Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan
kemampuan dari setiap perubahan untuk menghasilkan laba. Rasio ini adalah
ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktifitas manajemen dalam
mengelola
perusahaannya.
Efektifitas
manajemen
meliputi
kegiatan
fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia
dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Rangkuti
(2004:79) mengemukakan bahwa “Analisis rasio keuntungan dapat
memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan”.
Menurut Subramanyam dan Wild (2008 : 43) menjelaskan bahwa Rasio
Profitabilitas terdiri dari:
1.
2.
3.
Tingkat pengembalian atas investasi (Return On Investment/ROI).
Untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan
ekuitas dan hutang.
Kinerja operasi , untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.
Pemanfaatan asset, untuk menilai efektifitas dari intensitas aset dalam
menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran (turnover).
Menurut Kasmir (2008:196) “rasio profitabilitas adalah rasio yang
melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu”. Rasio profitabilitas akan mengukur efisiensi penggunaan aktiva
7
Universitas Sumatera Utara
perusahaan
dan
memberi
gambaran
tentang
efektifitas
pengelolaan
perusahaan.
2.1.2 Hasil Pengembalian Investasi (Retrun On Investment / ROI)
Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on
investment (ROI) atau return on total assets merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen
dalam mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin
kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk
mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Rumus :
Earning After Interest and Tax
Return on Investment =
Total Assets
2.1.3 Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity/ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau rentabilitas modal sendiri merupakan
rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio
ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,
samakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya.
8
Universitas Sumatera Utara
Rumus :
Earning After Interest and Tax
Return On Equity =
Equity
2.1.4 Rasio Solvabilitas
Menurut Riyanto (2001 : 32), memberi pengertian bahwa “solvabilitas
suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada
saat itu dilikuidasikan”.
Menurut Kasmir (2008:150), “rasio solvabilitas atau leverage ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang”. Artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas
dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Menurut Sutrisno, (2001 : 16), mendefinisikan “solvabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila
perusahaan dilikuidasi”.
Berdasarkan defenisi-defenisi di atas, dapatlah ditarik kesimpulan
bahwa solvabilitas adalah ukuran seberapa besar kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajibannya pada saat keadaan operasi atau akan
dilikuidasikan.
9
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan pengertian rasio solvabilitas menurut G. Sugiarno dan F.
Winarni (2005 : 115) menyatakan “rasio solvabilitas adalah rasio yang
mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan untuk membayar semua
utang-utangnya, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang”.
Adapula menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003 : 75),
“rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya”.
Dari kedua pengertian mengenai rasio solvabilitas di atas, maka ditarik
kesimpulan bahwa rasio solvabilitas merupakan rasio uang digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjangnya.
2.1.5 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan penyedia dana
(kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan
utang.
Rumus :
Total Utang
Debt to Equity Ratio =
Ekuitas
10
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)
Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah mengukur berapa bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang
dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
Rumus :
Long Term Debt
LTDtER =
Equity
2.1.7 Pengertian Saham
Pengertian saham menurut Husnan (2005:29), “saham
merupakan
secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang memiliki
kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang
memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.
Menurut PSAK No. 42, saham/efek adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan hutang, surat berharga komersial, obligasi, tanda bukti utang, dan
unit penyertaan kontrak investasi kolektif. Saham merupakan salah satu dari
beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.
Dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti kita telah
menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari
hasil penjualan kembali saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas
11
Universitas Sumatera Utara
yang menerangkan bahwa pemiliki kertas adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan.
Ada 2 jenis saham, yaitu:
1. Saham Biasa,
Saham biasa tidak memiliki keutamaan dalam pembagian dividen,
namun pemegang saham bisa dapat memberikan suaranya dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Saham Preferen,
Saham preferen memiliki keutamaan dalam pembagian dividen,
namun tidak bisa memberikan suaranya dalam RUPS.
2.1.8 Harga Saham
Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu
penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Nilai suatu
saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Par Value (Nilai Nominal)
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan dan
berfungsi untuk tujuan akuntansi. Dalam modal suatu perseroan, dikenal
adanya modal disetor. Perubahan modal disetor ini sama dengan suatu nilai
yang berguna bagi pencatatan akuntansi, di mana nilai nominal dicatat
sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca. Setiap saham yang
diterbitkan di Indonesia harus mempunyai nilai nominal yang tercantum pada
12
Universitas Sumatera Utara
surat sahamnya. Namun untuk satu jenis saham yang lama harus mempunyai
satu jenis nilai nominal.
2.
Base Price (Harga Dasar)
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu
saham. Harga ini merupakan harga perdana pada waktu harga saham tersebut
dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham
perdana yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada
pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan
emiten. Harga dasar ini berubah sesuai aksi emiten yang dilakukan seperti
right issue, stock split, warrant dan lain-lain, sehingga harga saham dasar
yang baru harus diperhitungkan dan perubahan harga teoritis hasil
perhitungan antara harga dasar dengan jumlah saham yang diterbitkan.
3.
Market Price (Harga Pasar)
Harga pasar merupakan harga saham pada pasar yang sedang berlangsung.
Jika pasar bursa efek tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan
(closing price). Jadi harga pasar ini yang menyatakan naik turunnya suatu
saham. Jika harga pasar dikalikan jumlah saham yang diterbitkan, maka
didapat market value.
2.1.9 Pendekatan Penilaian Saham
Nilai saham yang akan dibayar oleh investor tergantung dari hasil yang
diharapkan untuk diterima dan risiko yang terkandung dalam transaksi
13
Universitas Sumatera Utara
pembelian itu. Penilaian dimaksudkan untuk dapat menentukan nilai suatu
saham sehingga perlu diperoleh standar prestasi yang dapat digunakan untuk
menilai manfaat investasi saham yang bersangkutan. Standar prestasi ini
berupa nilai intrinsik yang menunjukkan prestasi (hasil dan risiko) mendatang
dari suatu sekuritas. Model penilaian harga saham yang sering digunakan
dalam analisis saham yaitu:
2.1.9.1 Pendekatan Present Value
Dalam pendekatan nilai saat ini dari suatu saham adalah sama
dengan present value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh
pemilik saham tersebut. Deviden merupakan arus kas bagi para
pemegang saham menurut pendekatan the dividend discount model.
Model ini dikembangkan menjadi dua model pendekatan yaitu:
1.
Model Tanpa Pertumbuhan Deviden (The Zero Growth Model)
Model ini didasarkan pada asumsi:
a.
Keuntungan tidak berubah setiap tahunnya,
b.
Semua keuntungan dibagikan sebagai deviden.
Sehingga harga saham dirumuskan:
Po = D/r
Dimana :
Po = Harga Saham (nilai instrinsik)
D = Deviden pada periode i
14
Universitas Sumatera Utara
r = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan
atau diharapkan)
Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth Model)
2.
Model ini didasarkan pada asumsi:
a.
Tidak semua laba dibagikan,
b.
Laba ditahan diinvestasikan kembali.
Rumus:
Po = D/r-g
Dimana :
Po = Harga saham (nilai instrinsik)
D = Deviden pada periode i
r
=
Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap
relevan atau diharapkan)
g = Growth of rate (pertumbuhan laba atau dividen di masa yang akan
datang)
2.1.9.2 Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Dalam pendekatan ini harga saham (nilai instrinsik) dirumuskan
sebagai berikut:
Po = EPS x PER
Dimana :
Po = Harga saham (nilai instrinsik)
EPS = Earning per share (laba per lembar saham yang diharapkan)
PER = price earning ratio
15
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Daftar Peneliti Terdahulu
No.
1.
Peneliti
Judul
Variabel Penelitian
Rasio Profit
Hasil Penelitian
Anlovan
Pengaruh
Rizky
Likuiditas
Nasution
Profitabilitas
(2010)
terhadap Perubahan On Equity, Earning variabel
dan Return
Margin, Secara
On tidak
Parsial
adanya
Investment, Return pengaruh
Harga Saham pada per Share.
independen
Perusahaan
terhadap
Perbankan di Bursa
variabel
Efek Indonesia
dependen (harga
saham)
2.
Widya
Pengaruh
Astuti P.
Keuangan
Return
(2010)
Perusahaan
Investment, Return pengaruh
terhadap
Saham
3.
Yesisika
Kinerja Net Profit Margin, Secara
on tidak
parsial
adanya
Harga on Equity, Earning variabel
pada per Share.
independen
Perusahaan
terhadap
Telekomunikasi
variabel
yang Terdaftar di
dependen (harga
BEI
saham)
Analisis Pengaruh Return
on Secara
Parsial
16
Universitas Sumatera Utara
C.
Kinerja Keuangan Investment, Return tidak
Sihombing terhadap
Harga on Equity, Debt to pengaruh
pada Equity Ratio, Long variabel
Saham
Perusahaan
Term
Perkebunan
yang Equity Ratio
terdaftar
adanya
di
Debt
to independen
terhadap
variabel
BEI
2010
dependen (harga
saham)
4.
Yuspan
Analisis Pengaruh Debt
Handoko
Kinerja Keuangan Ratio,
terhadap
Saham
Asset Secara
Debt
to tidak
parsial
adanya
Harga Equity Ratio, Long pengaruh
pada Term
Perusahaan
Perkebunan
to
Debt
Equity Ratio
to variabel
independen
yang
terhadap
Terdaftar di BEI
variabel
2010
dependen (harga
saham)
17
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1 Kerangka Konseptual
Return On Investmen (ROI) (X1)
Return On Equity (ROE) (X2)
Debt to Equity Ratio (DER) (X3)
Harga
Saham
(Y)
Long Term Debt to Equity Ratio
(LTDtER) (X4)
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Menurut Jurusan Akuntasi (2004:13) Kerangka Konseptual merupakan
sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang
mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntuna
untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Kerangka
konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel independen dan variabel dependen.
Pada penelitian ini variabel independen adalah rasio profitabilitas dan
rasio solvabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
18
Universitas Sumatera Utara
menajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari
hasil pengembalian investasi atau return in investment (ROI) dan hasil
pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE). Rasio solvabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang apabila perusahaan perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) atau dengan
kata lain rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio solvabilitas yang digunakan terdiri
dari Debt to Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt to Equity Ratio
(LTDtER).
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual di atas,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA dan ROE berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Solvabilitas yang diproksikan dengan DER dan LTDtER berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
19
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan
kemampuan dari setiap perubahan untuk menghasilkan laba. Rasio ini adalah
ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktifitas manajemen dalam
mengelola
perusahaannya.
Efektifitas
manajemen
meliputi
kegiatan
fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia
dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
efektifitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Rangkuti
(2004:79) mengemukakan bahwa “Analisis rasio keuntungan dapat
memberikan gambaran keuntungan yang diperoleh perusahaan”.
Menurut Subramanyam dan Wild (2008 : 43) menjelaskan bahwa Rasio
Profitabilitas terdiri dari:
1.
2.
3.
Tingkat pengembalian atas investasi (Return On Investment/ROI).
Untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan
ekuitas dan hutang.
Kinerja operasi , untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.
Pemanfaatan asset, untuk menilai efektifitas dari intensitas aset dalam
menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran (turnover).
Menurut Kasmir (2008:196) “rasio profitabilitas adalah rasio yang
melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode
tertentu”. Rasio profitabilitas akan mengukur efisiensi penggunaan aktiva
7
Universitas Sumatera Utara
perusahaan
dan
memberi
gambaran
tentang
efektifitas
pengelolaan
perusahaan.
2.1.2 Hasil Pengembalian Investasi (Retrun On Investment / ROI)
Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on
investment (ROI) atau return on total assets merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen
dalam mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin
kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk
mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Rumus :
Earning After Interest and Tax
Return on Investment =
Total Assets
2.1.3 Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity/ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau rentabilitas modal sendiri merupakan
rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio
ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,
samakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya.
8
Universitas Sumatera Utara
Rumus :
Earning After Interest and Tax
Return On Equity =
Equity
2.1.4 Rasio Solvabilitas
Menurut Riyanto (2001 : 32), memberi pengertian bahwa “solvabilitas
suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada
saat itu dilikuidasikan”.
Menurut Kasmir (2008:150), “rasio solvabilitas atau leverage ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang”. Artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas
dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Menurut Sutrisno, (2001 : 16), mendefinisikan “solvabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila
perusahaan dilikuidasi”.
Berdasarkan defenisi-defenisi di atas, dapatlah ditarik kesimpulan
bahwa solvabilitas adalah ukuran seberapa besar kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajibannya pada saat keadaan operasi atau akan
dilikuidasikan.
9
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan pengertian rasio solvabilitas menurut G. Sugiarno dan F.
Winarni (2005 : 115) menyatakan “rasio solvabilitas adalah rasio yang
mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan untuk membayar semua
utang-utangnya, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang”.
Adapula menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003 : 75),
“rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya”.
Dari kedua pengertian mengenai rasio solvabilitas di atas, maka ditarik
kesimpulan bahwa rasio solvabilitas merupakan rasio uang digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek maupun jangka panjangnya.
2.1.5 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan penyedia dana
(kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi
untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan
utang.
Rumus :
Total Utang
Debt to Equity Ratio =
Ekuitas
10
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)
Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah mengukur berapa bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang
dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
Rumus :
Long Term Debt
LTDtER =
Equity
2.1.7 Pengertian Saham
Pengertian saham menurut Husnan (2005:29), “saham
merupakan
secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang memiliki
kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang
memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.
Menurut PSAK No. 42, saham/efek adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan hutang, surat berharga komersial, obligasi, tanda bukti utang, dan
unit penyertaan kontrak investasi kolektif. Saham merupakan salah satu dari
beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.
Dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti kita telah
menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari
hasil penjualan kembali saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas
11
Universitas Sumatera Utara
yang menerangkan bahwa pemiliki kertas adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan.
Ada 2 jenis saham, yaitu:
1. Saham Biasa,
Saham biasa tidak memiliki keutamaan dalam pembagian dividen,
namun pemegang saham bisa dapat memberikan suaranya dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Saham Preferen,
Saham preferen memiliki keutamaan dalam pembagian dividen,
namun tidak bisa memberikan suaranya dalam RUPS.
2.1.8 Harga Saham
Harga saham adalah harga pasar yang tercatat setiap hari pada waktu
penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. Nilai suatu
saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Par Value (Nilai Nominal)
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan dan
berfungsi untuk tujuan akuntansi. Dalam modal suatu perseroan, dikenal
adanya modal disetor. Perubahan modal disetor ini sama dengan suatu nilai
yang berguna bagi pencatatan akuntansi, di mana nilai nominal dicatat
sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca. Setiap saham yang
diterbitkan di Indonesia harus mempunyai nilai nominal yang tercantum pada
12
Universitas Sumatera Utara
surat sahamnya. Namun untuk satu jenis saham yang lama harus mempunyai
satu jenis nilai nominal.
2.
Base Price (Harga Dasar)
Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu
saham. Harga ini merupakan harga perdana pada waktu harga saham tersebut
dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham
perdana yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada
pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan
emiten. Harga dasar ini berubah sesuai aksi emiten yang dilakukan seperti
right issue, stock split, warrant dan lain-lain, sehingga harga saham dasar
yang baru harus diperhitungkan dan perubahan harga teoritis hasil
perhitungan antara harga dasar dengan jumlah saham yang diterbitkan.
3.
Market Price (Harga Pasar)
Harga pasar merupakan harga saham pada pasar yang sedang berlangsung.
Jika pasar bursa efek tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan
(closing price). Jadi harga pasar ini yang menyatakan naik turunnya suatu
saham. Jika harga pasar dikalikan jumlah saham yang diterbitkan, maka
didapat market value.
2.1.9 Pendekatan Penilaian Saham
Nilai saham yang akan dibayar oleh investor tergantung dari hasil yang
diharapkan untuk diterima dan risiko yang terkandung dalam transaksi
13
Universitas Sumatera Utara
pembelian itu. Penilaian dimaksudkan untuk dapat menentukan nilai suatu
saham sehingga perlu diperoleh standar prestasi yang dapat digunakan untuk
menilai manfaat investasi saham yang bersangkutan. Standar prestasi ini
berupa nilai intrinsik yang menunjukkan prestasi (hasil dan risiko) mendatang
dari suatu sekuritas. Model penilaian harga saham yang sering digunakan
dalam analisis saham yaitu:
2.1.9.1 Pendekatan Present Value
Dalam pendekatan nilai saat ini dari suatu saham adalah sama
dengan present value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh
pemilik saham tersebut. Deviden merupakan arus kas bagi para
pemegang saham menurut pendekatan the dividend discount model.
Model ini dikembangkan menjadi dua model pendekatan yaitu:
1.
Model Tanpa Pertumbuhan Deviden (The Zero Growth Model)
Model ini didasarkan pada asumsi:
a.
Keuntungan tidak berubah setiap tahunnya,
b.
Semua keuntungan dibagikan sebagai deviden.
Sehingga harga saham dirumuskan:
Po = D/r
Dimana :
Po = Harga Saham (nilai instrinsik)
D = Deviden pada periode i
14
Universitas Sumatera Utara
r = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan
atau diharapkan)
Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth Model)
2.
Model ini didasarkan pada asumsi:
a.
Tidak semua laba dibagikan,
b.
Laba ditahan diinvestasikan kembali.
Rumus:
Po = D/r-g
Dimana :
Po = Harga saham (nilai instrinsik)
D = Deviden pada periode i
r
=
Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap
relevan atau diharapkan)
g = Growth of rate (pertumbuhan laba atau dividen di masa yang akan
datang)
2.1.9.2 Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Dalam pendekatan ini harga saham (nilai instrinsik) dirumuskan
sebagai berikut:
Po = EPS x PER
Dimana :
Po = Harga saham (nilai instrinsik)
EPS = Earning per share (laba per lembar saham yang diharapkan)
PER = price earning ratio
15
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Daftar Peneliti Terdahulu
No.
1.
Peneliti
Judul
Variabel Penelitian
Rasio Profit
Hasil Penelitian
Anlovan
Pengaruh
Rizky
Likuiditas
Nasution
Profitabilitas
(2010)
terhadap Perubahan On Equity, Earning variabel
dan Return
Margin, Secara
On tidak
Parsial
adanya
Investment, Return pengaruh
Harga Saham pada per Share.
independen
Perusahaan
terhadap
Perbankan di Bursa
variabel
Efek Indonesia
dependen (harga
saham)
2.
Widya
Pengaruh
Astuti P.
Keuangan
Return
(2010)
Perusahaan
Investment, Return pengaruh
terhadap
Saham
3.
Yesisika
Kinerja Net Profit Margin, Secara
on tidak
parsial
adanya
Harga on Equity, Earning variabel
pada per Share.
independen
Perusahaan
terhadap
Telekomunikasi
variabel
yang Terdaftar di
dependen (harga
BEI
saham)
Analisis Pengaruh Return
on Secara
Parsial
16
Universitas Sumatera Utara
C.
Kinerja Keuangan Investment, Return tidak
Sihombing terhadap
Harga on Equity, Debt to pengaruh
pada Equity Ratio, Long variabel
Saham
Perusahaan
Term
Perkebunan
yang Equity Ratio
terdaftar
adanya
di
Debt
to independen
terhadap
variabel
BEI
2010
dependen (harga
saham)
4.
Yuspan
Analisis Pengaruh Debt
Handoko
Kinerja Keuangan Ratio,
terhadap
Saham
Asset Secara
Debt
to tidak
parsial
adanya
Harga Equity Ratio, Long pengaruh
pada Term
Perusahaan
Perkebunan
to
Debt
Equity Ratio
to variabel
independen
yang
terhadap
Terdaftar di BEI
variabel
2010
dependen (harga
saham)
17
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1 Kerangka Konseptual
Return On Investmen (ROI) (X1)
Return On Equity (ROE) (X2)
Debt to Equity Ratio (DER) (X3)
Harga
Saham
(Y)
Long Term Debt to Equity Ratio
(LTDtER) (X4)
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Menurut Jurusan Akuntasi (2004:13) Kerangka Konseptual merupakan
sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang
mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntuna
untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Kerangka
konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar
variabel independen dan variabel dependen.
Pada penelitian ini variabel independen adalah rasio profitabilitas dan
rasio solvabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
18
Universitas Sumatera Utara
menajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari
hasil pengembalian investasi atau return in investment (ROI) dan hasil
pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE). Rasio solvabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang apabila perusahaan perusahaan dibubarkan (dilikuidasi) atau dengan
kata lain rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio solvabilitas yang digunakan terdiri
dari Debt to Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt to Equity Ratio
(LTDtER).
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual di atas,
maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA dan ROE berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Solvabilitas yang diproksikan dengan DER dan LTDtER berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan industri makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
19
Universitas Sumatera Utara