Konstruksi Pesan Persuasi Politik Anggota DPD Provinsi Sumatera Utara Drs. Rijal Sirait pada Pemilu DPD Tahun 2014 Chapter III VI

68

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, berdasarkan
pada temuan-temuan data penelitian dari hasil data wawancara, data observasi,
dan data dokumentasi, dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Metode Kualitatif

Metode Kualitatif
▪ Berkembang dinamis.
▪ Pertanyaan-pertanyaan terbuka.
▪ Data wawancara, data observasi, data dokumentasi, dan
data audio visual.
▪ Analisis tekstual dan gambar.
▪ Interpretasi tema-tema, pola-pola.
Sumber: Creswell, 2013: 24.


Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum
mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan
menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh
kategorisasi tertentu (Bungin, 2008: 302).
Bogdan dan Taylor, mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan: prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian
kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan (Iskandar, 2009:
11).

68

Universitas Sumatera Utara

69

Berdasarkan hal itu, dalam penelitian ini digunakan metodologi kualitatif
dengan strategi fenomenologi. Metodologi kualitatif peneliti gunakan sebagai
prosedur penelitian untuk menghasilkan data tentang komunikasi politik yang
dinamis, menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, melalui pengumpulan
data-data wawancara dan observasi, menggunakan analisis tekstual, dan analisis

dengan menggunakan interpretasi peneliti. Komunikasi persuasi politik yang
dianalisis, teknik propaganda, iklan politik, dan retorika politik yang dilakukan
oleh calon DPD Provinsi Sumatera Utara Rijal Sirait pada Pemilu DPD 9 Apil
2014.
Pengukuran

persuasi

politik

dengan

model

komunikasi

persuasi

propaganda, periklanan dan retorika yang dilakukan dalam upaya menanamkan
tujuan dan pencarian kebenaran (dialektika) ke dalam pemikiran pemilih.

Pendekatan fenomenologi sebagai salah satu varian penelitian kualitatif yang
menjadi model penelitian ini diterapkan untuk memperoleh ungkapan-ungkapan
pengalaman personal dengan tujuan memahami makna dari berbagai gejala dan
peristiwa yang dialami orang-orang dalam situasi tertentu, bahwa fenomena
masyarakat sebagai dunia sehari-hari merupakan kenyataan paling dasar, dengan
bahasa dan pembentukan makna bersama menjadi realitas terpenting dalam
kehidupan manusia. Dengan begitu, fenomenologi membuat pengalaman nyata
sebagai data pokok sebuah realitas membentuk masyarakat dengan makna
bersama.
Pendekatan kualitatif mencakup berbagai metodologi yang fokusnya
menggunakan pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap pokok kajian
permasalahan penelitian, studi gejala dalam keadaan alamiah menjadi usaha

Universitas Sumatera Utara

70

peneliti guna mengungkapkan fenomena dengan makna yang lazim digunakan
oleh subjek penelitian. Penelitian kualitatif dalam ilmu komunikasi sebagai
“perspektif


subjektif”

dengan

ciri-ciri

realitas,

sifat

hubungan,

saling

keterpengaruhan subjek penelitian, akan diuraikan secara terperinci berikut di
bawah ini:
(1) Sifat realitas: Realitas (komunikasi) bersifat ganda, rumit,
semu, dinamis (mudah berubah), dikonstruksikan dan holistik;
kebenaran realitas bersifat relatif; (2) Sifat manusia

(komunikator atau peserta komunikasi): Aktor (komunikator)
bersifat aktif, kreatif dan memiliki kemauan bebas; perilaku
(komunikasi) secara internal dikendalikan oleh individu; (3)
Sifat hubungan dalam dan mengenai realitas (komunikasi):
Semua entitas secara simultan saling mempengaruhi, sehingga
peneliti tidak mungkin membedakan sebab akibat; (4) Hubungan
antara peneliti dan subjek penelitian: Setaraf, empati, akrab,
interaktif, timbal balik, saling mempengaruhi dan berjangka
lama; (5) Tinjauan penelitian: Menangani hal-hal bersifat
khusus, bukan hanya perilaku terbuka, tetapi juga proses yang
yang tidak terucapkan, dengan sampel kecil/purposif, memahami
peristiwa yang punya makna historis; menekankan perbedaan
individu; mengembangkan hipotesis (teori) yang terikat oleh
konteks dan waktu; membuat penilaian etis/estetis atas fenomena
(komunikasi) spesifik; (6) Metode penelitian deskriptif
(wawancara tidak terstruktur/mendalam, pengamatan berperan
serta), analisis dokumen, studi kasus, studi historis; penafsiran
sangat ditekankan alih-alih pengamatan objektif; (7) Analisis:
Induktif, berkesinambungan sejak awal hingga akhir, mencari
model, pola atau tema; (8) Kriteria kualitas penelitian: Otentitas,

yakni sejauh mana temuan penelitian mencerminkan
penghayatan subjek yang diteliti (komunikator); dan (9) Peran
nilai: Nilai, etika dan pilihan moral peneliti melakat dalam
proses penelitian (pemilihan masalah penelitian, tujuan
penelitian, paradigma, teori dan metode/teknik analisis yang
digunakan) Mulyana dalam Kuswarno (2006: 48).
Artinya, riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset kualitatif
tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau
sampling sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa

Universitas Sumatera Utara

71

menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya.
“Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan
banyaknya (kuantitas) data” (Kriyantono, 2010: 56). Bahwa dunia dan kehidupan
sehari-hari ada dan berkembang berdasarkan pada kesepakatan dan penerimaan
bersama tentang interaksi dan arti di dalam interaksi antar manusia. Bahwa

kebenaran realitas bersifat relatif.

3.2. Aspek Kajian
Penelitian ini meneliti tentang komunikasi politik sebagai komunikasi
persuasi Rijal Sirait sebagai calon DPD Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu
DPD tahun 2014. Aspek kajian pertama perihal diri kandidat, mendalami
persoalan keterbatasan informasi, keterkaitan dogmatis ideologis, kultural dan
kenyataan masih kuatnya pertukaran rasional-material di dalam diri konstituen
yang harus dihadapi oleh subjek. Aspek kajian kedua berkenaan dengan
pendalaman terhadap bentuk partisipasi masyarakat dari komunikasi politik
membangun citra diri yang dilakukan oleh subjek penelitian yang menggunakan
pendekatan komunikasi persuasi berbeda, yakni penggunaan propaganda bagi
kader di Al-Jam‟iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara dan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) Provinsi Sumatera Utara, dan penggunaan iklan serta
retorika untuk masyarakat di luar kedua organisasi tersebut. Aspek ketiga,
merupakan pendalaman terhadap rekrutmen politik yang dilakukan dalam
mencapai komunikasi politik yang dilakukan subjek.

Universitas Sumatera Utara


72

3.3. Subjek Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan membuat generalisasi dari hasil
penelitian, oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi
dan sampel (Suyanto dan Sutinah, 2006: 171). Subjek penelitian yang telah
tercermin dalam tujuan penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini
menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan
selama proses penelitian.
Subjek penelitian atau informan, individu-individu tertentu yang dipilih
secara sengaja yang diwawancarai untuk kepentingan informasi, yang akan
memberikan jawaban atas permasalahan penelitian. Dalam Moleong (2006: 132)
disebutkan: informan merupakan orang yang bermanfaat untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi dari latar penelitian. Informan ini secara
sukarela menjadi bagian dari penelitian walaupun sifatnya hanya informal.
Informan memberikan pandangannya tentang nilai-nilai, sikap, interaksi sosial,
yang berlangsung dalam penelitian ini yaitu tentang subjek yakni calon DPD
Provinsi Sumatera Utara Rijal Sirait pada Pemilu DPD 9 April 2014.
Informan dapat dibedakan menjadi: 1) informan kunci (key informant)
merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi

pokok yang diperlukan dalam penelitian; 2) informan utama, mereka
yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti; 3) informan
tambahan, merupakan mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti
(Suyanto dan Sutinah, 2006: 172).
Berdasarkan kriteria informan di atas, informan kunci (key informan)
dalam penelitian ini adalah Senator Rijal Sirait Anggota Dewan Perwakilan
Daerah (DPD) Provinsi Sumatera Utara Masa Bakti 2014-2019 jalur independen
(perseorangan), non partai. Informan utama terdiri dari: 1) Ketua Alwashliyah

Universitas Sumatera Utara

73

Sumatera Utara tahun 2014, 2) sekretaris tim pemenangan Makmur Ritonga, dan
3) 3 orang masyarakat di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang sebagai
informan tambahan. Penetapan informan penelitian beradasarkan pada alasan
suatu keadaan ketika informasi yang diberikan masing-masing informan sudah
berulang-ulang diungkapkan (informasi yang disebut sudah informasi itu-itu saja).
Dengan demikian proses wawancara tersebut dianggap telah memperoleh data

jenuh dan dianggap mewakili keseluruhan proses penelitian.

3.4. Jenis Data
Data dalam penelitian ini bersifat deskriptif, dapat berupa gejala-gejala,
kejadian-kejadian, dan peristiwa-peristiwa yang kemudian dianalisis dalam bentuk
kategori-kategori (Iskandar, 2009: 118). Jika dilihat jenisnya, maka data penelitian
ini dibedakan menjadi dua, yakni:
1) Data Primer: berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara
dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Dalam
bentuk rekaman atau catatan peneliti.
2) Data Skunder: merupakan data-data yang sudah tersedia dan diperoleh dengan
membaca, melihat, atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data skunder
ialah:
- Data bentuk teks: dokumen, pengumuman, surat-surat, spanduk
- Data bentuk gambar: foto, animasi, billboard.
- Data bentuk suara: hasil rekaman kaset.
- Data statistik.
- Kombinasi teks, gambar dan suara: film, video, iklan di televisi.

Universitas Sumatera Utara


74

3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian penulis lakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Observasi, upaya yang penulis lakukan untuk memperoleh data dengan
langkah-langkah sistematis dan terukur. Saya melakukan pengamatan,
pencatatan secara sitematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang
dilihat dan hal-hal lain yang dibutuhkan dalam mendukung penelitian yang
dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, data
dikumpulkan dan mencari informasi sebanyak mungkin, dimulai dari data KPU
Provinsi Sumatera Utara tentang penetaapan perolehan suara DPD Provinsi
Sumatera Utara. Tahap selanjutnya, observasi terfokus, yakni penyempitan
data atau informasi yang dibutuhkan sehingga dapat menemukan pola-pola
perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi, yakni tentang apa dan
bagaimana propaganda, periknalan dan retorika dilakukan oleh kandidat DPD
Provinsi Sumatera Utara ini dengan dukungan satu-satunya secara tertulis dari
Al-jam‟iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara dan dukungan lisan dari
kader PPP Sumatera Utara, serta upaya-upaya meyakinkan masyarakat di luar
organisasi masyarakat dan partai politik dengan basis masyarakat pemilih
beragama Islam. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan observasi tidak terstruktur, observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam melakukan
pengamatan peneliti hanya menggunakan rambu-rambu pengamatan.

Universitas Sumatera Utara

75

2) Wawancara Mendalam (In Depth Interview)
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen pedoman
wawancara dimaksudkan untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian,
kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian tentang situasi
sosial (setting sosial). Wawancara mendalam merupakan teknik wawancara
intensif dengan satu tujuan. Data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung
dari subjek penelitian tentang pengalaman, pendapat, perasaan, dan
pengetahuan informan.
Strategi wawancara tidak terstruktur dipilih agar kegiatan wawancara
mengalir seperti dalam percakapan biasa, mengikut dan menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi responden.
Bentuk-bentuk pertanyaan dalam teknik wawancara diadaptasi dari
pendapat Patton, dalam bentuk:
1) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan perilaku.
2) Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat.
3) Pertanyaan berkaitan dengan perasaan.
4) Pertanyaan berkaitan dengan pengetahuan.
5) Pertanyaan yang berkaitan dengan indera.
6) Pertanyaan yang berkenaan dengan latar belakang.
Pengembangan bentuk-bentuk pertanyaan dalan teknik wawancara pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Apa yang menjadi pertimbangan Bapak maju mencalonkan diri pada Pemilu
DPD 9 April 2014?

Universitas Sumatera Utara

76

2) Apakah Bapak sadar dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi ketika
mencalonkan diri menjadi calon anggota DPD pada Pemilu 9 April 2014?
3) Siapa sebenarnya yang meminta, Bapak secara pribadi atau Pengurus Aljam‟iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara agar mau maju menjadi calon
dari ormas di Sumatera Utara ini?
4) Bagaimana proses internal pencalonan diri Bapak dari Al-jam‟iyatul Washliyah
pada Pemilu DPD 9 April 2014 lalu?
5) Bagaimana reaksi organ bagian Al-jam‟iyatul Washliyah dengan hasil
Rakerwil IV yang menetapkan secara khusus Bapak sebagai kader satu-satunya
yang dicalonkan untuk DPD RI?
6) Apakah Bapak menyadari bahwa ada perpecahan dukungan suara Aljam‟iyatul Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu DPD 9 April
lalu?
7) Saya mendengar generasi muda Al-jam‟iyatul Alwashliyah Provinsi Sumatera
Utara tidak memberikan suara penuh kepada Bapak pada Pemilu DPD 9 April
2014 lalu?
8) Menurut hitungan suara yang ada pada Bapak berapa besar Al-jam‟iyatul
Washliyah Provinsi Sumatera Utara dengan organ bagian yang dimiliki
menyumbangkan suara pada pada Pemilu DPD 9 April 2014?
9) Kalau boleh jujur, siapa yang diuntungkan dari pencalonan Bapak pada Pemilu
DPD lalu, Al-washliyah Sumatera Utara atau diri secara pribadi?
10) Apakah PPP Provinsi Sumatera membantu dan mendukung perolehan suara
anda dalam Pemili DPD lalu?

Universitas Sumatera Utara

77

11) Bantuan dan dukungan seperti apa yang diberikan PPP Provinsi Sumatera
Utara dengan kader mereka kepada anda pada Pemilu DPD lalu?
12) Kalau boleh memprediksi perolehan suara anda pada Pemilu DPD lalu lebih
dominan diperoleh dari dukungan kader Al-washliyah Provinsi Sumatera
Utara atau kader PPP Provinsi Sumatera Utara secara organisasi massa?
13) Pesan apa yang biasa Bapak ucapkan pada Pemilu DPD lalu bagi kader Aljam‟iyatul Washliyah Provinsi Sumatera Utara ketika melakukan kunjungan
atau sosialisasi dukungan terbuka?
14) Pesan apa yang bisa Bapak ucapkan pada kader PPP Provinsi Sumatera Utara
ketika pertemuan internal dengan mereka?
15) Bagaimana dukungan masyarakat di luar Al-washliyah dan PPP Sumatera
Utara pada pemilihan DPD lalu kepada Bapak?
16) Apakah Bapak yakin mampu mewakili aspirasi masyarakat Sumatera Utara
dalam fungsi perwakilan pada awal mula mencalonkan diri menjadi DPD
Provinsi Sumatera Utara?
17) Yang masyarakat luas ingin tahu juga apakah penggunaan “lobe putih” itu
menunjukkan karakter muslim yang sesugguhnya atau ingin menunjukkan
perbedaan dari kandidat lainnya?
18) Apa pesan yang biasanya Bapak sampaikan kepada masyarakat luas pada
Pemilu DPD lalu?
19) Secara etis, sebelum pemilihan, apakah Bapak yakin mampu mengemban
kepercayaan masyarakat Sumatera Utara?
20) Pesan apa yang paling berat diucapkan ketika masa kampanye lalu kepada
masyarakat Sumatera Utara karena takut tidak dapat memenuhinya?

Universitas Sumatera Utara

78

3.6. Metode Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2006: 248), analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan
perbandingan antara data-data yang telah diperoleh melalui field research. Selain
itu, data yang telah diperoleh juga dianalisis dengan menggunakan data library
research untuk melihat kesesuaiannya dengan teori yang sudah diuraikan. Dengan

data yang ada dapat mendukung, menolak atau bahkan mungkin membangun
sebuah teori yang baru.
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model analisis Miles dan
Huberman:

PENYEDIAAN DATA

DISPLAY DATA

REDUKSI DATA

DATA COLLECTION

Gambar 3.1: Model Teknik
Secara
Interaktif
Sumber: Iskandar, 2009: 139

Pengumpulan

Data

dan

Analisis

Data

Universitas Sumatera Utara

79

Penyediaan data peneliti lakukan dengan cara melakukan klasifikasi data
temuan penelitian, dari hasil observasi dan wawancara mendalam kepada
informan kunci, informan utama, dan informan tambahan, selanjutnya, data di
reduksi melalui proses pengumpulan data penelitian sebanyak mungkin dari
teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan analisa
dokumen yang dimiliki, yang berhubungan dengan subjek penelitian. Maknanya,
pada tahap ini peneliti melakukan perekaman data lapangan dalam bentuk catatancatatan lapangan (field not), yang akan ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing
data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti.
Display data, penulis lakukan ke dalam matriks atau daftar kategori setiap
data yang didapat, penyajian data dipaparkan dalam bentuk teks naratif. Tidak
semua data dipaparkan, untuk itu dalam penyajian data penelitian melakukan
analisis secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau
menjawab masalah yang diteliti.
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data
penelitian, di mana display data merupakan kesimpulan data penelitian, akan
tetapi peneliti masih membuka peluang untuk menerima masukan. Penarikan
kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan,
dengan cara merefleksi kembali, peneliti bertukar pikiran dengan teman sejawat,
triangulasi, sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai.

3.7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Setiap penelitian membutuhkan uji keabsahan data untuk mengetahui
validitas dan reliabiltasnya. Teknik pemeriksaan keabsahan data merupakan

Universitas Sumatera Utara

80

teknik yang digunakan oleh peneliti untuk menguji kebenaran data yang diperoleh
dan dilaporkan dalam hasil penelitian dengan keadan objek di lapangan
sesungguhnya. Susan Stainback dalam Sugiyono (2010: 268), menyatakan bahwa
penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan
penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada
teknik pemeriksaan data dengan teknik triangulasi, di mana langkah-langkah
penelitian peneliti lakukan melalui pengecekan data tidak hanya menggunakan
satu sumber berupa informasi dari informan kunci saja, akan tetapi juga
dibandingkan dengan informasi dari informan utama dan informan tambahan.
Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah triangulasi data yang peneliti lakukan
terdiri dari:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan oleh seseorang di depan
umum dengan yang dikatakan secara pribadi.
3) Membandingkan apa yang dikatakan seseorang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang lain.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan. (Iskandar, 2009: 155)
Teknik triangulasi data pada penelitian ini peneliti manfaatkan sebagai
pengecek keabsahan data yang ditemukan dari hasil wawancara dengan informan
kunci dibandingkan dengan hasil wawancara dengan beberapa orang informan
lainnya kemudian, sehingga informasi yang duisampaikan informan kunci bisa
ditelaah dengan persepsi informan utama dan informan tambahan. Hasil
triangulasi data mencerminkan nantinya data keseluruhan dari hasil wawancara
mendalam dengan informan kunci, informan utama, dan informan tambahan,

Universitas Sumatera Utara

81

sebagai pesan komunikasi persuasif dengan pendekatan teknik komunikasi
propaganda, periklanan, dan retorika yang dilakukan oleh senator Provinsi
Sumatera Utara Rijal Sirait pada masa pemilihan DPD 9 April 2014.

Universitas Sumatera Utara

82

BAB IV
TEMUAN PENELITIAN

4.1. Temuan Penelitian
4.1.1. Proses Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tentang konstruksi pesan persuasi
politik anggota DPD Provinsi Sumatera Utara Rijal Sirait pada Pemilu DPD tahun
2014. Penelitian dilakukan terlebih dahulu melewati proses pra penelitian dimulai
dari bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2015. Penelitian dilanjutkan
dengan melakukan kembali pengamatan (observasi) dan wawancara mendalam
terhadap para informan sesuai dengan permasalahan penelitian.
Proses penelitian saya lakukan secara bertahap terdiri dari kegiatan di
bulan Februari dan Maret meliputi observasi penulis lakukan dalam penyusunan
proposal, disertai dengan seminar proposal. Proses mencapai upaya seminar
proposal baru bisa dicapai dibulan Mei tahun 2015, selama bulan Februari sampai
April 2015, proses bimbingan skripsi saya lalui dengan berbagai kendala yang
dihadapi, terutama penempatan konsep penelitian yang mampu mengkonstruksi
pesan persuasi dari proses komunikasi politik subjek penelitian. Perubahan judul
dan permasalahan penelitian terus saya lakukan sesuai dengan bimbingan yang
secara profesional dilakukan oleh pembimbing, hingga mencapai kesepakatan
judul seperti dihadapan kita bersama.
Kesulitan lainnya adalah ketika saya sebagai peneliti harus menyesuaikan
jadwal dengan para narasumber yang dibutuhkan dalam penelitian. Terutama
menyesuaikan waktu bertemu dengan Rijal Sirait. Beberapa jadwal wawancara

82

Universitas Sumatera Utara

83

harus kembali disesuaikan dengan beberapa kegiatan yang disepakti bersama
dengan nara sumber penelitian (key informan).
Hasil penelitian, diperoleh dengan teknik observasi terlebih dahulu,
kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam dengan tiga kategori
informan, informan kunci Bapal Rijal Sirait, informan utama terdiri dari beberapa
pengurus Al-washliyah Sumatera Utara juga termasuk ke dalam tim sukses
Sumatera Utara dan pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumatera
Utara, serta informan tambahan yakni masyarakat pemilih di Kota Medan, sebagai
bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung pada saat proses penelitian yang
kemudian dianalisis dengan triangulasi data. Fokus dari penelitian ini sendiri
adalah pada persuasi politik dengan menggunakan teknik propaganda, iklan, dan
retorika, di mana ketiga teknik analisis data tersebut akan menjadikan tiga
kategori data melalui propaganda dan iklan yang pesan individu ditujukan untuk
masyarakat pemilih. Retorika merupakan teknik komunikasi persuasi yang
dilakukan kandidat dalam rangka membangun citra diri positif di dalam diri
pemilih. Objektivitas penelitian dan akurasi data penelitian secara ketat saya
lakukan dengan menjadikan diri penelitian sebagai objek netral dalam analisis
data.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma berpikir atau
sudut pandang pemikiran interpretif, pemahaman penelitian berdasarkan pada
teori fenomenologi, yang akan menjelaskan tentang kemampuan Rijal Sirait
terpilih menjadi anggota DPD Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu DPD 2014
sebagai abstraksi dari realitas, bahwa terpilihnya senator Provinsi Sumatera Utara
ini karena hadiah yang diberikan oleh masyarakat. Sebagai pengalaman sadar di

82

Universitas Sumatera Utara

84

mana penafsiran penelitian menjadi bagian penting, dari hasil observasi dan
wawancara mendalam dengan nara sumber. Teori hermeneutika menjadi bagian
menjelaskan metode penelitian yang digunakan bahwa peneliti masuk dalam
dunia kehidupan observan yang unsur-unsurnya yang ingin dijelaskan dalam
penelitian. Teori interaksionsime simbolis, melibatkan sebuah hubungan dari
gerak awal tubuh inidividu, respons orang lain, dan hasil.
Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis berupa kata-kata tertulis atau lisan
didasari oleh observan sebagai perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan
pada latar belakang individu secara holisitik (menyeluruh/utuh). Jadi, tidak
dilakukan proses isolasi pada objek penelitian ke dalam variabel atau hipotesis.
Tetapi memandangnya sebagai bagian dari keutuhan.
Tahap analisis penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu membuat
pertanyaan untuk proses wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang
dilakukan sendiri secara pribadi. Untuk dapat mengetahui sejauhmana informasi
yang diberikan oleh informan penelitian, menggunakan tahap analisis data:
1) Peneliti berusaha untuk mengumpulkan data penelitian dengan mengamati
segala sesuatu atau kejadian-kejadian yang berkaitan dengan fenomena yang
sedang diteliti.
2) Menyusun wawancara secara mendalam sebagai pedoman yang akan saya
gunakan sebagai rambu-rambu wawancara mendalam (in depth interview
guide) berdasarkan unsur-unsur kredibilitas yang ditanyakan kepada informan.

Universitas Sumatera Utara

85

3) Melakukan dokumentasi penelitian lapangan, berupa foto wawancara dengan
informan guna melengkapi data-data yang berhubungan dengan penelitian
saya.
4) Saya memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari semua
pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing informan, terdiri dari
informan kunci, informan utama, dan informan tambahan.
5) Memaparkan data penelitian berdasarkan objektivitas data yang dimiliki
melalui pelampiran data secara menyeluruh dari seluruh informan.

4.1.2. Temuan Penelitian
Dalam sub bab ini akan dipaparkan beragam temuan data penelitian yang
saya peroleh dari hasil observasi (pengamatan) dan wawancara mendalam yang
dilakukan terhadap informan berikut di bawah ini:
1) Informan Kunci (Key Informan)
Informan kunci pada penelitian ini adalah Rijal Sirait (secara bergantian
saya sebut dengan Bapak atau saudara Rijal Sirait) yang berdasarkan keputusan
Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah Sumatera Utara tanggal 23 Maret 2013 di
Hotel Semarak Medan, pada poin ke lima, secara khusus untuk Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), memutuskan dan menyepakati saudara Rijal Sirait sebagai satusatunya utusan dan Al-washliyah Sumatera Utara untuk menjadi calon DPD RI
utusan Sumatera Utara.
Berikut hasil wawancara dengan Rijal Sirait, Senin, 25 Mei 2015, pukul
19.00 WIB – 21.00 WIB, di rumah beliau. Hujan baru saja agak sedikit mereda,
penulis dengan seorang kawan, setelah memutuskan sholat Maghrib di mesjid

Universitas Sumatera Utara

86

yang tidak jauh dari kediaman narasumber. Jam menunjukkan pukul 18.55 WIB,
penulis sudah ditunggu oleh saudara Ali Munjar adik dari tokoh Alwashliyah
Sumatera Utara yang menjadi anggota DPD RI masa bakti 2014-2019.
Menggunakan kain sarung, baju kaos, dan lobe putih yang selama ini
dikenal masyarakat, jauh dari kesan membangun diri agar terlihat simbolistik.
Beliau duduk di depan penulis, sambil menerima proposal tesis yang saya berikan
kepada beliau.
Sambil membaca lembar demi lembar proposal penelitian, beliau coba
membayangkan apa yang terjadi semasa persiapan hingga Pemilu DPD 9 April
2014 lalu. Membuka pembicaraan penulis bertanya kabar dan kesibukan aktivitas
politik beliaua harus setiap Senin pagi berangkat ke Jakarta dan kembali ke
Medan Jum‟at Sore.
Penulis: “Apa kabar Pak? Bagaimana kesibukan belakangan ini?”
Narasumber: “Alhamdulillah, baik, sehat, seperti kelihatan ini. Kesibukan
seperti biasalah, menjalankan tugas-tugas yang diamanahkan masyarakat, dari

dahulu seperti ini, hanya sekarang harus ke Jakarta, tidak hanya di Medan”.
Pak, bisa ceritakan kronologis pencalonan menjadi anggota DPD lalu dari
Al-washliyah Sumatera Utara? Berikut jawabannya:
“Permintaan dari beberapa kawan di Al-washliyah Provinsi
Sumatera Utara yang menjadi alasan saya mempertimbangkan diri
mencalonkan diri menjadi anggota DPD Provinsi Sumatera Utara
pada April 2014 lalu. Kalau di luar sana berkembang cerita bahwa
saya meminta untuk kedudukan ini, tidak benar, kejadian sebenarnya
adalah karena saya diminta mewakili Al- jam‟iyatul Washliyah untuk
maju perseorangan, non partai, karena pada waktu itu, kader-kader
terbaik Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara seperti Ketua AlWashliyah Sumatera Utara, saudara Hasbullah Hadi, memilih
menggunakan kendaraan politik Partai Demokrat untuk DPR RI, dan
saudara Hardi Mulyono, menjadi utusan Partai Golkar, untuk DPR
RI.

Universitas Sumatera Utara

87

Secara pribadi sebenarnya keinginan bapak satu anak ini seperti yang
dijelaskan kepada penulis.
“Kalau ditanya secara pribadi, sebenarnya saya ingin istirahat,
setelah lebih kurang 15 tahun menjadi anggota DPRD Provinsi
Sumatera Utara dari Partai Persatuan Pembangunan. Akan tetapi
tidak serta merta juga saya mengiyakan mau kawan-kawan yang
meminta saya untuk menjadi wakil Al-washliyah pada DPD lalu
(seperti dukungan yang selalu diberikan oleh saudara Makmur
Ritonga, dan Darwin Marpaung, termasuk dukungan lisan yang
diberikan oleh ketua DPW PPP Provinsi Sumatera Utara ”.
Pernyataan ini menjadi alasan beberapa kader muda Alwashliyah
memberanikan diri coba mendekati pimpinan Alwashliyah Sumatera Utara agar
dipilih menjadi perwakilan DPD karena memang masih belum ada kesepakatan
pada waktu itu. Termasuk harapan besar pada waktu itu yang disampaikan oleh
saudara Dedi Iskandar Batu Bara, sebagai kader muda Alwashliyah Sumatera
Utara, yang melihat ada peluang untuk menjadi wakil dari organisasi yang sejak
lama ditekuninya. “Awalnya, pak Ijal menyatakan tidak maju untuk DPD RI (hasil
wawancara dengan Dedi Iskandar Batu Bara, Agustus 2014)”, alasan ini yang
menjadi pendorong anak muda ini coba mencari dukungan. Sekaligus asal mula
berbagai issu tentang pribadi Rijal Sirait yang status quo, anti regenerasi, hingga
transaksi kepentingan untuk kelanjutan kepemimpinan atau suksesi Hasbullah
Hadi menjadi ketua Alwashliyah Sumatera Utara pada tahun 2015. Tetapi peneliti
tidak terlalu jauh masuk kepersoakan internal Alwashliyah, fokus penelitian
selanjutnya, pada keputusan mantan Sekretaris Alwashliyah dan Anggota DPRD
Provinsi Sumatera Utara dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, yang
akhirnya mengalahkan keinginan pribadi untuk kepentingan Alwashliyah, berikut
petikan wawancaranya:

Universitas Sumatera Utara

88

Kata yang membuat saya luruh itu adalah ketika diucapkan oleh adik
saya, kesempatan tidak datang dua kali, itu yang membuat saya
akhirnya memutuskan mengiyakan maunya kawan-kawan baik di Alwashliyah maupun pengurus PPP Sumatera Utara yang selama ini
diberikan secara lisan.

Kronologis pencalonan diri Rijal Sirait, merupakan dukungan dari kawankawan dan keluarga. Ada syarat tertentu yang diinginkan oleh senator Sumatera
Utara ini untuk masa bakti 2014-2019, termasuk tentang dukungan semua pihak
untuk mau dan mampu bekerja keras untuk mensosialisasikan, memperjuangkan
dan memenangkan dirinya, ketika ia sudah memutuskan untuk mau menjadi calon
DPD dari Al-washliyah. Permintaan tersebut disampaikan beberapa kali oleh
beberapa kader yang selama ini menjadi rekan beliau di organisasi Islam tersebut.
Termasuk dukungan yang secara pribadi disampaikan oleh saudara Makmur
Ritonga, yang dalam perjalanan DPD 2014 menjadi sekretaris tim pemenangan,
dan juga dukungan dari saudara Darwin Marpaung sebagai kader Al-washliyah
dan sekaligus pengurus PPP Provinsi Sumatera Utara untuk masa bakti 20092014. Dukungan keluarga juga menjadi bagian penting ketika memutuskan untuk
ikut dalam pencalonan DPD tahun 2014 lalu, seperti yang dilakukan oleh adik
kandung beliau, saudara Ali Munjar, yang disebut mampu menjadikan keinginan
pensiun dari hiruk pikuk dunia politik berubah, karena kesempatan tidak datang
dua kali, dan kader masih menginginkan tokoh Al-washliyah dan politikus PPP ini
menjadi calon DPD Provinsi Sumatera Utara.
Dukungan keluarga juga termasuk kesiapan untuk menerima apa pun
resiko dari perjuangan menjadi wakil masyarakat dalam partai juga termasuk
dalam pemilihan DPD lalu, ungkapan ini disampaikan dengan terbuka tentang

Universitas Sumatera Utara

89

kesadaran segala konsekuensi dari memperebutkan hati rakyat. Berikut petikan
kutipan wawancara penulis:
“Saya sadar segala kemungkinan bisa terjadi, makanya, saya ketika
mengiyakan sebagai wujud kesediaan maju mewakili Al-washliyah
dalam Pemilu DPD 2014, tetap menceritakan segala kemungkinan
kepada keluarga, terutama istri saya. Siap kerja keras, dan siap tidak
terpilih. Satu hal yang selalu saya minta terlebih dahulu sebelum
maju menjadi calon legislatif, restu dari orang tua, ibu saya,
dukungan penuh dari beliau menjadi semangat luar biasa, termasuk
sholat istikharah, meminta keyakinan diri dengan Allah swt.
Keluarga, dan kekuatan doa menjadi bagian penting dari kesediaan senator
Sumatera Utara ini pada pencalonan DPD lalu. Keterbukaan atas segala
konsekuensi logis yang bisa dialami dalam perjalanan tersebut terhitung dari 23
Maret 2013 (Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah) hingga Pemilu DPD 9 April
2014 dibuka kepada seluruh keluarga, terutama istri.
Perjalanan internal untuk mendapat dukungan penuh dari Al-jam‟iyatul
Washliyah bukan tanpa perjuangan. Kalau ada dinamika yang terjadi tutur bapak
satu anak ini, adalah karena adanya anggapan yang miring tentang saya yang
dilakukan sebagai manuver politik oleh pihak-pihak yang saya juga tidak tahu
maunya apa. Berikut penjelasannya:
“Bahwa Keputusan Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah Sumatera
Utara pada tanggal 23 Maret 2013 di Hotel Semarak Medan,
merupakan ajang jual beli (money politik) dukungan terhadap saya,
saya tegaskan itu tidak benar. Saya tidak mampu membayar mereka
dengan berbagai kepentingan pribadi, kalau ada yang berpikir seperti
itu, menunjukkan bahwa ia bukan kader Al-washliyah, karena pada
saat ini, ormas Islam ini hanya digunakan layaknya perusahaan,
karyawan, dan mereka harus dibayar. Tetapi sebagai ormas kader,
orientasinya adalah washilah (persaudaraan, yang semuanya
diusahakan bersama, sambil memperlihatkan perubahan raut muka
menahan kemarahan) puluhan tahun Al-washliyah dengan kekuatan
kader, disertai dengan keikhlasan diri mampu menjadikan organisasi
ini disegani dan tidak dibayar oleh kepentingan apa pun”.

Universitas Sumatera Utara

90

Keinginan kuat dari putra Asahan ini, melihat dinamika mentalitas di
internal Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara. Gambaran kekecewaan terhadap
mentalitas kader Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara, terhadap adanya tujuan
bayaran dalam setiap kesempatan untuk menunjukkan jati diri sesungguhnya dari
ormas yang selalu menjaga washilah (tali persaudaraan) di atas kepentingan sesaat
dan ditujukan untuk kepentingan tertentu. Hingga dukungan Al-washliyah
Sumatera Utara ini ditindaklanjuti dengan Rakerwil Al-Jam‟iyatul Washliyah.
Di satu sisi dinamika yang terjadi di dalam internal organisasi Alwashliyah menunjukkan perubahan dinamis, positif, akan tetapi perlu disadari ada
perubahan tujuan dan cara pandang yang menjadikan organisasi sebagai alat
kekuasaan bukan sebagai alat perjuangan. Rijal Sirait merupakan pilihan terakhir
dari kader Al-washliyah yang ada di Sumatera Utara untuk maju mewakili
organisasi, karena kader-kader terbaik sudah menentukan pilihan, dan tidak ada
yang ingin maju menjadi DPD. Fakta ini terekam dalam data wawancara berikut:
“... kejadian sebenarnya adalah karena saya diminta mewakili Aljam‟iyatul Washliyah untuk maju perseorangan, non partai, karena
pada waktu itu, kader-kader terbaik Alwashliyah Provinsi Sumatera
Utara seperti Ketua Al-Washliyah Sumatera Utara, saudara
Hasbullah Hadi, memilih menggunakan kendaraan politik Partai
Demokrat untuk DPR RI, dan saudara Hardi Mulyono, menjadi
utusan Partai Golkar, untuk DPR RI” (Hasil wawancara dengan Rijal
Sirait, Senin, 24 Mei 2004, pukul 19.00 WIB – 21.00 WIB).
Legalisasi dari dukungan organisasi Al-washliyah Sumatera Utara ini
merupakan

penunjukan

dan

penugasan

kepada

seluruh

kader

agar

mensosialisasikan, memperjuangkan, dan memenangkan calon independen non
partai yang belum terwakili diorganisasi massa Sumatera Utara ini, kaena kaderkader terbaik mereka lebih memilih menjadi calon dari Parpol sebagai tempat
politik mereka saat pencalonan. Berdasarkan pada dukungan penuh yang

Universitas Sumatera Utara

91

diberikan dari Keputusan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) IV Al-jam‟iyatul
Washliyah Sumatera Utara, tanggal 23 Maret 2013 di Hotel Semarak Medan.
Petikan Rekomendasi Rakerwil IV sebagai berikut:
1) Meminta kepada penyelenggara Pemilu dan segenap masyarakat Sumatera
Utara untuk bersama-sama mengawal dan memastikan semua tahapan Pemilu
tahun 2014 berjalan dengan baik dan benar sesuai peraturan dan perundangundangan yang belaku.
2) Meminta kepada seluruh masyarakat Sumatera Utara khususnya warga Alwahsliyah yang mempunyai hak pilih/hak suara untuk dapat menggunakan hak
pilihnya, dalam Pemilu 2014 yang akan datang.
3) Al-washliyah Sumatera Utara dalam Pemilu tahun 2014 tetap bersifat
independen, netral, dan tidak berpihak kepada salah satu partai politik manapun
sesuai dengan Amanah Rakerwil III Al-washliyah Tanggal 1-2 Desember 2012
laludi Hotel Garuda Plaza Jalan Sisingamangaraja Medan.
4) Seluruah jajaran Al-washliyah se Sumatera Utara diinstruksikan untuk memilih
dan memenangkan kader Al-washliyah yang dicalonkan oleh partai politik
manapun pada Pemilu tahun 2014 untuk semua tingkatan (DPDR Kab/Kota,
DPRD-SU dan DPR-RI).
5) Khusus untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) telah diputuskan dan
disepakati saudara Rijal Sirait sebagai satu-satunya utusan dari Al-washliyah
Sumatera Utara menjadi calon Dewan Perwakilan Daerah utusan Sumatera
Utara.
6) Diinstruksikan kepada warga Al-washliyah se Sumatera Utara untuk
mensosialisasikan, memperjuangkan dan memenangkan saudara Rijal Sirait
menjadi anggota DPD-RI pada Pemilu 2014 yang akan datang.
7) Bagi kader Al-washliyah yang mencalonkan diri sebagai sebagai anggota DPD
RI di luar keputusan Rakerwil IV Al-washliyah tanggal 23 Maret 2013, tidak
dibenarkan menggunakan atribut/lambang/logo/nama lembaga dan seluruh
potensi yang dimiliki Al-washliyah.
8) Apabila kader dan pengurus organisasi Al-washliyah se Sumut melakukan
pelanggaran terhadap keputusan Rakerwil IV ini, akan diberikan sanksi
organisasi berupa pemberhentian dan pembekuan (Dokumen Pribadi Rijal
Sirait, Keputusan Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah Sumatera Utara
Tanggal 23 Maret 2013 di Hotel Semarak Medan, dicopy kembali tahun 2015).
Butir-butir petikan rekomendasi Rakerwil Al-jam‟iyatul Washliyah
Sumatera Utara ini mengikat seluruh kader organisasi agar mensosialisasikan,
memperjuangkan dan memenangkan Rijal Sirait sebagai satu-satunya utusan dari
Al-washliyah untuk menjadi anggota DPD-RI pada Pemilu tahun 2014. Bahkan,

Universitas Sumatera Utara

92

pada butir ke-8 disebutkan bahwa ada sanksi pemberhentian dan pembekuan bagi
kader dan pengurus organisasi Al-washliyah se Sumut.
Kekuatan massa dengan bukti keberhasilan menghantarkan Alm. Abdul
Halim, Hrp, tahun 2004 menjadi anggota DPD Provinsi Sumatera Utara, dan pada
tahun 2009 mendukung keberhasilan Bapak Rahmat Sah dan Ibu Darmayanti
Lubis menjadi anggota DPD Provinsi Sumatera Utara, dan pada tahun 2014,
berhasil mengantarkan Rijal Sirait menjadi anggota DPD dari Alwashliyah.
Berikut hasil wawancara tentang kekuatan suara massa Alwashliyah Sumatera
Utara:
“Suara Al-washliyah itu bisa dilihat dari hasil perolehan suara DPD
pada tahun 2004-2009, di mana pada waktu itu wakil Al-washliyah,
Alm. Ustaz Alim (sebutan untuk Alm. Abdul Halim Hrhp) memperoleh
suara sekitar 800 ribu suara, pada pemilu DPD 2009-2014, suara Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara terbagi pada dua kandidat yang
secara resmi suara kepada saudara Rahmadsyah dan dukungan suara
juga kepada ibu Darmayanti Lubis, sementara itu, pada Pemilu DPD
2014 lalu, tidak dapat dipungkiri walau secara resmi berdasar pada
hasil Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah Sumatera Utara, saya
satu-satunya calon yang diusung, akan tetapi faktanya, Muslimat Alwashliyah walau secara pribadi-pribadi kader atau karyawan sebutan
untuk mereka, masih ada yang menjadi tim pemenangan ibu
Darmayanti Lubis, bahkan secara pribadi-pribadi juga sebagian
organisasi bagian Al-washliyah juga memberikan suara kepada
adinda Dedi Iskandar Batu Bara, itu tidak bisa dipungkiri, dan itu
menjadi bagian dari dinamika yang terjadi.
Sangat sulit mengukur akurasi data tentang berapa besar suara Alwashliyah yang sesungguhnya pada Pemilu DPD lalu, akan tetapi berdasarkan
hitungan tim pemenangan Rijal Sirait, dan dibenarkan oleh beliau, saat dukungan
untuk beliau Alwashliyah Sumatera Utara menyumbang sebesar 200 ribu suara,
selebihnya adalah suara di luar organisasi ini. Berikut paparan hasil wawancaa
penulis:

Universitas Sumatera Utara

93

“... kalau menunjuk para perolehan suara saya secara pribadi, saya
mengatakan, dari perolehan suara lebih kurang 400 ribu suara, saya
mengakui sekitar 50% yakni 200 ribu suara disumbangkan dari Alwashliyah Sumatera Utara, terutama daerah-daerah pesisir, seperti
Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai, Kabupaten Batubara,
Padang Lawas Utara (Paluta), Padang Lawas Selatan, dan Labuhan
Batu, termasuk sumbangan suara dari Kabupaten dan Kota lainnya di
Sumatera Utara. Saya menyadari dari awal, harus ada usaha dan
upaya lain untuk perolehan suara dari luar Al-washliyah dengan
segala dinamika yang terjadi di dalamnya”.
Si Lobe Putih meyakini dari hasil Rekomendasi Rakerwil IV Al-washliyah
Sumatera Utara yang secara menyeluruh hanya mampu mengikat suara Alwashliyah sebesar 200 ribu suara. Data ini menunjukkan bahwa sikap kader-kader
Aljam‟iyatul Washliyah terhadap Rekomendasi Rakerwil pada tanggal 9 April
2014 lalu di Sumatera Utara ditafsirkan secara rasional dan irasional, inilah yang
selanjutnya disebut oleh kandidat sebagai mentalitas “kader” dan mentalitas
“pekerja”. Kalau dilihat melalui perspektif komunikasi, pesan yang disampaikan
melalui keputusan Rakerwil, terhambat dengan interpretasi berbeda oleh kader
Alwashliyah. Kewajiban mensosialisasikan, memperjuangkan, dan memenangkan
saudara Rijal Sirait menjadi anggota DPD-RI pada Pemilu 9 April 2014, tidak
secara menyeluruh mengikat kader. Kondisi yang merugikan Al-washliyah
Provinsi Sumatera Utara jika beradaptasi dari kemampuan mengorganisir suara
kader, terpecah menjadi dukungan informal yang diberikan kepada kader Alwashliyah di luar hasil Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah Provinsi Sumatera
Utara. Al-washliyah menjadi organisasi pragmatis, tidak mampu mengedepankan
kepentingan bersama. Padahal suara kader Al-wahsliyah hanya tinggal di kelola
mau jadi apa, mau jadi Bupati, Walikota, DPR bahkan DPD, silahkan gunakan
untuk kepentingan organisasi, gambaran ini diberikan berulang kali oleh
narasumber tentang kekuatan Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

94

Al-washliyah Sumatera Utara jika mengacu pada perolehan suara pada
tahun 2004 mampu mengantarkan kader terbaiknya, Alm. Abdul Halim Harahap
mewakili organisasi. Kalau sekarang dikatakan organisasi ini mengalami
kemunduran, tentu harus secara menyeluruh melihatnya, tentang hal ini berikut
petikan wawancaranya:
“...Suara Al-washliyah itu bisa dilihat dari hasil perolehan suara
DPD pada tahun 2004 – 2009, di mana pada waktu itu wakil Alwashliyah, Alm. Ustaz Alim (sebutan untuk Alm. Abdul Halim Hrhp)
memperoleh suara sekitar 800 ribu suara, pada pemilu DPD 2009 –
2014, suara Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara terbagi pada dua
kandidat yang secara resmi suara kepada saudara Rahmadsyah dan
dukungan suara juga kepada ibu Darmayanti Lubis. Saya satusatunya calon yang diusung, akan tetapi faktanya, Muslimat Alwashliyah walau secara pribadi-pribadi, masih ada yang menjadi tim
pemenangan ibu Darmayanti Lubis, bahkan secara pribadi-pribadi
juga sebagian organisasi bagian Al-washliyah juga memberikan
suara kepada adinda Dedi Iskandar Batu Bara, itu tidak bisa
dipungkiri, dan itu menjadi bagian dari dinamika yang terjadi”.
Klaim terhadap kekuatan massa Alwashliyah Sumatera Utara yang
diutarakan bekas politisi PPP ini dengan dukungan dari Aljam‟iyatul Washliyah
pada Pemilu DPD 9 April 2014 di Sumatera Utara, merupakan pernyataan yang
mendua dari apa yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa kader Alwashliyah
secara organisatoris tunduk dengan aturan organisasi, akan tetapi merdeka dalam
menentukan pilihan suara mereka di bilik suara. Penafsiran pribadi tentang
kebenaran yang membedakan mereka dalam bentuk pemilih rasional dan irasional
dengan mempertimbangkan atau tanpa mempertimbangkan keputusan politik
pribadi dengan dan dalam bentuk loyalitas organisatoris kelembagaan di
Alwashliyah.

Universitas Sumatera Utara

95

Jika dilihat dari Model DC 1 DPD yang diperoleh dari Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara, Daerah Pemilihan Sumatera Utara,
jumlah suara yang diperoleh pada masing-masing Kabupaten/Kota se Sumatera
Utara adalah sebagai berikut di bawah ini:
Tabel 4.1
Jumlah Perolehan Suara Calon Anggota DPD
Provinsi Sumatera Utara 9 April 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

No. Urut/Nama Calon

20
Rijal Sirait

Kota/Kabupaten
Kota Medan
Kab. Deli Serdang
Kab. Ser. Bedagai
Kota Tebing Tinggi
Kab. Asahan
Kota Tanjung Balai
Kab. Batu Bara
Kab. Lab. Batu
Kab. Lab. Batu Selatan
Kab. Lab. Batu Utara
Kab. Tapanuli Selatan
Kota Padang Sidimpuan
Kab. Mand. Natal
Kab. Padg. Lawas
Kab. Padg. Lawas Utara
Kab. Nias
Kab. Nias Selatan
Kab. Nias Utara
Kab. Nias Barat
Kota Gunung Sitoli
Kab. Tapanuli Tengah
Kota Sibolga
Kab. Tapanuli Utara
Kab. Hum. Hasundutan
Kab. Toba Samosir
Kab. Samosir
Kab. Simalungun
Kota Pematang Siantar
Kab. Dairi
Kab. Pakpak Bharat
Kab. Karo
Kota Binjai
Kab. Langkat

Jumlah Total Suara
Total Pemilih Sah
Persentase Suara Total (%)
Sumber: KPU Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015

Jumlah Suara Sah
62.918
45.173
23.175
5.320
50.544
18.680
17.944
28.248
14.738
24.849
11.549
7.941
19.351
11.701
13.953
235
555
633
235
725
6.990
2.601
750
487
1.456
221
20.984
5.433
3.118
1.082
3.267
8.131
32.162
445.059
5.484.280
8,11

Universitas Sumatera Utara

96

Perolehan suara kandidat DPD No. 20 yang diusung Al-washliyah
Provinsi Sumatera Utara, Rijal Sirait, dari 33 Kabupaten Kota se Sumatera Utara,
suara tertinggi itu di Kota Medan dengan perolehan suara 60.918 pemilih
(13,68%), kemudian di Kabupaten Asahan sebanyak 50.544 suara pemilih
(11,35%) dan Kabupaten Langkat dengan perolehan suara pemilih sebesar 32.162
orang (7,22%).
Artinya, perolehan tertinggi untuk pemilih berada di Kota Medan, Alwashliyah Kota Medan turut andil besar dalam menggapai suara, melalui
sosialisasi, perjuangan dan pemenangan yang dilakukan berdasarkan rekomendasi
Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah. Ironi, ketika dibandingkan dengan
perolehan suara DPD secara bulat pada tahun 2004-2009 yang menempatkan
Alm. Abdul Halim Harahap dengan perolehan suara sebesar 800 ribu suara, kader
Al-washliyah pada Pemilu 2014 hanya mampu mempertahankan suara mereka
sebesar 200 ribu suara atau sama dengan 25% dari perolehan suara DPD tahun
2004 lalu. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, kader Al-washliyah Sumatera
Utara tidak percaya dengan keputusan organisasi se Sumatera Utara mencapai 600
ribu orang atau mencapai jumlah 75% dari perolehan suara terbesar yang selama
ini diakui oleh Al-washliyah Provinsi Sumetara Utara. Sangat sulit bagi pengurus
organisasi Al-washliyah Sumatera Utara dan para kader untuk mengklaim bahwa
suara organisasi ini juga terbagi kepada kandidat lain, menunjuk pada perolehan
suara Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis, dengan perolehan suara total 531.228
dan Dedi Iskandar, S.Sos, S.H, M.S.P, dengan perolehan suara 370.340, karena
faktanya, Al-washliyah hanya mendukung Rijal Sirait, sebagai satu-satunya
utusan dari organisasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara

97

Kegelisahan kuat terpancar dari wajah tokoh Al-washliyah Sumatera Utara
ini ketika berbicara tentang masa depan organisasi yang diakui secara pribadi oleh
beliau sebagai bagian dari hidupnya. “Alwashliyah adalah saya, saya adalah
Alwashliyah”, ungkapan sederhana penuh makna yang menunjukkan rasa
tanggung jawab dan sekaligus kegelisahan yang selama ini dipendam dalam
mencermati dinamika organisasi tersebut.
Pembiaran keadaan ini tentu pada waktu yang datang akan berbahaya
dalam perkembangan dan keberadaan organisasi, tidak ada sanksi organisasi
berupa pemberhentian dan pembekuan yang secara umum dimaklumi sebagai
dinamika organisasi yang membedakan individu Al-washliyah sebagai kader dan
pekerja. Berikut hasil wawancara di bawah ini:
“Sekali lagi saya katakan sulit untuk mengukur akurasi dari
perolehan suara yang ada. Inilah kerahasiaan itu, ketika di dalam
bilik suara. Apa saja bisa terjadi. Tapi saya tetap katakan tidak ada
satu pun pernyataan pengingkaran atau penolakan dari organ bagian
Al-washliyah dari hasil Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah
Sumatera Utara pada tanggal 23 Maret 2013, yang ditanda tangani
oleh pimpinan sidang Ketua Edi Zuhrawardi Pane, SH, Sekretaris
Drs. H. Dariansyah Emde, diketahui Ketua PW Al-washliyah Sumut
Drs. H. Hasbullah Hadi, SH, M.Kn,inilah hak pribadi itu. Tetapi saya
yakin, kader Al-washliyah mereka yang terpilih dari segi kepribadian
dan taat aturan. Kalau pun memang benar, ini menjadi bagian
dinamika yang harus diperkuat sebagai bagian pembangunan
karakter diri kader, bukan menciptakan pekerja, karena Al-washliyah
bukan organisasi pekerja, tetapi merupakan organisasi kader yang
taat kepada aturan organisasi”.
Secara terbuka mantan Sekretaris DPW Aljam‟iyatul Washliyah ini
mengakui bahwa sudah terjadi dinamika sebagai perubahan orientasi organisasi
yang dialami Al-jam‟iyatul Washliyah, menjadi pekerja yang berpikir pragmatis,
hari ini dengan segala kepentingan pr