PTK KELAS 1 BHS INDO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang
kita dapatkan, walaupun terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak
langsung. Membaca merupakan aspek penting di dalam kehidupan manusia.
Dengan membaca kita bisa mendapat ilmu, dan gudangnya ilmu di dapat dari
buku.
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mebaca masih terbilang sangat
rendah. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia ini menyebabkan
kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia juga hanya jalan di tempat dan
cenderung mundur. Rendahnya budaya baca ini karena masyarakat Indonesia
lebih suka menonton televise, bergelut dengan dunia maya.
Pengembanagan kemampuan berbahasa merupakan salah satu kunci
keberhasilan peningkatan mata pelajaran dan sebagai bekal untuk memasuki
dunia informasi. Khususnya mata pelajaran bahasa indonesia akan ditemukan
beberapa pembaharuan. Pembaharuan tersebut terutama tampak pada
penggunaan pendekatan komunikatifanintegrative dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Hal ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang konsep keterampilan
materi pelajaran bahasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu :,keterpaduan
antara materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan
antara pembelajaran bahasa dengan materi pebelajaran mata pelajaran lain.
Perubahan lain bukan hanya tampak pada pendekatan komunikatif yang
menekan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau
sarana, alokasi waktu dan evaluasi.
Karakteristik lain kurikulum KTSP, mata pelajaran bahasa Indonesia juga
tampak pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu :
1) Meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
1
dengan
2) Mengembangkan keterampilan dasar menggunakan bahasa yaitu terampil
berbahasa ( siswa belajar berbahasa ) dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
3) Menggunakan bahan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungannya
( Sukarman, 1997 :78).
Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia 2006 mengandung komponen
terpadu yaitu :
Kebahasaan ( lafal, ejaan, tanda baca, struktur, kosa kata, paragraph dan
wacana), pemahaman ( menyimak, membaca dan penggunaan bahasa
berbicara dan menulis). Namun pengalaman menulis selama ini dengan cara
belajar verbal siswa hanya mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari,
tidak membuat siswa senang mengikuti pelajaran, tetapi siswa menjadi jenuh
dan tidak ada minat belajar.
Hendaknya dikembalikan pada siswa agar mereka dapat belajar aktif,
kreaitf. Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang
menarik, merangsang, menantang dan menyenangkan, melalui cara belajar
yang bermakna dan bervariasi agar siswa gemar belajar.
Karena membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting
adalah bagaimana mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu
kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena mempelajari
sesuatu
dengan
membaca
lebih
dalam
pengalamannya
dari
pada
mendengarkan informasi.
Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah
mengetahui dan paham apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan.
Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk
memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia
yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya.
Mengerti dan memahami bahasa yang digunakan di buku-buku membantu
siswa untuk aktif belajar. Pada akhirnya siswa memiliki kegemaran tersendiri
untuk belajar ( membaca) dan tidak terbatas di sekolah saja. Sehubungan
dengan kreatfitas guru di sekolah diperlukan melalui kritik diri ( refleksi)
2
terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan
dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari
dalam dirinya sendiri.
Mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka
dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian,
mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap hidup
yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan
negaranya. (Supriadi, dkk, 1995).
Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan kunci dalam memberikan
bekal kepada anak. Orang tua terutama Ibu sebagai madrasah pertama bagi
seorang anak, memiliki peran sangat penting dalam masalah ini. Jiwa anak
harus diisi dengan hal-hal yang positif sejak dini.
Dalam hal ini siswa dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan
banyak membaca, diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan
membaca siswa hendaknya diiringi pada upaya meningkatkan minat siswa
dalam membaca, sehingga dapat mengubah “ Learning to read “ secara
berangsur-angsur menjadi “reading to learn”. Sehingga siswa kelas I mampu
dalam keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk ( 1992).
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat
menurun( rendah ), yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan
berbahasa Indonesia juga rendah ( Hasil belajar siswa rendah ).
Atas dasar kenyataan itu penulis mengadakan penelitian kelas yang
berjudul
“Meningkatkan
Ketrerampilan
Berbahasa
Indonesia
Dengan
Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri I Selo
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran
2016/2017 “
Dengan maksud setelah selesai melakukan penelitian, indakan kelas ini,
melalui refleksi diri guru dan siswa, diharapkan siswa terampil dalam
berbahasa Indonesia sehingga prestasinya meningkat.
3
Suatu masyarakat akan menjadi maju, jika dalam kehidupannya ditunjang
dengan adanya budaya baca yang tinggi. Ahli ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak mungkin ada tanpa melalui membaca. Membaca tidak hanya melalui
bahan bacaan yang tercetak saja, melaikan juga melalui media elektronik.
Karena itu, budaya menbaca perlu ditumbuhkembangkan. Tidak hanya anak
saat memasuki usia sekolah, melainkan sejak bayi masih berada dalam
kandungan. Namun, karena belum bisa membaca, ibulah yang membacakan
cerita pada bayi, yang diharapkan melalui cara membacakan cerita, akan
mengalir kebiasaan baik kelak pada anak tersebut.
B. Idetifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Meningkatkan
Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca
Pada Siswa Kelas I SD Negeri 1 Selo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan ,hanya 10 siswa yang
mendapat nilai lebih dari KKM 62 dari total 24 siswa dalam mengerjakan
soal. Dalam pembelajaran tersebut diperoleh gambaran bahwa proses belajar
dan hasil belajar belum berhasil.
Berdasarkan hal tersebut , peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat
untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan .
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa masalah yang
terjadi dalam pembelajaran yaitu :
a)
Rendahnya tingkat ketrampilan membaca pada siswa.
b) Siswa kurang perhatian dalam proses pembelajaran.
c)
Rendahnya Minat baca siswa sangat rendah sehingga dalam berbahasa
Indonesia kurang lancar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atasa maka Penelitian Tindakan Kelas ( PTK)
ini rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apakah dengan menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan
keterampilan berbahasa Indonesia?
4
2. Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan
berbahasa Indonesia dapat meningkat ?
Alokasi waktu penelitian ini selama 5 bulan, tepatnya semester II Tahun
Pelajaran 2016/2017 dalam siklus pembelajaran di sekolah dasar dengan pokok
bahasan
“Meningkatkan
Keterampilan
Berbahasa
Indonesia
Dengan
Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri I Selo
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Pada semester II Tahun Pelajaran
2016/2017 “.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini bertujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bahwa dengan menumbuhkan “ minat membaca”, dapat
meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia
dengan menumbuhkan minat baca siswa.
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang meningkatkan
berbahasa Indonesia dengan menumbuhkan minat baca siswa kelas 1.
2. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat dalam menerapkan teori tentang
meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia dengan menumbuhkan
minat baca siswa.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi guru, temuan yang diperoleh dapat bermanfaat sebagai bahan
balikan refleksi diri agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
melalui menumbuhkan minat membaca dengan cara yang tepat
sehingga keterampil berbahasa Indonesia siswa meningkat
5
2. Bagi Kepala Sekolah, bermanfaat sebagai bahan dalam melaksanakan
pembinaan
bagi
guru-guru
dalam
mengambil
langkah-langkah
menumbuhkan minat membaca agar prestasi siswa meningkat secara
optimal.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Pegertian Minat
Minat adalah kesediaan jiwa yang aktif, untuk menerima pengaruh dari dunia
luar diri siswa. Minat bersifat tetap, merupakan motivasi intrinsic. Menurut
Marsel ada sepuluh macam minat sebagai berikut :
1) Minat Jasmaniah, adalah suka akan pekerjaan yang memerlukan tenaga
jasmani.
2) Minat Mekanik, adalah suka memperbaiki dan merancang hal-hal yang
berkaitan dengan mesin.
3) Minat sosial, adalah suka akan aktivitas kelompok.
4) Minat Domestik, adalah suka menyelenggarakan pekerjaan rumah tangga.
5) Minat Matematis, adalah suka bekerjaan dengan angka-angka.
6) Minat Ilmiah, adalah suka mempelajari gejala-gejala alamiah.
7) Minat Belajar, adalah suka menyelidiki sesuatu itu secara mendalam untuk
mengetahui suatu obyek.
8) Minat Eksperimentasi, adalah suka mencoba sesuatu dan memastikan hasil
percobaan.
9) Minat terhadap anak-anak, adalah suka bermain-main dengan anak-anak.
10) Minat terhadap Kepemimpinan, adalah lebih suka memimpin dari pada
dipimpin.
Sesuai dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat anak sangat
berpengaruh besar terhadap proses belajar mengajar, khususnya proses belajar
membaca, karena dalam diri anak sebenarnya telah terbentuk konsep diri dan
kemampuan diri.
Oleh sebab itu guru mempunyai kewajiban menumbuhkan minat membaca
pada siswa melalui “ motivasi ekstrensik”( pengaruh dari luar siswa ).
Meningkatkan motivasi ektresnsik membaca lanjutan di kelas I agar tumbuh
7
minat membaca sekaligus belajar yang mengacu pada langkah-langkah awal
rencana refleksi dan siklus yang telah direncanakan.
Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif
dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas
membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca
meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran
akan manfaat membaca. Menurut Purves dan Beach di dalam Harris
dan
Sipay
(1998),
ada
dua
kelompok
besar
faktor
yang
mempengaruhi minat membaca anak, yaitu:
1) Faktor personal
Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi
usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan
psikologis.
2) Faktor institusional
Faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri anak, yaitu meliputi
ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial
ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua,
guru dan teman sebaya anak.
Elliot dkk (2000), menjelaskan bahwa minat berperan penting dalam
proses belajar mengajar, dan minat harus terus terpelihara, termasuk salah
satunya adalah minat membaca. Elliot dkk (2000), juga menjelaskan bahwa
untuk dapat memperoleh minat siswa dalam proses pembelajaran diperlukan
sebuah stimulus yaitu dengan strategi yang berorientasi curiosity atau teknik
mengembangkan dan memfasilitasi curiosity siswa, dengan demikian untuk
memperoleh dan menumbuhkan minat membaca pada siswa diperlukan
adanya pengembangan dan pemfasilitasan curiosity. Pendapat Elliot dkk
diperkuat oleh pendapat Smith dan Dechant (1961), bahwa curiosity dan
gejala untuk bereksplorasi akan membuat seseorang memperoleh minat,
termasuk minat membaca.
8
B. Cara menumbuhkan minat baca siswa
Banyak cara membiasakan diri pada seorang anak maupun remaja dalam
membaca. Misalnya, dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang
berhubungan dengan pengetahuan. Selain itu, untuk meningkatkan minat baca di
kalangan siswa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh sekolah maupun
kalangan siswa itu sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu :
1) Penciptaan atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil
karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar
membaca
2) Penyediaan buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas judul
buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas.
3) Penciptaan antusiasme pada setiap individu siswa terhadap pentingnya
membaca buku dan berbagai sumber ilmu lainnya.
4) Pemanfaatan kegiatan membaca sebagai alat untuk belajar seluruh bidang
studi oleh masing-masing guru
5) Rak buku yang di pajang rapid an menarik untuk di eksplorasi isinya
6) Ada poster berisi cuplikan isi buku baru dan laku keras di masyarakat
7) Tersedia tempat baca buku lesehan di sekolah, misalnya di depan-depan kelas
8) Tersedia tempat ruangan khusus dengan satu dan dua computer yang berisi
permintaan seputar perbukuan, kepenulisan dan penulis.
9) Memberikan pemahaman akan pentingnya membaca
C. Perbedaan Minat Baca Berdasarkan Usia
Ada perbedaan minat anak terhadap buku bila ditinjau dari usia kronologis
anak.Menurut Ediasari (Ayahbunda, 1983), berpendapat bahwa:
1) Pada usia 2-6 tahun, anak-anak menyukai buku bacaan yang didominasi oleh
gambar-gambar yang nyata.
9
2) Pada usia 7 tahun, anak menyukai buku yang didominasi oleh gambar-gambar
dengan bentuk tulisan besar-besar dan kata-kata yang sederhana dan mudah
dibaca. Biasanya pada usia ini anak sudah memiliki kemampuan membaca
permulaan dan mereka mulai aktif untuk membaca kata.
3) Pada usia 8-9 tahun, anak-anak menyukai buku bacaan dengan komposisi
ganbar dan tulisan yang seimbang. Mereka biasanya sudah lancar membaca,
walaupun pemahaman mereka masih terbatas pada kalimat singkat dan
sederhana bentuknya.
4) Pada usia 10-12 tahun, anak lebih menyukai buku dengan komposisi tulisan
lebih banyak daripada gambar. Pada usia ini kemampuan berpikir abstrak
dalam diri anak mulai berkembang sehingga mereka dapat menemukan
intisari dari buku bacaan dan mampu menceritakan isinya kepada orang lain.
D. Pengertian Membaca
Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia Dengan Benar “Membaca
merupakan modal bagi seseorang untuk mempelajari buku dan mencari informasi
tertulis”. Bagi siswa, membaca juga menjadi modal agar dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran. Munawir Yusuf (2005:134) menjelaskan “membaca merupakan
aktifitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf
atau kata.” Menurut Tampubolon, membaca pada hakekatnya adalah kegiatan fisik
dan mental untuk menemukan makna dari tulisan. Membaca bukan hanya
mengucapkan bahasa tulis tetapi juga memahami maknanya.
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang
studi. Jika anak pada usia sekolah tidak segera memiliki kemampuan membaca,
maka anak akan mengalami banyak kesulitan dalam beberapa bidang studi.
Ada lima tahapan perkembangan membaca, yaitu:
1. kesiapan membaca
10
2. membaca permulaan
3. ketrampilan membaca cepat
4. membaca luas
membaca yang sesungguhnya
Keterlibatan berbagai komponen tersebut mengakibatkan pengajaran membca
harus dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan kondisi komponen
tersebut. Pengajaran membaca dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian di
berbagai lembaga pendidikan formal tentang kegitan membaca. Pengajaran
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, yakni: (1) Setiap jenjang
pendidikan, (2) Keadaan/lokasi penyelenggaraan pendidikan, (3) Kondisi sosial
ekonomi pelaku pendidikan.
Meskipun demikian tujuan dan sasaran akhir dari pengajaran membaca adalah
sama. Seperti dikemukakan Anderson (dalam tarigan, 1984 : 7) bahwa membaca
dari segi linguistic merupakan proses dari penyandian kembali dan pembacaan
sandi. Tarigan (1987 : 7) mengemukakan bahwa membaca suatu proses
pengambilan atas ide pengarang melalui kata-kata atau bahasa tulis. Ada beberapa
pandangan ahli tentang pengertian membaca :
1) Membaca merupakan pengembangan keterampilan mulai dari keterampilan
memahami kata-kata kalimat, paragraph dalam bacaan sampai dengan
mmahami secara kritis dan evaluasi terhadap keseluruhan isi bacaan.
2) Membaca merupakan kegiattan visual berupa serangkaian kegiatan gerakan
mata dalam mengikuti baris-baris tulis pemusatan penglihatan pada kata dan
kelompok kata melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh
pemahaman.
3) Membaca merupakan kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang
tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
4) Membaca merupakan suatu pengolahan informasi yang dilaksanakan
pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan
11
serta pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya yang relevan dengan
informasi tersebut.
5) Membaca merupakan proses menghubungkan tulisan dengan bunyi sesuai
dengan system tulisan yang digunakan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Membaca merupakan proses mekanik berupa mengkoordinasi kembali
rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata dan kalimat
yang bermakna.
2) Proses psikologis berupa kegiatan dalam mengolah informasi.
3) Kegiatan mencari dan menemukan informasi dalam bacaan.
4) Mengidentifikasi, menguraikan dan menetukan makna bacaan dan aktivitas
yang melibatkan pengetahuan, pengalaman dan sikap.
Pada kenyataannya, membaca sebagai pelajaran baru dikenalkan di Taman KanakKanak. Meskipun sebagian orang tua dan pendidik tidak setuju dengan pelajaran
membaca di TK, nampaknya orang tua menuntut anaknya yang dititipkan untuk
dididik di TK sudah dapat membaca. Sebab, kemampuan membaca akan langsung
dipakai di SD, bahkan sudah ditekankan untuk bisa membaca.
Tingkat membaca masyarakat Indonesia akan semakin berkembang, seiring
dengan pemahaman pentingnya membaca dan latihan yang terus menerus. Jika
manusia adalah makhluk pembelajar, maka kecepatan membaca orang Indonesia
yang berkisar antara 150-300 KPM pasti meningkat berbanding lurus dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
E. Tujuan Membaca
Dalam kurikulum dikatakan tujuan membaca di sekolah dasar sebagai
berikut :
1) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami dan
melaksanakan cara membaca dan menulis dengan baik dan benar.
2) Melatih dan mengembangkan kemampuan siswa agar terampil mengubah
huruf menjadi suara.
12
3) Melatih dan mengembangkan kemampuan menyuarakan huruf dalam kata
menjadi suara yang di dengarnya.
4) Melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata isi bacaan yang
dibaca atau di tulis
5) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami,
menuliskan, menggunakan, menikmati dan menghargai keindahan cerita
bahawa Indonesia sederhana.
Pendapat lain yang mengemukakan tujuan membaca menurut Walpes ( dalam
Nurhadi, 1987 : 136 ) menggolongkan membaca menjadi lima, yaitu sebagai
berikut:
1) Membaca untuk memperoleh sesuatu yang praktis.
2) Membaca untuk mendapat rasa lebih dibanding orang lain.
3) Membaca untuk memperkuat nilai-nilai dan keyakinan.
4) Membaca untuk mengganti pengalaman yang sudah usang.
5) Membaca untuk menghindarkan dari kesulitan.
F. Aspek Keterampilan Membaca
Aspek keterampilan membaca menurut Nurhadi ( 1987 : 12-14) adalah
sebagai berikut :
1) Keterampilan mengenal kata-kata.
2) Tanda baca
3) Makna tersurat
4) Membaca kritis
5) Membaca kreatif
Sedangkan menurut Broughton ( dalam tarigan 1987 : 11-12), aspek keterampilan
membaca sebagai berikut :
1) Membaca merupakan keterampilan yang bersifat mekanik mencakup
pengenalan ejaan dan bunyi.
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup pengertian sederhana,
makna evaluasi dan kecepatan membaca fleksibel.
13
G. Jenis-Jenis Membaca
Dalam pengajaran bahasa ada dua jenis membaca yaitu membaca
permulaan dan membaca lanjutan.
Jenis-jenis membaca lanjutan menurut Supriyadi, dkk, ( 1995 : 185 ) adalah
sebagai berikut :
1.
Membaca dalam hati.
Tujuan membaca dalam hati adalah agar siswa memahami isi bacaan.
Bahan bacaan yang digunakan adalah buku paket dan buku pelengkap, dapat
pula ditambah buku-buku lain mempertimbangkan keluasan dan ke dalam
materi. Untuk mengembangkan kemampuan siswa memahami bacaan Smith
dab Baret mengemukakan “ suatu taksonomi yang dapat dipakai guru sebagai
pedoman dalam menyusun pertanyaan yang dapat mengembangkan
kemampuan siswa memahami bacaan “. Taksonomi itu terdiri dari empat
kategori yaitu :
a. Pemahaman Harfiah
Membimbing siswa untuk menemukan informasi yang secara jelas
diungkapkan dalam bacaan.
b. Pemahaman Inferensial
Ditujukan oleh siswa bila dapat menarik kesimpulan dari fakta-fakta
tertulis atau hal-hal yang diketahui dari bacaan.
c. Pemahaman Evaluasi
Apabila siswa menunjukkan pikiran evaluative dengan membandingkan
buah pikiran yang disajikan wacana dengan kriteria yang ada dalam
dirinya atau kriteria sumber lain.
d. Pemahaman Apresiasi
Pemahaman apresiasi berhubungan dengan psikologis dan etetis siswa.
Selain itu juga membimbing siswa mengenal teknik-teknik, bentuk gaya
dan struktur kata.
14
2.
Membaca Bahasa
Tujuan mebaca bahasa adalah agar siswa memiliki pengetahuan tentang
kebahasaan Indonesia yang diperoleh dari membaca.
3.
Membaca Teknik
Membaca teknik bertujuan agar siswa memiliki keterampilan mengubah
lambing tulisan menjadi ucapan yang dapat dipahami baik oleh diri sendiri
atau orang lain yang mendengarkan(Muchlisoh, dkk, 1992) yang perlu
mendapat perhatian guru dalam pengajaran ini ialah intonasi kata, kalimat
atau lafal kata fungtuasi (tanda-tanda baca).
4.
Membaca Indah
Yang menjadi perhatian utama dalam membaca indah ialah unsur irama
informasi, ketepatan ucapan, intonasi, kalimat seru, kalimat ajakan dan
seterusnya. Bahan bacaan yang diperlukan ialah puisi, prosa, lirik, bacaan
dialog atau naskah drama.
H. Penelitian Yang Relevan
Peneliti dalam penelitian tindakan ini berperan ganda, yaitu sebagai
peneliti dan praktisi. Sebagai praktisi dan peneliti guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas I dengan menerapkan berbagai teori dan teknik
pembelajaran yang yang relevan secara kreatif, efektif dan menyenangkan.
Dalam kegiatan pembelajaran mengangkat masalah-masalah “aktual” yang
dihadapi oleh guru dilapangan, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi
yang hasilnya dapat dipakai sebagai masukan untuk melakukan “refleksi” atas apa
yang terjadi pada tahapan pelaksanaan pembelajaran. Hasil proses ini kemudian
melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan dari perencanaan tindakan
berikutnya.
Tahapan-tahapan
diatas
dilakukan
berulang-ulang
dan
berkesinambungan sampai kualitas keberhasilan tertentu dapat dicapai dengan
baik
Penelitian yang sama dilakukan Sumber data yaitu aspek penelitian yang dapat
memberikan informasi yang dapat membantu perluasan teori (Bogdan dan Biken,
15
1990). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I Sekolah
Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.
I. Kerangka Berpikir
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan
Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri I Selo Kecamatan
Tawangharjo Kabupaten Grobogan Pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa menjadi maksimal dan optimal, upaya
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan
peningkatan minat baca siswa.
J. Hipotesis
Menumbuhkan minat membaca siswa dapat meningkatkan ketrampilan
berbahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 1 Selo UPTD Pendidikan
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Pelelitian
1) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2016 / 2017.
Pertimbangan bahwa semester pertama merupakan waktu di gunakan
siswa untuk melakukan adaptasi pada lingkungan sekolah.
Penelitian tindakan sekolah ini berlangsung selama kurang lebih lima
bulan dari bulan Januari sampai Mei 2017. Diawali dengan penyusunan
permohonan ijin penelitian, proposal penelitian,pelaksanaan penelitian dan
publikasi ilmiah. Secara lengkap jadwal penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut :
17
1
2
3
4
Uraian
Tahap Penelitian
a. Perijinan Penelitian
Keterangan
Minggu Ke 2 Hari Senin Tanggal 09 Januari 2017
Minggu Ke 3 dan 4 Bulan Januari Hari Senin Tanggal 16 s/d Rabu 25 Januari
2017
b. Penyusunan Judul
c. Pengajuan Proposal Minggu Ke 5 hari senin Januari Tanggal 30 s/d Minggu ke 5 Tanggal 28 Februari 2017
Tahap Pelaksanaan
Siklus 1
Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 3 Tanggal 16 Maret 2017
Siklus 2
Minggu Ke 4 Tanggal 24 Maret s/d Minggu ke 5 Tanggal 31 Maret 2017
Siklus 3
Minggu Ke 2 Bulan April Tanggal 06 s/d Minggu ke 3 Tanggal 13 April 2017
Penyusunan Penulisan
Hasil Penelitian
Minggu Ke 4 Tanggal 17 April s/d Minggu ke 2 Tanggal 8 Mei 2017
Seminar PTK
Minggu Ke 2 Tanggal 10 Mei 2017
2) Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri 1 Selo
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.
B. Subyek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti mengambil subyek siswasiswo kelas 1 SD Negeri 1 Selo, dengan mempertimbangkan bahwa guru
tersebut adalah tenaga pendidik SD Negeri 1 Selo.
Selain alasan di atas, peneliti menggunakan subyek siswa kelas I SD
Negeri 1 Selo karena guru kelas mempunyai tanggung jawab yang cukup
besar untuk meraih prestasi dan meningkatkan mutu peserta didik. Dengan
meningkatnya kompetensi pengelolaan pembelajaran diharapkan hasil/
perolehan belajar peserta didik meningkat. Dengan demikian akan
18
meningkatkan peringkat sekolah serta akan meningkatkan pula mutu
pendidikan nasional.
C. Sumber Data
Sumber data yaitu aspek penelitian yang dapat memberikan informasi
yang dapat membantu perluasan teori (Bogdan dan Biken, 1990). Sumber
data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri
1 Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.
D. Teknik dan alat pengumpulan data
Sumber data variable pertama dilakukan melalui dua tahap, yaitu :
1) Tahap Pertama
Siswa secara satu persatu membaca wacana yang telah dipersiapkan
dalam waktu dua menit.
2) Tahap kedua
Siswa diberi lembar pertanyaan yang menyangkut isi wacana dan
dijawab secara tertulis.
Pada tahap pertama dan tahap kedua akan menghasilkan data
tentang
kemampuan
membaca
setelah
dimotivasi
dengan
menumbuhkan minat membaca.
1)
Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar
keterampilan berbahasa Indonesia, sebelum tumbuh minat. Dengan
melihat raport memiliki standar validitas dan obyektifitas karena
telah memenuhi kriteria standar.
2)
Obsevasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1992 : 128) observasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Observasi non sistematis, yaitu dilakukan pengamat dengan
tidak menggunakan instrument pengamatan.
19
b) Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.
c) Catatan
Lapangan
Digunakan
untuk
menilai
proses
pembelajaran.
E. Validasi data
Untuk memvalidasi data dapat digunakan dengan berbagai cara. Data
tes agar valid dapat dilakukan dengan cara menyusun kisi-kisi. Karena
dalam penelitian tindakan kelas ini data diperoleh melalui pengamatan
dengan lembar pengamatan dan data nilai siswa maka validasi data yang
digunakan adalah trianggulasi sumber.
F. Analisis data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan
hasil observasi terhadap tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Melakukan reduksi yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data
yang telah terkumpul.
2) Melakukan interpelasi yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam
bentuk pernyataan.
3) Melakukan inferensi yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran
terjadi peningkatan tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar atau
tidak.
4) Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan
untuk siklus berikutnya atau pelaksanaan di lapangan setelah siklus
berhasil berdasarkan inferensi yang telah ditetapkan.
5) Pengambilan kesimpulan diambil berdasarkan analisis hasil-hasil
observasi yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Kemudian
dituangkan dalam bentuk pernyataan.
Kegiatan analisis data mempergunakan pedoman dibawah ini :
1.
Tumbuhnya minat membaca siswa dalam pelajaran dengan indikator:
20
a) Tidak suka membuang waktu
b) Keaktifan yang tinggi
c) Mengerjakan tepat waktu
d) Mengerjakan sebaik mungkin
e) Bergairah belajar
Adapun kriteria penelitian tumbuhnya minat membaca adalah sebagai
berikut :
a) Rumus untuk menentukan prosentase pada setiap indicator adalah
jumlah siswa yang masuk dikalikan 100%.
b) Tumbuhnya minat membaca dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Minat membaca dinyatakan tumbuh ( meningkat) jika ratarata
prosentase masing-masing kegiatan yang dinilai lebih dari
atau sama dengan 75%.
2) Minat membaca dinyatakan belum tumbuh atau meningkat jika
rata-rata prosentase masing-masing kegiatan kurang dari 75%.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa ditandai dengan indikator hasil belajar
(nilai ulangan harian) menjadi lebih baik daripada sebelum penelitian.
G. Indikator kinerja
Pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Selo pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi
secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan, benda dan
fungsi anggota tubuh, dan deklamas dengan indickator Keterampilan
Berbahasa Indonesia pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa masih
dalam kategori cukup.
Diharapkan
setelah
diadakan
Meningkatkan
Ketrampilan
Berbahasa Indonesia Dengan Meningkatkan Minat Baca Siswa dapat
meningkatkan menjadi berkategori baik atau sekaligus berkategori amat
baik.
H. Prosedur penelitian
21
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan ( Action
Research) berdasarkan pendekatan Naturalistik Kualitatif. Pendekatan ini
memandang kenyataan sebagai sesuatu yang berdimensi jamak, utuh dan
merupakan kesatuan serta open minded. Karena itu tidak mungkin disusun
rancangan penelitian yang terinci dan fixed sebelumnya. Rancangan
penelitian berkembang selam proses penelitian berlangsung. Peneliti dan
obyek yang diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya
dilakukan dari “ luar” dan dari “dalam” dengan melibatkan banyak
fudgement.
Dalam pelaksanaannya peneliti sekaligus seorang alat peneliti yang
dengan sendirinya tidak dapat melepaskan sepenuhnya dari unsure
subyektifitas. Dengan kata lain dalam penelitian ini tidak ada alat
penelitian yang baku yang telah disiapkan sebelumya.
Penerapan penelitian didalam kelas diharapkan mampu memotivasi
guru memiliki kesadaran diri, melakukan refleksi diri dan kritik diri
terhadap aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan ( MC. Niff, 1992,
Hopkins, 1985,1993). Maka penelitian tindakan ini didasarkan pada
prinsip situasional yang berkaitan dengan realitas lapangan yang dalam hal
ini adalah suasana kelas. Membiarkan kelas dalam suasana kewajaran,
sebagaimana keadaan sebenarnya , artinya tindakan dan penelitian yang
akan dilakukan bertolak dari informasi-informasi yang actual yang
diperoleh dari “realitas” yaitu guru, siswa dan proses-proses selama
pembelajaran berlangsung. Kemudian dijadikan bahan dasar refleksi diri
dalam menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
terdiri dari 3 siklus. Adapun Langkah-langkah tiap siklus terdiri dari
Planning
Acting
Observing
Reflecting
1. Siklus I
22
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut : (a)
menyiapkan
bahan,
inventarisasi
kebutuhan,
dan
inventarisasi
masalah/kesulitan guru kelas, (b) Berdiskusi dengan guru kelas dan
guru mapel tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan
ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan motivasi
membaca siswa, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan pendampingan,
(d) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pendampingan.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pada siklus 1 ini dilaksanakan dua pertemuan pada hari kamis
Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret Pukul 09.00 s/d 10.00 dan tanggal 08
maret tahun 2017 mengingat jadwal materi pada hari itu. Untuk
kegiatan nya sebagai berikut :
(a) Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan dari guru sejawat
terhadap guru kelas I SD Negeri 1 Selo dalam mempersiapkan
proses penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung.
(b) Pendampingan dilakukan guru terhadap siswa kelas I SD Negeri 1
Selo yang kesulitan dalam ketrampilan berbahasa Indonesia.
(c) Guru selalu memberi petunjuk dalam meningkatkan ketrampilan
berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat baca siswa.
(d) Guru berperan selaku korektor dalam proses pembelajaran di kelas.
(e) Guru mendampingi dan menilai siswa sesuai dengan ketrampilan
berbahasa dan minat baca siswa yang telah tersusun.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari
tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal
yang terjadi direkam dalam bentuk catatan. Catatan hasil observasi,
dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.
d. Refleksi (Reflection)
23
Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi,
data wawancara, dengan refleksi dimaksudkan agar peneliti dapat
melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa kelas I SD Negeri 1 Selo,
dengan meningkatkan minat baca siswa.
Dengan refleksi juga akan diketahui kendala-kendala apa yang
ditemukan, serta faktor apa saja yang menjadi pendorong sebagai
alternatif dan mencarikan solusi pada siklus berikutnya. Pada
penelitian ini refleksi dilakukan dari hasil observasi pelaksanaan PBM,
divalidasi dengan pedoman penilaian akademik.
2. Siklus 2
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap siklus 2 ini perencanaan yang disiapkan hal-hal
sebagai berikut : (a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan, dan
inventarisasi masalah/kesulitan guru kelas, (b) Berdiskusi dengan guru
kelas dan guru mapel tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk
peningkatan ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan
motivasi membaca siswa, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan
pendampingan, (d) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam
pendampingan.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pada siklus 2 ini dilaksanakan dua pertemuan pada hari jumat
Minggu Ke 4 Tanggal 24 Maret pukul 07.00 s/d 08.45 dan Minggu ke
5 hari jumat Tanggal 31 Maret 2017 pukul 07.00 s/d 08.45 mengingat
jadwal materi pada hari itu. Untuk kegiatan nya sebagai berikut :
(a) Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan dari guru sejawat
terhadap guru kelas I SD Negeri 1 Selo dalam mempersiapkan
proses penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung dan
mengacu pada hasil siklus 1.
24
(b) Pendampingan dilakukan guru terhadap siswa kelas I berdasarkan
hasil siklus 1 SD Negeri 1 Selo yang kesulitan dalam ketrampilan
berbahasa Indonesia.
(c) Guru selalu memberi petunjuk dalam meningkatkan ketrampilan
berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat baca siswa.
(d) Guru berperan selaku korektor dalam proses pembelajaran di kelas.
(e) Guru mendampingi dan menilai siswa sesuai dengan ketrampilan
berbahasa dan minat baca siswa yang telah tersusun.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari
tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal
yang terjadi di siklus 2 direkam dalam bentuk catatan. Catatan hasil
observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.
d. Refleksi (Reflection)
Pada akhir siklus 2 diadakan refleksi berdasarkan data observasi,
data wawancara, dengan refleksi dimaksudkan agar peneliti dapat
melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam siklus berikuntanya,
agar penelitian ini dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa
kelas I SD Negeri 1 Selo, dengan meningkatkan minat baca siswa.
3. Siklus 3
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut :
(a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan, dan inventarisasi
masalah/kesulitan guru kelas, (b) Berdiskusi dengan guru kelas dan
guru mapel tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan
ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan motivasi
membaca siswa, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan pendampingan,
(d) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pendampingan.
25
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pada siklus 3 atau siklus yang terakhir ini dilaksanakan dua
pertemuan pada hari kamis pukul 09.00 s/d 10.10 Minggu Ke 2 Bulan
April Tanggal 06 dan Minggu ke 3 Tanggal 13 April 2017 pada hari
kamis pukul 09.00 s/d 10.10 mengingat jadwal materi pada hari itu.
Untuk kegiatan nya sebagai berikut :
(a) Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan dari guru sejawat
terhadap guru kelas I SD Negeri 1 Selo dalam mempersiapkan
proses penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung.
(b) Pendampingan dilakukan guru terhadap siswa kelas I dari hasil
siklus 1 dan siklus 2 SD Negeri 1 Selo yang kesulitan dalam
ketrampilan berbahasa Indonesia.
(c) Guru
memberi
petunjuk
dalam
meningkatkan
ketrampilan
berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat baca siswa.
(d) Guru berperan selaku korektor dalam proses pembelajaran di kelas.
(e) Guru mendampingi dan menilai siswa sesuai dengan ketrampilan
berbahasa dan minat baca siswa yang telah tersusun.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan pada siklus 3 dilakukan pada setiap tahap penelitian,
mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan
hal-hal yang terjadi direkam dalam bentuk catatan. Catatan hasil
observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian pada
siklus 3.
d. Refleksi (Reflection)
Pada siklus 3 diadakan refleksi berdasarkan data observasi, data
wawancara, dengan refleksi dimaksudkan agar peneliti dapat melihat
siswa dalam meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa kelas I SD
Negeri 1 Selo, dengan meningkatkan minat baca siswa.
Dengan refleksi juga akan diketahui hasil observasi pelaksanaan
PBM, divalidasi dengan pedoman penilaian akademik sekolah
sehingga dapat mengetahui hasil akhir dari yang di teliti .
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal kelas 1 SD Negeri 1 Selo diketahui ketrampilan
berbahasa Indonesia dan Nilai ulangan harian bahasa indonesia pada materi
standar kompetensi Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara
lisan dengan gambar, percakapan sederhana dan dongeng,masih di bawah
standar KKM sekolah yang ditentukan yaitu 62.
27
Dari ulangan harian yang dilakukan oleh siswa kelas 1 semester dua SD
Negeri 1 Selo , tahun pelajaran 2016/2017 pada materi standar kompetensi
Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi
secara lisan
dengan
gambar, percakapan sederhana dan dongeng diperoleh nilai rata-rata sebesar
63,88 dan persentasenya siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar
sebesar 42 % yang artinya dalam satu kelas dengan jumlah 24 siswa hanya 10
siswa yang mendapat nilai melebihi KKM dan 14 siswa yang belum
melampuhi KKM.
TABEL HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL/PRA SIKLUS
KKM Bahasa Indonesia 62
NO
KETERANGA
NAMA
NILAI
ABSE
N
INDUK
N
1
2237
AHMAD RIZKI ADITIA
72
Tuntas
2
2238
ALUNG MAULANA NYSKA
50
Belum Tuntas
3
2239
CINTYIA NUR APANTI
70
Tuntas
4
2240
DEWI AMBAR SINTARA
74
Tuntas
5
2241
HABIB BURROHMAN
60
Belum Tuntas
6
2242
IKLIMA MIRATUL JANAH
60
Belum Tuntas
7
2243
ISMEELYA VIANLA KANZA
73
Tuntas
8
2244
KAFIA NUR AFIFA
60
Belum Tuntas
9
2245
KAMILATUR ROHMAH
80
Tuntas
10
2246
LAILA ZAHROTUL JANNHA
74
Tuntas
11
2247
MAULINAL HUSNA M
50
Belum Tuntas
12
2248
M. ILHAM FALAHUDDIN
75
Tuntas
13
2249
MUHAMAD FARID ANSORI
74
Tuntas
14
2250
NADIYA AZZAHIRA
75
Tuntas
15
2251
QAMARA NURAINI
50
Belum Tuntas
16
2252
RENDIANSAH AKBAR SUSANTO
58
Belum Tuntas
17
2253
RIZKI PUTRA RADITYA
58
Belum Tuntas
18
2254
SALIS FITRIA SUSAN
60
Belum Tuntas
19
2255
SANDI SETIAWAN
55
Belum Tuntas
20
2256
SELVI OKTA VIA SARI
60
Belum Tuntas
21
2257
TIA NILA WIJAYANTI
60
Belum Tuntas
22
2258
ULFA APRILIA
70
Tuntas
23
2259
ZAHRA PRINCASKA AULIA
55
Belum Tuntas
24
2260
AHMAD IKSAN YULIAN
60
Belum Tuntas
JUMLAH
1533
28
RATA-RATA
PROSENTASE KETUNTASAN
JUMLAH SISWA LULUS KKM
JUMLAH SISWA YANG TIDAK LULUS KKM
Keterangan :
BT : Belum
Tuntas
T : Tuntas
63.88
42%
10
14
GRAFIK HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL/PRA SIKLUS
GRAFIK NILAI PRA SIKLUS
75; 8.33%
80; 4.17%
50; 12.50%
55; 8.33%
74; 12.50%
58; 8.33%
73; 4.17%
72; 4.17%
70; 8.33%
60; 29.17%
B. Deskripsi Siklus 1
1.
Perencanaan
Penelitian ini peneliti mulai pada hari Minggu Ke 1 Tanggal 02
Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017 di SD Negeri 1 Selo
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Peneliti mulai dengan
mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dicapai ketuntasannya.
Kemudian peneliti menentukan kompetensi dasar “Menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan” sebagai bahan penelitian.
2.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RPP) siklus I ini pada hari
Kamis, Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10
Maret 2017 pada pukul 09.15-11.15 diamati teman sejawat yang
29
merupakan rekan kerja yang bertugas sebagai pengamatn guru pada saat
medilaksanakan proses pembelajaran.
3.
Pengamatan
Menumbuhkan
atau
meningkatkan
minat
membaca
dalam
keterampilan berbahasa Indonesia dapat memberikan pengaruh yang
positif sehingga siswa merasakan pada dirinya ada perubahan berupa
kemajuan dalam belajarnya karena dirinya telah termotivasi sehingga
minat membaca meningkat dan bergairah untuk belajar.
Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menanyakan
secara individual tentang apa saja yang belum dipahaminya. Pertanyaan
siswa secara individual dijawab oleh guru juga secara indidual. Guru juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan
nilai yang terbaik. Beberapa hal yang dicatat pada pertemuan siklus I ini
antara lain :
1) Waktu yang dipergunakan mengerjakan pertanyaan belum merata.
2) Kurang telitinya siswa dalam menulis jawaban pertanyaan yang
tersedia.
Berikut ini data siswa yang menunjukkan meningkatnya minat siswa pada
siklus I pada saat mengerjakan LKS
Tabel 4.1 Minat Siswa Pada Saat Pengerjaan LKS Siklus I
NO
Indikator
1
2
3
4
5
Tidak suka membuang waktu
Aktivitas yang sangat tinggi
Mengerjakan tepat waktu
Mengerjakan sebaik mungkin
Bergairah belajar
Jumlah
Siswa
14
13
10
14
10
30
Prosentase
%
58%
54%
42%
58%
42%
Rata-rata
12
51%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini minat membaca
siswa belum memenuhi harapan(masih dibawah 62%). Pada tahap selanjutnya
guru mengajak siswa untuk membahas hasil pengerjaan LKS dengan
cara memberi kebebasan siswa menulis jawaban di papan tulis.
Selanjutnya pembahasan tentang jawaban yang telah ditulis di papan tulis.
Siswa yang jawabannya salah atau kurang sempurna harus menyempunakan
jawabannya. Hal ini dimaksudkan agar pada kegiatan selanjutnya tidak
mengalami kesalahan. Apabila tidak diperbaiki, kesalahan ini terbawa pada
kegiatan-kegiatan selanjutnya.
Berikut daftar aktivitas yang menunjukkan menngkatnya minat berprestasi
siswa pada siklus pertama pada saat pembahasan LKS.
Tabel 4.2. Minat Siswa pada pembahasan LKS Siklus I
NO
Indikator
1
Tidak suka membuang waktu
2
Aktivitas yang sangat tinggi
3
Mengerjakan tepat waktu
4
Mengerjakan sebaik mungkin
5
Bergairah belajar
Rata-rata
Jumlah
Siswa
10
10
10
14
11
11
Prosentase
%
42%
42%
42%
58%
46%
46%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I pembahasan LKS
minat siswa kategori kurang, rata-rata mencapai 42%.
Pada akhir tahap ini guru memberikan penelitian akan hasil tugas siswa.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi siswa bahwa semakin
sempurna dan teliti jawabannya akan mendapat nilai yang lebih baik.
Kemudian diadakan ulangan tertulis yang bahannya dari semua bahan
yang dipelajari siswa sebanyak sepuluh soal dengan waktu sepuluh menit.
Pada saat mengerjakan evaluasi terlihat adanya minat dan motivasi siswa
untuk lebih berprestasi mengerjakan sebaik-baiknya.
31
Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat belajar siswa pada
siklus I pada saat diskusi kelompok.
Tabel. 4.3. Minat siswa pada Saat Diskusi Siklus I
NO
Indikator
1
2
3
4
5
Rata-rata
Tidak suka membuang waktu
Aktivitas yang sangat tinggi
Mengerjakan tepat waktu
Mengerjakan sebaik mungkin
Bergairah belajar
Jumlah
Siswa
15
16
15
12
15
15
Prosentase %
63%
67%
63%
50%
63%
61%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat dalam mengikuti diskusi
Tanya jawab sudah cukup baik yaitu mencapai nilai rata-rata 61%. Pada
saat pengerjaan evaluasi terlihat adanya minta untuk berpartisipasi dengan
mengerjakan sebaik-baiknya.
Tabel 4.4. Minat Siswa Pada Saat Evaluasi Siklus I
NO
Indikator
1
Tidak suka membuang waktu
2
Aktivitas yang sangat tinggi
3
Mengerjakan tepat waktu
4
Mengerjakan sebaik mungkin
5
Bergairah belajar
Rata-rata
Jumlah
Siswa
16
17
15
17
17
16
Prosentase
%
67%
71%
63%
71%
71%
68%
Dari data diatas tersebut menunjukkan bahwa motivasi (minat) siswa
dalam evaluasi ini cukup baik, mencapai rata-rata 68%.
Pada akhir kegiatan guru dan siswa memberikan beberapa
kesimpulan kegiatan dan memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa
selama kegiatan dan memberikan penyempurnaan kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan ulanga harian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa
telah ada peningkatan hasil belajar daripada pertemuan sebelum
dilaksanakan penelitian walaupun kenaikan belum signifikan. Beberapa
32
siswa telah menunjukkan hasil yang nilainya rendah kurang dari 62.
Secara rinci dapat dilihat pada table 4.5
Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Belajar Siklus I
KKM Bahasa Indonesia 62
No
Nama
MIN
BC
MB
Urut Induk
76
79
1
2237 Ahmad Rizki Aditia
60
60
2
2238 Alung Maulana Nyska
79
78
3
2239 Cintyia Nur Apanti
77
80
4
2240 Dewi Ambar Sintara
60
70
5
2241 Habib Burrohman
60
60
6
2242 Iklima Miratul Janah
80
80
7
2243 Ismeelya Vianla Kanza
76
65
8
2244 Kafia Nur Afifa
90
90
9
2245 Kamilatur Rohmah
85
75
10
2246 Laila Zahrotul Jannha
60
60
11
2247 Maulinal Husna M
85
77
12
2248 M. Ilham Falahuddin
80
80
13
2249 Muhamad Farid Ansori
85
85
14
2250 Nadiya Azzahira
65
54
15
2251 Qamara Nuraini
75
75
16
2252 Rendiansah Akbar Susanto
60
60
17
2253 Rizki Putra Raditya
65
60
18
2254 Salis Fitria Susan
60
55
19
2255 Sandi Setiawan
75
70
20
2256 Selvi Okta Via Sari
70
70
21
2257 Tia Nila Wijayanti
85
75
22
2258 Ulfa Aprilia
70
70
23
2259 Zahra Princaska Aulia
60
60
24
2260 Ahmad Iksan Yulian
1738
1688
Jumlah
72.42 70.33
Rata-rata
PROSENTASE SISWA LULUS KKM
JUMLAH SISWA LULUS KKM
JUMLAH SISWA YANG TIDAK LULUS KKM
Keterangan :
MIN
JML
Ratarata
%
78
233
78
78%
60
180
60
60%
77
234
78
78%
77
234
78
78%
50
180
60
60%
60
180
60
60%
80
240
80
80%
64
205
68
68%
90
270
90
90%
80
240
80
80%
60
180
60
60%
77
239
80
80%
75
235
78
78%
85
255
85
85%
55
174
58
58%
75
225
75
75%
60
180
60
60%
55
180
60
60%
50
165
55
55%
65
210
70
70%
70
210
70
70%
75
235
78
78%
65
205
68
68%
60
180
60
60%
1643
5069
1689
1690%
68.46
70.40
70.39
70.40%
: Menyimak
33
63%
15
9
KET
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
BC
: Berbicara
MB
: Membaca
Dari hasil evaluasi belajar tersebut nilai rata-rata 70.39 dengan prosentase
63% siswa yang melebihi KKM, maka dapat disimpulkan bahwa
menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa Indonesia.
GRAFIK NILAI SIKLUS 1
GRAFIK NILAI SIKLUS 1
90; 1;55;
4.17%
1; 4.17%
85; 1; 4.17%
58; 1; 4.17%
80; 3; 12.50%
60; 7; 29.17%
78; 5; 20.83%
75; 1; 4.17%
4.
70; 2; 8.33%
68; 2; 8.33%
Refleksi Siklus I
Pada siklus I ini menunjukkan hasil yang baik tetapi beberapa catatan
penyempurnaan masih perlu dilakukan sebagai berikut :
1) Tata tertib belajar perlu disempurnakan antara lain :
a) Perlu adanya pelaksanaan pembatasan waktu pengerjaan LKS
b) Ketelitian siswa dalam penulisan jawaban
c) Kelengkapan jawaban
2) Pada saat Pembahasan LKS
34
a) Guru sebaiknya menuliskan nomor soal yang akan diisi oleh siswa
secara berurutan di papan tulis kemudian menunjukkan siswa untuk
mengisi.
b) Penukaran buku LKS untuk dilakukan pemeriksaan ulang.
3) Pada saat diskusi, tempat duduk siswa sebaiknya berdekatan dengan
anggota kelompoknya untuk mempercepat berkumpulnya kelompok.
C. Deskripsi Siklus 2
1. Tahap Perencanaan
Penelitian ini peneliti mulai pada hari Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d
Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017 di SD Negeri 1 Selo Kecamatan
Tawangharjo
Kabupaten
Grobogan.
Peneliti
mulai
dengan
mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dicapai ketuntasannya.
Kemudian peneliti menentukan kompetensi dasar “Menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan” sebagai bahan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RPP) siklus I ini pada hari Kamis,
Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017
pada pukul 09.15-11.15 diamati teman sejawat yang merupakan rekan
kerja yang bertugas sebagai pengamatn guru pada saat medilaksanakan
proses pembelajaran.
3. Tahap Pengamatan
Dengan melihat hasil rekomendasi pada siklus I, peneliti telah melakukan
penyempurnaan pada siklus II. Pada saat pembukan pelajaran guru
memberikan
pengarahan
ulang
tentang
tat
cara
disempurnakan dari siklus I, meliputi :
Tabel 4.6. Minat siswa Pada Pengerjaan LKS Siklus II
35
belajar
yang
Jumla
h
Prosentase %
Siswa
1
Tidak suk
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang
kita dapatkan, walaupun terkadang informasi itu kita dapatkan secara tidak
langsung. Membaca merupakan aspek penting di dalam kehidupan manusia.
Dengan membaca kita bisa mendapat ilmu, dan gudangnya ilmu di dapat dari
buku.
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mebaca masih terbilang sangat
rendah. Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia ini menyebabkan
kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia juga hanya jalan di tempat dan
cenderung mundur. Rendahnya budaya baca ini karena masyarakat Indonesia
lebih suka menonton televise, bergelut dengan dunia maya.
Pengembanagan kemampuan berbahasa merupakan salah satu kunci
keberhasilan peningkatan mata pelajaran dan sebagai bekal untuk memasuki
dunia informasi. Khususnya mata pelajaran bahasa indonesia akan ditemukan
beberapa pembaharuan. Pembaharuan tersebut terutama tampak pada
penggunaan pendekatan komunikatifanintegrative dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Hal ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang konsep keterampilan
materi pelajaran bahasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu :,keterpaduan
antara materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan
antara pembelajaran bahasa dengan materi pebelajaran mata pelajaran lain.
Perubahan lain bukan hanya tampak pada pendekatan komunikatif yang
menekan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau
sarana, alokasi waktu dan evaluasi.
Karakteristik lain kurikulum KTSP, mata pelajaran bahasa Indonesia juga
tampak pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu :
1) Meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
1
dengan
2) Mengembangkan keterampilan dasar menggunakan bahasa yaitu terampil
berbahasa ( siswa belajar berbahasa ) dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
3) Menggunakan bahan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungannya
( Sukarman, 1997 :78).
Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia 2006 mengandung komponen
terpadu yaitu :
Kebahasaan ( lafal, ejaan, tanda baca, struktur, kosa kata, paragraph dan
wacana), pemahaman ( menyimak, membaca dan penggunaan bahasa
berbicara dan menulis). Namun pengalaman menulis selama ini dengan cara
belajar verbal siswa hanya mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari,
tidak membuat siswa senang mengikuti pelajaran, tetapi siswa menjadi jenuh
dan tidak ada minat belajar.
Hendaknya dikembalikan pada siswa agar mereka dapat belajar aktif,
kreaitf. Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang
menarik, merangsang, menantang dan menyenangkan, melalui cara belajar
yang bermakna dan bervariasi agar siswa gemar belajar.
Karena membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting
adalah bagaimana mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu
kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena mempelajari
sesuatu
dengan
membaca
lebih
dalam
pengalamannya
dari
pada
mendengarkan informasi.
Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah
mengetahui dan paham apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan.
Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk
memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia
yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya.
Mengerti dan memahami bahasa yang digunakan di buku-buku membantu
siswa untuk aktif belajar. Pada akhirnya siswa memiliki kegemaran tersendiri
untuk belajar ( membaca) dan tidak terbatas di sekolah saja. Sehubungan
dengan kreatfitas guru di sekolah diperlukan melalui kritik diri ( refleksi)
2
terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan
dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari
dalam dirinya sendiri.
Mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka
dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian,
mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap hidup
yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan
negaranya. (Supriadi, dkk, 1995).
Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan kunci dalam memberikan
bekal kepada anak. Orang tua terutama Ibu sebagai madrasah pertama bagi
seorang anak, memiliki peran sangat penting dalam masalah ini. Jiwa anak
harus diisi dengan hal-hal yang positif sejak dini.
Dalam hal ini siswa dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan
banyak membaca, diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan
membaca siswa hendaknya diiringi pada upaya meningkatkan minat siswa
dalam membaca, sehingga dapat mengubah “ Learning to read “ secara
berangsur-angsur menjadi “reading to learn”. Sehingga siswa kelas I mampu
dalam keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk ( 1992).
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat
menurun( rendah ), yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan
berbahasa Indonesia juga rendah ( Hasil belajar siswa rendah ).
Atas dasar kenyataan itu penulis mengadakan penelitian kelas yang
berjudul
“Meningkatkan
Ketrerampilan
Berbahasa
Indonesia
Dengan
Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri I Selo
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran
2016/2017 “
Dengan maksud setelah selesai melakukan penelitian, indakan kelas ini,
melalui refleksi diri guru dan siswa, diharapkan siswa terampil dalam
berbahasa Indonesia sehingga prestasinya meningkat.
3
Suatu masyarakat akan menjadi maju, jika dalam kehidupannya ditunjang
dengan adanya budaya baca yang tinggi. Ahli ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak mungkin ada tanpa melalui membaca. Membaca tidak hanya melalui
bahan bacaan yang tercetak saja, melaikan juga melalui media elektronik.
Karena itu, budaya menbaca perlu ditumbuhkembangkan. Tidak hanya anak
saat memasuki usia sekolah, melainkan sejak bayi masih berada dalam
kandungan. Namun, karena belum bisa membaca, ibulah yang membacakan
cerita pada bayi, yang diharapkan melalui cara membacakan cerita, akan
mengalir kebiasaan baik kelak pada anak tersebut.
B. Idetifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Meningkatkan
Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca
Pada Siswa Kelas I SD Negeri 1 Selo Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan ,hanya 10 siswa yang
mendapat nilai lebih dari KKM 62 dari total 24 siswa dalam mengerjakan
soal. Dalam pembelajaran tersebut diperoleh gambaran bahwa proses belajar
dan hasil belajar belum berhasil.
Berdasarkan hal tersebut , peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat
untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan .
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat terungkap beberapa masalah yang
terjadi dalam pembelajaran yaitu :
a)
Rendahnya tingkat ketrampilan membaca pada siswa.
b) Siswa kurang perhatian dalam proses pembelajaran.
c)
Rendahnya Minat baca siswa sangat rendah sehingga dalam berbahasa
Indonesia kurang lancar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atasa maka Penelitian Tindakan Kelas ( PTK)
ini rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apakah dengan menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan
keterampilan berbahasa Indonesia?
4
2. Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan
berbahasa Indonesia dapat meningkat ?
Alokasi waktu penelitian ini selama 5 bulan, tepatnya semester II Tahun
Pelajaran 2016/2017 dalam siklus pembelajaran di sekolah dasar dengan pokok
bahasan
“Meningkatkan
Keterampilan
Berbahasa
Indonesia
Dengan
Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri I Selo
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Pada semester II Tahun Pelajaran
2016/2017 “.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini bertujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bahwa dengan menumbuhkan “ minat membaca”, dapat
meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia
dengan menumbuhkan minat baca siswa.
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang meningkatkan
berbahasa Indonesia dengan menumbuhkan minat baca siswa kelas 1.
2. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat dalam menerapkan teori tentang
meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia dengan menumbuhkan
minat baca siswa.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi guru, temuan yang diperoleh dapat bermanfaat sebagai bahan
balikan refleksi diri agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
melalui menumbuhkan minat membaca dengan cara yang tepat
sehingga keterampil berbahasa Indonesia siswa meningkat
5
2. Bagi Kepala Sekolah, bermanfaat sebagai bahan dalam melaksanakan
pembinaan
bagi
guru-guru
dalam
mengambil
langkah-langkah
menumbuhkan minat membaca agar prestasi siswa meningkat secara
optimal.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
A. Pegertian Minat
Minat adalah kesediaan jiwa yang aktif, untuk menerima pengaruh dari dunia
luar diri siswa. Minat bersifat tetap, merupakan motivasi intrinsic. Menurut
Marsel ada sepuluh macam minat sebagai berikut :
1) Minat Jasmaniah, adalah suka akan pekerjaan yang memerlukan tenaga
jasmani.
2) Minat Mekanik, adalah suka memperbaiki dan merancang hal-hal yang
berkaitan dengan mesin.
3) Minat sosial, adalah suka akan aktivitas kelompok.
4) Minat Domestik, adalah suka menyelenggarakan pekerjaan rumah tangga.
5) Minat Matematis, adalah suka bekerjaan dengan angka-angka.
6) Minat Ilmiah, adalah suka mempelajari gejala-gejala alamiah.
7) Minat Belajar, adalah suka menyelidiki sesuatu itu secara mendalam untuk
mengetahui suatu obyek.
8) Minat Eksperimentasi, adalah suka mencoba sesuatu dan memastikan hasil
percobaan.
9) Minat terhadap anak-anak, adalah suka bermain-main dengan anak-anak.
10) Minat terhadap Kepemimpinan, adalah lebih suka memimpin dari pada
dipimpin.
Sesuai dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat anak sangat
berpengaruh besar terhadap proses belajar mengajar, khususnya proses belajar
membaca, karena dalam diri anak sebenarnya telah terbentuk konsep diri dan
kemampuan diri.
Oleh sebab itu guru mempunyai kewajiban menumbuhkan minat membaca
pada siswa melalui “ motivasi ekstrensik”( pengaruh dari luar siswa ).
Meningkatkan motivasi ektresnsik membaca lanjutan di kelas I agar tumbuh
7
minat membaca sekaligus belajar yang mengacu pada langkah-langkah awal
rencana refleksi dan siklus yang telah direncanakan.
Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif
dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas
membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca
meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran
akan manfaat membaca. Menurut Purves dan Beach di dalam Harris
dan
Sipay
(1998),
ada
dua
kelompok
besar
faktor
yang
mempengaruhi minat membaca anak, yaitu:
1) Faktor personal
Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi
usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan
psikologis.
2) Faktor institusional
Faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri anak, yaitu meliputi
ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial
ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua,
guru dan teman sebaya anak.
Elliot dkk (2000), menjelaskan bahwa minat berperan penting dalam
proses belajar mengajar, dan minat harus terus terpelihara, termasuk salah
satunya adalah minat membaca. Elliot dkk (2000), juga menjelaskan bahwa
untuk dapat memperoleh minat siswa dalam proses pembelajaran diperlukan
sebuah stimulus yaitu dengan strategi yang berorientasi curiosity atau teknik
mengembangkan dan memfasilitasi curiosity siswa, dengan demikian untuk
memperoleh dan menumbuhkan minat membaca pada siswa diperlukan
adanya pengembangan dan pemfasilitasan curiosity. Pendapat Elliot dkk
diperkuat oleh pendapat Smith dan Dechant (1961), bahwa curiosity dan
gejala untuk bereksplorasi akan membuat seseorang memperoleh minat,
termasuk minat membaca.
8
B. Cara menumbuhkan minat baca siswa
Banyak cara membiasakan diri pada seorang anak maupun remaja dalam
membaca. Misalnya, dengan mengoleksi buku-buku bacaan atau cerita yang
berhubungan dengan pengetahuan. Selain itu, untuk meningkatkan minat baca di
kalangan siswa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh sekolah maupun
kalangan siswa itu sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu :
1) Penciptaan atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil
karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar
membaca
2) Penyediaan buku-buku bacaan yang memadai, baik dari segi kuantitas judul
buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas.
3) Penciptaan antusiasme pada setiap individu siswa terhadap pentingnya
membaca buku dan berbagai sumber ilmu lainnya.
4) Pemanfaatan kegiatan membaca sebagai alat untuk belajar seluruh bidang
studi oleh masing-masing guru
5) Rak buku yang di pajang rapid an menarik untuk di eksplorasi isinya
6) Ada poster berisi cuplikan isi buku baru dan laku keras di masyarakat
7) Tersedia tempat baca buku lesehan di sekolah, misalnya di depan-depan kelas
8) Tersedia tempat ruangan khusus dengan satu dan dua computer yang berisi
permintaan seputar perbukuan, kepenulisan dan penulis.
9) Memberikan pemahaman akan pentingnya membaca
C. Perbedaan Minat Baca Berdasarkan Usia
Ada perbedaan minat anak terhadap buku bila ditinjau dari usia kronologis
anak.Menurut Ediasari (Ayahbunda, 1983), berpendapat bahwa:
1) Pada usia 2-6 tahun, anak-anak menyukai buku bacaan yang didominasi oleh
gambar-gambar yang nyata.
9
2) Pada usia 7 tahun, anak menyukai buku yang didominasi oleh gambar-gambar
dengan bentuk tulisan besar-besar dan kata-kata yang sederhana dan mudah
dibaca. Biasanya pada usia ini anak sudah memiliki kemampuan membaca
permulaan dan mereka mulai aktif untuk membaca kata.
3) Pada usia 8-9 tahun, anak-anak menyukai buku bacaan dengan komposisi
ganbar dan tulisan yang seimbang. Mereka biasanya sudah lancar membaca,
walaupun pemahaman mereka masih terbatas pada kalimat singkat dan
sederhana bentuknya.
4) Pada usia 10-12 tahun, anak lebih menyukai buku dengan komposisi tulisan
lebih banyak daripada gambar. Pada usia ini kemampuan berpikir abstrak
dalam diri anak mulai berkembang sehingga mereka dapat menemukan
intisari dari buku bacaan dan mampu menceritakan isinya kepada orang lain.
D. Pengertian Membaca
Sugono, Dendy. 1999. Berbahasa Indonesia Dengan Benar “Membaca
merupakan modal bagi seseorang untuk mempelajari buku dan mencari informasi
tertulis”. Bagi siswa, membaca juga menjadi modal agar dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran. Munawir Yusuf (2005:134) menjelaskan “membaca merupakan
aktifitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari simbol berupa huruf
atau kata.” Menurut Tampubolon, membaca pada hakekatnya adalah kegiatan fisik
dan mental untuk menemukan makna dari tulisan. Membaca bukan hanya
mengucapkan bahasa tulis tetapi juga memahami maknanya.
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang
studi. Jika anak pada usia sekolah tidak segera memiliki kemampuan membaca,
maka anak akan mengalami banyak kesulitan dalam beberapa bidang studi.
Ada lima tahapan perkembangan membaca, yaitu:
1. kesiapan membaca
10
2. membaca permulaan
3. ketrampilan membaca cepat
4. membaca luas
membaca yang sesungguhnya
Keterlibatan berbagai komponen tersebut mengakibatkan pengajaran membca
harus dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan kondisi komponen
tersebut. Pengajaran membaca dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian di
berbagai lembaga pendidikan formal tentang kegitan membaca. Pengajaran
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, yakni: (1) Setiap jenjang
pendidikan, (2) Keadaan/lokasi penyelenggaraan pendidikan, (3) Kondisi sosial
ekonomi pelaku pendidikan.
Meskipun demikian tujuan dan sasaran akhir dari pengajaran membaca adalah
sama. Seperti dikemukakan Anderson (dalam tarigan, 1984 : 7) bahwa membaca
dari segi linguistic merupakan proses dari penyandian kembali dan pembacaan
sandi. Tarigan (1987 : 7) mengemukakan bahwa membaca suatu proses
pengambilan atas ide pengarang melalui kata-kata atau bahasa tulis. Ada beberapa
pandangan ahli tentang pengertian membaca :
1) Membaca merupakan pengembangan keterampilan mulai dari keterampilan
memahami kata-kata kalimat, paragraph dalam bacaan sampai dengan
mmahami secara kritis dan evaluasi terhadap keseluruhan isi bacaan.
2) Membaca merupakan kegiattan visual berupa serangkaian kegiatan gerakan
mata dalam mengikuti baris-baris tulis pemusatan penglihatan pada kata dan
kelompok kata melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh
pemahaman.
3) Membaca merupakan kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang
tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
4) Membaca merupakan suatu pengolahan informasi yang dilaksanakan
pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan
11
serta pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya yang relevan dengan
informasi tersebut.
5) Membaca merupakan proses menghubungkan tulisan dengan bunyi sesuai
dengan system tulisan yang digunakan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Membaca merupakan proses mekanik berupa mengkoordinasi kembali
rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata dan kalimat
yang bermakna.
2) Proses psikologis berupa kegiatan dalam mengolah informasi.
3) Kegiatan mencari dan menemukan informasi dalam bacaan.
4) Mengidentifikasi, menguraikan dan menetukan makna bacaan dan aktivitas
yang melibatkan pengetahuan, pengalaman dan sikap.
Pada kenyataannya, membaca sebagai pelajaran baru dikenalkan di Taman KanakKanak. Meskipun sebagian orang tua dan pendidik tidak setuju dengan pelajaran
membaca di TK, nampaknya orang tua menuntut anaknya yang dititipkan untuk
dididik di TK sudah dapat membaca. Sebab, kemampuan membaca akan langsung
dipakai di SD, bahkan sudah ditekankan untuk bisa membaca.
Tingkat membaca masyarakat Indonesia akan semakin berkembang, seiring
dengan pemahaman pentingnya membaca dan latihan yang terus menerus. Jika
manusia adalah makhluk pembelajar, maka kecepatan membaca orang Indonesia
yang berkisar antara 150-300 KPM pasti meningkat berbanding lurus dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
E. Tujuan Membaca
Dalam kurikulum dikatakan tujuan membaca di sekolah dasar sebagai
berikut :
1) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami dan
melaksanakan cara membaca dan menulis dengan baik dan benar.
2) Melatih dan mengembangkan kemampuan siswa agar terampil mengubah
huruf menjadi suara.
12
3) Melatih dan mengembangkan kemampuan menyuarakan huruf dalam kata
menjadi suara yang di dengarnya.
4) Melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata isi bacaan yang
dibaca atau di tulis
5) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami,
menuliskan, menggunakan, menikmati dan menghargai keindahan cerita
bahawa Indonesia sederhana.
Pendapat lain yang mengemukakan tujuan membaca menurut Walpes ( dalam
Nurhadi, 1987 : 136 ) menggolongkan membaca menjadi lima, yaitu sebagai
berikut:
1) Membaca untuk memperoleh sesuatu yang praktis.
2) Membaca untuk mendapat rasa lebih dibanding orang lain.
3) Membaca untuk memperkuat nilai-nilai dan keyakinan.
4) Membaca untuk mengganti pengalaman yang sudah usang.
5) Membaca untuk menghindarkan dari kesulitan.
F. Aspek Keterampilan Membaca
Aspek keterampilan membaca menurut Nurhadi ( 1987 : 12-14) adalah
sebagai berikut :
1) Keterampilan mengenal kata-kata.
2) Tanda baca
3) Makna tersurat
4) Membaca kritis
5) Membaca kreatif
Sedangkan menurut Broughton ( dalam tarigan 1987 : 11-12), aspek keterampilan
membaca sebagai berikut :
1) Membaca merupakan keterampilan yang bersifat mekanik mencakup
pengenalan ejaan dan bunyi.
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup pengertian sederhana,
makna evaluasi dan kecepatan membaca fleksibel.
13
G. Jenis-Jenis Membaca
Dalam pengajaran bahasa ada dua jenis membaca yaitu membaca
permulaan dan membaca lanjutan.
Jenis-jenis membaca lanjutan menurut Supriyadi, dkk, ( 1995 : 185 ) adalah
sebagai berikut :
1.
Membaca dalam hati.
Tujuan membaca dalam hati adalah agar siswa memahami isi bacaan.
Bahan bacaan yang digunakan adalah buku paket dan buku pelengkap, dapat
pula ditambah buku-buku lain mempertimbangkan keluasan dan ke dalam
materi. Untuk mengembangkan kemampuan siswa memahami bacaan Smith
dab Baret mengemukakan “ suatu taksonomi yang dapat dipakai guru sebagai
pedoman dalam menyusun pertanyaan yang dapat mengembangkan
kemampuan siswa memahami bacaan “. Taksonomi itu terdiri dari empat
kategori yaitu :
a. Pemahaman Harfiah
Membimbing siswa untuk menemukan informasi yang secara jelas
diungkapkan dalam bacaan.
b. Pemahaman Inferensial
Ditujukan oleh siswa bila dapat menarik kesimpulan dari fakta-fakta
tertulis atau hal-hal yang diketahui dari bacaan.
c. Pemahaman Evaluasi
Apabila siswa menunjukkan pikiran evaluative dengan membandingkan
buah pikiran yang disajikan wacana dengan kriteria yang ada dalam
dirinya atau kriteria sumber lain.
d. Pemahaman Apresiasi
Pemahaman apresiasi berhubungan dengan psikologis dan etetis siswa.
Selain itu juga membimbing siswa mengenal teknik-teknik, bentuk gaya
dan struktur kata.
14
2.
Membaca Bahasa
Tujuan mebaca bahasa adalah agar siswa memiliki pengetahuan tentang
kebahasaan Indonesia yang diperoleh dari membaca.
3.
Membaca Teknik
Membaca teknik bertujuan agar siswa memiliki keterampilan mengubah
lambing tulisan menjadi ucapan yang dapat dipahami baik oleh diri sendiri
atau orang lain yang mendengarkan(Muchlisoh, dkk, 1992) yang perlu
mendapat perhatian guru dalam pengajaran ini ialah intonasi kata, kalimat
atau lafal kata fungtuasi (tanda-tanda baca).
4.
Membaca Indah
Yang menjadi perhatian utama dalam membaca indah ialah unsur irama
informasi, ketepatan ucapan, intonasi, kalimat seru, kalimat ajakan dan
seterusnya. Bahan bacaan yang diperlukan ialah puisi, prosa, lirik, bacaan
dialog atau naskah drama.
H. Penelitian Yang Relevan
Peneliti dalam penelitian tindakan ini berperan ganda, yaitu sebagai
peneliti dan praktisi. Sebagai praktisi dan peneliti guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas I dengan menerapkan berbagai teori dan teknik
pembelajaran yang yang relevan secara kreatif, efektif dan menyenangkan.
Dalam kegiatan pembelajaran mengangkat masalah-masalah “aktual” yang
dihadapi oleh guru dilapangan, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi
yang hasilnya dapat dipakai sebagai masukan untuk melakukan “refleksi” atas apa
yang terjadi pada tahapan pelaksanaan pembelajaran. Hasil proses ini kemudian
melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan dari perencanaan tindakan
berikutnya.
Tahapan-tahapan
diatas
dilakukan
berulang-ulang
dan
berkesinambungan sampai kualitas keberhasilan tertentu dapat dicapai dengan
baik
Penelitian yang sama dilakukan Sumber data yaitu aspek penelitian yang dapat
memberikan informasi yang dapat membantu perluasan teori (Bogdan dan Biken,
15
1990). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I Sekolah
Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.
I. Kerangka Berpikir
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan
Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri I Selo Kecamatan
Tawangharjo Kabupaten Grobogan Pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa menjadi maksimal dan optimal, upaya
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan
peningkatan minat baca siswa.
J. Hipotesis
Menumbuhkan minat membaca siswa dapat meningkatkan ketrampilan
berbahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 1 Selo UPTD Pendidikan
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Pelelitian
1) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2016 / 2017.
Pertimbangan bahwa semester pertama merupakan waktu di gunakan
siswa untuk melakukan adaptasi pada lingkungan sekolah.
Penelitian tindakan sekolah ini berlangsung selama kurang lebih lima
bulan dari bulan Januari sampai Mei 2017. Diawali dengan penyusunan
permohonan ijin penelitian, proposal penelitian,pelaksanaan penelitian dan
publikasi ilmiah. Secara lengkap jadwal penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut :
17
1
2
3
4
Uraian
Tahap Penelitian
a. Perijinan Penelitian
Keterangan
Minggu Ke 2 Hari Senin Tanggal 09 Januari 2017
Minggu Ke 3 dan 4 Bulan Januari Hari Senin Tanggal 16 s/d Rabu 25 Januari
2017
b. Penyusunan Judul
c. Pengajuan Proposal Minggu Ke 5 hari senin Januari Tanggal 30 s/d Minggu ke 5 Tanggal 28 Februari 2017
Tahap Pelaksanaan
Siklus 1
Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 3 Tanggal 16 Maret 2017
Siklus 2
Minggu Ke 4 Tanggal 24 Maret s/d Minggu ke 5 Tanggal 31 Maret 2017
Siklus 3
Minggu Ke 2 Bulan April Tanggal 06 s/d Minggu ke 3 Tanggal 13 April 2017
Penyusunan Penulisan
Hasil Penelitian
Minggu Ke 4 Tanggal 17 April s/d Minggu ke 2 Tanggal 8 Mei 2017
Seminar PTK
Minggu Ke 2 Tanggal 10 Mei 2017
2) Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri 1 Selo
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.
B. Subyek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti mengambil subyek siswasiswo kelas 1 SD Negeri 1 Selo, dengan mempertimbangkan bahwa guru
tersebut adalah tenaga pendidik SD Negeri 1 Selo.
Selain alasan di atas, peneliti menggunakan subyek siswa kelas I SD
Negeri 1 Selo karena guru kelas mempunyai tanggung jawab yang cukup
besar untuk meraih prestasi dan meningkatkan mutu peserta didik. Dengan
meningkatnya kompetensi pengelolaan pembelajaran diharapkan hasil/
perolehan belajar peserta didik meningkat. Dengan demikian akan
18
meningkatkan peringkat sekolah serta akan meningkatkan pula mutu
pendidikan nasional.
C. Sumber Data
Sumber data yaitu aspek penelitian yang dapat memberikan informasi
yang dapat membantu perluasan teori (Bogdan dan Biken, 1990). Sumber
data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri
1 Selo Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.
D. Teknik dan alat pengumpulan data
Sumber data variable pertama dilakukan melalui dua tahap, yaitu :
1) Tahap Pertama
Siswa secara satu persatu membaca wacana yang telah dipersiapkan
dalam waktu dua menit.
2) Tahap kedua
Siswa diberi lembar pertanyaan yang menyangkut isi wacana dan
dijawab secara tertulis.
Pada tahap pertama dan tahap kedua akan menghasilkan data
tentang
kemampuan
membaca
setelah
dimotivasi
dengan
menumbuhkan minat membaca.
1)
Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar
keterampilan berbahasa Indonesia, sebelum tumbuh minat. Dengan
melihat raport memiliki standar validitas dan obyektifitas karena
telah memenuhi kriteria standar.
2)
Obsevasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1992 : 128) observasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Observasi non sistematis, yaitu dilakukan pengamat dengan
tidak menggunakan instrument pengamatan.
19
b) Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.
c) Catatan
Lapangan
Digunakan
untuk
menilai
proses
pembelajaran.
E. Validasi data
Untuk memvalidasi data dapat digunakan dengan berbagai cara. Data
tes agar valid dapat dilakukan dengan cara menyusun kisi-kisi. Karena
dalam penelitian tindakan kelas ini data diperoleh melalui pengamatan
dengan lembar pengamatan dan data nilai siswa maka validasi data yang
digunakan adalah trianggulasi sumber.
F. Analisis data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan
hasil observasi terhadap tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Melakukan reduksi yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data
yang telah terkumpul.
2) Melakukan interpelasi yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam
bentuk pernyataan.
3) Melakukan inferensi yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran
terjadi peningkatan tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar atau
tidak.
4) Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan
untuk siklus berikutnya atau pelaksanaan di lapangan setelah siklus
berhasil berdasarkan inferensi yang telah ditetapkan.
5) Pengambilan kesimpulan diambil berdasarkan analisis hasil-hasil
observasi yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Kemudian
dituangkan dalam bentuk pernyataan.
Kegiatan analisis data mempergunakan pedoman dibawah ini :
1.
Tumbuhnya minat membaca siswa dalam pelajaran dengan indikator:
20
a) Tidak suka membuang waktu
b) Keaktifan yang tinggi
c) Mengerjakan tepat waktu
d) Mengerjakan sebaik mungkin
e) Bergairah belajar
Adapun kriteria penelitian tumbuhnya minat membaca adalah sebagai
berikut :
a) Rumus untuk menentukan prosentase pada setiap indicator adalah
jumlah siswa yang masuk dikalikan 100%.
b) Tumbuhnya minat membaca dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Minat membaca dinyatakan tumbuh ( meningkat) jika ratarata
prosentase masing-masing kegiatan yang dinilai lebih dari
atau sama dengan 75%.
2) Minat membaca dinyatakan belum tumbuh atau meningkat jika
rata-rata prosentase masing-masing kegiatan kurang dari 75%.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa ditandai dengan indikator hasil belajar
(nilai ulangan harian) menjadi lebih baik daripada sebelum penelitian.
G. Indikator kinerja
Pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Selo pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi
secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan, benda dan
fungsi anggota tubuh, dan deklamas dengan indickator Keterampilan
Berbahasa Indonesia pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa masih
dalam kategori cukup.
Diharapkan
setelah
diadakan
Meningkatkan
Ketrampilan
Berbahasa Indonesia Dengan Meningkatkan Minat Baca Siswa dapat
meningkatkan menjadi berkategori baik atau sekaligus berkategori amat
baik.
H. Prosedur penelitian
21
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan ( Action
Research) berdasarkan pendekatan Naturalistik Kualitatif. Pendekatan ini
memandang kenyataan sebagai sesuatu yang berdimensi jamak, utuh dan
merupakan kesatuan serta open minded. Karena itu tidak mungkin disusun
rancangan penelitian yang terinci dan fixed sebelumnya. Rancangan
penelitian berkembang selam proses penelitian berlangsung. Peneliti dan
obyek yang diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya
dilakukan dari “ luar” dan dari “dalam” dengan melibatkan banyak
fudgement.
Dalam pelaksanaannya peneliti sekaligus seorang alat peneliti yang
dengan sendirinya tidak dapat melepaskan sepenuhnya dari unsure
subyektifitas. Dengan kata lain dalam penelitian ini tidak ada alat
penelitian yang baku yang telah disiapkan sebelumya.
Penerapan penelitian didalam kelas diharapkan mampu memotivasi
guru memiliki kesadaran diri, melakukan refleksi diri dan kritik diri
terhadap aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan ( MC. Niff, 1992,
Hopkins, 1985,1993). Maka penelitian tindakan ini didasarkan pada
prinsip situasional yang berkaitan dengan realitas lapangan yang dalam hal
ini adalah suasana kelas. Membiarkan kelas dalam suasana kewajaran,
sebagaimana keadaan sebenarnya , artinya tindakan dan penelitian yang
akan dilakukan bertolak dari informasi-informasi yang actual yang
diperoleh dari “realitas” yaitu guru, siswa dan proses-proses selama
pembelajaran berlangsung. Kemudian dijadikan bahan dasar refleksi diri
dalam menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
terdiri dari 3 siklus. Adapun Langkah-langkah tiap siklus terdiri dari
Planning
Acting
Observing
Reflecting
1. Siklus I
22
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut : (a)
menyiapkan
bahan,
inventarisasi
kebutuhan,
dan
inventarisasi
masalah/kesulitan guru kelas, (b) Berdiskusi dengan guru kelas dan
guru mapel tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan
ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan motivasi
membaca siswa, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan pendampingan,
(d) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pendampingan.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pada siklus 1 ini dilaksanakan dua pertemuan pada hari kamis
Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret Pukul 09.00 s/d 10.00 dan tanggal 08
maret tahun 2017 mengingat jadwal materi pada hari itu. Untuk
kegiatan nya sebagai berikut :
(a) Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan dari guru sejawat
terhadap guru kelas I SD Negeri 1 Selo dalam mempersiapkan
proses penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung.
(b) Pendampingan dilakukan guru terhadap siswa kelas I SD Negeri 1
Selo yang kesulitan dalam ketrampilan berbahasa Indonesia.
(c) Guru selalu memberi petunjuk dalam meningkatkan ketrampilan
berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat baca siswa.
(d) Guru berperan selaku korektor dalam proses pembelajaran di kelas.
(e) Guru mendampingi dan menilai siswa sesuai dengan ketrampilan
berbahasa dan minat baca siswa yang telah tersusun.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari
tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal
yang terjadi direkam dalam bentuk catatan. Catatan hasil observasi,
dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.
d. Refleksi (Reflection)
23
Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi,
data wawancara, dengan refleksi dimaksudkan agar peneliti dapat
melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa kelas I SD Negeri 1 Selo,
dengan meningkatkan minat baca siswa.
Dengan refleksi juga akan diketahui kendala-kendala apa yang
ditemukan, serta faktor apa saja yang menjadi pendorong sebagai
alternatif dan mencarikan solusi pada siklus berikutnya. Pada
penelitian ini refleksi dilakukan dari hasil observasi pelaksanaan PBM,
divalidasi dengan pedoman penilaian akademik.
2. Siklus 2
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap siklus 2 ini perencanaan yang disiapkan hal-hal
sebagai berikut : (a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan, dan
inventarisasi masalah/kesulitan guru kelas, (b) Berdiskusi dengan guru
kelas dan guru mapel tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk
peningkatan ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan
motivasi membaca siswa, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan
pendampingan, (d) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam
pendampingan.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pada siklus 2 ini dilaksanakan dua pertemuan pada hari jumat
Minggu Ke 4 Tanggal 24 Maret pukul 07.00 s/d 08.45 dan Minggu ke
5 hari jumat Tanggal 31 Maret 2017 pukul 07.00 s/d 08.45 mengingat
jadwal materi pada hari itu. Untuk kegiatan nya sebagai berikut :
(a) Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan dari guru sejawat
terhadap guru kelas I SD Negeri 1 Selo dalam mempersiapkan
proses penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung dan
mengacu pada hasil siklus 1.
24
(b) Pendampingan dilakukan guru terhadap siswa kelas I berdasarkan
hasil siklus 1 SD Negeri 1 Selo yang kesulitan dalam ketrampilan
berbahasa Indonesia.
(c) Guru selalu memberi petunjuk dalam meningkatkan ketrampilan
berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat baca siswa.
(d) Guru berperan selaku korektor dalam proses pembelajaran di kelas.
(e) Guru mendampingi dan menilai siswa sesuai dengan ketrampilan
berbahasa dan minat baca siswa yang telah tersusun.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari
tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal
yang terjadi di siklus 2 direkam dalam bentuk catatan. Catatan hasil
observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.
d. Refleksi (Reflection)
Pada akhir siklus 2 diadakan refleksi berdasarkan data observasi,
data wawancara, dengan refleksi dimaksudkan agar peneliti dapat
melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam siklus berikuntanya,
agar penelitian ini dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa
kelas I SD Negeri 1 Selo, dengan meningkatkan minat baca siswa.
3. Siklus 3
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut :
(a) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan, dan inventarisasi
masalah/kesulitan guru kelas, (b) Berdiskusi dengan guru kelas dan
guru mapel tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan
ketrampilan berbahasa Indonesia dengan meningkatkan motivasi
membaca siswa, (c) menyiapkan jadwal pelaksanaan pendampingan,
(d) menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pendampingan.
25
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pada siklus 3 atau siklus yang terakhir ini dilaksanakan dua
pertemuan pada hari kamis pukul 09.00 s/d 10.10 Minggu Ke 2 Bulan
April Tanggal 06 dan Minggu ke 3 Tanggal 13 April 2017 pada hari
kamis pukul 09.00 s/d 10.10 mengingat jadwal materi pada hari itu.
Untuk kegiatan nya sebagai berikut :
(a) Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan dari guru sejawat
terhadap guru kelas I SD Negeri 1 Selo dalam mempersiapkan
proses penelitian tindakan kelas yang sedang berlangsung.
(b) Pendampingan dilakukan guru terhadap siswa kelas I dari hasil
siklus 1 dan siklus 2 SD Negeri 1 Selo yang kesulitan dalam
ketrampilan berbahasa Indonesia.
(c) Guru
memberi
petunjuk
dalam
meningkatkan
ketrampilan
berbahasa Indonesia dengan meningkatkan minat baca siswa.
(d) Guru berperan selaku korektor dalam proses pembelajaran di kelas.
(e) Guru mendampingi dan menilai siswa sesuai dengan ketrampilan
berbahasa dan minat baca siswa yang telah tersusun.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan pada siklus 3 dilakukan pada setiap tahap penelitian,
mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan
hal-hal yang terjadi direkam dalam bentuk catatan. Catatan hasil
observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian pada
siklus 3.
d. Refleksi (Reflection)
Pada siklus 3 diadakan refleksi berdasarkan data observasi, data
wawancara, dengan refleksi dimaksudkan agar peneliti dapat melihat
siswa dalam meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa kelas I SD
Negeri 1 Selo, dengan meningkatkan minat baca siswa.
Dengan refleksi juga akan diketahui hasil observasi pelaksanaan
PBM, divalidasi dengan pedoman penilaian akademik sekolah
sehingga dapat mengetahui hasil akhir dari yang di teliti .
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal kelas 1 SD Negeri 1 Selo diketahui ketrampilan
berbahasa Indonesia dan Nilai ulangan harian bahasa indonesia pada materi
standar kompetensi Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara
lisan dengan gambar, percakapan sederhana dan dongeng,masih di bawah
standar KKM sekolah yang ditentukan yaitu 62.
27
Dari ulangan harian yang dilakukan oleh siswa kelas 1 semester dua SD
Negeri 1 Selo , tahun pelajaran 2016/2017 pada materi standar kompetensi
Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi
secara lisan
dengan
gambar, percakapan sederhana dan dongeng diperoleh nilai rata-rata sebesar
63,88 dan persentasenya siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar
sebesar 42 % yang artinya dalam satu kelas dengan jumlah 24 siswa hanya 10
siswa yang mendapat nilai melebihi KKM dan 14 siswa yang belum
melampuhi KKM.
TABEL HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL/PRA SIKLUS
KKM Bahasa Indonesia 62
NO
KETERANGA
NAMA
NILAI
ABSE
N
INDUK
N
1
2237
AHMAD RIZKI ADITIA
72
Tuntas
2
2238
ALUNG MAULANA NYSKA
50
Belum Tuntas
3
2239
CINTYIA NUR APANTI
70
Tuntas
4
2240
DEWI AMBAR SINTARA
74
Tuntas
5
2241
HABIB BURROHMAN
60
Belum Tuntas
6
2242
IKLIMA MIRATUL JANAH
60
Belum Tuntas
7
2243
ISMEELYA VIANLA KANZA
73
Tuntas
8
2244
KAFIA NUR AFIFA
60
Belum Tuntas
9
2245
KAMILATUR ROHMAH
80
Tuntas
10
2246
LAILA ZAHROTUL JANNHA
74
Tuntas
11
2247
MAULINAL HUSNA M
50
Belum Tuntas
12
2248
M. ILHAM FALAHUDDIN
75
Tuntas
13
2249
MUHAMAD FARID ANSORI
74
Tuntas
14
2250
NADIYA AZZAHIRA
75
Tuntas
15
2251
QAMARA NURAINI
50
Belum Tuntas
16
2252
RENDIANSAH AKBAR SUSANTO
58
Belum Tuntas
17
2253
RIZKI PUTRA RADITYA
58
Belum Tuntas
18
2254
SALIS FITRIA SUSAN
60
Belum Tuntas
19
2255
SANDI SETIAWAN
55
Belum Tuntas
20
2256
SELVI OKTA VIA SARI
60
Belum Tuntas
21
2257
TIA NILA WIJAYANTI
60
Belum Tuntas
22
2258
ULFA APRILIA
70
Tuntas
23
2259
ZAHRA PRINCASKA AULIA
55
Belum Tuntas
24
2260
AHMAD IKSAN YULIAN
60
Belum Tuntas
JUMLAH
1533
28
RATA-RATA
PROSENTASE KETUNTASAN
JUMLAH SISWA LULUS KKM
JUMLAH SISWA YANG TIDAK LULUS KKM
Keterangan :
BT : Belum
Tuntas
T : Tuntas
63.88
42%
10
14
GRAFIK HASIL PEMBELAJARAN KONDISI AWAL/PRA SIKLUS
GRAFIK NILAI PRA SIKLUS
75; 8.33%
80; 4.17%
50; 12.50%
55; 8.33%
74; 12.50%
58; 8.33%
73; 4.17%
72; 4.17%
70; 8.33%
60; 29.17%
B. Deskripsi Siklus 1
1.
Perencanaan
Penelitian ini peneliti mulai pada hari Minggu Ke 1 Tanggal 02
Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017 di SD Negeri 1 Selo
Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Peneliti mulai dengan
mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dicapai ketuntasannya.
Kemudian peneliti menentukan kompetensi dasar “Menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan” sebagai bahan penelitian.
2.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RPP) siklus I ini pada hari
Kamis, Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10
Maret 2017 pada pukul 09.15-11.15 diamati teman sejawat yang
29
merupakan rekan kerja yang bertugas sebagai pengamatn guru pada saat
medilaksanakan proses pembelajaran.
3.
Pengamatan
Menumbuhkan
atau
meningkatkan
minat
membaca
dalam
keterampilan berbahasa Indonesia dapat memberikan pengaruh yang
positif sehingga siswa merasakan pada dirinya ada perubahan berupa
kemajuan dalam belajarnya karena dirinya telah termotivasi sehingga
minat membaca meningkat dan bergairah untuk belajar.
Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menanyakan
secara individual tentang apa saja yang belum dipahaminya. Pertanyaan
siswa secara individual dijawab oleh guru juga secara indidual. Guru juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan
nilai yang terbaik. Beberapa hal yang dicatat pada pertemuan siklus I ini
antara lain :
1) Waktu yang dipergunakan mengerjakan pertanyaan belum merata.
2) Kurang telitinya siswa dalam menulis jawaban pertanyaan yang
tersedia.
Berikut ini data siswa yang menunjukkan meningkatnya minat siswa pada
siklus I pada saat mengerjakan LKS
Tabel 4.1 Minat Siswa Pada Saat Pengerjaan LKS Siklus I
NO
Indikator
1
2
3
4
5
Tidak suka membuang waktu
Aktivitas yang sangat tinggi
Mengerjakan tepat waktu
Mengerjakan sebaik mungkin
Bergairah belajar
Jumlah
Siswa
14
13
10
14
10
30
Prosentase
%
58%
54%
42%
58%
42%
Rata-rata
12
51%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini minat membaca
siswa belum memenuhi harapan(masih dibawah 62%). Pada tahap selanjutnya
guru mengajak siswa untuk membahas hasil pengerjaan LKS dengan
cara memberi kebebasan siswa menulis jawaban di papan tulis.
Selanjutnya pembahasan tentang jawaban yang telah ditulis di papan tulis.
Siswa yang jawabannya salah atau kurang sempurna harus menyempunakan
jawabannya. Hal ini dimaksudkan agar pada kegiatan selanjutnya tidak
mengalami kesalahan. Apabila tidak diperbaiki, kesalahan ini terbawa pada
kegiatan-kegiatan selanjutnya.
Berikut daftar aktivitas yang menunjukkan menngkatnya minat berprestasi
siswa pada siklus pertama pada saat pembahasan LKS.
Tabel 4.2. Minat Siswa pada pembahasan LKS Siklus I
NO
Indikator
1
Tidak suka membuang waktu
2
Aktivitas yang sangat tinggi
3
Mengerjakan tepat waktu
4
Mengerjakan sebaik mungkin
5
Bergairah belajar
Rata-rata
Jumlah
Siswa
10
10
10
14
11
11
Prosentase
%
42%
42%
42%
58%
46%
46%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I pembahasan LKS
minat siswa kategori kurang, rata-rata mencapai 42%.
Pada akhir tahap ini guru memberikan penelitian akan hasil tugas siswa.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi siswa bahwa semakin
sempurna dan teliti jawabannya akan mendapat nilai yang lebih baik.
Kemudian diadakan ulangan tertulis yang bahannya dari semua bahan
yang dipelajari siswa sebanyak sepuluh soal dengan waktu sepuluh menit.
Pada saat mengerjakan evaluasi terlihat adanya minat dan motivasi siswa
untuk lebih berprestasi mengerjakan sebaik-baiknya.
31
Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat belajar siswa pada
siklus I pada saat diskusi kelompok.
Tabel. 4.3. Minat siswa pada Saat Diskusi Siklus I
NO
Indikator
1
2
3
4
5
Rata-rata
Tidak suka membuang waktu
Aktivitas yang sangat tinggi
Mengerjakan tepat waktu
Mengerjakan sebaik mungkin
Bergairah belajar
Jumlah
Siswa
15
16
15
12
15
15
Prosentase %
63%
67%
63%
50%
63%
61%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat dalam mengikuti diskusi
Tanya jawab sudah cukup baik yaitu mencapai nilai rata-rata 61%. Pada
saat pengerjaan evaluasi terlihat adanya minta untuk berpartisipasi dengan
mengerjakan sebaik-baiknya.
Tabel 4.4. Minat Siswa Pada Saat Evaluasi Siklus I
NO
Indikator
1
Tidak suka membuang waktu
2
Aktivitas yang sangat tinggi
3
Mengerjakan tepat waktu
4
Mengerjakan sebaik mungkin
5
Bergairah belajar
Rata-rata
Jumlah
Siswa
16
17
15
17
17
16
Prosentase
%
67%
71%
63%
71%
71%
68%
Dari data diatas tersebut menunjukkan bahwa motivasi (minat) siswa
dalam evaluasi ini cukup baik, mencapai rata-rata 68%.
Pada akhir kegiatan guru dan siswa memberikan beberapa
kesimpulan kegiatan dan memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa
selama kegiatan dan memberikan penyempurnaan kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan ulanga harian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa
telah ada peningkatan hasil belajar daripada pertemuan sebelum
dilaksanakan penelitian walaupun kenaikan belum signifikan. Beberapa
32
siswa telah menunjukkan hasil yang nilainya rendah kurang dari 62.
Secara rinci dapat dilihat pada table 4.5
Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Belajar Siklus I
KKM Bahasa Indonesia 62
No
Nama
MIN
BC
MB
Urut Induk
76
79
1
2237 Ahmad Rizki Aditia
60
60
2
2238 Alung Maulana Nyska
79
78
3
2239 Cintyia Nur Apanti
77
80
4
2240 Dewi Ambar Sintara
60
70
5
2241 Habib Burrohman
60
60
6
2242 Iklima Miratul Janah
80
80
7
2243 Ismeelya Vianla Kanza
76
65
8
2244 Kafia Nur Afifa
90
90
9
2245 Kamilatur Rohmah
85
75
10
2246 Laila Zahrotul Jannha
60
60
11
2247 Maulinal Husna M
85
77
12
2248 M. Ilham Falahuddin
80
80
13
2249 Muhamad Farid Ansori
85
85
14
2250 Nadiya Azzahira
65
54
15
2251 Qamara Nuraini
75
75
16
2252 Rendiansah Akbar Susanto
60
60
17
2253 Rizki Putra Raditya
65
60
18
2254 Salis Fitria Susan
60
55
19
2255 Sandi Setiawan
75
70
20
2256 Selvi Okta Via Sari
70
70
21
2257 Tia Nila Wijayanti
85
75
22
2258 Ulfa Aprilia
70
70
23
2259 Zahra Princaska Aulia
60
60
24
2260 Ahmad Iksan Yulian
1738
1688
Jumlah
72.42 70.33
Rata-rata
PROSENTASE SISWA LULUS KKM
JUMLAH SISWA LULUS KKM
JUMLAH SISWA YANG TIDAK LULUS KKM
Keterangan :
MIN
JML
Ratarata
%
78
233
78
78%
60
180
60
60%
77
234
78
78%
77
234
78
78%
50
180
60
60%
60
180
60
60%
80
240
80
80%
64
205
68
68%
90
270
90
90%
80
240
80
80%
60
180
60
60%
77
239
80
80%
75
235
78
78%
85
255
85
85%
55
174
58
58%
75
225
75
75%
60
180
60
60%
55
180
60
60%
50
165
55
55%
65
210
70
70%
70
210
70
70%
75
235
78
78%
65
205
68
68%
60
180
60
60%
1643
5069
1689
1690%
68.46
70.40
70.39
70.40%
: Menyimak
33
63%
15
9
KET
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
BC
: Berbicara
MB
: Membaca
Dari hasil evaluasi belajar tersebut nilai rata-rata 70.39 dengan prosentase
63% siswa yang melebihi KKM, maka dapat disimpulkan bahwa
menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa Indonesia.
GRAFIK NILAI SIKLUS 1
GRAFIK NILAI SIKLUS 1
90; 1;55;
4.17%
1; 4.17%
85; 1; 4.17%
58; 1; 4.17%
80; 3; 12.50%
60; 7; 29.17%
78; 5; 20.83%
75; 1; 4.17%
4.
70; 2; 8.33%
68; 2; 8.33%
Refleksi Siklus I
Pada siklus I ini menunjukkan hasil yang baik tetapi beberapa catatan
penyempurnaan masih perlu dilakukan sebagai berikut :
1) Tata tertib belajar perlu disempurnakan antara lain :
a) Perlu adanya pelaksanaan pembatasan waktu pengerjaan LKS
b) Ketelitian siswa dalam penulisan jawaban
c) Kelengkapan jawaban
2) Pada saat Pembahasan LKS
34
a) Guru sebaiknya menuliskan nomor soal yang akan diisi oleh siswa
secara berurutan di papan tulis kemudian menunjukkan siswa untuk
mengisi.
b) Penukaran buku LKS untuk dilakukan pemeriksaan ulang.
3) Pada saat diskusi, tempat duduk siswa sebaiknya berdekatan dengan
anggota kelompoknya untuk mempercepat berkumpulnya kelompok.
C. Deskripsi Siklus 2
1. Tahap Perencanaan
Penelitian ini peneliti mulai pada hari Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d
Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017 di SD Negeri 1 Selo Kecamatan
Tawangharjo
Kabupaten
Grobogan.
Peneliti
mulai
dengan
mengidentifikasi kompetensi dasar yang sulit dicapai ketuntasannya.
Kemudian peneliti menentukan kompetensi dasar “Menjumlahkan dan
mengurangkan berbagai bentuk pecahan” sebagai bahan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RPP) siklus I ini pada hari Kamis,
Minggu Ke 1 Tanggal 02 Maret s/d Minggu ke 2 Tanggal 10 Maret 2017
pada pukul 09.15-11.15 diamati teman sejawat yang merupakan rekan
kerja yang bertugas sebagai pengamatn guru pada saat medilaksanakan
proses pembelajaran.
3. Tahap Pengamatan
Dengan melihat hasil rekomendasi pada siklus I, peneliti telah melakukan
penyempurnaan pada siklus II. Pada saat pembukan pelajaran guru
memberikan
pengarahan
ulang
tentang
tat
cara
disempurnakan dari siklus I, meliputi :
Tabel 4.6. Minat siswa Pada Pengerjaan LKS Siklus II
35
belajar
yang
Jumla
h
Prosentase %
Siswa
1
Tidak suk