Konstruksi Pesan Persuasi Politik Anggota DPD Provinsi Sumatera Utara Drs. Rijal Sirait pada Pemilu DPD Tahun 2014

Lampiran 1:
DAFTAR BAKAL CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
DAERAH RI DALAM PEMILU TAHUN 2014
PROVINSI : SUMATERA UTARA
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

17
18
18
20
21
22
23
24
25
26
27

NAMA BAKAL CALON LEGISLATIF
Prof. Dr. Darmayanti Lubis
Ir. Erick Sitompul, MH
Dedi Iskandar Batubara, SH, S.Sos, MSP
Rijal Sirait
Turunan Gulo, SP, MSP
Parlindungan Purba, SH, MM
Rafdinal, S. Sos, MAP

Dr. Ir. Benny Pasaribu, M.Ec
Drs. H. Syaiful Mahyu Bandar, MAP
Eka Dharmayanto, SE
Drs. E. B. Sinaga, MM, PhD
Muhammad Nuh
Drs Rudolf Mazuoka Pardede
Drs. Ir. Nagasakti Perangin-angin
Ibrahim Sakty Batubara
Dr. Badikenita Br Sitepu, SE, M.Si
Mnandus Sitanggang, S.Sos
Edy GP Manurung
Drs. Binrot Rajaguuguk
Drs. Saroziduhu Zebua, MM
Drs. Haris
Darwin Haminangan Lubis
Syamsul Anwar Harahap
Mukhlis
Rahmat Hidayat, SE
Dr. Togu Harlem Lumbanraja
Ir. Edison Sianturi


LK / PR
P
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
P
L
L

L
L
L
L
L
L
L
L
L

Universitas Sumatera Utara

Daftar lengkap 132 anggota DPD RI terpilih dari 33
provinsi di Indonesia, disertai jumlah suara dan provinsi yang diwakilinya.
Provinsi
ACEH

SUMATERA UTARA

No

1
2
3
4
1
2
3

SUMATERA BARAT

RIAU

JAMBI

4
1
2
3
4
1

2
3
4
1
2
3
4

SUMATERA SELATAN 1
2
3
4
BENGKULU
1

Calon Terpilih
Suara Sah
FACHRUL RAZI, M.I.P.
345.915
Drs. H. GHAZALI ABBAS ADAN 144.505

SUDIRMAN
136.964
RAFLI
134.509
Prof. Dr. Ir. Hj. DARMAYANTI
LUBIS
622.168
Rijal Sirait
445.059
PARLINDUNGAN PURBA, S.H.,
M.M.
440.032
DEDI ISKANDAR BATUBARA,
S.Sos., S.H., M.S.P.
430.516
IRMAN GUSMAN
407.443
Hj. EMMA YOHANNA
314.053
JEFFRIE GEOVANIE

195.930
H. NOFI CANDRA, S.E
169.268
INTSIAWATI AYUS, S.H., M.H
352.603
Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN,
M.M
227.991
ROSTI ULI PURBA
197.562
Dr. Hj. MAIMANAH UMAR, M.A 184.625
M. SYUKUR, S.H
235.943
Hj. DARYATI UTENG S, S.E., M.M 127.376
Dra. Hj. JUNIWATI T. MASJCHUN
S
94.841
H. ABU BAKAR JAMALIA
93.605
Hj. PERCHA LEANPURI, B.Bus.,

M.B.A.
834.342
Hj. ASMAWATI, S.E., M.M.
347.107
Drs. H. AIDIL FITRI SYAH, M.M. 306.632
SISKA MARLENI, S.E., M.Si.
221.444
H. AHMAD KANEDI, S.H., M.H. 150.074

Universitas Sumatera Utara

LAMPUNG

BANGKA BELITUNG

KEPULAUAN RIAU

DKI JAKARTA

JAWA BARAT


2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

1
2
3
4

JAWA TENGAH

1
2

DI YOGYAKARTA

3
4
1
2
3

JAWA TIMUR

4
1
2

Dra. Hj. ENI KHAIRANI, M.Si.
108.521
RIRI DAMAYANTI
87.541
H. MOHAMMAD SALEH, S.E.
74.275
Ir. ANANG PRIHANTORO
546.287
H. AHMAD JAJULI, S.I.P., M.Si. 338.596
Dr. H. ANDI SURYA
295.910
SYARIF, S.H.
270.882
Drs. H. A. HUDARNI RANI
85.877
HERRY ERFIAN, S.T.
63.318
TELLIE GOZELIE, S.E.
51.552
Drs. H. ZULKARNAIN KARIM,
M.M.
49.840
RIA SAPTARIKA
122.817
HARDI SELAMAT HOOD
93.170
DJASARMEN PURBA, S.H.
83.748
HARIPINTO TANUWIDJAJA
82.115
FAHIRA IDRIS, S.E.
511.323
Dr. (HC.) A.M. FATWA
475.601
Prof. Dr. DAILAMI FIRDAUS
416.929
ABDUL AZIS KHAFIA, S.Si., M.Si. 368.397
ONI SUWARMAN
2.167.485
Dra. Ir. Hj. ENI SUMARNI, M.Kes. 2.042.130
H. ACENG HOLIK MUNAWAR
FIKRI, S.Ag.
1.139.556
Ir. H. AYI HAMBALI
1.032.465
Hj. DENTY EKA WIDI PRATIWI,
S.E., M.H.
1.901.163
Dr. H. SULISTIYO, M.Pd.
1.246.129
Dr. H. BAMBANG SADONO, S.H,.
M.H.
1.235.682
Drs. H. AKHMAD MUQOWAM
948.673
GUSTI KANJENG RATU HEMAS 1.017.687
Drs. H. A. HAFIDH ASROM, M.M. 158.794
Ir. H. CHOLID MAHMUD, M.T.
149.824
MUHAMMAD AFNAN
HADIKUSUMO
144.820
Hj. EMILIA CONTESSA
1.660.542
ABDUL QADIR AMIR HARTONO, 917.275

Universitas Sumatera Utara

BANTEN

3
4
1
2
3
4

BALI

1
2
3
4

NUSA TENGGARA
BARAT

1
2
3
4

NUSA TENGGARA
TIMUR

1
2
3
4
KALIMANTAN BARAT 1
2
3
4
KALIMANTAN
TENGAH

1
2
3
4

KALIMANTAN
SELATAN

1

S.E., S.H., M.H.
H. AHMAD NAWARDI, S.Ag.
Drs. H. A. BUDIONO, M.Ed.
ANDIARA APRILIA HIKMAT
H. AHMAD SUBADRI
K.H. AHMAD SADELI KARIM,
L.C.
Drs. HABIB ALI ALWI
Dr. SHRI I G.N. ARYA
WEDAKARNA M.
WEDASTERAPUTRA S
I KADEK ARIMBAWA
A.A. NGR OKA RATMADI, S.H.
GEDE PASEK SUARDIKA, S.H.,
M.H.

898.647
871.422
904.421
461.496
434.799
396.933

178.934
161.607
150.288
132.887

BAIQ DIYAH RATU GANEFI, S.H. 187.695
Drs. H. LALU SUHAIMI ISMY
172.375
Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD 152.306
Hj. ROBIATUL ADAWIYAH, S.E. 129.878
Drs. IBRAHIM AGUSTINUS
MEDAH
382.122
Ir. ABRAHAM LIYANTO
177.119
ADRIANUS GARU, S.E., M.Si.
140.502
SYAFRUDIN ATASOGE
103.876
MARIA GORETI, S.Sos., M.Si.
246.329
OESMAN SAPTA
188.528
Drs. H. ABDUL RAHMI
185.625
Hj. RUBAETI ERLITA, S.Sos.I,
S.H.
139.856
HABIB H. SAID ISMAIL
Pdt. RUGAS BINTI
Ir. H. MUHAMMAD MAWARDI,
M.M., M.Si
Hj. PERMANA SARI, S.Si., M.M.,
M.B.A
H. GUSTI FARID HASAN AMAN,
S.E., Akt., M.B.A

182.251
118.598
93.577
83.015
319.413

Universitas Sumatera Utara

2
3
4
KALIMANTAN TIMUR 1
2
3

SULAWESI UTARA

4
1
2
3
4

SULAWESI TENGAH

1
2
3
4

SULAWESI SELATAN

1

2
3
4
SULAWESI TENGGARA 1
2
3
4
GORONTALO

1
2
3

HABIB ABDURRAHMAN
BAHASYIM
268.400
HABIB HAMID ABDULLAH, S.H.,
M.H
239.945
ANTUNG FATMAWATI, S.T
105.972
Ir. H. BAMBANG SUSILO, M.M. 271.658
Dr. Drs. MARTHIN BILLA, M.M. 213.055
K.H. MUSLIHUDDIN
ABDURRASYID, Lc., M.Pd.I.
121.853
AJI MUHAMMAD MIRZA
WARDANA, S.T.
114.121
MAYA RUMANTIR
206.946
ARYANTHI BARAMULI PUTRI,
S.H.,M.H.
150.181
FABIAN RICHARD
SARUNDAJANG
127.508
BENNY RHAMDANI
94.646
Hj. NURMAWATI DEWI
BANTILAN , S.E
135.845
Drs. MA‟MUN AMIR
116.040
AHMAD SYAIFULLAH
MALONDA, S.P
102.977
dr. DELIS JULKARSON HEHI
101.620
Ir. H. ABDUL AZIZ QAHAR
MUDZAKKAR, M.Si
1.032.113
Dr. H. AJIEP PADINDANG , S.E.,
M.M
304.466
Drs. H. BAHAR NGITUNG
262.437
A.M. IQBAL PAREWANGI
233.785
MULIATI SAIMAN, S.Si
75.171
L.M. RUSMAN EMBA, S.T
56.232
Ir. H. ABDUL JABBAR TOBA
52.204
Drs. H. YUSRAN A. SILONDAE,
M.Si
47.759
HANA HASANAH FADEL
MUHAMMAD
185.079
Hj. RAHMIJATI JAHJA
179.789
H. ABDURRAHMAN ABUBAKAR
BAHMID, Lc.
42.152

Universitas Sumatera Utara

SULAWESI BARAT

MALUKU

4
1
2
3
4
1
2
3
4

MALUKU UTARA

1
2
3
4

PAPUA

1
2
3
4
1
2
3
4

PAPUA BARAT

DEWI SARTIKA HEMETO, S.E. 28.206
MARTHEN, M.Th.
63.686
MUH. ASRI ANAS
58.151
K.H. MUH. SYIBLI SAHABUDDIN 51.580
Ir. H. ISKANDAR MUDA
BAHARUDDIN LOPA
48.245
ANNA LATUCONSINA
108.876
Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr.
NONO SAMPONO, M.Si.
65.189
Prof. Dr, JOHN PIERIS, S.H.,M.S. 63.016
NOVITA ANAKOTTA, S.H, M.H. 62.501
MATHEUS STEFI
PASIMANJEKU, S.H.
82.582 1
Drs. H. MUDAFFAR SJAH, M.Si 73.815 2
BASRI SALAMA, S.Pd.
46.328 3
Hj. SURIATI ARMAIYN
40.657 4
Pdt. CARLES SIMAREMARE,
S.Th., M.Si.
394.138
MESAKH MIRIN
297.604
YANES MURIB, M.M.
259.444
EDISON LAMBE
206.503
ABDULLAH MANARAY, S.T.
94.307
JACOB ESAU KOMIGI, S.H., M.M. 83.619
MERVIN SADIPUN KOMBER
74.021
CHAIDIR DJAFAR, S.E., M.Si.
43.900

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2:
FOTO WAWANCARA

FOTO 1:
WAWANCARA DENGAN SENATOR PROVINSI SUMATERA UTARA
RIJAL SIRAIT (SI LOBE PUTIH)

Universitas Sumatera Utara

FOTO 2:
WAWANCARA DENGAN SEKRETARIS TIM ALAWASHLIYAH
SUMATERA UTARA DRS. H. MAKMUR RITONGA (DANTON)
PENGURUS PPP SUMATERA UTARA DAN
PENGURUS ALWASHLIYAH SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

FOTO 3.
WAWANCARA DENGAN PENGURUS PPP SUMATERA UTARA
DTM. H. ABUL HASAN MATURIDI
(MANTAN ANGGOTA PPP SUMATERA UTARA TAHUN 2009-2014)

Universitas Sumatera Utara

FOTO 4.
WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT KECAMATAN
MEDAN DENAI SAUDARA MHD. FAUZAN, ST

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 3.
HASIL WAWANCARA PENELITIAN
Hasil Wawancara:
Nama

: Ali Munjar Sirait (Informan Utama)

Tempat

: (Melalui Telpon Seluler)

Hari/Tanggal

: Rabu, 14 Juni 2015

Tanda Tangan

: …………………………………………………………

Pertanyaan 1:
Untuk memperjelas, apakah Anda tahu masalah perpecahan dukungan di internal
Alwashliyah Sumatera Utara pada Pemilu DPD lalu?
Jawaban:

“Gak ada masalah antara Ketua GPA Kota Medan dengan Bang Ijal. Sebenarnya
ini imbas dari kompetisi atau persaingan pada pemilihan Ketua GPA Medan lalu,
yang pada saat itu, saya juga mencalonkan diri. Hingga keluar pernyataan GPA
Kota Medan dengan kadernya tidak memilih Bang Ijal, tetapi itu lisan dan bukan
organisasi”.
Pertanyaan 2:
Apakah ini diperbolehkan di Alwashliyah Sumatera Utara, sementara hasil
Rakerwil sudah diputuskan memenangkan Rijal Sirait pada Pemilu DPD RI lalu?
Jawaban:
“Biasalah dalam satu organisasi, perbedaan merupakan dinamika yang
menunjukkan eksistensi organisasi itu se\ndiri. Kalau semua setuju saja, saya kira
juga kurang menarik”, tetapi imbuhnya, “lagi-lagi ini oknum, tidak secara
kelembagaan, seperti yang ditunjukkan juga oleh IPA Sumatera Utara, Angkatan
Putri Alwashliyah (APA), yang memang sejak awal secara pribadi-pribadi
mengakui mereka memberikan suara berbeda kepada kandidat yang berbeda”,
bukan Rijal Sirait secara pribadi tetapi secara organisatoris tetap mengakui
Keputusan Rakerwil IV Aljam‟iyatul Washliyah Sumatera Utara tanggal 23 Maret
2013.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 3:
Sepengetahuan Anda, seberapa besar simpati kader PPP terhadap pencalonan DPD RI
lalu bagi si Lobe Putih?
Jawaban:

“Dukungan secara pribadi selain dukungan organisatoris seperti yang diberikan
Alwashliyah secara luas diberikan oleh kader PPP bahkan mereka yang
mencalonkan diri diberbagai daerah se Sumatera Utara, sebut saja misalnya,
Bapak Drs. H. Makmur Ritonga (Danton, sebutnya), Dapil Sumut I, meliputi
Labuhan Batu Induk, Labuhan Batu Utara, dan Labuhan Batu Selatan, kemana
pun beliau kampanye selalu disertai dengan dukungan DPD untuk si Lobe Putih
nomor 20, demikian juga daerah pemilihan Kabupaten Asahan, Kota Tanjung
Balai, dan Batu Bara, saudara Darwin Marpaung, juga melakukan hal sama”.
Pertanyaan 4:
Berapa besar PPP memberikan sumbangan suara pada Pemilu DPD lalu terhadap
si Lobe Putih?
Jawaban:
“Sulit memang untuk memberikan angka pasti berapa jumlah masing-masing
elemen pendukung baik secara organisatoris atau perseorangan. Tetapi
Perkiraan saya dan tim, PPP Sumatera Utara menyumbangkan suara sebesar ±
200 ribu suara pada Pemilu DPD lalu”.

Universitas Sumatera Utara

Hasil Wawancara:
Nama

: DTM. H. Hasan Maturidi (Informan Utama)

Tempat

: SMA Alwashliyah Kecamatan Tanjung Morawa,

Kabupaten

Deli Serdang

Hari/Tanggal

: Selasa, 9 Juni 2015

Tanda Tangan

: …………………………………………………………

Pertanyan 1:
Sejauh mana Anda mengenal sosok Rijal Sirait?
Jawaban:
“Pak Ijal dan saya kawan lama, sejak di DPRD Provinsi Sumatera Utara lalu, masa
bakti 2009 – 2014. Mudah diterima setiap orang. Itu kata yang tepat ketika harus
menggambarkan siapa itu saudara Rijal Siriat. 15 tahun pengandian di DPRD Provinsi
Sumatera Utara dari 3 dapil pemilihan berbeda cukup menjadi bukti beliau mudah
diterima masyarakat”.
Pertanyaan 2:
Apa yang diberikan kader PPP Sumatera Utara pada pencalonan DPD RI untuk si Lobe
Putih?
Jawaban:
“Bukan rahasia umum, Alwashliyah itu ormas yang ketika Pemilu akan memberikan
suaranya kepada PPP sebagai Partai Islam, dan hingga sekarang menjadi satu-satunya
Partai Berasas Islam. Bahkan pengurus Alwashliyah pada setiap tingkatan umumnya,
mereka juga adalah kader Alwashliyah di daerah masing-masing. Singkatnya, itulah
Alwashliyah dan tergambar bagaimana peran PPP Sumatera Utara dalam
memperjuangkan keberhasilan saudara Rijal Sirait”.
Pertanyaan 3:
Mengapa PPP tidak secara resmi mendukung Rijal Sirait pada Pemilu DPD RI lalu?
Jawaban:
“Identik, Al-washliyah adalah PPP dan PPP adalah Al-washliyah di Sumatera Utara ini
(sambil menyebutkan kepengurusan PPP yang pada awalnya pada Raker PPP Komisi A)
hendak merekomendasikan saya secara terbuka, pada Pemilu DPD lalu, tetapi karena
keadaan yang berkembang termasuk keinginan kader PPP Tapanuli Tengah untuk
mengusung nama lain yang di dukung PPP, akhirnya, hal ini tidak dilakukan secara
resmi. Artinya, PPP memberikan kebebasan kepada kadernya pada Pemilu DPD untuk
memberkan hak suara kepada kader PPP juga walau tidak secara resmi diputuskan
dalam Raker PPP”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 4:
Berapa yakin Anda kader PPP meyumbang suara secara signifikan pada si Lobe Putih di
Pemilu DPD RI lalu?
Jawaban:
“Sulit, untuk mengatakan berapa besar suara yang diperoleh saudara Rijal Sirait pada
Pemilu DPD lalu, karena kita tidak memiliki skala ukur yang dapat akurat
menunjukkannya. Tetapi, saya yakin, dengan sosok beliau yang diterima luas di kalangan
kader PPP dan jabatan terakir beliau pada tahun 2014 sebagai Dewan Pakar PPP
Sumatera Utara, berpengaruh cukup baik dalam suara kader PPP, karena memang jelas
juga tidak menghalangi kader PPP yang pada waktu itu maju dalam Pemilu”.
Pertanyaan 5:
Keyakinan Anda terhadap eksistensi simbol Islam pada Pemilu DPD RI lalu?
Jawaban:
“Sehebat apapun iklan politik coba merasionalisasi pemikiran pemilih, dengan berbagai
alasan akademis, keterlibatan agama merupakan wujud dari fungsi hakiki agama bagi
pemeluknya. Agama menjadi wujud permasatu aspirasi pemilih”.

Universitas Sumatera Utara

Hasil Wawancara:
Nama

: Drs. Makmur Ritonga (Informan Utama)

Tempat

: Acara Sosialisasi Kebangsaan di Kabupaten Deli Serdang

Hari/Tanggal

: Selasa, 9 Juni 2015

Tanda Tangan

: …………………………………………………………………

Pertanyaan 1:
Apa yang menjadi pertimbangan tim pada pencalonan Rijal Sirait pada Pemilu DPD lalu?
Jawaban:
“Kepribadian. Itu hal utama yang selama ini menjadi pertimbangan tim dalam
mengusung Pak Ijal. Ketenangan beliau, dan penghargaan terhadap orang lain,
setidaknya ini menjadi modal pribadi. Juga dukungan dari internal organisasi massal
Alwashliyah dan PPP Sumatera Utara kepada beliau”.
Pertanyaan 2:
Apa tanggapan Anda terntang perpecahan dukungan suara para diri Rijal Sirat sebagai
calon tunggal DPD RI dari Alwashliyah Sumatera Utara?
Jawaban:
“Hasil akhir ini menjadi bukti sebenarnya bahwa dukungan luas yang diberikan pemilih,
termasuk kader internal Alwashliyah dan PPP Sumatera Utara menunjukkan dukungan
kader kepada beliau. Ya, kalau ada perbedaan pilihan, itu merupakan fakta yang
memang harus diterima. Inilah indahnya Politik”.
Pertanyaan 3:
Apakah Lobe Putih yang dikenakan Rijal Sirait itu disengaja atau ada pertimbangan
politis lain dibelakang itu?
Jawaban:
(Sambil tersenyum, diceritakan kepada penulis), “Kesannya itu disengaja. Padahal
sebenarnya, Lobe Putih yang digunakan Pak Ijal pada waktu itu, karena memang dari
tahun 2009 pada Pemilu Legislatif dari PPP Sumatera Utara, beliau sudah
menggunakan Lobe Putih. Dan karena sulitnya beliau diajak untuk berfoto, inisiatif
menggunakan foto lama dengan Lobe Putih menjadi pilihan tim, dengan melakukan
perbaikan di sana-sini. Lobe Putih menjadi jargon pada Pemilu DPD lalu, ini
menunjukkan bahwa simbol Islami masih relevan digunakan, tentu dengan informasi
yang benar tentang kandidat. Era informasi sekarang ini memberikan keleluasaan
kepada para pemilih, terutama masyarakat di luar Alwashliyah dan PPP Sumatera Utara
mengenal Pak Ijal”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 4:
Hitungan Anda, perolehan suara Rijal Sirait pada Pemilu DPD RI lalu suara Alwashliyah
murni atau ada suara dari lainnya?
Jawaban:
“Saya tetap percaya bahwa Alwashliyah Sumatera Utara masih solid sebagai kekuatan
massa. Saya yakin, Alwashliyah Sumatera Utara dengan kader militan dan mengenal
baik sosok Pak Ijal menyumbangkan 90% suara pada Pemilu DPD lalu, sederhana
hitungannya, Alwashliyah adalah PPP dan PPP adalah Alwashliyah di Sumatera Utara,
selebihnya adalah masyarakat luas yang selama ini mengenal atau memiliki informasi
tentang Rijal Sirait”.

Universitas Sumatera Utara

Hasil Wawancara:
Nama

: Drs. H. Hasbullah Hadi, SH, M.Kn (Informan Utama)

Tempat

: Salah satu kafe di Jl. Ringroad Medan

Hari/Tanggal

: Sabtu, 25 Juli 2015

Tanda Tangan

: ………………………………………………………......

Pertanyaan 1:
Bagaimana kronologis pencaloan Drs. H. Rijal Sirat pada Pemilu DPD 9 April 2014 lalu
pak?
Jawaban:
“Kalau ditanya tentang kronologis pencalonan saudara Rijal Sirait pada pemilu DPD
lalu, itu merupakan hasil keputusan Rakerwil tersebut menjadi dasar hukum, kesepakatan
dan kesepahaman bersama dengan menyebutkan, khusus untuk DPD telah diputuskan
dan disepakati saudara Rijal Sirait sebagai satu-satunya utusan dari Alwashliyah
Sumatera Utara menjadi calon DPD RI utusan Sumatera Utara”.
Pertanyaan 2:
Apa pendapat Bapak tentang sratus quo generasi tua (istilahnya bagi senior) yang disebut
haus kekuasaan dan tidak melakukan regenerasi organisasi?
Jawaban:
Informasi yang perlu diluruskan kembali. Bahkan, sambung mantan Ketua PW
Alwashliyah Sumut ini, “kita terus memikirkan regenerasi, bukan hanya untuk
kekuasaan, akan tetapi untuk berwashilah (membangun persaudaraan)”, kalah dan
menang itu biasa, tapi persaudaraan itu sesuatu yang luar biasa dalam konsep dan
pelaksanaan yang sesungguhnya sebagai sesama muslim yang selama ini menjadi ciri
khas Alwashliyah.

Pertanyaan 3:
Menurut cerita yang beredar di luar sana, pencalonan Rijal Sirait pada Pemilu DPD lalu
merupakan deal politik antara anda dengan beliau untuk mempertahankan kekuasaan
sebagai ketua Alwashliyah Sumut pada periode mendatang?
Jawaban:
“Tidak benar, Alwashliyah ini rumah besar umat, kesannya seperti slogan PPP, tetapi
kenyataan memang demikian. Sulit rasanya untuk menolak visi persaudaraan yang
ditawarkan, walau terkadang berat dalam pelaksanaannya, tetapi hampir semua Umat
Islam di Sumatera Utara merasakan kebutuhan diri untuk bergabung dan menjadi bagian
dari organisasi ini. Tidak ada deal politik, yang ada adalah agar ada wakil Alwashliyah
non parpol yakni di DPD RI dari Sumatera Utara karena memang belum terwakili dan
ini berdasarkan keinginan semua organ bagian organisasi daerah”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 4:
Menurut pendapat Bapak bagaimana mentalitas kader Alwashliyah saat suksesi Pemilu
DPD lalu?
Jawaban:
(Sedikit diplomatis, ketua Alwashliyah ini menyangkal tudingan tersebut) “Itu oknum,
saya yakin jiwa kader masih melekat di dalam sanubari setiap siapa saja mereka yang
pernah merasakan berwashilah di Alwashliyah”.
Pertanyaan 5:
Apa arti kepemimpinan di Alwashliyah bagi anda?
Jawaban:
“Kepemimpinan itu amanah. Kepercayaan yang dititipkan, ketika titipan itu diminta
kembali oleh mereka para penitip suara, yang harus dilakukan sebenarnya adalah
introspeksi diri. Melihat secara jernih dinamika yang terjadi dalam kontestasi kekuasaan.
Harus diakui Alwashliyah mengalami fase itu, mulai sejak 10 tahun lalu. Sejak
kehilangan tokoh kharismatik sekelas Alm. Abdul Halim, Hrhp, setelahnya kader mulai
melakukan transaksi kepentingan dan pertukaran kesempatan”.
Pertanyaan 6:
Pada waktu pencalonan DPD RI dari Sumatera Utara lalu, apakah Alwashliyah
sempat berpikir kemungkinan kader lain juga bisa menjadi anggota DPD RI seperti
saudara Dedi Iskandar Batu Bara dan kabarnya juga Prof. Darmayanti?
Jawaban:
“Semua berjalan seiring, Alwashliyah Sumatera Utara sudah memberikan dukungan
penuh kepada Rijal Sirait, ini berarti di luar beliau bukan perjuangan Alwashliyah.
Sebagai tokoh Alwashliyah dan politisi PPP, sosok politisi Rijal Sirait bisa diterima
semua kalangan. Bahkan dukungan dari Parpol di luar PPP. Ini menjadi kelebihan yang
harus disyukuri. Itu dinamika yang sah terjadi, enak betul rasanya, kalau kita bisa
memastikan semuanya seratus persen tanpa bias suara dukungan”, (senyum beliau
kepada peneliti)”.
Pertanyaan 7:
Apa keinginan Anda dalam visi organisasi Aljam‟iyatul Alwashliyah mendatang?
Jawaban:
“Alwashliyah itu bukan partai politik, organisasi massa berbasis Islam, mengedepankan
jenjang kaderisasi, mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
dan bahkan nasional. Mengembalikan kesadaran dan menekan egoisme sekelompok
orang di dalam organisasi cukup dengan mengembalikan dan mengedepankan
kesungguhkan berjuang dan mengharap ridho Allah SWT”.

Universitas Sumatera Utara

Hasil Wawancara:
Nama

: Rijal Sirait (Informan Kunci)

Tempat

: Jl. Garu II Kec. Medan Amplas, Kota Medan

Hari/Tanggal

: Senin, 25 Mei 2015

Tanda Tangan

: ………………………………………………

Pertanyaan 1:
Apa yang menjadi pertimbangan Bapak maju mencalonkan diri pada Pemilu DPD 9
April 2014?
Jawab:
“Permintaan dari beberapa kawan di Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara yang
menjadi alasan saya mempertimbangkan diri mencalonkan diri menjadi anggota DPD
Provinsi Sumatera Utara pada April 2014 lalu. Kalau di luar sana berkembang cerita
bahwa saya meminta untuk kedudukan ini, tidak benar, kejadian sebenarnya adalah
karena saya diminta mewakili Al- jam‟iyatul Washliyah untuk maju perseorangan,
non partai, karena pada waktu itu, kader-kader terbaik Alwashliyah Provinsi
Sumatera Utara seperti Ketua Al-Washliyah Sumatera Utara, saudara Hasbullah
Hadi, memilih menggunakan kendaraan politik Partai Demokrat untuk DPR RI, dan
saudara Hardi Mulyono, menjadi utusan Partai Golkar, untuk DPR RI. Kalau ditanya
secara pribadi, sebenarnya saya ingin istirahat, setelah lebih kurang 15 tahun
menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara dari Partai Persatuan
Pembangunan. Akan tetapi tidak serta meerta juga saya mengiyakan mau kawankawan yang meminta saya untuk menjadi wakil Al-washliyah pada DPD lalu (seperti
dukungan yang selalu diberikan oleh saudara Makmur Ritonga, dan Darwin
Marpaung, termasuk dukungan lisan yang diberikan oleh ketua DPW PPP Provinsi
Sumatera Utara, tegas beliau, sambil sesekali coba mengingat kejadian pada waktu
itu dengan tekanan nada suara yang berbeda). Kata yang membuat saya luruh itu
adalah ketika diucapkan oleh adik saya (sambil menunjuk saudara Ali Munjar, yang
duduk di depan beliau), kesempatan tidak datang dua kali, itu yang membuat saya
akhirnya memutuskan mengiyakan maunya kawan-kawan baik di Al-washliyah
maupun pengurus PPP Sumatera Utara yang selama ini diberikan secara lisan. Baik,
saya maju untuk mewakili Al-washliyah (kenang beliau, sambil menatap peneliti),
kata-kata itu membuat saya luruh. Baiklan kalau begitu, saya bersedia untuk
mencalonkan diri mewakili Al-washliyah (semua pihak siap bekerja keras pada waktu
itu, kenang beliau sambil coba mengingat kembali kejadian yang telah berlalu pada
masa-masa persiapan pencalonan DPD Provinsi Sumatera Utara)”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 2:
Apakah Bapak sadar dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi ketika
mencalonkan diri menjadi calon anggota DPD pada Pemilu 9 April 2014?
Jawab:
“Saya sadar segala kemungkinan bisa terjadi, makanya, saya ketika mengiyakan
sebagai wujud kesediaan maju mewakili Al-washliyah dalam Pemilu DPD 2014, tetap
menceritakan segala kemungkinan kepada keluarga, terutama istri saya. Siap kerja
keras, dan siap tidak terpilih. Satu hal yang selalu saya minta terlebih dahulu sebelum
maju menjadi calon legislatif (selama tiga periode di PPP kenang beliau sambil coba
mengingat kembali apa yang terjadi pada waktu itu) restu dari orang tua, ibu saya,
dukungan penuh dari beliau menjadi semangat luar biasa (sambil berkata, sudah
kutengok kau duduk di sana, ungkap narasumber kepada peneliti), termasuk sholat
istikharah, meminta keyakinan diri dengan Allah swt.

Pertanyaan 3:
Siapa sebenarnya yang meminta, Bapak secara pribadi atau Pengurus Al-jam‟iyatul
Washliyah Provinsi Sumatera Utara agar mau maju menjadi calon dari ormas di
Sumatera Utara ini?
Jawab:
“Demi Allah, saya diminta untuk mewakili Alwashliyah. Pertimbangannya adalah
belum terwakilinya ormas ini dalam Pemilu DPD 2014 lalu”.
Pertanyaan 4:
Bagaimana proses internal pencalonan diri Bapak dari Al-jam‟iyatul Washliyah pada
Pemilu DPD 9 April 2014 lalu?
Jawab:
“Ya, kalau ada anggapan bahwa Keputusan Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah
Sumatera Utara pada tanggal 23 Maret 2013 di Hotel Semarak Medan, merupakan
ajang jual beli (money politik) dukungan terhadap saya, saya tegaskan itu tidak benar.
Saya tidak mampu membayar mereka dengan berbagai kepentingan pribadi, kalau
ada yang berpikir seperti itu, menunjukkan bahwa ia bukan kader Al-washliyah,
karena pada saat ini, ormas Islam ini hanya digunakan layaknya perusahaan,
karyawan, dan mereka harus dibayar. Tetapi sebagai ormas kader, orientasinya
adalah washilah (persaudaraan, yang semunya diusahakan bersama, sambil
memperlihatkan perubahan raut muka menahan kemarahan) puluhan tahun Alwashliyah dengan kekuatan kader, disertai dengan keikhlasan diri mampu menjadikan
organisasi ini disegani dan tidak dibayar oleh kepentingan apa pun”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 5:
Bagaimana reaksi organ bagian Al-jam‟iyatul Washliyah dengan hasil Rakerwil IV
yang menetapkan secara khusus Bapak sebagai kader satu-satunya yang dicalonkan
untuk DPD RI?
Jawaban:
“Sepengatahuan saya, secara organisatoris, sejak ditetapkan saya sebagai satusatunya utusan dari Al-washliyah Sumatera Utara menjadi calon DPD RI utusan
Sumatera Utara, tidak ada secara resmi organ bagian yang ada di dalam Alwashliyah Sumatera Utara yang mengajukan surat resmi penolakan atau peningkatan
terhadap hasil Rakerwil. Kalau ada, gerakan di luar dari kesepakatan bersama yang
sudah ditetapkan, itu gerakan-gerakan sifatnya pribadi. Inilah yang kita sebut sebagai
azas LUBER (langsung, umum, bebas, dan rahasia) karena kita tidak tahu apa dan
siapa yang dipilih masing-masing pribadi ketika di dalam bilik suara. Kala dicermati,
sebenarnya keadaan ini sudah berlangsung sejak tahun 2009 – 2014, pada waktu itu,
Al-washliyah mendukung saudara Rahmadsyah menjadi utusan DPD Sumatera Utara
dari Al-washliyah, akan tetapi organ bagian (Muslimat, sebutnya) menyatakan
dukungan kepada ibu Darmayanti Lubis. Kira-kira seperti itu, akan tetapi keputusankeputusan dari Rakerwil tetap menjadi keputusan tertinggi. Al-washliyah Sumatera
Utara saya yakini sebagai kekuatan massa Islam yang hanya tinggal di format, mau
jadi apa yang didukung, pendekatannya, apakah pada pendekatan kader, atau
pendekatan karyawan. Kemajuan dan sekaligus kemunduran dalam perspektif
individual Al-washliyah”.

Pertanyaan 6:
Apakah Bapak menyadari bahwa ada perpecahan dukungan suara Al-jam‟iyatul
Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara pada Pemilu DPD 9 April lalu?
Jawaban:
“Ini yang harus diluruskan (imbuh informan sambil membenarkan duduknya menjadi
lebih tegak dari kursi yang diduduki, menunjukkan ekspresi tegas). Suara Alwashliyah itu bisa dilihat dari hasil perolehan suara DPD pada tahun 2004 – 2009, di
mana pada waktu itu wakil Al-washliyah, Alm. Ustaz Alim (sebutan untuk Alm. Abdul
Halim Hrhp) memperoleh suara sekitar 800 ribu suara, pada pemilu DPD 2009 –
2014, suara Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara terbagi pada dua kandidat yang
secara resmi suara kepada saudara Rahmadsyah dan dukungan suara juga kepada
ibu Darmayanti Lubis, sementara itu, pada Pemilu DPD 2014 lalu, tidak dapat
dipungkiri walau secara resmi berdasar pada hasil Rakerwil IV Al-jam‟iyatul
Washliyah Sumatera Utara, saya satu-satunya calon yang diusung, akan tetapi
faktanya, Muslimat Al-washliyah walau secara pribadi-pribadi kader atau karyawan
sebutan untuk mereka, masih ada yang menjadi tim pemenangan ibu Darmayanti
Lubis, bahkan secara pribadi-pribadi juga sebagian organisasi bagian Al-washliyah
juga memberikan suara kepada adinda Dedi Iskandar Batu Bara, itu tidak bisa
dipungkiri, dan itu menjadi bagian dari dinamika yang terjadi. Tapi memang sangat
sulit mengukur akurasi data tentang berapa besar suara Al-washliyah yang
sesungguhnya pada Pemilu DPD lalu, kalau menunjuk para perolehan suara saya
secara pribadi, saya mengatakan, dari perolehan suara lebih kurang 400 ribu suara,
saya mengakui sekitar 50% yakni 200 ribu suara disumbangkan dari Al-washliyah

Universitas Sumatera Utara

Sumatera Utara, terutama daerah-daerah pesisir, seperti Kabupaten Asahan, Kota
Tanjung Balai, Kabupaten Batubara, Padang Lawas Utara (Paluta), Padang Lawas
Selatan, dan Labuhan Batu, termasuk sumbangan suara dari Kabupaten dan Kota
lainnya di Sumatera Utara. Saya menyadari dari awal, harus ada usaha dan upaya
lain untuk perolehan suara dari luar Al-washliyah dengan segala dinamika yang
terjadi di dalamnya”.
Pertanyaan 7:
Saya mendengar generasi muda Al-jam‟iyatul Alwashliyah Provinsi Sumatera Utara
tidak memberikan suara penuh kepada Bapak pada Pemilu DPD 9 April 2014 lalu?
Jawaban:
“Sekali lagi saya katakan sulit untuk mengukur akurasi dari perolehan suara yang
ada. Inilah kerahasiaan itu, ketika di dalam bilik suara. Apa saja bisa terjadi. Tapi
saya tetap katakan tidak ada satu pun pernyataan pengingkaran atau penolakan dari
organ bagian Al-washliyah dari hasil Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah Sumatera
Utara pada tanggal 23 Maret 2013, yang ditanda tangani oleh pimpinan sidang Ketua
Edi Zuhrawardi Pane, SH, Sekretaris Drs. H. Dariansyah Emde, diketahui Ketua PW
Al-washliyah Sumut Drs. H. Hasbullah Hadi, SH, M.Kn,inilah hak pribadi itu. Tetapi
saya yakin, kader Al-washliyah mereka yang terpilih dari segi kepribadian dan taat
aturan. Kalau pun memang benar, ini menjadi bagian dinamika yang harus diperkuat
sebagai bagian pembangunan karakter diri kader, bukan menciptakan pekerja, karena
Al-washliyah bukan organisasi pekerja, tetapi merupakan organisasi kader yang taat
kepada aturan organisasi”.
Pertanyaan 8:
Menurut hitungan suara yang ada pada Bapak berapa besar Al-jam‟iyatul Washliyah
Provinsi Sumatera Utara dengan organ bagian yang dimiliki menyumbangkan suara
pada pada Pemilu DPD 9 April 2014?
Jawaban:
“Kalau hendak dipersentasekan (dengan suara datar, informan menyatakan dengan
tegas kepada peneliti), 50:50. Artinya, kalau selama ini dianalogikan saya sebagai
kader Al-washliyah sejak dari pelajar, mahasiswa, dan terakhir sebagai dewan pakar
Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara, yang mana Al-washliyah dikesankan sama
dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Sumatera Utara, total suara
yang saya yakini dari Al-washliyah sekitar 200 ribu suara atau lebih dari perolehan
sekitar 400 ribu suara lebih yang saya peroleh. Sisanya, merupakan suara masyarakat
luas di Sumatera Utara”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 9:
Kalau boleh jujur, siapa yang diuntungkan dari pencalonan Bapak pada Pemilu DPD
lalu, Al-washliyah Sumatera Utara atau diri secara pribadi?
Jawaban:
“Saya Alwashliyah dan Alwashliyah adalah bagian dari hidup saya. Demi Allah,
sebagai kader, saya siap jika ditugaskan, tanpa memperhitungkan keuntungan yang
bisa diperoleh. Perkawanan, persaudaraan, itu sebenarnya keuntungan sejati yang
harus ditanamkan, dan Allah dengan segala rahasia yang dirahasiakan-Nya kepada
manusia, termasuk rezeki (insya Allah pasti, akan sampai kepada masing-masing
individu jika sudah sampai pada perjanjian yang dijanjikan itu, disampaikan penuh
dengan semangat)”.
Pertanyaan 10:
Apakah PPP Provinsi Sumatera membantu dan mendukung perolehan suara anda
dalam Pemili DPD lalu?
Jawaban:
“Identik, Al-washliyah adalah PPP dan PPP adalah Al-washliyah di Sumatera Utara
ini (sambil menyebutkan kepengurusan PPP yang pada awalnya pada Raker PPP
Komisi A) hendak merekomendasikan saya secara terbuka, pada Pemilu DPD lalu,
tetapi karena keadaan yang berkembang termasuk keinginan kader PPP Tapanuli
Tengah untuk mengusung nama lain yang di dukung PPP, akhirnya, hal ini tidak
dilakukan secara resmi. Artinya, PPP memberikan kebebasan kepada kadernya pada
Pemilu DPD untuk memberkan hak suara kepada kader PPP juga walau tidak secara
resmi diputuskan dalam Raker PPP”.
Pertanyaan 11:
Bantuan dan dukungan seperti apa yang diberikan PPP Provinsi Sumatera Utara
dengan kader mereka kepada anda pada Pemilu DPD lalu?
Jawaban:
“Saya anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara 3 periode dari tahun 2009 sampai
dengan 2014, walau tidak mendapat dukungan formal dari PPP, tetapi pengurus
PPP di daerah yang juga pengurus Pimpinan Daerah (PD) Al-jam‟iyatul Washliyah
hampir se Sumatera Utara (sambil menunjuk daerah pesisir, Kabupaten Batu Bara,
Kabupaten Asahan, Kota Tanjung Balai)”

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 12:
Kalau boleh memprediksi perolehan suara anda pada Pemilu DPD lalu lebih dominan
diperoleh dari dukungan kader Al-washliyah Provinsi Sumatera Utara atau kader PPP
Provinsi Sumatera Utara secara organisasi massa?
Jawaban:
“Dari awal saya sudah katakan, PPP identik dengan Al-washliyah, demikian
sebaliknya. Kalau ditanya kepada saya mana lebih dominan menyumbangkan suara
pada Pemilu DPD 9 April 2014 lalu, 50% suara yang saya peroleh itu merupakan
sumbangan dari PPP dan Al-washliyah, atau kalau ingin di hitung secara 100% dari
PPP Sumut 30%, Al-washliyah 30%, dan masyarakat umum 40%. Masyarakat umum
di sini merupakan masyarakat yang saya perhitungkan memberikan suara di luar
dari kedua organisasi di atas”.
Pertanyaan 13:
Pesan apa yang biasa Bapak ucapkan pada Pemilu DPD lalu bagi kader Al-jam‟iyatul
Washliyah Provinsi Sumatera Utara ketika melakukan kunjungan atau sosialisasi
dukungan terbuka?
Jawaban:
“Yang jelas, saya melibatkan pengurus Al-washliyah ketika saya berada dan
berkunjung di setiap daerah se Sumatera Utara. Ini dalam rangka memperkuat hasil
Keputusan Rakerwil IV Al-jam‟iyatul Washliyah Sumatera Utara tanggal 23 Maret
2013, yang pada petikan rekomendasi poin 5 adalah: Khusus untuk Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) telah diputuskan dan disepakati saudara Rijal Sirait
sebagai satu-satunya utusan dari Al-washliyah Sumatera Utara menjadi calon
Dewan Perwakilan Daerah RI utusan Sumatera Utara. Kedatangan saya dengan tim,
dan Pengurus Daerah (PD) Al-washliyah menunjukkan diri dan mohon dukungan
berdasarkan apa yang telah diamanahkan dari kesepakatan bersama tersebut.
Pertemuan ini terus saya lakukan, secara internal di PD Al-washliyah se Sumatera
Utara, memang tidak semua dapat saya kunjungi, koordinasi dengan pengurus PD
Al-washliyah Kabupaten Nias juga menjadi bagian penting, karena mereka juga
warga Al-washliyah (kenang nara sumber sambil sesekali diam dan berbicara lagi
dihadapan peneliti)”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 14:
Pesan apa yang bisa Bapak ucapkan pada kader PPP Provinsi Sumatera Utara ketika
pertemuan internal dengan mereka?
Jawaban:
“Tidak ada pertemuan secara formal yang intensif saya lakukan dengan PPP. Tetapi
secara informal saya merupakan kader PPP yang selama masa bakti 15 tahun, mulai
dari tahun 1999 sampai dengan 2014 menjadi Legislatif di DPRD Provinsi Sumatera
Utara dari PPP. Yang terakhir tahun 2014 saya mewakili partai dari Daerah
Pemilihan Sumut I. Ya, tentu ada ikatan moril antara saya dan pemilih PPP, juga
pengurus PPP yang sebagian juga merupakan pengurus Al-washliyah di masingmasing daerah. Jadi, kalau saya berbicara atas nama Al-washliyah, maka secara
tidak langsung juga mengikat Al-washliyah, demikian sebaliknya. Bahkan jabatan
saya terakhir di PPP adalah Dewan Pakar PPP Provinsi Sumatera Utara”.
Pertanyaan 15:
Bagaimana dukungan masyarakat di luar Al-washliyah dan PPP Sumatera Utara pada
pemilihan DPD lalu kepada Bapak?
Jawaban:
“Ini menjadi penting dibicarakan (kata ini pertama kali diucapkan nara sumber
kepada peneliti). Mengapa menjadi penting, ulangnya (peneliti hanya diam coba
membaca arah pemikiran yang ingin dilontarkan oleh nara sumber). Masyarakat di
luar Al-washliyah dan PPP ini merupakan inidividu-individu dan kelompokkelompok yang rasional, mereka tidak kenal saya awalnya, dan bagaimana saya
harus memperkenalkan diri, dan akhirnya dinilai layak mewakili mereka dengan
bukti mereka memberikan suara pada Pemilu DPD lalu. Saya merangkul Anggota
DPRD Provinsi Sumatera Utara pada masa bakti 2009-2014. Keterikatan
perkawanan yang saya bangun dengan mereka menjadi satu kekuatan yang tidak
dapat dipungkiri membuka informasi luas tentang saya di kalangan masyarakat
umum. Setiap kampanye, kawan-kawan dari berbagai Parpol (sebut saja, sambil
mencontohkan, PAN Kabupaten Asahan, Golkar Kota Medan, Demokrat, PKS
Kabupaten Labuhan Batu, dan PBB Kabupaten Labuhan Batu) bersama
mensosialisasikan diri saya, bahkan (kenang nara sumber sambil tersenyum), kader
PDI-P, saudara Brilian Mokhtar, setiap kampanye membawa kartu nama saya untuk
menjadi bagian dari sosialisasi. Itulah perkawanan, apa adanya, tidak semua diukur
dengan materi. Kalau sudah demikian, kita tahu, basis masa masing-masing kandidat
tentu berbeda, layak kalau saya dikatakan mewakili Sumatera Utara, bukan hanya
mewakili kelompok atau golongan tertentu saja.”

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 16:
Apakah Bapak yakin mampu mewakili aspirasi masyarakat Sumatera Utara dalam
fungsi perwalikan pada awal mula mencalonkan diri menjadi DPD Provinsi Sumatera
Utara?
Jawaban:
“Saya yakin. Tentu dengan dukungan dan masukan dari berbagai pihak dalam
perjalanan di Partai Politik selama ini, dan pada gilirannya mewakili masyarakat
Sumatera Utara di DPD”.
Pertanyaan 17:
Yang masyarakat luas ingin tahu juga apakah penggunaan “lobe putih” itu
menunjukkan karakter muslim yang sesugguhnya atau ingin menunjukkan perbedaan
dari kandidat lainnya?
Jawabannya:
“(Senator Sumatera Utara ini tersenyum) Ya, ini juga menjadi bagian pelurusan
sebenarnya. Kalau diingat, saya menggunakan lobe putih ini sejak pencalonan
Legislatif tahun 2009 dengan Dapil Sumut I (sambil beliau menunjuk ke pintu depan
rumah yang masih tertempel stiker diri beliau pada Pemilu 2009), sebenarnya hanya
meneruskan apa yang sudah menjadi ciri seorang Rijal Sirait, dan foto yang saya
pakai ini sesuai dengan foto lalu (ingat beliau sambil mengatakan kepada peneliti
bagaimana beliau membawa foto lama tersebut ke studio foto dan minta agar
dibuatkan sama dengan foto lalu, tentu dengan penyesuaian di sana sininya). Tidak
pernah terpikir sama sekali (tambahnya) kalau akhirnya foto ini menjadi bagian
penting dalam pemilihan lalu di DPD Provinsi Sumatera Utara. Bahkan, sejak 2004
(setelah pulang dari menunaikan ibadah Haji) saya selalu menggunakan lobe putih
di mana pun saya berada, tetapi memang kadang-kadang untuk acara tertentu saya
tidak menggunakannya (sambil menunjuk pada beberapa kegiatan resmi
kenegaraan). Secara khusus, tuntutan untuk selalu mengenakan lobe putih ini (kata
senator Sumatera Utara tersebut sambil memegang draf wawancara yang peneliti
berikan satu bundel kepada beliau) kalau sudah berada di kampung (menunjuk
daerah Asahan dan Tanjung Balai umumnya), kalau lobe putih itu identik dengan ciri
sebagai haji. Jelasnya, tidak ada rekayas untuk menunjukkan diri sebagai muslim,
karena saya memang muslim, dan sambutkan luas ini sekaligus menunjukkan bahwa
identitas muslim tidak perlu dihindari.”

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan 18:
Apa pesan yang biasanya Bapak sampaikan kepada masyarakat luas pada Pemilu
DPD lalu?
Jawaban:
“Tidak ada pesan khsusus yang saya sampaikan pada setiap pertemuan dengan
masyarakat luas (karena memang saya selalu menampilkan diri apa adanya ingat
beliau). Kalau hal mohon dukungan ya, karena itu bagian dari sosialisasi diri yang
harus dilakukan”.
Pertanyaan 19:
Secara etis, sebelum pemilihan, apakah Bapak yakin mampu mengemban
kepercayaan masyarakat Sumatera Utara?
Jawaban:
“Silahkan buktikan, apakah saya layak secara etis untuk mewakili Sumatera Utara.
Pasti semua kita memiliki informasi tentang saya, cukup itu menjadi bagian dari
etika yang harus saya pegang”.
Pertanyaan 20:
Pesan apa yang paling berat diucapkan ketika masa kampanye lalu kepada
masyarakat Sumatera Utara karena takut tidak dapat memenuhinya?
Jawaban:
“(Terlihat jelas perubahan aura muka nara sumber ketika pertanyaan ini
disampaikan kepada beliau yang duduk berhadapan dengan peneliti) Berjanji, itu hal
yang paling berat saya lakukan (sambil mencontohkan akan memberi sesuau jika
dipilih masyarakat dalam bentuk material, uangnya dari mana tambahnya sambil
menggelengkan kepala), Di mana pun dalam kesempatan sosialisasi diri saya selalu
mengatakan ingatkan saya, berarti saya masih akan terus berlanjut dalam hubungan
pribadi dengan setiap orang yang saya temui baik dalam bentuk pertemuan formal
dan informal. Kalau yang dikedepankan transaksi materi, tentu saya tidak mampu
untuk memenuhinya, berbeda dengan kemampuan saling mengingatkan.”

Universitas Sumatera Utara