Pengukuran Tingkat Kesiapan PTPN II Kwala Madu Dalam Implementasi Program K3 Dan Penanganan Hazard

II-25

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Di dalam lingkungan industri banyak terdapat berbagai potensi bahaya

yang ada, resiko terjadinya kecelakaan, serta belum terukurnya secara lengkap
potensi bahaya yang ada. Potensi bahaya adalah salah satu permasalahan yang ada
di perusahan karena merupakan sumber resiko yang berpotensial mengakibatkan
kerugian baik material, lingkungan, maupun manusia.
Program keselamatan dan kesehatan kerja akan sangat membantu untuk
memelihara kondisi fisik setiap para tenaga kerja dan sementara program-program
pelayanan karyawan dalam berbagai bentuk tersebut berfungsi untuk memelihara
kondisi karyawan. Sehingga untuk menjaga apa yang telah tercapai selama ini
tetap utuh, selamat dan menjaga proses produksi tetap berjalan secara lancar,
aman dan efisien maka perlu adanya perbaikan dan peningkatan program dibagian
keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 Pasal
5 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, disebutkan
bahwa : “Setiap perusahaan wajib menerapakan SMK3 diperusahaannya (ayat 1),
mempekerjakan pekerja/ buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau, (ayat 2A),
mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi (ayat 2B). Ketentuan mengenai tingkat
potensi bahaya tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (ayat 3). Pengusaha dalam menerapkan

Universitas Sumatera Utara

II-26

SMK3 wajib berpedoman pada peraturan pemerintah ini dan ketentuan peraturan
erundang undangan

serta dapat

memperhatikan konvensi

atau


standar

internasional (ayat 4). Kebijakan penerapan program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) ditujukan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Menurut Dedy dan Sritomo (2011) kebijakan penerapan program K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) ditujukan untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
Menurut Rani Rumita, Susatyo Nugroho W.P., dan Sari Veronica Jantitya
(2014) Semakin meningkatnya kesadaran akan keselamatan dan kesehatan pekerja
di kalangan pelaku bisnis, mendorong semakin meningkatnya upaya penerapan
dan perbaikan program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) di banyak
perusahaan. Tingkat pendidikan yang tidak tinggi serta kurangnya pengetahuan
penggunaan mesin produksi membuat kurang sadarnya bahaya yang terjadi di
perusahaan. Kurangnya alat pelindung diri yang diberikan kepada pekerja
khususnya operator yang mengoperasikan mesin, ikut memperbesar risiko yang
harus dihadapi pekerja
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara II Kwala

Madu dari tahun 2011-2015.

Universitas Sumatera Utara

II-27

Tabel 1.1. Rekapitulasi Jumlah Kecelakaan Kerja Tahun 2011 - 2015
Tahun.

Jumlah Kecelakaan

2011

3

Kecelakaan Kerja Yang Terjadi
1. Tergelincir/ terpeleset di lantai/ tangga area
pengerjaan pendahuluan
2. Tergores besi yang tajam
3. Tergelincir/terpeleset di lantai yang licin


2012

3

1. Tertusuk jarum jahit kemasan
2. Tersandung mesin dan peralatan
3. Tergelincir/terpeleset di tangga area evaporasi

2013

4

1. Tergores besi yang tajam
2. Tertusuk jarum jahit kemasan
3. Gangguan pernapasan karena debu dan gas SO2
4. Iritasi Mata akibat debu kapur tohor dan gas SO2

2014


2

1. Tergelincir/terpeleset di lantai tangga area
pemasakan

2. Tersandung di area penyelesaian
2015

3

1. Tergores besi yang tajam
2. Gangguan pernapasan karena debu dan gas SO2
3. Tergelincir/terpeleset di tangga area evaporasi

(Sumber: PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu)

PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu merupakan salah satu
perusahaan yang melakukan pengolahan Gula Kristal Putih (GKP), dimana pabrik
ini memiliki potensi bahaya yang banyak dijumpai di lantai produksi. Dalam
kurun 5 (Lima) tahun telah terjadi 15 (Lima belas) kecelakaan kerja dilantai


Universitas Sumatera Utara

II-28

produksi sehingga perlu diukur kembali tingkat penerapan program K3
perusahaan untuk mengetahui sejauh mana program K3 perusahaan telah
diterapkan.
Pada pengamatan pendahuluan yang dilakukan di PT. Perkebunan
Nusantara II Kwala Madu penerapan SMK3 sudah berjalan 88,55% (diberikan
sertifikat dan bendera emas). Kecelakaan kerja yang terjadi pada umumnya
disebabkan oleh 3 (Tiga) faktor utama yaitu:
-

Faktor yang pertama adalah kecelakaan yang terjadi karena kurangnya
pengawasan/ perhatian perusahaan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
seperti pembiaran terhadap karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung
diri dengan benar, kurangnya perhatian perusahaan terhadap keamanan
lingkungan kerja, dan kurangnya penyediaan alat pelindung diri.


-

Faktor yang kedua adalah lingkungan kerja yang berbahaya (unsafe condition)
seperti lantai yang tergenang air dan licin, keadaan mesin dan peralatan yang
sudah tua, letak mesin dan peralatan yang rumit, adanya kandungan gas SO2
berbahaya dan debu kapur tohor (CaO).

-

Faktor yang ketiga adalah kecelakaan yang terjadi karena tindak perbuatan
manusia atau pekerja yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja (unsafe
human action) seperti tidak disiplin, bekerja tidak mengikuti SOP, tidak
menggunakan alat pelindung diri saat bekerja atau kelalaian, dan banyaknya
APD yang tidak layak pakai.
Bila banyak terjadi kecelakaan, banyak karyawan akan merasa tidak aman

dan nyaman ketika sedang bekerja, absensi meningkat, produksi menurun dan

Universitas Sumatera Utara


II-29

biaya pengobatan semakin besar. Ini akan menimbulkan kerugian bagi karyawan
maupun perusahaan, akibatnya karyawan terpaksa berhenti bekerja, cacat dan
perusahaan kehilangan karyawan.
Melihat permasalahan diatas, maka penulis berkeinginan untuk meneliti
lebih lanjut bagaimana cara mengukur tingkat kesiapan PT. Perkebunan Nusantara
II Kwala Madu dalam implementasi program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan penanganan Hazard untuk menurunkan angka kecelakaan kerja.
Sehingga perlu diadakan proses identifikasi dan perangkingan hazards dengan
Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC), untuk
mengetahui bahaya apa saja yang ada dan tingkat resiko masing-masing bahaya,
serta dapat mengetahui penanganan yang tepat untuk dilakukan dalam menangani
potensi bahaya yang dapat terjadi.

1.2.

Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah mengevaluasi implementasi


SMK3 yang sudah berjalan sebesar 88,55% (diberikan sertifikat dan bendera
emas), apakah benar sudah berjalan sebesar 88,55%. Penelitian ini juga
menemukan banyaknya potensi bahaya yang dapat merugikan perusahaan dan
mengakibatkan kecelakaan kerja pada karyawan.

Universitas Sumatera Utara

II-30

1.3.

Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu mengevaluasi implementasi
SMK3 dan penanganan Hazard sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk
meningkatkan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) perusahaan serta
mengurangi angka kecelakaan kerja yang terjadi.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1.


Melakukan audit SMK3 PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu.

2.

Menghitung tingkat penerapan program K3 pada Karyawan/ perusahaan.

3.

Minghitung tingkat Kehilangan/ kerugian (loss rate) pada perusahaan

4.

Menentukan penanganan dan dampak risiko/ hazard yang terjadi di PT.
Perkebunan Nusantara II Kwala Madu.

5.

Memberikan rekomendasi perbaikan yang diusulkan kepada perusahaan.


1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan antara lain:
- Bagi Mahasiswa:
1.

Mengaplikasikan ilmu teknik industri khususnya di bidang ergonomi dan
perancangan sistem kerja serta manajemen industri.

2. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang penerapan
manajemen risiko pada program K3 di PT. Perkebunan Nusantara II Kwala
Madu.
3.

Dapat memenuhi syarat kelulusan S1 di Jurusan Teknik Industri USU

Universitas Sumatera Utara

II-31

4.

Mendapatkan pengalaman nyata mengenai kondisi proses produksi semen di
PT. Perkebunan Nusantara II KwalaMadu.

- Bagi Perusahaan:
1.

Berdasarkan identifikasi risiko, dapat memberikan gambaran untuk tingkat/
level risiko tertinggi

2.

PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu dapat mengurangi potensi
kerugian akibat kecelakaan kerja.

- Bagi Departemen Teknik Industri
Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik USU dan untuk menambah literatur perpustakaan.

1.4.

Batasan Masalah dan Asumsi

1.4.1. Batasan Masalah
Batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1.

Penelitian dilakukan di Pabrik Gula PT. Perkebunan Nusantara II Kwala
Madu.

2.

Identifikasi Hazards hanya pada bagian lantai produksi.

3.

Area kerja yang diamati adalah bagian produksi.

Universitas Sumatera Utara

II-32

1.4.2 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1.

Tidak ada perubahan yang signifikan dalam sistem penerapan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Pabrik Gula PT. Perkebunan
Nusantara II Kwala Madu.

2.

Responden bersikap netral dan obyektif dalam memberikan informasi dan
penilaian terhadap program keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

3.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diterapkan
oleh PKS Torgamba tidak mengalami perubahan selama penelitian
berlangsung.

4.

Tidak terjadi perubahan sistem produksi selama penelitian ini berlangsung.

5.

Kondisi fisik unit pabrik gula di PT. Perkebunan Nusantara II Kwala Madu
yang diukur belum mengalami perubahan.

6.

Tidak ada penambahan mesin dan peralatan baru selama penelitian
berlangsung.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Untuk memudahkan penelitian, pembahasan dan penelitian tugas akhir ini, maka
dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut.
BAB I

Pendahuluan menguraikan mengenai latar belakang penelitian,
perumusan masalah yang terjadi, tujuan dan manfaat dilakukannya
penelitian, batasan masalah dan asusmsi serta sistematika laporan.

Universitas Sumatera Utara

II-33

BAB II

Gambaran umum perusahaan memaparkan mengenai sejarah singkat
perusahaan

tempat

dilakukannya

penelitian,

ruang

lingkup

perusahaan, struktur organisasi, tugas dan wewenang dan produk
perusahaan.
BAB III

Tinjauan pustaka menguraikan teori-teori yang relevan dengan
pemecahan masalah atau pencapaian tujuan dari penelitian.

BAB IV

Metodologi penelitian memaparkan tentang pelaksanaan penelitian
yang meliputi tempat dan waktu dilakukan penelitian, rancangan
penelitian, objek penelitian yang digunakan, variabel penelitian,
instrumen penelitian, pelaksanaan penelitian, cara pengolahan data
serta analisis.

BAB V

Pengumpulan dan pengolahan data memuat data-data hasil penelitian
yang diperoleh dari perusahaan sebagai bahan untuk melakukan
pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan
masalah.

BAB VI

Analisis pemecahan masalah memuat pembahasan hasil dari
pengolahan data dan pemecahan masalah serta usulan perbaikan.

BAB VII Kesimpulan dan saran memuat hasil identifikasi permasalahan dan
saran saran perbaikan dan tahapan upaya pencegahan/ pengendalian
yang dapat diusulkan kepada perusahaan/ industri.

Universitas Sumatera Utara