Analisis rasio keuangan pada PT.Perkebunan Nusantara III Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

YHONES PREDDI ARITONANG 102101164

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program D-III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

NAMA : YHONES PREDDI ARITONANG

NIM : 102101164

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

Tanggal 2014 DOSEN PEMBIMBING

Fadli, S.E., M.Si

NIP. 19810628 200604 1005

Tanggal 2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KEUANGAN

DR. Yeni Absah, S.E., M.Si NIP. 19741123 200012 2 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : YHONES PREDDI ARITONANG

NIM : 102101164

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

Medan, Februari 2014

(Yhones Preddi Aritonang) NIM. 102101164


(4)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, kasih sayang serta karunia-Nya atas ilmu dan waktu bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini serta shalawat beriring salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan yang baik kepada umat manusia dan semoga kita mendapat syafaatnya kelak di Yaumil Masyar. Amin.

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Analisis Rasio Keuangan Pada PT. Perkebunan III Medan”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan dalam hal pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Ros Manita Purba yang telah setia, sabar dan tulus


(5)

ii

mungkin akan terbalas, hanya Tugas Akhir ini yang penulis persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis dimasa mendatang, Amin.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari banyak pihak. Untuk kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M,Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fadli, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Buat saudara-saudara saya tercinta, Selly Fitri Aritonang dan Dinda Putri Aritonang, terimakasih atas dukungan dan kasih sayangnya selama ini.

5. Seluruh teman-teman D3 Keuangan stambuk 2010. Sahabat-sahabat WEAM, Malle, Talcha, teman-teman magang Grup A kelompok 2 (Randa, Rizky, Chaidir, Dwita). Terima kasih atas kerja samanya serta teman-teman lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu namanya yang telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya dan semoga Tugas Akhir ini dapat


(6)

Amiin....

Wassalamualaikum Wr. Wb

Medan, Februari 2014 Penulis


(7)

iv

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Jadwal Kegiatan ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN .... 6

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 6

B. Struktur Organisasi Perusahaan... 7

C. Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III Medan ... 13

D. Rasio Keuangan Perusahaan ... 17

1. Pengertian Rasio Keuangan ... 17

2. Jenis – Jenis Rasio ... 17

3. Analisis Keuangan Perusahaan ... 21

a. Rasio Likuiditas ... 21

b. Rasio Aktivitas ... 22

c. Rasio Leverage... 24


(8)

C. Rasio Leverage ... 34

D. Rasio Profitabilitas ... 36

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

vi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan ... 4

Tabel 2.1 Per 31 Desember 2010-2012 ... 12

Tabel 2.1 Neraca Per 31 Desember 2010-2012 ... 13

Tabel 2.2 Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2010 ... 14

Tabel 2.3 Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2011 ... 15

Tabel 2.4 Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2012 ... 16

Tabel 3.1 Rasio Lancar Tahun 2010-2012 ... 29

Tabel 3.2 Rasio Cepat Tahun 2010-2012 ... 30

Tabel 3.3 Rasio Perputaran Persediaan ... 32

Tabel 3.4 Rasio Perputaran Total Aktiva ... 33

Tabel 3.5 Rasio Total Debet to Capital Asset ... 34

Tabel 3.6 Rasio Total Debt to Equity ... 35

Tabel 3.7 Margin Laba Kotor ... 36

Tabel 3.8 Margin Laba Operasi ... 37


(10)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 8

Gambar 3.1 Grafik Rasio Likuditas ... 40

Gambar 3.2 Grafik Rasio Aktivitas ... 40

Gambar 3.3 Grafik Rasio Leverage... 41


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, dioperasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun tujuan tersebut antara lain adalah untuk mendapatkan keuntungan dan menjamin kelanjutan usaha di masa yang akan datang.

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun aktiva (aktiva maupun pasiva suatu laporan keuangan dengan akun aktiva maupun pasiva) lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan, teknik ini sangat lazim digunakan para analisa keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara akun (pada aktiva maupun pasiva tertentu dengan akun (pada aktiva maupun pasiva) lainnya, dengan penyederhanaan ini perusahaan dapat menilai secara cepat hubungan antara akun-akun tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga memperoleh informasi keuangan dan memberikan penilaian.

Analisa rasio memiliki keunggulan maupun keterbatasan dibandingkan dengan analisa lainnya. Keunggulan itu antara lain; rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca, merupakan pengganti yang lebih


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, dioperasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun tujuan tersebut antara lain adalah untuk mendapatkan keuntungan dan menjamin kelanjutan usaha di masa yang akan datang.

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun aktiva (aktiva maupun pasiva suatu laporan keuangan dengan akun aktiva maupun pasiva) lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan, teknik ini sangat lazim digunakan para analisa keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara akun (pada aktiva maupun pasiva tertentu dengan akun (pada aktiva maupun pasiva) lainnya, dengan penyederhanaan ini perusahaan dapat menilai secara cepat hubungan antara akun-akun tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga memperoleh informasi keuangan dan memberikan penilaian.


(13)

2

sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit, serta lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya.

Analisis yang sering digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu perusahaan adalah dengan menggunakan pendekatan keuangan dimana informasinya diambil dari laporan keuangan. Analisis rasio keuangan tidak hanya sebagai dasar untuk menentukan atau menilai kinerja keuangan perusahaan.

Hasil analisis rasio ini kemudian sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan misalnya investor digunakan sebagai panduan dalam memutuskan untuk menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan, demikian juga bagi kreditur, bila ia hendak memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan, ia harus mengetahui perusahaan itu mampu atau tidak membayar kembali hutang-hutangnya melalui analisis rasio keuangan, yaitu rasio solvabilitas, dan bagi manajer keuangan analisis rasio digunakan digunakan untuk melihat dan menilai aspek-aspek yang mereka inginkan seperti melalui: rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat suatu masalah yang pokok di dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan yang tentunya berkaitan erat dengan analisis rasio keuangan perusahaan tersebut. Adapun permasalahan itu adalah: ”Bagaimana kondisi atau tingkat perbandingan keuangan perusahaan PT Perkebunan Nusantara III Sei Sikambing Medan”.


(14)

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui secara jelas bagaimana kebijaksanaan perusahaan dalam mengelola rasio keuangan dan menganalisa masalah rasio keuangan yang ada diperusahaan. Hal tersebut merupakan masukan bagi penulis sebagai perbandingan dari teori-teori yang selama ini diterima dibangku perkuliahan.

2. Melihat kinerja keuangan PT Perkebunan Nusantara III melalui parameter analisi rasio keuangan sebagai dasar penilaian kinerja PT Perkebunan Nusantara III tersebut.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, dipergunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan dan sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan kebijaksanaan yang diambil di masa yang akan datang, sehingga diharapkan perusahaan akan terus mengalami perkembangan yang lebih baik.

2. Bagi penulis, untuk menambah dan memperluas wawasan mengenai rasio keuangan dalam praktek sebenarnya, dengan menerapkan teori-teori yang diperoleh selama dalam perkuliahan.

3. Bagi pembaca, digunakan sebagai bahan acuan dan memperluas wawasan mengenai rasio keuangan terutama yang terkait dengan penelitian.


(15)

4

E. Jadwal Kegiatan

Jadwal survei atau observasi

Penelitian ini dilakukan di PT Perkebunan Nusantara III Sei Batanghari Medan. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. di bawah ini.

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

NO. KEGIATAN

MINGGU KE 1 2 3 1. Persiapan

2. Pengumpulan Data 3. Penulisan Laporan

Dalam kegiatan pengumpulan data, Penulis melakukan penelitian selama beberapa minggu mulai Maret s/d Juni 2013 di bagian keuangan PT Perkebunan Nusantara III Sei Sikambing Medan.

F. Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini dibagi atas empat bab dan setiap bab nya dibagi atas bebrapa sub bab antara lain:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, perumusan permasalahan, tujuan penelitan, manfaat penelitian, rencanaan yang terdiri dari jadwal survei observasi dalam sistematika penulisan.


(16)

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini akan diuraikan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan, rasio keuangan perusahaan dan jenis-jenis rasio yang akan menganalisis laporan keuangan perusahaan.

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini, analisis dan pembahasan terhadap pokok permasalahan bagaimana kondisi / tingkat perbandingan keuangan perusahaan PT Perkebunan Nusantara III Sei Sikambing Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, menjelaskan tentang kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan di bagian kuangan PT Perkebunan Nusantara III Sei Sikambing Medan, dan saran penulis untuk bagian kuangan PT Perkebunan Nusantara III Sei Sikambing Medan serta Daftar Pustaka yang mencantumkan semua referensi yang digunakan.


(17)

6

BAB II

PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.

Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selajutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegitan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), PT Perkebunan V


(18)

(Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Adapun struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III Medan menggunakan sistem organisasi garis dan staff. Berikut ini dapat dilihat susunan atau stuktur organisasi dari PT Perkebunan Nusantara III.


(19)

8

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Medan Sumber : PTPerkebunan Nusantara III

DM. DELI SERDANG I DM. SIMALU-NGUN DM. ASAHAN DM. TAPANULI SELATAN DM. LABUHAN BATU I DM. LABUHAB BATU II DM. LABUHAN BATU III DM. DELI SERDANG II KEPALA BAGIAN TANAMAN KEPALA BAGIAN KEUANGAN KEPALA BAGIAN PERENCANAAN & PENGKAJIAN KEPALA BAGIAN SEKERTARIATAN PERUSAHAAN KEPALA BAGIAN UMUM KEPALA BAGIAN TEKNOLOGI KEPALA BAGIAN PENGADAAN KEPALA BAGIAN TEKNIK KEPALA BAGIAN

AKUNTANSI KEPALA BAGIAN

PENGEMBANGAN KEPALA BAGIAN KEPATUHAN & MANAJEMEN KEPALA BAGIAN KBL KEPALA BAGIAN SDM KEPALA BAGIAN PENJUALAN

KEPALA BAGIAN PTB & ANAK PERUSAHAAN R.U.P.S DIREKTUR SDM DIREKTUR UTAMA KOMITE AUDIT DEWAN KOMISARIS

KEPALA BAGIAN SPI

DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR PERENCANAAN & PENGEMBANGAN MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER

MANAGER MANAGER UNIT

DIKLAT & AGROWISATA SEI KARANG

MR


(20)

Tugas dan wewenang masing-masing fungsi dalam struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Medan secara umum adalah sebagai berikut:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur serta setingkat lebih bawah.

Tugas dan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham adalah : a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau asset perusahaan dalam mencapai tujuan

c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu) komisaris dan 3 (tiga) komisaris anggota yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan Direktur Utama.

Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah : a. Memberikan nasihat kepada pimpinan

b. Membantu pimpinan di dalam menginvestasikan dana perusahaan c. Mengawasi jalannya perusahaan

3. Direktur Utama

Mengarahkan dan memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan secara optimal unutk mewujudkan visi dan misi perusahaan.


(21)

10

4. Kepala Bagian Sekretaris Prusahaan

Melaksanakan fungsi manajemen dengan memberdayakan sumber daya yang berhubungan dengan aspek legal dan kebutuhan, aspek manajemen hubungan dengan industri sehingga terwujudnya korporat image yang positif dari stake holders.

5. Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Melaksanakan pemberdayaan sumber daya dalam melaksanakan pengawasan, analisa, dan evaluasi, dan evaluasi untuk mencapai kinerja yang optimal sehingga terwujudnya (Good Cooperate Governance).

6. Direktur Produksi

Mengelola dan memberdayakan sumber daya produksi, sarana dan prasarana sehingga tercapainya kinerja bidang produksi secara optimal. 7. Direktur Keuangan

Mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna sehingga tercapainya cash flow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan efisien.

8. Direktur Sumber Daya Manusia

Mengelola dan memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana pendukung lainnya sehingga tercapainya kinerja dibidang SDM atau Umum secara optimal.

9. Distrik Manajer (DM)

Distrik manajer (DM) melaksanakan pemantauan, analisa, evaluasi, memberi keputusan, dan terobosan-terobosan serta memberdayakan sumber


(22)

daya perusahaan yang ada di distriknya untuk mencapai kinerja yang optimal.

10. Manajer

Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk memberdayakan seluruh unit kerja secara optimal unuk mewujudkan operational excellence.


(23)

12

Tabel 2.1

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Per 31 Desember 2010-2012

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Per 31-12-2010 Per 31-12-2011 Per 31-12-2012

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang :

Usaha 191,879,757,980 247,665,093,200 430,544,213,584

Lain-lain 40,885,284,898 32,388,126,129 58,946,578,042

Uang muka penjualan 143,030,072,032 28,887,817,517 53,469,946,950

Kredit modal kerja 150,000,000,000 0 0

Jangka panjang jatuh tempo 53,220,212,139 26,220,212,139 145,000,000,000 Biaya masih harus dibayar 25,433,496,227 15,812,985,607 23,659,105,912 Tantiem dan jasa produksi 130,762,620,812 283,596,753,772 337,355,653,000 Pajak (PPh Badan/PPN) 46,534,757,452 94,308,821,528 118,140,809,241

Bunga 8,829,699,387 14,272,866,439 9,742,350,038

Jumlah Kewajiban Lancar 790,675,900,927 743,152,676,331 1,176,858,656,767

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Hutang lain-lain yang mempunyai

hubungan istimewa 10,879,425,406 7,005,348,913 6,753,789,985

Kewajiban pajak tangguhan 74,042,702,185 74,042,702,185 68,253,872,090 Kewajiban manfaat karyawan dietimasi 217,782,252,015 217,782,252,015 384,984,046,411

Hutang bank 310,000,000,000 310,000,000,000 255,000,000,000

Hutang pemerintah RI (TCPP) 23,187,540,323 23,187,540,323 23,187,540,323 Hutang Medium Term Notes (MTN) 400,000,000,000 400,000,000,000 400,000,000,000

Hutang obligasi Rp. 275.000.000.000,-

setelah dikurangi akum.amort, by emisi

sebesar Rp.792.130.798,- dan bagian

kewajiban jangka panjang yang jatuh

tempo dlm satu tahun sebesar

RP. 90.000.000.000 (2007 : Nihil) 271,689,902,697 273,050,989,269 184,207,869,202 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 902,895,374,101 1,305,068,832,705 1,322,387,118,011 Jumlah Kewajiban 1,693,571,275,028 2,048,221,509,036 2,499,245,774,778

EKUITAS

Modal dasar 1,200,000,000,000 1,200,000,000,000 1,200,000,000,000 Modal belum ditempatkan -885,000,000,000 -885,000,000,000 -885,000,000,000 Modal yang ditempatkan dan disetor 315,000,000,000 315,000,000,000 315,000,000,000 Cadangan umum 676,983,064,581 879,331,992,212 1,321,492,962,222

Selisih transaksi perubahan ekuitas

anak perusahaan 263,408,971 263,408,971 263,408,971

Selisih nilai transaksi antar entitas

sepengendali -23,158,388,652 -23,158,388,652 -23,158,388,652

Selisih penilaian kembali aktiva tetap 28,899,959,908 0 0

Saldo laba blm ditentukan

penggunaanya 293,853,308,631 730,847,769,684 912,291,561,527

Jumlah Ekuitas 1,291,841,353,439 1,902,284,782,215 2,525,889,544,068 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2,985,412,628,467 3,950,506,291,251 5,025,135,318,846 Sumber : Laporan Keuangan PTPN III Tahun 2010-2012


(24)

C. Laporan Keuangan PT. Perkebunan Nusantara III Medan Tabel 2.2

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan NERACA

Per 31 Desember 2010 - 2012

AKTIVA Per 31-12-2010 Per 31-12-2011 Per 31-12-2012

AKTIVA LANCAR

Kas dan Setara Kas :

Kas 1,517,092,937 1,179,595,753 755,452,885

Bank 93,156,433,640 332,963,394,945 133,825,764,031

Deposito berjangka kurang dari 3 bulan 0 200,000,000,000 650,000,000,000

Jumlah kas dan setara dengan kas 94,673,526,577 534,142,990,698 784,581,216,916

Investasi jangka pendek 171,025,591 200,437,738 226,609,825

Piutang :

Niaga - Netto 59,645,150,050 139,610,575,742 112,368,384,965

Lain-lain 26,450,763,358 24,048,779,125 17,215,733,164

Pegawai 11,686,473,627 10,467,950,007 4,801,300,495

Uang muka leveransir/ kontraktor 1,440,603,760 3,910,517,560 32,711,868

Pajak dibayar dimuka 62,006,744,797 6,052,832,821 11,444,500,852

Jumlah piutang 161,229,735,592 181,090,655,255 145,862,631,344

Persediaan :

Hasil produksi 82,483,700,536 84,729,821,248 119,033,607,656

Beban buku dan perlengkapan 26,726,469,487 33,331,193,976 151,942,452,061

109,210,170,023 118,061,015,224 270,976,059,717

Biaya dibayar dimuka 28,058,006,723 941,074,862 8,453,025,577

Jumlah Aset Lancar 393,342,464,506 834,436,173,775 1,210,099,543,379

AKTIVA TIDAK LANCAR

Piutang lain-lain yang-

mempunyai hubungan istimewa 79,304,727,091 19,302,846,589 18,891,976,222

Penyertaan 189,471,266,960 193,113,100,012 195,211,843,360

Aktiva Tetap :

Nilai perolehan 3,034,149,387,585 3,608,141,504,423 4,396,860,478,037

Akumulasi penyusutan -778,852,306,483 -847,823,065,909 -931,959,997,123

Nilai buku 2,255,297,081,102 2,760,318,438,514 3,464,900,480,914

Aktiva dalam penyelesaian non tanaman 22,829,282,725 13,573,199,934 7,670,591,040 Jumlah Aktiva Dalam Penyelesaian 22,829,282,725 13,573,199,934 7,670,591,040

Aktiva Lain-lain :

Biaya ditangguhkan 683,486,480 3,126,599,961 1,936,856,818

Aktiva non produktif netto 5,806,165,595 13,701,045,263 191,399

HGU/ HGB/ ISO - netto 19,451,203,219 101,140,950,719 97,267,286,358

Pembibitan 13,142,225,908 9,365,853,951 28,153,315,882

Uang muka jaminan 268,698,533 1,850,320,125 570,793,627

Uang muka investasi 1,411,756,494 0 0

Deposito CHD Bank Hamburg 3,819,700,000 0 0


(25)

14

Tabel 2.3

LAPORAN LABA/RUGI Per 31 Desember 2010

URAIAN Per 31-12-2010 PENJUALAN BERSIH 2,656,668,116,265 BEBAN POKOK PENJUALAN 1,770,110,618,554 LABA KOTOR 886,557,497,711

BEBAN USAHA

Beban pemasaran dan penjualan (82,188,542,495) Beban umum dan adminstrasi (343,057,508,421) Jumlah Beban Usaha (425,246,050,916)

LABA USAHA 461,311,446,795

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan lain-lain

Penghasilan bunga 3,823,497,705

Laba selisih kurs

Pendapatan lain-lain 71,065,608,633 Beban lain-lain (74,513,268,890) Beban bunga (27,964,072,879) Rugi selish kurs (9,394,332,264) Beban program kepedulian sosial (1,529,050,037)

Piutang tak tertagih _

Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain (38,511,618,432)

LABA SEBELUM BAGIAN LABA (RUGI)

PERUSAHAAN ASOSIASI 422,799,828,363 BAGIAN LABA (RUGI) PERUSAHAAN ASOSIASI 1,118,853,587

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 423,918,681,950

BEBAN PAJAK PENGHASILAN PRIODE

BERJALAN

-Beban pajak kini (120,370,275,800) -Beban pajak tangguhan (9,695,083,760)

(130,065,359,560)

LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS 293,853,322,390

HAK MINORITAS (13,579)

LABA BERSIH 293,853,308,631

LABA BERSIH PER SAHAM 932,868 Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III Tahun 2010


(26)

Tabel 2.4

LAPORAN LABA/RUGI Per 31 Desember 2011

URAIAN Tahun 2011

Realisasi Anggaran

PENDAPATAN

Penjualan ekspor 1,029,046,386,564 1,678,385,669,000

Freight -

1,029,046,386,564 1,678,385,669,000

Pajak ekspor 29,348,204,326 0

Jumlah penjualan ekspor netto 999,698,182,238 1,678,385,669,000 Penjualan lokal 2,922,903,246,767 1,552,317,359,000 Jumlah Pendapatan 3,922,601,429,005 3,230,703,028,000

BEBAN POKOK PENJUALAN

Persediaan awal 82,483,700,536 49,462,245,000 Beban produksi 2,130,175,422,925 1,872,685,420,000 2,212,659,123,461 1,922,147,665,000 Persediaan akhir 84,729,821,248 54,228,822,000

Beban Pokok Penjualan 2,127,929,302,213 1,867,918,843,000

LABA KOTOR 1,794,672,126,792 1,362,784,185,000

BEBAN USAHA

Penjualan 77,885,885,695 96,262,416,000

Administrasi 618,127,147,508 359,698,526,000

Penyusutan Kandir 9,066,786,399 5,813,102,000 Jumlah Beban Usaha 705,079,819,602 461,774,044,000

LABA USAHA 1,089,592,307,190 901,010,141,000

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan lain-lain 115,937,884,916 97,013,043,000

Bunga (53,296,729,014) (43,418,355,000)

Beban lain-lain (133,624,434,158) (114,882,369,000)

70,983,278,256 61,287,681,000

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

BEBAN (MANFAAT) PAJAK 1,018,609,028,934 839,722,460,000

Pajak kini 289,785,271,000 251,916,738,000

Pajak tangguhan (26,074,488,315) 0


(27)

16

Tabel 2.5

LAPORAN LABA RUGI Per 31 Desember 2012

URAIAN Tahun 2012

Realisasi Anggaran

PENDAPATAN

Penjualan ekspor 1,155,260,579,444 1,740,714,719,000 Freight - - 1,155,260,579,444 1,740,714,719,000 Pajak ekspor 56,922,102,478 99,966,324,000 Jumlah penjualan ekspor netto 1,098,338,476,966 1,640,748,395,000 Penjualan lokal 3,555,088,127,609 3,025,145,749,000 Jumlah Pendapatan 4,653,426,604,575 4,665,894,144,000

BEBAN POKOK PENJUALAN

Persediaan awal 84,729,821,248 53,774,101,000 Beban produksi 2,525,658,005,686 2,787,528,519,000 2,610,387,826,934 2,841,302,620,000 Persediaan akhir 119,033,607,656 62,714,757,000

Beban Pokok Penjualan 2,491,354,219,278 2,778,587,863,000

LABA KOTOR 2,162,072,385,297 1,887,306,281,000

BEBAN USAHA

Penjualan 94,952,928,636 119,951,061,000 Administrasi 850,475,654,537 569,482,322,000 Penyusutan Kandir 8,749,145,952 8,728,906,000 Jumlah Beban Usaha 954,177,729,125 698,162,289,000

LABA USAHA 1,207,894,656,172 1,189,143,992,000

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan lain-lain 200,228,039,822 82,532,525,000

Bunga (44,749,782,903)

(117,800,000,000) Beban lain-lain (137,766,193,633)

(79,403,776,000)

17,712,063,286 114,671,251,000

LABA SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN

BEBAN (MANFAAT) PAJAK 1,225,606,719,458 1,074,472,741,000 -Pajak kini 386,677,228,700 322,341,822,000 -Pajak tangguhan (5,788,830,095) - Beban Pajak Bersih 380,888,398,605 322,341,822,000

LABA BERSIH 844,718,320,853 752,130,919,000 Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III Tahun 2012


(28)

D. Rasio Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Menurut Ridwan S. Sundjaja (2002:680) ”Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut”.

2. Jenis -Jenis Rasio

Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya.

a. Rasio - Rasio Likuiditas

Menurut Drs. M. Faisal Abdullah, MM. (2005:44) ”Likuiditas suatu perusahaan merupakan kemampuan keuangan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendek (maksimal satu tahun) dengan sejumlah aktiva lancar yang dimiliki.”


(29)

18

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

Rasio Aktiva Lancar =

Lancar Hutang

Total

Lancar Aktiva

Total

x 100 % 2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

Rasio cepat, adalah sama dengan rasio lancer kecuali tanpa memperhitungkan persediaan yang dianggap sebagai aktiva lancar yang kurang likuid.

Rasio Cepat =

Lancar Hutang

Total

Persediaan Lancar

Aktiva

Total 

x 100 %

b. Rasio – Rasio Aktivitas

Menurut Ridwan S. Sundjaja (2002:111), ”Analisa aktivitas, digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas, dengan melihat pada perkiraan lancar saja, pengukuran likuiditas pada umumnya tidak memadai.”

Dalam analisa aktivitas menggunakan rasio:

1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)

Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan.

Rasio Perputaran Persediaan =

Persediaan Penjualan Pokok


(30)

2. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)

Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

Perputaran Total Aktiva =

Aktiva Total

Penjualan

X 1 Kali

c. Rasio Leverage

“Menurut Drs. Murthada Sinuraya, M.M. (1999:20), Rasio Leverage adalah mengukur sampai seberapa jauh pembelanjaan dengan utang akan menaikkan laba pemegang saham.”

1. Total Debt to Capitaal Asset

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki.

Debt Ratio =

Aktiva Total

Hutang Total

x 100 %

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui financial levarage perusahaan.

Total Debt to Equity Ratio =

Sendiri Modal

Pendek Jangka

Utang

x 100 %

d. Rasio Kemampuan Menghasilkan Laba (Profitability Ratio)


(31)

20

dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.”

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.

Margin Laba Kotor =

Penjualan Kotor Laba

x 100 % 2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

Margin Laba Operasi =

Penjualan Operasi Laba

x 100 % 3. Margin Laba Bersih(Net Profit Margin)

Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

Margin Laba Bersih =

Penjualan Bersih Laba


(32)

3. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, maka dapat dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan.

a. Rasio Likuiditas

1. Rasio Aktiva Lancar

Rasio Aktiva Lancar =

Lancar Hutag Total Lancar Aktiva Total

X 100 %

Tahun 2010 =

927 . 900 . 675 . 790 506 . 464 . 342 . 393

X 100 % = 49,74 %

Tahun 2011 =

331 . 676 . 152 . 743 775 . 173 . 436 . 834

= 112,28 %

Tahun 2012 =

767 . 656 . 858 . 176 . 1 379 . 543 . 099 . 210 . 1

=102,82 %

Kesimpulan

a. artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin dengan Rp0,4974,- aktiva lancar (untuk tahun 2010).

b. artinya setiap Rupiah hutang lancar dijamin dengan Rp1,1228,- aktiva lancar (untuk tahun 2011).


(33)

22

2. Rasio Cepat Rasio Cepat =

Lancar Hutang Total Persediaan Lancar Aktiva Total 

X 100 %

Tahun 2010 =

972 . 900 . 575 . 890 927 . 900 . 575 . 890 023 . 170 . 210 . 107 464 . 742 .

392  

= 35,94 %

Tahun 2011 =

331 . 676 . 152 . 943 331 . 676 . 152 . 943 224 . 015 . 061 . 126 777 . 173 . 4346 .

943  

= 96,40 % Tahun 2012 =

767 . 656 . 858 . 296 . 1 717 . 059 . 976 . 271 379 . 543 . 199 . 311 . 1 

= 79,80 % Kesimpulan

a. artinya setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin oleh Rp0,3594, aktiva cepat (untuk tahun 2010).

b. artinya setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin oleh Rp0,9640, aktiva cepat (untuk tahun 2011).

c. artinya setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin oleh Rp0,7980, aktiva cepat (untuk tahun 2012).

b. Rasio Aktivitas

1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

Rasio Perputaran Persediaan =

Persediaan Penjualan Pokok

Harga

X 1Kali

Tahun 2010 =

023 . 170 . 210 . 109 554 . 618 . 110 . 770 . 1


(34)

= 16,21 Kali Tahun 2011 =

224 . 015 . 061 . 118 213 . 302 . 929 . 127 . 2

X 1 Kali = 18,02 Kali

Tahun 2012 =

717 . 059 . 976 . 270 278 . 219 . 354 . 491 . 2

X 1 Kali = 9,19 Kali

Kesimpulan

a) artinya angka 16,21 kali menunjukkan dalam satu tahun perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 16,21 kali.

b) artinya angka 18,02 kali menunjukkan dalam satu tahun perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 18,02 kali.

c) artinya angka 9,19 kali menunjukkan dalam satu tahun perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 9,19 kali.

2. Rasio Perputaran Total Aktiva Rasio Perputaran Total Aktiva =

Aktiva Total

Panjualan

X 1 Kali

Tahun 2010 =

467 . 628 . 412 . 985 . 2 265 . 116 . 668 . 656 . 2


(35)

24

= 0,99 Kali Tahun 2012 =

846 . 318 . 135 . 025 . 5 575 . 604 . 426 . 653 . 4

= 0,93 Kali Kesimpulan

a. artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva selama setahun berputar rata-rata 0,89 kali

b. artinya dana yang tertanam dalam kesluruhan aktiva selama setahun berputar rata-rata 0,99 kali.

c. artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva selama setahun berputar rata-rata 0,93 kali.

c. Rasio Leverage

1. Total Debt to Capital Asset Total Debt to Capital Asset =

Aktiva Total

Hutang Total

X 100%

Tahun 2010 =

467 . 628 . 412 . 2985 028 . 275 . 571 . 693 . 1 X 100%

= 56,73%

Tahun 2011 =

251 . 291 . 506 . 950 . 3 036 . 509 . 221 . 048 . 2 X 100%

= 51,85%

Tahun 2012 =

846 . 318 . 135 . 025 . 5 778 . 774 . 245 . 499 . 2 X 100%

= 49,73%


(36)

a. artinya setiap Rupiah total aktiva dijamin Rp0,5673 total hutang (untuk tahun 2010).

b. artinya setiap Rupiah total aktiva dijamin Rp0,5185 total hutang (untuk tahun 2011).

c. artinya setiap Rupiah total aktiva dijamin Rp0,4973 total hutang (untuk tahun 2012).

2. Total Debt to Equity Ratio Total Debt to Equity Ratio =

Sendiri Modal Pendek Jangka Utang X 100%

Tahun 2010 =

439 . 353 . 841 . 291 . 1 101 . 374 . 895 . 902 X 100%

= 69,89%

Tahun 2011 =

215 . 782 . 284 . 902 . 1 705 . 832 . 068 . 305 . 1 X 100%

= 68,61%

Tahun 2012 =

068 . 544 . 889 . 525 . 2 011 . 118 . 387 . 322 . 1 X 100%

= 52,35%

Kesimpulan

a. artinya setiap Rupiah total hutang dijamin Rp0,6989,- modal sendiri (untuk tahun 2010).

b. artinya setiap Rupiah total hutang dijamin Rp0,6861,- modal sendiri (untuk tahun 2011).


(37)

26

d. Rasio Profitabilitas

1. Margin Laba Kotor ( Gross Profit Margin) Margin Laba Kotor =

Penjualan Kotor Laba

X 100 %

Tahun 2010 =

265 . 116 . 668 . 656 . 2 711 . 497 . 557 . 886

X 100 %

= 33,37%

Tahun 2011 =

005 . 429 . 601 . 922 . 3 792 . 126 . 672 . 794 . 1

X 100 %

= 45,75%

Tahun 2012 =

575 . 604 . 426 . 653 . 4 297 . 385 . 072 . 162 . 2

X 100 %

= 46,46%

Kesimpulan

a. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba brutto sebesar Rp0,3337 (untuk tahun 2010).

b. artinya setiap Rupiah- penjualan menghasilkan laba brutto sebesar Rp0,4575 (untuk tahun 2011).

c. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba brutto sebesar Rp0,4646 (untuk tahun 2012).

2. Margin Laba Operasi (Oprating Profit Margin) Margin Laba Operasi =

Penjualan Operasi Laba

X 100 %

Tahun 2010 =

265 . 116 . 668 . 656 . 2 950 . 681 . 918 . 423


(38)

= 15,96% Tahun 2011 =

005 . 429 . 601 . 922 . 3 934 . 028 . 609 . 018 . 1

X 100 %

= 25,97%

Tahun 2012 =

575 . 604 . 426 . 653 . 4 458 . 719 . 606 . 225 . 1

X 100 %

= 26,34%

Kesimpulan

a. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp0,1596 (untuk tahun 2010).

b. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp0,2597 (untuk tahun 2011).

c. artinya setiap Rupiah penjualan menghasilkan laba operasi sebesar Rp0,2634 (untuk tahun 2012).

3. Margin Laba Bersih Margin Laba Bersih =

Penjualan Bersih Laba

X 100 %

Tahun 2010 =

265 . 116 . 668 . 656 . 2 631 . 308 . 853 . 293

X 100 %

= 11,06%

Tahun 2011 =

005 . 429 . 601 . 922 . 3 619 . 269 . 749 . 702

X 100 %


(39)

28

=18,15% Kesimpulan

a. artinya setiap Rupiah pendapatan jasa menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,1106 (untuk tahun 2010).

b. artinya setiap Rupiah pendapatan jasa menghasilkaan keuntungan sebesar Rp0,1792 (untuk tahun 2011).

c. artinya setiap Rupiah pendapatan jasa menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,1815 (untuk tahun 2012).


(40)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Berdasarkan perhitungan rasio keuangan perusahaan PT Perkebunan Nusantara III Medan pada BAB II, maka dalam BAB III ini penulis mencoba untuk melakukan analisa dan evaluasi terhadap kondisi keuangan perusahaan, yaitu dengan membandingkan rasio-rasio 2010-2012.

A. Rasio Likuiditas

1. Rasio Lancar

Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio lancar selama 3 tahun terakhir (2010-2012) seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Rasio Lancar

Tahun 2010 2011 2012

Rasio Lancar 49,74% 112,28% 102,82% Sumber : Laporan Keuangan PTPN III tahun 2010-2012

Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio lancar diperoleh sebesar 49,74% yang berarti setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin Rp 0,4974,- aktiva lancar.

Pada tahun 2010 rasio lancar diperoleh sebesar 112,28% yang berarti setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin dengan Rp 1,1228,- aktiva


(41)

30

dapat disimpulakan terjadi kenaikan rasio lancar sebesar 62,54 hal ini terjadi karena peningkatan hutang lancar pada perusahaan.

Pada tahun 2010 rasio lancar diperoleh sebesar 102,82% yang berarti bahwa setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin dengan Rp1.0282,- aktiva lancar. Jika dibandingkan tahun 2010 dengan tahun 2011 terjadi penurunan rasio lancar sebesar 9,46% yang disebabkan karena perusahaan memiliki tingkat hutang yang lebih rendah dari aktivanya.

Maka dapat disimpulkan keadaan perusahaan selama 3 tahun terakhir (2010-2012) menunjukkan kemampuan untuk berusaha mengurangi hutang lancarnya dengan ditunjukkan dengan semakin likuidnya kondisi keuangan perusahaan, diperlihatkan dengan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang tersedia.

2. Rasio Cepat

Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio cepat selama 3 tahun terakhir (2010-2012) seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Rasio Cepat

Tahun 2010 2011 2012

Rasio Cepat 35,94% 96,40% 79,80%


(42)

Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio cepat diperoleh sebesar 35,94% yang berarti setiap Rupiah hutang lancar dijamin Rp 0,3594,- aktiva cepat.

Pada tahun 2010 rasio cepat diperoleh sebesar 96,40% yang berarti setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin dengan Rp 0,9640,- rasio cepat. Jika dibandingkan rasio cepat pada tahun 2010 dan 2012 maka dapat disimpulkan terjadi kenaikan rasio cepat sebesar 60,46 hal ini terjadi karena kenaikan piutang perusahaan yang dapat membantu dalam melunasi utang jangka pendeknya.

Pada tahun 2012 rasio cepat diperoleh sebesar 79,80% yang berarti bahwa setiap Rupiah,- hutang lancar dijamin dengan Rp0.7980,- rasio cepat. Jika dibandingkan tahun 2010 dengan tahun 2012 terjadi penurunan rasio cepat sebesar 10,4% hal ini terjadi karena penurunan piutang perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya.

Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membiayai hutang-hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo.

B. Rasio Aktivitas

1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)


(43)

32

Tabel 3.3

Rasio Perputaran Persediaan

Tahun 2010 2011 2012

Rasio Perputaran Persediaan 16,21 Kali 18,02 kali 9,19 Kali Sumber : Laporan keuangan PTPN III tahun 2010-2012

Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio perputaran persediaan diperoleh sebesar 16,21 kali yang berarti perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 16,21 kali dalam satu tahun

Pada tahun 2011 rasio perputaran persediaan diperoleh sebanyak 18,02 kali yang berarti perusahaan mampu memutar dana dalam persediaan guna menghasilkan penjualan sebanyak 18,02 kali dalam setahun. Jika dibandingkan rasio perputaran persediaan pada tahun 2010 dan 2011 maka dapat disimpulakan terjadi kenaikan rasio perputaran persediaan sebesar 1,81 hal ini disebabkan karena semakin tingginya rasio berarti semakin sering penjualan yang dihasilkan.

Pada tahun 2012 rasio perputaran persediaan diperoleh sebesar 9,19 kali dalam setahun. Jika dibandingkan tahun 2010 dengan tahun 2012 terjadi penurunan rasio sebesar 8,83 hal ini terjadi rendahnya perputaran yang menyebabkan penurunan penjualan dan menurunkan pendapatan yang diperoleh.


(44)

2. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)

Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio perputaran total aktiva selama 3 tahun terakhir (2010-2012) seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Rasio Perputaran Total Aktiva

Tahun 2010 2011 2012

Rasio Perputaran Total aktiva 0,89 Kali 0,99 Kali 0,93 Kali Sumber : Laporan keuangan PTPN III tahun 2010-2012

Total asset turnover pada tahun 2010 sebesar 0,89 kali, hal ini berarti bahwa pada tahun 2010 kemampuan dana yang tertanam atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan ”revenue” dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar sebanyak 0,89 kali.

Sedangkan pada tahun 2011 total asset turnover sebesar 0,99 kali yang berarti bahwa kemampuan dana yang tertanam atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan ”revenue” dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 0,99 kali. Berdasarkan keterangan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan telah mengalami kenaikan total asset turnover sebesar 0,10 kali karena perusahaan efektif dalam mengelola asetnya dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki sangat baik.


(45)

34

modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan ”revenue” dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 0,93 kali. Berdasarkan keterangan tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan telah mengalami penurunan total asset turnover jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 0,6 kali ini disebabkan karena perusahaan kurang efektif dalam mengelola asetnya dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki tidak begitu membaik.

C. Rasio Leverage

1. Total Debt to Capital Asset

Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio hutang selama 3 tahun terakhir (2010-2012) seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Total Debt to Capital Asset

Tahun 2010 2011 2012

Total Debt to Capital Asset 56,73% 51,85% 49,73% Sumber : Laporan keuangan PTPN III tahun 2010-2012

Dari tabel diatas dapat dilihat rasio hutang pada tahun 2010 sebesar 56,73% yang berarti bahwa setiap Rupiah kewajiban perusahaan dibiayai oleh aktiva sebesar Rp 0,5673,-

Pada tahun 2011 sebesar 51,85% yang berarti setiap Rupiah kewajiban perusahaan dibiayai oleh aktiva sebesar Rp 0,5185,-. Jika


(46)

dibandingkan tahun 2010 dengan tahun 2011 terjadi penurunan rasio sebesar 4,88% dimana memberikan indikasi baik bagi perusahaan sebab perusahaan dinilai dapat memenuhi kewajibannya dan dapat memperbesar laba.

Pada tahun 2012 rasio hutang sebesar 49,73% yang berarti setiap Rupiah,- kewajiban perusahaan dibiayai aktiva sebesar Rp 0,4973.- Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 terjadi penurunan rasio sebesar 2,12% dimana memberikan indikasi baik bagi perusahaan sebab perusahaan dinilai dapat memenuhi kewajibannya dan dapat memperbesar laba.

2. Total Debt to Equity Ratio

Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio hutang selama 3 tahun terakhir (2010-2012) seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.6 Total Debt to Equity

Tahun 2010 2011 2012

Total Debt to Equity Ratio 69,89% 68,61% 52,35% Sumber : Laporan keuangan PTPN III tahun 2010-2012

Dari tabel diatas dapat dilihat rasio hutang pada tahun 2010 sebesar 69,89% yang berarti bahwa setiap Rupiah,- modal sendiri dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang perusahaan sebesar Rp 0,6989,-


(47)

36

Rp 0,6861,-. Jika dibandingkan tahun 2010 dengan tahun 2011 terjadi penurunan rasio sebesar 1,28% yang disebabkan oleh terjadinya kenaikan modal sendiri.

Pada tahun 2012 rasio hutang sebesar 52,35% yang berarti setiap Rupiah modal sendiri dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang perusahaan sebesar Rp 0,5235.- Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 terjadi penurunan rasio sebesar 16,26% yang disebabkan terjadinya kenaikan modal sendiri sebesar 34,05%.

D. Rasio Profitabilitas

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio margin laba kotor selama 3 tahun terakhir (2010-2012) seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.7

Rasio Margin Laba Kotor

Tahun 2010 2011 2012

Rasio Margin Laba Kotor 33,37% 45,75% 46,46% Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III tahun 2010-2012

Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba kotor diperoleh sebesar 33,37% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,3337,- laba kotor.

Pada tahun 2011 rasio margin laba kotor diperoleh sebesar 45,75% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp0,4575,- laba kotor.


(48)

Jika dibandingkan rasio margin laba kotor pada tahun 2010 dan 2011 maka dapat disimpulakan terjadi kenaikan rasio margin laba kotor sebesar 12,38 yang disebabkan adanya kenaikan laba kotor dan kenaikan pendapatan oprasional yang lebih kecil.

Pada tahun 2012 rasio margin laba diperoleh sebesar 46,46% yang berarti bahwa setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,4646,- laba kotor. Jika dibandingkan tahun 2011 dengan tahun 2012 terjadi kenaikan rasio margin laba kotor sebesar 0,71% yang disebabkan adanya kenaikan laba kotor dan kenaikan pendapatan oprasional yang lebih kecil.

2. Margin Laba Operasi (Oprating Profit Margin)

Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio margin laba operasi selama 3 tahun terakhir (2010-2012) seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.8

Rasio Margin Laba Operasi

Tahun 2010 2011 2012

Rasio Margin Laba Operasi 15,96% 25,97% 26,34% Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III tahun 2010-2012

Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba operasi diperoleh sebesar 15,96% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,1596,- laba operasi.


(49)

38

2011 maka dapat disimpulakan terjadi kenaikan rasio margin laba operasi sebesar 12,38 yang disebabkan adanya kenaikan laba operasi dan penekanan kenaikan biaya operasi.

Pada tahun 2012 rasio margin laba operasi diperoleh sebesar 26,34% yang berarti bahwa setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,2634,- laba operasi. Jika dibandingkan tahun 2011 dengan tahun 2011 terjadi kenaikan rasio margin laba operasi sebesar 0,37% yang disebabkan adanya kenaikan laba operasi dan penekanan kenaikan biaya oprasional.

Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi semakin meningkat pada tingkat penjualan tertentu. Peningkatan ini menunjukkan keefisienan manajemen kerja perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan keberhasilan manajemen perusahaan dalam menekan kenaikan biaya operasi.

3. Margin Laba Bersih

Berdasarkan penghitungannya maka dapat diperoleh nilai-nilai dari rasio margin laba bersih selama 3 tahun terakhir (2010-2012) seperti yang disajikan pada tabel berikut :


(50)

Tabel 3.9

Rasio Margin Laba Bersih

Tahun 2010 2011 2012

Rasio Margin Laba Bersih 11,06% 17,92% 18,15% Sumber : Laporan Laba Rugi PTPN III tahun 2010-2012

Melalui rumus diatas dan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 11,06% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,1596,- laba bersih.

Pada tahun 2011 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 17,92% yang berarti setiap Rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,1792,- laba bersih. Jika dibandingkan rasio margin laba bersih pada tahun 2010 dan 2011 maka dapat disimpulakan terjadi kenaikan rasio margin laba operasi sebesar 6,86 yang disebabkan adanya kenaikan laba bersih dan kinerja perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan netto dari setiap penjualan perusahaan.

Pada tahun 2012 rasio margin laba bersih diperoleh sebesar 18,15% yang berarti bahwa setiap Rupiah,- penjualan menghasilkan Rp 0,1815,- laba bersih. Jika dibandingkan tahun 2011 dengan tahun 2012 terjadi kenaikan rasio margin laba bersih sebesar 0,23% yang disebabkan adanya kenaikan laba bersih dan kinerja perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan keuntungan netto dari setiap penjualan perusahaan.


(51)

bis gra a. b. 1 2 3 4 5 6 7 Selain sa melihat afik. Rasio Liku Sumber : Rasio Akt Sumber : 0 20 40 60 80 100 120 Ras Lanc 0 0 20 30 40 50 60 70 Total Deb Capital A

n melihat pe perbedaan uiditas rasio likuid tivitas rasio aktivi sio car Rasio bt to sset Total D Equ enghitungan rasio dari Gam Grafik Ra ditas laporan Gam Grafik Ra itas laporan o Cepat Debt to uity

n rasio deng tahun ke ta

mbar 3.1 asio Likudita

n keuangan

mbar 3.2 asio Aktivita

n keuangan P

gan menggu ahun denga as PTPN III as PTPN III unakan tabel an menggun 2010 2011 2012 40 l, kita nakan 2010 2011 2012


(52)

c. d. Su 0 5 10 15 20 Rasio Lev Sumber : Rasio Prof umber: rasio Rasio Perput Persediaa 0 10 20 30 40 50 Margin Koto verage Gr rasio leverg fitabilitas R o profitabilit taran an Rasio To Laba or Margin Ope Gambar rafik Rasio L

gae laporan Gambar Rasio Profit tas laporan o Perputaran otal Aktiva n Laba erasi Marg Be 3.3 Leverage

n keuangan P

3.4 tabilitas keuangan P in Laba ersih PTPN III PTPN III 20 20 20 20 20 20 010 011 012 010 011 012


(53)

42

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada BAB III, maka penulis memberi kesimpulan terhadap perkembangan keuangan perusahaan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam usaha peningkatan oprasional perusahaan.

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan yaitu:

1. Dilihat dari rasio likuiditas, posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III Medan menunjukkan kenaikan dan penurunannya. Rasio lancar pada tahun 2010 adalah 49,74% dan mengalami kenaikan ditahun berikutnya menjadi 112,28%, namun pada tahun 2012 terjadi penurunan kembali menjadi 102,82%. Demikian juga pada rasio cepatnya, pada tahun 2010 adalah 35,94% dan mengalami kenaikan ditahun berikutnya menjadi 96,40%, namun pada tahun 2012 terjadi penurunan menjadi 79,80%. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan terhadap hutang cukup baik karena mengalami kenaikan yang pesat dan hanya penurunan yang sedikit.

2. Dilihat dari segi rasio aktivitasnya, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan dan perputaran total aktiva pada PT Perkebunan Nusantara III Medan memperlihatkan aktivitas operasional yang baik, hal ini membuat


(54)

efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba menjadi meningkat tentunya hal ini berdampak baik bagi perusahaan.

3. Berdasarkan rasio levarage perusahaan, terlihat secara keseluruhan mengalami penurunan, dan ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya sangat baik, dengan kata lain bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Artinya dana dari pihak luar dalam hal ini adalah hutang, yang tidak terlalu besar sehingga perusahaan sudah dapat dikatakan solvable.

4. Dari segi profitabilitas perusahaan, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor, laba operasi, dan laba bersih mengalami kenaikan setiap tahunnya dengan baik. Hal ini terjadi kerena perusahaan mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio terus mengalami kenaikan.

B. SARAN

Adapun saran penulis yang dapat berikan adalah:

1. Rasio likuiditas masih dianggap baik oleh teori tetapi cenderung mengalami fluktuasi, hendaknya perusahaan tetap memperhatikan aktiva lancarnya sehingga modal kerja perusahaan mengalami kenaikan, dan sebaiknya manajemen perusahaan membuat suatu kebijakan dimasa yang


(55)

44

mendapatkan tambahan modal sendiri dan mendapatkan hutang jangka panjang.

2. Pada kondisi rasio aktivitas perusahaan yang memiliki nilai rasio yang bagus walaupun masih dalam keadaan fluktuasi, namun secara umum kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya perusahaan semakin meningkat, tetapi rendah pada perputaran aktiva tetap, agar perusahaan lebih memperhatikan aktiva tetapnya agar lebih produktif. 3. Pada rasio leverge perusahaan memiliki nilai rasio yang bagus, karena

setiap tahun mengalami penurunan dan ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya sangat baik, dengan kata lain bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Keadaan ini harus tetap dijaga perusahaan agar untuk tahun kedepannya tidak mengalami kenaikan nilai rasionya.

4. Pada rasio profitabilitas, perusahaan memiliki nilai rasio yang sangat bagus karena mengalami kenaikan disetiap tahunnya, baik itu laba kotor perusahaan, laba bersih dan laba operasi perusahaan. Keadaan ini harus tetap dijaga agar setiap tahunnya mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal, 2005, Dasar - Dasar Manajemen Keuangan, Cetakan kelima, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2008, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Husnan, Pudjiastuti Enny, 2012, Manajemen Keuangan, Edisi Keenam, Penerbit UPP STIM YKPN, Jakarta

Kartadinata, Abas. 2000. Akuntansi dan Analisis Biaya, Cetakan III, Penerbit PT. Rieka Cipta, Jakarta.

Mulyadi, 2009. Akuntansi Biaya , Edisi 3, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sjahrial, Dermawan, 2006, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi kedua, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

Sundjaja,Ridwan, 2002, Manajemen Keuangan Satu, Edisi Keempat, Penerbit Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta.


(1)

bis gra a. b. 1 2 3 4 5 6 7 Selain sa melihat afik. Rasio Liku Sumber : Rasio Akt Sumber : 0 20 40 60 80 100 120 Ras Lanc 0 0 20 30 40 50 60 70 Total Deb Capital A

n melihat pe perbedaan uiditas rasio likuid tivitas rasio aktivi sio car Rasio bt to sset Total D Equ enghitungan rasio dari Gam Grafik Ra ditas laporan Gam Grafik Ra itas laporan o Cepat Debt to uity

n rasio deng tahun ke ta

mbar 3.1 asio Likudita

n keuangan

mbar 3.2 asio Aktivita

n keuangan P

gan menggu ahun denga as PTPN III as PTPN III unakan tabel an menggun 2010 2011 2012 l, kita nakan 2010 2011 2012


(2)

c. d. Su 0 5 10 15 20 Rasio Lev Sumber : Rasio Prof umber: rasio Rasio Perput Persediaa 0 10 20 30 40 50 Margin Koto verage Gr rasio leverg fitabilitas R o profitabilit taran an Rasio To Laba or Margin Ope Gambar rafik Rasio L

gae laporan Gambar Rasio Profit tas laporan o Perputaran otal Aktiva n Laba erasi Marg Be 3.3 Leverage

n keuangan P

3.4 tabilitas keuangan P in Laba ersih PTPN III PTPN III 20 20 20 20 20 20 41 010 011 012 010 011 012


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada BAB III, maka penulis memberi kesimpulan terhadap perkembangan keuangan perusahaan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam usaha peningkatan oprasional perusahaan.

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan yaitu:

1. Dilihat dari rasio likuiditas, posisi keuangan PT Perkebunan Nusantara III Medan menunjukkan kenaikan dan penurunannya. Rasio lancar pada tahun 2010 adalah 49,74% dan mengalami kenaikan ditahun berikutnya menjadi 112,28%, namun pada tahun 2012 terjadi penurunan kembali menjadi 102,82%. Demikian juga pada rasio cepatnya, pada tahun 2010 adalah 35,94% dan mengalami kenaikan ditahun berikutnya menjadi 96,40%, namun pada tahun 2012 terjadi penurunan menjadi 79,80%. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan terhadap hutang cukup baik karena mengalami kenaikan yang pesat dan hanya penurunan yang sedikit.

2. Dilihat dari segi rasio aktivitasnya, dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan dan perputaran total aktiva pada PT Perkebunan Nusantara III Medan memperlihatkan aktivitas operasional yang baik, hal ini membuat


(4)

43

efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba menjadi meningkat tentunya hal ini berdampak baik bagi perusahaan.

3. Berdasarkan rasio levarage perusahaan, terlihat secara keseluruhan mengalami penurunan, dan ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya sangat baik, dengan kata lain bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Artinya dana dari pihak luar dalam hal ini adalah hutang, yang tidak terlalu besar sehingga perusahaan sudah dapat dikatakan solvable.

4. Dari segi profitabilitas perusahaan, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor, laba operasi, dan laba bersih mengalami kenaikan setiap tahunnya dengan baik. Hal ini terjadi kerena perusahaan mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio terus mengalami kenaikan.

B. SARAN

Adapun saran penulis yang dapat berikan adalah:

1. Rasio likuiditas masih dianggap baik oleh teori tetapi cenderung mengalami fluktuasi, hendaknya perusahaan tetap memperhatikan aktiva lancarnya sehingga modal kerja perusahaan mengalami kenaikan, dan sebaiknya manajemen perusahaan membuat suatu kebijakan dimasa yang akan datang untuk meningkatkan aktiva lancar. Misalnya dengan


(5)

mendapatkan tambahan modal sendiri dan mendapatkan hutang jangka panjang.

2. Pada kondisi rasio aktivitas perusahaan yang memiliki nilai rasio yang bagus walaupun masih dalam keadaan fluktuasi, namun secara umum kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya perusahaan semakin meningkat, tetapi rendah pada perputaran aktiva tetap, agar perusahaan lebih memperhatikan aktiva tetapnya agar lebih produktif. 3. Pada rasio leverge perusahaan memiliki nilai rasio yang bagus, karena

setiap tahun mengalami penurunan dan ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya sangat baik, dengan kata lain bahwa perusahaan dalam membelanjai aktivanya atau membiayai usahanya sebagian besar menggunakan modal sendiri. Keadaan ini harus tetap dijaga perusahaan agar untuk tahun kedepannya tidak mengalami kenaikan nilai rasionya.

4. Pada rasio profitabilitas, perusahaan memiliki nilai rasio yang sangat bagus karena mengalami kenaikan disetiap tahunnya, baik itu laba kotor perusahaan, laba bersih dan laba operasi perusahaan. Keadaan ini harus tetap dijaga agar setiap tahunnya mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal, 2005, Dasar - Dasar Manajemen Keuangan, Cetakan kelima, Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2008, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Husnan, Pudjiastuti Enny, 2012, Manajemen Keuangan, Edisi Keenam, Penerbit UPP STIM YKPN, Jakarta

Kartadinata, Abas. 2000. Akuntansi dan Analisis Biaya, Cetakan III, Penerbit PT. Rieka Cipta, Jakarta.

Mulyadi, 2009. Akuntansi Biaya , Edisi 3, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sjahrial, Dermawan, 2006, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi kedua, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

Sundjaja,Ridwan, 2002, Manajemen Keuangan Satu, Edisi Keempat, Penerbit Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta.