
a. Terletak di dalam wilayah kabupaten dalam jaringan trayek angkutan
pedesaan.
b. Terletak di jalan kolektor / lokal paling tinggi kelas III A.
c. Tersedia yang sesuai dengan permintaan angkutan.
d. Mempunyai jalan akses masuk / keluar kendaraan dari terminal sesuai
dengan kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas disekitar terminal

2.7.5. Fasilitas Terminal
a. Fasilitas Utama

Universitas Sumatera Utara | 37



-

Jalur pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum

-

Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan,
termasuk di dalamnya tempat tunggu penumpang (peron) dan
tempat istirahat kendaraan umum

-

Bangunan kantor terminal

-

Menara pengawas

-

Loket penjualan karcis bus

-

Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya
memuat petunjuk jurusan dan jadwal perjalanan beserta tarifnya

-

Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.

b. Fasilitas Penunjang

2.8.

-

Toilet/Kamar mandi

-

Musholla

-

Kios/kantin/warteg

-

Ruang pengobatan/klinik

-

Ruang informasi dan pengaduan

-

Wartel

-

Tempat penitipan barang, termasuk penitipan kendaraan pribadi

-

Taman

Studi Banding Proyek Sejenis

2.8.1. Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD)



Lokasi : Tanggerang



WIB



Jam Operasional : Pasar buka pukul 05.00 dan tutup pukul 14.00

Keadaan atau situasi pasar : Bersih dan rapi
Fasilitas :
-

320 kios dengan ukuran 3 x 5 meter

-

300 loods ukuran 2 x 2 meter

-

Ruang Pengelola

Universitas Sumatera Utara | 38



-

Service

-

Loading Dock

Pasar BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen
pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki
bentuk yang luar biasa, namun berhasil membuat suatu bentuk sederhana,
dimana masyarakat yang berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif.
Menurut Direktur PT Bumi Serpang Damai, Hadi Prajogo Widjaja, pasar
ini merupakan pasar dengan konsep pasar tradisional yang dikemas
modem. Dari sisi produk, konsep kios dan produk dijual di pasar ini tetap
bernuansa tradisional, namun variasi item di pasar ini melebihi sebuah
mall. Selain itu para pembeli dan pedagang masih dapat melakukan tawarmenawar barang.
Berdasarkan tanggapan masyarakat yang ada di salah satu website,
pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu
dimulai dari sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir
untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam, penataan kios-kios yang rapi,
terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama
sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya
pengelompokan yang jelas. Salah satu hal pendukung yang penting adalah
pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar, mulai dari
petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai
kerjasama yang baik.

Selain itu, terdapat juga kelebihan lain diantaranya :



Menggunakan lantai keramik



Mempunyai jalur sirkulasi yang baik ( 3-3.5 meter)



Keamanan 24 jam

Mempunyai tata tertib yang harus dipatuhi para pedagang yaitu :
“Para pedagang dilarang meletakkan barang dagangan dilorong atau
dijalur sirkulasi. Apabila melanggar, barang dagangan diambil atau

Universitas Sumatera Utara | 39



dibawa ke kantor pengelola. Jika dua kali melakukan pelanggaran,
akan dapat sanksi pemutusan perjanjian sewa secara sepihak.”
“Pedagang tidak diperbolehkan membiarkan sampah berceceran.
Sampah harus dimasukkan ke dalam kantong plastik dan meletakkan
di areal yang ditentukan, sampai petugas kebersihan mengambilnya
pada jam tertentu.”

Gambar 2.2. Suasana Pasar BSD

2.8.2. Pasar Johar Semarang
Lokasi : Semarang
Arsitek : Ir Thomas Karsten
Tahun : 1936
Luas

: 15.003,50 m2

Pasar Johar menjadi ikon dari bangunan tropis. Tanpa pendingin udara
atau AC, suasana di dalam Pasar Johar, Kota Semarang, Jawa Tengah,

Universitas Sumatera Utara | 40



masih terasa segar. Hal ini berhubungan dengan konstruksi atap cendawan
dengan langit-langit tinggi yang menjamin sirkulasi udara. Memanfaatkan
penerangan alami dari sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. Dan
merupakan Bangunan hemat energi yang patut ditiru untuk bangunan di
daerah tropis. Konstruksi pemecahan bentang lebar dan struktur beton
bertulang berbentuk cendawan dinilai berhasil menciptakan bangunan
yang bersahabat dengan iklim tropis. Cahaya matahari yang bersinar setiap
bulan dan tahun, serta kelembaban tinggi, dapat diatasi dengan desain
bangunan yang tinggi serta banyak ventilasi. Pondasi dan pelapis lantai
menggunakan batu andesit yang terkenal kokoh menahan beban.
Menurutnya batu andesit mudah dibersihkan sehingga cocok dengan
kondisi pasar tradisional yang mudah kotor.

Gambar 2.3. Suasana Pasar Johar

Universitas Sumatera Utara | 41



2.8.3. Food Villa Market

Lokasi : Thailand
Arsitek : I Like Design Studio
Luas

: 4000 m2

Bangunan utama pasar telah dirancang pada tahun 2013 dan secara
resmi diluncurkan pada tahun 2015. Bentukan fasad bangunan diadaptasi
dari susunan bentuk rumah petani yang membentuk sebuah outline. Dari
gambaran outline tersebut diambil beberapa potongan bentuk yang
kemudian dimodifikasi dan dipadukan sehingga menghasilkan bentuk
massa pasar yang sekarang. Bangunan fasad dirancang untuk menjadi
wajah tembus untuk membiarkan cahaya alami melalui dan cahaya di
dalam keluar pada malam hari .

Gambar 2.4. Suasana Food Villa Market

2.8.4. Ataranzas Municipal Market

Lokasi : Spanyol
Arsitek : Aranguren & Gallegos Arquitectos

Bangunan pasar ini merupakan bangunan dengan desain dan struktur
abad ke-19. Namun dikarekan tidak terawat dengan baik akhirnya pasar ini

Universitas Sumatera Utara | 42



mengalami re-desain dengan mempertahankan struktur tiang besi
bangunan. Beberapa yang diubah seperti atap asbes semen, langit-langit
datar, atau mezzanine.

Gambar 2.5. Suasana Ataranzas Municipal Market

Universitas Sumatera Utara | 43