ANALISIS PENGARUH RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

(1)

BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

Oleh :

ADITYA TRI YULIANTO 0642010098

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ” VETERAN ” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


(2)

memberikan berkah anugerah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio

Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

Penulisan proposal ini merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka memenuhi tugas akademik guna melengkapi sebagian syarat untuk menempuh ujian skripsi.

Hasil proposal ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud karena bantuan dan bimbingan dari ibu Ety D Susanti, Dra, MSi, selaku dosen pembimbing proposal penelitian. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal ini :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.

2. Alm bapak Drs. Sadjudi, MSi selaku ketua program studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Nurhadi, Msi selaku sekretaris program studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.


(3)

doa dan dukungan agar proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Teman – teman Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang sudah memberikan semangat dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu segala ide, kritik dan saran yang konstruktif senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Semoga dengan terselesainya proposal ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Desember 2011

Penulis  


(4)

YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh : Aditya Tri Yulianto

Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh pada harga saham.Informasi laba perusahaan yang meliputi ROE (Return on Equity), ROA (Return on Asset’s) Rasio solvabilitas DAR (Debt to Asset’s Ratio), DER (Debt to Equity Ratio) adalah variabel yang diduga mempengaruhi harga saham. Penarikan jumlah sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil adalah 6 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI).

Analisis data di uji dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda yang dilakukan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah empat variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Dan yang terakhir Uji-t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROE, ROA, DAR, DER secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kemudian disarankan Penting bagi investor untuk mempertimbangkan penggunaan indikator Debt to Equity Ratio (X2) dan return

on equity (X3) didalam mengambil keputusan investasi, karena hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara parsial variabel tersebut mempengaruhi harga saham. Dimana nantinya Debt to Equity Ratio dan return on equity nilainya meningkat bisa menaikkan harga saham.


(5)

price.Information company interest including ROE (Return on Equity), ROA (Return on Asset’s) Rasio solvabilitas DAR (Debt to Asset’s Ratio), DER (Debt to Equity Ratio) is the variabel for this research. The sample of the study use purposive sampling technique. The number of sample was taken is 6 food and breferrage company listed on the bursa efek indonesia (BEI).

Data analisist was tested with analisist regresi linier technique decided to get the bound of regresion who show the conection for variabel Y decided with two or more variabel X. F test used to known what 4 variabel X together gift signifikan result for variabel Y. In the end t-test use to see signification for variabel X individualy agains variabel Y with estimate that other variabel is konstan.

The result show that variabel ROE, ROA, DAR, DER simultanly and parsially have significan effet on stock price. And advice for investor considering to use indikator Debt to Equity Ratio (X2) and return on equity (X3) for take investasion decision, because from the research result show parsially that variabel give effect for stock price. Than leter Debt to Equity Ratio and return on equity value up, can make stock price more ekspensive.


(6)

berkah anugerah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

Penulisan karya ilmiah ini merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran ” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka memenuhi tugas akademik guna melengkapi sebagian syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana.

Hasil penelitian skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Ibu Ety D Susanti, Dra, MSi, selaku dosen pembimbing penelitian skripsi. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Lia Nirawati , MSi selaku ketua program studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ” Veteran ” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Siti Ning Farida, MSi selaku sekretaris program studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.


(7)

dukungan agar penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Teman – teman Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang sudah memberikan semangat dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu segala ide, kritik dan saran yang konstruktif senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian skripsi ini. Semoga dengan terselesainya penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, oktober 2011


(8)

ABSTRAKSI ...i

KATA PENGANTAR... ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar belakang masalah ………..1

1.2Perumusan masalah ………..9

1.3Tujuan penelitian ………..…9

1.4Manfaat penelitian ………10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil penelitian terdahulu ………12

2.2 Landasan teori ………14

2.2.1 Laporan keuangan 2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ………14


(9)

2.2.1.5 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan ………19 2.2.2 Analisis Laporan Keuangan.

2.2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ………20 2.2.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ...21

2.2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan ………22 2.2.3 Analisis Rasio Keuangan.

2.2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ………23 2.2.3.2 Tujuan Analisis Rasio Keuangan ………25 2.2.3.3 Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ……26 2.2.3.4 Jenis-Jenis Rasio Keuangan ………27 2.2.4 Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas).

2.2.4.1 Return On Assets (ROA) ………29 2.2.4.2 Return On Equity (ROE) ………30 2.2.5. Leverage Ratio (Rasio Solvabilitas).

2.2.5.1 Debt to Asset Ratio (DAR) ………31 2.2.5.2 Debt to Equity Ratio (DER) ………32 2.2.6 Pengaruh ROA, ROE, DAR dan DER Terhadap Harga Saham.

2.2.6.1 Pengaruh Return On Assets Terhadap Harga Saham ……32 2.2.6.2 Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham ……33


(10)

2.2.7.1 Pengertian Investasi ………36

2.2.7.2 Tujuan Investasi ………37

2.2.7.3 Bentuk-Bentuk Investasi ………38

2.2.8 Pasar Modal. 2.2.8.1 Pengertian Pasar Modal ………38

2.2.8.2 Fungsi dan Manfaat Pasar Modal ………40

2.2.8.3 Para Pelaku Pasar Modal ………42

2.2.9 Saham. 2.2.9.1 Pengertian Saham ………43

2.2.9.2 Jenis Saham ………44

2.2.9.3 Berbagai Nilai Dari Saham ………47

2.2.9.4 Harga Saham ………48

2.2.9.5 Analisis Saham ………50

2.2.10 Kerangka berpikir ………51

2.2.11 Hipotesis ………55

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional dan Penelitian Variabel ………56 3.2 Teknik penentuan sampel.


(11)

3.4 Uji Asumsi Klasik ………61

3.5 Teknik Analisa Data ………64

3.6 Uji Hipotesis ………64

3.6.1 Uji F ………64

3.6.2 Uji t ...66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum dan Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ...68

4.1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) ...68

4.1.1.2. Gambaran Umum Perusahaaan ………72

4.1.2 Penyajian Data. 4.1.2.1 Return on Equity (X1) ...81

4.1.2.2 Return on Asset’s (X2) ...82

4.1.2.3 Debt to Asset’s Ratio (X3) ………83

4.1.2.4 Debt to Equity Ratio (X4) ………84

4.1.2.5 Harga Saham (Y) ...86 4.2 Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis


(12)

4.2.2.1 Pengujian Hipotesis pengaruh variabel bebas secara simultan (F) ...96

4.2.2.2 Pengujian Hipotesis pengaruh variabel bebas secara parsial (t) ...98 4.3 Pembahasan ...104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.

5.1 Kesimpulan ………..108

5.2 Saran ………..109


(13)

3.1 Gambar Kurva F ...66

3.2 Gambar Kurva t ...67

4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ...88

4.2 Gambar Scatter Plot Residual vs Fits ...92

4.3 Gambar Kurva Daerah Penerimaan dan penolakan H0 uji F ...97

4.4 Gambar Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabelX1 ...99

4.5 Gambar Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabelX2 ...100

4.6 Gambar Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabelX3 ...101


(14)

3.1 Nama-nama perusahaan perusahaan yang diteliti ………60

4.1 RoE Perusahaan makanan dan minuman ...82

4.2 ROA Perusahaan makanan dan minuman ...83

4.3 DAR Perusahaan makanan dan minuman ...84

4.4 DER Perusahaan makanan dan minuman ...85

4.5 Harga Saham Perusahaan makanan dan minuman ...86

4.6 Nilai Durbin Watson Statistik ………89

4.7 Tabel Durbin Watson ………89

4.8 Hasil Uji Multikolenieritas ………91

4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ………93

4.10 Hasil Koefisien Determinasi ………95

4.11 Hasil Perhitungan Uji F ………96

4.12 Hasil Perhitungan Uji t ………..103

   


(15)

Lampiran 1, DAR Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2010

Lampiran 2, DER Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2010

Lampiran 3, ROE Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2010

Lampiran 4, ROA Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2010

Lampiran 5, Harga Saham Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2010

Lampiran 6, Uji Normalitas Lampiran 7, Uji Autokorelasi Lampiran 8, Uji Multikolinearitas Lampiran 9, Uji Heteroskedastisitas Lampiran 10, Uji Regresi Berganda

Lampiran 11,Nilai rata-rata DAR, DER, ROE, ROA tahunan pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

Lampiran 12, Tabel DURBIN – WATSON Lampiran 13, Tabel Distribusi F

Lampiran 14, Tabel Distribusi t


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam rangka meraih dana untuk ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapat kan keuntungan yang lebih.

Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk para investor dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan. Pengembangan pasar modal sangat diperlukan dalam perekonomian indonesia saat ini. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka menengah ataupun jangka panjang. Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Pasar modal merupakan lembaga yang sangat berperan bagi perkembangan ekonomi di negara-negara maju. Pasar modal juga mempunyai pengertian pasar yang terorganisir dimana efek-efek atau disebut juga sekuritas perdagangan . Instrument pasar modal terbagi atas dua kelompok besar yaitu


(17)

obligasi perusahaan, obligasi langgganan, obligasi yang dapat di konversikan menjadi saham dan sebagainya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat perkembangannya sehingga menjadi alternatif yang disukai perusahaan untuk mencari dana. Perkembangan bursa efek disamping dilihat dengan semakin banyaknya anggota bursa juga dapat dilihat dari perubahan harga-harga saham yang diperdagangkan. Perubahan harga saham dapat memberi petunjuk tentang kegairahan dan kelesuan aktivitas pasar modal serta pemodal dalam melakukan transaksi jual beli saham.

Terjadinya krisis global di tahun 2008 membuat lesunya transaksi jual beli

saham, krisis yang terjadi awalnya pada Negara Amerika Serikat ini telah

merambah ke semua sektor, mulai dari perbankan sektor riil hingga pasar modal. Hal ini bisa dilihat dari kepanikan investor dunia dalam usaha menyelamatkan uang di pasar saham. Para investor menjual saham sehingga bursa saham turun drastis.

Di Indonesia, krisis keuangan global terbukti mempengaruhi pasar modal dan valuta asing. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) turun dari angka 2.830 menjadi 1.111, atau turun lebih dari 60%. Nilai kurs rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi dari Rp 9.076 per dolar hingga sempat mencapai Rp 12.900 per dolar, atau mengalami depresiasi lebih dari 41% sejak Januari hingga Desember 2008 (Sumber : Harian Seputar Indonesia, Jakarta, 24 Desember 2008).

Sektor yang dianggap bisa bertahan dalam terjangan krisis global adalah sektor konsumsi terutama Industri makanan dan minuman. Hal itu dikatakan


(18)

Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI) dalam Media Training, Prospek Ekonomi dan Tantangan Industri Manufactur 2009, di Hotel Sheraton, Yogyakarta.

Alasanya, sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan 2008, hanya industri makanan dan minuman yang dapat bertahan. Permintaan pada sektor tersebut tetap tinggi. Industri food and bavarage adalah yang paling baik dan bertahan pada krisis global. industri makanan dan minuman dapat bertahan tidak bergantung pada bahan-baku ekspor dan lebih banyak menggunakan bahan baku domestik. Selain itu, karakteristik masyarakat cenderung gemar berbelanja makanan, ikut membantu mempertahankan industri makanan dan minuman.

(www.kompas.com)

Dengan tidak terpengaruhnya industry makanan dan minuman terhadap krisis global yang terjadi maka saham pada kelompok perusahaan makanan dan minuman ini lebih banyak menarik minat investor karena tingkat konsumsi masyarakat akan semakin bertambah sejalan dengan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Selain itu Salah satu barang kebutuhan konsumsi yang paling penting adalah makanan dan minuman yang merupakan salah satu penyetor pajak besar di Indonesia.

Pada dasarnya harga saham terbentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi di lantai bursa yang akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham di bursa. Sehingga semakin banyak investor yang meminati saham perusahaan makanan dan minuman maka


(19)

saham kelompok makanan dan minuman yang merupakan salah satu dari 5 indeks sektoral BEI yang mempunyai tingkat harga saham yang cukup baik selain Pertanian, pertambangan, aneka industry dan industry dasar. (Sumber : www.detik.com).

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor mikro perusahaan dan faktor makro ekonomi. Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi harga saham antara lain : tingkat keuntungan yang diperoleh,

tingkat resiko, kinerja perusahaan dan corporate action yang dilakukan

perusahaan tersebut. Sedangkan factor makro (eksternal perusahaan) adalah tingkat perkembangan inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah, keadaan perekonomian, dan kondisi sosial politik negara yang bersangkutan.

Seorang investor dalam menentukan saham yang akan dibeli atau dijual akan mempertimbangkan informasi yang tersedia. Informasi ini berguna sebagai pertimbangan untuk menentukan tingkat keuntungan beserta resiko saham yang dibeli atau dijual.

Investor yang menginvestasikan dananya pada sekuritas, berkepentingan terhadap keuntungan saat ini dan keuntungan dimasa yang akan datang serta adanya stabilitas dari keuntungan yang akan diperoleh. Sebelum menginvestasikan dananya investor melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Investor juga berkepentingan atas informasi yang berhubungan dengan kondisi atau kinerja keuangan perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan investasi, agar dana yang diinvestasikan tersebut mampu menghasilkan nilai tambah dimasa mendatang dalam bentuk


(20)

dividen atau capital gain. Investor juga berkepentingan untuk memilih perusahaan mana diantara begitu banyak sektor perusahaan yang dituju yang nantinya dapat memberikan keuntungan bagi investor itu sendiri, dengan melihat perolehan laba bersih tahunan perusahaan tersebut, guna untuk memperkecil resiko yang ditanggung.

Harga saham suatu perusahaan menunjukkan nilai penyertaan dalam perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kinerja perusahaan, resiko, dividen, tingkat suku bunga, penawaran, permintaan, laju inflasi, kebijaksanaan pemerintah dan kondisi perekonomiaan. Karena perubahan faktor-faktor di atas harga saham akan mengalami perubahan naik atau turun. Harga saham mencerminkan nilai perusahaan dimata masyarakat. Apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan dimata masyarakat juga baik dan sebaliknya jika harga saham perusahaan rendah, nilai perusahaan di masyarakat menjadi kurang baik, maka harga saham merupakan hal yang penting bagi perusahaan.

Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan beberapa perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan, karena laba merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang dana. Jika suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan menanamkan modalnya, karena bisa dipastikan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal


(21)

tersebut. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang akan dilakukan disebut sebagai rasio profitabilitas.

Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan keuangan. Rasio yang dimaksud adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rasio keuangan dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, serta untuk membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sisi eksternal, rasio keuangan digunakan untuk menentukan pembelian atau penjualan saham suatu perusahaan, pemberian pinjaman serta untuk memprediksi kekuatan keuangan perusahaan di masa mendatang.

Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Pemakaian rasio keuangan dalam mewakili kinerja keuangan berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu membuktikan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan perubahan harga saham, dan kegunaan rasio keuangan dalam mengukur dan memprediksi kinerja keuangan.

Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya memberikan suatu indikasi kinerja perusahaan yang akan datang.


(22)

Dalam melakukan investasi dipasar modal apakah investor akan mempertimbangkan faktor fundamental beberapa perusahaan, seperti kinerja perusahaan yang diproyeksikan dengan rasio keuangan untuk memperkirakan harga yang akan diterima dimasa yang akan datang. Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profitabilitas yaitu ROA dan ROE kemudian juga menggunakan rasio solvabilitas yaitu DAR dan DER, hal ini dikarenakan ke empat jenis dari rasio tersebut sama meneliti tentang aktiva dan ekuitas, ROA dan

DAR menghitung assets (aktiva) sedangkan ROE dan DER menghitung equity

(ekuitas).

Investor harus menentukan dimana sektor atau bidang apa yang dapat memberikan kejelasan atas investasi nya. Dengan melihat sektor atau bidang perusahaan tersebut, investor dapat dengan mudah menghindari resiko-resiko yang kemungkinan akan terjadi. Sektor yang dianggap rawan atau aman dalam menginvestasikan dana nya adalah dari bidang makanan dan minuman. Sehingga investor dapat melihat seberapa bagus kondisi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman dalam mendapatkan keuntungan yang dimasa mendatang.

Terdapat 21 perusahaan makanan dan minuman dan terdaftar di bursa efek Indonesia yang masing – masing bersaing untuk menghasilkan produk – produk yang baru. Semakin banyaknya produk-produk makanan dan minuman yang baru dipasaran, berimbas pula pada fluktuasi penjualan produk masing-masing perusahaan. Sehingga mengakibatkan meningkatnya laba perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham dari tiap-tiap perusahaan. Dari 21 perusahaan


(23)

makanan dan minuman yang terdaftar pada BEI hanya 6 perusahaan yang menghasilkan laba bersih dan tidak merugi secara terus menerus, dan telah melaporkan data audit keuanganya di BEI dari tahun 2006 – 2010.

Berikut ini adalah daftar harga saham perusahaan makanan dan minuman yang menghasilkan laba bersih dan tidak merugi secara terus menerus dari tahun 2006 – 2010 yang terdaftar pada bursa efek Indonesia (BEI).

Tabel 1.1

Harga saham penutupan rata-rata tahunan perusahaan makanan dan minuman

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 Rata-Rata

Perusahaan

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

PT. Cahaya Kalbar. Tbk 590 800 700 1490 870 890

PT. Delta Djakarta. Tbk 22.800 16.000 20.000 62.000 95.000 43.160

PT. Fast Food. Tbk 1.820 2.450 3.100 5.200 7.300 3.974

PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk 1.350 2.575 930 3.550 4.625 2.606

PT. Sekar Laut. Tbk 285 75 90 150 150 150

PT. Ultra Jaya Milk. Tbk 435 650 800 580 710 635

sumber : Laporan Keuangan di BEI tahun 2011.

Dapat dilihat dari tabel 1.1 , Harga saham penutupan dari tahun 2006 -2010 yang memperoleh nilai rata-rata harga saham yang paling besar dari 6 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada bursa efek idonesia dimiliki oleh PT. Delta Djakarta. Tbk dengan nilai saham tahun 2006-2010 sebesar Rp 43.160,00. Sedangkan nilai rata-rata harga saham terendah dari tahun 2006-2010 adalah PT. Sekar Laut. Tbk sebesar Rp 150,00.


(24)

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini akan menganalisis lebih lanjut mengenai “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham di Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)”

1.2 Perumusan Masalah.

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Rasio Profitabilitas Return On Assets (ROA), Return On Equity

(ROE) dan juga Rasio Solvabilitas Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to

Equity Ratio (DER) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada

kelompok Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI ?

2. Apakah Rasio Profitabilitas Return On Assets (ROA), Return On Equity

(ROE) dan juga Rasio Solvabilitas Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to

Equity Ratio (DER) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada

kelompok Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI ?

1.3 Tujuan Penelitian.

Berdasarkan pada perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Rasio Profitabilitas Return On Assets

(ROA) dan Return On Equity (ROE). Untuk menganalisis pengaruh Rasio Solvabilitas Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER)


(25)

berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada kelompok Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI.

2. Untuk menganalisis pengaruh Rasio Profitabilitas Return On Assets

(ROA) dan Return On Equity (ROE) Untuk menganalisis pengaruh Rasio

Solvabilitas Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada kelompok

Perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI.

2.1 Manfaat Penelitian.

Kegunaan yang didapatkan oleh peneliti dari penelitian ini dihaapkan adalah sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi manajemen perusahaan untuk tetap dan selalu

meningkatkan kinerja perusahaan – perusahaan di masa yang akan datang. Agar dapat menarik minat para investor yang akan menanamkan modalnya.

2. Sebagai refrensi bagi para investor, tentang pengaruh laporan keuangan

terhadap harga saham yang diperdagangkan di pasar modal, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan para infestor serta dapat digunakansebagai salah satu alat untuk memilih atau menentukan pada bidang usaha mana yang mempunyai rasio keuangan yang baik dan meramalkan harga – harga saham perusahaan makanan dan minuman di BEI.


(26)

3. Sebagai refrensi yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris pada pihak – pihak yang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dan Suguharto (2003), yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Minuman di Bursa Efek Jakarta. Di dalam penelitian ini variabel yang digunakan ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), NPM (Net Profit Margin), dan harga saham perusahaan industri minuman. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari beberapa rasio profitabilitas hanya return on equity yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk return on asset dan net profit margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. sedangkan secara bersama-sama dari ketiga variabel return on asset, return on equity dan net profit margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

2. Febri Raka Ardinto (2007) berjudul “ Analisis pengaruh laba per saham, deviden per saham dan pemecahan saham terhadap harga saham pada perusahaan manufactur yang go public”.

a. Perumusan masalah yang diambil dari penelitian tersebut apakah ada pengaruh signifikan antara deviden per saham dan pemecahan saham terhadap harga saham


(28)

b. Hipotesis yang dapat diambil dari penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Apakah laba per saham, deviden per saham dan pemecahan saham berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham.

2. Apakah laba per saham deviden per saham dan pemecahan saham berpengaruh secara parsial terhadap perubahan harga saham.

3. Apakah pemecahan saham berpengaruh dominan terhadap harga saham.

c. kesimpulan

1. Variable laba per saham berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham.

2. Variable deviden per saham berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan harga saham.

Variable pemecahan saham berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan harga saham

3. Ardi Hamza (2007) yang berjudul “Analisis Rasio likuiditas, profitabilitas, aktifitas, solvabilitas dan INVESTMENT OPPORTUNITY SET dalam tahapan siklus kehidupan perusahaan manufacture yang terdaftar di bursa efek Jakarta (BEJ) 2001 – 2005. Hasil pengujian dengan regresi berganda antara variabel-variabel independent berupa rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas terhadap variable dependen berupa investment opportunity set (IOS) berpengaruh secara signifikan pada tahap pendirian (start-up) dan ekspansi awal


(29)

(initial expansion), sedangkan pada tahap ekspansi akhir (final expansion), kedewasaan (mature), dan decline tidak berpengaruh secara signifikan.

2.2 Landasan Teori.

2.2.1 Laporan Keuangan.

2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan.

Laporan keuangan adalah suatu laporan tertulis yang merupakan bentuk pandangan secara wajar mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertangggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI, 2002).

Menurut Myer dalam bukunya “Financial Statement Analysis” yang diterjemahkan oleh Munawir (2000:5), laporan keuangan adalah “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”.

Melalui laporan keuangan itu, secara periodik dilaporkan informasi penting mengenai suatu perusahaan yang berupa :

1. Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, kewajiban dan modal perusahaan.


(30)

2. Informasi mengenai perubahan-perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto atau kekayaan bersih (modal = aktiva dikurangi kewajiban), yang timbul dari aktivitas usaha perusahaan dalam rangka memperoleh laba. 3. Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai

dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan investasi. 5. Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan,

seperti kebijaksanaan akuntansi yang dianut oleh perusahaan.

2.2.1.2 Tujuan dan Pemakai Laporan Keuangan.

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK (Prosedur Standar Akuntansi Keuangan) paragraf 12 mengemukakan tujuan dari laporan keuangan adalah sebagai berikut : menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Sandy Teguh Ariansyah, 2006:10).

Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2002).


(31)

Bab 4 APB (Accounting Principle Board) statement No.4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan sebagai berikut : Tujuan umum, yaitu menyajikan laporan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum.

1. Tujuan khusus, yaitu memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta informasi lainnya yang relevan.

2. Tujuan kualitatif, sebagai berikut :

a. Relevance : Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu

pemakai laporan dalam pengambilan keputusan.

b. Understandbility : Informasi yang disajikan bukan saja informasi yang

penting tetapi mudah untuk dimengerti oleh pemakainya.

c. Variability : Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain.

d. Timeliness : Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan

keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.

e. Comparability : Informasi akuntansi harus dapat dibandingkan, artinya

akuntansi harus memiliki prinsip yang sama untuk semua perusahaan.

f. Completeness : Informasi yang dilaporkan harus mencakup semua

kebutuhan layak bagi pemakai.

2.2.1.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam keuangan tersebut berguna bagi pemakai dalam


(32)

pengambil keputusan ekonomi. Terdapat empat karakteristik pokok kualitatif laporan keuangan menurut IAI (2002, p.6-10) :

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini, para pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan, informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable), informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull representative) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.


(33)

4. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat mempertimbangkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan yang berbeda.

2.2.1.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan.

Laporan keuangan adalah laporan yang elemen-elemennya dinyatakan dengan uang. Penilaian ini akan memberikan suatu anggapan bahwa fakta yang dinyatakan dengan angka dan satuan uang tersebut merupakan cerminan dari nilai perusahaan secara keseluruhan dengan pasti, benar dan tepat sesuai dengan ekonomi per tanggal laporan. Laporan keuangan yang elemen-elemennya dinyatakan dengan uang mempunyai banyak kelemahan, antara lain:

1. Laporan yang bersifat historis, yaitu penyajian data kejadian-kejadian yang telah lalu sehingga belum mencerminkan kondisi keuangan saat sekarang. 2. Laporan keuangan bersifat umum, sehingga calon pemakai tidak tahu secara

rinci posisi keuangan perusahaan.

3. Penyusunan laporan keuangan masih mengandung bias dalam penaksiran-penaksiran dan pertimbangan-pertimbangannya.


(34)

4. Akuntansi hanya dapat memberi laporan kasar dan belum terperinci mengenai elemen-elemen pembanding.

5. Laporan keuangan bersifat konservatif, yaitu tidak mengikuti dan mengantisipasi kebutuhan perusahaan.

6. Laporan keuangan tidak mempertimbangkan aspek-aspek lainnya di luar aspek ekonomi dalam memperhitungkan peristiwa yang sebenarnya terjadi. 7. Adanya penggunaan istilah-istilah teknis dalam laporan keuangan yang tidak

komunikatif bagi masyarakat awam atau pemakai.

8. Adanya penggunaan berbagai macam metode akuntansi, akan menyebabkan tcrjadinya perbedaan baik dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis maupun dalam pengukuran tingkat keberhasilan perusahaan.

9. Adanya pengabaian informasi yang bersifat kualitatif, padahal aspek ini kemungkinan lebih diperlukan dari pada aspek ekonominya.

2.2.1.5 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan.

Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, antara lain :

1. Neraca, adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat


(35)

diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada didalam perusahaan tersebut.

2. Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahui laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.

3. Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.

4. Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa mendatang.

2.2.2 Analisis Laporan Keuangan.

2.2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan.

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan ditujukan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai


(36)

digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Arti penting analisis laporan keuangan :

1. Bagi pihak manajemen : untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,

kompensasi dan pengembangan karier.

2. Bagi pemegang saham : untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan

dan keamanan investasi.

3. Bagi kreditor : untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang

beserta bunganya.

4. Bagi pemerintah : pajak, persetujuan untuk go public.

5. Bagi karyawan : penghasilan yang memadai, kualitas hidup dan keamanan

kerja.

2.2.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan.

Menurut Kasmir (2008:68) tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah :

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.


(37)

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini

5. Untuk melakukan penelitian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan.

Macam-macam teknik analisis laporan keuangan (Prihantoro LePMa-Gunadarma University), antara lain :

1. Analisis Rasio

Rasio adalah hubungan matematis antara dua kuantitas. Agar memiliki arti, rasio dalam laporan keuangan harus mengacu pada hubungan yang penting secara ekonomi. Analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam 5 macam kategori :

a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio) b. Rasio Solvabilitas (solvency ratio) c. Rasio Aktivitas (activity ratio)

d. Rasio Profitabilitas (profitability ratio) e. Rasio Nilai Pasar (market ratio) 2. Analisis Common Size


(38)

size disusun dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).

3. Analisis Du Pont

Analisis du pont adalah analisis yang mempertajam analisis rasio dengan memisahkan profitabilitas dengan pemanfaatan aset.

4. Analisis Cross Section

Analisis cross section adalah perbandingan data keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yang sejenis.

5. Analisis Time Series dan Forecasting Data Keuangan

Analisis time series adalah analisis terhadap data historis untuk melihat tren yang mungkin timbul. Tren angka selanjutnya dianalisis guna mengetahui apa yang terjadi.

2.2.3 Analisis Rasio Keuangan.

2.2.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan.

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Menurut James C. Van Home (Sawir, 2001); " Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan


(39)

Sebagian besar tujuan umum dari analisis rasio keuangan adalah untuk menempatkan rasio tersebut sebagai petunjuk ataupun untuk menganalisis pengukuran kinerja perusahaan. Dengan demikian maka pemanfaatan rasio keuangan salah satunya untuk menilai kesehatan perusahaan. Menurut Mohammad Muslich (2000:61), bahwa analisis perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan memungkinkan bagi para pengguna untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dengan cepat. Dengan menggunakan rasio keuangan juga memungkinkan untuk melihat perbandingan jalannya perusahaan dari waktu ke waktu serta mengidentifikasi perkembangannya.

Menurut Van Horne (2005:234) : “ Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri ”. Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati-hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan, yaitu :

1. Bagaimana likuiditas perusahaan ?

2. Apakah manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva ? 3. Bagaimana perusahaan didanai ?

4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup?


(40)

Dalam melakukan analisa, penganalisa dapat menggunakan dua macam perbandingan yaitu :

1. Perbandingan internal (Time Series Analysis) yaitu membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

2. Perbandingan eksternal (Cross Sectional Approach), yaitu membandingkan rasio-rasio antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan atau membandingkannya dengan rasio rata-rata industri pada saat yang sama.

2.2.3.2 Tujuan Analisis Rasio Keuangan.

Menurut Riyanto (2000 : 25) rasio keuanganditujukan guna meningkatkan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan stabilitas usaha dari suatu perusahaan. 1. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi kewajibannya tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam keadaan likuid, sebaliknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya berarti perusahaan pada keadaan infalid.

2. Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial apabila akhirnya perusahaan tersebut di likuidasikan. Perusahaan dikatakan solvabilitas bila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, tetapi dengan sendirinya berarti perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya jika perusahaan tersebut tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk


(41)

3. Rentabilitas dimana suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut atau kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut selama periode tertentu. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan dibandingkan satu dengan yang lainnya.

4. Stabilitas usaha menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya secara stabil diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membyar hutang tepat waktunya. Serta kemampuan perusahaan untukmembayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan.

2.2.3.3 Keunggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan.

Analisis rasio ini memiliki keunggulan disbanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut sepperti diuraikan oleh Harahap (2002:298) yaitu:

1. Rasio merupakan angka-angka dan ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.

4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.


(42)

6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series.

7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.

Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio ini, tehnik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio :

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara.

2. Laporan keuangan menunjukan angka yang kelihatanya bersifat pasti dan tepat, tetapi dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan.

4. Laporan keuangan bersifat sejarah (historis) yang merupakan laporan kejadian-kejadian di masa lalu atau yang telah lewat.

5. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai.

2.2.3.4 Jenis-Jenis Rasio Keuangan.

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Apabila dilihat dari


(43)

sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan menjadi enam jenis (Harahap, 2002 : 1), yaitu :

1. Rasio likuiditas.

2. Rasio leverage.

3. Rasio aktivitas.

4. Rasio profitabilitas.

5. Rasio pertumbuhan.

6. Rasio penilaian.

2.2.4 Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas).

Rasio profitabilitas ini disebut juga sebagai rasio rentabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Rasio-rasio yang tergabung dalam rasio profitabilitas yang di teliti pada karya ilmiah ini antara lain :

2.2.4.1 Return On Assets (ROA).


(44)

mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

Menurut Kasmir, (2008;200) Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On assets (ROA) atau return on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manejemen dalam mengelola investasinya.

Di samping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Rumus untuk menghitung Return on Assets adalah :

EAT Return On assets (ROA) =

Total Assets


(45)

2.2.4.2 Return On Equity (ROE).

Menurut Hanafi (2003;85), Return On Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar hasil pengembalian atas modal sendiri (ROE) maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan permintaan saham yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham.

Demikian pula sebaliknya, apabila ROE rendah berarti perusahaan tidak menggunakan equity nya dengan efisien dan efektif, sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak pada turunnya harga saham. Jadi ROE ini dijadikan indikator atas kinerja suatu perusahaan mengingat para investor lebih cenderung memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya.


(46)

EAT

Return On Equity (ROE) =

Modal Sendiri (jumingan 2008:245)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan berapa persen dieperolehnya laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. (Harahap, 2001;305).

2.2.5 Leverage Ratio (Rasio Solvabilitas).

Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek dan jangka panjang). Sedangkan menurut Munawir (2002: 32) solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Rasio-rasio yang tergabung dalam rasio Solvabilitas yang di teliti pada karya ilmiah ini antara lain :

2.2.5.1 Debt to Asset Ratio (DAR).

Menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah karena


(47)

kreditur dalam peristiwa likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba yang diharapkan.

DAR = Total hutang ( debt ) x 100% Total Aset ( assets)

(Sawir,2001: 13)

2.2.5.2 Debt to Equity Ratio (DER).

Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Formulasi dari debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

DER = Total hutang ( debt ) x 100% Total Modal (Equity)

2.2.6 Pengaruh ROA, ROE, DAR dan DER Terhadap Harga Saham.

2.2.6.1 Pengaruh Return On Assets Terhadap Harga Saham.

ROA atau sering juga disebut dengan “Return On Assets” adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik keadaan suatu


(48)

perusahaan, (Syamsudin, 1998:70). Return On Assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan antara laba yang diperoleh dan investasi yang diinginkan untuk menghasilkan laba tersebut. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.

ROA merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan laba. Yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. (Sutrisno, 2003:255).

Jadi, semakin tinggi ROA semakin tinggi pula tingkat pengembalian investasi maka kepercayaan investor terhadap perusahaan juga tinggi sehingga permintaan atas saham perusahaan akan tinggi pula yang pada akhirnya menaikkan harga saham dan begitu pula sebaliknya.

2.2.6.2 Pengaruh Return On Equity terhadap harga saham.

Menurut Hanafi (2003;85) Return On Equity adalah salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.

Dengan demikian investor ini lebih memperhatikan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendirinya untuk menghasilkan laba bersih. Semakin besar pengembalian atas modal sendiri (ROE) maka semakin efisien dan efektif manajemen perusahaan. Hal ini


(49)

menunjukkan bahwa perusahaan lebih dapat memanfaatkan modalnya sendiri dibandingkan perusahaan lain. Dengan demikian hal ini akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan permintaan saham yang pada akhirnya dapat menaikkan harga saham. Demikian pula sebaliknya, apabila ROE rendah, berarti perusahaan tidak menggunakan equity nya dengan efisien dan efektif, sehingga hal ini dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan dan kemudian berdampak pada turunnya harga saham.

Jadi ROE ini dijadikan sebagai indikator atas kinerja suatu perusahaan mengingat para investor lebih cenderung memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sendiri. Return on equity dapat dijadikan suatu tolak ukur oleh investor untuk mengetahui produktifitas dari dana-dana pemilik perusahaan didalam perusahaannya sendiri. Rasio ini juga menunjukkan rentabilitas dan efisiensi modal sendiri. Makin tinggi rasio ini akan semakin baik, karena posisi modal pemilik perusahaan akan semakin kuat, atau rentabilitas modal sendiri yang semakin baik, sehingga para investor percaya bahwa dikemudian hari perusahaan akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar, akibatnya harga saham dapat naik di pasar modal, demikian juga keadaan sebaliknya.

2.2.6.3 Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap harga saham.

Debt to Asset merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total asset suatu perusahaan. DAR digunakan untuk mngukur


(50)

tingkat penggunaan hutang perusahaan dalam menjalankan produksinya terhadap total jumlah aset yang dimiliki perusahaan tersebut.

Rasio ini juga menunjukkan pentingnya dari sumber modal pinjaman (relative importance of borrowed fund) dan tingkat keamanan yang dimilki kreditor. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

Dengan demikian investor dapat melihat seberapa banyak hutang yang dimiliki suatu perusahaan dan seberapa kuat kekuatan perusahaan untuk mengembalikan jumlah hutang tersebut jika pengembalian dilihat dari total aset/ aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut.

2.2.6.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham.

Menurut Siegel dan Shim ( 2001 : 267 ) Debt to Equity Ratio merupakan ratio yang membandingkan antara total hutang dengan total modal suatu perusahaan. Sedangkan Menurut Slamet (2003 : 35) atau dengan istilah umum DER adalah perbandingan antara total utang dengan total modal. DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan pentingnya dari sumber modal pinjaman (relative importance of borrowed fund) dan tingkat keamanan yang dimilki kreditor. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.


(51)

mengembalikan jumlah hutang tersebut jika pengembalian dilihat dari total modal yang dimiliki perusahaan tersebut.

2.2.7 Investasi.

2.2.7.1 Pengertian Investasi.

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa akan datang.

Investasi adalah penggunaan uang untuk obyek-obyek tertentu dengan tujuan bahwa nilai obyek tersebut selama jangka waktu investasi akan meningkat, paling tidak bertahan dan selama jangka waktu itu pula memberikan hasil secara teratur.

Sunariyah dalam buku pengantar pengetahuan pasar modal menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan,biasanya berjangka waktu lama dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Menurutnya investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama antara lain investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (Financial Assets) (Sunariyah, 2003:2).

Maka dapat disimpulkan Investasi diartikan sebagai suatu upaya mengelola uang dan menyisihkan dari sebagian uang tersebut untuk ditanam dibidang tertentu dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan datang.


(52)

2.2.7.2 Tujuan Investasi.

Menurut Suad Husnan (2004 : 17 ), Investasi tidak hanya dilakukan oleh suatu perusahaan profit saja, akan tetapi individu yang mempunyai kelebihan dana pun dapat melakukan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Keuntungan yang didapat investor dari investasi dalam bentuk saham pada dasarnya dapat berupa:

1. Capital gain

Capital gain merupakan keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli saham.

2. Dividen

Deviden merupakan bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Keuntungan lain dari investasi saham adalah kemudahannya dalam pemindahan hak perusahaan dari seseorang ketangan orang lain. Orang-orang yang memiliki dalam perusahaan dapat menjual sahamnya kepihak lain saat dan harga tertentu karena setiap lembar sahamnya aalah aktiva pribadi pemiliknya dan dapat dilepaskan jika dikehendaki, selain itu ada lagi keuntungan yang didapat dari investasi saham, adalah dapat ikut menentukan kebijakan yang diambil perusahaan yaitu lewat hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).


(53)

2.2.7.3 Bentuk-Bentuk Investasi.

Investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dan saat sekarang yang diharapkan yang diharapkan untuk memperoleh arus kas masuk pada waktu akan datang selama umur proyek itu. Investasi ini bisa berbentuk investasi pada real assets misalnya tempat hiburan, pendirian pabrik, pendirian hotel, restoran dan lain-lain. Serta dapat pula investasi dalam bentuk keuangan (Financial assets) seperti pembelian surat berharga berupa saham ataupun obligasi. Investor yang melepaskan dananya untuk membeli saham berarti investor itu ikut memiliki perusahaan yang menjual saham tersebut.

2.2.8 Pasar Modal.

2.2.8.1 Pengertian Pasar Modal.

Pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling mengadakan pertukaran barang atau jasa (Suad Husnan, 2004 : 2 ). Pengertian pasar modal adalah salah satu jenis pasar modal,dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga.

Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta (Suad Husnan,2004 : 5).

Secara empiris, bahwa pasar modal (Capital Market) memiliki andil yang besar bagi perekonomian suatu negara. Dominasi perdagangan obligasi dalam


(54)

karena itu, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa perkembangan ekonomi suatu Negara secara keseluruhan harus dapat diukur dari seberapa jauh perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada negara yang dimaksud. Namun demikian fakta diatas tidak memberikan jaminan bahwa untuk menghidupkan perekonomianya, setiap negara harus menghidupkan pasar modalnya, karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan secara matang, baik internal maupun eksternal.

Apalagi dalam suatu negara, sedang dalam proses awal pembangunan. Tuntutan keberdaan pasar modal sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran serta kesiapan masyarakat yang bersangkutan. Setelah suatu perekonomian mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dalam pembangunan ekonomi para warga negara mulai mengambil spesialisasi masing-masing dalam bidang produksi dan jasa, maka kecenderungan dalam fisik perlahan-lahan menghilang dan bergeser ke arah aktiva finansial. (Marsuki Usman, Singgih Riphat, Syahrir Ika, 2001 : 1).

Maka dapat disimpulkan Pasar modal adalah suatu pasar yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi dan sejenis surat berharga lainya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek baik itu pemerintah ataupun swasta.

Berdasarkan beberapa pengerian pasar modal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :


(55)

1. Pasar modal bisa berupa pasar dalam artian abstrak atau dalam artian konkrit (sesungguhnya). Dalam artian abstrak, maka perdagangan surat berharga tidak harus terjadi pada suatu tempat tertentu. Sementara itu pasar modal dalam bentuk konkrit ialah bursa efek atau yang lebih dikenal dengan istilah stock exchange.

2. Komoditi yang diperdagangkan dipasar modal adalah surat-surat berharga (Financial assets).

3. Surat berharga sekuritas yang diperjual belikan dipasar modal adalah surat berharga yang diterbitkan oleh suatu badan hukum berbentuk PT (Perseroan Terbatas), baik yang dimiliki oleh swasta maupun pemerintah.

4. Bursa efek merupakan bentuk konkrit dari pasar modal. Bursa efek merupakan pasar yang terorganisasi (a higly organized market). Disebut demikian karena terdapat serangkaian peraturan yang mengikat pihak-pihak terkait didalamnya.

2.2.8.2 Fungsi dan Manfaat Pasar Modal.

Fungsi pasar modal meliputi (Sri H.Handoyo, Fandy, 2002) :

1. Bagi pemerintah (sektor pembangunan) pasar modal merupakan wahana untuk memobilisasi dana masyarakat, dimana dana tersebut tidak mempunyai efek inflatoir.

2. Bagi dunia usaha modal adalah alternatif untuk memperoleh dana segar yaitu dengan go publik.


(56)

Tanjung (2000), membedakan fungsi modal menjadi fungsi secara makro dan mikro.

Dari sudut pandang makro, fungsi pasar modal adalah :

1. Sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan investasi atau pembangunan nasional baik dari sektor pemerintahan maupun swasta. 2. Sebagai salah satu wujud dari instrumen moneter yaitu melalui

pelaksanaan open market policy.

3. Sebagai salah satu cara untuk mengikutsertakan pemodal kecil dalam kegiatan pembangunan disektor pemerintah atau swasta.

Dari sudut pandang mikro, fungsi pasar modal mencakup beberapa hal :

1. Untuk menyehatkan struktur pemodalan perusahaan.

2. Dalam situasi tertentu go public juga dijadikan salah satu cara untuk menaikkan nilai perusahaan.

Pasar modal merupakan alternatif mengenai pembiayaan pembangunan. Modal dari pasar modal dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Di pasar modal yang diperjual belikan adalah kepemilikan perusahaan dan surat pernyataan utang suatu perusahaan. Kepemilikan ini dapat berupa saham, surat pernyataan utang lainya yang berjangka panjang. (Algifari, 2001 : 7). Pasar modal mempunyai peran penting kegiatan ekonomi secara makro. Pasar modal dapat berperan sebagai alat untuk mengalokasikan sumberdaya ekononmi secara


(57)

untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan modal yang diperoleh dari sektor perbankan. Modal yang diperoleh dari sini, selain modal memperolehnya, juga biaya yang diperlukan lebih murah. (Algifari, 2001).

2.2.8.3 Para Pelaku Pasar Modal.

Disebut pelaku utama pasar modal, karena pihak-pihak ini yang paling berperan dalam perdagangan efek. Berikut ini pelaku utama dalam bursa efek:

1. Emiten.

Emiten adalah pihak yang melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa. Dalam melakukan penjualannya, emiten dapat memilih dua macam instrumen pasar modal, yaitu bersifat kepemilikan atau utang.

2. Investor

Investor adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga. Sebelum membeli atau menanamkan modalnya, investor melakukan analisis terhadap perusahaan tersebut, prospek emiten, dan lain-lainnya. Investor ini dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri.

3. Penjamin Emisi (Underwriter)

Penjamin emisi merupakan lembaga yang menjamin terjualnya saham atau obligasi sampai batas waktu tertentu.


(58)

4. Perantara Perdagangan Efek (Pialang)

Pialang merupakan perantara antara penjual dengan pembeli surat-surat berharga. Pialang disebut juga broker. Tugas pialang meliputi: memberikan informasi tentang emiten, dan melakukan penjualan surat-surat berharga kepada para investor.

5. Manajer Investasi

Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola efek untuk para nasabah.

2.2.9 Saham.

2.2.9.1 Pengertian Saham.

Saham adalah salah satu surat berharga yang merupakan surat tanda kepemilikan seseorang terhadap perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, yang berlaku selama pemilik saham tidak menjual sahamnya tersebut kepada orang lain atau saham perusahaan tersebut tidak menyatakan dirinya bangkrut.

Suad Husnan (2001:303) menyebutkan bahwa sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.

Maka dapat di tarik kesimpulan, Saham adalah sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (emiten)


(59)

yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu.

2.2.9.2 Jenis Saham.

Dalam praktek menurut Darmadji dan Hendi (2001: 6) menyebutkan bahwa dikenal adanya beraneka ragam jenis saham, antara lain :

1. Cara peralihan hak.

Ditinjau dari cara peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas unjuk dan saham atas nama.

a. Saham atas unjuk (bearer stock). Diatas sertifikat saham atas unjuk tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham ini, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.

b. Saham atas nama (registered stock). Diatas sertifikat saham ini ditulis nama pemiliknya. Cara pemindahannya harus memenuhi prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan, kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham.

2. Hak tagihan (klaim)

Ditinjau dari segi manfaatnya, pada dasarnya saham dapat digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen.

a. Saham biasa (common stock). Saham biasa selalu muncul dalam setiap struktur modal saham perseroan terbatas. Besar kecilnya deviden yang


(60)

b. Saham preferen (preferred stock). Saham preferen merupakan gabungan pendanaan antara hutang dan saham biasa. Dalam praktek terdapat beraneka ragam jenis saham preferen diantaranya adalah:

1. Cumulative Preferred Stock. Saham preferen jenis ini memberikan hak

pada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu dalam arti bahwa jika pada tahun tertentu deviden yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka akan diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya.

2. Non Cumulative Preferred Stock. Pemegang saham jenis ini mendapat

prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu deviden yang dibayarkan lebih kecil dari yang ditentukan atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini tidak dapat diperhitungkan pada tahun berikutnya.

3. Participating Preferred Stock. Pemilik saham jenis ini disamping

memperoleh deviden tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra deviden apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan.

4. Convertible Preferred Stock (saham istimewa). Pemegang saham

istimewa mempunyai hak lebih tinggi dibanding pemegang saham lainnya. Hak lebih itu terutama dalam penunjukkan direksi perusahaan.


(61)

3. Berdasarkan kinerja saham

a. Blue Chip Stock

Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

b. Income Stock

Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c. Growth Stock

Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Speculative Stock

Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stock

Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.


(62)

2.2.9.3 Berbagai Nilai Dari Saham.

Dunia usaha mengacu pada beberapa nilai saham yang beredar, nilai-nilai ini antara lain:

1. Nilai Pasar

Adalah harga dimana seseorang dapat menjual atau membeli selembar saham. Pemberitahuan atas laba bersih perseroan terbatas (PT), posisi keuangan, prospek masa datang dan kondisi perekonomian umum menentukan nilai pasar. Surat kabar harian melaporkan harga pasar dari berbagai saham. Laporan keuangan perusahaan melaporkan nilai pasar yang rendah dan tinggi dari saham biasa pada tiap kwartal.

2. Nilai Penarikan

Perusahaan mungkin akan membeli kembali atau menarik saham preferen mereka untuk menghindari pembayaran deviden. Saham preferen yang dapat ditarik kembali dengan harga tertentu disebut saham preferen ditarik kembali. Pada beberapa kasus, perusahaan mempunyai pilihan untuk menarik kembali saham preferennya dengan harga tertentu.

3. Nilai Likuidasi

Nilai likuidasi hanya berlaku pada saham preferen, adalah jumlah yang disetujui perusahaan untuk dibyarkan kepada pemegang saham preferen untuk tiap lembarnya jika perusahaan dilikuidasi. Deviden yang blum dibayar ditambahkan pada nilai likuidasi untuk menentukan pembayaran pada pemegang saham preferen jika perusahaan dilikuidasi.


(63)

4. Nilai Buku

Nilai buku suatu saham adalah jumlah ekuitas pemilik pada catatan perusahaan pada tiap lembar sahamnya. Perusahaan sering melaporkan jumlah ini pada laporan tahunan mereka. Nilai buku dari saham preferen adalah nilai penarikannya ditambah deviden saham kumulatif yang belum dapat dibayar, jika ada. Nilai buku perlembar saham sama dengan jumlah nilai penarikan dan deviden kumulatif yang belum dapat dibayar dibagi jumlah saham preferen yang beredar. Setelah perusahaan menghitung nilai saham preferen maka perusahaan akan menghitung nilai buku perlembar saham biasa. Perusahaan membagi ekuitas saham dengan jumlah saham biasa yang beredar.

2.2.9.4 Harga Saham.

Menurut Halim Abdul (2003:11) Harga saham adalah nilai dari penyertaan atas kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Suad Husnan (2001) mengemukakan bahwa nilai saham adalah harga pasar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Horne (2000:5) mengemukakan bahwa harga pasar bertindak sebagai barometer dari kinerja bisnis. Harga pasar menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Oleh karena itu manajemen selalu berada dalam pengawasan.

Para pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja manajemen dapat menjual saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Tindakan-tindakan tersebut jika dilakukan oleh para pemegang saham akan dapat mengakibatkan turunnya harga saham di pasar. Pada dasarnya tinggi rendah


(64)

harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan analisis sekuritas yang umumnya dilakukan investor sebelum membeli atau menjual saham.

Dalam pasar modal terdapat beberapa jenis harga saham yaitu : 1. Harga Nominal

Harga nominal atau niali par (par value) adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.besarnya harga nominal ini tergantung dari keinginan emiten dan tercantum dalam lembar saham tersebut.

2. Harga Perdana

Adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek atau merupakan haga jual dari penjamin emisi kepada investor. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi (underwriter)

3. Harga Pasar

Adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat dibursa. Haga ini yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena kecil sekali kemungkinan terjadi negosiasi antara investor dan perusahaan penerbit. Harga yang diterbitkan setiap hari adalah harga pasar hari ini.


(65)

4. Harga Pembukaan

Adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka. Harga pembukaan dimungkinkan akan menjadi harga pasar.

5. Harga Penutupan

Adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa Harga penutupan dimungkinkan akan menjadi harga pasar.

6. Harga Tertinggi.

Harga tertinggi atau highest price menunjukkan harga tertinggi atas perdagangan suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari itu.

7. Harga Terendah

Harga terendah atau lowest price menunjukkan harga terendah atas perdagangan suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari itu.

8. Harga Rata-rata

Harga rata-rata merupakan rata-rata dari harga tertinggi dan harga terendah. Harga ini dicatat untuk transaksi harian, bulanan atau tahunan.

2.2.9.5 Analisis Saham.

Dalam konteks teori untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar yakni :

1. Analisis Teknikal

Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di


(66)

menekankan pada tingkah laku pemodal di masa yang akan datang berdasarkan kebiasaan di masa lalu (nilai psikologis). Di dalam analisis teknikal informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan alat utama untuk analisis. misalnya, peningkatan atau penurunan harga biasanya berkaitan dengan peningkatan atau penurunan volume perdagangan. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau menjual saham, dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun menggunakan analisis grafis. Asumsi dasar dari analisis teknikal adalah bahwa jual beli saham merupakan kegiatan berspekulasi.

2. Analisis Fundamental

Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan vaiabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan, 2003:339) Analisis fundamental lebih menekankan pada penentuan nilai instrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan analisis yang bersifat fundamental, analisis perlu memahami variabel-variabel yang mempengaruhi nilai instrinsik saham. Nilai inilah yang diestimasi oleh investor, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang underprice.

2.2.10 Kerangka Berpikir.

Pada dasarnya harga saham terbentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi di lantai bursa yang akan bergerak sesuai dengan kekuatan


(67)

permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham di bursa. Akan Tetapi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor mikro perusahaan dan faktor makro ekonomi. Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi harga saham antara lain : tingkat keuntungan yang diperoleh, tingkat resiko, kinerja perusahaan dan corporate action yang dilakukan perusahaan tersebut. Sedangkan factor makro (eksternal perusahaan) adalah tingkat perkembangan inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah, keadaan perekonomian, dan kondisi sosial politik negara yang bersangkutan.

Investor mengukur kinerja beberapa perusahaan berdasarkan kemampuan beberapa perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan. Kemampuan beberapa perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan, karena laba merupakan indikator kemampuan beberapa perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang dana. Jika suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan menanamkan modalnya, karena bisa dipastikan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut.

Karena penilaian-penilaian tersebut dipilihlah rasio profitabilitas dan solvabilitas yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam hal modal dan kemampuan dalam pengendalian hutang yang kemudian dalam hipotesis nya dapat mempengaruhi harga saham


(1)

yang mempengaruhi harga saham tersebut, selain indikator (ROA) yang diteliti oleh penulis.

4.3.3 Pengaruh antara Return On Equity dan Harga Saham

Variabel Return On Equity berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap harga saham. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Natarsya (2000) dan Haryanto dan Suguharto (2003) dimana di dalam penelitian tersebut berpengaruh secara signifikan.

Adapun pengaruh tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Return On Equity adalah indikator yang menunjukkan besarnya tingkat pengembalian atas modal sendiri dalam suatu perusahaan. Yang biasa digunakan oleh para investor untuk indikator dalam pengambilan keputusan pembelian harga saham oleh investor, apabila pengembalian modal semakin tinggi maka akan tinggi pula minat investor untuk membeli saham perusahaan.

4.3.4 Pengaruh antara Debt to Equity Ratio dan Harga Saham

Variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan positif secara parsial terhadap harga saham. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Natarsya (2000) dan Haryanto dan Suguharto (2003) dimana di dalam penelitian tersebut berpengaruh secara signifikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

107

Investor memiliki tujuan untuk memperoleh return (keuntungan) atas investasi mereka. Oleh karenanya, ukuran besar laba yang tersedia bagi per lembar saham merupakan informasi yang penting bagi mereka. Sehingga hal ini akan menjadikan sebuah perusahaan yang profitabel menjadi menarik di mata investor. Pada akhirnya kondisi tersebut akan meningkatkan harga saham yang bersangkutan.

Dalam hal ini dapat disebabkan oleh karena ekuitas dari perusahaan makanan dan minuman yang diteliti masih lebih besar jumlahnya daripada jumlah hutang yang ditanggung, oleh karena itu investor masih menginginkan saham perusahaan tersebut.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.

1. Variabel Debt to Asset’s Ratio (X1), Debt to Equity Ratio(X2), return on equity (X3), dan Return On Asset’s (X4), secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap harga saham (Y). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis pertama tentang dugaan adanya pengaruh bersama dari variabel-variabel bebas (X) tersebut terhadap variabel terikat (Y) dapat diterima.

2. Variabel Debt to Asset’s Ratio (X1), Debt to Equity Ratio(X2), return on equity (X3), dan Return On Asset’s (X4) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

3. Variabel Debt to Asset’s Ratio (X1) dan Return On Asset’s (X4) secara

parsial berpengaruh signifikan negative terhadap harga saham. Sedangkan variabel Debt to Equity Ratio(X2) dan return on equity (X3)

secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

4. Koefisien determinasi yaitu sebesar 0.89 menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel bebas mampu menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap variabel terikat sebesar 89%.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

109

5.2. Saran.

1. Penting bagi investor untuk mempertimbangkan penggunaan indikator

Debt to Equity Ratio(X2) dan return on equity (X3) didalam mengambil

keputusan investasi, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel tersebut mempengaruhi harga saham. Dimana nantinya

Debt to Equity Ratio dan return on equity nilainya meningkat bisa

menaikkan harga saham. Namun tentunya hal ini diutamakan bagi investor yang bertujuan melakukan investasi jangka pendek serta akan ber investasi pada perusahaan dalam kelompok industri makanan dan minuman.

2. Untuk dapat memprediksi harga saham dengan lebih baik, peneliti selanjutnya sebaiknya memasukkan variabel bebas lain yang diprediksi mampu mempengaruhi harga saham apabila meneliti topik yang sama.


(5)

   

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2000. Analisis Regresi. Edisi kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Damodar, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jilid Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta

Harahap, Sofyan Safri, 2001, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga, Penerbit PT Raya GRafindo Persada, Jakarta. Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim, 2003, Analisa Laporan Keuangan. UPP-AM

dan AM dan YKPN, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat

Jumingan, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Rajagrafindo Persada : Jakarta. Munawir, 2000. Analisis Laporan Keuangan, Jogjakarta : Liberty

Muhammad, Suwarsono, 2002, Manajemen Strategi. UPP-AM dan YKPN, Yogyakarta.

Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Sutrisno, 2003. Teori Manajemen Keuangan, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Penerbit EKONOSIA, Yogyakarta.

Suad Husnan, Sunariyah 2003.Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, UPP AMP YKPN.

Suad Husnan, 2003.Pasar Modal, Edisi II, UPP AMP YKPN

Van Horner, James C dan John M. Wachu Wiez, 2005, Prinsip – prinsip

Manajemen Keuangan, Buku I, Edisi kesembilan, Terjemahan Dewi

Fitriasi dan Deny Arnos Kwari, Penerbit salemba empat, Jakarta.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

   

   

Artikel :

Artikel Harian Seputar Indonesia, Jakarta : 30 Oktober 2008 Artikel Harian www.Kompas.com,Yogyakarta :14 November 2009 Artikel Harian www.okezone.com : 25 Maret 2010

Berita terkini, www.Detik.com : 21 September 2009

Berita Pasar, < //http : //IDX Stock Exchange.com, 3 November 2010.

Jurnal :

Natarsyah, Syahib, 2000, Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan

Resiko Awtik Terhadap Harga Saham, Kasus Industri Barang Konsumsi

yang Go Publik di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15. No.3 hal 294-312.

Haryanto, Suguharto, 2003, Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga

Saham pada Perusahaan Industri Minuman di Bursa Efek Jakarta

Nova Ari Supraptiwi, 2010, Analisis Rasio Leverage Keuangan Tertimbang Dan

Pangsa Pasar Terhadap Return On Equity (ROE) Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Febri Raka Ardinto (2007) berjudul, Analisis pengaruh laba per saham, deviden

per saham dan pemecahan saham terhadap harga saham pada perusahaan manufactur yang go public.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 72 95

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 8 74

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 12

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 150

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

ANALISIS PENGARUH RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI

0 0 26